TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 45 55 TAHUN TENTANG … · Karena dari 3 pertanyaan 6 orang ibu hanya...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 45 55 TAHUN TENTANG … · Karena dari 3 pertanyaan 6 orang ibu hanya...
TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 45–55 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DUSUN MANGIR
DUKUH TANGEN SRAGEN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Heiddhy Eva Susanti
NIM B11 083
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 45–55 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DUSUN MANGIR
DUKUH TANGEN SRAGEN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Heiddhy Eva Susanti
NIM B11 083
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun
Tentang Menopause Di Dusun Mangir Dukuh Tangen Sragen Tahun 2014”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Eni Rumiyati S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Kepala Desa Dukuh selaku tempat penelitian yang telah memberikan izin
kepada penulis dalam melaksanakan penelitian dan kerjasamanya selama ini.
5. Bidan Etik, Amd.Keb selaku bidan Desa Dukuh yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Dusun Mangir.
6. Ayah, Ibu serta keluaraga yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
moral serta material sehingga penulis dapat menyelesaiakan Karya Tulis ini.
v
7. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Heiddhy Eva Susanti
B11 083
TINGKAT PENGETAHUAN IBU USIA 45-55 TAHUN
TENTANG MENOPAUSE DI DUSUN MANGIR
DUKUH TANGEN SRAGEN
TAHUN 2014
xiv + 46 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Seiring dengan peningkatan usia, akan banyak terjadi
perubahan fisik maupun psikologis pada proses menua sehingga terjadi fase yang
disebut fase menopause. Periode menstruasi terakhir yang dialami wanita. Dan
jika tidak ditangani menimbulkan kecemasan pada wanita. Oleh karena itu,
pentingnya bila seorang wanita memiliki pengetahuan yang baik untuk
mempersiapkan diri untuk menghadapi menopause dengan kualitas pengetahuan
yang baik. Dari hasil studi pendahuluan wawancara pada 10 orang ibu usia 45-55
tahun didapatkan 6 orang kurang mengerti dan 4 orang cukup mengerti.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause dalam tingkat baik, cukup, kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, Lokasi
penelitian di Desa Mangir Kelurahan Dukuh Kecamatan Tangen Kabupaten
Sragen pada tanggal 2-6 Maret 2014. Jumlah populasi sebanyak 36 orang dan
jumlah sampel sebanyak 36 orang, dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
dan analisa data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan program SPSS 16
for windows.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause
pada kategori kurang sebanyak 16 responden (44,4%), kategori cukup sebanyak
13 responden (36,1), kategori baik sebanyak 7 responden (19,4%).
Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu tentang
menopause adalah kurang yaitu sebanyak 16 responden (44,4%) dikarenakan
pendidikan dan pengalaman dalam memperoleh informasi serta letak tempat
tinggal, dimana seseorang yang tinggal di kota akan lebih mudah mendapatkan
informasi daripada di daerah pedesaan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, Menopause
Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2004 - 2013)
vii
MOTTO
Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS. Al-Insyiroh : 6)
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil
(Sabda Rasulullah SAW)
Orang yang pintar dalam studynya belum tentu dia akan pintar juga dalam hidup
dan karirnya, karena Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan diri
dan berbuat untuk hari esok
(Penulis)
Kami percaya kamu pasti bisa meraih cita-citamu
(Ayah dan Ibu)
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT hingga terselesaikan penelitian ini, karya
tulis ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan ibu yang sangat saya cintai dan sayangi terimakasih atas semua
do’a dan dukungannya selama ini, Insya’Allah saya akan menjadi anak yang
kalian impikan dan banggakan meskipun tidak sepandan dengan semua apa
yang sudah kalian berikan.
2. Om Agus dan tante ipit, terimakasih juga untuk semangat serta motivasinya
selama ini yang selalu kalian ucapkan untukku.
3. Bu Eni yang selalu sabar meluangkan waktu untuk membimbingku, sehingga
saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan sebaik-baiknya.
4. Bu Hutari selaku dosen Pembimbing Akademik saya terimakasih selama ini
sudah bersedia meluangkan waktunya selama menjadi mahasiswa bimbingan
akdemik ini.
5. Adikku tersayang (Noppi dan Yudha) yang selalu membuatku semangat
untuk menunjukkan bahwa saya mampu menjadi kakak yang baik untuk
kalian.
viii
6. Kakak sepupuku Mas Dimas dan Mbak Tiya terimakasih atas do’anya
untukku menyelesaikan karya tulis ini.
7. Untuk sahabat-sahabatku (Didik, Heru, Dewi’, Indah, Galuh, Eka)
terimakasih untuk semuanya.
8. Seseorang yang selalu memberikan inspirasi dan semangat selama ini “He’s
the only one that i love”.
