Transportasi Kota
-
Upload
fauzul-iman -
Category
Documents
-
view
265 -
download
11
description
Transcript of Transportasi Kota
KEBUTUHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
KEBUTUHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
DISAMPAIKAN OLEH
DR. IR. SOFYAN M. SALEH, MSC.ENG
MANAJEMEN PRASARANA PERKOTAANMAGISTER TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS SYIAH KUALA
PERMASALAHAN
• Kota sebagai pusat kegiatan jasa dan distribusi, sehingga banyakterjadi pergerakan dalam keseharian.
• Tidak sedikit dana yang dibutuhkan untuk penanganan infrastruktur, disisi lain banyak biaya terbuang percuma karena masalah macetdan lain sebaginya.
• Petumbuhan kendaraan meningkat tajam, sementara pertumbuhanprasarana dan sarana angkutan umum berjalan di tempat dancendrung menurun.
• Keterbatasan dana pemerintah untuk pemeliharaan dan penanganan prasarana perkotaan, sehingga diperlukan pemikiran untuk memanfaatkan moda angkutan umum (seperti Bus, kereta api dan moda air) agar beban jalan raya dapat dikurangi.
• Kurang optimalnya pemanfaatan angkutan umum, baik dari sudutkajian maupun operasional dan penambahan rute, sehinggamasyarakat perkotaan cenderung menggunakan angkutan pribadi.
Latar Belakang Masalah
Angkutan Umum Massal ??
vs
Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan
Contoh Kota CURITIBA (BRAZIL)
PERTANYAANNYA ADALAH
• Berapa besar pengaruh supply prasarana dan sarana transportasiperkotaan terhadap pergerakan masyarakat perkotaan (demand) dan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh pengguna bila dibandingkan dengan kondisi saat ini (eksisting),
• Berapa besar penghematan biaya transportasi dengan penerapansistem transportasi perkotaan secara massal baik terhadapprasarana maupun sarananya dan total biaya transportasi yang harus dikeluarkan setiap tahun oleh pengguna dan penyedia jasa.
• Dengan skenario sistem transportasi perkotaan secara multimoda, maka perlu dilakukan optimasi perencanaan jaringan prasarana transportasi perkotaan (moda jalan raya dan kereta api) untuk menentukan prioritas penanganannya karena keterbatasan anggaran dan untuk keberlanjutan prasarana dan saranatransportasi perkotaan (sustainable urban transportation infrastructures).
Klasifikasi Kebutuhan Transportasi Perkotaan
Hutchinson (1974) telah mengklasifikasikan kebutuhan akan perjalanan menjadi lima kategori utama:
• Perjalanan di sepanjang rute melingkar yang difokuskan di kawasan perdagangan utama (CBD)
• Perjalanan di sepanjang rute melingkar• Perjalanan di antara di dalam kawasan setempat• Perjalanan di dalam CBD• Perjalanan yang menghubungkan pusat kegiatan utama
Spektrum sistem transpor umum berdasarkan sistem rute dan penjadualan (Guenther, 1971)
KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN TRANSIT PERKOTAAN• Kapasitas angkut-penumpang rute transit perkotaan adalah jumlah
maksimum orang yang dapat diangkut melalui suatu tempat selama periode waktu tertentu, pada keadaan operasi yang diketahui, tanpa mengalami keterlambatan yang berlebihan, bahaya, atau batas, dan dengan kepastian yang lumayan
• Kapasitas angkut penumpang biasanya kurang tepat untuk dipakai mengukur ketimbang kapasitas angkut kendaraan. Kapasitas angkut-kendaraan merupakan ukuran jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati satu titik selama periode waktu yang diketahui dikalikan dengan jumlah penumpang maksimum yang dapat diangkut oleh setiap kendaraan.
