Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

90
i Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi PersyaratanGuna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu SejarahPeradaban Islam OLEH: PERNI WATI NIM. AS150507 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

Page 1: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

i

Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan

Batang Asai Kabupaten Sarolangun

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi PersyaratanGuna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu SejarahPeradaban Islam

OLEH:

PERNI WATI

NIM. AS150507

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

ii

Page 3: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

iii

Page 4: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

iv

Page 5: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

v

MOTTO

“Allah SWT berfirman : “Aku disakiti anak Adam. Dia mencela

waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang

membolak-balikkan malam dan siang.” (H.R.Muslim)

Page 6: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin...

Saya ucapkan rasa terima kasih yang teramat dalam kepada Allah SWT atasrahmat dan karunianya yang telah memberikan kekuatan sehingga diberikankemudahan yang Allah berikan untuk saya agar bisa menyelesaikan Skripsi inidengan baik.

Saya Persembahkan Skripsi ini teruntuk kedua malaikat-malaikatku yaituayah dan ibuku. Ayahanda Tercinta Sahrin dan Ibunda Tercinta Ratna Wilis. Ribuanterima kasih kuucapkan untuk kalian berdua ayah, ibu, karena sudah memberikankasih sayang yang sangat luar biasa dari aku dilahirkan hingga aku menjadi wanitadewasa, bukan hanya kasih sayang tapi juga kehidupan yang layak seperti materiyang berkecukupan. Mendoakan yang terbaik untukku setiap saat, memberikusemangat disaat aku mulai lelah, mengajarkanku arti dari kehidupan, mendidikkudengan sangat baik, ayah yang selalu meneteskan keringat untuk menafkahi anaknya,dan ibu yang selalu merangkul dan memberikan pelukan hangat disetiap masalahyang kuhadapi, kalianlah segalanya ayah, ibu. Dan bahkan rasa terima kasihkupun takbisa membalas semua ketulusan hati kalian untukku.

Teruntuk Suamiku Tercinta (Zumerta Efriadi), terima kasih hingga saat inimasih setia mendampingi, memberi kasih sayang yang luar biasa sama seperti ayahdan ibuku, juga meneteskan keringat hanya untuk menafkahi istrimu ini, menjadilelaki kedua setelah ayah yang memenuhi semua kebutuhanku, berjuang sekuattenaga demi aku, menyayangiku, mengorbankan apapun asalkan aku bahagia, danmembuat aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia karena bisamemilikimu. Juga memahami sikapku yang egois, keras kepala, cengeng, danmenyebalkan. Sekali lagi kuucapkan terima kasih ‘’lelaki hebat’’ karna sudah sudiberada disampingku

Teruntuk kakak-kakakku tercinta, saudara sedinding rahim (Presna DeliAmd.Kep, Pertiwi Yani Ama.Pd, Sahrijon Mardianto Ama.Pd, Penawar susanti, danDua wanita hebat yang Spesial setelah Ibu yang aku anggap sebagai bidadari takbersayap yang selalu ada disaat senang maupun susah, yang paling mengerti danpaling memahami aku, yang memberikan kasih sayang setulus hati, yang selalu takutkalau hidupku tak berjalan baik, yang selalu mengkwatirkan masa depanku, yang jugaberjuang demi kesuksesanku, dan yang paling takut terjadi apa-apa padaku, merekapendengar terbaik disaat aku mengeluh, mereka The Best Sister untukku, terima kasihteruntuk kalian berdua wanita-wanita hebat. Perles Darniati dan Perdila Desi S.Pd).kakak iparku (Arizal S.Pd, Tol Hatta S.ST, Efit Zuryani S.Pd). terima kasih sudahmemberi Support yang luar biasa dengan cara mengomeliku, dan menyayangi aku

Page 7: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

vii

sebagai adik bungsu kalian, Terima kasih. Dan tak luput pula untuk keponakan-keponakanku Tersayang ( Perta Satria Gunawan, Reyhan Zapela Arizal, Perta RazelMaulana, Jhofindra Pratama JE, dan Perta Rafka Yusuf).

Kemudian teruntuk keluarga besar suamiku, ibu mertua Evi Sukaisih, Ayahmertua Zamharil, dan adik-adik iparku, Jojo Miharjo, Alfizon, Eka Kurnia, BelaAndriani, M.Almer Izhar mauza, dan nenek yang selalu baik padaku, yangmenganggapku lebih dari cucunya sendiri yaitu nenek Robinah. terima kasih untukkalian semua karena sudah menjadi bagian dari hidupku.

Untuk kedua pembimbing Skripsiku ini (Drs.Jago Ritonga, M.FiI.I) dan(Aliyas, M.FiI.I) Terima kasih untuk semuanya, terima kasih telah membimbing,saran dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Untuk keluarga besarku di RKPH (Rumah Kost Purti Hana) yang Terspesialkakakku Nia Dwi Yolanda yang selalu menjadi pendengar terbaik, selalu memberinasehat kepadaku, dan terima kasih juga karena telah menyayangiku. Dan untukadikku tersayang Novicha Jhesita terma kasih sudah menjadi adik terbaik selama diPutri Hana, terima kasih sudah memahami aku sebisanya, terima kasih karna selaluada disaat senang maupun susah. Dan teruntuk anak-anak RKPH lantai dua yaitu:Qurrata A’yunin, Ratu Azzahra, Annisa Ayu Wulandari, Elita Fauzia, Nur Izzati,Muslimah, Rosita, Melina Alvionita, Elda, Cindi Yolanda, dan Ella Hayati terimakasih sudah menjadi teman satu atapku.

Untuk sahabat-sahabatku, Tina Erdiana, Elly Guspiya, Wiwit Junaidi, NiaHerlina, Delta Eltisiani, Olga Safitri Tamara, Niaturrahma, Mila Wati, Harbayanti,teman bertengkar, teman makan, terimakasih banyak sudah menjadi teman suka dukaku, dan terima kasih karna telah hadir dihidupku, semoga kesuksesan selalumenyertai kita semua. Dan untuk temanku di SPI 15 Khususnya SPI B terima kasihuntuk semuanya, aku bahagia bisa menjadi bagian dari kalian semua.

Terkhusus untuk Almamater dan Kampus Biru Tercinta Universitas IslamNegeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, teman-temanku di SPI 15, Terutama SPI Bterima kasih untuk semuanya, aku bangga dan bahagia bisa mengenal kalian semuaselama masa perkuliahan dari semester satu hingga semester akhir ini. Semogakeberhasilan ini menjadi langkah awal dalam perjuanganku untuk masa depan. AminYaa Robbal Alamin.

Page 8: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

viii

KATA PENGANTAR

حیم بسم الله الرحمن الر

Assalamualaikum Wr Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan anugrah kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tradisi Pengobatan Nyerang di Desa Pulau

Salak Baru Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun”

Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan alam, yakni

Rasulullah Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau ummatnya terbebas

dari alam kegelapan dan dapat menikmati indahnya islam dan manisnya ilmu

pengetahuan seperti yang dirasakan saat sekarang ini.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengaturkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

2. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sua’idi Asyari, MA., Ph.D, Yth. Bapak Dr. H. Hidayat,

M.Pd, Yth. Ibu Dr. Hj. Fadhilah.M.Pd selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Maisah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

ix

4. Yth. Bapak Dr. Alfian,S.Pd., M.Ed , Yth. Bapak Dr. H. Muhammad Fadhil,

M.Ag, Yth. Ibu Dr. Roudhoh, S.Ag, SS., M.Pd.I selaku Wakil Dekan I, II, dan III

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Yth. Bapak Aliyas, S.Th.I., M.Fil.I selaku ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Yth. Bapak Drs. Jago Ritonga M.FiI.I, Yth. Bapak Aliyas, S.Th.I., M.Fi.I selaku

Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah membantu dan memberi

kritikan maupun saran serta nasehat dalam penyusunan skripsi ini.

7. Yth. Bapak Aliyas S.Th.I., M.Fi.I, Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Yth. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi yang telah mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Yth. Seluruh karyawan/ti di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

10. Yth. Kepala Desa beserta Staf Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai

Kabupaten Sarolangun yang telah memberikan ilmunya dan membantu penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan dorongan serta do’a yang

tiada hentinya agar dapat segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabati SPI’15 yang sama-sama berjuang di Fakultas Adab dan

Humaniora UIN STS Jambi. Khususnya lokal SPI/B yang telah menjadi partner

diskusi yang baik bagi penulis.

Page 10: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

x

Page 11: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

xi

ABSTRAK

Perni Wati, AS 150507 , Judul Skripsi Kajian Etnografi : Tradisi PengobatanNyerang di Desa Pulau salak Baru kecamatan batang asai kabupaten sarolangn,Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas IsamNegeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Pembimbing : (1) Drs. Jago Ritonga, M.Fil.I.(II) Aliyas, S.Th.I., M.FiI.I.

Tradisi pengobatan tidak bisa lepas dari kebudayaan, dalam sistem pengobatan, tidaksedikit masyarakat yang masih menggunakan sistem pengobatan tradisional, salahsatunya adalah masyarakat di desa Pulau Salak Baru. Masyarakat desa Pulau SalakBaru menggunakan tradisi pengobatan yang disebut “Nyerang” dalam sistempengobatan atau dalam sistem penyembuhan penyakit. Berawal dari inilah penulismelakukan penelitian untuk tujuan mendeskripsikan mengapa tradisi pengobatanNyerang masih di jadikan sebagai alternatif dalam sistem penyembuhan penyakit.Kemudian bagaimana prosesi pengobatan tersebut.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulandata dilapangan menggunakan tekhnik wawancara, pengamatan dan dokumentasi.

Dari data yang penulis dapatkan dilapangan, ditarik kesimpulan mengapa masyarakatmenggunakan tradisi Nyerang sebagai alternatif dalam sistem pengobatan antara laindan terdapat beberapa syarat yang dipakai sebelum pengobatan ini pengobatan inidilakukan hanya untuk pengobatan semacam luka karna benda tajam atau jatuh dariberkendara.

Kata Kunci : Tradisi Pengobatan Nyerang , masyarakat desa pulau salak baru

Page 12: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

xii

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ................................................................................................... I

PENGESAHAN................................................................................................II

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS................................................. III

MOTTO .......................................................................................................... IV

PERSEMBAHAN............................................................................................. V

KATA PENGANTAR.................................................................................... VI

ABSTRAK ...................................................................................................... IX

DAFTAR ISI................................................................................................... XI

DAFTAR TABEL ...............................................................................................

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah .....................................................................16

C. Batasan Masalah........................................................................16

D. Tujuan Penelitian.......................................................................17

E. Tinjauan Pustaka .......................................................................18

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kerangka Teori ..........................................................................21

1. Masyarakat ..........................................................................21

2. Kebudayaan dan Sistem Pengobatan ..................................22

3. Tradisi .................................................................................24

4. Konsep Pengobatan Tradisional dan Modern......................24

Page 13: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

xiii

5. Konsep Sehat Sakit Dalam Ilmu Antropologi.....................26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................28

B. Metode Penelitian......................................................................28

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.......................................29

2. Jenis dan Sumber Data......................................................29

3. Sumber Data......................................................................30

4. Teknik Pemilihan Informen..............................................31

5. Teknik Pengumpulan Data................................................32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Lokasi penelitian...........................................42

1. Sejarah Desa Pulau Salak Baru ...........................................42

2. Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial ..................42

3. Letak Geografis Desa Pulau Salak Baru ............................. 43

4. Jumlah Penduduk Desa Pulau Salak Baru...........................44

5. Struktur Pemerintahan.........................................................45

6. Keadaan Sosial ....................................................................50

B. Hasil dan pembahasan ............................................................... 55

1. Sejarah Awal Tradisi Pengobatan Nyerang di Desa Pulau Salak

Baru ...................................................................................55

2. Faktor-Faktor Masyarakat Desa Pulau Salak Baru Masih Memakai

Nyerang Dalam Sistem Penyembuhan .............................. 56

a. Faktor Internal..............................................................56

b. Faktor Eksternal...........................................................58

Page 14: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

xiv

3. Prosesi Tradisi Pengobatan Nyerang Bagi Masyarakat Desa Pulau

Salak Baru................................................................58

a. Syarat Nyerang.............................................................58

b. Waktu Pelaksanaan Nyerang.......................................60

c. Bahan-Bahan Yang Digunakan Saat Prosesi

Nyerang...........................................................................61

d. Tata Cara Pengobatan Nyerang......................................62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................64

B. Saran .......................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 15: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Inonesia merupakan negara kepulaun yang terdiri dari beberapa pulau dan

tersebar di seluruh nusantara. Dengan berbagai suku. Keanekaragman kebudayaan

serta suku bangasa menjadi cirri khas yang menonjol bagi Indonesia sendiri. Masing-

masing suku bangsa itu mempunyai cara hoidup yang berbeda-beda sehingga tiap-

tiap suku bang samempunyai kebudayaan yang berbeda-beda.

Dalam pengertiannya kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karyamanusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar.1 Dalam pengertian lain kebudayaan merupakan

seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang di pelajari, serta tidak tergantung dari

transmisi biologis atau pewarisan melalui unsur genetis.2 Jadi, Kebudayaan

merupakan tindakan dan hasil karya manusia yang hanya dapat dimiliki oleh warga

mayarakat pendukungnya dengan jalan mempelajarinya yang dipandang layak dan

dapat diterima oleh masyarakat tersebut.

Pulau Sumatera adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia, dan di Sumatra

juga terdapat satu Provinsi yang juga banyak dimiliki sejarah tentang agama atau

kepercayaan dan kebudayaan pada masa kerjaan. Selain memiliki wilayah Provinsi-

1 Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), hlm 180.2Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) hlm 144.

Page 16: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

2

Provinsi yang sangat luas dan memiliki banyak sejarah, Sumatra juga memiliki

Provinsi Jambi yang juga memiliki keberagaman dan budaya.

