Tugas 3 Explor Greget

82
VzvvzvEksplorasi Tak Langsung - Metode Eksplorasi Geokimia Pengantar Eksplorasi Secara umum pengertian eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan menilai suatu endapan mineral. Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai ekonomis dari bahan galian. Koesoemadinata (1995) berpendapat bahwa eksplorasi adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu keadaan suatu daerah, ruang yang sebelumnya tidak diketahui keadaan suatu objek geologi yang umumnya berupa cebakan mineral. Tujuan dari eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan sejumlah maksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan waktu seminimal mungkin (to find and acquire a maximum number of new economic mineral deposits within a minimum cost and in a minimum time (Baily, 1968 dalam Koesoemadinata1995). Tahapan Eksplorasi Pentahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan untuk meminimalkan kerugian/resiko kegagalan karena eksplorasi merupakan aktivitas yang berisiko tinggi. Pentahapan dalam eksplorasi harus dilakukan sesuai dengan karakteristik tiap endapan mineral untuk mengurangi resiko kegagalan (kerugian) yang lebih besar dalam menemukan endapan mineral tersebut. Setelah suatu tahapan eksplorasi selesai dilakukan, perlu adanya evaluasi untuk pengambilan keputusan yang akan dilakukan selanjutnya. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kegiataneksplorasi adalah : 1. Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metoda dan strategi yang tepat

description

ssasa

Transcript of Tugas 3 Explor Greget

Page 1: Tugas 3 Explor Greget

VzvvzvEksplorasi Tak Langsung - Metode Eksplorasi Geokimia

                                      Pengantar Eksplorasi

Secara umum pengertian eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan menilai suatu endapan mineral.

Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu keterangan mengenai letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai ekonomis dari bahan galian.

Koesoemadinata (1995) berpendapat bahwa eksplorasi adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu keadaan suatu daerah, ruang yang sebelumnya tidak diketahui keadaan suatu objek geologi yang umumnya berupa cebakan mineral.

Tujuan dari eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan sejumlah maksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan waktu seminimal mungkin (to find and acquire a maximum number of new economic mineral deposits within a minimum cost and in a minimum time (Baily, 1968 dalam Koesoemadinata1995).

Tahapan Eksplorasi

Pentahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan untuk meminimalkan kerugian/resiko kegagalan karena eksplorasi merupakan aktivitas yang berisiko tinggi. Pentahapan dalam eksplorasi harus dilakukan sesuai dengan karakteristik tiap endapan mineral untuk mengurangi resiko kegagalan (kerugian) yang lebih besar dalam menemukan endapan mineral tersebut. Setelah suatu tahapan eksplorasi selesai dilakukan, perlu adanya evaluasi untuk pengambilan keputusan yang akan dilakukan selanjutnya.Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kegiataneksplorasi adalah :

1. Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metoda dan strategi yang tepat2. Efisiensi, dengan usaha (biaya dan waktu) yang seminimal mungkin untuk

mendapatkan hasil yang optimal3. Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang diharapkan dengan

memperhitungkan resiko. Hal ini disebabkan karena lebih tinggi resiko maka keuntungan yang dicapai makin berlipat ganda.

Tahap-tahap penting di dalam industri pertambangan suatu endapan bijih meliputi:

Eksplorasi mineral: untuk menemukan tubuh bijih Studi kelayakan: untuk menentukan apakah secara komersial memenuhi Pengembangan tambang: membangun seluruh infrastruktur pada lokasi tambang Penambangan: ekstraksi bijih dari lapisan pembawa bijih Pengolahan mineral: penghancuran dan penggilingan bijih, pemisahan mineral bijih

dari mineral penyerta/pengotor, pemisahan bijih menjadi konsentrat, seperti pada konsentrat tembaga

Pemisahan logam: pengambilan logam dari konsentrat mineral Pemurnian: memurnikan logam dari logam ikutannya Pemasaran: pengiriman produk tambang (konsentrat logam, jika tidak dipisahkan atau

dimurnikan di lokasi tambang) ke pembeli.

Page 2: Tugas 3 Explor Greget

Metode Eksplorasi ( Geokimia )

Pemilihan metode eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan kepastian yang tinggi sehingga dapat dilakukan pada daerah yang terbatas dengan tingkat kegagalan yang rendah.Metoda eksplorasi yang biasa dilakukan dalam kegiatan eksplorasi bahan galian khususnya endapan bijih adalah:

1. Metoda Geokimia2. Metoda Geofisika3. Metoda Geologi

Pengertian eksplorasi geokimia dapat diartikan sebagai penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis pada eksplorasi mineral dengan tujuan agar mendapatkan endapan mineral baru dari logam-logam yang dicari dengan metoda kimia. Metoda tersebut meliputi pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia pada batuan, stream sediment, tanah, air, vegetasi dan udara. Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa dispersi unsur di atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan menunjukkan mineralisasi yang ekonomis. Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah:

Menemukan dan melokalisir tubuh mineralisasi Menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari tubuh mineralisasi Mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi mineralisasi, dan

melacak batuan sumber.

Pemilihan metoda geokimia yang ada didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Biaya Tahap eksplorasi Karakter Terrain ( Permukaan ) Target jenis mineral, ukuran Sejarah eksplorasi Geomorfologi

Beberapa macam metoda geokimia yang dapat dilakukan adalah :

1. Lithogeochemistry, terbagi atas : Sedimen sungai dan Batuan2. Hydrogeochemistry3. Biochemistry/Geobotany4. Atmogeochemistry/Gas Surveys

Metode Sedimen Sungai

Beberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah:

Page 3: Tugas 3 Explor Greget

Dipakai dalam eksplorasi tahap awal (regional geochemical reconnaissance) diareal yang luas

Menangkap dispersi geokimia sekunder di sepanjang aliran sungai Keuntungan: mampu menjangkau daerah yang luas dalam waktu yang singkat, jumlah

conto yang relatif sedikit, dan biaya yang relatif murah.

Beberapa metoda yang dilakukan dalam metoda sedimen sungai adalah:

Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS), yaitu mengambil fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan saringan berukuran -80#. Tujuan dari metoda ini adalah menangkap butiran emas dan base metal berukuran halus. 

  Pengambilan conto sedimen sungai aktif ( Freeport, Irian Jaya)

Konsentrat dulang (pan concentrate, PC) yaitu mengambil fraksi mineral berat dalam sedimen sungai dengan cara mendulang dengan tujuan menangkap emas berbutir kasar dan mineral berat lainnya. Dapat dilihat seperti gambar di bawah ini : 

       Geologist mengambil sampel dulang (pan concentrate)

Bulk Leach Extractable Gold (BLEG), semua fraksi sedimen diambil tanpa terkecuali. Tujuannya untuk menangkap semua butiran emas dan mampu mendeteksi kadar emas yang sangat rendah (ambang deteksi 0,1 ppb). Dalam prakteknya BLEG dilakukan pada tahap awal dengan densitas 1 conto per 5-10 km, sedangkan SS dan PC dilakukan pada tahap berikutnya dengan densitas1 conto per 1-3 km. Contoh peta yang dihasilkan dengan menggunakan metoda geokimia dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 

Page 4: Tugas 3 Explor Greget

Metode Percontoan Tanah ( Soil Sampling )

Situasi dimana survei soil dilakukan antara lain :

Survei pendahuluan dilakukan di daerah yang pola pengalirannya tidak berkembang Survei lanjutan dilakukan di daerah anomali yang dilokalisir oleh survei sedimen

sungai Survei lanjutan di daerah anomali yang dilokallisir oleh survei geofisika Survei lanjutan di sekitar lokasi Gossan Mendeliniasi target bor uji di sekitar mineralisasi yang diketahui 

  Pola pengambilan sampel Ridge and Spur ( Rose et al. 1979 )

Kondisi yang harus diperhatikan pada waktu melakukan sampling dengan metoda percontoan tanah adalah :

1. Cukup material yang diambil untuk analisis2. Conto diambil dari horison yang sama3. Jika horison soil tidak berkembang, conto diambil pada kedalaman yang sama4. Conto harus diambil dari jenis soil yang sama (residual/ transported)5. Faktor yang menyebabkan adanya kontaminasi pada sampel harus diketahui.

Metode Percontoan Batuan ( Rock Sampling )

Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan Lokasi pengambilan conto: singkapan, float, pits, trenches, drill holes

Page 5: Tugas 3 Explor Greget

Menangkap dispersi geokimia primer Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur target,unsur

pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi fluida).

Beberapa cara pengambilan conto yang dapat dilakukan adalah dengan :

1. Grab / specimen2. Chip3. Channel / Panel4. Drill cutting / Core

Hydrogeochemistry ( Water Sampling )

Metoda ini merupakan metoda untuk menganalisis/menghitung komposisi kimia material yang terlarut dalam air. Jenis-jenis air (natural water ) yang dapat dipakai sebagai media sampling yaitu air sungai, danau, air tanah, mata air, dan lain-lain.

Permasalahan yang dapat muncul dalam metoda ini :

Konsentrasi yang sangat rendah (ppb) Analytical difficulties Serious risk of contamination Kimia air sangat sensitif terhadap kondisi cuaca dan lingkungannya Merupakan indikator yang paling baik untuk serangkaian endapan U, V, Rn(Radon),

He, Mo, Zn, Bi, F dan SO4 Indikator Cu dan Pb umumnya sulit untuk diinterpretasi.

Biogeochemistry Surveys

Metoda ini memanfaatkan komposisi kimia tumbuhan yang dipakai sebagai media conto. Akar tumbuhan potensial sebagai media sampling karena sifatnya yang menyerap larutan dalam air tanah. Larutan ini mungkin membawa garam-garam anorganik yang dapat diendapkan di berbagai tumbuhan, seperti daun, kulit kayu, buah dan bunga. Pada bagian tertentu dari beberapa jenis tumbuhan telah terbukti menunjukkan kadar konsentrasi unsur-unsur tertentu yang lebih tinggi jika tumbuh pada soil yang berkembang di atas cebakan mineral daripada di soil biasa. Istilah geobotany melibatkan identifikasi visual jenis spesies tumbuhan yang hidup di daerah tertentu. Pengamatan terhadap jenis tumbuhan penutup mungkin dapat mengindikasikan mineralisasi di bawahnya.

Contoh :

Becium homblei dipakai di Afrika bagian selatan untuk mengindikasikan anomali Cu dalam soil.

Di daerah tropis bagian atas porfiri sistem yang kaya sulfida biasanya tidak ditumbuhi tumbuhan atau hanya semak rumput, misalnya Grasbergdi Irian Jaya. Fenomena ini dapat terlihat dalam foto udara dan Landsat.

Page 6: Tugas 3 Explor Greget

Gas Surveys

Survei gas ini didasarkan dari banyakya cebakan mineral yang mengandung volatile. Karena mobilitasnya tinggi, material volatile ini dapat mencapai permukaandan dilepaskan ke atmosfer.

