Tugas Desa Rempoah

40
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia menjadikan penurunan fisik yang lebih besar dibanding periode-periode usia sebelumnya, semakin tua usia seseorang, kemungkinan akan memiliki beberapa penyakit atau dalam keadaan sakit meningkat. Beberapa penyebab kematian pada usia lanjut adalah kondisi kronis seperti penyakit- penyakit yang tergolong penyakit terminal illness yaitu penyakit kardiovaskuler, stroke, dan lemahnya pernafasan. Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi menjadi suatu hal yang menakutkan bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu kewaktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup yang tidak sehat lainnya adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi.

description

ffffffffgggggggggggggghj

Transcript of Tugas Desa Rempoah

28

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia menjadikan penurunan fisik yang lebih besar dibanding periode-periode usia sebelumnya, semakin tua usia seseorang, kemungkinan akan memiliki beberapa penyakit atau dalam keadaan sakit meningkat. Beberapa penyebab kematian pada usia lanjut adalah kondisi kronis seperti penyakit-penyakit yang tergolong penyakit terminal illness yaitu penyakit kardiovaskuler, stroke, dan lemahnya pernafasan. Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.Hipertensi menjadi suatu hal yang menakutkan bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu kewaktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup yang tidak sehat lainnya adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi.Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular. Perkembangan angka kejadian hipertensi di negara maju dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Sebanyak 73,6 juta orang di Amerika Serikat yang berusia 20 tahun ke atas menderita hipertensi. Diperkirakan 30% dari penduduk Amerika sekitar 50.000.000 jiwa menderita tekanan darah tinggi dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap tahunnya (Depkes RI, 2007). Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 15.000.000 penduduk yang mengalami hipertensi (Bustan, 2007). Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, kasus tertinggi hipertensi adalah kota Semarang yaotu sebesar 67,101 kasus (19,56%) dibanding dengan jumlah keseluruhan hipertensi di Kabupaten atau kota lain di Jawa Tengah. Apabila dilihat berdasarkan jumlah kasus keseluruhan di kota Semarang terdapat proporsi yang lebih besar 53,69. Sedangkan kasus tertinggi kedua adalah Kabupaten Klaten yaitu sebesar 36.002 kasus (10,49%) dan apabila dibanding dengan jumlah keseluruhan di Kabupaten Banyumas adalah sebesar 57,01%. Kasus ini paling sedikit dijumpai di Kebupaten Tegal yaitu 516 kasus (0,15%). Rata-rata kasus hipertensi di Jawa Tengah adalah 9.800,54 kasus (profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004).Prevalensi hipertensi yang tinggi dipicu karena kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan masyarakat yang lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam.pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi.Hasil wawancara dengan penderita hipertensi pada praktek lapangan blok komprehenshif II di desa Rempoah, didapatkan penuturan dari penderita hipertensi bahwa hipertensi yang dideritanya menyebabkan penderita harus selalu siaga dan waspada terhadap kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba sehingga harus selalu melakukan kontrol pengukuran tekanan darah. Penderita juga merasakan sering cemas jika akan melakukan aktivitas berat karena jika mengalami kelelahan dapat menjadikan tekanan darah naik yang dapat menyebabkan pusing-pusing.Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifer dan retina. Golongan umur 45 tahun keatas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu periksa ke puskesmas atau ke dokter. Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun disegala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain.Pendidikan kesehatan masyarakat akan mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi tentang hipertensi, dimana pengetahuan yang cukup menjadi titik tolak perubahan sikap dan perilaku penderita hipertensi dalam kepatuhan kontrol. Penanganan hipertensi dilakukan bersama dengan pengubahan pola hidup dapat berupa penurunan berat badan jika overweight, membatasi konsumsi alkohol, berolahraga teratur, mengurangi konsumsi garam, mempertahan konsumsi natrium, kalsium, magnesium yang cukup, dan berhenti merokok. Selain itu penderita hipertensi juga harus mempunyai pengetahuan dan sikap kepatuhan untuk dapat menyesuaikan penatalaksanaan hipertensi dalam kehidupan sehari- hari.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat diangkat yaitu rencana asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit hipertensi.

C. Tujuan1. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga tentang tanda, gejala, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hipertensi.2. Untuk merencakan asuhan keperawatan hipertensi pada keluarga.

D. Manfaat1. Manfaat bagi keluarga, diharapkan keluarga bisa menyadari betapa pentingnya perilaku kontrol dan gaya hidup yang sehat sehingga dapat menghindari/mencegah komplikasi hipertensi.2. Manfaat bagi masyarakat, laporan praktikum ini diharapkan menjadi bahan masukan atau referensi khususnya bagi penderita hipertensi untuk dapat meningkatakan pengetahuan demi memelihara status kesehatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengertian HipertensiTekanan darah adalah tekanan yang terjadi di dalam pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh (ridwan, 2009). Tekanan darah biasanya dicatat sebagai tekanan sistol dan diastol. Tekanan darah maksimum dalam arteri disebut tekanan sistolik yang disebabkan sistol ventrikular. Tekanan minimum dalam arteri disebut tekanan diastolik yang disebabkan oleh diastol ventrikular ( Jain, 2011). Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah (Ridwan, 2009).Hipertensi merupakan penyebab utama stroke yang dapat menimbulkan kematian dan merupakan faktor yang dapat memperberat infark miokard (serangan jantung). Kondisi tersebut yang sering ditemukan pada penderita hipertensi. Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Potter & Perry, 2005). Pada manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekan darah diastoliknya 90 mmHg (Burnner & Sudarth, 2002).

