Tugas Herman .
Transcript of Tugas Herman .
PENYAKIT MALARIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUHERMAN
NIM : 210240057
SEMESTER : V EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini dari buku yang kami pelajari. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang mata kuliah survailans epidemiologi yang berjudul penyakit malaria
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca,
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Parepare, 8 januari 2013
Penyusun
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR DAFTAR ISI........................................................................................................BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................
A. LATARBELAKANG.........................................................................................B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................
BAB 2 Tinjauan pustaka ....................................................................................• Pengertian ?................................................................................................• Etiologi........................................................................................................• patologi.......................................................................................................• jenis-jenis...................................................................................................• Gambaran kliniks.......................................................................................• Diagnose.....................................................................................................• pengobatan................................................................................................• Pecegahan..................................................................................................
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA• Egent..........................................................................................................• Distribusi.....................................................................................................• Ferekwensi..................................................................................................• Feterminan.................................................................................................
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................• Perinsip survailans malaria • Tindakan yang penting dalam sisitem survailans malaria. • Tujuan survailan malaria • Eradikasi atau pemberantasan penyebaran penyakit malaria • Pilihan setrategi era dikasi malaria. • Kebijakan pemerintahan terhadap malaria • Indikator strategis penyakit malaria • Langkah-langkah kegiatan survailans malaria
BAB 5PENUTUP kesimpulan saran daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya,
hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi Protozoa dari genus
plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil ) serta demam
berkepanjangan.
Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing disebabkan oleh
spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin
menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-
gejala ini muncul kembali secara periodik.
Malaria adalah penyakit yang bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria
disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk
kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO 1981)
ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Parasit
malaria pada manusia yang menyebabkan malaria adalah plasmodium falciparum,
plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae. Parasit malaria yang
terbanyak di Indonesia adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran
keduanya, sedangkan plasmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di sulawesi, irian
jaya dan negara timor leste.
Proses penyebaran penyakit ini dimulai dari nyamuk malaria yang mengandung parasit
malaria menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam.
Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9-40 hari
( WHO 1997).
Malaria termasuk penyakit yang ikut bertanggung-jawab terhadap tingginya angka
kematian di banyak negara dunia. Diperkirakan, sekitar 1,5-2,7 juta jiwa melayang setiap
tahunnya akibat penyakit ini. Walau sejak 1950 malaria telah berhasil dibasmi di hampir
seluruh benua Eropa, Amerika Tengah dan Selatan, tapi di beberapa bagian benua Afrika dan
Asia Tenggara, penyakit ini masih menjadi masalah besar. Sekitar seratus juta kasus penyakit
malaria terjadi setiap tahunnya, satu persen diantaranya berakibat fatal. Seperti kebanyakan
penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.
Penyebaran malaria juga cukup luas di banyak negara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995, diperkirakan 15 juta penduduk
Indonesia menderita malaria, 30 ribu di antaranya meninggal dunia. Morbiditas (angka
kesakitan) malaria sejak tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Di Jawa dan Bali
terjadi peningkatan: dari 18 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 48 kasus per 100
ribu penduduk (2000). Peningkatan terjadi terutama di Jawa Tengah (Purworejo dan
Banyumas) dan Yogyakarta (Kulon Progo). Di luar Jawa dan Bali, peningkatan terjadi dari
1.750 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 2.800 kasus per 100ribu penduduk (2000):
tertinggi di NTT, yaitu 16.290 kasus per 100 ribu penduduk.
Banyumas, seperti diklaim pemerintah, merupakan daerah yang sudah bebas malaria
sejak 10-15 tahun terakhir. Tapi tiba-tiba, Juli 2001 terjadi kejadian luar biasa (KLB) malaria
yang menjangkiti sekitar 150 penduduk; Desember 2001-Januari 2002, kembali terjadi
lonjakan kasus malaria, terutama di empat kecamatan (Kemrajen, Somagede, Sumpiuh dan
Tambak) yang meliputi 17 desa. Sejak Juli 2001 sampai pertengahan Januari 2002 itu, tercatat
5.409 penderita malaria klinis, 1.127 orang di antaranya positif ada parasit dalam darahnya.
KLB malaria pun memakan korban jiwa delapan orang.
Pemerintah menilai Banyumas sebagai wilayah pantai selatan yang merupakan habitat
nyamuk Anopheles sp, tidak mungkin memberantas nyamuk itu sampai habis. Karena
perubahan iklim global meningkatkan populasi nyamuk secara drastis. Yang bisa dilakukan
hanyalah menekan populasi nyamuk dengan, misalnya menebar ikan di persawahan. Selain
itu, adanya lonjakan KLB juga disebabkan, kendurnya pemantauan populasi nyamuk oleh
petugas kesehatan, lantaran sudah lama tidak ada kasus malaria. Masyarakat pun menjadi
lengah. Sementara itu, krisis ekonomi membuat kemampuan menyediakan insektisida untuk
menyemprot nyamuk juga menjadi terbatas, sehingga timbul KLB pertama pada Juli 2001.