Desa Pulau salak baru adalah salah satu nama desa yang berada di wilayah

kecamatan batang asai kabupaten sarolangn provinsi Jambi. Di Kecamatan pulau

salak baru ini terdapat bergabagi macama ragam budaya akan tetapi ada salah satu

budaya yang membuat ketertarikan penulis untuk meneliti lebih jauh tentang tradisi

ini. Tradisi ini di damanakan oleh masyarakat setempat yaitu tradisi pengobatan

Nyerang.3

Secara umum istilah tradisi dapat dirumuskan sebagai sekumpulan praktek

dan kepercayaan yang secara sosial di transmisikan dari masa lalu, atau pewarisan

kepercayaan atau kebiasaan dari generasi yang satu kepada generasi seterusnya.

Praktek dan kepercayaan ini dipandang memiliki otoritas pada zaman sekarang yang

berasal dari masa lalu.4

Dengan demikian, tradisi merupakan suatu kebiasaan yang dianggap baik dan

dilakukan secara berulang-ulang disuatu tempat. Dimana tradisi tersebut terdapat

upacara adat yang dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu tradisi yang

terdapat dalam masyarakat ialah tradi pengobatan Nyerang sebagai sarana kesehatan.

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat

3Wawancarabersama wewen aryanto, 14 oktober 2019.4Th. HidyaTjaya, MengapaManusiaSebagaiPenafsir, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), Hlm.69.

Page 17: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

3

bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan

kesehatan yang demikian menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya.

Berbagai program pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah selama ini,

pada hakikatnya adalah upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Dalam rangka pemerataan kesehatan secara global disepakati starategi

pelayanan kesehatan primer, bahwa di dalam pelayanan kesehatan primer dikenal

lima prinsip dasar yaitu ; (1) pemerataan upaya kesehatan, (2) penekanan pada upaya

preventiv, (3) penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan, (4) peran

serta masyarakat dalam semangat kemandirian dan (5) kerja sama lintas sektoral

dalam pembangunan kesehatan.5

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping pangan,

pemukiman dan pendidikan karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup,

tumbuh dan berkarya lebih baik. Oleh karena itu dalam pembangunan yang sedang

dilakukan ini kesehatan merupakan salah satu prioritas utama. Undang-Undang No.

23 tahun 1992 tentang “Pokok-pokok kesehatan”

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan

sejahtera yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial, yang

memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi bukan hanya keadaan

yang bebas dari penyakit, cacad, kelemahan.

5 Agoes, Azwar dan T. Jacb, Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid I. (Jakarta:Anggota IKAPI,1992) hlm. 1

Page 18: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

4

Kencenderungan orang pada masa kini untuk tidak atau mengurangi

obatobatan produk kimia dan kembali keobat-obatan tradisional, membuat makin

dirasa penting usaha untuk mengungkapkan produk-produk masa lampau sebagai

warisan budaya, yang dalam bidang kesehatan khususnya menyediakan informasi

tentang obat-obatan, proses pembuatanya dan pengonsumsiannya. Sehubungan

dengan aspek kesehatan dan obat-obatan, untuk kepentingan merawat kesehatan pada

akhir-akhir ini dipergunakan bahan-bahan dari hasil bumi dan pengolahannya secara

tradisional. Pengetahuan tentang cara dan bentuk pengobatan tradisional pada

masyarakat melayu desa pulau salak baru kecamatan batang asai kabupaten

sarolangun diperoleh dengan mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh leluhur

mereka, yang telah berlangsung secara turun temurun. Pada umumnya mereka hafal

dalam ingatan dan dipraktekkan secara berulang-ulang setiap dibutuhkan untuk

mengobati penyakit. Karena pengetahuan dan keterampilan penggunaan pengobatan

tradisional tidak semua anggota masyarakat mengetahuinya, dikhawatirkan suatu saat

nanti pengetahuan itu tidak dapat diwarisi secara benar oleh generasi berikutnya.

Pemahaman masyarakat di bidang pengobatan terkadang dipengaruhi oleh

kepercayaan yang sulit diterima secara logika. Apabila pemahaman masyarakat

mengenai pengobatan tradisional ini tidak diimbangi dengan pengetahuan modern,

dikhawatirkan akan membawa pengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat pada

umumnya. Kesalahan dalam menafsirkan penyakit yang diderita pasien karena

semata-mata hanya dilandasi pengetahuan tradisional dan kepercayaan, akan

berakibat fatal bagi kesehatan dan keselamatan penderita. Untuk menghindari hal

Page 19: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

5

tersebut diagnosa penyakit menurut pengetahuan tradisonal, khususnya pada jenis

penyakit aneh atau penyakit yang tidak diketahui secara umum sulit diterapkan.

Kenyataan ini membuktikan obat dan pengobatan tradisional hanya cocok digunakan

untuk mengobati jenis penyakit yang lumrah dan sudah dikenal secara umum. Namun

sebagian mayarakat di desa pulau salak baru masih terdapatnya kecenderungan yang

berlebihan terhadap cara pengobatan tradisional karena faktor pemikiran lama yang

mengabaikan penemuan baru di bidang kedokteran. Hal ini dilandasi suatu prinsip

yang berorientasi pada sebuah ungkapan bahwa seribu penyakit, seribu pula obatnya.

Tidak ada penyakit yang tidak dapat diobati, sehingga setiap penyakit selalu

diusahakan untuk diobati sendiri menurut cara pengobatan tradisional. Pada hal

belum tentu setiap penyakit dapat dan cocok diobati dengan cara pengobatan

tradisional. Biasanya pengobatan tradisonal tidak bisa lepas dari keragaman budaya

lokal para orang-orang terdahulu yang telah mempraktikkan proesesi pengobatan

tersebut.

Kata “kebudayaan” bersalal dari bahasa Sangsekerta buddhayah yang

merupakan bentuk jamak kata buddhi yang bearti budi atau akal. Jadi, kebudayaan

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal.6 Budaya dapat

dianggap sebagai identitas suatu bangsa, karena ciri khas maupun keunikan suatu

budaya bangsa, itu merupakan keunikan tersendiri yang muncul dari budaya tersebut.

Terutama Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya juga kaya pula budayanya.

6Keontjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Penerbit Universitas, 1965), hlm77.

Page 20: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

6

Diseluruh penjuru Indonesia terdapat berbagai macam dan bentuk budaya yang

memiliki ciri khas tersendiri.Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan

sehari hari, minsalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa

dan tradisi lainnya.7

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia dikenal sebagai

masyarakat yang majemuk artinya, walaupun mereka terdiri dari suku dan ras yang

berbeda-beda, namun mereka tetap satu jua. Hal ini tercermin dalam sebuah

semboyan yang berbunyi ‘’Bhinneka Tunggal Ika’’.8Keragaman budaya bangsa ada

yang berbentuk religi/keagamaan, kesenian, bahasa daerah, rumah adat, mata

pencarian, sistem pengobatan dan peralatan hidup. Budaya daerah yang beraneka

ragam merupakan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, budaya daerah

merupakan akar budaya nasional yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.

Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tidak lepas dari suatu kebudayaan,

yang mana menurut Koentjadiningrat kebudayaan merupakan seluruh gagasan, rasa,

tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat.9

Oleh karena itu kebudayaan itu terbentuk karena adanya kebersamaan dalam suatu

masyarakat sehingga mereka dalam kurunwaktu yang lama mempelajari dan melihat

kebiasaan dalam kehidupan bermasyarakat.

7Oktapianis Rindi Wardani, Materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia, DiAkses Http://Ictkelompokblog. Wordpress.com, Pada Tanggal 18 November 2016 Pukul 22.00

8 M. Munandar Soelacman, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pt RefikaAditama, 2007), hlm 60.9 Koentjadiningrat, Manusia Dan Kebudayaan Indonesia,(Jakarta: Jambatan, 1990), hlm 12.

Page 21: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

7

Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat baik berwujud sebagai

komunitas desa, kota, maupun sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat

yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang

diluar warga yang bersangkutan. Seorang warga dari suatu kebudayaan yang telah

hidup dari hari kehari didalam lingkungan kebudayaannya biasanya tidak melihat lagi

corak khas itu, sebaliknya, terhadap kebudayaan tetangganya, ia dapat melihat corak

khasnya, terutama mengenai unsur-unsur yang berbeda mencolok dengan

kebudayaannya sendiri.10Namun, hal ini lah yang menjadi masyarakat ingin

mengetahui kebudayaan yang berbeda sehingga mereka dapat saling mengerti dan

bersatu dalam masyarakat yang berbeda kebudayaan.

Kebudayaan dapat dibagi menjadi tujuh unsur pokok, yaitu bahasa, sistem

pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup, teknologi, sistem

matapencaharian hidup, system religi dan kesenian.11Sistem pengobatan dapat

dimasukkan kedalam unsur system pengetahuan suatu bangsa dalam realisasinya

dapat dimasukkan kedalam unsur teknologi. Pengobatan tradisional telah dilakukan

oleh banyak suku-suku bangsa di Indonesia. Pengobatan tradisional tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan masyarakat tradisional dan suku-suku bangsa. Misalnya

seperti kasus pengobatan tradisional yang ada di masyarakat Bugis-Makasar, salah

satu suku bangsa yang ada di Indonesia, suku Bugis telah lama memiliki system

10Koentjdiningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta; PT Gramedia, 1980), hlm 214.11Bani Sudardi, “Konsep Pengobatan Tradisoanal Menurut Primbon Jawa”, Kontekstual

Juranal Penelitaian, Humaniora Vol. XIV NO. 1/2002. hlm12.

Page 22: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

8

pengetahuan tentang pengobatan tradisional yang memiliki kearifan local.12 Jurnal

yang ditulis oleh Tini Suryaningsih, mengangkat Judul Kajian Peranan Sando dalam

pengobatan tradisional pada masyarakat Onembute. Masyarakat Onembute mengenal

tiga macam Sando, yaitu Mbu’owai, Sando Pe’ana, dan Mbo’Pui.13Sando dalam

istilah bugis diartikan sebagai dukun. Ketiga macam sando ini memiliki peranan yang

penting didalam kehidupan masyarakat. Mbu’owai memiliki peranan untuk

menyembuhkan segala jenis penyakit. Sando Pe’ana memiliki peranan dalam

menangani persalinan. Mbu’Pui memiliki peranan dalam mengobati patah tulang.

Selain dari hal tersebut, Sando juga memiliki peranan sebagai pemimpin dalam

berbagai ritual, seperti ritual yang berkenaan dengan tolak bala, mendirikan rumah

baru, acara adat dan ritual kegiatan pertanian.14Kasus pengobatan selanjutnya ada

pada Suku Papua, yang menggunakan pengobatan tradisional yang masih digunakan

oleh masyarakatnya hingga saat ini.15 Berdasarkan pemahaman kebudayaan orang

papua secara mendalam, pengobatan tradisional papua dikelompokkan menjadi 6 pola

pengobatan, yaitu :

1.Pola Pengobatan Jimat

12Dloyanah Kusumah, Pengobatan Tradisional Orang Bugis-Makasar”, Penelitian Sejarah danBudaya, Volume 09.No 2 Tahun 2017, hlm.5

13Masyarakat Onembute di Bugis Makassar merupakan masyarakat yang tinggal di sebuahkecamatan Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Www.kompasiana.com cahaya surge dibumi tolaki onembute, 2 Juli 2016, hlm.2.

14Tini Suryaningsi, Peranan Sando dalam pengobatan tradisional pada masyarakatOnembute, Jurnal Online Sejarah dan Budaya, Volume 06 No.2 Tahun 2015, 14 Oktober 2017 pukul14.00 Wib.

15A.Dumatubun. E, Staff Dosen Jurusan Antropologi Universitas Cendrawasih, Kebudayaandan Kesehatan Orang Papua dalam perspektif antropologi kesehatan, Jurnal Kebudayaan danKesehatan, Volume 1 No.1, Agustus 2002, Tanggal 23 September 2017 Pukul 14.00 Wib.

Page 23: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

9

Pola pengobatan Jimat dikenal oleh masyarakat di daerah kepala burung terutama

masyarakat Mibrat dan Aifat. Prinsip pengobatan jimat ialah dengan menggunakan

benda-benda kuat atau jimat untuk memberi perlindungan terhadap penyakit. Jimat

adalah segala sesuatu yang diberi kekuatan gaib, sering berupa tumbuh-tumbuhan

yang berbau kuat dan berwarna kuat.

2.Pola Pengobatan Kesurupan

Pola pengobatan Kesurupan ini lebih kepada pengobatan yang untuk seseorang

yang sering kemasukan mahluk halus atau roh jahat. Pengobatan tradisional seperti

ini sering dilakukan di daerah sayap burung, yaitu daerah teluk Arguni.

3.Pola Pengobatan Penghisapan Darah

Pengobatan ini dilakukan karena adanya darah kotor. Darah kotor diambil

menggunakan insisi dengan pisau, pecahan beling dan taring babi pada tubuh yang

sakit. Cara lain dengan meletakkan daun orroh dan kapur pada bagian tubuh yang

sakit. Dengan lidah dan bibir daun tersebut digosok-gosok sampai timbul cairan

merah yang dianggap pendarahan. Pengobatan ini hanya untuk wanita saja dalam

istilah jawa pengobatan ini dikenal dengan kerokan. Pengobatan ini sering digunakan

oleh suku bangsa yang tinggal didaerah Sepanjang sungai Tor di daerah Sarmi,

Marid-amim, Kimaam dan Asmat.

4.Pola Pengobatan Injak

Page 24: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

10

Pengobatan Injak dilakukan dengan menginjak-injak tubuh si sakit yang

dikarenakan kemasukan roh. Tubuh si sakit diinjak dimulai dari kedua tungkai,

dilanjutkan ke tubuh sampai akhirnya ke kepala, maka injakan tersebut akan

mengeluarkan roh jahat dari dalam tubuh. Pengobatan ini sering dilakukan di daerah

sepanjang sungai Tor di daerah Sarmi.

