TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU … · Seluruh Kader Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan...
-
Upload
trankhuong -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU … · Seluruh Kader Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan...

i
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN
KARANGANYAR
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir
Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh :
ULLI PURWANINGSIH
B10 056
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN
KARANGANYAR
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
ULLI PURWANINGSIH
NIM : B10 056
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juli 2013
Pembimbing
(ENI RUMIYATI, SST)
NIK. 200682019

iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN
KARANGANYAR
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
ULLI PURWANINGSIH
NIM : B10 056
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Eni Rumiyati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Santi Suryaningtyastuti, Amd. Keb, selaku Bidan Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam
penggunaan lahan.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh Kader Posyandu Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar yang
telah bersedia menjadi responden dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
7. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
serta dukungan secara moral, material dan spiritual.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis

vi
Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Ulli Purwaningsih
B10.056
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
DI DESA NGEMPLAK KARANGPANDAN
KARANGANYAR
TAHUN 2013
Xiii + 49 halaman + 4 tabel + 2 gambar + 14 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang : Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang
pembanguanan. Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/keluraham dengan
tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare
kepada masyarakat setempat. Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan
meningkatkan ketrampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan posyandu,
kader akan mendapat tambahan ketrampilan dari pembinaan petugas maupun
belajar dari teman sekerjanya. Dari hasil studi pendahuluan dengan melakukan
wawancara pada 10 kader didapatkan 2 kader berpengetahuan baik, 4 kader
berpengetahuan cukup dan 4 kader berpengetahuan kurang.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
dilaksanakan di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar pada bulan Februari
– Maret 2013. Sampel yang digunakan sebanyak 46 responden. Alat yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat.
Hasi Penelitian : Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar dengan 10 responden (21,8%) mempunyai
pengetahuan baik, 30 responden (65,2%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6
responden (13%) mempunyai pengetahuan kurang.
Kesimpulan : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat
pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan
Karanganyar pada tingkat cukup, yaitu sebanyak 30 orang (65,2%). Hal ini
dipengaruhi faktor informasi dan pengalaman.
Kata kunci : Pengetahuan, Kader Posyandu
Kepustakaan : 21 Literatur (tahun 2003 – 2011)

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
� Apa yang Anda lakukan hari ini adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan hari
esok. Apa yang telah didapat hari ini, manfaatkanlah....!!!!� �������������������� ���� �������� � ����������� ������������� �����������������
��������� ������ ���� ��������������������������������������
� Kebenaran itu adalah dari Tuhan, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang ragu (Al-Baqarah : 147).
� Tetap semangat!!! Jangan menyerah sebelum kamu mencoba untuk melakukan
yang terbaik dalam hidupmu.
� Hadiahkanlah yang terbaik untuk dirimu sendiri!!!!
PERSEMBAHAN :
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah
ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga terwujud Karya
Kecil ini.
2. Ayah dan bunda tercinta, yang telah menjadi
inspirasi di setiap langkahku, terima kasih atas
do’a restunya dan cinta kasihnya yang selalu
membuat aku selalu bersemangat.
3. Adikku tercinta yang paling tomboy yang
selalu memberikan support di setiap langkahku.
4. Buat someone Tri Jatmoko terima kasih atas
support, semangat dan kasih sayangnya selama
ini.
5. Sahabatku Ika Puspitasari terima kasih atas
kerja samanya dalam bertukar fikiran.
6. Teman-teman angkatan 2010 yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Almamater tercinta STIKes Kusuma Huasada
Surakarta.

viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Ulli Purwaningsih
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 13 Agustus 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Ngiri 1/3 Ngemplak Karangpandan Karanganyar
PENDIDIKAN
1. SD Negeri 1Ngemplak Lulus tahun 2004
2. SMP Negeri 3 Karanganyar Lulus tahun 2007
3. SMA Negeri 2 Karanganyar Lulus tahun 2010
4. STIKes Kusuma Husada Surakarta Prodi D III Kebidanan Surakarta Angkatan
tahun 2010

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 9
B. Kerangka Teori ......................................................................... 29
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 30

x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 31
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ................ 32
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 33
E. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 36
F. Variabel Penelitian ................................................................... 37
G. Definisi Operasional ................................................................. 38
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 38
I. Etika Penelitian ......................................................................... 41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ...................................................................... 43
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 43
C. Pembahasan .............................................................................. 45
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 48
B. Saran ......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ......................................................................... 34
Tabel 3.2 Definisi Operasional ....................................................................... 38
Tabel 4.1 Data Hasil Penghitungan Mean dan SD Berdasar SPSS ................. 44
Tabel 4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 44

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 30

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5 Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 8 Surat Permohonan mejadi Responden
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10 Kuesioner Penelitian
Lampiran 11 Kunci Jawaban
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13 Hasil Penelitian
Lampiran 14 Lembar Konsultasi

