Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

download Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

of 13

Transcript of Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    1/29

    MATERI TUTORIAL

    TRANSLATION IVPERTEMUAN 8Oleh: Meiliza Fitri

    UNIVERSITAS TERBUKA

    KOREA SELATAN

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    2/29

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    3/29

    Modul 8

     Aims: Translate Indonesian to English

    President

     Attention:

    !Be "are#ul $it% $ord &' $ord translation

    (!Tr' to a)oid loss meanin*+!Meanin* trans#erred I t%e tar*et lan*ua*e

    are not restri"ted &' )o"a&ularies, *rammar,and #orms o# t%e sour"e lan*ua*e

    !Be a$are o# t%e term re*ister.!/on0t use e)er'da' lan*ua*e1!T%e translation s%ould &e &ased on

    meanin*s in t%e sour"e lan*ua*e

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    4/29

    Part

    Humaniora dan Ilmu Sosial 

    Arti!el"Page 8#$%

    President

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    5/29

    2ara*ra3% 4a5

     Analisis Gender dalam Kemiskinan dan Kebijakan

    Pembangunan Ekonomi

    Pembangunan ekonomi yang selama ini telah dilakukan tidak

    dapat dipungkiri telah membawa kemajuan. Sebelum krisis ekonomi

     Asia Tenggara melanda, Indonesia tengah menikmati keberhasilanyang sangat besar dalam strategi kebijakan pembangunan yang

    diterapkan.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    6/29

    2ara*ra3% 4a5

     Analisis Gender dalam Kemiskinan dan Kebijakan

    Pembangunan Ekonomi

    Pembangunan ekonomi yang selama ini telah dilakukan tidak

    dapat dipungkiri telah membawa kemajuan. Sebelum krisis ekonomi

     Asia Tenggara melanda, Indonesia tengah menikmati keberhasilanyang sangat besar dalam strategi kebijakan pembangunan yang

    diterapkan.

    The Gender Analysis in Poverty and Economic Development

    PolicyThe recent economic development chievent, undeniably has led to

    an improvement in Indonesia. Before the economical crisis happened

    in the South East Asia Pacific region, Indonesia had taken pleasure

    the massive success on the applied strategic of development policy.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    7/29

    2ara*ra3% 4&5

    Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto per tahun selama

    periode 1980-an bertahan pada tingkat 6,1%, meningkat menjadi

    7,6% pada periode pertengahan awal tahun 1990-an, dan menjadi

    7,8% pada tahun 1996. Perekonomian Indonesia juga semakin

    terdiversifikasi, Secara khusus, sektor manufaktur mengalamikinerja yang sangat baik. Sektor ini tumbuh di tingkat 10% per tahun

    pada periode 1985-1995 dan pada akhirnya telah menyumbang

    seperempat dari total PDB.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    8/29

    2ara*ra3% 4&5

    Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto per tahun selama

    periode 1980-an bertahan pada tingkat 6,1%, meningkat menjadi

    7,6% pada periode pertengahan awal tahun 1990-an, dan menjadi

    7,8% pada tahun 1996. Perekonomian Indonesia juga semakin

    terdiversifikasi, Secara khusus, sektor manufaktur mengalamikinerja yang sangat baik. Sektor ini tumbuh di tingkat 10% per tahun

    pada periode 1985-1995 dan pada akhirnya telah menyumbang

    seperempat dari total PDB.

    The growth of the Gross Domestic Product (GDP) per annum during

    the period of the 1980s stabilized at 6.1%, rising to 7.6% during the

    early middle period of the 1990s, and steadied at 7.8% in 1996.

    Indonesia’s economy was further diversified; particularly in the

    manufacturing sector, which experienced outstanding performance.

