Trigger 4 Modul Ipd Pre Diabetes
-
Upload
haya-septiani-siau-cie -
Category
Documents
-
view
241 -
download
1
description
Transcript of Trigger 4 Modul Ipd Pre Diabetes
LAPORAN TUTORIAL
MODUL ILMU PENYAKIT DALAM
TRIGGER 4 : DIABETES MELITUS
FASILITATOR : Dr.Rika Amran.MARS
Ketua : Haya Septiani Lestari
Sekretaris : Novika Gemala Sari
Notulen : Retno Puspita Sari
Anggota :
Asriani Chania
Zeniana Rahayu
Habibi Al Afghani
Sila Walfadila
Putri Nurma Sari
Ajeng Sawitri
Nidya Dwi Cahyani
Andi Akbar Malana
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2015
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUTORIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
Modul : ILMU PENYAKIT DALAM
Trigger ke : 4
Semester : V (Lima)
Kelompok : Tutorial VI
Fasilitator : Dr.Rika Amran.MARS
Ketua : Haya Septiani Lestari (13-054)
Sekretaris : Novika Gemala Sari (13-055)
Notulen : Retno Puspita Sari (13-056)Anggota :
Asriani Chania (13-051)
Zeniana Rahayu (13-052)
Habibi Al Afghani (13-053)
Sila Walfadila (13-057)
Putri Nurma Sari (13-058)
Ajeng Sawitri (13-059)
Nidya Dwi Cahyani (13-060)
Andi Akbar Malana (13-206)
Padang, 02 oktober 2015
Diperiksa oleh,
Fasilitator Ketua Kelompok
Dr.Rika Amran.MARS Haya Septiani Lestari
MODUL ILMU PENYAKIT DALAM
Trigger 4 : Kami manis, semanis madu…
Ibu Firda,61 tahun, datang ke dokter untuk melakukan medical check up
karena akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Dari beberapa hasil
pemeriksaan laboratorium ternyata didapatkan gula darah sewaktu ibu
Firda 211 mg/dl. Dari anamnesis tidak menemukan keluhan badan terasa
letih, polifagia, poliuria, atau polidipsi. Tidak ada riwayat sakit gula
dalam keluarganya. Selama ini ibu Firda merasa sehat-sehat saja dengan
berat badan stabil di kisaran 64 kg dengan tinggi badan 150cm. Oleh
dokter ibu Firda dianjurkan memeriksakan gula darahnya dilain kesempatan,
sekaligus juga memeriksakan urinnya. Setelah dicek ulang, ternyata
didapatkan hasil gula darah sewaktunya 189 mg% dan pada urin ditemukan
tes reduksi (+). Karena sudah 2 kali diperiksa, akhirnya ibu Firda minta
penjelasan ke dokter, apakah dia memang sakit gula?
STEP I
CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Polifagia : banyak makan
2. Poliurea : banyak mixturisi
3. Polidipsi : banyak minum
4. Tes reduksi : tes untuk melihat apakah ada glukosa
STEP II
DEFINE THE PROBLEMS
1. Berapa kadar glukosa normal ?
2. Kenapa pada anamnesa tidak ditemukan gejala klasik ?
3. Analisis nilai-nilai yang terdapat pada trigger ?
4. Apa tujuan pengecekan ulang pada kadar glukosa ? apakah cukup
dengan 2x pemeriksaan ?
5. Apa diagnose untuk ibu firda ?
6. Apa pemeriksaan penunjang diagnose tersebut ?
7. Apa hubungan polifagia, poliurea, polidipsi dengan keadaan klinis?
8. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk bu firda?
9. Apa yang menyebabkan perbedaan nilai pada pemeriksaan pertama
dan kedua ?
STEP III
BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION
1.
