Tugas Ichi

29
USG DALAM KEHAMILAN PEMERIKSAAN USG TRIMESTER I Pada pemeriksaan USG trimester pertama, terutama jika pasien hamil dengan usia gestasi dibawah 10 minggu, penggunaan USG transvaginal adalah metode yang lebih baik daripada menggunakan USG transabdominal. Karena keakuratan USG transvaginal pada usia kehamilan muda lebih akurat daripada USG transabdominal. Yang harus dinilai oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan USG trimester I adalah: 1. Ada Tidaknya Kehamilan Jika Pasien datang dan mengaku hamil, dengan penampilan seperti wanita yang tidak hamil, sebelum melakukan pemeriksaan ada baiknya kita lakukan tes kehamilan dulu, bisa dengan menggunakan test pack. Hal ini dapat membantuik kita dalam mendiagnosis kehamilannya. Sedangkan dengan pemeriksaan USG , Jika wanita tersebut hamil, pada kehamilan sekitar 4-5 minggu , dapat kita temukan adanya kantong kehamilan pada cavum uterusnya. 2. Lokasi Kehamilan Menentukan lokasi kehamilan sangat penting, meskipun terlihat sepele. Terutama jika tes kehamilan positif, sedangkan kita tidak menemukan kantong kehamilan dalam cavum uteri, bisa ada dua kemungkinan, yang pertama adalah pasien tersebut memang hamil dan usia kehamilan masih sangat munda (diabawah 4 minggu), sehingga kantong kehamilan tidak terlihat, atau kehamilannya tidak berada dalam uterus. 3. Menentukan Tanda Kehidupan Janin Tanda kehidupan janin dapat didiagnosis dengan melihat adanya pulsasi pada embrio, dan hal ini dapat terlihat pada usia kehamilan 5-6 minggu. Jika kita menemukan kantung kehamilan tanpa menemukan pulsasi, jangan cepat mengira itu adalah death 1 | Page

description

nice

Transcript of Tugas Ichi

USG DALAM KEHAMILAN

PEMERIKSAAN USG TRIMESTER I

Pada pemeriksaan USG trimester pertama, terutama jika pasien hamil dengan usia gestasi  dibawah 10 minggu, penggunaan USG transvaginal adalah metode yang lebih baik daripada menggunakan USG transabdominal. Karena keakuratan USG transvaginal pada usia kehamilan muda lebih akurat daripada USG transabdominal. Yang harus dinilai oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan USG trimester I adalah:

1. Ada Tidaknya Kehamilan

Jika Pasien datang dan mengaku hamil, dengan penampilan seperti wanita yang tidak hamil, sebelum melakukan pemeriksaan ada baiknya kita lakukan tes kehamilan dulu, bisa dengan menggunakan test pack. Hal ini dapat membantuik kita dalam mendiagnosis kehamilannya. Sedangkan dengan pemeriksaan USG , Jika wanita tersebut hamil, pada kehamilan sekitar 4-5 minggu , dapat kita temukan adanya kantong kehamilan pada cavum uterusnya.

2. Lokasi Kehamilan

Menentukan lokasi kehamilan sangat penting, meskipun terlihat sepele. Terutama jika tes kehamilan positif, sedangkan kita tidak menemukan kantong kehamilan dalam cavum uteri,  bisa ada dua kemungkinan, yang pertama adalah pasien tersebut memang hamil dan usia kehamilan masih sangat munda (diabawah 4 minggu), sehingga kantong kehamilan tidak terlihat, atau kehamilannya tidak berada dalam uterus.

3. Menentukan Tanda Kehidupan Janin

Tanda kehidupan janin dapat didiagnosis dengan melihat adanya pulsasi pada embrio, dan hal ini dapat terlihat pada usia kehamilan 5-6 minggu. Jika kita menemukan kantung kehamilan tanpa menemukan pulsasi, jangan cepat mengira itu adalah death conceptus, namun sebaiknya pasien disuruh control 1-2 minggu lagi, untuk menunggu, mungkin saja memang pulsasi belum benar-benar terlihat.