• Sebagai contoh, kapasitas orang di lajur jalan bebas hambatan dengan lalulintas bus dan mobil pada keadaan arus yang ada dapat dihitung sebesarCp = f'Ob + [(1800 – 1,51)0m]dengan
f' = jumlah bus per jam0b = tingkat-tumpangan bus 0m = tingkat-tumpangan mobilCp = kapasitas orang (orang/jam)
Lajur jalan bebas hambatan dengan f' = 28, 0b= 45, dan 0m = 1,25 akan memiliki kapasitas sebesarCp = 28 x 45 + [(1800 – (28 x 1,5)]1,25 = 3457 orang/jam
Klasifikasi Transportasi Penumpang Berdasarkan Jenis Penggunaan
Jenis/Karakteristik Penggunaan Pribadi Untuk Disewakan Angkutan Umum atau Bersama
Peruntukan bersama Ketersediaan
pelayanan Penyedia pelayanan
Penentuan rute, Penentuan jadual-
waktu, biaya-harga
Transpor pribadi
Pemilik
Pengguna
Penyerapan Pengguna
Paratransit
Umum
Angkutan
Pengguna
Sewa tetap
Pengguna
Transit
Umum
Angkutan
Ongkos tetap
Jenis Angkutan Individu Kelompok
Moda Mobil
Sepeda Motor
Sepeda
Berjalan Kaki
Mobil-patungan
Minibus-patungan
Taksi
Mobil sewaan
Tumpangan-panggilan
(jitney)
Bus carter
Transit jalan (bus, trem)
Transit semi-cepat
Transit cepat
Daerah operasi optimum
Densitas Kawasan
Rute
Waktu
Keperluan perjalanan
Rendah-sedang
Tersebar
Luar jam-sibuk
Rekreasi
Belanja
bisnis
Asal: Rendah
Tujaun : Tinggi
Radial
Sibuk saja
Kerja saja
Rendah
Kapan saja
Bekerja
Bisnis
Tinggi-medium
Tersebar
Kapan saja
Bekerja
Bisnis
Kapasitas Jaringan
Kapasitas jaringan transit dapat dihitung dari persamaan berikut:CV = 3600R/h = 3600R/D+tCCP = nScv (3600nSR)/D+tC
dengancv = kendaraan/jam per jalur (maksimum) cp = orang/jam per jalur (maksimum)h = interval antara kendaraan yang berurutan (detik) tc = jarak antara kendaraan berurutan (detik) D = waktu diam di perhentian utama (detik)S = penumpang per kendaraann = kendaraan per satuan (n = 1 untuk bus; n = 1 hingga 11 untuk kereta api)R = faktor pengurangan untuk waktu diam dan keragaman kedatangan = 0,833 untuk operasi bus pada jalan-jalan kotaJika g = waktu hijau (detik) dan C = waktu siklus (detik) untuk transit yang berjalan pada jalan dengan lampu lalulintas maka :CP = (g/C)3600nSR/(g/C)D+tC
Transit – A
‐ B
‐ C
Jalan ‐ E
Ekonomi
Keuangan
Tata‐guna Lahan
Lingkungan
Industri
I
II
III
Masyarakat Perkotaan dan
Prasarana Transportasi
Kekurangan Transportasi
Pengguna Para Pengambil Keputusan
Politisi
Warga yang Kena Dampak
Kelompok Berkepentingan Khusus
MasalahUsulan
Teknik‐teknik
Staf
Pelaksanaa
Gabungan Alternatif untuk Sistem Transit
PENJEMPUTA
N PINGGIRAN
KOTA
PELAYANAN ANGKUT
JALUR
DISTRIBUSI PUSAT KOTA
Rute tetap terpadu
Pengumpul rute tetap
Pengumpul bus-panggilan
Pengumpul taksi
Parkir dan Tumpang atau berjalan kaki
Bus permukaan konvensional
Jalan bus
Kereta api ringan
Kereta api berat
Terminal transit pusat
Rute yang tumpang-tindih
Sistem sirkulasi terpisah
Rute dan jaringan
• Captive• Choice
Jenis pelayanan• Rute tetap (tidak ada penyimpangan) digunakan apabila
pelayanannya tetap, baik itu dalam hal waktu maupun ruang dan apabila dibutuhkan kapasitas tinggi.
• Rute tanggapan-atas-permintaan (penyimpangan penuh) dapat dilayani apabila tidak ada tugas untuk menjalani rute resmi, pengemudi dapat menanggapi permintaan ini di sepanjang lintasannya.
