Trauma Kapitis Dan Vertigo Pada Trauma - Maulida
-
Upload
maulida-ayu-noriza -
Category
Documents
-
view
53 -
download
8
description
Transcript of Trauma Kapitis Dan Vertigo Pada Trauma - Maulida
TRAUMA KAPITISVERTIGO AKIBAT TRAUMA
Oleh :Maulida Ayu Noriza
FAA 110 018
Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka RayaBagian Neurologi
2015
Definisi
• Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.
Derajat Kesadaran Berdasarkan GCS
Kategori GCS Gambaran Klinik CT Scan Otak
Ringan 13-15 Pingsan <10 menit, defisit neurologik (-)
Normal
Sedang 9-12 Pingsan >10 menit s/d 6 jam, defisit neurologik (+)
Abnormal
Berat 3-8 Pingsan >6 jam, defisit neurologik (+)
Abnormal
Tetapi jika CT Scan berupa perdarahan intrakranial, penderita dimasukkan klasifikasi trauma kapitis berat.
Penegakan Diagnosis
1. Anamnesa• Trauma kapitis dengan/tanpa gangguan
kesadaran• Perdarahan (hidung, telinga)• Amnesia traumatika
2. Hasil pemeriksaan klinis neurologis3. Foto polos kepala (AP, Lateral)4. Foto lain sesuai indikasi5. CT Scan kepala
Pemeriksaan Klinis Umum & Neurologis
• GCS• Vital Sign• Otorrhea, Rhinorrhea• Ecchymosis periorbital bilateral• Ecchymosis mastoid bilateral• Gangguan fokal neurologik• Fungsi motorik• Refleks patologis• Pupil, refleks kornea• Fungsi otonom
Tatalaksana Trauma Kapitis Akut (1)
• Airway : bebaskan jalan napas• Breathing : pernapasan adekuat, berikan O2
sesuai kebutuhan• Circulation : Vital Sign, TD sistolik >90 mmHg.
Berikan cairan intravena NaCl 0,9% atau Ringer.
• Disability : VS, GCS, pupil, refleks patologis, luka-luka, Anamnesa
Tatalaksana Trauma Kapitis Akut (2)
• Laboratorium : Darah lengkap, Ur/Cr, GDS, AGD, elektrolit, Urine.
• Radiologi : Foto polos kepala, CT Scan kepala.• Terapi : penanganan luka, obat-obatan, ruang
perawatan.
Vertigo Oleh Trauma
Sindrom vertigo oleh trauma terbagi menjadi 2 yaitu:
• Vertigo Akut• Vertigo Kronis
Vertigo Akut
• Dapat terjadi akibat paresis vestibuler unilateral yang mendadak (konkusi labirin).
• Dapat muncul vertigo dengan nistagmus dengan komponen cepat menjauhi sisi yang terkena.
• Gejala bertambah berat jika kepala digerakkan dengan cepat.
• Gejala akan berkurang selama beberapa hari, berangsur-angsur hilang pada minggu-minggu berikutnya (1-6 bulan).
Vertigo Kronis(Vertigo Posisional Pasca Trauma)
• Muncul beberapa hari atau minggu setelah trauma dan dicetuskan oleh perubahan sikap kepala.
• Serangan muncul mendadak dan berlangsung singkat disertai nausea yang dicetuskan oleh perubahan posisi kepala
• Prognosis umumnya baik, biasanya mengalami penyembuhan spontan dalam 2 bulan.
KASUS
Anamnesa (1)
• Nn. P, 20 tahun, MRS 9/4/2015, datang dengan keluhan dada terasa sesak dan nyeri. Pasien post KLL 4 hari SMRS. Pasien mengendarai sepeda motor dan terjatuh saat diselip oleh pengendara lain. Pasien menggunakan pelindung kepala, posisi saat jatuh dada dan perut pasien tertimpa oleh sepeda motor. Saat itu pasien pingsan ±5-10 menit. Riwayat minum alhokol atau dalam pengaruh obat-obatan sebelum kecelakaan (-).
Anamnesa (2)
• Pasien kemudian dibawa ke RS, dan dirawat selama 2 hari, keadaan sudah membaik dan diperbolehkan KRS.
• 1 hari saat pemulihan di rumah, pasien mengeluh sesak kembali, dada kanan atas terasa nyeri terutama saat dipegang. Selain itu perut hingga pinggang kiri terasa sakit. Muntah (+) 1 kali, muntah makanan. Nyeri kepala (-), demam (-).
Anamnesa (3)
• Riwayat penyakit dahulu : Asma (-), kelainan jantung (-), HT (-), DM (-)
• Riwayat penyakit keluarga : (-)
Pemeriksaan Fisik (1)Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran E4M5V5 (GCS = 15)
Tanda vital TD: 100/70 mmHgHR: 76x/menitRR: 24x/menitT: 36,80C
Status Gizi BB: 49 kgTB: 158 cmIMT: 19,6 kg/m2 (normal)
Pemeriksaan Fisik (2)Pemeriksaan Kepala
Kepala Massa (-)Hematoma (-)
Mata Konjungtiva anemis -/-Sklera ikterik -/-Ekimosis periorbita -/-Pupil isokor, 3mm, RCL +/+, RCTL +/+Nistagmus +/+
Hidung Rhinorrhea -/-
Mulut Bibir sianosis (-), perdarahan (-),Ekimosis mastoid -/-
Telinga Otorrhea -/-
Leher KGB membesar (-)Tiroid normalJVP (-)
Pemeriksaan Fisik (3)Pemeriksaan Thoraks
Jantung I: IC tidak terlihatP: IC teraba di SIC V 1 jari medial linea midklavikula sinistra, kuat angkat, diameter 2 cm, thrill (-).A: S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-), ekstrasistole (-).
Paru I: simetris, retraksi (-)P: sonor +/+A: Vesikuler +/+ normal, ronki (-), wheezing (-)
Pemeriksaan Fisik(4)Abdomen I: datar, venektasi (-), jejas (-)
A: BU (+) normalP: supel, massa (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, nyeri tekan (+) kuadran kiri atasP: timpani (+)
Ekstremitas Akral hangatPitting edema (-)CRT <2 detik
Motorik Ekst.atas : 5/5Ekst.bawah : 5/5
Refleks Patologis
Refleks Hoffman (-)Refleks Babinski (-)
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium
WBC ×103
RBC ×106
HGBPLTGula darah sewaktuKreatinin
Diagnosis
• Diagnosis klinis : Vertigo• Diagnosis kausal : Trauma kapitis ringan
Referensi
• Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal. Jakarta: PERDOSSI; 2006.
• Sidharta P, Mardjono M. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2012.
• Lumbantobing SM. Vertigo. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.