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Indonesia telah memberikan
andil yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Posyandu juga mempunyai kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk masyarakat swasta. Salah satu wujud dari
pemberdayaan masyarakat tersebut adalah posyandu (Kusnani, 2002).
Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang
pembangunan. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat
sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan
peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita
setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Kegiatan ini
membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita untuk
membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau
tumbuh kembang balita melalui penimbangan berat badannya setiap bulan
(Permendagri, 2011).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa atau kelurahan dengan tujuan
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan

2
Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi dan penanggulangan
diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-100
balita. Pada keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk
yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100 orang, dapat
dibentuk posyandu baru (Handayani, 2011).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat
menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 poyandu. Pada
saat posyandu dicanangkan pada tahun 1986 jumlah posyandu tercatat
sebanyak 25.000 posyandu, pada tahun 2008 meningkat menjadi 238.699
posyandu, dan pada tahun 2010 menjadi 269.202 posyandu. Ditinjau dari
aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan
sarana dan ketrampilan kader yang belum memadai (Handayani, 2011).
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan posyandu, sehingga kader
posyandu harus bersedia bekerja secara sukarela dan ikhlas, sanggup
melaksanakan kegiatan posyandu dan sanggup menggerakkan masyarakat
untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat,
yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar
(Kusnani, 2011).
Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan
ketrampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader mendapat

3
tambahan ketrampilan dari pembinaan petugas maupun dari teman sekerjanya.
Pengetahuan penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah
laku kader terhadap pelayanan posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan
tentang posyandu sangat diperlukan (Sofyawati, 2011).
Namun, biasanya kemampuan kader posyandu dalam melakukan
konseling dan penyuluhan gizi masih kurang sehingga aktifitas pendidikan
gizi menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya datang ditimbang,
dicatat atau dituliskan hasil penimbangannya di KMS (Buku KIA) tanpa
dimaknakan, kemudian mengambil jatah PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi
lengkap tidak bersedia lagi datang ke posyandu, karena merasa tidak
memperoleh manfaat apa-apa. Jadi, dampak pengetahuan kader terhadap
posyandu yaitu posyandu akan semakin berkualitas sehingga minat
masyarakat ke posyandu meningkat (Ismawati dkk, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan di Posyandu Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar pada tanggal 1 November 2012 didapatkan
jumlah kader sebanyak 46 orang dan dengan cara melakukan wawancara
kepada 10 kader didapatkan 2 kader berpengetahuan baik 4 kader
berpengetahuan cukup dan 4 kader berpengetahuan kurang.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar”.

4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat
Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Posyandu Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar dengan kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang posyandu.

5
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapat di institusi tentang penelitian.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Desa Ngemplak
Dapat meningkatkan kualitas posyandu di Desa Ngemplak
Karangpandan sehingga terjadi peningkatan kesehatan masyarakat.
b. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan bahan referensi bagi
peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu.
E. Keaslian Penelitian
1. Nur Rahman (2005), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu
di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005”. Jenis penelitian adalah deskriptif.
Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kudu Sukoharjo
yang berjumlah 35 orang, tehnik pengambilan sampel yang digunakan
adalah dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di
Desa Kudu Sukoharjo, pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah
40%, cukup 46% dan kategori kurang adalah 14 %.
2. Ika Ayuning Tyas (2010), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang
Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari

6
Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan
menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengumpulan data
menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran
pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%)
mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai
pengetahuan cukup dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan
kurang.
3. Dian Andriani (2009), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu
di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali Tahun 2009”.
Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader
posyandu Di Posyandu Ngudi Santosa Donohudan Ngemplak Boyolali
Tahun 2009 sejumlah 47 responden dengan menggunakan tehnik
accidental sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format
kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran pengetahuan kader tentang
posyandu mayoritas mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 31
responden (65,96%), 10 responden (21,09%) mempunyai pengetahuan
cukup dan 6 responden (12,95%) mempunyai pengetahuan kurang.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sekarang antara lain tempat
penelitian, tahun penelitian, jumlah sampel yang digunakan, tehnik
pengambilan sampel dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya adalah
jenis penelitian deskriptif, variabel tunggal dan tentang posyandu.

7
F. Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yang diuraikan di bawah ini :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori tentang pengetahuan
(pengertian, tingkatan pengetahuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan,
tingkat pengetahuan) kader (pengertian kader, tugas kader,
pelatihan kader) posyandu (pengertian posyandu, pembinaan
dalam posyandu, tujuan penyelenggaraan posyandu, manfaat
posyandu, dana penyelenggaraan posyandu, jenjang posyandu,
kegiatan pokok posyandu, sasaran posyandu, sistem 5 meja
posyandu) kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi sampel dan tehnik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan
data, variabel penelitian, definisi operasional, metode
pengolahan dan analisa data, dan etika penelitian.

8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum dan tempat
penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan
penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (knowladge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2003), yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall)

10
terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
mengintrepetasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau
menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi
riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analitis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek berdasarkan
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kritria-kriteria
yang telah ada.

