Tugas 13

10
Summary and Critical Labor Union Contract Negotiations and Accounting Choices by Susan E. Liberty and Jerold L. Zimmerman I. PEMAHAMAN TERHADAP PENELITIAN YANG DITELAAH Ringkasan Penelitian Jurnal ini menguji hipotesis bahwa manajer mengurangi laba yang dilaporkan selama negosiasi kontrak persatuan buruh yang relative terhadap laba yang dirilis sebelumnya dan setelah kontrak dinegosiasikan. Analisis laba selama negosiasi buruh mengembangkan bukti terkait dimana manager memanipulasi laba akuntansi dan, kemudian, informasi terkait biaya dan keuntungan pengaturan laba. Kami menemukan bahwa tidak ada bukti yang dapat diduga atas beberapa pengukuran dugaan laba, diuji selama pembicaraan buruh untuk sampel sebanyak 105 perusahaan yang berserikat buruh pada periode 1968-1981. Kedua sampel perusahaan secara acak dan cocok yang tidak terikat dengan negosiasi buruh juga terpilih. Time series laba selama pembicaraan buruh untuk sampel yang tanpa perserikatan buruh tidak dapat dibedakan dari sampel yang telah diacak dan dianggap cocok. Sebuah analisis time-series laba kuartalan ini dan stock return abnormal mereka menyarankan bahwa pada sampel yang periodenya merupakan perusahaan yang tidak

description

ok

Transcript of Tugas 13

Summary and Critical

Labor Union Contract Negotiations and Accounting ChoicesbySusan E. Liberty and Jerold L. Zimmerman

