Tugas 2 Ppma Murliadi Palham Tikm B
-
Upload
murliadipalhammst -
Category
Education
-
view
1.837 -
download
8
description
Transcript of Tugas 2 Ppma Murliadi Palham Tikm B
Tugas 2 : PPMA
1 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
PERANCANGAN PABRIK MINYAK ATSIRI Konsentrasi Teknologi Industri Kecil dan Menengah
Magister Sistem Teknik, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2010
Dosen Pengampuh
Ir. Supranto, M.Sc. Ph.D
Technical Visibility
TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI MINYAK ATSIRI
METODE FISIKA-KIMIA
MEKANIK
Oleh
MURLIADI PALHAM TIKM –B
Tugas 2 : PPMA
2 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI
MINYAK ATSIRI
PENDAHULUAN
Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil)
biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan
berantai pendek. Minyak atsiri dari tanaman dapat berasal dari batang (kulit
cendana, masoi); dari daun (cengkeh, sereh wangi, nilam), dari akar (akar wangi),
dari bunga (cengkeh, kenanga), dan dari buah misalnya pala.
Sekarang ini, teknologi pengolahan/pembuatan minyak atsiri telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat, baik dari segi metode maupun peralatannya. Terdapat
berbagai macam cara yang dilakukan untuk memproduksi minyak atsiri, yaitu :
1. Cara Kimia-Fisika, meliputi
a. penyulingan (destilasi) seperti penyulingan dengan air (water destilation)
:penyulingan dengan air dan uap (water and steam destilation), dan
penyulingan dengan uap langsung (steam destilation)
b. solvent Solven extraction, seperti maceration dan hypercritical CO2
extraction
2. Cara Mekanik, meliputi : Sponge, Ecuelle a piquer (=basin, to prick/prod), dan
machine abrasion
Agar kita dapat menentukan teknologi apa yang akan digunakan ada baiknya
kita haraus mempelajari terlebih dahulu masing-masing alternatif teknologi yang
tersedia
Dalam pemilihan teknologi beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
adalah :
a. Kebutuhan modal.
Untuk menyediakan mesin-mesin, perlatan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
b. Kondisi pasar.
Yaitu berapa volume penjualan yang direncanakan.
Tugas 2 : PPMA
3 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
c. Tenaga kerja.
Yaitu tenaga kerja yang tersedia memiliki ketrampilan untuk melakukan
proses produksi.
d. Bahan mentah.
Jenis bahan mentah yang akan diproses sangat menentukan tipe teknologi
yang akan digunakan.
e. Kemajuan teknologi.
Perusahaan harus mempertimbangkan kemajuan teknologi yang berkembang
dalam industri minyak atsiri.
f. Kualitas produk.
Perlu dipertimbangkan kualitas produk yang diinginkan apakah juga
ditentukan oleh berbagai alternatif teknologi yang ada.
Tugas 2 : PPMA
4 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
A. PENYULINGAN (Distillation)
Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari suatu
campuran yang berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari campuran
tersebut adalah mampu-campur dan mudah menguap, selain itu komponen-
komponen tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil dari
pemisahannya menjadi komponen-komponennya atau kelompok-kelompok
komponen. Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat dikatakan pula
proses penyulingan merupakan proses pemisahankomponen-komponennya
berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila
campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya, komposisi uap dan
cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah
menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen
yangmudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut
dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan yang
pertama, dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan
dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap
tersebut diuapkan lagi sebagian, akan didapatkan uap dengan kadar komponen
yang lebih mudah menguap lebih tinggi.
Gambar 1. Bagan
perlengkapan distilasi di
laboratorium
Tugas 2 : PPMA
5 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
Macam-macam metode penyulingan :
1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen
cairan berdasarkanperbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan dis.sederhana,
hanya dis.bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop, memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau
lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau
dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap
dan cairnya. Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari
kayu atau batu bata.
