Triger Finger RD2002
Transcript of Triger Finger RD2002
-
8/16/2019 Triger Finger RD2002
1/5
Trigger Finger RD Collection 2002
Trigger finger (TF) atau stenosing tenosynovitis adalah salah satu penyebab
kesakitan dan kecacatan pada tangan. Nyeri yang timbul menyebabkan kesulitandalam mencapai normal ROM (range of motion) pada jari dapat membuat kesulitanmenjalankan tugas fungsional jari seperti mengenggam atau mengetik. Keadaan ini
disebabkan oleh penebalan tendon fleksor pada aspek distal tangan yangmenyebabkan terperangkapnya tendo pada saat masuk sarung tendo. Kondisi ini
dimulai dengan perasaan tidak enak pada tangan selama menggerakkan jari.
Kemudian secara bertahap, pada waktu fleksi atau ekstensi menyebabkan derikan( snapping ) dan letupan ( popping ) yang sangat sakit pada tendon fleksor.
Pasien dapat kesulitan untuk flexi atau ekstensi tergantung dimana jepitan tendo
terjadi, tetapi lebih sering terj adi pada posisi f leksi . Stenosing tenosinovitis dapatterjadi pada semua lokasi dimana tendo melewati sarung atau kanal osteoligamen,
tetapi kondisi ini hanya sering ditemui di tangan dan pergelangan tangan.
EpidemiologiDi Amerika Serikat trigger finger merupakan kondisi yang sering didapatkan. Tidakdidapatkan predisposisi rasial , paling sering ditemukan pada dekade ke lima dan
enam, wanita lebih sering dari pada pria , Tangan dominan lebih sering, sedangkanibu jari yang paling banyak terlibat diikuti oleh jari keempat dan jari ketiga.Jari
telunj uk yang paling sedikit terkena Sering didapat bersamaan dengan penyakit deQuervain’s dan carpal tunnel sindrom
AnatomiSarung tendo fleksor berjalan dari caput metacarpal ke distal phalang dan melekat
pada tulang dibawahnya yang mencegah pembengkokan (bowstringing ) dari tendo.
Sarung tendo dengan sinovia mengurangi gesekan; ligamen anular terbentuk dari
penguatan dari fasia profunda, menyediakan retinakulum atau pulley (katrol) untukmempertahankan tendon dekat dengan tulang. Karena ada ROM yang lebar antara
fleksi dan ekstensi pada pergelangan tangan, retinakula ada baik pada aspek volarmaupun dorsal.
Ibu Jari
Pada sendi metacarpophalangeal (MCP joint) I, tendo dari fleksor policis longus(FPL) melewati saluran sempit yang dibentuk oleh lekukan pada permukaan palmarcolum metacarpal I dan serabut transversa dari anular ligamen fleksor . Pada tiap sisi
pada kapsul MCP joint terdapat os sesamoid, dimana salah satu tendo fleksor policis brevis berinsersi. Disini adalah tempat tersempit dari sarung fleksor policis longus
dimana sering terjadi konstriksi
Jari-jari
Tendo Fleksor digitorum profundus (FDP) dan Fleksor digitorum superfis
(FDS) memasuki terowongan fibroosseus sempit dibentuk dari lekukan p
permukan palmar kolum metacarpal dan ligament anulare. Terdapat 2 tipe puyaitu anular dan cruciatum. Pada jari terdapat empat pulley anular dan tiga pu
krusiatum. Anular pulley terbentuk dari satu band fibrosa sedangkan pucruciatum mempunyai dua band fibrosa yang saling menyilang. Anular pulley letebal dan rigid di banding dengancruciatum pulley
Uru tan pulley dari proksimal ke distal adalah :
Pulley A1 melewati MCP joint. Dibebaskan pada operasi TF
Pulley A2 melewati ujung proksimal dari phalang proksimalPulley C1 melewati pertengahan phalang proksimal
Pulley A3 berada diatas proksimal interphalangeal (PIP) join
Pulley C2 berada diatas ujung proksimal phalang mediaPulley A4 berada diatas pertengahan phalang media
Pulley C3 berada diatas ujung distal phalang media
Pemotongan pulley A1 tidak menyebabkan hilangnya fungsi fleksor, te pemotongan pulley A1 dan A2 menyebabkan keterbatasan fleksi aktif pascaope
Pulley A2 dan A4 penting untuk mencegah pembengkokan (bowstringing)
tendo fleksor.
