tugas farmako

7
PENDAHULUAN Dalam arti luas farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu dikatakan farmakologi dikatakan sebagai seni menimbang (the art of weighing). Farmakologi didefinisikan sebagai mata pelajaran mengenai substamsi yang berinteraksi dengan sebuah system yang hidup melalui proses-proses kimia, terutama berupa ikatan dengan molekul-molekul regulator, dan yang mengaktivasi atau menginhibisi proses-proses tubuh alamiah. Substansi-substansi tersebut merupakan bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan efek teurapeutik yang bermanfaat bagi proses kesembuhan pasien dan bersifat toksik bagi proses regulatorik parasit yang menginfeksi manusia. Farmakologi medis sering didefinisikan sebagai suatu ilmu tentang substansi yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit. Toksikologi merupakan cabang farmakologi yang menjelaskan efek yang tidak diinginkan dari zat kimia terhadap system kehidupan, mulai dari sel-sel tunggal sampai ekosistem yang majemuk. Menurut suatu survey di Amerika serikat, sekitar 5%pasien masuk rumah sakit akibat obat. Rasio fatalitas kasus akibat obat dirumah sakit berfariasi antara 2-12%. Efek samping obat meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis, penyakit atau gangguan, atau

description

Farmakologi

Transcript of tugas farmako

Page 1: tugas  farmako

PENDAHULUAN

Dalam arti luas farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup,

lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut

obat, dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat.

Karena itu dikatakan farmakologi dikatakan sebagai seni menimbang (the art of weighing).

Farmakologi didefinisikan sebagai mata pelajaran mengenai substamsi yang berinteraksi

dengan sebuah system yang hidup melalui proses-proses kimia, terutama berupa ikatan dengan

molekul-molekul regulator, dan yang mengaktivasi atau menginhibisi proses-proses tubuh

alamiah. Substansi-substansi tersebut merupakan bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan

efek teurapeutik yang bermanfaat bagi proses kesembuhan pasien dan bersifat toksik bagi proses

regulatorik parasit yang menginfeksi manusia.

Farmakologi medis sering didefinisikan sebagai suatu ilmu tentang substansi yang

digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati penyakit. Toksikologi merupakan

cabang farmakologi yang menjelaskan efek yang tidak diinginkan dari zat kimia terhadap system

kehidupan, mulai dari sel-sel tunggal sampai ekosistem yang majemuk.

Menurut suatu survey di Amerika serikat, sekitar 5%pasien masuk rumah sakit akibat

obat. Rasio fatalitas kasus akibat obat dirumah sakit berfariasi antara 2-12%. Efek samping obat

meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum.

Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati,

mendiagnosis, penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya

membuat seseorang infertile, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan.

Fermakologi terutama terfokus pada 2 sub disiplin, yaitu farmakodinamik dan

farmakokinetik. Farmakokinetik ialah apa yang dialami obat yang diberikan pada suatu makhluk,

yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi. Subdisiplin farmakologi ini erat sekali

hubungan nya dengan ilmu kimia dan ilmu biokimia. Farmakodinamik menyangkut pengaruh

obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk, secara keseluruhan erat berhubungan dengan

fisiologi, biokimia dan patologi.

Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh

terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yakni proses absorpsi (A), distribusi (D),

metabolisme (M), dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi, dan ekskresi bentuk utuh

atau bentuk aktif, merupakan proses eliminasi obat.

TUJUAN

Page 2: tugas  farmako

Untuk melihat kecepatan absorpsi dan ekskresi obat yang diberikan secara oral

ALAT - ALAT Tabung reaksi Pipet tetes Rak tabung reaksi

BAHAN - BAHAN Kalium Iodida 300 mg dalam kapsul Larutan Kalium Iodida 1% Larutan Natrium Nitrit 10% Larutan asam sulfat (H2SO4) dilutus Larutan / suspensi amilum 1% Urin Saliva

CARA KERJA1. Pilih satu orang praktikan dari tiap kelompok sebagai subjek percobaan sedangkan

praktikan lainnya bertanggung jawab untuk percobaan yang dilakukan.2. Sebelum obat ditelan, kandung kemih subjek percobaan harus dikosongkan, kemudian

subjek percobaan harus minum 2 gelas air dan sebagian urin (2-3 ml) dan saliva subjek ditampung dan disimpan sebagai urin dan saliva kontrol subjek percobaan.

3. Kemudian subjek percobaan menelan kapsul berisi Kalium Iodida menggunakan 1 gelas air.

4. Menit ke-15 setelah makan obat, tampung urin dan saliva subjek percobaan di dalam gelas ukur. Lakukan penampungan urin dan saliva selama 75 menit dengan interval waktu 15 menit.

