tkh_580_xi__21-27_februari_2010

16
Akiko Matsubara (7) BERITA TERKAIT BACA HALAMAN 4 Bersambung ke halaman 12 Bersambung ke halaman 12 Pengantar Redaksi: Era perdagangan bebas sebenarnya sudah diembuskan sejak digagasnya Putaran Uruguay tahun 1994. Lahirnya ASEAN Cina Free Trade Agreement (ACFTA) merupakan salah satu kelanjutan komitmen glo- bal ini. Namun, pelaku usaha kita bukan hanya harus siap bersaing di pasar global. Luasnya pasar lokal di Nusantara harus mulai digarap serius. Ini pandangan ekonom Prof. Dr. Gede Sri Darma, S.T., M.M. yang mencuat dari balik diskusi komprehensif terbatas bertopik Peluang dan Tantangan Pemasaran Produk Industri Domestik Menghadapi ASEAN Cina Free Trade Agreement (ACFTA)”, yang dihelat Koran Tokoh dan Mama & Leon di Gerai Mama & Leon, Selasa (2/2). Ada pula kisah menarik pengrajin kreatif dan inovatif Wensislaus Makur. Pria berdarah Flores yang mengawali pekerjaan sebagai buruh bangunan di Kuta itu sukses berbisnis tas gantung bernilai ekspor yang dibuat dari limbah karung plastik beras. Laporan selengkapnya dimuat di halaman 1 dan halaman 4 edisi ini. Limbah Karung Bernilai Ekspor Daur Ulang Karung Plastik Beras Jadi Tas Cantik dan Elegan LIMBAH karung plastik bekas pembungkus beras kini bernilai ekspor. Seorang bekas buruh bangunan di Kuta berhasil mendaur ulang limbah karung ini menjadi tas gantung cantik dan elegan. Produk kerajinan kreatif dan inovatif ini telah menembus pasar konsumennya di Eropa. W ensislaus Makur sedang asyik merapikan limbah karung plastik beras, Kamis (18/2), di depan kamar indekosnya di Gang Marmut Jalan Pulau Ambon, Denpasar. Sebilah pisau tipis menjadi andalannya memotong tepi karung plastik bekas pem- bungkus beras. Potongan tepi karung dilakukan hati-hati agar tetap menyisakan keaslian desain gambar maupun tulisan sablonan di salah satu sisi karung. Gambar tersebut melukiskan potret seorang perempuan petani sedang memanen padi di sawah. Ada sebaris tulisan mencolok berbunyi “New Putri Sejati, Best Rice Quality”. Tulisan dengan ukuran lebih kecil berbunyi “Netto 25 kg, Merek Terdaftar, Hati-hati Barang Tiruan” di salah satu sudut bawah karung dibiarkan seperti aslinya. Itulah kesibukan rutin tamatan SMK Bina Kusuma Ruteng, Flores, ini saban hari. Tumpukan limbah karung plastik tersebut bukan hanya kemasan bekas pembungkus beras. Ada pula limbah karung bekas pembungkus gula dan terigu. “Limbah karung ini bagus jadi bahan baku tas karena kuat,” ujuarnya. Sebuah tas cantik ke- mudian diraihnya. “Hasilnya seperti ini,” tambah pria kelahiran Cibal, Manggarai, Flores, 23 Desember 1981, ini. Tas cantik itu tampak Garap Potensi Pasar Nusantara Wensislaus Makur sedang mengerjakan produk kerajinan tas cantik dan elegan berbahan baku limbah karung plastik beras di rumah indekosnya di Denpasar KONSUMEN Nusantara dinilai masih potensial sebagai peluang pasar produk dalam negeri. Pasar konsumen ini bahkan diyakini menjadi salah satu target pasar bisnis terbesar di dunia. “Kita punya 250 juta penduduk. Ini pasar potensial yang belum digarap maksimal,” ujar ekonom Bali Prof. Dr. Gede Sri Darma, S.T., M.M. kepada Koran Tokoh, Kamis (18/2) malam, di rumahnya di kawasan Renon. Ia menyatakan, selama ini pelaku usaha kita masih manja dalam memasarkan produk bisnisnya. Kecemasan ber- lebihan justru kerap direaksikan jika ada tantangan baru di pasar global. In terasa justru saat meruyaknya publikasi media massa menyusul berlakunya pasar bebas perdagangan Cina dan ASEAN (ASEAN Cina Free Trade Agreement) awal Januari lalu. “Mereka takut kalah bersaing dengan barang impor Cina yang masuk ke negara kita,” ujarnya. Padahal, memorandum perdagangan bebas itu bukan ancaman yang menakutkan. Logikanya, pasar bisnis global niscaya selalu membidik pasar konsumen yang gemuk. Konsu- men Indonesia jelas masuk daftar produsen bisnis dunia. “Kita kan memiliki jumlah penduduk terbanyak kelima di dunia. Ini otomatis kenyataan yang tak mungkin dibiarkan begitu saja negara produsen raksasa seperti Cina. Pasar konsumen kita sudah pasti pal- ing besar di ASEAN. Jika ini dibandingkan Malaysia jelas kita masih unggul jauh. Pasar konsumen Malaysia hanya 23 juta kok…” katanya. Sebenarnya, menurut Prof. Sri Darma, kecemasan pelaku usaha kita itu dipengaruhi mutu produk bisnis kita yang jelek di pasar dalam negeri. Pasar konsumen kita cenderung disuguhi mutu barang daga- ngan kelas dua alias reject . Produk ini dijual dengan harga lebih mahal ketimbang produk PEMBERLAKUAN ACFTA (ASEAN Cina Free Trade Area) tak lantas membuat para pelaku usaha di Indonesia pesimis. Menurut per- wakilan manajemen Mama & Leon, Kanti Rahayu, usahanya ini tetap eksis dengan mengedepankan kua- litas produk. “Meski produk Cina jauh lebih murah daripada Mama Leon, tetapi embroidery (sulaman) Mama Leon jauh lebih berkualitas daripada Cina,” ujarnya. Dengan moto “selama manusia masih berbusana, Mama Leon masih tetap eksis,” dengan tetap memegang brand image. Konsu- men bisa melihat segi kualitas pada produk-produk Mama Leon. —ten Kedepankan Kualitas Produk Kanti Rahayu Bersambung ke halaman 4 Prof. Dr. Sri Darma, M.M. Ida Ayu Ngurah Ratnayani Eka Wiryastuti Gagas Kemandirian Perempuan Gagas Kemandirian Perempuan SELAMA ini perempuan Bali khususnya di Tabanan, banyak berkiprah dalam roda perekonomian. Banyak usaha kecil menengah dilakoni para ibu rumah tangga. Ni Putu Eka Wiryastuti menilai, perempuan berpeluang mengembangkan usaha mereka menjadi besar. Namun, kata Eka, begitu ia akrab disapa, mereka lemah dalam pemasaran dan modal. Perempuan kelahiran Denpasar, 21 Desember 1975 ini mengatakan, sudah ada koperasi, namun belum maksimal. S elama ini, koperasi hanya dimanfaatkan untuk peminjaman uang. Jarang sekali, masyarakat menyimpan dana, sehingga koperasi belum berfungsi optimal. Melihat permasalahan ini, ia sedang menggagas konsep kemandirian perempuan. Tahun 2007, penasihat LSM Galang Hati (pemberantasan AIDS dan narkoba) ini pernah memprakarsai seminar dan sekaligus menjadi pembicara dengan topik meningkatkan kinerja UKM menuju ekonomi Tjok Istri Sri Harwathy Praktik Praktik Peradilan Semu Praktik Peradilan Semu Bersambung ke halaman 12 “SAAT ini, semua instansi pemerintah dari pusat hingga tingkat kabupaten atau kota memerlukan sarjana hukum profesional. Begitu juga perusahaan swasta dan lembaga lainnya. Fenomena ini membuktikan seorang sarjana hukum tidak terbatas kontribusinya bekerja hanya sebagai hakim, jaksa dan pengacara semata. Artinya mereka memunyai peluang kerja yang besar pada semua sektor,” ujar dosen yang terpilih kedua kalinya sebagai dekan di Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati (Unmas) ini. uasnya bidang kerja yang dapat dilakoni para sarjana hukum menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelajar memilih bidang kuliah. Seperti diterapkan di banyak negara, sistem pendidikan hukum di Indonesia juga jenis pendidikan akademis, yakni memungkinkan tiap lulusan SMU menempuh pendidikan hukum di perguruan tinggi, tanpa meng- haruskannya bekerja di Tahu Jodoh dari Mimpi Akiko Matsubara dan suami, Wayan Rai Bersambung ke halaman 4 AKIKO dan sobatnya asyik menyantap ikan bakar di Pantai Karang Sanur. Dua perempuan Jepang ini ikut menikmati satu dua teguk arak Bali. Sepenggal cerita inilah yang mewarnai awal perte- muan Akiko dan Wayan Rai yang terjadi secara kebetulan. Akiko dan sobatnya sedang menikmati panorama indah Pantai Sanur. Rai dan sejumlah pemuda baru saja menjaring ikan laut. Lelaki asal Sidemen, Karangasem, ini baru iseng mencari ikan untuk disantap bersama teman-temannya. “Saat itu saya cari ikan sekadar mengisi waktu luang. Pekerjaan saya sebenarnya menyewakan kano milik se- orang pengusaha untuk wisata- wan yang berkunjung ke Pantai Sanur,” katanya. Ikan hasil tangkapan mereka Biasakan Bawa KTP Menuju Layanan JKBM Dari Desa ke Desa.........BACA HALAMAN 7

description

tkh_580_xi__21-27_februari_2010

Transcript of tkh_580_xi__21-27_februari_2010

AkikoMatsubara

(7)

BERITATERKAIT

BACA HALAMAN 4

Bersambung ke halaman 12

Bersambung ke halaman 12

Pengantar Redaksi: Eraperdagangan bebas sebenarnyasudah diembuskan sejak digagasnyaPutaran Uruguay tahun 1994.Lahirnya ASEAN Cina Free TradeAgreement (ACFTA) merupakansalah satu kelanjutan komitmen glo-bal ini. Namun, pelaku usaha kitabukan hanya harus siap bersaing dipasar global. Luasnya pasar lokal diNusantara harus mulai digarapserius. Ini pandangan ekonom Prof.Dr. Gede Sri Darma, S.T., M.M.yang mencuat dari balik diskusikomprehensif terbatas bertopik“Peluang dan Tantangan PemasaranProduk Industri Domestik MenghadapiASEAN Cina Free Trade Agreement(ACFTA)”, yang dihelat Koran Tokohdan Mama & Leon di Gerai Mama& Leon, Selasa (2/2). Ada pula kisahmenarik pengrajin kreatif dan inovatifWensislaus Makur. Pria berdarahFlores yang mengawali pekerjaansebagai buruh bangunan di Kuta itusukses berbisnis tas gantung bernilaiekspor yang dibuat dari limbahkarung plastik beras. Laporanselengkapnya dimuat di halaman 1dan halaman 4 edisi ini.

Limbah KarungBernilai Ekspor

Daur UlangKarung

Plastik BerasJadi TasCantik

dan Elegan

LIMBAH karung plastik bekas pembungkus beraskini bernilai ekspor. Seorang bekas buruh bangunan

di Kuta berhasil mendaur ulang limbah karung inimenjadi tas gantung cantik dan elegan. Produk

kerajinan kreatif dan inovatif ini telah menembuspasar konsumennya di Eropa.

Wensislaus Makursedang asyikm e r a p i k a n

limbah karung plastik beras,Kamis (18/2), di depan kamarindekosnya di Gang MarmutJa l an Pulau Ambon,

D e n p a s a r .

Sebilah pisau tipis menjadiandalannya memotong tepikarung plastik bekas pem-bungkus beras. Potongan tepikarung dilakukan hati-hati agartetap menyisakan keasliandesain gambar maupun tulisansablonan di salah satu sisi

karung. Gambar tersebutmelukiskan potret seorangperempuan petani sedangmemanen padi di sawah. Adasebaris tulisan mencolokberbunyi “New Putri Sejati, BestRice Quality”. Tulisan denganukuran lebih kecil berbunyi“Netto 25 kg, Merek Terdaftar,Hati-hati Barang Tiruan” disalah satu sudut bawah karung

dibiarkan seperti

aslinya.Itulah kesibukan rutin

tamatan SMK Bina KusumaRuteng, Flores, ini saban hari.Tumpukan limbah karungplastik tersebut bukan hanyakemasan bekas pembungkusberas. Ada pula limbah karungbekas pembungkus gula danterigu. “Limbah karung inibagus jadi bahan baku tas

karena kuat,” ujuarnya.Sebuah tas cantik ke-

mudian diraihnya. “Hasilnyaseperti ini,” tambah pria

kelahiran Cibal, Manggarai,Flores, 23 Desember 1981, ini.

Tas cantik itu tampak

Garap PotensiPasar Nusantara

Wensislaus Makur sedang mengerjakan produk kerajinan tas cantikdan elegan berbahan baku limbah karung plastik beras di rumah

indekosnya di Denpasar

KONSUMEN Nusantaradinilai masih potensial sebagaipeluang pasar produk dalamnegeri. Pasar konsumen inibahkan diyakini menjadi salahsatu target pasar bisnis terbesardi dunia. “Kita punya 250 jutapenduduk. Ini pasar potensialyang belum digarap maksimal,”ujar ekonom Bali Prof. Dr. GedeSri Darma, S.T., M.M. kepadaKoran Tokoh, Kamis (18/2)malam, di rumahnya di kawasanRenon.

Ia menyatakan, selama ini

pelaku usaha kita masih manjadalam memasarkan produkbisnisnya. Kecemasan ber-lebihan justru kerap direaksikanjika ada tantangan baru di pasarglobal. In terasa justru saatmeruyaknya publikasi mediamassa menyusul berlakunyapasar bebas perdagangan Cinadan ASEAN (ASEAN CinaFree Trade Agreement) awalJanuari lalu. “Mereka takutkalah bersaing dengan barangimpor Cina yang masuk kenegara kita,” ujarnya.

Padahal, memorandumperdagangan bebas itu bukanancaman yang menakutkan.Logikanya, pasar bisnis globalniscaya selalu membidik pasarkonsumen yang gemuk. Konsu-men Indonesia jelas masukdaftar produsen bisnis dunia.“Kita kan memiliki jumlahpenduduk terbanyak kelima didunia. Ini otomatis kenyataanyang tak mungkin dibiarkanbegitu saja negara produsenraksasa seperti Cina. Pasarkonsumen kita sudah pasti pal-

ing besar di ASEAN. Jika inidibandingkan Malaysia jelaskita masih unggul jauh. Pasarkonsumen Malaysia hanya 23juta kok…” katanya.

Sebenarnya, menurut Prof.Sri Darma, kecemasan pelakuusaha kita itu dipengaruhi mutuproduk bisnis kita yang jelek dipasar dalam negeri. Pasarkonsumen kita cenderungdisuguhi mutu barang daga-ngan kelas dua alias reject.Produk ini dijual dengan hargalebih mahal ketimbang produk

PEMBERLAKUAN ACFTA(ASEAN Cina Free Trade Area) taklantas membuat para pelaku usahadi Indonesia pesimis. Menurut per-wakilan manajemen Mama & Leon,Kanti Rahayu, usahanya ini tetapeksis dengan mengedepankan kua-litas produk.

“Meski produk Cina jauh lebihmurah daripada Mama Leon, tetapiembroidery (sulaman) Mama Leonjauh lebih berkualitas daripadaCina,” ujarnya.

Dengan moto “selama manusiamasih berbusana, Mama Leonmasih tetap eksis,” dengan tetapmemegang brand image. Konsu-men bisa melihat segi kualitas padaproduk-produk Mama Leon. —ten

KedepankanKualitas Produk

Kanti Rahayu

Bersambung ke halaman 4

Prof. Dr. Sri Darma, M.M.

Ida Ayu Ngurah Ratnayani

Eka Wiryastuti

GagasKemandirianPerempuan

GagasKemandirianPerempuan

GagasKemandirianPerempuan

SELAMA ini perempuan Bali khususnya di Tabanan, banyakberkiprah dalam roda perekonomian. Banyak usaha kecil

menengah dilakoni para ibu rumah tangga. Ni Putu EkaWiryastuti menilai, perempuan berpeluang mengembangkan

usaha mereka menjadi besar. Namun, kata Eka, begitu iaakrab disapa, mereka lemah dalam pemasaran dan modal.

Perempuan kelahiran Denpasar, 21 Desember 1975 inimengatakan, sudah ada koperasi, namun belum maksimal.

S elama ini, koperasi hanya dimanfaatkan untukpeminjaman uang. Jarang sekali, masyarakatmenyimpan dana, sehingga koperasi belum berfungsi

optimal. Melihat permasalahan ini, ia sedang menggagas konsepkemandirian perempuan.

Tahun 2007, penasihat LSM Galang Hati (pemberantasanAIDS dan narkoba) ini pernah memprakarsai seminar dansekaligus menjadi pembicaradengan topik meningkatkankinerja UKM menuju ekonomi

Tjok Istri Sri Harwathy

Praktik

Peradilan

Semu

Praktik

Peradilan

Semu

Praktik

Peradilan

Semu

Bersambung ke halaman 12

“SAAT ini, semua instansi pemerintah dari pusathingga tingkat kabupaten atau kota memerlukan

sarjana hukum profesional. Begitu jugaperusahaan swasta dan lembaga lainnya.

Fenomena ini membuktikan seorangsarjana hukum tidak terbatas

kontribusinya bekerja hanya sebagaihakim, jaksa dan pengacara semata.Artinya mereka memunyai peluang

kerja yang besar pada semua sektor,”ujar dosen yang terpilih kedua

kalinya sebagai dekan di FakultasHukum Universitas

Mahasaraswati (Unmas) ini.

uasnya bidang kerja yang dapatdilakoni para sarjana hukummenjadi daya tarik tersendiri bagipara pelajar memilih bidang kuliah.

Seperti diterapkan di banyak negara, sistempendidikan hukum di Indonesia juga jenispendidikan akademis, yakni memungkinkantiap lulusan SMU menempuh pendidikanhukum di perguruan tinggi, tanpa meng-haruskannyabekerja di

Tahu Jodohdari Mimpi

Akiko Matsubara dan suami, Wayan RaiBersambung ke halaman 4

AKIKO dan sobatnyaasyik menyantap ikan bakar diPantai Karang Sanur. Duaperempuan Jepang ini ikutmenikmati satu dua teguk arakBali. Sepenggal cerita inilahyang mewarnai awal perte-

muan Akiko dan Wayan Raiyang terjadi secara kebetulan.

Akiko dan sobatnya sedangmenikmati panorama indahPantai Sanur. Rai dan sejumlahpemuda baru saja menjaring ikanlaut. Lelaki asal Sidemen,Karangasem, ini baru isengmencari ikan untuk disantapbersama teman-temannya.

“Saat itu saya cari ikansekadar mengisi waktu luang.Pekerjaan saya sebenarnyamenyewakan kano milik se-orang pengusaha untuk wisata-wan yang berkunjung ke PantaiSanur,” katanya.

Ikan hasil tangkapan mereka

Biasakan Bawa KTPMenuju

Layanan JKBMDari Desa ke Desa.........BACA HALAMAN 7

Tokoh2

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Widminarko Wakil Pemimpin Umum/Wakil Pemimpin Redaksi: Roso Daras Pemimpin Perusahaan: IDK Suwantara Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: SyamsudinKelilauw, Ratna Hidayati, Budi Paramartha, IG.A. Sri Ardhini, Lilik, Wirati, Sagung Inten, Tini Dwi Rahayu. Buleleng: Putu Yaniek Redaksi/Pemasaran Jakarta: Diana Runtu, Sri Iswati, M. Nur Hakim NTB: NaniekDwi Surahmi Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman Sekretariat: Kadek Sepi Purnama, Ayu Agustini, K.E. Fitrianty, Putu Agus Mariantara Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers BaliK. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373 Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021)5357602 -Faksimile (021)5357605 NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370)639543–Faksimile (0370)628257 Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimile (031)5675240 Surat Elektronik: [email protected]; [email protected] Situs: http/www.cybertokoh.com; http/www.balipost.co.id Bank: BCA CabangPalmerah Barat Jakarta, Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 229.3006644 Percetakan: BP Jalan Kepundung 67 A Denpasar.

PenerbitPT Tarukan Media Dharma

Terbit sejak 9 November 1998

K o r a n M i n g g u a n

21 - 27 Februari 2010

Sampaikan opini Anda Minggu 21 Februari 2010 dalam acara interaktif “Wanita Global” 96,5 FMpukul 10.00 - 12.00 Wita. Opini dapat juga disampaikan lewat Faksimile 0361 - 420500 dan E-mail

Radio On Line: www.globalfmbali.com, E-mail: [email protected] Anda tentang topik ini dimuat Koran Tokoh 28 Februari 2010

Putu Wijaya

“Kekerasanpada Lanjut Usia”

AspirasiAspirasi

BEdahBEritaMembangun dari Desa

Bersambung ke hlm. 12

Bersambung ke hlm. 12

2

Hentikan Kekerasan pada LansiaSEBAGIAN besar lansia

(lanjut usia) wanita yangbertempat tinggal di pantijompo berdasarkan hasilobservasi penulis November2008 - Agustus 2009 memilikipengalaman kekerasan. Se-lain miskin, para nenek itumemiliki latar belakang tidakmenikah, tidak memiliki sau-dara lelaki, menikah namuntidak memiliki anak, karenamandul atau karena anaknyameninggal, juga para jandayang ditelantarkan pihakkeluarga suami dan anak,dan karena kekerasan do-mestik lainnya.

Para wanita itu tersingkirdan disingkirkan secara ha-lus maupun secara kasarmelalui berbagai ragam ben-tuk kekerasan karena ‘ke-tidaksempurnaan’ merekasebagai wanita. PerempuanBali yang menikah seringdiperlakukan sebagai pe-ngungsi di rumah keluargasuaminya atau keluargabatihnya. Ketika seorangwanita menjadi janda, me-reka sangat sulit untuk kem-bali ke keluarga asalnya ka-rena berbagai hal, seperti

perlakuan adat dan persoalanwaris. Bahkan ada jenazah yangnasibnya terkatung-katungtidak dapat dikubur atau di-kremasikan karena laranganadat. Citraan janda atau rang-da dianggap sebagai sesuatuyang buruk dan jahat sebagai-mana mitos sering digambarkandalam Calon Arang. Wanitayang tidak menikah (daha tua)sering dicemaskan anggotakeluarganya yang lainnya bah-wa suatu saat wanita itu akanmenjadi beban keluarga. De-ngan demikian, panti jompomenjadi pernaungan, rumahalternatif, bagi kaum wanitamiskin dan telantar.

Fakta kekerasan terhadaplansia dan juga kaum wanitaBali memang tidak bisa di-generalisasiksn sebagai realitas“Bali”. Namun, fenomena ke-kerasan domestik dan sosial,diskriminasi, isolasi, dan pe-nelantaran yang menggejala dimasyarakat jelas bertentangandengan pengembangan se-mangat religiusitas dan norma-norma dalam teks keagamaan.Misalnya, orangtua saat hidupatau meninggal harus diper-lakukan secara hormat.

Menawa Dharma Sastra(Wiana, 2006:17) telah mengaturcara penghormatan terhadaporangtua dan leluhur. Selamaorangtua masih hidup, merekaharus dihormati dan dilayani.Namun, jika mereka meninggal,penyelenggaraan upacara pitrayadnya dilakukan dengan me-lakukan penguburan jenazahhingga pengabenan (kremasi).

Teks Niti Çastra (sargah: 1dan 5) berbunyi: Kewajiban(sikap atau tingkah laku danperbuatan) seorang anak patut

menaati orangtua dengan me-medomani guna baiknya, sebabbukanlah hal itu yang menjadikewajiban seorang anak yangbenar-benar sadar pemeliharaanorangtua terhadap dirinya. Olehkarena itu, seorang anak yangmenghendaki hidup utama, pa-tut berlogika dalam meng-usahakan kesejahteraan orang-tua/keluarga. Sebab, yang men-jadi kewajiban anak yang baik,ialah anak yang disebut sadhugunawan, yakni anak yangmemberikan cerahnya keluarga.

Ayat 228 Sarasamuscayamenyebutkan: “Yang dianggapanak adalah orang yang menjadipelindung orang yang memer-lukan pertolongan, serta untukmenolong kerabat yang tertim-pa kesengsaraan; segala hasilusaha ditujukan untuk disede-kahkan, memasak dan menye-diakan makanan untuk orang-orang miskin, orang demikianputra sejati namanya”.

Di Bali, jumlah lansia yangmenjadi warga panti jompo se-kitar 130 orang. Dibandingkan3,5 juta penduduk Bali, memangtergolong kecil. Namun, ke-kerasan terhadap wanitakhususnya lansia menunjukkan

fenomena, adanya jaraksosial dan diskriminasi yangsenyatanya memang ada.Kekerasan itu merefleksikanbagaimana lelaki Bali selamaini memperlakukan wanita dirumah-rumah mereka secaraburuk hanya karena ia se-orang janda, orang mandul,perawan tua, dan nenek tuayang buruk rupa. Dalamsistem patrilinial di Bali, yangkekuasaan lelaki menjadidominan, diharapkan ke-sadaran kaum lelaki untukmengembangkan kesadarandan nilai kemanusiaannyaserta tidak diskriminatif.Campur tangan peran pe-muka adat diperlukan agarkekerasan dalam domainlingkungan mereka dapat di-mediasikan, diselesaikan,tanpa penyingkiran dan pe-nelantaran. Hentikan ke-kerasan pada lansia!

Gayatri MantraDosen Akpar Mataram,

Anggota ForumKomunikasi Perempuan

Mitra Kasih Bali,Mahasiswa S-3

Kajian Budaya Unud

MuseumPULANG dari rapat muka

Ami kecut. Dia terus masukkamar dan mengunci. Sampaisaat makan malam, dia tidakkeluar. Amat marah sekali.

“Masuk rumah janganbawa muka kecut. Itu sama dengan bakar rumah!” kata Amatdi meja makan. “Bilangin anak kamu itu, jangan biasa menyeretsampah-sampah dari jalanan masuk rumah. Yang jelek-jelektinggalkan di luar pintu. Jaga kedamaian rumah, supaya rumahtetap menjadi tempat beristirahat tenang dan berpikiran jernih!”

Bu Amat tidak menjawab.“Jangan sampai anakmu itu berpikir mentang-mentang anak

tunggal, boleh seenaknya saja. Dulu waktu kecil bisa begitu.Sekarang dia sudah dewasa, harus belajar menghormati pe-rasaan orang lain. Apalagi perasaan kita, orangtuanya. Janganmentang-mentang kita ini bapak dan ibunya, dia merasa tidakperlu menjaga perasaan kita. Salah. Menghormati orang lain,harus mulai dengan menghormati orang yang paling dekatdengan kita. Dan, itu bapak dan ibunya. Kita! Katakan itupada Ami sebelum terlambat. Nanti tuman!”

Bu Amat diam saja. Habis mau bagaimana, pintu kamarAmi dikunci.

Jam 12 malam, belum ada tanda-tanda Ami akan keluar.Giliran Bu Amat yang marah.

“Pak, coba ngomong sama anakmu, kalau marah janganseperti anak kecil. Diam-diam begitu mana kita tahu apa soal-nya. Kan lebih baik dibicarakan. Kalau tidak, kan kita jadi pu-sing. Tidur juga tidak tenang. Mana bisa pikiran tenang kalauanak pulang terus masuk kamar dan tidak keluar sampai tengahmalam! Jangan-jangan ……, ayo, Pak!”

Amat terkejut lalu bertindak. Dia mengetuk pintu dan bicaramemelas.

“Ami. Tolong buka pintu. Ini Bapak! Bapak boleh bicara!”Pintu dibuka.“Ada apa Pak?”“Kenapa kamu?”“Tidak apa-apa.”“Tidak apa-apa kok pulang-pulang langsung kunci kamar

dan tidak keluar sampai pukul 12 malam begini?”“Ami kesel.”“Kesel apa? Kesel sama Bapak?”“Tidak!”“Sama ibu kamu?”“Tidak.”“Kalau tidak kesel sama kami, jangan masuk rumah terus

muka seribu begitu. Ingat, kita ini orang miskin, Ami. Bapakdan ibu kamu sudah banyak menderita. Jangan kamu tambahlagi penderitaan orangtua kamu dengan menumpahkan keselyang kamu dapat di luar ke dalam di rumah. Kita kan sudahsepakat, rumah bukan keranjang sampah! Kesel apa?”