5.Pola Pengobatan Pangurutan

Pengobatan ini dilakukan karena si sakit yang kemasukan roh. Dalam

pengobatan ini mengurut seluruh tubuh si sakit dengan menggunakan lendir dari

hidung sebagai minyak untuk pengurutan bagi orang asmat. Bagi orang towe, mereka

melakukan pengurutan dengan daun-daun yang sudah dipilih. Umumnya, baunya

menyengat, dipanaskan kemudian diurut pada tubuh si sakit.

6.Pola Pengobatan Ukup

Pengobatan ukup dilakukan karena si sakit kemasukan roh halus, hilang

keseimbangan tubuh dan jiwa, maka dengan mandi uap dari hasil ramu-ramuan yang

dipanaskan dapat mengeluarkan roh jahat dan penyebab penyakit. Pengobatan ini

dikenal di daerah selatan kabupaten Jayapura berbatasan dengan kabupaten

Jayawijaya yaitu suku bangsa Towed dan Ubrup.

Kasus berikutnya ialah pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat

Nagari Sikuncur Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman.

Page 25: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

11

Di Nagari Sikuncur Kecamatan V Koto Kampung Dalam, kepercayaan-kepercayaan

terhadap tahyul-tahyul16 atau hal-hal yang gaib, sangat erat dengan kehidupan

masyarakatnya, diantaranya adalah masih mempercayai bahwa penyakit itu timbul

disebabkan oleh adanya mahluk halus yang marah kepada manusia karena telah

mengusik ketenangan mahluk halus, dan mengkaitkan kepercayaan tersebut dengan

penyakit yang diderita. Pengobatan tradisional ini dilakukan oleh dukun. Penyakit

yang dianggap dukun mengancam penderita ialah penyakit : Rang Sibunian17,

Tamakan Tubo,18 Biriang Tamakan,19 Tanpa Jin Malapari,20 Guna-guna, Kanai

Gabaji21. Tekhnik pengobatan yang dilakukan oleh dukun terbagi menjadi 2 macam,

untuk pengobatan yang pertama dilakukan dari dalam dengan memberikan makanan

atau minuman macam-macam ramuan. Teknik pengobatan yang kedua dilakukan

16 Skripsi Mardianti Hutasuhati, Tradisi Pengobatan Bagajul Di Desa Bangku KabupatenBatang Hari 2018.

17Rang Sibunian adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan kekuatan gaib yang ataumagis maupun kekuatan supranatural. Penyakit ini disebabkan oleh adanya mahluk gaib yang marahkepada manusia dikarenakan manusia tersebut telah melanggar pantangan yang berlaku di negeri inisehingga menyebabkan mahluk gaib tersebut marah kepada manusia. Tedi Rahman, Skripsi SistemPengobatan Tradisional Tasapo” (Studi kasus di Nagari Sibarambang Kecamatan X Koto DiatasKabupaten Solok),Universitas Andalas Jurusan Antropologi Sosial, hlm.3, diakses 13 Oktober 2017Pukul 13.00 Wib.

18Tamakan Tubo, atau dalam bahasa Indonesia ialah penyakit yang disebabkan oleh termakanracun yang bisa berasal dari makanan, atau minuman yang memiliki kepercayaan gaib.Inspiratifarticle.Wordpress.com, diakses pada 23 Oktober 2017, pukul 12.00 Wib.

19Biriang Tamakan adalah jenis penyakit kulit yang menyebabkan kulit menjadi rusak dankerusakan kulit sangat cepat terjadi. Inspiratifarticle.Wordpress.com, diakses pada 23 Oktober 2017,pukul 12.00 Wib.

20Tampa Jin Malapari merupakan jenis penyakit yang ada karena tersentuh mahluk halusyang berada disekitarnya dan mendapat teguran dari mahluk halus tersebut.Inspiratifarticle.Wordpress.com, diakses pada 23 Oktober 2017, pukul 12.00 Wib.

21Guna-guna dan Kanai Gabaji,merupakan jenis penyakit yang dibuat oleh orang lain dandiarhakan kepada si penderita melalui hal-hal yang gaib. Inspiratifarticle.Wordpress.com, diakses pada23 Oktober 2017, pukul 12.00 Wib.

Page 26: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

12

dengan cara megoleskan atau mengusapkan ramuan yang telah dibuat kesekujur

tubuh penderita.22

Kasus pengobatan yang lain menggunakan pengobatan tradisional berasal dari

suku Mentawai, dikenal Sekerei yang melakukan pengobatan tradisional dengan

daun-daunan dan menggunakan ritual sebelum memberikan obat kepada pasien.23

Biasanya pelaksanaan ritual dilakukan pada tengah malam, diiringi dengan dentingan

lonceng ditengah malam yang dibunyikan oleh Sekerei, lalu, seorang Kletus akan

merapalkan doa-doa. Kadang-kadang juga dilakukan tarian Sekerei untuk mengusir

roh-roh pengganggu.24

Kasus pengobatan tradisional selanjutnya dilakukan pula oleh Suku Anak

Dalam di daerah Sarolangun, tepatnya di Bukit 12. Suku Anak Dalam menamai

pengobatan ini ialah Basale. Basale dilakukan dengan ritual yang didalamnya

terdapat upacara tertentu. Upacara Basale (Penyembuhan) merupakan ritual

masyarakat Anak Dalam yang bertujuan untuk menyembuhkan seseorang yang sakit

akibat roh-roh jahat. Dalam adat istiadat masyarakat suku anak dalam atau Anak

Rimba, terdapat banyak kegiatan upacara atau ritual yang memiliki tujuan untuk

22Skripsi, Doni Saputra, “Sistem Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Nagari SikuncurKecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman”, hlm.31-45.

23Dalam Istilah Masyarakat Mentawai, Sekerei merupakan panggilan untuk dukun yangmengobati penyakit menggunakan bahan-bahan dari alam berupa tumbuh-tumbuhan. Sekerei inimerupakan ahli pengobat yang sudah senior sekali. Kletus merupakan laki-laki yang membantu acararitual, dan pengobatan yang dilakukan oleh Sekerai.Inspiratifarticle.Wordpress.com, diakses pada 23Oktober 2017, pukul 12.00 Wib.

24Lucky Zamzami, Sekerei Mentawai : Keseharian dan Tradisi pengetahuan local yangdigerus oleh zaman, Antropologi Indonesia, Volume 34 No 1 Januari-Juni 2013, hlm.6-9.

Page 27: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

13

menghormati arwah nenek moyang mengharap keberkahan, dan untuk menjauhkan

malapetaka. Salah satu upacara adat masyarakat anak dalam adalah Basale.

Arti Basale sendiri merupakan membersihkan jiwa seseorang yang sedang sakit

akibat roh-roh jahat yang bersemayam dalam diri seseorang tersebut.25 Masyarakat

Suku Anak Dalam menganggap jika ada anggota keluarga atau kerabat yang sakit

maka itu merupakan pertanda bahwa dewa menurunkan malapetaka. Menghindari

malapetaka tersebut masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) Sarolangun melakukan

Upacara Besale sebagai wujud memohon ampun. Selain itu, Upacara Basale juga

dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara masyarakat Anak Dalam dan menjaga

keseimbangan hidup dengan alam gaib. Upacara basale merupakan upacara

pengobatan yang dilakukan oleh suku anak dalam dengan tujuan untuk

menyembuhkan seseorang dari penyakitnya dengan bantuan roh-roh halus atau yang

mereka sebut orang halus.

Muncul suatu kebudayaan tidak bisa terlepas dari adanya tradisi. Tradisi

adalah suatu kebiasaan yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian

dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan,

waktu, atau agama yang sama.26 Tradisi terdapat berbagai macam diantaranya: tradisi

perkawinan, kematian, dan tradisi pengobatan.Sistem pengobatan tradisional

merupakan pengobatan yang dilakukan secara turun temurun yang digunakan oleh

25Irma Tambunan dalam http://202.146.5.33/Kompas-cetak/. Judul: Tanah Air Tradisi Basale,Bertahan Bersama Suku Anak Dalam diunduh pada Sabtu, 14 Oktober 2017.

26 Koentjdiningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta; PT Gramedia, 1980), hlm 183

Page 28: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

14

suku-suku bangsa tertentu untuk mengatasi masalah kesehatan.Pengobatan tradisional

diketahui oleh penulis biasanya dilakukan Dukun, Malim, Sidi, Inang, Sando

Mbu’owai, Sando Pe’ana, Mbo’Pui, dan Sibaso.Untuk melakukan ritual pengobatan

tradisional dengan upacara tertentu yang mereka lakukan.27 Budaya lokal di wilayah

kecamatan Batang Asai kabupaten Sarolangun merupakan warisan nenek moyang

yang diwariskan kepada keturunannya secara turun temurun agar tetap dilestarikan

dan dijaga sebagai bentuk penghargaannya kepada warisan keluhuran.Warisan

leluhur biasanya berupa tradisi, adat-istiadat dan kabiasaan atau di sebut budaya.

Budaya lokal di wilayah kecamatan Batang Asai kabupaten Sarolangun

merupakan warisan nenek moyang yang diwariskan kepada keturunannya secara

turun temurun agar tetap dilestarikan dan dijaga sebagai bentuk penghargaannya

kepada warisan keluhuran.Warisan leluhur biasanya berupa tradisi, adat-istiadat dan

kabiasaan.

Salah satunya tradisi yang masih digunakan dalam masyarakat desa Pulau

Salak Baru, kecamatan Batang Asai, kabupaten Sarolangun adalah tradisi pengobatan

Nyerang. Tradisi pengobatan Nyerang yaitu tradisi menyerang rumah warga yang

tertimpa musibah kecelakaan dimana yang dimaksud kecelakaan disini ialah

kecelakaan yang terjadi di lalu lintas (kecelakaan jatuh dari motor atau mobil),

terkena benda tajam atau luka bakar.28 Tradisi nyerang yang dipercayai dapat

27Kompas, E-Published Featured News, “Tradisi Besale Suku Pedalaman Jambi”, 5 Januari2015, hlm.3

28 Informasi yang di peneliti dapat dari hasil wawancara bersama bapak lembaga adatbatang asai.

Page 29: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

15

menyembuhkan penyakit dengan cepat di desa Pulau Salak Baru, kecamatan Batang

Asai, kabupaten Sarolangun. Tradisi ini dilakukan oleh pihak keluarga ayah/induk

bako (saudara perempuan ayah) dimana melakukan nyerang atau menyerang rumah

seseorang yang tertimpa musibah dengan membawa rombongan serta peralatan

seperti batang pisang, dahan pisang, tebu dan pisang rebus untuk menyerang rumah

seseorang yang tertimpa musibah tersebut.29

Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat desa sudah mulai

meningkat yang ditandai dengan adanya sarjana-sarjana dan dunia kesehatan berupa

pengobatan modern seperti adanya puskesmas.Namun, kepercayaan masyarakat

modern terhadap pengobatan Nyerang teteap masih ada walaupun dianggap tidak

masuk akal.Dari latar belakang diatas tradisi Nyerang sangat menarik untuk dibahas

dan diteliti dengan judul : Tradisi Pengobatan Nyerang di Desa Pulau Salak Baru

Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun.

29 Hasil wawancara dengan masyarat yang pernah melakukan tradisi nyerang dan hasilpengamatan awal si peneliti.

Page 30: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

16

B. Rumusan Masalah.

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah awal tradisi pengobatan Nyerang di desa Pulau Salak

Baru?

2. Mengapa masyarakat desa Pulau Salak Baru masih memakai nyerang dalam

system penyembuhan?

3. Bagaimana prosesi tradisi pengobatanNyerang bagi masyarakat desa Pulau

Salak Baru?

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian.

Untuk lebih terarah pembahasan, peneliti hanya mengkaji mengenai tradisi

pengobatan Nyerang di desa Pulau Salak Baru kecamatan Batang Asai kabupaten

Sarolangun.Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan

dan manfaat dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui bagaimana sejarah awal tradisi pengobatan Nyerang di desa

Pulau Salak Baru

2. Untuk Mengetahui Mengapa masyarakat desa Pulau Salak Baru masih

memakai nyerang dalam system penyembuhan .

3. Untuk mengetahui Bagaimana prosesi tradisi pengobatanNyerang bagi

masyarakat desa Pulau Salak Baru

Adapun maamfaat penelitian sebagai berikut

Page 31: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

17

1. Untuk menambah referensi pustaka dan dapat digunakan dalam penelitian

berskala luas

2. Untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar S1 Jurusan Sejarah

Peradaban Islam di UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

3. Untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi pembaca.

D. Batasan masalah

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka peneliti membatasi agar

tidak terjadi kesalahan dalam memahami judul penelitian ini, oleh karena itu penulis

melakukan penelitian mengenai “tradisi pengobatan nyerang di desa pulau salak baru

kecamtan batnag asai kabupaten sarolangun”

E. Tinjauan Pustaka.

Berdasarkan pengamatan penulis, selama ini telah banyak buku-buku maupun

karya-karya ilmiah yang membahas tentang penelitian kebudayaan di berbagai daerah

bagi mahasiswa maupun mahasiswi di perguruan tinggi UIN Sulthan Thaha

Syaifuddin Jambi mapun perguruan tinggi di seluruh Indonesia, namun sejauh ini

informasi yang didapat belum diketahui ada yang melakukan pembahasan secara

Page 32: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

18

khusus mengenai tradisi pengobatan Nyerang di desa Pulau Salak Baru kecamatan

Batang Asai kabupaten Sarolangun.30

Satu hal penting yang harus dilakukan peneliti dalam penelitian ilmiah adalah

melakukan tinjauan atas penelitian-penelitian terdahulu.Hal ini lazim disebut dengan

istilah prior research. Prior research penting dilakukan dengan alasan untuk

menghindari adanya duplikasi ilmiah, untuk membandingkan kekurangan ataupun

kelebihan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan dan untuk

menggali informasi penelitian atas tema yang diteliti dari peneliti sebelumnya.31

Berdasarkan pengamatan penulis, sampai saat ini terdapat beberapa karya berupa

buku ataupun karangan yang membahas mengenai penelitian kebudayaan tentang

tradisi pengobatan bagi masyarat setempat. Beberapa karya yang telah ditulis sebagai

berikut:

Pertama penelitian ilmiah (jurnal) dalam konteks ilmu Humaniora yang

ditulis olehBani Sudardi, Vol. XIV, No. 1, 2001 yang berjudul Konsep Pengobatan

Tradisional Menurut Primbon Jawa. Dalam jurnal tersebut membahas tentang obat-

obat tradisional yang terdapat dalam Primbon yang mengingat Primbon sampai

dewasa ini masih fungsional dan penelitian ini juga menyajikan suatu deskripsi

tentang konsep pengobatan di kalangan masyarakat Jawa sebagaimana yang

30 Hasil pengatam penulis yang didapat dari sumber wawancara bersama balai adat di desaPulai Salak Baru dan hasil pengamatan di wilayah perpustakaan kampus UIN sultah thaha syaifidiinjambi.

31Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak, 2011).Hlm 10.

Page 33: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

19

tercermin dalam primbon-primbon32. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan saya teliti yaitu dimana penelitian ini menggambarakan proses pengobatan yang

dilesatarikan dalam buku yang bernama primbon bagi masyarakat Jawa, sedangkan

penelitian saya sistem pengobatan hanya dilestarikan dalam tingkah laku atau

langsung mempraktekkan langsung dan hanya tercantun dalam ingatan masyarakat

saja.

Keduapenelitian ilmiah (jurnal) dalam konteks ilmu Humaniora yang ditulis

oleh Syahrun, S.Pd.,M.Si.yang berjudulPengobatan Tradisional Orang Buton (Studi

Tentang Pandangan Masyarakat Terhadap Penyakit Di Kecamatan Betoambari Kota

Bau-Bau Propinsi Sulawesi Tenggara).Meski penelitain ini dengan penelitian yang

akan saya teliti sama-sama pengobatan tradisonal dari peninggalan para leluhur akan

tetapi memiliki perbedaan yang sangat signifikan, diantranya penelitian ini

mengobati penyakit seperti semacam gangguan terhadap pikiran dan fisik manusia,

sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan kegiatan / pekerjaan dengan baik.

Dengan kata lain sakit adalah gangguan yang datang menyerang tubuh manusia baik

secara fisik maupun batin (kejiwaan), sedangkan penelitian saya ini menyebuhkan

penyakit luka terkena benda-benda tajam dan luka bakar.

32Dalam tardisi Jawa, primbon biasanya dimiliki oleh tokoh-tokoh masyarakat yangdianggap sebagai intelektual dizamannya seperti tetua adat, dukun, guru kebatinan dansebagainya.Primbon merupakan buku yang menyimpan pengetahuan tentang berbagai hal.Isi primbonberupa aneka ragam pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan sehrai-hari untuk mendapatkankeselamtan dan secara garis besar primbon berisi masalah perkawinan, kelahiran, kematian dansebagainya yang berkaitan dengan hubungan manusia.

Page 34: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

20

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Krangka Teori

Penelitian ini merupakan penelitian kebudayaan yang mana dalam penelitian

ini untuk mempermudah kajian dalam memberikan pengertian maka diperlukan

konsep yang berhubungan dengan judul tersebut, dan untuk memperkuat,

menganalisa, dan mengkaji suatu permasalahan yang ada dalam penelitian ini

diperlukan pendapat para ahli yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

1. Masyarakat

Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin bahwa masyarakat adalahThe largest

grouping in which common customs, traditions, attitudes, and feelings of unit are

operative. Yang mana menurut Gillin masyarakat merupakan unsur kesatuan hidup

yang mana terdiri dari unsur adat istiadat dan identitas bersama. Definisi yang serupa

masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa

identitas bersama.33

Jadi masyarakat sekitar yang hidup bermasyarakat yang saling berinteraksi

dan terdapat suatu aturan dan norma dan adat istiadat di dalamnya sehingga

masyarakat harus mengikuti aturan yang ada dalam masyarakat tersebut. Namun hal

33Koentjdiningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, hlm 118.

Page 35: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

21

ini tidak bisa berlangsung dalam waktu yang singkat sehingga masyarakat harus

memiliki kontinu atau menetap lama ditempat tersebut.

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan.Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan.

Dua orang Antropologis terkemuka, yaitu Melville J. Herskovits dan Bronislaw

Malinowski, mengemukakan bahwa Culture Determinism berarti segala sesuatu yang

terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu.34

2. Kebudayaan dan sistem pengobatan

Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia baik berupa benda maupun

buah pikiran dalam penghidupannya. Menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah

keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.35

Jadi, kebudayaan mengarah kepada berbagai aspek kehidupan, yang meliputi

cara berlaku, kepercayaan dan sikap-sikap, serta dari hasil kegiatan manusia yang

khas yang dipelajari untuk masyarakat atau kelompok tertentu.

Menurut Herbert Blumer, kebudayaan adalah manusia berelasi dengan

manusia dan benda-benda disekitarnya dalam rangka menghasilkan suatu makna.

Dengan kata lain, Helbert Blummer, lebih kepada bagaimana manusia menciptakan

34Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; Rajawali Pers, 1942), hlm 147.35Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Gramedia, 1980), hlm.144

Page 36: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

22

dan mempergunakan makna-makna daripada bagaimana petunjuk dan norma serta

nilai kultur menyediakan penjelasan atas makna kegiatan tersebut.36

Kebudayaan sebagai keseluruhan hidup manusia yang kompleks, meliputi

hukum, seni, moral, adat istiadat dan segala kecakapan lain yang diperoleh manusia

sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan dipandang sebagai warisan tradisi yang

dianggap sebagai cara dan aturan hidup manusia, seperti cita-cita, nilai dan tingkah

laku yang memiliki sistem kebudayaan.37

Sistem kebudayaan tidak lepas dari sistem nilai yang ada di masyarakat.

Kebudayaan adalah hasil pikir dan daya cipta manusia dalam kehidupan sosialnya.

Menurut ahli antropologi, E.B Taylor, yang menulis dalam bukunya yang terkenal:

‘Primitive Culture’, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang

didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

adat istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat dari manusia

sebagai anggota masyarakat.38

Kebudayaan adalah system kognitif, suatu sistem yang terdiri dari

pengetahuan, kepercayaan dan nilai yang berada dalam pikiran anggota-anggota

individual masyarakat. Dengan kata lain, menurut pandangan ini kebudayaan berada

36Dedes Kurniadi, Skripsi Tradisi Lelang dalam pernikahan di desa rantau panjang,(Jambi:Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2012), hlm.8.

37Ahmad Akbar, Skripsi Upacara Basale Suku Anak Dalam di Desa Nyogan KecamatanMestong Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, hlm.13.

38Ahmad Akbar, Skripsi Upacara Basale Suku Anak Dalam di Desa Nyogan KecamatanMestong Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, hlm.14

Page 37: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

23

dalam tatanan yang ideasional, atau kebudayaan merupakan perlengkapanyang

memiliki nilai-nilai perilaku sosial mengenai pantas tidak pantas, yang dilakukan oleh

kelompok masyarakat.39

3. Tradisi

Menurut J.C. Hastermann yang memandang tradisi dari sudut makna dan

fungsinya maka tradisi berisi sebuah jalan bagi masyarakat untuk memformulasikan

dan memperlakukan fakta-fakta dasar dari eksistensi kehidupan manusia seperti

konsensus masyarakat mengenai persoalan kehidupan dan kematian, termasuk

masalah makanan dan minuman.Tradisi merupakan tatanan transendental yang

menjadikan sebagai dasar orientasi untuk pengabsahan tindakan manusia.40

Tradisi dalam suatu masyarakat mencerminkan kelompok masyarakat tersebut

sehingga menjadi milik bersama dalam suatu masyarakat.Setiap masyarakat memiliki

tradisinya sendiri sesuai bagaimana mereka menghadirkannya didalam hidupnya.

Namun tradisi bukan untuk dijadikan sebagai suatu acuan bahwa ia lebih baik karena

setiap tradisi memiliki tujuan dan pemikiran masing-masing.

4. Konsep Sistem Pengobatan Tradisional dan Modern

Dalam kelompok masyarakat budaya terdapat suatu ketentuan turun menurun

sebagai perwujudan nilai masyarakat tersebut yang lebih dikenal dengan tradisi.

tradisi inilah yang dipertahankan sampai sekarang ini oleh setiap kelompok

39Ahmad Akbar, Skripsi Upacara Basale Suku Anak Dalam di Desa Nyogan KecamatanMestong Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, hlm.13.

40Nur Syam, Madzhab-Madzhab Antropologi, hlm 70.

Page 38: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

24

masyarakat. Menurut Piotr Sztompka, tradisi adalah keseluruhan benda material dan

gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar masih ada kini, belum

dihancurkan, dirusak atau dilupakan.41 Pengertian serupa dikemukakan pula oleh

Bastomi Sujawi, yang mengemukakan bahwa tradisi adalah roh dari sebuah

kebudayaan, dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Bila tradisi

dihilangkan maka aka nada harapan suatu kebudayaan akan berakhir disaat itu juga.

Setiap sesuatu menjadi tradisi biasanya telah teruji tingkat efektifitas dan tingkat

efiensinya. Efektifitas dan efesiensinya selalu mengikuti perjalanan perkembangan

unsur kebudayaan. Berbagai bentuk sikap dan tindakan dalam menyelesaikan

persoalan kalau tingkat efektifitas dan efesiensinya rendah akan segera ditinggalkan

pelakunya dan tidak akan pernah menjelma menjadi sebuah tradisi.42 Berkenaan

dengan tradisi yang kaitannya tidak lepas dari kebudayaan, maka penulis

berkesimpulan, tradisi dari suatu kelompok masyarakat tidak akan hilang apabila

tradisi tersebut dipertahankan oleh masyarakatnya dan selalu dimunculkan kembali

oleh kelompok masyarakat tersebut sebagai sebuah identitas sosial dari kelompok

tersebut yang secara lisan diturunkan oleh nenek moyang baik berupa sastra, musik,

tarian, permainan, mitologi, ritual, kerajinan tangan , arsitektur bahkan kesenian

lainnya. Berkaitan dengan tradisi yang dibahas, kembali ke permasalahan “Tradisi

Pengobatan “Nyerang” di Desa pulau salak baru kecamatan batang asai kabupaten

41Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial.(Jakarta:Prenada Media Group, 2011), hlm.69-70.

42Bastomi, Suwaji, Kebudayaan Apresiasi Pendidikan Seni, (FKIP : Semarang, 1986),hlm.14.

Page 39: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

25

sarolangun ”, yang tidak lepas pula dari pelaksanaan Ritual dalam melakukan

pengobatan. Berbeda dengan konsep pengobatan modern, yang didalamnya

menggunakan tenaga medis seperti Dokter, Bidan, Perawat, untuk mengobati pasien

nya. Mereka menggunakan berbagai obat untuk menyembuhkan dan mengatasi

penyakit tertentu dengan cara medis yang mereka lakukan dan jaringannya pun untuk

di desa terpencil masih terbatas. Maka digunakan alternatif pengobatan tradisional

untuk menyembuhkan penyakit yang memang sulit untuk diobati oleh tenaga medis.

5. Konsep Sehat Sakit Dalam Ilmu Antropologi

Penyakit yang tidak muncul bersamaan dengan saat munculnya manusia,

tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Sigerit, Penyakit adalah bagian dari kehidupan

yang ada dibawah kondisi yang berubah-ubah.43 Menurut Foster dan Anderson

kesehatan berhubungan dengan prilaku. Prilaku manusia cenderung bersifat

adaptif.44Terdapat hubungan antara penyakit, obat-obatan, dan kebudayaan.45

Konsep sehat sendiri dalam antropologi menjelaskan dimana suatu keadaan

sempurna baik jasmani, rohani maupun kesejahteraan sosial seseorang.46 Jadi, peneliti

berkesimpulan, seseorang yang dikatakan sehat jelas tampak dari keadaan jasmani

maupun rohani nya yang sangat tampak jelas dalam keadaan baik-baik saja. Sakit

merupakan proses dimana fungsi individu mengalami perubahan atau penurunan bila

43Nova Maulana, “Buku Ajar Sosiologi dan Antropologi Kesehatan”, hlm, 74.44Https://kbbi.web.id/adaptif online, Adaptif ialah menyesuaikan diri dengan keadaan.45Nova Maulana, “Buku Ajar Sosiologi dan Antropologi Kesehatan”, hlm, 75.46Nova Maulana, “Buku Ajar Sosiologi dan Antropologi Kesehatan”, hlm, 98.

Page 40: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

26

dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.47 Jadi, ketika seseorang terserang

penyakit maka dibutuhkan pengobatan sebagai cara menyembuhkan si sakit.

Pengobatan yang dilakukan bisa mencakup pengobata modern dan tradisional. Untuk

pengebotan modern sebelumnya telah dijalaskan bagaimana aturan dalam mengobati

pasiennya. Berbeda dengan pengobatan tradisional, memiliki tata cara yang cukup

unik dalam mengobati pasiennya. Salah satunya adalah mengadakan kegiatan Ritual

dalam prosesi pengobatannya.

47Nova Maulana, “Buku Ajar Sosiologi dan Antropologi Kesehatan”, hlm, 101.

Page 41: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai

Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi yang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

batang asai kabupaten sarolangun yang dihuni atau ditempati oleh mayoritas

masyarakat suku Melayu Jambi. Penelitian ini memililih aktifitas Tradisi Pengobatan

Nyerang yang di praktekkan oleh masyarakat suku Melayu. Lokasi pelaksanaan

Tradisi Pengobatan Nyerang dilakukan pada rumah orang yang terkena musibah dan

di lakukan secara diam-dian tanpa sepengetahuan tuan rumah.48 Pelaksanaan Tradisi

Pengobatan Nyerang dilaksanakn setelah tiga hari setelah musibah terjadi.49

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriftif.

