Tugas Kehati-Anggaran Konservasi-Iid M. Abdul Wahid.pdf

19
TUGAS ANGGARAN KONSERVASI DI KABUPATEN TABALONG : ( Sebuah Fakta & Idealismenya ) Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati Dosen : Dr. Susanti Withaningsih, M.Si DISUSUN OLEH : IID MOH. ABDUL WAHID 250120140017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJAJARAN 2015

Transcript of Tugas Kehati-Anggaran Konservasi-Iid M. Abdul Wahid.pdf

  • TUGAS

    ANGGARAN KONSERVASI DI KABUPATEN TABALONG :

    ( Sebuah Fakta & Idealismenya )

    Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati

    Dosen : Dr. Susanti Withaningsih, M.Si

    DISUSUN OLEH :

    IID MOH. ABDUL WAHID

    250120140017

    MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

    UNIVERSITAS PADJAJARAN

    2015

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pertumbuhan populasi manusia secara eksponensial telah mempengaruhi sumber alam

    dunia pada tingkat perubahan habitat yang hebat dan mengancam kehidupan berjuta spesies

    dan berlangsungnya jasa ekosistem. Pada saat ini, banyak ekosistem alami telah dirubah oleh

    manusia dan beberapa ekosistem tersebut berada pada tingkat kerusakan dan kepunahan bahkan

    berjuta jenis spesies menjadi musnah. Pertumbuhan populasi manusia merupakan salah satu

    penyebabnya yang menekan planet bumi melampaui kemampuan elastisitasnya. Akibatnya

    diversitas biologi (biodiversity/keanekaragaman hayati) sebagai grand master-piece hasil

    proses evolusi berada pada tingkat laju kemunduran yang luar biasa (Meffe et al. 1994)

    Menurut Djohan, (1995), di dalam sejarah umat manusia, secara lingkungan kita berada

    pada tingkat yang sangat kritis. Sebelumnya belum pernah ada generasi yang menjadi saksi

    perusakan lingkungan yang sedemikian parah. Bila kita tidak bertindak saat ini untuk mencegah

    dan mengantisipasinya, maka generasi berikutnya tidak mempunyai kesempatan untuk

    menggunakan biodiversitas/keanekaragaman hayati di planet bumi ini. Selanjutnya menurut

    Soule (1985), perkembangan yang besar dan diperlukan saat ini adalah konservasi. Satu hal

    dalam konservasi tersebut adalah perpindahan pandangan dari analisis reaktif setiap krisis ke

    ilmu pengetahuan pro-aktif yang membuat kita mengantisipasi krisis yang sedang berkembang

    dan mempersiapkan rencana-rencana pelaksanaan yang jelas.

    Konservasi merupakan kegiatan usaha untuk merawat dan melindungi sumber daya

    agar tetap ada dan juga mencegah kehilangan dari penggunaan yang tidak pada tempatnya.

    Termasuk di sini yaitu preservasi (pengawetan), restorasi, mempertahankan manajemen panen

    yang berkelanjutan, pengayaan, daur ulang, memperpanjang kehidupan yang berguna

    (Salwasser, 1994, dalam Djohan, 1995). Lebih lanjut, Djohan (1995) menambahkan bahwa

    dalam konsep konservasi tersebut harus menganut pada tiga prinsip yaitu : evolusi yang

    menjadi dasar seluruh biologi harus menjadi fokus sentral konservasi; sistem ekologi yang

    dinamis dan manusia sebagai aktor utama dalam aksi konservasi.

    Di Indonesia, Upaya-upaya konservasi telah dilakukan oleh pemerintah melalui

    program-program konservasi keanekaragaman hayati di setiap sektor seperti Kehutanan,

    Lingkungan Hidup, Pertanian, Perkebunan, Kelautan dan Perikanan dan sektor lainnya. Hanya

    saja terkadang dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang ditemui. Permasalahan

    tersebut menyangkut ekonomi, sosial budaya, politik, kelembagaan dan pendanaan. Pendanaan

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    2

    yang tidak memadai terkadang sering menjadi salah satu alasan dan kambing hitam yang

    menyebabkan program konservasi dikatakan tidak efektif. Hal ini pun diakui oleh menteri

    Lingkungan Hidup dan Kehutana sekarang Siti Nurbaya. Siti Nurbaya mengatakan bahwa

    anggaran untuk konservasi keanekaragaman hayati sangat terbatas. Sebagai contoh

    Anggaran untuk dirjen konservasi pada tahun 2015 tidak sampai Rp200 miliar padahal area

    yang harus dikonservasi khususnya taman-taman nasional seluruh Indonesia sangat luas dan

    banyak. Dana Konservasi kehati tersebut digunakan contohnya untuk melestarikan Harimau

    Sumatera di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Lampung. Harimau Sumatera

    (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu dari spesies langka di Indonesia yang

    populasinya meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan

    menargetkan peningkatan populasi spesies hewan langka di Indonesia untuk 25 jumlah spesies

    sebesar 10 persen hingga tahun 2019. Sebelumnya pada tahun 2009-2014, hanya ada 10 spesies

    yang populasinya ditargetkan bertambah.

    Untuk memenuhi hal tersebut, tentunya tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah

    tetapi juga harus ada partisipasi dari pihak masyarakat, pengusaha, perusahaan, lembaga

    swadaya masyarakat atau bantuan dari lainnya yang turut mendukung pelestarian flora dan

    fauna yang terancam punah. Populasi Harimau Sumatera di kawasan TWNC mengalami

    peningkataan. Pada tahun 2000, berdasarkan kamera penangkap hanya terdapat enam Harimau

    Sumatera lalu semakin menurun menjadi empat pada tahun 2002 dan menurun lagi tinggal satu

    ekor pada tahun 2004. Setelah ada pengelolaan secara tersistem di TWNC, populasi raja hutan

    meningkat menjadi 24 ekor pada tahun 2012 dan bertambah 31 ekor hingga 2015.