Contoh :

Mercury di atas cebakan logam dasar (base metals) dan emas epitermal Radon sebagai hasil peluruhan U-238 dalam cebakan uranium Helium dari cebakan U dan Th SO2 terdeteksi sebagai hasil oksidasi sulfida Berbagai hidrokarbon volatile dalam survei minyak dan gas bumi

Teknik penyontoan bervariasi dari mulai dengan pesawat terbang atau helikopter, detektor yang dipasang dalam tanah atau dalam air, sampai anjing yang dilatih untuk mendeteksi sulfida dari kehadiran H2S.Posted by Joseph Sirait at 12:03 AM

METODE EKSPLORASI LANGSUNG

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa berdasarkan pada sifat penyelidikan dan pendekatan teknologi yang digunakan, maka kegiatan eksplorasi secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu eksplorasi tak langsung dan eksplorasi langsung.

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).

Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :

Pemetaan geologi/alterasi. Tracing float, paritan, dan sumur uji. Sampling (pengambilan dan preparasi conto). Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran.

1. Pemetaan Geologi/Alterasi

 

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang

Page 7: Tugas 3 Explor Greget

mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.

 

Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasi-informasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.

Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan atau dengan cara tali-kompas.

Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit.

6.1.1    Singkapan

Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.

Singkapan-singkapan tersebut dapat ditemukan (dicari) pada bagian-bagian permukaan yang diperkirakan mempunyai tingkat erosi/pengikisan yang tinggi, seperti :

Pada puncak-puncak bukit, dimana pengikisan berlangsung intensif. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk, atau pada parit-

parit jalan, tambang yang sudah ada.

Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu singkapan antara lain :

Pengukuran jurus dan kemiringan (strike & dip) lapisan yang tersingkap. Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi (minor atau major) yang ada. Pemerian (deskripsi) singkapan, meliputi kenampakan megaskopis, sifat-sifat fisik, tekstur, mineral-

mineral utama/sedikit/aksesoris, fragmen-fragmen, serta dimensi endapan.

6.1.2    Lintasan (traverse)

Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif.

Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum lintasan (traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan terbuka mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup bersifat loop (titik awal dan titik akhir sama).

Page 8: Tugas 3 Explor Greget

Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasan-lintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan korelasi (interpretasi) batas satuan-satuan litologi.

Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan pengukuran penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.

6.1.3    Interpretasi dan informasi data

Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain :

Posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara). Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara. Penyebaran dan pola alterasi yang ada. Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi). Struktur geologi yang mempengaruhi kondisi geologi daerah. Informasi-informasi pendukung lainnya seperti geomorfologi, kondisi geoteknik dan hidrologi. Bangunan-bangunan, dll.

Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu diperhatikan, antara lain :

Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona pelapukan, dan zona

(penyebaran) alterasi. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan, zona-zona intrusi, dan proses

sedimentasi. Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar, kelurusan-

kelurusan, dll.

Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara lain :

Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan). Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi). Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.

 

Gambar 6.1 menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan penampang geologi dari data pengamatan singkapan di lapangan.

Gambar 6.1 Peta dan penampang geologi suatu daerah vulkanik yang ditandai dengan munculnya beberapa tubuh intrusi (Graha, 1987)

1. Tracing Float, Paritan, dan Sumur Uji

Selain pemetaan geologi melalui pengamatan (pendiskripsian) singkapan, penyusuran (pencarian) lokasi endapan bijih dapat juga dilakukan dengan tracing float, paritan atau sumur uji. Secara teoritis, dengan melakukan kombinasi kegiatan antara pemetaan geologi, tracing float, paritan, dan sumur uji dengan mengumpulkan petunjuk-petunjuk ke arah bijih, maka lokasi endapan dapat diketahui (ditemukan).

Page 9: Tugas 3 Explor Greget

6.2.1    Tracing float

Float adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan (potongan-potongan) dari badan bijih yang lapuk dan tererosi. Akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air, maka float ini ditransport ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke arah hilir). Pada umumnya, float ini banyak terdapat pada aliran sungai-sungai (lihat Gambar 6.2).

Gambar 6.2     Sketsa proses terbentuknya float

 

Tracing (penjejakan perunutan) float ini pada dasarnya merupakan kegiatan pengamatan pada pecahan-pecahan (potongan-potongan) batuan seukuran kerakal s/d boulder yang terdapat pada sungai-sungai, dengan asumsi bahwa jika terdapat pecahan-pecahan yang mengandung mineralisasi, maka sumbernya adalah pada suatu tempat di bagian hulu dari sungai tersebut. Dengan berjalan ke arah hulu, maka diharapkan dapat ditemukan asal dari pecahan (float) tersebut.

 

Intensitas, ukuran, dan bentuk butiran float yang mengandung mineralisasi (termineralisasi) dapat digunakan sebagai indikator untuk menduga jarak float terhadap sumbernya. Selain itu sifat dan karakteristik sungai seperti kuat arus, banjir, atau limpasan juga dapat menjadi faktor pendukung.

 

Selain dengan tracing float, dapat juga dilakukan tracing dengan pendulangan(tracing with panning). Pada tracing float, material yang menjadi panduan berukuran kasar (besar), sedangkan dengan menggunakan dulang ditujukan untuk material-material yang berukuran halus (pasir s/d kerikil). Secara konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing float.

 

Pada Gambar 6.3 dapat dilihat sketsa pengerjaan metode tracing float atau tracing with panning tersebut, dimana pengecekan dilakukan untuk semua cabang (anak) sungai. Oleh sebab itu, informasi (peta) jaringan sungai menjadi media utama untuk metode ini.

 

Gambar 6.3 Sketsa konseptual pengerjaan metode tracing float dan tracing with panning

 

Informasi-informasi yang perlu diperhatikan adalah :

Peta jaringan sungai.

Page 10: Tugas 3 Explor Greget

Titik-titik (lokasi) pengambilan float. Titik-titik informasi dimana float termineralisasi/tidak termineralisasi. Titik-titik informasi kuantitas dan kualitas float. Lokasi dimana float mulai hilang.

 

Pada lokasi dimana float mulai hilang, dapat diinterpretasikan bahwa zona sumber float telah terlewati, sehingga konsentrasi penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada daerah dimana float tersebut mulai hilang. Secara teoritis, pada daerah dimana float tersebut hilang dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan uji paritan (trenching) dan uji sumuran (test pitting).

 

6.2.2    Trenching (pembuatan paritan)

 

Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan.

Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.

Sedangkan pada pencarian sumber (badan) bijih, parit uji dibuat berupa series dengan arah paritan relatif tegak lurus terhadap jurus zona badan bijih, sehingga batas zona bijih tersebut dapat diketahui (lihat Gambar 6.4). Informasi yang dapat diperoleh antara lain ; adanya zona alterasi, zona mineralisasi, arah relatif (umum) jurus dan kemiringan, serta dapat sebagai lokasi sampling. Dengan mengkorelasikan series paritan uji tersebut diharapkan zona bijih/minerasisasi/badan endapan dapat diketahui.

 

Pembuatan trenching (paritan) ini dilakukan dengan kondisi umum sebagai berikut :

Terbatas pada overburden yang tipis, Kedalaman penggalian umumnya 2–2,5 m (dapat dengan tenaga manusia atau dengan menggunakan

eksavator/back hoe), Pada kondisi lereng (miring) dapat dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga dapat terjadi

mekanisme self drainage (pengeringan langsung).

 

 

Page 11: Tugas 3 Explor Greget

Gambar 6.4     Sketsa lokasi pembuatan paritan pada garis singkapan batubara

 

 

6.2.3    Test pit (sumur uji)

 

Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.

 

Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.

Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling (lihat Gambar 6.5). Biasanya sumur uji dibuat dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).

Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.

 

Pada umumnya, sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan kedalaman bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan lateritik atau residual, kedalaman sumur ujidapat mencapai 30 m atau sampai menembus batuan dasar.

 

Gambar 6.5     Sketsa pembuatan sumur uji (Chaussier et al., 1987)

Page 12: Tugas 3 Explor Greget

 

Dalam pembuatan sumur uji tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

ketebalan horizon B (zona laterit/residual), ketinggian muka airtanah, kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S), kekuatan dinding lubang, dan kekerasan batuan dasar.

 

1. Metode Sampling

 

6.3.1     Konsep sampling

 

Sampel (conto) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi keseluruhan.

 

Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto tersebut disebut sampling (pemercontoan).

 

Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan pekerjaan (tahapan eksplorasi, evaluasi, maupun eksploitasi).

Selama fase eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih (mineable thickness) dan tidak hanya terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga pada zona-zona low grade maupun material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan batas yang jelas antara masing-masing zona tersebut.

Selama fase evaluasi, sampling dilakukan tidak hanya pada zona endapan, tapi juga pada daerah-daerah di sekitar endapan dengan tujuan memperoleh informasi lain yang berhubungan dengan kestabilan lereng dan pemilihan metode penambangan.

Sedangkan selama fase eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan kontrol kadar (quality control) dan monitoring front kerja (kadar pada front kerja yang aktif, kadar pada bench open pit, atau kadar pada umpan material).

Page 13: Tugas 3 Explor Greget

 

Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi, Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren), Kedalaman pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan induk. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.

 

Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain :

Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.

Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam conto. Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi (lokasi) sampling karena

tidak memperhatikan kondisi geologi. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif.

 

Secara umum, dalam pemilihan metode sampling perlu diperhatikan karakteristik endapan yang akan diambil contonya. Bentuk keterdapatan dan morfologi endapan akan berpengaruh pada tipe dan kuantitas sampling. Aspek karakteristik endapan untuk tujuan sampling ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

 

a.     Pada endapan berbentuk urat

Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar sehingga diperlukan sample dengan volume

yang besar agar representatif. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit (jika dibandingkan dengan bukaan stope)

sehingga rentan dengan dilution. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser (regangan), sehingga

pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada batuan samping, sehingga batuan samping perlu dilakukan sampling.

Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari (bercabang), sehingga dalam sampling perlu dicari dan ditentukan batas vein yang jelas.

Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak beraturan) dan sulit diprediksi, sehingga diperlukan sampling dengan interval yang rapat.

Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle, sehingga cukup sulit untuk mencegah terjadinya bias akibat variabel kuantitas per unit panjang sulit dikontrol.

Sampling lanjutan kadang-kadang terbatas terhadap jarak (interval), karena pada umumnya harus dilanjutkan melalui pemboran inti.

Page 14: Tugas 3 Explor Greget

 

b.    Pada endapan stratiform

Endapan stratiform disini termasuk endapan-endapan logam dasar yang terendapkan selaras/sejajar dengan bidang perlapisan satuan litologi (litofasies), dimana mineral bijih secara lateral dikontrol oleh bidang perlapisan atau bentuk-bentuk sedimen yang lain (sedimentary hosted). Karakteristik umum tipe endapan ini yang berhubungan dengan metode sampling antara lain :

Mempuyai ketebalan yang cukup besar. Mempunyai penyebaran lateral yang cukup luas. Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik yang kuat, sehingga dapat

menimbulkan masalah dalam sampling. Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat diprediksi, namun kadang-kadang dapat

terganggu oleh adanya remobilisasi, metamorfisme, atau berbentuk urat. Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar harus diikuti oleh perubahan dalam

interval sampling. Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang berbutir halus dan kemudian

berpengaruh pada besar volume material yang dilakukan sampling. Pada tipe hosted by meta-sediment, perlu diperhatikan variabel ukuran conto akibat perubahan

ukuran, kekerasan batuan, atau nugget effect. Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan dapat menyebabkan kesalahan pada

sampling yang signifikan. Cut off kadar dapat gradasional (tidak konstan).

