traumatologi
-
Upload
galantry-ahmad-azhari -
Category
Documents
-
view
209 -
download
3
description
Transcript of traumatologi
CLINICAL SCIENCE SESSION
TRAUMATOLOGI
Disusun Oleh :
Galantry Ahmad Azhari 1301-1211-0029
Zuhaira Hani 1301-1211-3595
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012
PENDAHULUAN
Trauma atau kecelakaan merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kasus
forensik. Hasil dari trauma atau kecelakaan adalah luka, perdarahan dan/atau skar
atau hambatan dalam fungsi organ. Dalam prakteknya nanti seringkali terdapat
kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab, sehingga klasifikasi
trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang menyebabkan trauma.
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan
yang bersifat
1. Mekanik
a. Kekerasan oleh benda tumpul
b. Kekerasan oleh benda tajam
c. Tembakan senjata api
2. Fisika
a. Suhu
b. Listrik
c. Petir
d. Perubahan tekanan udara
3. Kimia
a. Asam kuat
b. Basa kuat
4. Intravitalitas
DEFINISI
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa), sedangkan yang dimaksud
dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan.
2
KLASIFIKASI
Jenis trauma berdasarkan etiologi:
1. Trauma Tumpul
Benda-benda yang dapat mengakibatkan trauma tumpul adalah benda yang
memiliki permukaan tumpul contohnya:
a. Batu
b. Kayu
c. Martil
d. Kepalan tangan
e. Bola Jatuh dari tempat tinggi
f. Kecelakaan lalu lintas
Jenis luka yang diakibatkan trauma tumpul:
1. Luka memar (contusion)
2. Luka lecet (abratio)
3. Luka robek (laceraum)
4. Patah tulang
1. Luka Memar
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul
yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya
darah dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya tanpa ada kerusakan kulit.
Bentuk dan luas luka dipengaruhi kuat benturan, alat atau benda penyebab,
keadaan jaringan, umur, kelamin, dan kondisi tubuh seseorang. Akibat trauma
pada orang sehat dan berotot kuat tentu berbeda dengan orang biasa, apalagi pada
orang yang tidak sehat. Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka
memar terjadi pada daerah dimana jaringan longgar, seperti didaerah mata, leher,
atau pada orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak sering kali tidak
sebanding dengan kekerasan, dalam arti sering kali lebih luas; dan adanya
3
jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya memar pada daerah yang
lebih rendah, berdasarkan gravitasi.
Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya
penurunan darah dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif
sehingga dapat menyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang
kedua adalah terjadinya agregasi darah di bawah kulit yang akan mengganggu
aliran balik vena pada organ yang terkena sehingga dapat menyebabkan ganggren
dan kematian jaringan. Yang ketiga, memar dapat menjadi tempat media
berkembang biak kuman. Kematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan
aliran darah sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga
kuman anaerob dapat hidup, kuman tersering adalah golongan clostridium yang
dapat memproduksi gas gangren.
Tanda-tanda luka memar adalah:
a. Kulit kelihatan merah kebiru-biruan dan lama kelamaan kehijauan
kemudian coklat dan akhirnya kuning lalu hilang setelah sembuh
b. Proses penyembuhan 1-4 minggu
Kadang-kadang memar busa diragukan dengan lebam mayat apalagi bila
memar berada dibagian bawah setentang dengan lebam mayat. Perbedaan antara
memar mayat dengan lebam mayat yaitu:
4
2. Luka Lecet (Abrasio)
Luka lecet adalah luka pada kulit yang superfisial dimana epidermis
bersentuhan dengan benda yang kasar permukaannya. Arah dari pengelupasan
dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang dapat digunakan
yaitu:
1. Arah dimana epidermis bergulung
2. Hubungan kedalaman pada luka yang menandakan ketidakteraturan benda
yang menganiaya
Tanda-tanda dari luka lecet adalah:
Kerusakan hanya sebatas epidermis
Warna coklat kemerahan
Permukaan tidak rata
Sebagian atau seluruh epidermis hilang
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Luka Lecet Gores
Luka jenis ini diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulityang menyebabkan lapisan tersebut terangkatsehingga
dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi
b. Luka Lecet Serut
Merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya
dengan permukaan kulit lebih lebar
c. Luka Lecet Tekan
Luka yang disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Aspek
medikolegal dari luka lecet ini antara lain:
i. Menunjukkan adanya kekerasan
ii. Bentuk alat yang digunakan
iii. Bekas cakaran
iv. Bekas gigitan
5
3. Luka robek
Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang
menyebabkan kulit teregang kesatu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui,
maka akan terjadi robekan pada kulit.
