Tpal Payau Fix

20
 TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH “Pengolahan Limbah Air Payau” ANGGOTA KELOMPOK: Keksi Lukita Siwi D500130086 Widyawati D50013008 !a"iid# Mu#a$$ad D5001300%3 &at'a Adi((a Dewaya'i D5001300%6 UNIER!ITA! MUHAMMA"I#AH !URAKARTA TEKNIK KIMIA $%&'

description

payau

Transcript of Tpal Payau Fix

TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR LIMBAHPengolahan Limbah Air Payau

ANGGOTA KELOMPOK:Keksi Lukita SiwiD500130086WidyawatiD500130087Hafiidh MuhammadD500130093Ratna Adilla DewayaniD500130096

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTATEKNIK KIMIA2014

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut. Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau. Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu melimpah, kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi sederhana seperti menyuling, filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau yang sifatnya sangat melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi air tawar. Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini terutama yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel. Teknologi pengolahan air asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosa balik (Reverse Osmosis disingkat RO). Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran yang bersifat semi permeabel, molekul yang mempunyai diameter lebih besar dari air akan tersaring. 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan penerapan teknologi RO adalah : Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan air bersih. Maksudnya adalah untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih sebagai bagian dari kebutuhan dasar setiap manusia. Pengenalan teknologi pengolahan air asin/payau. Teknologi pengolahan air asin/payau ada tiga macam yaitu : 1. Penyulingan. 2. Penyaringan dan 3. Pertukaran ion. Pengenalan yang dilakukan disini adalah yang menggunakan teknik penyaringan tingkat molekul.Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah: Pemenuhan air minum yang sehat, sebab air hasil olahan dengan teknologi ini berupa air bersih yang sehat, tidak berbau, jernih, tidak berasa, bebas bakteri, dan tidak asin. Pemanfaatan sumberdaya yang ada, maksudnya adalah memanfaatkan sumberdaya air yang berasal dari air payau, atau asin. Padahal kita mengetahui bahwa sumber air asin merupakan sumberdaya yang sangat melimpah.1.3. Manfaat Alat pengolah air sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pemanfaatan teknologi ini akan memberi kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang diperoleh dari pengolahan air asin/payau. Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan diterapkannya pengolah air sistem RO berupa peningkatan mutu kualitas air hasil olahan. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. 1. Kualitas air terbaik dan murni bebas kontaminasi oleh logam berat, virus, bakteri, kuman2. Lebih hemat dan berkualitas lebih baik dari pada minum AMDK (air minum dalam kemasan)3. Melindungi kesehatan ginjal, jantung, liver, dan jaringan tubuh lainnya.4. Memiliki cita rasa yang menyegarkan dan mengandung mineral tanpa ion5. Menghasilkan air murni 99,99% kemurniannya.6. Menanak nasi lebih awet 2 hari tidak basi, juice buah, minuman, obat, sop, sirup menjadi lebih terasa segar dan tidak mudah rusak7. Kualitas air dapat di test setiap saat oleh konsumen menggunakan tds meter dan elektrolisa air dengan sangat mudah dan murah 1. Analisis kualitas air baku Hasil analisa kualitas air sangat menentukan jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk mendesain alat. 2. Desain dan rencana Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data kualitas air dan permintaan dari user. 3. Perakitan dan instalasi Pada tahap perakitan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:Perakitan Pretreatmen,Perakitan Unit RO,Perakitan sistem elektrik dan pendingin. 4. Pemasangan di lapangan Unit RO dipasang pada bangunan yang telah dipersiapkan

Tabel 1. Pandual Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO

Tabel 2. Paduan Kualitas Air Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta UtaraTekanan Membran :300 Psi, Temperatur Air : 20-28 oC, Laboratorium : PAM JayaParameter Satuan Air Baku I Air Olahan I Air Baku II Air Olahan II