    Biaya pengelolaan kawasan konservasi dan taman nasional Indonesia merupakan yang

    terendah di dunia. Pada tahun 2006, anggaran pengelolaan yang disediakan pemerintah hanya

    sebesar US$ 2,35 per hektare. Berbanding jauh dengan anggaran pengelolaan kawasan

    konservasi dan taman nasional negara Malaysia sebesar US$ 18,5 per hektare. Meskipun

    anggaran 2012 sudah naik menjadi US$ 4 dollar per hektare, namun tetap yang terendah di

    dunia. Sebab, negara lain juga anggarannya ikut meningkat, jadi tetap saja anggaran di

    Indonesia yang terendah. Indonesia memiliki luas wilayah kawasan konservasi hutan dan taman

    nasional sekitar 26 juta hektare. Namun, anggaran pengelolaan kawasan konservasi dan taman

    nasional pada APBN 2012 yang didapatkan Kemenhut hanya sekitar Rp 2 triliun. Dana tersebut

    untuk mengelola dan mengawasi kawasan seluas 26 juta hektar. Oleh karena itulah perlu dijalin

    kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan seperti masyarakat dan swasta untuk

    membantu mengelola kawasan konservasi dan taman nasional tersebut.

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    3

    Pengelolaan dan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia terutama pendanaan

    memang sudah diatur oleh Undang-Undang (UU) Konservasi yang menyatakan bahwa untuk

    melindungi satwa-satwa langka diperlukan pendanaan yang besar. Yang termasuk satwa langka

    adalah badak bercula satu di Ujung kulon, Banteng di Baluran, Gajah di Lampung, Harimau

    Sumatra, Jalak Bali, Elang Jawa, Bekantan di Kalimantan, dan hewan langka lainnya di Seluruh

    Indonesia. Oleh karena itulah diperlukan komitmen yang kuat dalam menganggarkan dan

    mengelola dana konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

    Program Konservasi keanekaragaman hayati merupakan program nasional dan berlaku

    di seluruh Indonesia. Hal ini pula di Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.

    Program konservasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembangunan

    daerah Kabupaten Tabalong. Penganggaran dana konservasi khususnya keanekaragaman

    hayati memang sudah ada di dalam program beberapa instansi seperti Badan Lingkungan Hidup

    Daerah dan Dinas Kehutanan Kabupaten Tabalong. Hanya saja penganggaran dana konservasi

    tersebut masih umum bukan hanya konservasi keanekaragaman hayati secara khusus.

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulisan makalah ini bertujuan untuk

    mengetahui jumlah dana konservasi keanekaragaman hayati di Kabupaten Tabalong dan

    evaluasinya serta membandingkan prosentase dana anggaran konservasi tersebut. Selain itu

    juga dijelaskan analisis jumlah anggaran dana yang seharusnya di anggarkan oleh Pemerintah

    Kabupaten Tabalong Provinsi Kalinantan Selatan.

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    4

    BAB II

    GAMBARAN UMUM

    2.1. Gambaran Kehati Indonesia

    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi

    di dunia sehingga mendapat julukan Megadiversity Country. Keanekaragaman hayati ini

    mencakup ekosistem, spesies dan genetis yang berada di darat, perairan tawar maupun di pesisir

    dan laut, padahal luas daratan Indonesia hanya 1,5% dari luas dunia.

    Menurut berbagai publikasi ilmiah yang ada hingga saat ini jumlah spesies binatang

    untuk taksa yang sudah diketahui, dan jumlah spesies endemik untuk masing masing taksa

    tercermin dalam beberapa fakta sebagai berikut : 515 spesies mamalia besar (39% endemik);

    511 spesies reptilia (29% endemik); 1531 spesies burung (26% endemik); 270 spesies amfibi

    (37% endemik); 35 spesies primata (18% endemik) dan 121 spesies kupu-kupu (44% endemik).

    Dalam hal peringkat kekayaan spesiesnya, Indonesia memiliki 12% dari mamalia sedunia

    (urutan kedua setelah Brazil); urutan reptilia dan primata masing masing menempati urutan

    keempat, dan urutan kelima untuk burung (17% jumlah burung di dunia) dan urutan keenam

    untuk amfibi (IBSAP, 2003).

    Selanjutnya dalam keanekaragaman ikan air tawarnya, Indonesia merupakan satu-

    satunya negara setelah Brazil dan mungkin Columbia, yang memiliki 1.400 spesies. Indonesia

    juga memiliki kekayaan spesies bburung paruh bengkok yang luar biasa, yaitu 78 spesies (40%

    endemik). Dalam hal keanekaragaman tumbuhan, Indonesia menduduki peringkat kelima

    terbesar di dunia yaitu memiliki lebih dari 38.000 spesies tumbuhan (55% endemik);

    menempati urutan pertama dalam daftar keanekaragaman palem (477 spesies, 225 spesies

    endemik) di dunia; lebih dari setengah seluruh spesies pohon kayu (350) bernilai ekonomi

    penting (dari famili Dipterocarpaceae) terdapat di negara ini, 155 diantaranya endemik di

    Kalimantan.

    Keragaman tersebut selain menjadi kebanggan juga menghadirkan tantangan yang

    rumit untuk mengelolanya dengan cara bertanggung jawab, memperhatikan keseimbangan

    alam, dan adil bukan hanya pada generasi sekarang tapi juga untuk generasi mendatang.