 

c.    Pada endapan sedimen

Pada tipe endapan ini, termasuk endapan batubara, ironstones, potash, gipsum, dan garam, yang mempunyai karakteristik :

Mempuyai kontak yang jelas dengan batuan samping. Mempunyai fluktuasi perubahan indikator kualitas yang bersifat gradual. Sampling sering dikontrol oleh keberadaan sisipan atau parting dalam batubara, sehingga

interval sampling lebih bersifat ply per ply. Perubahan (variasi) ketebalan lapisan yang cenderung gradual, sehingga anomali-anomali yang

ditemukan dapat diprediksi lebih awal (washout, sesar, perlipatan, dll.), sehingga pola dan kerapatan sampling disesuaikan dengan variasi yang ada.

Rekomendasi pola sampling (strategi sampling) adalah dengan interval teratur secara vertikal, bed by bed (atau ply by ply), atau jika relatif homogen dapat dilakukan secara komposit.

 

d.    Pada endapan porfiri

Karakteristik umum dari tipe endapan ini yang perlu diperhatikan adalah :

Mempuyai dimensi yang besar, sehingga sampling lebih diprioritaskan dengan pemboran inti (diamond atau percussion).

Page 15: Tugas 3 Explor Greget

Umumnya berbentuk non-tabular, umumnya mempunyai kadar yang rendah dan bersifat erratic, sehingga kadang-kadang dibutuhkan conto dalam jumlah (volume) yang besar, sehingga kadang-kadang dilakukan sampling melalui winze percobaan, adit eksplorasi, dan paritan.

Zona-zona mineralisasi mempunyai pola dan variabilitas yang beragam, seperti tipe disseminated, stockwork, vein, atau fissure, sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam pemilihan metode sampling.

Keberadaan zona-zona pelindian atau oksidasi, zona pengkayaan supergen, dan zona hipogen, juga perlu mendapat perhatian khusus.

Mineralisasi dengan kadar hipogen yang relatif tinggi sering terkonsentrasi sepanjang sistem kekar sehingga penentuan orientasi sampling dan pemboran perlu diperhatikan dengan seksama.

Zonasi-zonasi internal (alterasi batuan samping) harus selalu diperhatikan dan direkam sepanjang proses sampling.

Variasi dari kerapatan pola kekar akan mempengaruhi kekuatan batuan, sehingga interval (kerapatan) sampling akan sangat membantu dalam informasi fragmentasi batuan nantinya.

 

6.3.2     Grab sampling

 

Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan cara mengambil bagian (fragmen) yang berukuran besar dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.

Beberapa kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain :

Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran umum kadar. Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi material, dengan tujuan

pengecekan kualitas. Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh kualitas umum

dari material yang diledakkan, dll.

 

6.3.3     Bulk Sampling

 

Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan). Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan) suatu proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji (lihat Gambar 6.5).

 

Page 16: Tugas 3 Explor Greget

6.3.4     Chip sampling

 

Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong conto. Kadang-kadang pengambilan ukuran conto yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.

 

6.3.5     Channel sampling

 

Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan conto dengan membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan (Gambar 6.6 dan 6.7).

 

Gambar 6.6 Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)

 

Gambar 6.7 Sketsa pembuatan channel sampling pada endapan yang berlapis (Chaussier et al., 1987)

 

 

 

Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto (sub-channel) yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :

Page 17: Tugas 3 Explor Greget

Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual (lihat Gambar 6.8, 6.9, dan 6.10).

Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.

Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu analisis kadar atau dibuat komposit.

Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).

 

 

Pada urat bijih, dapat dibuat sub-channel (1, 2, 3, 4, 5) yang ditujukan untuk mengetahui lebar bijih (kadar). Sub-channel 1, 4, & 5 diperkirakan merupakan zona batas urat (alterasi). Sub-channel 2 & 3 diperkirakan merupakan bidang urat

high grade. Dapat dibuat kombinasi-kombinasi untuk analisis, seperti komposit 1 s/d 5, atau komposit 1,4, & 5, atau

komposit 2 & 3, atau dianalisis tunggal untuk masing-masing sub-channel.

Pada urat bijih, dapat dibuat sub-channel (P1, P2, dan P3) yang ditujukan untuk mengetahui lebar bijih (kadar) saja.

Dapat dilakukan juga pengambilan conto pada keseluruhan lebar urat (bijih dan pengotornya) dengan tujuan memperoleh kadar keseluruhan badan bijih.

 

Gambar 6.8     Sketsa pembuatan sub-channel pada mineralisasi berupa urat (Dimodifikasi dari Annels, 1991)

 

 

Terlihat bahwa sub-channel yang dibuat ada tiga, yaitu A, B, dan C selebar a', b', dan c'.

Sedangkan ketebalan urat yang sebenarnya adalah a, b, dan c, yang merupakan proyeksi interval channel terhadap kemiringan urat.

 

Page 18: Tugas 3 Explor Greget

Gambar 6.9 Sketsa pembuatan channel pada bukaan stope untuk mineralisasi berupa urat (Annels, 1991)

 

 

Channel sampling pada sumur uji

Channel sampling dapat dilakukan dinding sumur uji. Channel sampling memotong tegak lurus bidang perlapisan. Secara vertikal, dapat dibuat sub-channel sesuai kebutuhan.

 

Gambar 6.10 Sketsa pembuatan channel pada sumur uji untuk endapan berlapis.

 

Informasi-informasi yang harus direkam dalam pengambilan conto dari setiap alur adalah sebagai berikut :

Letak lokasi pengambilan conto dari titik ikat terdekat. Posisi alur (memotong vein, vertikal memotong bidang perlapisan, dll.). Lebar atau tebal zona bijih/endapan (lebar horizontal, tebal semu, atau tebal sebenarnya). Penamaan (pemberian kode) kantong conto, sebaiknya mewakili interval atau lokasi sub-channel. Tanggal pengambilan dan identitas conto.

 

Sedangkan informasi-informasi yang sebaiknya juga dicatat (dideskripsikan) dalam pengambilan conto adalah :

Mineralogi bijih atau deskripsi endapan yang diambil contonya. Penaksiran visual zona mineralisasi (bijih, waste, pengotor, dll.). Kemiringan semu atau kemiringan sebenarnya dari badan bijih. Deskripsi litologi atau batuan samping. Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam penjelasan kondisi endapan.

 

6.3.6 Preparasi conto

 

Page 19: Tugas 3 Explor Greget

Setelah conto diperoleh, kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan assay (analisis kadar). Karena yang dianalisis tersebut hanya sebagian kecil dari conto, maka diperlukan preparasi (persiapan) conto, agar bagian conto yang dianalisis masih representatif terhadap kondisi yang sebenarnya. Namun secara umum, ukuran conto dapat berpengaruh terhadap hasil analisis, sehingga biasanya analisis dilakukan sedikitnya pada 2 (dua) laboratorium yang berbeda, dan sebagian conto lagi disimpan sebagai dokumentasi (lihat Gambar 6.11).

 

Pengurangan conto (reduksi sampel) sebaiknya dilakukan setelah pengurangan ukuran partikel, atau dengan kata lain proses pembagian (split) conto dilakukan pada fraksi ukuran yang telah seragam. Secara teoritis, pengurangan bobot conto dapat mengikuti persamaan berikut (Carras op cit. Annels, 1997) :

 

 

 

dimana :

RW     = berat conto yang dikurangi

OW     = berat conto awal

D1     = diameter partikel yang dikurangi

D2     = diameter partikel awal

 

 

Gambar 6.11 Prosedur umum (coning & quartering) preparasi conto untuk analisis laboratorium dan dokumentasi (Chaussier et al., 1987)

 

 

Formula ini hanya dapat diterapkan pada conto yang telah mempunyai ukuran relatif seragam. Jika distribusi tidak homogen, maka ukuran conto harus dikurangi sampai dengan didapatkan ukuran yang paling ekonomis (secara kadar). Sebagai ilustrasi dapat dilihat contoh hasil assay pada beberapa kondisi ukuran (Tabel 6.1). Prosedur umum dalam proses reduksi ukuran conto dapat dilihat pada Gambar 6.12.

Page 20: Tugas 3 Explor Greget

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 6.1 Hasil analisis pada masing-masing tahapan reduksi ukuran conto (Chaussier et al., 1987)

 

Bagian kasar yang dihancurkan Conto-1 Conto-2Rentang hasil analisis 5–51 ppm 24–106 ppmKadar rata-rata 21,90 ppm 61,2 0ppmSimpangan baku 10,10 ppm 21,30 ppmKoefisien Variansi 0,46 0,35

Bagian halus yang dihancurkan

Rentang hasil analisis 10–31 ppm 31–69 ppmKadar rata-rata 21,80 ppm 49,50 ppmSimpangan baku 3,90 ppm 8,90 ppmKoefisien Variansi 0,18 0,18

Bagian yang dihaluskan

Rentang hasil analisis 20–26 ppm 44–53 ppmKadar rata-rata 23,80 ppm 49,90 ppmSimpangan baku 1,00 ppm 1,90 ppmKoefisien Variansi 0,04 0,04

Page 21: Tugas 3 Explor Greget

 

 

 

 

 

Gambar 6.12 Prosedur umum proses pengecilan ukuran (Chaussier et al., 1987)

 

 

 

Setelah ukuran dari conto terdistribusi pada fraksi yang seragam, kemudian dilakukan pengurangan (reduksi) bobot/jumlah conto. Metode reduksi yang umum digunakan adalah splitting dan quartering. Metode reduksi splitting dapat dilihat pada Gambar 6.13 dan metode quartering dapat dilihat pada Gambar 6.14.

 

Gambar 6.13 Reduksi jumlah conto dengan metode splitting (Chaussier et al., 1987)

 

Gambar 6.14 Reduksi jumlah conto dengan metode quartering (Chaussier et al., 1987)

 

Page 22: Tugas 3 Explor Greget

 

6.3.7     Penentuan kadar conto

 

Pada suatu kegiatan pengambilan conto (sampling) dan penentuan kadar rata-rata dari lokasi pengambilan conto, dilakukan penentuan kadar dengan menggunakan pembobotan kadar. Secara umum ada 2 (dua) metode pembobotan dalam penentuan kadar, yaitu :

Pembobotan aritmetik sederhana, yang digunakan jika interval pengambilan conto seragam dan homogenitas dari masing-masing interval diasumsikan tinggi (besar).

Pembobotan oleh lebar (tebal), panjang, luas, volume, dan SG (specific gravity), jika interval pengambilan conto tidak seragam dan diasumsikan bahwa karakteristik material pada masing-masing interval tidak sama (bervariasi).

