TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1...

61
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Dayana Anwar Firdaus NIM B12 118 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI

BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO

WONOGIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Dayana Anwar Firdaus

NIM B12 118

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI

BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO

WONOGIRI

Diajukan Oleh :

Dayana Anwar Firdaus

NIM B12 118

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal 27 Agustus 2015

Pembimbing

Riadini Wahyu Utami., S.ST

NIK. 201189094

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

MERAWAT LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI

BPM MAHARANI GEMAWANG GIRIMARTO

WONOGIRI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:

Dayana Anwar Firdaus

NIM B12 118

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal Agustus 2015

Penguji I Penguji II

Retno Wulandari., S.ST Riadini Wahyu Utami., S.ST

NIK. 200985034 NIK. 201189094

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui

Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST

NIK. 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto

Wonogiri”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra.Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari,S.ST, Selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta dan Penguji KTI.

3. Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Kurnia Widiawati, Am.keb, selaku Bidan Desa, yang telah bersedia

memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Gemawang

Girimarto Wonogiri.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2015

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

v

Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2015

Dayana Anwar Firdaus

B12 118

TINGKAT PENGETAHUAN NIFAS TENTANG CARA MERAWAT

LUKA PADA DAERAH GENETALIA DI BPM MAHARANI

GEMAWANG GIRIMARTO WONOGIRI

xii + 48 Halaman + 20 Lampiran + 2 Gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari. Hasil studi pendahuluan

yang dilakukan pada tanggal 28 november 2014. Pada 5 ibu nifas di dapatkan data

lahan 3 ibu nifas mengganti pembalut 4 jam sekali dan 2 ibu nifas mengganti

pembalut apabila penuh, dan 5 ibu nifas tersebut tidak membersihkan genetalia

dari arah depan ke belakang.

Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka

pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri.

Metode Penelitian : Jenis penelitan diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitan di

BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri, lama penelitian 1 bulan. Jumlah

sampel sebanyak 30 ibu nifas dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh,

alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data

adalan analisis univariat dengan program SPSS.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada

daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri. Di dapatkan

hasil ibu berpengetahuan baik 3 responden (10 %), pengetahuan cukup sebanyak

22 responden (73,3% ), pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (16,67 %).

Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri sebagian

besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (73,3 %).

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas, cara merawat luka

Kepustakaan : 14 literatur (Tahun 2006 s/d 2014)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

vi

MOTTO

1. “lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukse akan

datang dengan sendirinya”

2. “Semangat sebetulnya adalah kepingan-kepingan bara kemauan yang kita

sisipkan pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah

masuknya kemalasan dan penundaan”

PERSEMBAHAN

v Alah SWT yang telah memberikan jalan, petunjuk

serta kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ini.

v Ibu dan bapak tercinta, yang selalu mendukungku dari

belakang. Terimakasih atas doa dan perhatiannya

selama ini

v Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, terimakasih atas

bekal dan bimbingan yang diberikan, terimakasih atas

nasihat dan semangatnya selama ini. We Love You.

v kakaku tersayang Alm. Conny Danesia Firdaus dan

adiku tercinta Tesya Anggraeni Firdaus dan Satria

Amin Tho’ad

v Andri Wahyu Prihatin, terimakasih atas dukungan dan

semangatnya selama ini

v Untuk temanku semua angkatan tahun 2012 kelas A,

B, C dan sahabatku (Pipit, Luky, Lina, Titik, Nindya,

Widya dan seluruh kos ijo) yang selalu memberi

canda tawa dan masukkan dalam hidupku.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Dayana Anwar Firdaus

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 04 November 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Banjar Asri, RT03 RW 10, Nglorog, Sragen

Riwayat Pendidikan

1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000

2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006

3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009

4. SMA N 2 Sragen LULUS TAHUN 2012

5. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan

Tahun 2012

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

CURICULUM VITAE ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ....................................................................... 6

B. Kerangka Teori ...................................................................... 27

C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................. 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 29

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 30

D. Variabel Penelitian ................................................................. 31

E. Definisi Operasional ............................................................... 31

F. Instrumen Penelitian ............................................................... 32

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

ix

G. Teknik Pengumpulan data ...................................................... 36

H. Metode Pengolahan dan Analisi Data .................................... 37

I. Etika Penelitian ....................................................................... 39

J. Jadwal Penelitian .................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 41

B. Hasil Penelitian ....................................................................... 41

C. Pembahasan ............................................................................ 43

D. Keterbatasan ........................................................................... 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 46

