TREND KORUPSI SEMESTER I 2007 - antikorupsi.org fileDefinisiKasusKorupsiBarudan Lama yKasusKorupsi...
Transcript of TREND KORUPSI SEMESTER I 2007 - antikorupsi.org fileDefinisiKasusKorupsiBarudan Lama yKasusKorupsi...
ICW, 2007
TREND KORUPSI SEMESTER I/2007(Januari-Juni2007)
Korupsi Sektor Perbankan: Penyumbang KerugianNegara Terbesar
Skema PenyajianLatarbelakang: Mengapa perlu melakukanAnalisis Trend Korupsi? Analisis Tren Korupsi: Tujuan, Konsep danDefinisi MetodologiHasildanAnalisis :Pengungkapan kasuskorupsiAnalisis trend pengungkapan kasuskorupsiAnalisis penanganan kasuskorupsi
Kesimpulan dan Rekomendasi
LatarBelakangPermasalahan: Sedikitukuranperkembangan praktekkorupsiyang tersedia, sehinggasulituntuk menilaidanmengevaluasidampak dariupaya pemberantasankorupsi. Parameter sederhananyaadalah, apakah kasuskorupsisemakin berkurang, meningkatatautetaptidakada perubahan?
Menu
Tujuan ATK (Analisis Trend Korupsi)Apa yang dimaksud dengan Analisis Trend Korupsi?“ Analisis perkembangan ataspengungkapan danpenanganankasuskorupsisecaraperiodik“
ATK bertujuan untuk: Mengetahuipotensi, struktur, perubahan danperkembangan korupsiyang terjadisecara makroAlternatifukuran danevaluasiatasmetode danusahapemberantasan korupsiyang telahdilakukan.
Contoh, kasuskorupsiyang terungkap dan ditanganiolehaparatpenegak hukum selamainicenderung mudahditanganibersifatdankonvensional. Masihbanyak praktekkorupsiyang terjadidanluputdariupaya pemberantasankorupsi.
Menu
Definisi Kasus Korupsi Baru danLamaKasus Korupsi Kasusdugaan korupsiyang ditanganiaparatpenegakhukum (KPK, Kejaksaan, Kepolisian dan Timtastipikor) dantelahditetapkantersangka.
Kasus Korupsi Baru
Kasuskorupsiyang tersangkanya baru ditetapkan olehaparatpenegak hukum dalam periodepemantauan.
Contoh: penetapan kasusdugaan korupsiPT. TelkomDivre Makassar
Periode Pemantauan Semester I 2007 :
1 Januari 2007 –30 Juni 2007
Metodologi
Sumber Data : pemberitaankasus-kasuskorupsiseluruhIndonesia di media cetak, on-line, elektronikdsb.
Banyak media yang dijadikansumber: 26 Media Nasionaldan 54 Media Lokal.Metode pengumpulan data : “day to day monitoring”terhadappemberitaan korupsi.Pengolahandata menggunakan microsoftexcel dan perangkatlunakstatistik SPSS.
Metodologi
Metodeinidipilihdengan pertimbangansebagaiberikut:Sangatsulitmendapatkan data keseluruhan kasuskorupsiaktualyang terjadidiseluruhIndonesia.
Data berbasiskan media memilikivaliditasyang dapatdiandalkanmengingatpersdapat memberitakanperkembanganpemberitaan kasuskorupsiyang ditanganiaparatpenegakhukum. Unit analisisnyaadalahkasus korupsi.
•Tidaksemua kasuskorupsiaktualdiseluruhIndonesia tertanganiaparathukum
•Tidaksemua kasuskorupsiyang ditanganiaparatpenegak hukumtermuatoleh media
•Tidaksemua kasuskorupsiyang termuatdimediaterpantauolehICW
MetodologiVariabelyang digunakan:Tahunterjadidanterungkap, sektor, modus, lokasi, lembagatempatterjadikorupsi, pelaku danjabatantersangka kasuskorupsi, status hukum pelaku, vonisdansanksihukumDefinisi Kasus Korupsi: Dugaankorupsiyang ditanganiolehaparatpenegak hukum (KPK, Kepolisiandan Kejaksaan) dantelahadapenetapansebagaitersangka(penyidikan).
