TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA...

23
1 TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA KAPAL KM BUKIT RAYA E-JOURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosaial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Oleh INTAN PERMATA NIM. 110563201038 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Transcript of TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA...

Page 1: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

1

TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL

PADA KAPAL KM BUKIT RAYA

E-JOURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Sosaial dan Politik Universitas Maritim

Raja Ali Haji

Oleh

INTAN PERMATA

NIM. 110563201038

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

2

TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL

PADAKAPAL KM BUKIT RAYA

E-JOURNAL

INTAN PERMATA 110563201038

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

ABSTRAK

Kepedulian pegawai atau Kru pada kapal KM Bukit Raya dalam

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pada profesinya harus mendapatkan

perhatian serius dan harus ada pengawasan kerja yang jelas. Karena kepedulian Kru

dapat berdampak pada pengawasan. Pengawasan kerja adalah proses pengamatan dari

pelaksanaan seluruh kagiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua

pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya.

Tujuan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah untuk membuktikan

apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja

mempunyai beberapa dimensi yaitu pemantauan,pemeriksaan, pengamatan dan

penilaian

Penelitian ini bersifat deskriftif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap

variabel mandiri , yaitu tanpa membuat perbandingan atau mengabungkan dengan

variabel lain. Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini, penumpang pada

kapal KM Bukit Raya sebanyak 92 orang, teknik dalam penelitian ini menggunakan

teknik slovin.

Hasil pemelitian yang penulis lakukan berdasarkan analisa data, maka hasil

jawaban responden terhadap variabel pengawasan kerja dinilai baik pada kapal KM

Bukit Raya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat dari hasil pengawasan kerja

yaitu di nilai baik, dapat dinilai dari hasil jawaban responden pada kapal KM Bukit

Raya. Saran yang dapat diberikan diharapkan perlu memberikan lebih banyak

pelatihan kepada kru kapal agar kru mampu memiliki kemampuan dan keterampilan

dalam bekerja secara berkelanjutan dan sesuai dengan bidang tugasnya masing-

masing hal ini ditujukan agar terciptanya sikap tanggung jawab dan profesional

dalam bekerja.

Kata kunci : Pengawasan,Kerja,Kru

Page 3: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

3

ABSTRACT

Concern employee or crew on the vessel KM Bukit Raya in completing the

tasks and responsibilities of the profession should get serious attention and there

should be a clear work supervision. Because the crew awareness can impact on labor

supervision and passenger satisfaction. Work supervision is the process of

observation of the implementation of all activities of the organization to ensure that

all work is being done goes according to plan predetermined. Passenger satisfaction

is one's feelings after comparing the level of performance or results felt with

expectations.

The goal in this study is basically to prove whether the oversight of the work in

accordance with what dikejakan. Supervision of work has several dimensions, namely

monitoring, inspection, observation and assessment.

This research is descriptive research that is done on an independent variable, ie

without making a comparison or combining with other variables. The population and

sample in this study, the passengers on the ship KM Bukit Raya as many as 92

people, the techniques in this study using techniques slovin.

Results of research conducted by the author based on data analysis, the

results of respondents' answers to the control variable is considered good job on the

ship KM Bukit Raya.

The conclusion from this study is there from the oversight of the work is at a

good value, it can be seen from the results of respondents on the ship KM Bukit Raya.

Advice can be given the expected need to provide more training to the crew so that

the crew is able to have the ability and skills to work in a sustainable manner and in

accordance with their respective duties it is intended to allow the creation of a

professional attitude and responsibility in their work.

Keywords: Monitoring, Work, Crew

Page 4: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

4

PENDAHULUAN

Kepulauan Riau sebagai daerah maritim, dan angkutan laut menjadi sarana

transportasi utama bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Riau. Kepulauan Riau adalah

provinsi maritim yang dikelilingi oleh lautan sekitar 96 persen. Kondisi ini membuat

kegiatan ekonomi masyarakat lebih banyak berhubungan dengan pemanfaatan laut

dan pontensinya. Kapal laut merupakan salah satu pilihan transportasi antar pulau

baik untuk mengangkut barang maupun penumpang. Sarana transportasi kapal laut

banyak diminati oleh masyarakat karena biayanya yang lebih murah dan dapat

membawa barang dalam jumlah yang begitu banyak. Sarana transportasi laut

difasilitasi oleh prasarana berupa pelabuhan, dimana di dalam sebuah pelabuhan

terdapat terminal penumpang (BPS, 2014: 210).