Ciri-ciri luka robek:
1. Bentuknya tidak teratur
2. Pinggirnya tidak rata
3. Bengkok
4. Sering kotor (sesuai benda penyebab)
5. Perdarahan tidak banyak (dibanding luka sayat)
6. Terdapat jembatan jaringan diantara kedua tepi luka
7. Rambut terbenam dalam luka
8. Sering disertai luka memar dan lecet
Luka robek bisa sangat hebat sehingga terjadi perdarahan yang fatal. Luka
di daerah jaringan berlemak dapat menyebabkan emboli lemak pulmonal maupun
sistemik, perdarahan organ dalam bisa terjadi segera, tetapi dapat juga tertunda
beberapa hari hari kemudian (pada luka robek yang tidak komplit) yang akan
memperlemah daya tahan jaringan tersebut sehingga suatu saat jebol dan
menimbulkan perdarahan yang fatal.
Aspek medikolegal dari luka robek adalah:
1. Menentukan arah trauma
2. Menentukan kuat trauma
3. Menentukan penyebab trauma
4. Menentukan secara kasar benda penyebab dari luka tersebut
4. Patah tulang
Pada trauma tumpul yang kuat dapat terjadi patah tulang. Pada anak-anak
dan orang muda tulang masih lentur dan dapat menyerap tekanan yang berat
misalnya dinding, mobil, pada anak-anak dapat menyebabkan hancurnya organ
dalam tanpa patah tulang iga. Pecahnya tulang dapat menunjukkan arah trauma.
6
Patah tulang dapat menimbulkan perdarahan luar dan perdarahan dalam. Yang
paling bahaya adalah trauma tumpul pada tulang kepala, karena dapat terjadi
perdarahan epidural, subdural, subarachnoid, dan intraserebral Akibat yang
ditimbulkan oleh patah tulang:
Menimbulkan rasa nyeri dan gangguan fungsi
Emboli pulmonal atau emboli otak oleh karena sel-sel lemak memasuki
sirkulasi darah, biasanya terjadi pada fraktur tulang-tulang panjang
Perdarahan ekstradural terjadi karena robeknya arteri meningea media
yang berada pada bagian dalam tempurung kepala
2. Trauma Tajam
Trauma tajam adalah luka yang diakibatkan karena bersentuhan dengan
benda tajam. Luka akibat benda tajam pada umumnya mudah dibedakan dari luka
yang disebabkan oleh benda tumpul dan dari luka akibat tembakan senjata api.
Beda luka akibat trauma tumpul dengan luka akibat trauma tajam yaitu:
Di dalam ilmu kedokteran kehakiman, luka yang diakibatkan benda tajam
yang banyak dijumpai, dan terdapat dalam 3 bentuk yaitu:
1. Luka iris (inciseal wound)
2. Luka tusuk (puncture wound)
3. Luka bacok (chopped wound)
7
1. Luka iris (inciseal wound)
Luka iris adalah luka yang diakibatkan karena alat untuk memotong
dengan mata tajam dengan cara menekan dan menggeser pada permukaan kulit,
tenaga menggeser lebih besar daripada tenaga menekan. Contoh benda tajam:
pisau, silet, pecahan kaca dan taji. Ciri-ciri luka iris yaitu:
Panjang luka lebih besar daripada dalamnya luka
Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berliku-
liku
Ujung luka runcing
Rambut ikut teriri
Tidak ada jembatan jaringan
Luka sayat tidak begitu berbahaya, kecuali luuka sayat mengenai
pembuluh darah yang dekat ke permukaan seperti dileher, siku bagian dalam,
pergelangan tangan dan lipat paha.