Menu
MetodologiAnalisis yang digunakan dalam report iniadalahanalisisdeskriptif(frekuensidantabulasisilang) dananalisisperbandinganuntukisusebagaiberikut:Pengungkapan Kasus KorupsiSatu Semester
Trend Kasus Korupsi
ProfilKasus Korupsi Dalam ProsesHukum
HasilPemantauan Dan Analisis
- Pengungkapan Kasus Korupsi Semester I 2007
- Analisis Trend Kasus Korupsi Semester I 2007
- Analisis Profil Kasus Korupsi Semester I 2007
yang ditangani aparat penegak hukum
Pengungkapan Kasus Korupsi
Hasil Pemantauan
132 Kasus Korupsi132 Kasus Korupsi
51 Kasus Korupsi Baru (38,63%)yang terungkap pada sem I 2007
51 Kasus Korupsi Baru (38,63%)yang terungkap pada sem I 2007
81 Kasus Korupsi Lama, (61,37%)dalam proses hukum
81 Kasus Korupsi Lama, (61,37%)dalam proses hukum
Pengungkapan Kasus Korupsi Semester I 2007
51 Kasus Korupsi Baru Yang Terungkap Pada Semester I 200751 Kasus Korupsi Baru Yang Terungkap Pada Semester I 2007
Rata-rata waktu pengungkapan : 2,5 tahunRata-rata waktu pengungkapan : 2,5 tahun
Kerugian Negara : Rp 665,8 miliarKerugian Negara : Rp 665,8 miliar
Modus terbanyak : Mark-up 20 kasus (39.22%)Modus terbanyak : Mark-up 20 kasus (39.22%)
2 Sektor Terbanyak : Pemerintah Pusat dan Daerah : 7 kasusSosial Kemasyarakatan (dana bantuan) : 7 kasus
2 Sektor Terbanyak : Pemerintah Pusat dan Daerah : 7 kasusSosial Kemasyarakatan (dana bantuan) : 7 kasus
Jumlah Pelaku : 102 orangJumlah Pelaku : 102 orang
Ditemukan 51 Kasus Korupsi Baru Yang TerungkapPada Semester I 2007 dengan potensi kerugian negara
mencapai Rp 665,8 miliar
Jumlah kasusbaruinisangatsedikitsekali, jikadibandingkan dengantemuan BPK mengenaikerugiannegara. Dalam Hapsem Semester II 2006 dilaporkanterjadi5.776 kasusdengan kerugian negara mencapaiRp 13.3 triliun
Hal ini menunjukkan kinerjaaparatpenegak hukum“rendah”. Mengingatpotensiterjadinyakorupsisudahterlihatdarihasilaudit BPK. Seharusnya, aparathukum dapatdenganmudah menindaklanjutitemuanaudit BPK.
�Waktu Pengungkapan Kasus Korupsi Baru : 2,5 tahun
� Kinerja aparat penegak hukum dalam mengungkap sebuah perkara korupsi sangat mengecewakan. Jika mengacu pada Standar Kinerja Kejaksaan, Kejati harus menyelesaikan 5 perkara/tahun, Kejari Type A 3 perkara, Kejari Type B 2 perkara dan Kejari Type C 1perkara
Idealnya waktu pengungkapan kasus korupsi (korupsi terjadi penetapan tersangka) adalah 1 sampai 1,5 tahun. Hal ini didasarkan pada audit BPK yang dipublikasikan setahun setelah program pemerintah berjalan.
Modus Kasus Korupsi Baru MenurutJumlahdan Estimasi Kerugian Negara
15
9
2
6
1
3
1 1 1
256.80
129.35
73.0057.50
108.30
18.53 10.00 2.30 0.030
2
4
6
8
10
12
14
16M
ark
-up
Pe
ny
ala
hg
un
aa
n
An
gg
ara
n
Imp
or
Fik
tif
Pe
ny
un
ata
n
Pe
ny
ala
hg
un
aa
n
Izin
/We
we
na
ng
Pe
ny
ele
we
ng
an
Da
na
Ba
ntu
an
Pe
ny
ala
hg
un
aa
n
Fa
sili
tas
Kre
dit
Ma
nip
ula
si
Do
ku
me
n
Pe
me
ras
an
0
50
100
150
200
250
300Jumlah
Estms Kerugian Negara (Rp miliar)
Modus terbanyak mark-up.