 

Pembobotan aritmetik sederhana

hitungan kadar rata-rata yang sederhana, endapan homogen (variasi kecil), dan ukuran blok dan interval sampling seragam,

Persamaan :

 

Pembobotan tebal-lebar-panjang

Jika semua blok mempunyai luas dan SG relatif sama (seragam)

Persamaan :

 

Pembobotan luas

Jika semua blok mempunyai ketebalan dan SG relatif sama (seragam)

Persamaan :

 

Pembobotan volume

Page 23: Tugas 3 Explor Greget

Jika semua blok mempunyai SG relatif sama (seragam)

Persamaan :

 

Pembobotan tonase

Jika semua blok mempunyai tonase yang berbeda-beda

Persamaan :

 

Untuk penyederhanaan, masing-masing pembobotan (weighting) dapat ditentukan terlebih dahulu, sehingga membentuk persamaan linier dalam penentuan kadar rata-rata.

Contoh :

Pembobotan dengan tebal dan SG

Interval Tebal SG Kadar1 t1 SG1 k1

2 t2 SG2 k2

3 t3 SG3 k3

Maka :

 

Dapat ditulis kembali :

 

Disini Wi disebut sebagai faktor pembobot.

 

 

1. Pemboran Eksplorasi

 

Page 24: Tugas 3 Explor Greget

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

 

Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah :

kondisi geologi dan topografi, tipe pemboran yang akan digunakan, spasi pemboran, waktu pemboran, dan pelaksana (kontraktor) pemboran.

 

Selain itu aspek logistik juga harus dipikirkan dengan cermat, antara lain :

juru bor, peralatan dan onderdil yang dibutuhkan, alat transportasi, konstruksi peralatan pemboran, dll.

 

 

 

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat pemboran :

tujuan (open hole – coring), topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air), litologi dan struktur geologi (kedalaman pemboran, pemilihan mata bor), biaya dan waktu yang tersedia, serta peralatan dan keterampilan.

 

Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :

identifikasi struktur geologi, sifat fisik batuan samping dan badan bijih, mineralogi batuan samping dan badan bijih,

Page 25: Tugas 3 Explor Greget

geometri endapan, sampling, dll.

 

Umumnya mekanisme pemboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu rotary drilling, percussive drilling, dan rotary-percussive drilling. Pada mekanisme rotary drilling terdapat tiga macam penggerak atau pemutar stang bor yaitu spindle, rotary table, dan top drive. Mesin penggerak yang digunakan dapat bekerja secara mekanik (dengan bahan bakar) maupun elektrik. Mata bor yang sering digunakan umumnya berupa tricone bit untuk pemboran open hole (non coring) ataupun diamond bit untuk pemboran inti (coring).

 

Fluida bor yang sering digunakan dalam suatu operasi pemboran dapat berupa udara, air, lumpur atau campuran air dan lumpur. Fluida bor pada umumnya berfungsi untuk : (a) pendingin mata bor, (b) pelumas, (c) mengangkat sludge ke atas, (d) melindungi dinding lubang bor dari runtuhan.

 

6.4.1     Perencanaan dan pola pemboran

 

Metode pemboran yang digunakan bergantung kepada asumsi letak dan ketebalan target yang akan dibor berdasarkan pada informasi/data permukaan yang diperoleh. Dengan melakukan pemboran, maka dapat dievaluasi kembali konsep dan prediksi geologi (interpretasi) yang telah ada sebelumnya.

 

Pembuatan lubang bor secara vertikal digunakan untuk kondisi dimana zona mineralisasi diperkirakan pada kedalaman yang dangkal atau pada endapan disseminated. Namun demikian kondisi lubang bor yang cenderung miring atau curam biasanya digunakan untuk target endapan yang mempunyai kemiringan yang besar, dengan tujuan agar dapat menembus zona mineralisasi pada sudut 900 (relatif tegak lurus). Selain itu dari pemboran juga diharapkan dapat diketahui batas-batas zona pelapukan, zona oksidasi, atau zona bijih (batuan dasar), lihat Gambar 6.15.

Gambar 6.15 Lay out penampang pemboran (Annels, 1991)

 

a. Pola pemboran

 

Page 26: Tugas 3 Explor Greget

Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi untuk perhitungan cadangan. Metode pemboran yang akan digunakan bergantung kepada akses permukaan. Pada daerah yang tidak mengalami kendala akses pola pemboran yang digunakan adalah persegi panjang dengan bentuk teratur. Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip dari anomali bawah permukaan atau interpretasi pusat anomali geofisika (atau anomali geokimia) di bawah permukaan.

 

Program berikutnya direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah lubang bor pada daerah target. Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi ukuran target, atau pengalaman sebelumnya terhadap endapan yang sejenis dan dari sejumlah kegiatan pemboran di lokasi tersebut. Lokasi pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada lubang pertama. Jika pemboran pada lubang pertama tidak memberikan keyakinan geologi yang pasti maka daerah target lain harus dicoba.

 

Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan dan zona mineralisasinya. Spasi antar lubang bor bergantung pada tipe mineralisasi dan kemenerusannya. Contoh kasus seperti endapan urat, lubang bor pertama digunakan untuk mengidentifikasikan struktur, dan tidak banyak digunakan untuk penentuan kadar karena hal tersebut biasanya ditaksir secara akurat dengan sampel bawah permukaan. Tipe spasi untuk endapan urat adalah 25–50 m sedangkan untuk endapan stratiform spasinya antara 100 m sampai beberapa ratus meter.

 

Pola pemboran dalam kegiatan eksplorasi bergantung dari data yang diperoleh. Pada tahap pengenalan dimana seorang geologist belum mengetahui secara jelas lokasi tsb maka lubang bor pertama dapat digunakan untuk orientasi. Untuk eksplorasi endapan uranium, batubara dan borat lubang pengamatan dapat dibuat pada jarak 10 km dari formasi sedimen yang diamati. Lubang berikutnya terletak beberapa km dari target dengan spasi 100–200 m. Namun demikian spasi pemboran dapat juga ditentukan dari peta geologi, geokimia, geofisika dan hasil geostatistik.

 

Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan dengan grid yang teratur pada suatu zona mineralisasi. Hal ini akan memberikan data statistik yang baik dan penampang geologi dengan proyeksi minimum. Pagaran sangat baik dibuat pada jarak 200–400 m dengan interval lubang antara 100–200 m sehingga memberikan ruang untuk pengisian kembali. Letak lubang khusus sangat penting dan biasanya dibor dengan sudut siku-siku terhadap arah kemiringan rata-rata.

 

Sebelum membor sebuah lubang, disarankan untuk membuat penampang memanjang hal ini bertujuan untuk deviasi lubang jika memungkinkan. Pemboran sangat mahal dan memerlukan waktu yang banyak dalam kegiatan eksplorasi karena obyeknya adalah jumlah lubang yang pasti dan dilengkapi dengan data kadar dan tonase tiap level dari zona mineralisasi. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perhitungan cadangan adalah zona pengaruh tiap conto belum dapat diketahui sampai setengah perkerjaan selesai.

Page 27: Tugas 3 Explor Greget

 

Sebagai contoh, pada Gambar 6.16 dapat dilihat beberapa tahapan pemboran berdasarkan anamoli geokimia :

Titik bor ke-1 dan ke-2 ditujukan untuk memastikan (membuktikan) adanya zona mineralisasi (secara vertikal) pada pusat anomali.

Selanjutnya pemboran pada titik bor ke-3 bersifat memastikan kemenerusan zona mineralisasi tersebut (ke arah kemiringan).

Sedangkan titik bor ke-4 dan ke-5 merupakan titik bor yang ditujukan untuk melihat kemenerusan zona mineralisasi ke arah jurus dari hasil pemboran pada titik ke-1 dan ke-2.

Begitu juga dengan titik bor ke-6 dan ke-7, ditujukan untuk mengetahui kemenerusan searah jurus hasil pemboran pada titik bor ke-3.

Dan selanjutnya dilanjutkan dengan titik bor ke-8 dan ke-9, yang ditujukan untuk mengetahui kemenerusan titik bor sebelumnya, dan seterusnya dengan pola yang sama sampai diperkirakan zona mineralisasi telah tercakup secara keseluruhan.

 

Gambar 6.16 Lay out pemboran berdasarkan anomali permukaan (Annels, 1991)

 

Sedangkan pada Gambar 6.17 dapat dilihat penampang hasil interpretasi suatu series pemboran dalam penentuan zona bijih, dimana pemboran yang dilakukan merupakan kombinasi antara bor tegak dan pemboran miring.

 

Gambar 6.17 Sketsa suatu hasil pemboran dalam penentuan badan bijih suatu endapan (Evans, 1995)

b. Monitoring kegiatan pemboran

 

Monitoring geologi dan mineralisasi yang dipotong selama pemboran sangat penting dalam rangka pengontrolan harga/biaya. Pada tahap awal dari pemboran dibutuhkan seorang engineer disamping alat bor sehingga kegiatan pemboran dapat berjalan dengan cepat.

Contoh :

Page 28: Tugas 3 Explor Greget

Jika menggunakan percussive drilling maka ahli geologi bertugas untuk melakukan observasi atau pengamatan material yang keluar dari lubang bor.

Pada pemboran dengan diamond drilling maka pengamatan dilakukan dua kali sehari untuk menganalisis inti bor, membuat log awal, dan memutuskan lokasi lubang bor berikutnya.

Disamping penggunaan core log secara detail, logging geofisika juga sering digunakan.

 

Data mineralisasi, litologi, dan struktur dapat direkam dan diplot pada grafik log sesegera mungkin setelah data diperoleh. Data ini umumnya diperoleh dari kepingan material yang dibor yang biasanya menyatu dengan permukaan alat bor. Informasi mengenai assay dapat diperoleh beberapa hari kemudian tetapi lokasi dan kedudukan mineralisasi harus segera diplot pada log litologi.

 

Dengan pemboran dapat diketahui kontrol struktur dan stratigrafi dari suatu zona mineralisasi. Adanya pengambilan asumsi pada saat interpretasi pemboran sering tidak dapat dilokalisasi sampai adanya data yang valid tentang kondisi bawah permukaan. Contoh dapat dilihat pada Gambar 6.18 dimana terdapat tiga interpretasi yang berbeda dari data yang ada.

Gambar 6.18 Kemungkinan perbedaan interpretasi dari hasil pemboran (Evans, 1995)

Beberapa metode yang digunakan untuk memplot atau mengekspresikan data lubang bor, antara lain :

Kontur struktur. Peta isopach. Kontur kadar. Peta ketebalan. Peta kombinasi antara kadar dan ketebalan.

 

Peta-peta tersebut biasanya digunakan untuk memperkirakan letak bijih dan juga membantu dalam pemboran lanjut. Salah satu kunci dalam kegiatan pemboran adalah kemenerusan zona mineralisasi, hal ini menentukan spasi lubang bor serta ketelitian dalam perhitungan cadangan. Dalam beberapa kegiatan eksplorasi kemenerusan ini dapat dilihat dengan membandingkan endapan tersebut dengan endapan yang sejenis, uji kemenerusan ini dilakukan dengan jalan menguji titik-titik terdekat atau pengujian terhadap suatu lokasi kecil dengan spasi rapat.