Terdapat sebuah kasus yang dialami secara berlangsung oleh peneliti pada

kapal KM Bukit Raya yaitu, salah satu seorang penumpang belayar dengan tujuan

ingin berangkat dari tanjung pinang ke Letung kehilangan barang akibat tidak adanya

pengawasan kerja yang jelas, barang- barang yang dibawa tidak ditata dengan rapi

pada tempat yang seharusnya disediakan oleh pihak kapal. Sehingga mengakibatkan

seorang bapak tersebut kecewa akibat kelalaian petugas kapal. Dalam kasus ini

menunjukan bahwa terjadi kurang nya pengawasan kerja kru pada kapal KM Bukit

Raya.

Page 5: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

5

Dari beberapa permasalahan tersebut maka dianggap penting untuk

melakukan penelitian mengenai ‘’ Tingkat Pengawasan Kerja Kru Kapal Pada

Kapal KM Bukit Raya’’.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yakni untuk

mengetahui tingkat pengawasan kerja kru kapal pada kapl KM Bukit Raya.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuntitatif

dengan metode deskriptif sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:06),

’’ penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel

mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan dengan

variabel lain‖. Dasar Penelitian ini adalah pengamatan yang memfokuskan

masalah tingkat pengawasan kerja kru pada kapal KM Bukit Raya.

.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam kajian penelitian ini dilakukan pada kapal KM Bukit

Raya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan dan pengamatan peneliti, bahwa

di kapal KM Bukit Raya telah terjadi beberapa permasalahan yang

menyangkut tingkat pengawasan kerja kru kapal pada kapal KM Bukit

RayaPenelitian ini dilakukan pada kapal KM Bukit Raya seperti yang telah

peneliti paparkan pada latar belakang penelitian ini

Page 6: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

6

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a) Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.dalam

halnya penelitian ini sumber data primer adalah bagian administrasi pada kapal KM

Bukit Raya. Data berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil

observasi terhadap objek (kejadian atau kegiatan).

b) Sumber Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), yang pada umumnya berupa bukti, catatan

yang telah tersusun dalam arsip (dokumen). baik yang dipublikasikan atau tidak.

dalam halnya penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur-

literatur dan arsip- arsip dokumen yang ada perpustakaan maupun pemerintah.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono ( 2013:80), ― Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ― .

Maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah penumpang pada kapal

KM Bukit Raya.

Pada penelitian ini, populasi bagian kapal KM Bukit Raya dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Page 7: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

7

Tabel I.1

Populasi rata-rata penumpang dan jumlah sampel

pada kapal KM Bukit Raya

NO Trayek Rata-rata

penumpang

1 Tanjung pinang- Letung 310 orang

2 Letung-Tarempa 140 orang

3 Tarempa-Natuna 190 orang

4 Natuna-Midai 120 orang

5 Midai-Serasan 120 0rang

6 Serasan-Pontianak 140 orang

7 Pontianak-Surabaya 180 orang

Total 1200 orang ( dua

minggu)

Sumber Data : Bagian Administrasi kapal KM Bukit raya 2015

b. Sampel

Sugiyono (2001:57) mendefinisikan bahwa:Sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Dikarenakan populasi terlalu banyak,

maka penulis menggunakan rumus Slovin yang dikemukakan oleh Umar (2011:78)

yaitu rumus yang digunakan untuk menentukan beberapa minimal sampel yang

dibutuhkan, jika ukuran populasi diketahui. Adapun rumus yang digunakan sebagai

berikut:

N

n = ————

1 + N.e²

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

Page 8: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

8

e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

dapat ditolelir, 1%, 5%, 10%

Adapun sampel yang penulis ambil adalah penumpang kapal, tidak

melibatkan kru kapal sebagai sampel. Untuk mencari sampel dalam penelitian

ini dengan tingkat kesalahan 10% maka diperoleh sampel sebagai berikut :

N

n = ————

1 + N.e²

1200

n = ————

1+1200.10%²

1200

n = ————

13

n = 92 sampel

.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan:

a. Studi Pustaka

1) Bedah Dokumen (Arsip)

Pengumpulan data dengan meminta data-data tertulis arsip kepada pihak

bagian administrasi pada kapal tersebut, yang menjadi objek penelitian sebagai

bahan melengkapi penyusunan skripsi ini.