    This sector increased at 10% per annum during 1985-1995 and

    contributed a quarter of the GDP total.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    9/29

    2ara*ra3% (4a5

    Kriteria ekonomi yang sangat baik tersebut telah berdampak baik

    pada penurunan jumlah penduduk miskin. Indonesia telah membuat

    suatu kemajuan dalam upaya pengurangan kemiskinan. Dalam 2

    dekade, antara tahun 1976 hingga 1996, angka kemiskinan absolut

    (persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan)

    menurun dari 40.08% menjadi 11.34%.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    10/29

    2ara*ra3% (4a5

    Kriteria ekonomi yang sangat baik tersebut telah berdampak baik

    pada penurunan jumlah penduduk miskin. Indonesia telah membuat

    suatu kemajuan dalam upaya pengurangan kemiskinan. Dalam 2

    dekade, antara tahun 1976 hingga 1996, angka kemiskinan absolut

    (persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan)

    menurun dari 40.08% menjadi 11.34%.

    This outstanding economic result has led to a satisfactory recovery

    and diminished poverty. Indonesia has made progression on lessening

    poverty efforts. The two periods during 1976 to 1996, number of

    absolute poverty (the amount of people who live below poverty)

    decrease from 40.08% to 11.34%.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    11/29

    2ara*ra3% (4&5

    Selain itu, keuntungan dari pertumbuhan ekonomi telah

    terdistribusikan secara adil dan meluas. Walaupun pada tingkat

    yang berbeda-beda, seluruh provinsi telah mengalami peningkatan

    pada tingkat pendapatan, konsumsi dan kesempatan kerja. Di sisi

    lain, peningkatan juga terjadi pada indikator tingkat harapan hidup,

    tingkat kematian bayi, tingkat melek huruf, dan tingkat pendidikan.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    12/29

    2ara*ra3% (4&5

    Selain itu, keuntungan dari pertumbuhan ekonomi telah

    terdistribusikan secara adil dan meluas. Walaupun pada tingkat

    yang berbeda-beda, seluruh provinsi telah mengalami peningkatan

    pada tingkat pendapatan, konsumsi dan kesempatan kerja. Di sisi

    lain, peningkatan juga terjadi pada indikator tingkat harapan hidup,

    tingkat kematian bayi, tingkat melek huruf, dan tingkat pendidikan.

    In addition, the benefits of the economic development were widely and

    fairly distributed. Although the achievement levels were difference, allprovinces have experienced an improvement in income, spending, job

    opportunity as well as development in the life expectancy rate, birth

    mortality, alphabetical listing and education.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    13/29

    2ara*ra3% +

    Kenyataan yang baik tersebut di atas berakhir ketika krisis

    ekonomi Asia Tenggara yang dimulai Thailand ikut menjalar ke

    Indonesia. Pertumbuhan PDB mulai menurun pada tahun 1997, dari

    sekitar 8% pada tahun 1996 menjadi kurang dari 7% pada kuartal

    pertama 1997, dan kurang dari 6% pada kuartal kedua. Secarakeseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 1997 berada pada

    tingkat 4.9%.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    14/29

    2ara*ra3% +

    Kenyataan yang baik tersebut di atas berakhir ketika krisis

    ekonomi Asia Tenggara yang dimulai Thailand ikut menjalar ke

    Indonesia. Pertumbuhan PDB mulai menurun pada tahun 1997, dari

    sekitar 8% pada tahun 1996 menjadi kurang dari 7% pada kuartal

    pertama 1997, dan kurang dari 6% pada kuartal kedua. Secarakeseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 1997 berada pada

    tingkat 4.9%.

    The excellent reality above ended when the South East Asia Pacific

    economic crisis begun from Thailand afterwards to Indonesia. In1997, the GDP growth started to decline, from approximately 8% in

    1996 to less than 7% in the first quarter of 1997, and less than 6% in

    the second quarter. The sum total of economic development by 1997

    was at level of 4.9%.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    15/29

    2ara*ra3%

    Kenyataan buruk tersebut terus berlanjut pada tahun berikutnya.