    Tantangan tersebut antara lain adalah :

    1. Kenaekaragaman hayati di Indonesia tersebar tidak merata antara satu pulau dengan

    pulau lainnya,

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    5

    2. Kekayaan yang beragam ini mengharuskan pola pengelolaan yang sesuai dengan

    kondisi biofisik untuk masing-masing wilayah yang berbeda.

    3. Informasi dasar tentang kekayaan kehati di masing masing pulau masih terbatas bukan

    haya jumlah dan persebarannya tetapi juga kecenderungan perubahan dalam satu kurun

    waktu.

    4. Kondisi sumber daya manusia dan pendanaan masih sangat terbatas.

    Meskipun demikian selama hampir seperempat abad ini Pemerintah Indonesia bersama

    lembaga donor dan organisasi konservasi internasional dan nasional telah berusaha untuk

    menjaga dan melestarikan kekayaan flora dan fauna di Indonesia. Indonesia termasuk salah

    satu negara penandatangan dari berbagai konvensi internasional di bidang pengelolaan sumber

    daya alam seperti Konvensi Kehati, konvensi Ramsar (lahan basah), Konvensi Perdagangan

    Flora dan Fauna Terancam Punah (CITES) dan konvensi sejenis lainnya.(IBSAP, 2003).

    2.2. Gambaran Kehati Kalimantan

    Bioregion kalimantan merupakan bagian terbesar (73%) dari pulau Kalimantan

    (termasuk Sabah, Serawak dan Brunei). Secara ekologis bioregion ini juga menyimpan

    kekayaan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Kekayaan Sumberdaya hayati ini sudah

    dimanfaatkan oleh penduduk Kalimantan sejak dulu sebagaio sumber pangan, sandang dan

    papan, obat-obatan dan pemenuhan kebutuhan hidup lainnya. Masyarakat adat traadisional

    Kalimantan umumnya bermukim dekat kawasan hutan dan sumber daya hayati lainnya.

    (IBSAP, 2003).

    Bioregion Kalimantan merupakan pusat keanekaragaman hayati tumbuhan (10.000-

    15.000 spesies). Selain flora, fauna di Pulau ini juga beragam : 222 spesies mamalia (44 spesies

    endemik), 13 spesies primata yang semuanya endemik,420 spesies burung (37 diantaranya

    spesies endemik), lebih dari 100 spesies amfibi, 394 spesies ikan 149 spesies diantaranya

    endemik (Kottelat dkk., 1993 dalam IBSAP, 2003).

    Lebih dari 60% permukaan daratan Kalimantan merupakan kawasan hutan alam. Tipe

    hutan yang mendominasi adalah hutan hujan tropis basah yang dicirikan oleh famili

    Dipterocarpaceae. Ekosistem hutan di Kalimantan tersusun oleh berbagai formasi hutan dan

    mempunyai potensi keanekaragaman hayati yang tinggi. Dari aspek kelestariannya hutan

    sebagai salah satu subsistem penyangga kehhidupan di Kalimantan masih terus menghadapi

    tekanan yang memprihatinkan. Berdasarkan data statistik Kehutanan tahun 1993 luas kawasan

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    6

    hutan sebagai habitat darat alami kehati adalah sekitar 38 juta hektar. Data tahun 2001

    menunjukkan penyusutan seluas 12 juta hektar dalam kurun waktu 8 tahun, atau rata rata

    penyusutan sekitar 1,6 jt ha/tahun. Penyebabnya adalah adanya konversi untuk kegiatan

    pembangunan lainnya seperti perkebunan, transmigrasi, pertambangan, kebakaran hutan dan

    pembalakan liar (Dokumen IBSAP, 2003)

    Permasalahan keanekaragaman hayati di Kalimantan adalah kebakaran hutan yang

    sering terjadi baik itu secara alami maupun disengaja. Masalah lain yang dihadapi dalam

    pengelolaan keanekaragaman hayati hutan hujan tropis Kalimantan bersifat kompleks karena

    berkaitan erat dengan kebijakan pembangunan, politik, sosial, ekonomi dan budaya.

    2.3. Kondisi Kabupaten Tabalong

    2.3.1. Geografis

    Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terletak paling utara dari propinsi

    Kalimantan Selatan dengan batas-batas; sebelah utara dan timur dengan propinsi Kalimantan

    Timur, sebelah selatan dengan kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan,

    kemudian sebelah barat dengan propinsi Kalimantan Tengah. Dengan posisi geografis berada

    pada 1150 9 1150 47 Bujur Timur dan 10 18 20 25 Lintang Selatan sedangkanGrid

    Provinsi Kalimantan Selatan dari proyeksi UTM terletah pada Grid CE-25 sampai BD-39

    dengan koordinast x=295.000M dan y=9.735.000M pada zona 5LS.

    Luas wilayah kabupaten Tabalong adalah 3.946 km2 atau sebesar 10,61 persen dari

    luas propinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan yang terluas adalah kecamatan Muara Uya

    dengan 924,16 km2, kemudian kecamatan Jaro dengan 819,00 km2. Sedangkan daerah terkecil

    adalah kecamatan Muara Harus dengan 62,90 km2.

    Bentuk morfologi wilayah dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu daratan alluvial,

    dataran, bukit dan pegunungan. Jika dilihat dari persentasenya ternyata wilayah ini didominasi

    oleh dataran sebesar 41,34 persen dan pegunungan sebesar 29,79 persen.

