tugas-limbah 2

download tugas-limbah 2

of 9

description

tugas limbah

Transcript of tugas-limbah 2

TUGAS KELOMPOKTEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH

LIMBAH TANAMAN PANGAN

OLEH :KELOMPOK IADHYATMA ANSAHARIG311 09 101PADDASEJATIG311 12 268BENNY SUHARDIG311 12 902RIZKA AULIYAG311 12 102MARSENAG311 12 258TRY PERMATA SIADEG311 12 265

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDIN2015

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri. Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun dan berbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai. Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya.Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan haruslah merumuskan akibat akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh.Kasus penanganan limbah pertanian dan perkebunan sampai saat ini masih merupakan kendala dalam program penanganan limbah di tingkat petani. Masalah ini di antaranya adalah keterbatasan waktu, tenaga kerja, maupun keterbatasan areal pembuangan. Di samping itu limbah pertanian dan perkebunan belum banyak dimanfaatkan walaupun dalam beberapa kondisi memiliki potensi sebagai bahan pakan ternak maupun bahan baku pembuatan kompos, sehingga perlu dilakukan pengamatan dalam mendukung program pemanfaatan limbah potensial terutama limbah potensial yang dihasilkan oleh tanaman.Melihat pada sifat sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan, terutaman pada bidang pangan yang merupakan makanan pokok bagi manusia.1. Kakao1.1. Pulp KertasKulit buah kakao merupakan limbah perkebunan tanaman kakao yang berbentuk padat. Limbah ini diperoleh dari pemisahan biji buah kakao, saat ini pemanfaatan kulit buah kakao hanya sebagai pakan ternak. Dari data yang ada, bahwa kulit buah kakao mengandung bahan kering 88%, protein kasar 8%,dan serat kasar 40,1%. Seiring dengah hal tersebut maka kulit kakao dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pulp dalam pembuatan kertas. Hal ini dilakukan karena mengingat kertas sekarang ini dibuat dengan menggunakan bahan baku dari pohon sehingga dapat merusak alam. Pemanfaatan kulit kakao ini dapat mencegah penebangan hutan sehingga dapat dijadikan alternative dalam pembuatan kertas. 1.2. Nata de cacaoSalah satu alternatif teknologi pengolahan limbah kakao adalah dengan memanfaatkan pulp kakao sebagai bahan bakunya dalam pembuatan nata de cacao. Nata de cacao merupakan fermentasi dari limbah pulp biji cokelat yang berbentuk padat seperti agar-agar, kenyal seperti kolang-kaling dan berwarna putih transparan. Kandungan gizi nata sangat rendah karena tidak mengandung zat gizi yang essensial sehingga sesuai untuk diet, penanggulangan penyakit gizi lebih, tekanan darah tinggi, kardiovaskuler dan diabetes mellitus.1.3. PupukPembuatan pupuk yang terbuat dari kulit kakao sendiri tidak jauh berbeda dengan pembuatan pupuk kompos lain. Kulit kakao yang ada, dikumpulkan dalam satu lubang tanah, lalu dicampur dedaunan, batang pisang dan jerami yang kemudian ditimbun selama kurang lebih 60 hari. Agar hasilnya maksimal, timbunan tersebut tidak boleh dibuka selama proses berlangsung, selain itu bisa ditambahkan mikro organisme pengurai atau cacing tanah agar bisa mempercepat penggemburan. Setelah itu, lubang bisa digali dan kulit kakao akan berubah menjadi gembur. Lalu, pupuk kompos yang sudah jadi, diangkat dari lubang. Selanjutnya pupuk kompos yang kasar disaring supaya menghasilkan pupuk kompos yang halus, maka pupuk siap digunakan. Secara ekonomi pupuk dari bahan dasar kulit kakao bisa menghemat biaya hingga 50 persen, sehingga petani tidak susah lagi dengan kelangkaan pupuk yang sering terjadi belakangan ini. karena unsur hara yang ada di dalam pupuk yang terbuat dari kakao telah mencukupi. Agar unsur hara pupuk kompos dari kulit kakao mencukupi bisa ditambahkan dengan pupuk ZA dan NSP. Selain menghemat biaya, pupuk dari kulit kakao tersebut sangat ramah lingkungan karena tidak mengandung zat asam berlebih, sehingga tidak membuat struktur tanah menjadi keras.2. Jeruk2.1. InsektisidaKulit jeruk yang selama ini dibuang setelah jeruk dikonsumsi ternyata memiliki manfaat. Kulit jeruk yang telah dibuang dapat dimanfaatkan sebagai insentisida dalam membasmi serangga. Hal ini karena kulit jeruk mengandung minyak atsiri yang dapat berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh serangga (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup. Pemanfaatan ini selain menghemat biaya, pemanfaatan limbah kulit jeruk adalah salah satu upaya kecil untuk mengurangi dampak pemanasan global, membasmi serangga dengan ekstrak alami kulit jeruk jauh lebih aman dibanding membasmi serangga menggunakan insektisida kimia dan walaupun proses matinya serangga tersebut oleh insektisida alami dari kulit jeruk jauh lebih lama, tetapi hal ini tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan.2.2. SelaiMasalah limbah kulit jeruk pamelo tentunya bisa diatasi. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang limbah yang seharusnya dibuang menjadi suatu produk yang lebih berguna dan mempunyai nilai lebih. Dalam hal ini dicoba untuk menawarkan satu solusi pemanfaatan kulit jeruk pamelo dengan mengolahnya menjadi bahan pangan selai. Pengolahan kulit jeruk pamelo menjadi selai adalah satu terobosan baru yang mungkin akan diminati oleh masyarakat karena selain murah, selai ini juga mengandung zat tinggi dan belum ada sebelumnya sehingga masyarakat cenderung tertarik untuk mencobanya.3. Jagung3.1 Pakan TernakPakan merupakan komponen paling penting diperhatikan dalam usaha peternakan karena 70 persen keberhasilan beternak ditentukan oleh ketersediaan pakan baik jumlah, mutu maupun kontinuitasnya. Limbah tanaman jagung terutama berupa batang, daun, kulit tongkol dan janggel mencapai 1,5 kali bobot biji artinya bahwa jika dihasilkan 8 ton biji per ha maka sekaligus diperoleh 12 ton limbah yang dapat dijadikan pakan, baik secara langsung maupun melalui pengolahan lebih dahulu. Selain itu limbah jagung potensil ini dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan pakan komplit sebagai salah satu upaya mengurangi konsumsi hijauan pakan Limbah tanaman jagung sangat berpotensi untuk dimanfaatkan untuk pakan, tetapi hanya untuk ternak ruminansia karena tingginya kandungan serat. Jerami jagung merupakan bahan pakan penting untuk sapi pada saat rumput sulit diperoleh, terutama pada musim kemarau. Jerami jagung yang diawetkan dengan pengeringan matahari menghasilkan berbagai macam produk sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

