Tugas
-
Upload
darmayanti-wulan-datika -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Tugas
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
IBU DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATALCARE DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBUT KABUPATEN
BANJAR KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013
Di susun oleh :
DARMAYANTI WULANDATIKA
(KELAS BANJARMASIN)
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA (URINDO)
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan ibu di Indonesia menurut Manuaba (2007),
masih merupakan masalah besar untuk kita saat ini. World Health
Organization (WHO) cit Manuaba (2007) memperkirakan kematian yang
berkaitan dengan proses reproduksi seluruh dunia pada tahun 2007 adalah
585.000 kematian maternal. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia
terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009),
tetap tertinggi di antara negara ASEAN lainnya, menurut Data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu
(AKI) melonjak drastis dari 228/100.000 kelahiran hidup tahun 2007
menjadi 359/100.000 kelahiran hidup, sedang Angka Kematian Bayi
(AKB) hanya turun sedikit, dari 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007
menjadi 32/1000 kelahiran hidup. Angka kematian merupakan indikator
peka untuk menerangkan keadaan dari derajat kesehatan di suatu
masyarakat. AKI dan AKB dapat mencerminkan masalah kesehatan,
diantaranya pelayanan ibu dan bayi, keadaan sosial ekonomi dan lain lain.
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), adalah dengan cara pendekatan
2
pelayanan ibu dan anak di tingkat dasar dan rujukan yang pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis “empat pilar safe mother hood”, pada
pilar kedua adalah asuhan Antenatal yang sangat penting karena dapat
memantau perkembangan kehamilan dan mendeteksi kelainan atau
komplikasi yang menyertai kehamilan secara dini dan ditangani secara
cepat dan benar, sehingga dapat mengurangi risiko kesakitan bahkan
kematian (Saifuddin, 2002).
Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian
maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu
perdarahan 28 persen. Sebab lain, yaitu eklampsi 24 persen, infeksi 11
persen, partus lama 5 persen, dan abortus 5 persen. Data IBI (Ikatan Bidan
Indonesia) menyebutkan penyebab AKI diantaranya adalah “4 terlalu“ dan
“3 terlambat“. Empat terlalu antara lain terlalu muda (usia kurang dari 20
tahun), terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun), terlalu sering (jarak antar
kelahiran kurang dari 2 tahun), atau terlalu banyak. Sedangkan 3 terlambat
antara lain terlambat mengenali tanda bahaya dalam memutuskan dirujuk
ke fasilitas kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta
terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan (Saminem,2010).
Keterlambatan ini biasanya tidak terdeteksi sejak awal karena
asuhan Antenatal yang tidak teratur, sehingga menyebabkan kemungkinan
melahirkan dengan selamat menjadi lebih kecil (Saifuddin, 2002).
Penyebab kematian maternal lain menurut Prawirohardjo (2005)
merupakan suatu hal yang kompleks, yang dapat dikategorikan menjadi
3
beberapa faktor seperti reproduksi, komplikasi obstetrics, pelayanan
kesehatan, dan sosioekonomi. Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak
perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat dicegah
melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan kehamilan, pemberian
gizi yang memadai dan lain-lain.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) merupakan kunjungan ibu
hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap
kunjungan Antenatal Care (ANC) petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine,
serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, dkk, 2002).
Antenatal Care sebagai salah satu upaya penapisan awal dari faktor
risiko kehamilan. Menurut WHO pemeriksaan kehamilan selama
kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Pentingnya pelayanan ANC karena setiap
kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. (Winkjosastro, 2006).
Pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik
antara tenaga kesehatan dan wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat
mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan.
4
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik baiknya fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal,
tidak hanya fisik akan tetapi juga mental (Departemen Kesehatan RI,
2009).
Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat
dilihat dari cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan
kesehatan antenatal dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna pelayanan
antenatal. Setiap wanita hamil menurut Saminem (2010) memerlukan
minimal empat kali kunjungan selama kehamilan yaitu satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.
Kunjungan juga dapat dilakukan bila ibu hamil mengalami masalah,
menunjukkan tanda-tanda bahaya, atau merasa khawatir ibu dapat
sewaktu-waktu datang ke tenaga kesehatan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi
pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
dengan judul Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Melakukan Pemeriksaan Antenatal Di Puskesmas Dono Kecamatan
Sendang Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian menunjukkan sebagian
besar (70%) responden patuh dalam melakukan ANC. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
hamil melakukan ANC adalah pengetahuan tentang ANC, sikap terhadap
ANC, fasilitas di puskesmas dan kepuasan terhadap pelayanan di
5
puskesmas. Faktor pengetahuan, sikap, fasilitas, dan tindakan seluruhnya
berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan ANC
(Rahmawati, 2012).