Deskriftif kualitatif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian

atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang

diteliti.50

B. Metode Penelitan

Penelitian ini berusaha mengungkapkan sebuah tradisi Pengobatan Nyerang

bagi masyarakat di desa Pulau Salak Baru kecamatan Batang Asai kabupaten

Sarolangun.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

48 Wawanacara bersama bapak Wewen Aryanto selaku da’I di lingkungan desa pulau salk baru 13oktober 2019 16:46 WIB

49 Wawancara bersama ibuk Yulidar selaku masyarakat di desa pulau salk baru 16 oktober2019, 13.49 WIB

50 Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.11

Page 42: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

28

kualitatif.Penelitain kualitatif merupakan model penelitian yang bertujuan

mengungkapkan fenomena yang ada dan memahami makna dibalik fenomena

tersebut (tecil knowledge).51 Motode penelitian kualitatif mencakup beberara bagian

diantara:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Kajian ini merupakan kajian Etnografi yang berbentuk

deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus. Instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,

observasi dan dokumentasi.52

2. Jenis dan Sumber Data

Data ialah keterangan yang dapat dijadikan dasar penelitian atau

segala hal yang dapat digunakan sebagai bahan penyusunan informasi dan

pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang terbagi

dalam dua jenis data yakni data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung oleh

perorangan atau organisasi melalui objeknya, hal ini dalam bentuk

dokumen misalnya catatan rapat, arsip-arsip laporan sedangkan dalam

sumber lisannya ialah wawancara langsung. Data primer juga data

51Tim penyusun pedoman penulisan skripsi, pedoman penulisan skripsi fakultas adab-sastradan kebudayaan isalam( Jambi: fakultas adab-sastra dan kebudayaan isalam, 2013), hlm 11.

52Lexs Maleong, Mtodelogi Penelitian Kualitatif, hlm 235-236

Page 43: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

29

yang diperoleh secara langsung dari sumber yang pertama dilakukan

wawancara, observasi dan yang diperoleh mentah-mentah sehingga

memerlukan analisis lebih lanjut. Data primer yang dimaksud oleh

peneliti dalam hal ini ialah yang berkenaan dengan Tradisi Pengobatan

Nyerang di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai Kabuapten

Sarolangn.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data kedua diambil secara tidak langsung

dari sumbernya yang berasal dari bahan kepustakaan, dokumen dan

lain sebagainya. Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang

disampaikan bukan dari saksi mata atau data yang diperoleh melalui

penggalian literature dan data yang sudah didokumentasikan yang

berfungsi sebagai pendukung sumber data yang pertama. Dalam hal ini

yang peneliti maksud ialah :

Gegografis Dan Historis Desa Pulau Salak Baru

Keadaan Penduduk Dan Agama Di Desa Pulau Salak Baru

Struktur Organisasi Desa Pulau Salak Baru

3. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari subjek dimana data

diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam

Page 44: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

30

pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang

menjawab pertanyaan peneliti atau orang yang merespon dengan baik tertulis

maupun lisan. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Sumber data berupa manusia, Yaitu Dai Di Lingkunagn Desa Pulau Salak

Baru , Masyarakat Berada Di Desa Pulau Salak Baru, Tokoh Masyarakat,

Kepala Desa Pulau Salak Baru.

2. Sumber data berupa dokumen tertulis, yaitu dokumentasi yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Penetapan sumber data di atas menggunakan teknik sampel purposive

atau teknik sampel yang bertujuan untuk pemilihan informan atau situasi

sosial tertentu atas dasar apa yang kita ketahui tentang elemen-elemen yang

ada. Apabila dalam proses pengumpulan data suatu topic tidak ditemukan

lagi, maka penelitian tidak perlu lagi melanjutkannya dengan mencari

informasi atau sampel baru. Artinya jumlah sampel sangat sedikit.

4. Teknik Pemilihan Informan

Dalam metode Ralat di Purposive sampling.

Informen adalah orang yang memberikan informasi. Dalam penelitian,

seorang informan merupakan “orang nomor satu” setelah peneliti. Karena

tanpa informen, penulis mungkin akan buta dan kebingungan untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk

menentukan informan, peneliti menentukan informen yang benar-benar

Page 45: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

31

memahami akan kajian dari peneliti. Peneliti menggunakan tekhnik

Snowballing, artinya jumlah informen yang tidak terbatas jumlahnya.

Karakteristiknya pun tidak ditentukan oleh peneliti, melainkan didasarkan

pada rekomendasi informen sebelumnya.

Melalui rekomendasi itu peneliti segera menghubungi informen

berikutnya sampai data yang diperoleh mendapat kesatuan yang utuh. Orang-

orang yang akan diwawancarai adalah para Indok Bako, , Masyarakat Desa

Pulau salak baru, Tokoh Adat, Kepala Desa pulau salak baru, Kepala Dusun,

dan Pemuka Agama. Selain itu untuk data sekunder lain yang digunakan

peneliti yaitu sumber tulisan seperti buku, skripsi, artikel, koran, majalah, dan

situs web yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Tehnik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam

penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi,

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

a. Observasi

Untuk mendapatkan hasil maksimal, maka peneliti

menggunakan teknik observasi atau pengamatan. Observasi

merupakan yaitu teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan

ruang, tempat, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan

Page 46: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

32

perasaan, yang diamati oleh peneliti hal-hal yang terkait dan relevan

dengan data yang dibutuhkan. 53

Dengan melakukan teknik observasi, peneliti akan mengetahui

dan merasakan apa yang dirasakan oleh subjek penelitian atau ketika

lagi wawancara peneliti biasa mendeskripsikan pengalaman informan.

Teknik observasi atau pengamatan ini digunakan untuk mendapatkan

pengetahuan dari peneliti yang berkaitan dengan Tradisi Pengobatan

Nyerang di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.54Wawancara

berbeda dengan percakapan sehari-hari.Wawancara adalah sebuah

percakapan dengan maksud tertentu.55 Dalam wawancara, apa yang

diterangkan informan mengenai adat yang bersangkutan akan dicatat.

Bukan hanya itu tetapi juga mencatat sebanyak mungkin kasus yang

nyata mengenai unsur kehidupan ekonomi, sosial, keagamaan dan

kesenian.

53 Sanapiah Faisal, Formar-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada),Hlm 32.

54Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 186.55Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 212.

Page 47: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

33

Dalam penelitian ini, wawancara merupakan proses pencarian

yang mendalam tentang diri subyek. Wawancara ini dapat membantu

peneliti dalam memahami masalah dalam konteks yang lebih luas

menyangkut aspek-aspek sosial budaya dan lingkungannya.

Wawancara yang di gunakan oleh peneliti yaitu wawancara

Baku Terbuka dimana jenis wawancara ini adalah wawancara yang

menggunakan seperangkat pertanyaan, kata-katanya, dan cara

penyajiannya pun sama untuk setiap responden.56Wawancara jenis ini

bermanfaat pula dilakukan apabila pewawancara ada beberapa orang

dan terwawancara cukup banyak jumlahnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Biasanya berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang.Dokumentasi ini adalah teknik terakhir

yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini.Agar

penelitian ini dapat didokumentasikan dengan baik.Maka diperlukan

alat/instrument seperti kamera atau handycam guna untuk mengambil

gambar/foto, film/video yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.57

56Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 188.57Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 216.

Page 48: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

34

Pengumpulan data melalui dokumentasi, diperlukan

seperangkat alat atau instrument yang memandu untuk pengambilan

data-data dokumen. Ini dilakukan agar dapat menyeleksi dokumen

mana yang dipandang dibutuhkan secara langsung dan mana yang

tidak diperlukan. Data dokumen dapat berupa video, foto, gambar, dan

sebagainya. Pengamatan peneliti dibantu dengan dokumentasi melalui

foto meliputi data yang belum terdokumen dan sudah terdokumen.

Namun peneliti tentunya berhati-hati dalam pengambilan gambar.

Peneliti melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada informan dalam

pengambilan gambar, untuk menentukan mana yang boleh dan mana

yang tidak boleh diambil.

Adapun dokumentasi yang dapat peneliti kumpulkan adalah

berupa foto-foto ketika mewawancarai Objek, foto seputar kehidupan

masyarakat di desa Pulau Salak Baru, foto ketika melakukan

pengobatan, foto bahan-bahan yang berkaitan dengan tradisi

pengobatan nyerang, dan foto dalam prosesi pengobatan nyerang

menggunakan alat berupa HP.

d. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah kegitan mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikan

data tersebut. Semua data yang berhasil diperoleh dari wawancara,

Page 49: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

35

observasi, dan dokumentasi dimasukkan dalam analisa data. Analisa

data berguna untuk mereduksi data menjadi perwujudan yang dapat

dipahami melalui pendeskripsian secara logis dan sitematis. Sehingga

fokus studi dapat di telaah, di uji dan dijawab secara cermat dan teliti.

Setelah penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu harus

diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisa

melalui segi kualitatif. Analisa data penelitian budaya berupa proses

pengkajian hasil wawancara, pengamatan, dan dokumen yang telah

terkumpul. Data tersebut sangat banyak jumlahnya, yang kurang

relevan patut direduksi. Analisis bersifat terbuka.58

1. Analisis Domain (Domain Analysis)

Dalam proses penelitian kualitatif, peneliti harus

melakukan tiga langkah persiapan, yaitu memilih situasi sosial,

melakukan tiga langkah persiapan, yaitu memilih situasi sosial,

melakukan observasi partisipan dan membuat catatan

etnografis. Setelah ketiga langkah awal ini dilakukan, maka

peneliti harus melakukan observasi deskriftif dan selanjutnya

melakukan analisa data. Apabila peneliti telah mengumpulkan

dan memiliki catatan mengenai observasi deskriptif yang

dilakukannya, dengan pertanyaan-pertanyaan yang berupa

58Suwardi Endaswara, Metode Teori Teknik Peneitian Kebudayaan, hlm. 2015.

Page 50: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

36

grand tour dan mini tour, maka peneliti siap menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dan kemudian

mengumpulkan data yang lebih baik. Secara umum domain

budaya dikelompokkan dalam 8 dimensi yaitu ruang, objek,

tindakan, kejadian, waktu, pelaku, tujuan dan perasaan.59

2. Analisis Taksonomis (Taxonomic Analysis)

Seorang peneliti memulai suatu penelitian secara

mendalam dengan memilih beberapa atau satu dominan budaya

untuk diteliti secara cermat. Tujuan utamanya adalah untuk

menemukan sejumlah domain yang memungkinkan. Melalui

hal ini peneliti belajar untuk mengeksplisitkan perbedaan

prilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tahapan

ini seorang peneliti ingin mendapatkan penelitian secara

mendalam mengenai domain budaya yang ditandai dengan cara

mengorganisir domain tersebut. Dengan demikian, peneliti

sebenarnya merupakan bagian dari domain yang lebih besar.

Sebagaimana domain budaya, taksonomi merupakan

59Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Tekhnik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,Epistimologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta : Pustakawidyatama, 2006), hlm.215.

Page 51: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

37

seperangkat kategori yang disusun berdasarkan hubungan

semantic yang tunggal. Perbedaan utama diantara keduanya

adalah bahwa taksonomi menunjukkan hubungan yang lebih

banyak diantara hal-hal yang ada didalam domain budaya.60

3. Analisis Komponensial (Componential Analysis)

Tujuan seorang peneliti yang melakukan penelitian

kualitatif adalah untuk menemukan pola budaya yang

digunakan masyarakat untuk mengorganisasikan prilaku

mereka, untuk membuat dan menggunakan objek, untuk

menyusun ruang dan untuk mengekspresikan pengalaman

mereka. Seorang peneliti memulai penelitiannya dengan

memilih suatu situasi sosial dan melakukan observasi secara

tidak langsung. Budaya merupakan seperangkat simbol yang

memiliki makna kompleks yang ingin diteliti oleh seseorang.

Sistem makna ini dapat dinyatakan secara tacit (tersembunyi)

atau secara eksplisit, tergantung pada pengamatan yang

diakukan oleh peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti

menemukan maksud dalam suatu budaya.61

60Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Tekhnik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,Epistimologi, dan Aplikasi, hlm.215.

61Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Tekhnik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,Epistimologi, dan Aplikasi, hlm.261.

Page 52: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

38

4. Menemukan tema budaya (Cultural Theme Analysis)

Seorang peneliti harus selalu ingat bahwa penelitian

dilakukan pada dua tingkatan pada waktu yang sama. Salah

satunya menguji detai-detail kecil dari sebuah budaya dan pada

saat yang sama juga mencari gambaran yang luas mengenai

budaya tersebut. Deskripsi budaya ini meliputi analisis secara

mendalam menganai domain yang terpilih dan juga meliputi

peninjauan terhadap budaya dan pernyataan yang disampaikan

secara keseluruhan. Beberapa peneliti menyampaikan hal ini

dengan istilah pendekatan inventaris (Inventory Approach) dan

mereka mengidentifikasikan semua domain yang berbeda ini

dalam sebuah budaya yang terdiri dari kategori

“Kekeluargaan”, “Budaya Material” dan “Hubungan Sosial”.

Hal ini perlu untuk menemukan tema budaya yang telah

dipelajari oleh anggota masyarakat dan menggunakannya

untuk menghubungkan domain-domain yang ada. Tahap

analisis untuk menemukan tema budaya ini merupakan suatu

langkah yang digunakan untuk memberikan suatu pandangan

yang menyeluruh tentang suatu budaya.62

e. Triangulasi Data

62Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Tekhnik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,Epistimologi, dan Aplikasi, hlm.265.