 

c. Keputusan pemboran diakhiri

 

Page 29: Tugas 3 Explor Greget

Salah satu keputusan yang paling sulit dalam kegiatan pemboran adalah memutuskan kapan pemboran tersebut diakhiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan adalah :

Tidak adanya mineralisasi yang dijumpai. Mineralisasinya dapat dilokalisasi tetapi tidak ekonomis atau terlalu dalam. Pemboran yang dilakukan menghasilkan beberapa zona mineralisasi yang

ekonomis tetapi penyebaran kadarnya terbatas atau perhitungan cadangan menunjukkan bahwa endapan tersebut terlalu kecil dibanding yang diinginkan.

Tubuh kadar yang ekonomis sudah diketahui pasti. Biaya pemboran sudah habis.

 

Keputusan pada langkah pertama relatif lebih mudah, namun demikian penyebab anomali permukaan atau bawah permukaan yang menentukan letak lubang bor tidak dapat dihindari. Langkah kedua lebih sulit dan dalam hal ini kemungkinan mineralisasi kadar tinggi harus dapat dieliminasi. Adanya beberapa perpotongan pada saat prospeksi memberikan gambaran bahwa proses penentuan kadar yang ekonomis berlaku tetapi tidak pada skala yang memungkinkan dalam suatu endapan yang besar. Adanya kadar mineralisasi yang tinggi sering menghasilkan beberapa tahap pemboran untuk menguji semua hipotesis dan lokasi di sekitarnya.

 

 

 

 

 

d. Kontrak pemboran

 

Pemboran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sendiri atau dengan mengontrak perusahaan/konsultan pemboran. Permasalahan menyangkut kondisi pemboran, jumlah lubang yang diminta, dan harga akan dijelaskan dalam surat kontrak.

 

Tujuan pemboran adalah untuk memperoleh data yang representatif dari target yang ada dengan biaya yang tersedia. Konsekuensinya pemilihan alat bor sangat penting dan bergantung kepada pemimpin proyek. Disamping kondisi pemboran yang harus

Page 30: Tugas 3 Explor Greget

diperhatikan kita juga harus dapat membandingkan beberapa metode pemboran yang berbeda sebelum kegiatan lain dilakukan.

 

Beberapa hal penting dari kontrak pemboran adalah :

Mobilisasi dan transportasi peralatan ke lokasi bor. Tatanan lokasi dan pergerakan antar tiap lubang bor. Harga satuan tiap meter lubang yang akan dibor. Perolehan inti bor (%) jika digunakan pemboran inti. Biaya konstruksi lubang (penyemenan, casing dan survei). Pengangkutan dan mobilisasi kembali peralatan bor.

 

Setiap hal tersebut harus dapat dideskripsikan secara detail didalam kontrak. Dalam hal pembayaran tenaga kerja juru bor biasanya dibayar per shift dan sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor, sedangkan wellsite geologist dibayar sesuai dengan perjanjian mulai dari kegiatan eksplorasi sampai target tercapai.

 

6.4.2 Beberapa jenis metode pemboran

 

Beranekaragam metode pemboran memiliki tujuan tertentu dalam eksplorasi, jika kondisi dimana dana tidak mencukupi maka kita dapat menggunakan metode pemboran yang agak murah seperti auger, rotary atau percussive drilling, namun kekurangannya adalah kualitas samplingnya kurang baik dengan kemungkinan terjadinya percampuran material pada level yang berbeda dapat terjadi. Untuk pemboran yang lebih mahal biasanya menggunakan metode sirkulasi balik atau dengan diamond drilling.

 

Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter kecil pada suatu target eksplorasi dengan kedalaman mencakup ratusan meter untuk memperoleh data yang representatif.

 

a. Pemboran auger

 

Page 31: Tugas 3 Explor Greget

Auger adalah bor tangan dengan tangkai yang dilengkapi spiral untuk membawa material halus ke permukaan, biasanya digunakan untuk endapan plaser. Kelebihan alat bor ini adalah dapat digunakan untuk sampling dalam jika sumuran uji tidak praktis. Dengan auger kita dapat mencapai kedalaman 60 m tapi biasanya cukup sampai 30 m. Pada tanah yang halus pemboran dengan auger biasanya cepat sehingga conto yang keluar harus dapat diorganisasikan dengan baik. Auger adalah bor ringan dan tidak cocok digunakan untuk tanah atau material yang keras dan berbongkah.

 

c. Rotary drilling

 

Rotary drilling adalah metode pemboran non-coring dan tidak sebanding jika pemboran dilakukan pada batuan dengan kekerasan halus-sedang seperti batugamping atau batulumpur. Tipe mata bor (bit) pada jenis pemboran ini menggunakan tricone atau roller rock bit yang ditutupi oleh tungsten karbida. Potongan atau kepingan batuan akan ditekan keluar oleh fluida bor yang rata-rata kecepatannya 100 m/jam. Tipe alat bor ini biasanya digunakan oleh industri minyak dengan diameter lubang besar (>20 cm) dan kedalaman ratusan sampai ribuan meter dengan fluida bor berupa lumpur.

 

d. Percussive drilling

 

Pada dasarnya alat ini menggunakan kompresor udara dan ukurannya bervariasi dari kecil (bor tangan) sampai alat bor besar dengan rata-rata kedalaman pemboran ratusan meter.

 

Secara umum alat ini dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu :

 

Down-the-hole hammer drills

Alat bor jenis ini biasanya diletakkan lebih rendah dari lubang sampai batas akhir dari stang bor dan digunakan untuk pemboran non-coring. Lubang dengan diameter sampai 20 cm dan tekanan kedalaman sampai 200 m masih mungkin, tetapi biasanya kedalaman yang efisien antara 100–150 m. Cutting bor ditekan keluar oleh kompresor udara. Pada tanah yang basah daya angkat yang dihasilkan oleh kompresor dapat menjadi tidak teratur.

Page 32: Tugas 3 Explor Greget

 

Top hammer drills

Sesuai dengan namanya jenis bor ini memiliki alat tumbuk yang diletakkan di bagian atas dari stang bor. Energi untuk pemboran non-coring ini dialirkan lewat stang bor, alat ini lebih baik dari Down-the-hole hammer drills dan biasanya digunakan untuk lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman lebih dari 100 m, tapi biasanya 20 m. Percussive drilling adalah metode yang paling cepat dan murah namun sering terjadi data tidak lengkap dibanding dengan diamond drilling.

 

 

 

 

e. Reverse circulation

 

Reverse circulation (RC) drilling mulai digunakan pada pertengahan tahun 70-an dan biasanya digunakan untuk material sedimen yang tidak terkonsolidasi seperti pada endapan aluvial. Air atau udara dapat digunakan sebagai fluida bor dan inti bor atau sludge dapat diperoleh semua. Media fluida dialirkan ke sludge lewat dua dinding pada stang bor dan kembali ke permukaan lewat pusat stang bor. Pada percussive drilling kepingan batuan juga tertransport ke permukaan lewat tengah stang bor kemudian menuju ke cyclon dimana disana ditampung conto bor (lihat Gambar 6.19). Kegunaan alat bor ini adalah untuk mengumpulkan kepingan batuan lebih dari auger, rotary atau percussive drilling. Conto dapat dikumpulkan dengan cepat dan kadar kontaminasinya sedikit.

 

Skema dari beberapa metode pemboran yaitu diamond core, reverse circulation, dan rotary drlling ditunjukkan pada Gambar 6.20.

 

Gambar 6.19 Pemboran dengan reverse circulation (Evans, 1995)

Page 33: Tugas 3 Explor Greget

 

Gambar 6.20 Skema beberapa metode pemboran (dari Australian Drilling Industry, 1996)

 

 

6.4.3 Pemboran inti

 

Pada pemboran dengan metode ini sampel diambil dari target dengan diamond bit atau impregnated bit. Hal ini mengakibatkan conto yang diperoleh pada tabung dalam (inner tube) dari core barrel berbentuk silinder. Mata bor dan core barrel dihubungkan ke permukaan dengan tali baja yang juga digunakan untuk menurunkan mata bor dan core barrel ke dalam lubang.

 

 

a. Drill bit

 

Bentuk mata bor ini terdiri dari butiran sintetik halus dengan kadar intan tanpa semen metalik yang memiliki karatan tertentu. Pada umumnya keseluruhan mata bor ini digunakan untuk batuan yang sangat keras seperti rijang, sedangkan mata bor intan tunggal digunakan untuk batuan yang lebih halus seperti batugamping. Diamond bit dapat digunakan untuk batuan tertentu tetapi karena harganya yang sangat mahal maka perlu pengalaman dan pemilihan lokasi yang tepat dalam penggunaannya.

 

 

b. Core barrel

 

Page 34: Tugas 3 Explor Greget

Inti bor diperoleh dari perputaran mata bor dan kemudian didorong ke core barrel oleh perputaran tabung. Core barrel dapat diklasifikasikan sesuai panjang inti bor yang ditampung biasanya 1,5–3 m namun dapat pula mencapai 6 m. Umumnya terdapat dua tabung dimana tabung luar untuk menangkap inti bor dan tabung dalam dalam posisi tidak berputar. Triple-tube dapat digunakan untuk tanah yang kurang baik selanjutnya inti bor dapat diangkat dengan menggunakan tali pada stang bor ke permukaan.

 

c. Sirkulasi

 

Air disirkulasikan pada bagian dalam dari stang bor dengan tujuan untuk mencuci sludge, permukaan mata bor dan kemudian dikeluarkan lewat celah antara antara dinding lubang bor dan stang bor. Tujuan sirkulasi ini juga untuk memberi pelumasan pada mata bor, mendinginkannya dan melepaskan hancuran batuan yang menempel pada permukaan mata bor. Air dapat dikombinasikan dengan lempung atau bahan aditif lainnya untuk memberikan daya angkat bagi material yang dibor.

 

d. Casing

 

Casing digunakan untuk menutupi atau menguatkan permukaan lubang bor. Casing dilengkapi dengan tabung baja sehingga tali baja dapat dioperasikan dengan aman. Casing dan mata bor telah seukuran sehingga ukuran yang lebih kecil dari itu (diameter kecil) akan melewati ukuran besar pada lubang yang akan dibor.