    Wilayah kabupaten Tabalong banyak dialiri oleh sungai antara lain sungai Tabalong,

    sungai Anyar, sungai Jaing, sungai Kinarum, sungai Ayo, sungai Mangkupum, sungai

    Tamunti, sungai Walangkir, sungai Gendawang, sungai Awang, sungai Masingai, sungai

    Lumbang, sungai Juran, sungai Hunangin, sungai Umbu, sungai Karawili dan lain-lain.

    2.3.2. Administrasi

    Wilayah administrasi kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terdiri dari 12

    kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    7

    meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi

    kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian selatan meliputi kecamatan Banua

    Lawas Pugaan, Kelua dan Muara Harus.

    Banyaknya desa/kelurahan di kabupaten Tabalong ini sebanyak 122 desa dan 9

    kelurahan, dimana kecamatan Tanjung dan Banua Lawas mempunyai desa terbanyak yaitu 15

    desa dan yang paling sedikit adalah kecamatan Upau dengan 6 desa. Seluruh desa/kelurahan

    ini sudah sampai pada tingkat swa sembada.

    Jarak terjauh menuju ibukota pemerintahan kabupaten dari kecamatan adalah

    kecamatan Jaro 60 km. Dan yang terdekat adalah kecamatan Tanjung yaitu 2 km.

    Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten Tabalong yang

    tertuang dalam RTRW Kabupaten Tabalong antara lain wilayah sungai (WS) dan cekungan

    air tanah (CAT). Wilayah Sungai (WS) yang ada di Kabupaten Tabalong yaitu WS Barito yang

    merupakan WS lintas provinsi yaitu WS Barito Kapuas dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Barito sub DAS Tabalong yang merupakan kewenangan nasional terdiri atas sub-sub DAS

    Tabalong Kiwa, sub-sub DAS Tabalong Kanan, sub-sub DAS Kumap; dan sub-sub DAS

    Hayup.

    2.3.3. Iklim dan Cuaca

    Kabupaten Tabalong merupakan wilayah yang beriklim tropis. Kelembaban udara

    maksimum di Tabalong pada tahun 2010 berkisar antara 98 - 100 persen dan kelembaban udara

    minimum antara 80 - 95 persen, sementara kelembaban udara rata-rata setiap bulan adalah 92

    97,5 persen.

    Temperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat

    tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur udara maksimum di

    Kabupaten Tabalong pada tahun 2010 berkisar antara 250C sampai 310C, temperatur udara

    minimum berkisar antara 190C sampai 23,50C dan rata-rata temperatur udara setiap bulan

    berkisar antara 220C sampai 270C

    2.3.4. Kependudukan

    Penduduk kabupaten Tabalong tahun 2011 berjumlah 224.386 jiwa yang terdiri dari

    laki-laki 114.320 jiwa dan perempuan 110.066 jiwa dan jumlah rumah tangga adalah 60.048

    rumah tangga. Penduduk terbanyak adalah pada kecamatan Murung Pudak sebanyak 47.370

    jiwa, disusul kecamatan Tanjung 32.440 jiwa. dan yang paling sedikit adalah kecamatan Muara

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    8

    Harus 5.901 jiwa. Kepadatan penduduk per km2 di Kabupaten Tabalong adalah 55 jiwa,

    dimana kecamatan Murung Pudak adalah yang terpadat dengan 376 jiwa per km2 disusul

    kecamatan Kelua 195 jiwa per km2, sedangkan kecamatan Jaro yang terjarang penduduknya

    yaitu 17 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabalong dari tahun 2009 ke

    tahun 2010 adalah 0,56 persen. Kecamatan Murung Pudak adalah kecamatan yang mengalami

    laju pertumbuhan yang terbesar yaitu 1,31 persen.

    2.3.5. Kondisi Hutan

    Berdasarkan Peta Penafsiran Citra Satelit oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Tabalong

    pada tahun 2009 terhadap kondisi penutupan lahan, Kabupaten Tabalong didominasi oleh

    Hutan Sekunder dan Pertanian Campuran yaitu sebanyak 31,1% (122.522 Ha) dan 28,8%

    (113,666 Ha). Sedangkan pemukiman dan pertambangan hanya 0.7% (2.584 Ha) dan 0.6%

    (2.584 Ha). Berdasarkan data Luas Areal dan Produksi Pertambangan menurut Jenis Bahan

    Galian (Tabel SE-14) pada tahun 2012 luas area yang digunakan untuk pertambangan

    (Explorasi dan Produksi) di Kabupaten Tabalong adalah 137.627,72 Ha atau 1.376,77 Km2.

    Hal tersebut menunjukkan pesatnya perkembangan pertambangan yang akan menggeser fungsi

    lahan yang mendominasi yaitu hutan sekunder dan pertanian campuran yang tentu saja akan

    memberikan dampak terhadap lingkungan kedepannya.

    Tabel 2.1. Kondisi Penutupan Lahan Berdasarkan Penafsiran Citra Satelit Tahun 2009

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    9

    Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 435/Menhut-II/2009, 60%

    dari luas wilayah tersebut 237.610,82 Ha merupakan kawasan Hutan yang terdiri dari :

    1. Kawasan Hutan Lindung : 86.460,45 Ha

    2. Kawasan Hutan Produksi Terbatas : 49.855,58 Ha

    3. Kawasan Hutan Produksi Tetap : 94.498,68 Ha

    4. Kawasan Hutan Konversi : 6.796,11 Ha

    Sedangkan selebihnya seluas 156.989,18 Ha merupakan Kawasan Non-Hutan, atau

    merupakan Kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dan badan air seperti sungai, danau dan

    lain-lain (Tabel SD-2). Hanya wilayah sempadan sungai, wilayah mata air dan kawasan hutan

    lindung merupakan kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten Tabalong.