B. Saran ....................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori .............................................................................. 30

Gambar 2 Kerangka Konsep .......................................................................... 31

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional ................................................................... 34

Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................... 36

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Concent)

Lampiran 10. Kuisioner Uji Coba Validitas

Lampiran 11. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Coba Penelitian

Lampiran 12. Kuesioner Penelitian

Lampiran 13. Pedoman Penskoran Kuesioner Uji Penelitian

Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 16. Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 18. Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 20. Lembar Konsultasi

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mununjukan angka

kematian ibu (AKI) masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2013. Sebagian besar penyebab kematian ibu adalah perdarahan (42%),

eklamsia (13%), komplikasi aborsi (11%), infeksi post partum (10%) dan

penyebab tidak langsung (15%) (Depkes RI, 2013). Sementara AKI di

Wonogiri tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu

93,3/100.000 KH menjadi 159,89/100.000 KH (Wonogiri, 2013).

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal

masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan

serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali

dalam keadaan kendor. Perubahan pada perineum pasca persalinan terjadi

pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi

secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu

(Nugroho, 2014).

Kebersihan luka pada perineum harus selalu diperhatikan karena

selain mengalami luka pasca persalinan, vagina juga mngeluarkan darah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

2

sehingga daerah vital tersebut harus selalu diperhatikan kebersihan dan

kelembapannya. Jika alat genetalia tidak bersih maka mudah sekali kuman

masuk dan terjadi infeksi (Marmi, 2011).

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan.

Infeksi masa nifas masih merupakan sebagian besar penyebab AKI. Infeksi

alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Gejala umum infeksi dapat

dilihat dari temperatur atau suhu pembengkakan takikardi dan malaise. Ibu

beresiko terjadi infeksi post partum karena adanya luka pada bekas pelepasan

plasenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum,

dinding vagina dan serviks, infeksi post SC yang mungkin terjadi

(Marmi, 2011).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di BPM

Maharani pada tanggal 28 November 2014. Pada 5 ibu nifas di dapatkan data

lahan 3 ibu nifas mengganti pembalut 4 jam sekali dan 2 ibu nifas mengganti

pembalut apabila penuh, dan 5 ibu nifas tersebut tidak membersihkan

genetalia dari depan ke belakang. Dan kejadian infeksi nifas pada luka

perineum di BPM Maharani sebanyak 4 ibu nifas pada bulan oktober 2014

disebabkan karena tidak menjalankan apa yang dianjurkan oleh bidan.

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat

Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto

Wonogiri”.

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang

Girimarto Wonogiri?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka

Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto

Wonogiri

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat

Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat

pengetahuan baik.

b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat

Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat

pengetahuan cukup.

c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat

Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani pada tingkat

pengetahuan kurang.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

4

d. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat

Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani dengan faktor

penghambat dan pendukung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Ilmu Pengetahuan

Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya tentang perawatan luka pada genetalia.

2. Diri Sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah

wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian

khususnya tentang cara merawat luka pada alat genetalia.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan

penelitian selanjutnya khususnya tentang cara merawat luka pada daerah

genetalia.

4. BPM

Untuk meningkat pelayanan cara merawat luka pada genetalia dengan

memberikan pendidikan kesehatan pada ibu post partum di BPM agar

tidak terjadi infeksi masa nifas.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

5

E. Keaslian penelitian

Penelitian ini yang serupa pernah dilakukan oleh :

Handayani (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Perawatan Luka Perineum di RSUD Surakarta”. Metode yang

digunakan deskriptif kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan sampel

jenuh, pengumpulan data primer dan sekunder, populasi dan sampel ibu post

partum, jenis variabel tunggal. Hasil yang terbanyak adalah responden yang

berpengetahuan cukup, yaitu 23 responden (76,7%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian dan

jumlah responden. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah pada

jenis penelitian yaitu deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampel.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengertian merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui pasca indra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo dari Wawan, 2011).

b. Tingkat pengetahuan

Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif

yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

2) Mamahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

7

dapat menginterprestasikan tentang objek yang diketahui

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

suatu materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tatapi masih

di dalam suatu organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kamampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian –bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo dari Wawan, 2011).

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara

lain :

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

8

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.