“Kesel, habis tadi rapat, rencana yang sudah Ami susun matang-matang untuk ngajak anak-anak warga kompleks kita ke museum,tahu-tahu acaranya diubah jadi nonton film Laskar Pelangi!”

“Cuma itu?”“Ya.”“Nggak ada yang lain?”“Nggak!”Amat spontan memukul jidatnya sendiri. Dia menarik napas

panjang seperti terlepas dari beban berat, lalu menarik Amikeluar kamar.

“Ami, Ami! Sana, bilang sendiri semua itu pada ibu kamu!Bapak kira dunia mau kiamat, ternyata cuma begitu saja!”

Ami melangkah ke ruang depan ke dekat ibunya.“Dalam rapat tadi, rencana Ami mengajak anak-anak warga

kompleks kita ini ke museum, dibatalkan begitu saja, katanyalebih baik nonton Laskar Pelangi!”

Bu Amat mengangguk.“Jadi kamu kesel?”“Bagaimana tidak! Acara ke museum yang sudah direncana-

kan matang, kok dikalahkan acara nonton film! Padahal ke mu-seum itu gratis sedangkan nonton film mesti bayar. Ami kecewasekali! Kalau sejak kecil anak-anak sudah diajari lebih bergunanonton bioskop daripada ke museum, nanti kalau sudah besarmau jadi apa mereka? Keterlaluan Bu!”

“Betul!”“Museum itu kan gudang ilmu pengetahuan. Itu tempat kita

mengenal sejarah kita, masa lalu kita. Museum membuat kitatahu sejarah, siapa sebenarnya kita. Hanya kalau kita tahu, sadar,paham diri kita, kita akan tahu bagaimana masa depan kita.Museum itu bukan gudang, tempat menyimpan barang-barangbekas yang tidak terpakai. Itu harta karun yang kalau kita bisamenggosoknya, akan menuntun bangsa yang besar ini menang.Mosok dikalahkan dengan nonton film! Tolol sekali!”

“Kenapa tidak kamu terangkan itu pada mereka?”“Sudah. Mulut Ami sampai pegel. Ami mengancam keluar

dari kepanitiaan, kalau acara ke museum dibatalkan!”“Terus?”“Mereka tidak peduli.”“Jadi kamu keluar?”“Tidak!”“Lho?”“Habis, kalau Ami keluar, Ami takut lama-lama anak-anak

diajak ke disko. Jadi Ami terus nongkrongin sambil diam-diammemberikan pengertian kepada anak-anak supaya mereka yangmenolak nonton bioskop, karena ke museum itu lebih berguna.”

“Terus, anak-anaknya mau?”Ami menarik napas dalam, lalu menjatuhkan punggungnya

ke sandaran kursi.“Anak-anaknya tidak mau?”Ami menghapus air matanya yang menetes.“Kalau anak-anak itu tidak mau, Ami masih bisa menerima.

Anak-anak kita memang sudah habis-habisan dicetak menjadipasar yang maunya hanya membeli dan memakai. Sekarang siapayang tidak lebih tertarik pada film. Belajar itu dianggap buang-buang waktu, dicap kuno. Untuk apa pintar, kata mereka, kalauyang dapat kedudukan akhirnya yang lihai main curang? Untukapa cari ijazah kalau ijazah bisa dibeli. Untuk apa ke museum,kalau yang ada di situ hanya barang-barang bekas? Yang mem-buat Ami sakit hati, anak-anak itu kemudian menulis surat ke-pada pimpinan supaya Ami dikeluarkan. Katanya Ami sudah adakerja sama dengan direktur museum. Ami sudah makan suap!”

Ami menangis. Bu Amat bangkit, lalu mengurut kepala Ami.“Ami tidak marah meskipun dibilang sudah makan suap,

sebab itu dusta. Hanya perasaan Ami yang hancur karena itumenunjukkan bagaimana parahnya kondisi anak-anak kitasekarang!”

Bu Amat mengurut kepala Ami, sampai kemudian Amitertidur karena kelelahan. Hampir saja ia ikut tertidur di sampingAmi. Pak Amat datang mencolek, sambil mengerdipkan matanya.Bu Amat pura-pura tidak ngeh.

“Kenapa sih anakmu jadi suka ngamuk begitu sekarang,Bu? Namanya juga anak-anak, pastilah lebih senang diajaknonton film daripada pergi ke museum. Museum itu kan samasaja dengan kuburan. Makanya supaya acaranya sukses, akuusulkan pada ketua panitia, jangan ke museum, ngapain lihatbarang-barang tua, nonton film saja!”

Mata Bu Amat melotot.

Berpikiran Baiksejak 15 Menit I

Bangun TidurTRI KAYA PARISUDA. Berpikiran baik, berkata baik, berbuat baik. Bagaimana cara

menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari? Biasakan diri berperasaan baik, tidakberburuk sangka, biasakan mengucapkan kata-kata baik disertai tindakan nyata terus-menerus. Dengan demikian akan tercipta karakter yang baik. Jika harus marah, marah

dengan kata-kata yang baik. Apalagi terhadap anak. Jika berpikiran negatif terhadap orangdan berburuk sangka, auranya akan negatif. Jika auranya negatif, jarang menemukan

keberuntungan. Sejak 15 menit pertama bangun tidur, pikirkan yang baik-baik. Berhentilahmengeluh. Masalah pun ada sisi positifnya. Petani jujur, tetapi mengapa tidak bisa kaya?

Hidup tenang pun termasuk rezeki. Berpikiran, berkata, dan berbuat baik, janganmengharap balasan secara instan dari sesama.

Demikian pandangan yangberkembang dalam Siaran Inter-aktif Koran Tokoh di Radio Glo-bal FM 96,5 Minggu (14/2).Topiknya. “Berpikir Baik Meng-hasilkan Nasib Baik”. Berikut,petikannya.

Karakter bukan Terjadikarena Takdir

Jika seseorang selalu mem-biasakan diri berperasaan baik,tidak berburuk sangka, dansenantiasa membiasakan dirimengucapkan kata-kata yangbaik disertai tindakan nyatayang baik secara terus-me-nerus, akan tercipta karakternyayang baik. Karekter terjadibukan karena takdir. Karakterbisa dibentuk masing-masingpribadi dengan selalu berpe-rasaan baik. Semua manusiapunya masalah. Dalam kehidup-an ada tantangan yang harusdihadapi. Sebagai insan yangmatang dan profesional, tan-tangan merupakan proses pem-belajaran guna meningkatkanmartabat masing-masing pri-badi. Karakter baik erat kaitan-nya dengan nasib yang baik.Jika seseorang selalu meman-dang sesuatu dengan sikapnegatif dan berburuk sangka,auranya akan negatif. Orangdengan aura negatif jarangmenemukan keberuntungan,

karena ia memandang segalahal dengan nilai negatif.

Bimala Rurin Mardewita,Konsultan Kepribadian

15 Menit PertamaBangun Tidur

Melakukan hal-hal yangbaik tidak sulit. Caranya, ber-henti mengeluh. Tiap hari adabanyak hal yang membuat se-seorang mengeluh, misalnya“kok gerah sekali”. Keluhanakan memengaruhi seluruhorgan. Mengeluh sama saja me-nyalurkan signal negatif padaseluruh organ. Semua menjaditidak enjoy. Berpikir positif,perlu. Misalnya, saat cuaca pa-nas, berpikirlah positif bahwahari ini panas karena musimkemarau. Hari-hari akan menjadiberat jika memikirkan hal-halyang negatif, padahal hal-halnegatif itu belum terjadi. Moodmanusia tergantung pemikiransetelah 15 menit pertama ba-ngun tidur. Jika seseorang bisamenciptakan mood-nya yangbaik sejak 15 menit pertama ba-ngun tidur, mood-nya sepan-jang hari akan baik. Jika me-mikirkan hal-hal yang negatif,sepanjang hari hidupnya akanpenuh kesialan. Misalnya, se-orang staf penjualan, dari pagisudah ada pemikiran bah-wa hari ini tidak bisa

menjual produk. Apa yang di-pikirkan bisa benar-benar ter-jadi. Berbeda jika ia berpikirpositif akan mampu menjualproduk dan bersemangat, bisamendapatkan keberuntungan.Jika pikiran baik telah tertanamdari sejak awal bangun tidur,meski gagal, akan timbul pra-sangka baik bahwa kegagalanadalah sebuah langkah untukbelajar meningkatkan diri.

Gayatri Mantra

KELOMPEN Sipedes (Kelompok Pendengar SiaranPerdesaan) RRI Denpasar telah berfungsi sebagai ajangkomunikasi timbal-balik di daerah perdesaan. Siaran perdesaan(sipedes) yang dirintis sejak tahun 1968/1969 itu didengarkan,didiskusikan, dipilah dan dipilih mana yang pesannya dapatditerapkan di lingkungan tempat tinggal anggota kelompok.Jika dalam forum diskusi ada persoalan yang tidak terpecahkan,ditanyakan kepada pengasuh sipedes yang melibatkan instansipemerintah yang terkait dengan sektor pertanian. Pertanyaankelompok pendengar dijawab dan dijelaskan lewat acarasipedes, didengarkan juga anggota kelompok lain yang tersebardi pelosok perdesaan di Bali. Dalam sipedes juga disampaikanberbagai informasi, baik yang terkait keberhasilan petani didaerah lain yang patut dijadikan sumber inspirasi bagikelompok-kelompok petani, maupun informasi tentangpenemuan teknologi baru di sektor pertanian.

Sewaktu-waktu tim pengelola sipedes turun ke kelompensipedes yang sedang mengadakan diskusi, dalam rangkamelakukan pembinaan. Juga, dalam rangka penyelenggaraansiaran langsung Dari Desa ke Desa yang dapat didengar komu-nitas pendengar lainnya. Muncul ungkapan “Radio MasukDesa, Desa Masuk Radio”.

Pola siaran perdesaan berbasis kelompok yang menerapkankomunikasi timbal-balik itu kemudian berkembang seiringberkembangnya media massa lain di Bali.

Tanggal 8 Maret 1979 di Denpasar berlangsung DiskusiPemantapan Koran Masuk Desa (KMD) yang melahirkan “KMDPola Badung”. KMD Pola Badung ini terdiri atas lima butir.Pertama, KMD jangan gratis, tetapi murah. Kedua, tahap pertamaharus ada subsidi. Subsidi diberikan kepada penerbit KMDsehingga dapat menerbitkan KMD tanpa merugi, tetapi dapatmenjualnya dengan harga murah. Jadi, pada dasarnya subsisditersebut diperuntukkan konsumen/pelanggan KMD. Ketiga,pengelola KMD penerbit koran di daerah (bukan pengelola koranyang terbit di luar daerahnya). Keempat, tahap pertamaditentukan daerah perintis peredaran KMD (bisa desa,kecamatan, atau kabupaten). Kelima, dibentuk tim pembina yangterdiri atas unsur instansi/lembaga terkait dan unsur penerbitKMD. Atas dasar Pola Badung itulah, 20 Mei 1979 terbit “BaliPost Edisi Perdesaan” sebagai cikal-bakalnya KMD di Bali, dansebulan kemudian terbit “Nusa Tenggara Edisi Perdesaan”.Subsidi disediakan Pemerintah Kabupaten Badung, Daerahperintis pertama ditetapkan Kecamatan Abiansemal yang saatitu terdiri atas 13 desa dan berpenduduk 61.030 jiwa.

Terinspirasi oleh Sipedes RRI dengan Kelompen Sipedes-nya, timbul gagasan membentuk kelompok-kelompok pembacaKMD di perdesaan. Saat itulah timbul pemikiran tentangperlunya keterpaduan agar tidak terlalu banyak kelompok dantidak terjadi tumpang tindih. Kelompok pembaca disatukandengan kelompok pendengar. Menyusul beroperasinya TVRIDenpasar tahun 1978, muncul kelompok pemirsa yang disatu-kan dengan kelompok pembaca dan pendengar.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Cabang Bali yangterpilih 6 Mei 1983 memandang tidak cukup kelompok pendengar,pembaca, dan pemirsa; perlu ada kelompok penulis perdesaan.Agustus 1983 mulai terbentuk 102 KP4 (kelompok pendengar,pembaca, pemirsa, penulis) yakni di 51 kecamatan di Bali, masing-masing 2 KP4, sebagai pionir. Di kalangan masyarakat Bali, KP4jauh lebih populer daripada sebutan Kelompencapir yangterbentuknya secara nasional didasarkan Pedoman Umum yangbaru dikeluarkan Menteri Penerangan 14 Juni 1984. Oleh karenaitu, sebagaimana pernah diungkapkan pimpinan proyek KMDDepartemen Penerangan Tjuk Atmadi, dalam hal pengelolaanKMD pola baru, Bali disebut sebagai pionir.

Setelah Pola Badung diterapkan tahun 1979, setahunkemudian Deppen menerapkan pola subsidi dan pola KMDmurah. Tiga KMD di Bali ditetapkan menjadi pelaksana pro-gram KMD yang mendapatkan subsidi sejak tahun 1980, yakniBali Post, Nusa Tenggara, dan Mingguan Karya Bhakti. Lahirungkapan “Koran Masuk Desa, Desa Masuk Koran”.

Fungsi Kelompok Penulis dalam KP4, yang di antaranyadari kalangan guru dan staf kantor desa, (1) sebagai pencatatpermasalahan yang timbul dalam diskusi dan pencatat rumusanhasil diskusi; (2) menyebarluaskan rumusan hasil diskusi danmenyalurkan permasalahan yang timbul, melalui media massaatau langsung kepadapihak yang berkompeten.

321 - 27 Februari 2010 Tokoh

22 Tahun Usia WHDI

Perlu LakukanRekonstruksi Pemikiran

WHDI (WanitaHindu DharmaIndonesia) perlumelakukanrekonstruksipemikiranmenghadapimasa depanbangsa yangpenuhtantangan.Tetapkan pro-gram kegiatanyang terfokuspula padapendidikan danpembinaangenerasi mudaagar menjadigenerasi yanglebih baik danlebih berkualitasdaripadagenerasisekarang.Demikianditegaskan Ny.Ayu Pastikadalam perayaanulang tahun ke-22 WHDI diaula GedungYayasanDwijendraDenpasar, Jumat(12/2).

PERBEDAAN itu indah. Tetapi, jika tidak dikelola dengantepat, perbedaan bisa berpotensi konflik. Demikian garis merahyang bisa ditarik dari acara Dengar Pendapat Pluralisme diStudio Ramayana RRI Denpasar, Rabu (17/2). Acara yangdisiarkan langsung RRI tersebut, diselenggarakan LSM Bali Sruti,Kapal Perempuan, dan Pokja Bali Bhineka Shanti, yangketiganya dimotori tokoh perempuan, dihadiri para pemangkukebijakan dan undangan lainnya. Dengar pendapat membahashasil penerapan kartu penilaian pluralisme berbasis komunitasdi Kelurahan Sesetan dan Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan(baca juga Koran Tokoh Edisi 579 Minggu 14/2, halaman 3).

Berkonflik mungkin ada manfaatnya, terutama jikaberlangsung dengan musuh bangsa dan negara. Namun, konflikantarwarga sendiri, apalagi telah mencuat dalam wujud tindakkekerasan dan sikap arogan, tentu sesuatu yang tidak produktif.

Salah satu sumber konflik di Bali, terkait masalahkependudukan. Tanpa penanganan masalah mendasar ini secarakomprehensif, tepat, dan cepat, tetap akan muncul konflik,bahkan cenderung meluas, menjadi kekuatan laten yangsewaktu-waktu meledak bagaikan bom! Sebab, kebutuhan danketersediaan dalam kondisi yang akan kian tidak seimbang.Tidak efektif jika konflik antarkomunitas/banjar/desa adat,konflik perbatasan wilayah, konflik yang bersumber daridistribusi air yang kian langka, misalnya, ditangani secara tambal-sulam dan kulit luarnya saja.

Masalah kependudukan meliputi tiga butir, pertambahan,migrasi, dan administrasi. Tanpa kebijakan yang dapatmengendalikan jumlah kelahiran yang berdimensi masa depandan mengacu kepentingan nasional, jangan berharap Bali bersihdari ancaman konflik. Migrasi penduduk, bukan hanya datangdari luar Bali, juga dari kabupaten/kota ke kabupaten/kotalainnya. Tuan rumah yang kedatangan tamu itu tak semuanyamencatat dan melaporkannya. Kipem (kartu identitas pendudukmusiman) yang seharusnya diperbarui tiga bulan sekali, tidakselalu ditepati. Walaupun terlambat setahun, tidak apa-apa, tetapdilayani pepanjangannya. Maka, tidak berlebihan jika Bali disebut’sorganya pendatang’, berkat kelonggarannya itu. Dalam kondisipencatatan dan pelaporan kependudukan kacau-balau, migrasitak terkontrol apalagi terkendalikan, mustahil Bali luput dariancaman konflik.

Sudah ada kemajuan dalam pencegahan dan penanganankonflik. Permasalahannya bukan hanya ditempatkan sebagaiproblem sosial-ekonomi, tetapi juga problem sosial-budaya.Konflik kecil-kecilan yang sempat terjadi bukan hanyadisebabkan faktor ekonomi, tetapi juga terkait faktor budayadan agama. Maka, sangat relevan terbentuknya forum kerukunanumat bergama, badan komunikasi pembauran bangsa, atau fo-rum komunikasi etnis Nusantara. Seberapa jauh gema kegiatanmereka? Sebagian besar masyarakat perdesaan belumtersentuh. Jangankan di pelosok desa, di Kelurahan Serangandan Kelurahan Sesetan, yang berada di perkotaan, masihdijumpai potensi konflik yang memerlukan pencegahan danpenanganan.

Misalnya, di banyak desa hingga sekarang masih seringtimbul ketidakpastian tentang persyaratan membangun tempatberibadah. Zamannya Gubernur Oka, konon ada kebijakan yangmempersyaratkan harus didukung minimal 40 KK dilingkungannya. Benarkah angka itu sekarang membengkakmenjadi sekitar 100 KK? Apa pula yang disebut “lingkungan”,terkait banjar atau tempat permukiman? Pemahamannyaberwarna-warni, belum ada kesatubahasaan. Para pemangkukebijakan perlu turun gunung (atau naik gunung) agar kondisisemacam itu tidak sampai berkembang menjadi potensi konflik.

Menurut paparan tiga LSM dalam acara dengar pendapattersebut, di Kalimantan Tengah, Gorontalo, dan di Bali, prosespenguatan identitas sudah masuk ke ranah publik. Adakecenderungan lahirnya kebijakan-kebijakan antipluralis danantiperempuan berbasis nilai adat dan keagamaan yang makinmeningkat.

Di Sesetan, berdasarkan hasil penilaian November 2008,politik identitas berdampak meminggirkan dan/ataumendiskriminasikan perempuan, kelompok pendatang, dan or-ang miskin. Mereka sulit mendapatkan kipem dan padagilirannya sulit membuat KTP karena KTP baru bisa dibuatsetelah mendapatkan kipem tiga kali. Hal itu ditambah tingginyabiaya pembuatan KTP. Ada yang harus membayar sekitar Rp1,5 juta, bahkan menurut paparan itu, ada yang mengharuskanpendatang membeli tanah 1 are sebagai syarat mendapatkanKTP Bali. Pemberlakuan syarat-syarat sepetri itu semata-matauntuk menguji apakah pendatang merupakan warga yang baikatau tidak di Bali. Pengurusan KTP diperketat sejak pascatragedibom demi keamanan. Hal itu bisa dipahami, namun persyaratanitu dirasakan berat karena mereka juga warga miskin. Merekamengakui sulit untuk mengatakan secara terbuka tentang situasiini, lebih memilih diam.

Di Kelurahan Serangan (hasil penilaian Februari 2010),meskipun terjadi pembauran sosial, tetap dirasakan ada jaraksosial. Penyebabnya berasal dari adanya pengelompokantempat tinggal dan awig-awig serta aturan yang melegitimasikanterjadinya pengelompokan tersebut. Misalnya, salah satu aturandi Kampung Bugis, jika seseorang menikah dengan nonmuslimorang tersebut harus keluar dari Kampung Bugis.

Paparan tersebut antara lain menyimpulkan, di Sesetanmaupun di Serangan ada pola sama, yakni penguatan politikidentitas. Yang terjadi di dua kelurahan itu kiranya bisa dijadikangambaran untuk mengkaji apakah ada potensi konflik yangtersembunyi di Bali.

WIDMINARKO

Potensi Konflikdi Bali

Suasana Dengar Pendapat Pluralisme di RRI Rabu (17/2)

Sejarah Lahirnya WHDI

I A. Ratna Wesnawati

Kegiatan WHDI tersebut harus berpegangan pada

norma agama dan tatanan nilaibudaya kearifan lokal, disertaipemahaman sastra agama,pikiran jernih, dan hati nuraniyang damai. “Nilai agamaseperti keindahan, kecintaandan kasih sayang, kebenaran,dan keadilan, mendudukitempat terpenting dalamstruktur nilai. Sedangkan nilaiintelektual seperi kepandaian,nilai biologis seperti kesehatandan vitalitas fisik, serta nilai ma-terial seperti kekayaan,menduduki tempat di bawah-

nya. Fungsinya men-dukung dan menegak-kan nilai agama selakuintinya,” ujar Ny. AyuPastika. PembinaWHDI Bali tersebutmengharapkan lewatkegiatannya WHDImampu berperan bagiterwujudnya suasanasejuk, damai, rukun,dan tenteram, sertamampu memunculkanpemikiran cerdasuntuk dijadikan dasardalam melaksanakankehidupan bermasya-rakat, berbangsa, danbernegara.

Perayaan ulangtahun kali ini berema“Melalui HUT ke-22WHDI Kita Wujudkan

Penguatan Budaya KearifanLokal Dalam Rangka Persatuandan Kesatuan Bangsa”.

Ketua WHDI Bali I G.A.Putu Sulasmi Rai menyatakan,tema tersebut menyiratkankesadaran WHDI bahwa polaasuh keluarga Hindu yangdijiwai karakter budaya lokalterbukti memiliki keunggulankomperatif sehingga patutdikembangkan sebagai pem-bentuk jati diri dan karaktergenerasi muda. Kesadarantersebut diperlukan dalam ke-rangka membangun kualitasdan kedewasaan demi menyiap-kan kemampuan daya saing

memasuki kehidupan global danera teknologi yang diwarnaikemajemukan latar belakang dannilai keagamanaan.

Ketua Panitia Desak Nyo-man Asrihati mengungkapkanperingatan ulang tahun kali inidapat dikatakan istimewa sebabdilangsungkan serentak secaranasional setelah semua pihakmenyepakati tonggak sejarahWHDI yakni kelahiran WHDI 12Februari 1988. Di Bali peringat-an ditandai berbagai kegiatanantara lain penanaman 1.000pohon di Dusun Bunga, Ban,

Ny. Ayu Pastika

I G.A. Suhaeni Pindha Ny. I G.A. Alit Sumantri

Kubu, Karangasem, disertaipenyampaian pencerahan agamadan bingkisan pada penduduksetempat. Juga, dilakukan

kunjungan ke Panti SosialTresna Werdaka, di JalanGemitik, Denpasar, bertatapmuka dengan 47 lanjut usia danmemberikan bingkisan.

Sesepuh WHDI, I G.A.Suhaeni Pindha, yang hadirdalam perayaan tersebutmengungkapkan suasananyasekarang berbeda dengan dulu.“Dulu sulit wanita-wanita bisaberkumpul dalam wadahorganisasi. Kini keberadaanWHDI sudah lebih maju danada di seluruh wilayah RI.Namun, tetap diperlukan instro-speksi diri dan senantiasa ingatpada Yang Kuasa,” pesan KetuaUmum pertama Pengurus PusatWHDI ini..

Sementara itu Ketua WHDIBai pertama Ny. I G.A. AlitSumantri menuturkan, kini lebihmudah mencari wanita untukduduk dalam pengurus diban-dingkan dulu. “KeberadaanWHDI harus terus disosialisasi-kan. Jaga persatuan danketulusan dalam berbakti,”ujarnya.

Ceramah pencerahan dalamperayaan tersebut disampaikanSabha Walaka PHDI Pusat IKetut Wiana. –ard.

Sebagian anggota WHDI Provinsi Bali dan Penghuni Panti Sosial Tresna Werdaka

I G.A. Putu Sulasmi Rai Desak Nyoman Asrihati

tkh/ard

tkh/ard

tkh/

ard

tkh/

ard

tkh/

ard

Kiprah WanitaKiprah Wanita

“Di daerah lain punmuncul kegairahan

kegiatan dan kehidupanberorganisasi dikalangan wanita

Hindu”

SETELAH melewati wak-tu panjang, dalam suatu fo-rum Rapat Kerja Nasional,akhirnya disepakati, kelahiranorganisasi WHDI (WanitaHindu Dharma Indonesia)secara nasional, ditetapkan 12Februari 1988. Demikiandiungkapkan Wakil KetuaHUT ke-22 WHDI tingkatProvinsi Bali Ida Ayu RatnaWesnawati.

Dekan Fakultas IlmuKomunikasi UniversitasDwijendra ini mengungkap-kan, umat Hindu Indonesiasejak lebih dari 30 tahun yanglalu mendambakan wadahatau organisasi yang bergerakdi bidang sosial kemasyara-katan dan keagamaan. Orga-nisasi tersebut dimaksudkanuntuk menampung aspirasidan kreativitas wanita Hindu.Kegiatan wanita Hindu ketikaitu lebih pada menyiapkanberbagai upacara keagamaan,pendidikan anak, dan pem-binaan keluarga berdasarkandharma.

Untuk merealisasikankeinginan tersebut secarasporadis di daerah-daerahterbentuk organisasi yangbersifat lokal. Misalnya, diJakarta tahun 1979 terbentukPersatuan Wanita Suka-DukaHindu Dharma DKI JakartaRaya diketuai Ny. CokordaRaka Sukawati yang ke-mudian dilanjutkan Ny. IG.A..Arinton Pudja. Di NusaTenggara Barat tahun 1987terbentuk PerhimpunanWanita Hindu Dharma Indo-nesia (Purwahadi) diketuai Ny.Diah Tantri Dangin. Di JawaTimur 16 Juni 1989 terbentukWanita Hindu Dharma Indo-nesia, diketuai Dra. SukarniDana. Di daerah lain punmuncul kegairahan kegiatan

dan kehidupan berorganisasi dikalangan wanita Hindu.

I A. Ratna Wesnawati meng-ungkapkan dalam MahasabhaV PHDI yang diselenggarakandi Bali tahun 1986, salah satukeputusannya tersurat imbauanagar dibentuk Organisasi Wa-nita Hindu Dharma di seluruhIndonesia. Atas bantuan parafungsionaris PHDI Pusat yangketika itu masih berkedudukandi Denpasar, tokoh-tokohwanita Hindu membentukWHDI. Anggaran Dasar danAnggaran Rumah Tangga

disahkan dan ditandatangiKetua Umum WHDI Pusat Ny.I Gusti Ngurah Pindha danSekretaris Umum Ny. I G. K AdiaWiratmaja, 12 Februrai 1988.Setelah itu Pengurus PusatWHDI menyurati eksponenwanita dan PHDI di seluruhprovinsi untuk membentukpengurus daerah. Tahun 1990Pengurus Daerah WHDI Baliterbentuk, disusul pembentukanpengurus WHDI di 9 Kabu-paten/Kota di Bali dalam kurunwaktu Mei 1991 hingga Maret1993.

Setelah wacana pemindah-an kedudukan Pengurus PusatPHDI dari Denpasar ke Jakartamenguat, fungsionaris Pengu-rus Pusat periode pertamamerasa tidak mungkin pidahdomisili. Maka, sempat terjadikevakuman dalam tubuhPengurus Pusat.

Mahasabha VII PHDI dalamkeputusan tentang programkerja, mendesak PHDI Pusatmendorong terbentuknya Peng-urus Pusat WHDI yang baru.

