Tm Sk 2 Emergensi
-
Upload
anonymous-jqhhnpvbx -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Tm Sk 2 Emergensi
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 1/25
SELLY SPADYANI
1102012266
LI I. Memahami dan Menjelaskan Trauma Keala
1.1. Menjelaskan defnisi trauma kepala.
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa(trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan
kelainan struktural dan atau gangguan ungsional jaringan otak
(Sastrodiningrat, 2!). Menurut "rain #njury $sso%iation o $meri%a,
%edera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersiat
kongenital ataupun degenerati, tetapi disebabkan oleh serangan atau
benturan fsik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kogniti dan
ungsi fsik (&anglois, 'utland"ron, Thomas, 2*).1.2. Menjelaskan etiologi trauma kepala.
• Trauma kepala oleh karena kekerasan tumpul
• Trauma kepala oleh karena kekerasan tajam
• Trauma kepala akibat tembakan
• Trauma kepala oleh karena gerakan mendadak
1.+. Menjelaskan klasifkasi trauma kepala.
"erdasarkan mekanisme terjadinya
a. -edera kepala tumpul-edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan ke%elakaan lalu lintas,
jatuhpukulan benda tumpul. /ada %edera tumpul terjadi akselerasi dan
de%elerasi yang menyebabkan otak bergerak di dalam rongga kranial dan
melakukan kontak pada protuberas tulang tengkorak.b. -edera tembus
-edera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan."erdasarkan morologi %edera kepala
a. &uka pada kepala
• &aserasi kulit kepala
0iantara galea aponeurosis dan periosteum terdapat jaringan ikat
longgar yang memungkinkan kulit bergerak terhadap tulang. /adaraktur tulang kepala, sering terjadi robekan pada lapisan ini.
&apisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat
longgar, maka perlukaan yang terjadi dapat mengakibatkan
perdarahan yang %ukup banyak.
• &uka memar (kontusio)
&uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan
dimanapembuluh darah (kapiler) pe%ah sehingga darah meresap ke
jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan
berarna merah kebiruan.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 2/25
• $brasi
&uka yang tidak begitu dalam, hanya superfsial. &uka ini tidak
sampai pada jaringan subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri
karena banyak ujungujung sara yang rusak.
•
$ulsi$pabila kulit dan jaringan baah kulit terkelupas, tetapi sebagian
masih berhubungan dengan tulang kranial. #ntak kulit pada kranial
terlepas setelah ke%ederaan.b. raktur tulang kepala
• raktur linier
raktur dengan bentuk garis tunggal. raktur linier dapat terjadi jika
gaya langsung yang bekerja pada tulang kepala %ukup besar tetapi
tidak menyebabkan tulang kepala bending dan tidak terdapat
raktur yang masuk ke dalam rongga intrakranial.• raktur diastasis
3enis raktur yang terjadi pada sutura tulang tengkorak yang
menyebabkan pelebaran suturasutura tulang kepala. /ada usia
deasa sering terjadi pada sutura lambdoid dan dapat
mengakibatkan terjadinya hematum epidural.
• raktur kominuti
3enis raktur tulang kepala yang memiliki lebih dari satu ragmen
dalam satu area raktur.
• raktur impresi
raktur ini terjadi akibat benturan dengan tenaga besar yang
langsung mengenai tulang kepala. 0apat menyebabkan penekanan
atau laserasi pada durameter dan jaringan otak.
• raktur basis %ranii
"erdasarkan tingkat keparahan
Glasgow Coma Scale (4-S) digunakan se%ara umum dalam
deskripsi beratnya penderita %edera otak. Menurut Brain Injury
Association of Michigan (25), klasifkasi keparahan dari
Traumatic Brain Injury yaitu
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 3/25
1.6. Menjelaskan patofsiologi trauma kepala.
/ada trauma kapitis, dapat timbul suatu lesi yang bisa berupa
perdarahan pada permukaan otak yang berbentuk titiktitik besar dan
ke%il, tanpa kerusakan pada duramater, dan dinamakan lesi kontusio.
&esi kontusio di baah area benturan disebut lesi kontusio 7coup8, di
seberang area benturan tidak terdapat gaya kompresi, sehingga tidak
terdapat lesi. 3ika terdapat lesi, maka lesi tersebut dinamakan lesi
kontusio 7countercoup” . 9epala tidak selalu mengalami akselerasi
linear, bahkan akselerasi yang sering dialami oleh kepala akibat
trauma kapitis adalah akselerasi rotatorik. "agaimana %aranya terjadi
lesi pada akselerasi rotatorik adalah sukar untuk dijelaskan se%ara
terin%i. Tetapi aktanya ialah, baha akibat akselerasi linear dan
rotatorik terdapat lesi kontusio coup, countercoup dan intermediate.
:ang disebut lesi kontusio intermediate adalah lesi yang berada di
antara lesi kontusio coup dan countrecoup (Mardjono dan Sidharta,
2;). $kselerasideselerasi terjadi karena kepala bergerak dan
berhenti se%ara mendadak dan kasar saat terjadi trauma. /erbedaan
densitas antara tulang tengkorak (substansi solid) dan otak (substansisemi solid) menyebabkan tengkorak bergerak lebih %epat dari muatan
intra kranialnya. "ergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak
membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang
berlaanan dari benturan (countrecoup) (<i%key, 2+ dalam #srar
dkk,2!).9erusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus
pembengkakan dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya eek
kaskade, yang eeknya merusak otak. -edera sekunder terjadi daribeberapa menit hingga beberapa jam setelah %edera aal. Setiap kali
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 4/25
jaringan sara mengalami %edera, jaringan ini berespon dalam pola
tertentu yang dapat diperkirakan, menyebabkan berubahnya
kompartemen intrasel dan ekstrasel.
1.5. Menjelaskan maniestasi trauma kepala.
Menurut 'eissner (2!), gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut Tandatanda klinis yang dapat membantu mendiagnosa adalah
"attle sign (arna biru atau ekhimosis dibelakang telinga di atas os
mastoid) <emotipanum (perdarahan di daerah menbran timpani telinga)
/eriorbital e%%hymosis (mata arna hitam tanpa trauma langsung)
'hinorrhoe (%airan serobrospinal keluar dari hidung)
=torrhoe (%airan serobrospinal keluar dari telinga)
Tandatanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan /asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat
kemudian sembuh. Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
Mual atau dan muntah.
4angguan tidur dan nasu makan yang menurun.
/erubahan keperibadian diri.
&etargik.
Tandatanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat
Simptom atau tandatanda %ardinal yang menunjukkan peningkatan diotak menurun atau meningkat.
/erubahan ukuran pupil (anisokoria).
Triad -ushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi
pernaasan). $pabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan
atau posisi abnormal ekstrimitas.