2) Informasi atau media massa

Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediet impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai

bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah

dan lain–lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

opini dan kepercayaan orang. Dalam pencampaiannya informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan –

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang–orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

9

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh

setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperolaeh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lau.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2012).

d. Cara pengukuran pengetahuan

Digunakan perhitungan sebagai berikut :

1) Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +

1 SD

2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

10

3) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean –

1 SD (Riwidikdo, 2013).

2. Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Wanita yang melalui periode puerperium di sebut peurpura.

Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,

merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan

pada keadaan yang normal. Batasan waktu nifas yang paling singkat

(minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu

yang relatif pendek darah sudah keluar, sedangkan batasan

maksimumnya adalah 40 hari (Ambarwati, 2010).

b. Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap :

1) Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari

2) Puerperium intermedial

Kepuliahn menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8

minggu.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

11

3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama persalinan mempunyai komplikasi. Waktu

untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan

(Ambarwati, 2010).

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Beberapa perubahan fisiologis masa nifas, antara lain :

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Involusio

Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan

berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus

(Ambarwati, 2010).

b) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.

Lokhea berbau amis atau anyir. Lokhea yang berbau tidak

sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai

perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi

(Ambarwati, 2010).

Menurut Ambarwati (2010), lokhea dibedakan menjadi 3

jenis berdasarkan warna dan waktunya :

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

12

(1) Lokhea rubra/merah

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke 4

masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah

karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan

meconium.

(2) Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecolakatan dan berlendir,

serta berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post

partum.

(3) Lokhea serosa

Lokhea in berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit dan robekan atau laserasi

plasenta. Keluar pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post

partum.

(4) Lokhea alba/putih

Lokhea ini mengandung leukosit, del desidua, sel

epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang

mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung Selama 2-6

minggu.

c) Serviks

Perubahan pada serviks yang terjadi ialah bentuk servis

yang menganga seperi corong, segera setelah bayi lahir.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

13

Muara serviks yang berdilatasi 10 cm sewaktu persalinan

akan menutup secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi

lahir, tangan dapat masuk ke dalam rongga rahim. Setelah 2

jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke 6 post

partum, serviks sudah menutup kembali (Sulistyawati,

2009).

d) Vulva dan vagina

vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses persalinan dan akan

kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu post artum

(Ambarwati, 2010).

e) Perineum

Segera setelah melahirkan, Perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang

bergerak maju (Su;istyawati, 2009).

f) Ovarium

selama kehamilan ovarium tenang atau beristirahat. Tidak

terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak

terjadi ovulasi dan tidak terjadi siklus hormonal menstruasi

(Marmi, 2011).

g) Ligamen

Ligament-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir,

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

14

berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala

(Marmi, 2011).

2) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal

in disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,

kurangngnya asupan cairan dan makanan

3) Perubahan sistem perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit

untk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan

penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan

edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami

kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama

persalinan berlangsung.

3. Infeksi nifas

a. Pengertian

Infeksi nifas adalah infeksi jalan lahir pasca persalinan,

biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Infeksi nifas yaitu

infeksi bakteri pada dan melalui traktus genetalia yang terjadi

sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 380C atau lebih

selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan

mengecualikan 24 jam pertama (Fauziyah, 2012).

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

15

Infeksi luka ada perineum, termasuk luka insisi episiotomi

dan laserasi yang dijahit, biasanya disebabkan oleh keadaan yang

kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik

(Fauziyah, 2012).

Infeksi pada luka episiotomi merupakan infeksi masa nifas

yang paling sering ditemukan pada daerah genetalia eksterna. Tepi

luka tampak merah dan membengkak. Jahitan sering putus pada

jaringan yang membengkak, sehingga luka yang mengalami nekrosis

tersebut terbuka lebar dengan mengalirkan eksudat serous,

serosanguineus (tersususn atas serum dan darah ) atau bahkan

purulen (nanah) (Fauziyah, 2012).

Laserasi vagina sering terjadi, khususnya setelah persalinan

dengan tindakan yang menimbulkan trauma, dan luka laserasi ini

bisa mengalami infeksi langsung atau melalui perluasan peradangan

perineum. Mukosa tampak edema serta hyperemia, dan kemudian

mengalami nekrosis serta terkelupas. Perluasan infeksi parametrium

dappat mengakibatkan limfangitis (Fauziyah, 2012).

b. Penyebab dan cara terjadi infeksi nifas

1) Penyebab terjadi infeksi nifas yaitu :

Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah

streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak pathogen sebagai

penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering

menyebabkan infeksi antara lain :

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

16

a) Streptococcus haemoliticus

Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat.