4. Menentukan Jumlah Janin

Menentukan jumlah janin dapat dilakukan mulai pada saat kantong gestasi terbentuk (usia gestasi 4-5 minggu) . Kehamilan multiple, kita menentukannya bila ditemukan adanya kantong kehamilan lebih dari satu , atau kita menemukan yolk sac yang lebih dari satu. Apabila kita menemukan pada trimester I, harus dikonfirmasi lagi pada pemeriksaan selanjutnya. Dalam memeriksa kehamilan multiple, kita harus dapat menentukan khorionitas dan amnionitas, dimana hal ini akan berhubungan dengan adanya komplikasi pada saat  melahirkan.  Amnionitas dapat dilihat dari jumlah

1 | P a g e

amnionnya. Sedangkan khorionitas dapat dilihat dari batas / sekat antara kedua amnion, apabila batasnya memiliki ketebalan >2mm (sering disebut (lambda sign)  maka kehamilan tersebut memiliki dua khorion, namun jika kurang dari 2 mm, (sering disebut T sign), makan kehamilan tersebut memiliki satu khorion.

Gambaran USG hamil kembar pada usia gestasi  5  minggu dengan dua kantung gestasi

Gambaran USG hamil kembar pada usia gestasi 5 minggu dengan dua yolk sac.

2 | P a g e

Gambaran kehamilan kembar pada usia gestasi 10 minggu. Pada gambar ini, terlihat bahwa kehamilan multiple nya terdiri dari dua amnion, dan dua khorion.

5. Menentukan Usia Gestasi

Usia gestasi dapat ditentukan dengan mengukur diameter kantong gestasi (GS), panjang kepala-bokong embrio (Crown Rump Length /CRL), dan diameter yolksac (YS). Sebelum kita membicarakan mengenai pengukuran –pengukuran tersebut, ada baiknya kita mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada kehamilan:

Usia Kehamilan 4 minggu

Pada kehamilan 4 minggu biasanya hanya akan terlihat kantong gestasi berdiameter 2-5mm, tertanam dalam endometrium. Yolk Sac biasanya belum dapat teridentifikasi

Usia Kehamilan 5 minggu

Kantong gestasi tampak dalam cavum uteri, dikelilingi endometrium, dan berisi embrio yamg tampak seperti garis lurus menempel pada yolk sac.

Pada usia kehamilan ini kadang sudah dapat terlihat denyut jantung janin (pulsasi)

3 | P a g e

Usia Kehamilan 6 minggu

Bentuk embrio mulai berubah dari lurus menjadi sedikit fleksi,

Ductus vitellinus tampak menghubungkan embrio dengan yolk sac.

Panjang embrio berkisar 4-10mm

4 | P a g e

Usia Kehamilan 8 minggu

Embrio tampak terpisah dari yolk sac dan dihubungkan melalui ductus vitellinus, berbentuk seperti huruf  “C” dengan bagian kepala tampak dominan

Mulai terlihat tonjolan ekstremitas

CRL berkisar 11-16mm

Sudah mulai dapat dibedakan struktur kepala dari bagian tubuh janin

Setelah mengetahui peristiwa-peristiwa penting pada kehamilan trimester pertama diatas, kita dapat menyimpulkan kapankah kita mulai bisa mengukur kantong gestasi, yaitu pada usia kehamilan , kapan kita mulai bisa mengukur CRL,  dan mengukur yolksac.