    Sampai dengan saat ini masih terdapat lahan kritis di Kabupaten Tabalong 20.239,10

    Ha untuk lahan kritis dan 8.111,10 Ha untuk lahan sangat kritis. Bila dibandingkan dengan

    tahun 2010 yang lalu luas lahan kritis di Kabupaten Tabalong seluas 36.618,2 Ha dalam hal

    ini telah terjadi penurunan lahan kritis sebanyak 8.267,5 Ha. Penurunan lahan kritis di

    Kabupaten Tabalong tidak lepas dari kegiatan Rehabilitasi dan Reboisasi yang oleh Dinas

    Kehutanan Kabupaten Tabalong, untuk lebih jelasnya peningkatan luas kawasan kritis ini

    pertahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

    Gambar 2.1. Luas Lahan Kritis di Kabupaten Tabalong (Ha)

    Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Tabalong.

    Pada Tahun 2013 diperkirakan kerusakan lahan dan hutan yang terbakar 68 Ha.

    Kebakaran hutan yang biasa terjadi di Kecamatan Muara Uya dan Bintang Ara yang disebabkan

    oleh unsur cuaca dan iklim dan kedua daerah ini merupakan kawasan yang wilayah hutannya

    lebih besar dari wilayah lainnya di Kabupaten Tablong. Data Dinas Kehutanan yang berkaitan

    -

    5.000,00

    10.000,00

    15.000,00

    20.000,00

    25.000,00

    30.000,00

    35.000,00

    40.000,00

    45.000,00

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2013

    Penurunan Luas Lahan Kritis

    Luas (Ha)

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    10

    dengan luas konversi hutan (izin pinjam pakai) pada tahun 2010 adalah 9.476 Ha untuk wilayah

    perkebunan, sedangkan kondisi yang aktual bahwa luas konversi hutan (izin pinjam pakai)

    sangat meningkat dengan aktivitas pertambangan yang berkembang pesat di Kabupaten

    Tabalong misalnya PT. Adaro yang memiliki luas PKP2B 35.800 Ha, PT. Interex Sacra Raya

    9.710 Ha yang telah beroperasi dan PT. Bara Pramulya Abadi.

    2.3.6. Rencana Tata Ruang Kabupaten

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tabalong merupakan arahan

    kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah suatu kabupaten yang disusun dan

    ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Arahan fungsi kawasan dalam RTRW merupakan arahan

    lokasi kegiatan pembangunan pada wilayah Kabupaten Tabalong, yang juga merupakan

    pembangunan jangka menengah (10 tahun) Pemerintah Daerah Tabalong.

    Rencana pola tata ruang wilayah Kabupaten Tabalong menggambarkan deliniasi zoning

    atau batasan kawasan lindung dan kawasan budidaya. Secara umum penetapan kawasan

    lindung betujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menunjang pembangunan yang

    berkelanjutan, sebagai langkah awal untuk penetapan keseluruhan materi rencana tata ruang

    wilayah mengingat kawasan lindung dapat merupakan kendalan atau faktor pembatas bagi

    kegiatan budidaya.

    Berdasarkan pengukuran Planimetris Peta Revisi RTRWK Tabalong yang diperoleh

    dari Bappeda Kabupaten Tabalong sebagaimana tertera dalam tebel berikut ini :

    Tabel 2.2. Rencana Pola Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong

    No

    Fungsi Kawasan

    Luas

    Ha %

    A.

    B.

    KAWASAN HUTAN : 1. Hutan Lindung (HL) 2. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 3. Hutan Produksi Tetap (HPT)

    Jumlah : NON KAWASAN HUTAN :

    1. Budidaya Tanaman Perkebunan 2. Budidaya Tanaman Pertanian Lahan Basah 3. Budidaya Tanaman Pertanian Lahan Kering 4. Kawasan Industri 5. Kawasan Wisata Tanjung Puri 6. Kawasan Permukiman

    Jumlah :

    89.055 33.552

    134.496 257.103

    86.218 14.701 3.661

    577 274

    32.065

    137.497

    22,57

    8,50 34,08 65,15

    21,85

    3,72 0,95 0,15 0,07 8,13

    34,85

    Jumlah Total 394.600 100,00 Sumber : Hasil Pengukuran Planimetris Peta Revisi RTRW Kab. Tabalong, 2008

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    11

    2.3.7. Keanekaragaman Hayati

    Sekitar 60% dari luas wilayah atau 237.610,82 Ha. Wilayah di Kabupaten Tabalong

    sebagian besar masih merupakan kawasan hutan, dan merupakan tempat hidup bagi segala

    macam makhluk hidup baik flora maupun fauna. Golongan Mamalia (hewan menyusui) ada 11

    spesies termasuk kategori endemik dan dilindungi antara lain Orang Utan, Bekantan, Owa-

    Owa, Hirangan, Musang, Trenggiling, Bangkui, Warik Bamban, Kukang, Sado dan Beruang

    Madu. Ular Sawa merupakan hewan dari kelas reptile yang dilindungi yang terdapat di

    Kabupaten Tabalong sedangkan dari jenis tumbuhan Ulin dan Pohon Madu/Kusi merupakan

    tumbuahn yang dilindungi

    Tabel 2.3. Fauna di Kabupaten Tabalong yang dilindungi

    NO Golongan Nama Speseies

    Diketahui

    Status

    Endemik Terancam Berlimpah Dilindungi

    1 Hewan Menyusui/Mamalia 1. Orang Utan

    2. Bekantan

    3. Owa-owa

    4. Hirangan

    5. Musang

    6. Trenggiling

    7. Bangkui

    8. Warik Bamban

    9. Kukang

    10. Sado

    11. Beruang Madu

    2 Burung

    3 Reptil 1. Ular Sawa

    4 Amphibi

    5 Ikan

    6 Keong

    7 Serangga

    8 Tumbuh-Tumbuhan 1. Ulin

    2. Kusi/Wilas/Pohon Madu

    Sebenarnya masih sangat banyak jenis flora maupun fauna yang belum teridentifikasi

    yang terdapat di Kabupaten Tabalong sehingga perlu dilakukan upaya agar bisa mengetahui

    berbagai macam jenis jenis flora maupun fauna tersebut supaya tidak musnah dan hilang begitu

    saja.