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar didapatkan bahwa
ada empat variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan ANC yaitu
pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga, dan sikap petugas
(Rauf, 2013). Penelitian lainnya yang dilakukan Kasim (2006) didapatkan
hasil ada hubungan bermakna antara kehamilan, pendidikan, ekonomi,
informasi dan rumor dengan seluruh ibu bersalin terhadap rendahnya
cakupan K4.
Penelitian yang dilakukan oleh Asta (2010) yang berjudul Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Hamil Trimester III Terhadap
Kepatuhan Untuk Antenatal Care Di BPS Istri Yuliani Ngaglik Sleman
Yogyakarta, didapatkan hasil bahwa faktor usia, pendidikan, pengetahuan,
paritas, dukungan, fasilitas, petugas dan jarak mempengaruhi kunjungan
ibu hamil trimester III terhadap kepatuhan untuk ANC.
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan Provinsi di Indonesia
yang memiliki Angka Kematian Bayi yaitu sebesar 44 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2012. Jumlah kematian bayi di Provinsi Kalimantan
Selatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012 selalu mengalami peningkatan,
yaitu sebanyak 509 orang pada tahun 2008, 521 orang pada tahun 2009,
611 orang pada tahun 2010, 718 orang pada tahun 2011, dan 816 orang
6
pada tahun 2012. Dari data jumlah kematian bayi di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2012 sebanyak 816 kasus, didapatkan data bahwa
Kabupaten Banjar merupakan Kabupaten yang menyumbangkan jumlah
kematian bayi terbesar, dibandingkan 12 kabupaten/kota lainnya yang ada
di Kalimantan Selatan yaitu sebanyak 121 orang, selain itu kasus kematian
bayi dari tahun 2011 hingga 2012 di Kabupaten Banjar juga mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 85 orang pada tahun 2011 naik menjadi 121
orang pada tahun 2012 (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan,
2013).
Jumlah kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun
2009 hingga tahun 2012 selalu mengalami peningkatan, menurut data
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2013), didapatkan bahwa
jumlah kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2009 yaitu
sebanyak 94 orang, pada tahun 2010 sebanyak 111 orang, tahun 2011
sebanyak 120 orang dan pada tahun 2012 jumlah kematian ibu sebanyak
123 orang. Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten yang
menyumbangkan kasus kematian ibu terbesar kedua di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 14 kasus, dan juga
didapatkan data bahwa dari tahun 2011 hingga tahun 2012 jumlah
kematian ibu di Kabupaten Banjar mengalami peningkatan yaitu sebanyak
12 orang pada tahun 2011 menjadi 14 orang pada tahun 2012 (Dinas
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2013).
7
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia tahun 2012 sebesar
87,37% yang berarti belum mencapai target renstra 2012 yang sebesar
90%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi di antaranya
(36,4%) yang telah mencapai target tersebut. Provinsi Kalimantan Selatan
termasuk provinsi yang belum mencapai target renstra dengan cakupan
kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2012 sebesar 82,08%. Untuk Cakupan
K1 di Kabupaten Banjar tahun 2012 sebesar 86,74%, dan K4 sebesar
82,49%, dengan demikian tingkat pencapaian yang diperlihatkan untuk K4
masih perlu ditingkatkan lebih lanjut sehingga bisa mendukung penurunan
tingkat kematian ibu, K1 dan K4 akan berperan penting dalam mendeteksi
secara dini berbagai permasalahan selama masa kehamilan (Data dan
Informasi Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh
peneliti pada bulan Januari di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut diperoleh
data jumlah ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 854 orang dengan
cakupan kunjungan K1 sebanyak 840 orang (98,36%) dan K4 sebanyak
684 orang (80,09%), sedangkan pada tahun 2012 didapatkan data jumlah
ibu hamil sebanyak 879 orang dengan cakupan K1 sebanyak 860 orang
(97,8%) dan cakupan K4 sebanyak 644 orang (73,3%), sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2012 cakupan K4 di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, yaitu
sebesar 6,79%.