 

e. Kecepatan dan biaya pemboran

 

Mesin bor yang digunakan dalam eksplorasi mineral biasanya memiliki kapasitas sampai 2000 m dan dapat diletakan horisontal atau vertikal. Rata-rata penggunaannya bergantung kepada tipe alat bor, mata bor, diameter lubang, tipe batuan, kedalaman dan keahlian juru bor. Seorang juru bor harus mempertimbangkan berapa besar volume fluida yang akan digunakan, besar tekanan yang akan dipakai, besarnya perubahan putaran dan pemilihan mata bor yang benar. Sampai sekarang belum ada kondisi baku untuk menentukan faktor kritis penggunaan mata bor jika kita menginginkan optimasi pemboran yang efisien. Pemboran sampai kedalaman 10 m/jam mungkin saja terjadi bergantung kepada kemampuan juru bor yang menanganinya dan juga kondisi batuan yang dibor. Beberapa permasalahan (kendala) yang muncul dalam pemboran dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Page 35: Tugas 3 Explor Greget

 

 

 

Tabel 6.2 Beberapa permasalahan dalam pemboran dan perkiraan solusinya (dimodifikasi dari Australian Drilling Industry, 1996)

Lokasi

- jalan transportasi

- alat transportasi

- mesin yang sesuai

Biaya dan waktu

- efisiensi kerja

- logistik

- pemanfaatan tenaga dan waktu

Batuan keras

- mata bor yang cocok

- RPM

- WOB

Runtuhan dinding

• casing

• fluida bor : - kecepatan <<

- viskositas

- BJ >>

- bentuk mud cake

Kehilangan air (water loss)

- casing

- penambahan lumpur bor

Mata bor leleh

- RPM <<

- WOB <<

- fluida >Kedalaman - tenaga cukup

- rod cukup

- casing cukup

Page 36: Tugas 3 Explor Greget

- debit dan tekanan pompa cukup

- fluida bor tersediaBenda jatuh (rod putus)

fishing tools

Stang bor terjepit (stuck)

- viskositas fluida bor diperbesar

- tekanan fluida >>

- tarik memakai hoist

- putaran rendah dan kuat

- dibantu dengan dongkrak

 

 

Pada Tabel 6.3 dan 6.4 berikut ini secara berurutan diberikan ukuran wireline drill rod dan wireline core barrel untuk seri Q.

 

 

Tabel 6.3 Ukuran wireline drill rod seri Q (dari Australian Drilling Industry, 1996)

Ukuran O.D. mm (inci) I.D. mm (inci)

AQ

BQ

NQ

HQ

PQ

44,5 (1 ¾)

55,6 (2 3/16)

69,9 (2 ¾)

88,9 (3 ½)

117,5 (4 5/8)

34,9 (1 3/8)

46,0 (1 13/16)

60,3 (2 3/8)

77,8 (3 1/16)

103,2 (4 1/16)

Keterangan : O.D. = Outside Diametre, I.D. = Inside Diametre

 

Page 37: Tugas 3 Explor Greget

 

Tabel 6.4 Ukuran wireline core barrel seri Q/Q-3 (dari Australian Drilling Industry, 1996)

Ukuran Diamater lubang mm (inci) Diameter inti mm (inci)

AQ

BQ

BQ-3

NQ

NQ-3

HQ

HQ-3

48,0 (1 57/64)

59,9 (2 23/64)

59,9 (2 23/64)

75,7 (2 63/64)

75,7 (2 63/64)

96,0 (3 25/32)

96,0 (3 25/32)

27,0 (1 1/16)

35,4 (1 7/16)

33,5 (1 5/16)

47,6 (1 7/8)

45,1 (1 25/32)

63,5 (2 ½)

61,1 (2 13/32)

 

 

6.4.4 Sampling dan informasi dari pemboran

 

Informasi dari lubang bor dapat diperoleh dari beberapa sumber : batuan, inti bor atau sludge, geofisika bawah permukaan; dan informasi dari hasil pemboran. Pada bagian ini akan lebih ditekankan pada pengamatan geologi.

 

a. Pemboran inti (coring)

 

Core recovery (CR) atau perolehan inti sangat penting, biasanya dinyatakan dalam persen volume. Jika CR kurang dari 85–90% maka inti bor tersebut masih diragukan nilainya, hal ini berarti terjadi loss selama pemboran dan inti bor tersebut tidak menunjukkan conto yang sebenarnya.

 

Page 38: Tugas 3 Explor Greget

Logging (pengamatan) inti bor biasanya dilakukan di samping lokasi bor untuk menentukan apakah pemboran dilanjutkan atau dihentikan. Beberapa organisasi memiliki prosedur standar dalam logging inti bor dan terminologi standar untuk mendeskripsikan sifat geologi. Logging awal pada lokasi bor biasanya dilengkapi dengan hasil analisis inti bor. Dari logging awal ini biasanya diperoleh data tentang gambaran umum struktur (rekahan dan orientasi) juga litologi (warna, tekstur, mineralogi, alterasi dan nama batuan) serta core recovery. Deskripsi harus dilakukan secara sistematis menyangkut kualitas dan kuantitasnya.

 

Inti bor biasanya disimpan dalam boks kayu, plastik atau logam yang dapat memudahkan orang memindahkannya. Inti bor dikumpulkan untuk berbagai tujuan, bukan untuk sekedar deskripsi geologi saja biasanya digunakan juga untuk analisis metalurgi dan assay. Untuk kedua tujuan tersebut inti bor biasanya dibagi dalam dua bagian dengan gergaji intan, setengah untuk assay dan investigasi lain, setengahnya lagi disimpan dalam core box untuk tujuan lain.

 

Potongan batuan dari sludge dapat dikumpulkan selama pemboran; keduanya menggambarkan batuan yang dipotong oleh mata bor intan. Pemboran dengan menggunakan sirkulasi udara pada lubang dangkal biasanya menghasilkan cutting atau sludge yang sangat cepat ke permukaan. Namun demikian dengan pemboran inti sirkulasi air untuk lubang yang dalam sering terjadi cutting lambat naik ke permukaan, hal ini dapat dilihat bahwa untuk kedalaman 1000 m cutting dapat diambil dalam waktu 20–30 menit ke permukaan sehingga biasanya sludge yang dianalisis dahulu selama pemboran.

 

b. Pemboran non-corring

 

Dalam pemboran non-coring kepingan (chips) batuan dapat diperoleh pada selang 1–2 m dalam keadaan kering dan dikumpulkan pada sisi lokasi bor, setelah dicuci conto tersebut lebih mudah untuk dianalisis secara mikroskopi. Conto tersebut dapat juga didulang untuk memperoleh mineral berat dan kemudian diberi perekat dan disusun sesuai interval untuk memberikan gambaran lubang bor tersebut.

 

 

c. Kombinasi core dan sludge

Page 39: Tugas 3 Explor Greget

 

Core adalah inti bor yang ditampung dalam core barrel dimana ukuran inti sangat tergantung dengan ukuran mata bor. Sedangkan sludge adalah hancuran batuan yang diangkat (terbawa) oleh fluida bor, dan biasanya sludge ditampung dalam sludge tank. Gambar 6.21 menunjukkan sketsa pendefinisian antara core dan sludge.

Gambar 6.21 Sketsa pendifinisian core dan sludge

 

Dalam pengambilan conto dari inti bor (core recovery), harus diperhatikan reabilitas dari conto. Seperti terlihat pada Gambar 6.22, conto 1, 2, dan 3 harus dipisahkan, karena segmen conto dipisahkan oleh bagian yang hancur (conto 2).

 

Gambar 6.22 Reabilitas sample (conto)

 

 

Berikut ini dapat dilihat beberapa rumus yang dapat digunakan dalam penentuan kadar sampling dengan penggabungan core dan sludge.

Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :

1. Metoda langsung, terdiri dari :

a. Metoda langsung di permukaan

b. Metoda langsung di bawah permukaan

2. Metoda tidak langsung, terdiri dari :

Page 40: Tugas 3 Explor Greget

a. Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.

b. Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara-cara sebelumnya.

1.      Metoda Langsung A. Metoda Langsung Permukaan

Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :

a. Penyelidikan singkapan (out crop)

Singkapan segar umumnya dijumpai pada :

1. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar

2. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

b. Tracing Float (penjejakan)

Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.

c. Tracing dengan Panning (mendulang)

Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.

Page 41: Tugas 3 Explor Greget

Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.

Trenching (pembuatan parit)

Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.

Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.

Test Pitting (pembuatan sumur uji)

Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.

B. Metoda Langsung Bawah Permukaan

Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.

Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan

Page 42: Tugas 3 Explor Greget

eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.

Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.

Tunnel = suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki bukit.

Shaft = suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.

Drift = suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran).

Winze = lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level” yang dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).

Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.

Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.

2.      Metoda Tidak Langsung A. Metoda tidak langsung cara geofisika

Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :

a. Metoda Gravitasi

Page 43: Tugas 3 Explor Greget

Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.

Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.

b. Metoda Magnetik

Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.

Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.

Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :

Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai

Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan

Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan

Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup

Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.

c. Metoda Seismik

Page 44: Tugas 3 Explor Greget

Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.

Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :

1. Jenis batuan

2. Derajat pelapukan

3. Derajat pergerakan

4. Tekanan

5. Porositas (kadar air)

6. Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat gelombang akan lebih besar (dibandingkan) :

1. Batuan beku basa : batuan beku asam

2. Batuan beku : batuan sedimen

3. Sedimen terkonsolidasi : sedimen un-konsolidasi

4. Sedimen unkonsolidasi : sedimen un-konsolidasi

5. Soil basah : soil kering

6. B. sedimen karbonat : batupasir

7. Batuan utuh : batuan terkekarkan

8. Batuan segar : batuan lapuk

9. Batuan berat : batuan ringan

10. Batuan berumur tua : batuan berumur muda

Page 45: Tugas 3 Explor Greget

d. Metoda Geolistrik

Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

B. Metoda tidak langsung cara geokimia

Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas.

Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.

Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.

Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.

C. Gabungan keduanya

Yaitu eksplorasi cara langsung dan eksplorasi tidak langsung.

Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :

a. Pemilihan anggota tim atau tenaga ahli1. Geologist2. Geophysist3. Exploration Geologist4. Geochemist5. Operator Alat, dllb. Rencana biaya

Page 46: Tugas 3 Explor Greget

c. Pemilahan waktu yang tepatd. Penyiapan peralatan atau perbekalan Peta dasar Alat surveying, ukur atau GPS Alat kerja : 1. Palu 5. Alat geofisika

2. Kompas 6. Alat sampling

3. Meteran 7. Altimeter

4. Kantong sampel 8. Alat bor dll

Alat tulis Alat komunikasi Keperluan sehari-hari Obat-obatan atau P3Ke. Sesampai di lapangan :1. Membuat base camp (perkemahan)2. Mencek peralatan atau perbekalan3. Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut4. Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan sebenatnya (bila

perlu)

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan eksplorasi (tahap awal s/d detail).

Beberapa metode (aspek) yang akan dibahas sehubungan dengan Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :

A. Pemetaan Geologi

Page 47: Tugas 3 Explor Greget

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.

Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi lapangan. Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit.

Pada saat pemetaan dapat dijumpai singkapan, singkapan dapat didefinisikan sebagai bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan . Singkapan biasanya dapat dijumpai pada lembah-lembah sungai, dikarenakan terjadi erosi akibat dari aliran air sungai sehingga menyebabkan batuan tersingkap. Namun ada juga pada kondisi dimana batuan menonjol secara alami akibat gaya gaya endogen yang bersala dari dalam bumi atau karena gerakan atau gesekan kerak bumi. Informasi-informasi yang dapat dipelajari atau dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi/alterasi antara lain adalah posisi atau letak singkapan (batuan, urat, atau batubara). Penyebaran, arah, dan bentuk permukaan dari endapan, bijih, atau batubara. Penyebaran dan pola alterasi yang ada.