B. Etiologi Berdasarkan penyebabnya, Ridwan (2009) menggolongkan hipertensi ke dalam tiga golongan yaitu hipertensi esensial, sekunder, dan maligna. 1. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan awal 50-an yang secara bertahap akan menetap. Hipertensi esensial secara pasti belum diketahui penyebabnya. Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebih, rangsang kopi yang berlebih, rangsang konsumsi tembakau, obat-obatan, dan keturunan berpengaruh pada proses terjadinya hipertensi esensial. Penyakit hipertensi esensial lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria ( C. smeltzer, 2002). 2. Hipertensi sekunderHipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan karena gangguan pembuluh darah atau organ tertentu (gray et al, 2009) mengelompokkan penyebab hipertensi menjadi tiga golongan, yaitu: a. Penyakit parenkim ginjal Permasalahan pada ginjal yang menyebabkan kerusakan parenkim akan menyebabkan hipertensi dan kondisi hipertensi yang ditimbulkan tersebut akan semakin memperparah kondisi kerusakan ginjal. b. Penyakit Renovaskular Merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan dalam vaskularisasi darah ke ginjal seperti arterosklerosis. Penurunan pasokan ginjal akan menyebabkan produksi renin ipsilateral dan meningkatkan tekanan darah, sering diatasi secara farmakologis dengan ACE Inhibitor. c. Endokrin Gangguan aldosteronisme primer akan berpengaruh terhadap hipertensi. Tingginya kadar aldosteron dan rendahnya kadar renin mengakibatkan kelebihan natrium dan air sehingga berdampak pada meningkatnya tekanan darah.

C. Faktor Resiko Terjadinya HipertensiAda beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi ataralain: faktro resiko yang tidak dapat dikontrol yang meliputi jenis kelamin, umur, keturunan dan genetik. Selain itu terdapat faktor resiko yang dapat dikotrol yaitu merokok, status gizi, konsumsi Na (Natrium) dan stress (Elsanti, 2009)

D. Tanda dan gejalaHipertensi merupakan penyakit yang banyak tidak menimbulkan gejala khas sehingga sering tidak terdiagnosis dalam waktu yang lama. Gejala akan terasa secara tiba-tiba saat ada kenaikan tekanan darah (Jain, 2011). Manifestasi klinis yang ditimbulkan hipertensi bersifat tidak spesifik. Secara umum, tanda dan gejala dari hipertensi sering kali tidak disadari oleh seseorang. Pada hipertensi ringan, tidak terdapat tanda dan gejala yang khas dan dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa disadari oleh penderita. Seringkali, lansia baru menyadari hipertensi saat mengeluh sakit kepala atau pusing, muka merah, tengkuk terasa gatal, tekanan darah meningkat, berkeringat dingin, pusing, nyeri kepala, mati rasa (kelemahan salah satu anggota tubuh). kecemasan,depresi, dan cepat marah, diplodia(penglihatan ganda), mual dan muntah (Dalyoko, 2010).Sakit kepala merupakan gejala umum yang sering dialami pada pasien hipertensi. Namun, sakit kepala juga disebabkan oleh beberapa hal sepeti camas, stres, sulit tidur malam, atau infeksi virus minor sehingga sakit kepala bukan merupakan manifestasi klinis khas hipertensi. Sesak nafas juga terjadi pada pasien hipertensi. Sesak nafas pada seseorang yang menderita hipertensi biasanya terjadi karena kegemukan. Perdarahan di beberapa bagian tubuh juga merupakan efek hipertensi. Risiko perdarahan dari arteri ke otak atau retina mata meningkat karena adanya hipertensi terutama pada pasien dengan usia di atas 50 tahun. Menstruasi yang berat dan munculnya gejala menopause sering dialami wanita dengan hipertensi. Manifestasi hipertensi yang lebih serus adalah perdarahan ke otak yang dapat membunuh seseorang dalam waktu yang singkat atau menyebabkan kelumpuhan (Jain, 2011). Hipertensi akan menjadi masalah kesehatan yang serius jika tidak terkendali karena akan megakibatkan komplikasi yang berbahaya dan berakibat fatal seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Anies, 2006).

E. Klasifikasi HipertensiMenurut The Seventh Report of The National Committe on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, tekanan darah pada usia lanjut dapat dibedakan menjadi 3 yaitu normal, pre hipertensi dan hipertensi. Penjelasan untuk pengklasifikasian tersebut dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VIIKategoriSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)

Normal< 120< 80

Pre Hipertensi130-13980-89

Hipertensi:

Stage 1140-15990-99

Stage 2 160 100

Sumber: Dalyoko (2010)Menurut World Health Organization (WHO), tingkat beratnya hipertensi dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu kelas 1 merupakan hipertensi tanpa kelainan pada suatu organ tubuh. Kelas 2 yakni hipertensi dengan pembesaran jantung. Sedangkan kelas 3, yaitu hipertensi dengan kelainan organ-organ lain disekitar jantung (Gunawan, 2001).World Health Organization (WHO) dan International Society Of Hypertension Working Group (ISHWG) tahun 2007 mengelompokkan hipertensi ke dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat. Penjelasan untuk pengklasifikasian tersebut dapat dilihat selengkapnya pada tabel 2.2.Tabel 2.2. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO dan ISHWGKategoriSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)

Optimal< 120< 80

Normal< 130 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjutB. Saran Untuk menurunkan resiko komplikasi hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 3. Jakarta : EGC.

Corwin,ElizabethJ.2000 . Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Dalyoko, D. A. P. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pengendalian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Mojosongo Boyolali.

Elsanti, S. (2009). Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi & Serangan jantung, Araska, Yogyakarta.Gunawan, I. (2001). Hipertensi tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Penerbit Kansius.

Potter & Perry,2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah (8 ed.). Jakarta: EGC.

Ridwan, Muhamad. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi. Semarang: Pustaka Widyamara