11
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain :
1) Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perilaku positif yang meningkat.
2) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang untuk memilih kebutuhan
tentang sesuatu yang bersifat informal.
5) Sosial Ekonomi
Tingkatan kemampuan seseorang untuk memilih kebutuhan hidup.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat
pengetahuan.
6) Umur
Jumlah tahun yang dihabiskan sejak kelahirannya.
7) Pekerjaan
Kegiatan yang dilakukan sehari-hari secara lengkap.

12
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), dalam memperoleh pengetahuan dibagi
dalam 2 kelompok :
1) Cara tradisional
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara
sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode
ini antara lain, meliputi :
a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang
diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu
perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang
lebih sempurna.
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin
pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada
prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam
penemuan pengetahuan.

13
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa lalu.
d) Melalui Jalan Pikiran
Kebenaran pengetahuan dapat diperoleh manusia dengan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dan
dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini
lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode penelitian
ilmiah atau lebih populer (research methodology). Setelah diadakan
penggabungan antara proses berpikir deduktif-induktif maka lahirlah
suatu penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.
e. Tingkat Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1) Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD � x � mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD.

14
2. Kader
a. Pengertian Kader
Kader adalah seorang atau tim sebagai tenaga Posyandu yang
berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat yang memenuhi
ketentuan dan diberi tugas serta tanggung jawab untuk melaksanakan
pemantauan, pertumbuhan dan perkembangan balita dan memfasilitasi
kegiatan lain (Zulkifli, 2003).
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan
untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin di
posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara
sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu,
serta mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti
kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Menurut Zulkifli (2003), persyaratan umum untuk memilih kader adalah
sebagai berikut :
1) Dapat baca, tulis dengan Bahasa Indonesia
2) Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
3) Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa
bersangkutan
4) Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya
5) Dikenal masyarakat dan dapat bekerja sama dengan masyarakat calon
kader lainnya dan berwibawa

15
6) Sanggup membina paling sedikit 10 KK untuk meningkatkan
keadaan kesehatan lingkungan
7) Diutamakan telah mengikuti KPD (Kegiatan Pembinaan Desa) atau
mempunyai ketrampilan
b. Tugas Kader
Menurut Zulkifli (2003), tugas kader adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader di Posyandu adalah :
a) Melaksanakan pendaftaran.
b) Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan.
d) Memberikan penyuluhan.
e) Memberi dan membantu pelayanan.
f) Merujuk.
2) Kegiatan yang dapat dilakukan di luar kegiatan Posyandu, antara lain :
a) Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan
penanggulangan diare.
b) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu.
c) Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai
dengan permasalahan yang ada :
(1) Pemberantasan penyakit menular
(2) Penyehatan rumah
(3) Pembersihan sarang nyamuk
(4) Pembuangan sampah

16
(5) Penyediaan sarana air bersih
(6) Menyediakan sarana jamban keluarga
(7) Pembuatan sarana pembuangan air limbah
(8) Pemberian pertolongan pertama pada penyakit
(9) P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
(10)Dana sehat
(11)Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan
kesehatan
c. Pelatihan Kader Posyandu
Seorang calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum
menjadi kader posyandu. Hal ini dikarenakan ketika menjadi seorang
kader dalam tugasnya akan sering melakukan berbagai penyuluhan.
Penyuluhan-penyuluhan ini biasanya dilakukan oleh kader posyandu
dalam bentuk penyuluhan perorangan dengan tatap muka, penyuluha
kelompok, dan penyuluhan disertai peragaan (Ismawati dkk, 2010).
Menurut Ismawati dkk (2010), kader harus menguasai berbagai tehnik
ketrampilan dan pengetahuan, yaitu :
1) Ketrampilan komunikasi interpersonal
Ketrampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya seorang
kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu menguasai
tehnik-tehnik komunikasi yang efektif agar informasi dan pesan yang
disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti dengan baik dan
dilaksanakan.

17
2) Ketrampilan yang berhubungan dengan kegiatan di Posyandu
(pencatatan, pelaporan, penimbangan dll)
3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi
Pemahaman kader dengan baik mengenai kesehatan dasar dan gizi
dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan
informasi dengan benar.
Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan tentang konsep
pelaksanaan Posyandu serta materi-materi yang berkaitan dengan
kesehatan dasar dan gizi, yaitu sebagai berikut :
1) Konsep Posyandu balita
2) Gizi seimbang, penentuan status gizi balita, cara menentukan status
gizi balita, serta cara penentuan Bawah Garis Merah (BGM), serta
pengukuran status gizi dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju
Sehat).
3) Pemanfaatan dan pemberian ASI eksklusif
4) Makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat
5) Penyakit yang sering diderita oleh balita, Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) dan pengobatan balita di rumah
6) Stimulasi tumbuh kembang anak
7) Pengukuran antropometri.