5. Distilasi vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat
tinggi, motede yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan
permukaan lebih rendah dari 1 atm, shg titik didihnya juga menjadi rendah,
dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu
terlalu tinggi.
Dalam industri minyak atsiri dikenal 3 macam metode penyulingan (destilasi
sederhana), yaitu :
3. Penyulingan dengan air (water destilation).
4. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam destilation)
5. Penyulingan dengan uap langsung (steam destilation)
Tidak semua bahan dapat diambil minyak atsirinya dengan cara ini, terutama
bahan-bahan yang bersifat thermolabile (heat sensitive). Contoh: jasmine/melati,
rose. Dengan cara distilasi, suhu dan waktu distilasi sangat penting untuk
menghindari kerusakan minyak atsiri.
Tugas 2 : PPMA
6 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
1. PENYULINGAN DENGAN AIR
Penyulingan dengan air (water destilation) dilaksanakan dengan cara bahan
baku tercelup dalan air di dalam ketel lalu dididihkan. Air akan menguap
membawa minyak atsiri. Molekul air melindungi minyak atsiri dari over
heating. Uap air yang membawa minyak atsiri diembunkan, setelah dingin
minyak atsiri dipisahkan dari air (Skema pada gambar 1 dan 2). Air yang
terpisah disebut floral water (hydrosol/sweet water).
Gambar 2. Skema penyulinngan minyak atsiri dengan air
.
Gambar 3. Penyulinngan minyak atsiri dengan air
Prinsip Kerja
Ketel penyulingan diisi air sampai volume hampir separuh, lalu
dipanaskan.
Sebelum air mendidih bahan baku dimasukkan dalam ketel.
Bahan baku biasanya yang tidak rusak oleh panas uap air misalnya buanga
atau daun yang mudah bergerak dalam air.
Tugas 2 : PPMA
7 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
2. PENYULINGAN DENGAN AIR DAN UAP
Penyulingan dengan air dan uap (water and steam destilation) merupakan cara
yang paling banyak digunakan. Cara ini hanya cocok untuk jenis minyak atsiri
yang tidak rusak oleh panas uap air. Umunya kualitas hasil penyulingan dengan
air dan uap ini lebih baik dari pada penyulingan dengan air. suhunya tidak
terlalu tinggi. Hanya saja membutuhkan waktu distilasi yang lebih panjang
untuk yield yang lebih besar.
Prinsip Kerja
Ketel diisi air sampai batas saringan/angsang.
Bahan baku diletakkan diatas angsang sehingga tidak kontak langsung
dengan air yang mendidih tetapi dengan uap air.
Air yang menguap akan membawa partikel minyak atsiri dan dialirkan ke
alat pemisah.
Untuk memudahkan proses penguapan, bagian ketel untuk bahan baku harus
diberi ruang yang cukup. Bahan tidak boleh dipadatkan.
Gambar 4. Skema penyulinngan minyak atsiri dengan air dan uap
Gambar 5. Penyulinngan minyak atsiri dengan air dan uap
Tugas 2 : PPMA
8 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
3. PENYULINGAN DENGAN UAP LANGSUNG
Dilakukan dengan mengalirkan uap tekanan tinggi ke dalam bahan yang akan
didistilasi. Steam generator (ketel perebus air untuk menghasilkan steam)
terpisah dari ketel yang berisi bahan. Uap panas yang kontak dengan bahan
membantu melepaskan molekul aromatik dari bahan. Molekul minyak atsiri
yang lepas menguap bercampur dengan steam. Temperatur steam harus
dikontrol agar hanya cukup untuk memaksa bahan melepas minyak atsirinya
dan tidak membakar bahan.
Steam yang dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktu
distilasi bisa lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri.
Cara ini menghasilkan minyak atsiri dengan mitu yang tinggi.