Prakarsa datang dari civitasakademika STAH DharmaNusantara Jakarta, yang melaluimomen peringatan Hari Kartinitahun 2000 membentuk Peng-urus Daerah WHDI Jakarta.Berikutnya WHDI Jakartamengakomodir aspirasi WHDIProvinsi lantas mengadakanMunas I 15 -17 Sepetember 2001di Padepokan Pencak SilatTMII. Terpilih Pengurus Pusatmasa bakti 2001-2006, denganKetua Umum Ny. Sutiti PuteraAstaman dan Sekretaris UmumDra. K. Suratmini, M.B.A.Oktober 2006 berlangsungMunas II WHDI di Anjungan

Bali TMII Jakarta. Terpilihpengurus masa bakti 2006 -2011 dengan Ketua UmumNy. Ir. Rataya B. Kentjana-wathy Suwiama dan Seke-retaris Umum Ny.WikanthiYogie,S.Ag.

WDHI dalam kepengurus-an ini melanjutkan usaha me-lengkapi legalitas organisasisebagai organisasi kemasyara-katan wanita yang legal dandiakui. Tanggal 4 April 2007Pengurus Pusat mendaftarkanorgansisasi WHDI ke Direk-torat Jenderal Kesatuan Bang-sa dan Politik DepartemenDalam Negeri. Pendaftaranditerima setelah dilakukanverifikasi 18 April 2007. Padahari yang sama AnggaranDasar dan Anggaran RumahTangga WHDI dikukuhkanmelalui akta notaris NiNyoman Rai Sumawati, S.H.dan didaftarkan ke Depar-temen Hukum dan HAM.Tanggal 20 April 2007, WHDIsecara resmi diterima sebagaianggota penuh ke-80 Kong-res Wanita Indonesia (Ko-wani).

Tanggal 15 s.d. 17 Mei2009 dilaksanakan RapatKerja Nasional WHDI diBali. Salah satu agendapokoknya menetapkan aktelahir dan sejarah berdirinyaWHDI Indonesia. “Dari ber-bagai sumber, data, daninformasi yang diperoleh, fo-rum Rakernas memperolehkesimpulan berdasar per-musyawaratan yang sah dalamorganisasi, disepakati WHDIlahir 12 Februari 1988,” ujarDayu Ratna saat memaparkansejarah WHDI di depan paraundangan di Aula GedungYayasan Dwijendra Pusat,Denpasar, Jumat (12/2) - ard

21 - 27 Februari 2010Tokoh4 Pasar BebasPasar Bebas

Jejaring Bisnis Kelemahan Kita

M e n g h a d a p iA C F T A ,m a s y a r a k a t

Bali harus meniru bisnismasyarakat Cina. Mereka me-miliki etos kerja tinggi. Merekapun pandai memanfaatkanpeluang pasar bisnis.

Aturan yang sudah adadan perjanjian yang telanjurditandatangani tak dapat di-hapuskan. Gung Tini, sapaanakrab Ketua BKOW Bali ini,menilai, pasar bebas akanberlaku bertahap. Motivasi dirimenjadi pribadi yang lebih

maju penting dalam persaing-an. “Rasa jengah perlu diper-kuat. Ini demi lahirnya pelakuusaha yang punya motivasidan kreativitas tinggi,” kataGung Tini.

ACFTA tak seharusnyadisikapi dengan ketakutan.“Indonesia memiliki sumberdaya alam yang berbeda danunik dibandingkan negaralainnya,” tambah Gung Tini.

Kelemahan yang selamaini dimiliki sebagian masya-rakat Bali, yaitu jejaring bisnis.“Ketika ada tetangganya

mampu, yang lain tak men-dukung. Ini kelemahan masya-rakat Bali. Coba tiru metodeorang Cina,” ujar sekretarisIwapi Bali ini.

Contoh, orang Cina yangmembuka usaha rumah makan.Mereka yang diundang dalam

“PERSAINGAN dapat memotivasi diri lebihmaju. Peran lembaga pendidikan belum menjadi

pilar yang kuat bagi masyarakat untukmenerima tantangan yang ada,” jelas A.A.A.

Ngurah Tini Rusmini Gorda.

acara pembukaan rumah makanadalah sahabat dan tetangga.“Meski mereka datang bukanuntuk belanja, tetapi dampaknyabesar. Parkir kendaraan otomatispenuh dan orang yang melintasdi depan warung makan akanbertanya, ada apa ya? Keesok-an harinya orang lain pasti inginmencoba,” tutur istri tokoh PuriKarangasem A.A. NgurahAgung ini.

Peran lembaga pendidikanmenanamkan jiwa enterpre-uner menurut Gung Tini perluditingkatkan. Jiwa kewira-usahaan mendorong sese-orang mampu menghadapitantangan dalam kehidupan.“Jika ini ditatamkan sejak dinioleh lembaga pendidikan be-kerja sama dengan pemerintah,akan menjadi pilar yang kuatbagi individu-individu untukmaju,” ujarnya. —put

Gung Tini Gorda

Perketat Aturan MasukBANYAKNYA pelaku usa-

ha yang digerakkan orang asingdi Bali diakui praktisis hukum IG.A. Seri Lestari, S.H., M.Kn.“Sebagai pelayan hukum, sayatak bisa menolak permintaanpembuatan akta karena merekamemiliki perusahaan berbadanhukum,” ujar notaris/PejabatPembuat Akta Tanah ini.

Usaha orang asing tersebutPT berupa PMA atau PT lokaluntuk bisa melakukan usaha diBali. “Secara payung hukummereka memiliki hak melakukanitu, baik melalui PT lokal yangmensponsori orang asing itubekerja atau langsung melaluiPMA, atau langsung meng-gunakan pasangan kawinnya,istri/suami yang memiliki KTP

Indonesia,” ujarnya.Karenanya, Sri Lestari me-

negaskan memang harus adasinergi dari instansi terkait agarada penguatan di sektor in-dustri domestik untuk bisa di-lakukan dengan cepat dan op-timal. Misalnya, melalui pem-berian kredit murah.

Ia mengusulkan agar sektor-sektor yang bisa diproduksi didalam negeri, aturan masuknyalebih diperketat. Ini dikatakan-nya sebagai salah satu upayamembantu industri domestik.

Terkait hak kekayaan atasintelektual, Seri Lestari menga-takan, perlu lebih disosialisasi-kan lagi. Jika memungkinkan,hal ini tak hanya memberikanperlindungan lebih pada

produk-produk inovasi, jugamemberikan keuntungan lebihbagi pengusahanya, sepertidiwaralabakan.

Terkait perizinan, ia me-nyoroti BPN dengan salah satuprogram sistem jemput bolamemberikan pelayanan gratissampai ke pelosok daerah.Menurutnya, instansi pengelolaperizinan bisa mencontoh pro-gram ini, memberikan pelayananizin gratis yang dilemparkan kemasyarakat sebagai stimulusagar masyarakat lebih terpacumengantongi surat izin.

Pemberlakuan AFCTA me-nurutnya tak perlu dikhawatir-kan karena Indonesia khusus-nya Bali memiliki karakteristiktersendiri yang tak bisa ditiru

Cina. Yang diperlukan saat inipeningkatan kualitas SDM,pemahaman teknologi, pen-ciptaan dan perluasan lapangankerja. —ten

Sri Lestari, S.H., M.Kn.

Garap Potensi.......................................................................................................dari halaman 1

Pertimbangan Konsumen tak hanya MurahDI MANA ada tantangan,

di situ ada peluang. Ungkap-an ini dikutip pengamat sosialekonomi Dr. Tirka Widantimenyikapi pemberlakuanAFCTA. Tantangan ini di-katakannya sebagai peluangyang luar biasa. Ia meng-ingatkan, produk industriCina ini bukan baru kemarinmasuk ke Indonesia, tetapi

sudah berpuluh-puluh tahun.“Jadi, tidak ada yang harusdikhawatirkan. AdanyaACFTA justru menjadi tan-tangan bagi kita,” ujarnya.

Pertimbangan konsumendalam memilih produk tak ha-nya didasarkan harga murah.Ada beberapa faktor yang ikutmemengaruhi sikap konsumenmemilih produk tersebut. Pro-Dr. Tirka Widanti

duk Bali dinilai memiliki cirikhas yang ada di daerah lain.

Itu seperti apa yang dila-koni perusahaan yang dipim-pinnya, Karya Tangan Indah(KTI). Perusahaan perak inimenggugah konsumennyauntuk menetapkan pilihan pa-da produk mereka dikarena-kan mutu produk, bukanhanya harga. —ten

impor. “Produk yang mutunyabagus justru dikirim sebagaibarang ekspor. Ini otomatismembuat citra produk bisnis dimata konsumen dalam negerimenjadi negatif,” jelasnya.

Risikonya, mutu produkbisnis impor yang bagus di-sertai harga terjangkau kantongkonsumen Nusantara menjadiincaran. Ini lantaran produsenasing bukan hanya menjagamutu produknya, tetapi merekapun berani menjual denganharga lebih rendah. “Kenyataanin tak bisa dimungkiri lho…konsumen kita kan cenderunglebih senang dengan produkluar negeri,” katanya.

Imbauan berbagai kalanganuntuk mendorong gerakan mo-ril mencintai produk dalam ne-geri dinilai bagus sebagai cer-min penguatan roh nasionalis-me. Namun, imbauan itu men-jadi tak berarti apa-apa jika kon-sumen berhadapan dengankualitas produk usaha kita yangumumnya masih kalah di-bandingkan barang asing.“Kampanye mencintai produkdalam negeri seharusnya diikutiperbaikan kualitas produk danstandardisasi harga pasar,”pintanya.

Pasar produk dalam negerimemang bukan tidak mungkindigarap produsen kita. Ini di-akui Ida Ayu Ngurah Ratnayani,S.H., M.H. Perempuan Bali yangberdomisi di Pekanbaru, Riau,ini meyakinkan, sebenarnya ada

peluang pasar yang terbuka ter-utama bagi produk kerajinan Balidi wilayah Riau. “Produk ke-rajinan tardisional Bali tak adayang dijual di Riau. Saya tidaktahu mengapa, padahal prospekpasarnya bukan tidak ada,” ujarpanitera muda pidana di Peng-adilan Tinggi Pekanbaru ini.

Menurut Dayu Yuni, pang-gilan akrab istri advokat seniorRiau Nofriandi, S.H., M.H., ini,produk impor memang lebihdiminati masyarakat Riau. Inibukan hanya karena kualitas-nya bagus, tetapi harganya punmurah. “Jika orang Riau maubelanja lebih gampang terbangke Singapura atau Malaysia.Harga tiketnya kan murah ke-timbang ke Jakarta atau keBali,” ungkapnya.

Namun, ia meyakinkan, pro-duk kerajinan tradisional Baliamat terbuka memasuk pasarkonsumen di Riau. “Ini peluangbagus untuk menggarap pasarkonsumen di Riau,” katanya.

Prof Sri Darma menambah-kan, problem serius di balik itusemua, menurutnya, berkaitandengan sikap manja pelakuusaha. Era perdagangan bebasdianggap seperti momok me-nakutkan. “Padahal, era per-dagangan bebas sudah digulir-kan sejak lama, jauh sebelumASEAN dan Cina meneken ke-sepakatan,” ungkapnya.

Sebagai kilas balik, Prof. SriDarma, menunjukkan momentumPutaran Uruguay tahun 1994. Ini

cikal bakal berembusnya anginglobalisasi ekonomi yang takterbendung. “Para pemikir eko-nomi Eropa saat itu mulai me-nyadarkan dunia usaha di mukabumi agar mulai memperbaikimutu produk bisnis agar bisabedaya saing tinggi kelak dipasar bebas,” katanya.

Nota kesepahaman yang di-teken 178 kepala negara di Bogortahun 1995 semasa Pak Harto ber-kuasa menjadi kelanjutan agendaPutaran Uruguay. Isi kesepakat-annya menegaskan mereka se-tuju melepas bola perdaganganbebas 25 tahun ke depan. Inilahyang dikawal agenda WorldTrade Organization (WTO).“Jika dihitung kurun waktunyamemang era pasar bebas duniabaru akan bergulir tahun 2020,”lanjutnya.

Namun, usai pertemuan Bo-gor ternyata ada agenda barudi tingkat pemimpin ASEAN.Mereka menggagas lahirnyaASEAN Free Trade Agreement(AFTA) tahun 2003. Inilah mo-mentum peringatan dini bagikalangan dunia usaha di kawas-an ASEAN, termasuk Indone-sia. Mereka didorong agar mulaisiap-siap menyambut era pasarbebas tersebut. “Thailand ter-nyata menjadi negara palingsiap menyambut pasar bebasusai itu. Akhirnya ada revisi pa-sar bebas ASEAN mulai di-gelindingkan tahun 2010. Inimakin konkret lagi dengan lahir-nya ACFTA,” katanya. —sam

Tahu Jodoh...............................................................................................................dari halaman 1

dipanggang beramai-ramai di salahsatu sudut pantai. “Saya dan te-man diajak makan ikan ya…kamitak menolak ajakan tersebut. Saatitu Rai dan teman-temannyamenyuguhkan juga arak Bali yangdicampur soft drink. Saya sempatmenyicipinya,” kisahnya.

Saat itu, secara kebetulanAkiko duduk bersebelahan denganRai. Keduanya terlibat saling tu-kar cerita ringan. Rai berceritatentang kehidupan keluarganya diBanjar Tabola, Desa Telaga Ta-wang, Sidemen. “Saya juga ceritakehidupan keluarga di Jepang,”ungkap Akiko.

Jarum jam terus berputar.Waktu tak terasa sudah larut ma-lam. Akiko dan temannya pamitmenuju ke sebuah homestay tem-pat menginapnya yang berada takjauh dari pantai itu. “Kami ke-mudian berpisah malam itu,”tuturnya.

Esok dan hari-hari berikutnyaAkiko dan Rai mulai sering ber-temu. Ada perasaan cinta di dadamasing-masing. Akiko akhirnyamengungkapkan perasaannya itukepada Rai. Isi hati Akiko ter-nyata tak bertepuk sebelah ta-ngan. “Saya juga merasakandebaran hati yang sama,” tuturRai.

Akiko sudah sepekan ber-kenalan dengan pria Bali ini. Jad-wal kepulangannya ke Jepangsudah tiba. “Saat mau meninggal-kan saya berpesan agar Rai men-jaga diri baik-baik. Saya juga ber-janji akan datang lagi menemuinyadi Bali,” kata Akiko.

Tiba di negaranya, Akikokembali sibuk mencari pekerjaanbaru. Kebetulan ia memiliki ke-terampilan menggambar karikatur.Akiko pun secara autodidak me-nekuni dunia tulis-menulis danfotografi. “Saat itu saya mem-bantu seorang teman menerbitkanmajalah dalam bahasa Jepang.Saya mengerjakan karikatur, jugamenjadi penyunting dan foto-grafernya,” katanya.

Penghasilannya lumayan.Kantongnya makin tebal gara-garaAkiko pun kreatif membuat de-sain properti. Ini pun hasil belajarautodidaknya. Tetapi, pekerjaanmendesain arsitektur properti inidilakukan secara freelance. “Ran-cangan desain itu saya tawarkanke berbagai perusahaan properti.Tetapi, rancangan desain tersebuthanya untuk jenis bangunansederhana,” katanya.

Ada perasaan rindu bertemuRai selama Akiko berada di Je-pang. Rasa kangen ini hanya da-pat ditebus melalui surat-me-nyurat dan telepon. Sekali waktuAkiko menitipkan pesan khususkepada satu dua temannya yanghendak pelesir ke Bali. “Sayaberpesan kalau tiba di Bali janganlupa mampir ke Pantai Sanur.Saya minta teman tersebut lihat-lihat pacar saya di sana,” ujarnyasambil tersenyum simpul.

Hubungan khusus dengan Raipun tak tahan disimpan sendiridi batinnya. Akiko mencobamemberanikan diri mengisahkankepada ibunya. Ia mengaku telahmenemukan seorang pria pujaanhati di Bali. “Wah…ibu sayaterkejut. Ibu tak menyangka sayasungguh telah jatuh cinta pada or-ang asing. Walau sebenarnya ibusaya sudah merasakan suatu saatanaknya akan bertempat tinggaljauh dari dirinya di Jepang,”ungkap Akiko.

Ibunya memang memilikikeistimewaan. Ada semacam ke-mampuan supranatural yang me-lekat dalam diri ibunya. Kemam-puan ini ditunjukkan ibu yangmengaku telah memiliki bayanganini semasa Akiko bocah. Saatdewasa anak sulungnya ini akanbertempat tinggal di sebuah tem-pat di seberang lautan.

Bakat istimewa ibunya itubisa jadi turun ke diri Akiko.Buktinya, semasa bocah pun Aki-ko kerap bermimpi berada di tepisebuah danau. Mimpinya inimelukiskan saat itu Akiko sedang

berjalan-jalan dengan seoranglelaki berkulit gelap. Ciri-ciri fisikpria ini tak menggambarkan warnakulit lelaki Jepang umumnya.“Jika ingat mimpi ini, saya sadar,mungkin itu pertanda saya akanmenikah dengan Rai ya…”ujarnya.

Dasar sudah jodoh denganRai, sikap ibunya akhirnya luluh.Sang ibu yang semula engganmerelakan Akiko menikahdengan lelaki Bali ini pun setujumemiliki menantu bukan priaJepang. “Semula Ibu cemas jikajauh dengan saya. Jika terjadiapa-apa dengan diri saya, Ibukhawatir tak bisa menolong.Tetapi , Ibu akhirnya sadarmungkin inilah jodoh saya. Sayahanya dipesan agar saya seriusmenjalani kehidupan keluargabaru kelak,” ujarnya.

Cerita Akiko ini kepada Ko-ran Tokoh di Denpasar pekan lalumendadak terputus. Ini lantarandering ponselnya berbunyi. Saatmenutup handphone Akiko me-ngatakan harus segera kembalibersama suaminya ke Sidemen.“Ada keluarga yang datang jauhdari Singaraja yang mau bertemusaya. Mereka ingin meminta sayamembantu membaca garis tangan-nya. Sekarang mereka masih me-nantikan kepulangan saya,” ujarAkiko di tengah percakapan ter-sebut.

Sebelum pamit menumpangsepeda motor yang dikemudikanRai, Akiko berharap agar pembacaKoran Tokoh mengontaknya dulujika hendak memintanya mem-bantu membaca garis tangan me-reka. “Sebab, saya tidak membukapraktik khusus membaca garis ta-ngan. Sebagai istri dan wargabanjar saya juga punya kesibukanlain, termasuk ngayah di banjaradat. Kalau langsung nyelonongke rumah saya kan kasihan jikasaya sedang tak berada di rumah.Kontak dulu saya di nomor HP081338459907,” pesan Akiko.

—sam

Sehat dengan DetoxKempiskan Perut Buncit

LALA STUDIO DETOX CENTER

GAYA hidup instanmembuat orang tak mudahsehat. Racun yang masukdalam tubuh melaluimakanan siap saji aliasinstan mengancam ke-sehatan. Namun, Lala Stu-dio Detox Center siapmengatasinya melalui pro-gram detoxifikasi.

Saat ini ada kemudahanorang mengonsumsi be-ragam jenis makanan siap

saji alias instan. Padahal,kandungan menu instan inibukan tak mengandung zatpewarna maupun pengawetberbahaya, lemak ber-lebihan, dan jenis kandung-an zat kimia lainnya. Jikamasuk dalam tubuh oto-matis zat kimia ini telah me-racuni tubuh kita.

Memang olahraga rutindapat menjadi terapi hidupsehat. Menurut pemiliksekaligus penggiat Lala Stu-dio Detox Center AdolfinaGrace Tangkudung, selama33 tahun dirinya berjibakudengan dunia olahragasenam. Ini terbukti membuatjiwa dan raganya sehat.Tetapi, saat pertamakaliingin mencoba menjalani te-rapi detox ternyata kondisi-nya makin oke. “Saya men-jalani detox pertamakali Juli2006. Ternyata ketahuanbanyak racun dalam tubuhsaya. Setelah itu, saya me-rasakan hasil luar biasa.Berat badan turun, staminamakin fit, tubuh terasa lebihringan dan nyaman saat

beraktivitas,” ujarnya.Program detoksifikasi

merupakan layanan pelang-singan tubuh. Layanan initanpa suntikan medis, tanpasentuhan fisik, bahkan tanpaalat bantu listrik. “Inilahproses pengeluaran toksinatau racun dan sisa-sisakotoran yang menempel didinding usus. Racun dansisa kotoran ini tertimbunmenahun seumur tiap indi-vidunya,” katanya.

Program detoksifikasitelah terbukti menyembuh-kan hipertensi, kolesterol,diabetes, asam urat, obe-sitas, alergi, asma, mirain,susah tidur, dan sembelit. Inidikarenakan sistem kerjadetoksifikasi berfusngsimembersihkan, menye-imbangkan, dan memulihkankondisi kesehatan. “Racunakhirnya keluar dari tubuh,perut buncit bisa dikempis-kan, kita jadi sehat,” jelaspemegang sertifikat instruk-tur “Gaya Hidup Sehat” dariDepkes RI tahun 2005 ini.

Menurut perempuan pe-

Segera HubungiLala Studio

Health and WeightManagement Program

Jalan Tukad Batanghari47 Denpasar

Telepon 0361-8555606atau 08123843259

Racun dan kotoran berbentuk usus yang keluar dari tubuh setelah menjalani program detoksifikasi

nerima Penghargaan PenitiEmas Menteri Pember-dayaan Perempuan RITahun 2005 ini, prosesdetoksifikasi mengeluarkanracun dan kotoran ber-bentuk usus. Namun,anehnya, racun dan kotor-an tersebut tak berbau.Sementara racun pun akankeluar melalui kentut, airseni, dan feses.

Menurutnya, hasil mak-simal dapat dicapai jikatiga hari sebelum menjalanidetox klien cukup mengon-sumsi makanan lembut,seperti bubur atau sup.Juga, dia menganjurkanagar klien mengurangimakanan berprotein, se-perti daging, gula, garam,makanan berminyak.Sebaliknya, persentasekonsumsi sayur dan buahsebaiknya 70% kenyang.“Saat hari kedua persen-tase makan cukup 50%,lalu hari ketiganya makankenyang dengan persen-tase cukup 30%,” kataperempuan tangguh yangdijuluki ibarat “The IronLady” ini. —adv

Grace Tangkudung

21 - 27 Februari 2010 5Tokoh

Gali Potensi PerempuanBP3A Provinsi Bali

BADAN PemberdayaanPerempuan dan PerlindunganAnak (BP3A) memiliki tujuanterwujudnya kebersamaanperan antara laki dan perem-puan; terwujudnya perlin-dungan dan kesejahteraanperempuan dan anak secaraholistik sesuai pula dengannilai kearifan budaya lokal;meningkatkan kualitas hidupperempuan dan anak dalamberbagai bidang; memajukantingkat keterlibatan perem-puan di berbagai aktivitas;mengupayakan penghapusansegala bentuk kekerasan ter-hadap perempuan dan anak;meningkatkan kesejahteraandan perlindungan perempuandan anak; memperkuatkelembagaan pengarusutama-an gender; meningkatkanpartisipasi masyarakat dalampemberdayaan perempuandan perlindungan anak sertameningkatkan capacity buil-ding BP3A dalam memberikanpelayanan publik.

Pekan lalu BP3A turutmenjalankan pelayanan yangberdampak langsung padamasyarakat. Melalui TimPembina Gerakan Sayang Ibu(GSI) dan Bina KeluargaBalita (BKB) Provinsi Baliyang beranggotakan instansilintas sektoral, di antaranyaBP3A, BAPPEDA, BKKBN,Tim Penggerak PKK ProvinsiBali , Dinas Pendidikan,Pemuda, dan Olah Raga sertaDinas Kesehatan Provinsi

Bali melakukan pembinaankepada Kelompok Kerja GSI,BKB Gianyar serta SatuanTugas GSI dan BKB Ke-camatan dan desa se-Ke-camatan Payangan, Gianyar.Kepala Bidang PeningkatanKualitas Hidup PerempuanBP3A Provinsi Bali , dr.Gunadi mengatakan, pem-binaan seperti ini dilakukan disembilan desa dan kecamatanyang ditunjuk oleh masing-masing kabupaten/kota se-Bali, agar kegiatan evaluasipada Oktober 2010 siap dinilai

Tim Penilai Provinsi Bali.Satu kecamatan terbaik akandiberangkatkan ke Jakartamengikuti lomba t ingkatnasional. Ia berharap waktudelapan bulan yang adadigunakan mempersiapkansegala sesuatunya demi bisatampil terbaik.

Menurut Ketua FP4A,Provinsi Bali Dra. Luh TerryYuliandriana Seputra, kegiat-an Kelompok Kerja dan Satu-an Tugas GSI dan BKB me-rupakan gerakan yang di-laksanakan masyarakat dan

pemerintah ini diakui dapatmemberikan kontribusi positifbagi masyarakat. Tujuannyasecara umum meningkatkankuali tas SDM, utamanyamempercepat penurunanangka kematian ibu dan bayi.Sesuai tujuan gerakan BKByakni meningkatkan penge-

tahuan keterampilan orangtuadan anggota keluarga lainnyadalam pengasuhan dan tum-buh kembang balita secaraoptimal. Hal ini menunjangterwujudnya keluarga kecilberkualitas hingga meng-hasilkan generasi berkualitaspula.

Pada kesempatan berbeda,Kepala BP3A Prov. Bali LuhPutu Haryani, S.E. ,M.M.didampingi Kepala BidangPemberdayaan Perempuandan Anak BP3A Prov. Bali NiPutu Koesalareni, S.H.,M.T.,Kepala Bidang PemberdayaanLembaga Masyarakat BP3AProv. Bali Ir. A.A Iriani, M.Si.dan Ketua Komisi Perlin-dungan Anak IndonesiaDaerah (KPAID) Prov. Bali dr.A.A Sri Wahyuni, Sp.KJ,Wakil Ketua KPAID Ni LuhPutu Anggreni, S.H., sertautusan Pusat Pelayanan Ter-padu Pemberdayaan Perem-puan dan Anak (P2TP2A) danLembaga Perlindungan Anak(LPA) Prov. Bali, mengunjungiLembaga Pemasyarakatan(LP) “Gianyar” khusus anak-anak di Jalan Serma Natih,Karangasem.

Menurut Haryani kun-jungannya bertujuan menge-tahui hak anak yang me-rupakan bagian hak asasi ma-nusia wajib dijamin, dilin-dungi dan dipenuhi olehorangtua, keluarga, masya-rakat, pemerintah dan negara.Kepala LP, Syamsul Rizal me-nyampaikan, tahanan anakbinaannya 16 orang, semua

laki-laki. Mereka tidak meng-ikuti pendidikan formal, ter-hambat syarat yang ditentu-kan dari Disdikpora Karang-asem. Sebab, untuk meng-gelar kejar paket A, syaratnyaminimal 20 orang. Latar be-lakang pendidikan merekasebelumnya SMP dan SMA.Untuk mengisi waktu agartidak banyak menganggur,diberikan kegiatan keteram-pilan perikanan, perkebunandan tata rias.

Menanggapi hal ini ,Kepala BP3A, Haryani akanmencarikan solusi, segera me-ngoordinasikannya denganinstansi terkait sehinga per-syaratan menggelar kejar pa-ket A di LP ini dapat diper-lunak. Pendidikan anak-anakharus berlanjut. Jika sampaiputus sekolah akan ber-dampak pada perkembangananak ke depan. Mereka se-makin terpuruk dan menjadibeban bagi dirinya. Begitupula urusan kesehatan, kamardan tempat tidur juga di-perhatikan mengingat dayatahan tubuh anak belum ba-gus dan masih dalam per-tumbuhan. Selain itu, jugadiperlukan perpustakaandemi menambah wawasanpengetahuan.

Masih dalam kalender ke-giatannya pekan lalu KepalaBP3A Provinsi Bali Haryani,bersama Ketua Tim Peng-gerak PKK Provinsi Bali Ny.Ayu Pastika didampingiSekretaris BP3A Prov. BaliDra. Luh Terry Yuliandriana

Seputera, menerima PanitiaInternational Women’s Con-ference (IWC) di ruang kerja-nya Kantor BP3A Prov. BaliJalan Melati 23 Denpasar.