3.2 Hay

Di Indonesia, hay dengan mudah dibuat dengan membiarkan sisa panen jagung di bawah terik matahari sehingga diperoleh jerami jagung yang kering, Di luar negeri yang jumlah limbahnya setelah panen sangat melimpah dan waktu panen sudah mendekati musim dingin, maka pembuatan hay harus menggunakan mesin pengering. Setelah kering, hay dikumpulkan dan dipadatkan menyerupai gelondongan kemudian ditutup dengan plastik agar tidak kehujanan untuk digunakan sebagai persediaan pakan ternak selama musim dingin. Penyimpanan hay di tempat kering merupakan hal yang harus dipraktekkan. Kondisi yang panas dan lembab di Indonesia sangat memudahkan tumbuhnya jamur pada hay yang menjadi basah bila penyimpanannya kurang baik.3.3. Silase

Limbah jagung yang dapat dibuat silase adalah seluruh tanaman termasukbuah mudanya atau buah yang hampir matang atau limbah yang berupa tanaman jagung setelah buah dipanen dan kulit jagung. Tanaman jagung yang tersisa daripanen jagung masih cukup tinggi kadar airnya. Untuk pembuatan silase, dibutuhkankadar air sekitar 60%. Oleh sebab itu, tanaman jagung harus dikeringkan sekitar 2 3hari. Limbah dipotong menjadi potongan-potongan kecil lalu dimasukkan sambil dipadatkan sepadat mungkin ke dalam kantong-kantong plastik kedap udara ataudalam silo-silo yang berbentuk bunker . Bila dalam proses pembuatan silase suasana kedap udara tidak 100% maka bagian permukaan silase sering terkontaminasi dan ditumbuhi oleh bakteri lain yang merugikan seperti bakteri Clostridium tyrobutyricum yang mampu mengubah asam laktat menjadi asam butirat.Bila seluruh tanaman jagung termasuk buahnya dibuat menjadi silase makakarbohidrat terlarut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri sudah mencukupi. Bilayang dibuat silase hanya jerami jagung atau kulit jagung, maka perlu ditambahkanmolases sebagai sumber karbohidrat terlarut atau dapat pula ditambahkan starter (bakteri atau campurannya) untuk mempercepat terjadinya silase. Mikroba yangditambahkan biasanya bakteri penghasil asam laktat seperti Lactobacillus plantarum, Lactobacillus casei, Lactobacillus lactis, Lactobacillus bucheneri, Pediocococcus acidilactici, Enterococcus faecium, yang menyebabkan pH silase cepat turun.4. Jambu Mete4.1 Bahan Bakar AlternatifJambu mete menjadi biobriket sebagai bahan bakar alternatif. Biobriket dari kulit jambu mete ini dinamai Anacardium briket atau disebut juga Anabri. Proses penelitian Anabri melalui beberapa tahapan. Tahap pendahuluan dengan mencari lem kanji dan serbuk arang kulit jambu mete, lalu dilakukan pengujian sampel. Secara teknis, pembuatan Anabri dilakukan dengan penjemuran limbah kulit jambu mete, dan meletakkannya di atas lempengan logam atau seng. Kemudian, kulit jambu mete dibakar sampai terbentuk arang. Lalu, arang-arang tersebut ditumbuk halus dan disaring.Setelah itu, arang kulit jambu mete direkatkan dengan lem kanji dan dicetak dengan alat pencetak. Terakhir, dikeringkan dengan oven untuk menghilangkan kadar air dalam biobriket hingga mencapai berat konstan. Mengenai uji sampel, dilakukan setelah