9. Untuk semua teman-teman angkatan 2011 STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA terutama kelas B, terimakasih untuk semangatnya dari awal
sampai akhir selama 3 tahun terakhir ini.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
CURICULUM VITAE ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 9
1. Pengetahuan .................................................................... 9
2. Menopause ...................................................................... 13
B. Kerangka Teori....................................................................... 26
C. Kerangka Konsep ................................................................... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 28
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 29
xi
D. Variabel Penelitian ................................................................. 29
E. Definisi Operasional .............................................................. 30
F. Instrumen Penelitian............................................................... 31
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 34
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 35
I. Etika Penelitian ...................................................................... 37
J. Jadwal Penelitian . .................................................................. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ................................................................... 39
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 39
C. Pembahasan ........................................................................... 41
D. Keterbatasan ......................................................................... 44
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 45
B. Saran ..................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional..................................................................... 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 32
Tabel 4.1 Mean Dan Standar Deviasi ........................................................... 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden ................................................... 41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 2.1. Kerangka Teori ........................................................................ 26
Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ..................................................................... 27
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 15. Tabel Distribusi Frekuensi
Lampiran 16. Tabel Nilai Product Moment
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan
dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan
pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan sehingga berikutnya akan
terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuhnya. Perubahan
tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena disitu banyak terjadi
perubahan fisik maupun psikologis sehingga terjadi fase yang disebut dengan
fase menopause (Proverawati, 2010).
Definisi sederhana dari menopause adalah periode menstruasi terakhir
yang dialami wanita. Terjadi ketika hormon–hormon yang mengontrol siklus
menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi tidak
mungkin terjadi lagi (Spencer dan Brown, 2010).
Menopause merupakan fase berhentinya berevolusi dan menstruasi,
sehingga wanita tidak lagi dapat hamil. Kondisi ini terjadi satu tahun setelah
periode menstruasi terakhir terjadi. Sehingga berhentinya menstruasi
merupakan salah satu cirikhas menopause dan banyak dialami wanita yang
telah berusia 45–55 tahun ke atas rata-rata terjadi pada usia 50 atau 51 tahun.
Periode menopause sering diliputi misteri pada kebanyakan wanita yang
membuat mereka semakin takut memasuki fase ini karena perubahan-
perubahan fisik yang menyertainya juga terjadi proses perlambatan produksi
2
hormon dan ovulasi yang disebut perimenopause (climaterial). Selama masa
menopause akan terjadi menurunnya fungsi ovarium dan masalah-masalah
yang terjadi pada masa menopause berdasarkan beberapa hasil penelitian
meliputi perubahan fisik serta tekanan-tekanan emosional yang
ditimbulkannya, Avis (1999) mengatakan dalam Janiwarty dan Pieter (2013).
Bagi kebanyakan perempuan gejala premenopause akan mulai muncul
pada rentang waktu usia 40 tahun. Pre menopause symptoms menurunnya
kadar estrogen sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas
kehidupan para wanita, bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga.
Masalah yang muncul adalah hilangnya kesuburan dan meningkatnya resiko
osteoporosis pada kondisi menjelang menopause. Gejala semakin sangat
serius jika tidak ditangani dapat menimbulkan perubahan yang menyebabkan
kecemasan pada wanita. Masalah yang timbul akibat pre menopause ini
disebut dengan sindrom pre menopause (Proverawati, 2010).
Sementara sejauh ini penanganan bagi wanita menopause pengaruh
obat hormon dalam Terapi Sulih Hormon (TSH) hingga saat ini mengandung
pro dan kontra. Sementara penelitian tentang TSH masih terus dilakukan.
Sedangkan pengobatan non hormonal dengan cara pengaturan pola hidup dan
lingkungan merupakan aspek utama dalam upaya mengatasi keluhan dan
penyulit pada masa perimenopause (Mansur, 2009).
3
Angka kejadian menopause pada usia 40 tahun ke atas sekitar 80%
wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. Kenyataanya hanya sekitar
10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan
siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Suatu kajian melibatkan 2700
wanita, kebanyakan diantaranya mengalami transisi premenopause yang
berlangsung antara dua sampai delapan tahun (Lestary, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Dusun
Mangir, Dukuh, Tangen, Sragenpada tanggal 06 November 2013 didapatkan
data keseluruhan ibu usia 45-55 tahun berjumlah 36. Dengan wawancara 10
orang ibu usia 45-55 tahun di Dusun Mangir didapatkan hasil 6 orang kurang
mengerti tentang menopause dan 4 orang cukup mengerti tentang menopause.
Karena dari 3 pertanyaan 6 orang ibu hanya dapat menjawab 1 soal saja,
maka ibu dikatakan pengetahuan kurang, sedangkan 4 orang dikatakan cukup
mengerti karena dapat menjawab 2 dari 3 soal tersebut. Tiga pertanyaan itu di
antaranya adalah pengertian tentang menopause, gejala-gejala menopause dan
cara mengatasi menopause.
Berdasarkan uraian diatas bahwa masih banyak ibu-ibu yang belum
memahami tentang menopause, sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Tentang
Menopause di Dusun Mangir, Dukuh, Tangen, Sragen.
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah, “Bagaimana tingkat
pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause di Dusun Mangir,
Dukuh, Tangen, Sragen ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause di Dusun Mangir, Dukuh, Tangen, Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause dalam tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause dalam tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause dalam tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi ilmu pengetahuan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya tentang menopause.