1.*. Menjelaskan diagnosis trauma kepala.a. /emeriksaan kesadaran
/emeriksaan kesadaran paling baik di%apai dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale (4-S). Menurut 3apardi (26), 4-S bisa digunakan untuk
mengkategorikan pasien menjadi > 4-S 1+15 %edera kepala ringan> 4-S !12 %edera kepala sedang> 4-S +; pasien koma dan %edera kepala berat.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 5/25
a. /emeriksaan fsik
/emeriksaan fsik yang meliputi kesadaran, tensi, nadi, pola dan rekuensi
respirasi, pupil (besar, bentuk dan reaksi %ahaya), defsit okal serebral dan
%edera ekstrakranial. <asil pemeriksaan di%atat dan dilakukan pemantauan ketat
pada harihari pertama. "ila terdapat perburukan salah satu komponen,penyebabnya di%ari dan segera diatasi.
b. /emeriksaan /enunjang ?ray tengkorak
/eralatan diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi raktur dari dasar
tengkorak atau rongga tengkorak. CT scan lebih dipilih bila di%urigai terjadi
raktur karena CT scan bisa mengidentifkasi raktur dan adanya kontusio
atau perdarahan. X!ay tengkorak dapat digunakan bila CT scan tidak ada
( State of Colorado "epartment of #a$or and %mployment , 2*).
-Ts%an
/emeriksaan CT scan tidak sensiti untuk lesi di batang otak karena
ke%ilnya struktur area yang %edera dan dekatnya struktur tersebut dengan
tulang di sekitarnya.
Magnetic !esonance Imaging (M'#)
M!I mampu menunjukkan lesi di su$stantia al$a dan batang otak yang
sering luput pada pemeriksaan CT Scan. 0itemukan baha penderitadengan lesi yang luas pada hemiser, atau terdapat lesi batang otak pada
pemeriksaan M!I& mempunyai prognosa yang buruk untuk pemulihan
kesadaran, alaupun hasil pemeriksaan CT Scan aal normal dan tekanan
intrakranial terkontrol baik (@ilberger dkk., 1!;+ dalam Sastrodiningrat,
2A).
/emeriksaan 'roton Magnetic !esonance Spectroscopy (M'S) menambah
dimensi baru pada M'# dan telah terbukti merupakan metode yang sensiti
untuk mendeteksi -edera $kson 0ius (-$0). Mayoritas penderita dengan
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 6/25
%edera kepala ringan sebagaimana halnya dengan penderita %edera
kepala yang lebih berat, pada pemeriksaan M'S ditemukan adanya -$0 di
korpus kalosum dan su$stantia al$a( 9epentingan yang nyata dari M'S di
dalam menjajaki prognosa %edera kepala berat masih harus ditentukan,
tetapi hasilnya sampai saat ini dapat menolong menjelaskan
berlangsungnya defsit neurologik dan gangguan kogniti pada penderita
%edera kepala ringan ( -e%il dkk, 1!!; dalam Sastrodiningrat, 2A ).
1.A. Menjelaskan tatalaksana trauma kepala.
Terapi nonoperati pada pasien %edera kranioserebral ditujukan untuk
1. Mengontrol fsiologi dan substrat sel otak serta men%egah
kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intrakranial2. Men%egah dan mengobati edema otak (%ara hiperosmolar, diuretik)+. Minimalisasi kerusakan sekunder6. Mengobati simptom akibat trauma otak5. Men%egah dan mengobati komplikasi trauma otak, misal kejang,
ineksi (antikonulsan dan antibiotik)
Terapi operati terutama diindikasikan untuk kasus
1. -edera kranioserebral tertutup• raktur impresi (depressed ra%ture)• /erdarahan epidural (hematoma epidural B0<) dengan olume
perdarahan lebih dari +m&66m& danatau pergeseran garis tengahlebih dari + mm serta ada perburukan kondisi pasien
• /erdarahan subdural (hematoma subduralS0<) dengan
pendorongan garis tengah lebih dari + mm atau kompresiobliterasi
sisterna basalis• /erdarahan intraserebral besar yang menyebabkan progresiitas
kelainan neurologik atau herniasi
2. /ada %edera kranioserebral terbuka
• /erlukaan kranioserebral dengan ditemukannya luka kulit, raktur
multipel, durameter yang robek disertai laserasi otak• &iCuorrhea yang tidak berhenti lebih dari 16 hari• /neumoen%ephali• -orpus alienum• &uka tembak
Tatalaksana pasien dalam keadaan sadar (S94D15) Simple <ead #njury (S<#)
/ada pasien ini, biasanya tidak ada riayat penurunan kesadaran sama sekali
dan tidak ada defsit neurologik, dan tidakada muntah. Tindakan hanya
peraatan luka. /emeriksaan radiologik hanya atas indikasi.Emumnya pasien
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 7/25
S<# boleh pulang dengan nasihat dan keluarga diminta mengobserasi
kesadaran. "ila di%urigai kesadaran menurun saat diobserasi, misalnya terlihat
seperti mengantuk dan sulit dibangunkan, pasien harus segeradibaa kembali ke rumah sakit.
/enderita mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma
kranioserebral,dan saat diperiksa sudah sadar kembali. /asien ini kemungkinan mengalami
%edera kranioserebral ringan (-9').
Tatalaksana pasien dengan penurunan kesadaran -edera kepala ringan (S94 D 1+15)
0ilakukan pemeriksaan f sik, peraatan luka, oto kepala, istirahat baring
dengan mobilisasi bertahap sesuai dengan kondisi pasien disertai terapi
simptomatis. =bserasi minimal 26 jam di rumah sakit untuk menilai
kemungkinan hematoma intrakranial, misalnya riayat lu%id interal, nyeri
kepala, muntahmuntah, kesadaran menurun, dan gejalagejala lateralisasi (pupil
anisokor, reFeksi patologis positi). 3ika di%urigai ada hematoma, dilakukan -T
s%an.
-edera kepala sedang (S94 D !1+)
Erutan tindakan
a. /eriksa dan atasi gangguan jalan napas ($iray), pernapasan ("reathing),
dan sirkulasi (-ir%ulation)b. /emeriksaan singkat kesadaran, pupil, tanda okal serebral, dan %edera
organ lain. 3ika di%urigai raktur tulang serikal dan atau tulang
ekstremitas lakukan fksasi leher dengan pemasangan kerah leher dan
atau fksasi tulang ekstremitas bersangkutan%. oto kepala, dan bila perlu oto bagian tubuh lainnyad. -T s%an otak bila di%urigai ada hematoma intrakraniale. =bserasi ungsi ital, kesadaran, pupil, dan defsit okal serebral lainnya. -edera kepala berat (S94 +;)
/asien dalam kategori ini, biasanya disertai %edera multipel. "ila didapatkan
raktur serikal, segera pasang kerah fksasi leher, bila ada luka terbuka dan ada
perdarahan, dihentikan dengan balut tekan untuk pertolongan pertama.
Tindakan sama dengan %edera kranioserebralsedang dengan pengaasan lebih ketat dan diraat di #-E.
Tindakan di ruang unit gaat darurat
1. !esusi"asi den#an "indakan A $ Air%a&' ( $ (rea"hin# dan ) $
)ir*ula"i+na. ,alan naas -Air%a&
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 8/25
3alan napas dibebaskan dari lidah yang turun ke belakang dengan posisi kepala
ekstensi. 3ika perlu dipasang pipa oroaring atau pipa endotrakheal. "ersihkan sisa
muntahan, darah,lendir atau gigi palsu. 3ika muntah, pasien dibaringkan miring. #si lambung
dikosongkan melalui pipa nasogastrik untuk menghindari aspirasi muntahan./. Pernaasan -(rea"hin#4angguan pernapasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau
perier.9elainan sentral disebabkan oleh depresi pernapasan yang ditandai
dengan pola pernapasan -heyne Stokes, hiperentilasi neurogenik sentral, atau
ataksik. 9elainan perier disebabkan oleh aspirasi, trauma dada, edema paru,
emboli paru, atau ineksi. Tata laksana
> =ksigen dosis tinggi, 115 litermenit, intermiten> -ari dan atasi aktor penyebab> 9alau perlu pakai entilator
*. Sirkulasi -)ir*ula"i+n<ipotensi dapat terjadi akibat %edera otak. <ipotensi dengan tekanan darah
sistolik G! mm <g yang terjadi hanya satu kali saja sudah dapat meningkatkan
risiko kematian dan ke%a%atan. <ipotensi kebanyakan terjadi akibat aktor
ekstrakranial, berupa hipoolemia karena perdarahan luar atau ruptur alat
dalam, trauma dada disertai tamponade jantung pneumotoraks, atau syok
septik. Tata laksananya dengan %ara menghentikan sumber perdarahan,
perbaikan ungsi jantung, mengganti darah yang hilang, atau sementara dengan
%airan isotonik Ha-l ,!I.