pencetakan, yang meliputi uji kalor, kadar karbon, kadar air, dan periode nyala. Dari uji tersebut diketahui bahwa biobriket paling optimal adalah dengan perbandingan lem kanji dan serbuk arang kulit biji jambu mete satu banding tiga dengan kadar kalori 5.856, 13 per gram, kadar karbon 21,45 persen, periode nyala 77,14 menit, dan kadar air 6,27 persen. Dari segi analisis ekonomi, Anabri telah memiliki kelayakan usaha, hanya butuh penyempurnaan desain dan warna kemasan. Anabri diharapkan dapat menjadi sumber energi ramah lingkungan, yang dapat menggali potensi lokal daerah, serta menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat petani jambu mete.4.2 PupukPupuk organik dapat berasal dari berbagai limbah pertanian dan ternak, dan salah satunya sumber bahan baku lokal yang melimpah ketersediaanya adalah limbah kulit mete. Bahan baku limbah kulit mete di Sulawesi Tenggara tersedia setiap tahunnya. Limbah kulit mete yang dihasilkan tergantung dari produktivitas jambu mete setiap tahun. seperti pada tahun 2009 terdapat 26.227 ton limbah dari hasil pengacipan.Teknologi Pembuatan Pupuk Organik, yaitu :1. Limbah kulit mete dicincang dengan ukuran kurang lebih 2 cm kemudian ditumbuk dan dilakukan penjemuran.2. Setelah limbah kulit mete dianggap telah berpisah dengan CNSL-nya maka dibuatkan bak pembuatan dengan ukuran kapasitas muatan 1 ton,3. Buat pupuk organik dengan formulasi 1 ton limbah kulit4. Mete + 1 karung ukuran 50 kg kotoran sapi yang sudah kering + 1 karung ukuran 50 kg dedak + 1 karung ukuran 50 kg sekam kemudian diaduk dan diselingi dengan pemberian EM4 atau Orgadec yang sudah dicampuran dengan larutan gula merah5. Kemudian ditutup rapat dan setiap 3 hari6. Lakukan pengecekan diselingi dengan penggarukan bahan.7. Waktu yang diperlukan untuk menjadi pupuk organik yang siap diaplikasikan dilapangan sekitar 2 3 minggu.Kandungan hara yang terkandung dalam pupuk organik dari limbah kulit mete masing-masing N-total 1,08 %, P2O5-total 0,90 me/100 g, K2O-total 1,30 me/100 g, CaO-total 1,79 me/100 g dan kadar air 7,76 %. Hasil kajian penggunaan pupuk organik dari limbah kulit mete 2 ton/ha tanpa menggunakan pupuk nitrogen (N) dan hanya menambahkan sebahagian pupuk P dan K pada tanaman jagung varietas Bima-3 dan Sukmaraga dapat menghasilkan rata-rata produktivitas 5,6 ton/ha.5. Pisang5.1 EtanolKulit pisang merupakan limbah yang dapat menjadi bahan baku pembuatan etanol,karena banyak mengandung karbohidrat dengan melalui tahap hidrolisis asam dan fermentasimenggunakan mikroogranisme. Etanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat (pati) menggunakan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang banyakdigunakan untuk mengkonversi glukosa menjadi etanol adalah Saccharomyces cerevisiae. Kebutuhan etanol semakin bertambahdengan semakin banyaknya pabrik-pabrik farmasi dan sekolah farmasi maupun kimia diIndonesia yang menggunakan etanol. Etanol dalam bidang industri dapat digunakan sebagaibahan bakar, alat pemanas, penerangan atau pembangkit tenaga, pelarut bahan kimia, danobat-obatan.