Infeksi ini biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain,

alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, infeksi

tenggorokan orang lain).

b) Staphylococcus aureus

Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak di

temukan sebagai penyebab infesi di rumah sakit dan dalam

tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman

ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun

kadang-kadang menjadi penyebab infeksi umum.

c) Escherichia coli

Sering berasal dari kandung kemih dan rectum,

menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan

endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari

infeksi traktus uranius.

d) Clostridium welchii

Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi

sangat berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada

abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari

luar rumah sakit (Nugroho, 2014).

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

17

2) Cara terjadinya infeksi nifas

Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :

a) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung

tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa

bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.

Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alat-alat

yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya

bebas dari kuman-kuman.

b) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat karena

kontaminasi bakteri berasal dari hidung atau tenggorokan

dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu,

hidung dan mulut petugas harus ditutup dengan masker dan

penderita saluran pernafasan dilarang memasuki kamar

bersalin.

c) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman pathogen,

berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis

infeksi. Kuman-kuman dibawa oleh aliran udara kemana-

mana termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama dan yang

digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau

pada waktu nifas.

d) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi

penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban

(Nugroho, 2014).

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

18

c. Pengobatan

Luka perineum yang terinfeksi, seperti halnya luka bedah yang

terinfeksi lainnya, harus diatasi dengan pemasangan drainase.

Jahitan harus dilepas dan luka yang terinfeksi itu dilepas. Kegagalan

dalam tindakan ini bukan saja menyebabkan perluasan infeksi ke

dalam jaringan ikat parasevikal dan paravaginal, tetapi juga

menyebabkan hasil akhir anatomi yang jelek (Fauziyah, 2012).

4. Perawatan Perineum

a. Pengertian

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar

manusia (biologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai

dengan sehat. Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang

dibatasi oelh vulva dan anus. Post partum adalah selang waktu antara

kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti

pada waktu sebelum hamil. Perawatan perineum adalah pemenuhan

kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi oleh

vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta

sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu

sebelum hamil (Nugroho, 2014).

b. Tujuan perawatan perineum

Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi

sehubungan dengan penyembuhan jaringan (Nugroho, 2014).

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

19

Menurut Nugroho (2014), bidan berperan menjelaskan pada ibu dan

suaminya tentang perawatan perineum selama masa nifas :

1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca post

partum karena resiko infeksi.

2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa

hingga menjadi lochea alba.

3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah

yang berlebihan serta pembalut yang terpenuhi darah banyak.

4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau

defekasi dan setelah mandi pancuran atau rendam.

5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan

menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah

edema.

6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang di isi air

hangat.

7) Ajari pentingnya membersihkan perineum dari arah depan

kearah belakang untuk mencegah kontaminasi.

8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area

haemoroid.

9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara

adekuat.

10) Identifikasi gejala ISK. jelaskan pentingnya asupan cairan

adekuat setiap hari.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

20

c. Bentuk luka perineum

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam, yaitu :

1) Rupture

Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh

rusaknya secara alamiah karena proses desakan janin atau bahu

pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak

teratur sehingga jaringan yang sobek sulit dilakukan penjahitan.

2) Episiotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk

memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum

keluarnya kepala bayi (Nugroho, 2014).

Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan

vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini

dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh

kepala janin. Harus dilakukan infiltrasi perineum dengan

anestesi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestesi

episiotomi. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau

mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena

tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah

lebih mudah diperbaiki (Nugroho, 2014).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

21

d. Lingkup perawatan perineum

Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi

organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya

mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat

dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea

(pembalut) (Nugroho, 2014).

Menurut Nugroho (2014), lingkup perawatan luka perineum antara

lain :

1) Mencegah kontaminasi dari rectum

2) Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena

kontaminasi

3) Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumbu bakteri dan bau.

e. Waktu perawatan

Menurut Nugroho (2014), waktu perawatan perineum adalah :

1) Saat mandi

Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah

terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada

cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka

dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum

ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2) Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi

air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

22

bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan

perineum.

3) Setelah buang air besar

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa

kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi

bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka

diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara

keseluruhan.