-
8/16/2019 Triger Finger RD2002
2/5
Histologi Pulley A1 menunjukkan hipertrofi yang nyata digambarkan sebagai penebalansikatriks seperti leher (collarlike) berwarna putih. Pemeriksaan mikroskopis
memperlihatkan degenerasi, pembentukan kista, dan plasma c- infiltrasi. Penelitianmikroskopik menunjukkan terdapat lebih banyak proliferasi kondrositik kolagen tipe
III daripada kondrosit dibandingkan normal pada lapisan paling dalam atau frictionlayer pulley A1. Jumlah cairan ekstraseluler meningkat secara signifikan
dibandingkan pada kontrol. Sampson et al menyimpulkan mekanisme patobiologiyang mendasari TF adalah metaplasia fibrocartilago pada A1 pulleys, daripadadisebabkan trauma atau penyakit. Beberapa penelitian gagal menunjukkan adanya
inflamasi sel akut atau kronis pada sinovium, sehingga akhiran "itis" adalah
terminologi yang salah kecuali berhubungan dengan RA or inflammatory arthritis.
PatofisiologiPada trigger finger inflamasi terjadi terutama pada sinovia yang menutupi tendo.
Sarung tendo sendiri sering menebal sampai beberapa kali ukuran normal. Ketikakondisi ini berlangsung untuk beberapa lama, tendo menjadi terjepit atau terbentuk
bulbous swelling pada tendon baik pada proksimal maupun distal dati stenosis. Efusi
serous mungkin terjadi. Tendo yang normal berwarna putih menjadi abu-abu.Pada keadaan normal tendo fleksor jari meluncur kembali dan seterusnya dibawahketegangan pulley. Penebalan sarung tendo fleksor menyebabkan hambatan pada
mekanisme luncuran ( gliding) normal. Nodul mungkin terbentuk pada tendomenyebabkan tendo melekat pada ujung proksimal A1 pulley sehingga
menimbulkan kesulitan ketika pasien berusaha mengekstensi jari. Denganmenambah kekuatan untuk mengekstensi jari baik dengan meningkatkan kekuatan
ekstensor atau dengan kekuatan eksterna misal mengunakan tangan yang lain, jari
membuka diikuti derik ( snaps) dengan rasa sakit pada telapak tangan distal danmasuk ke proksimal jari yang terlibat. Pada keadaan yang lebih jarang, nodul
terperangkap disebelah distal dari A1 pulley sehingga menyebabkan kesulitan untukfleksi jari.
KlasifikasiKlasifi kasi Green digunakan hanya untuk grading klinis dan dokumentasi.Grade I (Pretriggering) : Nyeri, riwayat catching yang tidak dapat diperlihatkan
pada pemeriksaan klinis. Tenderness diatas pulley A1
Grade II (aktif) : Catching dapat ditunjukkan, tapi pasien dapat secara aktifekstensi jari
Grade III (pasif) : Locking , memerlukan ekstensi pasif (grade IIIA) atauketidakmampuan untuk fleksi aktif (grade IIIB)
Grade IV (Kontraktur) : Catching , dengan fixed fleksi kontraktur sendi PIP1
EtiologiTrauma pekerjaan berulang (repetitive occupational trauma) memainkan pera pada terbentuknya tri gger finger. Ketika ligamentum anular ditekan dengan
untuk waktu lama dengan memegang gunting, obeng atau peralatan lain, ten gliding dibawah ligamen mungkin teriritasi. Iritasi ini menghasilkan eksudasi
pada akhirnya menyebabkan penebalan dari sinovia yang menutupi tendo, penebtendo itu sendiri atau penebalan fleksor tendo sheath sehingga timbul gangguan p
gerakan meluncur (gliding) bebas dari tendo. Penyebab paling sering stenostenosinovitis adalah inflamasi kronik dari sinovial sheath.Sebab sistemik dari trigger finger adalah rheumatoid arthritis (RA), diabe
mellitis (DM), psoriasis arthritis, amyloidosis, hipotiroidisme . Atau dari inf
sekunder misalnya tuberculosis. Tetapi yang paling banyak penyebabnya tdiketahui atau tidak jelas; diduga karena perubahan morfologi pulley. Stenotenosinovitis pada tendo fleksor policis longus mungkin sudah ada pada waktu atau muncul pada masa bayi.