Ketua panitia pusat IWC,Raakee Punjabi saat audiensimengatakan, konferensi ba-kal berlangsung di HotelAyodya Resort, Nusa Dua,Bali pada 27 dan 28 Maret2010. Acara akan dihadiri 400ribu orang peserta wanitadari 75 negara. Rencananyakegiatan akan diawali de-ngan penanaman pohon ber-sama seluruh peserta. Di-jelaskannya pula jika konfe-rensi tersebut dilaksanakanpertama kali di luar KotaBangalore India. Seluruhpemangku kepentingan men-dukung tempat pelaksana-annya di Bali, mengingat Balibanyak memiliki kesamaandengan India.

Selanjutnya Raakee me-nyampaikan tujuan dilaksana-kannya konferensi, ingin me-nunjukkan dan menggali po-tensi perempuan Indonesiakhususnya Bali. Raakee be-serta anggota panitia pusatlainnya, Srikandi Hakim,Damayanti Inne Tohir, AceAtrianingsih Amir, Niqqitadan Groza Subhakty lebihlanjut mengatakan selamakegiatan berlangsung akandigelar pula pameran hasilindustri kerajinan masyarakatBali. Dekranasda Bali, yangdiketuai Ny. Ayu Pastika di-pastikan ikut ambil peran diacara tersebut. —ard

Dari kiri: Raakee Punjabi, Ayu Pastika, Luh Terry, Srikandi Hakim, dan Luh Putu Haryani

Guru harus Punya TaksuSeminar Nasional PAM IV IKIP PGRI Bali

PROGRAM Akta Mengajar(PAM) IV IKIP PGRI Bali meng-gelar Seminar Nasional bertema“Pengembangan Profesi Guru danModernisasi Pendidikan” Senin(15/2) di Gedung Serba GunaIKIP PGRI Bali. Seminar yangmenghadirkan lima pembicara diantaranya dari unsur pengambilkebijakan, praktisi pendidikan,dan teoritisi ini diharapkan KetuaYPLP IKIP PGRI Bali Drs. IGBArthanegara, M.Pd., mampumenjadi bekal bagi lulusan PAMIV menjadi guru yang siap pakai.Harapan senada juga disampaikanRektor IKIP PGRI Bali Drs.Redha Gunawan, M.M. yangselalu menekankan empat kom-petensi yang harus dimiliki lulus-annya nanti (pedagogik, sosial,kepribadian, profesional) dalammelakukan proses pembelajaranyang inovatif. Dengan demikian,guru itu akan menjadi guru yangcerdas (dalam memberikan solusi)dan bermanfaat bagi murid jugamasyarakat. “Karena itu, calonguru dituntut untuk melek iptek,cerdas, terampil, kreatif danmemiliki kepribadian,” imbuhKetua PAM IV IKIP PGRI BaliDrs. I Made Darmada, M. Pd.

Melalui seminar yang di-anggap sebuah proses ini, KetuaFIP IKIP PGRI Bali Drs. IWayan Susanta, M. Pd. berharapmahasiswa mendapatkan peng-alaman belajar maksimal dalammencari berbagai alternatif peme-

cahan sehingga mampu menjadiguru profesional. Hasil-hasil semi-nar ini pun kata Susanta dapat di-jadikan suatu pedoman untukmenyikapi berbagai persoalan yangbersifat sosial-psikologis ataupunsosial-institusional.

Peningkatan mutu pendidikanditekankan Dr. Nengah Arnawa, M.Hum. yang membawakan makalah“Guru sebagai Faktor Sentral dalamPembelajaran di Kelas”, sangatterkait dengan pendidikan guru pro-fesional. Guru profesional harusmemahami pergeseran paradigmabelajar dari pengajaran yang ber-pusat pada guru menjadi pem-belajaran berpusat pada siswa.Paradigma ini mengubah peran guruyang tidak lagi sebagai satu-satunyasebagai sumber informasi, tetapijuga sebagai fasilitator, dan moti-vator dalam pembelajaran. Pene-rapan model pembelajaran inidiharapkan dapat mengembangkankompetensi individual siswa dalamproses pembelajaran.

Dr. Nyoman Suwija, M. Hum.yang membidik tema “Guru Pro-fesional dan Problematika Pem-belajaran di Kelas” menjelaskanguru memiliki peran strategis dalampembangunan SDM. Karenanya,guru dituntut profesional dalambidangnya masing-masing. Diakui,banyak kendala dan hambatan yangdialami guru dalam proses pem-belajaran di dalam kelas. Untuk ituguru dituntut memiliki strategi danmodel pembelajaran yang dapat

memberikan nuansa yang menye-nangkan bagi peserta didik. Pe-milihan materi oleh guru jugahendaknya disesuaikan dengan usiapeserta didik.

Endang Sadbudhy Rahayu,M.B.A. dari Direktorat Mandik-dasmen Depdiknas Jakarta me-mokuskan materinya pada “Pro-gram Akta Mengajar dalam Pen-didikan Masa Depan”. Ia me-maparkan dampak diberlakukan-nya UU No. 14/2005 tentang Gurudan Dosen yakni guru dituntut pe-ningkatan mutunya dengan per-syaratan kualifikasi minimum S-1/D-4 dan memenuhi persyaratansertifikasi dengan menguasai empatkompetensi. Ini diimbangi dengankenaikan imbalan bagi profesi guru.“Realita sekarang banyak guruproduktif yang mengajar tanpamemiliki sertifikat keahlian meng-ajar. Guru ini harus memiliki serti-fikat pendidik melalui pendidikanprofesi yang dilakukan oleh PTyang terakreditasi,” ujarnya.

Tahun 2012, pemerintahmengambil kebijakan pembalikanrasio siswa SMA:SMK menjadi30:70. Banyak guru produktif yangbelum tersedia di LPTK (LembagaPendidik Tenaga Kependidikan)seperti bidang pariwisata, per-tanian, pertambangan, kesehatan,pekerja sosial, dll. Ini merupakanpeluang dan tantangan bagi LPTK.“Mungkin LPTK bisa melakukankerjasama dengan institusi penye-lenggara pendidikan yang dapat me-

nyiapkan guru yang dibutuhkanoleh SMK,” saran Endang.

Guru perlu taksu. Dr. MadeSuarta, S.H., M.Hum. mengatakanmenjadi guru yang dirindu dandicintai oleh siswa merupakantaksu guru dalam pembelajaran dikelas. Ini diungkapkan dalampemaparan makalahnya bertemaArt of Teaching “Taksu dalamPembelajaran di Kelas”. Ia me-nyebutkan taksu memiliki artikekuatan gaib yang memberikankecerdasan, keindahan, dan mu-jizat, anugerah Tuhan yang ber-dampak positif. Dengan taksu iniguru akan memiliki pengaruh danmampu memengaruhi anak didik-nya. Dengan begitu guru akan mu-dah melaksanakan proses pem-belajaran di kelas. Untuk metaksuguru harus memiliki perilaku ber-sifat religius/taat pada agama, sertaselalu berpikir baik dan positif.

Rektor Undiksha SingarajaProf. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd. yang mengupas “Pengem-bangan Profesi Guru MasaDepan” lebih menekankan padaPendidikan Guru Prajabatan PascaUUGD. Peningkatan kualitascalon guru prajabatan ini di-tegaskannya guru harus memilikiklasifikasi akademik minimal S-1/D-4. Sebagai bukti profesionalguru dituntut memiliki sertifikatpendidik yang diperoleh melaluiPPG (Pendidikan Profesi Guru)yang bisa diikuti lulusan S1/D-4nonkependidikan.

Dalam pengembangan PPG,yang perlu dilakukan adalah peng-indentifikasian kompetensi yangmesti dimiliki seorang guru agardapat melakukan tugas profesi-onalnya sebagai agen pembelajar-an. Pendidikan guru prajabatandapat dilakukan secara terintegrasimaupun konsekutif. Hal inidisebabkan adanya kemungkinanpeserta didik pada program PPGberasal dari latar belakang ke-sarjanaan yang berbeda. Pendidik-an guru terintegrasi digunakanapabila peserta didik pada pro-gram PPG berasal dari sarjanakependidikan. Sebaliknya, jikaberasal dari sarjana nonkepen-didikan, digunakan model pen-didikan guru konsekutif. –ten

Lima pembicara dalam Seminar Nasional bertema “Pengembangan Profesi Guru dan ModernisasiPendidikan” Senin (15/2) di Gedung Serba Guna IKIP PGRI Bali . Dari kiri: Dr. Nengah Arnawa, M. Hum.,

Dr. Nyoman Suwija, M. Hum., Endang Sadbudhy Rahayu, M.B.A., Dr. Made Suarta, S.H., M.Hum.,dan Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M. Pd.

Kiprah WanitaKiprah Wanita

6 21 - 27 Februari 2010Tokoh NusantaraNusantara

Tetap Dilestarikan Warga Asal Aceh di BaliPeusijuek Upacara PenyejukWARGA Bali asal Aceh

tetap melestarikanupacara adat

daerahnya. Salah satuupacara tersebut,disebut peusijuek.Ketua Majelis AdatAceh Provinsi Bali

Bachtiar Idrusmenjelaskan, peusijuek

diadakan saat adaupacara pernikahan,khitanan, saat orang

membeli barangseperti sepeda motor,orang yang sembuh

dari sakit, orang yangmengalami kecelakaan

maupun orang yangbaru dilantik

menduduki jabatan.“Hanya saja doanyaberbeda tergantungperistiwanya,” ujar

suami Sri Widayati ini.

dipimpin orang yang dituakandalam keluarga atau di kam-pungnya. “Dianjurkan dilaku-kan sesepuh perempuan jikayang di-peusijuk perempuan,dan sebaliknya,” ujar Bachtiaryang di Bali sering dianggapsebagai sesepuh ini.

Di Bali komunitas asal Acehberkumpul dalam sebuah wa-dah bernama Majelis AdatAceh Provinsi Bali. Majelis inikini beranggota sekitar 100 KKyang tersebar di seluruh kabu-paten/kota. Majelis yang ter-bentuk tahun 1995 ini pada awalberdirinya bernama LembagaAdat dan Budaya Aceh Pro-vinsi Bali. Kemudian, berdasar-kan Qanun (peraturan daerah)Aceh nomor 3 tahun 2004 namalembaga diubah menjadi MajelisAdat Aceh Provinsi Bali. “Ma-jelis ini sebagai ajang silatu-rahmi serta sarana pembinaanbagi masyarakat Bali asal Acehdalam kegiatan sosial, budaya,dan keagamaan,” ujar Bachtiar.

Selain pengajian rutin,anggota Mejelis selalu meraya-kan peringatan hari-hari besar

Islam seperti Maulid Nabi danTahun Baru Hijriah.

Ia mengungkapkan, warga-nya berkeinginan membangungedung pusat kegiatan yaknimeunasah. Kini sedang dalamproses penghimpunan dana.

Ketika bencana tsunami me-landa Aceh, masyarakat Aceh diBali menggelar gerakan sosialdengan mengirim bantuan keAceh seperti bahan makanan,pakaian, dan obat-obatan. “Ka-mi juga menggelar doa bersama,”kata Bachtiar. Dalam prosespengiriman bantuan itu, pihaknyamendapat keringanan biayapesawat sehingga ongkos trans-portasi menjadi lebih murah.

Beberapa pekan lalu senimanasal Aceh Yoppi Andri dariYogyakarta datang ke Bali dalamrangka peluncuran buku berjudul“Smong Prahara” sekaligus meng-gelar konser lagu-lagu karyanyatentang tsunami. Yoppi berasaldari Pulau Simeulue yang sudahlama menetap di Yogyakarta. Tsu-nami (smong) juga pernah dialamipenduduk di Pulau Simeuluetahun 1890-an. —tin

Bukan hanya PengajianRemaja Muslim RIMA dan Permata

REMAJA Islam Masjid AlMuhajirin (RIMA) merupakansalah satu kemunitas remajamuslim yang ikut andil me-lestarikan budaya tanah Mi-nang. Meski berada di bawahnaungan Ikatan KeluargaMinang Saiyo (IKMS), ang-gota RIMA tak hanya wargaMinang. “Remaja muslim dariberagam suku pun bisa ber-gabung dengan kami,” kataDina Agustin, salah seorangkoordinator kesenian RIMA.Sebagian anggota RIMA me-rupakan mahasiswa Unudyang dulu juga ikut dalamorganisasi Rumpun Maha-siswa Saiyo Sakato (Ramsas)yang kini jarang kelihatankegiatannya.

RIMA berdiri tahun 2005.Layaknya organisasi remajaIslam, RIMA tak hanya ter-fokus pada pembelajaran ber-muatan islami. Menurut Dina,anggota RIMA juga belajarberagam tarian Minang. Inidilakukan agar tetap bisa me-lestarikan kesenian dan

pelajari seni budaya daerahasal mereka. “Kami yangsemula tak bisa menarikantarian Minang, kini sudahbisa menarikan lima macamtarian. Bahkan kami sudahsering mendapatkan tawarantampil di berbagai upacaraperkawinan dan pesta .“Lumayan, kami men-dapatkan sedikit honor yangbisa menambah biayakuliah,” kata mahasiswa FE

budaya Minang. “Berada didaerah rantau membuat kamiawam terhadap kesenian, adat,dan budaya daerah asal kami.Di RIMA kami bisa punyawadah mengembangkannya,”kata Dina.

Minat dan bakat anggotaRIMA yang kini berjumlah 20orang, tidak sama. Karena itukegiatan RIMA tak hanyafokus di bidang kesenian. Adakegiatan olahraga dan jugabakti sosial. “Pengajian rutinkami adakan sebulan duakali,” tambah Dina.

Banyak hal yang didapatselama berada dalam komu-nitas remaja masjid ini. Takhanya bertemu warga Mi-nang, mereka bisa mem-

Unud semester akhir ini.Sepert i Sabtu (13/2)

malam, Dina dan kawan-kawannya menarikan tarianMinang berkolaborasi de-ngan tarian dari daerah laindalam acara Pamanahan MiniKarnival. “Kami tampil taksemata-mata mengharapkanmateri. Tujuan utama kami,

mengembangkan keseniantradisional dan menyalurkankreativitas remaja,” tambah-nya.

Betah di MasjidKegiatan Persatuan Remaja

Masjid At-Taqwa (Permata)Polda Bali tak jauh berbedadengan RIMA. Permata memangtak punya kegiatan pengem-bangan tarian tradisional. “Ke-giatan kesenian lebih banyakdiisi kesenian hadrah atau reba-na dan tarian Melayu. Peminatdari kegiatan ini cukup banyak.Sekitar 20 anggota Permata ikutmenjadi anggota kesenianrebana,” kata Seno, KoordinatorKesenian Permata. Seno me-nambahkan, meski baru dibentuktahun 2009, kesenian rebanaPermata sudah tampil mengisiberagam acara baik di kalanganintern maupun ekstern organi-sasi. Misalnya, saat anggotaPermata menikah, grup kesenianini bisa menyumbangkan hasilkreativitas mereka. “Kami masihbersifat sukarela. Tak memungutbiaya bagi pihak yang inginmengundang kami. Bagi kami,bisa tampil di depan publikmerupakan pengalaman ber-harga dan dapat meningkatkanrasa percaya diri kami,” ujarnya.

Permata memiliki beragamkegiatan, dari pengajian rutinyang diadakan seminggu se-kali hingga olahraga. “Yangkami utamakan, kebersamaan.Kami ingin remaja muslimbetah berkegiatan di masjid.Segala kegiatan Permata punharus kami sesuaikan denganbakat dan minat remaja. Misal-nya, futsal dan jalan-jalan ber-sama,” kata Ketua PermataDenis Ahmad Haris.

Beragam kegiatan me-nyambut hari besar Islam pundiadakan. Denis menjelaskan,tiap kegiatan dibentuk panitia.Hal itu, sebagai bentuk pem-belajaran bagi anggota untukbisa berorganisasi. Kini ang-gota Permata berjumlah 70orang. —lik

Dina Agustina

Kesenian Permata tampil dalam acara resepsiperkawinan anggotanya

Ia menuturkan, peusiju-ek bermakna memberikesejukan dan kebaha-

giaan. Meskipun tidak wajib,kegiatan tersebut dilakukanhampir semua warga asal Se-rambi Mekkah yang menetap diBali.

Bagi laki-laki, upacara inidiadakan sebelum anak dikhitandan bagi anak perempuandilakukan saat mengalami haidpertama. Anak perempuan yangmemasuki usia remaja ini setelahkeramas menjalani peusijuekdengan mengenakan pakaianserba putih.

Pensiunan karyawan TVRIDenpasar ini menjelaskan, upa-cara adat tersebut mengandungpesan-pesan moral. Sebelumpergi merantau ke daerah lain,di kampung kelahirannya wargaasal Aceh juga melakukanupacara adat ini. “Sebelum kamimerantau ke Bali pun melaku-

kan peusijuek di rumah kami,”katanya ketika ditemui warta-wati Koran Tokoh di rumahnyadi kawasan Perumnas Monang-Maning Denpasar.

Sarana upacara peusijuekterdiri atas beras campur padi,ketan kuning atau tumpo, tepungtawar, dedaunan sebanyak tujuhmacam dengan daun cocorbebek sarana yang paling utama,dan air. “Kelapa merah (unti)kerap dipakai menggantikantumpo karena tak banyak orangbisa membuat tumpo,” ujar bapakdua anak, Ismundari Mutia, S.E.dan Iskandar Muda ini.

Upacara adat bagi calonpengantin perempuan diawalipeusijuek inai sebelum malaminai saat ia dirias inai (daun pa-car) di bagian tubuhnya sepertikuku tangan dan kaki yangdilakukan kerabatnya. Setelah itucalon pengantin dirias tukanginai. “Peusijuek peutron lintodilakukan sebelum akad nikahdan mesanding sesudah akadnikah,” ujar pria kelahiran AcehUtara, 24 November 1951 ini.

Ia menuturkan, peusijuek

Sebelum anak dikhitan, dilakukan upacara adat Peusijuek

Bachtiar Idrus

Minim Pemimpin Perempuan Dalam Serikat

PEMIMPIN yang terbaik adalah diayang mendengarkan, memotivasi, danmemberikan dukungan kepada bawah-annya. Perempuan cenderung meng-ambil gaya kepemimpinan yang demo-kratis yang artinya mereka mendorongpartisipasi, berbagi kekuasaan, daninformasi serta berupaya meningkatkanharga diri pengikutnya. Pemimpin perem-puan cenderung melakukan perundingan

dalam suatu konteks hubunganyang berkelanjutan. Demikiandiungkapkan Ketua KomitePerempuan Federasi SerikatPekerja Mandiri (FSPM) NasionalA.A. Sagung Rat Mudiani, S.E.dalam workshop “Kepemimpin-an Perempuan” yang diikutiketua komite perempuan FSPMse-Indonesia, Kamis-Jumat (18-19/2) di Denpasar.

Selain A.A. Sagung RatMudiani, pembicara lainnya HoeYing dari IUF Asia Pasifik, AniHerningsih dari IUF Indonesia,Dewi Fitria dan Yanti Kusuma-wati dari FSPM Pusat.

Topik yang dibahas penge-nalan IUF (international unionof food, agriculture, hotel, res-taurant, catering, tobacco andallied workers associations) dangender audit, asuransi untuk wa-nita pekerja, dan pajak peng-hasilan untuk perempuan.

Sagung mengatakan langkah-langkah untuk meningkatkan keter-wakilan perempuan dalam posisi kepe-mimpinan dalam serikat pekerja adalahdengan reformasi peraturan. “Kita harusmemastikan perempuan turut ber-partisipasi dalam pengambilan keputusandi tingkat tertinggi,” kata perempuanyang juga Ketua Komite PerempuanSerikat Pekerja Asia Tenggara yangberafliasi ke IUF.

Selain itu, ia berharap ada peningkat-an kepedulian serikat dengan memberikankesempatan pemimpin perempuan tampil.Untuk mendorong peran perempuandalam serikat dan masyarakat, kata Sa-gung, diperlukan pendidikan dan pe-latihan.

Ia menilai, perempuan perlu me-nguatkan diri mereka sendiri untuk men-jawab tantangan dominasi laki-laki dalamkepemimpinan serikat pekerja. “Halmendesak yang harus dilakukan adalahbagaimana membangun keterlibatanperempuan secara aktif dan demokratisdalam tiap kegiatan serikat pekerja,”tandasnya.

Ia berpandangan, dengan tidakadanya peran dan wakil yang signifikanperempuan dalam struktur serikat pekerja,mengakibatkan tidak terwakilinya ke-pentingan mereka. Kurangnya pengalam-an dan kesempatan menjadi alasan utamaketidakterwakilan mereka dalam prosespengambilan keputusan. “Hanya se-jumlah kecil perempuan dalam stukturkepemimpinan serikat pekerja,” katanya.

Dengan komite perempuan serikat pe-kerja, kata Sagung, memungkinkanperempuan menyuarakan kepentingan-nya dalam serikat pekerja. Komite pe-rempuan telah menumbuhkan kepercaya-an diri di antara mereka dan memastikansuara mereka didengarkan. Ia berharap,dengan workshop ini makin banyak pe-ran pekerja perempuan dalam serikat.

—ast

A.A. Sagung Rat Mudiani

7Tokoh21 - 27 Februari 2010

Katarak Anak PicuPenurunan Kecerdasan

KMB-YKI GelarPemeriksaanMata Gratisdi Menyali

MATA merupakan salah satuorgan penting bagi kehidupanmanusia. Dengan mata, manusiabisa bekerja. Dengan mata,manusia bisa melihat keindahanalam yang telah diciptakan YangMahakuasa. Oleh sebab itu,karunia tersebut harus kita rawatsebaik-baiknya. Semuanya bisamenjadi tak indah lagi jika inderapengelihatan kita ini tergangguapalagi sampai buta.

Untuk meminimalkan ke-butaan, Kelompok Media BaliPost (KMB) bekerja samadengan Yayasan KemanusiaanIndonesia (YKI) mengadakanpemeriksaan mata gratis, Kamis(18/2) di Banjar Balai DesaMenyali, Sawan, Buleleng.Dalam kegiatan tersebut 579pasien terlayani, 511 di antara-nya mendapat kacamata dan 305orang mendapat obat tetes mata.Mereka yang terdata menderitakatarak 19 orang.

Drs. Wayan Sukajaya, SeniorProject Manager YKI menga-takan banyak penyebab darikebutaan, salah satunyayaitu katarak. Katarak adalahkekeruhan pada lensa mata.Lensa yang awalnya beningberubah menjadi putih.Posisi lensa mata di belakangiris (selaput pelangi) yangmembantu sinar yang masukke dalam mata. “Jika lensakeruh karena katarak, makasinar dari luar tidak dapatmasuk ke bola mata.Sehingga secara perlahan-lahan penglihatan akanmenjadi kabur,” paparnya.

Katarak tidak hanya

terjadi pada orang dewasa tetapijuga pada anak-anak. Lantaranitulah, para orangtua sebaiknyawaspada karena anak-anak jugabisa terkena katarak. “Bayi yangbaru lahir juga bisa katarak.Katarak ada empat jenis, yaitukongenital, juvenaile, traumaticdan senial. Katarak kongenitaladalah katarak yang menyerangpada bayi, katarak juvenaile yaitukatarak yang biasanya dideritaoleh anak-anak sampai dewasamuda (ABG) karena diabetes.Katarak traumatik yaitu karenakecelakaan, sedangkan kataraksenial, yang biasanya menye-rang manula. Katarak pada anakdapat memicu penurunankecerdasan sebab anak sulitberkonsentrasi,” tandasnya.Katarak yang mudah dilihat padabayi dan anak adalah pupiltampak berwarna putih atau abu-abu, penglihatan yang buruk,strabismus (mata juling).

Putu Tradisi (5,5) adalahsalah seorang anak yang

menderita katarak. Anak kelimadari enam bersaudara buah hatipasutri Ketut Anggarsi dan LuhYugiasih ini satu-satunya anakyang terkena katarak dari 19 orangyang telah diperiksa. Tradisimemang tampak seperti gadis kecilnormal dengan mata hitam normal.Namun. menurut penuturanibunya, sejak tiga bulan terakhir iabaru sadar, pada mata anaknyaada seperti bintik putih.

“Anak saya kelihatan biasasaja, ia sering bermain denganteman-temannya. Tetapi, men-jelang malam bintik putihnyaterlihat makin membesar. Sayamakin takut. Setelah diperiksakatanya anak saya harus di-operasi. Masalahnya sayakeluarga tidak punya apa-apa.Untung semuanya gratis, sayabisa bernapas lega. Saya ber-harap nanti anak saya dapatdibantu pengobatannya biarsembuh. Tadi saya juga sudahdiberikan informasi daripemeriksanya, nanti akan di-hubungi untuk waktu operasi-nya,” ujar Luh Yugi.

Selama ini ia memang belumpernah memeriksakan kesehatananak-anaknya. Karena ketiadaanbiaya, semua anaknya hanya

tamat SD.Kepala Desa Menyali,

Made Sudana mengatakanmasyarakatnya sangatantusias mengikuti pe-meriksaan mata gratis ini.“Dulu pernah ada pe-meriksaan mata gratis,namun mereka tidakmemperoleh kaca mata.Kami sebagai aparat desajuga memberi apresiasipositif bagi kegiatan ini.Apalagi ini murni bersifatsosial dan tidak digan-dengkan dengan kegiatanpilkada dan semacamnya,”tandasnya.—ard

Suasana pengobata mata di Menyali

PerdesaanPerdesaan

Putu Tradisi bersama ibunya

Dari Desa ke Desa

Biasakan Bawa KTPdi Dompet

Di Karangasem, masih ada 234.951jiwa yang belum

memiliki asuransi kesehatan se-perti jaminan kesehatan masya-rakat (jamkesmas) yang dilun-curkan pemerintah pusat,asuransi kesehatan dari PTAskes, jamsostek atau asabri.Ini yang masuk dalam sasaranJKBM. Dari data tersebut,tercatat 19.617 jiwa masyarakatmiskin. “Program ini didamba-kan masyarakat mengingatsebagian masyarakat diKarangasem tergolong masya-rakat miskin. Tentu ada kendalateknis dan administrasi yang

perlu diatasi,” ujar Camat KubuDrs. Wayan Sutapa.

Berbagai pertanyaan datangdari peserta yang terdiri atasperbekel, kelian dinas dan adat,bidan desa, bidan swasta, dantokoh masyarakat Kubu.

“Sesuai edaran, surat ke-terangan untuk mendapatkanpelayanan JKBM cukup di-tandatangani perbekel. Tetapi,ada satu-dua warga kami yangkebetulan berobat ke RSSanglah, kembali. Surat itu tidakdipakai karena harus diketahuicamat. Bagaimana seharus-nya?” tanya Gede Suadi,Perbekel Tianyar Timur.

Sebagai orang yang langsungberhubungan dengan masya-rakat, Gede Suadi juga menerimamasukan dari warganya. “Se-cara geografis, warga kami lebihdekat ke Singaraja daripada keDenpasar. Apakah mereka bisaditerima di rumah sakit diSingaraja,” ungkapnya.

Sakit akibat kecelakaanyang tidak ditanggung dalamJKBM juga menimbulkan masa-lah lain. “Masalah kecelakaanmerupakan problem bagi kamidi desa. Masyarakat berharappelayanan tersebut dimasuk-kan. Saat mereka mencari suratketerangan, kami tidak menge-cek ke lapangan. Sudah jadirahasia umum, kadang suratketerangan tersebut kamibuatkan saja. Hal ini tentu jadiberita di masyarakat. Kamiberbenturan dengan masya-rakat. Kewenangannya bagai-mana? Jika harus ditolak danbisa dituntut jika menggunakanketerangan sakit akibat ke-celakaan, kami juga siap,” kataSuadi. Masalah lain, tidakjelasnya poin tentang ke-celakaan. “Apakah yang di-maksud tabrakan antar-kendaraan saja? Bagaimanadengan orang yang ditabrak,misalnya saat berjalan kaki dipinggir jalan ditabrak sepedamotor? Biasanya kami yangdianggap masyarakat melolos-kan atau tidak. Kalau tak diberisurat keterangan, kami diang-gap memberatkan,” imbuhnya.