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    12

    BAB III

    ANGGARAN KONSERVASI KABUPATEN TABALONG

    3.1. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

    Berdasarkan data Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Tabalong

    tahun 2014 yang diserahkan ke DPRD Kabupaten Tabalong, Realisasi Pendapatan Daerah

    adalah sebesar Rp 1.053,103.088.260,- (Satu Triliun Lima Puluh Tiga Miliar Seratur Tiga Juta

    Delapan Puluh Delapan Ribu Dua Ratus Enam Puluh Rupiah) dari target pendapatan Rp

    1.104.295.752.351,-. Atau hanya 95,36%.

    Realisasi Anggaran tahun 2014 adalah Rp 1.061.306.864.719,- (Satu Triliun enam

    Puluh Satu Milyar Tiga Ratus Enam Juta Delapan Ratus Enam Puluh Empat Ribu Tujuh Ratus

    Sembilan Belas Rupiah) dari Rencana Anggaran Belanja Rp 1.309.729.657.177,- (Satu Triliun

    Tiga Ratus Sembilan Miliar Tujuh Ratus Dua Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Lima Puluh

    Tujuh Ribu Seratus Tujuh Puluh Tujuh Rupiah). Realisasi ini mencapai 81,03% atau

    mengalami penghematan sebesar 18.97% sebesar Rp 248.422.792.458,-.

    Bila dibandingkan realisasi antara pendapatan dengan belanja daerah maka terdapat

    defisit sebesar Rp 8.203.776.459,- (Delapan Milyar Dua Ratus Tiga Juta Tujuh Ratus Tujuh

    Puluh Enam Ribu Empat Ratus Lima Puluh Sembilan Rupiah).

    3.2. Anggaran dan Program Konservasi di Kabupaten Tabalong

    Dalam pelaksanaan pembangunan daerahnya, Pemerintah Kabupaten Tabalong

    melakukan berbagai program kegiatan yang sudah terencana melalui Renstra dan Renja tiap

    SKPD yang ada di lingkup Pemda Tabalong. Salah satu program kegiatan tersebut adalah

    Konservasi secara umum yang didalamnya terdapat Konservasi Keanekaragaman Hayati.

    SKPD yang menjadi leading sektor untuk kegiatan konservasi adalah Badan Lingkungan Hidup

    Daerah (dulu Bapedalda) dan Dinas Kehutanan ditambah Dinas/Instansi terkait.

    Pada BLHD Kabupaten Tabalong Anggaran tahun 2014 untuk konservasi baik itu yang

    langsung ataupun tidak langsung adalah sebesar Rp 1.597.904.100,- (Satu Milyar Lima Ratus

    Sembilan Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Empat Ribu Seratus Rupiah) dan terealisasi sebesar

    Rp 1.407.852.720,-. Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran anggaran yang terkait

    Konservasi di Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Tabalong dapat dilihat

    pada Tabel 3.1. berikut ini :

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    13

    Tabel 3.1. Anggaran dan Program Konservasi di BLDH Kab. Tabalong

    No Program/Kegiatan Anggaran

    1 Peningkatan Kapasitas SDM (Diklat) Rp 97.804.000,00

    2 Pelaporan Kinerja Rp 48.422.000,00

    3 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Rp 1.115.457.600,00

    4 Perlindungan dan Konservasi SDA Rp 17.536.000,00

    5 Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA Rp 136.093.500,00

    6 Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA Rp 182.591.000,00

    JUMLAH Rp 1.597.904.100,00

    Sumber : Laporan Akhir Tahun 2014 BLHD Kab. Tabalong (Data diolah, 2015)

    Anggaran dana tersebut dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan yang merupakan

    penjabaran dari program yang tertera pada tabel di atas. Kegiatan kegiatan tersebut antara lain

    adalah :

    1. Pendidikan dan Pelatihan SDM dalam bidang konservasi dan LH

    2. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (Kehati khususnya)

    3. Rehabilitasi dan Pemulihan Sumber Daya Alam

    4. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup

    5. Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH

    6. Pemantauan Kualitas Lingkungan

    7. Adiwiyata dan Adipura

    8. Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA (SLHD)

    9. Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang LH Khususnya konservasi

    10. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat dalam pengendalian, konservasi,

    pemulihan SDA dan LH

    Kegiatan kegiatan tersebut di atas pada dasarnya merupakan kegiatan yang merupakan hulu,

    tengah dan hilir dari konservasi keanekaragaman hayati di Kabupaten Tabalong.

    Anggaran konservasi dari instansi lain juga terdapat di Dinas Kehutanan, Dinas

    Perkebunan, Dinas Pertanian, Kantor Ketahanan Pangan dan instansi terkait lainnya. Hanya

    saja data program dan kegiatan yang menyangkut kegiatan konservasi tidak diperoleh.