5
2. Bagi peneliti
Menambah wawasan peneliti tentang menopause dan pentingnya
pemberian pelayanan kesehatan reproduksi terhadap wanita usia lanjut
atau menopause.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Dusun Mangir
Dapat dijadikan masukkan untuk Dusun Mangir untuk meningkatkan
pengetahuan khususnya tentang menopause.
b. Pendidikan
Memberikanreferensi atau pustaka kepada mahasiswa sebagai bahan
bacaan khususnya tentang menopause.
E. Keaslian Penelitian
Telah banyak peneliti terdahulu yang mengkaji hal–hal yang
menyangkut menopause, adapun penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Nur Fitriana Sari (2012) tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-
50 Tahun Tentang Menopause di Desa Pungsari Plupuh Sragen”. Peneliti
menggunakan metode Diskriptif Kuantitatif dengan jumlah populasi
sebanyak 42 orang dan jumlah sampel sebanyak 42 orang, pengambilan
sampel menggunakan tehnik sampling jenuh, waktu penelitian pada
tanggal 18-19 Mei 2012. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan
analisa data yang dilakukan dengan komputerisasi menggunakan
program SPSS 16 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
6
dari 42 responden ibu-ibu usia 40-50 tahun mempunyai pengetahuan
tentang menopause pada kategori cukup sebanyak 33 responden
(78,57%) kategori kurang sebanyak 6 responden (14,29%) dan kategori
baik sebanyak 3 responden (7,14%).
2. Marthaningrum (2007), dalam penelitian yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Tentang Menopause pada Wanita Usia Menopause di
Kalidoro, Pati”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah
wanita usia menopause, teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan
teknik purposive sampling, dan instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Hasil yang diperoleh yaitu tingkat pengetahuan responden
tentang menopause yaitu sebanyak 29 responden (80,85%) dikategorikan
baik, dan 0% dikategorikan kurang.
Persamaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian yang
dahulu adalah menggunakan instrumen penelitian yang sama yaitu
menggunakan kuesioner dan jenis penelitian yang sama yaitu deskriptif
kuantitatif. Sedangkan perbedaannya adalah lokasi, waktu penelitian, jumlah
sampel dan tehnik pengambilan sampel yang digunakan.
7
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan karya tulis secara singkat yang
meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti
antara lain pengetahuan dan menopause, kerangka teori
penelitian, dan kerangka konsep penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel serta
tehnik pengambilan sampel penelitian, instrumen
penelitian, tehnik pengumpulan data penelitian, variabel
penelitian, definisi operasional penelitian, metode
pengolaha dan analisa data penelitian dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan atas hasil penelitian
yang dilakukan dalam ragka menjawab pokok
permasalahan dengan menganalisa data yang telah
diperoleh.
8
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari dua sub
bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan
untuk menjawab tujuan penelitian dan inti dari pembahasan
sedangkan saran merupakan cara pemecahan masalah yang
realistis operasional artinya saran tersebut dapat diterima
dan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tau
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera penglihatan dan indera
pendengaran (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga sangat berbeda dengan
kepercayaan (believes), takhayul (superstition), dan penerangan-
penerangan yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah segala apa
yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan setiap manusia
(Mubarak, 2011).
b. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2010) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
10
1) Cara tradisional atau non-ilmiah
a) Cara coba-salah (Trial and Eror)
Dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain.
b) Kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kebiasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah
yang mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa yang lalu.
d) Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi yaitu, cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan
sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
11
2) Cara modern atau cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan
yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika
seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan
menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami
perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek
psikologis taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan
dewasa.
12
4) Minat
Minat sebagai sesuatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan sesorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung
berusaha melakukan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya,
jika pengalaman tersebut menyenangkan maka secara psikologis
mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan
membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini
akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan dan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita
hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap kita.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
13
2. Menopause
a. Pengertian
1) Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang dialami
wanita. Terjadi ketika hormon–hormon yang mengontrol siklus
menstruasi berada dalam kadar yang sangat rendah sehingga
menstruasi tidak mungkin terjadi lagi. Wanita hanya dapat
mengklaim bahwa dia telah mengalami menstruasi terakhir ketika
menstruasi tersebut terjadi setidaknya 1 tahun sebelumnya dan
tidak hamil selama masa itu
(Spencer dan Brown, 2010).
2) Menopause adalah masa perubahan kemampuan seksual dalam
penyesuaian fisik dan psikologis pada wanita paruh baya atau
lansia karena berhentinya berevolusi dan menstruasi sehingga
wanita tidak lagi dapat hamil dan kondisi ini banyak dialami pada
wanita usia 45-55 tahun keatas. Berhentinya menstruasi adalah
salah satu ciri khas menopause (Avis, 1999 dalam Janiwarty dan
Pieter 2013).
3) Menopause berasal dari kata menopause yaitu, men = bulan;
pause= pausa atau pauoo, yang berarti periode atau tanda
berhenti. Jadi menopause adalah berhentinya secara definitif
menstruasi jika ovarium tidak lagi menghasilkan estrogen
(Mansur, 2009).