Luka iris pada percobaan bunuh diri:
Lokasi pada tempat tertentu, antara lain: leher, pergelangan tangan,
perut dan lekuk lutut, irisan dileher biasanya tidak sampai ruas belakang
tulang leher
Terdapat luka iris yang sejajar, pertama dangkal dinamakan irisan
percobaan kemudian timbul keberanian untuk mengiris lebih dalam
Pakaian biasanya disingkirkan sebelum melakukan irisan
Tidak ditemukan luka tangkisan
TKP rapi tidak porak poranda
Usia luka sayat diperkirakan sebagai berikut:
Masih segar: Darah masih ada, daerah tepi luka masih segar, hematoma
ada
12 jam: Pinggir luka merah, bengkak serta ada perlengketan darah dan
cairan limfe
24 jam: Lapisan epidermis kulit menutupi permukaan luka, diatasnya
terdapat krusta (kropeng) yang merupakan bekuan darah
8
36 jam: Mulai terbentuk jaringan kapiler
48-72 jam: Sel epidermis semakin tumbuh kedalam luka yang nantinya
akan membentuk jaringan penyambung
3-5 hari: Bersamaan dengan pembuluh darah baru juga terbentuk
jaringan fibrin, pembuluh darah yang terbentuk menunjukkan
penebalan dan obliterasi
1-2 minggu: Jaringan parut mulai terbentuk
2. Luka tusuk (puncture wound)
Luka tusuk dalah luka yang disebabkan oleh karena alat dengan ujung-
ujung runcing, mata tajam atau tumpul atau alat dengan ujung runcing dengan
penampang bulat, segitiga dengan cara menusukkan sehingga masuk ke dalam
jaringan tubuh. Contohnya: pisau,keris, pecahan kaca, kikir dengan penampang
bulat, segitiga, obeng dll.
Luka tusuk ada 2 jenis yaitu
a. Penetrasi
Pada luka ini benda menyebabkan penetrasi yang merobek kulit dan
jaringan yang lebih dala, lalu masuk ke rongga tubuh, seperti pada rongga thorax,
abdomen,dll. Dengan demikian bahwa luka hanya merupakan tempat masuk
b. Perforasi
Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus dari satu sisi
ke sisi yang lainnya. Penyebab kematian pada luka tusuk adalah:
Cedera pada organ vital tubuh
Perdarahan dari pembuluh darah yang mengenai cedera
Infeksi
Penyebab kematian yang paling sering adalah cedera pada organ vital
tubuh.
Ciri-ciri luka tusuk:
Kedalaman luka lebih besar dibandingkan panjang antara lebarnya
Tepi luka tajam atau rata
Rambut terpotong pada sisi tajam
9
Sekitar luka terkadang ada luka memar (contussion), ekimosis karena
tusukan sampai mengenai tangkai pisau
Sudut luka tajam namun kurang tajam pada sisi tumpul
3. Luka bacok (chopped wound)
Luka bacok adalah luka yang diakibatkan senjata tajam yang berat dan
diayunkan dengan tenaga akan menimbulkan luka menganga. Contoh: pedang,
arit, kapak, golok, dll. Luka ini sering sampai ketulang . Bentuknya hampir sama
dengan luka sayat tetapi dengan derajat luka yang lebih berat. Luka terlihat
terbuka lebar atau ternganga pedarahan sangat banyak dan sering mematikan.
Ciri-ciri luka bacok:
Ukuran luka bacok baiasanya besar
Tapi luka bacok tergantung pada mata senjatanya
Sudut luka bacok tergantung pada mata senjata
Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang
Kadang-kadang memutuskan tubuh yang terkena bacokan
Disekitar luka dapat ditemukan luka memar (contusio) atau luka lecet
(abrasio)
Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan ,
bunuh diri, atau kecelakaan memiliki ciri-ciri:
10
3. Luka akibat Tembakan Senjata Api
Senjata api adalah senjata yang dengan menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan anak peluru dengan kecepatan tinggi. Dalam kasus criminal senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata genggam beralur yang dibedakan atas:
Senjata api dengan alur ke kiriSenjata tipe COLT, caliber 0.36, 0.38, dan caliber 0.45. Anak peluru dari senjata api ini memiliki goresan dan alur yang memutar ke kiri bila dilihat dari bagian basis anak peluru.