Waktu perawatan perineum, yaitu :

a) Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil

perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan

dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya

ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas,

juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau

dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai

setelah buang air kecil atau buang air besar.

b) Membersihkan dimulai dari simpisis sampai anal sehingga

tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti

pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi

oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti

paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang jumlah,

warna dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat

diketahui secara dini. Sarankan ibu untk mencuci tangan

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

23

dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan

daerah kelaminnya. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi

atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari

menyentuh daerah luka (Nugroho, 2014).

f. Penatalaksanaan

Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak

mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi

dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur adalah sebagai

berikut :

1) Mencuci tangan

2) Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat

3) Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah

mengarah ke rektum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam

kantung plastik

4) Berkemih dan BAB ke toilet

5) Semprotkan ke seluruh perineum dengan air

6) Keringkan perineum dengan menggunaakan tisu dari depan ke

belakang

7) Pasang pembalut dari depan ke belakang

8) Cuci tangan kembali

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

24

g. Faktor yang mempengaruhi perawatan perineum

1) Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi

terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena

penggantian jaringan sangat membutuhkan protein

2) Obat-obatan

a) Steroid

Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu

respon inflamasi normal.

b) Antikoagulan

Dapat menyebabkan hemoragi.

c) Antibiotic spectrum luas / spesifik

Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk

patologi spesifik atau kontaminasi bakteri, jika diberikan

setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi

intravascular.

3) Keturunan

Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya

dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang

mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat

dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat.

Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

25

4) Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana

dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi

penyembuhan perineum. Misalnya kemampuan ibu dalam

menyediakan antiseptik

5) Budaya dan keyakinan

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan

perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam

akan mempengaruhi penyembuhan luka (Nugroho, 2014).

h. Dampak dari perawatan luka perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat

menghindarkan hal berikut :

1) Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat

menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan

timbulnya infeksi pada perineum.

2) Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran

kandung kemih ataupun pada jalan lahir yag dapat berakibat

pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun

infeksi pada jalan lahir.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

26

3) Kematian ibu post partum

Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan

terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat kondisi

fisik ibu post partum masih lemah (Nugroho, 2014).

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

27

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1 Pendidikan

2 Informasi / media

massa

3 Sosial budaya dan

ekonomi

4 Lingkungan

5 Pengalaman

6 Usia

Tingkap pengetahuan Ibu

Nifas Tentang Cara

Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia

Indikator : Perawatan

Luka pada Daerah

Genetalia :

Pengertian

1 Tujuan perawatan

perineum

2 Lingkup perawatan

perineum

3 Waktu perawatan

4 Penatalaksanaan

5 Faktor yang

mempengaruhi

perawatan perineum

6 Dampak dari

perawatan luka

perineum

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

28

C. Kerangka Teori

Keterangan :

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Sumber : Notoadmodjo dari Wawan (2011)

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1 Umur

2 Pekerjaan

3 Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Cara

Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1 Informasi / media massa

2 Sosial budaya dan ekonomi

3 Lingkungan

4 Pengalaman

Baik

Kurang

Cukup

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah

jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu metode penelitian yang

bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang

terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,

ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain

(Hidayat, 2007).

Deskriptif kuantitatif apabila dalam mendiskripsikan, peneliti

menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa presentase dan

ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan

dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilakukan di BPM Maharani

Gemawang Girimarto Wonogiri.

Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan

(Notoatmodjo, 2012). Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan

Mei 2015.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu

nifas di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri pada bulan Mei

2015 dengan rata-rata per bulan 30 0rang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013).

Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik

diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -

15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2010). Sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berkunjung

di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yang berjumlah 30

orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah accidental

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

31

yaitu metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan

ada atau dijumpai (Hidayat, 2007).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel

tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah

genetalia.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diambil, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

obyek atau fenomena (Hidayat, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat ukur

Skala

ukur Hasil ukur

1 Pengetahuan

ibu nifas

tentang cara

merawat

luka pada

perineum

daerah

genetalia

Kemampuan

atau

pengetahuan ibu

nifas untuk

menjawab

pernyataan

tentang cara

merawat luka

perineum daerah

genetalia antara

lain : pengertian,

cara merawat

luka, manfaat

Kuesioner Ordinal a. Baik : bila

nilai

responden (x)

˃ mean + 1

SD

b. Cukup : bila

nilai mean – 1

SD ≤ x ≤ mean

+ 1 SD

c. Kurang : bila

nilai

responden (x)

< mean – 1 SD

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

32

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Intrumen penelitian yang akan

digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner

dengan beberapa pernyataan (Hidayat, 2007).

Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup

(closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban

responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Menurut Hidayat (2007),

kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga

responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah

ada.

Dalam penelitian ini ada 2 pernyataan yaitu favorable (pernyataan

positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk pernyataan favorable

(pernyataan positif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 1 dan

jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan untuk pernyataan unfavorable

(pernyataan negatif) jika responden memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan

jawaban salah diberi nilai 1.

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan

kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini :

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

33

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner uji coba instrumen Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia

Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

Item

Tingkat

pengetahuan

ibu nifas

tentang cara

merawat luka

perineum

pada daerah

genetalia

1. Pengertian

2. Tujuan perawatan

perineum

3. Bentuk luka

perineum

4. Lingkup

perawatan

perineum

5. Waktu perawatan

6. Penatalaksanaan

7. Faktor yang

mempengaruhi

perawatan

perineum

8. Dampak dari

perawatan luka

perineum

1, 2, 3

7, 8, 9

13, 16, 17

19, 21, 23

25, 27, 29

31, 32, 35

37, 38, 42

43, 44, 45

4, 5, 6

10, 11, 12*

14, 15, 18

20*, 22*, 24

26, 28, 30

33, 34, 36

39, 40, 41*

46, 47, 48

6

6

6

6

6

6

6

6

Jumlah item 24 24 48

Keterangan :* item yang tidak valid.

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner penelitian Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Merawat Luka Pada Daerah Genetalia

Variabel Indikator Favorable Un

favorable

Jumlah

Item

Tingkat

pengetahuan

ibu nifas

tentang cara

merawat luka

perineum

pada daerah

genetalia

1. Pengertian

2. Tujuan perawatan

perineum

3. Bentuk luka

perineum

4. Lingkup

perawatan

perineum

5. Waktu perawatan

6. Penatalaksanaan

7. Faktor yang

mempengaruhi

perawatan

perineum

8. Dampak dari

perawatan luka

perineum

1, 2, 3

7, 8, 9

13, 16, 17

19, 21, 23

25, 27, 29

31, 32, 35

37, 38, 42

43, 44, 45

4, 5, 6

10, 11,

14, 15, 18

24

26, 28, 30

33, 34, 36

39, 40,

46, 47, 48

6

5

6

4

6

6

5

6

Jumlah item 24 20 44

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

34

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan penelitian uji

validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil uji yang berkualitas.

Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri

responden dari tempat dimana penelitian tersebut akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012).

Uji coba instrumen penelitian dilakukan di BPM Sri Purharyani

Wonogiri dengan jumlah responden 30 orang ibu nifas pada bulan April

2015.

1. Uji validitas

Uji validitas untuk mengetahui alat ukur tersebut valid, valid

artinya ketepatan mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk

mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwidikdo, 2013).

Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner

untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut (Riwidikdo,

2013).

Uji validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment

(Hidayat, 2013). Dengan menggunakan perhitungan komputer dengan

SPSS (Riwidikdo, 2013).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

35

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : koefisien korelasi product moment

x : skor pernyataan

y : skor total

xy : skor pernyataan dikalikan skor total

instrumen dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,36),

setelah dilakukan uji validitas di BPM Sri Purharyani Gemawang

Girimarto Wonogiri dari 48 soal hasilnya 44 soal dinyatakan valid dan 4

soal dinyatakan tidak valid yaitu nomer 12, 20, 22, 41.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran

harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan

kemantapan. Reliabel dapat diartikan ajeg, artinya alat ukur mempunyai

prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda

mempunyai kemampuan mengukur yang sama. Banyak rumus uji yang

dapat digunakan dalam uji reliabilitas alat ukur, namun dalam penelitian

ini menggunakan pengujian reliabilitas dengan SPSS (Riwidikdo, 2012).