Page 9: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

9

2) Bedah Pustaka

Merupakan pengumpulan data dengan melakukan bedah pustaka untuk

mengambil data teoritis yang digunakan untuk membangun landasan teori yang

kuat mendukung analisis yang dipakai. Teknik ini dilakukan dengan mempelajari

literatur-literatur, catatan – catatan kuliah dan dokumen yang ada dan relevan

dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Lapangan.

1) Angket (Questionnaire)

Merupakan pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan tertulis dan

tersetruktur kepada responden untuk menggali informasi mengenai masalah yang

dibahas. Jenis angket yang disebar adalah angket tertutup, yaitu angket yang

berisi pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan.

TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian kuntitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah data dari

responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis reponden, kemudian

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden. Selanjutnya, data yang

telah terkumpulkan dinalisis menggunakan statistik deskriptif, yaitu menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul,

yang selanjutnya akan menghasilkan kesimpulan dari masalah yang diteliti.

Page 10: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

10

KONSEP TEORITIS

Adapun konsep yang digunakan untuk pengawasan dengan menggunakan

Sondang P Siagian dalam Makmur (2011:176). Konsep operasional dalam penelitian

ini digunakan untuk mengindentifikasi variabel-variabel yang telah dipilih oleh

penulis.

Untuk mendukung pembahasan mengenai tingkat pengawasan kerja kru kapal

pada kapal KM Bukit Raya, maka sangat diperlukan konsep yang berkenaan dengan

pembahasan mengenai pengawasan pada kapal KM Bukit Raya.

Sondang P. Siagian dalam Makmur ( 2011:176) Pengawasan adalah proses

pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar

supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan sebelumnya.

Menurut kasmir (2010:59) pengawasan adalah prosess untuk mengukur dan

menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. jika dalam proses

tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan sesuai dengan rencana

yang di susun. Dengan adanya pengedalian diharapkan tujuan dapat dicapai sesuai

dengan target yang telah ditetapkan

Menurut Athoillah (2010:113) pengawasan, yakni meneliti dan mengawasi

agar semua tugas dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau

Sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing personal.

Page 11: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

11

Pengawasan akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciri

yang dibahas berikut ini.

1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang

diselenggarakan.

2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya

deviasi dari rencana .

3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik-titik strategis

tertentu.

4. Objektivitas dalam melakukan pengawasan .

5. Keluwesan pengawasan.

6. Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi.

7. Efisiensi pelaksanaan pengawasan. (Sondang Siagian, 2005)

Menurut Sondang Siagian(2008:116), Proses pengawasan pada dasarnya

dilaksanakan oleh administrasi dan manajemen dengan mempergunakan dua macam

teknik, yaitu:

1. Pengawasan langsung (Direct control), yang dimaksud pengawasan

langsung ialah apabila pimpinan organisasi melakukan sendiri

pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh para

bawahannya. Pengawasan langsung ini dapat berbentuk: (a) inspeksi

langsung, (b) on the spot observation,dan (c) on the spot report.

2. Pengawasan tidak langsung (indirect control), yang dimaksud pengawasan

tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengwasan ini dilakukan

melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan ini dapat

berbentuk : (a) tertulis, dan (b) lisan.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa pengawasan tidak akan

dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung kepada laporan saja.

Karena itu pengawasan tidak langsung saja tidak cukup. Adalah bijaksana

apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung

dan tidak langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.

Page 12: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

12

Proses Pengawasan

Sistem pengawasan pada dasarnya sama untuk semua bidang pekerjaan.

Pengawasan dapat diterapkan pada bidang produksi, keuangan, pemasaran, dan

sumber daya manusia, serta pada bidang-bidang lainnya yang terdapat dalam sebuah

organisasi. Oleh karena itu, proses pengawasan juga sama pada berbagai bidang dan

tingkatan manajemen. Proses pengawasan meliputi empat langkah antara lain:

a. Menetapkan Standar

Langkah awal dalam pengawasan adalah menetapkan standar, hal ini merupakan

pedoman untuk mengetahui apakah ada penyimpangan atau tidak. Menetapkan

standar berarti menetapkan besarnya tanggungjawab setiap individu atau kelompok

dalam organisasi. Standar adalah kriteria yang sederhana dalam menilai suatu

pekerjaan tertentu. Standar kerja dapat diketahui dari analisis pekerjaan (job

analysis), sehingga ini merupakan suatu rencana yang ditetapkan untuk dilakukan

oleh setiap individu atau kelompok dalam organisasi.