Fisik

1. WarnaPpm Pt-Co 15 5 10 5

2. TurbidityPpm SiO2 - - 7,7 0

3. BauTdk Tdk Tdk Tdk

4. RasaAsin Tdk Asin Tdk

5. D.H.Lm m 7500 350 7520 350

Kimia

6. pH7,5 6,3 7,6 6

7. Zat Padatppm - - 5340 138

8. Zat Organikppm KmnO4 3,79 1,58 4,74 1,58

9. CO2 bebasppm CO2 13,2 17,6 30 22

10. P. Alkalinityppm CaCO3 0 0 0 0

M. Alkalinityppm CaCO3 390 60 275 25

Carbonatppm CaCO3 0 0 0 0

Bicarbonatppm CaCO3 390 60 275 25

11. Tot HardnessOD 19,4 0 29 0,8

Calsiumppm Ca++ 49,98 0 74,97 2,856

Magnesiumppm Mg++ 53,35 0 79,55 1,72

12. Besippm Fe++ 4,4 Negatif 1,4 Negatif

13. Manganppm Mn++ Negatif Negatif Negatif Negatif

14. Sulphateppm SO4 950 Negatif 1250 Negatif

15. Phospateppm PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif

16. Ammoniumppm NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif

17. Nitriteppm NH4 0 0 0 0

18. D.Oppm O2 - - - -

19. Silikappm SiO2 - - 25 1

20. Chloridappm Cl 2215,2 110,76 2680 116,44

1.4. Potensi Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai tambah sebagai hasil dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit RO. Adapun macam-macam komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan di Indonesia adalah: Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung filter dari sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini teknologi membran belum dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kita belum menguasai teknologi tersebut terutama untuk skala produksi. Untuk itu perlu segera dilakukan transfer teknologi pembuatan membran semipermeabel dari negara lain. Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air asin sebelum masuk pada unit RO harus diolah terlebih dahulu. Syarat air baku sebelum masuk ke unit utama harus tidak boleh keruh, tidak boleh berwarna, tidak berbau, kandungan zat besi/mangan kurang dari 0.01 ppm. Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan tingkat awal menjadi hal yang begitu penting, sehingga peranan fabrikasi oleh perusahaan lokan akan menunjang penerapan teknologi ini. Untuk fabrikasi pembuatan pretreatmen dan filter dapat dibuat dengan bahan dari "stainless stell", paralon maupun "fiber glass". Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media filter biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif. Teknologi untuk mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa Indonesia. Sumber bahan yang dapat diolah menjadi media filter juga banyak terdapat di Indonesia. Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan beberapa komponen dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan tinggi., 3. Modul Membran Tabung., 4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6. Flow Meter., 7. Valve., 8. Komponen pendukung lain., dirakit dalam suatu industri perakitan. Pada industri semacam itu paling tidak diperlukan beberapa orang ahli yang mengetahui dasar teknik, mesin dan listrik.1.5. Pohon Komoditi

Gambar 1. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar Salinitas Gambar 1 menunjukkan pohon komoditi sistem pengolahan air berdasarkan kadar salinitas (kegaraman terlarut) dalam air baku. Batas kelarutan garam dalam air baku untuk standart air minum adalah untuk DHL = 400 - 1250 mmhos dan Cl - =600 ppm. Pembagian kualitas air berdasarkan kadar salinitas air adalah : 1. Air Tawar (DHL < 1250 mmhos). 2. Air Payau (DHL 1250 - 12.000 mhos). dan Air Asin > 12.000 mmhos), sehingga untuk menentukan jenis teknologi yang akan digunakan salah satunya ditentukan oleh kadar salinitas tersebut.

BAB IIBAHAN

2.1. Bahan UtamaKomponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu: A. Pengolahan Tingkat Awal No Nama Barang Spesifikasi Keterangan

1Pompa Air BakuKapasitas 25 l/menit, 380 V, Tiga Fase 50 Hz, Tekanan 6 Bars (max)Stainless steel

2Reaktor TankModel RT6312, Kapasitas 0,5-1M3/JamMild Steel with Reinforce Fiber Plastic

3Rapid Sand FilterModel FS1212, Kapasitas 1,4-1,8M3/JamFiber glass

4Iron Manganese FilterModel FM1012, Kapasitas 1,4-1,8M3/JamFiber glass

5Colour Polishing (Filter Carbon)Model FC1012, Kapasitas 1,4-1,8M3/JamFiber glass

6Dosing PumpSingle Acting, Chemtech 100/030, Pressure = 7 Bar, Kapasitas = 4,7 l/jamHypallon , Sebanyak 5 buah

