tinjauan pustaka

13
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air. Penangkapan adalah kegiatan penangkapan atau mengumpulkan ikan atau binatang air lainya serta tanaman air yang hidup dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan. Pada umumnya penangkapan ditujukan kepada ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air yang masih hidup. Pengumpulan kerang dan lain-lain juga termasuk sebagai penangkapan (Anonimus, 2008) Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung pada perahu, peralatan tangkap yang digunakan maupun faktor lain seperti musim dan air pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak dioperasikan maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan jaminan hidup bagi rumah tangganya (Rangkuti,1995) Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau binatang air. Orang hanya melakukan pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat perlengkapan ke dalam perahu, tidak dimasukan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin dan juru masak yang bekerja diatas perahu penangkapan dimasukan sebagai nelayan, walaupun tidak secara langsung mereka melakukan penangkapan (Anonimus,2008) Universitas Sumatera Utara

description

perikanan

Transcript of tinjauan pustaka

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau

budidaya ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air. Penangkapan adalah

kegiatan penangkapan atau mengumpulkan ikan atau binatang air lainya serta

tanaman air yang hidup dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik

perorangan. Pada umumnya penangkapan ditujukan kepada ikan atau binatang air

lainnya serta tanaman air yang masih hidup. Pengumpulan kerang dan lain-lain

juga termasuk sebagai penangkapan (Anonimus, 2008)

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung

pada perahu, peralatan tangkap yang digunakan maupun faktor lain seperti musim

dan air pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak

dioperasikan maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan

jaminan hidup bagi rumah tangganya (Rangkuti,1995)

Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam

operasi penangkapan ikan atau binatang air. Orang hanya melakukan pekerjaan

seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat perlengkapan ke dalam perahu,

tidak dimasukan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin dan juru masak yang bekerja

diatas perahu penangkapan dimasukan sebagai nelayan, walaupun tidak secara

langsung mereka melakukan penangkapan (Anonimus,2008)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi

penangkapan, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Nelayan penuh yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk

melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya

serta tanaman air.

2. Nelayan sambilan utama yaitu nelayan yag sebagian besar waktu kerjanya

dilakukan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan atau

binatang air lainya serta tanaman air disamping melakukan pekerjaan

penangkapan, nelayan kategori ini memiliki pekerjaan lain.

3. Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelayan yang sebagian besar waktu

kerjanya tidak digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan

(Anonimus, 2008)

Berdasarkan perahu penangkap ikan, nelayan pemilik dibagi menjadi

nelayan tradisional dan nelayan bermotor. Nelayan tradisional memakai perahu

tanpa mesin/motor. Sedangkan nelayan bermotor memakai perahu mempunyai

mesin (motor) yang disebut perahu motor. Berdasarkan besarnya mesin (motor)

yang digunakan, diukur dengan GT (Gross Tonage), Perahu motor dibagi

menjadi:

1. Perahu kecil yaitu <5 GT – 10 GT , dengan panjang kurang dari 9 meter.

2. Perahu sedang yaitu 10 GT – 30 GT , dengan panjang 9-11 meter.

Universitas Sumatera Utara

3. Perahu besar yaitu lebih dari 30 GT , dengan panjang 11 meter atau lebih

(Anonimus,2001)

Pengelolaan perikanan berkembang menjadi suatu seni dalam

menyelesaikan antara produksi perikanan dengan kondisi-kondisi ekonomi.

Misalnya karena permintaan ikan makin meningkat dan harganya semakin tinggi

maka menarik para pengusaha untuk menambah armada penangkapannya. Tetapi

dilain pihak para pengelola harus bisa membatasi daya tangkap perahu agar

jumlah tangkapan tetap berada pada batas-batas tertentu. Dalam pengelolaan

perikanan dikenal beberapa konsep pembatasan berusaha, antara lain adalah:

a. Pembatasan upaya penangkapan yang dilakukan dengan mempersingkat

waktu penangkapan atau membatasi peralatan yang digunakan

b. Membatasi jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan pada suatu

usaha perikanan.