KLB kedua terjadi lebih dikarenakan selama bulan Puasa dan Lebaran, banyak penduduk
yang merantau pulang kampung. Penduduk yang merantau di daerah endemis, seperti
Lampung, Riau atau Kalimantan, pulang membawa parasit dan menularkannya ke penduduk
desa.
Memang, cepatnya pertumbuhan penduduk, migrasi, sanitasi yang buruk dan daerah
yang terlalu padat, memudahkan penyebaran penyakit ini. Pembukaan lahan-lahan baru serta
perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara
nyamuk dengan manusia yang bermukim di daerah itu. Selain itu, perubahan iklim, perubahan
lingkungan seperti penelantaran tambak, genangan air di bekas galian pasir juga penebangan
hutan bakau, juga mempercepat penyebaran penyakit malaria. Hal itu diperparah dengan
perpindahan penduduk dari daerah endemis ke daerah bebas malaria dan sebaliknya.
Hasil analisis Geographic Health Information System yang dikembangkan di enam
provinsi termasuk Jawa Tengah, menunjukkan seluruh Jawa Tengah berpotensi terjadi KLB
malaria. Didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah daerah endemik malaria
mulai mencanangkan Gerakan Berantas Kembali (Gebrak) Malaria secara komprehensif dan
terpadu. Upaya penanggulangan lewat Gebrak Malaria dilakukan dimulai sejak 2000 untuk
daerah Kabupaten Kepulauan Riau (Riau), Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) dan Kabupaten
Lombok Barat (NTB). Pada 2001, Gebrak Malaria dikembangkan di beberapa kabupaten di
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Barat
dan Jawa Tengah.
1.2 Rumusan masalah
berdasarkan urain yang telah di paparkan pada latar belakang di atas ,maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini dapat di rumuskan sebagai berikut :
• Pengertian penyakit malaria ?
• Bagaimana etiologi dan patogenesis malaria?
• Apa jenis-jenis penyakit malaria?
,1.3 Tujuan penuliasan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing, selain
itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk membuka wawasan dan cara berpikir kita agar
dapat memahami berapa pentingnya menjaga kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Pengertian Penyakit.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit ( protozoa ) dari genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil
dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena
dahulu banyak terdapat didaerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga
mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam
pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 )
Malaria adalah penyakit protozoa yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk anopheles
( N’ach, 2003 : 207 ).
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan
melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium dan mudah
dikenali gejala meriang ( panas dingin menggigil ) serta demam berkepanjangan
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan
oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh
manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak
pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina. ( Drs. Bambang Mursito, Apt.M.Si.2002 )
Malaria adalah penyakit yang terjadi bila eritrosit di inovasi oleh salah satu dari empat spesies
parasit protozoa plasmodium ( Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15, Volume 2. 2002 ).
• Etiologi malaria
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat
spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax
(malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria
tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan
malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Keempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan membandingkan
bentuk skizon, bentuk trofozoit, bentuk gametosit yang terdapat di dalam darah perifer maupun
bentuk pre-eritrositik dari skizon yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
• patologi malaria
Sporozoit pada fase eksoeritrosit bermultiplikasi dalam sel hepar tanpa menyebabkan reaksi
inflamasi, kemudian merozoit yang dihasilkan menginfeksi eritrosit yang merupakan proses
patologi dari penyakit malaria. Proses terjadinya patologi malaria serebral yang merupakan salah
satu dari malaria berat adalah terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler.
Kapiler dipenuhi leukosit dan monosit, sehingga terjadi sumbatan pembuluh darah oleh roset
eritrosit yang terinfeksi. (Harijanto.P.N. 2006)
• Jenis-jenis malaria
dibedakan pada jenis parasit malaria yang menjadi penyebab malaria yaitu protozoa dari
jenis Plasmodium. Parasit malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anophheles yang
habitat hidupnya adalah tempat-tempat basah dan lembab.
Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:
• Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam
muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria pada manusia
• Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap
hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
• Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang paling
patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang terberat, karena
dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia
berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll.Penderita Malaria jenis ini mengalami
demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase
koma dan kematian yang mendadak.
• Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali dijumpai,
umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat. Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari
satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya
campuran Plasmodium falciparumdengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi
campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah
yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh P.Vivax dan P.Malariae dapat
kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain
P.Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh; lemah, menggigil dan
demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan
segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan
penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.