18
3. Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu
wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai
dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi
oleh masyarakat (Ismawati dkk, 2010).
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi (Depkes RI, dalam Zulkifli 2006).
b. Pembinaan dalam posyandu
Menurut Sembiring (2004), pembinaan dalam Posyandu ada 3 intervensi,
yaitu :
1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

19
3) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat
dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggaraan
dan pengembangan posyandu merupakan strategi yang tepat untuk
intevensi ini. Intervensi ke-3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan
aspek-aspek politik ekonomi sosial budaya.
c. Tujuan penyelenggaraan Posyandu
Menurut Sembiring (2004), tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah :
1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu
hamil, melahirkan dan nifas)
2) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB (Keluarga Berencana)
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
3) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Kelurga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera.

20
d. Manfaat Posyandu
Menurut WHO dalam Ismawati dkk (2003), manfaat Posyandu adalah :
1) Bagi Masyarakat
Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh
kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau sehingga
tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan anak balita
mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap,
ibu hamil juga terpantau berat badannya dan memperoleh tablet
tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin
A dan tablet tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan
yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.
2) Bagi Kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap. Ikut berperan serta nyata dalam tunbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat dimata masyarakat sebagai
orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi panutan karena
telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.
e. Dana Pelaksanaan Posyandu
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat
melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi
desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpun melalui kegiatan Dana Sehat (Ismawati dkk, 2010).

21
f. Jenjang Posyandu
Menurut Ismawati dkk (2010), ada “KONSEP ARRIF” yang menyatakan
jenjang posyandu dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1) Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu pratama memiliki ciri-ciri :
a) Kegiatan belum mantap
b) Kegiatan belum rutin
c) Jumlah kader terbatas
2) Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu madya memiliki ciri-ciri :
a) Kegiatan lebih teratur
b) Jumlah kader 5 orang
3) Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu Purnama memiliki ciri-ciri :
a) Kegiatan sudah teratur
b) Cakupan program atau kegiatannya baik
c) Jumlah kader 5 orang
d) Mempunyai program tambahan
4) Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu Mandiri memiliki ciri-ciri:
a) Kegiatan sudah teratur dan mantap
b) Cakupan program atau kegiatannya baik
c) Memiliki Dana Sehat dan JKPM yang mantap

22
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu
jenjang antar strata Posyandu adalah :
1) Jumlah buka Posyandu per tahun
2) Jumlah kader yang bertugas
3) Cakupan kegiatan
4) Program tambahan
5) Dana sehat (JKPM)
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung
kepada kemampuan, ketrampilan diiringi rasa memiliki tanggung jawab
kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai
dari pendukung Posyandu.
g. Kegiatan Pokok Posyandu
Menurut Sembiring (2004), kegiatan pokok posyandu adalah :
1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2) KB (Keluarga Berencana)
3) Pemberian Imunisasi
4) Penyuluhan Gizi
5) Penanggulangan Diare
h. Sasaran
Menurut Intanghina (2009), sasaran dalam pelayanan kesehatan di
Posyandu adalah :
1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2) Anak balita berusia 1-5 tahun

23
3) Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
4) WUS (Wanita Usia Subur)
5) PUS (Pasangan Usia Subur)
i. Sistem Lima Meja di Posyandu
Menurut Aprilia (2009), sistem lima meja di Posyandu antara lain :
1) Meja 1 (Pendaftaran)
a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b) Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah
ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik
kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS. Kemudian, ibu balita
diminta membawa anaknya menuju ke tempat penimbangan,
c) Bila anak belum punya KMS, berarti ia baru bulan ini ikut
penimbangan. Maka, ambil KMS baru. Kolomnya diisi secara
lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.
d) Dalam pendaftaran diusahakan semua warga dalam cakupan
posyandu tersebut terdaftar, baik pendaftar lama maupun pendaftar
baru.
e) KMS yang diterima harus diteliti terlebih dahulu oleh kader agar
KMS yang dibawa ibu adalah KMS yang benar dan bukan KMS
milik balita lain.
f) KMS harus diberikan kembali pada ibu setelah pelaksanaan posyandu
selesai dan berpesan kepada ibu agar menyimpan dan membawanya
kembali pada posyandu berikutnya.

24
2) Meja II (Penimbangan balita)
a) Dacin disiapkan oleh kader sebelum posyandu dimulai sehingga
ketika posyandu dimulai dacin sudah siap digunakan. Kemudian anak
ditimbang oleh kader yang bertugas. Kader harus mengetahui cara
penimbangan yang benar dan aman. Penimbangan dibaca hingga
tingkat ketelitian 0,1 kg. Perhatikan bandul dacin agar tidak
mengenai balita yang ditimbang dan balita disekitar dacin.
b) Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang telah
diselipkan oleh kader pada meja pendaftaran tepatnya dibawah nama
yang tertera pada secarik kertas tersebut. Selipkan kembali kertas
yang telah tertera nama dan berat badan ini ke dalam KMS. Pastikan
kertas ini tidak jatuh atau hilang.
Cara memasang dacin yang benar menurut DKK Surakarta adalah :
(1) Pilih pelana rumah atau dahan penggantung yang kuat.
(2) Tali penggantung yang kuat.
(3) Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan
mata penimbang.
(4) Sarung atau celana imbang tempat anak diletakkan.
(5) Bandul geser di angka nol.
(6) Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/plastik berisi pasir.
(7) Posisi kedua paku timbangan harus lurus.
(8) Selesai menimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke
meja 3, meja pencatatan.