Gambar 6. Skema penyulinngan minyak atsiri uap langsung
Gambar 7. Penyulinngan minyak atsiri dengan uap langsung
Tugas 2 : PPMA
9 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
Ada beberapa faktor yang menentukan mutu hasil penyulingan, seperti :
1. Jenis dan penanganan bahan baku yang akan disuling
2. Jenis, distribusi dan debit uap yang digunakan
3. Bahan penyusun ketel penyulingan
4. Dimensi alat penyuling
5. Metode penyulingan yang digunakan
Pada umumnya, untuk mendapatkan rendemen yang tinggi dan mutu minyak
atsiri yang baik diperlukan usaha-usaha seperti :
(1) suhu penyulingan dipertahankan serendah mungkin dengan mengingat
bahwa kecepatan serta besarnya jumlah minyak ditentukan oleh suhu;
(2) pada penyulingan uap, jumlah air yang kontak langsung dengan bahan yang
disuling, diusahakan sesedikit mungkin
(3) perajangan bahan dimaksudkan agar pengisian bahan ke dalam ketel suling
sehomogen mungkin (Guenther, 1987).
Peralatan Penyulingan
Alat-alat yang diperlukan dalam penyulingan tergantung pada banyaknya
bahan dan metode penyulingan yang dilakukan. Ada tiga bagian alat yang
merupakan peralatan dasar, yaitu : ketel suling (retor), pendingin (kondensor), dan
penampung hasil kondensasi (receiver), sedangkan untuk penyulingan uap
diperlukan bagian tambahan yaitu ketel uap.
1. Ketel Suling
Ketel suling digunakan sebagai tempat air atau uap untuk mengadakan kontak
langsung dengan bahan, serta untuk menguapkan Eteris. Pada bentuk
sederhana ketel suling berbentuk silinder atau tangki, yang mempunyai
diameter sama atau lebih kecil dari tinggi tangki. Tangki tersebut dilengkapi
dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas penampang
ketel. Pada atau dekat penampang atas tangki dipasang pipa berbentuk leher
angsa untuk mengalirkan uap ke kondensor (Guenther, 1947).
Tugas 2 : PPMA
10 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
2. Ketel Uap/Boiler
Ketel uap adalah pembangkit uap/dimana air dipanaskan di bawah tekanan,
dimana uap ini berfungsi sebagai zat pemindah tenaga kaloris. Melalui api dan
gas asap kalor dipindahkan dari bahan bakar ke air dan uap melalui dinding
bidang pemanas, kemudian uap dapat disalurkan ke pemakai sesuai dengan
tujuan penggunaannya (Tambunan dan Karo-karo dalam Sunarto, 1992).
3. Kondensor (Pendingin)
Pendingin berfungsi untuk mengubah seluruh uap air dan uap minyak menjadi
fase cair. Jumlah panas yang dikeluarkan pada peristiwa kondensasi sebanding
dengan panas yang diperlukan untuk penguapan uap minyak dan uap air serta
jumlah kecil panas tambahan dikeluarkan untuk mendinginkan hasil
kondensasi, yang berguna untuk menjaga supaya suhunya di bawah titik didih
(Guenther, 1947).
Kondensor yang paling umum digunakan adalah kondensor berpilin (coil
condenser) yang dimasukkan ke dalam tangki berisi air dingin yang mengalir.
Arah aliran air pendingin berlawanan dengan arah uap air dan uap minyak.
4. Oil Separator
Alat ini digunakan untuk memisahkan minyak dari air suling. Jumlah volume
air suling selalu lebih besar dari jumlah minyak, dalam hal ini diperlukan agar
air suling tersebut terpisah secara otomatis dari Eteris. Eteris dan air suling
tidak melarut; karena perbedaan bobot jenis maka larutan tersebut akan
terpisah dimana minyak tersebut berada di atas lapisan air, hal ini yang
merupakan prinsip kerja dasar dari alat ini (Guenther, 1947).