7Tangki kimiaModel BT 502510, Volume 30 ltPolyethylene

8PerlengkapanTitik Jumper, Kelistrikan, Pipa PVC, Pipa FleksibelPlastik, PVC, Logam

B. Komponen RO No Nama Barang Spesifikasi Keterangan

1 Membran ROThin Film Composit, Tekanan Operasi 1-24 Bars, Temp 40 oC, Air payau/Payau, Toleransi besi, mangan, klorida 0,01 ppmJumlah elemen 3 buah

2 Panel Listrik dan Kontrol operasiKelistrikan, indikator meter dan lampu.Semi otomatis

3 Pompa Tekanan Tinggi2,2 KVA, 3 Phase 380 V, 50 HzSainless Steel

C. Komponen Desinfeksi dan Tangki Penampung Air Minum No Nama Barang Spesifikasi Keterangan

1Ultra Violet20 Watt-

2PerlengkapanPipa PVC, Lem, Tape, Jet, Valve, Panel automatis, Kabel dan KelistrikanPVC, Stainlees Steel

3Bak Penampung Air OlahanBahan Stainless steelStainless steel

D. Pembangkit Listrik No Nama Barang Spesifikasi Keterangan

1GeneratorKapasitas Min 7,5 KVA, 15-19 PK, 3 Phase, 380 V/220 V, HopperBahan bakar Solar

2Panel KelistrikanPhase 3 380 V dan 220 VManual

3PendinginBahan besi

2.1. Bahan Tambahan Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air sistem RO antara lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling dan Anti bakteri. Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator terhadap zat besi, mangan dan bahan organik dalam air baku.

BAB IIITAHAPAN

Untuk membuat suatu alat pengolah air sistem RO persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan jenis teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk mendesain alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang jelek sudah dapat dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak. Sebagai contoh jika kualitas air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm maka jenis membra yang dipakai harus membran untuk air asin, pompa tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus besar sehingga biaya yang diperlukan menjadi besar. Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data kualitas air dan permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di tuangkan ke dalam gambar desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel dan lapangan. Besar kecilnya desain rancangan unit pengolahan air dibuat berdasarkan pesanan. Kapasitas yang pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5 M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas yang pernah dibuat masih tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai kapasitas 3 Lt/dt. Perakitan dan Instalasi : Pada tahap perakitan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1. Perakitan Pretreatmen. 2. Perakitan Unit RO 3. Perakitan sistem elektrik dan pendingin. Pemasangan di Lapangan: Unit RO dipasang pada bangunan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Bangunan tersebut berupa rumah RO dan Genset, Jaringan distribusi dan bangunan bak penampung.

Gambar 2. Tahap Pelaksanaan InstalasiBAB IVMETODOLOGI

Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel maka akan terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah menuju ke air garam (larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang mempunyai konsentrasi tinggi. Aliran air melalui selaput semipermeabel tersebut dapat berlangsung karena adanya tekanan osmosis. Jika tekanan dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu tekanan buatan yang besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah tidak ada aliran dari air ke air garam atau sebaliknya. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah konsentrasi garam dan suhu air. Air laut umumnya mengandung TDS minimal sebesar 30.000 ppm. Sebagai contoh, untuk air laut dengan TDS 35.000 ppm pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C mempunyai tekanan osmosis 32,7 kg/cm2. Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga melampaui tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar dari larutan garam melalui selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan balik tersebut disebut dengan osmosis balik. Prinsip osmosis balik tersebut diterapkan untuk pengolahan air payau atau air laut menjadi air tawar. Sistem tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO. Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air produksi masih sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar garam yang kecil maka diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika ingin membuat air minum yang mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal. Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut adalah antara 55 sampai 70 kg/cm2. RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air asin yaitu: Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi energi alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000. Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat. Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar. Kemudahan dalam menambah kapasitas. Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak keuntungan akan tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO diperlukan biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator. Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan), maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi. Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida dan TDS yang tinggi. Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk ke dalam elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, manganese dan zat warna organik. Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal). Gambar skema unit pengolah air sistem RO dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Skema Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis

BAB VPENUTUP

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan, pengolahan limbah air payau dapat dilakukan dengan jenis pengolahan filtrasi, destilasi, dan penukaran ion. Sistem pengolahan air payau menggunakan system RO, generator uap, dan penukaran kation anion. Filter Sedimen 5 Mikron. Filter dengan ukuran ini efektif untuk menyingkirkan kotoran, karat dan partikel pasir, yang mempengaruhi rasa, bau dan warna air. Filter Sedimen 1 Mikron. Penggunaan filter ini adalah guna melindungi membran Reverse Osmosis dan secara efektif mening-katkan kemampuannya dalam menyingkirkan/ menolak 95 % TDS (Total Disolve Solids). Filter Granular/Block Activated Carbon. Filter ini mampu untuk menyingkirkan 99% chlorine dan bahan kimia yang bersifat organik. Juga berfungsi baik dalam mengurangi rasa, bau dan warna yang mengganggu. Menyingkirkan fungisida, pestisida, in-sectisida, dan herbisida. Membran Reverse Osmosis. Berupa membran Thin Film Composite (TFC), membran berkualitas tinggi yang mampu mengalirkan 50 galon air minum berkualitas per hari. Membran ini mampu menyingkirkan kontaminan berbahaya seperti lead, cooper, barium, chromium, mercury, sodium, cadnium, fluoride, nitrite, nitrate, dan selenium. Menyingkirkan bakteria, E.Coli, giardia, cryptosporodium, dan lain-lain. Post Carbon Filter. Filter ini membuang semua rasa dan bau yang tidak diinginkan dan meningkatkan kualitas air minum yang dihasilkan. Filter Ultra-Violet Water Sterilizer.UV yang merupakan bagian alamiah dari matahari secara luas diterima sebagai meto-da disinfeksi air yang handal, efisien, dan akrab lingkungan. Lampu UV ini meng-gunakan panjang gelombang 254 nm yang menyebabkan pembasmian secara cepat atas mikro-organisme dan mencegah kemampuan mereka untuk bereproduksi. Sinar UV membasmi 99.99% bakteria dan virus. Filter Infra-Red. Filter ini berfungsi untuk mengaktifkan molekul air dan memperbaiki tingkat oksigen dalam tubuh, menghangatkan dan mengeliminir lemak, bahan kimia dan racun dari dalam darah sehingga memperlancar jalannya darah, mengurangi tingkat keasaman di dalam tubuh, memperbaiki fungsi sistim syaraf. Filter Mineral. Filter ini berfungsi untuk memperbaiki kualitas air minum yang dihasilkan dengan menambahkan mineral yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan, seperti calsium, magnesium, sodium, dan potassium yang umum ditemui pada air murni dari alam.Pada gambar skematis diata diperlihatkan contoh alat dengan 5 (lima) tahap penjernihan.KEISTIMEWAAN dan MANFAAT AIR RO (REVERSE OSMOSIS) sbb:1. Kualitas air terbaik dan murni bebas kontaminasi oleh logam berat, virus, bakteri, kuman2. Lebih hemat dan berkualitas lebih baik dari pada minum AMDK (air minum dalam kemasan)3. Melindungi kesehatan ginjal, jantung, liver, dan jaringan tubuh lainnya.4. Memiliki cita rasa yang menyegarkan dan mengandung mineral tanpa ion5. Menghasilkan air murni 99,99% kemurniannya.6. Menanak nasi lebih awet 2 hari tidak basi, juice buah, minuman, obat, sop, sirup menjadi lebih terasa segar dan tidak mudah rusak7. Kualitas air dapat di test setiap saat oleh konsumen menggunakan tds meter dan elektrolisa air dengan sangat mudah dan murahKesimpulanReverse osmosis merupakan teknologi yang relatif baru, tapi sangat efektif, sebuah aplikasi proses sains yang ditemukan. Sistem reverse osmosis memiliki banyak jenis, dengan kapasitas untuk memnuhi satu lingkup keluarga atau sebesar kapasitas kebutuhan industri yang memerlukan ribuan galon per hari.Dengan kelebihan-kelebihan sistem ini dan desain membran telah meningkatkan efesiensi dan kehandalannya, reverse osmosis dapat digunakan dibanyak jenis aplikasi water treatment untuk waktu yang lama.