• gejala kelinis penyakit malaria
Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam yang periodik, pembesaran limpa dan
anemia (turunnya tingkat haemoglobin dalam darah).
a. Demam
Biasanya sebelum timbul demam, penderita malaria akan mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri pada
tulang dan otot, kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare ringan dan kadang-kadang
merasa dingin dipunggung.Umumnya keluhan seperti ini timbul pada malaria yang disebabkan
oleh P. Vivax dan P. ovale, sedangkan pada malaria yang disebabkan
oleh P.Falciparum dan P.malriae , keluhan-keluhan tersebut tidak jelas.Serangan demam yang
khas pada malaria terdiri dari tiga stadium. Berikut ditampilkan stadium demam yang khas pada
malaria:
1). Stadion Menggigil
Dimulai dengan perasaan kedinginan sampai menggigil. Penderita sering membungkus tubuhnya
dengan selimut atau sarung. Pada saat menggigil, seluruh tubuhnya bergetar, denyut nadinya
cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari tangannya biru dan kulitnya pucat. Pada anak-anak sering
disertai dengan kejang - kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit sampai satu jam yang diikuti
dengan meningkatnya suhu tubuh.
2). Stadion Puncak Demam
Penderita yang sebelumnya merasa kedinginan berubah menjadi panas sekali. Wajah penderita
merah, kulitkering dan terasa panas seperti terbakar, frekuensi pernapasan meningkat, nasdi
penuh dan berdenyut keras, sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah, kesadaran menurun
sampai timbul kejang (pada anak-anak). Suhu tubuh bisa mencapai 41 0 C. Stadium ini
berlangsung selama 2 jam atau lebih yang diikuti dengan kondisi berkeringat.
3). Stadion Berkeringat
Penderita berkeringat banyak diseluruh tubuhnya hingga tempat tidurnya basah. Suhu badan
turun dengan cepat, penderita merasa sangat lelah dan sering tertidur. Setelah bangun dari
tidurnya, penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan seperti biasa padahal
sebenarnya penyakit ini masih bersarang dalam tubuh penderita. Stadium ini berlangsung 2
sampai 4 jam.
b. Pembesaran Limpa
Pembesaran limpa merupakangejala khusus pada malaria kronis atau menahun. Limpa menjadi
bengkak danterasa nyeri. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel-sel darah merah yang
mengandung parasit malaria.Lama-lama, konsistensi limpa menjadi keras karena jaringan ikat
pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik, limpa berangsur normal kembali.
c. Anemia
Pada penyakit malaria, anemia atau penurunan kadar hemoglobin darah sampai di bawah nilai
normal karena penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh parasit malaria. Selain itu,
anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah disum - sum tulang. Gejala anemia
berupa badan yang terasa lemas, pusing, pucat, penglihatan kabur, jantung berdebar-debar dan
kurang nafsu makan. Diagnosis anemia ditentukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dalam
darah. Anemia yang paling berat adalah anemia yang disebabkan oleh P.falciparum
• Masa ingkubasi malaria
Masa inkubasi intrinsik adalah rentang waktu sejak sporozoit masuk ke tubuh manusia
sampai timbulnya gejala klinis pertama yang biasa di tandai dengan demam. Masa inkubasi pada
penularan secara alamiah bagi masing-masing spesies parasit adalah sebagai berikut :
Parasit Masa inkubasi
Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium malariae
9 – 14 hari (12)
12 – 17 hari (15)
16 – 18 hari (17)
18 – 40 hari (28)
Beberapa strain dari Plasmodium vivax mempunyai masa inkubasi yang jauh lebih
panjang yakni sampai 9 bulan. Strain ini terutama dijumpai didaerah Utara dan Rusia nama yang
diusulkan untuk strain ini adalah Plasmodium vivax hibernans.
• penyebab malaria
Saat ini, sekitar 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia karena infeksi Plasmodium. Sebagian
besar terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun di negara-negara Afrika sub-Sahara. Ada sekitar
400 juta kasus baru per tahun di seluruh dunia. Di Amerika, kebanyakan orang didiagnosis
terinfeksi malaria yang diperoleh dari luar negeri, biasanya ketika tinggal atau melakukan
perjalanan melalui daerah dimana merupakan kawasam endemik penyakit malaria.
Penyakit malaria merupakan masalah kesehatan utama di banyak daerah tropis dan subtropis.
Diperkirakan bahwa ada 300-500 juta kasus malaria setiap tahun, dan lebih dari 1 juta orang
meninggal. Ini menyajikan bahaya penyakit utama bagi wisatawan untuk iklim hangat. Di
beberapa wilayah di dunia, nyamuk yang membawa malaria telah mengembangkan resistensi
terhadap insektisida, sedangkan parasit telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik. Hal
ini mengakibatkan kesulitan dalam mengendalikan baik tingkat infeksi
Malaria adalah suatu infeksi pada bagian dari sel darah yaitu infeksi pada sel darah
merah. Penyakit malaria ini ditularkan oleh nyamuk yang membawa parasit yang menyebabkan
malaria. Bila nyamuk pembawa parasit ini menggigit Anda, parasit dapat masuk ke dalam darah
Anda. Parasit tersebut bertelur, yang kemudian akan berkembang, melakukan replikasi sehingga
menjadi banyak, dan parasit tersebut hidup dari sel darah Anda sampai Anda menjadi sakit. Jika
tidak dilakukan pengobatan, malaria dapat sangat fatal sehingga berakibat pada kematian
seseorang.