1.;. Menjelaskan komplikasi trauma kepala.
a. 9ejang9ejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut early seiJure,
dan yang terjadi setelahnya disebut late seiJure. Barly seiJure terjadi pada
kondisi risiko tinggi, yaitu ada raktur impresi, hematoma intrakranial, kontusio di
daerah korteksK diberi proflaksis enitoin dengan dosis +L1 mghari selama A
1 hari.b. #neksi/roflaksis antibiotik diberikan bila ada risiko tinggi ineksi, seperti pada raktur
tulang terbuka, luka luar, raktur basis kranii. /emberian proflaksis antibiotik ini
masih kontroersial. "ila ada ke%urigaan ineksi meningeal, diberikan antibiotik
dengan dosis meningitis.%. 4astrointestinal/ada pasien %edera kranioserebral terutama yang berat sering ditemukan
gastritis erosi dan lesi gastroduodenal lain, 116I di antaranya akan berdarah.
9elainan tukak stres ini merupakan kelainan mukosa akut saluran %erna bagian
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 9/25
atas karena berbagai kelainan patologik atau stresor yang dapat disebabkan oleh
%edera kranioserebal. Emumnya tukak stres terjadi karena hiperasiditas.
9eadaan ini di%egah dengan pemberian antasida +L1 tablet peroral atau <2
re%eptor blo%kers (simetidin, ranitidin, atau amotidin) dengan dosis +L1 ampul
# selama 5 hari.
LI II. Memahami dan menjelaskan Perdarahan In"ra*ranial
2.1 Menjelaskan definisi perdarahan intrakranial.
Perdarahan intrakranial adalah perdarahan ( patologis) yang terjadi di dalam kranium,
yang mungkin ekstradural, subdural, subaraknoid, atau serebral (parenkimatosa). Perdarahan
intrakranial dapat terjadi pada semua umur dan juga akibat trauma kepala seperti
kapitis,tumor otak dan lain-lain.
-1!" #$% menjadi penyebab terjadinya stroke dan kelainan dengan spe&trum yang
luas. 'ila dibandingkan dengan stroke iskemik atau perdarahan subaraknoid, #$% umumnya
lebih banyak mengakibatkan kematian atau &a&at mayor. #$% yang disertai dengan edema
akan mengganggu atau mengkompresi jaringan otak sekitarnya, menyebabkan disfungsi
neurologis. Perpindahan substansi parenkim otak dapat menyebabkan peningkatan #$P dan
sindrom herniasi yang berpotensi fatal.
2.2. Menjelaskan etiologi perdarahan intrakranial.
Penyebab perdarahan dalam otak yang non hipertensi antara lain
- elainan pembuluh darah yang ke&il seperti angioma, biasanya lokasi perdarahannya
lobar. *mumnya terjadi pada usia muda. +okasi perdarahan biasanya superfisial.
- bat-obat symptomatik. Perdarahan dalam otak berhubungan dengan penggunaan
amphetamine. Penggunaan obat ini kebanyakan se&ara intra ena, juga dilaporkan
dengan intra nasal atau oral. +okasi perdarahan kebanyakan luas. feknya karena
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 10/25
tekanan darah meninggi (/0" dari kasus) atau perubahan histologis pembuluh darah
seperti arteritis, mirip, periarteritis nodosa. #ni oleh karena efek toksik dari obat
tersebut. Pada angiography dijumpai multiple area dari fokal arteri stenosis atau
konstriksi dengan ukuran sedang pada arteri besar intra kranial. #ni bersifat reersible
dan akan hilang dengan berhentinya penyalah gunaan obat ini.
- $erebral amyloid angiopathy atau &ongophili& angiopathy merupakan bentuk yang
unik dan pada angiography khas adanya penumpukandeposit amyloid pada bagian
media dan adentitia dengan ukuran sedang dan ke&il dari arteri &orti&al dan
leptomeningeal. eposit pada dinding arteri &enderung menyebabkan penyumbatan
pada lumen arteri karena penebalan dasar membran, fragmentasi dari lamina interna
elastik dan hilangnya sel-sel endothel. 3uga terjadi nekrosis fibrinoid pada pembuluh
darah. eadaan ini tidak berhubungan dengan amyloidosis as&ular sistemik.
$erebral amyloid angiopathy berhubungan dengan dementia senilis yang progressie.
'iasanya terjadi pada usia yang lebih lanjut dan jarang berhubungan dengan
hipertensi.
- 4umor intrakranial (jarang terjadi perdarahan pada tumor otak5 dijumpai sekitar 6-
10"). 7ang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu tumor ganas, baik primer
ataupun metastase5 jarang pada meningioma atau oligodendroma. 4umor ganas
primer pada otak yang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu glioblastoma
multiform, lokasi perdarahan umumnya deep &orti&al seperti basal ganglia, &orpus
&allosum. 4umor metastase yang paling sering menimbulkan perdarahan yaitu tumor
sel germinal, sekitar 60" dan lokasi perdarahan umumnya su&orti&al.
- 8nti koagulan. Pemakaian obat oral antikoagulan yang lama dengan 9arfarin sering
menyebabkan perdarahan otak5 dijumpai sekitar :" dari kasus. ;esiko terjadinya
perdarahan dengan pemakaian antikoagulan oral dalam jangka panjang, -11 kali
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan obat tersebut pada usia yang sama.
+okasi perdarahan paling sering pada serebellum. Mekanisme terjadinya perdarahan
ini masih belum diketahui.
- 8gen fibrinolitik. #ni termasuk <treptokinase, *rokinase dan tissue type plasminogen
aktiator (tP8) yang digunakan dalam pengobatan &oronary, arteri dan enous
trombosis. emampuan obat-obat ini yaitu menghan&urkan klot dan relatif
menurunkan tingkatan sistemik hipofibrinogenemia, sehingga sangat ideal dalam
pengobatan trombosis akut. omplikasi utama, 9alaupun jarang, adalah perdarahan
intraserebral. ijumpai 0,="-1,!" penderita dengan miokard infark yang diobati
dengan tP8. Perdarahan yang &enderung terjadi setelah pemberian tP8 =0" se9aktu
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 11/25
dalam pemberian infus, 2/" terjadai dalam 2= jam setelah pemberian. >0-:0" lokasi
perdarahan lobar, !0" perdarahannya multiple dan mortality =0-6/". Mekanisme
terjadinya perdarahan ini masih belum diketahui.
