Tugas Dokter Keluarga Dan Diagnosis Holistik

16
Mr.A.36 yo, security in Kelurahan Office, unmarried, live with his sister who married with 3 children I: - Productive cough no blood-tinged since 1 month - going to be worst condition - possible to cure II: - Pulmonum tuberculosis with acid-fast bacili (+), broad lesion & left lung fibrosis - Obesity - Suspect Diabetes Mellitus III: - drop out from anti-tuberculosis treatment after 1 month - lack motivation and supporting behavior - unmarried & dependent IV: - less harmony interpersonal relationship with brother in law

description

jhg

Transcript of Tugas Dokter Keluarga Dan Diagnosis Holistik

Mr.A.36 yo, security in Kelurahan Office, unmarried, live with his sister who married with 3 childrenI: - Productive cough no blood-tinged since 1 month - going to be worst condition - possible to cure II: - Pulmonum tuberculosis with acid-fast bacili (+), broad lesion & left lung fibrosis - Obesity - Suspect Diabetes Mellitus III: - drop out from anti-tuberculosis treatment after 1 month - lack motivation and supporting behavior - unmarried & dependent IV: - less harmony interpersonal relationship with brother in law - no family participation in patient management - high risk transmitted in the family - un-comfort living for patient and family V: functional scale: 2 (partly willingness, provider dependency) Berdasarkan kasus tadi sebagai dokter keluarga bagaimana penanganannya terhadap 1. Personal pasien2. Planning comphrensive terhadap anggota keluarga3. Penanganan comphrensive yang berorientasi dengan lingkungan komunitasJawaban:1. Menurut kasus di atas sebagai dokter keluarga penangannnya terhadap personal pasiennya adalah dibedakan berdasarkan fisik dan psikologi, kita harus memperbaiki kedua aspek tersebut.pertama kita tinjau dulu dari keadaan fisik pasien: pada kasus ini diketahui bahwa pasien merupakan pasien dengan TB (+) , drop out dari pengobatan OAT setelah 1 bulan, obesitas, terduga Diabetes MellitusUntuk TB (+) yang sudah drop out dari pengobatan setelah 1 bulan maka pengobatannya menggunakan kategori 2 yaitu 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Untuk obesitasnya diperlukan diet sehat dan olahraga untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Untuk Diabetes Mellitus perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan langkah selanjutnya. Kemudian dilakukan DOTS, DOTS ini mengandung lima komponen, yaitu:

a. Komitmen pemerintah untuk mendukung pengawasan tuberkulosis.b. Penemuan kasus dengan pemeriksaan mikroskopik sputum, utamanya dilakukan pada mereka yang datang ke pasilitas kesehatan karena keluhan paru dan pernapasan.c. Cara pengobatan standard selama 6 8 bulan untuk semua kasus dengan pemeriksaan sputum positif, dengan pengawasan pengobatan secara langsung, untuk sekurang-kurangnya dua bulan pertama.d. Penyediaan semua obat anti tuberkulosis secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu.e. Pencatatan dan pelaporan yang baik sehingga memungkinkan penilaian terhadap hasil pengobatan untuk tiap pasien dan penilaian terhadap program pelaksanaan pengawasan tuberkulosis secara keseluruhanDi mana pasien akan diberikan edukasi mengenai cara membuang dahak yaitu dengan menyiapkan botol yang tutupnya rapat, dimasukkan kantung plastic ke dalamnya, kemudian diberi bayclin jadi pasien dapat membuang dahak di dalamnya dan kantung plastic diganti setiap sudah penuh. Pembuangan kantung plastic dengan cara dibakar agar kuman Tuberkulosis hilang. Kemudian mengenai pemakaian masker, harus selalu dipakai agar mencegah penularan dapat terjadi. Masker yang sudah dipakai harus dibuang di tempat yang tepat.Perubahan Life style menjadi lebih baik lagi, di sini pasien harus olahraga teratur dan menjalani diet sehat untuk mencapai berat badan yang ideal sehingga faktor resiko untuk terjadinya penyakit lain dapat dicegah.Untuk psikologinya, dapat dilihat dari kasus ini, bahwa Mr A 36 tahun, seorang sekuriti di kelurahan, tidak menikah dan tinggal dengan saudara perempuannya yang sudah menikah dan mempunyai 3 anak, kurang motivasi dan masih tergantung, tidak akrab dengan iparnya. Dengan masalah-masalah sebagai berikut maka perlu diberikan motivasi kepada pasien untuk sembuh serta edukasi mengenain pembuangan dahak, disiplin untuk tetap meminum obat, serta memberitau pasien agar selalu menggunakan masker agar mencegah orang lain tertular.2. Planning comphrensive untuk anggota keluarga adalah mengedukasi keluarga agar menjadi PMO pasien (Pengawas minum obat), mengedukasi pencegahan penularan seperti mencuci peralatan makan dengan air panas dan menjemur bantal guling di bawah sinar matahari, mengedukasi keluarga agar memakai masker. Mengatur tempat tinggal, sehingga mendapat pencahayaan yang cukup serta ventilasi yang baik.Mengusahakan untuk selalu membuka pintu dan jendela pada pagi dan sore hari agar terjadi pertukaran udara dan mendapat cahaya matahari yang cukup. Mengedukasi keluarga untuk lebih memperhatikan Mr A dan kesehatan anggota keluarga dan perlu dilakukannya skrining untuk seluruh anggota keluarga untuk mengantisipasi dan dapat mengambil tindakan cepat dalam penyembuhan. Meminta bantuan keluarga untuk membantu Mr A mengatur pola makan sehat. Melaporkan kasus TB ke dinas pelayanan kesehatan dan social setempat agar dapat mengontrol dan mengintervensi penularan penyakit tersebut. Meminta keluarga untuk lebih memperhatikan sanitasi lingkungan.Perlu juga mengadakan konseling untuk keluarga dan pasien mengenai hubungan dengan pasien sehingga mendapat pencerahan agar dapat merukunkan dan dapat memberi dukungan kepada pasien untuk dapat sembuh. DOTS juga dilakukan pada keluarga, di mana diberikan pengetahuan yang sama mengenai penyakit Tuberkulosis seperti cara pencegahan dan penularannya serta melibatkan keluarga dalam perannya sebagai Pengawas minum obat agar pasien dapat segera sembuh.Syarat dan tugas menjadi PMO adalah:a. Seorang yang dikenal, dipercaya, dan disetujui oleh petugas kesehatan maupun pederita.b. Bersedia dengan sukarela membantu penderit tuberkulosis sampai sembuh selama 6 bulan.c. Bersedia dilatih.d. Mau merujuk kalau ada gejala efek samping obat.e. Bersedia antar jemput OAT sekeli seminggu atau dua kali seminggu jika penderita tidak bisa datang ke RS.f. Bersedia antar jemput pemeriksaan ulang sputum bulan ke-2, 5 dan 6 pengobatan.g. Mengawasi penderit tuberkulosis agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobataan.h. Memberi dorongan kepada penderita agar mau minum obat secara teratur.i. Memberi penyuluhan kepada anggota keluarga penderita tuberkulosis yang mempunyai gajala-gejala tersangka tuberkulosis untuk segara memeriksakan diri ke pusat kesehatan3. Untuk penanganan comphrensive yang berorientasi dengan lingkungan komunitas, kita dapat melakukan penyuluhan dan DOTS. Tatalaksana Pasien TB di DOTS yaitu:a. Penemuan tersangka TB Pasien dengan gejala utama pasien TB paru: batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih dianggap sebagai seorang tersangka pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.b. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.c. Diagnosis TB Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS).

Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB melalui pemeriksaan dahak :BTA. Pemeriksaan lain seperti foto thoraks, biakan dan uji kepekaan dapat juga sebagai penunjang diagnosis.d. Pengobatan TBPengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (obat anti tuberkulosis).Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan lanjutan.1. Tahap Awalpada tahap awal ini pasien mendapatkan obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat, bila pengobatan tahap awal ini diberikan secara tepat biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu, sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif dalam 2 bulan.2. Tahap LanjutanPasien mendapat obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama (kurang lebih4 -6 bulan), tahap lanjutan ini penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah kekambuhan.e. RujukanMelakukan rujukan ke UPK lain bagi pasien yang ingin pindah dengan menggunakan formulir rujukan yang ada.Formulir Pencatatan dan Pelaporan TB di DOTSi. Formulir TB.01 : Kartu Pengobatan Pasien TBii. Formulir TB.02 : Kartu Identitas Pasieniii. Formulir TB.03 : Register TB Kabupateniv. Formulir TB.04 : Register Laboratorium TBCv. Formulir TB.05 : Formulir Permohonan Laboratorium TBC Untuk Pemeriksaan Dahakvi. Formulir TB.06 : Daftar Suspek Yang Diperiksa Dahak SPSvii. Formulir TB.09 : Formulir Rujukan/Pindah pasien TBviii. Formulir TB.10 : Formulir Hasil Akhir Pengobatan Dari Pasien TB PindahanMelalui strategi DOTS ini diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantai penularan, serta mencegah MDR-TB, dengan target program penanggulangan Tuberkulosis adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70 % dari perkiraan dan menyembuhkan 85 % dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat Tuberkulosis hingga separuhnya dan mencapai tujuan MDGs (millenium development goals) pada tahun 2015. Kemudian diadakan penyuluhan untuk warga sekitar untuk hal ini kita perlu menghubungi dinas setempat agar dapat bekerja sama dengan ketua RT maupun RW setempat dalam penyuluhan mengenai tuberculosis, serta perlu diadakannya screening untuk warga sekitar yang pernah berinteraksi dengan pasien agar dapat segera ditanggulangi.DAFTAR PUSTAKA1. Suradi. Diagnosis dan pengobatan TB paru. Temu Ilmiah Respirologi. Surakarta. 2001.2. Aditama TY. DOTS & DOTS Plus. Temu Ilmiah Respirologi. Surakarta. 2001.3. Ami Sari. Pengalaman pelaksanaan DOTS di puskesmas. Temu Ilmiah Respirologi. Surakarta. 2001.4. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman penatalaksanaan TB paru. 1998.5. www.who.int/gtb/policyrd/DOTS.htm.6. www.who.int/gtb/policyrd/DOTS.tb. Otsuga Katsunori.JICA Project.7. www.who.int/gtb/policyrd/DOTS.tb. Paulin MZ.Report from Piliphina.8. www.who.int/gtb/policyrd/rusia. Perelman MI.Tuberculosis in Rusia.9. 10.www.who.int/gtb/policyrd/DOTS.htm. Mori T.The meaning of a sin of ommission in TB control today.TUGAS DOKTER KELUARGA DAN DIAGNOSIS HOLISTIK

Disusun oleh:Febriani RintaI11110026FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2013