Untuk daya guna ekonomi pembatasan berusaha dilakukan dengan mewujudkan

keinginan untuk menekan biaya serendah-rendahnya untuk melakukan upaya

penangkapan yang menguntungkan (R.L. Strokes,1979)

Secara kasar sumber daya perikanan laut dapat dibagi dalam 6 kelompok

besar, yaitu krustasea, demersal, pelagis besar, pelagis kecil, perairan karang dan

biota laut non ikan lainnya. Kelompok sumber daya ikan tersebut sekaligus

menunjukkan kekhususan teknologi alat penangkap yang dipergunakan bagi

pemanfaatnya (Barus,dkk.1991)

Universitas Sumatera Utara

Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut serta

jenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapat

dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah, dan besar. Dalam melakukan

usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan tersebut digunakan sekitar 5 s/d

15 jenis alat penangkap yang dapat dibagi dalam empat kelompok sebagai berikut.

Tabel 1. Kelompok Alat Tangkap Ikan Nelayan

Sumber : Database Perikanan dan Kelautan Kab. Serdang Bedagai

Alat tangkap yang dipakai di Desa Pesisir Kecamatan Tanjung Beringin

adalah Gill Net. Alat tangkap Gill Net (Jaring insang) adalah jaring berbentuk

empat persegi panjang dan dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya

dan pelampung pada tali ris atasnya. Jaring ini dipasang tegak lurus dalam air dan

menghadang arah gerak ikan. Ikan-ikan tertangkap karena tersangkut pada mata

jaring atau tergulung oleh jaring tersebut (Soeseno,1992)

Landasan Teori

Analisa usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan

untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha

perikanan berlangsung. Dengan analisis usaha ini, pengusaha membuat

perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan

No Kelompok Nama Alat Tangkap 1 Purse Seine Pukat Cincin, Pukat Langgar, Pukat Linkar 2 Gill Net Jaring Insang, Jaring Hanyut 3 Trammel Net Jaring Tiga Lapis, Jaring Lingkar, Jaring Klitik, Jaring Insang Tetap. 4

5.

Line Fishing Drage

Pancing, Pancing Tonda, Pancing Ontak, Jaring Apollo Rawai hanyut, Rawai tetap Penangkap Kerang

Universitas Sumatera Utara

keuntungan dalam perusahaannya. Untuk memperoleh keuntungan yang besar

dapat dilakukan dengan menekan biaya produksi (Rahardi,dkk.1996)

Analisis ekonomi adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut

Perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi yang diperhitungkan

adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua

sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai

keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan

siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut

(Kadariah,dkk.1994)

Untuk melihat seluk beluk kegiatan usaha dalam memproduksi hasil

pertanian diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya.

Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan

digunakan untuk menghasilkan produk yang akan diproduksi. Teori produksi

yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi

suatu barang dengan sejumlah faktor produksi yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi produk tersebut. Hukum hasil lebih yang

semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari

teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan tentang pokok dari hubungan

diantara tingkat produksi dan faktor produksi untuk mewujudkan produksi

tersebut (Sukirno,2003)

Universitas Sumatera Utara

Ada beberapa konsep biaya dalam ekonomi yaitu ; biaya produksi adalah

kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya

yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi baik secara tunai maupun

tidak tunai. Dalam analisis ekonomi biaya diklasifikasikan sesuai tujuan. Biaya

uang dan in-natural; berupa uang tunai, misalnya upah tenaga kerja, pembelian

pupuk dan pestisida. Dalam bentuk in-natural yaitu biaya panen, bagi hasil,

sumbangan dan pajak (Daniel, 2002)

Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada

besar kecilnya produksi. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

berhubungan langsung dengan produksi. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara

biaya total dengan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya marginal adalah biaya

tambahan yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan satu satuan output pada

suatu proses produksi tertentu (Daniel, 2002)

Penerimaan usaha tani akan meningkat apabila penggunaan input produksi

sudah optimal sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dan mengurangi

biaya produksi sehingga pendapatan bersih petani akan meningkat. Dalam

melakukan usahatani setiap petani akan berusaha untuk mengalokasikan input

produksi yang dimiliki seefesien mungkin. Akan tetapi dalam usaha

memaksimumkan produksi ini petani dihadapkan pada masalah-masalah. Masalah

tersebut antara lain tingginya harga input produksi, modal yang terbatas, distribusi

Universitas Sumatera Utara

input produksi yang kurang lancar akibat akses yang cukup jauh untuk ditempuh.