- ?askulitis. ?askulitis serebri dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan infark
serebri, serta jarang menimbulkan perdarahan intraserebral. Proses radang umumnya
terjadi dalam lapisan media dan adentitia, serta pada pembuluh darah arteri dan
ena dengan ukuran ke&il dan sedang. 'iasanya berhubungan dengan pembentukan
mikroaneurysma. @ejalanya sakit kepala kronis, penurunan kesadaran atau kognitif
yang progresif, kejang-kejang, infark serebri yang re&urrent. iagnosanya berupa
limpositik $<A pleo&ytosis dengan protein yang tinggi. +okasi perdarahan umumnya
lobar.
2.+. Menjelaskan klasifkasi perdarahan intrakranial.
"erdasarkan %edera kepala di area intrakranial.Menurut (Tobing, 211) yang diklasifkasikan menjadi %edera otak okal dan
%edera otak dius.
• -edera otak okal yang meliputi
/erdarahan epidural atau epidural hematoma (B0<)
Bpidural hematom (B0<) adalah adanya darah di ruang epidural
yitu ruang potensial antara tabula interna tulang tengkorak dan
durameter. Bpidural hematom dapat menimbulkan penurunankesadaran adanya interal lusid selama beberapa jam dan
kemudian terjadi defsit neorologis berupa hemiparesis kontralateral
dan gelatasi pupil itsilateral. 4ejala lain yang ditimbulkan antara
lain sakit kepala, muntah, kejang dan hemiparesis. /erdarahan subdural akut atau subdural hematom (S0<) akut.
/erdarahan subdural akut adalah terkumpulnya darah di ruang
subdural yang terjadi akut (*+ hari)./erdarahan ini terjadi akibat
robeknya enaena ke%il dipermukaan korteks %erebri./erdarahan
subdural biasanya menutupi seluruh hemisfr otak."iasanya
kerusakan otak dibaahnya lebih berat dan prognosisnya jauh lebih
buruk dibanding pada perdarahan epidural. /erdarahan subdural kronik atau S0< kronik
Subdural hematom kronik adalah terkumpulnya darah diruang
subdural lebih dari + minggu setelah trauma.Subdural hematom
kronik diaali dari S0< akut dengan jumlah darah yang sedikit.
0arah di ruang subdural akan memi%u terjadinya inFamasi sehingga
akan terbentuk bekuan darah atau %lot yang bersiat tamponade.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 12/25
0alam beberapa hari akan terjadi inasi fbroblast ke dalam %lot dan
membentuk noumembran pada lapisan dalam (korteks) dan lapisan
luar (durameter). /embentukan neomembran tersebut akan di ikuti
dengan pembentukan kapiler baru dan terjadi fbrinolitik sehingga
terjadi proses degradasi atau likoeaksi bekuan darah sehingga
terakumulasinya %airan hipertonis yang dilapisi membran semi
permeabel. 3ika keadaan ini terjadi maka akan menarik likuor diluar
membran masuk kedalam membran sehingga %airan subdural
bertambah banyak. 4ejala klinis yang dapat ditimbulkan oleh S0<
kronis antara lain sakit kepala, bingung, kesulitan berbahasa dan
gejala yang menyerupai T#$ (transient is%hemi% atta%k).disamping
itu dapat terjadi defsit neorologi yang berariasi seperti kelemahan
otorik dan kejang /erdarahan intra %erebral atau intra%erebral hematom (#-<)
#ntra %erebral hematom adalah area perdarahan yang homogen dan
konFuen yang terdapat didalam parenkim otak. #ntra %erebral
hematom bukan disebabkan oleh benturan antara parenkim otak
dengan tulang tengkorak, tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi
dan deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pe%ahnya
pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak
atau pembuluh darah kortikal dan subkortikal. 4ejala klinis yang
ditimbulkan oleh #-< antara lain adanya penurunan kesadaran.
0erajat penurunan kesadarannya dipengaruhi oleh mekanisme dan
energi dari trauma yang dialami. /erdarahan subarahnoit traumatika (S$<)
/erdarahan subarahnoit diakibatkan oleh pe%ahnya pembuluh darah
kortikal baik arteri maupun ena dalam jumlah tertentu akibat
trauma dapat memasuki ruang subarahnoit dan disebut sebagai
perdarahan subarahnoit (/S$).&uasnya /S$ menggambarkanluasnya kerusakan pembuluh darah, juga menggambarkan burukna
prognosa. /S$ yang luas akan memi%u terjadinya asospasme
pembuluh darah dan menyebabkan iskemia akut luas dengan
maniestasi edema %erebri.
• -edera otak dius menurut (Sadea, 211)
Terjadinya %edera kepala dius disebabkan karena gaya akselerasi dan
deselarasi gaya rotasi dan translasi yang menyebabkan bergesernya
parenkim otak dari permukaan terhadap parenkim yang sebelah dalam.
Maka %edera kepala dius dikelompokkan menjadi
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 13/25
-edera akson dius (diuse aksonal injury) 0$#
0ius aLonal injury adalah keadaan dimana serabut subkortikal yang
menghubungkan inti permukaan otak dengan inti prounda otak
(serabut proyeksi), maupun serabut yang menghubungkan intiinti
dalam satu hemiser (asosiasi) dan serabut yang menghbungkan
intiinti permukaan kedua hemiser (komisura) mengalami
kerusakan. 9erusakan sejenis ini lebih disebabkan karena gaya
rotasi antara initi prounda dengan inti permukaan . 9ontsuio %erebri
9ontusio %erebri adalah kerusakan parenkimal otak yang
disebabkan karena eek gaya akselerasi dan deselerasi. Mekanisme
lain yang menjadi penyebab kontosio %erebri adalah adanya gaya
%oup dan %ounter%oup, dimana hal tersebut menunjukkan besarnyagaya yang sanggup merusak struktur parenkim otak yang
terlindung begitu kuat oleh tulang dan %airan otak yang begitu
kompak. &okasi kontusio yang begitu khas adalah kerusakan
jaringan parenkim otak yang berlaanan dengan arah datangnya
gaya yang mengenai kepala. Bdema %erebri
Bdema %erebri terjadi karena gangguan askuler akibat trauma
kepala./ada edema %erebri tidak tampak adanya kerusakan
parenkim otak namun terlihat pendorongan hebat pada daerah
yang mengalami edema.Bdema otak bilateral lebih disebabkan
karena episode hipoksia yang umumnya dikarenakan adanya
renjatan hipoolemik. #skemia %erebri
#skemia %erebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak
berkurang atau terhenti.9ejadian iskemia %erebri berlangsung lama
(kronik progresi) dan disebabkan karena penyakit degenerati
pembuluh darah otak.
2.6. Menjelaskan patofsiologi perdarahan intrakranial.Perdarahan eidural <ematom epidural terjadi karena %edera kepala benda tumpul dan dalam aktu
yang lambat, seperti jatuh atau tertimpa sesuatu, dan ini hampir selalu
berhubungan dengan raktur %ranial linier./ada kebanyakan pasien, perdarahan
terjadi pada arteri meningeal tengah, ena atau keduanya./embuluh darah
meningeal tengah %edera ketikaterjadi garis raktur meleati lekukan minengeal
pada sCuama temporal.Perdarahan su/dural
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 14/25
ena %orti%al menuju dura atau sinus dural pe%ahdan mengalami memar atau
laserasi, adalah lokasi umum terjadinya perdarahan.<al ini sangat berhubungan
dengan %omtusio serebral dan oedem otak. -T S%an menunjukkan eNe%t massa
dan pergeseran garis tengah dalam eLsess dari ketebalan hematom yamg
berhubungan dengan trauma otak.