8
Dengan adanya data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambut Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Cakupan K4 pada tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2011, diperoleh data jumlah ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak
854 orang dengan cakupan kunjungan K1 sebanyak 840 orang (98,36%)
dan K4 sebanyak 684 orang (80,09%), sedangkan pada tahun 2012
didapatkan data jumlah ibu hamil sebanyak 879 orang dengan cakupan K1
sebanyak 860 orang (97,8%) dan cakupan K4 sebanyak 644 orang
(73,3%), sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 cakupan K4
di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2011, yaitu sebesar 6,79%.
1. Pertanyaan Penelitian
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
a. Apakah paritas berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
9
b. Apakah umur berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
c. Apakah pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
d. Apakah pendidikan berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
e. Apakah sikap berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
f. Apakah pekerjaan berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
g. Apakah keterjangkauan berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
h. Apakah dorongan petugas kesehatan berhubungan dengan
kepatuhan ibu dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013.
10
i. Apakah dorongan keluarga berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
j. Apakah pelayanan ANC berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
k. Apakah faktor dominan yang paling berhubungan dengan
kepatuhan ibu dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013
2. Tujuaan Khusus :
a. Mengetahui hubungan paritas dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
b. Mengetahui hubungan umur dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
11
c. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
d. Mengetahui hubungan pendidikan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
e. Mengetahui hubungan sikap dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
f. Mengetahui hubungan pekerjaan dengan kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
g. Mengetahui hubungan keterjangkauan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013.
h. Mengetahui hubungan dorongan petugas kesehatan dengan
kepatuhan ibu dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013.
i. Mengetahui hubungan dorongan keluarga dengan kepatuhan
ibu dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja
Puskesmas Gambut Tahun 2013.
12
j. Mengetahui hubungan pelayanan ANC dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut Tahun 2013
k. Mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan
kepatuhan ibu dalam melakukan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif :
Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pengembangan program
kesehatan ibu dan anak khusus nya dalam meningkatkan cakupan
kunjungan K1 dan K4 di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
2. Manfaat Teoritis :
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu kesehatan ibu dan anak, terutama dalam Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
13
BAB II
KERANGKA TEORI
A. KERANGKA TEORI
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Teori Perilaku Menurut Green, WHO, Anderson dalam Notoadmodjo 2010
14
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan2. Sikap3. Keyakinan4. Nilai5. Tradisi6. Paritas
Faktor Pemungkin :
7. Sosial Budaya8. Sosial ekonomi9. Lingkungan10. Jarak tempuh11. Ketersediaan
fasilitas12. Kualitas
Pelayanan 13. Keterjangkauan
Pelayanan
Faktor Penguat :
13. Petugas kesehatan
14. Keluarga(Lawrence G)
Perilaku
2. Jenis kelamin
3. Umur
1. Pengetahuan2. Kepercayaan3. Sikap4. Orang penting
sebagai referensi5. Sumber-sumber
daya(WHO)
4. Pendidikan5. Pekerjaan6. Suku/ras
(Anderson)
1. Keyakinan
BAB III
KERANGKA KONSEP,
VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAL, HIPOTESIS
A. KERANGKA KONSEP
Variabel Independent
Variabel dependent
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati (Sugiyono, 2002). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor yang terdiri dari pengetahuan, umur, paritas,
pekerjaan, sikap, pendidikan, dorongan petugas, dorongan keluarga,
keterjangkauan, pelayanan ANC dan untuk variabel dependent adalah
kepatuhan ibu dalam melakukan Antenatal Care.