POLA JARINGAN JALAN
Kisi
Radial
Circle-radial Teritorial
Komponen Pengestimasian Dampak
Usulan Jalan Propinsi : Kab. Aceh Utara-Kab. Bener Meriah
Usulan Jalan Propinsi: Kab. Pidie Jaya (Meureudu)-Geumpang-Meulaboh
Usulan JalanKab. Tamia
PKN
PKW
PKL
Jl. Nasional
Jl. Provinsi
Renc Jl. P Baru
RTRWP-2007
Usulan PeningkaKab. Tamiang-K
Usulan Peningkatan Status Jalan Propinsi: Kab. Pidie Jaya (Meureudu)-Geumpang-Meulaboh
Usulan Peningkataan Jalan Propinsi: Kab. Aceh Utara-Kab. Bener Meriah
PKN
PKW
PKL
Jl. Nasional
Jl. Provinsi
Renc Jl. P Baru
PKSN
RTRWN-2009
Hirarki Fungsional Sistem Jaringan Transportasi
Fung
si a
kses
ru
ang/
laha
n
Fung
si m
obilit
as/
arus
lalu
linta
s
Sistem Jaringan Lokal
Sistem Jaringan Kolektor
Sistem Jaringan Arteri
Sistem transportasi sebagai sistem infrastruktur, secara fungsional harus diselenggarakan untuk memenuhi fungsi 2 utama, yakni:
1. Fungsi akses: jaringan transportasi harus mampu menyediakan akses bagi ruangkegiatan secara cukup dan merata di semua wilayah pelayanannya.
2. Fungsi mobilitas: jaringan transportasi harus tersedia secara cukup untuk mengakomodasi dan meneruskan pergerakan orang/barang antar wilayah secara
efisien.
Case Study : North-East Corridor road network of Aceh
Malahayati – A. Besar
Sabang – Kota Sabang
KR.Geukueh - Lhokseumawe
Kuala Langsa
Susoh – A. Barat Daya
Singkil – A. Singkil
Tapaktuan – A. Selatan
Sinabang - Simeulu
Meulaboh – A. Barat
Belawan- Medan
North-East Corridor
Midst Corridor
South-West Corridor
railway
18
1802
1801
1101
11
21
1
2
8
80110
1001901
9
1803 903
2102
2101
1003
5
5012103
1103
200220
2001
1401
14
503
2003
1403
6016
170117
13
1301
4
401
102
191902
16
1601
1602
702
701
7
15
1501
1202
12
1201
302
3
301
202
201
1804
1805905 1005
2104
2105 1105
505
2004
2005
1405
19011904
1604
704
1204
304
204
101
104
502
1002
Lintas Timu
Lintas Tengah
Lintas B
Rencana Highway Lintim NAD
Lintas Jalan
Lintas Kereta Api
Lintas LautLintas Terminal
Centroid Connector
Simpul Rencana HighwaySimpul JalanSimpul KA
Simpul LautSimpul TerminalCentroid
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:::
KETERANGAN
Ket. Pengembangan jaringan HW-1 = Renc. Highway segmen 1 (B. Aceh -Sigli) HW-2 = Renc. Highway segmen 2 (Sigli-L’Seumawe) HW-3 = Renc. Highway segmen 3 (L’Seumawe-Perlak) HW-4 = Renc. Highway segmen 4 (Perlak-Bts Sumut) KA-1 = Revit’lsi Jln KA segmen 5 (B. Aceh-Sigli) KA-2 = Revit’lsi Jln KA segmen 6 (Sigli-Bireuen) KA-3 = Revit’lsi Jln KA segmen 7 (Bireuen-L’Seumawe) KA-4 = Revit’lsi Jln KA segmen 8 (L’Seumawe-Perlak) KA-5 = Revit’lsi Jln KA segmen 9 (Perlak-Langsa) KA-6 = Revit’lsi Jln KA segmen 10 (Langsa-Bts Sumut)
HW-1
HW-2
HW-3
HW-4
KA-1KA-3
KA-2
KA-5
KA-4
KA-6
Jaringan transportasi eksisting dan rencana pengembanganjaringan multimoda di provinsi NAD
TERIMA KASIH DAN WASSALAM