Sesuai ketentuan JKBM,sakit kecelakaan tidak ditang-gung karena sudah ada asuransiJasa Raharja. “Tetapi, kalaulecet ringan dibawa ke puskes-mas, tidak masalah,” ujarTirtayana. Di tiap rumah sakit,ada tim verifikasi surat ketera-ngan, sah atau tidaknya suratketerangan yang dibawa wargayang berobat.

Sosialisasi JKBM di Gedung Satria Abalon Desa Sukadana, Kubu, Karangasem diikutipara perbekel, kelian adat dan dinas, bidan desa dan bidan swasta serta tokoh masyarakat

Drs. Wayan Sutapa dr. IGM Tirtayana, M.M.

Nila Arsani Made Sudarmi

Gede Suadi Ketut Wirsana I Made Sumarka Made Murdana

tkh/

rat

tkh/rat tkh/rat tkh/rat

tkh/

rat

tkh/rat

“SEHAT adalah modal, sehat adalah investasi. Tanpasehat kami tak bisa hadir di sini. Sehat adalah hakasasi. Pemerintah daerah wajib memberi jaminankesehatan kepada rakyatnya,” ujar dr. IGM Tirtayana,M.M. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasemsaat sosialisasi program Jaminan Kesehatan BaliMandara (JKBM) di Gedung Satria Abalon DesaSukadana, Kecamatan Kubu, Karangasem, Selasa (16/2). Acara tersebut merupakan hasil kerja sama RRI,Koran Tokoh, dan Dinas Kesehatan Karangasem yangdisiarkan secara langsung melalui program “Dari Desake Desa” RRI.

Administrasi JKBM sebe-lum terbitnya kartu JKBM yangsah adalah KTP, kartu keluargadan surat keterangan tidakmemiliki jaminan kesehatanlainnya dari perbekel. Alurpelayanannya berjenjang. War-ga yang ke RS Sanglah harusdapat rujukan RSUD Karang-asem, yang ke RSUD Karang-asem harus dapat rujukanpuskesmas kecuali kasusdarurat. “Kalau ada salah tafsir,ini masalah koordinasi. Ikutimekanisme,” ujar Tirtayana.

Program ini juga bersifatkolektif. Rumah sakit pemerin-tah antarkabupaten salingbekerja sama. Pelayanan masihdilakukan di pusat pelayanankesehatan pemerintah belummenjangkau klinik/RS swasta.“Puskesmas atau rumah sakittidak ada alasan menolakpasien dari kabupaten lain,”jelas Tirtayana. Bagi sebagianmasyarakat Songan (Bangli)lebih dekat berobat ke TianyarBarat, hal ini pun bukanmasalah. “Secara geografismemang lebih dekat ke Tianyar.Secara administratif, masyarakatharus punya KTP, tak masalahberobat ke mana. Puskesmasdalam satu kabupaten tidakperlu saling klaim biaya, tetapipuskesmas antarkabupatenbisa saling klaim biayapelayanan yang diberikan.Masyarakat biasakan membawaKTP di dompet. Jika ada ke-celakaan bisa diberi pelayan-an,” imbuh Tirtayana menjawabKetut Wirsana dari TianyarBarat.

“Bidan disebutkan bolehmenangani persalinan normaldalam JKBM. Dalam proses itu,kemungkinan terjadi komplikasidan masih bisa ditangani bidan.Atau, ternyata dalam penanga-nan kami memerlukan obat yangharganya tidak murah. Apakahada solusi?” tanya Nila Arsani,bidan Puskesmas Kubu I.Pertanyaan serupa dilontarkanMade Sudarmi, bidan desa diTianyar Barat. “Bagaimana kalauada ibu yang perlu abortus yangharus ditangani cepat dan kamibisa lakukan?” ujarnya.

“Dalam proses persalinannormal, biaya atas tindakanyang dilakukan karena mengan-cam jiwa, bisa diklaim. Biaya-nya ditentukan menggunakanperda. Waktu klaim bisa ming-guan tetapi diproses bulanan.Masa berlaku JKBM, setahun.Jika ada perubahan, adapemberitahuan,” papar Tirta-yana.

Made Murdana, KepalaDusun Penyingakan meng-harapkan petugas rumah sakitmemberi pelayanan dengan hati.Hal itu perlu disosialisasikan.Pengalamannya, 1 Januari iamengantar warga yang me-ngalami patah tulang, takterurus. Akhirnya, ia membayarpakai uang pribadi. Ia jugamenyoroti pelayanan pada or-ang miskin. “Orang yangdatang lebih dulu bisa masukbelakangan,” katanya. Selainitu, Murdana berharap, per-syaratan administrasi JKBMyang harus tersedia dalam 2 x24 jam bisa diperpanjang.“Kenyataannya, saat ada orangsakit, yang dipikir adalah segerake rumah sakit. Surat bisadiurus keesokan hari dan belumtentu langsung jadi,” katanya.“Surat keterangan memangharus diupayakan bisa di-sediakan dalam 2 x 24 jam.Tetapi, hal itu bisa ditoleransi,”

jawab Tirtayana.I Made Sumarka, kelian

dinas Karanganyar Kubumenanyakan, bagaimana se-andainya pasien memerlukanobat paten. Selain itu, ia mintasolusi jika ada warga miskinyang harus dioperasi dan tidakbisa menanggung biaya, baik ituuntuk biaya obat atau tindakanmedis. “Pemerintah juga harusmemperhatikan soal cuci darah.Jangan hanya enam kali. Orangyang cuci darah perlu lebih darienam kali. Mereka bisameninggal. Ini masalah nyawa,”katanya serius.

Sesuai ketentuan, obatdalam program JKBM adalahobat generik berlogo yangsesuai dengan SK Menkestentang Jamkesmas. “Ada bukuyang diacu. Kalau ada obat diluar itu, pihak apotek harusmemberi tahu dokter yangmenangani, apakah doktersudah menyampaikan kepadapasien. Obat yang diperlukanbisa murah atau mahal.Misalnya, pasien perlu asamfolat. Satu biji asam folat Rp 50tetapi tidak ada di SK Menkessehinga tidak ditanggung.Kalau tidak bisa beli, bilangsaja. Jika ada miskomunikasi,ada JKBM Center, tempatmasyarakat mengadu,” paparTirtayana.

Mengenai cuci darah,sudah ada kasus di Sidemen.Warga itu sudah tiga kali cucidarah. “Kalau lebih dari enamkali, kami upayakan ambil daridana jamkesmas,” katanyamenjelaskan. —rat

Kemanusiaan

8 Tokoh 21 - 27 Februari 2010 HarmoniHarmoniIda Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, S.E.,

M.Si.- Ida Ayu Selly Fajarini, S.E.

Dayu yang lebihsering Mentraktir

KEBERSAMAAN Ida Ayu Selly Fajarinidan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra

sudah terajut sejak mereka di SMP.Bersama dalam satu SMA dan satu

fakultas membuat mereka makin dekat.Bagaimana mereka menjalani masa-masa

indah berpacaran dan bagaimana keluargaIda Bagus Mantra menyikapi hubungan

putra bungsunya tersebut?

Masa pacaran me-rupakan masa-masa yang indah

bagi kaum remaja. Rangkaiankata-kata puitis kerap terlontarmenusuk jantung hati. Seharitak bertemu, terasa berpisah

setahun. Romantisme masapacaran juga membuat orangselalu merasa berbahagia. Takada kata bosan jika hati sudahbertaut dengan pujaan hati. Takcukup bertemu muka, komuni-kasi jarak jauh juga dilakukan

menggunakan sarana telepon.Gus Rai dan Dayu Selly

pun menyimpan kenanganseperti itu. Walaupun sehari-hari sudah bersama-sama dalamkegiatan di kampus, Gus Raiselalu menyempatkan dirimenelepon pujaan hatinya.Dayu Selly merasa senang jikaGus Rai melantunkan kata-kataromantis di ujung gagangteleponnya. “Banyak hal yangkami bicarakan di telepon. Saatitu saya sudah memiliki kesan,Bapak sosok yang memilikiwawasan luas, gigih, danpantang menyerah. Miriplagunya D’Masiv,” ujar DayuSelly seraya menambahkanbahwa lagu tersebut kinimenjadi tembang favoritkeluarganya.

Walaupun memiliki per-

bedaan latar belakang keluarga,Gus Rai dari kalangan keluargapendidik, sedangkan DayuSelly dari keluarga pengusaha,tak membuat mereka menjadicanggung. Kedisiplinan dankemandirian yang diperolehGus Rai dari keluarganya,diterapkannya dalam menjalindan memupuk cinta denganpujaan hatinya. Ternyata peri-laku ini ampuh pula untukmenaklukkan Dayu Selly. DayuSelly mengungkapkan, hanyaGus Rai yang berani memarahiatau mengingatkannya jika iamelakukan kesalahan.

Kedua sejoli ini juga seringmenikmati masa pacarandengan berjalan-jalan danmenonton film di bioskop.Mereka juga sering bepergiandengan teman-teman kuliahnya.

Jika pergi berdua saja, Gus Raimengatakan, Dayu Selly yangsering mentraktir. “Selamapacaran, saya lebih seringditraktir,” ungkapnya sembaritertawa. Biasanya ide untukjalan-jalan muncul dari benakGus Rai, tetapi urusan mem-bayar bensin dan makanansering menjadi tugas DayuSelly. Sikap saling melengkapi,merupakan kebiasaan yangsudah mereka terapkan sejakmasa pacaran.

Dayu Selly menyatakan,sangat mengagumi prinsipyang diterapkan keluarga IdaBagus Mantra. “OrangtuaBapak punya prinsip, hadiahatau dana lebih akan diberikanjika anak-anaknya meraihprestasi dan berhasil di bidangpendidikan. Tetapi, saya tahuBapak sering merengek mintauang ke orangtuanya walaupunsaat itu belum menunjukkanprestasi,” ujar Dayu Sellymengungkap masa-masa indahselama mereka berpacaran.

Gus Rai anak bungsupasangan Prof. Dr. Ida BagusMantra (alm) - I Gusti AyuBadri. I B. Mantra merupakanputra Bali yang memilikiperjalanan karier yang me-ngesankan. Selain pernahmelanjutkan studi di India,Almarhum pernah menjabatsekretaris dan kemudian dekanFakultas Sastra Unud semasihmenjadi cabang UniversitasAirlangga. Jabatan rektor Unud,

dirjen Kebudayaan, duta besarRI di India kemudian menyusul-nya. Jabatan gubernur Bali di-duduki lelaki berperawakangagah ini dalam dua periode,tahun 1978 – 1988.

Masa kecil Gus Rai yanglahir tahun 1967 itu lebihbanyak dijalani di Jakartakarena saat itu ayahnyamemangku jabatan di tingkatpusat. Gus Rai pindah ke Baliketika akan masuk SMP.Orangtuanya sangat memen-tingkan pendidikan anak-anaknya. Ibunya, seorang guru.“Keluarga kami menerapkandisiplin tinggi sebagai modalkemandirian. Selain itu, pen-didikan kami juga sangatdiperhatikan,” ujar Gus Rai.

Modal dasar dari keluargaini menjadikan Gus Rai orangyang tangguh dan aktif dalamberbagai kegiatan. Di sekolah-nya, ia aktif menjadi anggotapramuka. Ia pernah menjabatkomandan dalam jambore saatduduk di kelas II SMP.

Dalam urusan asmara,Mantra maupun Badri takpernah mengekang anak-anaknya. “Orangtua saya takmencampuri urusan sayapacaran dengan siapa atausiapa pilihan saya. Merekahanya mengingatkan, sayaharus menyelesaikan pendidik-an,” ujarnya.

Gus Rai mengungkapkan,waktu masih pacaran, iapernah dipanggil orangtuanya

bersama Dayu Selly. Saat itu,mereka baru semester IV di FEUnud. “Karena masih muda,kami diultimatum, tuntaskankuliah meski nanti sudahmenikah. Di depan beliau kamiberjanji kuliah pasti rampung,”kenang Gus Rai yang gemarnaik sepeda hingga sekarangitu. Mereka menikah tahun 1987.

Setelah menikah, Gus Raimakin mengenal keluargaistrinya sebagai pengusahayang pekerja keras. Di antarakemanjaan yang dimiliki istri-nya pada masa kanak-kanakdan remaja, mengalir jiwa dansemangat bekerja keras padadiri Dayu Selly. Hal ini yangmembuat Gus Rai bertambahyakin, bersama Dayu Selli iaakan mampu mengemudikanbahtera rumah tangganyasampai kapan pun.

Ada pesan lain yangdisampaikan Ida Bagus Man-tra kepada pasangan ini. “Kamidilarang menjadi PNS. Padahalsaya ingin menjadi PNS sepertiteman-teman dan ipar saya.Karena itu saya sempatkecewa. Mertua ingin saya dansuami menekuni pekerjaansebagai wiraswasta. Pertimba-ngan beliau, pada masa depan,kehidupan pengusaha akanlebih berkembang. Ternyata halitu terbukti. Kami bisamelakoni perjalanan hidup ini,walaupun tidak berstatusPNS,” kenang istri Wali KotaDenpasar ini. —ard, wah

Gus Rai dan Dayu Selly siap untuk acara car free day

Gus Rai dan Dayu Selly bersama grup band D’Masiv

RS SANGLAH, pukul 08.20wita. “Bu, kami di sini,” teriakPutri, penggiat Yayasan SenangHati. Seorang ibu denganrambut kuncir satu dan anak-nya, menoleh. Putri mendekat.Anak berbaju biru dengan kauskaki setinggi lututnya itumenyambut gembira. Ia terasakarib dengan Putri. “Saya barusampai. Tunggu dulu di sini,saya ambil hasil lab dulu,”katanya. Putri menolak. Iamengikuti saja si ibu itu, sebutsaja Wayan, pergi.

Laboratorium klinik hanyaberjarak 10 meter dari tempatmereka berdiri. Tak perlumengantri lama, Wayan, me-nerima amplop berwarna putihdengan plastik transparan dibagian depannya. “Ini hasil labanak saya. Kemarin saya sudahke sini untuk cek lab ini,”katanya. “Mudah-mudahannilai hemoglobinnya mening-kat,” harap Wayan.

Putri lalu mengenalkanWayan pada wartawan koranini. “Wayan,” katanya sambilmenyalami. Made, anaknyayang baru berumur lima tahun,tersenyum. “Saya mendaftardulu,” kata Wayan. Mademenunggu ibunya, di antarakerumunan orang-orang. Iahanya memperhatikan gerak disekelilingnya dan langsungberingsut ke tangga ketikaibunya usai mengurus pen-daftaran.

“Karena sering berobat kesini, ia sudah hapal tempatpoliklinik anak,” ungkap Wayansaat Made tiba-tiba sajamendahului mereka menapakianak tangga. Lagi-lagi, Madetersenyum.

Sejak berusia empat bulan,sebenarnya Made sudah sakit-sakitan. Ada saja sakit yangdialami, mulai diare sampaisesak napas. Dia sudah dua kalimerasakan opname di rumahsakit. Sejak enam bulan yanglalu, Made kian intensif berobatke rumah sakit. Ia menerima“warisan” dari ayahnya: HIV.Made senasib dengan 66 anakberusia s.d. 14 tahun di Baliyang diketahui terinfeksi HIVdari orangtuanya.

Tak ada yang tahu, kalausaja ayahnya tak lebih dulumeninggal karena virus itu.Hanya 15 hari sebelum ke-matiannya, ayahnya ketahuanterinfeksi HIV/AIDS. Se-belumnya, ayahnya didugakena santet akibat sakit yangtak kunjung sembuh. Fakta itumengejutkan Wayan, yang taktahu mengapa suaminya yangpekerja di sebuah puskesmas itubisa terinfeksi HIV. Ia kianterkejut, tatkala anak ketiganya,meninggal satu bulan setelahsuaminya meninggal, jugaakibat terinfeksi HIV. “Sayaterguncang,” katanya. Hasilpemeriksaan, Wayan dan Madepun terinfeksi HIV. Itusebabnya, Made sakit-sakitan.“Anak pertama tak saya izinkanmengikuti tes HIV meski diamenginginkannya. Saya lihatkondisinya baik, pertumbuhan-nya tak masalah. Saya takutmengetahui hasilnya,” ungkapWayan.

Wayan menyeka peluh diwajahnya dengan sapu tanganhanduk persegi empat berwarnakuning pucat. Pagi itu panassungguh terasa terik. Kursitunggu di depan poliklinik anak

RS Sanglah pun dipenuhi parapasien. Seorang ibu dengananak seusia Made tiba-tibamenyapa. “Mereka senasibdengan saya dan rata-rata anak-anak itu sudah tak punya ayahlagi karena sudah meninggal,”ungkap Wayan.

Made yang sejak awal takbetah duduk lama menunggu,mendekat. “Minum,” pintanya.“Nggak ada air putih, ada sususaja. Mau ya,” kata Wayansambil mengeluarkan tas kresekkecil berwarna merah muda daritasnya. Susu Milkuat cokelatdikeluarkan. “Made suka susucokelat. Kalau diberi susu rasavanila, ia tak mau minum,” kataWayan. Beberapa bungkusmakanan kecil disimpannyakembali. “Saya selalu membawamakanan supaya Made takrewel,” imbuh Wayan.

Mata Made sayu, sepertiorang mengantuk. Kata Wayan,Made sangat mirip bapaknya.Jika ingin “melihat” wajahsuaminya, ia cukup melihatwajah Made. Semua temansuaminya dulu mengatakan halyang sama. Tubuh Made kurus.Beratnya hanya 15 kg. “Semogananti bisa naik,” harap Wayan.Meski begitu, Made sangataktif.

“Made ingin jadi penari,”katanya saat ditanya, apa cita-citanya. Penari Bali, bukanpenari modern. Walau belumsekolah, Made rajin belajar. Iayang meminta diajarkan olehibunya. Ke mana-mana, iamembawa buku tulisnya. Tiapsore, ia mulai belajar. “Belajar Asampai Z. Terus belajar sampaiangka 11. B A, ba. B I, bi. Babi,”kata Made. Ia juga mulai minta

dibelikan buku gambar danpensil warna karena ia gemarmewarnai. Tahun ini, Madehendak masuk TK. “Made mausekolah,” katanya.

Selain itu, tiap hari Madebermain dagang-dagangan,pakai daun mangkok dandedaunan yang ditemuinya dipelataran rumah. “Made mainsendiri, tak ada teman,” kata-nya. Sebelum ayahnya me-ninggal, Made tinggal bersamakakek-neneknya. Tetapi, setelahayahnya meninggal, Made taklagi diterima di keluarga itu.Mertua Wayan menuduh,Wayan yang menularkanpenyakit itu pada suaminya. Iajuga dinilai tak becus mengurussuami. Hanya kakaknya yangtak menjalani tes HIV dan dinilai

sehat, yang diterima di keluargaitu. Wayan juga dipisahkandengan anak pertamanya.“Saya kembali ke rumahorangtua yang mau menerimasaya dalam kondisi seperti ini,”ujar Wayan.

Mereka bertempat tinggal diKlungkung, lebih kurang satujam dari Denpasar melalui by-pass Ketewel. Jika akan kontrolke dokter, Wayan memilihmenginap di rumah adiknya diDenpasar daripada harus bolak-balik Klungkung-Denpasar.“Tadi bangun pagi-pagi,” kataMade. Pukul 05.00 ia sudahbangun. “Soalnya Made harusterapi,” katanya.

“Dia tak tahu sakit apa. Diahanya tahu kalau dia terapiberkali-kali,” kata Wayan. Made

tahu kata ‘terapi’ itu dariibunya. Jika ke dokter, iamenyebutnya terapi. Selamaenam bulan terakhir, tiap duaminggu Made ke rumah sakit.Tubuhnya terserang dermatitisakut. Ada benjol seperti bisuldi sekujur tubuhnya. Penyakititulah yang diobatinya.Sekarang sudah lebih baik,hanya sisa bekas-bekas bisulseperti bekas cacar.

“Made nggak mau disuntik.Kalau disuntik, nanti Madenangis. Jangan boleh dokternyanyuntik Made ya,” katanya.Made tahu, tak enak rasanyadiinfus. Dia berharap, tak lagidiinfus. “Mau bagaimana lagi,supaya bisa bertahan hidup,”kata Wayan.

Hari itu, Wayan berharapnilai hemoglobin Mademeningkat agar ia bisa diberikanterapi antiretro viral (ARV).Selama ini, Made baru diberiantibiotika, suplemen dan zatbesi. Suplemen dan zat besiseharga Rp 37.500 per botol itudikonsumsi tiap hari, bisa limabotol per bulan. Ada jugasuplemen seharga Rp 29 ribuper botol dan perlu dua botolsebulan. “Buat saya itu mahal,tapi saya harus lakukan yangterbaik buat Made. Saya inginlihat dia tumbuh besar,” kataWayan.

Pukul 10.00, dokter barudatang. Pasien yangmenunggu sejak pukul 08.00merasa lega. Ada delapananak terinfeksi HIV menunggugiliran diperiksa dokter hariitu. Made urutan keempat.Berat badannya ditimbang,masih 15 kg. Seorang dokterlaki-laki mengukur tubuhMade. Diameter kepala, diam-eter lengan, tinggi tubuhMade diukurnya denganmeteran yang biasa dipakaipenjahit. “Ini untuk menge-tahui status gizi anak, nanti

ada kurvanya,” kata si dokter.Wayan berkonsultasi. Ia

senang, nilai hemoglobinMade sudah 10,4 darisebelumnya 8,8. Made harusmencapai angka minimal 10agar bisa diberikan terapi ARVpertama kali. Syarat lain, Madeharus opname, paling tidakselama tiga hari agar dokterbisa memantau kondisinyasecara intensif. Tidak adaARV khusus anak-anak. Yangdiberikan adalah ARV yangsama untuk orang dewasa.“Obatnya keras. MakanyaMade harus opname supayadokter bisa cepat menanganijika ada reaksi obat,” kataMade.

Nilai sel darah putih Madetercatat 146, sama sepertiWayan. Nilai itu masih jauhdari harapan. Idealnya, nilaiminimal 500. Saat ini, ARVmasih menjadi satu-satunyaharapan bagi orang terinfeksiHIV mempertahankan kondisitubuhnya. Itu sebabnyaWayan sangat ingin Madesegera mendapat terapi ARV.“Saya harus berusaha agarMade sehat. Saya sudahkehilangan dua orang, sayanggak mau kehilangan lagi,”kata Made.

Wayan juga tak lagi peduliketika ia harus menunggukamar kosong hari itu denganmenunggu satu-dua jam lagi.“Diberi di lorong pun tak apa-apa, asal Made bisa men-dapatkan terapi ARV mulaihari ini,” katanya. Kesempatanhari itu, saat nilai hemoglobinMade memenuhi persyaratan,tak ingin dilewatkannya.“Saya ingin melakukan yangterbaik buat Made. Tahun2008 saya terpuruk, tahun2009 saya bisa bangkit.Mudah-mudahan tahun 2010ini saya bisa lebih bangkitlagi,” harap Wayan. – rat

InginLihat Made

Tumbuh Besar

Anak-anak dengan HIV pun perlu perhatian agar merekabisa hidup dengan layak

Kemanusiaan

921 - 27 Februari 2010 Tokoh

Pak Mangku Garap Programyang Utamakan Rakyat Kecil

ADA suguhan baru dalam tradisikepemimpinan Gubernur Bali Mangku Pastika.Tatap muka dengan kalangan pemimpin mediamassa dihelat dalam kemasan acara coffeemorning, Minggu (14/2) di Gedung Jaya SabaDenpasar. Ini jadi ajang ‘buka-bukaan kartu’perdana komunitas pengelola media cetak danelektronik di Bali dengan mantan Kapolda Baliini setelah setahun lebih memangku jabatanorang nomor satu di Bali.

G ubernur hari itutampil rileks. Me-ngenakan kaus

putih berkerah biru dipaducelana panjang hitam, PakMangku, panggilan akrabnya,bahkan tanpa sepatu kantor,hanya bersandal kulit. Iniberbeda dengan penampilandua pejabat terasnya, SekdaDrs. Nyoman Yasa, KepalaBappeda Provinsi Bali, maupunKabiro Humas serta ProtokolDrs. I Putu Suardika maupunsebagian besar tamu un-

dangannya. Batik menjadiragam busana paling mencolokdalam acara tatap muka itu.

Rupanya Pak Mangkumerasa ‘gerah’ berbusana asingsendirian saat itu. Maka, usaimengucapkan salam OomSwastiastu, urusan busana inimenjadi sentilan pertamanya.Kemasan acara coffee morningdianggap tak lebih dari tatapmuka santai hari libur kerjadirinya dengan para pemimpinmedia massa. “Oleh karena itu,saya memakai baju kaus. Jika

ada acara seperti ini lagimungkin cukup kita berkaus,bersandal, bahkan pakai sarung,sambil ngopi,” ujarnya ber-seloroh.

Sentilan berikutnya me-nyerempet ke urusan minumkopi. Pak Mangku menying-gung hasil survei yang meng-orek tradisi minum kopi di Baliyang menyimpulkan, kebiasaanngopi masyarakat Bali termasukrendah.

Proses survei itu diduga PakMangku tidak pas denganrealitas. “Saat survei dilakukanmungkin digunakan ungkapankebiasaan minum kopi. Kalauorang Bali ditanya kebiasaanngopi kemungkinan besarrespondennya menjawab tidakbiasa. Ini gara-gara istilah ngopitidak populer di kalangan orangBali. Yang lebih populermawedang,” lanjutnya masihdengan nada berseloroh.

Ilustrasi tadi mengesankanPak Mangku menguasai ilmuretorika. Minimal ilmu inimengajarkan trik cara ber-

GUBERNUR Mangku Pas-tika mengakui ada beberapa halyang mengganjal batin masya-rakat selama dirinya memimpinbirokrasi pemerintahan Bali.“Ini mungkin karena kurangnyakomunikasi,” ujar Pak Mangkudi depan pimpinan mediamassa.

Visi good governance danclean government diakui men-jadi spirit pembenahan birokrasipemerintahannya. Langkahkonkret dilakukan melaluiberbagai terobosan baru.Misalnya, kontrol ketat di-terapkan atas kinerja tiappejabat eselon II. “Merekaharus siap tiap saat melayanikepentingan masyarakat. Se-lama saya menjadi gubernur,para kepala dinas tidak bisa lagibebas menikmati libur hariSabtu dan Minggu. Merekaharus selalu stand by jikasewaktu-waktu saya hubungiuntuk merespons tugas dankewenangan masing-masing,”katanya.

Terobosan itu menjadi

pilihannya untuk menujuperubahan ke arah pelayan-an birokrasi pemerintahanyang lebih baik. Namun, PakMangku menyadari, langkahini ada konsekuensinya.Tiap upaya yang bertujuanmenghasilkan perubahanbukan mustahil membuatbawahannya merasa taknyaman. “Ini salah satukonsekuensinya.” katanya.

Tetapi, konsekuensi itutentu bukan tujuan PakMangku menggagas tero-bosan tadi. Adanya musuhdalam birokrasi pemerin-tahannya hanya efek psiko-logis dari langkah untukmewujudkan pelayananbirokrasi makin berwajahpopulis. Ada konsekuensiyang mulia dari balik itu. Inidilukiskan sebagai kon-sekuensi penertiban praktikpenegakan aturan birokrasi(rechtmatigheid) demi kepen-tingan doelmatigheid alias asasmanfaatnya. “Manfaatnya,tentu untuk kepentinganmasyarakat Bali. Walau langkahini kemudian membuat sayamenjadi gubernur yang tidakpopuler,” tandasnya.

Laju pembenahan mutubirokrasi itu diakui membuatbanyak bawahannya kerepotan.Namun, itu pilihan yang taktertawarkan jika orientasidoelmatigheid birokrasi men-jadi spirit kepemimpinannya.Adanya harapan agar speedlangkah kepemimpinan meng-genjot peningkatan mutubirokrasi diturunkan sedikit,Gubernur menyatakan, pe-nurunan speed pelayananbirokrasi jangan sampai ke-bablasan.

