tugas farmako
-
Upload
putrinovrisa -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of tugas farmako
PENDAHULUAN
Dalam arti luas farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup,
lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut
obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat.
Karena itu dikatakan farmakologi dikatakan sebagai seni menimbang (the art of weighing).
Farmakologi didefinisikan sebagai mata pelajaran mengenai substamsi yang berinteraksi
dengan sebuah system yang hidup melalui proses-proses kimia, terutama berupa ikatan dengan
molekul-molekul regulator, dan yang mengaktivasi atau menginhibisi proses-proses tubuh
alamiah. Substansi-substansi tersebut merupakan bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan
efek teurapeutik yang bermanfaat bagi proses kesembuhan pasien dan bersifat toksik bagi proses
regulatorik parasit yang menginfeksi manusia.
Farmakologi medis sering didefinisikan sebagai suatu ilmu tentang substansi yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit. Toksikologi merupakan
cabang farmakologi yang menjelaskan efek yang tidak diinginkan dari zat kimia terhadap system
kehidupan, mulai dari sel-sel tunggal sampai ekosistem yang majemuk.
Menurut suatu survey di Amerika serikat, sekitar 5%pasien masuk rumah sakit akibat
obat. Rasio fatalitas kasus akibat obat dirumah sakit berfariasi antara 2-12%. Efek samping obat
meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum.
Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,
mendiagnosis, penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya
membuat seseorang infertile, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan.
Fermakologi terutama terfokus pada 2 sub disiplin, yaitu farmakodinamik dan
farmakokinetik. Farmakokinetik ialah apa yang dialami obat yang diberikan pada suatu makhluk,
yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi. Subdisiplin farmakologi ini erat sekali
hubungan nya dengan ilmu kimia dan ilmu biokimia. Farmakodinamik menyangkut pengaruh
obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk, secara keseluruhan erat berhubungan dengan
fisiologi, biokimia dan patologi.
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh
terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yakni proses absorpsi (A), distribusi (D),
metabolisme (M), dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi, dan ekskresi bentuk utuh
atau bentuk aktif, merupakan proses eliminasi obat.
TUJUAN
Untuk melihat kecepatan absorpsi dan ekskresi obat yang diberikan secara oral
ALAT - ALAT Tabung reaksi Pipet tetes Rak tabung reaksi
BAHAN - BAHAN Kalium Iodida 300 mg dalam kapsul Larutan Kalium Iodida 1% Larutan Natrium Nitrit 10% Larutan asam sulfat (H2SO4) dilutus Larutan / suspensi amilum 1% Urin Saliva
CARA KERJA1. Pilih satu orang praktikan dari tiap kelompok sebagai subjek percobaan sedangkan
praktikan lainnya bertanggung jawab untuk percobaan yang dilakukan.2. Sebelum obat ditelan, kandung kemih subjek percobaan harus dikosongkan, kemudian
subjek percobaan harus minum 2 gelas air dan sebagian urin (2-3 ml) dan saliva subjek ditampung dan disimpan sebagai urin dan saliva kontrol subjek percobaan.
3. Kemudian subjek percobaan menelan kapsul berisi Kalium Iodida menggunakan 1 gelas air.
4. Menit ke-15 setelah makan obat, tampung urin dan saliva subjek percobaan di dalam gelas ukur. Lakukan penampungan urin dan saliva selama 75 menit dengan interval waktu 15 menit.