I. PEMAHAMAN TERHADAP PENELITIAN YANG DITELAAHRingkasan PenelitianJurnal ini menguji hipotesis bahwa manajer mengurangi laba yang dilaporkan selama negosiasi kontrak persatuan buruh yang relative terhadap laba yang dirilis sebelumnya dan setelah kontrak dinegosiasikan. Analisis laba selama negosiasi buruh mengembangkan bukti terkait dimana manager memanipulasi laba akuntansi dan, kemudian, informasi terkait biaya dan keuntungan pengaturan laba. Kami menemukan bahwa tidak ada bukti yang dapat diduga atas beberapa pengukuran dugaan laba, diuji selama pembicaraan buruh untuk sampel sebanyak 105 perusahaan yang berserikat buruh pada periode 1968-1981. Kedua sampel perusahaan secara acak dan cocok yang tidak terikat dengan negosiasi buruh juga terpilih. Time series laba selama pembicaraan buruh untuk sampel yang tanpa perserikatan buruh tidak dapat dibedakan dari sampel yang telah diacak dan dianggap cocok. Sebuah analisis time-series laba kuartalan ini dan stock return abnormal mereka menyarankan bahwa pada sampel yang periodenya merupakan perusahaan yang tidak berserikat buruh tidak memengaruhi penurunan laba karena menunjukkan kinerja yang rendah.Motivasi PenelitianPenelitian ini termotivasi dari kejelian peneliti melihat pengaturan lain dari kontrak perusahaan yang dihipotesiskan memengaruhi pilihan akuntansi oleh manajer yaitu kontrak pegawai. Tidak seperti kebanyakan kontrak kompensasi eksekutif dan persetujuan utang, beberapa kontrak pegawai secara eksplisit dibuat berdasarkan angka-angka akuntansi, meskipun sebuah saran buku teks ekonomi tentang pegawai menyarankan: jika profit tinggi dan bisnis terlihat baik, pimpinan perserikatan pegawai dapat membuat permintaan tinggi atas pegawai. Jika bisnis sedang turun dan laba juga, pimpinan perserikatan pegawai harus menakar perusahaan sesuai dengan tingkat gaji yang sekarang.Keberadaan biaya informasi diasumsikan membuat manajer cenderung melaporkan laba yang lebih rendah, kemudian hal tersebut akan memengaruhi pembicaraan buruh dan proses politik. Kedua situasi akan berbeda jika perserikatan buruh memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melepas manipulasi manajer atau memiliki biaya informasi yang lebih rendah daripada partisipan dari proses politik.Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan menguji hipotesis bahwa manajer mengurangi laba yang dirilis selama pembicaraan kontrak yang relative pada sebelum laba dirilis dan setelah negosiasi. Masalah PenelitianYang menjadi masalah penelitian ini adalah analisis laba selama negosiasi buruh mengembangkan bukti terkait dimana manager memanipulasi laba akuntansi dan, kemudian, informasi terkait biaya dan keuntungan pengaturan labaPerumusan HipotesisPada penelitian ini, peneliti tidak mengemukakan dasar teori yang digunakan secara jelas dan terstruktur. Akan tetapi, peneliti menjabarkan hasil pengamatan peneliti yang berkaitan dengan masalah penelitian.Adanya argument bahwa perserikatan menginginkan informasi mengenai nilai ekonomi perusahaan, dan informasi perkembangan laba akuntansi tentang nilai ekonomi. Hal ini kemudian menegaskan bahwa keuntungan manajer dalam menurunkan laba selama pembicaraan kontrak melampaui biaya.Nilai ekonomi memengaruhi penawaran serikat kerja jika dua model serikat buruh diadopsi: model monopoli yang mengasumsikan serikat kerja memaksimisasi utang gaji (Cartter, 1959; Rees, 1973; dan Baldwin, 1983) atau model penawaran yang mengasumsikan serikat kerja menggunakan kekuatannya untuk menyerang dengan tepat beberapa nilai perusahaan (Ashenfelter dan Johnson, 1969 dan Tracy, 1985). Dibawah model monopoli, nilai perusahaan sepertinya berhubungan dengan permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja. Sebagai monopolis yang rasional, serikat kerja mengembangkan tenaga kerja sampai titik dimana pendapatan marjinal atas permintaan buruh sama dengan biaya marjinalnya. Dibawah model penawaran, serikat kerja memutuskan untuk menyerang yang bergantung pada nilai ekonomi perusahaan. Ketika laba meningkat, serikat kerja bersiap untuk kelonggaran gaji. Untuk meningkatkan profitabilitas dari kesadaran atas kelonggaran ini, serikat kerja menggunakan kekuatannya untuk menyerang sebagai alat penawaran. Dibawah kedua model tersbut, nilai