Senjata api dengan alur ke kananSenjata tipe SMITH dan WESON (SW), dengan caliber 0.22, 0.36, 0.38, 0.45, dan 0.46. Anak peluru memiliki ciri terdapatnya goresan dan alur yang memutar ke kanan bila dilihat dari bagian basis anak peluru.
Keparahan luka tembak akibat anak peluru tergantung pada besar dan bentuk anak peluru, balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru), kerapuhan anak peluru, kepadatan jaringan sasaran, dan vurnerabilitas jaringan sasaran.
Pada luka tembak masuk, selain anak peluru, komponen lain yang terdapat pada proses tembakan juga berperan dalam membentuk ciri – ciri luka tembak. Berdasarkan ciri – ciri tersebut luka tembak masuk dibedakan dalam:
a) Luka tembak masuk (LTM) jarak jauh, dibentuk oleh komponen anak peluru. Luka lubang dengan kelim lecet (bagian yang kehilangan kulit ari yang mengelilingi lubang akibat anak peluru yang menembus kulit) dan kelim kesat (usapan zat yang melekat pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan elemen mesiu) pada tepi lubang).b) LTM jarak dekat, dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar dan jelaga. Luka berupa lubang dengan kelim lecet, kelim kesat, kelim tattoo (butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit di sekitar kelim lecet), dan/atau kelim jelaga (penampilan jelaga/asap pada permukaan kulit di sekitar lubang luka tidak masuk).
11
c) LTM jarak sangat dekat, dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api. Luka seperti LTM jarak dekat dengan kelim api (daerah hiperemi atau jaringan yang terbakar yang terletak tepat di tepi lubang luka) di tepi lubangnya.d) LTM tempel, dibentuk oleh seluruh komponen tersebut (yang akan masuk seluruhnya atau sebagian ke dalam saluran luka) dan jejas laras. Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi di luar luka tembak masuk sebagai luka lecet tekan.
Luka tembak keluar (LTK) ialah luka tembak yang terjadi akibat peluru meninggalkan tubuh korban. Umumnya LTK lebih besar dari LTM akibat deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru, dan ikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK. LTK dapat lebih kecil dari LTM bila luka tembak merupakan luka tembak tempel atau kecepatan peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang atau terdapatnya benda yang menekan kulit pada tempat peluru akan keluar. Bentuk LTK tidak khas, tidak beraturan, dan tidak memiliki kelim.
Entrance gunshot wound with a thin, evenly distributed abrasion rim.
12
4. Luka akibat Trauma Fisika
a) Luka akibat Suhu Tinggi Suhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya:
Heat exhaustion primer akibat ketidak seimbangan antara darah sirkulasi dengan berlebihan, dan pakaian yang terlalu tebal.
Heat exhaustion sekunder akibat kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Heat stroke merupakan kegagalan pusat pengatur suhu akibat terlalu
tingginya temperature suhu tubuh. Sun stroke akibat panas matahari yang menyebabkan hipertemia. Heat cramps akibat menghilangnya NaCl darah dengan cepat akibat suhu
tinggi. Luka bakar terjadi akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi. Kerusakan tergantung pada tinggi suhu dan lama kontak. Derajat luka bakar terbagi atas:
Eritema, mulai terjadi pada suhu 35ºC selama 120 detik Vesikel dan bula sudah dapat terjadi pada suhu 53-57ºC selama kontak 30-
120 detik Nekrosis koagulatif Karbonisasi
Kematian pada luka bakar terjadi karena syok neurogen, dehidrasi, atau infeksi.
In fire-related deaths, heat-induced contractures result in exposure of the peripheral joint spaces, with charring of the articulating surface of the bones.
13
b) Luka akibat Suhu Rendah Dapat menyebabkan kematian mendadak akibat kegagalan pusat pengatur suhu maupun rendahnya disosiasi Oxy-Hb. Bayi, orang tua, orang yang kelelahan, alkoholisme, hipopituitarism, miksedema, dan steatorea biasanya merupakan orang yang rentan terhadap dingin. Derajat luka yang terjadi pada kulit:
Hiperemia Edema dan vesikel Nekrosis Pembekuan disertai kerusakan jaringan
c) Luka akibat Trauma Listrik Faktor yang berperan antaranya:
Tegangan (volt): tegangan sedang (65-1000 V) dapat mematikan. Tegangan tinggi justru tidak mematikan.