5.2 Cuka Kulit PisangMula-mula kumpulkan kulit pisang sebanyak 100 kg dan lakukan proses produksi selama 4-5minggu. Kebutuhan bahan-bahan lain mencakup: 20 kg gula pasir, 120 gr ammonium sulfit (NH4)2S03, 0,5 kg ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan 25 liter induk cuka (Acetobacteraceti).Cara rnembuatnya, kulit pisang dipotong-potong atau dicacah, lalu direbus dengan air sebanyak150 liter. Saring dengan kain dalam stoples. Berdasarkan uji lapangan, bahan awal kulit pisangyang direbus itu akan menghasilkan cairan kulit pisang kira-kira 135 liter, bagian yang hilang 7,5kg, dan sisa bahan padat sekitar 112,5 kg. Setelah disaring ke stoples, cairan kulit pisang iniperlu ditambah ammonium sulfit dan gula pasir.angkah berikut, didinginkan dan tambahkan ragi roti. Biarkan fermentasi berlangsung satuminggu. Hasilnya disaring lagi. Dari 135 liter cairan kulit pisang setelah difermentasi dandisaring menjadi 130 liter larutan beralkohol, dan lima liter produk yang tidak terpakai. Pada larutan beralkohol itu ditambahkan induk cuka, dan biarkan fermentasi berlangsung selama tigaminggu.Selanjutnya, hasil fermentasi larutan beralkohol dididihkan. Nah, dalam kondisi masih panas,cuka pisang dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu segera ditutup dan disimpan dalamtemperatur kamar. Biasanya pemasaran cuka pisang dikemas dalam plastik berukuran 40 ml, 60ml, atau 80 ml. Jika dihitung, dari 100 kg kulit pisang akan diperoleh sekitar 120 liter cukapisang.5.3 Nata dari Kulit PisangProses pembuatan nata kulit pisang yang pertama adalah mengerok kulit bagian dalam buahpisang. Hasil kerokan itu kemudian diblender dan dicampur air bersih dengan perbandingan 1 :2, lalu disaring guna mendapatkan air perasan. Setelah itu ditambahkan asam cuka biasa dengan ukuran 4-5 persen dari volume air perasan. Jika menggunakan asam cuka absolut maka cukup 0,8 persen. Ditambahkan juga pupuk ZA sebanyak 0,8 persen dari larutan, dan gula pasirsebanyak 10 persen. Bahan-bahan tersebut dicampurkan untuk kemudian dipanaskan sampai mendidih.Setelah mendidih lalu dituangkan dalam cetakan-cetakan. Dengan ketinggian cairan adonan lebihkurang 2-3 cm di setiap cetakan. Setelah dingin, dimasukkan bakteri Acetobacter xylinum-yangbisa dibeli dalam bentuk cairan-sebanyak 10 persen dari campuran. Sebelum memasukkan bakteri, adonan harus benar-benar dingin, sebab kalau masih panas bakteri akan mati. Setelah itu,cetakan ditutup dengan kertas koran. Ini supaya udara tetap bisa masuk melalui pori-pori kertas. Setelah dua minggu, cetakan baru boleh dibuka. Adonan pun akan berubah menjadi berbentukgel.Nata lalu diiris-iris, dicuci, dan diperas sampai kering. Untuk selanjutnya direbus lagi dengan airlebih kurang dua kali rebusan. Ini berfungsi untuk menghilangkan aroma asam cuka. Setelah selesai, nata bisa dicampur dengan sirop atau gula sesuai selera. Campuran rasa diperlukankarena nata berasa tawar. Nata dari kulit pisang pun siap disajikan untuk minuman, maupun makanan kecil lain. Diketahui dari 100 gram nata kulit pisang mengandung protein sebanyak 12mg.5.4 Batang Pisang Sebagai Bahan Dasar Kertas Daur UlangBatang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses pengeringandan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tamayang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering prosesberikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusansebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempelpada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaringdan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara diblender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas