Presentasi ini memberikan penjelasan serta pemahaman mengenai ...
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PROSES COMMUNITY … · untuk memberikan sosialisasi secara langsung...
Transcript of TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PROSES COMMUNITY … · untuk memberikan sosialisasi secara langsung...
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II
DI DESA RAWARENGAS
(Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015,
Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada
Tanggal 14 Maret 2017)
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Oleh:
Muhammad Laskar Arif
NIM: 4123143795
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus
2017
ii
MUHAMMAD LASKAR ARIF (4123143795), PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017) :136 halaman : 25 lampiran : 28 buku, 2002-2012 : 4 sumber lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017
ABSTRAK
Community relations merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Begitupula dengan PT. Angkasa Pura II melakukan kegiatan community relations pada komunitas mereka salah satunya dengan pemberian bantuan sosial. Tetapi pada bulan Maret 2017 PT. Angkasa Pura II mendapatkan protes dari warga terkait proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses community relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas terkait Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah manajemen public relations dan community relations dengan variabel proses community relations yang memiliki lima dimensi yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas dan saluran komunikasi.
Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Mei 2017. Penulis menggunakan kuesioner, dengan skala interval. Populasi sebanyak 94 kepala keluarga dan sampel sebanyak 94 kepala keluarga menggunakan teknik penarikan sampel adalah teknik probability sampling dengan teknik yang digunakan adalah sensus dan tendensi sentralnya adalah mean.
Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah mean dimensi terendah yaitu terdapat pada dimensi menetapkan sasaran. Menetapkan sasaran memiliki 5 indikator, yaitu merencanakan aktivitas community relations,
mengimplementasikan aktivitas community relations, kebutuhan komunitas
lokal, kepedulian karyawan perusahaan, strategi rencana tertulis untuk
community relations. Mean dimensi tertinggi terdapat pada dimensi petunjuk untuk program community relations. Petunjuk untuk program community relations memiliki 5 indikator, yaitu pencapaian sasaran, strategi alternative harus dieksplorasi, dampak program community relations terhadap organisasi dan komunitas, total biaya dari semua kegiatan nonprofit, membutuhkan
iii
pengetahuan. Sedangkan untuk mean indikator terendah terdapat pada indikator pertemuan informal dan mean indikator tertinggi terdapat pada indikator harus berpartisipasi dalam komunitas.
Kesimpulan penelitian ini terdapat dimensi tertinggi yaitu petunjuk untuk program community relations karena warga merasa program community relations yang dilakukan PT. Angkasa Pura II sudah sesuai dengan petunjuk dan cukup baik. Dimensi terendah yaitu menetapkan sasaran karena warga merasa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan penjelasan mengenai masalah proyek perluasan runway 3 secara langsung dan warga sulit mendapat bantuan sosial sehingga banyak warga yang merasa kurang diperhatikan. Oleh karena itu, PT. Angkasa Pura II sebaiknya memperhatikan kondisi warga dengan cara berkunjung ke pemukiman warga untuk memberikan sosialisasi secara langsung mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada komunitas diantaranya memberikan penjelasan langsung mengenai masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, serta memberikan bantuan sosial dalam bentuk sponsorship yang diajukan warga sebelum ada masalah terjadi. Kata Kunci. Manajemen Public Relations, Community Relations dan proses Community Relations.
iv
MUHAMMAD LASKAR ARIF (4123143795), PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II IN RAWARENGAS VILLAGE (Survey Descriptive: Social Assistance Activities conducted by PT. Angkasa Pura II Related Protests of Rawarengas Village Residents RT002 / RW015, Rawarengas Village, Kosambi Sub-district, Tangerang Regency On Expansion Project of Runway 3 of Soekarno-Hatta Airport On 14 March 2017) : 123 pages: 25 lampiran : 29 books, 2004-2014 : 4 sumber lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, August 2016
ABSTRACT
Community relations is one of the activities that must be owned by every company. As conducted by PT. Angkasa Pura II who do community relations activities on their community. But in March 2017 PT. Angkasa Pura II gets protests from residents. The author has a problem formulation "How is the process of Community Relations of PT Angkasa Pura II in Rawarengas Village related to Social Assistance Activity conducted by PT Angkasa Pura II Related to Rawarengas Village Protest RT002 / RW015, Rawarengas Village, Kosambi Sub-district, Tangerang Regency At Runway 3 Expansion Project Soekarno-Hatta Airport, On March 14, 2017? ". This study aims to determine the process of community relations PT. Angkasa Pura II in Rawarengas Village related Social assistance activities conducted by PT. Angkasa Pura II related to the protests of Rawarengas Village Residents RT002 / RW015, Tangerang Regency, Banten on the expansion project of Soekarno-Hatta Airport runway 3, on March 14, 2017.
The theories used in this research are public relations and community relations management with the five-dimensional variables of community relations process that are targeting, identifying communities, guiding effective community relations programs, communicating with communities and communication channels.
This research approach is quantitative descriptive method. The research was conducted in Rawarengas Village RT002 / RW015 Kecamatan Kosambi, Tangerang District in May 2017. The writer used questionnaire, with interval scale. The population of 94 heads of households and a sample of 94 heads of households using sampling techniques is a probability sampling technique with the technique used is the census and the central tendency is the mean.
The results of research that the authors do there are some problems in the process of community relations PT. Angkasa Pura II. This is evidenced by the lowest mean dimension of setting goals, people feel PT. Angkasa Pura II did not give explanation about the problem of runway 3 expansion project directly and people hard to get social assistance so that many citizens who feel less attention.
v
The conclusion of this research is the highest dimension that is the guidance for community relations program because people feel the community relations program done by PT. Angkasa Pura II is in accordance with the instructions and quite good. The lowest dimension is to set goals because people feel PT. Angkasa Pura II did not give explanation about the problem of runway 3 expansion project directly and people hard to get social assistance so that many citizens who feel less attention.
PT. Angkasa Pura II should consider the condition of the citizens by visiting the settlement to provide direct socialization of activities to be conducted on the community and provide a direct explanation of the problem of Soekarno-Hatta Airport runway project 3, as well as providing social assistance in the form of sponsorship proposed by the residents before There is a problem happening. Key Words. Management Public Relations, Community Relations and Community Relations processes.
vi
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah
dengan judul PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II
DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang
dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta,
Pada Tanggal 14 Maret 2017) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah
mengikuti penulisan karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya
plagiat dalam Tugas Akhir Karya Ilmiah ini, maka penulis sanggup menerima
sanksi yang telah ditentukan.
Jakarta, Agustus 2017
MUHAMMAD LASKAR ARIF
NIM. 4123143795
vii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
NAMA : MUHAMMAD LASKAR ARIF
NIM : 4123143795
JUDUL : PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
TIM PENGUJI
No. Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Dr. Kinkin Yuliaty S.P
Ketua Sidang ………………
\ .....................
2.
Wina Puspita Sari, M.Si Dosen Pembimbing
………………
......................
3.
Asep Soegiarto., M.Si Penguji Ahli
………………
......................
4.
Vera Wijayanti Sutjipto., M.Si Sekretaris Sidang
………………
......................
Lulus Sidang, 2017
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI) ini dengan baik. Ucapan
terimakasih kepada orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa serta
dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan TAKI ini yang
berjudul “Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa
Rawarengas” Dalam penelitian ini, penulis sangat menyadari bahwa penulis
memiliki banyak kekurangan. Melalui kekurangan itu, penulis mendapatkan
banyak bantuan dari berbagai pihak, baik yang dirasakan secara langsung
maupun secara tidak langsung. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Prof. Dr. H. Djaali selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta.
2. Dr. Muhamad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta.
3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P sebagai Ketua Program Studi DIII Hubungan
Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta,
4. Wina Puspita Sari, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah
membimbing saya dalam penulisan TAKI.
ix
5. Seluruh Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat DIII yang
telah bersedia membantu penulis dan memberikan berbagai
macam pelajaran dalam perkuliahan.
6. Seluruh pihak di Perusahaan PT. Angkasa Pura II khususnya Pak
Chiko Prananta dan Pak Taras Arshayoena serta Warga Desa
Rawarengas khususnya Pak Syamsudin dan Pak Muhidin yang
telah membantu penulis saat melakukan penelitian.
7. Semua teman-teman Program Studi DIII Hubungan Masyarakat
khususnya Aldilla, Elsa, Amanda, Annisa, Clara, Izzat, Elvio, Adam,
Nadhif dan teman angkatan 2014 yang selalu membantu dan
memberikan masukan kepada penulis,
Mudah-mudahan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas
Negeri Jakarta. Penulis tetap menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan koreksi dari berbagai
pihak.
Jakarta, Agustus 2017 Penulis
M. Laskar Arif
x
DAFTAR ISI
Halaman COVER .............................................................................................. i ABSTRAK ......................................................................................... ii ABSTRACT ........................................................................................ iv LEMBAR ORISINALITAS .................................................................. vi LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii DAFTAR DIAGRAM ........................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah ..................................................... 1 1.2. Perumusan masalah .......................................................... 10 1.3. Pembatasan masalah ........................................................ 10 1.4. Tujuan penelitian ................................................................. 10 1.5. Manfaat penelitian .............................................................. 10 1.5.1. Akademis ............................................................................ 10 1.5.2. Praktis ................................................................................. 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori .................................................................. 12 2.1.1. Manajemen Public Relations ............................................... 12 2.1.2. Community Relations ......................................................... 14 2.2. Kerangka Variabel .............................................................. 16 2.2.1. Proses Community Relations .............................................. 16 2.2.1.1. Menetapkan Sasaran .......................................................... 17 2.2.1.2 Mengenali Komunitas ......................................................... 17 2.2.1.3. Petunjuk untuk Program Community Relations yang Efektif 18 2.2.1.4. Berkomunikasi dengan Komunitas ..................................... 20 2.2.1.5. Saluran Komunitas .............................................................. 20 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ................................................... 21 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ........................................................ 23 3.2. Jenis Penelitian ................................................................... 25 3.3. Metode Penelitian ............................................................... 26 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 27 3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi ........................................ 28 3.5.1. Unit Analisis ........................................................................ 28 3.5.2. Unit Observasi ................................................................... 29
xi
3.6. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ............... 30 3.6.1. Populasi ............................................................................. 30 3.6.2. Sampel ............................................................................... 30 3.6.3. Teknik Penarikan Sampel .................................................. 31 3.7. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 32 3.7.1 Data Primer ......................................................................... 33 3.7.2 Data Sekunder .................................................................... 34 3.8. Validitas, Reliabilitas Data, dan Skala Pengukuran............. 35 3.8.1. Validitas .............................................................................. 35 3.8.1.1. Hasil Uji Validitas ................................................................ 37 3.8.2. Reliabilitas ........................................................................... 38 3.8.2.1. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 41 3.8.3. Skala Pengukuran ............................................................... 42 3.9. Teknik Analisis Data ............................................................ 43 3.10. Definisi Konsep ................................................................... 45 3.11. Operasionalisasi Konsep .................................................... 47 3.12. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ............................ 52 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum................................................................. 53 4.1.1. Profil PT. Angkasa Pura II ................................................... 53 4.2. Objek Kajian Penelitian ....................................................... 55 4.3. Hasil Penelitian ................................................................... 57 4.3.1. Dimensi Menetapkan Sasaran ............................................. 57 4.3.1.1. Indikator Merencanakan aktivitas community relations ........ 57 4.3.1.2. Indikator Mengimplementasikan Aktivitas Community Relations ........................................................... 60 4.3.1.3. Indikator Kebutuhan Komunitas Lokal.................................. 63 4.3.1.4. Indikator Kepedulian karyawan perusahaan ........................ 66 4.3.1.5. Indikator Strategi rencana tertulis untuk community relations ............................................................. 69 4.3.2 Dimensi Mengenali Komunitas ............................................ 72 4.3.2.1 Indikator Organisasi Harus Mengenal Komunitasnya ......... 72 4.3.2.2 Indikator Setiap komunitas memiliki Publiknya sendiri .................................................................. 75 4.3.2.3 Indikator Harus berpartisipasi dalam komunitas ................. 78 4.3.3 Dimensi Petunjuk untuk Program Community Relations ...... 81 4.3.3.1 Indikator Pencapaian sasaran ............................................ 81 4.3.3.2 Indikator Strategi Alternatif harus Dieksplorasi .................... 84 4.3.3.3 Indikator Dampak Program Community Relations terhadap Organisasi dan Komunitas ................................................... 87 4.3.3.4 Indikator Total Biaya dari Semua Kegiatan Nonprofit .......... 90 4.3.3.5 Indikator Membutuhkan Pengetahuan ................................. 93 4.3.4 Dimensi Berkomunikasi dengan Komunitas ......................... 96
xii
4.3.4.1 Indikator Perusahaan Terbuka Terhadap Komunitas ........... 96 4.3.4.2 Indikator Karyawab berkomunikasi dengan komunitas ....... 99 4.3.4.3. Indikator Perusahaan berkomunikasi dengan Pemimpin opini .................................................................... 102 4.3.4.4. Indikator Organisasi lokal .................................................... 105 4.3.5. Dimensi Saluran Komunikasi .............................................. 108 4.3.5.1. Indikator Pertemuan informal ............................................... 108 4.3.5.2. Indikator Pembuatan Iklan di Media Massa ......................... 111 4.3.5.3. Indikator Publikasi Internal .................................................. 114 4.3.5.4. Indikator Open House ......................................................... 117 4.4 Analisis Penelitian ............................................................... 120 4.5 Pembahasan Penelitian ...................................................... 128
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 132
5.2 Saran ................................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 134
LAMPIRAN ................................................................................. xviii-xIix
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Analisis Data Statistik ...................................................... 35 Tabel 3.2. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ............................. 36 Tabel 3.3. Validitas Variable Proses Community Relations ............... 37 Tabel 3.4. Tabel Analisis Statistik ...................................................... 39 Tabel 3.5. Klarifikasi Reliabilitas ........................................................ 40 Tabel 3.6. Case Processing Summary .............................................. 41 Tabel 3.7. Realibilty Statistics ............................................................ 41 Tabel 3.8. Hubungan antara Analisis dan Variabel ............................ 44 Tabel 3.9. Operasionalisasi Konsep .................................................. 48 Tabel 4.1. PT.Angkasa Pura II memberitahukan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial ...................................... 57 Tabel 4.2. Warga mendapatkan laporan mengenai rencana kegiatan bantuan sosial ...................................... 58 Tabel 4.3. PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga ....................................................... 59 Tabel 4.4. PT. Angkasa Pura II turun langsung memberikan penjelasan ........................................................................ 60 Tabel 4.5. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan kepada warga ................................................................... 61 Tabel 4.6. Warga sekitar merasakan manfaat kegiatan Community relations ......................................................... 62 Tabel 4.7. Kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan warga ..... 63 Tabel 4.8. Kebutuhan komunitas selalu dipenuhi .............................. 64 Tabel 4.9. PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial ......... 65 Tabel 4.10. Karyawan PT. Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga ................................................................... 66 Tabel 4.11. Karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial .................................................... 67 Tabel 4.12. Karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung ....... 68 Tabel 4.13. PT. Angkasa Pura II menandatangani proposal................ 69 Tabel 4.14. PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan rapat ............................................................ 70 Tabel 4.15. Warga mengetahui nota kesepakatan rapat ..................... 71 Tabel 4.16 PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga ....... 72 Tabel 4.17. PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga .......... 73 Tabel 4.18. PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga ............ 74 Tabel 4.19. PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT .............................................................. 75 Tabel 4.20. PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT ..... 76 Tabel 4.21. PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga ........... 77 Tabel 4.22. PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di lingkungan ..................................................... 78
xiv
Tabel 4.23. PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan ........................................................ 79 Tabel 4.24. PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga .................................................................. 80 Tabel 4.25. PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga ........... 81 Tabel 4.26. Pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II semakin membaik ............................................................. 82 Tabel 4.27. Protes warga desa semakin berkurang ............................. 83 Tabel 4.28. PT. Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat ................. 84 Tabel 4.29. PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi .......................................... 85 Tabel 4.30. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan dalam mengatasi protes warga ......................................... 86 Tabel 4.31. Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan ............................................................... 87 Tabel 4.32. Warga menerima solusi terkait masalah proyek ............... 88 Tabel 4.33. Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II .......................................................... 89 Tabel 4.34. PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa .... 90 Tabel 4.35. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system .............................................. 91 Tabel 4.36. PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan........................................... 92 Tabel 4.37. PT. Angkasa Pura II mengetahui apa saja yang diinginkan oleh warga ....................................................... 93 Tabel 4.38. PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga ......................................... 94 Tabel 4.39. PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat.................................................................... 95 Tabel 4.40. Warga Desa Rawarengas mendapatkan informasi Mengenai PT. Angkasa Pura II ......................................... 96 Tabel 4.41. PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah ....................................................................... 97 Tabel 4.42. PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan .............................................................. 98 Tabel 4.43. Tim pembebasan tanah selalu menjalin komunikasi dengan warga ................................................................... 99 Tabel 4.44. Tim pembebasan tanah memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II ........................................... 100 Tabel 4.45. Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II menjadi Penghubung komunikasi ................................................... 101 Tabel 4.46. PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga ....................... 102
xv
Tabel 4.47. PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas ................................... 103 Tabel 4.48 PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas .................................... 104 Tabel 4.49 PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi Informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas ............ 105 Tabel 4.50. Karang taruna yang berada di Desa Rawarengas Berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II .................... 106 Tabel 4.51. PT. Angkasa Pura II memberi kesempatan kepada persatuan ibu-ibu muslimah untuk berkomunikasi ............ 107 Tabel 4.52. PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam sosialisasi ..... 108 Tabel 4.53. PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengan dalam menyelesaikan masalah ................... 109 Tabel 4.54. PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan mengunjungi warga ........................................................... 110 Tabel 4.55. PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog melalui surat kabar .................................. 111 Tabel 4.56. PT. Angkasa Pura II menyatakan bersedia untuk memenuhi tuntutan warga .................................................................. 112 Tabel 4.57. PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan Santunan kepada warga melalui berita online .................. 113 Tabel 4.58. PT. Angkasa Pura II memberikan majalah “Beranda” ....... 114 Tabel 4.59. PT. Angkasa Pura II selalu membagikan majalah “Beranda” kepada masyarakat .......................................... 115 Tabel 4.60. PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai kegiatan Perusahaan melalui majalah “Beranda” ............................ 116 Tabel 4.61. PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban ........ 117 Tabel 4.62. PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa Untuk mengunjungi perusahaan ....................................... 118 Tabel 4.63. Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan Pada PT. Angkasa Pura II ................................................ 119 Tabel 4.64. Mean per Dimensi ............................................................. 120 Tabel 4.65. Mean per Indikator ............................................................ 123
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Mean per Dimensi ............................................................ 121 Diagram 4.2 Mean per Indikator ............................................................ 125
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ..................................................................... vii
Lampiran 2 Berita Online ................................................................. xxi
Lampiran 3 Hasil Wawancara .......................................................... xxviii
Lampiran 4 Daftar Responden ......................................................... xxxv
Lampiran 5 Coding Sheet .............................................................. xxxvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebuah perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari hubungan
dengan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan harus bersedia menjadi
bagian dari kehidupan lingkungan sekitar di mana mereka beroperasi. Segala
risiko yang mungkin terjadi dalam masyarakat sekitar akibat beroperasinya
perusahaan merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa perusahaan
harus mempunyai perhatian dan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar
perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk community relations. Community
relations merupakan kumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu dan
biasanya terkait dengan kepentingan sesama.1 Menurut Frank Jafkins,
komunitas sekitar lokasi kegiatan organisasi seperti pabrik atau kantor
diibaratkan sebagai tetangga. Bila diperlakukan dengan baik maka akan
menjadi kawan, dan bila diperlakukan buruk bisa menjadi lawan.2
Hubungan yang sudah terjalin harus dipelihara dengan baik oleh
setiap perusahaan. Perusahaan yang senantiasa berhubungan baik dengan
lingkungan sekitarnya dapat menimbulkan pandangan yang positif dimata
masyarakat.
1 Widya Paramita, Public Relations, Jakarta: UNJ Press,2008, hlm 98
2Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2010, hlm 25
2
Begitu pula dengan PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut
“Angkasa Pura II” atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa
kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah
Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari
Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan
pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama
menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim
Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984. Berdirinya Angkasa Pura II
bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang
jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan
pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik tata
kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat
menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan
masyarakat.3 PT. Angkasa Pura II Sebagai perusahaan yang bergerak
dibidang pelayanan jasa bandar udara, PT. Angkasa Pura II harus bisa
membangun hubungan baik dengan komunitas sekitar perusahaan.
3 Profile PT. Angkasa Pura II, http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah, diakses 4 April 2017
pukul 05:08 WIB
3
Beberapa bulan terakhir ini PT. Angkasa Pura II mendapatkan protes
dari komunitas sekitar perusahaan. Protes tersebut berkaitan dengan
penggusuran lahan untuk proyek runway 3 atau landasan pacu Bandara
Soekarno-Hatta. Proyek tersebut memakan banyak lahan warga, salah
satunya Warga Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang, Banten. Warga menolak untuk diganti rugi karena harga yang
menurut mereka tidak sesuai. Warga juga menilai bahwa penilaian yang
dilakukan oleh KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) tidak transparan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya berita di media online Tempo.co yang berjudul
“Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Di Tunda"
sebagai berikut:
“Harganya sangat tidak layak, apabila penilaian yang dilakukan KJPP tidak transparan, kami minta KJPP dibubarkan. Karena banyak ditemukan di lapangan indikasi ketidaktransparanan tim KJPP. Warga juga meminta akses dimudahkan untuk mencari pekerjaan, masyarakat yang menduduki tanah orang lain harus diberikan tanah untuk permukiman seluas 500 meter”4
Pada selasa 14 Maret 2017, ratusan warga melakukan aksi Demo di
depan pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta. Massa dari Aliansi Masyarakat
Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang membentangkan
spanduk bertuliskan “Tolak Harga Murah Runway Tiga”. Mereka menolak
tanahnya dihargai murah, Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta oleh tim Kantor
Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk pembangunan runway 3 Bandara
4 Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Di Tunda,
https://m.tempo.co/read/news/2017/03/21/214858076/harga-tak-cocok-warga-minta-pembangunan-runway-bandara-ditunda, diakses 4 April 2017 pukul 10:22 WIB
4
Soekarno-Hatta. Warga merasa harga yang di tetapkan terlalu rendah dan
seharusnya harga tanah mereka dihargai sebesar 5 juta per meter persegi.
Hal ini dibuktikan dengan adanya berita di media online Tempo.co yang
berjudul “Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar
Murah" sebagai berikut:
“Kami menolak harga terlalu murah untuk pembebasan lahan bandara Tanah kami cuma dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per meter, ini kan bandara untuk komersial, harga yang ditetapkan tim KJPP terlalu rendah ”.5 Warga Desa Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten, korban
penggusuran proyek landasan pacu (runway) 3 Bandar Udara Soekarno-
Hatta, berencana akan melakukan aksi demo kembali mengenai tuntutan
mereka. Namun tidak sesuai rencana, mereka pun urung demo pada hari
Senin, 20 Maret 2017. Rencana aksi di pintu M1 bandara dibatalkan karena
salah satu tuntutan mereka untuk bertemu dan berdialog dengan Direktur
Utama PT Angkasa Pura II dipenuhi. Hal ini diberitakan di media online
Tempo.co sebagai berikut:
“Kami bisa bertemu Dirut AP II, hari ini kami tidak unjuk rasa. Kami diagendakan bertemu Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Gedung 600 Kantor Pusat AP II sekitar pukul 10.00. Ada 25 perwakilan warga yang akan menyampaikan langsung tuntutan kami.”6
5 Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah,
https://m.tempo.co/read/news/2017/03/14/214855860/runway-3-bandara-soekarno-hatta-warga-tolak-tanah-dibayar-murah, diakses 4 April 2017 pukul 10:50 WIB 6 Korban penggusuran runway bandara soekarno hatta batal demo,
https://m.tempo.co/read/news/2017/03/20/214857587/korban-penggusuran-runway-bandara-soekarno-hatta-batal-demo, diakses 4 April 2017 pukul 10:50 WIB
5
Adapun perwakilan negosiator yang menyampaikan aspirasi
masyarakat Rawarengas beberapa diantaranya merupakan anggota dari
Aliansi Masyarakat Rawarengas. Aliansi Masyarakat Rawarengas dibentuk
dan digagas oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang
merupakan salah satu warga RT002/RW015 Desa Rawarengas, Kecamatan
Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Warga RT002/RW015 merupakan
warga Desa Rawarengas yang paling keras dalam menolak harga murah
yang ditetapkan oleh tim KJPP yang dinilai tidak transparan dan tidak sesuai
dengan harga pasaran. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan
oleh penulis dengan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bapak
Syamsudin sebagai berikut:
“Ya yang jelas, kami aliansi warga Desa Rawarengas khususnya warga RT002/RW015 sangat menolak proyek runway 3 Bandara ini dilanjutkan, apabila harga yang ditetapkan oleh tim KJPP tidak transparan dan tidak sesuai dengan harga pasaran.”7
Pihak PT. Angkasa Pura II pada dasarnya telah berupaya untuk
melakukan pendekatan dengan warga dengan melakukan community
relations. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program-program prioritas
untuk komunitas yang berada di sekitar Bandara, khususnya warga Desa
Rawarengas dalam aspek bantuan sosial, program kemitraan, dan juga
program bina lingkungan. Program bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa
Pura II, menjadi salah satu media komunikasi dari perusahaan dalam
7 Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Syamsudin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten pada 13 April 2017 Pukul 00.12 WIB
6
melakukan pendekatan sosialisasi kepada warga, bahwa akan
dilaksanakannya proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini
diperkuat dengan wawancara penulis dengan Taras Arshayoena selaku
Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II yang penulis kutip:
“PT. Angkasa Pura II mempunyai program-program yang dilaksanakan secara bertahap untuk komunitas sekitar Bandara khususnya Desa Rawarengas. Beberapa diantaranya ialah program dalam aspek bantuan sosial, program kemitraan, dan juga program bina lingkungan. Melalui kegiatan tersebut menjadi salah satu media komunikasi kita dalam mensosialisasikan bahwa akan dilaksanakannya proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta”8
Proses community relations terssebut dilakukan untuk menjaga
hubungan dengan komunitas sekitar perusahaan. Dalam hal ini penulis
mengambil proses community relations yang dilakukan perusahaan
khususnya dalam aspek bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan mereka. Bantuan sosial yang diberikan salah
satunya adalah pada kegiatan safari ramadhan yang dilaksanakan setiap
tahunnya, khususnya pada tahun 2016 karena perusahaan memberikan
bantuan sepenuhnya dalam kegiatan. Melalui proposal yang diajukan kepada
perusahaan, PT. Angkasa Pura II akan memberikan bantuan sosial yang
dibutuhkan oleh komunitas atau masyarakat yang berada di sekitar Bandara
khususnya masyarakat Desa Rawarengas yang merupakan prioritas dari
perusahaan untuk kemudian melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
8 Hasil Wawancara Penulis dengan Taras Arshayoena Public Relations Junior Manager PT. Angkasa
Pura II pada 24 Mei 2017 Pukul 16.00
7
melakukan komunikasi non-formal kepada masyarakat tentang proyek
perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini diperkuat dengan
wawancara yang dilakukan penulis dengan Taras Arshayoena Public
Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II yang penulis kutip:
“Pendekatan yang kita lakukan ke masyarakat khususnya Desa Rawarengas untuk proyek runway 3 dari tahun 2015. Salah satunya pendekatan yang dilakukan melalui bantuan sosial kepada masyarakat melalui bantuan yang kita berikan kita juga sambil mensosialisasikan mengenai rencana perluasan runway 3 Bandara. Banyak bantuan sosial yang sudah diberikan untuk komunitas khususnya warga Desa Rawarengas, diantaranya program safari ramadhan yang akan kita laksanakan tiap bulan Ramadhan. Khusus pada tahun 2016 perusahaan memberi bantuan penuh terhadap kebutuhan untuk menunjang berjalannya kegiatan”9
Namun, pada umumnya banyak warga masih merasa PT. Angkasa
Pura II masih kurang memperhatikan masyarakat dalam aspek bantuan
sosial. Selama ini, warga menilai PT. Angkasa Pura II kurang perhatian
kepada warga dalam hal memberikan bantuan sosial kepada warga secara
langsung, baru setelah ada rencana penggusuran warga merasa diperhatikan
dan banyak diberi bantuan oleh PT. Angkasa Pura II. Hal ini diperkuat
dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak Syamsudin selaku
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Rawarengas sebagai berikut:
9 Ibid.
8
“Warga terkadang membutuhkan bantuan sosial, kadang dikasih tapi
itu juga setelah mau ada perluasan, sebelum ada perluasan ga ada,
susah, kalaupun ada cuman orang-orang tertentu saja yang punya
akses dengan orang yang ada di perusahaan, selain daripada itu ga
ada. Sekitar dua tahun setelah mau ada penggusuran, barulah ada
perhatian dari perusahaan untuk masyarakat Rawarengas.”10
Menurut Warga, akses komunikasi yang dilakukan oleh pihak PT.
Angkasa Pura II kepada warga juga rumit, warga sulit untuk dapat
berkomunikasi langsung dengan pihak perusahaan. PT. Angkasa Pura II
berkomunikasi dengan warga setelah ada demo dari warga tentang harga
yang tidak cocok, sedangkan warga menginginkan pihak perusahaan untuk
turun secara langsung memperhatikan keadaan warga serta mengajak untuk
berdiskusi bersama dalam penetapan harga tanah bersama tim dari KJPP.
Hal ini diperkuat dengan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan
Ketua Aliansi Warga Masyarakat Bapak Muhidin sebagai berikut:
“Setelah ada demo baru kita bisa ketemu langsung sama pak Dirut, mereka kurang turun langsung untuk memperhatikan keadaan warga sekitar Bandara khususnya warga desa rawarengas. Kemudian harusnya kita juga diajak diskusi bersama tim dari KJPP juga jadi bisa dapat titik temu nya.” 11
Warga juga kecewa lantaran penetapan harga yang dinilai tidak
transparan oleh tim KJPP, padahal warga hanya ingin tahu apakah harga
yang di tetapkan sudah sesuai dengan harga pasaran. PT. Angkasa Pura II
juga dinilai kurang mendengarkan opini masyarakat tentang tidak transparan
10
Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Syamsudin, Op.Cit. 11
Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Muhidin Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten pada12 April 2017 Pukul 23.30 WIB
9
nya penetapan harga yang di te`tapkan oleh tim KJPP. Warga merasa
perusahaan kurang terbuka terhadap saran dan pemikiran-pemikiran warga
mengenai penetapan harga tanah. Hal ini diperkuat dengan wawancara yang
dilakukan penulis dengan Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas Bapak
Muhidin sebagai berikut:
“Warga kecewa, padahal banyak warga yang mau tau, kenapa kok harga nya bisa segitu apa penetapan nya udah sesuai sama harga pasaran belum, jika memang sudah sesuai pasti tidak akan terjadi protes oleh warga, kita kan gatau, kita aja minta perusahaan biar tim KJPP transparan atau di bubarin aja belom didengerin” 12
Dengan adanya demo dan keluhan dari Warga Desa Rawarengas,
Kabupaten Tangerang, Banten terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta. Maka penulis ingin mengetahui bagaimana proses
community relations PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga RT002/RW015
Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten
pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, sehingga penulis
mengambil judul “Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa
Rawarengas mengenai Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa
Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten
Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-
Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017".
12
Hasil Wawancara Penulis dengan Bapak Muhidin Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas, Kabupaten Tangerang, Banten pada 12 April 2017 Pukul 23.30 WIB
10
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses community relations PT
Angkasa Pura II Di Desa Rawarengas mengenai kegiatan bantuan sosial
yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan
runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017?.
1.3. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui proses community relations PT Angkasa Pura II Di Desa
Rawarengas mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa
Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten
Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-
Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kajian ilmu komunikasi
khususnya Public Relations mengenai proses community relations humas di
lembaga pemerintah.
11
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi Public
Relations mengenai proses community relations humas di lembaga
pemerintah.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori
2.1.1. Manajemen Public Relations
Manajemen dalam konteks strategi, mempunyai peran penting untuk
membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
dalam lingkungan usaha. Lingkungan adalah satu set faktor yang muncul dari
luar dan tidak dapat dikendalikan begitu saja secara mudah. Perubahan-
perubahan lingkungan tentu akan mempengaruhi prestasi perusahaan dalam
meraih keuntungan atau memberi kontribusi pada pihak-pihak yang terkait.
Public relations mempunyai peranan yang penting dalam upaya
mengefektifkan organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang
dengan lembaga-lembaga strategis.13 Public relations dapat dibedakan
kepada fungsi manajemen melalui konsep kegiatan administrasi (operating
concept of administration) dan fungsi staf khusus dalam pelayanan 12
administrasi (specialized staff function serving administrator).14
Dalam buku Rosady Ruslan yang berjudul Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi. Mc Elreath, (Managing Systematic and
Ethical Public Relations, 1993, Madison, Wisconsin: Brown & Mark)
mendefinisikan Manajem Humas adalah:
13
Renald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta Grafiti,
2008 hal. 32 14
Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, and Glen M. Broom, Effective Public Relations, edisi 9 Jakarta: Kencana, 2006, Hal 29
13
Managing public relations means researching, planning implementing
and evaluating an array of communication activities sponsored by the
organizational satellite linked press conference, from simple brochures to
multimedia national campaigns, from open house to grassroots political
campaigns, from public service announcement to crisis management.”15
Manajemen Humas berarti penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi
mulai dari pertemuan kelompok kecil hingga berkaitan dengan konferensi
pers internasional via satelit, dari pembuatan brosur hingga kampanye
nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan acara open house
hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan publik hingga
menangani kasus manajemen krisis. Kegiatan manajemen public relations
mencakup fungsi-fungsi pokok manajemen secara umum, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengkomunikasian, pengawasan, dan penilaian yang
dapat menentukan kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan
dari lembaga.16
15
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: RajaGrafindo, Persada, 2003, Hal 31 16
Kinkin Yuliaty Subarsa Putri, Manajamen Public Relations, Jakarta: Laboraturium Sosial Politik Press 2010, hal, 29
14
2.1.2. Community Relations
Saat ini perusahaan harus bisa kera sama sekaligus bersaing untuk
mencapai keberhasilan. Sebuah organisasi menjadi bagian dari komunitas,
menciptakan solusi saling menguntungkan (win-win solutions) yang
menghasilkan garis dasar yang lebih sehat serta membawa keuntungan bagi
stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan. Kunci bagi program
community relations yang efektif adalah adanya tindakan yang positif dan
bertanggung jawab secara sosial untuk membantu masyarakat sebagai
bagian dari organisasi.17 Tujuan umum dari program community relations
adalah menciptakan citra baik perusahaan pada masyarakat disekitar
perusahaan beroperasi.18
Setiap komunitas memiliki aturan penting dalam kestabilan ekonomi
dan kesejahteraan lembaganya. Setiap organisasi memiliki saham penting
dalam kestabilan ekonomi dan kesejahteraan dari komunitas di mana
organisasi berada. Oleh karena itu, cukup ilmiah jika setiap organisasi dari
komunitas membangun suasana saling berkepentingan dalam keberhasilan
serta efektivitas masing-masing operasi. Community relations yang baik
membantu mengamankan apa yang dibutuhkan organisasi dari komunitas
dan membantu menyediakan apa yang diharapkan oleh komunitas.19
Satu organisasi perlu merumuskan langkah langkah strategis dalam
membantu mengembangkan Komunitas sekitar onganisasi melalui kegiatan
17
Dan Lattimore, et al, Public Relations: Profesi dan Praktik, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, Hal
255 18
Edy Sahputra & Faulina, Profesional Public Relations, Medan: USU Press, 2011, Hal 127 19
Ibid, Hal 256
15
community relalons. Apalagi kini banyak pemerintah kota atau kabupaten
ditanah air yang mengharapkan kehadian investor yang menanam investasi
di daerahnya, yang berdampak pada perekonomian dan pengembangan
masyarakatnya.20
Organisasi yang menanggapi dengan baik perubahan yang terjadi di
sekelilingnya lalu mempersiapkan diri dalam lingkungan kompleksitasnya
makin tinggi, pasti tidak akan mengabaikan program atau kegiatan
community relations, karena program atau kegiatan community relations
dianggap sebagai cara menanggapi perubahan yang terjadi pada lingkungan
organisasinya.21 Kegiatan community relations juga dipandang sebagai
bagian dari wujud tanggung jawab sosial organisasi, organisasi mempunyai
tanggung jawab sosial dalam menjalankan peran dalam membantu warga
masyarakat untuk mengembangkan dirinya.22
Community relations bisa dipandang sebagai salah satu upaya untuk
mengelola keragaman masyarakat. Organisasi terbiasa menangani berbagai
komunitas yang memiliki pandangan yang unik terhadap organisasi.
Organisasi pun menjadi terbiasa melihat dan menelaah perubahan-
perubahan yang terjadi pada komunitasnya. Hubungan yang baik dengan
komunitas merupakan modal yang cukup penting bagi organisasi untuk
20
Yosal Iriantara, op Cit, Hal 43 21
Ibid, Hal 76 22
Ibid, Hal 77
16
memahami arus perubahan yang terjadi pada lingkungan sosialnya sekaligus
juga untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya pada komunitas.23
2.2. Kerangka Variabel
2.2.1. Proses Community Relations
Community relations yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga bukan
sebagai hasil yang tidak bisa dielakkan dari organisasi yang berjalan dengan
baik dan senantiasa memikirkan kepentingan umum.24 Community relations
yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling menguntungkan, jauh
melampaui, katakanlah, sekedar suatu donasi keuangan atau kedermawanan
untuk mendanai proyek masyarakat. Idealnya, sebuah institusi akan
mengumpulkan sumber dayanya, produk dan jasa yang diberikan
perusahaan, relasi dengan konsumen, rekrutmen, employee relations, proses
produksi, strategi pemasaran dan iklan, rancangan gedung dan fasilitas
organisasi dan menggunakan semua ini untuk membuat komunitas lebih baik
serta untuk membentuk komunitas ditempat institusi berada.25
Dalam proses community relations terdapat beberapa tahapan-
tahapan, seperti yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
23
Ibid Hal 78 24
Dan Latimore, et al, op cit, Hal 256 25
Ibid Hal 257
17
2.2.1.1. Menetapkan Sasaran
Perusahaan harus melibatkan karyawannya ketika merencanakan dan
mengimplementasikan aktivitas community relations-nya. Kebutuhan
komunitas lokal dan kepedulian karyawan perusahaan adalah dua kriteria
paling penting dalam menentukan apa yang perlu diberi dukungan. Para
karyawan ini berpartisipasi dalam kegiatan yang dipilih, membawa komitmen
sosial mereka pada kehidupan, dan membuat tim duta perusahaan ke
masyarakat.
Namun, sasaran secara umum saja tentu tidak cukup. Perusahaan
perlu memiliki strategi rencana dengan tertulis untuk community relations ini.
Rencana tersebut harus menegaskan pandangan pihak manajemen tentang
kewajibannya kepada komunitas sehingga usaha-usaha yang akan dilakukan
dapat terkoordinasi dan terfokus. Sasaran community relations yang spesifik
harus diterangkan dengan seksama. Kegagalan dalam melakukan hal ini
dapat mematikan berbagai program community relations sebelum program
tersebut dimulai.26
2.2.1. 2. Mengenali Komunitas
Kebijakan dan sasaran community relations tidak ditentukan
berdasarkan prinsip-prinsip idealis. Mereka terjadi dengan melihat dan
menilai kebutuhan organisasi, sumber daya, dan keahlian dalam organisasi
pada satu sisi, serta kebutuhan dan harapan komunitas disisi lainnya.
26
Ibid, Hal 258
18
Sebelumnya kebijakan dan sasaran yang penting dikembangkan, organisasi
harus mengenal komunitasnya.
Walaupun community relations biasanya menekankan komunikasi dari
organisasi ke komunitas, keberhasilan usaha ini berstandar pada
pengetahuan komunikator tentang audensinya. Setiap komunitasnya memiliki
publiknya sendiri dan tidak ada diantara dua publik ini yang persis sama.
Namun, pengetahuan nyata tentang komunitas melampaui data
demografis, etnik, geografis, dan ekonomi standard. "Untuk membangun
komunitas, Anda harus berpartisipasi dalam komunitas tersebut," ungkap
Annie Heckenberg dari GPTMC, Perusahaan Pemasaran Wisata
Philadephia.27
Hubungan dekat dengan pimpinan komunitas adalah sumber informasi
yang sangat penting. Para pemimpin professional, agama, persaudaraan,
pemimpin politik, serta editor media, umumnya dapat dijangkau melalui
keanggotaan pada organisasi lokal melalui pertemuan dengan tatap muka
dalam berbagai kegiatan.28
2.2.1.3. Petunjuk untuk Program Community Relations yang Efektif
Setelah menyusun metode untuk input komunitas yang terus-
menerus, petunjuk berikut harus digunakan untuk menyusun program
community relations yang efektif.29
27
Ibid, Hal 259 28
Ibid, Hal 260 29
Ibid, Hal 260
19
1. Penyusunan pencapaian sasaran yang diharapkan oleh manajemen
puncak harus dilakukan secara hati-hati organisasi dapat mencari
beberapa sasaran reputasi, pengalaman dengan potensial pay off dimasa
mendatang stabilitas lingkungan dan sebagainya.
2. Strategi alternatif harus dieksplorasi sebelum membuat pilihan,
3. Dampak program community relations terhadap organisasi dan
komunitas harus diantisipasi.
4. Perlu diperhatikan perkiraan total biaya dari semua kegiatan nonprofit ini
serta total volume sumber daya organisasi yang digunakan dan
dialokasikan untuk program community relations. Sesuatu yang tidak
menguntungkan baik bagi organisasi maupun komunitas, jika tiba-tiba
organisasi menemukan program yang ditetapkan berbiaya sangat tinggi
dan dengan tiba-tiba harus menghentikan semua layanan yang telah
diberikan kepada komunitas.
5. Banyak manajer telah menyadari bahwa keterlibatan jenis tertentu dalam
urusan daerah kota membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang
melampaui bakat bisnis teknis serta kemampuan manajerial yang biasa.
Keterampilan politik, pemahaman mendalam tentang masalah komunitas,
dan kemampuan menyelesaikan masalah dalam setting tidak budaya
yang biasa merupakan beberapa persyaratan untuk beberapa aktivitas.
Keahlian khusus mungkin juga diperlukan.30
30
Ibid, Hal 260
20
2.2.1.4. Berkomunikasi dengan Komunitas
Komunikasi pada komunitas tidak memiliki audiensi tunggal.
Perusahaan harus terbuka terhadap berbagai taktik komunikasi jika mereka
ingin menjangkau publik yang penting, salah satu cara yang signifikan untuk
menjangkau komunitas adalah melalui komunikasi karyawan.31
Organisasi lokal juga merupakan wahana penting komunikasi dalam
komunitas. Warga, jasa, sosial, organisasi budaya, politik, veteran, dan
keagamaan serta kelompok pemuda semuanya memberikan platform bagi
pesan dan memberikan kesempatan yang cukup untuk melakukan
komunikasi informal. Para manajer organisasi harus didorong untuk menjadi
bagian dari kelompok seperti ini dimana harus bersiap memberikan informasi
umum untuk publik.32
2.2.1.5. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi yang melaluinya, di mana audiensi yang dijangkau
bisa beragam, mulai dari pertemuan informal sampai pembuatan iklan di
media massa setempat seperti surat kabar, radio, dan televisi. Publikasi
internal, brosur, dan laporan tahunan dapat dibagi dengan mudah kepada
pemimpin komunitas. Beberapa organisasi bahkan membuat newsletter yang
ditunjukkan khusus untuk masyarakat di sekitarnya.
31
Ibid, Hal 260 32
Ibid, Hal 261
21
Sebuah metode komunikasi organisasi yang berorientasi pada
komunitas adalah open house. open house yang sukses memberikan wisata
kelompok kecil pada fasilitas organisasi dengan petunjuk yang komprehensif.
Termasuk didalamnya, film, tampilan, dan brosur serta biasanya
menyediakan sampel produk yang bisa dibawa pulang oleh partisipan. Tentu
saja, pesan utama dari aktivitas ini adalah adanya saling ketergantungan
antara lembaga dan komunitas.33
2.3. Keterkaitan Konsep
Community relations bisa bermakna lebih dari sekedar membangun
hubungan baik antara organisasi dan komunitas sekitarnya. Community
relations merupakan partisipasi dari lembaga yang terencana, aktif, dan
terus-menerus dengan masyarakat, dalam rangka memelihara dan
meningkatkan lingkungannya untuk memperoleh keuntungan, bagi lembaga
maupun bagi komunitas.
Community relations sangat penting untuk sebuah perusahaan atau
organisasi. Komunitas dengan perusahaan bisa saling menguntungkan
dalam segala hal. Setiap komunitas dapat menjaga dan meningkatkan
sebuah perusahaan dalam hal kestabilan ekonomi maupun kesejahteraan
perusahaan dan perusahaan dapat membantu menyediakan apa yang
diperlukan oleh komunitas.
33
Ibid, Hal 261
22
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi terdapat beberapa proses
community relations yang harus dijalankan secara bertahap. Hal-hal tersebut
berkaitan satu sama lain sehingga apabila semua proses community relations
berjalan dengan lancar akan menghasilkan hubungan yang baik antara
perusahaan dengan masyarakat.
Dalam proses community relations terdapat beberapa tahapan-
tahapan, yaitu menetapkan sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk
program community relations yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas
dan saluran komunikasi, yang dimana kelima proses tersebut saling
berkaitan. Dengan adanya proses community relations maka akan terjalin
hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Metode kuantitatif diartikan sebagai “metode penelitian yang
berlandaskan pada positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ada.23
Menurut Arikunto, pendekatan penelitian kuantitatif dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut serta hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan
akan lebih baik apabila disertai tabel, grafik, bagan, gambar, dan tampilan
lain.24 Penelitian kuantitatif dapat dikonstruksi sebagai strategi penelitian
yang menekankan kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis data dengan
pendekatan deduktif untuk hubungan antar teori dan penelitian dengan
menempatkan pengujian teori.
Oleh karena itu, penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan
tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri
dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2006. Hal. 8. 24
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta 2006 Hal. 37
24
statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut
benar.25
Penulis memilih menggunakan metode penelitian kuantitatif karena
data penelitian ini berupa angka-angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data penelitian serta hasilnya mengenai proses
community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan
bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga
Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret
2017.
Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif agar
memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan memahami
beberapa fenomena berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri
dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur
statistik dengan lebih baik tentang proses community relations PT. Angkasa
Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT.
Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas RT002/RW 015
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
25
Ulber Silalahi. Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama, 2012 Hal. 76
25
3.2. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif berguna untuk menggambarkan tentang
karakteristik individu, situasi atau kelompok tertentu.26 Penelitian ini dapat
meneliti pada hanya satu variable dan termasuk penelitian mengenai gejala
atau hubungan antara dua gejala atau lebih.27 Jenis riset ini bertujuan
membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep
(biasanya hanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui konseptual,
periset melakukan operasional konsep yang akan menghasilkan variable
beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang
terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variable.28
Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penulis
menggunakan jenis penelitian deskriptif karena penulis hanya ingin
menggambarkan tentang karakteristik yang berkatian dengan proses
community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai kegiatan
bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga
Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret
2017.
26
Elvinaro Ardianto, Op.Cit, hlm.12 27
Kinkin Yuliaty SP, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Lab. Sospol Press, 2010, hlm. 47 28
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktisi Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana, 2008, hlm. 67
26
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan
nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan. Dalam
analisis data, metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perhitungan
ilmu statistic, baik statistic deskriptif maupun infernsial (yang menggunakan
rumus-rumus statistic non-parametrik). Kesimpulan hasil penelitian pun
berupa hasil perhitungan yang bersifat penggambaran atau jalinan variable.29 Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas
nilai (valuefree). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat
menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain
melalui penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal
yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi.30
Metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena
sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di
jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable, dan indikator.
Setiap variable yang ditentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol
angka yang berbed–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan
dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol - simbol angka
29
Elvinaro Ardianto, Metode Penelitiam untuk Public Relations Kuatitatif dan Kualititaf, Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2010, hlm. 47 30
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif,Bandung: Pustaka Setia,2002, hlm. 35
27
tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif dapat di lakukan sehingga
dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu
parameter. Tujuan utama dari metodologi ini ialah menjelaskan suatu
masalah tetapi menghasilkan generalisasi.31
Penulis melakukan metode penelitian kuantitatif yang sarat dengan
nuansa angka-angka dalam teknik pengumpulan data di lapangan mengenai
proses community relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai
kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes
Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten
pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14
Maret 2017. Penulis hanya menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan dan tidak terlalu mementingkan analisis data, dan penulis
harus bersifat objektif tidak memihak atau berada dalam posisi netral.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa dimensi penelitian salah
satunya Cross Sectional. Cross Sectional adalah suatu penelitian yang
semua data dikumpulakan sekaligus, merupakan hasil bidik (one snapshot)
pada suatu saat tertentu dan penelitian tersebut data dikumpulkan hanya
sekali, dengan cara menyebarkan kuesioner.32
31
Ibid. hllm. 36 32
Ibid, hlm. 57
28
Waktu penelitian dilakukan dalam satu waktu yaitu pada bulan Juni
2017 dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk
diperbandingkan mengenai proses community relations di PT. Angkasa Pura
II di Desa Rawarengas.
Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Rawarengas
RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah
terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Penulis
melakukan pengumpulan data berupa kuesioner yang akan dibagikan kepada
warga Desa Rawarengas RT002/RW015 karena warga di RT tersebut sangat
keras protesnya terhadap PT. Angkasa Pura II.
3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi
3.5.1. Unit Analisis
Unit analasis adalah hubungan antara individu dalam suatu system,
karena komunikasi di anggap sebagai kumpulan hubungan-hubungan,
sehingga ada interaksi antar individu dalam sistem. Hubungan-hubungan ini
merupakan pola-pola aliran informasi.33 Unit analisis ada sesuatu yang akan
di analisis. Jika survey, unit analisisnya adalah individu.34
Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan oleh penulis
ialah individu, individu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah individu
yang merupakan kepala keluarga yang merupakan warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
33
Ibid, hlm 326 34
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2004, hl,.38
29
3.5.2. Unit Observasi
Unit observasi merupakan unit terbesar dari unit analisis data yang
akan kita teliti yang digunkan untuk mengukur satu variable.35 Unit observasi
yaitu mengamati secara langsung objek yang diteliti. Observasi yang
dilakukan harus dicatat yang dilakukan secara sistematik dan dihubungkan
dengan proporsisi umum bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya
menarik perhatian, dan observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai
validitas dan reabilitasnya.36
Unit observasi yang penulis gunakan ialah komunitas, yaitu warga
Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta. Alasan penulis melakukan observasi adalah untuk
mengetahui keadaan atau fakta yang teriadi di lapangan, sehingga penulis
dapat mengetahui secara pasti Proses Community Relations PT. Angakasa
Pura II (Persero) mengenai kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT.
Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015,
Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017.
35
Ibid, hlm. 108 36
Asep Hermawan, Penulisan Paradigma Kuantitatfif, Jakarta: Grasindo, 2007, hlm. 89
30
3.6. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.6.1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono yang dikutip oleh Racmat Kriyantono
dalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis Riset Komunikasi ialah, Wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh periset untuk dipelajari,
kemudian ditarik suatu kesimpulan.37
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penulis merupakan kepala
keluarga warga Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3
Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 94 kepala keluarga.38
3.6.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen tertentu dari sebuah
populasi, seorang peneliti tidak akan dapat menjamin bahwa sampelnya
benar-benar representative, namun paling tidak sesuai dengan prosedur
yang di tentukan metodologi sampling berdasarkan berdasarkan probabilitas,
maka dapat diperhitungkan sampai berapa besar selisihnya antara ciri-ciri
dalam sample dengan ciri-ciri populasinya.39
37
Rachmat Kriyantono, Op.Cit hlm. 151 38
Arsip data penduduk RT03/RW15, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang 2017 39
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010. hlm. 133
31
Dalam penelitian ini sampel yang penulis ambil adalah 94 kepala
keluarga dari Warga Desa Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3
Bandara Soekarno-Hatta. Adapun alasan penulis menjadikan sample dalam
penelitian ini, ialah karena Warga RT002/RW015 yang paling keras menolak
penetapan harga oleh tim KJPP terkait masalah terhadap proyek perluasan
runway 3 Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 94 kepala keluarga.
3.6.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel
dan besar sampel. Untuk menentukan berapa sampel yang akan diambil,
maka kita dapat menggunakan beberapa teknik sampling atau teknik
pengambilan sampel.40
Dalam garis besarnya ada dua macam sampling, yaitu yang memberi
kemungkinan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih yang
disebut probability sampling dan yang tidak memberi kemungkinan yang
sama bagi setiap unsur populasi yang disebut non-probability sampling.41
40
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Grafindo, Jakarta: 2010 hlm. 58 41
S.Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hlm. 24
32
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik probabilty sampling.
Teknik probability sampling yang penulis ambil adalah sensus. Sensus pada
dasarnya sebuah riset survey dimana periset mengambil seluruh anggota
populasi sebagai respondennya. Dengan demikian sensus menggunakan
total sampling, artinya jumlah total populasi diriset.42
Penulis mengambil teknik sensus karena penulis mengambil seluruh
populasi untuk dijadikan sampel yakni 94 orang kepala keluarga warga Desa
Rawarengas RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang
terkait masalah terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-
Hatta.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah penelitian.
Tanpa adanya data, penelitian tidak mungkin bisa dilakukan. Menurut Hasan,
data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
sesuatu yang diketahui atau anggap atau anggapan.43 Dalam penelitian ini
dikenal ada dua teknik pengumpulan data yaitu, data primer dan data
sekunder.
42
Rachmat Kriyantono, Op.Cit hlm. 159 43
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002, hlm. 82
33
3.7.1 Data Primer
Beberapa ahli mengemukan pendapatnya mengenai defisini data
primer. Defisini pertama dikemukan oleh Iqbal Hasan. Menurutnya data
primer adalah data yang diperoleh orang yang melakukan penelitian atau
bersangkutan yang memerlukannya.44
Menurut Sugiyono, “data primer adalah sumber langsung yang
memberikan data pada pengumpul data”.45 Sedangkan menurut Rosady
Ruslan, “data primer adalah data diperoleh secara langsung dari objek
penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi”.46
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa
kuesioner. Defisini kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan,
meraka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.47
Pengisian kuesioner biasanya dengan memberikan tanda (x) atau (√).
Penyebaran kuesioner ini penulis mempunyai tujuan untuk mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa
khawatir bila responden memberikan jawab yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan kuesioner yang digunakan
penulis.48
44
Ibid hlm. 82 45
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005, hlm. 62 46
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hlm. 29 47
Umar Husien, Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm.
88 48
Ibid, hlm. 95
34
Penulis menetapkan cara pengisian kuesioner yaitu dengan
menyiapkan kuesioner tertulis dan juga menyertakan di dalamnya pilihan
jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan memberikan (x) atau (√)
agar responden memberikan jawaban sesuai dengan kenyataan tentang
proses community relations PT. Angkasa Pura II (Persero) mengenai
kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes
Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten
pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14
Maret 2017.
3.7.2. Data Sekunder
Sugiyono mendefinisikan data sekunder “sebagai sumber yang secara
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui
orang lain atau dokumen yang sudah ada”. 49 Data sekunder ini bersifat
melengkapi data primer sehingga dituntut untuk berhati-hati atau menyeleksi
data sekunder jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset
atau mungkin terlalu banyak.50
Penulis juga memperoleh data sekunder melalui Pak Chiko Prananda
selaku Ketua dari tim pembebasan tanah (internal) PT. Angkasa Pura II dan
Pak Taras Arshayoena selaku Public Relations Junior Manager PT. Angkasa
Pura II.
49
Sugiyono Op.Cit, hlm. 62 50
Rachmat Kriyantono, Op. Cit hlm. 97
35
3.8. Validitas, Reliabilitas Data, dan Skala Pengukuran
3.8.1. Validitas
Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen
(misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur.51 Validitas
instrumen riset dapat digolongkan menjadi: validitas konstruksi, validitas isi,
validitas prediktif, validitas eksternal, dan validitas rupa.52 Tipe validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi, penulis
menggunakan validitas konstruksi karena sesuai untuk mengukur instrumen
penelitian (kuesioner). Menurut Kriyantono, validitas konstruksi mencakup
hubungan antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk
meyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsep-
konsep dalam kerangka teori.53
Tabel 3.1. Tabel Analisis Statistik
No Skala Validitas Reliabilitas Analisis Univariat
1 Nominal Koefisien Kontigensi Korelasi Contigency C
Modus
2 Ordinal Rank Spearman Korelasi Rank – Order
Modus & Median
3 Interval Construck Validity (KMO – MSA &Barlett Test)
Korelasi Product Moment (Pearson’s Correlation)
Modus, Mean & Median
4 Rasio Pearson Analisis Regresi Modus, Mean & Median
Sumber : Rachmat Kriyantono, 2006, hal 136.54
51
Rachmat Kriyantono, Op. Cit. Hal. 143 52
Ibid, Hal 149 53
Ibid, hal. 150. 54
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2006, hal 136
36
Pada tabel 3.1 di atas dapat dilihat untuk skala nominal menggunakan
menggunakan validitas koovisien kontigensi, ordinal rank spearman, ordinal
menggunakan validitas konstruk dan rasio menggunakan peorson.
Coefficient Alpha atau Cronbach’s Alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai Cronbach’s Alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala55. Pengukuran level
interval membiarkan kita untuk menentukan jumlah jarak antar kategorinya56.
Barlett’s Test Sphericity menggunakan ukuran statistik approximate
chi-square dan degree freedom (df) dengan nilai signifikansi di atas 0.557.
memiliki nilai signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrument telah memenuhi
syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan hasil yang
valid.58
Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau tidak
caranya dilihat dari KMO dan barlett test. Bila dalam variabel itu anda dapat
melihat KMO MSA adalah 0.5, 5 artinya 0.505 > 0,5 maka proses analisis
faktor dapat dilanjutkan.59
55
Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 287 56
W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education, 2011, hlm. 219 57
Naresh K. Malhotra, Op. Cit.hlm. 607 58
Husen Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 175 59
Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik , Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2011, Hlm. 174
37
Tabel 3.2.
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 - 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,6 - 0,8 Validitas tinggi (baik)
0,4 - 0,6 Validitas sedang
0,2 - 0,4 Validitas rendah (kurang)
0,0 - 0,2 Validitas sangat rendah
0,00 Tidak Valid
Sumber: Wahyu Agung 2010.60 Pada tabel 3.2. di atas dapat dilihat bahwa untuk mengukur nilai
koefisien validitasnya, “di atas 0,8 berarti sangat tinggi (sangat baik)
sedangkan 0,2 berarti sangat terendah”.61
3.8.1.1. Hasil Uji Validitas
Dalam penelitian mengenai proses community relations PT. Angakasa
Pura II (Persero) mengenai Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT.
Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015,
Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Penulis menggunakan
validitas untuk mengukur antara kesesuaian hasil dengan keadaan
sebenarnya saat melakukan penelitian. Karena penelitian ini menggunakan
skala interval, untuk analisis stastistiknya adalah dengan menggunakan
validitas konstruksi (KMO dan barlett test). Untuk mengetahui pernyataan
kuesioner valid atau tidak caranya dapat dilihat jika pada variable tersebut
60
Wahyu Agung, Panduan SPSS 16.0, Yogyakarta: Gerailmu, 2010, Hal 94. 61
Ibid, hal 230.
38
dapat melihat KMO-MSA (Kaiser Mayer Olkin – measure of sampling
adequency).
Tabel 3.3.
Validitas Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas
N = 94
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .811
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 6713.567
df 1943
Sig. .000
Berdasarkan hasil uji validitas yang diadakan penulis, dari hasil
analisis yang diperoleh nilai KMO (keiser meyer olkin) measure of sampling
dequency sebesar 0,811 ternyata melebihi 0,5 maka data dikatakan valid.
Disamping itu dari barlett’s test of sphericity menunjukan nilai signifikansi
0.000 < 0.05 bahwa instrument ini memenuhi syarat valid.
3.8.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketetapan, ketelitian atau keakuratan yang
ditujukan oleh instrumen pengukuran.62 Untuk dapat kita lakukan dalam
menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah menghasilkan
62
Husein Umar, Riset SDM dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2000. Hal.127
39
derajat yang tinggi dari kedekatan data yang di peroleh dengan apa yang kita
yakini pengukuran.63
Reliabilitas memiliki tiga dimensi, yaitu stabilitas (stability), konsisten
internal (internal consistency), dan kesamaan (equivalency).64 Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini, penulis lakukan dengan pengujian reliabilitas
secara internal consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal
consistency yang dilakukan sekali uji coba saja.
Tabel 3.4.
Tabel Analisis Statistik
No Skala Validitas Reliabilitas Analisis Univariat
1 Nominal Koefisien Kontigensi Korelasi Contigency C
Modus
2 Ordinal Rank Spearman Korelasi Rank – Order
Modus & Median
3 Interval Construck Validity (KMO – MSA &Barlett Test)
Korelasi Product Moment (Pearson’s Correlation)
Modus, Mean & Median
4 Rasio Pearson Analisis Regresi Modus, Mean & Median
Sumber : Rachmat Kriyantono, 2006, hal 136.65
Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap.
Pertama, tujuan dan analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa
variabel dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tinggi (dari 0.5 –
63
Ibid. Hal. 128 64
Ibid, Hal. 146 65
Rachmat Kriyantono, Op. Cit., 2006, hal 136
40
1.0) menandakan bahwa analisis fakor sudah sesuai, sedangkan nilai
dibawah 0.5 menandakan bahwa analisis faktor tidak sesuai.66. Untuk
mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan
metode alpha cronbach’s diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0
sampai 1.67 Kriterianya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Klasifikasi Reliabilitas
Reliabilitas (r) Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang
0,2 – 0,39 Rendah
< 0,2 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi Arikunto, 2007, Hal 245
Menurut Trinton, jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas
dengan range yang sama, maka urutan kemantapan alpha dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai alpha cronbach’s 0,00 sampai 0,20, berarti kurang reliable atau
sangat rendah.
2. Nilai alpha cronbach’s 0,21 sampai 0,40, berarti agak reliable atau
rendah.
3. Nilai alpha cronbach’s 0,41 sampai 0,60, berarti cukup reliable atau
sedang.
4. Nilai alpha cronbach’s 0,61 sampai 0,80, berarti reliable atau tinggi.
66
Naresh K. Malhotra, Op. Cit, hlm. 67 67
Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Hal. 91
41
5. Nilai alpha cronbach’s 0,81 sampai 1,00, berarti sangat reliable atau
sangat tinggi.68
3.8.2.1. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 3.6.
Case Processing Summary Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas
N = 94
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 94 100.0
Excludeda 0 .0
Total 94 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Tabel 3.7.
Realibilty Statistics Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas
N = 94
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.972 .973 63
Sumber: hasil penelitian penulis dengan SPSS 2013.
68
Ibid, Hal. 91
42
Dari hasil realibilitas di atas dapat dilihat bahwa dari 63 pernyataan
yang diajukan oleh penulis kepada 94 responden mempunyai nilai
cronbach’s alpha 0,972 dan cronbach’s alpha based on standardized items
0,973, maka hasil dinyatakan reliabel.
3.8.3. Skala Pengukuran
Dengan melakukan skala pengukuran berarti periset mampu
mengklarifikasi variabel yang akan diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan analisis data dan langkah riset selanjutnya.69 Dalam proses
skala pengukuran ada empat jenis skala nominal, skala ordinal, skala rasio,
skala interval. Skala pengukuran yang digunakan penulis dari beberapa skala
tersebut adalah skala interval, karena skala ini lebih baik dari dua skala
sebelumnya karena ada konsep interval.70
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval karena skala
ini adalah skala yang lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. Adapun
penulis akan menguji variable dari Proses Community Relations PT.
Angakasa Pura II (Persero) mengenai protes warga desa rawarengas
RT002/RW015 Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terkait masalah
terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan
menggunakan skala interval agar mempermudah penulis dalam menarik
kesimpulan. Penjelasan skala dalam kuesioner yang disebarkan penulis
sebagai berikut :
69
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,dan Kebijakan Publik, Jakarta:
Kencana, 2008, hlm. 174 70
Rachmat Kriyantono, Op.Cit hlm. 167
43
Skala 5 : Sangat setuju, ini menunjukan keadaan ketika responden
sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan
Skala 4 : Setuju, ini menunjukan keadaan ketika responden setuju
dengan pertanyaan yang diberikan.
Skala 3 : Ragu-ragu, ini menunjukan keadaan ketika responden tidak
memihak pada jawaban setuju atau tidak setuju.
Skala 2 : Tidak setuju, ini menunjukan keadaan ketika responden tidak
setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
Skala 1 : Sangat tidak setuju, ini menunjukan keadaa ketika responden
tidak sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
3.9. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan pada
riset deskriptif yang menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel
yang diteliti tanpa menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan
statistik inferensial digunakan pada riset eksplanatif, yaitu riset yang
bertujuan menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih.71
Penulis menggunakan statistik deskriptif dengan tujuan untuk
menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu proses community
relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai Kegiatan bantuan sosial
yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga Desa Rawarengas
71
Rachmat Kriyantono. Op. Cit. Hal. 169
44
RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada proyek perluasan
runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret 2017. Beberapa
jenis teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang sering digunakan
antara lain, Tabel (distribusi) Frekuensi, Tendensasi Sentral, dan Standar
Deviasi.72 Statistik deskriptif yang digunakan oleh penulis adalah tendensi
sentral mean.
Tendensasi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu
dalam bentuk sebuah bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan
tersebut. Ada tiga bentuk tendensasi sentral yang sering digunakan, yaitu
mean, median, dan modus.73
Tabel 3.8. Hubungan antara Analisis dan Variabel
Analisis Variabel
Nominal Ordinal Interval/Ratio
Distribusi Frekuensi Kategorik Kategorik Numerik
Diagram statistic Bar chart Bar chart, Histogram
Poligon
Ukuran tendensi pusat Modus Modus, median
Mean
Dispersi IVK IVK Standard deviasi
Estimasi Proporsi Proporsi Mean
Sumber: W. Gulo, Metodologi penelitian74
Dilihat dari tabel di atas, pada penelitian ini penulis menggunakan
tendensi sentral dan hanya menggunakan mean dalam teknik analisis data.
72
Ibid. Hal. 169 73
Rachmat Kriyantono, Op Cit. hlm. 171 74
W. Gulo, Metodelogi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2005, Hal. 150
45
Penggunaan tendensi sentral mean dalam penelitian ini juga karena penulis
menggunakan skala interval. Jika dalam suatu penelitian menggunakan skala
interval atau ratio maka ukuran tendensi sentral yang digunakan adalah
mean. Mean merupakan nilai tengah atau nilai rata-rata dari total bilangan.
Mean dapat diperoleh dari rumus, sebagai berikut:75
∑ fX
M = ─── N
Berdasarkan teori tersebut dalam penelitian ini penulis menggunakan
tendensi sentral mean dalam teknik analisis data untuk mengetahui proses
community relations PT. Angakasa Pura II (Persero) mengenai Kegiatan
bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes Warga
Desa Rawarengas RT002/RW015, Kabupaten Tangerang, Banten pada
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, pada tanggal 14 Maret
2017. Penggunaan tendensi sentral mean dalam penelitian ini juga karena
penulis menggunakan skala interval. Jika dalam suatu penelitian
menggunakan skala interval atau ratio maka ukuran tendensi sentral yang
digunakan adalah mean.
75
Rachmat Kriyantono. Op. Cit. Hal.169
Keterangan:
f = Frekuensi
X = Nilai pengukuran
N = Banyak pengamatan
46
3.10. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.76
Penelitian yang penulis lakukan berjudul Proses Community Relations
PT. Angakasa Pura II (Persero). Konsep yang penulis gunakan adalah
manajemen humas, dan variable nya adalah proses community relations.
Turunan dari proses community relations memiliki 5 dimensi.
Dimensi yang pertama adalah menetapkan sasaran. Menetapkan
memiliki turunan lima indicator yaitu merencanakan aktivitas community
relations, mengimpletasikan aktivitas community relations, kebutuhan
komunitas local, kepedulian karyawan perusahaan, strategi rencana tertulis
community relations.
Dimensi yang kedua adalah mengenali komunitas. Mengenali
komunitas memiliki tiga turunan indicator yaitu organisasi harus mengenal
komunitasnya, setiap komunitas memilik publiknya sendiri, harus
berpartisipasi dalam komunitas.
Dimensi ketiga adalah petunjuk untuk program community relations
yang efektif. petunjuk untuk program community relations yang efektif
memiliki turunan delapan indicator yaitu pencapain strategi, strategi
alternative harus dieksplorasi, dampak program community relations
terhadap organisasi, dampak program community relations terhadap
76
Ibid, hlm. 169
47
komunitas, total biaya dari semua kegiatan non-profit, sumber daya yang
digunakan untuk program community relations, membutuhkan pengetahuan,
membutuhkan pengalaman.
Dimensi keempat berkomunikasi dengan komunitas. Berkomunikasi
dengan komunitas memiliki turunan empat indicator yaitu perusahaan terbuka
terhadap taktik komunikasi dengan komunitas, karyawan berkomunikasi
dengan komunitas, perusahaan berkomunikasi dengan komunitas,
perusahaan berkomunikasi dengan pemimpin opini, organisasi lokal.
Dimensi kelima saluran komunikasi. Saluran komunikasi memiliki
turunan tiga indikator yaitu publikasi internal, open house, wisata
perusahaan.
3.11. Operasional Konsep
Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep
dilakukan dengan memilih definisi konsep dan menurunkanya dalam definisi
operasional. Operasional konsep adalah tahap mengubah konsep agar
menjadi variabel yang dapat diukur.77
Berikut ini adalah operasional konsep dalam penelitian proses
community relations oleh public relations:
77
Ibid. Hal. 83
48
Tabel 3.9. Operasionalisasi Konsep
Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas (Survei Deskriptif : Kegiatan Bantuan Sosial yang dilakukan PT.
Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang terhadap Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada
Tanggal 14 Maret 2017)
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public
Relations,
(Rhenald
Kasali,
2005)
Proses
Communit
y
Relations
(Dan
lattimore,
Otis
Baskin,
Suzette
Elisabeth
L. Toth,
Public
Relations
Teori dan
Praktek)
1. Menetapkan
Sasaran
a. Merencanakan
aktivitas community
relations
b.Mengimplementa
sikan aktivitas
community relations
c. Kebutuhan
komunitas lokal
d. Kepedulian
karyawan
perusahaan
e. Strategi rencana
dengan tertulis
untuk community
relations
Skala Interval
(1-5)
1.STS=
Sangat Tidak
Setuju
2.TS= Tidak
Setuju
3.N= Ragu-
ragu
4.S= Setuju
5.SS= Sangat Setuju
49
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public
Relations,
(Rhenald
Kasali,
2005)
Proses
Community
Relations
(Dan
lattimore,
Otis
Baskin,
Suzette
Elisabeth
L. Toth,
Public
Relations
Teori dan
Praktek)
2. Mengenali
Komunitas
a. Organisasi harus
mengenal
komunitasnya
b. Setiap
komunitas memiliki
publiknya sendiri
c. Harus
berpartisipasi
dalam komunitas
Skala Interval
(1-5)
1.STS=
Sangat Tidak
Setuju
2.TS= Tidak
Setuju
3.N= Ragu-
ragu
4.S= Setuju
5.SS= Sangat Setuju
50
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public
Relations,
(Rhenald
Kasali,
2005)
Proses
Community
Relations
(Dan
lattimore,
Otis
Baskin,
Suzette
Elisabeth
L. Toth,
Public
Relations
Teori dan
Praktek)
3. Petunjuk
untuk
Program
Community
Relations
yang Aktif
a. Pencapaian
sasaran
b. Strategi
alternatif harus
dieksplorasi
c. Dampak
program
community
relations
terhadap
organisasi dan
komunitas
d. Total biaya
dari kegiatan
nonprofit
e. Membutuhkan
pengetahuan dan
pemahaman
Skala Interval
(1-5)
1.STS=
Sangat Tidak
Setuju
2.TS= Tidak
Setuju
3.N= Ragu-
ragu
4.S= Setuju
5.SS= Sangat Setuju
51
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Manajemen
Public
Relations,
(Rhenald
Kasali,
2005)
Proses
Community
Relations
(Dan
lattimore,
Otis Baskin,
Suzette
Elisabeth L.
Toth, Public
Relations
Teori dan
Praktek)
4.
Berkomunik
asi dengan
Komunitas
a. Perusahaan
terbuka terhadap
komunitas
b. Karyawan
berkomunikasi
dengan
komunitas
c. Perusahaan
berkomunikasi
dengan
Pemimpin Opini
d. Organisasi
Lokal
Skala Interval
(1-5)
1.STS=
Sangat Tidak
Setuju
2.TS= Tidak
Setuju
3.N= Ragu-
ragu
4.S= Setuju
5.SS= Sangat Setuju
5. Saluran
Komunikasi
a. Pertemuan
informal
b. Pembuatan
iklan di media
massa
c. Publikasi
Internal
d.Open house
52
3.12. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
1. Keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah adanya
indikator yang tidak dapat di tanyakan secara detail terperenci melalui
kuesioner untuk mendapatkan data penelitian.
2. Kelemahan penulis dalam penelitian ini terdapat pada penggunaan
konsep. Penulis hanya menggunakan satu konsep yaitu Manajemen
Public Relations dari Rosady Ruslan dan satu variabel yaitu proses
community relations dari Dan Lattimore.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Profil PT. Angkasa Pura II
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II”
atau “Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan
pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa
Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia
untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta
Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta
Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus
1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan
nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum
Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai
54
dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi
berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan
dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait
bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya
yang dimiliki dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal
tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai
Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan
usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan
berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada
bandara yang dikelolanya.
Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu
Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta),
Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan
Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru),
Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja
Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal
Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara). Angkasa Pura II telah berhasil
memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan
yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas
performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan.
55
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu
melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku
pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada
pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang
baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta
meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan
sekitar bandara.75
4.2. Objek Kajian Penelitian
PT. Angkasa Pura II berada disekitar pemukiman warga, sehingga
harus menjalin hubungan baik dengan warga sekitar. Menjaga hubungan
baik dilakukan agar citra perusahaan dimata masyarakat baik. Namun pada
tanggal 14 Maret 2017 warga RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas,
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, melakukan demo terhadap PT.
Angkasa Pura II. Demo tersebut berkaitan dengan protes terhadap
penggusuran lahan untuk proyek runway 3 atau landasan pacu Bandara
Soekarno-Hatta. Proyek tersebut memakan banyak lahan warga, salah
satunya Warga Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang, Banten. Warga menolak untuk diganti rugi karena harga yang
75
Profile PT. Angkasa Pura II, http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/sejarah, diakses 1
Juni 2017 pukul 21:36 WIB
56
menurut mereka tidak sesuai sehingga warga pun melakukan demo di depan
pintu M-1 Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 14 Maret 2017.76
Warga protes terhadap PT. Angkasa Pura II karena penetapan harga
yang untuk ganti rugi lahan tidak transparan, lalu warga juga protes terhadap
perusahaan lantaran kurang memperhatikan secara langsung keadaan
warga, bahkan warga juga merasa bahwa selama ini PT. Angkasa Pura II
masih kurang dalam memberikan bantuan kepada warga sekitar.
Proses community relations yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II
yaitu membuat program kegiatan bantuan sosial untuk warga sekitar
Bandara Cabang Utama Soekarno-Hatta khususnya warga Desa
Rawarengas diantaranya, memberikan bantuan dalam aspek bantuan sosial
kepada masyarakat, memberikan bantuan berupa dana bantuan sosial
kepada masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat untuk konsumsi buka
puasa bersama dalam acara Safari Ramadhan 2016, dan memenuhi secara
menyeluruh kebutuhan dari acara tahunan warga tersebut, akan tetapi dalam
melakukan proses community relations banyak masalah yang dihadapi oleh
PT. Angkasa Pura II. Untuk itu penulis akan meneliti mengenai proses
community relations PT. Angkasa Pura II yang akan dinilai melalui variable
proses community relations dengan lima dimensinya yaitu menetapkan
76
Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak Tanah Dibayar Murah,
https://m.tempo.co/read/news/2017/03/14/214855860/runway-3-bandara-soekarno-hatta-warga-tolak-tanah-dibayar-murah, diakses 4 April 2017 pukul 10:50 WIB
57
sasaran, mengenali komunitas, petunjuk untuk program community relations
yang efektif, berkomunikasi dengan komunitas dan saluran komunikasi.77
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Dimensi Menetapkan Sasaran
4.3.1.1. Indikator Merencanakan aktivitas community relations
Tabel 4.1
PT. Angkasa Pura II memberitahukan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 10 10.6%
4 = (Setuju) 12 12.8%
2.46 3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 33 35.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
25 26.6%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.46. Hal
ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memberitahukan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial dalam
mengatasi protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II kurang
berkomunikasi dengan warga tentang rencana kegiatan bantuan sosial dalam
77
Hasil Wawancara Penulis dengan Taras Arshayoena Public Relations Junior Manager PT. Angkasa Pura II pada 24 Mei 2017 Pukul 16.00
58
mengatasi protes warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju, karena responden merasa mendapatkan informasi dari PT. Angkasa
Pura II tentang rencana kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi protes
warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta .
Tabel 4.2
Warga mendapatkan laporan mengenai rencana kegiatan bantuan sosial
dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan runway 3
Bandara Soekarno-Hatta.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 3 3.2%
1.80
4 = (Setuju) 5 5.3%
3 = (Ragu-ragu) 8 8.5%
2 = (Tidak Setuju) 32 34.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 46 48.9%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil 1.80. Hal ini berarti
responden cenderung tidak setuju bahwa warga sudah mengetahui rencana
kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek
perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan bahwa
warga tidak mendapatkan informasi dari perusahaan tentang rencana
59
kegiatan bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek
perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena
responden merasa bahwa beberapa warga mengetahui rencana kegiatan
bantuan sosial dalam mengatasi masalah protes terhadap proyek perluasan
runway 3 Bandara Soekarno-Hatta .
Tabel 4.3
PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 47 50.0%
4 = (Setuju) 33 35.1%
4.21 3 = (Netral) 6 6.4%
2 = (Tidak Setuju) 2 2.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 6.4%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.21. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II
berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga terkait masalah
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan
bahwa PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam mengatasi masalah protes
warga terkait masalah proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
60
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa karyawan PT. Angkasa Pura II tidak
berperan serta dalam mengatasi masalah protes warga terkait masalah
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
4.3.1.2. Indikator Mengimplementasikan Aktivitas Community Relations
Tabel 4.4
PT. Angkasa Pura II turun langsung memberikan penjelasan mengenai
masalah proyek perluasan runway 3.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 3 3.2% 4 = (Setuju) 4 4.3%
1.74 3 = (Ragu-ragu) 11 11.7%
2 = (Tidak Setuju) 24 25.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 52 55.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.74. Hal
ini berarti responden sangat tidak setuju cenderung mengatakan tidak setuju
bahwa PT. Angkasa Pura II turun langsung memberikan penjelasan
mengenai masalah proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa
PT. Angkasa Pura II tidak turun langsung dalam memberikan penjelasan atau
sosialisasi mengenai rencana proyek perluasan runway 3.
61
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa PT. Angkasa Pura II sudah cukup dalam
turun langsung memberikan penjelasan mengenai rencana proyek perluasan
runway 3.
Tabel 4.5
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan kepada warga terkait
masalah proyek perluasan runway 3
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 46 48.9%
4 = (Setuju) 35 37.2%
4.24 3 = (Ragu-ragu) 6 6.4%
2 = (Tidak Setuju) 3 3.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.24. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memberikan sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan
runway 3. Hal ini menunjukan PT. Angkasa Pura II sudah memberikan
sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan
sumbangan kepada warga terkait masalah proyek perluasan runway 3.
62
Tabel 4.6
Warga sekitar merasakan manfaat kegiatan community relations PT.
Angkasa Pura II
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 27 28.7% 4 = (Setuju) 32 34.0%
3.48 3 = (Ragu-ragu) 7 7.4%
2 = (Tidak Setuju) 15 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 13 13.8%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.48. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa warga sekitar
merasakan manfaat kegiatan comunity relations PT. Angkasa Pura II. Hal ini
menunjukan bahwa warga sekitar merasakan manfaat dari kegiatan
community relations yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa warga sekitar tidak merasakan
manfaat dari kegiatan community relations yang dilakukan oleh PT. Angkasa
Pura II.
63
4.3.1.3. Indikator Kebutuhan komunitas lokal
Tabel 4.7
Kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan
kebutuhan warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 25 26.6% 4 = (Setuju) 40 42.6%
3.74 3 = (Ragu-ragu) 13 13.8%
2 = (Tidak Setuju) 12 12.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.74. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa kegiatan bantuan sosial yang
dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan warga. Hal ini
menunjukan kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II sesuai
dengan kebutuhan.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa kegiatan bantuan sosial yang
dibuat PT. Angkasa Pura II tidak sesuai dengan kebutuhan warga.
64
Tabel 4.8
Kebutuhan komunitas selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan
menjadi sponsor dalam acara warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 7 7.4% 4 = (Setuju) 3 3.2%
1.78 3 = (Ragu-ragu) 5 5.3%
2 = (Tidak Setuju) 26 27.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 53 56.4% Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal
ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa kebutuhan komunitas
tidak selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor
dalam acara warga. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan komunitas tidak
selalu dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam
acara warga.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa kebutuhan komunitas selalu
dipenuhi oleh PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor dalam acara
warga.
65
Tabel 4.9
PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan sosial berupa sumbangan
dana untuk kebutuhan warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 16 17.0% 4 = (Setuju) 43 45.7%
3.56 3 = (Ragu-ragu) 15 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 18 19.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.56. Hal
ini berarti responden ragu ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
selalu memberi bantuan sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan
warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II selalu memberi
bantuan sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan warga.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu memberi bantuan
sosial berupa sumbangan dana untuk kebutuhan warga.
66
4.3.1.4. Kepedulian karyawan perusahaan
Tabel 4.10
Karyawan PT. Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga pada
masalah proyek perluasan runway 3.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 25 26.6% 4 = (Setuju) 24 25.5%
3.47 3 = (Ragu-ragu) 19 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 22 23.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.47. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cendurung setuju bahwa karyawan PT.
Angkasa Pura II peduli terhadap keluhan warga pada masalah proyek
perluasan runway 3. Hal ini menunjukan bahwa karyawan PT. Angkasa Pura
II peduli terhadap keluhan warga pada masalah proyek perluasan runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II tidak peduli
terhadap keluhan warga pada masalah proyek perluasan runway 3.
67
Tabel 4.11
Karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan
sosial yang dibuat PT. Angkasa Pura II.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 59 62.8% 4 = (Setuju) 14 14.9%
4.26 3 = (Ragu-ragu) 10 10.6%
2 = (Tidak Setuju) 8 8.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2% Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.26. Hal
ini berarti responden setuju cendurung sangat setuju bahwa karyawan PT.
Angkasa Pura II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat
PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa karyawan PT. Angkasa Pura
II ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa
Pura II.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II
ikut serta dalam proses kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT. Angkasa
Pura II.
68
Tabel 4.12
Karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi penghubung antara warga
sekitar dengan perusahaan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 14 14.9%
2.55
4 = (Setuju) 10 10.6%
3 = (Ragu-ragu) 10 10.6%
2 = (Tidak Setuju) 40 42.6%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 20 21.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.55. Hal
ini berarti responden cenderung ragu-ragu bahwa karyawan PT. Angkasa
Pura II menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan. Hal ini
menunjukan karyawan PT. Angkasa Pura II tidak menjadi penghubung antara
warga sekitar dengan perusahaan.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa karyawan PT. Angkasa Pura II
menjadi penghubung antara warga sekitar dengan perusahaan.
69
4.3.1.5. Strategi rencana tertulis untuk comunity relations
Tabel 4.13
PT. Angkasa Pura II menandatangani proposal pengajuan bantuan dana.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 30 31.9%
3.64
4 = (Setuju) 30 31.9%
3 = (Ragu-ragu) 12 12.8%
2 = (Tidak Setuju) 14 14.9%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 8.5%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.64. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
menandatangani proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang
dibuat oleh masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II
menandatangani proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang
dibuat oleh masyarakat.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
menandatangani proposal pengajuan bantuan dana untuk kegiatan yang
dibuat oleh masyarakat.
70
Tabel 4.14
PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 35 37.2% 4 = (Setuju) 22 23.4%
3.55 3 = (Ragu-ragu) 9 9.6%
2 = (Tidak Setuju) 16 17.0% 1 = (Sangat Tidak
Setuju) 12 12.8% Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.55. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
menandatangani hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat.
Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil
kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju
karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak menandatangani
hasil kesepakatan rapat yang dibuat dengan masyarakat.
71
Tabel 4.15
Warga mengetahui nota kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 10 10.6% 4 = (Setuju) 18 19.1%
2.60 3 = (Ragu-ragu) 11 11.7%
2 = (Tidak Setuju) 34 36.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 21 22.3% Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.60. Hal
ini berarti responden cenderung ragu-ragu bahwa warga mengetahui nota
kesepakatan rapat yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II. Hal ini
menunjukan bahwa warga tidak mengetahui nota kesepakatan rapat yang di
susun bersama PT. Angkasa Pura II.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju
karena responden merasa bahwa warga mengetahui nota kesepakatan rapat
yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II.
72
4.3.2. Dimensi Mengenali Komunitas
4.3.2.1. Indikator Organisasi harus mengenal komunitasnya
Tabel 4.16
PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 31 33.0%
3.66
4 = (Setuju) 27 28.7%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 17 18.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 5.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.66. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan
runway 3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memahami
harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
memahami harapan dari warga sekitar terkait masalah proyek perluasan
runway 3.
73
Tabel 4.17
PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 60 63.8%
4.39
4 = (Setuju) 17 18.1%
3 = (Ragu-ragu) 13 13.8%
2 = (Tidak Setuju) 2 2.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.39. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan
runway 3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui
kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
mengetahui kebutuhan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan
runway 3.
74
Tabel 4.18
PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 4 4.3%
1.78
4 = (Setuju) 6 6.4%
3 = (Ragu-ragu) 7 7.4%
2 = (Tidak Setuju) 25 26.6%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 52 55.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal
ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
mengetahui keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway
3. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak mengetahui keadaan
warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui
keadaan warga sekitar terkait masalah proyek perluasan runway 3.
75
4.3.2.2. Setiap komunitas memiliki publiknya sendiri
Tabel 4.19
PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat dengan ketua RT.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 1 1.1%
1.74
4 = (Setuju) 6 6.4%
3 = (Ragu-ragu) 10 10.6%
2 = (Tidak Setuju) 28 29.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 49 52.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.74. Hal
ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memiliki hubungan dekat dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa Rawarengas,
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten. Hal ini menunjukan
bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memiliki hubungan dekat dengan ketua RT
002 / RW 015 Desa Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang, Banten.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II memiliki
hubungan dekat dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa Rawarengas,
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
76
Tabel 4.20
PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 6 6.4%
1.78
4 = (Setuju) 5 5.3%
3 = (Ragu-ragu) 4 4.3%
2 = (Tidak Setuju) 26 27.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 53 56.4%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal
ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
berkomunikasi dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan. Hal ini
menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan ketua RT
tidak dalam berbagai kegiatan.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II berkomunikasi
dengan ketua RT dalam berbagai kegiatan.
77
Tabel 4.21
PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 23.4%
3.84
4 = (Setuju) 47 50.0%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 10 10.6%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 1.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.84. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa
PT. Angkasa Pura II memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
memahami kebutuhan warga Desa Rawarengas.
78
4.3.2.3. Indikator Harus berpartisipasi dalam komunitas
Tabel 4.22
PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di dalam lingkungan warga Desa Rawarengas
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 22 23.4%
3.62
4 = (Setuju) 34 36.2%
3 = (Ragu-ragu) 18 19.1%
2 = (Tidak Setuju) 20 21.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.62. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung mengatakan setuju bahwa PT.
Angkasa Pura II mengetahui organisasi yang ada di dalam lingkungan warga
Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II
mengetahui organisasi yang ada di dalam lingkungan warga Desa
Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa PT. Angkasa Pura II tidak mengetahui
organisasi yang ada didalam lingkungan warga Desa Rawarengas.
79
Tabel 4.23
PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 45 47.9%
4.21
4 = (Setuju) 35 37.2%
3 = (Ragu-ragu) 6 6.4%
2 = (Tidak Setuju) 5 5.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.21. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II ikut
berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan
warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II
ikut berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan
warga Desa Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II ikut
berpartisipasi dalam memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan
warga Desa Rawarengas.
80
Tabel 4.24
PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa Rawarengas
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 49 52.1%
4.23
4 = (Setuju) 26 27.7%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 2 2.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.23. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam
berbagai program warga di Desa Rawarengas. Hal ini menunjukkan bahwa
PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program warga di Desa
Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju
karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam
berbagai program warga di Desa Rawarengas.
81
4.3.3. Dimensi Petunjuk untuk Program Community Relations
4.3.3.1. Indikator Pencapaian Sasaran
Tabel 4.25
PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 49 52.1%
4.26
4 = (Setuju) 30 31.9%
3 = (Ragu-ragu) 9 9.6%
2 = (Tidak Setuju) 2 2.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.26. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3
Bandara. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengetahui
keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3 Bandara.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II kurang
mengetahui keinginan warga Desa Rawarengas terhadap proyek runway 3
Bandara.
82
Tabel 4.26
Pandangan Warga Terhadap PT. ANGKASA PURA II Semakin Membaik
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 16 17.0%
2.57
4 = (Setuju) 12 12.8%
3 = (Ragu-ragu) 9 9.6%
2 = (Tidak Setuju) 30 31.9%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 27 28.7%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.57. Hal
ini berarti responden tidak setuju cenderung ragu-ragu bahwa pandangan
warga terhadap PT. Angkasa Pura II juga semakin membaik. Hal ini
menunjukan bahwa bahwa pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II
belum semakin membaik.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena
responden merasa bahwa pandangan warga terhadap PT. Angkasa Pura II
semakin membaik.
83
Tabel 4.27
Protes Warga Desa Rawarengas semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 21 22.3%
3.60
4 = (Setuju) 38 40.4%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 18 19.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.60. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Protes Warga Desa
Rawarengas semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II. Hal ini
menunjukkan bahwa warga setuju Protes mereka semakin berkurang
terhadap PT. Angkasa Pura II.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
tidak setuju karena responden merasa bahwa Protes Warga Desa
Rawarengas tidak semakin berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II.
84
4.3.3.2. Indikator Strategi Alternatif Harus Dieksplorasi
Tabel 4.28
PT. Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat dengan warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 26 27.7%
3.59
4 = (Setuju) 27 28.7%
3 = (Ragu-ragu) 19 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 20 21.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.59. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
berusaha lebih mendekat dengan warga. Hal ini menunjukan bahwa PT.
Angkasa Pura II berusaha lebih mendekat dengan warga Desa Rawarengas
Khususnya RT002 / RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi,
Tangerang, Banten.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
berusaha lebih mendekat dengan warga.
85
Tabel 4.29
PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi dari protes warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 23 24.5%
3.51
4 = (Setuju) 33 35.1%
3 = (Ragu-ragu) 11 11.7%
2 = (Tidak Setuju) 23 24.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.51. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
mengadakan musyawarah bersama untuk mencari solusi dari protes warga.
Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II mengadakan musyawarah
bersama untuk mencari solusi dari protes warga.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
mengadakan musyawarah bersama warga untuk mencari solusi dari protes
warga.
86
Tabel 4.30
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan dalam mengatasi protes warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 46 48.9%
4.26
4 = (Setuju) 34 36.2%
3 = (Ragu-ragu) 8 8.5%
2 = (Tidak Setuju) 4 4.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.26. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan
sumbangan dalam mengatasi protes warga. Hal ini menunjukan bahwa PT.
Angkasa Pura II benar memberikan sumbangan kepada warga dalam
mengatasi protes warga.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak memberikan
sumbangan kepada warga dalam mengatasi protes warga.
87
4.3.3.3. Indikator Dampak Program Community Relations Terhadap
Organisasi dan Komunitas
Tabel 4.31
Warga menerima bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 19 20.2% 4 = (Setuju) 36 38.3%
3.45 3 = (Ragu-ragu) 16 17.0%
2 = (Tidak Setuju) 14 14.9% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 9.6% Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.45. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Warga menerima
bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek
runway 3. Hal ini menunjukan bahwa Warga menerima bantuan yang
diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
tidak setuju karena responden merasa bahwa Warga tidak menerima
bantuan yang diberikan oleh perusahaan terkait protes terhadap proyek
runway 3.
88
Tabel 4.32
Warga menerima solusi terkait masalah proyek runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 9 9.6%
2.49
4 = (Setuju) 13 13.8%
3 = (Ragu-ragu) 16 17.0%
2 = (Tidak Setuju) 33 35.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 23 24.5%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.49. Hal
ini berarti responden tidak setuju bahwa Warga menerima solusi terkait
masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini menunjukan
bahwa Warga belum menerima solusi terkait masalah proyek runway 3
Bandara Soekarno-Hatta.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan setuju
karena responden merasa bahwa Warga menerima solusi terkait masalah
proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
89
Tabel 4.33
Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan
hasil kegiatan comunity relations yang dilakukan perusahaan
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 48 51.1%
4.21
4 = (Setuju) 29 30.9%
3 = (Ragu-ragu) 9 9.6%
2 = (Tidak Setuju) 5 5.3%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.21. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Warga sekitar
bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan hasil kegiatan
comunity relations yang dilakukan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa
Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa Pura II merupakan hasil
kegiatan comunity relations yang dilakukan perusahaan.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa Warga sekitar bersikap baik terhadap PT. Angkasa
Pura II bukan merupakan hasil dari kegiatan comunity relations yang
dilakukan perusahaan.
.
90
4.3.3.4. Indikator Total Biaya dari Semua kegiatan Nonprofit
Tabel 4.34
PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 25 26.6%
3.46
4 = (Setuju) 26 27.7%
3 = (Ragu-ragu) 19 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 15 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 9 9.6%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.46. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada kegiatan
bantuan sosial safari ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa benar PT.
Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas
pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa Warga tidak mengetahui PT.
Angkasa Pura II membiayai konsumsi buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas
pada kegiatan bantuan sosial safari ramadhan.
.
91
Tabel 4.35
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke desa rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 16 17.0%
3.55
4 = (Setuju) 39 41.5%
3 = (Ragu-ragu) 22 23.4%
2 = (Tidak Setuju) 15 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.55. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke desa rawarengas
untuk kegiatan safari ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa memang benar
PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan berupa 9 unit sound system ke
Desa Rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju
karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II memberikan
sumbangan berupa 9 unit sound system ke desa rawarengas untuk kegiatan
safari ramadhan.
92
Tabel 4.36
PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 54 57.4%
4.23
4 = (Setuju) 23 24.5%
3 = (Ragu-ragu) 4 4.3%
2 = (Tidak Setuju) 11 11.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.23. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh
kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa
memang benar PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh kebutuhan dari
kegiatan safari ramadhan.
Namun masih ada responden yang menjawab ragu-ragu karena
responden merasa tidak mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II membiayai
seluruh kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan.
93
4.3.3.4. Indikator Membutuhkan Pengetahuan
Tabel 4.37
PT. Angkasa Pura II mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 38 40.4%
3.96
4 = (Setuju) 31 33.0%
3 = (Ragu-ragu) 11 11.7%
2 = (Tidak Setuju) 11 11.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.96. Hal
ini berarti responden setuju mengatakan PT. Angkasa Pura II mengetahui
mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga. Hal ini menunjukan bahwa
PT. Angkasa Pura II sudah mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan
oleh Warga Desa Rawarengas khususnya Warga RT 002 / RW015.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum
mengetahui mengenai apa saja yang diinginkan oleh warga.
94
Tabel 4.38
PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 45 47.9%
4.22
4 = (Setuju) 31 33.0%
3 = (Ragu-ragu) 12 12.8%
2 = (Tidak Setuju) 6 6.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 0 0.0%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.22. Hal
ini berarti responden tidak setuju cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura
II paham terhadap solusi dalam mengatasi protes warga. Hal ini menunjukan
bahwa PT. Angkasa Pura II sudah paham terhadap solusi apa yang harus
dilakukan dalam mengatasi protes warga.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum paham
terhadap solusi apa yang digunakan dalam mengatasi protes warga.
95
Tabel 4.39
PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 15 16.0%
2.54
4 = (Setuju) 8 8.5%
3 = (Ragu-ragu) 13 13.8%
2 = (Tidak Setuju) 35 37.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 23 24.5%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.54. Hal
ini berarti responden tidak setuju cenderung ragu-ragu bahwa PT. Angkasa
Pura II memahami budaya yang ada di masyarakat Desa Rawarengas. Hal ini
menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II belum memahami budaya yang ada
di masyarakat Desa Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah memahami budaya
yang ada di masyarakat Desa Rawarengas.
96
4.3.4. Dimensi Berkomunikasi dengan Komunitas
4.3.4.1. Indikator Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Tabel 4.40
Warga Desa Rawarengas mendapatkan informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 39 41.5%
3.98
4 = (Setuju) 24 25.5%
3 = (Ragu-ragu) 22 23.4%
2 = (Tidak Setuju) 8 8.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 1.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.98. Hal
ini berarti responden setuju bahwa Warga Desa Rawarengas mendapatkan
informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim Pembebasan tanah PT.
Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa Warga Desa Rawarengas
mendapatkan informasi mengenai PT. Angkasa Pura II melalui Tim
Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-
Hatta.
97
Tabel 4.41
PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan runway 3
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 4 4.3%
1.78
4 = (Setuju) 4 4.3%
3 = (Ragu-ragu) 3 3.2%
2 = (Tidak Setuju) 39 41.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 44 46.8%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.78. Hal
ini berarti responden sangat tidak setuju cenderung tidak setuju bahwa PT.
Angkasa Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP
untuk proyek perluasan runway 3. Hal ini menunjukan karena PT. Angkasa
Pura II terbuka terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek
perluasan runway 3.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka
terhadap penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk proyek perluasan
runway 3.
98
Tabel 4.42
PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah proyek perluasan
runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 38 40.4%
4.03
4 = (Setuju) 35 37.2%
3 = (Ragu-ragu) 10 10.6%
2 = (Tidak Setuju) 8 8.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.03. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai
masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh
komunitas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai
masalah proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh
komunitas.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai masalah
proyek perluasan runway 3 yang harusnya diketahui oleh komunitas.
99
4.3.4.2. Indikator Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
Tabel 4.43
Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 38 40.4%
3.99
4 = (Setuju) 30 31.9%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 11 11.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 1.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.99. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa Tim pembebasan
tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selalu
menjalin komunikasi dengan warga sekitar. Hal ini menunjukan bahwa Tim
Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-
Hatta selalu menjalin komunikasi dengan warga sekitar.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selalu menjalin komunikasi dengan
warga sekitar.
100
Tabel 4.44
Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa
Pura II
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 10 10.6%
2.52
4 = (Setuju) 12 12.8%
3 = (Ragu-ragu) 20 21.3%
2 = (Tidak Setuju) 27 28.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 25 26.6%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.52. Hal
ini berarti responden tidak setuju bahwa Tim pembebasan tanah PT.
Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan
informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa
Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara
Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena
responden merasa bahwa Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta memberikan informasi tentang
kegiatan PT. Angkasa Pura II.
101
Tabel 4.45
Tim pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta menjadi penghubung komunikasi.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 40 42.6%
3.86
4 = (Setuju) 25 26.6%
3 = (Ragu-ragu) 9 9.6%
2 = (Tidak Setuju) 16 17.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.86. Hal
ini berarti responden setuju cenderung sangat setuju bahwa Tim
pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-
Hatta menjadi penghubung komunikasi antara PT. Angkasa Pura II dengan
warga sekitar.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta selama ini kurang menjadi
penghubung komunikasi antara PT. Angkasa Pura II dengan warga sekitar.
102
4.3.4.3. Indikator Perusahaan berkomunikasi dengan pemimpin opini
Tabel 4.46
PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 1 1.1%
1.73
4 = (Setuju) 1 1.1%
3 = (Ragu-ragu) 6 6.4%
2 = (Tidak Setuju) 50 53.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 36 38.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.73. Hal
ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II melibatkan
ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga. Hal ini
menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak melibatkan ketua RT dalam
memberikan bantuan sosial kepada warga.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II merasa sudah
melibatkan ketua RT dalam memberikan bantuan sosial kepada warga.
103
Tabel 4.47
PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 48 51.1%
4.02
4 = (Setuju) 16 17.0%
3 = (Ragu-ragu) 16 17.0%
2 = (Tidak Setuju) 12 12.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 4.02. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi
secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa
PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi secara rutin dengan Kepala Desa
Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju dan
sangat tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II
menjalin komunikasi tidak secara rutin dengan Kepala Desa Rawarengas.
104
Tabel 4.48
PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 30 31.9%
3.55
4 = (Setuju) 27 28.7%
3 = (Ragu-ragu) 13 13.8%
2 = (Tidak Setuju) 13 13.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 11.7%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.55. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas. Hal ini menunjukan
bahwa PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD
Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
selalu berkomunikasi dengan Kepala BPD Rawarengas.
105
4.3.4.4. Indikator Organisasi Lokal
Tabel 4.49
PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 11 11.7%
2.53
4 = (Setuju) 8 8.5%
3 = (Ragu-ragu) 25 26.6%
2 = (Tidak Setuju) 26 27.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 24 25.5%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.53. Hal
ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan
komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas. Hal ini
menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi informal
dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat tidak setuju
karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan
komunikasi informal dengan Aliansi Masyarakat Rawarengas.
106
Tabel 4.50
Karang taruna yang berada di Desa Rawarengas berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan sumbangan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 23 24.5%
3.49
4 = (Setuju) 25 26.6%
3 = (Ragu-ragu) 24 25.5%
2 = (Tidak Setuju) 19 20.2%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.2%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.49. Hal
ini berarti responden ragu-ragu bahwa karang taruna yang berada di Desa
Rawarengas berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan
bantuan sumbangan. Hal ini menunjukan bahwa karang taruna yang berada
di Desa Rawarengas tidak berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk
mendapatkan bantuan sumbangan.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena
responden merasa bahwa karang taruna yang berada di Desa Rawarengas
berkomunikasi dengan PT. Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan
sumbangan.
107
Tabel 4.51
PT. Angkasa Pura II memberi kesempatan kepada persatuan ibu ibu muslimah untuk berkomunikasi dengan perusahaan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 32 34.0%
3.72
4 = (Setuju) 30 31.9%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 10 10.6%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 8.5%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.72. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memberi kesempatan kepada persatuan ibu-ibu muslimah untuk
berkomunikasi dengan perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa
Pura II sudah memberi kesempatan kepada persatuan ibu ibu muslimah
untuk berkomunikasi dengan perusahaan.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
memberi kesempatan kepada persatuan ibu ibu muslimah untuk
berkomunikasi dengan perusahaan.
108
4.3.5. Dimensi Saluran Komunikasi
4.3.5.1. Indikator Pertemuan Informal
Tabel 4.52
PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 3 3.2%
1.76
4 = (Setuju) 3 3.2%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 22 23.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 52 55.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 1.76. Hal
ini berarti responden cenderung tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
turun langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas. Hal
ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II tidak turun langsung dalam
sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah cukup turun
langsung dalam sosialisasi proyek runway 3 ke Desa Rawarengas.
109
Tabel 4.53
PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes warga.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 11 11.7%
2.46
4 = (Setuju) 14 14.9%
3 = (Ragu-ragu) 13 13.8%
2 = (Tidak Setuju) 25 26.6%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 31 33.0%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.46. Hal
ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II melakukan
kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes
warga. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II belum melakukan
kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes
warga.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah pernah melakukan
kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan masalah protes
warga.
110
Tabel 4.54
PT. Angkasa Pura II memberi perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 9 9.6%
2.52
4 = (Setuju) 16 17.0%
3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 31 33.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 24 25.5%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.52. Hal
ini berarti responden tidak setuju bahwa PT. Angkasa Pura II memberi
perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan
bahwa PT. Angkasa Pura II kurang perhatiannya dengan mengunjungi warga
Desa Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab sangat setuju dan
setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II sudah
perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas.
111
4.3.5.2. Indikator Pembuatan Iklan di Media Massa
Tabel 4.55
PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 45 47.9%
3.89
4 = (Setuju) 19 20.2%
3 = (Ragu-ragu) 10 10.6%
2 = (Tidak Setuju) 15 16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 5.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.89. Hal
ini berarti responden cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama
melalui surat kabar. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah
memenuhi permintaan masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama
melalui surat kabar.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum memenuhi permintaan
masyarakat untuk berdialog dengan Direktur Utama melalui surat kabar.
112
Tabel 4.56
PT. Angkasa Pura II menyatakan bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita online.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 31 33.0%
3.53
4 = (Setuju) 22 23.4%
3 = (Ragu-ragu) 13 13.8%
2 = (Tidak Setuju) 22 23.4%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 6.4%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.53. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi tuntutan warga melalui berita
online. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sebagian tidak mengetahui
bahwa PT. Angkasa Pura II menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi
tuntutan warga melalui berita online.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa bahwa masyarakat mengetahui PT.
Angkasa Pura II menyatakan untuk bersedia untuk memenuhi tuntutan warga
melalui berita online.
113
Tabel 4.57
PT. Angkasa Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 11 11.7%
2.55
4 = (Setuju) 14 14.9%
3 = (Ragu-ragu) 17 18.1%
2 = (Tidak Setuju) 26 27.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 26 27.7%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 2.55. Hal
ini berarti responden tidak setuju cenderung ragu-ragu bahwa PT. Angkasa
Pura II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita
online. Hal ini menunjukan warga tidak mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura
II menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita
online.
Namun masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju karena responden merasa mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II
menyatakan akan memberikan santunan kepada warga melalui berita online.
114
4.3.5.3. Indikator Publikasi Internal
Tabel 4.58
PT. Angkasa Pura II memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 34 36.2%
3.52
4 = (Setuju) 21 22.3%
3 = (Ragu-ragu) 15 16.0%
2 = (Tidak Setuju) 8 8.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 16 17.0%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.52. Hal
ini berarti responden ragu-ragu cenderung setuju bahwa PT. Angkasa Pura II
memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga.
Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memang memberikan
majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju karena responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak
memberikan majalah "Beranda" yang dibuat oleh perusahaan kepada warga.
115
Tabel 4.59
PT. Angkasa Pura II selalu membagikan majalah ''Beranda" kepada masyarakat
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 18 19.1%
3.41
4 = (Setuju) 31 33.0%
3 = (Ragu-ragu) 18 19.1%
2 = (Tidak Setuju) 26 27.7%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 1.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.41. Hal
ini berarti responden ragu-ragu bahwa PT. Angkasa Pura II selalu
membagikan majalah ''Beranda" kepada masyarakat. Hal ini menunjukan
bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu membagikan majalah ''Beranda"
kepada masyarakat.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II tidak selalu membagikan
majalah ''Beranda" kepada masyarakat.
116
Tabel 4.60
PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda".
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 23 24.5% 4 = (Setuju) 45 47.9%
3.82 3 = (Ragu-ragu) 14 14.9%
2 = (Tidak Setuju) 10 10.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1% Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.82. Hal
ini berarti responden mengatakan setuju bahwa PT. Angkasa Pura II terbuka
mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda" yang diberikan
untuk warga Desa Rawarengas. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa
Pura II sudah cukup terbuka mengenai kegiatan perusahaan melalui majalah
"Beranda" yang diberikan untuk warga Desa Rawarengas.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa bahwa PT. Angkasa Pura II belum terbuka mengenai
kegiatan perusahaan melalui majalah "Beranda" yang diberikan untuk warga
Desa Rawarengas.
117
4.3.5.4. Indikator Open House
Tabel 4.61
PT. Angkasa Pura II mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan.
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 41 43.6%
3.86
4 = (Setuju) 16 17.0%
3 = (Ragu-ragu) 22 23.4%
2 = (Tidak Setuju) 13 13.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.1%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.86. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mengundang warga
Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh
perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II memang
mengundang warga Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang
dilaksanakan oleh perusahaan.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden tidak merasa bahwa PT. Angkasa Pura II mengundang warga
Desa Rawarengas untuk pembagian daging kurban yang dilaksanakan oleh
perusahaan.
118
Tabel 4.62
PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi perusahaan
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata – rata
5 = (Sangat Setuju) 31 33.0%
3.68
4 = (Setuju) 26 27.7%
3 = (Ragu-ragu) 19 20.2%
2 = (Tidak Setuju) 12 12.8%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 6 6.4%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.68. Hal
ini berarti responden setuju bahwa PT. Angkasa Pura II mempersilahkan
warga Desa untuk mengunjungi perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa PT.
Angkasa Pura II mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi
perusahaan.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa tidak mengetahui bahwa PT. Angkasa Pura II
mempersilahkan warga Desa untuk mengunjungi perusahaan.
119
Tabel 4.63
Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II
N = 94
Pernyataan Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju) 33 35.1%
3.80
4 = (Setuju) 25 26.6%
3 = (Ragu-ragu) 24 25.5%
2 = (Tidak Setuju) 8 8.5%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.3%
Total 94 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh hasil rata – rata 3.80. Hal
ini berarti responden setuju mengatakan Warga boleh mengetahui sistem
kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II. Hal ini menunjukan bahwa
Warga diperbolehkan untuk mengetahui sistem kinerja yang diterapkan pada
PT. Angkasa Pura II.
Namun masih ada responden yang menjawab tidak setuju karena
responden merasa tidak mengetahui bahwa warga boleh mengetahui sistem
kinerja yang diterapkan pada PT. Angkasa Pura II.
120
4.4. Analisis Penelitian
Tabel 4.64
Mean per Dimensi PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA
RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa
Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang
Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
N = 94
No Dimensi Mean
1 Menetapkan Sasaran 3.14
2 Mengenali Komunitas 3.25
3 Petunjuk Untuk Program Community Relations 3.59
4 Berkomunikasi dengan Komunitas 3.25
5 Saluran Komunikasi 3.23
121
Diagram 4.1
Mean per Dimensi PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA
RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa
Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang
Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
N = 94
122
Tabel dan diagram batang di atas adalah hasil pengolahan data dari
penelitian tentang (judul) yang terdiri dari 63 pernyataan 21 indikator 5
dimensi dan 94 responden.
Dari kelima dimensi tersebut, dimensi yang memperoleh nilai mean
tertinggi adalah dimensi ketiga yaitu petunjuk untuk program community
relations. Dimensi ini terdiri dari lima indikator yaitu pencapaian sasaran,
strategi alternatif harus dieksplorasi, dampak program community relations
terhadap organisasi dan komunitas, total biaya dari semua nonprofit, dan
membutuhkan pengetahuan. Petunjuk untuk program community relations
merupakan dimensi tertinggi yang berarti responden cenderung setuju.
Adapun dimensi yang memperoleh nilai mean terendah yaitu dimensi
pertama yaitu Menetapkan sasaran. Menetapkan sasaran terdiri dari empat
indikator yaitu merencanakan aktivitas community relations,
mengimplementasikan aktivitas community relations, Kebutuhan komunitas
lokal, Kepedulian karyawan perusahaan, dan Strategi rencana tertulis untuk
community relations. Menetapkan sasaran merupakan dimensi terendah
yang berarti responden cenderung ragu–ragu.
123
Tabel 4.65
Mean per Indikator PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA
RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa
Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang
Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
N = 94
Dimensi Indikator Mean
1. Menetapkan
Sasaran
1. Merencanakan aktivitas
community relations 2.82
2. Mengimplementasikan
aktivitas 3.16
3. Kebutuhan komunitas lokal 3.03
4. Kepedulian karyawan
perusahaan 3.43
5. Strategi rencana tertulis untuk
comunity relations. 3.26
Dimensi Indikator Mean
2. Mengenali
Komunitas
1. Organisasi harus mengenal
komunitasnya 3.28
2. Setiap komunitas memiliki
publiknya sendiri 2.45
3. Harus berpartisipasi dalam
komunitas 4.02
124
Dimensi Indikator Mean
3. Petunjuk Untuk
Program
Community
Relations
1. Pencapaian sasaran 3.48
2. Strategi alternatif harus
dieksplorasi 3.78
3. Dampak program community
relations terhadap organisasi
dan komunitas
3.38
4. Total biaya dari semua
kegiatan non profit 3.75
5. Membutuhkan pengetahuan
dan pemahaman 3.57
Dimensi Indikator Mean
4. Berkomunikasi
dengan
Komunitas
1. Perusahaan terbuka terhadap
komunitas 3.26
2. Karyawan berkomunikasi
dengan komunitas 3.46
3. Perusahaan berkomunikasi
dengan pemimpin opini 3.10
4. Organisasi lokal 3.25
Dimensi Indikator Mean
5. Saluran
Komunikasi
1. Saluran Komunikasi 2.24
2. Pembuatan Iklan di Media
Massa 3.33
3. Publikasi Internal 3.59
4. Open House 3.78
125
Diagram 4.2
Mean per Indikator PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA
RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta,
Pada Tanggal 14 Maret 2017)
N = 94
126
Tabel dan diagram batang di atas adalah hasil pengolahan data dari
penelitian tentang Proses Community Relations PT. Angkasa Pura II di Desa
Rawarengas terkait Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa
Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan
Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek
Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017
yang terdiri dari 63 pernyataan 21 indikator 5 dimensi dan 94 responden.
Dari tabel dan diagram mean per indikator di atas dapat terlihat bahwa
indikator yang memiliki nilai mean paling tinggi adalah indikator harus
berpartisipasi dalam komunitas dengan rata–rata responden menjawab
setuju dan indikator dengan nilai mean terendah adalah indikator pertemuan
informal dengan rata–rata responden menjawab sangat tidak setuju.
Indikator harus berpartisipasi dalam komunitas, indikator ini rata–rata
responden menjawab setuju. Indikator harus berpartisipasi dalam komunitas
memiliki tiga pernyataan. Pernyataan pertama adalah PT. Angkasa Pura II
mengetahui organisasi yang ada didalam lingkungan warga Desa
Rawarengas, dengan jawaban responden paling banyak memilih setuju.
Pernyataan kedua adalah PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam
memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas,
dengan jawaban responden paling banyak memilih sangat setuju. Pernyataan
ketiga adalah PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam berbagai program
127
warga di Desa Rawarengas dengan jawaban responden paling banyak
memilih sangat setuju.
Pada indikator tertinggi menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah
mengetahui organisasi yang ada di komunitas serta berpartisipasi dalam
memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang dan PT. Angkasa Pura II juga aktif terlibat dalam berbagai
program warga di Desa Rawarengas.
Adapun indikator yang memperoleh nilai mean terendah adalah
indikator Pertemuan Informal. Rata–rata responden menjawab tidak setuju.
Indikator ini terdiri dari tiga pernyataan. Pernyataan pertama adalah PT.
Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam
menyelasaikan masalah protes warga, dengan jawaban responden paling
banyak memilih sangat tidak setuju. Pernyataan kedua adalah PT. Angkasa
Pura II melakukan kunjungan ke Desa Rawarengas dalam menyelasaikan
masalah protes warga, dengan jawaban responden paling banyak memilih
sangat tidak setuju. Pernyataan ketiga adalah PT. Angkasa Pura II memberi
perhatian dengan mengunjungi warga Desa Rawarengas, dengan jawaban
responden paling banyak memilih tidak setuju.
Pada indikator terendah menunjukan bahwa warga Desa Rawarengas
khususnya warga RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan
Kosambi, Kabupaten Tangerang menilai bahwa menurut warga PT. Angkasa
Pura II kurang turun langsung untuk melihat keadaan warga secara langsung.
128
1.5 Pembahasan Penilitian
Pada penelitian ini yang penulis lakukan mengenai proses community
relations PT. Angkasa Pura II di Desa Rawarengas terkait kegiatan bantuan
sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa
Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang terhadap proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta dilandasi oleh konsep manajemen public relations. Salah
satu pembahasan dalam manajemen public relations adalah community
relations, dalam community relations terdapat proses community relations
yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu menetapkan sasaran, mengenali
komunitas, petunjuk untuk program community relations yang efektif,
berkomunikasi dengan komunitas, dan saluran komunikasi.
Community relations yang baik adalah sebuah kemitraan yang saling
menguntungkan jauh melampaui, katakanlah, sekedar suatu donasi
keuangan atau kedermawanan untuk mendanai proyek masyarakat.
Organisasi harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dilingkungan perusahaan, hal itu dilakukan agar perusahaan dengan cepat
mengatasi berbagai hal yang terjadi disekitar mereka. Hubungan baik dengan
komunitas merupakan salah satu modal yang harus dimiliki perusahaan
untuk memahami perubahan yang terjadi di lingkungan sosial merekadan
sekaligus menunjukkan tanggungjawab sosialnya terhadap komunitasnya.
129
Pada penelitian ini terdapat lima dimensi yaitu dimensi pertama yaitu
menetapkan sasaran yang memiliki lima indikator. Dimensi kedua yaitu
mengenali komunitas memiliki tiga indikator. Dimensi ketiga yaitu petunjuk
untuk program community relations memiliki lima indikator. Dimensi keempat
yaitu berkomunikasi dengan komunitas memiliki empat indikator. Dimensi
kelima yaitu saluran komunikasi memiliki empat indikator.
Adapun dimensi yang memiliki nilai mean tertinggi adalah dimensi
ketiga yaitu petunjuk untuk program community relations rata–rata responden
menjawab setuju. Dimensi ini memiliki lima indikator yaitu pencapaian
sasaran, strategi alternative harus dieksplorasi, dampak program community
relations terhadap organisasi dan komunitas, total biaya dari semua kegiatan
nonprofit, membutuhkan pengetahuan dan pemahaman. Indikator pertama
yaitu pencapaian sasaran, pada indikator ini merupakan pencapaian target
dari proses community relations yang dilakukan oleh perushaan. Pada
indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator kedua yaitu
strategi alternative harus dieksplorasi, pada indikator ini merupakan strategi
lain yang dilakukan oleh perusahaan. Pada indikator ini rata–rata responden
menjawab setuju. Indikator ketiga yaitu dampak program community relations
terhadap organisasi dan komunitas, pada indikator ini merupakan dampak
yang terjadi setelah melukukan kegiatan. Pada indikator ini rata–rata
responden menjawab setuju. Indikator keempat yaitu total biaya dari semua
kegiatan nonprofit pada indikator ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Pada indikator ini rata – rata responden menjawab setuju.
130
Indikator kelima membutuhkan pengetahuan dan pemahaman pada indikator
ini merupakan perusahaan mengetahui dan paham akan keinginan
masyarakat. Pada indikator ini rata – rata responden menjawab setuju.
Pada indikator tertinggi menunjukan bahwa PT. Angkasa Pura II sudah
mengetahui organisasi yang ada di komunitas serta berpartisipasi dalam
memberikan bantuan berupa dana dalam kegiatan warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang dan PT. Angkasa Pura II juga aktif terlibat dalam berbagai
program warga di Desa Rawarengas.
Adapun dimensi pertama yaitu menetapkan sasaran memiliki nilai
mean terendah rata–rata responden cenderung menjawab tidak setuju.
Dimensi ini memiliki empat indikator. Indikator pertama yaitu Merencanakan
aktivitas community relations, pada indikator ini merupakan melibatkan warga
dalam perencanaan aktivitas community relations. Pada indikator ini rata–rata
responden cenderung menjawab ragu-ragu. Indikator kedua yaitu
mengimplementasikan aktivitas community relations, pada indikator ini
merupakan bagaimana perusahaan dalam mereallisasikan program
community relations yang sudah dibuat. Pada indikator ini rata–rata
responden cenderung menjawab setuju. Indikator ketiga kebutuhan
komunitas lokal, pada indikator ini merupakan realisasi dari program
community relations yang dibuat perusahaan apa sudah sesuai dengan
kebutuhan komunitas. Pada indikator ini rata–rata responden cenderung
ragu-ragu bahwa program belum sesuai dengan kebutuhan komunitas.
131
Indikator keempat yaitu kepedulian karyawan perusahaan, pada indikator ini
merupakan karyawan perusahaan peduli terhadap kondisi komunitas. Pada
indikator ini rata–rata responden menjawab setuju. Indikator kelima yaitu
strategi rencana tertulis untuk community relations, pada indikator ini
merupakan strategi tertulis untuk community relations yang dilakukan oleh
perusahan.
Pada indikator terendah dalam penelitian ini yaitu indikator
menunjukan bahwa warga Desa Rawarengas khususnya warga
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
Tangerang menilai bahwa menurut warga PT. Angkasa Pura II kurang turun
langsung untuk melihat keadaan warga dan memberikan perhatian secara
langsung sekaligus juga dalam rangka melakukan sosialisasi kepada
masyarakat pada proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
132
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil dari penelitian Proses Community Relations PT. Angkasa
Pura II di Desa Rawarengas terkait kegiatan bantuan sosial yang
dilakukan PT. Angkasa Pura II terkait protes warga Desa Rawarengas
RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017, dapat disimpulkan
yaitu :
1. Dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi ketiga yaitu petunjuk
untuk program community relations, sebagai dimensi yang tertinggi
hal ini menunjukkan bahwa menurut warga PT. Angkasa Pura II dalam
melaksanakan program community relations, seperti sasaran yang
tepat, dan biaya yang dikeluarkan juga sudah tepat namun belum
sepenuhnya merata.
2. Dimensi dengan nilai terendah adalah menetapkan sasaran, rata-rata
responden cenderung menjawab tidak setuju karena warga merasa
PT. Angkasa Pura II kurang mengunjungi masyarakat, seperti kurang
nya pihak perusahaan untuk turun langsung memberikan penjelasan
mengenai masalah proyek perluasan runway 3 dan warga juga
133
merasa kebutuhan komunitas sulit untuk dipenuhi dalam bentuk
sponsorship untuk acara warga, setelah ada protes terhadap rencana
proyek perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta masyarakat baru
masyarakat merasa diperhatikan.
1.1. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis buat, adapun saran
bagi Humas PT. Angkasa Pura II, yaitu penulis menyarankan:
1. Penulis menyarankan kepada PT. Angkasa Pura II untuk melakukan
survey langsung kepada masyarakat agar pada program community
relations perusahaan selanjutnya khususnya program bantuan sosial
dapat sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat sekitar khususnya
warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan Rawarengas,
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
2. PT. Angkasa Pura II sebaiknya memperbaiki dalam menjalin
community relations, humas sebaiknya lebih dekat lagi dengan warga
dengan cara berkunjung ke pemukiman warga untuk melakukan
komunikasi secara langsung dan memberikan penjelasan mengenai
masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, serta memberikan
bantuan sosial dalam bentuk sponsorship yang diajukan warga
sebelum ada masalah yang terjadi agar masyarakat merasa
diperhatikan.
134
DAFTAR PUSTAKA
Buku.
Ardianto, Elvinaro., 2010, Metode Penelitiam untuk Public Relations Kuatitatif
dan Kualititaf, Bandung: Simbiosa Rektama Media
Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta
Agung, Wahyu, 2010, Panduan SPSS 16.0, Yogyakarta: Gerailmu
Bungin, H.M. Burhan, 2006, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Jakarta.
Kencana
Bulaeng, Andi, 2004 Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta
Cutlip, Scott M., Allen H. Center, Glen M. Broom, 2006, Effective Public
Relations, Jakarta: Kencana
Danim, Sudarwan., 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
(Semarang: Universitas Diponegoro
Gulo, W, 2008, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo
Iriantara, Yosal, 2010, Community Relations Konsep dan Aplikasinya,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Irianto, Agus, 2006, Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya, Jakarta: Kencana
Kasali, Rhenald, 2005, Manajemen Public Relations, Jakarta: Pustaka Utama
Grafitti
Kountur, Ronny D, 2004, Metode Penelitian, Untuk Penelitian Skripsi dan
Tesis, Jakarta: PPM
135
Kriyantono, Rachmat, 2009, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta:
Kencana
Lattimore, Dan et al, 2010, Public Relations: Profesi dan Praktik, Jakarta:
Salemba Humanika
Nazir. Moh, 1988, Metode Penelitian, Jakarta. Ghalia Indonesia
Nisfiannoor, Muhammad, 2009, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu
Sosial, Jakarta: Salemba Humanika
Paramita, Widya, 2008, Public Relations, Jakarta: UNJ Press
Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian
Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady, 2010, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,
Jakarta: Rajawali Pers
---------------------, 2010, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sahputra, Edy & Faulina, 2011, Profesional Public Relations, Medan: USU
Press
Sangadji, Etta Mamang, 2010, Metodelogi Penelitian, Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta. Refika Aditama
Silalahi, Ulber, 2012, Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama
Subarsa Putri, Kinkin Yuliaty, 2010, Manajemen Publik Relation, Jakarta:
Laboratorium Sosial Politik Press
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
ALFABETA
136
Sujianto, Agus, 2007, Eko Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula,
Jakarta: Prestasi Pustaka
Umar, Husen, 2007, Metode Riset Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka
West, Richard, 2008, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta. Salemba
Humanika
Sumber Lain.
Profile PT. Angkasa Pura II, http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang,
diakses 4 April 2017 pukul 05:08 WIB
Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway Bandara Di Tunda,
https://m.tempo.co/read/news/2017/03/21/214858076/harga-tak-
cocok-warga-minta-pembangunan-runway-bandara-ditunda, diakses 4
April 2017 pukul 10:22 WIB
viii
LAMPIRAN I
KUESIONER
Saya Muhammad Laskar Arif, mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu
Sosial Politik, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2014. Saya
sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI). Penelitian ini
dilakukan untuk menyusun tugas akhir, yang berjudul:
PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II DI DESA
RAWARENGAS (Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan
PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015,
Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada
Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret
2017)
Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu, saudara/saudari untuk mengisi
kuesioner ini sesuai dengan penilaian Anda dengan seobjektif mungkin. Atas
bantuan dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.
Petunjuk pengisian: Keterangan: 5= Sangat Setuju (SS) 2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S) 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-ragu (N) Contoh Penngisian Kuesioner:
No Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1 Kegiatan yang dibuat oleh perusahaan
memberikan manfaat bagi komunitas
√
ix
PROSES COMMUNITY RELATIONS PT. ANGKASA PURA II
DI DESA RAWARENGAS
(Survey Deskriptif: Kegiatan bantuan sosial yang dilakukan PT. Angkasa Pura II Terkait Protes Warga Desa Rawarengas RT002/RW015, Kelurahan
Rawarengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Pada Proyek Perluasan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Pada Tanggal 14 Maret 2017)
A. Menetapkan Sasaran
INDIKATOR 1
1. Merencanakan aktivitas community relations
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. PT. Angkasa Pura II memberitahukan warga
tentang rencana kegiatan bantuan sosial
dalam mengatasi protes warga terkait masalah
proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta.
2. Warga mendapatkan laporan mengenai
rencana kegiatan bantuan sosial dalam
mengatasi masalah protes terhadap proyek
perluasan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
3. PT. Angkasa Pura II berperan serta dalam
mengatasi masalah protes warga terkait
masalah proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta.
x
INDIKATOR 2
2. Mengimplementasikan aktivitas comunity relations
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
4. PT. Angkasa Pura II turun langsung
memberikan penjelasan mengenai masalah
proyek perluasan runway 3.
5. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan
kepada warga terkait masalah proyek
perluasan runway 3
6. Warga sekitar merasakan manfaat kegiatan
comunity relations PT. Angkasa Pura II
INDIKATOR 3
3. Kebutuhan komunitas lokal
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
7. Kegiatan bantuan sosial yang dibuat PT.
Angkasa Pura II sesuai dengan kebutuhan
warga.
8. Kebutuhan komunitas selalu dipenuhi oleh
PT. Angkasa Pura II dengan menjadi sponsor
dalam acara warga.
9. PT. Angkasa Pura II selalu memberi bantuan
sosial berupa sumbangan dana untuk
kebutuhan warga.
xi
INDIKATOR 4
4. Kepedulian karyawan perusahaan
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
10. Karyawan PT. Angkasa Pura II peduli
terhadap keluhan warga pada masalah
proyek perluasan runway 3.
11. Karyawan PT. Angkasa Pura II ikut serta
dalam proses kegiatan bantuan sosial yang
dibuat PT. Angkasa Pura II.
12. Karyawan PT. Angkasa Pura II menjadi
penghubung antara warga sekitar dengan
perusahaan
INDIKATOR 5
5. Strategi rencana tertulis untuk comunity relations
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
13. PT. Angkasa Pura II menandatangani
proposal pengajuan bantuan dana untuk
kegiatan yang dibuat oleh masyarakat.
14. PT. Angkasa Pura II menandatangani hasil
kesepakatan rapat yang dibuat dengan
masyarakat.
15. Warga mengetahui nota kesepakatan rapat
yang di susun bersama PT. Angkasa Pura II
xii
B. Mengenali Komunitas
INDIKATOR 1
1. Organisasi harus mengenal komunitasnya
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
16. PT. Angkasa Pura II memahami harapan dari
warga sekitar terkait masalah proyek
perluasan runway 3
17. PT. Angkasa Pura II mengetahui kebutuhan
warga sekitar terkait masalah proyek
perluasan runway 3
18. PT. Angkasa Pura II mengetahui keadaan
warga sekitar terkait masalah proyek
perluasan runway 3
INDIKATOR 2
2. Setiap komunitas memiliki publiknya sendiri
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
19. PT. Angkasa Pura II memiliki hubungan dekat
dengan ketua RT 002 / RW 015 Desa
Rawarengas, Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang, Banten.
20. PT. Angkasa Pura II berkomunikasi dengan
ketua RT dalam berbagai kegiatan
xiii
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
21. PT. Angkasa Pura II dapat memahami
kebutuhan warga Desa Rawarengas.
INDIKATOR 3
3. Harus berpartisipasi dalam komunitas
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
22. PT. Angkasa Pura II mengetahui organisasi
yang ada didalam lingkungan warga Desa
Rawarengas
23. PT. Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam
memberikan bantuan berupa dana dalam
kegiatan warga Desa Rawarengas
24. PT. Angkasa Pura II aktif terlibat dalam
berbagai program di warga Desa
Rawarengas
xiv
C. Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif
INDIKATOR 1
1. Pencapaian sasaran
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
25. PT. Angkasa Pura II mengetahui keinginan
warga Desa Rawarengas terhadap proyek
runway 3 Bandara.
26. Pandangan warga terhadap PT. Angkasa
Pura II semakin membaik
27. Protes Warga Desa Rawarengas semakin
berkurang terhadap PT. Angkasa Pura II
INDIKATOR 2
1. Strategi alternatif harus dieksplorasi
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
28. PT. Angkasa Pura II berusaha lebih
mendekat dengan warga.
29. PT. Angkasa Pura II mengadakan
musyawarah bersama untuk mencari solusi
dari protes warga.
30. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan
dalam mengatasi protes warga.
xv
INDIKATOR 4
3. Total biaya dari semua kegiatan non profit
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
34. PT. Angkasa Pura II membiayai konsumsi
buka puasa di 9 titik Desa Rawarengas pada
kegiatan bantuan sosial safari ramadhan.
35. PT. Angkasa Pura II memberikan sumbangan
berupa 9 unit sound system ke desa
rawarengas untuk kegiatan safari ramadhan.
36. PT. Angkasa Pura II membiayai seluruh
kebutuhan dari kegiatan safari ramadhan.
INDIKATOR 3
2. Dampak program comunity relations terhadap organisasi dan komunitas
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
31. Warga menerima bantuan yang diberikan
oleh perusahaan terkait protes terhadap
proyek runway 3
32. Warga menerima solusi terkait masalah
proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
33. Warga sekitar bersikap baik terhadap PT.
Angkasa Pura II merupakan hasil kegiatan
comunity relations yang dilakukan
perusahaan
xvi
D. Berkomunikasi dengan komunitas
INDIKATOR 1
1. Perusahaan terbuka terhadap komunitas
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
40. Warga Desa Rawarengas mendapatkan
informasi mengenai PT. Angkasa Pura II
melalui Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa
Pura II Cabang Utama Bandara Soekarno-
Hatta.
41. PT. Angkasa Pura II terbuka terhadap
penetapan harga tanah oleh tim KJPP untuk
proyek perluasan runway 3
INDIKATOR 5
4. Membutuhkan pengetahuan dan pemahaman
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
37. PT. Angkasa Pura II mengetahui mengenai
apa saja yang diinginkan oleh warga.
38. PT. Angkasa Pura II paham terhadap solusi
dalam mengatasi protes warga.
39. PT. Angkasa Pura II memahami budaya yang
ada di masyarakat Desa Rawarengas.
xvii
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
42. PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai
masalah proyek perluasan runway 3 yang
harusnya diketahui oleh komunitas
INDIKATOR 2
2. Karyawan berkomunikasi dengan komunitas
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
43. Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta
selalu menjalin komunikasi dengan warga
sekitar.
44.
Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta
memberikan informasi tentang kegiatan PT.
Angkasa Pura II
45. Tim Pembebasan tanah PT. Angkasa Pura II
Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta
menjadi penghubung komunikasi antara PT.
Angkasa Pura II dengan warga sekitar
xviii
INDIKATOR 3
3. Perusahaan berkomunikasi dengan pemimpin opini
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
46. PT. Angkasa Pura II melibatkan ketua RT
dalam memberikan bantuan sosial kepada
warga.
47. PT. Angkasa Pura II menjalin komunikasi
secara rutin dengan Kepala Desa
Rawarengas.
48. PT. Angkasa Pura II selalu berkomunikasi
dengan pemimpin opini dari warga Desa.
INDIKATOR 4
4. Organisasi lokal
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
49. PT. Angkasa Pura II melakukan komunikasi
informal dengan Aliansi Masyarakat
Rawarengas.
50. Karang taruna yang berada di Desa
Rawarengas berkomunikasi dengan PT.
Angkasa Pura II untuk mendapatkan bantuan
sumbangan.
51. PT. Angkasa Pura II memberi kesempatan
kepada persatuan ibu ibu muslimah untuk
berkomunikasi dengan perusahaan.
xix
E. Saluran Komunikasi
INDIKATOR 1
1. Pertemuan informal
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
52. PT. Angkasa Pura II turun langsung dalam
sosialisasi proyek runway 3 ke Desa
Rawarengas.
53. PT. Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke
Desa Rawarengas dalam menyelasaikan
masalah protes warga.
54. PT. Angkasa Pura II memberi perhatian
dengan mengunjungi warga Desa
Rawarengas.
INDIKATOR 2
2. Pembuatan Iklan di Media Massa
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
55. PT. Angkasa Pura II memenuhi permintaan
masyarakat untuk berdialog dengan Direktur
Utama melalui surat kabar.
56. PT. Angkasa Pura II menyatakan untuk
bersedia untuk memenuhi tuntutan warga
melalui berita online.
xx
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
57. PT. Angkasa Pura II menyatakan akan
memberikan santunan kepada warga melalui
berita online.
INDIKATOR 3
3. Publikasi Internal
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
58. PT. Angkasa Pura II memberikan majalah
“Beranda” yang dibuat oleh perusahaan
kepada warga.
59. PT. Angkasa Pura II selalu membagikan
majalah „‟Beranda” kepada masyarakat
60. PT. Angkasa Pura II terbuka mengenai
kegiatan perusahaan melalui majalah
“Beranda” yang diberikan untuk warga Desa
Rawarengas.
INDIKATOR 4
4. Open House
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
61. PT. Angkasa Pura II mengundang warga
Desa Rawarengas untuk pembagian daging
kurban yang dilaksanakan oleh perusahaan.
xxi
NO Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
62. PT. Angkasa Pura II mempersilahkan warga
Desa untuk mengunjungi perusahaan
63. Warga boleh mengetahui sistem kinerja yang
diterapkan pada PT. Angkasa Pura II
xxii
Lampiran II
Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta, Warga Tolak
Tanah Dibayar Murah SELASA, 14 MARET 2017 | 17:25 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Ratusan warga Rawa Rengas, Kecamatan
Kosambi, Kabupaten Tangerang, berunjuk rasa di bekas Pintu M1
Bandar Udara Soekarno-Hatta, Neglasari, Cengkareng, Kota
Tangerang, Selasa pagi, 14 Maret 2017. Massa membentangkan
spanduk bertuliskan “Tolak Harga Murah Runway Tiga.”
Mereka menolak tanahnya dihargai murah, Rp 500 ribu sampai Rp 1,5
juta oleh tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk
pembangunan runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. “Kami menolak harga
terlalu murah untuk pembebasan lahan bandara,” kata Iwan Koda,
warga Rawa Rengas, kepada Tempo, Selasa, 14 Maret 2017.
xxiii
Saroni, warga Rawa Rengas, mengatakan seharusnya tanah warga
dihargai Rp 5 juta per meter persegi. “Harga yang ditetapkan tim KJPP
terlalu rendah,” ujar Saroni. Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang
Kota Komisaris Besar Harry Kurniawan menemui para pengunjuk rasa.
Setelah dilakukan pembicaraan, Harry menyatakan
bersedia memfasilitasi pertemuan antara warga dan manajemen PT
Angkasa Pura II. “Kami akan fasilitasi pertemuan dengan Direktur PT AP
II hari Senin pekan depan, karena saat ini Pak Dirut sedang ke luar
negeri,” kata Harry dari atas kendaraan. Setelah mendapat jaminan,
warga pun membubarkan diri.
Di tempat terpisah, ratusan warga Desa Rawa Burung, Kecamatan
Kosambi, menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Tangerang di Tigaraksa. Tuntutan mereka sama,
meminta agar tanah mereka diberi harga yang layak, Rp 5 juta. “Tanah
kami cuma dihargai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per meter, ini kan
bandara untuk komersial,” kata Suwarno.
xxiv
Korban Penggusuran Runway Bandara Soekarno-
Hatta Batal Demo
SENIN, 20 MARET 2017 | 08:53 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Warga Desa Rawarengas, Kabupaten
Tangerang, Banten, korban penggusuran proyek landasan pacu
(runway) tiga Bandar Udara Soekarno-Hatta, urung demo hari ini, Senin,
20 Maret 2017. Rencana aksi di pintu M1 bandara dibatalkan karena
salah satu tuntutan mereka untuk bertemu Direktur Utama PT Angkasa
Pura II dipenuhi.
"Kami bisa bertemu Dirut AP II, hari ini kami tidak unjuk rasa," ujar
Koordinator Aliansi Masyarakat Rawarengas, Dulamin Zhigo,
kepada Tempo, pagi ini.
Menurut Dulamin, agenda bertemu Direktur Utama PT Angkasa Pura II
Muhammad Awaluddin di Gedung 600 Kantor Pusat AP II sekitar pukul
10.00. "Ada 25 perwakilan warga yang akan menyampaikan langsung
tuntutan kami," katanya.
xxv
Warga, kata Dulamin, akan menyampaikan sejumlah tuntutan, seperti
menolak harga tanah dan bangunan yang telah ditetapkan
tim appraisal sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 900 ribu per meter. "Harga
itu sangat murah, jadi warga yang menerima gusuran dengan harga itu
tidak bisa membeli tanah dan rumah di tempat lain," katanya.
Tuntutan lain, menurut Dulamin, banyak warga Rawarengas yang
digusur tidak mendapatkan ganti rugi. Sebab, sebagian warga tersebut
selama ini tinggal dan mendirikan bangunan di atas lahan milik orang
lain. "Sedangkan pemerintah memberikan ganti ruginya kepada pemilik
lahannya," ujarnya.
Dulamin mengatakan aksi akan mereka lakukan jika pertemuan pada
hari ini tidak mendapatkan solusi apa pun buat warga.
Pada pekan lalu, ratusan warga Rawarengas dan Desa Rawa Burung
Kabupaten Tangerang menggelar aksi menolak harga murah. Mereka
menggelar aksi di dua titik, Pintu MI Bandara dan kantor DPRD
Kabupaten Tangerang.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengakui
Direksi AP II akan berdialog langsung dengan warga Rawarengas, hari
ini. "Pak Dirut yang langsung menemui," katanya.
xxvi
Harga Tak Cocok, Warga Minta Pembangunan Runway
Bandara Ditunda SELASA, 21 MARET 2017 | 15:23 WIB
TEMPO.CO, Tangerang - Warga Desa Rawarengas, Kecamatan
Kosambi, Kabupaten Tangerang, meminta PT Angkasa Pura II menunda
pembangunan runway atau landasan pacu tiga Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta. “Karena masalahnya sangat banyak dan
carut-marut,” kata ketua perwakilan warga Rawarengas, Sapri,
kepada Tempo, Selasa, 21 Maret 2017.
Sapri mengatakan permasalahan yang paling krusial dan harus segera
diselesaikan bersama adalah soal ketidakcocokan harga tanah dan
bangunan yang diterima warga. “Harganya sangat tidak layak,” ujar
Sapri.
xxvii
Warga, kata Sapri, meminta ganti rugi tanah dalam bentuk uang dengan
Rp 3-6 juta per meter, dan bangunan Rp 4-7 juta. Sedangkan Angkasa
Pura II menghargai Rp 500 ribu untuk tanah dan Rp 900 ribu untuk
bangunan.
Agar terjadi kecocokan harga, Sapri meminta Kantor Jasa Penilai Publik
atau tim apraisal yang menghitung nilai tanah dan bangunan milik warga
dievaluasi. “Apabila penilaian yang dilakukan KJPP tidak transparan,
kami minta KJPP dibubarkan,” kata Sapri.
Warga juga meminta dibatalkannya hasil penilaian yang telah dilakukan
KJPP atas 683 bidang tanah sebelum ada perubahan nilai. "Karena
banyak ditemukan di lapangan indikasi ketidaktransparanan tim KJPP,"
kata Sapri.
Selain itu, kata Sapri, ada 1.300 keluarga yang terancam tidak
mendapatkan ganti rugi karena selama ini mereka tinggal di atas lahan
milik orang lain. Ribuan warga ini, kata Sapril, meski tidak memiliki tanah
tapi membangun dan tinggal di Rawarengas sejak 37 tahun lalu.
Menurut Sapri, desakan pembubaran KJPP dan masalah rendahnya
nilai ganti rugi lahan runway tiga karena dua dari delapan tuntutan yang
diusung puluhan perwakilan warga Rawarengas pada pertemuan
dengan Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Kantor
Cabang Utama PT Angkasa Pura II, Senin, 20 Maret kemarin.
Warga juga meminta akses dimudahkan untuk mencari pekerjaan,
masyarakat yang menduduki tanah orang lain harus diberikan tanah
untuk permukiman seluas 500 meter.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan
tidak bisa menjamin proyek runway tiga berjalan sesuai rencana.
xxviii
”Dinamikanya berkembang luar biasa. Masalah di bawah ini berantakan
sekali, terutama masalah harga,” kata Agus. “Kemungkinan adanya
perubahan itu pasti ada,” ujar Agus.
Agus mengakui banyak aspirasi yang disampaikan ke Angkasa Pura II,
tapi tidak semua diterima karena terkait dengan batas dan kewenangan
Angkasa Pura II. “Seperti soal ganti rugi yang belum sepakat, banyak
warga yang mendirikan bangunan, klaim warga ada 1.300 belum
diverifikasi,” kata Agus.
PT Angkasa Pura II memastikan pembangunan landasan pacu ketiga
Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan dimulai April 2017. Awal
Pembangunan runway yang menyedot anggaran Rp 2 triliun ini dimulai
dengan peletakan batu pertama. “Pencanangan groundbreaking dimulai
April 2017,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad
Awaluddin dalam keterangan tertulisnya.
Awaluddin memperkirakan runway ketiga dengan dimensi 3.000 x 60
meter persegi ini mulai beroperasi pada pertengahan 2018 untuk
mendukung peningkatan pergerakan pesawat mencapai 114 pergerakan
per jam.
xxix
Lampiran III
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak Taras Arshayoena
Tanggal : 24 Mei 2017
Lokasi : Gedung 601Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta
Saya : Selamat siang pak, perkenalkan saya Muhammad Laskar Arif mahasiswa dari
Program studi PR UNJ angkatan 2014. Pertama tama saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada bapak karna sudah bersedia meluangkan waktu untuk saya.
Saya ingin mewawancarai bapak mengenai protes warga desa rawarengas yang
di tujukan kepada PT. Angkasa Pura II mengenai penggusuran proyek runway 3
Bandara Soekarno-Hatta. kira-kira apa yang menjadi pokok permasalahan dari
warga desa kepada perusahaan ?
Narasumber : Iya inti dan pokok permasalahan sebenarnya ada pada ke-tidaksetujuan antara
harga tanah yang diinginkan warga dengan harga yang sudah di tetapkan oleh
KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik). Dalam hal ini PT. Angkasa Pura II hanya
mengikuti harga yang sudah di rekomendasikan oleh KJPP kepada kami yaitu
sekitar 500 - 1,5 juta untuk pembebasan tanah di desa rawarengas.
Saya : Berapa Pak harga yang di inginkan oleh warga desa rawarengas untuk ganti
rugi pembebasan tanah ?
xxx
Narasumber : Harga yang mereka inginkan sekitar 3-5jt. Adapun sebenarnya hampir sebagian
besar dari warga desa sudah setuju dengan harga yang sudah dibuat oleh PT.
Angkasa Pura II sekitar 700 ribu. Namun kami mencurigai ada oknum oknum
yang mempengaruhi beberapa warga sehingga ingin tetap menolak harga yang
diajukan oleh kami.
Saya : Adakah kegiatan-kegiatan yang pernah di lakukan untuk warga sekitar
khususnya warga desa rawarengas ?
Narasumber : Sebenarnya sebelum terjadi nya permasalahan ini, PT. Angkasa Pura II
mempunyai program-program yang dilaksanakan secara bertahap untuk
komunitas sekitar Bandara khususnya Desa Rawarengas. Beberapa
diantaranya ialah program dalam aspek bantuan sosial, program
kemitraan, dan juga program bina lingkungan. Melalui kegiatan tersebut
menjadi salah satu media komunikasi kita dalam mensosialisasikan
bahwa akan dilaksanakannya proyek perluasan runway 3 Bandara
Soekarno-HattaSaya : Jadi seperti itu ya, Pak penjelasannya tentang
warga terkait masalah proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Terima kasih
Bapak sudah mau meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada saya.
Saya : Sejauh ini adakah pendekatan pendekatan khusus untuk mengatasi protes
warga ?
xxxi
Narasumber : Pendekatan yang kita lakukan ke masyarakat khususnya Desa
Rawarengas untuk proyek runway 3 dari tahun 2015. Salah satunya
pendekatan yang dilakukan melalui bantuan sosial kepada masyarakat
melalui bantuan yang kita berikan kita juga sambil mensosialisasikan
mengenai rencana perluasan runway 3 Bandara. Banyak bantuan sosial
yang sudah diberikan untuk komunitas khususnya warga Desa
Rawarengas, diantaranya program safari ramadhan yang akan kita
laksanakan tiap bulan Ramadhan. Khusus pada tahun 2016 perusahaan
memberi bantuan penuh terhadap kebutuhan untuk menunjang
berjalannya kegiatan
Saya : Jadi seperti itu ya, Pak penjelasannya tentang kegiatan PT. Angkasa Pura II
untuk mengatasi protes warga terkait masalah proyek runway 3 Bandara
Soekarno-Hatta. Terimakasih Pak atas informasinya.
Narasumber : Iya sama-sama, Mas. Semoga bermanfaat dan membantu kelancaran tugas
akhir nya.
xxxii
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bapak Muhidin (Ketua Aliansi Masyarakat Rawarengas)
Bapak Syamsudin (Ketua BPD Rawarengas)
Tanggal : Senin, 12 April 2017
Lokasi : Rumah Bapak Syamsudin.
Jl. Rawajati RT002 / RW 015, Kelurahan Rawarengas, Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang
Saya : Selamat siang pak, perkenalkan saya Muhammad Laskar Arif mahasiswa dari
Program studi PR UNJ angkatan 2014. Pertama tama saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada bapak karna sudah bersedia meluangkan waktu untuk saya.
Saya ingin mewawancarai bapak mengenai protes warga desa rawarengas yang
di tujukan kepada PT. Angkasa Pura II mengenai penggusuran proyek runway 3
Bandara Soekarno-Hatta. kira-kira apa yang menjadi pokok permasalahan dari
warga desa kepada perusahaan ?
Pak Muhidin : Iya sebenarnya pokok permasalahan ada pada ke-tidaksetujuan antara harga
tanah yang diinginkan warga dengan harga yang sudah di tetapkan oleh KJPP
(Kantor Jasa Penilai Publik). Dalam hal ini tim KJPP menilai harga tanah kami
dengan tidak transparan, dan kami sangat tidak setuju terhadap harga yang
sudah mereka tetapkan pada kami.
xxxiii
Saya : Berapa Pak harga yang di inginkan oleh warga desa rawarengas untuk ganti
rugi pembebasan tanah ?
Pak Muhidin : Harga yang kami inginkan sekitar 3-5jt. Adapun alasannya kami meminta harga
segitu, agar kami dapat rumah lagi yang layak sebagaimana rumah yang kami
tinggalkan. Karna kalau sampai harga tanah yang dibayarkan pemerintah sekitar
500 sampai 1 juta itu sama saja seperti pemerintah mengusir kami, mau dimana
kami tinggal setelah itu ?, sementara harga pasaran tanah gak sampai segitu.
Kami tidak ingin penggusuran yang dilakukan memberikan dampak yang negatif
kepada kami. Sebenaranya sih simple kita ga menolak kok ada nya perluasan
runway Bandara, tapi kita minta pihak Bandara juga ayodong perhatikan
keadaan warga dan kebutuhan warga sini.
Saya : Selain Menuntut untuk menaikkan harga adakah tuntutan lain yang di ajukan
warga desa kepada PT. Angkasa Pura II ?
Pak Muhidin : Ya ada beberapa tuntutan kami kepada pihak perusahaan sebagai bentuk
kekecewaan warga kepada perusahan. Diantaranya kami tuntut untuk lebih
transparan dalam penetapan harganya. Warga kecewa, padahal banyak warga
yang mau tau, kenapa kok harga nya bisa segitu apa penetapan nya udah
sesuai sama harga pasaran belum, jika memang sudah sesuai pasti tidak akan
terjadi protes oleh warga, kita kan gatau, kita aja minta perusahaan biar tim
KJPP transparan atau di bubarin aja belom didengerin.
xxxiv
Pak Syamsudin : Sedikit menambahkan ya, ada sekitar 7 tuntutan kami kepada perusahaan,
nanti saya kasih datanya ke mas Arif bila dibutuhkan. Semua tuntutan yang lain,
perusahaan siap untuk memenuhinya, namun untuk tuntutan pertama sekaligus
tuntutan utama kami itu belom dapat di realisasikan oleh mereka. Ya yang jelas,
kami aliansi warga Desa Rawarengas khususnya warga RT002/RW015 sangat
menolak proyek runway 3 Bandara ini dilanjutkan, apabila harga yang ditetapkan
oleh tim KJPP tidak transparan dan tidak sesuai dengan harga pasaran.
Saya : Adakah kegiatan-kegiatan yang pernah di lakukan untuk warga sekitar
khususnya warga desa rawarengas ?
Pak Syamsudin : Sebenarnya selama ini, kalo untuk kegiatan-kegiatan seperti CSR dan bantuan
sumbangan itu baru ada setelah adanya rencana proyek perluasan runway ini
sekitar tahun 2014-an lah baru ada tapi kalo untuk sebelum sebelumnya jarang
bahkan hampir tidak ada. PT. Angkasa Pura II kurang memperhatikan warga sini
dan kurang dekat dengan warga sini, jarang warga yang dapat diberdayakan
oleh PT. Angkasa Pura II padahal banyak warga yang mau untuk bisa bekerja di
bandara. Warga terkadang membutuhkan santunan atau sumbangan dana,
kadang dikasih tapi itu juga setelah mau ada perluasan, sebelum ada perluasan
ga ada, susah, kalaupun ada cuman orang-orang tertentu saja yang punya akses
dengan orang dalam perusahaan, selain daripada itu ga ada. Dua tahun setelah
mau ada penggusuran, barulah ada perhatian dari perusahaan untuk masyarakat
Rawarengas.
xxxv
Saya : Jadi seperti itu ya, Pak penjelasannya tentang warga terkait masalah proyek
runway 3 Bandara Soekarno-Hatta. Maaf ya Bapak-Bapak bila saya
mengganggu waktu istirahatnya. Terima kasih Bapak Muhidin dan Bapak
Syamsudin sudah mau meluangkan waktu dan memberikan informasi kepada
saya.
Pak Muhidin : Iya sama-sama, Mas. Ah gapapa, kebetulan kan juga kita lagi kumpul ini mau
evaluasi hasil rapat kita tadi sama orang perusahaan dan kebetulan mas nya
dateng yaudah biar sekalian gitu haha. Kita mah seneng justru bisa di lirik orang
luar soal permasalahan yang ada disini. Semoga informasi yang kami berikan
dapat bermanfaat dan membantu kelancaran tugasnya.
xxxvi
DAFTAR MASYARAKAT
DESA RAWARENGAS RT 002 / RW 015
KELURAHAN RAWARENGAS, KECAMATAN KOSAMBI
KABUPATEN TANGERANG
No Alamat RT RW Nama Warga
1 Rawajati 002 015 Agus Bin Nisan
2 Rawajati 002 015 Amin Bin Micing
3 Rawajati 002 015 Syamsudin
4 Rawajati 002 015 Idup BT Ungkit
5 Rawajati 002 015 Daca Bin Naing
6 Rawajati 002 015 Zakaria Bin Barak
7 Rawajati 002 015 Janih
8 Rawajati 002 015 Syamsudin
9 Rawajati 002 015 Wawan
10 Rawajati 002 015 Jamaluddin
11 Rawajati 002 015 Nalim Bin Bihad
12 Rawajati 002 015 Samsudin
13 Rawajati 002 015 Edih Bin Siar
14 Rawajati 002 015 Minggu Bin Paih
15 Rawajati 002 015 Napsin
16 Rawajati 002 015 Wawan Bin Birin
17 Rawajati 002 015 Karna Bin Rembang
18 Rawajati 002 015 Nasan
19 Rawajati 002 015 Abdul Malik
20 Rawajati 002 015 Naiyah
21 Rawajati 002 015 Ridwan
22 Rawajati 002 015 Mamat
23 Rawajati 002 015 Japar
24 Rawajati 002 015 Wawan Setiawan
25 Rawajati 002 015 Bagya Bin Muslih
26 Rawajati 002 015 Jarkasih
27 Rawajati 002 015 Tiyah Hartati
28 Rawajati 002 015 Iroh
29 Rawajati 002 015 Usni
xxxvii
No Alamat RT RW Nama Warga
30 Rawajati 002 015 Kastoni Bin Ardasa
31 Rawajati 002 015 Nica Wulandari
32 Rawajati 002 015 Pardi
33 Rawajati 002 015 Konang
34 Rawajati 002 015 Samsudin bin Mawar
35 Rawajati 002 015 Nani
36 Rawajati 002 015 Hendra
37 Rawajati 002 015 Manih Bin Ancrut
38 Rawajati 002 015 Ahmad Adi Gunawan
39 Rawajati 002 015 Nana
40 Rawajati 002 015 Kastam
41 Rawajati 002 015 Tambri
42 Rawajati 002 015 Seni
43 Rawajati 002 015 Niman bin Nacang
44 Rawajati 002 015 Eni
45 Rawajati 002 015 Ragil
46 Rawajati 002 015 Suheri
47 Rawajati 002 015 Saitam
48 Rawajati 002 015 Fefen
49 Rawajati 002 015 Rohimah
50 Rawajati 002 015 Murni
51 Rawajati 002 015 Esti
52 Rawajati 002 015 Tias Saipul Bahri
53 Rawajati 002 015 Nirmansyah Fitrah
54 Rawajati 002 015 Holiludin
55 Rawajati 002 015 Jasan
56 Rawajati 002 015 Bowo bin Mahpudin
57 Rawajati 002 015 Wisih
58 Rawajati 002 015 Samit
59 Rawajati 002 015 Entong bin Awal
60 Rawajati 002 015 Minah BT Entong
61 Rawajati 002 015 Siti Jamilah
62 Rawajati 002 015 Usman
63 Rawajati 002 015 Unan Bin Sela
64 Rawajati 002 015 Bunawin
65 Rawajati 002 015 Suhendi
66 Rawajati 002 015 Ahmad Sopian
xxxviii
No Alamat RT RW Nama Warga
67 Rawajati 002 015 Jaenudin bin Riih
68 Rawajati 002 015 Rasim Bin Ali
69 Rawajati 002 015 Jono Bin Rasim
70 Rawajati 002 015 Iman Bin Sukar
71 Rawajati 002 015 Arnan Soga Bin Buang
72 Rawajati 002 015 Rohim
73 Rawajati 002 015 Nasuki bin Kaprit
74 Rawajati 002 015 Nasan Bin Saan
75 Rawajati 002 015 Aman bin Iyas
76 Rawajati 002 015 Rohman bin Rinan Paih
77 Rawajati 002 015 Didin Samsudin
78 Rawajati 002 015 Inin
79 Rawajati 002 015 Indra
80 Rawajati 002 015 Nudin
81 Rawajati 002 015 Masih
82 Rawajati 002 015 Uding
83 Rawajati 002 015 Mardi
84 Rawajati 002 015 Nurhasanah
85 Rawajati 002 015 Subur bin Alir
86 Rawajati 002 015 Samlani Bin Niman
87 Rawajati 002 015 Siti Mauliya
88 Rawajati 002 015 Lukman
89 Rawajati 002 015 Urip
90 Rawajati 002 015 Uding
91 Rawajati 002 015 Nurjamat
92 Rawajati 002 015 Ahmad Rohidi
93 Rawajati 002 015 Muryadi
94 Rawajati 002 015 Agus
xxxvii
DATA HASIL PENELITIAN
Menetapkan Sasaran
Merencanakan aktivitas
community relations
Mengimplem-entasian aktivitas comunity relations
Kebutuhan komunitas
lokal
Kepedulian karyawan
perusahaan
Strategi rencana tertulis untuk
comunity relations
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 5 3 5 5 2 2 5 4 4 4 3 4 2 5
2 2 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 5 2 5 5
3 4 4 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5
4 2 5 5 4 5 4 5 5 2 2 2 2 4 5 5
5 3 2 5 2 5 5 4 2 4 4 5 2 5 4 2
6 3 2 4 3 5 4 4 2 4 2 5 3 5 5 2
7 3 2 6 2 5 5 4 2 4 5 5 2 5 4 2
8 3 4 5 3 5 4 5 5 2 3 5 5 3 5 5
9 2 1 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 1
10 4 2 5 5 5 5 4 2 4 5 5 4 5 5 3
11 5 3 3 2 5 4 5 2 5 5 5 4 5 5 4
12 3 2 5 3 5 5 4 2 4 5 5 3 5 5 2
13 1 1 4 1 4 3 2 1 5 4 2 1 2 2 4
14 2 2 5 2 5 4 4 1 4 5 5 2 5 4 2
15 2 2 5 2 5 4 4 1 3 5 5 2 4 4 2
16 5 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
17 5 3 3 2 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 4
18 4 3 4 2 5 5 5 2 4 3 5 4 5 5 4
19 5 3 5 2 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4
20 5 3 5 2 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4
21 5 3 5 2 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4
22 2 2 5 2 5 5 4 1 4 5 5 2 4 4 2
23 1 1 5 1 4 4 2 1 2 2 3 2 3 2 1
24 2 2 5 2 5 3 4 1 4 5 5 2 4 4 2
25 3 2 4 3 5 5 4 2 4 2 5 3 5 5 2
26 5 4 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 1 1 5 1 4 5 2 1 5 2 2 2 2 2 5
28 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4
29 5 3 5 2 5 5 5 2 4 5 5 4 5 5 4
30 2 2 5 2 5 5 4 1 3 4 5 2 4 4 2
31 2 2 5 2 5 4 4 1 4 4 5 2 4 4 2
32 1 1 2 1 2 4 2 5 2 3 5 1 2 5 1
xxxviii
Menetapkan Sasaran
Merencanakan aktivitas
community relations
Mengimplem-entasian aktivitas comunity relations
Kebutuhan komunitas
lokal
Kepedulian karyawan
perusahaan
Strategi rencana tertulis untuk
comunity relations
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
33 4 2 5 3 5 4 2 2 4 4 5 3 5 5 2
34 1 1 5 1 4 3 5 1 5 5 2 2 2 2 5
35 4 2 4 4 5 5 4 2 4 2 5 4 5 5 3
36 2 2 5 2 5 1 4 1 4 3 5 2 4 4 2
37 4 3 4 2 5 5 4 2 4 5 5 4 5 5 4
38 1 1 4 1 4 4 3 1 5 5 1 1 2 2 4
39 1 1 4 1 4 4 4 1 4 3 5 2 4 5 2
40 1 2 5 1 4 1 1 1 2 5 4 2 4 3 2
41 4 2 1 4 5 4 4 2 4 5 5 4 5 5 3
42 1 2 5 1 4 1 2 1 2 5 4 2 4 3 2
43 2 2 5 1 4 4 2 1 2 3 4 2 4 4 2
44 3 2 2 3 5 2 4 2 4 5 5 2 5 5 2
45 2 2 5 2 5 4 4 1 4 5 5 2 5 4 2
46 2 2 5 2 5 3 4 1 3 3 5 2 4 4 2
47 1 1 5 1 4 4 5 1 5 5 2 2 3 2 1
48 2 2 5 2 5 2 4 1 3 4 5 2 4 4 2
49 2 1 4 1 4 5 5 1 4 2 5 1 1 1 4
50 1 1 4 1 4 1 4 1 4 3 2 1 4 4 3
51 3 2 5 2 5 5 4 2 4 4 5 2 5 4 2
52 2 2 5 1 5 5 2 1 3 4 4 2 4 4 2
53 2 2 5 1 5 1 3 1 3 3 4 2 4 4 2
54 1 1 5 1 4 4 5 1 5 4 2 1 2 2 5
55 1 1 4 1 4 4 5 1 4 4 5 1 1 4 4
56 1 1 1 1 1 5 4 1 2 3 5 1 2 5 1
57 1 1 5 1 4 2 5 1 5 4 2 2 3 2 1
58 2 1 4 1 3 4 4 3 3 2 5 2 3 1 1
59 2 1 4 1 4 1 4 1 4 2 3 1 5 1 4
60 1 1 4 1 3 4 4 1 3 3 5 2 3 5 1
61 3 1 4 1 3 2 2 1 3 4 4 1 3 1 1
62 1 1 1 1 1 5 4 2 2 4 5 2 1 3 1
63 2 1 4 1 4 4 5 1 4 2 3 1 4 1 3
64 2 2 5 1 5 3 3 1 3 2 4 2 4 4 2
65 5 1 4 1 4 3 3 1 2 2 3 3 5 3 3
66 2 1 4 1 4 1 4 1 4 2 5 1 3 2 1
xxxix
Menetapkan Sasaran
Merencanakan aktivitas
community relations
Mengimplem-entasian aktivitas comunity relations
Kebutuhan komunitas
lokal
Kepedulian karyawan
perusahaan
Strategi rencana tertulis untuk
comunity relations
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
67 4 2 5 3 5 2 4 2 4 1 5 3 5 5 3
68 4 1 3 1 2 5 3 2 2 2 5 3 2 1 1
69 4 1 4 1 4 5 4 1 4 3 5 1 4 2 2
70 3 1 4 1 4 5 5 2 3 3 5 5 3 1 1
71 3 1 4 1 4 2 3 1 4 4 5 3 4 4 2
72 1 1 5 1 4 4 3 1 5 4 3 2 3 2 1
73 4 2 5 4 5 4 4 2 4 3 5 4 5 5 3
74 1 1 5 1 4 4 4 1 1 4 3 2 3 3 2
75 4 1 4 1 4 4 4 1 4 5 4 1 4 3 3
76 1 1 4 1 3 2 4 2 2 4 4 4 2 2 1
77 3 1 4 1 4 2 4 1 4 4 5 5 4 3 2
78 2 1 4 1 4 5 5 1 4 1 5 1 1 1 4
79 2 1 3 1 2 1 3 3 2 2 4 5 2 1 1
80 1 1 1 1 3 4 1 2 2 2 3 5 1 1 1
81 2 2 5 2 5 4 4 1 3 5 5 2 4 4 2
82 2 1 4 1 4 5 5 1 4 1 5 1 4 5 3
83 1 1 4 1 4 2 4 1 4 4 1 1 4 3 2
84 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 1 5 1
85 2 1 4 1 4 2 3 1 4 3 3 1 5 2 4
86 3 1 1 1 1 2 3 1 2 3 4 3 1 2 3
87 2 1 4 1 4 1 2 3 4 2 5 2 3 5 1
88 2 1 4 1 4 2 1 1 4 2 5 1 2 1 4
89 1 1 5 1 5 1 3 1 1 2 3 2 1 1 2
90 2 1 4 1 4 2 3 1 4 3 1 1 2 2 4
91 1 2 5 1 4 2 2 1 2 3 4 2 4 3 2
92 2 1 3 1 3 1 1 1 2 2 5 2 2 5 1
93 2 1 4 1 4 5 5 2 4 1 4 2 4 5 1
94 2 2 5 2 5 1 4 1 3 2 5 2 4 4 2
xl
Mengenali Komunitas
Organisasi harus
mengenal komunitasny
a
Setiap komunitas memiliki
publiknya sendiri
Harus berpartisipasi
dalam komunitas
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 5 5 5 3 5 5 4 5 4
3 5 5 4 3 5 5 5 5 5
4 5 5 5 4 5 5 4 5 5
5 4 5 2 2 2 4 5 5 5
6 4 5 2 2 2 4 5 5 5
7 4 5 2 2 2 4 5 5 1
8 5 5 4 3 5 5 5 4 5
9 5 5 5 1 1 3 3 4 5
10 5 5 2 2 2 4 4 5 5
11 5 5 3 2 3 5 4 5 5
12 4 5 2 2 2 4 5 5 5
13 2 5 1 1 1 2 3 4 5
14 4 5 2 2 2 4 5 5 5
15 5 5 2 3 2 4 4 4 5
16 5 5 4 2 4 5 5 5 5
17 5 5 3 2 3 5 4 5 5
18 5 5 3 2 3 5 4 5 5
19 5 5 3 2 4 5 5 5 5
20 5 5 3 2 4 5 4 5 5
21 5 5 3 2 4 5 5 5 5
22 4 5 2 3 2 4 5 5 5
23 3 5 1 1 1 3 4 4 5
24 5 5 2 3 2 4 5 5 5
25 4 5 2 2 2 4 5 5 5
26 5 5 4 2 5 5 5 5 5
27 2 5 1 1 1 2 4 4 3
28 5 5 4 2 4 5 5 5 5
xli
Mengenali Komunitas
Organisasi harus
mengenal komunitasny
a
Setiap komunitas memiliki
publiknya sendiri
Harus berpartisipasi
dalam komunitas
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24
29 5 5 3 2 3 5 4 5 4
30 5 5 2 3 2 4 4 4 4
31 4 5 2 2 2 4 5 5 3
32 4 3 1 1 1 1 2 4 5
33 4 5 2 2 2 4 4 5 3
34 2 5 1 1 1 2 4 4 5
35 4 5 2 2 2 4 4 5 5
36 4 5 2 2 2 4 5 5 4
37 5 5 2 2 2 4 4 5 5
38 2 5 1 1 1 2 3 3 2
39 2 4 1 1 1 5 2 4 5
40 3 5 1 1 1 3 4 4 4
41 4 5 2 2 2 4 4 5 5
42 3 5 1 1 1 3 4 4 4
43 3 5 1 4 1 3 4 4 5
44 4 5 2 2 2 4 5 5 5
45 4 5 2 2 2 4 5 5 5
46 5 5 2 3 2 4 4 5 5
47 2 5 1 1 1 2 4 4 4
48 5 5 2 3 2 4 5 5 5
49 2 4 1 1 1 4 3 4 3
50 1 4 1 1 1 4 3 5 5
51 4 5 2 2 2 4 5 5 3
52 3 5 1 4 1 3 4 4 1
53 4 5 1 4 1 3 4 4 4
54 2 5 1 1 1 2 4 4 5
55 2 4 1 1 1 2 3 1 5
56 3 3 1 1 1 4 2 2 4
57 3 5 1 1 1 3 4 4 5
58 4 3 1 1 1 4 2 4 3
59 2 4 1 1 1 4 3 3 3
60 3 3 1 1 1 3 2 2 4
xlii
Mengenali Komunitas
Organisasi harus
mengenal komunitasny
a
Setiap komunitas memiliki
publiknya sendiri
Harus berpartisipasi
dalam komunitas
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24
61 5 3 1 1 1 4 2 5 5
62 2 3 1 1 1 5 2 1 5
63 1 4 1 1 1 4 3 4 3
64 4 5 1 4 1 3 4 4 5
65 4 1 1 1 1 5 2 4 1
66 5 4 1 1 1 4 2 5 4
67 4 5 2 2 2 4 4 5 4
68 3 2 1 1 1 4 2 3 3
69 5 4 1 1 1 4 3 4 4
70 4 3 1 1 1 4 2 5 5
71 5 4 1 1 1 4 3 5 4
72 3 5 1 1 1 3 4 4 4
73 4 5 2 2 2 4 4 5 4
74 3 5 1 1 1 3 4 4 3
75 1 4 1 1 1 5 3 1 5
76 1 3 1 1 1 5 2 4 5
77 2 4 1 1 1 5 3 4 5
78 2 4 1 1 1 2 3 2 4
79 4 2 1 1 1 4 2 3 3
80 4 3 1 1 1 4 2 4 3
81 4 5 1 4 2 4 4 4 3
82 1 4 1 1 1 3 3 5 2
83 2 4 1 1 1 5 3 4 5
84 3 3 1 1 1 4 2 3 5
85 2 4 1 1 1 4 3 4 4
86 4 3 1 1 1 4 2 4 4
87 5 3 1 1 1 4 2 5 4
88 2 4 1 1 1 2 3 2 4
89 3 1 4 1 1 4 2 3 3
90 2 5 1 1 1 2 3 2 4
91 3 5 1 1 1 3 4 4 4
92 5 3 1 1 1 4 2 5 4
xliii
Mengenali Komunitas
Organisasi harus
mengenal komunitasny
a
Setiap komunitas memiliki
publiknya sendiri
Harus berpartisipasi
dalam komunitas
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24
93 5 4 1 1 1 4 2 5 4
94 5 5 2 3 2 4 4 4 4
xliv
Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif
Pencapaian sasaran
Strategi alternatif
harus dieksplorasi
Dampak program comunity
Total biaya dari semua
kegiatan non profit
Membutuhkan pengetahuan
No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 5 2 4 5 3 2 3 2 5 5 5 5 5 3 5
2 5 3 2 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 2
3 5 3 4 5 4 5 4 2 5 4 5 5 4 5 4
4 5 2 5 5 4 5 4 2 5 4 4 5 1 2 3
5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 5 2 5 5 5 3
6 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4
7 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4
8 5 3 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5
9 5 2 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 2
10 5 4 5 5 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5
11 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
12 5 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4
13 4 2 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 5 3 2
14 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 3
15 5 3 4 4 4 5 3 3 5 5 4 5 5 5 3
16 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 1
17 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
18 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
19 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
20 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5
21 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
22 5 5 4 4 4 5 4 3 5 3 3 5 4 3 3
23 4 2 4 3 2 4 4 2 4 5 3 5 5 5 2
24 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 3
25 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4
26 5 3 3 5 4 5 4 3 5 5 2 5 5 5 1
27 4 2 4 3 2 4 4 2 4 4 2 4 5 4 2
28 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5
29 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5
30 5 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 3 5 3
31 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 3 5 5 4 3
32 3 1 2 3 4 4 4 1 2 3 2 2 4 4 1
33 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4
34 4 2 4 3 2 4 5 2 4 5 4 4 4 4 2
35 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
36 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3
xlv
Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif
Pencapaian sasaran
Strategi alternatif
harus dieksplorasi
Dampak program comunity
Total biaya dari semua
kegiatan non profit
Membutuhkan pengetahuan
No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
37 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5
38 4 2 4 3 1 4 4 2 4 5 3 4 4 5 2
39 4 1 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 5 1
40 5 2 4 4 3 4 5 2 4 4 4 5 5 5 2
41 5 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5
42 5 2 4 4 3 4 5 2 5 4 4 5 5 5 2
43 5 2 4 4 3 4 5 2 5 5 2 5 2 4 2
44 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
45 5 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 5 4 4 3
46 5 3 4 4 4 5 3 3 5 4 5 5 4 5 3
47 4 2 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2
48 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 3
49 4 2 3 3 5 3 2 2 4 3 4 4 4 4 2
50 4 2 3 2 2 5 2 2 4 3 4 4 4 4 2
51 5 5 4 4 5 5 4 3 5 2 3 5 4 5 3
52 5 2 4 4 4 4 3 2 5 3 4 5 4 4 2
53 5 2 4 4 4 5 4 2 5 4 4 5 3 5 2
54 4 2 4 3 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2
55 4 2 3 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 2
56 3 1 2 3 2 5 2 1 2 4 4 2 4 3 1
57 4 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 5 5 4 2
58 3 1 2 2 5 4 2 1 3 3 4 2 5 4 1
59 4 2 3 2 5 5 3 2 4 3 5 4 5 5 2
60 3 1 2 2 1 4 4 1 3 3 4 2 3 5 1
61 3 1 2 2 3 4 1 1 3 1 2 3 2 5 1
62 1 1 2 5 4 4 2 1 1 3 3 2 3 3 1
63 4 1 3 2 5 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2
64 5 2 4 4 4 5 1 2 5 3 2 5 3 3 2
65 1 1 1 5 3 5 1 3 5 3 2 5 3 4 1
66 4 1 2 2 3 4 2 1 3 3 4 3 3 5 1
67 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 4 4
68 3 1 2 4 2 5 1 1 2 2 2 2 3 4 1
69 4 1 3 2 2 4 2 2 4 2 3 4 3 3 2
70 4 1 2 2 3 2 1 1 3 1 2 3 2 5 1
71 4 1 3 2 2 3 1 1 4 2 1 4 2 5 1
72 4 2 4 3 2 4 1 2 4 1 2 5 2 2 2
xlvi
Petunjuk untuk program comunity relations yang efektif
Pencapaian sasaran
Strategi alternatif
harus dieksplorasi
Dampak program comunity
Total biaya dari semua
kegiatan non profit
Membutuhkan pengetahuan
No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
73 5 4 5 5 2 5 3 4 5 3 3 5 4 4 5
74 5 2 4 3 3 4 2 2 4 2 4 5 5 4 2
75 4 1 3 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2
76 3 1 2 2 4 1 2 1 3 2 3 2 5 3 1
77 4 1 3 2 4 5 5 1 4 2 3 4 5 4 2
78 4 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 2
79 3 1 2 1 5 3 4 1 3 5 4 2 2 2 1
80 2 1 2 2 5 3 2 1 2 2 3 2 4 3 1
81 5 2 4 4 4 5 5 3 5 2 3 5 5 4 2
82 4 1 3 2 2 5 4 2 4 2 1 4 3 5 2
83 4 1 3 2 4 4 2 1 4 2 3 4 1 3 2
84 2 1 2 3 2 5 1 1 2 1 5 2 2 2 1
85 4 2 3 2 2 2 5 2 4 1 2 4 4 5 2
86 1 1 1 4 2 3 1 1 1 4 4 1 2 2 1
87 4 1 2 2 2 1 2 1 3 2 3 3 4 3 1
88 4 2 4 3 2 4 4 2 4 1 4 4 2 5 2
89 1 1 1 3 2 5 2 1 1 4 4 1 2 2 1
90 4 2 4 3 2 4 4 2 4 1 2 4 4 5 2
91 5 2 4 4 3 4 5 2 4 2 3 5 5 4 2
92 3 1 2 1 2 4 4 1 3 1 4 2 2 5 1
93 4 1 2 2 2 4 5 1 4 2 3 4 5 4 1
94 5 2 4 4 4 5 4 3 5 1 4 5 1 5 2
xlvii
Berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi
dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pertemuan informal
Pembuatan Iklan di Media
Massa
Publikasi Internal
Open House
No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
1 5 4 5 5 2 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 5
2 5 2 5 5 4 5 3 5 1 2 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5
3 5 5 4 4 2 5 3 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 3 4 5 5 4 5 5
4 5 2 5 3 5 5 3 5 5 2 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 5 5 5
5 5 2 5 4 4 4 2 5 5 4 4 5 2 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4
6 5 2 4 4 5 5 2 5 3 1 4 5 2 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5
7 5 2 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 2 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4
8 5 5 4 5 3 5 3 5 5 2 3 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5
9 5 2 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 1 4 5 5 5 1 5 5 4 5 3 4
10 5 2 4 5 3 5 2 5 5 2 5 5 2 3 4 5 5 4 5 4 5 5 2 5
11 4 3 5 5 3 5 2 5 5 5 5 5 3 3 3 5 3 4 4 5 5 5 5 5
12 5 2 5 5 5 5 2 5 4 2 5 5 2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
13 5 1 5 5 2 1 1 5 4 1 4 4 1 2 2 4 3 2 4 4 4 5 5 3
14 5 2 5 4 4 4 2 5 4 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4
15 5 2 5 4 3 4 2 5 5 1 3 4 1 2 2 5 2 3 5 4 4 5 5 4
16 5 5 5 5 2 5 2 5 5 5 5 4 3 3 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5
17 5 3 5 5 3 5 2 5 5 1 5 5 3 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5
18 5 2 5 5 3 5 2 5 4 5 4 5 2 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5
19 5 4 4 5 4 5 2 5 5 1 5 5 3 3 3 5 5 4 5 4 5 4 3 5
20 5 3 4 5 4 5 2 5 4 1 5 5 3 3 3 5 4 4 4 3 5 4 5 5
21 5 4 4 5 3 5 2 5 4 4 3 5 3 3 3 5 5 4 5 3 5 5 3 5
22 5 2 5 4 3 4 2 4 4 2 5 5 1 4 5 5 1 3 5 3 4 5 5 4
23 5 1 5 5 2 2 2 5 5 4 3 4 1 1 2 4 5 2 5 3 4 5 3 3
24 5 2 5 4 3 4 2 4 3 2 3 5 1 4 3 5 3 3 5 5 4 4 5 4
25 5 2 5 5 5 5 2 4 5 2 3 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5
26 5 5 5 2 5 5 3 3 5 5 5 4 4 3 3 5 2 3 3 4 5 4 5 5
27 5 1 5 5 2 2 1 3 4 2 2 4 1 2 2 4 4 2 5 4 4 3 3 3
28 5 4 5 5 4 5 2 5 4 5 5 4 3 3 3 5 5 4 5 5 5 5 4 5
29 5 2 5 5 1 5 2 5 4 3 3 5 3 3 4 5 4 4 5 3 5 5 4 5
30 3 2 2 4 3 4 2 4 5 5 5 4 1 2 3 5 5 3 3 4 4 2 5 4
xlviii
Berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi
dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pertemuan informal
Pembuatan Iklan di Media
Massa
Publikasi Internal
Open House
No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
31 4 2 4 4 4 4 2 5 5 3 2 5 1 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 4
32 4 1 4 3 1 5 2 4 3 3 5 1 1 1 1 1 2 1 4 2 2 4 4 3
33 5 2 5 5 4 5 2 5 4 3 2 5 2 5 4 5 4 5 5 3 5 5 4 5
34 2 1 5 5 2 2 1 5 5 4 5 4 1 1 2 4 3 2 5 4 4 4 5 3
35 4 2 5 5 4 5 2 5 3 3 5 5 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5
36 5 2 5 4 4 4 2 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4
37 5 2 4 5 2 5 2 4 4 2 5 5 2 3 4 5 3 4 5 4 5 4 4 5
38 5 1 5 5 2 1 1 5 4 1 5 4 1 2 2 3 5 2 5 3 4 5 3 3
39 4 1 2 4 1 3 1 5 3 2 5 3 1 1 1 2 5 1 4 4 3 3 4 5
40 4 2 4 2 2 2 2 5 5 3 4 4 1 2 2 4 2 2 1 2 4 3 4 3
41 1 2 4 5 4 5 2 5 4 3 5 5 2 5 4 5 5 4 2 4 5 5 5 5
42 4 2 5 2 3 2 2 5 4 3 4 4 1 2 2 4 4 2 4 2 4 3 4 4
43 3 2 4 2 3 2 2 5 5 2 5 4 1 2 2 4 2 2 1 2 4 3 4 4
44 3 2 4 4 5 5 2 5 3 1 4 5 2 4 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5
45 3 2 5 4 4 4 2 5 3 2 5 5 2 4 5 5 4 3 5 5 4 5 4 4
46 3 2 4 4 3 4 2 4 4 3 2 4 1 4 3 5 5 3 3 4 4 2 4 4
47 3 1 4 5 2 2 1 2 4 3 2 4 1 1 2 4 2 2 1 2 4 2 5 3
48 5 2 5 4 3 4 2 5 5 2 2 4 1 4 3 5 5 3 4 2 4 4 4 4
49 4 1 4 5 2 5 1 5 4 1 4 3 1 2 2 3 4 2 4 4 4 1 5 2
50 4 1 5 4 2 5 1 5 5 1 4 3 1 2 2 3 5 2 5 5 4 4 4 2
51 3 2 4 4 5 4 2 5 5 2 4 5 2 4 4 5 4 5 1 4 4 3 1 4
52 4 2 4 2 3 2 2 5 1 3 4 4 1 2 2 4 5 2 4 5 4 3 3 4
53 4 2 3 3 3 3 2 4 5 3 2 4 1 2 2 4 4 3 3 3 4 2 1 4
54 3 1 4 5 2 2 1 5 4 4 3 4 1 2 2 4 5 2 3 2 4 5 3 3
55 4 1 5 5 2 5 1 4 5 1 1 3 1 2 2 3 4 2 3 2 4 5 3 3
56 3 1 5 3 1 5 2 4 2 2 3 1 3 1 1 5 2 1 1 2 2 3 2 3
57 3 1 4 5 2 2 1 2 5 3 4 4 1 1 2 4 2 2 4 4 4 5 4 3
58 3 1 5 3 1 5 1 5 2 3 3 2 3 1 1 2 2 1 1 2 3 3 2 5
59 5 1 5 4 2 5 1 4 4 3 3 3 1 2 2 3 5 2 3 3 4 3 3 2
60 3 1 4 3 1 5 1 5 3 1 4 2 1 1 1 2 3 1 2 3 3 5 5 5
61 2 1 3 3 1 5 1 3 3 1 3 2 1 1 1 2 3 1 2 2 3 3 2 4
xlix
Berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi
dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pertemuan informal
Pembuatan Iklan di Media
Massa
Publikasi Internal
Open House
No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
62 3 1 3 2 1 4 2 3 2 2 3 1 3 1 1 5 2 1 1 2 2 3 2 3
63 3 1 4 4 2 4 1 3 3 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 4 3 5 5 2
64 4 2 3 3 3 3 2 2 5 1 2 4 1 2 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4
65 3 1 2 1 5 4 1 2 4 1 3 1 1 2 1 5 2 1 1 2 1 3 2 3
66 3 1 4 4 1 4 1 2 5 2 2 2 2 1 1 2 1 1 4 5 3 2 5 5
67 3 2 4 5 3 5 2 3 1 3 2 5 2 5 4 5 1 5 5 5 5 5 4 5
68 2 1 3 3 1 5 2 3 5 4 2 2 2 1 1 1 4 1 3 4 2 2 5 3
69 4 1 4 4 1 4 1 2 4 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1
70 2 1 3 4 1 4 1 3 1 1 2 2 1 1 1 2 5 1 4 2 3 4 3 5
71 3 1 3 4 1 4 1 3 4 1 4 3 2 1 1 2 4 1 4 4 3 1 5 5
72 2 1 4 5 2 2 1 3 4 2 4 4 1 1 2 4 4 2 5 5 4 4 4 3
73 2 2 5 5 1 5 2 4 2 3 4 5 2 5 4 5 2 4 1 4 5 3 1 5
74 3 2 1 5 2 2 2 5 1 1 4 4 1 1 2 4 4 2 4 5 4 3 3 3
75 4 1 3 4 2 5 1 4 2 2 2 3 1 1 2 2 4 1 3 3 3 2 1 2
76 3 1 4 3 1 4 1 2 1 3 3 2 1 1 1 1 5 1 3 2 2 5 3 4
77 2 1 4 4 1 4 1 2 2 3 1 3 1 1 1 2 1 1 3 2 3 5 3 2
78 4 1 3 5 2 3 1 3 2 3 3 4 1 2 2 3 2 2 1 2 4 3 2 3
79 4 1 4 3 1 2 1 1 1 2 4 2 1 1 1 1 2 1 4 4 2 5 4 3
80 4 1 2 2 1 4 5 3 2 1 3 1 3 1 1 5 2 1 1 2 2 3 2 5
81 4 2 2 3 3 3 2 5 2 1 3 4 1 2 2 4 5 3 3 3 4 3 3 4
82 5 1 3 4 2 3 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 3 2 2 3 4 5 5 2
83 4 1 2 4 1 4 1 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 1 2 2 3 3 2 1
84 3 1 1 2 1 3 2 2 3 1 3 1 1 1 1 3 2 1 4 1 2 4 4 4
85 5 1 1 5 2 5 1 5 1 2 2 3 1 2 2 3 5 2 3 2 4 3 3 2
86 4 1 4 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 4 2 1 1 2 2 2 1 3
87 3 1 2 4 1 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 5 4 3 5 4 4
88 5 1 5 5 2 1 1 4 1 1 2 4 1 2 2 3 1 2 1 2 4 5 4 3
89 4 1 4 2 1 2 1 1 2 2 3 1 3 1 1 5 2 1 1 2 1 3 2 1
90 5 1 4 5 2 1 1 4 1 3 2 4 1 2 2 3 2 2 3 3 4 5 3 3
91 4 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 4 1 2 2 4 4 2 3 4 4 2 5 3
92 5 1 4 3 1 2 1 3 3 1 5 2 2 1 1 1 3 1 2 3 2 2 5 3
l
Berkomunikasi dengan komunitas
Perusahaan terbuka terhadap komunitas
Karyawan berkomunikasi
dengan komunitas
Perusahaan berkomunikasi
Organisasi lokal
Pertemuan informal
Pembuatan Iklan di Media
Massa
Publikasi Internal
Open House
No 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
93 2 1 4 4 1 4 1 2 2 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1
94 4 2 5 3 3 3 2 5 4 5 3 4 1 2 2 4 5 3 2 5 4 4 3 4
li
Curriculum Vitae
A. Data Pribadi
Nama : Muhammad Laskar Arif
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Bandar Lampung, 5 Desember 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Status perkawinan : Lajang
Tinggi, berat badan : 172 cm, 60 kg
Agama : Islam
Alamat lengkap : Taman Buah Puri Permata Blok DV/4
Cipondoh, Tangerang
Nomor Handphone : 082222260095
E-mail : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 2002 – 2008 : SDI Al-Ikhlas
2. 2008 – 2011 : SMPN 100 Jakarta
3. 2011 – 2014 : SMAN 33 Jakarta
4. 2014 - Sekarang: Program Diploma (D-III) Public Relations
Universitas Negeri Jakarta
C. Pengalaman Organisasi
1. Osis SMPN 100 Jakarta
2. Ketua MPK SMAN 33 Jakarta
3. Hima Humas UNJ sebagai staff Departemen Eksternal
4. BEM Prodi DIII Humas UNJ sebagai Kepala Departemen Eksternal