Kuat arus (ampere): makin besar arus, makin berbahaya bagi kelangsungan hidup. Sensifitas terhadap arus listrik bolak balik (AC) 4-6 kali lebih besar disbanding arus listrik searah (DC). Arus listrik AC 25-80 mA atau DC 80-300 mA akan terjadi penurunan kesadaran dan fibrilasi ventrikel, di atas 3 A menyebabkan henti jantung. Kuat arus yang masih memungkinkan untuk dilepaskan disebut let go current, berbeda tiap individu.
Tahanan kulit (ohm): tahanan tubuh dari yang terbesar yaitu kulit, tulang, lemak, saraf, otot, darah, dan yang terkecil cairan tubuh.
Arah aliran listrik: mematikan bila melintasi otak atau jantung. Luas permukaan kontak: luas 50 cm2 dapat mematikan tanpa menimbulkan
jejas listrik. Lama kontak: menentukan kecepatan datangnya kematian.
Gambaran makroskopis berupa kerusakan lapisan tanduk berupa luka bakar dengan tepi yang menonjol, di sekitarnya pucat dikelilingi kulit yang hiperemis. Dapat ditemukan metalisasi dan magnetisasi terutama jika tegangan tinggi. Kematian terjadi karena fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot dan pusat pernapasan.
14
d) Luka akibat Petir Kematian dapat terjadi karena efek arus listrik, efek panas, dan efek ledakan gas panas yang timbul. Makroskopik akan ditemukan aborescent mark (kemerahan kulit seperti percabangan pohon), metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke dalam kulit), magnetisasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet). Pakaian sering terbakar dan compang-camping akibat efek ledakan dan panas (blast effect).
e) Luka akibat Perubahan Tekanan Udara Perubahan tekanan udara menyebabkan terjadinya perubahan volume gas di dalam tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya barotraumas aural, barotraumas pulmonal, atralgia hiperbarik, penyakit dekompresi, dan emboli udara. Kelainan lain yang dapat dijumpai adalah rasa nyeri pada gigi yang berkavitas, vertigo, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan. Gangguan susunan saraf pusat yang dapat terjadi di antaranya tremor, konvulsi, somnolen, pusing, dan mual.
5. Luka akibat Trauma Kimia
Luka akibat trauma kimia terjadi akibat efek korosi dari asam kuat atau basa kuat. Asam kuat bersifat mengkoagulasikan protein sehingga luka korosinya kering, dan keras, sedangkan basa kuat membentuk reaksi penyabunan intra sel sehingga luka bersifat basah, licin, dan kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam.
15
Acid burns, resulting from ingestion of sulfuric acid. Note the burns to the mouth and the spill pattern on the face and chest, in contrast to a thermal pattern of injury.
6. Intravitalitas
Intravitalitas atau reaksi vital terhadap luka. Merupakan reaksi tubuh manusia yang hidup terhadap luka. Reaksi ini penting untuk membedakan apakah luka terjadi pada saat seseorang masih hidup atau sudah mati. Reaksi vital yang umum berupa pendarahan yaitu ekimosis, petekie, dan emboli. Emboli lemak dapat terjadi pada kasus patah tulang dan trauma tumpul jaringan lemak, sedangkan emboli jaringan dapat terjadi jika alat dalam rusak. Kadar asam laktat darah juga merupakan tanda intravitalitas yang merupakan cerminan reaksi adrenergic akibat adanya stress pre-mortal. Luka bakar intravital bercirikan adanya eritema di sekeliling vesikel/bula dan secara mikroskopis dikenali berupa pelebaran kapiler, sebukan sel polimorfonuklear, perdarahan, dan edema. Adanya jelaga pada saluran napas, lambung, tingginya kadar CO-Hb darah, dan kadang sianida menunjukkan korban masih hidup saat terbakar. Reaksi kimiawi terhadap trauma berupa peningkatan kadar histamine bebas dan serotonin pada jaringan yang terkena trauma. Demikian juga perubahan aktivitas enzimatik LDH jaringan luka, reaksi penyembuhan, jaringan granulasi, dan sebukan sel radang akut/kronik. Reaksi radang, sepsis, ulkus juga indicator intravitalitas.
16