25
3) Meja III (Pencatatan)
a) Buka KMS balita yang bersangkutan dengan hati-hati pastikan
secarik kertas yang telah tertera nama dan berat badan balita terdapat
di dalamnya.
b) Pastikan nama yang tertera dalam secarik kertas tersebut sesuai
dengan KMSnya kemudian pindahkan hasil penimbangan anak dari
secarik kertas ke KMS-nya.
c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada
KMS dengan lengkap sesuai dengan keadaan balita tersebut.
d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
e) Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir
anak sesuai ingatan ibu.
f) Bila ibu tidak ingat semua, dan hanya tahu umur anaknya yang
sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.
g) Cantumkan bulan lahir anak pada kolom.
h) Kemudian, isilah semua kolom bulan secara berurutan.
i) Setelah anak ditimbang, tuliskan TITIK (.) berat badannya pada
TITIK TEMU garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan)
dengan garis datar (sesuai dengan hasil penimbangan dalam
kilogram). Pada penimbangan selanjutnya, kedua TITIK
dihubungkan dengan garis. Pada bulan berikutnya tidak ditimbang,
dan bulan berikutnya ditimbang maka kedua TITIK tidak
dihubungkan.

26
j) Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua kejadian
yang diderita anak. Kejadian itu dicatat dalam garis tegak sesuai
dengan bulan yang bersangkutan.
4) Meja IV (Penyuluhan)
Mintalah KMS anak. Perhatikan umur dan hasil penimbangan
pada bulan ini. Ibu balita diberi penyuluhan :
a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhan balita. Balita BGM harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
b) Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak berumur 6 bulan.
c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur
diatas 4 bulan.
d) Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun.
e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita
(lihat kolom imunisasi anak pada KMS-nya).
f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan dan
daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-12
bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi 1 kapsul vitamin A.
g) Pentingnya latihan atau stimulasi perkembangan anak balita di
rumah.
h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa
walaupun sedang diare.

27
i) Tentang bahaya infeksi saluran pernafasan akut, balita batuk pilek
dengan panas sesak atau sukar bernapas harus dirujuk ke tenaga
kesehatan.
j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria,
campak, demam berdarah dapat membahayakan jiwa anak. Anak
demam, rujuk ke tenaga kesehatan.
k) Tentang pentingnya memelihara gigi dan mulut.
5) Meja V (Pelayanan KB dan Kesehatan)
a) Imunisasi
Imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang hadir dalam
posyandu tersebut, kader tidak diperbolehkan melakukan imunisasi
kepada ballita. Penyuntikan imunisasi dilakukan pada balita dalam
kondisi sehat, apabila terdapat balita sakit, imunisasi ditunda hingga
balita tersebut sembuh.
b) Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap
bulan Februari dan Agustus. Vitamin A harus diberikan oleh tenaga
kesehatan di posyandu, vitamin A tidak diperbolehkan diberikan
kepada ibu dibawa pulang untuk memastikan cara memberikan obat
tetes dengan benar.
c) Pembagian pil atau kondom
Pil atau kondom diberikan Pasangan Usia Subur yang ingin menunda
kehamilan ataupun tidak ingin mempunyai anak lagi, sebelum

28
dibagikan Pasangan Usia Subur diberitahu cara penggunaannya agar
dapat digunakan secara tepat.
d) Pengobatan ringan
Pengobatan yang diadakan pada posyandu sebatas obat yang ringan
seperti : batuk, pilek, panas dan lain-lain. Apabila dijumpai penyakit
yang agak serius segera rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
e) Konsultasi KB-Kesehatan
Konseling KB diberikan pada Pasangan Usia Subur yang ingin
menjadi akseptor KB, konsultasi KB yang diberikan dimulai dari
kontrasepsi sederhana, kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD,
kontrasepsi darurat hingga kontrasepsi mantap. Diberikan pula cara
penggunaan, efek samping, indikasi serta kontra indikasinya.
f) Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan dalam ruang periksa
yang telah disediakan. Pemeriksaan di posyandu tetap mengikuti
standar minimal 5T (Timbang, Tensi, TFU, TT, Tablet Besi).

29
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Sumber Notoatmodjo (2005) dan Ismawati (2010))
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Tingkat pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial ekonomi
6. Umur
7. Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan Kader
tentang Posyandu
Posyandu Meliputi :
1. Pengertian Posyandu
2. Pembinaan Posyandu
3. Tujuan Penyelenggaraan
4. Manfaat Posyandu
5. Dana Pelaksanaan
6. Jenjang Posyandu
7. Kegiatan Pokok Posyandu
8. Sasaran Posyandu
9. Sistem 5 Meja Posyandu

30
C. Kerangka Konsep
= Diteliti
= Tidak Diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Kader
tentang Posyandu
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial Ekonomi
6. Umur
7. pekerjaan

31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang
terjadi pada populasi tertentu dengan menggunakan angka-angka atau data
kuantitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk
pengambilan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari – Maret 2013.