    Sehingga penulis menggunakan asumsi dan prediksi prosentasi dari anggaran total dinas

    instansi tersebut dengan asumsi dana konservasi untuk Dinas Kehutanan 80%, Dinas

    Perkebunan 50%, dinas Tata Kota dan Kebersihan 30%, Distannakkan 30% dan KPPKP

    sebesar 30%. Sehingga Anggaran terkait konservasi di dinas/instansi terkait dapat dilihat pada

    tabel 3.2. berikut ini :

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    14

    Tabel 3.2. Anggaran Beberapa Dinas Terkait Konservasi Kehati di Kabupaten Tabalong

    No Dinas/Instansi Anggaran Total Dinas Anggaran Konservasi

    1 Dinas Kehutanan Rp 4.728.000.000,00 Rp 3.782.400.000,00

    2 Dinas Tata Kota dan Kebersihan Rp 15.408.015.000,00 Rp 4.622.404.500,00

    3 Dinas Perkebunan Rp 5.639.601.000,00 Rp 1.691.880.300,00

    4 Dinas Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan Rp 12.727.000.000,00 Rp 3.818.100.000,00

    5 Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan Rp 3.358.329.750,00 Rp 1.007.498.925,00

    JUMLAH Rp 41.860.945.750,00 Rp 14.922.283.725,00

    Sumber : Bappeda Kab. Tabalong, 2015

    Anggaran tersebut di atas merupakan anggaran prediksi dan proyeksi berdasarkan tingkat

    urusan wajib dan pilihan. Program kegiatan yang dilakukan dengan anggaran tersebut di atas

    adalah :

    1. Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan/peternakan/perikanan.

    2. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau, dan sumber daya

    air lainnya

    3. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan

    4. Program perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan

    5. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak

    lingkungan

    6. Program pengendalian banjir

    7. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

    8. Program pengendalian kebakaran hutan.

    9. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian / perkebunan / peternakan /

    perikanan

    10. Penghijauan dan reboisasi

    11. Pengadaan bibit/benih tanaman, ikan dan ternak

    12. Pengendalian dan Pengawasan Hutan

    13. Penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat petani, pekebun dan peternak

    14. Pelatihan dan peningkatan kualitas SDM kehutanan

    Jumlah anggaran tersebut jika digabung dengan anggaran Konservasi BLHD jumlahnya

    menjadi Rp 16.520.187.825,- (Enam Belas Milyar Lima Ratus Dua Puluh Juta Seratus Delapan

    Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Dua Puluh Lima Rupiah).

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    15

    3.3. Perbandingan Anggaran Konservasi dengan APBD Total

    Jika dilihat dari total anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), anggaran konservasi

    di Kabupaten Tabalong (termasuk seluruh dinas/instansi terkait) jumlah presentasinya baru

    sebesar 1,26% ( Rp. 16.520.187.825,- berbanding Rp 1.309.729.657.177,-). Kalau melihat nilai

    prosentase anggaran konservasi di Kabupaten Tabalong maka nilainya bisa dikatakan relatif

    kecil. Hal ini berbeda dengan anggaran konservasi di daerah lain seperti distrik di Malaysia

    ataupun Thailand.

    Kecilnya prosentase anggaran konservasi bisa disebabkan karena belum

    tersosialisasikannya nilai nilai konservasi atau belum tertanamnya pendidikan konservasi di

    seluruh masyarakat secara merata dan terutama para perencana dan para pemegang kebijakan.

    Oleh karena itulah diperlukan adanya akses informasi kondisi SDA yang akurat, akuntabel dan

    transparan serta dapat diakses oleh publik agar pemahaman nilai nilai konservasi tertanam kuat.

    3.4. Anggaran Ideal Konservasi

    Mengingat lebih dari 60% kawasan di Tabalong adalah kawasan hutan dan areanya

    yang begitu luas serta banyaknya usaha pertambangan dan perkebunan maka idealnya untuk

    anggaran konservasi adalah 10-15%. Anggaran ini dimasukkan ke berbagai instansi

    terkait/terintegrasi dengan kegiatan kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi daerahnya

    masing-masing. Pertimbangan lain yang dijadikan acuan mengapa dana konservasi harus

    ditingkatkan adalah adanya isu strategis yang tercantum dalam Kajian Lingkungan Hidup

    Strategis (KLHS) RPJMD dan dalam RPJMD sendiri. Isu strategis tersebut ada 6 (enam) buah

    yaitu :

    1. Semakin terbatasnya sumber daya ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam

    yang berpotensi terjadinya konflik sosial.

    2. Meningkatnya ancaman bencana, penyakit dan degradasi kualitas sumberdaya alam

    serta lingkungan hidup

    3. Semakin meningkatnya kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan

    publik.

    4. Masih besarnya luas lahan kritis.

    5. Meningkatnya kebutuhan keterbukaan informasi publik dan pemeratan informasi

    6. Meningkatnya tuntutan kemandirian dan kapasitas desa dalam memenuhi

    kebutuhan masyarakat desa. (Prilaku desa secara komunal terhadap lingkungan)

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    16

    Dengan berkembangnya isu strategis yang ada terutama poin 1-4 maka Pemerintah

    melakukan perencanaan mitigasi, adaptasi dan alternatif sebagaimana dalam KLHS RPJMD

    Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2019. Mitigasi adaptasi tersebut diantaranya adalah :

    1. Peningkatan produksi pertanian dalam arti luas dengan membuka lahan baru harus

    sesuai dengan peruntukan/RTRW, penerapan teknologi yang sesuai dan rehabilitasi

    lahan secara optimal.

    2. Harus memperhatikan aspek lingkungan,aspek sosial dan selaras dengan pem-bangunan

    sektor lainnya.

    3. Melakukan penetapan daya tampung dan daya dukung lingkungan, peningkatan dalam

    hal pengawasan dan penegakan hukum bidang lingkungan hidup.