Mengukur  Kantung Gestasi (Gestational Sac / GS)

– Penentuan usia gestasi dengan mengukur kantong gestasi hanya dilakukan bila echo janin beluim tampak

– Dilakukan pada usia kehamilan 4-6 minggu – Dapat dilihat sejak kehamilan 4 minggu via transvaginal dan 5-6 minggu

via transabdominal – Pengukuran dilakukan dari tepi bagian dalam  ke tepi bagian dalam – Kesalahan pengukuran sekitar 1-2 minggu – Kandung kemih pasien tidak boleh terlalu penuh karena akan

mempengaruhi bentuk dan hasil pengukuran– Gestational  Sac masih relevan / akurat  diukur sampai usia kehamilan 6

minggu

5 | P a g e

Mengukur Panjang Kepala-Bokong Janin (Crown Rump Length / CRL)

–        Dapat diukur pada usia kehamilan 8-12 minggu

–        Diukur pada posisi netral (mendatar)

–        Pengukuran diukur dari kepala sampai bokong

–        Jangan sampai ekstremitas dan yolk sac ikut terukur

–        Tingkat kesalahan sekitar 5-7 hari

–        Masih relevan diukur sampai usia gestasi 12 minggu

6 | P a g e

Mengukur diameter Yolk Sac (YS)

–        Normalnya berbentuk hampir bulat seperti cincin dengan bagian tengah anekoik

–        Diameter sekitar 4-6mm

–        Dapat diidentifikasi pada usia gestasi 6 minggu

–        Diameter maximum  6mm pada usia kehamilan 10 minggu

Ad.6. Tanda Kegagalan Kehamilan

Tanda kegagalan kehamilan dapat kita ketahui dengan melihat berbagai hal sebagai berikut:

•          Kejadian penting dalam trimester I tidak ditemukan

•          Diameter rata-rata kantong gestasi >10mm tanpa yolk sac

•          Diameter rata-rata kantong gestasi >18mm tanpa embrio

•          Panjang CRL > 5mm namun tak tampak pulse

Ad.7. Penapisan  Kelainan Bawaan

Kelainan congenital , sebenarnya sudah dapat diperkirakan mulai dari pemeriksaan trimester pertama. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam mendiagnosis adanya kelainan congenital mayor pada janin:

Nuchal Translusensi

Nasal Bone

7 | P a g e

Fokus echogenik intrakardiac

Echogenik bowels

Empat tanda di atas sudah dapat ditentukan pada penapisa trimester pertama. Dengan menjumpai salah satu dari empat tanda di atas, kemungkinan besar janin tersebut akan mengalami kelainan congenital pada saat lahirnya.

1. Nuchal Translusensi

– Pengukuran ketebalan jaringan di daerah tengkuk – Sebagai deteksi dini kelaina kromosom (sindroma down)– Usia gestasi 10-14 minggu – Pengukuran dilakukan tegak lurus terhadap kulit tengkuk ke arah luar sampai

daerah seperti pita tipis di atas kulit – Bila NT>3mm , maka kita curiga sindroma down

Gambar di atas menunjukkan nuchal translusensi yang masih dalam batas normal

8 | P a g e

Gambar di atas menunjukkan penebala nuchal yang mencapai 8.3cm, Hal ini merupakan tanda bahwa adanya kelainan kromosom pada janin ini.

2. Nasal Bone

– Dilakukan pada kehamilan 11-14 minggu dan panjang CRL 45-84mm– Tampilan gambar diperbesar  à tampak selurh kepala dan bagian atas thoraks – Potongan mid sagital

Pada daerah hidung harus tampak tiga buah garis hiperekhoik, garis bagian atas adalah kulit hidung, dibawahnya garis tulang hidung, dan yang ketiga adalah kelanjutan dari hidung yang berada diatas garis hidung, letaknya harus lebih tinggi

9 | P a g e

Gambaran hidung janin normal, di daerah hidung  tampak tiga buah garis hiperekhoik, garis bagian atas adalah kulit hidung, dibawahnya garis tulang hidung, dan yang ketiga adalah kelanjutan dari hidung yang berada diatas garis hidung, yang  letaknya lebih tinggi

Gambaran janin yang tidak memiliki tulang hidung, dimana hanya terlihat dua hiperekhoik saja.

3. Fokus echogenik intrakardiac

– Tampak sebagai suatu struktur yang berwarna putih terang – Terletak pada ventrikel kiri – Dilakukan pada usia gestasi 10-14 minggu – Pertanda kelainan kromosom

10 | P a g e

Pada gambaran potongan melintang jantung (four chamber view) di atas, Nampak adanya suatu struktur yang hiperekhoik pada ruang jantung, menunjukkan adanya kelainan pada janin ini.