Awalnya Pak Mangkumengaku menerima warisanbirokrasi yang boros duitrakyat. Ada contoh yangdibukanya terkait kucuran danasosial keagamaan. “Ada pro-posal melaspas bale banjaryang dianggarkan Rp 125 juta.Ini belum proposal bantuansosial keagamaan lainnya. Sayatidak hanya menerima laporanbawahan semata soal begini.Saya minta dikaji, sehingga jikaada proposal seperti ini,

pemerintah provinsi hanya akanmembantu Rp 5 juta. Jika adakabupaten lain di Bali yangmembantu Rp 10 juta yasilakan,” katanya.

Menurutnya, bantuansosial sebaiknya lebih meng-utamakan perbaikan mutupelayanan kesehatan, pendidik-an, infrastruktur jalan raya,maupun sistem keamanan.“Lebih baik diutamakan ban-tuan untuk orang sakit,beasiswa pendidikan anak,perbaikan jalan rusak, dansistem keamanan kita di Bali.Jangan dikira saya pelit lho…,”katanya.

Kontrol birokrasi anggaranitu berangkat dari potretstatistik APBD 2008. PakMangku mengutip APBDProvinsi Bali warisan pe-merintahan sebelumnya senilaiRp 1,4 triliun. “Ternyatapenggunaannya cenderungtidak mengindahkan prinsipefisiensi,” ungkapnya.

Kebijakan pemangkasandana promosi pariwisata men-jadi salah satu langkah nyata-nya. Contoh pemangkasananggaran promosi pariwisataBali ke luar negeri. Sebelumnyarombongan yang diterbangkanikut pameran di negara asingdikesankan tanpa terukur. “Inisaya batasi hanya dua orang

dari instansi pemerintah.Saya cek siapa yang ber-angkat, kompetensinya apa.Ini agar hasil promosinyaterukur,” jelasnya.

Terobosan efisiensi ang-garan ini bersifat lintasinstansi. Walau Pak Mangkuharus menanggung citra se-bagai pemimpin pelit,langkah ini jalan terus.Hasilnya memang ibarattanaman subur berbuahranum. Walau depositopemerintahannya di BPDBali hanya Rp 450 miliar, tar-get mendongkrak APBDmulai kelihatan. Nilai APBDBali 2009 merambat ke angkaRp 1,6 triliun. “Lalu, APBD2010 meningkat lagi jadi Rp2 triliun. Nilai APBDsekarang memungkinkan kitadapat memberikan pelayan-an lebih banyak kepada

masyarakat,” ujarnya.Dampak kenaikan APBD

tersebut makin dirasakan untukmenjawab berbagai problemsosial masyarakat Bali. Se-belumnya Pak Mangku meng-aku malu disodori angka 134ribu kepala keluarga miskin diwilayahnya. “Sebagai guber-nur tentu saya malu KK miskinBali ada di urutan ke-16 dari33 provinsi di Indonesia.Namun, kita punya APBDsebesar Rp 2 triliun sekarang,”katanya.

APBD sebesar itu memangmembawa dampak ke programpelayanan kesehatan masya-rakat. Pak Mangku membedahpos anggaran kesehatanselama tiga tahun belakangan.“Ada Rp 20 miliar tahun 2008,Rp 27 miliar tahun 2009, dantahun ini dianggarkan Rp 127miliar. Ini dilaksanakan melaluiJKBM,” jelasnya.

Pak Mangku mengungkap-kan manfaat kucuran subsididana JKBM kabupaten/kota diBali. Persentase kontribusiAPBD Bali amat tinggi. “Misal-nya, Bangli hanya sanggupmenganggarkan Rp 117 jutauntuk JKBM. Kami mem-berikan Rp 11 miliar untukkepentingan program kesehat-an ini,” katanya. —sam

Terobosan ke Arah PelayananBirokrasi yang lebih Baik

Gubernur Mangku Pastika

Gubernur Mangku Pastika didampingi Kepala Bappeda Provinsi Bali, Sekda Provinsi Bali, dan KabiroHumas dan Protokol I Putu Suardika berbincang dengan para pemimpin media massa dalam acara

coffee morning Minggu (14/2) di Jaya Sabha

komunikasi yang bisa menarikperhatian lawan bicara. Hal-halsederhana yang konkret dandekat dengan fakta sehari-hariniscaya lebih berhasil membuataudiens larut menyimak ucapansang komunikator, dan takmembosankan.

Tatap muka tersebut punmerupakan kesempatan untukmengetahui alasan di balik sikap“hemat kata-kata” Pak Mangkujika diminta awak pers men-jelaskan panjang lebar sederetselentingan minir yang di-alamatkan kepadanya selamalebih dari setahun meneruskan

kepemimpinan mantan guber-nur Bali Dewa Made Berathaitu.

Itu memang ada konse-kuensinya. Menurut SuthaDarmasaputra, citra Pak Mang-ku sebagai gubernur Balimenjadi tak sehebat semasamenjabat kapolda Bali. KiprahPak Mangku amat populersebagai kapolda yang cerdasmemerangi aksi terorisme. Puja-puji atas prestasinya ini menjadibuah bibir di hampir seanterojagat. “Namun, kiprah MangkuPastika sebagai gubernur belumsehebat ketika menjadi kapol-

da,” ujar lelaki yang barusebulan menjabat kepala BiroKompas Bali ini.

Sutha menuturkan, saatdirinya masih bertugas diJakarta, popularitas Pak Mang-ku sebagai gubernur Bali ter-kesan tak menonjol. Namun,kesan tersebut akhirnya luruhsetelah ia bertugas di Bali.Ternyata banyak programpopulis yang telah digarap PakMangku yakni program yangmengutamakan rakyat kecil.Namun, selama ini programtersebut tak banyak dipublikasi-kan media massa di Ibu Kota.“Ini bisa jadi karena terbatas-nya komunikasi. KomunikasiGubernur diharapkan dijalankanlebih baik. Fakta dan data yangberkaitan dengan programpemerintah seharusnya dibukalebih luas,” harapnya.

Ada hal baru yang dirasa-kan selama kepemimpinan PakMangku di kursi Gubernur Bali.Salah satu hal baru itu diter-

jemahkan Penanggung JawabDenpost Made Nariana sebagaiupaya Pak Mangku meng-genjot penguatan visi goodgovernance dan clean govern-ment. Penguatan visi inidiilustrasikannya minimalseirama dengan kebijakan tertibatau disiplin birokrasi pemerin-tahan di negeri jiran, Singapura.

“Selama ini masyarakat kitamengesankan birokrasi pe-merintahan Singapura amattertib. Kita ingin tertib jugaseperti itu. Tetapi, karena belumsiap, upaya ini malah bisa bikingila sendiri,” ujar Nariana.

Tertib birokrasi semacamitulah yang dinilai sedangdigalakkan Pak Mangku dilingkungan pemerintahannya.Namun, kepemimpinannya itu takdapat diikuti bawahannya dijajaran birokrasi. “Banyakbawahan yang tak bisa meng-ikuti gaya Gubernur. Pak Mangkusebaiknya menurunkan speed-nya sedikit,” katanya. —sam

Bali MembangunBali Membangun

10 21 - 27 Februari 2010Tokoh

Pijar sebagai Komoditas Andalan NTB

Manfaatkan Pasar LelangKomoditas untuk Pemasaran

Beasiswa Rp 72 Miliaruntuk 129.612 Siswa

DALAM kunjungan kerjaini gubernur juga menyampai-kan hasil evaluasi pelaksana-an program selama tahunanggaran 2009. Diakuinya pro-gram prioritas daerah ini belumsemua dapat dijalankan sesuaidengan yang direncanakan.Misalnya, kualitas prasaranajalan nasional di Pulau Sum-bawa dengan panjang ke-seluruhan 481,44 km, masihterdapat 121,05 km dalamkondisi rusak berat dan ringansehingga membutuhkan per-hatian lebih. Sepanjang 34,55km lainnya dalam kondisisedang dan 352,84 km dalamkeadaan baik, namun semuaitu tetap memerlukan perawat-an agar dapat berfungsi opti-mal.

Sedangkan kondisi jalanprovinsi di Pulau Sumbawadengan panjang keseluruhan1.110,36 km, dalam keadaanbaik sepanjang 216,65 km atau30% sedangkan yang menga-lami kondisi rusak sekitar670,77 km atau hampir men-capai 70%.

Demikian pula implemen-tasi program pemberantasanbuta aksara, dari jumlahpenduduk buta aksara se-banyak 417.000 orang. Sampaidengan akhir tahun 2009 pro-gram ini berhasil melakukanpembelajaran dengan pola 32hari pertemuan untuk 108.408orang yang tersebar di 51kecamatan dan 243 desa/kelurahan se- NTB. Ini berartimasih terdapat 308.592 orangwarga buta aksara yang perlumendapat program pembelajar-an. Pada tahun 2010 ini, targetpembelajaran buta aksara

direncanakan sebanyak 163.000yang dananya bersumber dariAPBN dan APBD provinsimaupun kabupaten/kota.

Dalam hal kesehatan,capaian kinerja pelayanankesehatan gratis bagi wargamiskin, tampaknya juga perlumendapat perhatian lebih. Darihasil evaluasi selama tahun2009, daya serap anggaranJamkesda relatif rendah, yaitusekitar 50% saja. Kondisitersebut sekaligus menunjuk-kan masih tingginya kendalateknis yang dihadapi, termasukkurang memadainya informasikepada masyarakat sasaran.

“Menghadapi pelaksanaanprogram tahun 2010 ini, perludilakukan pemantapan dansinkronisasi program antaraprovinsi dan kabupaten/kotayang didukung pelaksanaannyaoleh aparat yang ada sebagailini terdepan yaitu camat, kepaladesa/lurah hingga RT/RW danmasyarakat,” harap gubernur.

Gubernur juga menyampai-kan bahwa pola penyaluranbeasiswa miskin tahun 2010mengalami perubahan diban-dingkan dengan tahun 2009lalu. Proporsi cost sharingpendidikan siswa SD/MIhingga SMA/SMK/MA darisemula 50% : 50% berubahmenjadi 50,217% untukprovinsi dan 49,783% untukkabupaten/kota, dengan totalbiaya yang disediakan dariAPBD Provinsi NTB sebesar Rp72.329.580.000 dengan sasaran129.612 orang siswa.

Penyaluran dana dari pro-vinsi langsung disampaikankepada sekolah-sekolah yangberhak. Pemerintah Provinsi

NTB, fokus untuk memberikandana hibah kepada siswamiskin di sekolah-sekolahswasta, sekolah di lingkunganDepartemen Agama dan SMK.

Besaran bantuan setiapsiswa per bulan, juga menga-lami penyempurnaan, yaituuntuk tingkat SD/MI sebesarRp 15.000, SMP/MTS sebesarRp 50.000 dan untuk tingkatSMA/SMK/MA sebesar Rp75.000.

Sedangkan di bidang ke-sehatan, pada tahun 2010 iniselain pelayanan di luar kuotaJamkesmas sebanyak 301.176jiwa, Jamkesmas NTB jugamerencanakan penjaminanterhadap seluruh pertolonganpersalinan di puskemas danjaringannya serta kelas IIIRSUD kabupaten/kota danRSUP Mataram.

Dalam rangka mewujudkancapaian target Angka Kemati-an Ibu Nol (Akino), makaupaya yang perlu mendapatperhatian pemerintah daerah,antara lain melakukan pe-nyiapan lahan yang layakuntuk pembangunan PosKesehatan Desa (Poskesdes),memfasilitasi pembangunanPoskesdes oleh masyarakatdan pemenuhan sarananyaserta pembinaan dan pengayo-man bidan oleh aparat desa.

Sejumlah program yangakan dilaksanakan pada tahun2010, sebagai perluasan danpemantapan dari programterobosan tahun sebelumnyaadalah penyaluran subsidi bosgaram beryodium untuk muridSD/MI dengan total anggarandari provinsi mencapai Rp 3,2miliar lebih.

Untuk memper-cepat pemberan-tasan buta aksaradilakukan denganmelibatkan lembagapendididikan tinggidan universitas-universitas yangada di daerah ini.Bantuan desauntuk keaksaraanfungsional sebesarRp 10 juta per desa,pada tahun 2010 inid i h a r a p k a npemerintah desa/kelurahan dapatmenambah minimal2 (dua) kelompokk e a k s a r a a nfungsional di setiapdesa.—nik

Gubernur NTB saat meninjau lokasi pembudidayaan rumput laut di Desa Labuhan Mapin, KecamatanAlas Barat Sumbawa

Kunjungan Kerja dan silaturrahmi Gubernur NTB ke Kabupaten Sumbawa Baratbersama Menteri Perdagangan RI, Marie Elka Pangestu

Lokasi pembibitan sapi, Serading Kabupaten Sumbawa

NTB merupakan provinsi maritim dengan luas wilayah laut mencapai 29.159,04km², jauh lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratannya, yakni 20.152,15km². Di wilayah pesisir dan laut NTB tersebut memiliki potensi yang kaya dan

beragam. Selain potensi lestari perikanan tangkap, juga terdapat potensibudidaya laut yang meliputi budidaya mutiara, lobster, kerapu, dan jenis-jenis

budidaya lainnya termasuk rumput laut.

Gubernur NTB, menyerahkan bantuan kepada petani jagung di Poto Tano KSB,petani rumput laut Desa Labuhan Mapin, Kecamatan Alas Barat Sumbawa danpeternak sapi di Serading Sumbawa dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten

Sumbawa dan Sumbawa Barat

Dialog Gubernur NTB para petani rumput laut, petani jagung danpeternak sapi dalam kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa

dan Sumbawa Barat

Gubernur NTB, meninjau Rumah Sakit Rujukan Provinsidi Kabupaten Sumbawa

D i antara potensibudidaya lauttersebut, budi-

daya rumput laut dinilai memilikikeunggulan tersendiri. Itulahsebabnya dalam RPJMD 2009-2013 rumput laut menjadi salahsatu Komoditas unggulandaerah di samping sapi danjagung.

Berdasarkan hasil penelitian,keunggulan budidaya rumputlaut terletak pada prosesbudidayanya yang tidakmembutuhkan teknologi yangrumit dengan waktu panenrelatif cepat antara 30 hingga 60hari, serta ketersediaan arealpengembangannya di NTBmasih cukup luas. “Hampirsemua kabupaten di NTBmemiliki potensi areal pengem-bangan rumput laut, terutama diPulau Sumbawa,” kata Guber-nur NTB, T.G.H. M. ZainulMajdi, M.A., saat bertatap mukadengan bupati, camat, lurah/kades, Badan Perwakilan Desa(BPD) dan petani rumput lautse-Kabupaten Sumbawa dalamkunjungan kerjanya di Kabupa-ten Sumbawa dan SumbawaBarat beberapa waktu lalu.

Total luas produksi budi-daya rumput laut hingga tahun2008 tercatat 25.883,0 hektaredengan total produksi, 105,138ton atau 45% sesuai dari targetproduksi yang ditetapkanmelalui program revitalisasiperikanan khususnya untukbudidaya rumput laut. Khususdi Kabupaten Sumbawa,potensi pengembangan rumputlaut mencapai 16.650 hektare,namun yang telah dimanfaatkanhanya sekitar 5.381 hektare.

Rumput laut merupakanKomoditas strategis yang memi-liki pangsa pasar dalam skalalokal, regional, maupun inter-nasional. Permintaan rumputlaut dari tahun ke tahun terusmeningkat. Hal ini disebabkanrumput laut tidak hanya diman-faatkan untuk bahan makanan,tetapi juga dapat diolah menjadibahan multiguna, seperti bahanuntuk biofuel serta bahan bakubagi pembuatan kertas. Peranyang tidak kalah pentingnyadalam pengembangan rumputlaut ini adalah dalam halpenyerapan tenaga kerja.Tiap usaha budidayarumput laut akan mem-buka peluang kerja barubagi ribuan tenaga kerja.

Namun, hingga saatini NTB masih dihadap-kan pada beberapakendala, antara lainmasih banyaknya pelak-sanaan teknik budidayadan pascapanen yangkeliru, lemahnya kelem-bagaan menyebabkanterbatasnya akses petaniterhadap sumber pen-danaan, terjadinya keter-ikatan secara permanenterhadap pihak pemodalbesar melalui praktik ijon.

Untuk mengatasipermasalahan tersebutpemerintah daerah me-lalui kebijakan pengem-bangan klaster telah melaksana-kan berbagai fungsi seperti:klaster petani yang berfungsidalam proses budidaya, pema-nenan, pengeringan, danpengangkutan. Koperasi primeryang berfungsi menampungrumput laut kering dan sortasiulang; koperasi sekunderberfungsi untuk mengolahrumput laut kering; Business

Development Services(BDS) berfungsisebagai pendampingdan pemonitor kinerjakoperasi; bank/lembagaperkreditan rakyatberfungsi sebagaisumber dana bagikelangsungan klasteraquabisnis rumput laut.Sedangkan pemerintahdaerah berfungsi seba-gai regulator stimulatormaupun fasilitator sertalembaga adat yang me-miliki aturan-aturan ber-dasarkan kesepakatanmasyarakat.

Dalam upaya men-dukung peningkatanproduksi rumput laut,pada saat yang ber-samaan gubernur me-nyerahkan bantuan alatpengolah rumput lautdengan harapan agaralat ini dapat dimanfaat-kan secara maksimaluntuk mendukung pe-ningkatan kualitas hasilproduksi rumput laut didaerah ini sehinggaakan berimbas padapeningkatan nilai eko-nomi masyarakat pesisir.

Gubernur juga ber-harap kepada seluruhpetani rumput laut danpihak-pihak terkaitseperti Dinas Perikanandan Kelautan untuk terusbersinergi dan saling mem-berikan dukungan yang signi-fikan dalam rangka meman-tapkan seluruh mata rantaiusaha rumput laut, sehinggadapat memberikan multiplayereffect berupa peningkatanpenghasilan petani rumput laut

itu sendiri juga dapat membukalapangan kerja baru bagimasyarakat.

Dalam RPJMD NTB 2009 –2013, pemerintah provinsi telahmenetapkan komoditas unggul-an daerah yang dikenal denganPijar (Sapi, Jagung, dan RumputLaut). Penetapan ketiga komo-ditas unggulan ini, didasarkanpada potensi sumberdaya baik

luas lahan potensial, maupunketersediaan sumber dayapendukung lainnya serta nilaiekonominya. Potensi lahanuntuk pengembangan jagung diNTB mencapai 269 ribu hektare,namun tingkat pemanfaatan-nya saat ini hanya sekitar 55,5ribu hektare.

Demikian pula tingkatproduktivitasnya yang rata-rata32,69 kuintal per hektare,padahal potensi biologisnyabisa mencapai 5 ton per hektare,sehingga total produksi jagungNTB dapat mencapai 1,3 jutaton lebih. Jika peningkatanproduksi tersebut dapat di-wujudkan maka akan dapatmemberikan kontribusi nyata

terhadap pengurangan imporjagung nasional yang rata-ratamencapai 1,2 juta ton jagungper tahun.

Dalam upaya peningkatanproduksi tersebut, pemerintahdaerah menerapkan empatstrategi besar yaitu; pengemba-ngan areal tanam; peningkatan

produktivitas; penga-manan produksi; sertapenguatan kelembagaandan pembiayaan. “Kuncikeberhasilan dari strategitersebut sangat ditentu-kan oleh kerjasama yangbaik antara pemerintahdaerah, petugas terkait,termasuk penyuluh dankelompok tani hinggapada dukungan mitrausaha dan jaringan pe-masaran lainnya,” ujargubernur.

Selain itu, saat inijuga sedang dikembang-kan strategi pemasaranKomoditas jagung me-lalui pasar lelang Komo-ditas berbasis elektronik,yang tentunya akansemakin mendorongterwujudnya efisiensiproduksi dan memperluas

akses perdagangan Komoditasjagung daerah di pasar nasionaldan internasional.

Untuk menstabilkan hargaKomoditas jagung, pemerintahdaerah melalui Dinas PertanianTanaman Pangan dan Holti-kultura dan Masyarakat Agri-bisnis Jagung (MAJ) danpembeli dari luar NTB bertemumembahas pasar yang dapatmenampung hasil petani de-ngan perhitungan harga yangdisepakati dan saling meng-untungkan.

Melalui upaya tersebutdalam dua tahun terakhir, hargaKomoditas jagung dapat ter-kendali pada posisi yangmenguntungkan petani. De-ngan berbagai potensi danupaya tersebut pemerintahdaerah optimis pada akhir tahun2010 target dan sasaran pro-duksi komoditas jagung akanmencapai 238.043 ton, denganproduktivitas 35,90 kwintal/hadan luas panen 66.315 ha.

—nik/hms

21 - 27 Februari 2010 11TokohKesehatanKesehatan

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi atau datang ke:Bali Heart Care Center

Pengobatan penyakit jantung non-invasive Medical Ozone + EECP TherapyJalan Pulau Nusa Penida 26, Denpasar Telepon (0361) 225388/ (0361)

240855/ (0361) 7423789. Faksimili (0361) 264688.Email: [email protected] Web: www.hsenchii-int.com

Layanan via sms: Ketik Reg<spasi>BHCC (Tarif Premium) Contoh: RegBHCC kirim ke 9168.

(untuk kelancaran silakan buat janji)

Sakit Jantung 11 Tahun Sembuh Dalam Waktu Sebulan

Ibu Ayu Adnyani Putri (40) adalahsosok yang tegar. Menjalani pen-deritaan selama 11 tahun bukanlah halyang mudah. Diakuinya sejak hamilanak satu-satunya ia sudah merasa-kan gangguan pada jantung. Karenasering kelelahan, jantungnya terasaberdebar dan detaknya tidak merata.

Sejak tahun 1998 ia mengalamigangguan jantung, sesak, dan nyeri.Dokter pernah menyarankan untukmenggugurkan kandungannya,karena khawatir jika kehamilan-nya dipertahankan bisa me-renggut nyawa Bu Ayu. Karenamerasakan sulit hamil dan per-nah mengalami keguguran, BuAyu tetap pada pendiriannya un-tuk meneruskan kehamilannya.

Setelah melahirkan anakperempuan satu-satunya, ter-nyata gejala sakit jantung terusmenggerogotinya. Hampir tidak

ada hari tanpa se-sak dan keluhanjantung. Sang suamipun ikut menderita.Ia sering absenmenjalanlan tugas-nya karena Bu Ayusering tidak mampumenolong dirinyasaat penyakitjantungnya menye-rang. Ketika serang-an jantung muncul,baik siang atau ma-lam Bu Ayu bisapingsan berkali-kali.Ia pun segera di-bawa ke rumah sa-kit. Selama lebih 9tahun penyakitjantungnya seringkumat, Bu Ayu ha-nya satu minggu dirumah, sisanya se-lalu dihabiskannyadi rumah sakit.

“Sejak penyakitsaya kumat, sayaselalu dibantu olehsuami. Semua pe-kerjaan rumah tang-ga seperti ke pasar,memasak, mem-bersihkan rumah,dan lainnya dikerja-kan oleh suami dansaudara saya. Pe-kerjaan saya hanyatidur dan menontonTV. Bergerak sedikit

saja, jantung saya pasti kumat,” kataBu Ayu.

Setelah menderita gangguanjantung tidak teratur dan bertahun-tahun, ia terus mengonsumsi obat-obatan medis. Serangan demi se-rangan jantung silih berganti dialami-nya, dokter menyimpulkan adanyatensi yang terus meningkat mencapai170/100 dan terjadi gumpalan darahyang menjadikan makin parahnya klep

jantung, pembesaran jantung sertaterjadi pengapuran pada klep jantung(stenotic mitral valve, aotic regurg, leftatrium enlarged).

Kondisi yang dialami Bu Ayu, terusmenggerus keuangannya. Dua rumahdan tiga mobil ludes dilego untukmembiayai pengobatannya selama 11tahun ini. Karena kesehatan jantungnyasulit diobati, dokter berkali-kali pulamengingatkan agar Bu Ayu segera me-laksanakan operasi klep dengan biayasekitar Rp 200 juta.

Seminggu menjelang keberangkatan-nya ke Jakarta, suami Bu Ayu meng-ajaknya berkunjung ke balai pengobatanjantung sehat “Bali Heart Care Center”(BHCC). Mendengar pengobatanalternatif di BHCC tanpa operasi danbisa mengobati sakit jantungnya,Bu Ayusempat meragukannya. “Dokter sajamenyarankan operasi, karena tidak adaobatnya di dunia ini. Apa dengan terapialat dan ramuan bisa menyembuhkan,aneh kedengarannya, “ ujar Bu Ayu.Karena sang suami bersikeras keBHCC, akhirnya Bu Ayu bersedia.Sambil duduk di kursi roda ia datangke BHCC untuk diperiksa. Setelah me-lihat data medis Bu Ayu, Mr.Chai dariHsen Chii International mengambil ke-simpulan, memberikan beberapa resepramuan herbal diikuti dengan terapiEECP dan terapi darah EBOO.

“Sungguh luar biasa khasiatnya,hanya dalam waktu tiga hari sajakondisi saya yang tadinya lemastidak bertenaga, tiba-tiba pulih. Sayabisa pergi ke pasar, naik tangga,memasak dan mengerjakan pekerjaanrumah tanpa bantuan. Saya juga bisamelayani suami sebagaimana mesti-nya,” kata Bu Ayu tersenyum sembarimengatakan saat ini setelah menjalaniterapi selama satu bulan, ia bisamembawa motor sendiri tanpa diantaroleh suaminya. Baginya ini pe-ngalaman luar biasa, sakit jantung 11tahun, diobati hanya dalam waktu sa-tu bulan. “Terima kasih BHCC,” ujar-nya. —adv

Ibu Ayu Adnyani Putri

12 21 - 27 Februari 2010Tokoh

Berpikiran Baik............................................................................................................................................................dari halaman 2

Berbeda dengan orang yangberpikir negatif, saat gagal,mereka akan menyalahkan dirisendiri, sehingga tak ada usahameningkatkan diri. Paksakan diripada 15 menit pertama banguntidur untuk berpikiran positif.

Bimala Rurin Mardewita

Jalani HidupApa Adanya

Mengeluh kaitannya de-ngan kinerja pemerintahan, per-lu juga, guna ikut memberi sum-bangsih pemikiran. Menjalanihidup harus dengan apa ada-nya. Hidup untuk dijalani dandihadapi bukan dihindari dandikeluhkan.

Gede Biasa

Mengeluh Berartibelum Matang

Anak kecil sering mengeluhsaat tidak dituruti keinginannyaoleh orangtua mereka. Begitupula suami, mengeluh jika istri-nya tak mampu berbuat yangsesuai dengan keinginan suami,dan sebaliknya. Secara umum,manusia yang sering mengeluh,mencirikan kalau dia itu belumdewasa. Terutama keluhan me-nyangkut pelayanan kepadadirinya. Masyarakat seringmengeluh jika keinginannya takterpenuhi, bahkan menyalahkanpihak lain. Berarti, tingkat ke-dewasaannya belum matang.Manusia tidak boleh mengeluhuntuk kepentingan sendiri,boleh mengeluh jika untukkepentingan umum.

Jero Wijaya

Masalah punAda Sisi Positifnya

Semua manusia punya ma-salah dan cobaan. Sebagai pro-ses pembelajaran, cobaan itubisa meningkatkan kualitas diriuntuk selalu berpikir, berkata,dan berperilaku baik. Dari masa-lah pun ada sisi positif yangbisa kita ambil. Misalnya, saatdidera musibah kematian orang-tua. Secara otomatis, seluruhkeluarga yang tadinya tak per-nah dan sulit dikumpulkan, bisadisatukan dan dikumpulkandalam sebuah acara pemakam-an. Jika berpikir positif, kitaakan berpikir bahwa musibahbisa memberi hikmah dan pesanyang positif. Musibah juga bisamakin menguatkan sesoranguntuk lebih introspeksi diribahwa selama ini mereka ku-rang merawat orangtua, dll. se-hingga akan ada usaha mem-perbaiki diri. Orang yang bisamemandang tiap masalah de-ngan kaca mata positif membuatorang itu lebih tenang dan ri-ngan. Penyakit disebabkanpikiran. Saat orang sakit danberpikir akan sembuh, penyakititu akan sembuh. Di tubuh or-ang yang berpikir positif, pe-nyakit enggan datang. Orang-orang yang berprasangka baik,akan memaafkan segala halyang membuatnya jengkel. Mu-dah memaafkan orang bisamenjadi salah satu cara untukselalu berpikir positif.