5. Pada kontrol dan perlakuan dengan KI, buat dalam tabung reaksi (uji ekskresi KI) 1 ml KI 1% + 1 ml amylum 1% amati apa yang terjadi 1 ml KI 1% + 2-3 tetes Natrium nitrit 10% rp+ 2-3 tetes H2SO4 dilutus + 1 ml amilum
1% amati apa yang terjadi
1 ml urin / saliva kontrol + 2-3 tetes natrium nitrit 10% rp + 2-3 tetes H2SO4 dilutus + 1 ml amilum 1% amati apa yang terjadi
1 ml urin/ saliva subjek yang makan KI+ 2-3 tetes natrium nitrit 10% rp + 2-3 tetes H2SO4 dilutus + 1 ml amilum 1% amati apa yang terjadi
Hasil percobaan diberi notasi semi kuantitatif, yaitu -, +, ++, +++, ++++ Berdasarkan hasil tersebut maka data dapat dibuat dalam bentuk tabel dan grafik
HASIL PECOBAAN DAN PEMBAHASAN
KI + amyl KI + NaNit + H2SO4 + amyl
Waktu
Urin KI + NaNit + H2SO4 + amyl
Saliva KI+ NaNit + H2SO4 + amyl
Warna bening dengan sedikit
endapan
Bening menjadi coklat pekat
15’ (-) tidak ada cincin bewarna ungu
Sedikit endapan cincin ungu
30’ (+++) ada cincin ungu yang tebal dan
Endapan cincin ungu di bagian tengah
Urin kontrol + NaNit + H2SO4 +
amyl
Saliva kontrol + NaNit + H2SO4 +
amyl
45’ (+) ada sedikit cincin ungu dan sedikit
endapan ungu
Cincin ungu terlihat lebih pekat
Kuning keruh Keruh 60’ (+) ada sedikit cincin ungu dan sedikit
endapan ungu
Cincin ungu mulai samar
75’ (-) tidak cincin dan endapan ungu
Cincin ungu di bagian tengah
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan didapatkan bahwa jika KI bereaksi dengan natrium nitrit, asam sulfat dan amilum akan terbentuk larutan dengan warna coklat pekat sedangkan jika KI bereaksi hanya dengan amilum saja hanya akan terbentuk larutan bening.Pada percobaan yang kami lakukan, KI sudah lebih dulu muncul pada saliva ada menit ke-15 yang ditandai dengan hasil (+) sedangkan pada urin hasilnya (-).Pada menit ke-30 KI diekskresikan melalui urin dalam jumlah yang banyak ditandai dengan hasil (+++).pada menit ke-30 inilah KI diekskresikan dalam jumlah maksimum pada urin. Kemudian pada menit ke-45 dan 60 jumlah KI yang diekskresikan melalui urin turun ditandai dengan hasil (+) dan akhirnya pada menit ke-75 sudah tidak ada lagi KI yang terdapat dalam urin.Pada saliva jumlah KI pada menit ke-30, terlihat cincin ungu yang tepat berada di tengah. Dan pada menit ke-45, cincin ungu terlihat lebih pekat. Pada saliva jumlah KI tetap (+) sampai menit ke-60 tetapi lebih samar dan pada menit ke-75 cincin ungu tetap ada walaupun samar. Jadi KI yang diberikan secara oral pada subjek percobaan telah habis diekskresikan dari tubuh subjek percobaan dalam waktu 75 menit.
KESIMPULAN Kecepatan absorpsi maupun ekskresi obat yang diberikan secara oral mengalami
perbedaan pada masing-masing pemeriksaan. Absorpsi dan ekskresi obat pada masing-masing orang berbeda-beda tergantung kondisi
tubuh. Pada saliva, kadar KI yang diminum masih ada sampai menit ke-60 dan mulai berkurang
pada menit ke-75. Pada urin, kadar KI yang diminum belum ada sampai menit ke-30 dan mulai berkurang
pada menit ke-45.
JAWABAN SOAL
1. Cara-cara pemberian obat:
a. Per oral
b. Per rectal
c. Subcutan
d. Intra vena
e. Intra muscular
f. Sublingual
2. Karena perbedaan waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menyerap obat tersebut. Sekresi
urin lebih lama karena melewati beberapa proses,sedangkan saliva masih ada karena
sekresi dilakukan oleh saliva itu sendiri,jadi selain penyerapan,di saliva juga terjadi
sekresi.
3. Usia,Lingkungan,kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Amir syarif, dkk. Farmakologi dan terapi edisi 5, 2007, dept. farmakologi dan terapeutik
fk ui
Bertram g katzung. Farmakologi dasar dan klinik, egc, 2010
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
DISUSUN
OLEH
PUTRI NOVRISA RAJAB SAPUTRA ASTI UKI UTARI PUTRI BALQIS AFRA CAHYU W. DIAN MENTARI
KELAS : A-05
PENDIDIKAN DOKTER TA 2011/2012.UNSYIAH