Page 53: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

39

Triangulasi data merupakan teknik pemeriksahan keabsahan

dan kebenaran data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data

itu untuk keperlian pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu. Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam

penelitian kualitatif untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat

dilakukan dengan alat-alat uji statistik. Denzim telah mengemukakan

empat model triangulasi yaitu dengan pengunaan sumber, metode,

peneliti dan teori yang ganda atau berbeda. Dalam hal ini peneliti

memilih triangulasi sumber. Penelitian dengan sumber ini dapat

dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

Berdasarkan teknik triangulasi tersebut, maka dimaksud untuk

mengetahui kebenaran data-data yang diperoleh dilapangan tentang

Page 54: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

40

Tradisi Pengobatan Nyerang di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan

Batanga Asai Kabupaten Sarolangun.

f. Pengecekan Keabsahan Data

Adapun data adalah kegiatan mengatur, mengurutkan,

mengelompokan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikan data

tersebut. Semua data yang berhasil diperoleh dari wawancara,

observasi dan dokumen atau secara gabungan yang dimasukkan dalam

analisis data.63 Analisis data berguna untuk mereduksi data menjadi

perwujudan yang dapat dipahami melelui pendeskripsian secara logis

dan sistematis.Sehingga fokus studi dapat ditelaah, diuji dan dijawab

secara cermat dan teliti. Setelah penelitian ini, maka data yang

diperoleh terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-

variabel tertentu dan dianalisa melalui segi kualitatif, analisis data

penelitian budaya berupa proses pengkajian hasil wawancara,

pengamatan, dan dokumen yang telah dikumpukan.

.

63Lexy J. Maleong,Metode Penelitian Kualitatif, hlm 234.

Page 55: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah Desa Pulau Salak Baru

Sejarah Desa pulau salak baru yag di ambil dari peggabuga tiga

dusu yag disatuka meajdi satu desa yaitu desa pulau salak baru. Nama-nama

dusun yang digabungkan tersebut diantaranya; dusun palau sarut, dusun

sungai salak dan dusun baru. Penggabungan dari tiga dusun tersebut dengan

alasan sebeb krtiga dusun tersebut memang sangat berdekatan dan pemerintah

setempat di bentk satu desa di bawah pengurusan kepala desa, dimana setiap

ketiga nama dusun dipadukan. Nama desa pulau salak baru yang ambil dari

kata dusun pulau sarut yang hanya di ambil kata “pulau” nya saja sedangkan

kata “salak” di ambil dari nama dusun pulau salak sedangkan kata baru di

ambil dari nama dusun baru. Sehingga terbentuk lah sebuah desa yang hingga

saat ini di kenal dengan nama desa pulau salak baru.64

b. Sistem Kemasyarakatan Dan Organisai Sosial

Organisasi merupakan salah satu begian dari unsur kebudayaan

adat terdapat dalam sebuah masyarakat. menurut Keontjaningrat bahwa dalam

organisani sosial terdapat atauran-atauran atau norma-norma yang mengatur

kehidupan masyarakat. Setiap berorganisasi diatur oleh aturan-aturan atau

64 Wawancara bersama bapak sahrin, selaku mantan kedes desa pulau salak baru pada harirabu 18/09/2019 14:19 WIB.

Page 56: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

42

adat istiadat mengenai berbagai macam kesatuan tertentu.65 Organisasi sosial

merupakan bagian integral dari sebuah masyarakat dimana aturan-aturan dan

norma-norma dibuat oleh struktur yang ada dalam masyarakat tersebut. Dalam

masyarakat Desa Pulau Salak Baru, organisasi sosial yang masih berlaku dan

masih diyakini fungsinya sebagai pengontrol sosial adalah struktur

kepemimpinan berjenjang dari pihak laki-laki. Struktur tersebut antara lain;

Tengganai, Tuo Tengganai, dan Ninek Mamak. Struktur inilah yang masih

menjadi pedoman dalam mengatur kehidupan di masyarakat desa pulau salak

baru, terkait antara lain dengan kekeluargaan, perkawinan, adat, serta mata

pemcaharian.

c. Letak Geografis Desa Pulau Salak Baru

Desa Pulau Salak Baru adalah nama salah satu desa yang

berada di dalam wilayah Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun.

Desa Pulau Salak Baru ini terletak di bagian tengah kecamatan Batang Asai

setelah Desa Bukit Kalimau Ulu dari pusat pemerintahan Kecamatan Batang

Asai Kabupaten Sarolangun. Masyarakat di Desa Pulau Salak Baru ini

mayoris bersuku melayu Jambi dan ada juga suku pendatang seperti suku

Jawa. Desa Pulau Salak Baru terbagi menjadi 13 RT dan 3 dusun diantaranya;

1. Dusun Sungai Salak.

2. Dusun Baru.

3. Dusun Pulau Sarut.

65 Keontjaraningrat…

Page 57: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

43

Kemudian di Desa Pulau Salak Baru ini menurut cacatan yang

terdapat pada dokumen luas daerah 5300 M/S. adapun batas-batas wilayah

desa Pulau Salak Baru yang penulis ambil dari data wawancara bersama

bapak Sahrin saluki mantan kades desa Pulau Salak Baru sebagai berikut

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Rantau panjang jarak

tempuh antar dua desa ini sekitar 500 M.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Bukit Kalimau Ulu.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sungai Baung.

4. Sebelah barat berbatasan dengan desa Muaro Talang.

Orbit atau jarak wilayah desa kasiro yaitu:

1. Jarak dari desa Pulau Salak Baru kepemerintahan kecamatan

3 KM

2. Jarak desa Pulau Salak Baru ke pemerintahan ibu kota

kabutan sejauh 110 KM

3. Jarak dari desa Pulau Salak Baru ke pemerintah provinsi

sejauh 380 KM.66

3. Jumlah Penduduk Desa Pulau Salak Baru.

Jumlah penduduk desa pula salak baru 1.273 orang dari 456 kk

yang mna semua penduduk yang menepati desa tersebut adalah asli warga

66 Wawancara bersama bapak sahrin, selaku mantan kedes desa pulau salak baru pada harirabu 18/09/2019 14:19 WIB.

Page 58: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

44

Negara Indonesia memeliki mata pencarian petani dan berkebun. Untuk lebih

jelas lihat pada tabel berikut ini:

E.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.67

No Jenis kelamin Jumlah

penduduk

1 Laki-laki 424

2 Perempuan 848

Jumlah 2373

e. Struktur Pemerintahan.

Struktur pemerintahan adalah kerja sama dan pembagian tugas

antar personal pemerintaha dega bawahan serta masyarakat untuk

melaksaakan satu pembangunan. Melalui organisasi ini merupakan salah satu

indikator berjalannya perubahan dengan baik. Serta, hasilnya suatu

pemerintahan dan kepemimpinan yang baik pula sebagai yang harapka oleh

masyarakatsetempat.

Sebagai organisasi kerja sama untuk mencapai tujuan dari pada

organisasi teresebut maka harus disusun sebagai tata lakasana yang dapat

melaksanakan tugas masig-masing serta kewajibannya sebagai koordinasi

67 Data dokumentasi Desa Pulau Salak Baru Tahun 2019

Page 59: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

45

dalam sutu organisasi supaya bisa mencapai tjuan umum maupuan tujuan

khusus menurut jenis dan tingkatannya masing-masig.

Adapun tujaan yang hendak dicapai terlaksana, maka perlu

adanya system koordinasi da kerjasama antara atasan dan bawahannya, serta

mempunyai tanggung jawabab yang penuh dalam mengelola organisasi

tersebut. Apabila hal tersebut terlaksana dengan baik maka akan terciptalah

adanya hubungan koordinasi dan kerja sama yang harmonis dan lancer antara

masig-masig pengurus. Sehingga, akan terjamin kesuksesan penyelenggara

program kegiata pemerintah di desa Pulau Salak Baru sesuai dengan apa yang

di tetapkan secara bersama.

Untuk lebih jelas mengenai tugas-tugas yang ada dalam

pemerintahan desa Pulau Salak Baru ini maka dapat di kemukakan sebagai

berikut:

1. Kepala desa terdiri dari satu orang yang merupakan orang tertinggi

jabatannya dalam suatu desa yang memiliki peran penting dan

tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat desa Pulau Salak

Baru dan berjalannya atau tidak suatu pemerintahan desa Pulau

Salak Baru ini sangat tergantung kepada kemauan dan kemauan

serta kecakapan pemimpin.68

2. Sekretarsi desa adalah unsur staf yang merupakan jabatan tertinggi

yang kedua yang bertugas membantu kepala desa Pulau Salak

68 Data Dokumentasi Desa Pulau Salak Baru Tahun 2019

Page 60: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

46

Baru dalam menjalankan suatu hak dan wewenang dalam

kepemimpinan desa.

3. Kepala Urusan (KAUR) adalah kepala badan yang menjalankan

urusan sosial sesuai dengan bidangnya masing-masing.

4. Kepala dusun (KADUS) adalah unsur pelaksana tugas desa dan

memimpin wilayah kerja tertentu.

5. Ketua Rukun Tentangga (RT) adalah unsur pelaksana tugas kepala

dusun (KADUS) dan pemimpin wilayah tertentu.69

Dengan adanya pembagian tugas sesuai dengan bagainnya masing-

masing seperti diatas diterapkan system koordinasi dan kerja sama yang

sungguh-sungguh dalam pembangunan desa Pulau Salak Baru dapat

terlaksana dengan baik sesuai dengan apa yang di harapkan sebelumnya.

Adapun struktur organisasi pemerinrahan desa Pulau Salak

Baru kecamatan Batang Asai ini meliputi beberapa personil untuk lebih

jelasnya dapat di lihat melalui struktur organisasi sebagi berikut:

69 Data Dokumentasi desa Pulau Salak Baru Tahun 2019

Page 61: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

47

Strukut Organisasi Pemerintahan Desa Pulau Salak Baru

Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun

Kepala Desa

Tabroni

Sekretaris Desa

Arlius

Kasi Pemerintahan

Iskandar

Kasi Pembangunan

Abu Bakar

Kasi Umum

Mardian

Dusun

Saipul

Dusun

habi

Dusun

Marsal

Dusun

yusar

Dusun

Marat

Rt-rt

01-03

Rt-rt

04-06

Rt-rt

06-09

Rt-rt

10-12

Rt-rt

13

Page 62: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

48

Pemerintahan desa pulau salak baru kecamatan batang asai kabupaten

sarolangun dilakukan dalam menjalankan roda pemerintahan desa demi ketertiban

dan kelancaran pemerintahan desa yang selengkapnya dapat di lihat sebagai berikut:

Kepala desa : tabroni

Sekretari desa : arliyus

Ketua lembaga adat : Mat Safawi

Ketua BPD : Arzil

Kasi pemerintahan : iskandar

Kasi pembangunan : abu bakar

Kasi umum : mardian

Kadus 1 : Saipul

Kadus 2 ; Habi

Kadua 3: Marsal

Kadus 4 : Yusar

Kadus 5: Marat

Ketua rt 1: Sarki

Page 63: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

49

Ketua rt 2: Kasyani

Ketua rt 3: Tamam

Ketua rt 4: Parul

Ketua rt 5: Jumas

Ketua rt 6: Ancol

Ketua rt 7: Supratman

Ketua rt 8: Saril

Ketua rt 9: Adi

Ketua rt 10: Daud

Ketua rt 11: Madin

Ketua rt 12: Bosan

Ketua rt 13: Sukur

Dalam pelaksanaan pemrintahn desa pulau salak baru di bantu oeh seorang

kades. Disamping itu juga dibantu oleh tiga orang kasi yaitu kasi pembangunan, kasi

pemerintahan dan kasi umum dan lima orang kadus ( Saipul, Habi, Marsal, Yusar,

Marat).70

f. Keadaan Sosial

70 Data Dokumentasi Desa Pulau salak baru Tahun 2019

Page 64: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

50

1. Pendidikan

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi

kehidupan individu, keluarga masyarakat maupun kepentingan bangsa dan negara.

Dalam rangka membina dan mengembangakn bakat anak desa pulau salak baru

kecamatan batang asai kabupaten sarolangun ini didirikan beberapa bangunan

lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta karean dengan melalui proses

pendidikan itulah seseorang individu mampu berkembang dan mengembangkan

potensi yang ia miliki. Sementara itu untuk megetahui potensi diri maka seorang

individu harus melalui suatu proses pendidikan. Dengan pendidikan seseorang

dapat berkembang dengan baik sekaligus akan menimbulkan perubahan-perubahn

dari dalam diri maupun lingkungan masyarakat sekitar secara baik dan benar.

Dari pengamatan peneliti masyarakat desa pulau salak

barusangat memperhatiakn pendidikan anaknya mereka berbondong-bondong

bahkan bersaing dalam memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya.

Kerena, mereka menganggap bahwa pendidikan itu sangat epnting bagi

perkembangan mental, spiritual dan kecerdasaan anaknya.