Manifestasi KlinisDengan perubahan karena inflamasi pada tendo fleksor dan sarungnya, nyeri ter
sepanjang tendo dan dapat timbul baik pada waktu istirahat atau pada w bergerak. Titik dimana nyeri paling maksimal biasanya diatas anular band dasar jari diatas collum metacarpal. Bila proses inflamasi berlangsung terus
tendo menjadi makin terjepit dalam sarung tendo, nyeri menjadi makin bertamdan gerakan aktif jari menurun.. Pembesaranbulbous pada tendo ekstensor biasa
terdapat di distal anular band pada jari dengan ekstensi penuh. Dengan kekuaktif fleksor jari, pelebaran bulbous ini berpindah melewati sarung tendo
kemudian berada di proksimal anular band pada telapak tangan. Gerakan ini se
disertai dengan letupan ( snap) yang sangat sakit dan kemudian jari terkunci p posisi fleksi. Karena tendo fleksor lebih kuat dari ekstensor maka pasien se
tidak dapat mengekstensikan jari secara aktif dan harus dengan jari tangan yangmengekstensikan jari yang diikuti dengan letupan lain yang menyakitkan ka
pelebaran bulbous pada tendo kembali lewat tendo sheath yang stenosis.Ketika jari terkunci pada posisi fleksi, pasien sering tidak mau mengekstensikan
karena rasa sakit akan terjadi lagi.. Biasanya trigger finger terjadi pada waktu dan akan hilang setelah tanga dipakai untuk bekerja. Karena inaktif, udem a
terjadi pada tendo fleksor dan udem ini akan menyebar dengan aktifimenghasilkan tendo meluncur dengan mudah melewati sarung tendo. Ge
mungkin berkurang dengan perjalanan waktu terutama bila letupan disebabkab swelling dari tendo atau sarung tendo dan penebalan tidak berlebihan dari anband . Tekanan dari jari tangan pemeriksa diatas anular band dapat menimbulkan
dengan letupan yang menyakitkan.
Diagnosis
-
8/16/2019 Triger Finger RD2002
3/5
Penderita mempunyai riwayat locking atau catcing selama aktifitas fleksi-ekstensiaktif dan mungkin memerlukan manipulasi pasif untuk ekstensi jari, nyeri pada
bagian distal telapak tangan, benjolan di telapak tangan dan sakit yang menjalar
sepanjang jari. Penderita mungkin mengeluh stiffness pada jari, terutama setelah periode inaktif seperti tidur dan menghilang setelah aktifitas.Pada penderita RA
atau DM keluhan mungkin melibatkan beberapa jari.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tenderness diatas pulley A1, palpable snapping sensasition atau krepitasi di atas pulley A1, Teraba nodul pada FDS di distal MCP
joint, serta triggering pada ekstensi akti f atau pasif oleh penderita. biasanya nodul pada tendo dengan mudah dapat terasa dan palpable dan clik terdengar bila
triggering dibetulkan dengan ekstesnsi jari.
Tidak ada tes laboratorium untuk diagnosis TF. Diagnosis TF ditegakkan secaraklinis. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk kecurigaan DM, RA, gout atau
hypothyroidisme Pemeriksaan radiologis tidak diindikasikan.
PenatalaksanaanPada awalnya trigger finger diterapi dengan splinting pada posisi ekstensi, dimanahal ini akan menyebabkan terjadinya stiffness dan pada akhirnya kehilangan fleksi
dari metacarpophalangeal dan inter phalangeal. Karena adanya komplikasi ini, peneliti menggunakan inj eksi steroid in trasheath yang menghasilkan keberhasilandengan proporsi yang tinggi. Pembedahan untuk membebaskan pulley A1 menjadi
popular karena splinting dan injeksi steroid gagal atau adanya patologi lain sepertirheumatoid arthritis atau adanya resiko rupture tendo atau infeksi
A Konservatif
Terapi Konservatif (non operatif) akan menyembuhkan setidaknya 50 persen pasien
dengan trigger finger atau trigger thumb. Rekoveri spontan mungkin terjadi pada beberapa pasien tanpa terapi apapun.Terapi konservatif meliputipemberian NSAIDs, immobilisasi dan injeksi steroid.