Normal Disglikemia Hiperglikemia
GDP <100 100-125 ≥126
GDS <90 140-199 >200
PP 2 jam 80-140 140-199 >200
2. Tidak ditemukan gejala klasik karena kerja insulin masih bagus
(respon insulin masih baik dakam pemindahan glukosa ke jaringan)
3. Analisis :
Pemeriksaan GDS I : 211 mg/dl (HIPERGLIKEMIA)
Pemeriksaan GDS II : 189 mg/dl (DISGLIKEMIA)
Tanpa adanya gejala klasik
BB : 64 kg
TB : 150 cm
IMT : BB (kg)
TB2 (m)
= 28.4 Obesitas kelas I
Tes Reduksi (+) apabila kadar glukosa diatas kadar ambang 180mg/dl menggunakan reagen benedict
4. Tujuan : untuk memastikan keadaan hipergikemia dengan GDS/GDP ulang karena tidakditemukan gejala klasik pada GDS I
Tidak cukup dengan 2X pemeriksaan
Perlu pemeriksaan lanjut TTGO dengan 2 jam penahan atau puasa
< 140 mg/dl = normal
140-199 mg/dl = TGT
≥ 200 mg/d = DM
5. Prediabetes dengan kadar glukosa fase disglikemia
6. TTGO :
3 hari setelah pemeriksaan GDS II makan dan aktivitas biasa
Setelah malam ke 3 puasa 8 jam
Pemeriksaan GDP
Pemberian glukosa 75 mg/dl dalam 250 ml air
Puasa 2 jam
Pemeriksaan uang GDP /GDS
7. Polifagi, poliuria, polidipsi adalah gejala klasik untuk diagnose DM
Polifagia insulin terganggu produksi insulin gukosa darah ↑ ke jaringan nutrisi untuk metabolisme sel/ jaringan merangsang pusat lapar di nucklei ventral of hipotalamus LAPAR
Polidipsi glukosa↑ viskositas darah ↑ H2O merangsang pusat haus HAUS
Poliuria tereksitasi haus di hipotalamus sering minum ↑ GFR Urine ↑
8. Memberikan edukasi terapi non medicamentosa
Diet rendah lemak,rendah glukosa
9. Dipengaruhi oleh aktivitas, asupan gizi pada 1 hari dengan hari lainnya tidak sama, sehingga sangat mungkin mempengaruhi nilai GDS I dan GDS II pasien
STEP IV
ARRANGE EXPLANATION INTO ATENTATIVE SOLUTION
Lifestyle
Obesitas
Hipergikemia
(-) ada gelaja klasik
< 140
Pem. Ulang
GDP /GDS
140-199
TTGO
≥200
DMTGTNORMAL
STEP V
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang :
“PRE DIABET & DMT2” :
a. Etiologi
b. Patogenesa
c. Gejala
d. Diagnosa
e. DB
f. Penatalaksanaan
g. Komplikasi
h. Analisis Trigger
STEP VI
GATHERING INFORMATION AND PRIVATE STUDY
Mengumpulkan berbagai macam sumber informasi baik dari buku
literature, jurnal-jurnal, maupun dari internet.
STEP VII
SHARE THE RESULT
“PREDIABETES” :
A. Etiologi
- kondisi abnormalitas metabolisme glukosa yang ditandai dengan peningkatan
gula darah.kondisi yang mengawali cascade disfungsi vaskuar sebelum
diabetesnya didiagnosis.
B. Gejala
hipergikemia
Umumnya pasien berusia dekade 4
Umumnya penderita gemuk
disipidemia
C. Diagnosa
Kadar insulin puasa bisa tinggi atau rendah (pada keadaan lanjut)
Sering ditemukan usia dekade 4
Sering bertubuh gemuk dengan IMT ≥ 23
GDP ≥ 110 mg/dl
D. Diagnosa banding
DMT2
E. Penatalaksanaan
a.Edukasi
jika normal :
Harus diet
Exercise
Menurunkan BB
b. Prediabetes
Diet
Exercise
Pantau gula darah
c. DMT2
Edukasi
Meformin
Pantau gula darah 500 mg 1x per hari
Setelah makan selama 1 minggu
Pemeriksaan fisik : 1Inspeksi, pasien tampak dengan
kelebihan BB (gemuk) Pemeriksaan penunjang :
I. Pemeriksaan Gula Darah
GDS 1 211mg/dl
(Hiepergikemia tanpa gejala)
Karena obesitas lama kelamaan
mengakibatkan resistensi insulin
sehingga glukosa tidak bias masuk ke
jaringan otot ,mengakibatkan glukosa
plasma me ↑ hiperglikemia.