4. Echogenik bowels

– tampak sebagai massa usus yang tampak lebih padat  dan ekhogenik (putih terang)

– Pertanda kelainan kromosom

  

Pemeriksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan pemeriksaan trimester pertama, pada pemeriksaan ini , janin sudah terbentuk, dimana hal-hal yang harus diperhatikan pada trimester ke II dan III adalah:

1. Keadaan JaninYang harus diperhatikan dalam memeriksa keadaan janin adalah: • Janin hidup / mati , dengan cara kita mencari pulsasi jantung janin • Jumlah Janin , kita perhatikan apakah tunggal/multipel , jika lebih dari satu janin, harus ditentukan khorionitas dan amnionitas • Kelainan kongenital Mayor :lebih jelas dapat di lihat pemeriksaan USG trimester I• Presentasi dan letak janin , jika usia gestasi sudah memasuki trimester III, harus diperhatikan letak janin, apakah memanjang / melintang, oblique , dan presentasi / bagian terbawahnya, apakah presentasi kepala , atau presentasi bokong.

2. Usia GestasiMenentukan usia gestasi pada usia gestasi trimester II dan III berbeda dengan trimester I, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:• Diameter biparietal (Biparietal Diameter / BPD)• Diameter Oksipito Frontalis (Occipito Frontal Diameter / OFD)• Lingkar Kepala (Head Circumference / HC)• Panjang Humerus (Humerus Length / HL)

11 | P a g e

• Lingkar perut (Abdominal Circumference / AC)• Panjang Femur (Femur Length / FL)

Banyak sekali cara menentukan usia gestasi pada trimester II dan III, namun yang essensial / wajib dalam pemeriksaan adalah:

a. Diameter Biparietal (Biparietal Diameter/ BPD)Sebelum mengukur diameter biparietal , kita harus mendapatkan gambaran potongan melintang kepala, adapun syarat2nya adalah: - Gambaran seperti bola rugby- Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala dan berjalan sepanjang kepala - Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga anterior kepala

Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari outer-inner, atau outer-outer

b. Lingkar Kepala (head circumference/ HC)Dalam mengukur lingkar kepala, cara menampilkan kepala sama dengan cara menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Lingkar kepala diukur pada sisi luar tulang kepala (outer-outer)

c. Diameter Antero-Posterior (antero-posterior diameter)Dalam mengukur diameter antero-posterior, cara menampilkan kepala sama dengan cara menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Diameter antero-posterior diukur dengan cara mengukur jarak dari os occipital ke os frontal, diukur outer-outer.

Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur BPD, HC dan APD. Kepala berbentuk seperti bola rugby, terlihat echo garis tengah dan septum pelusidum yang memotong di sepertiga, dan terlihat thalamus.

d. Mengukur lingkar perut (Abdominal Circumference / AC)Sebelum mengukur lingkar perut, kita harus bisa dulu menampilkan potongan

12 | P a g e

melintang perut yang benar, caranya adalah:• Ambil potongan longitudinal tubuh janin sehingga tampak gambaran vertebra, dan jantung , • setelah tampak jantung, putar transducer 90 derajat hingga tampak gambaran transversal jantung, • lalu gerakkan transducer beberapa milimeter ke inferior hingga tampak gambaran vertebra, gaster, dan vena umbilikal dalam satu bidang potong Setelah mendapatkan potongan melintang abdomen yang baik, maka dapat diukur diameter abdomen, yang diukur dari sisi luar kulit.