Tugas 2 : PPMA
11 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
B. EKSTRAKSI
Ekstraksi pada prinsipnya adalah teknik pemisahan (separasi) komponen yang
diinginkan (solute) dari cairan (solvent) dengan mengeksploitasi perbedaan sifat
kelarutan dari masing-masing komponen campuran terhadap jenis pelarut
tertentu.. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Teknik ekstraksi banyak digunakan dalam proses produksi, seperti : minyak
goreng (terutama dari biji-bijian), aroma dan minyak atsiri, kopi bebas kafein, dan
gula. Teknik ekstraksi lainnya misalnya menggunakan air untuk mengambil
pigmen alami dari tumbuhan, seperti: daun, dan lain-lain
Dalam kaitannya dengan minyak atsiri, teknik ekstraksi ini biasanya digunakan
pada bahan atau minyak atsiri yang mudah rusak oleh panas, kandungan
minyak atsirinya sangat rendah, serta pada bahan yang bersifat
thermolabile, dalam hal ini adalah minyak bunga-bungaan seperti melati, mawar,
atau sedap malam.
Gambar 8. Peralatan dan proses pengambilan minyak atsiri dengan ekstraksi
Untuk melarutkan minyak atsiri yang terdapat pada bunga-bungaan tersebut,
maka dibutuhkan pelarut yang biasanya adalah pelarut organik yang bersifat non-
polar. Contoh lain misalnya ekstraksi minyak atsiri dari biji pala (Myristica fragrans).
Tugas 2 : PPMA
12 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
Pertama-tama yang dilakukan adalah mengambil kandungan minyak-lemak dari
bijinya, baru kemudian dilakukan pemurnian untuk mendapat-kan minyak esensial
atsirinya saja.
Terdapat empat metode ekstraksi yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Maceration
Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-
sel yang mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap
minyak atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari
bahan dengan penyaringan atau dekanter.
b. Enfleurage
Kaca dalam frame (disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/
tumbuhan yang tidak berbau dan murni. Kemudian bunga segar yang baru
dipetik ditempelkan pada lemak lalu ditutup.
Minyak atsiri akan terserap oleh lemak, bunga diganti dengan yang segar
lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri. Setelah jenuh bunga
diambil (defleurage). Campuran lemak dan minyak atsiri ini disebut
Pomade. Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam
alkohol.
Dengan cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal
dan memerlukan tenaga yang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan
cara ini contohnya tuberose dan jasmine.
c. Volatile Solvent
Yaitu ekstraksi minyak atsiri dengan pelarut menguap. Semua minyak yang
diekstraksi dengan pelarut menguap mempunyai warna gelap, karena
mengandung pigmen alamiah yang bersifat tidak dapat menguap.
Sebaliknya minyak hasil penyulingan uap umumnya berwarna cerah dan
bersifat larut dalam alkohol 95 %. Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai
hexan, metanol, etanol, petrloleum eter, atau benzen.
Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic (bisa
menyebabkan kanker). Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini
Tugas 2 : PPMA
13 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak yang
dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang tidak mau memakainya
untuk aroma terapi?? Karena ada sisa solvent pada produk akhir minyak
atsiri. Solvent yang tertinggal 6 – 20%. Dengan memakai hexan, solven yang
tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebut concrete. Concrete dapat
dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan solvennya. Bila alkohol
diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute atau concrete dapat dipakai untuk
perfume tapi tidak untuk skin care. Contoh tanaman yang diproses dengan
cara ini adalah jasmine, hyacinth, narcissus, tuberose.
Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu
dengan cara memasukkan bunga yang akan diekstraksi ke dalam ketel
ekstraktor khusus, dan kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik
pada suhu kamar, dengan menggunakan pelarut menguap. Pelarut akan
berpentrasi ke dalam bahan (bunga) dan melarutkan minyak bunga beserta
beberapa jenis lilin dan albumin serta zat warna. Larutan tersebut
selanjutnya dipompa ke dala evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu
rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadaan vakum, maka
diperoleh minyak bunga yang pekat. Dan suhu harus dijaga tetap rendah
selama proses ini berlangsung. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk
tidak akan merusak persenyawaan minyak bunga.