15
1. Paritas2. Umur3. Pengetahuan4. Pendidikan5. Sikap6. Pekerjaan7. Keterjangkauan
Pelayanan8. Dorongan petugas9. Dorongan keluarga10. Pelayanan ANC
Kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan
Antenatal Care
C. DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi Operasional CaraPengukuran
Alat Pengukuran
Hasil Ukur Skala
Variabel Dependent
1. Kepatuhan ibu hamil dalam melakukan Antenatal Care
Kunjungan responden untuk memeriksakan kehamilan nya minimal 4 kali selama kehamilan sesuai dengan standar ketentuan yaitu minimal 1 kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimenster 2, minimal 2 kali pada trimester 3
Wawancara dan mempelajari register/buku KIA lalu mencatat hasilnya
Buku register ibu, dan kuesioner
Patuh : minimal 4 kali, atau lebih dari 4 kali , dan memenuhi kriteria yaitu minimal 1 kali trimester 1, 1 kali trimester 2, 2 kali trimeter 3
Tidak patuh : kurang dari 4 kali, atau lebih 4 kali tapi tidak sesuai aturan yaitu minimal 1 kali trimester 1, 1 kali trimester 2, 2 kali trimeter 3
Ordinal
Variabel Independent
1. Umur lama waktu hidup responden sejak dilahirkan sampai dengan saat dilaku- kannya penelitian
Wawancara dan melihat dan mencatat hasil dari buku register ibu
Buku register ibu, dan kuesioner
Berisiko : < 20 tahun dan > 35 tahun
Tidak berisiko: 20-35 tahun
Ordinal
16
2. Paritas Jumlah anak yang dilahirkan responden
Wawancara dan melihat dan mencatat hasil dari buku register ibu
Buku register ibu, dan kuesioner
Berisiko : Paritas 1 dan Paritas >3
Tidak berisiko : Paritas 2-3
Ordinal
3. Pengetahuan Jawaban responden terhadap pertanyaan tentang antenatal care
Wawancara Kuesioner terdiri atas 10 pertanyaan
Tinggi : jika jawaban benar ≥ 7
Rendah : jika jawaban benar < 7
Ordinal
4. Pendidikan Adalah sekolah formal yang ditamatkan oleh responden
Wawancara dan melihat dan mencatat hasil dari buku register ibu
Buku register ibu, dan kuesioner
Rendah : ≤ SMP
Tinggi : > SMP
Ordinal
5. Sikap pendapat atau pernyataan responden tentang antenatal care
Wawancara K uesioner terdiri atas 9 pertanyaan
- Positif jika jawaban ya sebanyak ≥ 6
-Negatif jika jawaban ya sebanyak < 6
Ordinal
6. Pekerjaan kegiatan responden yang mendatangkan
Wawancara dan melihat dan
Buku register ibu, dan kuesioner
- Bekerja
-Tidak Bekerja
Nominal
17
penghasilan selain sebagai ibu rumah tangga
mencatat hasil dari buku register ibu
7. Dorongan keluarga
Pendapat responden tentang peranan keluarga dalam melakukan antenatal care
Wawancara Kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak
Ada : jika terdapat 4 jawaban ya
Tidak ada : jika < 4 jawaban ya
Nominal
8. Dorongan petugas kesehatan
Pendapat responden tentang peranan petugas dalam melakukan antenatal care
Wawancara Kuesioner terdiri dari 2 pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak
Ada : jika terdapat 2 jawaban ya
Tidak ada : jika tidak terdapat jawaban ya atau salah satu jawaban ya
Nominal
9. Keterjangkauana. waktu Lama (menit) yang
dibutuhkan responden untuk menuju tempat pelayanan kesehatan
Wawancara Kuesioner terdiri dari 1 pertanyaan
Terjangkau apabila < 30 menit
Tidak terjangkau > 30 menit
Ordinal
b. transportasi
Transportasi yang dibutuhkan responden untuk menuju tempat pelayanan kesehatan
Wawancara Kuesioner terdiri dari 3 pertanyaan
Terjangkau
Tidak terjangkau
Ordinal
18
c. jarak jarak yang dibutuhkan responden untuk menuju tempat pelayanan kesehatan
Wawancara Kuesioner terdiri dari 1 pertanyaan
Terjangkau apabila < 1 km
Tidak terjangkau apabila > 1 km
Ordinal
10. Pelayanan Antenatal
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal 7 T
Mempelajari register/buku KIA lalu mencatat hasilnya
Buku register ibu/buku KIA
Baik :Apabila pelayanan kesehatan selama kehamilan mendapatkan pelayanan sesuai standar 7 T
Kurang baik :Apabila pelayanan kesehatan selama kehamilan mendapatkan pelayanan tidak lengkap atau tidak sesuai standar 7 T
Nominal
D. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Ada Hubungan Umur Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan
Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
19
2. Ada Hubungan Paritas Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan
Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
3. Ada Hubungan Pendidikan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan
Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
4. Ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Melakukan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
Tahun 2013
5. Ada Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan
Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
6. Ada Hubungan Pekerjaan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Melakukan
Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut Tahun 2013
7. Ada Hubungan Keterjangkauan Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Melakukan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
Tahun 2013
8. Ada Hubungan Dorongan Petugas Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Melakukan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
Tahun 2013
9. Ada Hubungan Dorongan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Melakukan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
Tahun 2013
10. Ada Hubungan Pelayanan ANC Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Melakukan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
Tahun 2013
20
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif analitik.