• Diagnosa malaria
Sejak Charles Laveran pertama divisualisasikan parasit malaria dalam darah pada tahun 1880,
andalan diagnosis malaria telah pemeriksaan mikroskopis darah.
Demam dan syok septik biasanya didiagnosis sebagai malaria berat di Afrika, mengarah ke
kegagalan untuk mengobati lain penyakit yang mengancam jiwa. Di daerah endemik malaria,
parasitemia tidak menjamin diagnosis malaria parah karena parasitemia dapat insidentil untuk
penyakit konkuren lainnya. Penyelidikan terbaru menunjukkan bahwa retinopati malaria adalah
lebih baik (sensitivitas 95% kolektif dan spesifisitas 90%) daripada fitur klinis atau laboratorium
lain di malaria membedakan dari non-malaria koma.
Meskipun darah adalah sampel yang paling sering digunakan untuk membuat diagnosis, baik air
liur dan urin telah diteliti sebagai alternatif, spesimen kurang invasif.
Pemeriksaan mikroskopik dari film darah
Diagnosis yang paling ekonomi, disukai, dan dapat diandalkan malaria adalah pemeriksaan
mikroskopis dari film darah karena masing-masing dari spesies parasit empat besar telah
membedakan karakteristik. Dua jenis apus darah secara tradisional digunakan. Film tipis yang
mirip dengan film darah yang biasa dan memungkinkan identifikasi spesies parasit karena
penampilan adalah yang terbaik diawetkan dalam persiapan ini. Film tebal memungkinkan
microscopist untuk layar lebih besar volume darah dan sekitar sebelas kali lebih sensitif
dibandingkan dengan film tipis, sehingga mengambil tingkat rendah infeksi lebih mudah pada
film tebal, tetapi penampilan parasit jauh lebih menyimpang dan karenanya membedakan antara
spesies yang berbeda dapat jauh lebih sulit. Dengan pro dan kontra dari pap kedua tebal dan tipis
dipertimbangkan, sangat penting untuk memanfaatkan kedua Pap ketika mencoba untuk
membuat diagnosis definitif.
Dari film tebal, sebuah microscopist berpengalaman dapat mendeteksi tingkat parasit (atau
parasitemia) turun ke level 0,0000001% dari sel darah merah. Diagnosis spesies dapat sulit
karena trophozoites awal ("bentuk cincin") dari semua empat spesies terlihat sama dan tidak
pernah mungkin untuk mendiagnosa spesies berdasarkan bentuk cincin tunggal, identifikasi
spesies selalu didasarkan pada beberapa trophozoites.
Lapangan tes
Di daerah di mana mikroskop tidak tersedia, atau di mana staf laboratorium tidak berpengalaman
di diagnosis malaria, ada tes deteksi antigen yang hanya membutuhkan setetes darah. Tes
immunochromatographic (juga disebut: Malaria Tes Diagnostik Cepat, Antigen-Capture Assay
atau "dipsticks") telah dikembangkan, didistribusikan dan fieldtested. Tes ini menggunakan jari-
tongkat atau darah vena, tes menyelesaikan membutuhkan total 15-20 menit, dan laboratorium
tidak diperlukan. Ambang deteksi oleh tes diagnostik cepat adalah di kisaran 100 parasit / ml
darah dibandingkan dengan 5 dengan mikroskop film tebal. Tes pertama diagnostik cepat yang
menggunakan''P. falciparum glutamat dehidrogenase''sebagai antigen.
PGluDH segera digantikan oleh''''dehidrogenase laktat P.falciparum, sebuah kDa 33
oxidoreductase 1.1.1.27. Ini adalah enzim terakhir dari jalur glikolisis, penting untuk generasi
ATP dan salah satu enzim yang paling banyak diungkapkan oleh P.falciparum''''. PLDH tidak
bertahan di dalam darah tetapi membersihkan sekitar waktu yang sama seperti parasit setelah
pengobatan berhasil. Kurangnya ketekunan antigen setelah perawatan membuat tes pLDH
berguna dalam memprediksi kegagalan pengobatan. Dalam hal ini, pLDH mirip dengan
pGluDH. Alat tes Optimal-TI dapat membedakan antara''P. falciparum''dan''P. vivax''karena
perbedaan antigen antara isoenzim pLDH mereka.