(Daniel, 2002)

Pendapatan nelayan bermotor dipengaruhi oleh pengalaman nelayan, lama

melaut, ukuran perahu dan frekuensi melaut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

lama pengalaman nelayan maka besar pula pendapatan yang diterima. Dengan

pengalaman yang dimiliki nelayan sesuai dengan usaha yang dijalankan. Nelayan

tahu menentukan di daerah mana operasi penangkapan ikan yang tepat sehingga

produksi lebih tinggi, kapan saat melaut yang tepat, bagaimana penggunaan alat

tangkap yang tepat, kondisi musim, semua ini tentu berpengaruh terhadap

pendapatan yang nelayan terima. Semakin lama melaut maka jumlah hasil

tangkapan melaut yang diperoleh juga lebih besar dan hal ini akan mempengaruhi

pendapatan nelayan bermotor, semakin besar ukuran perahu maka jumlah hasil

tangkapan yang diperoleh juga lebih besar, karena perahu dapat beroperasi lebih

jauh dari pantai dan hal ini akan mempengaruhi pendapatan nelayan bermotor.

Semakin banyak frekuensi melaut maka jumlah hasil tangkapan perahu yang

diperoleh juga lebih besar hal ini akan berpengaruh pada pendapatan nelayan

bermotor (Sari, 2005)

Pendapatan nelayan tanpa motor dipengaruhi oleh hasil tangkapan,

frekuensi melaut, lama melaut dan jumlah tenaga kerja per perahu. Semakin besar

jumlah hasil tangkapan perahu maka semakin besar pula pendapatan yang

diperoleh nelayan tanpa motor. Semakin banyak frekuensi melaut yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

oleh nelayan tanpa motor maka jumlah hasil tangkapan perahu yang diperoleh

juga lebih besar dan hal ini akan mempengaruhi penerimaan per perahu yang

selanjutnya akan berpengaruh pada pendapatan nelayan tanpa motor. Semakin

lama melaut maka jumlah hasil tangkapan melaut yang diperoleh juga lebih besar

sehingga akan berpengaruh pada pendapatan nelayan tanpa motor. Semakin besar

jumlah tenaga kerja yang terdapat di dalam satu perahu maka jumlah hasil

tangkapan perahu yang diperoleh juga lebih besar, sehingga akan mempengaruhi

pendapatan nelayan tanpa motor (Sari, 2005)

Bagi usaha perikanan komersial, keuntungan (profit) merupakan sasaran

yang hendak dicapai nelayan. Karena tugas utama nelayan adalah menghasilkan

ikan bermutu tinggi untuk dipasarkan. Untuk itu nelayan harus memperhitungkan

permintaan pasar (Market Demand) secara lebih cermat. Nelayan perlu

mempelajari informasi pasar antara lain mencakup tipe pasar dari bermacam

macam produk yang dihasilkan , variasi harga musiman dan trend harga dari hasil

perikanan. Disamping itu nelayan harus merencanakan penjualan yang efektif dan

bisa menyesuaikan rencana produksi (usaha) dengan arah perubahan (trend) harga

(Hanafiah, 1996)

Kerangka Pemikiran

Produksi hasil tangkapan nelayan laut tidak terlepas dari keadaan alam,

yang berkaitan dengan musim penangkapan ikan terdiri dari tiga. Pertama musim

puncak, dimana pada saat ini hasil tangkapan nelayan melimpah. Kedua musim

Universitas Sumatera Utara

paceklik, dimana keadaan alam yang ditandai angin kencang (musim timuran dan

baratan) pada saat ini hasil tangkapan nelayan sedikit bahkan tidak sedikit nelayan

yang tidak mendapatkan hasil, bahkan ada beberapa nelayan yang sama sekali

tidak pergi melaut. Ketiga musim sedang (biasa-biasa saja), dimana pada saat ini

nelayan dalam mendapatkan hasilnya tidak terlalu melimpah.