b. Mengukur Prestasi Kerja

Tahap kedua dalam pengawasan adalah mengukur prestasi kerja. Mengukur

prestasi kerja berarti menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh individu atau kelompok

dalam organisasi. Pengukuran adalah proses yang berulang-ulang dan berlangsung

secara terus-menerus. Pengukuran prestasi kerja dapat dilakukan tergantung pada

jenis kegiatan yang diukur. Untuk mengukur prestasi kerja pada pekerjaan bidang

Page 13: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

13

produksi berbeda dengan bidang administrasi. Dengan menentukan jumlah unit yang

harus dihasilkan setiap individu atau kelompok dalam organisasi. Demikian juga

apabila sebagai standar ditetapkan adalah waktu pengerjaan, dan jumlah kehadiran

lebih mudah diterapkan, akan tetapi pekerjaan administrasi lebih sulit ditetapkan.

Penetapan standar pekerjaan pada bidang administrasi lebih mudah apabila dimensi

dari pekerjaan diketahui dengan jelas.

c. Menyesuaikan Prestasi Kerja dengan Standar

Setelah para anggota organisasi melaksankan tugasnya maka akan diperoleh hasil

atas kegiatannya. Kemudian, hasil yang dicapai para anggota organisasi tersebut

dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu langkag ini merupakan

langkah yang termudah dilakukan dalam prosese pengawasan yaitu dengan hanya

membandingkan antara hasil yang dicapai para anggota organisasi dalam

melaksanakan tugasnya dengan standar. Walaupun dikatakan pada langkah ini yang

termudah, akan tetapi membutuhkan berbagai metode dan analisis yang rumit dalam

menghitung perbedaaannya

d. Mengambil Tindakan Korektif

Setelah membandingkan antara hasil yang dicapai para anggota organisasi

dengan standar, maka akan ditemukan dua kemungkinan sesuai atau tidak dengan

yang direncanakan. Apabila hasil yang dicapai tidak sesuai dengan standar, maka

akan dilakukan tindakan korektif. Tindakan korektif ini dapat dilakukan untuk

Page 14: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

14

memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.

Termasuk pada tindakan korektif ini adalah perubahan terhadap satu atau beberapa

kegiatan organisasi.

Teknik –Teknik dalam Pengawasan

Sebagaimana kita ketahui bahwa para pemikir kehidupan social mengatakan

nilai nilai merupakan pengikat atau dengan kata lain pemersatu dalam tatanan

kehidupan masayarakat, tentunya sama halnya dalam kehidupan manusia sebagai

bagian dari anggota kelembagaan. Tata nilai dalam kehidupan kelembagaan

senantiasa berorentasi kepada masa yang akan datang , disinilah pentingnya peranan

teknik-teknik pengawasan agar tata nilai dalam kehidupan kelembagaan dapat

terplihara dengan baik dan dalam melaksanakan berbagai aktivitas anggota

kelembagaan mentaati tata nilai tersebut. Berdasarkan pernyataan ini mendorong kita

berpikir bertanya apakah yang dimaksut dengan teknik-teknik pengawasan untuk

mempertahankan kelestarian dari pad tata nilai kehidupan kelembagaan? Untuk

menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya kita memberikan argumentasi dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Teknik pemantauan dalam pengawasan. Sebagaimana kita ketahui bahwa salah

satu teknik malakukan pengawasan baik kepada para oknum yang melaksanakan

kegiatan dalam berbagai kelembagaan maupun yang dilihat dari aspek pelaksanaan

kegiatan adalah melakukan suatu pemantauan baik dilakukan secara langsung (direct)

maupun dilakukan tidak secara langsung (indirect). Melalui laporan dari pimpinan

unit yang diberikan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang

bersangkuatan, teknik pemantauan dalam pengawasaan ini semua lembaga

membutuhkannya agar program yang kita telah rencanakan dapat dimplementasikan

dengan baik. Kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan pemantauan termasuk

penggunaan tekniknya berarti pengawasan yang dilakukan tersebut hasilnya bukan

Page 15: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

15

memberikan suatu kebenaran, tetapi kekeliruan yang mungkin berakibat negatif pada