ekonomi mempengaruhi permintaan tenaga kerja.Laba akuntansi mewakili nilai ekonomi selama sumber daya berbiaya alternative lainnya tidak mengembangkan informasi yang sama atau lebih baik pada nilai ekonomi. Jika serikat kerja dapat mengobservasi output, input, dan harga, maka sumber informasi alternative lainnya ada.Jika serikat kerja dapat mengumpulkan dan mengatur sumber daya untuk mengembangkan, pada biaya yang rendah, informasi yang sama atau lebih akurat, serikat kerja tidak akan bergantung pada laba yang dilaporkan sebagai perwakilan nilai ekonomi. Oleh karena itu, hipotesis bahwa manajer memanipulasi laba yang dilaporkan terkait dengan pembicaraan kontrak menerima asumsi bahwa sumber informasi alternative tidak akan mengeliminasi secara total kepercayaan serikat buruh tentang laba akuntansi.Manipulasi manajer atas biaya adalah (1) kenaikan biaya operasional menurut teknis operasional pada perjanjian obligasi, dan/atau (2) mengurangi pembayaran manajerial dari kompensasi eksekutif berdasarkan laba yang dilaporkan. Manfaat dari manipulasi laba dapat dipersempit untuk beberapa alasan. Pertama, pegawai yang berwenang dapat menyesuaikan laba yang dilaporkan pada beberapa tingkat penundaan manipulasi akuntansi. Kedua, pimpinan serikat kerja dapat mempelajari manipulasi manajer dari waktu ke waktu setiap kali pembicaraan kontrak dilakukan.Manipulasi laba dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu dengan menunda pengakuan pendapatan atau mempercepat pengakuan biaya, melaporkan laba yang dikurangi selama negosiasi teanga kerja dan laba yang mengikut dengan pembicaran kontrak ditingkatkan secara relative (contohnya, menghapus beban persediaan yang rusak atau meningkatkan cadangan kerugian piutang secara tidak terduga. Contoh ini merupakan perubahan kebijakan tanpa melakukan perubahan prosedur akuntansi). Manipulasi laba ini lebih gampang dilakukan selama tiga kuartal fiscal pertama sebelum laba tersebut diaudit. Sehingga, penulis berhipotesis:H1: Laba yang diungkap selama pembicaraan kontrak lebih rendah daripada laba yang dirilis sebelum dan setelah negosisasiManipulasi laba tidak dapat diketahui apakah ia terjadi untuk laba kuartalan atau laba tahunan. Pemeriksaan apakah laba tahunan aktual dalam periode negosiasi berbeda dari laba akuntansi tahunan aktual perlu dilakukan. Penggunaan akuntansi akrual merupakan pengujian yang kuat jika akrual bergantung pada manipulasi manajerial di sekitar pembicaraan kontrak dan arus kas tidak dimanipulasi. Akrual tahunan diasumsikan tidak teratur. Sehingga, peneliti berhipotesis:H2: Manajemen memanipulasi akuntansi akrual (perbedaan antara laba yang dilaporkan dan arus kas) selama negosiasi kontrak.Disain PenelitianDataPeneliti mengambil data dari dua sumber yaitu Wage Calendar dan Wall Street Journal. Pada Wage Calendar peneliti mendata bahwa terdapat 576 kontrak tahunan yang terdaftar pada periode 1968-1981 dan 303 kontrak kuartalan yang terdaftar di periode 1974-1981. Kemudian, peneliti mendata bahwa terdapat 658 kontrak tahunan yang dilaporkan selama tahun 1965-1981 dan 401 kontrak kuartalan yang dilaporkan selama tahun 1974-1981.Pengurangan sampel juga dilakukan oleh peneliti dengan alasan sebagai berikut:1. Peneliti tidak ingin mengambil kontrak tahunan yang tidak terdaftar pada Moodys Industrial Manual;2. Peneliti tidak ingin mengambil kontrak yang telah terdaftar di Wage Calendar dan telah terdaftar pula di Wall Street Journal;3. Peneliti tidak ingin mengambil data pada kontrak tahunan yang tidak berbasis kalender tahunan;4. Peneliti tidak ingin mengambil kontrak dimana informasi kontraknya tidak terdaftar di Compustat;5. Peneliti tidak mengambil kontrak dimana pekerja bernegosiasi dengan beberapa serikat kerja dalam periode yang bersamaan;6. Peneliti tidak ingin mengambil kontrtak yang tidak mewakili minimal 20% dari total karyawan perusahaan.Pada akhirnya, peneliti hanya akan menggunakan 242 kontrak tahunan yang terdaftar pada 105 perusahaan. Sedangkan, terdapat 134 kontrak kuartalan yang terdaftar pada 85 perusahaan yang akan dijadikan sampel.Pengukuran variabelVariabel yang diukur dalam penelitian ini adalah:1. Isu waktu terkait tanggal penerbitan labaPenentuan periode negosiasi laba membutuhkan perbandingan antara