32
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atau objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti yang dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh kader di Posyandu Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar sebanyak 46 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005).
Menurut Arikunto (2010), jika responden kurang dari 100 diambil semua
untuk dijadikam sampel, dan jika responden lebih dari 100 diambil 20%-
30% untuk dijadikan sampel. Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 46 orang.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah
dalam penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari
kebenaran (penyimpangan) (Notoatmojo, 2010). Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh.
Menurut Sugiyono (2005), yaitu tehnik penentuan sampel jenuh bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.

33
D. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu (Notoadmodjo, 2005).
Untuk mengetahui pengetahuan kader tentang Posyandu, kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat pilihan
jawabannya, jadi mereka tinggal memilih Benar atau Salah (Arikunto, 2010).
Pernyataan dalam penelitian ini ada 2 yaitu pernyataan positif (favorable) dan
pernyataan negatif (unfavorable). Untuk pernyataan positif (favorable)
jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 0
sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) jawaban yang benar mendapat
nilai 0 dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 1. Pengisian kuesioner
tersebut dengan memberi tanda centang (�) pada jawaban yang dianggap
benar.

34
Kisi-kisi kuesioner dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel. 3.1 . Kisi-kisi Kuesioner
Indikator Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Pengertian Posyandu
Pembinaan Posyandu
Tujuan Posyandu
Manfaat Posyandu
Dana Pelaksanaan
Jenjang Posyandu
Kegiatan Pokok Posyandu
Sasaran Posyandu
Sistem 5 Meja Posyandu
Total
2
3,4,6
7,8
9
10
13,14,15
17
19,20
22,23,25,26
1
5
11
12
16,18
21
24
2
4
2
1
2
4
3
3
5
26
Ket :
*= pernyataan yang tidak valid
Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan
pada tanggal 20 Januari 2013 di Desa Bangsri Karangpandan Karanganyar
dengan jumlah kader 30 orang, sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas
dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS
for windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dengan
taraf signifikansi 0,361 (Riwidikdo, 2010).

35
Rumus product moment adalah :
( ){ } ( ){ }2222xy
YY.NXXN
Y.XXY.Nr
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
Keterangan :
N = Jumlah responden
rxy = Koefisien korelasi product moment
x = Skor pertanyaan
y = Skor total
xy = Skor pertanyaan dikalikan skor total
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di Desa Bangsri
Karangpandan Karanganyar dengan 30 responden, dari 31 soal
diperoleh 25 soal yang valid karena rhitung > rtabel sedangkan yang tidak
valid karena rhitung < 0,361 berjumlah 6 soal yaitu soal no 2, 10, 11, 15,
19, dan 28 sehingga harus dihilangkan, namun karena no 10 dan 11 satu
sub bab maka no 11 diganti soal, maka jumlah soal yang valid
berjumlah 26 soal. Dengan demikian alat yang digunakan ini valid
dengan hasil rhitung > 0,361 dengan responden 30 orang.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius mengarah responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga ( Arikunto, 2010).

36
Uji reabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha
Chronach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :
Keterangan :
ri = Reabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir
t2σ = Varians total
Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki
tingkat konsistensi dan kemantapan. Instrumen dikatakan reliabel bila
nilai reliabilitas seluruh instrumennya > 0,7 (Riwidikdo, 2010). Dari 31
butir pernyataan dinyatakan reliabel ini didapatkan harga riil sebesar
0,744 > (0,7) sehingga instrumen penelitian dikatakan reliabel dan dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner di Posyandu Desa
Ngemplak Karangpandan Karanganyar, kemudian menjelaskan tentang cara
pengisiannya. Responden dianjurkan mengisi kuesioner hingga selesai dan
kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

37
Menurut Riwidikdo (2010), data yang diperoleh berasal dari data primer
dan data sekunder yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan oleh
orang yang melakukan penelitian. Data primer diperoleh secara langsung
dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang
disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang posyandu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang
atau tempat lain dan bukan oleh peneliti sendiri. Data yang digunakan
adalah data dari studi pendahuluan. Data sekunder diperoleh data dari
Posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar yaitu jumlah
kader di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari diperoleh sehingga informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Dalam
penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan
kader tentang posyandu.

38
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah ruang lingkup atau pengambilan variabel-
variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
batasan atau “Definisi Operasional”. Definisi Operasional juga bermanfaat
untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-
variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)
(Notoatmodjo, 2005).
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Pengetahuan
Kader tentang
Posyandu
Kemampuan
kader untuk
menjawab
pertanyaan
tentang
Posyandu
Kuesioner Ordinal Baik (x > mean + 1 SD )
Cukup (mean – 1 SD � x �mean + 1 SD)
Kurang (x < mean – 1 SD)
(Riwidikdo, 2010)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006),
adalah :
a. Editing
Setelah data dikumpulkan, dievaluasi kelengkapannya. Editing data
dilakukan di lapangan, sehingga bila terjadi kekurangan dan
ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi.