    Pada tahun 1998, PDB Indonesia mengalami kontraksi hingga 13.7%.

     Angka inflasi yang diukur berdasarkan indeks harga konsumer

    (consumer price index,CPI) berada pada tingkat 78%, sangat kontras

    dengan kestabilan harga yang terjadi pada periode sebelum krisis.Hal ini diakibatkan oleh kenaikan yang dramatis dari seluruh

    komponen dalam CPI, terutama untuk harga makanan dan pakaian.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    16/29

    2ara*ra3%

    Kenyataan buruk tersebut terus berlanjut pada tahun berikutnya.

    Pada tahun 1998, PDB Indonesia mengalami kontraksi hingga 13.7%.

     Angka inflasi yang diukur berdasarkan indeks harga konsumer

    (consumer price index,CPI) berada pada tingkat 78%, sangat kontras

    dengan kestabilan harga yang terjadi pada periode sebelum krisis.Hal ini diakibatkan oleh kenaikan yang dramatis dari seluruh

    komponen dalam CPI, terutama untuk harga makanan dan pakaian.

    The bad reality continued to the following year. In 1998, the

    Indonesia GDP experienced a contraction up to 13.7%. The inflationrate according to the consumer price index CPI was at 78%, thus

    contradicting with the prices stability before the crisis happened. This

    was due to the dramatic increase price of all components of the CPI,

    mainly for clothing and food.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    17/29

    2ara*ra3% .

    Kenyataan buruk yang sama juga terjadi di bidang

    ketenagakerjaan dan kemiskinan. Secara umum angka pengangguran

    terbuka (open unemployment) dan angka setengah menganggur

    (under employment) memang hanya mengalami peningkatan yang

    kecil selama tahun pertama krisis. Namun, hal itu telah berimplikasiburuk berupa penurunan upah riil dan standar hidup serta

    peningkatan kemiskinan.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    18/29

    2ara*ra3% .

    Kenyataan buruk yang sama juga terjadi di bidang

    ketenagakerjaan dan kemiskinan. Secara umum angka pengangguran

    terbuka (open unemployment) dan angka setengah menganggur

    (under employment) memang hanya mengalami peningkatan yang

    kecil selama tahun pertama krisis. Namun, hal itu telah berimplikasiburuk berupa penurunan upah riil dan standar hidup serta

    peningkatan kemiskinan.

    The same condition also happened at employment and poverty

    sector. Generally, the open unemployment and the under employmentnumbers just experienced a small growth rate during the first year of

    the crisis. However, the problem led to a bad implication and

    diminished real wages and life standard as well as an upsurge in

    poverty.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    19/29

    Part $

    Humaniora dan Ilmu Sosial 

    Arti&le"Page '#$(%

    President

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    20/29

    2ara*ra3%

    Throughout the world and especially in the industrializing and

    industrialized countries, women are entering the formal sector or

    generally referred to as the labor market, in large members. In fact

    one of the most significant social changes in recent times has been the

    rise in the numbers of women who are in paid employment. As aresult of occupational structure and sexual composition of the labor

    has changed.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    21/29

    2ara*ra3%

    Throughout the world and especially in the industrializing and

    industrialized countries, women are entering the formal sector or

    generally referred to as the labor market, in large members. In fact

    one of the most significant social changes in recent times has been the

    rise in the numbers of women who are in paid employment. As a

    result of occupational structure and sexual composition of the labor

    has changed.

    Di seluruh dunia dan khususnya di negara-negara yang sedang

    mengembangkan industri dan negara-negara industri, wanita masuk

    ke dalam sektor formal yang umumnya mengacu kepada pasartenaga kerja dalam jumlah besar. Pada kenyataannya, salah satu

    perubahan sosial yang paling berarti akhir-akhir ini adalah adanya

    peningkatan jumlah wanita yang terserap dalam sektor pekerjaan.