Dahulu masyarakat penduduk desa kasiro hanya pendidikan tama

sekolah dasar saja itupun ssangan sulit untuk ditemui, karena dengan kondisi yang

serba kecukupan merekan rela untuk tidak melanjutkan ketahap sekolah

selanjutnya bahkan orang-orang yang bisa sekolah pada zaman dahulu adalah

hanya mayoritas orang yang mempunyai ekonomi yang cukup saja sehingga orang

Page 65: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

51

yang serba kekurangan harus putus sekolah karena keterbatasan biaya. Namun,

seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini membuat masyarakat

desa pulau salak baru ini bangkit dan membuat semangat yang kuat untuk

memikirkan pendidikan Anaknya yang dahukunya orang tua mereka tidak bisa

melanjutkan kejenjang sekolah menengah pertama bahkan taman sekolah dasar

pun ussah, tapi dengan adanya kondisi tersebut orang tua darfi masyarakat menjadi

antusias dalam pendidikan anak mereka tersebut, bahkan sehingga saat inisangat

jarang sekali masyarakat desa pulau salak baru ini yang putus sekolah.71

Semakin maju dan berkembangnya zaman di desa pulau salak baru

saat ini maka banyak pendidikan yang berdiri sebagai sarana untuk melanjutkan

pendidikan baik negeri maupun swasta. Maka dapat dilitah dari tabel lembaga

pendidikan yang ada di desa pulau salak baru:

1.1 Tebel Jenis Pendidikan Yang Ada Di Desa Pulau Salak Baru

No Lembaga pendidikan Jumlah

1 Pendidikan usia dini (PAUD) 2

2 Taman kanak-kanak 2

3 Sekolah dasar 2

4 Sekolah menenga pertama 1

71 Wawancara Kades Desa Pulau Salak Baru Pak Tabroni, 10 Oktober 2019.

Page 66: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

52

5 Sekolah menengah atas -

6 Perguruan tinggi -

Jumlah 7

Dari tabel di atas tedapat empat lembaga pendidikan yang terdapat di desa

pulau salak baru. Meskipun tingkat sekolah menegat atas dan tingkat peguruan tingga

tidak ada di wilayah desa pulau salak baru maka para orang tua di desa pulau salak

baru melanjutkan pendidikan anaknya tingkat menengat atas di desa bukit kaliamu

ulu dan sebagain melanjutkan sekolahnya ke kota kabupaten maupun kota provinsi

sedangkan melanjutkan tingkat perguruan tinggi anak-anak masyarakat desa pulau

salak baru melanjutkan ke luar kota provinsi dan disekita kota provinsi.

2. Agama

Penduduk desa Pulau Salak Baru ini mayoritas memelka gama islam.

Mereka menjadikan agama islam sebagai pedoman hidup. Karena, masyarakat desa

pulau salak baru meruapak masyarakat pribumi dan sangat jarang di temukan berasal

dari daerah lain yang memiliki agama yang berbeda dari agama yang mereka anut,

karena ini sesuai dengan kedudukannya sebagai masyarakat pedesaan.72 Untuk lebih

jelsanya dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

72 Wawancara kedes desa pulau salak baru, 10 oktober 2019.

Page 67: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

53

a. Tabel Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 1.273

2 Non Islam -

Jumlah = 1273

Berdasarkan kepercayaan masyarakat di desa pulau salak baru ini memiliki

sarana tempat mereka beribadah kepada Allah SWT. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada tabel di bawah ini:

b. Tabel Sarana Peribadahan Di Desa Pulau Salak Baru

N

No

Sarana ibadah Jumlah

1

1

Masjid 2

2

2

Mushola /

langgar

3

Jumlah: 5

Page 68: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

54

Berdasarkan tabel yang tertera di atas masyarakat desa Pulau Salak Baru ini

hampir setiap dusun memiliki saran tempat beribadah yaitu di kenal dengan mushola.

Mushola memiliki sarana yang sangat penting bagi masyarakat setempat karena

setiap kegiatan keagamaan seperti sholat lima waktu mereka berbondong-bondong

untuk pergi ke mushola untk menunaikan kewajiban yaitu sholat berjamaah. Di desa

pulau salak baru ini memiliki masjid dua. Masjid juga memiliki peran penting dalam

beribadah sama halnya dengan mushola. Selian di gunakan sebagai tempat sholat

masjid dan mushola juga digunakan sebagai tempat untung mengajar anak-anak baca

tulis Al-Quran pada malam hari.

Didalam permaslahan keagamaan pembangunan dan perenovasian terhadap

tempar beribadah sangat diperhatikan oleh masyarakat setempat, sebagai bentuk rasa

tanggung jawab, mereka bergotong royong dalam pembangunannya. Bahkan,

masyarakat satu desapun saling membentuk terutama dalam permasalahan biaya,

walaupun hanya mendapat bantuan baiya dari pemerintah yang tidak begitu besar

namn selalu menegakkan sifat gotong royong secara bersama-sama.

Agama merupakan petunjuk yang memiliki peranan yang sangat penting bagi

masyarakat setempat, baik invidu, kelompk dan lain sebagainya. Maka tidak heran

jika kita memasuki desa Pulau Salak Baru terdapat banyak macam tradisi Islam yang

di lakukan oleh masyarakat setempat terutama membaca al-Quran, pembacaan

yasinan dimalam hari dengan berbondong-bondong pergi beguru. Itu lah yang

Page 69: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

55

dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai bukti bahwa system kegamaan masih

sangat kental dilakukan.73

A. Hasil dan Pembahasan

a. Sejarah Awal Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru

Munculnya tradisi pengobatan nyerang ini tidak luput dari seajarah. Sejarah

awal Tradisi pegobatan Nyerang di desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai

Kabupaten Sarolagun masyarakat mempercayai bahwa pada zaman dahulu desa pulau

salak baru ini begabung dengan desa paniban baru dan desa rantau panjang dari

wilayah tersebut ada datuk atau sesepuh yang berkuasa di anatar wilayah tersebut

yang bernama Datuk Rajo Mangkuto dari itulah awal munculnya pengobatan

tradisioal bagi masyarat desa pulau salak baru hingga saat ini. Berikut data

wawancara yang penulis temukan di lapangan bersama bapak Wewen Aryanto;

“kalau berbicara mengenai orang pertama yang menemukan tradisi

pengobatan Nyerang tersebut itu kita tidak luput dari sejarah yaitu dalam sejarah di

desa pulau salak baru umumya kecamatan batang asai kabupaten sarolangun itu

bertetanggaan dengan desa rantau panjang dan desa paniban baru tiga desa tersebut

bernaung di bawah perlindungan satu datuk atau sesepuhan dari masyarakat desa

tersebut yaitu datuk rajo mangkuto dari datuk itulah awal mulanya diadakan tradisi

nyerang tersebut untuk melakukan pengobat tradisional bagi orang kampung”.74

73 Data Dokumentasi desa pulau Salak Baru tahun 201974 Wawancara bersama bapak wewen aryato selaku da’I di lingkungan desa pulau salak baru 11

oktober 2019, 08:14 WIB.

Page 70: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

56

Dari hasil wawancara di atas bahwa awal mulanya muncul tradisi Nyerang ini

tidak bisa terlepas dari sejarah yang di mana pada masa penguasa wilayah tiga desa

yang sekarang dimana desa itu sekarang diantaranya desa Pulau Salak Baru desa

Rantau Panjang dan desa Paniban Baru. Penguasa yang menguasi wilayah-wilayah

tersebut adalah bernama Raja Mangkuto dangan sebutan masyarakat dari pada masa

raja penguasa itulah awal muncul terjadinya tradisi Nyerang ini.75

b. Faktor-Faktor Masyarakat Desa Pulau Salak Baru Masih Memakai

Nyerang Dalam System Penyembuhan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa tradisi Nyerang pada

masyarakat di Desa Pulau Salak Baru masih sering dilaksanakan. Melalui observasi

dan wawancara yang dilakukan, peneliti mendapatkan informasi bahwa ada faktor

yang melatarbelakangi pelaksanaan tradisi ini masih sering dilakukan. Adapun faktor

tersebut ialah :

1. Faktor Interal

Faktor interal yang di maksud dalam pelitia ini di antaranya adalah bahwa

tradisi Nyerang ini adalah hasil warisan turun temurun dari nenek moyan masyarkat

desa Pulau Salak Baru. Berikut peejelsa dari sumber wawancara yang peulis temukan

dari iformen sebagai sumber;

“tradisi nyerag merupakan warisan dari nenek moyang kepada anak cucunya.

Selain, menyebuhkan sakit juga sabagi symbol mempererat silahturahmi antar

75 Wawancara bersama bapak wewen aryanto 11 oktober 2019.

Page 71: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

57

sesama kuluarga terutama hubungan induk bako terhadapa keponakannya

sendiri”.76

Dari hasil informasi yang didapat dari wawancara yang penulis lakukan

bersama bapak Wewen Aryato bahwa tradisi Nyerang ini adalah warisan budaya

nenek moyang yang diturunkan kepada keturannya hingga sampai saat ini.

Masyarakat mempercayai bahwa dengan melakukan Nyerang ini bisa menyembuhkan

luka yang dialamai oleh keluarga yang terkena musubah. Meski masyarakat telah

hidup pada zam yag modern dan sudah hidup pada pengobatan meidi akan tetapi

pengibatan tradisi Nyerag tidak bisa merekan tinggalkan karena sebagai symbol

mereka masih mempertahann tradisi yang turunkan oleh nenek moyang mereka.

Selain itu tradisi Nyerang ini juga mempunyai fungsi atau symbol bahwa

melambangkan kepeduluan saudara ayah perempuan kepada keponakanya atau

mempererat silahtuhrami antar keluaraga.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dimaksud oleh peneliti disini ialah Menjaga solidaritas

sosial, sistem kekerabatan sangat kuat sehingga apabila mereka melaksanakan tradisi

pengobatan Nyerang maka akan sibuk induk bako dalam mempersiapkan prosesi

76Wawancara wewen aryato sebagai salah satu da’I di lingkungan desa pulau salak baru 11Oktober 21019 08:14 WIB

Page 72: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

58

Nyerang tersebu. Dan para masyarakat lainnya membantu mencari bahan-bahan yang

digunakan dalam prosesi Nyerang nantinya.

Kemudian diantaranya faktor eksternal dari tradisi pengobatan Nyerang saat

iyaitu juga sebagai tindakan pengobatan herbal dari tumbuhan alam sekitar yang

mudah didapat di lingkungan masyarakat dan juga dengan tujuan pengurangan biaya

untuk berobat ke dokter.

c. Prosesi Tradisi Pengobatan Nyerang Bagi Masyarakat Desa Pulau Salak

Baru

1. Syarat Nyerang.

Tradisi pengobatan Nyerang merupakan peninggalan warisan

budaya dari nenek moyang Suku Anak Dalam. Mereka mempercayai ada

keunggulan dalam pengoatan nyerang yang dapat menjadi penyembuh

penyakit atau si sakit. Nyerang berasal dari bahasa asli Suku Melayu di desa

pulau salk baru kecamatan batang asai kabupaten sarolangun yang secara

umum berarti “keroyokan”. keroyokan yang di gunakan masyarakat di di di

inttruksi oleh indok bako gunakan untuk mengobati kemanakn yang sedang

sakit atau mereka menyebutnya si Sakit. Tradisi pengobatan Nyerang telah

dipraktekkan oleh nenek moyang masyarakat desa Pulau Salak Baru apabila

mereka terkena musibah luka dan luka bakar.

Tradisi Pengobatan Nyerang biasanya dipimpin oleh keluarga

sebelah ayah yang sakit atau yang di sebuta masyarakat setempat dengan

penyebutan Induk Bako. Indok Bako adalah saudara kandung perempuan ayah

Page 73: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

59

orang yang asakit. Masyarakat desa Pulau Salak Baru percaya adanya

penagaruh besar bagi yang terkena musibah dengan melakukan pengotan

nyerang ini.

Pada setiap prosesi nyerang tidak ada bacaan atau mantar yang

bertentangan dengan aqidah agama Islam, akan tetapi hanya sebuah ungkapan

penyesalan dari indok untuk keponakan yang terkena musibah. hal Ini sedana

dengan informasi yang penulis temukan dilapang saat mewawancara bapak

wewen aryanto sebagai berikut;

“kalo berbica tentang mantra ataupun baca-bacaan yang

dilakukan disaat melakukan proses pengobatan nyerang namun

bacaan tertentu tidak ada tapi sebagai umat Islam sebagi umat muslim

hanya berdo’a untuk diberikan kesembuhan saja namun, di saat

melakukan penyerangan terhadap rumah tersebut ada kata-kata atau

semboyan yang diucapkan oleh seseorang yang menjadi coordinator

penyerangan yaitu tresebut tidak di ubah dan selalu dibaca setiap

proses penyerangan dilakukan ucapannya yaitu oiii ini rumah yang

bersalah hutang yang indak di bayar yooo kata-kata itu di percaya

bentuk kekesalan dari indok bako terhadap terhadap saudaranya

dengan tujuan pengusir penyakit mahluk ngaib jika dia berda di

rumah tersebut atau di sekelilingnya”.77

77 Wawancara bersama bapak wewen aryanto sebagai da’I di lingkungan desa pulau salkbaru, 11 Oktober 2019 08:13 WIB.

Page 74: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

60

2. Waktu Pelaksanaan Nyerang

Nyerang untuk penyakit luka yang nampak oleh mata seperti luka

bakar luka karena benda tajam dan luak karna jatuh dari berkendara yang

dilaksankan anatar sebelum waktu magrib tiba. Tetapi di laksanakan secara

diam-diam tampa sepengetahuan orang rumah yang ingin diNyerang. Seperti

yang dikataka oleh inforemn yang penulis wawancari bapak:

“…. Dan proses pengobatan Nyerang itu dilakukan pada sore hari menjelang

malam sebelum magrib”.78

Dan begitupun informasi yang penulis temukan dari wawancara bersam ibuk

Yulidar sebagai masyarakat di desa Pulau Salak Baru sebagai berikut:

“… proses pengobatan Nyerang itu pun dilakukan tigo hari setelah

mengalami musibah…..”

Dari hasil wawanacara bersama bapak Saibul dan ibuk Yulidar bahawa prses

pengobatan taradisi Nyerang itu di lakukan antara sekitar jam lima sore sampai

waktu magrib tiba degan alasan karna waktu magrib merupakan waktu yang pas

untu prosesi Nyerang. Karena, hasil pengamatan penulis sendiri untuk melaluka

pegobatan Nyerang di lakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang

rumah yang ingi diserangi.

