trematoda darah

11
TREMATODA DARAH MEITY REZALINA

description

cacing

Transcript of trematoda darah

Page 1: trematoda darah

TREMATODA DARAHMEITY REZALINA

Page 2: trematoda darah

Spesies

Schistosoma haematobium Bilharz (1852), penyebab bilharziosis vesikel.

Schistosoma mansoni Sambon (1907), penyebab bilharziosis usus.

Schistosoma japonicum Katsurada (1904,) penyebab bilharziosis asia.

Page 3: trematoda darah

Schistosoma japonicum

HD: manusia dan berbagai mamalia (seperti anjing, kucing, sapi, babi rusa).

Penyebaran: asia timur, Jepang, Cin, Pilipina Selatan (Leyte, Mindanao), Taiwan, Thailand, Laos, Malaysia dan Indonesia.

Di Indonesia penyakit ini telah ditemukan sejak tahun 1937 yaitu di daerah danau Lindu, Sulawesi Tengah. Pada tahun 1972 telah ditemukan daerah endemik baru, yaitu di lembah Napu, yang terletak ± 50 km di sebelah tenggara danau Lindu

Page 4: trematoda darah

Morfologi

Cacing dewasa: warna kuning atau kuning-coklat, ukuran 12–15 mmx 0,5 mm. Cacing dewasa jantan berbentuk memanjang seperti daun, Di bagian ventral badan terdapat canalis gynaecophorus, (sisi badan dapat menggulungkan membentuk suatu tabung dan dalam gulungan ini terletak yang betina tempat cacing betina), sehingga tampak seolah-olah cacing betina ada di dalam pelukan cacing jantan (lintah sejoli). Badan ditutupi integument tuberkulasi kecil, memiliki 2 batil isap berotot, yang ventral lebih besar. Disebelah belakang batil isap ventral, melipat kearah ventral sampai ekstremitas kaudal, membentuk kanalis ginekoporik. Dibelakang batil isap ventral terdapat 4-5 buah testis besar. Porus ginalis tepat dibawah batil isap ventral. Cacing betina berukuran 26 x 0,3 mm, panjang, silindris. Uterus panjang sekitar 50 atau lebih, telur berkembang pada satu saat dalam uterus. Cacing dewasa hidup terutama di dalam saluran darah mesentrica dari usus dan juga dalam vena hati.

Telur: ukuran kira-kira 85 µ, bentuk agak bulat hanya mempunyai duri lateral, kecil, warna coklat kekuningan, transparan.

Page 5: trematoda darah
Page 6: trematoda darah

Siklus Hidup

Page 7: trematoda darah

Patologi dan gejala klinis

Kelainan yang ditemukan pada stadium I adalah gatal-gatal (uritikaria), disertai demam hepatomegali dan eosinofilia tinggi.

Pada stadium II ditemukan pula sindrom disentri. Pada stadium III atau stadium menahun ditemukan sirosis hati dengan splenomegali; biasanya penderita menjadi lemah (emasiasi). Mungkin terdapat gejala saraf, gejala paru dan lain-lain.

Pada kasus yang gawat pada pasien muda dapat sangat mengganggu pertumbuhan mental dan seksual. Pada akhir fase dari penyakit telur tidak lagi ditemukan secara teratur dalam tinja.

Page 8: trematoda darah

HP: keong air Oncomelania hupensis Lindoensis

Ditemukan pada tahun 1971 (Carney dkk, 1973).

Habitat keong di daerah danau Lindu ada 2 macam, yaitu: 1. Fokus di daerah yang digarap seperti

ladang, sawah yang tidak dipakai lagi, atau di pinggir parit di antara sawah.

2. Fokus di daerah hutan di perbatasan bukit dan dataran rendah.

Page 9: trematoda darah

Pengobatan

Cara penanggulangan skistomiasis di Sulawesi Tengah, yang sudah diterapkan sejak tahun 1982 adalah pengobatan masal dengan prazikuantel yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan melalui Subdirektorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Subdit, P2M dan PLP) dengan hasil cukup baik. Prevalensi dari kira-kira 37% turun menjadi kira-kira 1,5% setelah pengobatan.

Page 10: trematoda darah

Pencegahan

Buang air besar dan buang air kecil dijamban yang saniter

Memperbaiki irigasi pertanian untuk mengurangi habitat keong

MoluskisidaUntuk mencegah pemajanan dengan air yang

terkontaminasiPersediaan air hendaknya diambil dari sumber yang

bebas serkariaObati penderitaPara wisatawan yang mengunjungi daerah endemis harus

diberitahu akan risiko penularan dan cara pencegahan

Page 11: trematoda darah

TERIMAKASIH