14
4) Menopause disebabkan karena pembentukan hormon estrogen
dan progesteron dari ovarium wanita berkurang, ovarium berhenti
“melepaskan” sel telur sehingga aktivitas menstruasi berkurang
dan akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa ini terjadi
penurunan jumlah hormon estrogen yang sangat penting untuk
mempertahankan fisiologi tubuh. Seorang wanita yang
menopause tidak lagi mempunyai sel telur yang dapat dibuahi,
bahkan siklus anovulasi ini telah berlangsung sejak fase
premenopause (Proverawati 2010).
b. Fase-fase menopause
Menurut Mansur (2009), fase-fase menopause yaitu :
1) Fase pramenopause ( Klimakterium )
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola
menstruasi, terjadinya perubahan psikologis atau kejiwaan.
Terjadi perubahan fisik yang berlangsung selama 4-5 tahun, pada
usia antara 48-55 tahun.
2) Fase menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan
fisik semakin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia
56-60 tahun.
3) Fase postmenopause
Terjadi pada usia diatas 60 tahun, wanita beradaptasi terhadap
perubahan dan fisik, keluhan semakin berkurang.
15
c. Faktor yang mempengaruhi menopause
Menurut Kumalasari dan Andhyanto (2012), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi menopause antara lain :
1) Usia haid pertama kali (menarche)
Semakin muda seorang mengalami menstruasi pertama kalinya
semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
2) Jumlah anak
Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering wanita
melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa
menopause.
3) Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai
memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi
bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.
4) Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga
mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut
beberapa penelitian mereka akan mengalami masa menopause
lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan tidak
bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.
16
5) Wanita dengan histerektomi
Memopause juga dapat terjadi pada wanita yang mengalami
pengangkatan rahim (histerektomi), misalnya sebagai akibat
adanya tumor uterus. Mereka akan mengalami gejala menopause
pada usia yang lebih muda.
6) Pemakaian kontrasepsi
Kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi
indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita
yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua
memasuki masa menopause.
7) Merokok
Wanita merokok diduga akan lebih cepat memasuki masa
menopause.
8) Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan
suami, begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan
wanita diduga dapat mempengaruhi usia menopause.
9) Budaya dan lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan
diri dengan fase klimakterium dini.
17
d. Gejala-gejala yang sering dialami pada saat menopause
Menurut Proverawati (2010), gejala-gejala yang sering dialami wanita
menopause antara lain :
1) Rasa panas (hot flash) dan keringat malam
Rasa panas yang menyebar dari wajah keseluruh tubuh. Terutama
terjadi pada wajah dan kepala. Diduga disebabkan oleh labilnya
pusat terminologi tubuh di hipotalamus yang diinduksi oleh
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Selain merasa panas
juga keluarnya keringat di malam hari.
2) Dryness vaginal (kekeringan pada vagina)
Disebabkan karena penurunan kadar estrogen.
3) Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
Disebabkan karena penurunan kadar estrogen.
4) Insomnia (susah tidur)
Kemungkinan ini sejalan dengan rasa tegang yang dialami wanita
akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, dan perubahan
lainnya.
5) Depresi (rasa cemas)
Turunnya hormon estrogen menyebabkan turunnya neotransmiter
di dalam otak, neotransmiter di dalam otak tersebut
mempengaruhi suasana hati sehingga jika neotransmiter ini
kadarnya rendah, maka akan muncul perasaan cemas yang
merupakan pencetus terjadinya depresi ataupun setres.
18
6) Fatigue (mudah lelah)
Rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang masa
premenopause karena terjadi perubahan hormonal pada wanita
terutama hormon estrogen.
7) Penurunan libido
Beberapa wanita mengalami penurunan gairah seks ketika
menjelang premenopause. Hal tersebut terjadi karena terjadi
perubahan pada vagina, seperti kekeringan yang membuat area
genital sakit dan selain itu terjadi perubahan hormonal sehingga
dapat menurunkan gairah seks.
8) Rasa sakit ketika berhubungan seksual
Hal ini terjadi karena vagina menjadi pendek menyempit, hingga
elastis epitelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi.
9) Ketidakteraturan siklus haid
Adanya gangguan siklus haid seperti polymenorrhoea,
olygomenorrhoea, amenorrhoea, hal ini terjadi karena kadar
estrogen menurun saat premenopause.
10) Gejala kelainan metabolisme mineral
Mudah terjadi fraktur pada tulang, akibat ketidak seimbangan
absorpsi dan resorpsi mineral terutama kalsium. Bila ini
berlangsung lama dapat mengakibatkan osteoporosis.
19
e. Perubahan-perubahan organ reproduksi menjelang menopause
Menurut Proverawati (2010), perubahan-perubahan organ reproduksi
menjelang menopause antara lain :
1) Uterus (rahim)
Uterus mengecil selain disebabkan atrofi endometrium juga
disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat
antar sel.
2) Tuba fallopi (saluran telur)
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengkerut, endosalpingo menipis dan mendatar dan silia
menghilang.
3) Servik (mulut rahim)
Servik akan mengkerut sampai terselebung oleh dinding vagina,
kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikal memendek,
sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.
4) Vagina
Terjadi penipisan vagina yang menyebabkan hilangnya rugae,
berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang, sekret
vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun.