78 Wawancara bersama bapak Saibul selaku imam masjid di lingkungan desa pulau salakbaru 13 0ktober 2019, 16:54 WIB.

Page 75: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

61

3. Bahan-bahan yang digunakan saat prosesi Nyerang

Bahan yang digunakan dalam proses Tradisi Pengobatan Nyerang diantaran

bahan-bahan yang terdapat yang tumbuh di alam atau dedaunan yang tumbuh dia

alam alam diantaranya yaitu:

a. Puntawar

Bahan yang gunakan dara pembuatan pun tawar diantaranya yaitu

Daun sedingin sebagai kegunaan suapaya luka-luka tidak prih dan

menjadi sejuk.

Daun setawa sebagai kegunaan menawarkan luka.

Daun sekerau kegunaannya sepaya luka cepat sehat .

Isi dari batang pisang

Tebu. Kegunaannya supaya luka tidak membusuk.

Puntawa ittu di letak atau di siram ke tempat terjadi luka yang masih parah

atau atau luka yang masih basah supayo luka menjadi dingin, hilang rasa nyeri, sakit,

dan bisa Sehat setelah disiram puntawa79

b. Pelepah pisang

kegunaan pelepah pisang saat prosesi berikut penejelasan dari infomen yang

penulis rangkum

79 Wawancara bersama ibuk Dan sebagai tokoh masyarakat di desa pulau salak baru

kecamatan batang asai 14 oktober 2019, 10:36 WIB

Page 76: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

62

“…guno untuk nyerang umah atau nalo umah yang keno bahalak noh jadi

batang pisang tu di tuku basamo samo ka dinding umah….”80

c. Batang kincung.81

d. Batang pisang .

Kegunaan batang pisang yaitu untuk ditaman di halam rumah orang yang

terkena musibah. berikut penjelsan dari informen yang penulis wawancarai

“….Untuk ditanam di muko umah urang yang akan di serang sompak dengan

batang tebu. Guno noh untuk dipancung sudah setelah urang tuo ngato kato2 atau

baco untuk malepeh marah kepado panyakik yg adao di dalam umah….”82

Dari hasil informasi di atas bahwa batang pisang ditaman kemudian pada saat

proses penyerang dilakukan kemudian di batang pisang itu sebagai tempat

melampiasakna kekesalan amarah dengan tujuan supaya penyakit itu hilang.

4. Tata cara pengobatan Nyerang

Tatacara dalam prses ngobatan nyerang ini di awali dengan kordinasi indok

bako sebagai kepala utama dalm proses Nyerang di lakukan yang dimna indok bako

mulai mempersiap bahan-bahan yang di gunakan dalam alam atau dedaunan yang tuh

80 Wawancara bersama ibuk Dan sebagai tokoh masyarakat di desa pulau salak barukecamatan batang asai 14 oktober 2019, 10:36 WIB.

81Wawancara wewen aryato sebagai salah satu da’I di lingkungan desa pulau salak baru 11Oktober 21019 08:14 WIB

82 Wawancara bersama ibuk Dan sebagai tokoh masyarakat di desa pulau salak baru

kecamatan batang asai 14 oktober 2019, 10:36 WIB

Page 77: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

63

di sekita seperti daun sedingin, daun kemupai, daun sekerau, daun setawar pelepah

pisang dan batang pisang.83 Kemudain si indok bako mulai mengundang para

masyarakat banyak untuk menyerang rumah keponakannya dengan membawa

peralatan yang telah di persiapkan. Proses penyerang ini dilakukan setalah tiga hari

setelah musibah terjadi dan proses ini di lakukan antara sore hari menjelang magrib

para masyarakat tadi akan memukul batang pisang dan pohon kincung ke rumah itu

sekuat mungkin dengan rasa kekesalan yang terjadi menimpa kemanakan si indok

bako prses ini akan berhati ketika si tuan rumah keluar dengan memca sungko kerang

bagai symbol memohon anpun atas penyerang itu terjdi kemudian tuan rumah

mangajak para rombonga indok bako dan para masyarakat untu naik kerumah

kemudian indok mako mengobati luka-luka yang terjadi ke pada kemanakan dengan

bahan yang tleh di siapkan seperi daun sedingin, daun secerau, daun kempuai dan

daun setawar.84

83 Wawancara wewen aryato sebagai salah satu da’I di lingkungan desa pulau salak baru 11Oktober 21019 08:14 WIB

84 Wawancara bersa ibuk yilidar selaku masyarakat di desa pulau salk baru, 14 oktober 2019, 16.35 WIB.

Page 78: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas dan menguraikan permasalahan mengenai Kajian Tradisi

Pengobatan Nyerang di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai

Kabupaten Sarolangun, maka penulis menarik benang merah sebagai berikut :

1. Sejarah awal munculnya pengobatan Nyerang ini di mulai pada masa

pengusaan Raja Mangkuto yang menguasi tiga wilayah yang sekarang

wilayah itu terbagi diantaranya desa Rantau Panjang, desa Paniban Baru dan

Desa Pulau Salak Baru.

2. Mayoritas Masyarakat desa Pulau Salak Baru masih mempertahankan tradisi

Nyerang ini karena selain di percayai bisa menyembuhkan luka tradisi

Nyerang ini juga sebagai salah satu cara mempertahankan tradisi warisan

nenek moyang mereka sihingga tidak hilang di telan zaman dan juga bisa

mempererat silahturahmi kelurga antara keponakan dan induk bako.

3. Prosesi tradisi nyerang ini di lakukan antara sore menjelang magrib. dengan

tujuan supaya tuan rumah tidak menyadari dan merasa panik ketika proses

situ berlangsung. Dan para rombongan memukul bahan-bahan ke rumah yang

terkena musibah speri batang pisan, tebu, dan batang kincung.

Page 79: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

65

B. Saran-saran

Dari permasalahan yang penulis paparka di atas, bahwa pelaksanaan Tradisi

Pengobatan Nyerang di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai Kabupaten

Sarolangun merupakan sarana pengobatan alternative selain dokter maupun menteri

kesehatan. Meskipun tradisi ini merupakan salah satu dari Tradisi masyarakat Desa

Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Kabupaten Sarolangun yang sudah dilakukan

sejak lama.

1. Untuk itu penulis ingin memberikan saran-saran yang sedikit membantu

memperkenalkan atas khasanah Tradisi masyarakat melayu di Jambi dalam

mempertahankan tradisi yang ada sejak nenek moyang mereka, sehingga tradisi

ini tidak hilang digerus zaman.

2. Kepada masyarakat khususnya para lembaga adat Batang Asai hendaknya

terus memberikan penjelasan dan pengenalan yang baik kepada anak, cucu,

kerabat dan masyarakat terang mengenai Tradisi Pengobatan Nyerang.

Menanamkan semangat akan cinta kepada Tradisi Pengobatan Nyerang

ataupun tradisi lainnya dalam nilai kebudayaan agar tetap dipertahankan dan

tidak tergerus oleh zaman.

3. Perlu adanya pemberian penyuluhan kepada tokoh pengobatan tradisonal dari

pemerintah dalam hal ini petugas kesehatan mengenai cara penggunaan

tumbuhan obat yang akan digunakan oleh tokoh pengobatan tradisional.

Page 80: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

66

4. Untuk menghindari terjadinya kepunahan terhadap spesies dari tanaman

obatobatan khususnya di Desa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai

Kabupaten Sarolangun , maka diharapkan kesadaran dari berbagai pihak baik

masyarakat maupun pemerintah untuk ambil bagian dalam melestarikan atau

membudidayakan kembali sumua jenis tanaman obatobatan, yang sekarang

kondisinya semakin menipis oleh karena lingkungan alam atau hutan yang

selama ini dijadikan masyarakat sebagai tempat pengambilan tumbuh-

tumbuhan tersebut kondisnya semakin kritis. Adapun tindakan tepat yang

perlu dilakukan misalnya dengan menyediakan lahan sebagai tempat untuk

membudidayakan tumbuhan obat.

Page 81: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

67

Daftar Pustaka

Buku, Jurnal dan Skripsi

Agoes, Azwar dan T. Jacb, Antropologi Kesehatan Indonesia Jilid I., Jakarta:Anggota IKAPI,1992

A.Dumatubun. E, Staff Dosen Jurusan Antropologi Universitas Cendrawasih,Kebudayaan dan Kesehatan Orang Papua dalam perspektif antropologikesehatan, Jurnal Kebudayaan dan Kesehatan, Volume 1 No.1, Agustus2002, Tanggal 23 September 2017 Pukul 14.00 Wib

Ahmad Akbar, Skripsi Upacara Basale Suku Anak Dalam di Desa NyoganKecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.

Bani Sudardi, “Konsep Pengobatan Tradisoanal Menurut Primbon Jawa”,Kontekstual Juranal Penelitaian, Humaniora Vol. XIV NO. 1/2002.

Bastomi, Suwaji, Kebudayaan Apresiasi Pendidikan Seni, FKIP : Semarang, 1986.

Dedes Kurniadi, Skripsi Tradisi Lelang dalam pernikahan di desa rantau panjang,Jambi:Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2012.

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta: Ombak, 2011.

Doni Saputra, “Sistem Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Nagari SikuncurKecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman”.

Dloyanah Kusumah, Pengobatan Tradisional Orang Bugis-Makasar”, PenelitianSejarah dan Budaya, Volume 09.No 2 Tahun 2017.

Endaswara, Suwardi, Metodelogi Penelitian Kebudayaan, Yogyakarta; Gajah MadaUniversity Press, 2003.

J.Meleong, Lexs. Metodelogi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, Bandung: RemajaRosdakarya, 2005.

Koentjadiningrat, Manusia Dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta: Jambatan, 1990.

Keontjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Penerbit Universitas, 1965.

Page 82: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

68

Lucky Zamzami, Sekerei Mentawai : Keseharian dan Tradisi pengetahuanlocal yang digerus oleh zaman, Antropologi Indonesia, Volume 34 No 1 Januari-Juni2013.

Sudardi, Bani, “Konsep Pengobatan Tradisoanal Menurut Primbon Jawa”,Kontekstual Juranal Penelitaian, Humaniora Vol. Xiv No. 1/2002. 12.

Soelacman, M. Munandar, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pt Refikaaditama, 2007.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 1942.

Sanapiah Faisal, Formar-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindopersada

Suwardi Endaswara, Metode, Teori, Tekhnik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,Epistimologi, dan Aplikasi.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi FakultasAdab-Sastra Dan Kebudayaan Isalam , Jambi: Fakultas Adab-Sastra DanKebudayaan Isalam, 2013.

Th. HidyaTjaya, MengapaManusiaSebagaiPenafsir, Yogyakarta: Kanisius, 2005.

Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta:Prenada Media Group, 2011

Wawancara

Wawancara Wewen Aryato Sebagai Salah Satu Da’i Di Lingkungan Desa Pulau

Salak Baru 11 Oktober 21019 08:14 Wib

Wawancara Bersama Bapak Sahrin Sebagai Tokoh Adat Di Desa Pulau Salak BaruKecamatan Batang Asai 14 0ktober 2019

Wawancara Bersama Ibu Yulidar Sebagai Tokoh Masyarakat Di Desa Pulau SalakBaru Kecamatan Batang Asai

Wawancara Bersama Bapak Saibul Sebagai Imam Masjid Dan Tokoh Masyarakat DiDesa Pulau Salak Baru Kecamatan Batang Asai

Page 83: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

69

Wawancara Bersama Ibu Ratna Wilis Sebagai Tokoh Masyarakat Dan PerempuanParuh Baya Yang Mengetahui Banyak Tentang Desa Pulau Salak Baru DanTradisi Pengobatan Nyerang Yang Ada Di Desa Itu

Wawancara Bersama Ibuk Dan Sebagai Tokoh Masyarakat Di Desa Pulau Salak BaruKecamatan Batang Asai

Webset

Oktapianis Rindi Wardani, Materi Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya DiIndonesia, Di Akses Http://Ictkelompokblog. Wordpress.Com, Pada Tanggal18 November 2017 Pukul 22.00.

Masyarakat Onembute di Bugis Makassar merupakan masyarakat yang tinggal disebuah kecamatan Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Indonesia.Www.kompasiana.com cahaya surge di bumi tolaki onembute, 2 Juli 2017,hlm.2.

ini Suryaningsi, Peranan Sando dalam pengobatan tradisional pada masyarakatOnembute, Jurnal Online Sejarah dan Budaya, Volume 06 No.2 Tahun 2015,14 Oktober 2019 pukul 14.00 Wib.

Irma Tambunan dalam http://202.146.5.33/Kompas-cetak/. Judul: Tanah Air TradisiBasale, Bertahan Bersama Suku Anak Dalam diunduh pada Sabtu, 14Oktober 2019.

Kompas, E-Published Featured News, “Tradisi Besale Suku PedalamanJambi”, 5 Januari 2015.

Page 84: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

70

Lampiran

Bpk. Wewen Aryanto selaku perangkat desa dan sekaligus da’i di desa Pulau Salak

Baru

Bpk. Saibul selaku imam masjid di desa Pulau Salak Baru

Page 85: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

71

Ibuk. Ratna Wilis sebagai masyarat umum di desa Pulau Salak Baru

Bpk. Arlius sebagai SEKDES di Desa Pulau Salak Baru

Page 86: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

72

Ibuk Yulidar masyarakat umu di desa Pulau Salak Baru

Ibuk Dan masyarakat umum di desa Pulau Salak Baru

Page 87: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

73

Gambar Pung Tawa yang akan di siram pada bagian yag luka

Gambar masyarat memperiapakan bahan-bahan untuk Tradisi Pengobatan Nyerang

Page 88: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

74

Gambar rombongan masyarakat berangat untung melakukan Nyerang pada rumah

yang terkena musibah

Gamabar masyarakat untuk siap-siap berangkat untuk melakukan pengobatan

nyerang

Page 89: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

75

Gambar sejenis luka yang untuk di lakukan pengobatan Nyerang

Gamabar masyarakat yang Nyerang telah di sambut tuan rumah

Page 90: Tradisi Pengobatan Nyerang Di Desa Pulau Salak Baru ...

76