B. Parit Uji  Paritan uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. Pada Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.

Page 48: Tugas 3 Explor Greget

Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. Pada pengamatan (observasi) singkapan, paritan uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara lain ; jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik perlapisan (ada split atau sisipan), serta dapat sebagai lokasi sampling.

C. Sumur Uji Pembuatan sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk mendapatkan hasil lebih akurat dari pembuatan parit uji, sumur uji dibuat dengan menggali lubang sedalam 10 sampai 20 meter. Pada pembuatan sumur uji harus diperhatikan beberapa faktor, seperti adanya bongkahan bongkahan yang akan mempersulit dalam proses penggalian. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah adanya air yang akan menyulitkan dalam proses penggalian dan pada proses pengamatan struktur batuan yang ada pada sumur uji yang telah dibuat. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, dan lain-lain.

Pembuatan sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal, serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Pada endapan yang

Page 49: Tugas 3 Explor Greget

berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan.

D. Pemboran Eksplorasi Pada prinsipnya pemboran adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter kecil pada suatu target eksplorasi dengan kedalaman mencakup ratusan meter untuk memperoleh data yang representatif.

Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah kondisi geologi dan topografi, tipe pemboran yang akan digunakan, spasi pemboran, waktu pemboran, dan pelaksana (kontraktor) pemboran.

Informasi dari lubang bor dapat diperoleh dari beberapa sumber batuan, inti bor atau sludge, geofisika bawah permukaan; dan informasi dari hasil pemboran. Pada bagian ini akan lebih ditekankan pada pengamatan geologi.

Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

METODE EKSPLORASI MINERAL

Thomas Kuhn, 1962, dalam bukunya, “The Structure of Scientific Revolution” mengatakan

bahwa jika seseorang akan mencari sesuatu, sadar atau tidak sadar, ia harus sudah mempunyai

suatu model dari benda yang akan dicarikannya itu, dan model tentang dimana benda tersebut akan

didapatkan. Maka, untuk melakukan kegiatan eksplorasi, seorang pelaku eksplorasi sudah harus

memiliki gambaran tentang apa, di daerah mana, metode dan sistem efektif yang bagaimana yang

Page 50: Tugas 3 Explor Greget

harus ia digunakan untuk memperoleh yang dicarinya itu. Singkatnya, seorang pelaku eksplorasi

harus mempunyai konsep tentang eksplorasi yang akan dilakukannya. Konsep eksplorasi meliputi

model dan sistem pencairan. Tulisan ini selanjutnya mengupas metode eksplorasi yang merupakan

implikasi dari model dan sistem pencarian yang dipilih oleh eksplorasionist (pelaku eksplorasi) dalam

melakukan sebuah eksplorasi. Sebelumnya, penyamaan persepsi perlu ditempuh terhadap

beberapa pengertian dasar tentang eksplorasi.

BEBERAPA PENGERTIAN DASAR TENTANG EKSPLORASI

Eksplorasi (exploration) adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu (searching) atau

perjalanan untuk mengungkap (discovery) keadaan suatu daerah, ruang ataupun suatu wilayah

yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, baik fisik maupun non fisik (misalnya:

pengetahuan). eksplorasi sumber daya geologi dimaksudkan sebagai usaha untuk mengetahui

keberadaan suatu objek geologi dimaksudkan sebagai suatu uasaha untuk mengetahui keberadaan

suatu objek geologi, meliputi eksplorasi mineral. Sementara itu, objek geologi tidak terbatas pada

cebakan mineral, batu bara, minyak dan gas bumi. Objek geologi pula meliputi gejala atau fenomena

yang berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, eksplorasi juga diperlukan,

misalnya, untuk mengetahui adanya sesar yang berpotensi memicu tanah longsor atau identifikasi

jenis bantuan tertentu yang kondisinya perlu diketahui secara rinci untuk penematan kontruksi

bendungan, dsb

Eksplorasi mineral secara singkat dibatasi sebagai proses yang dilakukan oleh suatu

badan usaha, kemitraan atau korporasi dengan tujuan untuk menemukan bijih (konsentrasi

mineral yang bernilai ekonomis) untuk ditambang.

Metode eksplorasi dalam eksplorasi mineral, metode eksplorasi adalah cara yang secara

fisik menentukan langsung ataupun tidak langsung keberadaan suatu gejala geologi yang dapat

berupa tubuh suatu endapan mineral ataupun satu atau lebih petunjuk geologi. Metode

eksplorasi berkembang pesat dengan munculnya teknologi baru seperti metode geofisika,

geokimia maupun dengan munculnya komputerisasi.

Tujuan Eksplorasi

Tujuan eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan sejumlah maximum dari

cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya seminimal mungkin dalam waktu seminimal

mungkin. Untuk mencapai tujuan ini dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu:

1. Pendekatan eksplorasi;

Page 51: Tugas 3 Explor Greget

2. Hakekat eksplorasi;

3. Unsur-Design (perancangan); dan

4. Kelayakan eksplorasi.

METODE EKSPLORASI

Metode dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Metode langsung, dan

2. Metode tidak langsung.

Metode langsung terdiri atas:

1. Metode langsung di permukaan, dan

2. Metode langsung di bawah permukaan

Metode tidak langsung terdiri atas:

1. Metode tidak langsung cara geokimia, mencakup: geokimia batuan dasar (bed rock), soil, air,

vegetasi dan endapan sungai (stream deposit);

2. Metode tidak langsung cara geofisika, mencakup metode-metode: magnetik, gravitasi, seismik,

geolistrik (resistivity), dan radioaktif. Metode geolistrik dan radiokatif masih jarang digunakan

karena relatif lebih mahal dan lebih rumit penggunaannya dibandingkan dengan metode-metode

lainnya.

Metode Langsung di Permukaan

Metode langsung di permukaan meliputi: penyelidikan singkapan, penjejakan,

pendulangan, pembuatan parit, dan pembuatan sumur uji.

Penyelidikan singkapan (out crop)

Singkapan geologi yang segar umumnya dijumpai padal lembah-lembah sungai. Sebab, pada

lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi batuan muncul

sebagai singkapan segar. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi. Singkapan ini terjadi

secara alami. Umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya dari dalam bumi (gaya endogen), seperti:

letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi; gempa bumi yang dapat

mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi.

Page 52: Tugas 3 Explor Greget

Tracing Float (penjejakan)

Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran

singkapan pengandung bijih tersebut. Keterdapatan float umumnya disebabkan oleh erosi yang

kemudian tertransportasi, biasanya oleh air. Karena itu, tracing float (disingkat: tracing)

umumnya dilakukan di sungai. Dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah

dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi.

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang

sebelumnya dengan cara membuat parit. Arah parit ini harus tegak lurus dengan arah aliran sungai.

Namun, jika pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan, maka

dapat dibuat sumur uji di sepanjang parit untuk. mendata tubuh batuan yang letaknya jauh

dibawah tanah atau batuan penutup (overburden).

Tracing dengan Panning (mendulang)

Mendulang atau tracing dengan panning prinsipnya sama seperti tracing float.

Perbedaannya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicari. Mendulang biasanya

digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki massa jenis yang

relatif besar. Persamaan dari kedua cara tracing tersebut terletak pada pada kegiatan lanjutannya,

yaitu: trenching (parit uji) atau test pitting (sumur uji). Metode tracing, baik tracing float maupun

tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.

Trenching (pembuatan parit)

Pembuatan parit memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat dilakukan pada overburden yang

tipis. Sebab, kedalaman parit yang efektif dan ekonomis hanya 2 m sampai 2,5 meter. Parit dengan

kedalaman lebih dari itu dinilai sudah tidak efektif dan tidak ekonomis. Pembuatan parit ini

dilakukan dengan arah tegak lurus tubuh bijih (ore body). Jika pembuatan parit ini dilakukan di

tepi sungai, maka parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai. Parit dibuat dengan tujuan

untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah, dan lain-lain.

Test Pitting (pembuatan sumur uji)

Jika trenching tidak dapat memberikan data yang akurat, maka sebaiknya dilakukan metode

test pitting (sumur uji). Metode ini digunakan untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif

dalam. Pada pembuatan test pitting harus dihindari adanya bongkahan-bongkahan dan air yang

akan menyulitkan baik pada waktu pembuatan maupun penyelidikan struktur batuan yang

terdapat pada sumur tersebut. Pada pembuatan sumur uji juga harus dipertimbangkan faktor

Page 53: Tugas 3 Explor Greget

keamanan. Sumur uji harus dibuat dengan penyangga sesedikit mungkin, namun tidak mudah

runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian.

Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter. Hal lain yang perlu diperhatikan: gejala longsoran,

keluarnya gas beracun, bahaya banjir, dan lain-lain.

Metode Langsung Bawah Permukaan

Metode Langsung Bawah Permukaan Eksplorasi langsung ke bawah permukaan dilakukan

bila tidak ada singkapan di permukaan; atau jika eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan

informasi yang baik, karena kedalaman maksimum yang dapat dicapainya hanya sekitar 30 meter.

Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dilakukan bila eksplorasi permukaan langsung tidak

mungkin dilakukan karena kondisi di permukaan yang beresiko, seperti adanya genangan air

atau bongkah batu yang tidak stabil.

Metode Tidak Langsung cara Geofisika

Geofisika adalah disiplin ilmu atau metode untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan

tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metode

yang dapat dilakukan dalam eksplorasi geofisika diantaranya : gravitasi, megnetik, seismik, dan

geolistrik.

1. Metode Gravitasi

Metode ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu

benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung

dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merenggang akibat bandulnya mengalami

gravitasi. Di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang

gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Prinsip ini diaplikasikan pada peralatan

survey metode gravitasi. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah

berdasarkan variasi nilai gravitasi dari berbagai batuan di suatu daerah penyelidikan. Di lapangan,

besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter. Yaitu, suatu alat yang sangat

sensitif dan berpresisi tinggi terhadap perubahan gravitasi. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi

oleh besarnya ukuran, penyebaran dan kerapatan (density) dari batuan. Dalam aplikasinya, aspek

yang dicari adalah anomali gravitasi pada suatu tempat yang dapat menunjukkan adanya struktur

atau tubuh batuan tertentu yang berbeda dari sekitarnya. Keadaan anomali ini dapat memberi

indikasi adanya cebakan mineral yang dicari. Metode Magnetik Bumi adalah suatu planet yang

Page 54: Tugas 3 Explor Greget

bersifat magnetik. Hal ini bermakna seolah-olah ada suatu benda magnet raksasa yang membujur

sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi

disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan

magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan

intensitas.Arah medan magnet ini dinyatakan dalam cara yang sudah lazim (utara-selatan). Adapun

ntensitasnya dinyatakan dalam apa yang disebut gamma”. Medan magnet bumi yang normal

memiliki intensitas 35.000 gamma sampai0.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih

yang mengandung mineral magnetic akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga

dengan segera dapatterdeteksi oleh peralatan metode magnetik.Metode magnetik sangat

berguna dalampencarian sasaran eksplorasi berikut : 1.endapan placer magnetik pada endapan

sungai, 2.deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan, 3.bijih sulfida yang kebetulan

mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan, 4.intrusi batuan basa dengan asumsi

batuan tersebut mengandung magnetit dalam jumlah cukup, 5.ketebalan lapisan penutup pada

suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetit.