5) Dasar pinggul
Kekuatan dan elastissitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya
gaya sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.
20
6) Perenium dan anus
Lemak subkutan menghilang yang menyebabkan tonus spinkter
melemah dan menghilang.
7) Vesica urinaria
Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang, sehingga
sering kencing tanpa sadar.
8) Kelenjar payudara
Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan prenkim, lobulus
menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu
mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga
payudara menjadi datar dan mengendor.
f. Perubahan diluar organ reproduksi
Menurut Proverawati (2010), perubahan diluar organ reproduksi yang
akan dialami wanita menopause antara lain :
1) Adipositas (penimbunan lemak)
Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut
bawah dan lengan atas. Hal ini diduga ada hubungan dengan
turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar
metabolisme lemak.
2) Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik sistol maupun
diastol. Pada mulanya peningkatan tekanan darah paling banyak
terjadi selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah
21
terjadi selama bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari
tekanan darah sebelumnya.
3) Kolesterol tinggi
Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan
peningkatan kolesterol.
4) Aterosklerosis (pengapuran dinding pembuluh darah)
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
menyebabkan peningkatan faktor resiko terhadap terjadinya
aterosklerosis.
5) Virilisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)
Turunnya estrogen dalam darah dan adanya efek androgen
menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari defeminisasi dan
maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri
dalam membentuk estron yang bersifat androgen.
6) Osteoporosis (keropos tulang)
Dengan menurunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang
berfungsi dalam pembentukan tulang akan terhambat dan fungsi
osteoclast dalam merusak tulang akan meningkat. Karena tulang
tua diserap dan dirusak oleh osteoclast tetapi tidak dibentuk
tulang baru oleh osteoblast, maka tulang menjadi osteoporosis.
g. Penatalaksanaan Pada Wanita Menopause
Menurut Mansur (2009), penatalaksanaan pada wanita menopause
dengan pengobatan non hormonal. Pengobatan non hormonal dengan
22
cara pengaturan pola hidup dan olahraga. Upaya menciptakan pola
hidup sehat terutama dilakukan dengan cara mengatur menu makanan
dan pola makan seimbang. Banyak makan sayuran hijau, buah, biji-
bijian, vitamin dan serat makanan itu akan membantu pencernaan dan
metabolisme tubuh. Selain itu juga, makanan yang dianjurkan adalah
makanan yang rendah lemak jenuh, rendah kolesterol, kadar gula dan
garam tidak berlebihan, cukup kalsium dan zat besi, serta cukup
vitamin dan serat. Olahraga merupakan kegiatan yang sangat penting
untuk mempertahankan kebugaran. Olahraga yang teratur akan
menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan
tubuh, dan memperbaiki suasana hati.
Menurut Kumalasari & Andhyanto (2012), Penatalaksanaan pada
wanita menopause yaitu dengan terapi pengganti hormon (hormone
replacement therapy-HRT/TSH). Terapi pengganti hormon adalah
pemberian terapi penggantian hormon untuk menggantikan hormon
yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi cukup akibat
kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormon.
Dalam program pengobatan biasanya dilakukan pemberian
progesteron dan estrogen. Progesteron diberikan bersamaan dengan
estrogen guna mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium.
Biasanya estrogen dan progesteron diberikan setiap hari. Pemberian
estrogen dan progesteron, bisa dilakukan secara bergantian. Terapi ini
23
bisa diberikan dalam bentuk tablet, krim, tempelan kulit, dan suntikan
melalui otot. Tetapi terapi ini juga memiliki efek samping
(Kumalasari & Andhyanto, 2012).
Wanita yang direkomendasikan untuk diberi HRT adalah sebagai
berikut (Kumalasari & Andhyanto, 2012).
1) Semua wanita klimakterik, tanpa kecuali yang ingin
menggunakan HRT untuk pencegahan (meskipun tanpa keluhan).
2) Semua wanita yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler dan
osteoporosis.
3) Semua wanita dengan keluhan klimakterik.
Terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang
menderita kelainan-kelainan berikut (Kumalasari & Andhyanto,
2012).
1) Wanita yang pernah menderita kanker payudara atau kanker
endometrium stadium lanjut.
2) Wanita yang mengalami perdarahan kelamin dengan penyebab
yang tidak pasti.
3) Wanita yang menderita penyakit hati akut.
4) Wanita yang menderita penyakit pembekuan darah.
Menurut Proverawati (2010), terdapat keuntungan dan kerugian
dalam pemberian Terapi Sulih Hormon, antara lain :
1) Keuntungan TSH (Terapi Sulih Hormon)
a) Mengurangi gejala hot flushes serta gangguan premenopause.
24
b) Mengurangi gejala-gejala pada vagina dan saluran kencing,
dengan cara melindungi dari penipisan dan kekeringan
vagina, memperbaiki fungsi seksual dan menurunkan
rekurensi gangguan saluran kencing yang berhubungan
dengan menopause.
c) Melindungi dari osteoporosis.
d) Menurunkan resiko penyakit jantung.
e) Kemungkinan memiliki efek perlindungan terhadap
penurunan fungsi kognitif, dimana pada penggunaan jangka
panjang dikatakan dapat menurunkan kejadian Alzheimer
sampai 40%.