Rumus Alfa Cronbach:

Keterangan:

ri : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

36

∑Si2

: Jumlah varian butiran

Si2 : Varian total

Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar

dari koefisien pembanding (0,7). Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk

pengetahuan responden didapatkan r Alpha Chronbach sebesar 0,875

karena lebih besar dari rtabel yaitu 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa

kuesioner untuk responden terbukti reliabilitasnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan

lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada responden di

BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri, kemudian menjelaskan

tentang cara pengisiannya. Responden akan disuruh mengisi kuesioner

sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data

yang diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subyek atau obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data primer akan didapatkan dari

jawaban responden tentang cara merawat luka pada daerah genetalia di

BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri yang didapat dari

pengisian kuesioner oeh responden.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

37

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung

dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian

ini yaitu data jumlah ibu nifas di BPM Maharani dari dokumentasi di

BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan

Menurut Notoatmodjo (2012), setelah data terkumpul, maka

langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses

pengolahan data ada 4 yaitu :

a. Penyuntingan (Editing)

Kegiatan ini adalah memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah menjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan dilapangan sehingga apabila terjadi atau tidak sesuai dapat

segera dilengkapi.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya

dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

38

c. Memasukkan data (processing)

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan

ke dalam program atau software.

d. Pembersihan data (cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adaanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data akan dilakukan

dengan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan jenis analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

analisis Univariat. Analisis Univariat adalah menganalisa terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Menurut

Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan

kurang maka menggunakan parameter :

a. Baik : bila nilai responden (x) > + 1 SD

b. Cukup : bila nilai mean 1 SD ≤x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang : bila nilai responden (x) < 1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean dan

Standard Deviation yaitu :

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

39

a. Mean

X =

Keterangan :

X : nilai rata-rata (mean)

Xi : nilai responden

n : jumlah responden

b. Standard Deviation

SD =

Keterangan :

SD : Simpangan baku (Standart deviation)

xi : nilai responden

n : jumlah responden

Sedangkan untuk rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas

berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2013) adalah

sebagai berikut :

Skor presentase =

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), masalah etika dalam penelitian ini yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

40

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Informed

consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama atau identitas)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama responden

pada lembar pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data tersebut atau hasil penelitian yang

akan disampaikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah uraian langkah-langkah kegiatan mulai dari

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan dan penelitian ini terlampir.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Maharani yang beralamat di desa

Ngampelagung Rt 4 Rw 5 Gemawang Girimarto Wonogiri. BPM Maharani

berdiri pada tahun 1992. BPM Maharani terdiri dari 1 bidan dan 2 Asisten

bidan. Fasilitas yang ada di BPM Maharani selain melayani pemeriksaan

hamil dan persalinan juga melayani baby spa dan salon setelah melahirkan.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No. Kategori umur Jumlah

(responden)

Prosentase (%)

1. 20-25 tahun 15 50

2. 26-31 tahun 15 50

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2015

b. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Kategori pendidikan Jumlah

(responden)

Prosentase (%)

1. SD 4 13,3

2. SMP 8 26,7

3. SMA 15 50

4. Perguruan Tinggi 3 10

Total 30 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

42

c. Pekerjaan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan.

No. Kategori Pekerjaan Jumlah

(responden)

Prosentase (%)

1. IRT 18 60

2. Buruh tani 5 16,7

3. Swasta 3 10

4. Wiraswasta

Total

4 13,3

30 100

Sumber : Data Primer, 2015

2. Analisis Data

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang berkunjung di

BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri dengan jumlah

responden 30 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan progam SPSS versi 17.

Tabel 4.4. Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Cara

Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di

BPM Maharani

Gemawang Girimarto

Wonogiri Tahun 2015

25,7 10,6

Sumber : Data Primer

Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden :

a. Baik, bila nilai yang diperoleh :

(x) ˃ mean + 1 SD

(x) > 25,7 + 1 x 10,6

(x) > 36,3

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

43

b. Cukup, bila nilai yang diperoleh :

Mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

25,7 – 1 x 10,6 ≤ x ≤ 25,7 + 1 x 10,6

15,1 ≤ x ≤ 36,3

c. Kurang, bila nilai yang diperoleh :

(x) < mean – 1 SD

(x) < 25,7 – 1 x 10,6

(x) < 15,1

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani

Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015.

No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)

1. Baik 3 10

2. Cukup 22 73,33

3. Kurang 5 16,67

Total 30 100

Sumber : Data Primer

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto

Wonogiri berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (10%). Menurut

Notoatmodjo dari Wawan (2011), mengatakan bahwa terdapat faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan berarti bimbingan

yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak

dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

44

pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat

pengetahuan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang

tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Hasil penelitian menunjukan pengetahuan cukup sebanyak 22

responden (73,33%), dikarenakan responden kurang memahami bahasa

kebidanan yang ada pada kuesioner seperti organ genetik, perineum,

hanscond.