tanggal penerbitan laba terhadap tanggal kontrak diterima. Tanggal persetujuan kontrak diasumsikan sebagai tanggal yang dipublikasikan pada awal periode kontrak yang ada pada Wall Street Journal. Periode negosiasi (t=0) didefinisikan sebagai kuartal terakhir pada tahun fiscal dimana tanggal laba yang dilaporkan pada Compustat lebih awal dari tanggal persetujuan kontrak.2. Sampel yang tergolong variabel kontrolTerdapat dua sampel kontrol yang dipilih: sampel acak dan sampel yang cocok. Sampel acak dipilh dari 85 perusahaan yang terdaftar di Compustat. Sampel yang cocok dipilih untuk mengontrol industry yang memungkinkan dan ukuran perusahaan pada kinerja perusahaan yang tidak mempunyai serikat pekerja.3. Model ekspektasi laba yang dipilih.Penilaian apakan laba tahunan atau kuartalan dimanipulasi oleh manajemen, peneliti membandingkan laba aktual dan dugaan laba untuk semua negosiasi dan periode yang bersangkutan. Laba akutal tahunan diasumsikan tidak teratur. Sedangkan, dugaan laba tahunan diestimasikan menggunakan dua model ekspektasi. Model pertama adalah model akun untuk laba musiman dan tren lainnya yang memuat pendapatan kuartalan (Foster, 1977 dan Benston dan Watts, 1978). Dimana: Qit adalah laba per saham perusahaan i dalam tahun t dan ai dan bi merupakan koefisien estimasi.FEit = Qit (Qit-4 + ai + bi (Qit-1 Qit-5))Model kedua adalah model ekspektasi kkuartalan yang mengasumsikan dugaan laba pada kuartal ini sama dengan laba aktual empat kuartal yang lalu. Kemudian, model tersebut dirumuskan sebagai berikut:FEit = Qit Qit-4Aproksimasi akuntansi akrual yang digunakan adalah: (1) jumlah perubahan piutang dagang dan persediaan kurang jumlah depresiasi, perubahan utang dagang, perubahan utang pajak penghasilan, dan pajak diterima dimuka [Healy, 1985], (2) perubahan piutang, dan (3) perubahan saldo persediaan.II. KARAKTERISTIK KUALITATIF PENELITIANValiditas InternalValiditas eksternal penelitian ini sangat kuat karena peneliti menggunakan berbagai proksi alternative dan menguji data menjadi dua bentuk bagian, yaitu data kuartalan dan data tahunan.Konsistensi antara Hasil dan Simpulan yang ditarikPengujian data kuartalan menggunakan berbagai time series laba kuartalan di sekitar negosiasi kuartalan. Peneliti memisahkan data menjadi dua belas kuartalan. Tujuh kuartal pertama merupakan periode dimana negosiasi kontrak diasumsikan terjadi sebelum laba dirilis. Pada kuartal ke-8 merupakan kuartal dimana laba dirilis sebelum negosiasi kontrak terakhir dilanjutkan. Kemudian, tiga kuartal terakhir menunjukkan saat dimana kontrak akan berakhir. Hasil pengujian laba kuartalan membuktikan tidak adanya manipulasi laba yang dilakukan oleh manajer.Pengujian data tahunan menggunakan pengukuran laba alternative, konvensi timing alternative, dan uji statistik alternative. Pada pengukuran laba alternatif dimana (1) laba per saham yang disesuaikan, (2) laba bersih setelah item extraordinary, (3) penghasilan yang tersedia bagi pemegang saham umum. Sebagai tambahannya, terdapat tiga definisi alternative untuk perubahan akrual akuntansi tahunan yang digunakan: total akrual, perubahan piutang, dan perubahan persediaan. Pada konvensi timing alternative, periode negosiasi membicarakan laba tujuh bulan yang lalu yang sesuai dengan laba tahunan yang dirilis. Sedangkan, uji statistik alternative yang digunakan adalah uji chi-squared. Hasil pengujian data tahunan menunjukkan tidak adanya konsistensi dengan pandangan bahwa manajer menekan laba selama pembicaraan kontrak.Penelitian ini menyarankan bahwa dalam periode sampel ini, perusahaan yang tidak berserikat pegawai tidak mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba karena mereka telah berkinerja buruk. Terdapat tiga hasil interpretasi peneliti dari kedua pengujian di atas, yaitu:1. Selama perusahaan tidak beroperasi dengan baik, maka manajer tidak menyesuaikan laba selama periode sampel;2. Tidak terdapat manipulasi laba walaupun serikat pegawai dapat menundanya;3. Pengujian yang dilakukan lemah untuk mendeteksi penyesuaian laba manajer.III. IMPLIKASI HASIL PENELITIANImplikasi Teori/PengetahuanPenelitian ini memberikan kontribusi bagi dunia bahwa manajer dapat mengubah atau tidak mengubah laba dalam melakukan negosiasi kontrak pegawai.