1. NSAIDs
Oral NSAAIDs dapat mengurangi nyeri dan inflamasi. Berbagai macam
NSAIDs oral dapat dipergunakan, meskipun tidak satupun yang memiliki perbedaan sehingga menjadi obat pilihan. Pemilihan NSAIDs tergantung darikenyamanan (berapa kali obat harus diminum dalam sehari untuk mencapai
efek analgesi dan antiinflamasi yang adekuat) dan kepatuhan pasien.
2. Splinting
Bila simptom terjadi kurang dari 6 minggu, imobilisasi dari jari atu ibu jariselama tujuh sampai sepuluh hari sering menghasilkan penyembuhan. SplintMCP joint pada fleksi 15°. Spint harus cukup panjang untuk menjangkau PIP
joint karena pembatasan gerakan pada sendi ini akan mencegah terjadinyatrigger phenomena. Dengan menempatkan spint pada aspek dorsal dari jari,
permukaan taktil ujung jari tetap t erbuka sehingga jepitan antara jari dan ibu jari tidak terpengaruh..
Splint harus dibuka 2 -3 kali sehari supaya pasien dapat mengerakkan sinterphalang secara pasif sampai full ROM. Tidak boleh dilakukan gera
aktif jari karena mungkin dapat menyebabkan snapping dari tendo flek
Meskipun hasil dari splinting cukup baik akan tetapi masih lebih rendibandingkan dengan injeksi steroid atau operasi.
3. Steroid in jeksi
Pada saat ini disepakati injeksi steroid adalah terapi lini pertama. Bila sim
sudah lebih dari 6 minggu atau sangat akut dianjurkan untuk dilakuinjeksi kortikosteroid l ong akting seperti triamcinolon 20 mg langsung p
sarung tendo fleksor. Hasil yang baik didapatkan pada pasien wanita dan p
pasien dengan satu jari yang terlibat. durasi simptom pendek (kurang da bulan) atau tidak ada kondisi lain yang berhubungan (misal RA,DM)
Fauno (1989) melaporkan hilangnya gejala pada 76% penderita setelah injkortikosteroid sebanyak tiga kali dengan interval tiga minggu Buch-Jae(1992) melaporkan hasil yang baik pada 73% kasus setelah satu suntikan
hidrokortison, Kraemer (1990) merekomendasikan injeksi triamcinolon 20
sampai dengan tiga kali pada digital flexor sheath sebagai managemen awal non locking stenosing tenosynovitis pada dewasa.
Teknik injeksi
Bahan : 0,5 ml methylprednisolon atau 20 mg triamcinolon ditambah dengan – 1 ml lidokain 1 %. Posisi pergelangan dan tangan : abduksi maksimal ibu j
Lokasi injeksi: Pada lokasi nodul tendo atau pada aspek palmar diantara cmetacarpal dan palmar crease distal. Pada aspek palmar dengan jarum 25 Gatau 1,5 inchi jarum diinsersikan dengan sudut 30 derajat distal dari c
metacarpal dan diarahkan ke proksimal, hampir sejajar dengan kulit ke
nodul.Pasien diminta fleksi dan ekstensi jari yang sakit, insersikan jarum sam
sarung tendo ditandai dengan adanya sensasi gatal. Steroid diinjeksikan diteini. Bila jarum masuk ke dalam tendo, akan terlihat jarum bergerak sedengan pergerakan tangan. Jarum dengan pelan ditarik 1-2 mm keluar dari te
dan masuk kedalam sarung tendo, ditandai dengan rasa gatal, obat diinjeksikaPasien harus diingatkan harus pada posisi supine selama beberapa menit se
injeksi. Gerakkan sendi secara pasif untuk memastikan obat yang tdisuntikkan masuk pada lokasi yang tepat,. Untuk memonitor efek samp pasien tidak boleh pulang selama 30 menit setelah injeksi.
Secara umum pasien harus menghindari aktifitas berat yang melibatkan dayang disuntik selama 48 jam. Pasien harus diingatkan bahwa mereka mung
mengalami pemburukan simptom pada 24 – 48 jam yang berhubungan den
steroid flare. Bila hal ini terjadi dapat diterapi dengan es atau NSAIDs. Evadilakukan 3 – 4 minggu pasca injeksi.