Berdasarkan tingkat pengetahuan kurang pada ibu nifas tentang cara

merawat luka pada daerah genetalia di BPM Maharani Gemawang Girimarto

Wonogiri yaitu sebanyak 5 responden (16,67%). Hal ini dikarenakan sebagian

besar pendidikan responden SD dan SMP. Hal Itu membuat mereka susah

untuk memahami informasi seperti penyuluhan yang diberikan oleh bidan

setempat.

Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden berpendidikan

SMA sebanyak 15 responden (50%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan

(2011), Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

45

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dalam penelitian ini

pendidikan merupakan faktor pendorong.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur sama rata

yaitu umur 20-25 tahun sebanyak 15 responden (50%) dan umur 26-31 tahun

sebanyak 15 respondn (50%). Menurut Notoatmodjo dari Wawan (2011),

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Dalam penelitian ini umur merupakan faktor pendorong.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

kebanyakan responden pekerjaannya adalah IRT sebanyak 18 responden

(60%). Menurut wawan dan Dewi (2010), adapun faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya antara lain faktor pekerjaan yaitu usaha keras yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan keluarganya. Dalam

penelitian ini pekerjaan merupakan faktor penghambat.

Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa “Tingkat Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM

Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri” dalam kategori cukup. Hal ini

sama dengan hasil yang dilakukan oleh Handayani (2012) bahwa

pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia

berpengetahuan cukup.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

46

D. Keterbatasan

1. Kendala penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner

responden kurang memahami bahasa khususnya bahasa ilmiah dalam

kesehatan yang digunakan dalam kuesioner, sehingga berpengaruh pada

jawaban kuesioner.

2. Kelemahan/keterbatasan

a. Penelitian ini hanya mengambil sampel ibu nifas yang secara

kebetulan ada saat periksa di BPM, sehingga tidak dapat mewakili

semua ibu nifas yang ada di desa Gemawang Girimarto Wonogiri.

b. Pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

merawat luka pada daerah genetalia ini menggunakan kuesioner

tertutup sehingga responden tidak dapat menjawab dengan leluasa

dan peneliti tidak dapat menggali pengetahuan responden secara

mendalam.

c. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

merawat luka pada daerah genetalia.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

47

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk

mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri Tahun 2015

maka peneliti mengambil sampel 30 responden, dari hasil penelitian dan

pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara

Merawat Luka Pada Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang

Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri

Tahun 2015 dalam kategori baik sebanyak 3 responden (10%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri

Tahun 2015 dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (73,33%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri

Tahun 2015 dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (16,7%).

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

48

4. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Merawat Luka Pada

Daerah Genetalia Di BPM Maharani Gemawang Girimarto Wonogiri

Tahun 2015. Pada faktor pendorong dalam penelitian ini yaitu

pendidikan dan umur dan factor penghambat dalam penelitian ini yaitu

pekerjaan.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menggembangkan

variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak tentang

pengetahuan ibu nifas tentang cara merawat luka pada daerah genetalia.

2. Institusi

a. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan bacaan atau referensi

bagi peneliti selanjutnya khususnya tentang cara merawat luka pada

daerah genetalia pada masa nifas

b. BPM

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan khususnya tentang cara

merawat luka pada daerah genetalia dengan cara memberikan

pendidikan kesehatan pada ibu post partum di BPM agar tidak terjadi

infeksi masa nifas.

3. Responden

Diharapkan menambah informasi tentang cara merawat luka pada daerah

genetalia yang terjadi pada ibu nifas.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA … · 1. TK Aisyiyah Gondang LULUS TAHUN 2000 2. SD N 1 Toyogo LULUS TAHUN 2006 3. SMP N 2 Sragen LULUS TAHUN 2009 4. SMA N 2 Sragen LULUS

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W.D.2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

_________. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Fauziyah. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data>

Jakarta : Salemba Medika.

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta

Nugroho, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : CV. Rihama-Rohima.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI, dan S2. Jakarta :

Nuha Medika.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :

c.v andi offset.

Handayani, Rina. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Perawatan Luka Perineum Yang Benar Di RSUD Surakarta.

Wawan, A. 2011. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha

Medika.