Gambar diatas adalah gambaran potongan melintang abdomen yang baik, dimana terlihat vertebrae, gaster dan vena umbilical.

e. Mengukur Panjang Femur (femur length / FL)• Pertama tentukan letak kepala • Lakukan rotasi sampai tampak vertebra sampai daerah lumbal atau sakrum • Lakukan rotasi 45 derajat ke kiri atau ke kanan untuk mencari gambaran femur yang baik • Untuk mendapatkan femur yg baik, transduser harus sejajar dengan femur.Panjang femur diukur dari ujung ke ujung

13 | P a g e

Gambaran diatas adalah contoh gambaran femur yang baik, dan femur sejajar transduser, panjang femur diukur dari ujung-ujung.

Ad.3. Pemeriksaan Cairan AmnionPengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu komponen integral dari pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian janin. Hal ini didasarkan bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal dari janin , menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidroamnion

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: pemeriksaan secara subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single pocket, dan dengan metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan.

Secara Subjektif:– Membutuhkan pengalaman yang cukup – Secara subjektif dikatakan normal bila: tampak sebagian tubuh janin melekat pada dinding uterus, dan sebagian lagi tidak menempel ,diantara tubuh janin dan dinding uterus masih terdapat cairan amnion

Secara Single Pocket1. Berdasarkan satu kuadran saja 2. Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin 3. Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area pengukuran tersebut

Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket, dimana yang diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan dinding uterus, dan tidak

14 | P a g e

ada bagian janin yang terletak dalam area pengukuran tersebut

Interpretasi pengukuran cairan amnion berdasarkan single pocket

Hasil Pengukuran Interpretasi

>2cm , <8cm Volume cairan amnion normal

>8cm polihidramnion

8-12cm Polihidramnion ringan

12-16cm Polihidramnion sedang

>16cm Polihgidramnion berat

>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang

<1 cm oligohidramnion

 Pengukuran Amnion dengan metode Phelan (4 kuadran / AFI)• Abdomen dibagi atas 4 kuadran• Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya• Pengukuran harus tegak lurus dengan• Bidang horizontal dan tidak ada boleh ada bagian janin diantaranya

Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan, abdomen dibagi atas 4 kuadran, dan setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya

15 | P a g e

Gambar di atas menunjukkan cara meletakkan probe yang benar pada perut pasien. 

Interpretasi Pengukuran cairan amnion dengan metode AFI

Hasil Pengukuran Interpretasi

>2cm , <8cm Volume cairan amnion normal

>8cm Polihidramnion

8-12cm Polihidramnion ringan

12-16cm Polihidramnion sedang

>16cm Polihgidramnion berat

>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang

<1 cm Oligohidramnion

Ad. 4. Pemeriksan PlasentaPada pemeriksaan plasenta hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah:• Menentukan letak plasenta : untuk menentukan apakah letak plasenta normal (di fundus / corpus uteri, atau abnormal (plasenta previa/plasenta marginal/plasenta letak rendah)• Menentukan grade maturasi plasenta : untuk menentukan apakah kehamilan tersebut cukup bulan (aterm) atau tidak.• Menentukan kelainan plasenta • Menentukan adanya lilitan tali pusat

16 | P a g e

Manfaat Pemeriksaan USG pada Trimester I :1.    Menentukan kehamilan wanita2.    Menentukan usia kehamilan3.    Menentukan taksiran persalinan4.    Mengetahui lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim (kehamilan ektopik)5.    Mengetahui apakah ada masalah pada kehamilan yang sedang berkembang, atau kehamilan dengan mola (hamil anggur)6.    Mengetahui tanda kehidupan janin seperti contohnya untuk mendeteksi apakah ada denyut jantung atau pergerakan janin.7.    Untuk menentukan adanya perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda8.    Mengetahui jumlah janin misalnya tunggal atau kembar9.    Mengetahui apakah ada kelainan bawaan, adakah kelainan bentuk kepala dan lain sebagainya10.    Mengetahui keadaan janin11.    Untuk mengetahui keadaan rahim ibu dan juga organ sekitarnya. Seperti contohnya, apakah ada kelainan lain pada rahim dan indung telur.12.    Untuk mengetahui adanya perdarahan di balik calon plasenta