2.5. Menjelaskan maniestasi klinis perdarahan intrakranial.Perdarahan eidural
#nteral lusid (interal bebas)Setelah periode pendek ketidaksadaran, ada interal lu%id yang diikuti
dengan perkembangan yang merugikan pada kesadaran dan hemisphere
%ontralateral.&ebih dari 5I pasien tidak ditemukan adanya interal lu%id,
dan ketidaksadaran yang terjadi dari saat terjadinya %edera.Sakit kepala
yang sangat sakit biasa terjadi, karena terbukanya jalan dura dari bagian
dalam %ranium, dan biasanya progresi bila terdapat interal lu%id.#nteral
lu%id dapat terjadi pada kerusakan parenkimal yang minimal.#nteral ini
menggambarkan aktu yang lalu antara ketidak sadaran yang pertama
diderita karena trauma dan dimulainya keka%auan pada dien%ephali%
karena herniasi transtentorial./anjang dari interal lu%id yang pendek
memungkinkan adanya perdarahan yang dimungkinkan berasal dari arteri. <emiparesis
4angguan neurologis biasanya %ollateral hemipareis, tergantung dari eek
pembesaran massa pada daerah %orti%ispinal. #psilateral hemiparesis
sampai penjendalan dapat juga menyebabkan tekanan pada %erebral
kontralateral pedun%le pada permukaan tentorial. $nisokor pupil
:aitu pupil ipsilateral melebar. /ada perjalananya, pelebaran pupil akan
men%apai maksimal dan reaksi %ahaya yang pada permulaan masih positi
akan menjadi negati. Terjadi pula kenaikan tekanan darah dan
bradikardi.pada tahap ahir, kesadaran menurun sampai koma yang dalam,
pupil kontralateral juga mengalami pelebaran sampai akhirnya kedua pupil
tidak menunjukkan reaksi %ahaya lagi yang merupakan tanda kematian.Perdarahan su/dural
4ejala klinisnya sangat berariasi dari tingkat yang ringan (sakit kepala)
sampai penutunan kesadaran. 9ebanyakan kesadaran hematom subdural tidak
begitu hebat deperti kasus %edera neuronal primer, ke%uali bila ada eNek massa
atau lesi lainnya.4ejala yang timbul tidak khas dan meruoakan manisestasi dari
peninggian tekanan intrakranial seperti sakit kepala, mual, muntah, ertigo,
papil edema, diplopia akibat kelumpuhan n. ###, epilepsi, anisokor pupil, dan
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 15/25
defsit neurologis lainnya.kadang kala yang riayat traumanya tidak jelas, sering
diduga tumor otak.
2.*. Menjelaskan diagnosis perdarahan intrakranial.
/emeriksaan penunjang
&eel hematokrit, kimia, dan profl koagulasi (termasuk hitung trombosit) penting
dalam penilaian pasien dengan perdarahan epidural, baik spontan maupun
trauma.
-edera kepala berat dapat menyebabkan pelepasan tromboplastin
jaringan, yang mengakibatkan 0#-. /engetahuan utama akan koagulopati
dibutuhkan jika pembedahan akan dilakukan. 3ika dibutuhkan, aktoraktor yang
tepat diberikan preoperati dan intraoperati.
/ada orang deasa, perdarahan epidural jarang menyebabkan penurunan
yang signifkan pada leel hematokrit dalam rongga kranium kaku. /ada bayi,
yang olume darahnya terbatas, perdarahan epidural dalam kranium meluas
dengan sutura terbuka yang menyebabkan kehilangan darah yang
berarti./erdarahan yang demikian mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamikK
karenanya dibutuhkan pengaasan berhatihati dan sering terhadap leel
hematokrit.
/en%itraan
• 'adiograf
o 'adiograf kranium selalu mengungkap raktur menyilang bayangan
askular %abang arteri meningea media. raktur oksipital, rontal
atau erteL juga mungkin diamati.
o 9emun%ulan sebuah raktur tidak selalu menjamin adanya
perdarahan epidural. Hamun, O !I kasus perdarahan epidural
berhubungan dengan raktur kranium. /ada anakanak, jumlah ini
berkurang karena ke%a%atan kranium yang lebih besar.
• -Ts%an
o -Ts%an merupakan metode yang paling akurat dan sensiti dalam
mendiagnosa perdarahan epidural akut. Temuan ini khas. 'uang
yang ditempati perdarahan epidural dibatasi oleh perlekatan dura
ke skema bagian dalam kranium, khususnya pada garis sutura,
memberi tampilan lentikular atau bikoneks. <idrosealus mungkin
mun%ul pada pasien dengan perdarahan epidural ossa posterior
yang besar mendesak eek massa dan menghambat entrikelkeempat.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 16/25
o -S tidak biasanya menyatu dengan perdarahan epiduralK karena
itu hematom kurang densitasnya dan homogen. 9uantitas
hemoglobin dalam hematom menentukan jumlah radiasi yang
diserap.
o Tanda densitas hematom dibandingkan dengan perubahan
parenkim otak dari aktu ke aktu setelah %edera. ase akut
memperlihatkan hiperdensitas (yaitu tanda terang pada -Ts%an).
<ematom kemudian menjadi isodensitas dalam 26 minggu, lalu
menjadi hipodensitas (yaitu tanda gelap) setelahnya. 0arah
hiperakut mungkin diamati sebagai isodensitas atau area densitas
rendah, yang mungkin mengindikasikan perdarahan yang sedang
berlangsung atau leel hemoglobin serum yang rendah.
o $rea lain yang kurang sering terlibat adalah erteL, sebuah area
dimana konfrmasi diagnosis -Ts%an mungkin sulit. /erdarahan
epidural erteL dapat disalahtasirkan sebagai arteak dalam
potongan -Ts%an aksial tradisional. "ahkan ketika terdeteksi
dengan benar, olume dan eek massa dapat dengan mudah
disalahartikan. /ada beberapa kasus, rekonstruksi %oronal dan
sagital dapat digunakan untuk mengealuasi hematom pada
lempengan %oronal.o 9irakira 115I kasus perdarahan epidural berhubungan dengan
lesi intrakranial lainnya. &esilesi ini termasuk perdarahan subdural,
kontusio serebral, dan hematom intraserebral.
4ambar 1. /erdarahan epidural 4ambar 2. /erdarahan subdural
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 17/25
M'# perdarahan akut pada M'# terlihat isointense, menjadikan %ara ini kurang
tepat untuk mendeteksi perdarahan pada trauma akut. Bek massa,
bagaimanapun, dapat diamati ketika meluas.
2.A. Menjelaskan tatalaksana perdarahan intrakranial.
Terapi =batobatan
/engobatan perdarahan epidural bergantung pada berbagai aktor. Bek
yang kurang baik pada jaringan otak terutama dari eek massa yang
menyebabkan distorsi struktural, herniasi otak yang mengan%amjia, dan
peningkatan tekanan intrakranial.
0ua pilihan pengobatan pada pasien ini adalah (1) interensi bedah
segera dan (2) pengamatan klinis ketat, di aal dan se%ara konserati dengan
eakuasi tertunda yang memungkinkan.-atatan baha perdarahan epidural
%enderung meluas dalam hal olume lebih %epat dibandingkan dengan
perdarahan subdural, dan pasien membutuhkan pengamatan yang sangat ketat
jika diambil rute konserati.
