TOM Case Analysis - GarudaFood
-
Upload
ecca-caca-caca -
Category
Documents
-
view
609 -
download
65
description
Transcript of TOM Case Analysis - GarudaFood
![Page 1: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/1.jpg)
PT GARUDAFOOD
NUT
TRANSFORMATION
CASE STUDY
disusun oleh:
1. Afid Nurcahya(041324253028)
2. Ayu Novery(041324253009)
3. Fitri Rahmasari(041324253008)
4. Nadia Rizky(041324253039)
MAGISTER AKUNTANSIUNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
![Page 2: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/2.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
PT GARUDAFOOD
NUT TRANSFORMATION – CASE STUDY
I. COMPANY PROFILE
GarudaFood merupakan perusahaan makanan dan minuman dibawah Tudung
Group selaku perusahaan induk (Gambar 1). Selain GarudaFood, Tudung Group juga
memiliki lini bisnis agri yang beroperasi di bidang pengolahan minyak sawit (Crude Oil
Palm) dan kacang.
GarudaFood Group berawal dari PT Tudung, yang didirikan di Pati – Jawa Tengah.
Almarhum Darmo Putro merupakan pendiri perusahaan, Beliau adalah mantan pejuang
yang memilih untuk terlibat dalam sektor bisnis setelah Indonesia Merdeka.
Gambar 1 – Corporate Structure of Tudung Group
Pada awal 1987 , TPJ mulai menjual produk kacang tanah dengan menggunakan
merek Kacang Garing Garuda, yang kemudian dikenal sebagai : Kacang Garuda. Kacang
Garuda telah meraih beberapa penghargaan diantaranya: Indonesian Customer
Satisfaction Award ( ICSA ) untuk kategori kacang bermerek selama 14 kali berturut-turut
1
![Page 3: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/3.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
( 2000-2013 ); Superbrands (2003 – 2004) ; Top Brand for Kids ( 2004); Indonesian Best
Brand Award ( IBBA, 2004 – 2013); Top Brand ( 2007 – 2013 )
Ketika perekonomian nasional dilanda krisis ekonomi, pada Desember 1997, PT
GarudaFood Jaya (GFJ) didirikan, dengan memproduksi Gery-merek biskuit. Gery Saluut,
salah satu produk biskuitnya berhasil meraih Indonesian Best Brand Award (IBBA) dari
MARS dan Majalah SWA untuk periode 2005-2011 untuk kategori wafer salut. Pada 2007-
2013 Gery Chocolatos meraih IBBA untuk kategori wafer stick.
Pada tahun 1998 GarudaFood mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati (TRMS),
produsen jeli dan meluncurkan produk jeli dengan merek Okky dan Keffy. Pencapaian Okky
jelly telah dibuktikan oleh keberhasilan dalam mendapatkan Top Brand for Kids Award
2004 untuk kategori jelly. Selain Top Brand for Kids, Okky Jelly juga berhasil mendapatkan
IBBA (2005-2012). Okky jelly Drink juga meraih Top Brand Award 2007-2013 dari Majalah
Marketing bekerja sama dengan Frontier.
Pada akhir tahun 2002, TRMS meluncurkan produk minuman jeli dengan merek
Okky Jelly Drink dan merupakan fase baru bagi GarudaFood untuk masuk di bisnis
minuman. Keseriusan GarudaFood dalam memfokuskan pada bisnis minuman juga
menjadi semakin jelas dengan diluncurkannya Mountea, minuman teh rasa buah.
Mountea bahkan telah meraih IBBA 2007-2013 untuk kategori minuman teh dalam
kemasan cup, Majalah SWA & Frontier Survey Foundation juga memberikan penghargaan
ICSA pada tahun 2010 dan juga berhasil meraih Word of Mouth Marketing Award
(WOMMA) yang diberikan oleh Majalah SWA pada tahun 2011 & 2012.
GarudaFood juga memproduksi Snack dengan merek Leo, untuk kategori Keripik
kentang, keripik pisang, keripik singkong produk dimulai dari akhir tahun 2005. Pada 2007-
2011 Leo meraih IBBA penghargaan untuk kategori keripik kentang.
Di tingkat nasional, GarudaFood juga dinilai positif dan dianggap sebagai salah satu
perusahaan makanan dan minuman yang dikagumi. Survei dilakukan oleh Frontier dan
Majalah BusinessWeek Indonesia di Jakarta dan Surabaya pada 2005 – 2011 hal tersebut
menunjukkan bahwa GarudaFood berhasil berada di posisi ketiga dan posisi ke-2 dalam
makanan & kategori di 2012-2013 dari Indonesia Most Admired Company (IMAC)
2
![Page 4: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/4.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
GarudaFood juga aktif melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bawah
bendera GarudaFood Sehati.
Untuk mempercepat pencapaian visinya, pada 2011 GarudaFood Group mendirikan
perusahaan Join Venture difokuskan pada pengembangan minuman bekerjasama dengan
Suntory Beverage & Food di divisi minuman non-alkohol.