“Artinya, yang ditanganiadalah kasus korupsikonvensional”
“Sangat sedikit kasuskorupsi dengan modus yang canggih, dengankerugian negara besar sertamelibatkan elit politik, pengusaha kakapterungkap”..
2
5
4
3
1
2
1 1
2
7
130.10
118.80
99.27
87.00
42.5037.50
20.0015.00 10.90
64.39
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Per
tani
an
Pem
pus
dan
Pem
d
Tele
kom
unik
as
Pet
erna
kan
Sos
ial K
emas
yara
kata
Per
kebu
nan
Per
bank
an
Par
iwis
ata
Per
tam
bang
an
Pen
eliti
an
Ba
nya
k K
as
0
20
40
60
80
100
120
140
Es
tim
as
i K
eru
gia
n N
eg
Jumlah Estms Kerugian Negara (Rp miliar)
`Sektor Kasus Korupsi Baru MenurutJumlah
dan Estimasi Kerugian Negara
Kasus Korupsi BaruYang Ditangani AparatPenegakHukum MenurutJumlah dan Estimasi Kerugian Negara
29
56
1
535.94
24.4459.24
36.200
5
10
15
20
25
30
35
Kejaksaan Kepolisian KPK Timtastipikor
Ban
yak
Kas
us
0
100
200
300
400
500
600
Est
imas
i Ker
ug
ian
Neg
ara
Jumlah
Estms Kerugian Negara (Rp miliar)
Kasus Korupsi Menurut Pelaku & Lembaga Asal
102 tersangka kasus korupsi baru
102 tersangka kasus korupsi baru
Jabatan Tertinggi :Mantan Menteri (1 orang)Dirjen (1 orang) Bupati dan Wakil Bupati (4 orang)Walikota (1 orang) Ketua/ Wakil Ketua DPRD (3 orang)Dirut/Direktur Swasta (9 orang)
Jabatan Tertinggi :Mantan Menteri (1 orang)Dirjen (1 orang) Bupati dan Wakil Bupati (4 orang)Walikota (1 orang) Ketua/ Wakil Ketua DPRD (3 orang)Dirut/Direktur Swasta (9 orang)
21
16
14
14
11
0 5 10 15 20 25
Banyak (orang)
DPR/DPRD
Pemkab
Badan Negara
Swasta
BUMN/BUMD
Lembaga Penyumbang Tersangka Korupsi Terbesar
ANALISIS TREND KORUPSI
Analisis Trend Korupsi: Perbandingan Dengan Kasus Korupsi Sebelumnya
153
125
161
514,273.3
5,305.6
14,360.4
655.80
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2004 2005 2006 Sem I/2007
Ba
nya
k k
as
us
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
Ke
rug
ian
ne
ga
ra (
Rp
mili
ar)
Jumlah kasus
Est. kerugian negara
Ada trend penurunan jumlahkasus korupsi dankerugian negarapada semester I
2007
Laju pengungkapan kasus korupsi baru : 73 kasus/semester
Laju kerugian negara : Rp 3,98 triliun /semester
Ada trend menurun pada modus penyimpangan anggaran dantrend meningkat pada modus mark-up. Sedangkan modus
penggelapan dan penyunatan cenderung stabil
14.38
28.8036.14 39.22
59.4851.20
17.6515.036.40
21.5718.6718.07
0.010.020.030.040.050.060.070.0
2004 2005 2006 Sem I/2007Mark-up Penyimpangan Anggaran Penggelapan
Trend 3 Modus Korupsi Terbesar
2004 2005 2006 Sem I/2007Pemerintah Pus/Drh serta Sekr. DPR/DPR 37.25 42.4 28.31 17.65Sosial Kemasyarakatan dan Keagamaan 9.8 4 2.41 13.73Pertanian dan Peternakan 3.92 0.8 3.01 11.76Telekomunikasi 1.96 3.2 2.41 7.84Kehutanan dan Perkebunan 3.27 1.6 4.22 5.88Kesehatan 3.92 4 1.81 5.88Air Bersih 0.65 0.8 0 5.88Perhubungan dan Transportasi 7.19 8 8.43 3.92Energi dan Listrik 1.31 3.2 7.83 3.92Perbankan 2.61 2.4 4.82 3.92Peradilan 1.31 2.4 3.61 3.92Koperasi dan UKM 0 0 0 3.92Penelitian 0 0 0 3.92Perumahan dan Pertanahan 5.88 5.6 10.24 1.96Pemilu/Pilkada 7.19 8 5.42 1.96Pariwisata 0 0 0 1.96Hukum dan Perundang-undangan 0 0 0 1.96Lainnya 13.73 13.6 17.47 0Total 100 100 100 100
