tugas astronomi

25
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak — dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta. Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban- peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Cina, India, dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop. Sehingga teleskop atau yang juga disebut teropong sangat berperan penting bagi perkembangan ilmu astronomi 2. RUMUSAN MASALAH A. Pengertian teropong B. Teropong bias C. Teropong pantul D. Sejarah Obsevatorium Bosscha dan Teleskopnya

description

Teropong

Transcript of tugas astronomi

Page 1: tugas astronomi

BAB IPENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGAstronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-

benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB)). Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit — seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak — dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.

Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui dari artifak-artifak astronomis yang berasal dari era prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari peradaban-peradaban awal semacam Babilonia, Yunani, Cina, India, dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan yang metodologis atas langit malam. Akan tetapi meskipun memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan modern melalui penemuan teleskop.

Sehingga teleskop atau yang juga disebut teropong sangat berperan penting bagi perkembangan ilmu astronomi

2. RUMUSAN MASALAHA. Pengertian teropongB. Teropong biasC. Teropong pantulD. Sejarah Obsevatorium Bosscha dan Teleskopnya

Page 2: tugas astronomi

BAB IIPEMBAHASAN

TEROPONGA. Pengertian teropong

Teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra daribenda yang diamati. Teropong merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar nampak lebih dekat dan jelas, karena teropong memperbesar ukuran, sudut dan juga kecerahan bendanya.

Teropong sudah digunakan pada abad ke 17 namun sampai sekarang tidak ada yang tahu siapakah yang pertama kali menemukan teropong. Banyak orang menganggap penemu pertama teleskop atau teropong adalah ahli optika dari Belanda yaitu Hans Lippershey pada 2 oktober 1608 mencoba mempatenkan teleskop yang di buatnya, namun ditolak oleh dewan penilai. Setelah itu pada tahun 1609 Galileo membuat sebuah teleskop yang terdiri dari dua buah lensa dan sebuah pipa organa sebagai tabungnya. Galileo juga membuat banyak macam teropong dan melakukan penemuan dalam bidang ast. Teropong yang dibuat oleh Galileo sekarang lebih dikenal dengan sebutan teropong panggung.onomi yang membuatnya terkenal.

Saat ini ada 2 jenis utama teropong, yaitu:a. Teropong biasb. Teropong pantul

Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya. Beberapa contoh teropong bias adalah :

Teropong bintang atau teropong astronomi Teropong bumi Teropong prisma atau binokuler Teropong panggung

Teropong pantul merupakan teropong bintang yang disusun dari bahan cermin cekung, cermin datar dan lensa. Fungsi lensa obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran bayangan pada teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Jenis teropong pantul adalah

Teropong newton Teropong cassegrain Teropong gregorian

Page 3: tugas astronomi

B. Teropong bias 1. Teropong bintang

Teropong bintang adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda di luar angkasa seperti bulan, bintang, komet, dan lain sebagainya. Sifat bayangannya adalah maya, terbalik dan diperbesar.

Benda-benda yang diamati letaknya sangat jauh sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke lensa objektif. Kumpulan sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang dan bagian bawah bintang membentuk bayangan nyata dan terbalik di bidang fokus lensa objektif. Selanjutnya bayangan bintang dilihat lensa okuler sebagai benda.

Sama seperti mikroskop, sebuah teropong bintang terdiri dari dua buah lensa cembung, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler dengan jarak fokus objektif lebih besar daripada jarak fokus okuler (fob > fok). Diagram sinar pembentukan pada teropong untuk mata tak berakomodasi sebagai berikut:

Pada gambar diatas menunjukan prinsip dasar dari suatu teropong bintang. Pada gambar tampak sebuah benda jauh terletak di depan lensa objektif. Bayangan yang dibentuk lensa objektif adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Hasil bayangan ini merupakan benda untuk lensa okuler. Agar bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler diperbesar dan terletak di depan mata, maka hasil bayangan lensa objektif harus jatuh antara titik fokus dan titik pusat lensa okuler. Dalam praktek ini dapat dilakukan dengan menggerakan lensa okuler maju dan mundur. Perlu diketakuhui bahwa bayangan akhir dari suatu teropong bintang bersifat terbalik namun karena

Page 4: tugas astronomi

karena fokus perhatian kita adalah bintang atau planet yang dari jauh tampak simetris maka bayangan terbalik tidaklah terlalu mengganggu.

Pada gambar diatas menujukan pembentukan bayangan pada teropong bintang ketika benda jauh (sinar datangnya sejajar) sinar ini akan jatuh di fokus lensa objektif. Bayangan di titik fokus lensa objektif ini merupakan benda terhadap lensa okuler berjarak Sok. Pada teropong Sob = tidak terhingga, maka :

1f ob

= 1Sob

+ 1S ' ob

makaS ' ob=f ob

Sehingga panjang teropong adalahd=f ob+sok

Pada umumnya orang melihat melalui teropong tanpa berakomodasi karena akomodasi akan menyebabkan mata lelah karena dibutuhkan waktu yang lama. a. Perbesaran mata berakomodasi minimum atau tanpa akomodasi Sok = ∞, artinya

bayanganyang terlihat di teropong berada pada posisi yang sangat jauh.1f ok

= 1Sok

+ 1S 'ok

1f ok

= 1Sok

+ 1∞

1f ok

= 1Sok

f ok=Sok

Sehingga perbesaran bayangan adalah

γ=f obSok

γ=f obf ok

b. Perbesaran mata berakomodasi maksimum artinya S 'ok=−pp, bayangan yang di liahat berada pada titik dkat mata. Tanda negatif menunjukan bayangan yang dilihat bersifat maya.

Page 5: tugas astronomi

1f ok

= 1Sok

+ 1S 'ok

1f ok

= 1Sok

+ 1−pp

1Sok

= 1f ok

+ 1pp

=pp+ f okpp× f ok

Sok=pp× f okpp+ f ok

Maka pembesarannya adalah

γ=f obSok

=f ob

pp× f okpp+ f ok

=f ob×( pp+ f ok )pp× f ok

=f obf ok

+f obpp

c. Perbesaran mata berakomodasi pada jarak x. Perbesaran pada kondisi ini diartikan mata melihat bayanyan akhir berada pada jarak x. S 'ok=x ( jarak pp<x<∞)

1f ok

= 1Sok

+ 1S 'ok

= 1Sok

+ 1−x

S 'ok=f ok× x

f ok+xJadi perbesaran bayangan adalah

γ=f obf ok

+f obx

2. Teropong bumiTeropong bumi digunakan untk melihat benda-benda di permkaan bumi.

Teropong bumi terdiri atas tiga lensa cembung yang masing-masing berperan

sebagai lensa objektif, lensa pembalik, lensa okuler. Lensa pembalik berfungsi

membalik bayangan dari lensa objektif agar teramati seperti keadaan aslinya oleh

lensa okuler (tidak terbalik).

Page 6: tugas astronomi

Lensa pembalik ini terdiri dari suatu lensa positif. Bayangan yang dibentuk

oleh lensa objektif di titik I’ yang berjarak 2fpb dari lensa pembalik (dengan fpb adalah

fokus lensa pembalik). Bayangan ini bersifat nyata, terbalik dan akan menjadi benda

bagi lensa pembalik. Bayangan yang dibentuk oleh lensa pembalik akan bersifat

nyata tegak dan terletak di titik I’’ yang berada pada jarak 2fpb di sebelah kanan lensa.

Selanjutnya lensa okuler akan membentuk bayangan akhir yang akan terlihat oleh

mata.

Selain keberadaan lensa pembalik, prinsip kerja teropong bumi sama dengan

prinsip kerja teropong bintang. Perbesaran bayangan pada teropong bumi juga

dapat ditentukan dengan rumus:

Maka rumus panjang teropng bumi dapat dilihat dari gambar di atasγ=f ob+4 f pb+ f ok

Kedua rumus tersebut juga merupakan rumus pengamatan dengan mata tidak berakomodasi. Untuk pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimal bayangan yang di bentuk oleh lensa pembalik berada di antara titik fokus okuler dan titik pusat optik lensa okuler. Oleh lensa okuler akan di bentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar.

Pada lensa objektif s’ok = ∞. Sehingga fob = sob . Maka panjang teropong adalah

Page 7: tugas astronomi

d=s ' ob+4 f pb+sokDan perbesaran bayangan adalah

3. Teropong prisma Teropong prisma terkenal dengan nama kekeran merupakan variasi dari

teropong bumi. Teropong prisma lensa pembalik diganti dengan menggunakan prisma sama kaki. Alasan lensa pembalik di ganti dengan prisma agar ukuran teropong tidak terlalu panjang. Prisma dapat membalik bayangan yang di bentuk oleh lensa objektif. Proses pembalikan bayangan diilustrasikan pada gambar di bawah. Dalam gambar tampak sinar datang dari benda ke prisma , setelah mengalami pemantulan total di prisma sinar ini keluar, namun sekarang terjadi pertukaran sinar atas menjadi sinar bawah dan sebaliknya. Pada teropong prisma di butuhkan dua buah prisma, prisma pertama digunakan untuk membalik benda dari atas ke bawah dan prisma kedua digunakan untuk membalikan sisi kiri-kanan.

Page 8: tugas astronomi

4. Teropong panggungTeropong panggung atau teropong galileo dibuat agar bayangan yang

dihasilkan tegak. Galileo menggunakan lensa negatif sebagai lensa okuler.

Gambar dibawah mengilustrasikan diagram suatu teropong galileo. Sinar sejajar dari benda yang jauh tak terhingga, jatuh diblakang lensa negatif. Sifat bayangan ini maya terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda maya bagi lensa negatif maka akan terbentuk bayangan akhir yang tegak di titik tak terhingga. Mata normal akan melihat bayangan ini dengan jelas jika tidak berakomodasi. Sehingga terlihat dari gambar bahwa panjang teropng adalah

d=f ob+ f ok

Sehigga perbesaran bayangan teropong panggung sama seperti terepong bintang sok = fok . fok bernilai negatif karena pada lensa cekung.

γ=f ob

−f ok

C. Teropong pantulUntuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang bintang yang jauh,

dibutuhkan lensa teleskop yang besar. Lensa yang besar mampu menerima banyak cahaya dari bintang-bintang sehingga pembentukan bayangan akan lebih jelas. Namun sayang sekali lensa yang besar memiliki aberasi sferis yang besar. Aberasi Sferis yaitu gejala kesalahan terbentuknya bayangan yang diakibatkan pengaruh kelengkungan lensa atau cermin. Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan yang tidak memenuhi hokum-hukum pemantulan atau pembiasan. Untuk menghindari aberasi sferis ini sangat sulit apalagi memakai lensa yang berdiameter lebih dari 1 meter. Dan sangat susah membuat lensa yang berdiameter lebih dari satu meter yang bebas dari gelembung-gelembung udara didalamnya.

Page 9: tugas astronomi

Karena itu maka orang mulai mengganti lensa dengan cermin berbentuk cekung-parabola. Cermin parabola bebas dari aberasi sferis dan juga tidak akan terjadi penguraian warna seperti yang mungkin terjadi pada lensa. Keuntungan lainnya cermin adalah cermin dapat di topang dari belakang sedangkan lensa harus di tahan sepanjang sisi-sisinya. teropong panyul terbesar terletak di Zelen-chukskaya, rusia, dengan cermin objektifnya bersiameter 6 meter. Di Amerika, teropong pantul terletak di Mount Palamar, California dengan diameter sekitar 5 meter.

1. Teropong NewtonIsaac Newton menyadari persoalan aberasi kromatis ini ketika mempelajari

pemecahan sinar matahari menjadi warna pelangi dengan menggunakan prisma. Dengan tepat ia menyimpulkan bahwa aberasi kromatis adalah persoalan yang terkait dengan lensa (sebagaimana telah disinggung pada bagian tentang refraktor) dan membuat sebuah teleskop reflektor yang menggunakan cermin sebagai pemecahannya (Gambar 1).

Newton menggunakan sebuah cermin cekung yang bersifat konvergen (mengumpulkan cahaya pada titik api) sebagai kolektor cahaya, dan selanjutnya ia menempatkan sebuah cermin datar (disebut juga cermin sekunder) dengan sudut 45 derajat terhadap cermin sehingga cahaya yang dipantulkan cermin cekung dibelokkan dan dapat diamati dengan eyepiece. Teleskop reflektor dengan menggunakan cermin datar ini kemudian terkenal dengan nama Reflektor Newton. Isaac Newton sendiri membuat teleskop ini pada tahun 1668 (Gambar 1) dan

Gambar 1;Cermin cekung akan memantulkan cahaya menuju satu titik api. Bawah: Gambar ini dibuat oleh Sekretaris Perkumpulan Kerajaan (Royal Society) untuk ahli optik dan astronom Christiaan Huygens di Paris, melaporkan kinerja teleskop reflektor yang dibuat Isaac Newton dan didemonstrasikan di hadapan anggota Perkumpulan Kerajaan pada akhir tahun 1671. Gambar dua mahkota di kiri bawah adalah ornamen sebuah pembaca arah angin sejauh 100 meter, dilihat dengan menggunakan reflektor Newton (A) dan dengan refraktor (B).

Page 10: tugas astronomi

mendemonstrasikannya di depan Perkumpulan Kerajaan (Royal Society, sebuah perkumpulan ilmuwan Kerajaan Inggris) pada tahun 1671. Pada Reflektor Newton cahaya difokuskan dengan cara dipantulkan dan tidak dilewatkan melalui suatu medium seperti sebuah refraktor, dengan demikian teleskop ini bebas dari persoalan aberasi kromatis, walaupun masih belum bebas dari persoalan aberasi sferis. Cahaya yang tiba pada tepian cermin tetap difokuskan pada titik yang berbeda.

Cermin objekti teropong newton barukuran besar dan merupakan cermin parabolik. Kekuatan mengumpulkan cahaya pada cermin ini sangat besar. Sinar seejajar dari benda yang sangat jauh akan di pantulkan ke fokus cermin ini. Sebuah cermin datar kecil ditempatkan di antara lintasan sinar yang akan menuju fokus ini. Cermin datar ini akan memantulkan sinar-sinar ini dan mengfokuskannya pada suatu titik dalam sebuah tabung yang di hubungkan dengan sebuah lensa okuler agar pengamat dapat mengamati benda-benda jauh (bintang-bintang) dengan mata tidak berakomodasi.

Sebagaimana pada teropong bias, panjang lintasan cahaya dari semenjak dipantulkan sampai ke lensa okuler adalah

d=f ob+ f ok

Dan perbesaran pada teropong pantul newton sama dengan perbesaran pada teropong bias.

γ=f obf ok

2. Teropong cassegrainSeorang pakar optik Perancis, Cassegrain, pada tahun 1672 menyadari bahwa

bagian tengah cermin cekung tidak berguna dalam mengumpulkan cahaya (bagian ini tak dilewati sinar karena terhalang oleh cermin sekunder). Ia melubangi bagian tersebut dan melewatkan cahaya melewati lubang tersebut (Gambar 2) dengan menggunakan cermin cembung sebagai pengganti cermin datar. Dengan demikian Cassegrain memberikan rancangan yang lebih ekonomis dengan cara “melipat” jalannya cahaya sehingga panjang tabung teleskop dapat diperpendek untuk panjang fokus yang sama dengan Reflektor Newton. Seratus tahun kemudian dibuktikan bahwa cermin cembung tersebut membantu mengurangi efek aberasi sferis. Hingga saat ini rancangan Cassegrain tetap dipakai dalam berbagai teleskop portabel karena membantu memperpendek panjang tabung teleskop dan dengan demikian lebih mudah dibawa ke mana-mana (Gambar 2). Sekarang kita menamakan teleskop seperti ini dengan—tentu saja—Reflektor Cassegrain.

Page 11: tugas astronomi

Belakangan ditunjukkan bahwa teleskop berukuran besar, dengan diameter kolektor di atas 1 m, lebih efisien apabila menggunakan desain reflektor. Reflektor membutuhkan bentuk permukaan cermin yang sangat akurat dan teknologinya sudah tersedia. Memasuki abad ke-20 dibangun reflektor-reflektor raksasa, terutama di Amerika Serikat, dan kini teleskop-teleskop terbesar di dunia adalah reflektor. Reflektor Hale dengan diameter 200 inci (5.08 m) di Observatorium Gunung Palomar, California, Amerika Serikat (Gambar 3) selesai dibangun pada tahun 1948 dan selama puluhan tahun merupakan reflektor terbesar di dunia.

Gambar 2. Atas: Cassegrain merancang teleskop reflektor yang menggunakan cermin cembung sebagai cermin sekunder, sehingga dapat “melipat” titik api cermin primer. Bawah: Rancangan Cassegrain sangat berguna dalam membuat teleskop menjadi semakin compact

Gambar 3. Reflektor 200 inci (5.08 m) Hale di Observatorium Gunung Palomar, California, Amerika Serikat. Nama reflektor ini diambil untuk menghormati astronom George Ellery Hale, yang berjasa dalam mencari sponsor untuk pembangunan 3 buah reflektor terbesar di dunia pada zamannya. Observatorium Gunung Palomar yang terletak di negara bagian California dan berdekatan dengan kota metropolitan Los Angeles kini menghadapi permasalahan polusi cahaya dari kota tersebut. Sumber: Situs Observatorium Palomar

Page 12: tugas astronomi

Teleskop Reflektor, baik Newton maupun Cassegrain, memiliki medan pandang yang lebih luas dan dengan demikian sangat cocok untuk survei, dan untuk memaksimalkan medan pandang berarti seluruh bagian cermin—termasuk tepiannya—harus digunakan. Maka harus ada cara untuk menghilangkan efek aberasi sferis atau pengolahan data bintang yang berada pada tepian cermin tidak akan akurat. Solusi ini diberikan oleh Bernhard Schmidt pada tahun 1930an dengan menggunakan lensa tambahan yang diletakkan di depan cermin, disebut lensa korektor (Gambar 4). Lensa ini sangat tipis—sehingga aberasi kromatis praktis tidak ada—dan berguna untuk membelokkan jalannya cahaya yang jatuh di tepian cermin agar mengarah ke satu titik api. Berkat solusi Bernhard Schmidt dikembangkanlah teleskop tipe baru yang disebut Teleskop Schmidt atau kadang-kadang disebut juga Kamera Schmidt. Dengan medan pandang yang sangat luas, rata-rata 5 derajat dan dapat mencapai 25 derajat (teleskop biasa umumnya memiliki medan pandang yang sangat sempit, kurang dari 1 derajat), teleskop Schmidt berfungsi seperti layaknya sebuah kamera, sehingga julukan “Kamera Schmidt” juga tidak salah.Namun demikian lensa korektor buatan Schmidt ini juga seringkali diletakkan di depan teleskop portabel tipe Cassegrain, sehingga Reflektor Cassegrain yang menggunakan lensa korektor Schmidt berubah nama menjadi Reflektor Schmidt-Cassegrain.

3. Teropong Gregorian

Gambar 4. Kiri:Lensa korektor pada Teropong Schmidt dapat menghilangkan aberasi bola. Kanan: Edwin Hubble dengan pipa khasnya mengintip pada teleskop pencari (finder) Teleskop Schmidt 48 inci (1.2 m) Observatorium Gunung Palomar. Teleskop Schmidt tidak menggunakan eyepiece, jadi pada titik api cermin di dalam teleskop diletakkan sebuah plat foto atau kamera CCD untuk memotret satu bidang langit. Sumber: Hoskin, M. (ed.) 1997, The Cambridge Illustrated History of Astronomy, Cambridge University Press. h.330.

Page 13: tugas astronomi

Teropong Gregorian mirip dengan teropong Cassegrain, hanya cermin cembung hiperbolik di ganti dengan cermin cekung hiperbolik. Sifat bayangan yang dihasilkan adalah tegak, tidak seperti teropong Cassegrain yang bayangannya terbalik. Rumus perbesaran pada Cassegrain sama dengan rumus perbesaran bayangan pada Gregorian yaitu

γ=f obf ok×s's

D. Sejarah Singkat Obsevatorium Bosscha dan Teleskopnya

Bosscha didirikan oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) pada saat itu Karel Albert Rudolf Bosscha lah yang bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji memberikan bantuan dalam pembelian teropong bintang

Untuk membangun obsevatorium bosscha dibutuhkan waktu 5 tahun yaitu dari tahun 1923 sampai tahun 1928. Diakibatkan dengan adanya perang dunia ke dua obsevatorium bosscha terpaksa ditutup karena mengalami kerusakan. Barulah setelah perang usai, obsevatorium bosscha mengalami renovasi besar-besaran sampai akhirnya bisa digunakan kembali.

obsevatorium bosscha diserahkan kepada pemerintah RI pada tahun 17 oktober 1951.lalu setelah berdirinya Institut Teknologi Bandung,obsevatorium bosscha menjadi

Page 14: tugas astronomi

bagian dari ITB. obsevatorium bosscha merupakan aset penting bukan negara dan merupakan lembaga penelitian bidang astronomy modern pertama di indonesia.

obsevatorium bosscha hingga kini sudah memiliki sekitar 10 buat teleskop yang memiliki fungsinya masing masing ,yaitu:

1. Teleskop refraktor ganda zeiss

teleskop terbesar milik obsevatorium bosscha ini berjenis teleskop refraktor dibuat oleh carl zeiss jena.disebut ganda karena terdapat 2 buah teleskop refraktor lensa cembung di dalamnya,yaitu:

Teleskop visual, sensitif pada panjang gelombang kuning/hijau, dengan titik api 10,78 m.

Teleskop fotografi, sensitif pada panjang gelombang biru, dengan titik api 10,72 m.

teleskop zeiss berada dalam gedung yang dapat berputar 360 derajat dan lantainya pun bisa dinaikan hingga 3.8 meter dari posisi terendahnya. Teleskop Zeiss dilengkapi dengan:

Planetary camera, untuk pengamatan planet Kisi-kisi difraksi yang dipasang di depan teleskop (di depan lensa objektif teleskop) Kamera CCD ST6 dengan sebuah unit PC. Dengan kamera CCD ini, Teleskop Zeiss

dapat mengamati objek yang lebih lemah dari sebelumnya (dibandingkan dengan pengamatan fotografi biasa).

teleskop zeiss digunakan untuk mengamati bintang ganda visual,penentuan paralaks,gerak bintang/anggota gugus,planet&komet.