Optimal-TI dipercaya akan mendeteksi''P. falciparum''turun ke 0,01% parasitemia dan spesies
lainnya turun ke 0,1%. Paracheck-Pf akan mendeteksi parasitemias turun ke 0,002% tetapi tidak
akan membedakan antara falciparum dan non-falciparum malaria. Asam nukleat parasit yang
terdeteksi menggunakan polymerase chain reaction. Teknik ini lebih akurat daripada mikroskop.
Namun, mahal, dan membutuhkan laboratorium khusus. Selain itu, tingkat parasitemia yang
tidak selalu korelatif dengan perkembangan penyakit, khususnya ketika parasit mampu
mematuhi dinding pembuluh darah. Oleh karena itu lebih sensitif, alat berteknologi rendah
diagnosis perlu dikembangkan dalam rangka untuk mendeteksi tingkat rendah parasitemia di
lapangan.
Molekul metode
Metode molekuler yang tersedia di beberapa laboratorium klinis dan cepat real-time tes
(misalnya, QT-NASBA berdasarkan reaksi rantai polimerase) sedang dikembangkan dengan
harapan untuk dapat menyebarkan mereka di daerah endemik.
Cara Pencegahan dan Pengobatan
Bagi orang yang hendak berkunjung ke daerah endemik malaria, agar tak tertular
dianjurkan mengonsumsi chloroquin tablet 300 mg satu kali seminggu dimulai satu minggu
sebelum berangkat sampai empat minggu setelah pulang. Hal ini untuk memastikan tidak ada
parasit yang berkembang di masa inkubasi, kita masih terlindungi oleh obat tersebut.Di daerah
yang parasitnya telah resisten terhadap chloroquin bisa digunakan doksisiklin tablet 100 mg satu
kali seminggu dengan cara sama. “Makan obatnya harus setelah makan agar tidak terjadi iritasi
lambung. Alternatif lain adalah tablet kina atau primakuin. Namun, primakuin tidak boleh
dikonsumsi ibu hamil karena bisa memengaruhi pertumbuhan janin. Yang perlu diperhatikan,
obat tidak 100 persen melindungi dari malaria. Karenanya, menghindari gigitan nyamuk tetap
yang terbaik, di daerah endemik malaria. Upaya yang tidak mudah, namun bisa dicoba agar
terhindar dari penyakit malaria antara lain :
• penngobatan malaria
Dalam pengobatan malaria terapi antiplasmodium dan perawatan suportif sangat penting untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas klorokuin merupakan obat anti malaria yang efektif
terhadap p falciparum yang sensitive terhadap klorokuin .keuntunganya tidak menyebabkan
hipoglikemi dan tidak mengganggu kehamilan namun dengan meluasnya resistensi terhadap
klorokuin maka obat ini sudah jarang di pakai untuk pengobatan malaria berat kona merupakan
obat-anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium dan dipilih sebagai obat
utama untuk menangani malaria berat karna masih berefek kuat terhadap p falciparum yang
resisten terhadap klorokuin meskipun kina dpat digunakan pada masa mkehamilan , tetapi
dapat menyebabkan kontraksi uterus dan memberikan konstribusi untuk hipoglikemia
(Wilson.2001.)
• Pencegahan malaria
• Pasang kawat kasa pada semua ventilasi rumah
• Usahakan untuk tidak membuat kandang ternak dengan jarak yang sangat dekat dengan
tempat tinggal anda
• Gunakan baju dan celana panjang jika hendak keluar rumah
• Gunakan kelambu jika nyamuk anopheles masih bisa masuk missal karena dinding rumah
anda masih terbuat dari kayu atau bamboo
• Laporkan pada dinas kesehatan setempat bahwa didaerah tempat anda tinggal termasuk
daerah endemic malaria
• Segera berobat kerumah sakit jika anda atau orang-orang disekiling anda mengalami gejala
diatas.
Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati! Salam sehat.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria
memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung
akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komlikasi ataupun mengalami
komlikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai
malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis. Plasmodium yang sering
dijumpai adalah Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan
Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium
malariae pernah juga dijuumpai pada suatu kasus, tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah
dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya).
• agent malaria
Agent atau penyebab penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup ataupun tidak hidup
dimana kehadirannya, bila diikuti dengan kontak efektif dengan manusia yang rentan akan
terjadi stimulasi untuk memudahkan terjadi suatu proses penyakit.
Agent penyebab penyakit malaria termasuk agent biologis yaitu protozoa.
• Jenis Parasit (Plasmodium)
Sampai saat ini dikenal empat macam agent penyebab malaria yaitu :
• Plasmodium Falciparum, penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria
berat/malaria otak yang fatal, gejala serangnya timbul berselang setiap dua hari (48 jam)
sekali.
• Plasmodium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana yang gejala serangannya timbul
berselang setiap tiga hari (Sering Kambuh)
• Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria quartana yang gejala serangnya timbul
berselang setiap empat hari sekali.
• Plasmodium ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik
Barat.
Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium, biasanya
infeksi semacam ini disebut infeksi campuran (mixed infection). Tapi umumnya paling
banyak hanya dua jenis parasit, yaitu campuran antara Parasit falsiparum dengan parasit
vivax atau parasit malariae. Campuran tiga jenis parasit jarang sekali dijumpai
• Distribusi Frekuensi Malaria
Penyebaran masalah kesehatan. Menunjuk pada keadaan masalah kesehatan yang
dikelompokan berdasarkan orang (man), tempat (place), dan waktu (time). • Orang
Di Indonesia, malaria merupakan masalah kesehatan yang penting, oleh karena penyakit ini
endemik di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di luar Jawa dan Bali. Epidemi malaria
seringkali dilaporkan dari berbagai wilayah dengan angka kematian yang lebih tinggi pada anak-
anak di bawah 5 tahun dibanding orang dewasa.
• tempat
Batas dari penyebaran malaria adalah 64°LU (Rusia) dan 32°LS (Argentina). Ketinggian yang
dimungkinkan adalah 400 meter di bawah permukaan laut (Laut mati dan Kenya) dan 2600 meter
di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling
luas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai kedaerah tropik.
• waktu
Berdasarkan data laporan bulanan malaria, kejadian malaria di Kawasan Ekosistem Leuser
berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) terjadi peningkatan malaria, yaitu dari 12,8 ‰
tahun 2003 meningkat menjadi 14,3 ‰ tahun 2004 dan 25,4 ‰ tahun 2005.21
• ferekwensi
Frekuensi masalah kesehatan Untuk mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan terlebih
dahulu harus dilakukan 2 hal pokok yaitu menemukan atau mengidentifikasi dan
mengukur jadi untuk mengetahui ferekwensi penyakit malaria perlu dilakukan identifikasi
penyakit malaria .
• determinan malaria
Dalam epidemiologi selalu ada 3 faktor yang diselidiki : Host (umumnya manusia), Agent
(penyebab penyakit) dan Environment (lingkungan).17
• Faktor Host
Penyakit malaria mempunyai keunikan karena ada 2 macam host yakni manusia sebagai host
intermediate (dimana siklus aseksual parasit terjadi) dan nyamuk anopheles betina sebagai host
definitive (tempat siklus seksual parasit berlangsung).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan atau factor determinan.
adapun fakto yang mempengaruhi penyakit malaria adalah nyamuk , perilaku dan linkungan ,
• Faktor Agent
Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae dan ordo coccidiidae.
Sampai saat ini di Indonesia dikenal 4 macam parasit malaria yaitu:
1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium malariae
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium falciparum.
• Faktor Environment
Penelitian Suwito, dkk, tahun 2005 di Puskesmas Benteng Bangka Belitung dengan desain
penelitian kasus kontrol, diperoleh bahwa adanya rawa-rawa di sekitar lingkungan rumah juga
merupakan faktor risiko kejadian malaria. Hasil analisis diperoleh nilai OR 2,6 (95% CI: 1,08-
6,14). Artinya responden yang menderita malaria 2,6 kali kemungkinan di sekitar rumahnya
terdapat rawa-rawa dibandingkan dengan responden yang tidak menderita malaria.
BAB IV
PEMBAHASAN
• perinsip survailans Malaria
prinsip survailans malaria dilakukan dengan mengambil serta mengatasi maslaah melalui
penyuluhan serta pemberantasan penyakit malaria di masyarakat dan mengambil sampel
menijau serta memantau terus penderita penyakit malaria agar tidak menyebar ke masyarakat
yang lain .
• tindakan yang penting dalam sisitem survailans malaria.
• melakukan penyuluhan kemasyarakat tentang bahaya ,gejala serta penyebab penyakit malria
• melakukan pendeteksian gejala awal penyakit malria
• melakukan penyemprotan pembasmi nyamuk anhopeles
• pemberian pengobatan kepada penderita penyakit malria .
• tujuan survailan malaria
Sementara pengertian Surveilans epidemiologi menurut Depkes RI (2003), merupakan
suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit
serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data, analisis,
interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.Sedangkan
surveilans malaria menurut Depkes R.I (1998), adalah kegiatan terus menerus, teratur dan
sistimatis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data malaria untuk
menghasilkan informasi yang akurat yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar
untuk melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisi
daerah setempat.
Tujuan surveilans dalam program pemberantasan malaria antara lain :
• Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan
lainnya dalam rangka mencegah kejadian luar biasa (KLB) malaria
• Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan dipergunakan
sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat yang direncanakan sesuai dengan
permasalahan.
• Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) secara dini. d). Mengetahui trend penyakit dari
waktu ke waktu.
• Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang, tempat dan waktu.
Tujuan diatas kemudian dioperasionalkan dalam bentuk beberapa kebijakan yang telah
ditetapkan oelh kementerian kesehatan, sebagai berikut :
• Pengumpulan, pengolahan, interpretasi data malaria dilakukan pada semua tingkatan
administratif mulai dari Puskesmas pembantu, Puskesmas, Rumah sakit, Dinas Kesehatan
dan Departemen Kesehatan.