Pada penelitian deskriptif analitik peneliti tidak hanya mendeskripsikan
saja tapi juga akan menganalisa hubungan antar variabel. Dalam hal ini
penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi
kepatuhan ibu dalam antenatal care di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut
Tahun 2013 (Setiawan, 2010)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain cross
sectional yaitu metode pengambilan data yang dilakukan dalam waktu
bersamaan, dan peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran
variabel pada satu waktu tertentu saja. Pengukuran variabel tidak hanya
terbatas harus tepat satu waktu bersamaan, namun mempunyai makna
bahwa setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa tidak
dilakukan tindak lanjut ataupun pengulangan pengukuran. (Setiawan,
2010).
B. LOKASI PENELITIAN
Tempat penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
22
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang
menyangkut masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bersalin pada bulan
Oktober hingga Desember 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut sebanyak 188 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2007). Pada penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan total populasi yaitu menggunakan semua populasi
yang ada. Sampel yang digunakan adalah semua ibu yang
melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Gambut pada bulan
Oktober hingga Desember 2013 sebanyak 188 orang.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer atau yang sering disebut sebagai
data tangan pertama atau first hand of information adalah sumber
informasi yang langsung berasal dari yang mempunyai wewenang dan
bertanggung jawab terhadap data tersebut (Notoatmodjo, 2005). Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner, sedangkan
data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang kesesuaian
23
kunjungan antenatal yang dilakukan ibu hamil diperoleh dari register
kohort ibu dan buku KIA ibu.
Penelitian ini akan dibantu oleh 2 orang asisten yaitu Yulisa, dan
Siti Titin, dengan latar belakang D3 Kebidanan. Pengendalian kualitas
penelitian dengan cara melatih para asisten penelitian yang terdiri dari 2
orang tersebut sebelum melakukan pengambilan data, terlebih dahulu juga
akan dilakukan apersepsi atau penyamaann persepsi antara peneliti dan
para asisten tentang penelitian yang akan dilakukan, dan saat penelitian
dilakukan peneliti akan melakukan pengecekan dilapangan dengan
menggunakan sistem uji petik dengan mengambil beberapa responden
secara acak untuk dilakukan pengecekan.
E. INSTRUMEN ATAU ALAT PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat ukur data yang digunakan oleh
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002). Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan
yang sudah tersusun baik sudah matang dimana responden atau ibu hamil
(dalam hal angket) dan interview (dalam hal wawancara) tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu, untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam
melakukan Antenatal Care.
F. Uji Validitas dan Reabilitas
24
Dalam penelitian, alat ukur memegang peranan penting untuk
memperoleh informasi yang tepat dan relevan. Instument dikatakan baik
apabila memenuhi 2 syarat yaitu valid dan reliabel. Instument yang valid
berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur (Sugiyono, 2002)
Uji validitas akan dilakukan di Puskesmas Ulin dengan
menggunakan 10 responden. Untuk melakukan uji validitas, metode yang
kita lakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir
pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Perhitungan ini
dapat dilakukan dengan bantuan program software komputer dengan
rumus korelasi produt momen yaitu
Data hasil uji coba kuisoner dianalisis dengan memanfaatkan
program software komputer dengan pedoman apabila nilai r hitung lebih
besar nilai r tabel maka item pertanyaan valid dan apabila r hitung lebih
kecil nilai r tabel maka item pertanyaan tidak valid dan tidak dapat
digunakan untuk penelitian.
Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukkan bahwa
instrumen tersebut konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala
25
yang sama. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan bantuan program
software komputer dengan model Alpha Cronbach yaitu :
ri =
St2 = ∑Xt - (∑Xt)2
n n2
St2 = JK - JKs
n n2
Menurut Djemarisuatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai
alpha minimal 0,7 sehingga untuk mengetahui suatu instrumen reliabel
atau tidak kita tinggal melihat besarnya nilai alpha (Riwidikdo, 2007)
G. RENCANA PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Pengolahan data terdiri dari beberapa langkah yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Pengolahan Data
a. Penyuntingan (Editing)
Mengkaji dan meneliti data tentang antenatal care yang telah
terkumpul apakah sudah baik dan sudah dapat dipersiapkan
untuk proses berikutnya
b. Coding
Memberi kode pada masing-masing data yang digunakan
secara numerik.
c. Tabulating
26
Memasukkan data dalam tabel bantu, kemudian dianalisis yaitu
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca.
H. Teknik Analisisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menganalisa tiap-tiap
variabel yang ada dengan cara membuat distribusi frekuensi untuk
mengetahui karateristik dari subyek penelitian, faktor-faktor, dan
kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan Antenatal Care.