-
8/16/2019 Triger Finger RD2002
4/5
B Operasi
Tindakan pembedahan dilakukan pada pasien yang gagal dengan injeksi steroid atau
adanya patologi lain yang diduga menyebabkan triggering yang tidak dapatdilakukan terapi konservatif seperti RA.
1. Operasi terbuka Penelitian hubungan antara anatomi permukaan dengan struktur dalam pada
tangan menunjukkan bahwa ujung proksimal dari anular pulley pertama hampir pasti bertepatan dengan lipatan palmar distal pada jari keempat dan kelima.
Lipatan palmar proksimal pada ibu jari dan setengah antara dua lipatan pada jaritengah Ujung proksimal dari annulus sheath fleksor policis longus tepat dibawahlipatan fleksi MCP ibu jari.
Insisi transversal pendek ditempatkan pada lekukan yang tepat atau untuk release jari tengah pertengahan antara dua lekukan. Tempat ini juga lokasi penyembuhan
insisi jauh dari tonjolan kaput metacarpal, mengurangi tekanan langsung padascar yang nyeri pada waktu menggenggam benda silinder atau sferis. Nervus
digitalis dan arteri yang berjalan sejajar pada tiap fleksor sheath harusdiidentifikasi. Dua nervus digital pada ibu jari mudah terkena cedera. Bilamenggunakan insisi longitudinal jangan sampai melewati lekukan fleksi karena
akan menimbulkan skar yang nyeri.
Teknik Operasi
Lokal anestesi lidokain diinfiltrasikan pada kulit diatas A1 pulley, suntik lebihdalam pada sarung tendo dan pneumatik arm tourniquet dikembangkan untukmendapatkan lapangan operasi yang bersih. Untuk tiap tendo yang akan
dibebaskan, 1,5 – 2 cm insisi kulit secara transversal dibuat pada lekukan yangtepat seperti tersebut diatas. Sendi MCP di hiperekstensi untuk menggeser
struktur neurovascular ke dorsal sehingga mengurangi resiko cedera. Diseksisecara tumpul jaringan subkutan dan fasia palmar untuk mengekspose fleksorsheath. Nervus digitalis dan pembuluh darah diproteksi. Ujung proksimal yang
tebal dari fleksor tunnel yang kuat diidentifikasi.Dua nervus digital pada ibu jari lebih mudah cedera, terutama bagian radial
yang berada dekat dengan lapisan dermis pada lekukan fleksi dimana saraf
tersebur akan laserasi bila insisi initial terlalu dalam. Saraf ini berjalan diagonalmelewati sheath fleksor ibu jari sehingga dapat cedera karena diseksi dengangunting secara buta lebih proksimal. Dengan pandangan langsung scapel No 11
diinsersikan dibawah annulus dan didorong ke distal untuk memotong pulleyA1 secara longitudinal. . Panjang insisi kurang lebih 1,5 cm (pada anak-anak
0,5 cm). Hati-hati supaya tidak memotong terlalu distal dan resiko memotongA2 pulley yang dapat menyebabkan bowstringing . Pasien diminta untuk secaraaktif menggerakkan jari untuk memastikan triggering dan locking telah
dihilangkan. Kulit dijahit dengan 2-3 jahitan. Tangan dibiarkan bebas dangerakan dianjurkan segera setelah operasi.
Komplikasi Operasi
Heithoff (1988) 17 melaporkan komplikasi pemotongan pulley menyebabkan bowstringing dengan kehilangan fleksi penuh jari. Sangat j a
terjadi kerusakan saraf.
2. Bedah Endoskopi
Langkah 1: L okasi I nsisi
Palpasi praoperasi harus dilakukan untukmengetahui gambaran tendo fleksor dan
lokasi pulley A1. Dibuat 2 insisi transversaldibuat pada tendo fleksor, panjang 2,5 mm
pada tiap jari. Insisi proksimal ( 1 cm
proksimal dan 1 cm distal dari pulley A1)dengan hati-hati dibuat karena tendo fleksormenutupi proksimal telapak tangan. Insisidistal berada pada palmar digital crease pada
pertengahan jari.