• Meningkatkan peran-serta masyarakat seperti kader malaria, pos obat desa (POD), terutama
dalam kegiatan pengobatan
• Meningkatkan kemitraan dalam jaringan informasi malaria dengan sektor terkait.Upaya
pemberantasan malaria yang tepat dan cepat yang berpedoman pada petunjuk dasar atau
“evidence based”.
• Meningkatkan kerja sama lintas batas wilayah administratif (perbatasan wilayah Puskesmas,
kabupaten, propinsi dan antar negara) dalam perencanaan dan upaya penanggulangan
malaria.
Pelaksanaan kebijakan diatas, kemudian diterapkan dalam bentuk penyelenggaraan surveilans
program pencegahan penyakit malaria, yang antara lain meliputi tahap pengamatan dan survei.
Pada tahap pengamatan penyakit malaria beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain berupa
kegiatan penemuan penderita malaria. Tujuan penemuan penderita adalah menemukan penderita
secara dini dan secepatnya memberikan pengobatan, memantau fluktuasi malaria pada suatu
tempat, sebagai alat bantu menentukan musim penularan, dan peringatan dini terhadap kejadian
luar biasa (KLB).
Tahap diatas dilaksanakan dengan beberapa jenis kegiatan yang seperti Active Case Detection
(ACD). Kegiatan ini dilakukan secara aktif oleh juru malaria desa atau petugas lapangan
malaria, dengan jenis kunjungan dilakukan pada beberapa jenis kriteria desa endemik malaria,
antara lain :
• Desa High Case Incidence (HCI), dengan melakukan kunjungan rumah 2 minggu sekali.
• Desa Middle Case Incidence (MCI), dengan melakukan kunjungan rumah 1 bulan sekali.
• Desa Low Cace Incidence (LCI), dengan melakukan kunjungan ditingkat dusun sebulan
sekali.
Tindak lanjut kunjungan diatas, kemudian diikuti dengan kegiatan pengambilan sediaan darah
(SD). Kegiatan ini hanya dilakukan pada penduduk yang memenuhi beberapa criteria yang
dipersyaratkan seperti demam, menggigil, baik disertai sakit kepala atau tidak dalam tiga hari
terakhir.
Selain pengambilan sediaan darah juga dilakukan kegiatan passive case detection (PCD). PCD
dilakukan dengan mengintensifkan pengambilan sediaan darah di institusi/pusat pelayanan
kesehatan swasta maupun pemerintah dan kader pelayanan kesehatan.
Sebagai indikator kinerja petugas, target pengambilan sediaan darah ditetapkan sebagai berikut:
• Pada Desa High Case Incidence (HCI) sebesar 5%K
• Pada Desa Middle Case Incidence (MCI) sebesar 5%K
• Pada Desa Low Case Incidence (LCI) sebesar 3%K
(Keterangan : K merupakan kunjungan ke Puskesmas dengan standard 60 % dari populasi).
Setelah beberapa tahap kegiatan diatas dilakukan, selanjutnya dilaksanakan tahap kegiatan
penyidikan epidemiologi. Kegiatan ini dilakukan pada seluruh penghuni rumah, tempat tinggal
penderita positip malaria dan seluruh penghuni pada empat rumah ddisekeliling rumah penderita
tersebut. Selain itu juga dilaksanakan survey penderita malarai. Survei yang dilakukan dalam
pemberantasan malaria meliputi jenis survei malariometrik (MS), Mass fever survei (MFS),
Survei kontak, dan survei migrasi. Kegiatan lain yang tidak kalah penting dalam surveilans
malaria adalah pengamatan vektor.
• eradikasi atau pemberantasan penyebaran penyakit malaria
Upaya pemberantasan penyakit malaria akan dilakukan peningkatan terhadap penemuan dan
pengobatan penderita serta melakukan pemeriksaan sedian darah. Sedangkan untuk
menghilangkan vector akan dilakukan pengontrolan terhadap nyamuk dewasa dengan melakukan
penyemprotan dengan insektisida (secara kimiawi). Pemberantasan vector penyakit secara
mekanis seperti penggunaan kelambu dan secara biologis dengan menggunakan ikan pemakan
jentik. Pencegahan penyakit malaria dapat juga dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk
(PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan
pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.Pemberantasan penyakit
malaria bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan serendah mungkin dan mencegah
penyebarabn penyakit.Penyuluhan kesehatan hendaknya diselenggarakan terus-menerus di
tingkat desa untuk membimbing masyarakat mengenal malaria, mendorong segera mencari
pengobatan bila terserang malaria dan menyadarkan pendududk bahwa penyakit malaria dapat
dicegah dan diberantas.Peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit malaria perlu ditingkatkan antara lain dalam hal pelaksanaan upaya
yang bersifat sederhana misalnya menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat, melapporkan
kejadian penyakit malaria secepatnya.