39
b. Coding
Pemberian tanda kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam
kategori sama.
c. Entry Data
Memindahkan data ke dalam file komputer dengan bantuan program
komputer.
d. Tabulating
Merupakan pengolahan data yang telah didapatkan. Dalam pengolahan
data ini disusun dan ditampilkan ke dalam bentuk tabel.
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisa univariate yaitu menganalisa terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Selanjutnya hasil
untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu menurut
Riwidikdo (2010), maka ditunjukkan dengan prosentase dengan
keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD � x � mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Dengan rumus mean :
n
xX
n
i i�=

40
Keterangan :
X = Nilai rata-rata mean
Xi = Nilai dari data
n = Jumlah data
Rumus simpangan baku :
( )
( )1n
n
xx
SD
2
i
i2
−
−
=�
�
Keterangan :
SD = Simpangan Deviasi
n = Jumlah data
xi = Nilai dari data
Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk mengetahui skor prosentase
adalah sebagai berikut :
%100diperolehseharusnyayangmaksimalskorTotal
respondendiperolehyangSkor
osentasePrSkor
×=
Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah kader tentang pengetahuan
posyandu menurut tingkat pengetahuan adalah :
%100respondenJumlah
npengetahuatingkatmenurutibuJumlah
osentasePrSkor
×=

41
I. Etika Penelitian
Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden
terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan
penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes
Kusuma Husada Surakarta, Bidan Desa Ngemplak Karangpandan
Karanganyar, dan dari responden sendiri melalui informent consent yang
terjamin kerahasiaannya.
Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi
etika penelitian harus diperhatikan.
Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh
bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian
menurut Hidayat (2008), kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan
menekankan pada masalah etika yang meliputi :
1. Informent Consent
Informent consent diberikan sebelum melakukan penellitian.
Informent consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika
subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan
dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati

42
keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi
lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data. Peneliti tidak akan mencantumkan nama
subyek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini
kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap
subyek akan dijamin oleh peneliti.

43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Desa Ngemplak merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan
Karangpandan dan Kabupaten Karanganyar. Desa Ngemplak mempunyai luas
tanah sekitar 8.367 hektar dengan jumlah penduduk 3.255 jiwa. Posyandu di
Desa Ngemplak terdiri dari 6 posyandu yang pertama Posyandu Eka Tunggal
terletak di rumah ketua Posyandu Kebayanan Gemawang dengan strata
Purnama, Posyandu Dwi Tunggal terletak di rumah warga di Kebayanan
Gemawang dengan strata Mandiri, Posyandu Tri Tunggal terletak di rumah
bayan Kebayanan Ngemplak dengan strata Madya, Posyandu Catur Tunggal
terletak di rumah bayan Kebayanan Talpitu dengan strata Purnama, Posyandu
Panca Tunggal terletak di rumah bayan Kebayanan Singit dengan strata
Madya, dan Posyandu Sad Tunggal terletak di rumah warga di Dusun Sapitan
dengan strata Madya.
B. Hasil Penelitian
Berikut ini tabel hasil analisis tingkat pengetahuan kader tentang
posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar. Sebelum diketahui
tingkat pengetahuan dalam kategori baik, cukup, dan kurang maka harus
diketahui Mean dan Standar Deviasi (SD) sebagai berikut :

44
Tabel 4.1
Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Berdasarkan SPSS
Variabel Penelitian Mean Standar Deviasi (SD)
Tingkat Penegetahuan
Kader Tentang Posyandu
16, 260 4,317
Sumber : Data Primer
Setelah diperoleh rata-rata dan Standar Deviasi maka, dapat dikatakan :
Baik, jika X > mean + 1 SD
X > 16, 260 + 1 x 4,317
X > 20,577
Cukup, jika mean – 1SD � X � mean + 1SD
16,260 – 1 x 4,317 < X < 16,260 + 1 x 4,317
11,943 < X < 20,577
Kurang, jika X < mean – 1SD
X < 16,260- 1 x 4,317
X < 11,943
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu di Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 10 21,8
2 Cukup 30 65,2
3 Kurang 6 13
Jumlah 46 100
Sumber : Data Primer
Dengan demikian, tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di
Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar, yang berpengetahuan baik

45
sebanyak 10 orang (21,8%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 30 orang
(65,2%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (13%). Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader
tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar pada tingkat
cukup, yaitu sebanyak 30 orang (65,2%).
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di
Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar terhadap 46 kader didapatkan
mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 orang (65,2%).
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowladge) adalah hasil
tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan ‘what’, misalnya apa
air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Menurut Ismawati dkk (2010), kader adalah seorang tenaga sukarela
yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu
kelancaran pelayanan rutin di posyandu. Menurut Ismawati dkk (2010),
posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah
kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai
kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.
Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas berpengetahuan cukup
sebanyak 30 responden. Hal ini menurut Notoatmodjo (2007), dipengaruhi
faktor yaitu tingkat pendidikan, informasi, pengalaman dan umur.