Keuntungan dari metode ini adalah minyak bunga yang dihasilkan lebih
mendekati bau bunga alamiah bila dibandingkan dengan mutu minyak
bunga hasil penyulingan.
Sedangkan kerugian ekstraksi dengan pelarut memerlukan alat yang rumit
dan mahal dan juga membutuhkan tenaga kerja yang terlatih. Biaya
ekstrakksi relatif mahal dan sedikit saja kesalahan dalam proses dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Hilangnya pelarut sela proses
berlangsung akan menambah biaya produksi minyak bunga alamiah dan
kehilangan pelarut ini tidak dapat dihindarkan. Ekstraksi dengan
menggunakan pelarut baik digunakan untuk bahan yang memiliki nilai
ekonomi tinggi terutama minyak bunga.
Tugas 2 : PPMA
14 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
d. Hypercritical CO2 extraction
Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi menghasilkan minyak atsiri dengan
kualitas yang baik. CO2 menjadi hypercritical pada 33oC dan tekanan 200
atm, pada kondisi ini tidak benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini
merupakan solven terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat
singkat/ instan. CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan
segera dapat memisahkan minyak atsiri dari solvennya.
Pemilihan pelarut
Faktor yang paling menentukan berhasilnya proses ekstraksi adalah mutu dari
pelarut yang dipakai. Pelarut yang ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan
sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti lilin, pigmen,
senyawa albumin dengan perkataan lain pelarut harus bersifat selektif.
2. Harus mempunyai titik didih yang cukup rendah agar pelarut mudah
diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi. Namun titik didih pelarut tadi
tidak boleh terlalu rendah karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya
sebagian pelarut akibat penguapan pada musim panas.
3. Pelarut tidak boleh larut dalam air.
4. Pelarut harus bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen
minyak bunga.
5. Pelarut harus mempunyai titk didih yang seragam dan jika diuapkan tidak
akan tertinggal di dalam minyak. Pelarut dengan titik didih tinggi akan
tertinggal dalam minyak setelah proses penguapan sehingga mempengaruhi
aroma minyak bunga yang dihasilkan.
6. Harga pelarut harus serendah mungkin dan tidak mudah terbakar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
Tipe persiapan sampel
Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
Tugas 2 : PPMA
15 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
C. METODE MEKANIK
Sering disebut dengan expression, yaitu dengan cara cold pressing tidak ada
panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah penekanan/pemerasan
(squeezing) Kacang-kacangan dan biji-bijian bisa diambil minyaknya dengan
pengepresan secara mekanik.
Gambar 9. Proses pengambilan minyak atsiri dengan metode mekanik
Minyak atsiri yang dipungut dengan cara ini adalah citrus oil (bergamot,
grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange, dan tangerine). Ada 3 cara yang
berbeda untuk memungut citrus oil, yaitu:
Sponge
Ecuelle a piquer (=basin, to prick/prod)
Machine abrasion
a. Sponge,
Dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah dipisahkan,
kulit buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis kemudian
sponge/busa ditempelkan pada kulit buah lalu diperas/ditekan. Minyak
atsiri yang keluar akan terserap oleh sponge. Setelah jenuh, dikumpulkan
dengan cara memeras sponge.
Tugas 2 : PPMA
16 | H a l
Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B
b. Equelle a piquer
Cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini tidak lagi
dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar dan
dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit
buah. Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah,
kemudian minyak atsirinya dapat dipisahkan.
Gambar 10. Peralatan pengambilan minyak atsiri dengan metode mekanik
c. Machine abrasion
Hampir sama dengan cara (b). Mesin dapat melepaskan kulit buah dan
memasukkannya ke dalam centrifuge dengan menambahkan air. Pemisahan
secara sentrifugal ini berjalan sangat cepat, tetapi karena minyak atsiri
bercampur dengan zat-zat lain, kemungkinan dapat terjadi perubahan
karena pengaruh enzim.
Gambar 11. Pengambilan
minyak atsiri dengan
metode mekanik