Tidak semua kasus perdarahan epidural akut membutuhkan eakuasi
bedah segera.3ika lesinya ke%il dan pasien berada pada kondisi neurologis yang
baik, mengamati pasien dengan pemeriksaan neurologis berkala %ukup masuk
akal.
Meskipun manajemen konserati sering ditinggalkan dibandingkan
dengan penilaian klinis, publikasi terbaru 74uidelines for the Surgical
Management of Traumatic Brain Injury 8 merekomendasikan baha pasien yang
memperlihatkan perdarahan epidural G + ml, G 15 mm tebalnya, dan G 5 mm
midline shift , tanpa defsit neurologis okal dan 4-S O ; dapat ditangani se%ara
nonoperati. Scanning olloup dini harus digunakan untukmenilai
meningkatnya ukuran hematom nantinya sebelum terjadi
perburukan.Terbentuknya perdarahan epidural terhambat telah dilaporkan.3ika
meningkatnya ukuran dengan %epat ter%atat danatau pasien memperlihatkan
anisokoria atau defsit neurologis, maka pembedahan harus
diindikasikan.Bmbolisasi arteri meningea media telah diuraikan pada stadium
aal perdarahan epidural, khususnya ketika pearnaan ekstraasasi angiografs
telah diamati.
9etika mengobati pasien dengan perdarahan epidural spontan, proses
penyakit primer yang mendasarinya harus dialamatkan sebagai tambahan
prinsip undamental yang telah didiskusikan diatas. Terai (edah
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 18/25
"erdasarkan pada 7Guidelines for the Management of Traumatic Brain
Injury 7, perdarahan epidural dengan olume O + ml, harus dilakukan interensi
bedah, tanpa mempertimbangkan 4-S. 9riteria ini menjadi sangat penting ketika
perdarahan epidural memperlihatkan ketebalan 15 mm atau lebih, dan
pergeseran dari garis tengah diatas 5 mm. 9ebanyakan pasien dengan
perdarahan epidural seperti itu mengalami perburukan status kesadaran
danatau memperlihatkan tandatanda lateralisasi.
&okasi juga merupakan aktor penting dalam menentukan
pembedahan.<ematom temporal, jika %ukup besar atau meluas, dapat mengarah
pada herniasi uncal dan perburukan lebih %epat./erdarahan epidural pada ossa
posterior yang sering berhubungan dengan gangguan sinus enosus lateralis,
sering membutuhkan eakuasi yang tepat karena ruang yang tersedia terbatas
dibandingkan dengan ruang supratentorial.
Sebelum adanya -Ts%an, pengeboran eksplorasi $urholes merupakan hal
yang biasa, khususnya ketika pasien memperlihatkan tandatanda lateralisasi
atau perburukan yang %epat.Saat ini, dengan teknik s%an%epat, eksplorasi jenis
ini jarang dibutuhkan.
Saat ini, pengeboran eksplorasi $urholes disediakan bagi pasien berikut ini
•
/asien dengan tandatanda lokalisasi menetap dan bukti klinis hipertensiintrakranial yang tidak mampu mentolerir -Ts%an karena instabilitas
hemodinamik yang berat.
• /asien yang menuntut interensi bedah segera untuk %edera sistemiknya.
2.;. Menjelaskan komplikasi perdarahan intrakranial.
9ebanyakan dari komplikasi perdarahan epidural mun%ul ketika tekanan
yang mereka kerahkan mengakibatkan pergeseran otak yang berarti.9etika otak
menjadi subyek herniasi su$falcine, arteri serebral anterior dan posteriormungkin tersumbat, menyebabkan inark serebral.<erniasi kebaah batang otak
menyebabkan perdarahan 0uret dalam batang otak, paling sering di
pons.<erniasi transtentorial menyebabkan palsy nerus ### kranialis ipsilateral,
yang seringnya membutuhkan berbulanbulan untuk beresolusi sekali tekanan
dilepaskan. /alsy nerus ### kranialis bermaniestasi sebagai ptosis, dilatasi pupil,
dan ketidakmampuan menggerakkan mata ke arah medial, atas, dan
baah./ada anakanak G + tahun, raktur kranium dapat menyebabkan kista
leptomeningeal atau raktur bertumbuh.9ista ini diyakini mun%ul ketika pulsasi
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 19/25
dan pertumbuhan otak tidak mengijinkan raktur untuk sembuh, lalu menambah
robek dura dan batas raktur membesar. /asien dengan kista leptomeningeal
biasanya memperlihatkan massascalp pulsatil.
LI III. Memahami dan Menjelaskan rak"ur (asis )ranii
!.1. Menjelaskan definisi fraktur basis &ranii.
Araktur basis &ranii'asilar <kull Ara&ture ('<A) merupakan fraktur akibat benturan
langsung pada daerah daerah dasar tulang tengkorak (oksiput, mastoid, supraorbita). alam
beberapa studi telah terbukti fraktur basis &ranii dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme
termaksud ruda paksa akibat fraktur maksilofa&ial, ruda paksa dari arah lateral &ranial dan
dari arah kubah &ranial, atau karena beban inersia oleh kepala.
!.2. Menjelaskan klasifikasi fraktur basis &ranii.
Araktur 4emporal
ijumpai pada >/" dari semua fraktur basis &ranii. 4erdapat ! suptipe dari fraktur temporal
berupa longitudinal, transersal dan miBed. Araktur longitudinal terjadi pada regio
temporoparietal dan melibatkan bagian sCuamousa pada os temporal, dinding superior dari
&analis a&usti&us eBternus dan tegmen timpani. 4ipe fraktur ini dapat berjalan dari salah satu
bagian anterior atau posterior menuju &o&hlea dan labyrinthine &apsule, berakhir pada fossa
&ranii media dekat foramen spinosum atau pada mastoid air &ells. Araktur longitudinal
merupakan yang paling umum dari tiga suptipe (>0-:0"). Araktur transersal dimulai dari
foramen magnum dan memperpanjang melalui &o&hlea dan labyrinth, berakhir pada fossa
&ranial media (/-!0"). Araktur miBed memiliki unsur unsur dari kedua frakturlongitudinal
dan transersal.
fraktur &ondylar o&&ipital,
8dalah hasil dari trauma tumpul energi tinggi dengan kompresi aksial, lateral bending, atau
&edera rotational pada pada ligamentum 8lar. Araktur tipe ini dibagi menjadi ! jenis
berdasarkan morfologi dan mekanisme &edera. lasifikasi alternatie membagi fraktur ini
menjadi displa&ed dan stable, yaitu, dengan dan tanpa &edera ligamen. 4ipe # fraktur sekunder
akibat kompresi aksial yang mengakibatkan kombinasi dari kondilus oksipital. #ni
merupakan jenis &edera stabil. 4ipe ## fraktur yang dihasilkan dari pukulan langsung
meskipun fraktur basio&&ipital lebih luas, fraktur tipe ## diklasifikasikan sebagai fraktur yang
stabil karena ligament alar dan membrane te&torial tidak mengalami kerusakan. 4ipe ###
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 20/25
adalah &edera aulsi sebagai akibat rotasi paksa dan lateral bending. %al ini berpotensi
menjadi fraktur tidak stabil.