Sektor Tahun Pemantauan
Trend Sektor Korupsi
Lembaga 2004 2005 2006 Sem I/2007Badan 1.31 0 0.6 13.73BUMN/BUMD 8.5 6.4 29.52 10.78Eksekutif 49.67 48.8 50 34.31Komisi 1.96 8.8 4.82 1.96Legislatif 31.37 24.8 10.24 20.59Ormas/Parpol 2.61 0.8 0 2.94Peradilan 0.65 0.8 1.81 0.98Kepolisian dan Kejaksaan 0.65 0.8 1.81 0.98Swasta 3.27 8.8 1.2 13.73Jumlah 100 100 100 100
Trend Lembaga Tempat Korupsi
PROFIL KASUS KORUPSI YANG DITANGANI APARAT PENEGAK HUKU M (KPK,
KEJAKSAAN danKEPOLISIAN) SELAMA SEMESTER I 2007
132 Kasus Korupsi Baru Yang Ditangani Pada Semester I 2007132 Kasus Korupsi Baru Yang Ditangani Pada Semester I 2007
Rata-rata waktu pengungkapan : 2,2 tahunRata-rata waktu pengungkapan : 2,2 tahun
Estimasi Kerugian Negara : Rp 7,9 triliunEstimasi Kerugian Negara : Rp 7,9 triliun
Modus terbanyak : Mark-up 49 kasus (37.10%)Modus terbanyak : Mark-up 49 kasus (37.10%)
Sektor kasus terbanyak :- Sekretariat Pemerintahan Pusat dan Daerah : 20 kasus (15.2%- Sekretariat Pemerintahan DPR/DPRD : 15 kasus (11.4%
Sektor kasus terbanyak :- Sekretariat Pemerintahan Pusat dan Daerah : 20 kasus (15.2%- Sekretariat Pemerintahan DPR/DPRD : 15 kasus (11.4%
Jumlah Pelaku : 323 orangJumlah Pelaku : 323 orang
Profil Kasus Korupsi Yang Ditangani Selama Semester I/2007
40
5 6
28
5
11
4 3 4
2,452.8 2,407.2
2,125.3
600.8
132.3 128.432.7 30.5 20.30
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Mark-
up
Penya
lahgunaa
n Izin
/Wew
enan
g
Penya
lahgunaa
n Fas
ilitas
Penya
lahgunaa
n Anggar
an
Kegiat
an F
iktif
Penggela
pan
Pemer
asan
Manipulas
i Doku
men
Penye
lewen
gan D
ana B
antu
an
Ban
yak
kasu
s
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
Est
. ker
ug
ian
neg
ara
(Rp
mili
ar)
Banyak Kasus Est. Kerugian Negara
Modus dan Kerugian Negara Kasus Korupsi Yang Ditangani Aparat Penegak Hukum
Semester I 2007
4 31
17
13 2 2
6
9
2,166 2,1511,930
219 190 156 129 124 113 10702468
1012141618
Perban
kan
Perke
bunan
Pertan
ahan
Pem
erintah
an P
usat d
an D
aera
h
Perminya
kan
Pertan
ian
Pertah
anan
dan K
eaman
an Listrik
Transp
ortasi
Sekre
tariat
DPR/D
PRD
Ban
yak
kasu
s
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
Est
. Ker
ugia
n N
egar
a (R
p m
iliar
)
Banyak Kasus Est. Kerugian Negara
Sektor terbesarmenyumbang kerugiannegara adalah perbankanRp 2,1 triliun, namundengan sedikit kasus
Sektor paling banyakkasus korupsi adalahsekretariat pempus danpemda namun dengankerugian negara relatiflebih kecil
Sektor dan Kerugian Negara Kasus KorupsiYangDitangani Aparat Penegak Hukum Semester I 2007
76
71
19
3
5,166
30 100661
1,972
01020304050607080
Kejaks
aan
Kepolis
ian
Koneks
itas KPK
Timtas
tipiko
r
Ban
yak
kasu
s
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Est.