Sekarang, semua potensi yang didukung oleh lebih dari 18 ribu karyawan yang
memiliki knowledge dan competency yang tinggi menjadi modal utama GarudaFood
dalam upaya untuk terus maju dan berkembang untuk sukses sebagai perusahaan yang
berkelanjutan seperti yang sudah mereka canangkan dalam GarudaFood Group Strategic
Intent-nya (Gambar 2).
Gambar 2 - GarudaFood Group Strategic Intent
II. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi
yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program
kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan
kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang
(Opportunity) dan tantangan (Threaths).
A. Strength
3
![Page 5: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/5.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Strength adalah faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain
yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta
hubungan baik antara buyer dengan supplier. Pada PT GarudaFood, faktor strength
tercermin pada:
1. strong leadership
2. jaringan distribusi yang luas (tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan beberapa ada di
mancanegara) dan terorganisir,
3. mempunyai diferensiasi produk yang banyak (terus berinovasi),
4. produk mempunyai added value dibandingkan produk kompetitor,
5. mempunyai pabrik di beberapa negara, seperti India dan China,
6. mempunyai program pengembangan sumber daya manusia yang baik dan
berkelanjutan, dan
7. sistem pengukuran kinerja yang objektif.
B. Weakness
Weakness adalah faktor internal yang menghambat perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya
sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan.
Kelemahan pada PT GarudaFood adalah sebagai berikut:
1. human capital division dan sales division masih menggunakan sistem lama yang belum
terintegrasi dengan divisi lainnya,
2. implementasi sistem yang baru membuat manajemen menjadi lebih tidak fleksibel
dalam bertindak,
3. tidak memiliki perusahaan penyedia bahan baku sendiri sehingga bergantung pada
supplier lainnya, serta
4. sumber pendanaan yang relatif terbatas karena perusahaan belum go public.
C. Opportunity
Opportuniy merupakan faktor eksternal yang mendukung perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung dalam pencapaian tujuan dapat
berupa perubahan kebijakan, perubahan persaingan, perubahan teknologi dan
4
![Page 6: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/6.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
perkembangan hubungan supplier dan buyer. PT GarudaFood memiliki beberapa peluang,
di antaranya:
1. trend Industri makanan yang terus tumbuh (data BPS menyebutkan pada 2009 industri
makanan akan tumbuh 10,4% dari tahun sebelumnya),
2. membaiknya kondisi perekonomian global,
3. mulai dibukanya era perdagangan bebas,
4. terdapat pasar potensial di luar negeri yang belum tergarap, yang sudah terbukti
dengan diterimanya produk mereka di India.
D. Threat
Threat adalah faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat perusahaan dapat berupa masuknya
pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada
supplier dan buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan baru. PT GarudaFood
memiliki beberapa threats, di antaranya:
1. dalam industri makanan pesaing baru bisa memasuki industri dengan sangat mudah,
2. mulai dibukanya era perdagangan bebas, dan
3. pengadaan sistem baru yang mahal dan menghabiskan waktu.
E. Analisis
Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang
dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan
Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai
hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Gambar 3 – Matriks SWOT Kearns
5
![Page 7: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/7.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Jika ditelaah lebih lanjut, PT GarudaFood lebih dominan pada faktor strength dan
opportunity. Oleh karena itu, mereka berada pada posisi comparative advantage. Posisi ini
memberikan kemungkinan bagi PT GarudaFood untuk bisa berkembang lebih cepat.
Adapun strategi yang bisa ditempuh oleh PT GarudaFood pada fase ini di antaranya
melakukan penetrasi pasar. Dengan kemampuan berinovasi secara terus-menerus hal ini
sangat mungkin untuk dilakukan oleh perusahaan. Dan jika mereka mampu melebarkan
pasarnya maka tentu saja akan menggelembungkan omzetnya.
Namun demikian, untuk melakukan ekspansi secara besar-besaran perusahaan
memerlukan investasi yang tidak sedikit. Dengan statusnya yang belum go public maka
perusahaan mempunyai sedikit alternatif untuk pembiayaan. Oleh karena itu, manajemen
harus pintar dalam mencari sumber biaya untuk mendanai ekspansinya.
2. Pendekatan Kuantitatif
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian
skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan
T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X,
sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
dan
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Gambar 3 – Matriks SWOT Pierce dan Robinson
6
![Page 8: TOM Case Analysis - GarudaFood](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082123/55cf9394550346f57b9ddae7/html5/thumbnails/8.jpg)
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Pada analisa ini, penulis tidak melakukan penghitungan secara matematis. Penulis
hanya mengamati bahwa pada PT GarudaFood terdapat dua faktor yang dominan, yaitu
strength dan opportunity. Jadi, jika dikaitkan dengan matriks analisis SWOT Pierce dan
Robinson maka PT GarudaFood berada pada kuadran I.
Posisi tersebut menandakan PT GarudaFood merupakan sebuah organisasi yang
kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
7