Araktur &lius
igambarkan sebagai akibat ruda paksa energi tinggi dalam ke&elakaan kendaraann bermotor.+ongitudinal, transersal, dan tipe obliCue telah dideskripsikan dalam literatur. Araktur
longitudinal memiliki prognosis terburuk, terutama bila melibatkan sistem ertebrobasilar.
efisit pada nerus &ranial ?# dan ?## biasanya dijumpai pada fraktur tipe ini.
3enis D jenis fraktur tulang tengkorak
Araktur tulang tengkorak dapat terjadi pada &alarium (atap tengkorak), disebut Araktur
$alarium dan fraktur pada basis &ranium (dasar tengkorak), disebut Araktur 'asis $ranium.
a. Araktur $alarium.
'eberapa &ontoh fraktur &alarium
Araktur +iniair
'ila fraktur merupakan sebuah garis (&elah) saja. Araktur liniair yang berbahaya ialah fraktur
yang melintas os temporal5 pada os temporal terdapat alur yang dilalui 8rteri Meningia
Media. 'ila fraktur memutuskan 8rteri Meningia Media maka akan terjadi perdarahan hebat
yang akan terkumpul di ruang diantara dura mater dan tulang tengkorak , disebut perdarahan
epidural.
Araktur 'erbentuk 'intang (<tellate Ara&ture)
'ila fraktur berpusat pada satu tempat dan garis D garis frakturnya nya menyebar se&ara
radial.
Araktur #mpressie
Pada fraktur impressie ,fragment-fragment fraktur melekuk kedalam dan menekan jaringan
otak. Araktur bentuk ini dapat merobek dura mater dan jaringan otak di ba9ahnya dan dapat
menimbulkan prolapsus &erebri (jaringan otak keluar dari robekan duramater dan &elah
fraktur) dan terjadi perdarahan.
b. Araktur basis tengkorak
Araktur atap orbita
Araktur akan merobek dura mater dan ara&hnoid sehingga +iCuor $erebro <pinal (+$<)
bersama darah keluar melalui &elah fraktur masuk ke rongga orbita 5 dari luar disekitar mata
tampak kelopak mata ber9arna kebiru biruan . 'ila satu mata disebut Mono&le %ematoma,
bila dua mata disebut 'rill %ematoma ;a&&oonEs eyes Araktur melintas +amina $ribrosa
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 21/25
Araktur akan menyebabkan rusaknya serabut serabut saraf pen&iuman ( Ferus lfa&torius)
sehinggan dapat terjadi gangguan pen&iuman mulai berkurangnya pen&iuman (hyposmia)
sampai hilangnya pen&iuman (anosmia). Araktur juga merobek dura mater dan ara&hnoid
sehingga +$< ber&ur darah akan keluar dari rongga hidung (;hinorrhoea)
Araktur Aossa Media
• Araktur s Petrossum
Pun&ak (8peB ) os petrosum sangat rapuh sehingga +$< dan darah masuk kedalam rongga
telinga tengah dan meme&ahkan Membrana 4ympani5 dari telinga keluar +$< ber&ur
darah (torrhoea).
• Araktur <ella 4ursi&a
i atas sella tursi&a terdapat kelenjar %ypophyse yang terdiri dari 2 bagian pars anterior dan
pars posterior (Feuro %ypophyse). Pada fraktur sella tursi&a yg biasa terganggu adalah pars
posterior sehingga terjadi gangguan sekresi 8% (8nti iureti& %ormone) yang
menyebabkan iabetes #nsipidus.
• <inus $aernosus <yndrome.
<yndrome ini adalah akibat fraktur basis tengkorak di fossa media yang meme&ahkan 8rteri
$arotis #nterna yang berada di dalam <inus $aernosus sehingga terjadi hubungan langsung
arteri D ena (disebut 8rterio-?enous <hunt dari 8rteri $arotis #nterna dan <inus $aernsus D
G $arotid D $aernous Aistula).Mata tampak akan membengkak dan menonjol, terasa sakit , &onjun&tia ber9arna merah.
'ila membran stetoskop diletakkan diatas kelopak mata atau pelipis akan terdengar suara
seperti air mengalir melalui &elah yang sempit yang disebut 'ruit ( dibaca BRUI ).
@ejala-gejala klinis sebagai akibat pe&ahnya 8.$arotis #nterna didalam <inus $aernosus ,
yang terdiri atas mata yang bengkak menonjol , sakit dan &onjun&tia yang terbendung
(ber9arna merah) serta terdengar bruit , disebut <inus $aernosus <yndrome,
Araktur Aossa Posterior.
• Araktur melintas os petrosum
@aris fraktur biasanya melintas bagian posterior apeB os petrossum sampai os mastoid,
menyebabkan +$< ber&ur darah keluar melalui &elah fraktur dan berada diatas mastoid
sehingga dari luar tampak 9arna kebiru biruan dibelakang telinga , disebut 'attleEs <ign.
• Araktur melintas Aoramen Magnum
di Aoramen Magnum terdapat Medula blongata, sehingga getaran fraktur akan merusak
Medula blongata , menyebabkan kematian seketika.
!.!.Menjelaskan manifestasi fraktur basis &ranii.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 22/25
Pasien dengan fraktur pertrous os temporal dijumpai dengan otorrhea dan memar pada
mastoids (battle sign). Presentasi dengan fraktur basis &ranii fossa anterior adalah dengan
rhinorrhea dan memar di sekitar palpebra (ra&&oon eyes). ehilangan kesadaran dan @lasgo9
$oma <&ale dapat berariasi, tergantung pada kondisi patologis intrakranial.
Araktur longitudinal os temporal berakibat pada terganggunya tulang pendengaran dan
ketulian konduktif yang lebih besar dari !0 d' yang berlangsung lebih dari 6-> minggu.tuli
sementara yang akan baik kembali dalam 9aktu kurang dari ! minggu disebabkan karena
hemotympanum dan edema mukosa di fossa tympany. Aa&ial palsy, nystagmus, dan fa&ial
numbness adalah akibat sekunder dari keterlibatan nerus &ranialis ?, ?#, ?##.
Araktur tranersal os temporal melibatkan saraf &ranialis ?### dan labirin, sehingga
menyebabkan nystagmus, ataksia, dan kehilangan pendengaran permanen (permanent neural
hearing loss).Araktur &ondylar os oksipital adalah &edera yang sangat langka dan serius.<ebagian
besar pasien dengan fraktur &ondylar os oksipital, terutama dengan tipe ###, berada dalam
keadaan koma dan terkait &edera tulang belakang serikalis.Pasien ini juga memperlihatkan
&edera lo9er &ranial nere dan hemiplegia atau guadriplegia.
<indrom ?ernet atau sindrom foramen jugularis adalah keterlibatan nerus &ranialis
#H, H, dan H# akibat fraktur.Pasien tampak dengan kesulitan fungsi fonasi dan aspirasi dan
paralysis ipsilateral dari pita suara, palatum mole (&urtain sign), superior pharyngeal
&onstri&tor, sterno&leidomastoid, dan trapeIius.$ollet-<i&ard sindrom adalah fraktur &ondylar
os oksipital dengan keterlibatan nerus &ranial #H, H, H#, dan H##.
!.=. Menjelaskan diagnosis fraktur basis &ranii.