Manfaat Pemeriksaan USG pada Trimester II :1.    Untuk memastikan usia kehamilan dan juga taksiran persalinan2.    Memastikan kembali jumlah janin, apakah tunggal atau kembar3.    Untuk menentukan ukuran (biometri) janin.4.    Mengetahui berat janin5.    Untuk memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya6.    Mengetahui letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat7.    Untuk mengetahui apakah ada kelainan ataupun terdapat kelainan lainnya yang tidak di inginkan8.    Mengetahui kondisi dan jumlah air ketuban9.    Untuk mengetahui lokasi dan kondisi plasenta.10.    Melihat apakah ada kemungkinan mioma atau kista11.    Untuk mengukur panjang serviks

Manfaat Pemeriksaan USG pada Trimester III :1.    Mengetahui letak dan juga posisi terbawah janin, apakah kepala, sungsang atau letak lintang.2.    Melihat apakah ada lilitan tali pusat3.    Untuk mengukur biometri janin (pertumbuhan janin)4.    Mengetahui taksiran berat janin.5.    Untuk menentukan taksiran pesalinan6.    Untuk mengetahui dan menilai jumlah air ketuban7.    Mengetahui  keadaan dan letak plasenta8.    Mengetahui apakah adanya fetal well being, yaitu pemeriksaan arus darah tali pusat pada kasus pertumbuhan pada janin yang terhambat atau ibu yang memiliki komplikasi seperti preeklampsia, kelainan jantung dan penyakit diabetes.

18 | P a g e

ANTENATAL CARE

Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Wiknjosastro, 2005.; Manuaba, 2008).

Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).

Menurut Henderson (2006), kunjungan antenatal care adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan selama kehamilan (Marmi, 2011)

Pemeriksaan Kehamilan

WHO dalam Marmi (2011) menganjurkan dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :

1. Trismester I : satu kali kunjungan (sebelum usia kehamilan 14 minggu)

2. Trismester II : satu kali kunjungan (usia kehamilan antara 14-28 minggu)

3. Trismester III : dua kali kunjungan (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).

Konsep Pemeriksaan Antenatal

Menurut Depkes RI (2002a), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar

pelayanan antenatal dimulai dengan :

19 | P a g e

a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.

c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)

e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Depkes RI (2002a), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

a. Kunjungan ibu hamil yang pertama

Kunjungan pertama adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.

b. Kunjungan ibu hamil yang keempat

Kunjungan keempat adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.

Jadwal Pemeriksaan

Menurut Depkes RI (2002a), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan

antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan Pertama, kedua dan ketiga

20 | P a g e

Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.

b. Kunjungan Keempat

Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

Menurut Depkes RI (2005) standar pelayanan antenatal terdiri atas 6

standar, yakni :

1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Tujuannya adalah mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan

kehamilannya.

Hasilnya :

a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan

b. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemerikasaan

kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan

hamil

c. Meningkatkan cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum

kehamilan 16 minggu

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Tujuannya adalah memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini

komplikasi kehamilan.

Hasilnya :

a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 x selama

kehamilan

21 | P a g e

b. Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat

c. Deteksi dini dan pengananan komplikasi kehamilan

d. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya

kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.

e. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.

3. Standar 5 : Palpasi Abdominal

Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan

janin, penentu letak, posisi dan bagian bawah janin.

Hasilnya :

a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik

b. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan

c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai

dengan kebutuhan.

4. Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

Tujuannya adalah menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan

melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatsi anemia sebelum

persalinan berlangsung.

Hasilnya :

a. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk b. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia c. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR

5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini hepertensi pada

kehamilan dan memerlukan tindakan yang diperlukan.

Hasilnya :

22 | P a g e

a. Ibu hamil dengan tanda pre–eklamsia mendapat perawatan yang

memadai dan tepat waktu

b. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia.

6. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam

lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.

Hasilnya :

a. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan

yang bersih dan aman

b. Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan memadai dengan

pertolongan bidan terampil.

c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika

perlu

d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila perlu.

23 | P a g e