2. teleskop schmidz bima sakti

teleskop yang termasuk langka ini adalah pemberian dari UNESCO pada tahun 1960.teleskop ini menggunakan lensa schmidz dengan diameter lensa koreksi 51 cm,diameter 71 cm dan panjang fokus 127 cm.Perbandingan antara panjang fokus terhadap diameter lensa koreksi teleskop ini termasuk kecil di banding teleskop lainnya di obsevatorium bossch yaitu 2.5 mirip dengan kamera biasa.karena itu teleskop ini memiliki keunggulan karena lebih cepat dalam pengambilan gambar dari pada teleskop zeiss.

teropong ini sangat baik untuk survey dikarenakan medan pandangya yaitu 5 x 5 yang terbilang cukup luas.kekurangan teleskop ini adalah mudah terganggu oleh polusi cahaya.teleskop ini biasa di gunakan untuk pengamatan bintang emisi garis hidrogen, bintang-bintang kelas M, serta bintang-bintang Wolf-Rayet.

3. teleskop refraktor bamberg 37 cm

Page 15: tugas astronomi

teropong berdiameter lensa 37 cm dan panjang fokus 7 ini memiliki keterbatasan pada jarak pengamatan yang hanya bisa melihat dalam jarak zenit 60 derajat atau untuk benda langit yang lebih tinggi dari 30 derajat dan azimut dalam sektor Timur-Selatan-Barat.terpopng ini menggunakan sistem bandul gravitasi dimana teropong akan secara otomatis mengatur kecepatan teleskop bergerak ke arah barat mengikuti bintang yang ada di medan teleskop sesuai dengan kecepatan rotasi bumi serta teleskop ini sudah dilengkapi dengan kamera CCD. teleskop ini di gunakan untuk:

pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel fotometri gerhana bintang pengamatan matahari dan permukaan bulan

teropong bamberg juga sering di pakai untuk pendidikan publik,seperti:

melihat kawah bulan melihat bintang ganda visual melihat gugus bintang melihat planet-planet melihat benda langit lainnya.

4. teropong reflektor GAO-ITB

teropong dengan nama lengkap yaitu GAO-ITB-RTS (dengan RTS = Remote Telescope System) ini sepenuhnya di gerakkan oleh komputer.dengan diameter cermin 8 inchi,teropong ini berjenis Schmidt-Cassegrain.

teleskop ini merupakan hasil kerja sama antara ITB,Gunma Astronomical Observatory (GAO)dan jepang.teropong ini bisa dikendalikkan langsung dari jepang dan hasilnya bisa di tunjukan langsung di jepang.

Page 16: tugas astronomi

5. teleskop hilal

biasa di gunakan untuk mengamati hilal 1 Ramadhan dan 1 Syawal.berdiameter 6 cm dilengkapi dengan mounting Vixen Sphinx dan sebuah detektor sederhana berupa kamera dijita Canon Powershot hingga dilengkapi TV tuner ke sebuah dekstop atau laptop,maka sistem ini siap mengirimkan data berupa video tayang-langsung.

6. teleskop radio 2.3m

teleskop ini berbeda dengan teleskop lainnya karena teleskop ini tidak menangkap gambar melainkan gelombang.berinstrumen radio jenis SRT (Small Radio Telescope) yang didesain oleh Observatorium MIT-Haystack dan dibuat oleh Cassi Corporation.teleskop ini bekerja pada panjang gelombang 21 cm(atau dalam rentang frekuensi 1400-1440 MHz). dapat digunakan dalam mode:

spektral,yaitu dengan resolusi 7,8 kHz untuk bandwidth 1,2 MHz, atau dengan resolusi sangat tinggi 1,8 kHz namun dengan bandwidth yang jauh lebih pendek.

kontinum,memberikan bandwidth selebar 40 MHz dengan bin sebesar 1 MHz.7. teleskop radio JOVE

teleskop ini merupakan rancangan rancangan NASA Radio JOVE Project yang bertujuan untuk pengamatan semburan radio dari jupiter,dan juga semburan matahari Type III pada frekuensi 20,1 MHz.antena yang di gunakan merupakan antena dual-dipole.