Bimala Rurin Mardewita

Jujurtetapi tak bisa Kaya

Petani adalah contoh orangyang jujur, dan senantiasa

berperilaku baik. Bukankah jikaorang berpikir baik maka akanbernasib baik. Realitasnya, pe-tani tak bisa kaya, mereka hanyamendapatkan kebahagiaan.

Santa

Hidup TenangTermasuk Rezeki

Rezeki tak hanya dipandangdari sisi materi. Ketenanganhati, keluarga yang sehat, istriatau suami dan juga anak-anakyang baik, itu adalah rezeki. Ber-sikap baik bisa memberikan ke-tenangan dan kebahagiaan ser-ta keringanan dalam menjalanihidup, itu adalah salah saturezeki.

Bimala Rurin Mardewita

Awali Niat BaikTidak hanya berpikir, untuk

mencapai nasib baik, perludiawali niat yang baik. Sepertilagu yang dikumandangkanEbit bahwa ikuti saja iramanyadengan rasa, artinya apa yangdiberikan, kita syukuri dan nik-mati serta jalani seperti air meng-alir. Sebuah buku menyebutkanjika setan bisa masuk ke pem-buluh darah dan mengajak kehal-hal negatif. Apa bisa kitamenyiasati ketika pikiran negatifmuncul, agar bisa bertindakpositif?

Becik

Pikiran Buruk MeledakSaat Tertekan

Menabung pikiran burukakan meledak saat kita tertekan.Jadi usahakan untuk selaluberpikir positif.

Bimala Rurin Mardewita

NasibDitentukan Pikiran

Dalam bertindak yangpaling utama berpikir, niat, danberbuat baik. Jika ingin me-lakukan sesuatu mulailah sejakberpikir, agar gerak menjadi ter-arah sesuai dengan keinginan.Sehingga konsistensi menjadikuat sesuai komitmennya. Sin-kronisasi antara pikiran, ucapandan perbuatan mutlak dan wajibhukumnya. Nasib ditentukanpikiran baik atau buruk. Nasibbaik tak hanya diukur seberapabanyak barang yang dimiliki,namun seberapa jauh jangkau-an pikiran atau wawasan pe-mahaman problematika yangmenghadang untuk dicarikansolusinya. Ada pihak yang ber-pendapat, proses lebih baikdaripada hasilnya. Manusiapunya keterbatasan, hanya bisaberusaha, hasilnya ditentukanfaktor dan kekuatan lain. Ber-pikir baik memang bisa meng-hasilkan nasib yang baik.

Pande

Malah DapatKecelakaan

Ingin punya pikiran baik,namun malah mendapatkankecelakaan dan menghasilkanhal-hal buruk. Apa ada yangsalah dengan tindakan kita?

Vera

Belum Didapatjangan Risau

Jika telah melakukan hal-hal

dan tindakan yang baik namunhasilnya belum didapat, janganrisau. Hasil kebaikan tidaklahinstan. Namun, pikiran baik danburuk akan memberikan hasilyang instan. Perbuatan yangbaik meski tak instan, hasilnyaberkeseinambungan. Nanti saatkita membutuhkan bantuan,perbuatan baik yang pernahkita lakukan akan mendapatkanbalasan yang baik pula.

Bimala Rurin Mardewita

Setelah Sukses,Lupa

Pernah berpikir dan berbuatbaik kepada seseorang hinggaorang itu sukses. Namun, meng-apa saat dia sukses orang itulupa dengan kita.

Ugi

JanganBerharap Balasan

Saat kita memulai berpikirdan bertindak dengan baik laku-kan dengan ikhlas dan janganberharap ingin dibalas orang.Tetapi, berbuat baik agar Tu-han, alam dan mekanismenyabisa membalas kebaikan dan ke-mudahan buat kita. Menabunghal-hal yang baik akan bergunabagi masa depan. Banyakorang yang berbuat baik, men-dapatkan rezeki dari arah yangtak terduga. Orang tak perlumengubah lingkungan, orangsering berpandangan lingkung-an ini jelek dan perlu diubah.Sebenarnya, lingkungan bisadiubah jika seseorang sudahbisa mengubah dirinya. Misal-nya terkait kedisiplinan. Harus-nya ditanamkan dalm diri sen-diri jangan melihat orang lain.

Bimala Rurin Mardewita

Dari Pikiran Positifke Perasaan Positif

Seseorang akan berpikirbaik tentang dirinya. Misalnyaseorang penjudi, berpikir ber-judi baik, pencuri pun demikianmenganggap mencuri baik,seorang rohaniawan punyapikiran baik menurut pandagan-nya. Kalau hanya sekadar dipikiran akan jauh dari kualitasatau apa yang diharapkan. Daripikiran positif hendaknyadilanjutkan ke arah perasaanpositif. Di situlah ranah men-dapatkan kedamian dan ke-bahagiaan.

Edi

’Tri Kaya Parisuda’Di Bali ada ajaran tri kaya

parisuda, berpikiran baik, ber-kata baik, berbuat baik. Berbuatbaik hanyalah semata-matauntuk Tuhan bukan memintabalasan kepada sesama.

Ketut Darmada

Sayang Anak,Anak Sayang Kita

Segala sesuatu kita mulaidengan yang baik dan niatyang baik, apa pun hasilnya te-rima dengan ikhlas, baik berhasilmaupun gagal. Mekanismealam akan membalas segala per-buatan yang kita lakukan. Ja-ngan takut jika hal-hal yang kitalakukan tak mendapatkan balas-an. Orangtua perlu berpikir danbertindak positif terhadap anak.Selalu introspeksi diri apakah

tindakan yang kita lakukankepada anak telah baik. Anakyang dibesarkan dengan carayang baik, akan menjadi anakyang berbahagia sehingga mu-dah mencapai prestasinya. Apayang ditanamkan sejak kecil, ituakan menjadi bekal mereka saatmereka besar. Jika kita sayangkepada anak, kelak saat besar,anak akan sayang kepada kita.

Bimala Rurin Mardewita

MenularkanPikiran Baik

Bagaimana cara menularkanpikiran dan tindakan yang baikkepada para penguasa atau pe-merintah.

Made Jujur

Mestinya KebaikanBerakar sejak SekolahDalam sebuah organisasi

atau sistem pemerintahan yangpenting para pemimpin sadarbahwa apa yang dia pikul ada-lah amanah. Banyak orang ber-bondong ingin menjadi pemim-pin, tanpa sadar apakah maknamenjadi pemimpin. Seharusnya,semua kebaikan harus telahberakar dalam probadi sese-orang sejak masih duduk dibangku sekolah, sehingga saatmereka tumbuh menjadi pe-dagang atau pejabat, merekaakan bekerja dengan jujur danbersikap positif.

Bimala Rurin Mardewita

Marah, Malu,Jengkel, Senang

Semua manusia dibekaliberagam rasa marah, malu, jeng-kel, senang, dll. Bagaimanamengatur perasaan itu sehinggatepat waktu, tempat, dan kon-disi sehingga berjalan menujukebaikan.

Werdha

Marah denganKata-kata Baik

Tiap kemarahan pasti adapenyebabnya. Kita perlu me-mandang dengan kaca matapositif. Jika kemarahan dipan-dang secara negatif, makin me-ledak. Marah boleh tetapi kata-kan dengan kata-kata baik,misalnya “Belum bisa dengarya,” jangan memakai kata-katakasar, seperti “Kamu tuli ya,”.Meski keduanya bermakna sa-ma, kata-kata positif dapat me-redam kemarahan. Kemarahanakan berkurang jika memandangsumber kemarahan dengankaca mata positif.

Bimala Rurin Mardewita

TergantungGaris Tangan

Nasib tergantung garis ta-ngan kita. Jikalau pun kita ber-pikir baik, tak akan mengubahnasib kita, namun akan men-dapatkan hasil yang baik.

Wayan Ginawa

Takdir dan NasibBerbeda

Takdir dan nasib itu ber-beda. Nasib dikelola manusia.Segala sesuatu tak ada yangabsolut. Takdir ada tiga, rezeki,jodoh, dan kematian.

Bimala Rurin Mardewita

Membangun dari.................................................................................................dari halaman 2

Para penulis ini mendapat pe-latihan tentang teknik dasar menulisdi media massa. Mereka bukanhanya mengirim karya jurnalistiksederhana seperti berita, foto, danartikel pendek, tetapi juga mengirimtulisan untuk dimuat di rubrik “SuratPembaca” dan “Tanya Jawab”.Pertanyaan yang ditulis diteruskanke instansi yang berkompeten,untuk mendapat jawaban/penjelasan,Pertanyaan dan jawaban itukemudian dimuat di koran, disiarkandi radio, dan ditayangkan di televisi.Ungkapannya berubah, menjadi“Media Massa Masuk Desa, DesaMasuk Media Massa”.

Pertanyaan pernah dikirim KP4

Karya Tani Sari Sempidi, Badung.Judulnya “Babi Betina MintaKawin Terus”. Pertanyaan itu di-jawab Dinas Peternakan ProvinsiBali secara ilmiah dan populer.Pertanyaan dan jawaban itu dimuatsekaligus, di Bali Post Perdesaan 3Agustus 1986.

Pernah ada tulisan Keluarga IMade Geledag dari Dusun Negari,Banjarangakan, Klungkung, berjudul“Anak Itik Mati, Siapa yangSalah?”. Tulisan yang lahir dari ke-polosan hati itu, sebagaimana cirikhas warga perdesaan umumnya,dimuat Bali Post Perdesaan 13 April1986. Demikian sebagian isinya:

“Pada tanggal 30 Maret ’86 I

Made Geledag asal Dusun Negari,Banjarangkan, Klungkung, panenpadi di sawah. Hasil panen dijuallangsung di sawah. Begitu padidipanen “Pengangon Bebek”menggembalakan anak itiknya dilahan sawah I Made Geledag. Bebe-rapa ekor anak itik itu mati di situ.Yang empunya itik menuntut IMade Geledag atas kematian itik-nya itu. Siapa yang bersalah dalammasalah ini? I Made Geledag? “Pe-ngangon Bebek”? Anak itik? Per-kembangan teknologi dengan segalaakibat negatifnya? Atau, faktor-faktor lain? .............” (bersambung)

WIDMINARKO

Gagas Kemandirian........................................................................................dari halaman 1

kerakyatan dengan mengundang1.000 ibu PKK di Tabanan.

Untuk mengembangkan usahakecil menengah di Tabanan, sulungdari tiga bersaudara ini, berkeingin-an membuat pameran. Para pembelidiundang untuk melihat hasil UKMdi Tabanan. Pameran ini sebagaiajang promosi dan sekaligus tran-saksi bisnis. Ia akan memediasiagar para pelaku UKM juga ter-lindungi. Artinya, mereka diun-tungkan. Pameran ini akan gencardilakukan berkesimbungan untukmemperkenalkan UKM di Taba-nan. Ia berharap, dengan pameranini akan banyak bermunculan parapelaku bisnis khususnya kaumperempuan.

Satu-satunya perempuan yangbertarung dalam kancah pilkada iniberharap, perempuan harus pintaragar mereka dihargai. Jangan hanyacukup menjadi ibu rumah tangga.Perempuan hendaknya mengem-bangkan diri dalam berbagai aspekkehidupan. Ia menilai, pendidikankewirausahaan itu penting diajarkansejak di bangku sekolah. Agar paraperempuan memunyai keterampil-an yang dapat mereka kembangkannantinya untuk membantu pereko-nomian keluarga. “Kalau ada wak-tu luang setelah mengurus anak,jangan hanya menonton sinetron.Tapi kembangkan diri dengan me-miliki keterampilan agar bisamandiri,” kata Eka.

Ia mengatakan, banyak ke-terampilan perempuan yang sifat-nya sangat sederhana, namunmampu membantu perekonomiankeluarga. Usaha sanggul Bali,misalnya. Banyak kesempatanyang mengharuskan perempuanBali tampil dalam busana adat yangidentik dengan sanggul Bali. “Tiapupacara adat, perempuan pasti me-makai sanggul Bali. Ini bisa di-

manfaatkan sebagai peluang bisnis,”kata alumnus D-2 Fashion DesignerSusan Budiharjo ini.

Bekerja sama dengan EkalawyaEducare dan aparat desa 10 ke-camatan di Tabanan, Eka pernahmenggagas kursus tata rias sanggulBali bagi 500 ibu PKK. Kegiatanini tujuannya, untuk mendorongpara perempuan menjadi mandiridengan menekuni keterampilan tatarias. Setelah pelatihan ini, para pe-rempuan dapat menerapkannyauntuk diri sendiri. Bahkan, ke-terampilan ini dapat menghasilkanuang. Tidak perlu memunyai tem-pat, dapat dilakukan rumah, atauberkeliling menyanggul.

Dari beberapa perempuan yangsudah mengikuti kursus ini, merekaakhirnya eksis menekuni usahamenyanggul keliling dari rumah kerumah. “Keterampilan ini tampak-nya sederhana namun jika dilakonidengan serius dapat menjadi peng-hasilan yang cukup menggiurkan,”katanya. Prospek usaha yang ba-gus, selain sanggul Bali, adalahpembuatan dupa. MasyarakatHindu di Bali pasti membutuhkandupa untuk persembahyangan.Dupa tahan lama dan dapat dimulaidengan modal yang tidak cukupbesar. Dari dupa dapat dikembang-kan menjadi minyak esensial.

Dari hasil UKM ini, kata dia,dana dapat disalurkan ke koperasidan modal digulirkan, untuk mem-bantu mereka yang kesulitan dalammodal usaha. Fungsi koperasi punlebih optimal dan koperasi dapatberkembang menjadi lebih besar.

Pengalaman Eka dalam berbisnissudah banyak teruji. Berbagai usahatelah ia lakoni. Kariernya berbisnisdi mulai dari komisaris PT PermataSoraindah Cargo, Komisaris PTBakor Sakti, Komisaris PT IntaniSejahtera, Komisaris PT Larosa

Sumbawa, Dirut CV Sarinadi Uta-ma, Dirut CV Ekaswara Gemilang,Dirut CV Sarikarya Mas.

Peduli akan kesehatan, Eka jugamenggagas seminar dan safari ke-sehatan serta memberikan peme-riksaan pap smear gratis kepada1.500 ibu KK Tabanan, bekerja sa-ma dengan Ekalawya Educare danDiskes Tabanan. “Ini hanya salahsatu upaya kami untuk lebih me-nyehatkan masyarakat Tabanan,”kata Ketua Umum Yayasan Eka-lawya Educare Foundation ini.

Eka menilai, perempuan Taba-nan banyak memiliki potensi, ter-masuk dalam bidang politik. Na-mun, mereka masih takut. Dengantampilnya ia dalam kancah pilkadaTabanan, ia ingin menunjukkan pe-rempuan mampu menjadi pe-mimpin. Perempuan harus di-dorong dan dimotivasi agar lebihberani mengekpresikan dirinya.“Perempuan memunyai kesempat-an besar. Tergantung mereka maumemanfaatkannya atau tidak,” kataEka. Asal, katanya menegaskan, pe-rempuan mampu mengatur diri danbertanggung jawab sebagai ibu ru-mah tangga. “Jangan hanya stagnan,tapi terus berani mencoba mengem-bangkan potensi diri,” kata perem-puan yang kini sedang menempuhpendidikan di Fakultas SospolSTISIP Margarana Tabanan ini.

Karier politik Eka dimulai dariBanteng Muda Indonesia. Iadipercaya memegang jabatan wakilketua Pemberdayaan Perempuan.Eka juga dipercaya menjadi SekjenSrikandi Demokrasi Indonesia,wakil ketua pemberdayaan perem-puan keluarga besar Marhaen,wakil sekretaris bidang kesejah-teraan dan sosial KNPI Tabanan,hingga ia menduduki jabatan ketuakomisi IV DPRD Tabanan Periode2009-2014. –ast

Praktik Peradilan..............................................................................................dari halaman 1

bidang hukum. Menurut Tjok IstriSri Harwathy, S.H., M.M., erapenataan hukum dalam segala segikehidupan masyarakat, kini tengahterjadi. Pada saat inilah berbagaiundang-undang yang bersifatreformis dan demokratis dibentuk.Ini berarti memberikan kesempatanluas kepada sarjana hukum men-duduki jabatan dan posisi pentingdi berbagai lini. Fakultas hukumsebagai salah satu dari sekianbanyak pilihan untuk kuliah makindigemari oleh para lulusan SMUdi Bali bahkan di Indonesia.Ternyata pula, FH Unmas menjadifakultas favorit di kalangan pelajaryang lulus bangku sekolah lanjutanatas ini.

Bagi Tjok Sri, mengajar bisadikatakan menjadi bagian darihidupnya. Ia aktif dengan profesisebagai dosen sejak 1986 di FHUnmas yang didirikan 8 Maret1982 ini hingga sekarang. Pengalam-an belajar dan mengajar ini rupanyamenumbuhkan jiwa belajar terus-menerus dalam diri istri TjokordeGde Parthasuniya, S.H. M.M. iniuntuk mengabdikan tenaga danpikirannya di dunia pendidikan.

Program pendidikan ilmuhukum di FH Unmas ini merupa-kan wujud pengabdian kepadamasyarakat dalam memberikansumbangan pada pemerintah, me-nyiapkan tenaga profesional gunameningkatkan kualitas sumber dayamanusia (SDM) agar mampubersaing di era globalisasi melalui

penegakan hukum.“Untuk menunjang tujuan

tersebut kami telah menyediakanfasilitas laboratorium LembagaKonsultasi dan Bantuan Hukum(LKBH) dan Program SpesifikasiPendidikan di bidang advokasi yangdidukung dengan Lembaga Pelatih-an Peradilan. Mahasiswa banyakbelajar dari beragam kasus yangditemui melalui praktik pelatihanperadilan semu yang di kampuskami, akan ditemukan jalan keluar-nya,” ucap sulung dari tujuh ber-saudara pasutri Tjokorda Oka danAnak Agung Istri Putra Citarasmiini sembari mengatakan FH Unmasmengalami banyak kemajuan dalamkualifikasi dosen, inovasi kuriku-lum dan pemelajaran sehingga hasilvisitasi status akreditasi kinimenjadi B.

FH Unmas telah pula menyu-sun kurikulum dengan tingkatpermeabilitas yang fleksibel, adap-tif, continous improvement, tetapkonsisten dan kokoh terhadap visi,mini, tujuan utamanya; memper-hatikan bobot dengan muatan, con-tent context selalu mengalami per-baruan terus-menerus sesuai per-kembangan iptek serta prioritaskeperluan pasar lulusan.

Kurikulum juga dibuat tetapsmart (specific, measureable,achieve, realistic, and time phased),sehingga mudah diterapkan, mudahpenyediaan sarana-prasarana pen-dukung atau pelengkapnya. Tujuanakhirnya adalah mampu memberi-

kan jaminan kepastian mututerhadap hasil dan dampaknya dariproses penerapan dengan waktuyang tepat. “Selama ini semua pro-gram berjalan berkat teamwork daripara sejawat kami di FH Unmas,”tandasnya.

Sebagai dosen, perempuan satuini mengakui menjadi kewajibannyauntuk selalu mengembangkan ke-sadaran mahasiswanya menguasaipengetahuan tentang keaneka-ragaman dan kesederajatan manusiasebagai individu dan makhluk so-sial hidup bermasyarakat; menum-buhkan sikap kritis, peka dan arifdengan landasan nilai estetika, etikadan kepekaan moral dan landasanpengetahuan serta wawasan luasdalam mempraktikkan pengetahuanakademik dan keahliannya. “Maha-siswa dituntut memiliki soft skill.Melalui pemelajaran tersebut me-reka akan memahami pentingnyaberetika, kreativitas, inisiatif. Softskill ini untuk memoles kemampuanketerampilan mahasiswa dalammempersiapkan diri menghadapikompetisi global sekaligus memper-tajam profesionalisme,” ujarnya.

Dekan yang senantiasa tampilelegan ini menyatakan sebagai pe-nyelenggara akademik tentu ia me-miliki harapan nantinya FH Unmasyang digawanginya menelurkan sar-jana hukum yang berjiwa Pancasila,bersifat terbuka, cakap memangkujabatan yang memerlukan pen-didikan tinggi serta mandiri dalammemelihara dan memajukan ilmu

pengetahuan, menguasai ilmuhukum serta teknik analisis dalamrangka memahami seluruh proseshukum, memajukan, mengembang-kan, menyebarluaskan ilmu hukumpada khususnya dan pengetahuansosial budaya umumnya. —ard

Limbah Karung...........................................................................................................................................................dari halaman 1

elegan. Desain gambar sablonan aslitetap ada. Ini berupa potret asliperempuan petani yang sedangmenanam padi di salah satu sisi ka-rung. Hanya saja, desain potret asliini sudah tampak lebih menarik se-telah dihiasi mote berwarna. Warnamote yang ditindih dikreasikan de-ngan warna lebih kinclong ketim-bang warna desain gambar aslinya.

Tulisan “”New Putri Sejati,Best Rice Quality” ditimpa monteberwarna. “Tulisan asli yang adadi karung tidak dihapus, tetap di-biarkan. Hanya saja, desain tulisan-nya jadi menarik setelah diberimonte berwarna,” ujarnya.

Bahan baku limbah karung initak hanya bekas penyelimut berasdagangan. Ada juga karung serupayang sebelumnya dipakai sebagaikemasan terigu dan gula pasir.

Namun, Wensislaus tak mengerja-kan pemasangan monte. Tugasnyahanya merapikan limbah karungsesuai ukuran tas yang hendakdiproduksinya. “Setelah dipotongsesuai ukuran yang diinginkan, barudipasangi monte. Monte ini dipasangipengrajin lain. Saya menyerahkankepada kenalan saya asal Madura diTuban, Kuta,” katanya.

Biasanya pengrajin monte inibisa menyelesaikan sekitar 6 pcsbahan dasar tas yang telah ditindihmonte. “Setelah itu saya percantikbahan dasar tas ini dengan kulithewan. Pilihan kulit tersebut di-sesuaikan dengan corak warnamonte yang telah dipasang di de-sain gambar dan tulisan karungplastik tadi. Setelah berbentuk taslalu dipasang tali kulit sebagaicantelan tas,” katanya.

Kreasi tas ini sudah setahundikerjakannya. Ini sesuai perminta-an seorang relasi bisnisnya asalItalia. “Relasi bisnis asal Italia iniyang mememasan pertama kali. Tasdari limbah karung plastik ini ter-nyata laku dijual di Eropa,” ujarnya

Pesanan untuk dipasarkan keluar negeri pertama kali sebanyak300 pcs. Ini terjadi setelah relasibisnis asingnya tadi berhasil me-nemukan pasar di negaranya hanyabermodal empat sampel tas yangdikerjakan Wensislaus. “Pesanantertinggi baru 800 pcs. Tetapi, pros-pek pemasarannya di luar negeri,”ujarnya.

Buah kerajinan tangan ini ter-golong kreasi baru daur ulang lim-bah karung plastik di Bali. “Tetapi,beberapa bulan belakangan ini adapengrajin lain yang mulai membuattas dari bahan baku limbah karungseperti ini. Saya senang karena telahmerintis jenis usaha bisnis limbahkarung ini sehingga bisa dilakukanorang lain juga. Sebenarnya banyakkreasi baru bernilai ekonomi bisa

didaur ulang dari limbah,” katanya.

Modal Bahasa InggrisHasil kreasinya itu diakui

bukan murni berasal dari dirinya.Ini berkat Wensislaus berkenalansecara kebetulan dengan seorangbule saat ia nyambi menjadi timeshare di Kuta akhir tahun 2008.Modal bahasa Inggris yang di-milikinya ternyata membawa ber-kah. “Bule ini bercerita dia pernahpunya usaha bisnis tas dari terpal.Namun, ia ingin mulai membuat tasdari karung bekas pembungkusberas. Katanya bahan bakunyakuat untuk dibuat tas. Dia laluminta saya bikin tas yang menarikdari karung plastik bekas tersebut,”kisah Wensislaus.

Namun, saat itu dirinya masihterikat pekerjaan tetap sebagai sales-man di sebuah perusahaan penjualankulit di Kuta. Sebagai salesman iabertugas mencari pelanggan. “Saatkeliling cari pelanggan itulah sayamencari informasi karung plastik be-kas di toko penjualan beras. Sayacoba beli empat lembar karung ter-sebut. Lalu, saya coba potong men-jadi empat ukuran. Kebetulan adaseorang ibu asal Madura yangsaya kenal sebagai pengrajin montedi Tuban. Saya minta ibu inimemasang monte seperti yangsaya minta. Setelah itu, saya cobapadukan dengan kulit. Hasilnyaternyata membuat relasi bisnissaya tadi puas. Dia mencari pasarke Italia. Dua minggu kemudian

ada pesanan 300 pcs,” paparnya.Suami Maria Andi Setiawati

(22) ini sebelumnya tak pernahmembayangkan akan melakoniusaha kerajinan bernilai ekspor ini.Ini lantaran setamat SMK diahanya ingin mencoba merantau keBali. “Awalnya saya jadi buruhbangunan sebuah hotel berbintangdi Kuta tahun 1999. Setelah itusaya sempat menjadi salesman diperusahaan furniture milik sepupusaya di Besakih, Karangasem,”kisahnya.

Lepas dari situ, ia sempatmengecapi pekerjaan sebagai asistenseorang warga Italia yang memodaliusaha garmen di Kuta. Bisnis inimenghasilkan produk busana pantai,sepatu, dan sandal kulit. “Dari sinisaya sempat mencuri pengalamanmembuat sepatu dan sandal kulitdari para pekerja garmen. Kebetulansaya menumpang di rumah sepupuyang juga bisnis sepatu dan sandalkulit. Di rumahnya ada mesin jahitkulit. Saya coba praktikkan apayang saya lihat di perusahaangarmen. Tiga tahun merasa cukupdapat bekal pengalaman, saya laluminta berhenti,” ujarnya.

“Bisnis tas sebenarnya takmemerlukan modal besar. Sejauh inisaya baru bisa masuk ke pasar luarnegeri. Saya belum coba untukkonsumen lokal. Konsumen lokalini bisa jadi menjadi pasar potensialdi tengah ketatnya persainganproduk kerajinan kita denganbarang impor,” katanya. —sam

21 - 27 Februari 2010 Tokoh 13

Amankah Minum Obat terus-menerus Jangka Panjang?Semua Obat punya Efek Samping

“Pada prinsipnya, semuaobat memunyai efek samping.Sepanjang dalam pengawasanahlinya, efek samping dapatdiminimalkan atau diabaikan,”ujar Ahli Penyakit Dalam Prof.Nyoman Dwi Sutanegara, M.D.

Namun, kata Guru Besar FKUnud ini, banyak informasiyang harus diluruskan. Selamaini, jika sakit, orang begitumudah membeli obat di pasaran.Sakit kepala atau pusing, misal-nya. Ia menyatakan, sebagianbesar obat pusing memunyaiefek samping terhadap lam-bung. Celakanya, kata Prof.Dwi, karena begitu mudah di-dapat dan ampuh menghilang-kan pusing, obat seperti ituseperti pisang goreng. “Semau-nya minum obat. Besok pusinglagi, minum obat lagi. Begituseterusnya,” ujarnya.

Padahal obat ini bersifatasam. Begitu obat diminum, me-mengaruhi lapisan dalam lam-bung. “Kalau hanya diminumsekali atau dua kali tubuhmungkin dapat mengantisipasi-nya. Kondisi asam dinetralisir.Kalau terlalu sering minum obatpusing dapat mengakibatkanmuntah darah, luka di lambungatau maag,” jelasnya.

Selain sifatnya asam, obattersebut juga dapat meng-ganggu ginjal. Obat-obatangolongan NSAID (non steroidanti inflammatory drug) selainberpengaruh pada lambungjuga pada ginjal. Obat jenis inimemang ampuh mengobatipusing dan rematik.

Prinsip kedokteran adalahmengobati akar penyebabnya,bukan gejalanya. “Bisa sajapusing karena kurang makan,kurang tidur, stres, tekanan da-rah tinggi atau penyebab lain-nya. Penyebab inilah yang ha-rus diobati. Bukan langsung

minum obat sebarangan,”tambahnya.