2) Kerugian dari pemakaian TSH, antara lain :
a) Meningkatkan kejadian karsinoma endometri, yaitu pada
pemberian terapi sulih hormon dengan estrogen saja (ERT)
pemberian progestin bersama estrogen akan menghambat hal
ini. Pada wanita yang telah mengalami histerektomi maka
estrogen dapat diberikan sendiri karena tidak ada lagi resiko
karsinoma endometri.
b) Problem yang berhubungan dengan pembekuan darah.
Estrogen akan menimbulkan perubahan mekanisme
pembekuan darah sehingga darah menjadi mudah
beku/mengental, meningkatkan proliferasi endotelial.
25
c) Meningkatkan resiko karsinoma mamae, terutama pada
penggunaan terapi sulih hormon yang lamanya lebih dari 5
tahun.
d) Timbulnya perdarahan pervaginam serta gejala premenstual
biasanya dapat diatasi dengan pemberian modifikasi dosis
maupun jenis estrogen atau progestin.
26
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Mansur (2009), Proverawati (2010)
Sumber Pengetahuan
1. Tradisional atau Non-ilmiah
a. Coba-salah (Trial and Eror)
b. Kekuasaan otoritas
c. Pengalaman pribadi
d. Jalan pikiran
2. Modern atau ilmiah
Menopause
1. Pengertian menopause
2. Fase-fase menopause
3. Faktor mempengaruhi menopause
4. Gejala menopause
5. Perubahan organ reproduksi
6. Perubahan diluar organ reproduksi
7. Penatalaksanaan menopause
PENGETAHUAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Budaya
7. Informasi
27
C. Kerangka Konsep
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun
tentang menopause
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Budaya
7. Informasi
Baik
Cukup
Kurang
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian yang
dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif. Deskriptif artinya
suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan
suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Kuantitatif data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo,
2013). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu
penelitian beberapa populasi diamati pada waktu yang sama (Hidayat, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian
ini mengambil lokasi untuk dijadikan obyek penelitian di Dusun Mangir,
Dukuh, Tangen, Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-6 Maret
2014.
29
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu usia 45-55 tahun di Dusun
Mangir, Dukuh, Tangen, Sragen yaitu sebanyak 36 ibu.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Sampel dalam penelitian ini adalah 36 ibu. Penentuan sampel menurut
Arikunto (2010), untuk subyek kurang dari 100 lebih baik di ambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya, jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil sampel
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel sebanyak 36 ibu usia 45-
55 tahun di Dusun Mangir, Dukuh, Tangen, Sragen.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh
yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2006).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Variabel dalam
penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu variabel yang berdiri sendiri dan
30
tidak ada variabel yang mendampingi (Suyanto, 2011). Variabel dalam
penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Kategori Alat
ukur
Skala
data
Pengetahuan
ibu usia 45-
55 tahun
tentang
Menopause
Kemampuan ibu usia
45-55 tahun dalam
menjawab :
1. Pengertian
menopause
2. Fase-fase
menopause
3. Faktor-faktor
mempengaruhi
seseorang
mengalami
menopause
4. Gejala yang sering
dialami saat
menopause
5. Perubahan fisik dan
psikologis yang
terjadi pada masa
menopause
6. Cara mengurangi
gejala menopause
7. Terapi yang
diberikan pada masa
menopause
a. Baik, bila nilai
responden (x) > mean
+ 1 SD
b. Cukup, bila nilai mean
– 1 SD ≤ x ≤ mean + 1
SD
c. Kurang, bila nilai
responden (x) < mean
– 1 SD
Kuesioner Ordinal
31
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang di ukur untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010).
Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini berupa pertanyaan closed
ended (pertanyaan tertutup) yaitu pertanyaan yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Dalam
instrumen ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman
dengan kategori sebagai berikut, penelitian ini terdapat dua pernyataan yaitu
pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable).
Pernyataan positif (favourable) adalah pernyataan yang jawabannya benar,
apabila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0.
Pernyataan negatif (unfavourable) adalah pernyataan yang jawabannya salah,
apabila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.
Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√ ) pada
jawaban yang dianggap benar (Notoatmodjo, 2010).
32
Untuk mempermudah pembuatan kuesioner maka peneliti membuat
kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi-kisi kuesioner
Variabel
Penelitian
Indikator No. Soal Total
Peryataan Favorable Unfavorable
Pengetahuan
ibu usia 45-55
tahun tentang
Menopause
a. Pengertian
tentang
menopause
1 2, 3, 4 4
b. Fase-fase
menopause
5, 6, 7 8, 9 5
c. Faktor-faktor
mempengaruhi
seseorang
mengalami
menopause
11, 12 10, 13 4
d. Gejala yang
sering dialami
saat menopause
15, 16,
17*
14,18 5
e. Perubahan fisik
dan psikologis
yang terjadi pada
masa menopause
19, 20, 21 22 4
f. Cara mengurangi
gejala menopause
23, 24, 25 26, 27* 5
g. Terapi yang
diberikan pada
masa menopause
28, 29 30 3
Jumlah 16 12 28
Ket: Yang tidak valid (*)
Untuk mengetahui kuesioner ini berkualitas, maka dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas di Dusun Bugel, Dukuh, Tangen, Sragen dengan
jumlah 30 orang ibu usia 45-55 tahun.