8. teropong surya

teleskop ini merupakan set teleskop digital yang terdiri dari 3 buah teleskop Coronado dengan 3 filter yang berbeda, serta sebuah teleskop proyeksi citra Matahari yang sepenuhnya dibuat sendiri.fasilitas ini terdiri dari 2 buah sistem teleskop,yang pertama merupakan teleskop dijital bekerja pada 3 panjang gelombang,Teleskop kedua adalah sebuah coleostat yang ditujukan untuk membuat proyeksi citra dan spektrum matahari secara analog.dengan begitu hasil dari pengamatan dapat di lihat langsung secara real-time.

9. teropong unitron

teropong ini mengguanakan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan panjang fokus 1500 mm.teropong ini baik digunakan untuk pengamatan bulan ataupun matahari,juga biasa digunakan untuk praktikum mahasiswa.teleskop ini pernah di bawa untuk pengamatan di Cepu, Jawa Tengah tahun 1983 dan di Sangihe Talaud, Sulawesi Utara pada tahun 1995.

10. teleskop latihan

Page 17: tugas astronomi

teleskop ini merupakan peralatan latihan tim olimpiade astronomi indonesia tingkat internasional.setiap tahun anggota yang dipilih melalui olimpiade sains tingkat nasional akan di latih di observatorium bosscha.teleskop ini terdiri dari Celestron C8 dan C11 dilengkapi dengan CCD dan asesoris lainnya.

Sekarang kondisi Observatorium Bosscha dianggap tidak layak lagi digunakan sebagai pengamatan astronomi. Kondisi ini diakibatkan karena perkembangan penduduk di daerah lembang dan Bandung yang tumbuh pesat Menybabkan tempat yang dahulunya hutan hutan kecil atau pepohonan dijadikan tempat pemukiman penduduk yang akibatnya intensitas cahaya yang berlebihan mengganggu proses kegiatan peneropongan yang memerlukan intensitas cahaya minim.

Jika anda ingin menikmati indahnya bintang teropong bintang bosscha di lembang ini bisa menjadi salah satu wisata yang menarik. Apabila anda ingin berkunjung ke tempat ini sabaiknya anda Menghubungi Kepala Obsevatorium Bosscha FMIPA ITB ( Lembang 40391) terlebih dahulu untuk melakukan konfirmasi.

Kunjungan yang ditawarkan di tempat ini adalah kunjungan siang, kunjungan malam, dan kunjungan malam khusus. Hari minggu dan hari libur nasional Teropong bintang bossch tutup. Saat sebelum sampai sesudah lebaran dan tahun baru tempat ini juga tutup. Pada hari senin juga tidak ada yang berkunjung karena hari senin biasa digunakan untuk perawatan teropong dan instrumentasi. Untuk harga tiket masuk berkisar antara 5.000 sampai 10.000. Jangan lewatkan tempat ini jika anda memang ingin melihat berbagai keindahan langit.

BAB IIIKESIMPULAN

Page 18: tugas astronomi

1. Teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra daribenda yang diamati. Teropong merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi

2. Saat ini ada 2 jenis utama teropong, yaitu: Teropong bias Teropong pantul

3. Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya. Beberapa contoh teropong bias adalah :

Teropong bintang atau teropong astronomi Teropong bumi Teropong prisma atau binokuler Teropong panggung

4. Teropong pantul merupakan teropong bintang yang disusun dari bahan cermin cekung, cermin datar dan lensa. Fungsi lensa obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran bayangan pada teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Jenis teropong pantul adalah

Teropong newton Teropong cassegrain Teropong gregorian

5. Bosscha didirikan oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) pada saat itu Karel Albert Rudolf Bosscha lah yang bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji memberikan bantuan dalam pembelian teropong bintang

MAKALAH TEROPONGASTRONOMI

Page 19: tugas astronomi

Disusun Oleh

Nama kelompok1. Dwi renita P (E1Q011009)2. Lia saptini H (E1Q011024)3. Luluk Annisa Ibni Maryana (E1Q011026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2013