GDS II 189 mg/dl
(Disglikemia)
Kompensasi sel β pancreas
dalam sekresi insulin
Hormone adipoknetin yang
dihasilkan jaringan adipose
untuk sensitivitas insuin
Keduanya mengakibatkan
glukosa daam plasma dapat
berdifusi ke jaringan
Kadar gukosa plasma sedikit
menurun disglikemia
II. Pemeriksaan urin
Tes reduksi (+) 189 mg/dl
Kadar glukosa melebihi kadar ambang glukosa di ginjal yang mana
normalnya 180mg/dl yang dites melalui uji reagen benedict.
Penatalaksanaan : harus dilakukan uji TTGO terlebih dahulu untuk
memastikan diagnose pada pasien di trigger dan untuk perencanaan terapi.
F. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita
DMT2 ialah :
a. Retinopati
b. pjk
c. hipoglikemia
d. nefropati
e.neuropati , mikroangiopati
G. Analisa data pemeriksaan labor pasien :
Anamnesa
i. Nama : Ny.Firda
ii. Usia : 61 th
iii. K.U : tidak ada keluhan ,pemeriksaan guna
medical check up
(analisa : sel β pancreas masih baik dalam
menghasikan insulin sehingga tidak
ditemukannya gejala klasik yang
mengindikasi resistensi insulin.)
iv. Onset : (-)
v. F.ringan : (-)
xi. F.parah : (-)
xii. RPS : (-)
Pemeriksaan fisik : 1Inspeksi, pasien tampak dengan
kelebihan BB (gemuk)
Pemeriksaan penunjang :
III. Pemeriksaan Gula Darah
GDS 1 211mg/dl
(Hiepergikemia tanpa gejala)
Karena obesitas lama kelamaan
mengakibatkan resistensi insulin
sehingga glukosa tidak bias masuk ke
jaringan otot ,mengakibatkan glukosa
plasma me ↑ hiperglikemia.
GDS II 189 mg/dl
(Disglikemia)
Kompensasi sel β pancreas
dalam sekresi insulin
Hormone adipoknetin yang
dihasilkan jaringan adipose
untuk sensitivitas insuin
Keduanya mengakibatkan
glukosa daam plasma dapat
berdifusi ke jaringan
Kadar gukosa plasma sedikit
menurun disglikemia
IV. Pemeriksaan urin
Tes reduksi (+) 189 mg/dl
Kadar glukosa melebihi kadar ambang glukosa di ginjal yang mana
normalnya 180mg/dl yang dites melalui uji reagen benedict.
Penatalaksanaan : harus dilakukan uji TTGO terlebih dahulu untuk
memastikan diagnose pada pasien di trigger dan untuk perencanaan terapi.
KESIMPULAN
Prediabetes merupakan- kondisi abnormalitas metabolisme glukosa yang
ditandai dengan peningkatan gula darah.kondisi yang mengawali cascade
disfungsi vaskuar sebelum diabetesnya didiagnosis.
Biasanya pasien dengan obesitas perlu dilakukan uji TTGO untuk memastikan
nilai kadar GDP/GDS pasien untuk menegakkan diagnosias pasien dengan
kondisi normal, TGT ataupun DM
Pasien perlu mengontrol kadar glukosa tubuh dengan diet dan latihan jasmani
adar menurunkan resiko progresitas penyakit ke DM tipe 2
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo Aru W,Dkk.1999.Naskah lengkap penyakit dalam.Jakarta.FKUI
Siti Setiani,dkk.2014.buku ajar IPD jilid 3 Ed VI.Jakarta.Internapublishing