Metode Seismik

prinsipnya adalah dengan membuat suatu gempa atau getaran buatan dengan cara

meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi kemudian kecepatan

rambat-getar yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambat-getar tersebut pada

perlapisan batuan, maka disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut

geophone (untuk survei di darat) atau hidrophone untuk survei di dalam air. Geophone dan

hidrophone disebut juga sebagai seismometer. Seismometer akan menjadi bidang bias atau

refraksi dari gelombang buatan tersebut. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu

kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambat-getar gelombang

yang melalui perlapisan-perlapisan batuan yang sedang diukur. Dengan demikian konfigurasi

struktur bahwah permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang

berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Menurut Mooney (1977), nilai cepat rambat

gelombang akan lebih besar antara yang pertama dibanding yang kedua dari perbandingan

batuan-batuan berikut: batuan beku basa vs batuan beku asam, batuan beku vs batuan sedimen,

sedimen terkonsolidasi vs sedimen tak terkonsolidasi, sedimen terkonsolidasi jenuh air vs

sedimen takonsolidasi tidak jenuh air; tanah basah vs tanah kering; batuan sedimen karbonat vs

batupasir; batuan utuh vs batuan terkekarkan, batuan segar vs batuan lapuk, batuan berat vs

batuan ringan; dan batuan berumur tua vs batuan berumur muda.

Metode Geolistrik

Page 55: Tugas 3 Explor Greget

Dalam metode geolistrik yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan, sehingga

metode ini sering disebut juga sebagai metode resistivitas (resistivity methode). Tahanan jenis

batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas

penampang satu meter persegi apabila batuan tersebut dialiri listrik dari ujung ke ujung. Satuan

tahanan jenis ini adalah ohm-m2/m atau disingkat ohm-meter. Dalam cara pengukuran tahanan

jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik

pada bumi. Dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode

arus (current electrode), disingkat C; dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur

tegangan (voltage) yang timbul karena arus tadi. Elektrode yang terkahir ini disebut elektrode

potensial atau “potential electrode”, disingkat P. Ada beberapa cara dalam penyusun ke empat

elektode tersebut, dua diantaranya yang banyak digunakan adalah cara Wenner dan cara

Schlumberger. Metode Tidak Langsung cara Geokimia Metode geokimia adalah metode tak

langsung. Prinsip metode ini adalah pengukuran yang sistimatis terhadap satu atau lebih unsur

jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya adalah mencari

anomali geokimia (perbedaan geokimia yang mencolok). yaitu, konsentrasi unsur-unsur yang

kontras terhadap lingkungannya atau background-geokimianya dari titik-titik yang disurvei pada

suatu daerah penyelidikan. Anomali tersebut dihasilkan dari mobilitas dan penyebaran unsur-

unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Eksplorasi geokimia cenderung digunakan

untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau

contoh yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.

KEGIATAN EKSPLORASI   Leave a comment

EKSPLORASI MINERAL itu tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya letakan bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari :

1. Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum) dengan tujuan mencari prospek,

2. Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan, dan

3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang

        Di Indonesia sendiri nama-mana dinas atau divisi suatu organisasi perusahaan, lembaga pemerintahan serta penelitian memakai istilah eksplorasi untuk kegiatannya yang mencakup mulai dari mencari prospek sampai menentukan besarnya cadangan mineral. Sebaliknya ada beberapa negara, misalnya Perancis dan Uni Soviet (sebelum negara ini bubar) yang menggunakan istilah eksplorasi

Page 56: Tugas 3 Explor Greget

untuk kegiatan mencari mineralisasi dan prospeksi untuk kegiatan penilaian ekonomi suatu prospek (Peters, 1978). Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitu hasil temuan mineralisasi. Selanjutnya istilah eksplorasi mineral yang dipakai dalam buku ini berarti keseluruhan urutan kegiatan mulai dari mencari letak mineralisasi sampai menentukan cadangan insitunya.

Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi

1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan

         Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Studi Literatur

       Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi faktor-faktor geologi regional dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.

b. Survei Dan Pemetaan

       Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.

        Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).

       Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan (trenching), dan jika

Page 57: Tugas 3 Explor Greget

diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat ukur, teodolit, BTM, dll.).

          Dari kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

2. Tahap Eksplorasi Detail

      Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan.

      Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.

3. Studi Kelayakan

       Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Kegiatan Eksplorasi1. Tujuan Eksplorasi

Tujuan kegiatan ekpslorasi antara lain untuk mengetahui :

a. Melokalisasi suatu endapan bahan galian :*) Eksplorasi pendahuluan/prospeksi dan*) Eksplorasi detail

b. Endapan/bijih yang dicari : sulfida, timah, bauksit, nikel, emas/perak, minyak/gas bumi, endapan golongan C, dll.

Page 58: Tugas 3 Explor Greget

c. Sifat tanah dan batuan :*) untuk penambangan,*) untuk konstruksi,*) dll.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang :

a. Peta dasar sudah tersedia/belum.

b. Peta Geologi/topografi (satelit, udara, darat).

c. Analisis regional :

*) Sejarah,*) Struktur/tektonik, dan*) Morfologi.

d. Laporan-laporan penyelidikan terdahulu.

e. Teori-teori dan metode-metode lapangan yang ada.

f. Geografi :*) Kesampaian daerah (desa/kota terdekat, transportasi),*) Iklim/musim (cuaca, curah hujan/banjir),*) Sifat angin, keadaan laut, gelombang, dll.,*) Tumbuhan, binatang, dan*) Komunikasi.

g. Sosial budaya dan adat istiadat :*) Sifat penduduk,*) Kebiasaan,*) Pengetahuan/pendidikan,*) Mata pencaharian, dll.

h. Hukum :*) Pemilikan tanah,*) Ganti rugi, dan*) Perizinan.

3. Pemilihan MetodeMetode eksplorasi yang digunakan umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Cara tidak langsung :*) Geofisika dan*) Geokimia.

Page 59: Tugas 3 Explor Greget

b. Cara langsung :*) Pemetaan langsung dan*) Pemboran.

c. Gabungan cara langsung dan tak langsung.

Dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel.Tabel Tahapan EKSPLORASI dan metode yang digunakan sesuai dengan endapan mineral  yang dicari

Tahapan MetodeJenis Endapan

Mineral

Pendahuluan Citra landsat semua

Sintesis regional semua

Survei Tinjau(Reconnaissance)

Foto udara semua

Aeromagnetik logam dasar

Pemetaan Geologi semua

Pengukuran penampang Stratigrafimisalnya Batubara

Stream sediment sampling logam dasar

Pendulangan mineral berat

Prospeksi umum Pemetaan geologi semua

Stream sediment sampling logam dasar

Pendulangan mineral berat

Gaya berat non-metalik

Seismik singenetik

Magnetiklogam dasar tertentu

Rock sampling semua

Prospeksi detail(Eksplorasi

Pemetaan geologi semua

Page 60: Tugas 3 Explor Greget

pendahuluan)

Uji sumuran semua

Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, dll.)logam dasarsingenetik

Seismik refraksi/refleksi Detail magnetik

logam dasar tertentu

Soil sampling (geokimia) logam dasar

Rock sampling (geokimia) semua

Rock sampling (petrografi, alterasi) logam dasar, dll

Eksplorasi detailPengambilan conto sistematik dengan: pemboran inti, sumur uji atau dengan logging Geofisika

semua

Agar EKSPLORASI dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.

Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :

a. Target eksplorasi*) Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas) dan*) Pencarian model-model GEOLOGI yang sesuai

b. Pemodelan eksplorasi*) Menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi,*) Menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan, serta*) Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh.

Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (desain) yaitu :

a. Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi endapan yang dicari.

b. Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.

c. Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).

Page 61: Tugas 3 Explor Greget

Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian.

 

Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi :

1. Rencana pemetaan, mencakup ;*) Perencanaan lintasan,*) Perencanaan tenaga pendukung, yang didasarkan pada keadaan geologi regional.

2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ;*) Perencanaan lintasan,*) Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data), yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih.

3. Perencanaan sampling, melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup :*) Jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi,*) Interval/spasi antar paritan (lokasi),*) Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor,*) Keamanan (kerja dan lingkungan),*) Interval/metode sampling, dan*) Tenaga kerjayang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan di permukaan.

4. Perencanaan pemboran inti, meliputi :*) Target tubuh bijih yang akan ditembus,*) Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat),*) Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),*) Kedalaman masing-masing lubang,*) Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,*) Jumlah tenaga kerja,*) Alat transportasi, dan*) Jumlah (panjang) core box.

Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain, seperti :

1. Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat.

2. Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada Batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured) £ 400 m antar titik observasi.

Page 62: Tugas 3 Explor Greget

Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :

1. Memperkecil resiko kerugian,

2. Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan

3. Setiap tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih besar, dan

4. Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Secara umum suatu manajemen kegiatan EKSPLORASI telah meliputi beberapa hal berikut antara lain:

1. Jenis kegiatan.2. Operasi lapangan.3. Layanan pendukung.4. Layanan teknis, logistik, dan administrasi.5. Koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.6. Analisis dan integrasi data hasil eksplorasi.7. Pengambilan keputusan.

Teori manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Secara umum, dalam suatu program penentuan yang mengarah ke eksplorasi harus dimulai dengan hipotesa pekerjaan, yang merupakan rencana ulang pemilihan fakta-fakta dari beberapa observasi dan intepretasi dengan spekulasi dari pengeluaran.

Syarat untuk perumusan hipotesis dari suatu penemuan (dalam hal ini endapan bahan galian) adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan staf (pekerja) yang baik tentang keadaan/kontrol GEOLOGI suatu endapan,2. Mempunyai wawasan dan imajinasi,3. Mempunyai bakat intuisi,4. Mempunyai keberanian,5. Mempunyai keyakinan tentang penilaian hipotesis,6. Kemampuan untuk berdiri sendiri.

Untuk mencapai kesuksesan dalam EKSPLORASI, maka urutan-urutan yang perlu diperhatikan oleh seorang (badan) pengelola eksplorasi antara lain :

1. Penentuan tujuan jangka panjang yang realistik dan tidak bersifat subjektif,

2. Pendelegasian tanggung jawab pada masing-masing individu/tim,

Page 63: Tugas 3 Explor Greget

3. Penciptaan suasana kerja yang produktif sehingga mampu merangsang munculnya inovasi-inovasi dan penemuan-penemuan baru,

4. Pemastian adanya komunikasi yang baik, baik dari pusat kelapangan, atau dalam satu kerja tim lapangan,

5. Penekanan dan proporsi yang baik dalam pengelolaan sumberdaya (manusia, uang, dan waktu),

6. Membiasakan dalam peninjauan kembali keputusan sebelum memutuskan/membuat keputusan akhir (final decission).