Trip penangkapan atau lama kegiatan dalam operasi penangkapan di laut

antara alat yang satu dengan yang lain tidak sama seperti telah disebutkan yaitu

tergantung besar kecilnya usaha penangkapan, selain itu keadaan alam dari setiap

daerah yang berbeda pula.

Biaya operasional penangkapan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya

perahu, jauh dekatnya jelajah perahu menuju lokasi penangkapan ikan di laut

(fishing ground), jumlah waktu yang dibutuhkan, biaya ransom dan biaya lainnya

(biaya administrasi), sedangkan dalam perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam

usaha perikanan tangkap tidak terlepas dari perhitungan biaya tetap (fixed cost),

biaya tidak tetap (variable cost). Besarnya biaya operasional (biaya tetap dan

tidak tetap) antara perahu dengan alat tangkap yang satu dengan perahu alat

tangkap lainnya tidak sama.

Harga suatu komoditi yang diperjual belikan ditentukan oleh permintaan

dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga komoditi yang dimaksudkan

harga yang disepakati penjual dan pembeli. Penentuan harga komoditi bergantung

dari penawaran, permintaan dan bentuk pasar dimana penawaran dan permintaan

Universitas Sumatera Utara

itu terjadi. Oleh karena itu secara serentak perlu dilakukan analisis terhadap

permintaan dan penawaran akan suatu komoditi untuk menentukan harga

komoditi tersebut.

Kegiatan perikanan meliputi kegiatan penangkapan ikan, binatang air

lainnya serta tumbuhan air yang hidup di perairan bebas, serta kegiatan budidaya

ikan, binatang air lainnya serta tumbuhan air ditempat bebas atau di tempat

tertentu.

Dalam penangkapan ikan di perairan bebas dibutuhkan perahu yang

digunakan untuk menuju lokasi penangkapan ( fishing ground ) serta mengangkut

hasil-hasil tangkapan, serta alat tangkap yang beragam jenisnya. Penggunaan alat

tangkap bergantung kepada jenis perahu tangkap yang digunakan. Ada juga alat

tangkap yang di pasang secara permanen pada tubuh perahu

Baik jenis Perahu tangkap maupun jenis alat tangkap akan berpengaruh

terhadap besarnya biaya operasional yang digunakan untuk menangkap ikan,

seperti bahan bakar, biaya perawatan, dan lainnya. Seperti pada jenis usaha

lainnya, komponen biaya dalam usaha penangkapan ikan juga akan dikelompokan

atas biaya tetap ( fixed cost ) dan biaya variabel ( variable cost ). Yang termasuk

biaya tetap adalah biaya penyusutan, pemeliharaan perahu tangkap serta alat

tangkap yang digunakan. Sedangkan yang termasuk biaya variabel antara lain,

bahan bakar, es, persediaan makanan selama melaut.

Universitas Sumatera Utara

Jenis Perahu serta jenis alat tangkap yang digunakan tidak hanya

berpengaruh terhadap biaya, tetapi juga mempengaruhi perolehan hasil tangkap.

Dengan semakin besarnya perahu tangkap maka akan semakin besar yang dapat

dia angkut. Begitu juga dengan alat tangkap, semakin besar alat tangkap juga

semakin memudahkan menangkap ikan.

Universitas Sumatera Utara

GAMBAR 1. SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan : : Alur Penelitian

NELAYAN

USAHA PENANGKAPAN IKAN

PERAHU BERMOTOR

PERAHU TANPA MOTOR

HASIL ( PRODUK)

BIAYA OPERASIONAL

PENDAPATAN

HASIL ( PRODUK)

BIAYA OPERASIONAL

PENDAPATAN

ANALISIS

DAN

UJI

PERBEDAAN

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan biaya operasional antara usaha penangkapan ikan dengan

menggunakan perahu motor dan tanpa motor.

2. Ada perbedaan penerimaan dan pendapatan antara usaha penangkapan ikan

dengan menggunakan perahu motor dan tanpa motor.

Universitas Sumatera Utara