Langkah 2: Posisi dan pembebasan jarin gan
subkutan
Pembedahan dilakukan dengan menggunakantourniquet dengan lokal anestesi atau blok
pergelangan tangan. Jari pada posisihiperekstensi pada sendi MCP. Setelah insisi
dibuat, pemisahan jaringan subcutandilakukan secara tumpul.
-
8/16/2019 Triger Finger RD2002
5/5
Langkah 3: Penempatan kanula
Window kanul diinsersi subkutan sepanjang tendo fleksor dari portal proksimal
sampai melewati portal distal. Obturator kemudian dilepas.
Langkah 4: Visualisasi Endoskopi
Endoskop dimasukkan ke portal proksimal dan dilihat panjang stenosis pada pulleyA1 dan proliferasi sinovia. Diperiksa anatomi melewati kanula windowProbe dapatdigunakan untuk palpasi jaringan dan ujung pulley A1. konfirmasi struktur anatomi
dan pinpoint ujung proksimal pulley A1.
Langkah 5: Release(Gambar 9)
Retograde knife dimasukkan ke medan operasi lewat portal distal. Ujung ProksimalPulley A1 dikait dan seluruhnya dipotong dengan pandangan langsung. Setelah
menyelesaikan release pulley A1, sarung sinovia mungkin mungkin juga direlease bila tendo fleksor ditutupi sinovium secara longitudinal.
Langkah 6: Konfirmasi pascaoperasi
Release sempurna dikonfirmasi dengan luncuran yang halus dari tendo fleksor
dilihat dari canula window pada pergerakan pasif dari jari.Pasien diminta untukmengerakkan jari untuk memastikan trigger sudah hilang.
3. Eastwood ProsedurTujuan dari tindakan ini adalah membebaskan pulley retinakulum A1 denganmencegah resiko cedera nervus digitalis dan bowstringing. Prosedur ini di
indikasikan untuk trigger finger primer yang gagal dengan pengobatan konservatifdan locking secara aktif sehingga release komplet dapat diidentifikasi.
Teknik Operasi:
Langkah 1: Penempatan Jarum
Kain gulung diletakkan dibawah sendi MCP pada tangan untuk mendapat
hiperekstensi jari dan mengeser struktur neurovascular ke dorsal. Anestesi ldiberikan subkutan pada tempat insisi dan sarung tendo fleksor.
Jarum ditempatkan pada titik kurang lebih 1/3 jarak dari dist al palmar crease dan jarak dari proksimal palmar crease. Pada titik ini terletak titik tengah pulley A1
Langkah 2: Release PulleyJarum No 19 Gauge ditempatkan melewati pulley A1 setinggi caput metacar
Pasien diminta memfleksikan jari untuk konfirmasi jarum telah berada di te
fleksor. Jarum ditarik sedikit dan pada posisi longitudinal dengan tendo
Langkah 3: Tes dan perawatan pasca operasi
Dengan gerakan menyapu, jarum digunakan untuk merelease pulley pada a proksimal dan distal. Pada saat pulley s edang dibelah akan terasa gatal. Bila
gatal hilang menunjukkan pulley telah dibebaskan.. Jarum kemudian dicabut.Dengan prosedur ini tidak diperlukan rehabilitasi.
TRIGGER FINGER PADA ANAK-ANAK
Kongenital Trigger Finger/Thumb biasanya bilateral dan sering tidak diperhatselama beberapa bulan. Ibu biasanya menemukan distal phalang dalam posisi fl
dan bila diekstensikan bayi akan menangis.
Diagnosis kongenital trigger finger sering terlambat karena sering tidak dikenali
ini karena bayi sering menggenggam. Pada keadaan ini harus dibedakan dendefisiensi kongenital pada mekanisme ekstensor yang menyebabkan fleksi sendi
pada ibu jari, sedangkan trigger finger menyebabkan terkuncinya sendi IP p posisi fleksi.Pada bayi baru lahir disarankan untuk diobservasi karena resolusi spontan
terjadi diusia 1 tahun pada 30% penderita. Bila trigger finger didiagnosis pada u – 36 bulan harus diobservasi selama 6 bulan karena resolusi akan terjadi pada
penderita.Bila anak lebih dari 3 tahun dianjur kan untuk operasi .