5. Pada kontrol dan perlakuan dengan KI, buat dalam tabung reaksi (uji ekskresi KI) 1 ml KI 1% + 1 ml amylum 1% amati apa yang terjadi 1 ml KI 1% + 2-3 tetes Natrium nitrit 10% rp+ 2-3 tetes H2SO4 dilutus + 1 ml amilum

1% amati apa yang terjadi

1 ml urin / saliva kontrol + 2-3 tetes natrium nitrit 10% rp + 2-3 tetes H2SO4 dilutus + 1 ml amilum 1% amati apa yang terjadi

1 ml urin/ saliva subjek yang makan KI+ 2-3 tetes natrium nitrit 10% rp + 2-3 tetes H2SO4 dilutus + 1 ml amilum 1% amati apa yang terjadi

Hasil percobaan diberi notasi semi kuantitatif, yaitu -, +, ++, +++, ++++ Berdasarkan hasil tersebut maka data dapat dibuat dalam bentuk tabel dan grafik

HASIL PECOBAAN DAN PEMBAHASAN

KI + amyl KI + NaNit + H2SO4 + amyl

Waktu

Urin KI + NaNit + H2SO4 + amyl

Saliva KI+ NaNit + H2SO4 + amyl

Warna bening dengan sedikit

endapan

Bening menjadi coklat pekat

15’ (-) tidak ada cincin bewarna ungu

Sedikit endapan cincin ungu

30’ (+++) ada cincin ungu yang tebal dan

Endapan cincin ungu di bagian tengah

Page 3: tugas  farmako

Urin kontrol + NaNit + H2SO4 +

amyl

Saliva kontrol + NaNit + H2SO4 +

amyl

45’ (+) ada sedikit cincin ungu dan sedikit

endapan ungu

Cincin ungu terlihat lebih pekat

Kuning keruh Keruh 60’ (+) ada sedikit cincin ungu dan sedikit

endapan ungu

Cincin ungu mulai samar

75’ (-) tidak cincin dan endapan ungu

Cincin ungu di bagian tengah

Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan didapatkan bahwa jika KI bereaksi dengan natrium nitrit, asam sulfat dan amilum akan terbentuk larutan dengan warna coklat pekat sedangkan jika KI bereaksi hanya dengan amilum saja hanya akan terbentuk larutan bening.Pada percobaan yang kami lakukan, KI sudah lebih dulu muncul pada saliva ada menit ke-15 yang ditandai dengan hasil (+) sedangkan pada urin hasilnya (-).Pada menit ke-30 KI diekskresikan melalui urin dalam jumlah yang banyak ditandai dengan hasil (+++).pada menit ke-30 inilah KI diekskresikan dalam jumlah maksimum pada urin. Kemudian pada menit ke-45 dan 60 jumlah KI yang diekskresikan melalui urin turun ditandai dengan hasil (+) dan akhirnya pada menit ke-75 sudah tidak ada lagi KI yang terdapat dalam urin.Pada saliva jumlah KI pada menit ke-30, terlihat cincin ungu yang tepat berada di tengah. Dan pada menit ke-45, cincin ungu terlihat lebih pekat. Pada saliva jumlah KI tetap (+) sampai menit ke-60 tetapi lebih samar dan pada menit ke-75 cincin ungu tetap ada walaupun samar. Jadi KI yang diberikan secara oral pada subjek percobaan telah habis diekskresikan dari tubuh subjek percobaan dalam waktu 75 menit.

KESIMPULAN Kecepatan absorpsi maupun ekskresi obat yang diberikan secara oral mengalami

perbedaan pada masing-masing pemeriksaan. Absorpsi dan ekskresi obat pada masing-masing orang berbeda-beda tergantung kondisi

tubuh. Pada saliva, kadar KI yang diminum masih ada sampai menit ke-60 dan mulai berkurang

pada menit ke-75. Pada urin, kadar KI yang diminum belum ada sampai menit ke-30 dan mulai berkurang

pada menit ke-45.

JAWABAN SOAL

1. Cara-cara pemberian obat:

a. Per oral

b. Per rectal

c. Subcutan

d. Intra vena

e. Intra muscular

f. Sublingual

2. Karena perbedaan waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menyerap obat tersebut. Sekresi

urin lebih lama karena melewati beberapa proses,sedangkan saliva masih ada karena

sekresi dilakukan oleh saliva itu sendiri,jadi selain penyerapan,di saliva juga terjadi

sekresi.

Page 4: tugas  farmako

3. Usia,Lingkungan,kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Amir syarif, dkk. Farmakologi dan terapi edisi 5, 2007, dept. farmakologi dan terapeutik

fk ui

Bertram g katzung. Farmakologi dasar dan klinik, egc, 2010

Page 5: tugas  farmako

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

DISUSUN

OLEH

PUTRI NOVRISA RAJAB SAPUTRA ASTI UKI UTARI PUTRI BALQIS AFRA CAHYU W. DIAN MENTARI

KELAS : A-05

PENDIDIKAN DOKTER TA 2011/2012.UNSYIAH