Pemeriksaan +anjutan
<tudi #maging
• ;adiografi Pada tahun 1:>, foto B-ray tulang tengkorak merujukan pada kriteria
panel memutuskan bah9a skull film kurang optimal dalam menisualisasikan fraktur
basis &ranii. Aoto Bray skull tidak bermanfaat bila tersedianya $4 s&an.
• $4 s&an $4 s&an merupakan modalitas kriteria standar untuk membantu dalamdiagnosis skull fraktur. <li&e tipis bone 9indo9 hingga ukuran 1-1,/ mm, dengan
potongan sagital, bermanfaat dalam menilai skull fraktur. $4 s&an %eli&al sangat
membantu dalam menisualisasikan fraktur &ondylar o&&ipital, biasanya !-dimensi
tidak diperlukan.
• M;# M;# atau magneti& resonan&e angiography merupakan suatu nilai tambahan
untuk kasus yang di&urigai mengalami &edera pada ligament dan askular. $edera
pada tulang jauh lebih baik diisualisasikan dengan menggunakan $4 s&an.
Pemeriksaan lainnya
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 23/25
Perdarahan dari telinga atau hidung pada kasus di&urigai terjadinya kebo&oran $<A, dapat
dipastikan dengan salah satu pemeriksaan suatu tehnik dengan mengoleskan darah tersebut
pada kertas tisu, maka akan menunjukkan gambaran seperti &in&in yang jelas yang melingkari
darah, maka disebut JhaloK atau JringK sign. ebo&oran dari $<A juga dapat dibuktikan
dengan menganalisa kadar glukosa dan dengan mengukur transferrin.
!./. Menjelaskan tatalaksana fraktur basis &ranii.
4erapi medis
Pasien de9asa dengan simple fraktur linear tanpa disertai kelainan struktural
neurologis tidak memerlukan interensi apapun bahkan pasien dapat dipulangkan untuk
berobat jalan dan kembali jika mun&ul gejala. <ementara itu, pada bayi dengan simple fraktur
linier harus dilakukan pengamatan se&ara terus menerus tanpa memandang status neurologis.<tatus neurologis pasien dengan fraktur basis &ranii tipe linier biasanya ditatalaksana se&ara
&onseratie, tanpa antibiotik. Araktur os temporal juga dikelola se&ara konseratif, jika
disertai rupture membran timpani biasanya akan sembuh sendiri.
<imple fraktur depress dengan tidak terdapat kerusakan struktural pada neurologis
pada bayi ditatalaksana dengan penuh harapan. Menyembuhkan fraktur depress dengan baik
membutuhkan 9aktu, tanpa dilakukan eleasi dari fraktur depress. bat anti kejang
dianjurkan jika kemungkinan terjadinya kejang lebih tinggi dari 20". pen fraktur, jika
terkontaminasi, mungkin memerlukan antibiotik disamping tetanus toksoid. <ulfisoBaIole
direkomendasikan pada kasus ini. Araktur &ondylar tipe # dan ## os o&&ipital ditatalaksana
se&ara konseratif dengan stabilisasi leher dengan menggunakan &ollar atau traksi halo.
4erapi 'edah
Peran operasi terbatas dalam pengelolaan skull fraktur. 'ayi dan anak-anak dengan
open fraktur depress memerlukan interensi bedah. ebanyakan ahli bedah lebih suka untuk
mengealuasi fraktur depress jika segmen depress lebih dari / mm di ba9ah inner table dari
adjacent bone. #ndikasi untuk eleasi segera adalah fraktur yang terkontaminasi, dural tear
dengan pneumo&ephalus, dan hematom yang mendasarinya.
adang kadang, &ranie&tomy dekompressi dilakukan jika otak mengalami kerusaksan
dan pembengkakan akibat edema. alam hal ini, &ranioplasty dilakukan dikemudian hari.
#ndikasi lain untuk interaksi bedah dini adalah fraktur &ondylar os oksipital tipe unstable (tipe
###) yang membutuhkan arthrodesis atlantoaBial. %al ini dapat di&apai dengan fiksasi dalam-
luar.
Menunda untuk dilakukan interensi bedah diindikasikan pada keadaan kerusakan
ossi&ular (tulang pendengaran) akibat fraktur basis &ranii jenis longitudinal pada os temporal.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 24/25
ssi&uloplasty mungkin diperlukan jika kehilangan berlangsung selama lebih dari ! bulan
atau jikamembrane timpani tidak sembuh sendiri. #ndikasi lain adalah terjadinya kebo&oran
$<A yang persisten setelah fraktur basis &ranii. %al ini memerlukan se&ara tepat lokasi
kebo&oran sebelum interensi bedah dilakukan.
!.6. Menjelaskan komplikasi fraktur basis &ranii.
;isiko infeksi tidak tinggi, bahkan tanpa antibiotik, terutama yang disertai dengan
rhinorrhea. Aa&ial palsy dan gangguan ossi&ular yang berhubungan dengan fraktur basis
&ranii dibahas di bagian klinis. Famun, terutama, fa&ial palsy yang terjadi pada hari ke 2-!
pas&a trauma adalah akibat sekunder untuk neurapraBia dari nerus &ranialis ?## dan
responsif terhadap steroid, dengan prognosis yang baik. nset fa&ila palsy se&ara tiba tiba
pada saat bersamaan terjadinya fraktur biasanya akibat skunder dari transeksi nerus, dengan
prognosis buruk.
Ferus &ranialis lain mungkin juga terlibat dalam fraktur basis &ranii. Araktur pada
ujung pertosus os temporale mungkin melibatkan ganglion gasserian. $edera nerus &ranialis
?# yang terisolasi bukanlah akibat langsung dari fraktur, tapi mungkin akibat skunder karena
terjadinya ketegangan pada nerus.
Ferus kranialis (#H, H, H#,dan H##) dapat terlibat dalam fraktur &ondylar os
oksipital, seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam ?ernet dan sindrom $ollet-<i&ard (vide
supra). Araktur os sphenoidalis dapat mempengaruhi nerus &ranialis ###, #?,dan ?# dan juga
dapat mengganggu arteri karotis interna dan berpotensi menghasilkan pembentukan
pseudoaneurysma dan fistula &aroti&o&aernous (jika melibatkan struktur ena). &edera
&arotiddiduga terdapat pada kasus kasus dimana fraktur berjalan melalui kanal karotid, dalam
hal ini, $4-angiografi dianjurkan.
LI I. Memahami dan Menjelaskan Trias )ushin#
=.1. Menjelaskan trias &ushing.
4rias &ushing merupakan kumpulan gejala yang diakibatkan oleh meningkatnya
tekanan intrakranial.
• %ipertensi
• 'radikardi
• epresi pernapasan
4ekanan intrakranial pada umumnya bertambah se&ara berangsur-angsur. <etelah &edera
kepala, timbulnya edema memerlukan 9aktu !6 sampai = jam untuk men&apai maksimum.
8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi
http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 25/25
Peningkatan tekanan intrakranial sampai !! mm%g mengurangi aliran darah otak se&ara
bermakna.#skemia yang timbul merangsang pusat motor, dan tekanan darah sistemik
meningkat, ;angsangan pada pusat inhibisi jantung mengakibatkan bradikardia dan
pernapasan menjadi lambat.Mekanisme kompensasi ini, dikenal sebagai refleks $ushing,
membantu mempertahankan aliran darah otak.8kan tetapi, menurunnya pernapasan
mengakibatkan retensi $o2 dan mengakibatkan asodilatasi otak yang membantu menaikkan
tekananan intrakranial.