33
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo, 2010). Instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan
rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika rhitung> rtabel
pada taraf signifikansi (5%) karena N= 30 yaitu 0,361 Riwidikdo (2009).
Rumus:
Keterangan :
N = Jumlah responden
rxy = Koefisien korelasi product moment
x = Skor pertanyaan
y = Skor total
xy = Skor pertanyaan dikalikan skor total
Dan uji validitas dari 30 soal yang valid berjumlah 28 sedangkan
yang tidak valid berjumlah 2 yaitu nomor 17 dan 27, dimana nilai tersebut
adalah (0,019 dan (0,143). Nilai yang tidak valid tersebut dibuang karena
sudah ada pertanyaan yang mewakili dalam indikator.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji
reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach (Riwidikdo 2009).
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
34
Rumus:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Instrumen dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria
( rkriteria= 0,7). Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan angka reliabel
0,943 sehingga instrumen dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang sifatnya baru dan dikumpulkan sendiri oleh
peneliti, data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner oleh para responden sendiri.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan sudah dikumpulkan atau sudah
ada, peneliti tinggal menggunakan (Sabarguna, 2008). Data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari kelurahan mengenai daftar jumlah
identitas ibu usia 45-55 tahun.
35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010). Proses pengolahan data dilakukan
melalui tahap-tahap berikut :
a. Penyuntingan data (Editing)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau
dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.
Kalau masih ada data atau informasi yang salah dilakukan pengecekan
dan perbaikan.
b. Membuat lembar kode (Coding sheet)
Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-
kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode
berisi nomer responden, dan nomor-nomor pertanyaan.
c. Memasukkan data (Data entry)
Memasukkan data yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-
kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-
masing pertanyaan.
d. Tabulasi (Tabulating)
Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersihan data (cleaning)
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali
untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak
36
lengkapan dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
2. Analisis Data
Analisa data bertujuan untuk memperoleh gambaran dari hasil
penelitian, membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian, dan memperoleh
kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan konstribusi
dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan. Penelitian ini
menggunakan analisis univariat, yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. (Notoatmodjo,
2010).
Variabel di analisis dengan analisis univariat adalah karakteristik
responden dan pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010), adalah
sebagai berikut :
a. Baik : Bila responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut
Riwidikdo (2010), yaitu :
37
Keterangan:
sd : Simpangan baku
xi : Nilai dari data
n : Banyaknya data
Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut
Riwidikdo (2010), yaitu :
Rumus : = n
xå
Keterangan :
: Rata-rata (mean)
å x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010),
yaitu sebagai berikut :
Skor yang diperoleh responden
Skor prosentase = ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x100%
Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
I. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti harus memperhatikan
etika dalam penelitian, yaitu :
38
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2. Tanpa Nama (Anominity)
Masalah anominity merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
(Hidayat, 2007).
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah sampai dengan penelitian Laporan
Karya Tulis Ilmiah. Jadwal Penelitian terlampir.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Dusun Mangir terletak di desa Dukuh, Tangen, Sragen yang termasuk
wilayah kerja Puskesmas Tangen. Batas sebelah utara adalah desa Ngrombo,
batas sebelah selatan adalah desa Katelan, batas sebelah barat adalah desa
Tangkil, batas sebelah timur adalah desa katelan. Ibu usia 45-55 tahun di desa
tersebut berjumlah 36 ibu yang didapat dari kelurahan setempat.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa data didapatkan hasil mean 19,25 dan nilai
standar deviasi 5,146. Dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi
dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Diketahui
å Xi = 693
n = 36
25.1936
693atau Mean ===
ån
XiX
Perhitungan standar deviasi dihitung dengan rumus:
Diketahui
2
å Xi = 14267
n = 36
( )2å Xi
= 480249
40
( )
1
2
2
-
-=å å
n
n
XiXi
SD =
15,526,7835
926,75
35
25,1334014267===
-=SD
Tabel 4.1 Mean Dan Standar Deviasi
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tingkat Pengetahuan
Ibu Usia 45-55 Tahun
Tentang Menopause
36
12
27
19,25
5,146
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan
penghitungan sebagai berikut:
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh
(x) >mean+ 1SD
(x)>19,25 + 5,15
(x) > 24,40
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh
mean - 1SD ≤ (x) ≤mean+ 1 SD
19,25 – 5,15 ≤ (x) ≤ 19,25 + 5,15
14,10 ≤ (x) ≤ 24,40
41
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh
(x) <mean - 1SD
(x) < 19,25 – 5,15
(x)<14,10
Sehingga pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pengetahuan Menopause
Kategori Jml. Responden Prosentase (%)
Baik 7 19,4
Cukup 13 36,1
Kurang 16 44,4
Jumlah 36 100,0
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun
tentang menopause pada kategori baik sebanyak 7 responden (19,4%),
kategori cukup sebanyak 13 responden (36,1), dan kategori kurang sebanyak
16 responden (44,4%). Jadi tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang
menopause yang paling banyak pada kategori kurang.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 36 responden menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada
kategori baik sebanyak 7 responden (19,4%), kategori cukup sebanyak 13
responden (36,1), dan kategori kurang sebanyak 16 responden (44,4%).