     Akibatnya struktur pekerjaan dan komposisi jenis kelamin dalam

    angkatan kerja mengalami perubahan.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    22/29

    2ara*ra3% (4a5

    Today, women work in almost all sectors of the economy and often

    compete with men in fields long dominated by them. Women’s

    participation in the formal sector has enabled them to significant

    contribution to the growth and development of their respective

    countries. In fact, women’s work , has played an important part in theprocess of industrialization. ‘

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    23/29

    2ara*ra3% (4a5

    Today, women work in almost all sectors of the economy and often

    compete with men in fields long dominated by them. Women’s

    participation in the formal sector has enabled them to significant

    contribution to the growth and development of their respective

    countries. In fact, women’s work , has played an important part in theprocess of industrialization. ‘

    Dewasa ini, wanita bekerja pada hampir semua sektor ekonomi

    dan sering bersaing dengan laki-laki pada bidang yang telah lama

    didominasi oleh mereka. Keikutsertaan wanita di dalam sektorformal membuat laki-laki tidak dapat memberi kontribusi yang

    cukup berarti pada pertumbuhan dan perkembangan negara mereka

    sebenarnya, wanita pekerja sudah menjadi bagian yang penting di

    dalam proses industrialisasi.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    24/29

    2ara*ra3% (4&5

    ‘Nowhere has this been more evident than in Asia, where women’s

    work in the export industries has played such an important role in

    successful growth’ (Horton, 1996: 1)

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    25/29

    2ara*ra3% (4&5

    ‘Nowhere has this been more evident than in Asia, where women’s

    work in the export industries has played such an important role in

    successful growth’ (Horton, 1996: 1)

    ‘Tidak ada wilayah yang lebih mencolok dibanding dengan di Asia,

    di mana wanita pekerja pada industri ekspor memainkan peran yang

    sangat penting dalam pertumbuhan yang sukses’ (Horton, 1996:1)

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    26/29

    2ara*ra3% .4a5

    One of the strategies adopted for the economic development and

    which accounted for this success was the shift from the traditional

    agriculture to the modern industry. This is becauseindustrialization

    has been regarded as the strategythat could contribute significantly

    to economic growth and increase employment opportunities.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    27/29

    2ara*ra3% .4a5

    One of the strategies adopted for the economic development and

    which accounted for this success was the shift from the traditional

    agriculture to the modern industry. This is becauseindustrialization

    has been regarded as the strategythat could contribute significantly

    to economic growth and increase employment opportunities.

    Salah satu strategi yang digunakan dalam rangka pembangunan

    ekonomi dan yang diperhitungkan dalam keberhasilan ini adalah

    perubahan dari pertanian tradisional menjadi industri modern. Hal

    ini disebabkanindustrialisasi dipandang sebagai suatu strategiyang

    dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap peningkatan

    kesempatan kerja.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    28/29

    2ara*ra3% .4&5

    This structural change is reflected in the Gross Domestic Product

    where there is a decrease in the contribution by the agricultural

    sector from 36.0 percent in 1960 to 21.0 percent in 1995. On the other

    hand the contribution of the industrial sector increased from 18.0

    percent to 37.5 percent during the same period.

  • 8/20/2019 Translation 4_Pertemuan 3_Meiliza.pptx

    29/29

    2ara*ra3% .4&5

    This structural change is reflected in the Gross Domestic Product

    where there is a decrease in the contribution by the agricultural

    sector from 36.0 percent in 1960 to 21.0 percent in 1995. On the other

    hand the contribution of the industrial sector increased from 18.0

    percent to 37.5 percent during the same period.

    Perubahan struktur ini tercermin di dalam Produksi Domestik

    Bruto di mana terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian dari36,0 persen pada tahun 1960 menjadi 21,0 persen pada 1995. di lain

    pihak kontribusi sektor industri meningkat dari 18,0 persen menjadi

    37,5 persen selama periode yang sama.