Dua Minggu BereaksiAda kasus ditemui Prof.

Dwi. Salah seorang pasiendatang dengan muka bengkak.Setelah ditelusuri, pasien ter-nyata membeli obat sebarang-an. Ia meminum obat yangmengandung golongan steroid,yakni hormon yang tidak bolehdikonsumsi terus-menerus.Obat golongan ini dapat menye-babkan gangguan pada kelenjaradrenal. Akibatnya, terjadicushing deases yakni bengkakdi wajah atau tekanan darahmeningkat, dan gangguan diginjal. Ia mengatakan, efek sam-ping obat golongan steroid jikadiminum dua minggu berturut-turut, langsung bereaksi. Aki-batnya bisa fatal bahkan me-

nyebabkan kematian.Ia menyarankan jangan

sebarangan minum obat. Ketikaada keluhan, konsultasikan kedokter.

Uji Klinis ObatBagaimana dengan pasien

yang mengalami penyakit ter-tentu yang diharuskan minumobat seumur hidup?

Prof. Dwi mengatakan,walaupun pada prinsipnya se-

mua obat memunyai efek sam-ping, untuk pengobatan longlife treatment sudah direkomen-dasikan para ahli, obat tersebutaman, dan efek sampingnya da-pat diabaikan. Artinya, dapatdikonsumsi seumur hidup de-ngan pengawasan dokter.

Ia menegaskan, obat-obatanyang direkomendasikan paraahli yang telah disepakatisudah melalui uji klinik yangmendapat persetujuan daribadan pengawas obat danmakanan dunia AS atau FDA(food and drug administra-tion). Kalau di Indonesianamanya Badan POM.

“Kalau sudah ada rekomen-dasi dari FDA, seyogianya obat-obatan yang masuk ke Indone-sia, harus dikaji Badan POM.Tetapi, saya lihat belum jalan.Balai POM sering menyerahkanke institusi, misalnya ke Unudada tim yang mengkaji,” ung-kapnya. Tujuannya, kata Prof.Dwi, untuk keselamatan pasien.Apa manfaat dan kerugian obattersebut untuk pengobatanjangka panjang. Kalau manfaatyang didapat lebih sedikit dari

SERING terjadi, orang membeli obat yang dijualbebas di pasaran. Bagaimana efek obat-obatan untukpengobatan penyakit tertentu yang harus diminum

seumur hidup (long life treatment)?

tkh/

ast

Prof. Dwi Sutanegara

KesehatanKesehatankerugian yang ditimbulkan,obat-obatan tersebut harusditarik dari pasaran.

Ia memaparkan, untuk pe-ngujian obat ada beberapa fa-se yang dilalui yakni fasepertama, obat tersebut diguna-kan pada orang-orang sehatuntuk mengetahui apakah adakerugian/gangguan yang di-timbulkan. Fase kedua, diguna-kan pada orang-orang yangsakit. Fase ketiga, lebih luaslagi yakni sudah boleh dipakaimengobati pasien, tetapi masihtetap dalam pengawasan.“Walaupun sudah memasukifase ketiga, kalau ditemukanmasalah, obat tersebut dapatditarik dari pasaran,” ujarnya.

Ia menambahkan, sebelumfase klinik, dilakukan pemeriksa-an praklinik yakni menganalisis

apa kandungan/isinya. Namun,untuk saat ini, obat-obatanyang sekarang beredar sudahmendapat persetujuan daribadan kesehatan dunia. Misal-nya, obat untuk pengobatankencing manis. Ada dua jenisobat yakni tablet dan suntikan.

Banyak pasien kencingmanis yang mengonsumsi tab-let. Jenisnya juga berbeda de-ngan cara kerja yang berbedapula. Ada obat tablet yang me-rangsang pankreas untuk me-ngeluarkan insulin. Insulin ada-lah hormon yang bekerja me-nurunkan gula darah. Ketikapabrik insulin/pankreas sudahtidak bekerja lagi/mati, tablet initidak bermanfaat lagi untukmengantipasi diabetes. Jadiharus diberi suntikan.

Apakah obat diabetes dapatdiberikan dalam jangka pan-jang? Sejauh ini, kata Prof. Dwi,tidak ada masalah, selamadalam pengawasan dokter.

Ia mengungkapkan satu

kasus. Makin lama orang men-derita diabetes, sel-sel pan-kreasnya makin rusak. Misal-nya, dulunya ada satu juta sel,makin lama berkurang menjadi100 sel. Keadaan ini tentu tidakmampu menghasilkan insulinyang cukup. Tablet tidak ber-manfaat lagi menurunkan guladarah kecuali dosisnya diting-katkan. Ada ketentuan darimasing-masing tablet, misal-nya, ada tablet yang tidak bo-leh diberikan melebihi 20miligram per hari atau 4 mili-gram per hari. Tergantung je-nis obatnya.

Efek samping akan muncul,jika obat diberikan dengan do-sis tinggi secara seketika. Prin-sip pengobatan diabetes, obatyang diberikan, dimulai dari do-sis paling rendah, kemudian di-naikkan pelan-pelan. Sebagianbesar obat diabetes yang diberi-kan para dokter, dosisnya ke-cil, aman, dan reaksinya lebihcepat. –ast

Saraf Terjepitku SembuhGARA-GARA aku meng-

angkat barang berat,pinggangku terasa sakit,sampai-sampai kaki terasaberat, jalan pun susah. Su-dah bertahun-tahun hidupkumenderita, naik mobil, jalanseper ti orang pincang.Berobat sudah ke mana-mana, minum obat, urut, se-mua sudah kujalani, sampaisaya putus asa. Saya bacasalah satu media, di KlinikSuhu Yo ada terapi yangmanjur untuk saraf terjepityaitu terapi listrik. Ternyata

satu kali terapi saja akusudah bisa berjalan denganenak, memang aku sekarangbenar-benar sembuh. Terimakasih Suhu Yo.

Call center Suhu Yo.Jakarta Mangga DuaSquare, Lt.I, Blk.A2, No.52-57, Jln.Gunung Sahari Raya,Jakarta Utara Tlp. (021) 70444457, Bandung Jln.Malabar No. 2E Tlp.(022)91122977, Pasir Kaliki, RukoPaskal Hyper Square Blk. ANo. 10 Jln. Pasir Kaliki Tlp.(022) 919808 15 , Denpasar

Jln. Hayam Muruk No. 125Denpasar Tlp. (0361) 9152367. —adv

“Make the People Beautiful and Happy”Hanya House of Dura

KLINIK kecantikanHouse of Dura Bali terletakJalan Teuku Umar, tepatnyadi Pertokoan Niaga TeukuUmar Blok B 6-7, JalanTeuku Umar No. 8 DenpasarBali. Klinik KecantikanHouse of Dura Bali merupa-kan perusahaan yang ber-gerak di bidang jasa, yaitumemberikan pelayanankesehatan yang dikhusus-kan untuk kecantikan kulit,wajah dan rambut. KlinikKecantikan ini didirikan pa-da 10 Agustus 2003, olehRustam dan dikelola sendirioleh istrinya, Farida.

Awal berdirinya House ofDura Bali dimulai darimasuknya produk DURASKIN di Bali. Produk DURASKIN merupakan hasil risetdan penelitian selamabertahun-tahun yang di-kembangkan oleh DuraskinLaboratories, USA. Untukwilayah Indonesia, Duraskinbertempat di Jakarta, di Ja-lan Kaji No. 36 JakartaPusat, dan berdiri tahun1999 sebagai anak per-usahaan Skin Health Group

Pte. Ltd. (Singapore). Seiringberjalannya waktu, didirikanDura Skin Center (DSC) danHouse of Dura (HOD) yangberfungsi sebagai pusat in-formasi dan distribusi

produk-produk Duraskin. DuraSkin Center dan House ofDura hadir dengan Total So-lutions Concept yang me-rupakan pusat perawatan ter-padu untuk merawat ke-

cantikan wajah dan tubuhuntuk kesehatan dan ke-percayaan diri. House of Durasudah ada di hampir seluruhkota besar di Indonesia, yaituJakarta, Surabaya, Aceh,Medan, Pekanbaru, Palem-bang, Malang, Manado, Ma-kassar, Luwuk, Palu, Goron-talo, Tarakan, Samarinda,Sampit, Banjarmasin, Balik-papan, Denpasar, Ambon,Jayapura, Timika, Sorong,Merauke.

Tempatnya yang beradatepat di jantung Kota Den-pasar, membuat klinik iniselalu menjadi pilihan untukmerawat kesehatan kulit danwajah baik kaum wanitamaupun pria. Seiring denganperkembangan zaman yangsemua serba canggih, me-nuntut semua orang untukselalu bekerja dengan cepatdan tepat. Sehingga, sering-kali orang lupa untuk me-rawat kesehatan kulit danwajah. Padahal, kecantikandan kesehatan kulit sangatmemengaruhi kinerja se-

seorang dalam menjalinsebuah hubungan denganorang lain baik dalam ber-bisnis, bersosialisasi, mau-pun bekerja.

Dengan moto “Make thePeople Beautiful and Happy”,House of Dura memunyaimisi untuk membuat semuaorang yang melakukan pe-rawatan di Klinik KecantikanHouse of Dura Bali menjadilebih cantik dan tentunyaakan merasa lebih bahagia.Tentunya untuk mewujudkanmisi tersebut harus didukungoleh tenaga yang profesional.Klinik Kecantikan House ofDura memiliki dokter-dokteryang sudah ahli di bidangkecantikan, dan beauticianyang sudah berpengalamandi bidang kecantikan.

Setiap customer yangdatang akan dianjurkan untukkonsultasi terlebih dahuludengan dokter (konsultasidokter gratis). Hal ini dilaku-kan untuk melihat kondisikulit si customer. Selanjut-nya, diarahkan untuk me-lakukan perawatan yangsesuai dengan masalah kulit,jenis kulit, dan disesuaikanpula dengan anggaran ke-uangan customer itu. DiHouse of Dura, ada berbagaijenis perawatan wajah, baikyang sifatnya medis maupunnonmedis. Perawatan yangsifatnya medis, biasanya di-tujukan untuk customer yangmemiliki masalah sepertijerawat, flek, pori-pori besar,kerutan (wrinkle), kusam, ke-ring, tekstur kulit yang tidakrata, scar (bekas jerawat),spider vein, bulu-bulu yang ti-dak diinginkan, dll. Sedangkanperawatan yang sifatnya non-medis adalah perawatanyang ditujukan untuk pem-bersihan saja dan berfungsiuntuk mempertahankan kon-disi kulit yang sudah optimal.

Selain perawatan wajah,House of Dura Bali jugamenyediakan perawatan

tubuh seperti spa, body re-fresh, ratus, pedicure, mani-cure, body scrub, aromaticmassage, dan reflexy denganharga yang terjangkau untuksemua kalangan. House ofDura Bali juga menyediakanperawatan rambut seperti hairspa, hair mask, ozon, colour,keriting, rebonding, dll. SalonDura juga menyediakan cut-ting dan make up baik makeup wedding, prewedding,pesta, wisuda, dll. yangditangani langsung oleh

ahlinya (Achun).Nah, bagi Anda yang

merasa kondisi kulit tidakoptimal atau yang punyamasalah kulit, tidak perlumerasa khawatir karenaHouse of Dura Bali akansenantiasa membantuAnda untuk mengatasisemua masalah kulit Anda.Sehingga, impian untukmemiliki kulit yang cantik,kencang, sehat, dan awetmuda bukan lagi menjadiimpian. –adv/ten

Perawatan wajah di House of dura

PUSAT PERAWATAN KECANTIKANPertokoan Niaga Teuku Umar Blok B 6-7

Jln. Teuku Umar No. 8 Denpasar, BaliTlp. (0361) 229806, Faks (0361) 221580

IKLAN CANTIK

Saleh

14 21 - 27 Februari 2010Tokoh KesehatanKesehatan

21 - 27 Februari 2010 Tokoh 15TrendiTrendi

Batik bukan hanyauntuk Busana

KAIN batik bukan hanya untuk bahan bakupakaian, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagaisarana beragam produk lainnya seperti sandal,

tas, sepatu, dompet, suvenir, dan peralatanrumah tangga. Beragam produk itu berbahan

batik tampak unik dan lebih trendi.

A da batik yangdikerjakan secaramanual, ada yang

lewat proses cetak. Biaya pem-buatan batik tulis relatif mahal,karena proses pengerjaannyayang manual dan memerlukanwaktu lebih lama daripada ba-tik cetak. “Karena unik, batiktulis banyak dipilih menjadisarana suvenir, khususnya bagiwisatawan mancanegara,” ujarpemilik Candra Kirana Batik, IdaAyu Wulan.

Sejak tahun 1991 ia mem-buka usaha suvenir benda-benda bermuatan batik, ter-masuk kain batik dan beragamsuvenir lainnya. “Jenis kainbatik yang digunakan beragam,

but hingga kaki, seperti jepit,topi, pakaian, dasi, tas, dompet,sandal, sepatu, bahkan anekasuvenir dan peralatan rumahtangga seperti tatakan gelas,kipas, sprei, dan sarung bantal.“Seiring perkembangan zaman,model yang saya buat punmakin beragam,” kata ibu satuanak, Cris Krisno Bagus, ini.

Ia mengatakan berbagaiproduk suvenir dan kebutuhansehari-hari dari bahan kain ba-tik ini makin unik dan menarikapalagi dengan menggunakanwarna yang tepat. Sepatu dansandal, misalnya, menggunakankain batik warna merah muda.

Wulan yang dibantu be-berapa tukang pun membatik diatas media kayu dan menghasil-kan berbagai macam produk se-perti tatakan gelas, topeng, danwayang golek bermotif batik.

Salah satu jenis suveniryang disukai tamu dari Eropaadalah lukisan batik. Wulan me-nuturkan, lukisan ini tersaji de-ngan berbagai ukuran dan har-ga. “Harga termurah Rp 60 ribu,paling mahal Rp 15 juta di-sesuaikan dengan ukuran sertajumlah warnanya,” katanya.

Proses membuat lukisan iniseperti proses membatik yaknimencetak motif dengan pensil,melapisi dengan malam, me-warnai yang dimulai denganwarna terang, dan kemudianproses celup. Pembuatan sehelailukisan ukuran 150 x 50 cmdengan 15 s.d. 16 warna me-merlukan waktu tiga bulan. – tin

Ida Ayu Wulan

ada batik cetak, ada batik tulis.Bahannya pun beragam, bahankatun, sutra sampai rayon yangdipoles bahan warna alam.Proses membatik tak hanyadilakukan di atas media kain,melainkan juga di media kayu,”ujarnya.

Ia menuturkan busana ba-tik makin trendi empat tahunbelakangan ini. Pemakainya, takhanya orang tua, kaum remajapun kini mulai suka mengena-kan busana bermotif batik.

Kain batik pun telah di-manfaatkan sebagai beragamproduk mulai dari aksesori ram-

Satpam Berbaju BatikTampak Familiar

BUSANA batik menarikperhatian Manajer LP3I BaliDra. Ni Nengah Wardani, M.M.Ia memilih batik sebagai salahsatu seragam karyawan LP3IBali sejak Desember lalu. “Pe-tugas keamanan (satpam) yangmengenakan seragam batik lebihterkesan familiar, sangat bagusuntuk lembaga pendidikan yangsifatnya melayani,” kata perem-puan kelahiran Tabanan, Sep-tember 1966, ini.

Ia mengatakan busana ba-

JIKA ingin mengenakan busana batik, tentukan siapa, kapan, dan dalam acara apa akandikenakan. Untuk acara pesta sebaiknya dipilih jenis berbahan sutra. Bahan sutra memberiefek bersinar yang mencerminkan kemewahan. Warna busana batik ke pesta untuk malam harisebaiknya tak mencolok. Jika pesta itu siang hari pakailah warna yang segar. Dalam acarapesta pilih model dress bagi perempuan. Sebab, jika batik untuk busana atasan saja,mengesankan sebagai pakaian kantor. Aksesori bisa dengan meletakkan payet atau hiasanpada dress.

Untuk kostum kantor sebaiknya dipilih batik warna natural yakni yang warnanya tak terlalugelap, seperti cokelat muda dan sedikit kebiruan. Pilih warna yang tak terlalu menarik perhatian.

Bagi orang tua sebaiknya pilih batik dengan motif tak terlalu ribet dan banyak gambar.Warna yang dipilih, sebaiknya tak banyak menarik perhatian orang.

Sumber : Tjok Istri Ratna S.Sn.Dosen ISI

Memilih Busana Batik

MINUM obat kelihatan sepele. Namun, jika salah, bukan manfaat yang akan didapat,malah membahayakan. Prof. Nyoman Dwi Sutanegara memberikan beberapa tips yang harusdiperhatikan:

1.Jangan membeli obat sembarangan, dan jangan sepelekan penyakit Anda.2. Jika minum obat penurun panas, setelah panasnya turun, segera distop. Simpan obat di

tempat yang aman dan kering.3. Obat penurun panas sifatnya asam, sebaiknya diminum setelah makan.4. Ikuti aturan pakai dalam resep, apakah diminum sebelum makan, atau sesudah makan.

Apakah tiga kali sehari atau sekali sehari.5. Jika dalam brosur obat tidak tertera tentang manfaat dan efek samping, sebaiknya

tanyakan ke petugas apotek atau dokter.6. Bagi pasien tertentu yang diharuskan minum obat seumur hidup, lakukan beberapa kiat

agar tidak lupa minum obat. Misalnya, catatkan di kertas dan tempelkan di tempat yangmudah dilihat untuk mengingatnya.

7. Jika minum obat antibiotika sebaiknya dihabiskan sesuai aturan resep. Jika tidak, kumamakan kebal dengan obat tersebut atau dosisnya harus ditingkatkan. –ast

Perhatikan Saat Minum Obat

tik kini makin populer dikalangan masyarakat, baik tuamaupun muda. Dari segi modeldapat dimodifikasikan se-hingga cocok dikenakan disegala suasana dan terkesanlebih trendi. “Pengenaan bu-sana baik ini lebih me-masyarakat setelah dipeloporipublic figure,” kata perem-puan yang kerap tampil se-bagai pembicara di bidangpersonality development ini.

—tin

Batik BanjiriTanah Abang

PENGAMAT budaya dandesainer Tjok. Istri Ratna, S. Sn.menyatakan kini busana batikbanyak dikenakan masyarakatBali karena bukan lagi diakuisebagai budaya masyarakatJawa melainkan juga masyarakatIndonesia. Motif batik takhanya untuk pakaian, namun diBali telah diaplikasikan keberbagai macam produk.

Ia mengatakan industri ba-

tik justru mengalami perkem-bangan pesat setelah diklaimMalaysia menjadi miliknya.“Produsen batik menjadikanmomentum ini peluang usahadengan memproduksi batikbesar-besaran sejak awal 2008sehingga Tanah Abang di Ja-karta pun dibanjiri kain batik,”kata dosen ISI Denpasar ini.

Tjok. Ratna menambahkan,batik punya daya tarik kuat dan

diminati sepanjang tahun ka-rena terbuat dari bahan yangmenyerap panas, tidak mudahrusak, dan merupakan simbolmasyarakat Indonesia.

Ia mengungkapkan, untukmotif batik banyak dipilih daritema flora dan fauna, dan tiapkota punya ciri khas. Misalnyabatik Solo punya warna dasarkekuningan, batik Yogya putihhitam. —tin

Ibu dan Kekuatan KasihnyaBAGAIMNANA

caranya supaya da-lam rumah tanggakita bisa tercipta ke-lurga yang berbudipekerti luhur?

Dalam SiwaPurana, Dewi Parwati bertanya kepada DewaSiwa, apakah ada suatu cara untuk menjaminkebaikan, kemakmuran, dan kesejahteraan bagikaum ibu. Parwati ingin agar tiap ibu panjangumur dan hidup sehat serta berbahagiabersama suami, anak-anak, cucu, teman, dankerabatnya. Dewa Siwa senang mendapatpertanyaan cerdas Parwati. Siwa memberijawaban mengenai Varalaksmi Vrata, yangakan menganugerahkan segala yang dimohonseorang ibu. Upacara ini merupakan anugerahbagi para ibu, yaitu pemujaan Laksmi/dewikemakmuran. Jika seorang ibu memuja DewiLaksmi dengan ketulusan dan kerendahan hati,niscaya kesejahteraan dan kedamaian akanterwujud dalam keluarga. Ibu selalu berusahasekuat tenaga demi kesejahteraan keluarganya,mereka selalu mendambakan kesetaraan,keutuhan, persatuan, dan persaudaraan.Begitulah seorang ibu bicaranya lemah lembut,jujur, dan sopan santun penuh kedamaian. Damaidi hati, damai di keluarga dan damai di masyarakatserta dunia. Begitu juga anak-anak, pasti terketukdalam hatinya melihat kedua orangtuanya selalurukun saling menghormati dan menyayangi.Sebaliknya, kalau orangtuanya sering bertengkardi depan mereka, anak-anak itu merasa tidaknyaman di rumah lalu dia mencari kesenangandi luar rumah bersama teman-temanya; rumahnyamenjadi tempat neraka.

Sepanjang sejarah ibu adalah teladan

bagi kebenaran, keteguhan hati, dan kekuatanmoral. Mereka menunjukkan keberanian tinggidalam menghadapi berbagai perubahan hidup.Ibu merupakan hadiah dan anugerah yang pal-ing berharga yang Tuhan berikan. Orang bijakmengatakan ibu merupakan Tuhan dan gurupertama bagi anak-anaknya. Dia berusahakeras berdoa supaya keluarganya selaluberada dalam kebaikan dan kebenaran. Merekaberhak mendapat penghormatan tertinggi atasbaktinya yang tanpa pamrih serta pengabdian-nya kepada seluruh keluarganya, ibu adalahpenentu bagi kemakmuran suatu negara. Diamengajari anak-anaknya tentang nilai syukurpengorbanan rasa hormat dan pelayanantanpa pamrih. Dia bekerja tanpa kenal lelahuntuk meringankan penderitaan keluarganya.Asuhan ibu yang penuh kasih sayang sertabimbingan yang penuh nilai-nilai ke-manusiaan, menghasilkan pemimpin-pemimpinbesar dunia seperti Mahatma Gandi. Merekatidak pernah merasa kehilangan kayakinankepada Tuhan. Mereka selalu menang dalammenghadapi halangan dan rintangan. SemogaTuhan selalu menuntun kita ke jalan yang baikdan benar, walaupun dalam perjalanan hidupini kesenangan dan kesedihan silih berganti,kita harus sabar dan tenang menghadapinya.Keseimbangan antara kebahagiaan dan pen-deritaan sebaiknya terus dijaga, agar kehidup-an kita jauh dari ketidakharmonisan. Ibumemiliki kekuatan kasih yang luar biasa dalammenentukan kesejahteraan dan kedamaiandalam keluarga. Kekuatan ini tetap adasepanjang ia berada di jalan kebenaran.

MetriasihJalan Cekomaria Peguyangan Denpasar

Nenek 70 Tahun Melahirkan Bayi KembarLuar biasa! Seorang nenek berusia 70tahun melahirkan bayi kembar, laki-lakidan perempuan. Kembar ini lahirprematur dengan bobot masing-masingdua pon sembilan ons.

K asus unikOmkari Panwarini terendus staf

Guinness World Recordyang langsung melakukanverifikasi data danmenetapkannya sebagai ibutertua yang melahirkan bayi,sekaligus memecahkan rekorAdriana Iliescu asal Rumaniayang melahirkan bayi perem-puan dalam usia 66 tahun,tahun 2005.

“Selama delapan bulanhamil saya sangat sibuk dankesakitan tetapi saya ber-usaha tetap tabah menjalani-nya. Saya pernah melahirkansebelumnya, jadi tidak masa-lah menjalani ini lagi. Kadang-kadang, Anda harus meng-hadapi rasa sakit jika meng-inginkan sesuatu yang baik.Yang saya pedulikan adalahanak-anak saya sehat. Seka-rang saya dan suami menda-pat ahli waris yang kami ingin-kan,” ucap Omkari yang me-lahirkan di RS Jaswant RoySpeciality Hospital.

Ia mengakui biaya yangdikeluarkan untuk mendapat-

kan bayi tersebut cukup mahal,namun kelahiran anak laki-lakimembuat semuanya berharga.“Saya bisa mati dengan baha-gia, suami saya pun bisa ber-bangga karenanya,” tegasnya.Tentang rekor Guinness yangdidapatnya, Omkari mengata-kan, ia tidak begitu peduli.”Rekor ibu tertua tidak ada arti-nya bagi saya. Saya hanyaingin melihat bayi saya lahir se-hat dan selamat, serta merawat-nya semampu saya,” katanya.

Menurut dokter di JaswantRoy Speciality Hospital, bayikembar itu sehat. Para doktermemutuskan kelahiran secaracaesar karena ada beberapakomplikasi dalam tubuh Omkari.“Saya telah 20 tahun me-nangani IVF treatment namunbelum pernah ada kasus sepertiini,” ujar Nisha Mallik, dokteryang menangani Omkari.

Kasus Omkari Panwar inimenarik. Sebelumnya, Omkari dansuaminya, Charan Singh, 75tahun, telah memiliki dua anakperempuan dan lima cucu. Na-mun, pasangan tua ini masih te-tap penasaran dan ingin memiliki

anak laki-laki sebagai ahli waris.Sudah menjadi budaya setempatyang menganggap hanya anaklaki-laki disebut penerus keluargajuga ahli waris.

Karena itu, bertahun-tahunmereka terus mencoba mendapat-kan anak, namun Omkari Panwarbukanlah wanita yang mudahhamil. Selama perkawinan merekasampai usia tua, hanya mendapatdua anak perempuan.

Meski sudah hampir putusasa, pasangan ini mencobaalternatif terakhir yakni men-jalani perawatan IVF (in vitrofertilization) dengan biaya 350ribu rupees atau sekitar Rp 81juta. Pasangan ini tidak kayaraya, namun demi mendapatanak laki-laki, mereka rela men-jual dan menggadaikan harta-nya bahkan menutupi ke-kurangan biaya itu denganmeminjam. Singh, suami Om-kari, menggadaikan tanah me-reka, menjual kerbau-kerbauserta menguras habis tabunganyang puluhan tahun merekakumpulkan.

Hasilnya, sungguh tak sia-sia. Pembuahan berjalan sukses,Omkari hamil. Delapan bulankemudian ia melahirkan bayikembar laki-laki dan perempuan.

Betapa luar biasanya pe-rasaan Omkari dan suaminya,Charan Singh. Harapan ter-kabul, mereka memiliki ahli warislaki-laki. Kabar gembira ini

langsung tersebar seanteronegeri India. “Saya sangatberbahagia,” ujar CharanSingh pada ABC News, me-lalui penerjemah.

Tetapi, Charan Singh ti-dak mau banyak berceritakarena sejumlah pemberitaanpers mengecam tindakan iadan istrinya. Meskipun bu-daya setempat ‘menomorsatukan anak laki-laki’ namuntekad mendapatkannya dalamusia tua (70 tahun), tidak bisaditerima sebagian orang yangtinggal di negara bagian Ut-thar Pradesh, tempat CharanSingh dan Omkari tinggal.

Singh mengetahuikomentar-komentar negatif itu,karena itu mereka agak tertutuppada pers. Tetapi, apa punpendapat orang lain, Singhmengatakan tidak peduli.“Yang terpenting sekarang,saya dan istri saya berbahagia.Keinginan mendapatkan anaklaki-laki selalu ada. Kami selaluberdoa, namun belum dikabul-kan. Kami mendatangi orang-orang suci dan mengunjungitempat-tempat keagamaanuntuk berdoa agar mendapatahli waris. Baru sekarangsetelah usia kami lanjut, Tu-han mengabulkan doa-doakami. Terima kasih Tuhan,”ujar Singh yang mendapatkanbayinya lewat program ferti-lisasi in vitro. —dia/net

Omkari Panwar dan suaminya, Charan Singh

Bayi kembar Omkari Panwar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

Dra. Ni Nengah Wardhani

Sandal yang terbuat dari kain batik

Tas yang terbuat dari kain batik

16 21 - 27 Februari 2010Tokoh PromoPromo