42
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman.
Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh
peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya
yang ada serta agama yang dianut, pendidikan yang tinggi akan berpengaruh
pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru
tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu.
Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua umur
seseorang pengalaman akan bertambah.
Masa menopause merupakan haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir (Prawiroharjo, 2007). Menurut Kasdu (2004), gejala fisik yang
timbul pada masa menopause adalah semburan rasa panas (hot flushes),
keringat pada malam hari, vagina kering, penambahan berat badan, nyeri
tulang dan sendi, keriput, ketidaknyamanan buang air kecil dan
ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil. Sedangkan menurut
Spencer & Brown (2007), gejala psikologis yang dialami wanita menjelang
menopause meliputi mudah tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood)
tidakmenentu, sering lupa, dan susah berkonsentrasi. Untuk cara mengurangi
43
atau penatalaksanaan menopause bisa dengan pengaturan pola hidup dan olahraga
teratur serta terapi pennganti hormon.
Dari penelitian yang dilakukan, pengetahuan ibu usia 45-55 tahun di
Desa Mangir Dukuh Tangen Sragen pada kriteria kurang yaitu sebanyak
16orang (44,4%) kemungkinan dikarenakan sosial ekonomi dimana sosial
ekonomi akan mempengaruhi pendidikan dan pengalaman terutama dalam
memperoleh informasi. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan dan wawasan
yang lebih luas. Selain itu juga dipengaruhi karena letak tempat tinggal
dimana seseorang yang tinggal di kota akan lebih mudah mendapatkan
informasi daripada di daerah pedesaan, sehingga pengetahuannya juga lebih
baik. Dengan mengetahui tentang menopause, masa tersebut dapat dijalani
dengan lebih baik, secara fisik maupun psikis sehingga setiap wanita dapat
menjalani hari-harinya dengan kualitas hidup yang lebih baik.
Karena dilihat dari sudut pandang pendidikan yang rata-rata sangat
rendah mempengaruhi tingkat pengetahuan yang rendah pula, karena tidak
dapat di pungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
pula mereka menerima informasi. Letak tempat tinggal yang masih jauh dari
pusat perkotaan atau khalayak ramai juga mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap seseorang untuk menerima suatu informasi yang lebih baik.
44
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala penelitian
a. Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus
mendatangi responden dari rumah ke rumah.
b. Dalam meyakinkan ibu usia 45-55 tahun untuk menjadi responden
dalam penelitian ini.
2. Kelemahan / keterbatasan penelitian
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
responden hanya bisa menjawab benar atau salah yang memungkinkan
responden untuk asal mengisi jawaban dan jawaban responden
belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Usia
45-55 Tahun Tentang Menopause Di Dusun Mangir, Dukuh, Tangen, Sragen
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada tingkat baik
sebanyak 7 responden (19,4%).
2. Pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada tingkat cukup
sebanyak 13 responden (36,1%).
3. Pengetahuan ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada tingkat
kurang sebanyak 16 responden (44,4%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu, Peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Wanita Usia 45-55 Tahun
Sebaiknya meningkatkan pengetahuan tentang menopause bisa melalui
media informasi yang ada seperti lebih sering membaca majalah wanita
atau televisi maupun radio, dengan begitu akan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang menopause. Bisa juga dengan mendatangi
46
pertemuan kesehatan agar masa menopause dapat dijalani dengan lebih
baik, secara fisik maupun psikis.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebaiknya meningkatkan intensitas penyuluhan pengetahuan tentang
menopause baik kepada ibu yang akan mengalami menopause maupun
yang telah masuk usia menopause agar pengetahuan dan kesadaran ibu
tentang menopause dapat semakin meningkat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya karya tulis ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau
referensi kepada mahasiswa untuk menaikkan kualitas pendidikan
kebidanan khususnya tentang menopause.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
dua variabel atau lebih, dengan metode penelitian yang berbeda, dan
jumlah populasi yang lebih banyak sehingga akan diperoleh hasil yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Jniwarty, B. H.Z.Pieter. (2013). Pendidikan Psikologi Untuk Bidan-Suatu Teori dan
Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Kasdu, Dini. (2004). Kiat Sehat Dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa
Swara.
Kumalasari, I. & Andhyantoro, I. (2012). Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Lestary, D, (2010). Seluk Beluk Menopause. Yogyakarta: Gara Ilmu.
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Mubarak, W. I. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prawiroharjo, S. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Proverawati, A. (2010). Menopause Dan Sindrome Premenopause. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Riwidikdo, H. (2009). Stastistik untuk Penelitian Kesehatan denagn Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rohima.
. (2013). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press.
Sari, N. F. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Usia 45-50 Tahun Tentang
Menopause Di Desa Pungsari Plupuh Sragen. Program Studi DIII
kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Spencer, R. P. Brown. (2007). Menopause. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2006). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.