46
Dari hasil penelitian yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup yang
tidak dipahami responden adalah pembinaan dalam posyandu, jenjang
posyandu, sasaran posyandu dan sistem 5 meja posyandu. Menurut Sembiring
(2004), pembinaan dalam posyandu ada 3 yaitu pembinaan kelangsungan
hidup anak, pembinaan perkembangan anak, dan pembinaan kesempatan
kerja. Menurut Ismawati dkk (2010), jenjang posyandu ada 4 yaitu posyandu
pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri.
Menurut Intanghina (2009), sasaran posyandu ada 5 yaitu bayi berusia kurang
dari 1 tahun, anak balita berusia 1 – 5 tahun, ibu hamil, menyusui dan nifas,
WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur). Menurut Aprillia
(2009), sistem 5 meja posyandu ada 5 yaitu meja 1 pendaftaran, meja 2
penimbangan, meja 3 pencatatan, meja 4 penyuluhan dan meja 5 pelayanan
kesehatan dan KB.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kaitannya dengan teori yang ada,
dapat disimpulkan peran dari kader tidak hanya dituntut tindakan tetapi juga
wawasannya tentang posyandu. Kader posyandu yang berkualitas akan
meningkatkan kualitas posyandu sehingga minat masyarakat untuk datang ke
posyandu semakin meningkat.
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah waktu untuk bertemu dengan
responden sulit, karena satu desa terdiri dari 6 posyandu dan dilaksanakan

47
dalam waktu yang berbeda sehingga penelitian ini tidak bisa diselesaikan
dalam 1 hari sehingga perlu kunjungan ulang lagi untuk
menyelesaikannya.
2. Kelemahan Penelitian
a. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner)
yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat
menguraika jawaban selain jawaban yang tersedia.
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal
yaitu tingkat pengetahuan saja.

48
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu
Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyadu di Desa Ngemplak Karangpandan
Karanganyar maka peneliti mengambil sampel 46 responden, dari hasil penelitian
dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di
Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar termasuk dalam kategori baik yaitu 10 orang
(21,8%)
2. Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar termasuk dalam kategori cukup yaitu 30 orang
(65,2%)
3. Tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Ngemplak
Karangpandan Karanganyar termasuk dalam kategoro kurang yaitu 6 orang
(13%)

49
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan kader
tentang posyandu di Desa Ngemplak Karangpandan Karanganyar, maka saran
yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan variabel
penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.
2. Posyandu
Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan sehingga mampu
menarik minat masyarakat agar datang ke posyadu.
3. Pendidikan
Sebaiknya institusi lebih banyak menambah referensi tentang posyandu.
4. Bagi Bidan
Sebaiknya bidan lebih sering memberikan pengarahan dan pelatihan untuk
kader sehingga pengetahuan dan ketrampilan kader lebih meningkat.
5. Bagi Kader
Sebaiknya kader lebih meningkatkan kehadiran dan ketrampilan dalam
posyandu, menambah informasi dan pengetahuan tentang posyandu melalui
media cetak media informasi maupun dari bidan sehingga dapat
mewujudkan posyandu yang berkualitas dan meningkatkan minat
masyarakat untuk datang ke posyandu.

50
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, D. 2009. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa Tengah :
Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret.
Aprilia. 2009. Posyandu dimasyarakat. Jakarta : Medika Citra.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
Ayuningtyas, I. 2010. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa
Tengah : Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret.
Hidayat, A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta
: Salemba Medika
Handayani. 2011. Peran Serta Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan.
http://www.peransertaibubalita.intanghina.co.id. Diakses tanggal 15
Oktober 2012.
Intan, G.2009.SasaranPosyandu. http://www.peransertaibubalita.intanghina.co.id.
Diakses tanggal 18 Oktober 2012.
Ismawati, C, et al. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Jogjakarta : Muha Medika.
Kusnani. 2011. Posyandu. http://www.posyandu.com. Diakses tanggal 15 Oktober
2012.
Notoatmodjo. 2003. Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Permendagri. 2011. No. 115/MENDAGRI/PER/I/2010
Rahman, N. 2005. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa Tengah :
Bagian Kependidikan dan Biostatistik Unisversitas Sebelas Maret.

51
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R
dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Sembiring, N. 2004. Posyandu sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam
Usaha Meningkatkan Kesehatan Masyarakat : Bagian Kependudukan dan
Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Sofyawati. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Kader
tentang KMS di Posyandu :Bagian Kependidikan dan Biostatistik Fakultas
Kesehatan Universitas Sebelas Maret.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Medika Press
. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
R&D. Bandung : Alfabeta.
Zulkifli. 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.