    4. Optimalisasi perlindungan dan konservasi sumber daya alam, inventarisasi/pemetaan

    kearifan lokal, menghidupkan kembali PROKASIH

    5. Penetapan kawasan cadangan sumber daya alam dan optimalisasi reklamasi lahan.

    6. Pemanfaatan potensi sumber daya hutan harus dilaksanakan secara arif, bijaksana dan

    sesuai aturan.

    7. Pengendalian, pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum bidang

    lingkungan harus ditingkatkan

    8. Pengendalian banjir harus dilakukan secara intensif dan sesuai kondisi wilayahnya

    9. Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran diakukan dengan

    peningkatan SDM, sarana prasarana, sosialisasi dan Peran serta masyarakat

    10. Peningkatan pengendalian kebakaran hutan diakukan dengan peningkatan SDM, sarana

    prasarana, sosialisasi dan Peran serta masyarakat.

    Melihat besarnya program dan rencana mitigasi, adaptasi dan alternatif dalam

    pembangunan daerah kabupaten Tabalong, maka sudah sewajarnya jika anggaran untuk

    konservasi keanekaragaman hayati khususnya dan konservasi secara umum ditingkatkan

    sampai 15% dari total anggaran APBD Kabupaten Tabalong.

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    17

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Dari beberapa penjelasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain adalah :

    1. Anggaran Konservasi keanekaragaman hayati khususnya dan konservasi secara umum

    masih mendapatkan porsi pendanaan yang relatif kecil dan belum memadai yaitu sebesar

    Rp 16.520.187.825,- atau hanya 1,26% total APBD Kabupaten Tabalong pada tahun 2014

    2. Anggaran dana untuk konservasi idealnya disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan

    peraturan yang menaunginya. Untuk Kabupaten Tabalong idealnya adalah 10-15% dari

    APBD Total.

    3. Pertimbangan jumlah ideal Anggaran Konservasi didasarkan pada kondisi kekinian

    Kabupaten Tabalong berupa isu strategis yang berkembang dan tercantum dalam KLHS

    RPJMD Kabupaten Tabalong 2014-2019 serta semakin banyaknya investasi industri

    pertambangan dan perkebunan.

    4.2. Saran

    Dari beberapa penjelasan dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa

    saran untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di Kabupaten Tabalong :

    1. KLHS RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2019 harus mendapat perhatian khusus

    dalam melakukan perencanaan program dan penyusunan Rencana Kerja (RENJA) di

    masing-masing SKPD lingkup Kabupaten Tabalong

    2. Harus adanya sosialisasi tentang isu strategis tersebut kepada semua pihak terutama para

    perencana dan Anggota Dewan agar saat adanya penganggaran untuk kegiatan konservasi

    bisa berjalan dengan baik dan logis serta dimengerti alasannya oleh semua pihak.

    3. Dalam melaksanakan program dan kegiatan di lapangan harus ada koordinasi, integrasi,

    sinkronisasi dan sinergi antar semua pihak yang terkait atau seluruh stakeholder.

    4. Memberikan telaahan staf hasil kajian ilmiah mengenai konservasi kepada Kepala Daerah,

    agar Kepala Daerah menjadi lebih paham kondisi daerahnya sehingga tepat dalam

    mengambil keputusan terkait pembangunan daerah.

  • Iid Moh. Abdul Wahid ( 250120140017)

    Tugas Keanekaragaman hayati Anggaran Konservasi Kehati

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Bapedalda. 2014. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Tabalong Tahun 2014.

    Tanjung. Tabalong (BAB 2 Hal : 2-7)

    Bappeda. 2015. Laporan Akhir Anggaran SKPD Tahun 2014. Tanjung. Tabalong

    Bappenas.2003. Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2003-2020.

    Dokumen Regional. Jakarta

    Djohan, T. Sugandawaty. 1995. Konsep dan Prinsip Konservasi Biodiversitas. Seminar

    Nasional Konservasi Keanekaragaman Hayati. Universitas Bengkulu-USAID.

    Pokja KLHS. 2014. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kabupaten Tabalong

    Tahun 2014-2019. Tanjung. Tabalong

    Meffe, K.M., C.R. Carrol, and Contributors. 1994. Principles of Conservation Biology. Sinauer

    Associates, Inc

    Soule, M.E. 1985. Conservation Biology and Management Resources. P. 9-10. In Meffe, K.M.

    ., C.R. Carrol, and Contributors. (edit) Principles of Conservation Biology. Sinauer

    Associates, Inc

    http://nasional.kontan.co.id/news/anggaran-konservasi-hutan-indonesia-masih-terendah-di-dunia,

    diakses tanggal 1 April 2015 jam 8.21 WIB

    http://www.antaranews.com/berita/483241/menteri-siti-akui-anggaran-konservasi-sangat-

    terbatas, diakses tanggal 1 April 2015 jam 8.20 WIB

    http://bksdakaltim.dephut.go.id/penandatangan-nota-kesepahaman-kerjasama-antara-balai-

    ksda-kaltim-dengan-fahutan-ugm-untuk-kegiatan-swakelola-penyusunan-rpjp-

    kawasan-ca-padang-luway-tahun-2014-2023/ diakses tenggal 1 April 2015 jam 9.55

    WIB

    http://agroindonesia.co.id/2012/03/07/hutan-habitat-hidup-mereka/, diakses tanggal 1 April

    2015 jam 10.00 WIB

    http://lifestyle.okezone.com/read/2011/11/15/407/529575/anggaran-konservasi-orangutan-

    minim/large diakses tanggal 1 April 2015 jam 10.02 WIB