• pilihan setrategi era dikasi malaria.
• Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan tepat.
• Memberdayakan dan menggerakan masyarakat untuk mendukung secara aktif upaya
eliminasi malaria.
• Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap masyarakat yang berisiko.
• Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan sosialisasi kepada Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk mendukung secara aktif eliminasi malaria.
• Menggalang kemitraan dan sumber daya baik lokal, nasional maupun internasional, secara
terkoordinasi dengan seluruh sector terkait termasuk sektor swasta, organisasi profesi, dan
organisasinkemasyarakatan melalui forum gebrak malaria atau forum kemitraan lainnya.
• Menyelenggarakan sistem surveilans, monitoring dan evaluasi serta informasi kesehatan.
• Melakukan upaya eliminasi malaria melalui forum kemitraan Gebrak Malaria atau forum
kemitraan lain yang sudah terbentuk. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
mengembangkan teknologi dalam upaya eliminasi malaria.
• kebijakan pemerintahan terhadap malaria
• Rumah sakit : melakukan pengobatan untuk penderita penyakit malria melakukan
pelaporan, dan pendataan pada Dinas Kesehatan Setempat dalam bentuk laporan yang
berisi narasi singkat, tabel, atau grafik yang menarik serta di lakukan secara berkala.
• Puskesmas : melakukan penyuluhan tentang penyakit malria , dan melakukan pencegahan
dan pengobatan penyakit malria.
• Eliminasi Malaria dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM, dunia usaha, lembaga donor,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat.
• Eliminasi Malaria dilakukan secara bertahap dari kabupaten/kota, provinsi, dan dari satu
pulau atau ke beberapa pulau sampai ke seluruh wilayah Indonesia menurut tahapan yang
didasarkan pada situasi malaria dan kondisi sumber daya yang tersedia.
• indikator setrategis penyakit malaria
• Surveilans rutin : pengamatan epidemiologi kasus penyakit malria yang telah di lakukan
secara rutin berdasarkan sumber data rutin yang telah ada serta sumber data lain yang
dapat di jangkau pengumpulannya.
• Pemeriksaan laboratorium pada kondisi tertentu.
• mengenal penyakit malria
• mengetahui etiolog penyakit malaria
• mengetahui patologi penyakit malaria
• mengetahui gejala klinis penyakit malria
• mengetahui jenis-jenis penyakit malria
• mengetahui cara pencegahan dan pengobatan penyakit kelinis
• mengetahui tujuan survailans malaria
• mengetahui kebijakan pemerintah terhadap penyebaran penyakit malria di masyarakat.
• langkah-langkah kegiatan survailans malaria.
langkah-langkah kegiatan survailans melelui penyuluhan terhadap bahaya penyakit malaria serta
penyemprotan bahan anti nyamuk anhopeles di tempat masyarakat .
pencarian msyarakat yang terinfeksi penyakit malaria dan menaganinya secara serius .
BAB V
PENUTUP
• kesimpulan
• malaria adalah penyakit teropis
• malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan di tandai dengan ditemukan bentuk aseksual di dalam darah
• penyebab infeksi malaria ialah pelasmodium .ada 4 jenis plasmodium penyebab
penyakit malaria yaitu pelasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana
(beningan malaria )dan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika
(malignan malaria ). plasmodium malariae dan plasmodium ovale
• Proses terjadinya patologi malaria serebral yang merupakan salah satu dari malaria
berat adalah terjadinya perdarahan dan nekrosis di sekitar venula dan kapiler.
• Dalam menginfeksi manusia, plasmodium membutuhkan vector yaitu nyamuk
Anopheles.
• Bagi orang yang hendak berkunjung ke daerah endemik malaria, agar tak tertular
dianjurkan mengonsumsi chloroquin tablet 300 mg satu kali seminggu dimulai satu
minggu sebelum berangkat sampai empat minggu setelah pulang.
• Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam yang periodik,
pembesaran limpa dan anemia (turunnya tingkat haemoglobin dalam darah).
• saran
Diharapakan Dinas Kesehatan Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan
menanggulangi malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah,
menggunakan kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan
kegiatan surveilens malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies
vektor serta kepadatan vektor malaria.
Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan
kasa nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara
pemakaian kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.
Daftar pustaka
• Prabowo A. 2004. Malaria; Mencegah dan Mengatas inya. Jakarta: Penerbit Puspa Swara.
• Cross, C. 2004. The Life Cycle of Anopheles Mosquitoes.
• Murti, B. 1997. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
• http://malaria.welcoome.ac.uk/mosquito . diakses pada tanggal 28 Mei 2010.
Sudoyo, A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI: Jakarta.
• Wilson, R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. The McGraw – Hill
Companies, Inc united states of America.