Ker
ugia
n N
egar
a (R
p m
iliar
)
Banyak Kasus Est. Kerugian Negara
Sebagian besar kasuskorupsi semester I 2007 ditangani oleh kejaksaanyakni sebesar 76 kasusdengan estimasi kerugiannegara mencapai Rp 5.1 triliun.
Banyak Kasus Korupsi Dan Kerugian Negara Semester I 2007 Menurut Lembaga Yang Menangani
102
101
49
27
24
5
5
3
1
1
4
0 20 40 60 80 100 120
(Orang)
Legislatif
Eksekutif
Swasta
BUMN/BUMD
Badan Begara
Komisi Negara
Yudikatif
Ormas
Kepolisian/Jaksa
TNI
Lainnya
Lembaga Asal Pelaku Korupsi Semester I 2007
Perkembangan Proses Hukum PelakuTerkaitKasus Korupsi Semester I 2007
117 orang (36,34%)4 orang (1,24%)
20 orang (6,21%)
2 orang (0,62%)
64 orang (19,88%)
73 orang (22,67%)
17 orang (5,28%)
23 orang (7,14%)
1 orang (0,31%)
1 orang (0,31%)
0 20 40 60 80 100 120
Penyidikan
SP-3
Penuntutan
SKP3
Proses Persidangan Tk Pertama
Vonis Persidangan Tk Pertama
Kasasi MA
Vonis MA
PK (Peninjauan Kembali)
Vonis PK MA
KesimpulanMenurunnyajumlah kasuskorupsiyang ditanganiaparatpenegak hukum menunjukan bahwa kinerjaaparatpenegak hukum juga mengalamipenurunan. Hal inikarenapadasaatyang bersamaan, kecenderunganjumlah penyimpangandan kerugian negarayang ditemukanoleh BPK melaluihasilaudit semester II 2006 justru mengalami peningkatan.
Aparatpenegak hukum, khususnya Kejaksaan belummampu mencapaistandarkinerjayang ditetapkan, mengingatwaktuyang dibutuhkan untuk mengungkapkasuskorupsirelatiflama, yakni2,5 Tahun.
KesimpulanProfilkasuskorupsiyang ditanganiaparatpenegak hukum tidak beranjak darikasuskorupsikonvensionaldimana modus utama yang paling banyak ditemukanadalahpenggelembunganharga(mark-up).
KasuskorupsidiPerbankanrelatifsedikitditemukanjumlahnya, akantetapipaling banyakmenyumbangkan kerugiannegara Sektorperbankan merupakantarget korupsibesaryang perludiwaspadaisecaralebihjauh olehaparatpenegak hukum.
RekomendasiAparatpenegak hukum perlu menjalinkerjasama yang lebihkuatdenganauditor negara(BPK) sehinggatindaklanjutdaritemuan penyimpanganaudit ataspenggunaan keuangan negarabisadilakukan secaralebihcepat.
KhususuntukJaksa Agung, perlu memperketatpenerapanstandarkinerjapenanganan kasuskorupsisehingga pencapaianstandarkinerjadapatdimaksimalkan. Olehkarenaitu, mekanisme reward and punishment bagipara KepalaKejaksaanterhadappencapaianstandarkinerjatersebutperluditegakandan penerapannya harusdisampaikansecaratransparankepada masyarakatluas.
RekomendasiKapolriharus menyusunstandarkinerjapenanganan kasuskorupsi–sebagaimana dimiliki Kejaksaan-supaya kinerjakepolisiandalam memberantaskorupsidapatdinilaidan diukursecaraobjektif. Hal itusekaligussebagaibahan penilaianuntukmemberikanreward and punishmentkepada Kepala-KepalaKepolisian.
KPK harus menerapkanfungsikoordinasidansupervisisecaramaksimalsehingga penanganan kasuskorupsioleh Kejaksaandan Kepolisian dapat memenuhistandarkinerjayang diharapkanoleh masyarakatluas.
Aparatpenegak hukum perlu memprioritaskan penanganankorupsipadasektoryang modusnya kian kompleks, sepertiPerbankan mengingatnilaikerugiannegarayang ditimbulkannyasangatbesar. Hal inisangatrelevanjikadikaitkan denganpencapaian asset recovery.