Hasilnya disajikan dalam distribusi frekuensi setiap variabel
penelitian.
2. Analisis Bivariat
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi
square, dengan tingkat kepercayaan 95% dan p (signifikasi) < 0,05.
Untuk melihat faktor-faktor yang memepengaruhi kepatuhan ibu
dalam melakukan kunjungan Antenatal Care karena skala data
ordinal dan nominal maka dianalisis menggunakan uji statistic chi
kuadrat (X2) dengan rumus sebagai berikut.
Rumus chi square yaitu :
Keterangan :
X2 = Chi square
27
Fo = Frekuensi yang diperoleh
Fh = frekuensi yang diharapkan
Jika p-value < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, jadi
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan. Sebaliknya jika
p-value > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak
ada hubungan yang signifikan. Tingkat kekuatan hubungan antara
variabel digunakan perhitungan statistik dengan bantuan program
paket statistik.
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara 2 variabel
maka dilakukan uji koefesien kontingensi dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :
X2 : nilai chi square
N : jumlah sampel
C : koefesien korelasi
Besarnya koefesien kontengensi dapat digunakan untuk
memberikan penilaian tingkat kekuatan hubungan 2 variabel
apakah hubungan tersebut kuat atau tidak kuat (Sugiyono,
2007). Nilai koefesien kontingensi (C) berkisar antara 0-1. Jika
C=0 maka tidak ada keterkaitan antara variabel bebas dan
terikat, tapi jika nilai C=1 maka terdapat keterkaitan yang sangat
28
kuat antara keduanya. Jika C>0,5 maka terdapat keterkaitan dan
keterkaitan tersebut dikatakan cukup kuat tetapi bila nilai C<0,5
maka terdapat keterkaitan antara keduanya namun keterkaitan
tersebut lemah (Machfoedz, 2007).
3. Analisi Multivariat
Analisis bivariat hanya akan menghasilkan hubungan antara
dua variabel yang bersangkutan (variabel independent dan variabel
dependent). Untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel
independent dengan variabel dependent, harus dilanjutkan lagi
dengan melakukan analisis multivariate.
Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik untuk
mengetahui variabel independent mana yang lebih erat
hubungannya dengan variabel dependent. Regresi Logistik
merupakan model matematis untuk menganalisis hubungan antara
satu atau beberapa variabel independent yang berjenis katagorik
atau numerik dengan satu variabel dependent yang berjenis
katagorik dichotom (sehat/sakit, hidup/mati).
Persamaan Regresi Logistik
29
Regresi logistik seringkali digunakan untuk mengatasi
permasalahan analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua
atau lebih variabel bebas. Analisis regeresi logistik untuk
menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat
prosedur yang dilakukan terhadap uji regresi logistik apabila
masing-masing variabel bebas dengan hasil menunjukkan nilai p-
value kurang dari 0,25 maka variabel tersebut dapat dilanjutkan
dalam model multivariat.
Analisis multivariat dilakukan untuk mendapatkan model
terbaik. Semua variabel kandidat dimasukkan bersama-sama untuk
dipertimbangkan menjadi model dengan hasil menunjukkan nilai
(p-value < 0,05). Variabel terpilih dimasukkan ke dalam model dan
nilai p yang tidak signifikan dikeluarkan dari model, berurutan dari
nilai p tertinggi. Langkah pemodelan untuk multivariat :
a. Seleksi bivariat variabel independen p value < 0,25 atau
walaupun > 0,25 boleh masuk multivariat kalau secara
substansi merupakan variabel yang sangat penting
b. Memasukkan secara bersamaan seluruh variabel independent
ke model multivariat. Variabel yang p valuenya besar
dikeluarkan dari model multivariat. Ketentuannya: variabel
yang p valuenya < 0,05 yang dapat tetap di model. Variabel
30
yang p valuenya > 0,05 dikeluarkan dari model satu persatu
dimulai dari variabel yang p valuenya terbesar. Bila variabel
yang dikeluarkan tersebut mengakibatkan perubahan besar
koefisien (nilai OR) variable-variabel yang masih ada (berubah
> 10 %), maka variabel tersebut dimasukkan kembali dalam
model. Pemilihan variabel dengan metode ENTER
c. Identifikasi liniaritas untuk variabel independen yang
berbentuk numerik untuk memastikan apakah variabel tersebut
tetap berbentuk numerik atau lebih baik dalam bentuk
katagorik.
d. Uji interaksi sesama variabel independen yang secara substansi
diduga ada interaksi
31