orang yang di awasi

2. Teknik pemeriksaan dalam pengawasan.Semuanya telah memaklumi bahwa tidak

ada pengawasan tanpa melakukan suatu pemeriksaan karena dengan melalui

pemeriksaan dapat menentukan suatu tindakan dalam melaksanakan sesuatu kegiatan

berjalan dengan baik atau mengalami hambatan dalam pelaksanaannya maupun dapat

memberikan hasil yang maksimal atau gagal dalam menciptakan hasil yang

diharapkan, teknik pemeriksaan dalam pengawasan harus dapat memberikan suatu

informasi atau keterangan yang jelas dengan mengandung kebenaran disamping itu

dapat pula memberikan keyakinan semua pihak atas hasil pengawasan yang telah

dilakukan itu. Memang masalah pemeriksaan ini kadang dilakukan secara subyektif

karena yang diperiksa terdapat ikatan akrab sehingga kesalahan direkayasa menjadi

suatu kebenaran.

3. Teknik wawancara dalam pengawasan. Salah satu teknik pelasanaan pengawasan

adalah melalui wawancara baik yang terlibat langsung pelaksanaan sesuatu kegiatan

maupun orang-orang yang mengetahui tentang obyek sesuatu pengawasan itu

dilakukan, tujuan wawancara dalam pengawasan berbeda dengan wawancara yang

dilakukan terhadap kegiatan lainnya misalnya wawancara dibidang penelitian dan lain

sebagainya, kalau tujuan wawancara di bidang pengawasan dalam rangka

memperoleh informasi sehingga pengawas bisa menentukan suatu keyakinan

kebenaran pelasanaan sesuatu kegiatan apakah benar dalam kebenaran ataukah benar

dalam kesalahan. Tujuan wawancara untuk memperoleh suatu data atau informasi,

tetapi perlu diingat bahwa orang yang diwawancarai belum tentu memberikan

informasi yang benar, oleh sebab itu diperlukan teknik yang tepat untuk mengungkap

kebenaran.

4. Teknik pengamatan dalam pengawasan. Selain teknik wawancara dalam

pengawasan tersebut diatas, juga salah satu teknik pengawasan lainnya adalah dengan

melalui pengamatan yang harus dilakukan secermat mungkin sehingga apa yang

diamati, tujuan pengamatan dalam pengawasan untuk membuktikan antara informasi

atau data yang diperoleh dengan keadaan yang sesungguhnya baik yang berkaitan

dengan barang atau benda, maupun yang bekaitan dengan jasa dari hasil kegiatan

yang dilakukan oleh orang-orang yang terkait dalam sebuah kelembgaan. Pengamatan

bukan jaminan untuk mendapatkan suatu kebenaran karena apa yang diamati atau

yang dilihat, didengar, dan semacamnya belum tentu itulah hakikat kebenaran, oleh

sebab itu diperlukan teknik yang tepat dalam pengawasan.

5.Teknik penilaian dalam pengawasan. Bagaimana menentukan bahwa setiap

pelaksanaan suatu pengawasan apakah itu dilakukan berdasarkan dengan kebenaran

ataukah dilasanakan dengan penyimpangan atau dengan kata lain bertentangan

dengan ketentuan yang berlaku dalam kelembagaan. Teknik penilaian sebagai bagian

dari pada pengawasan terhadap pelaksanaaan sesuatu kegiatan tentunya harus

Page 16: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

16

dilakukan secara tepat, adil, dan jujur dengan jiwa utamanya adalah kebenaran,

karena penilaian yang salah sangat berakibat negatif baik unsur pelaksanaan kegiatan,

maupun sebagai oknum pengawas dan yang paling terpenting adalah kelembagaan

atau organisasi yang bersangkutan baik di bidang pemerintahan atau publik maupun

di bidang swasta atau privat karena penilaian ini dapat saja dilakukan secara objektif,

maupun secara subyektif yang relative menentukan adalah ketetapan teknik yang

digunakan.

PENTINGNYA FUNGSI PENGAWASAN

Tidak sedikit pakar yang menekankan bahwa perencanaan dan pengawasan

merupakan ― dua sisi mata uang yang sama‖. Artinya, pengawasan memang

dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan

dalam suatu organisasi didasarkan pada suatu rencana – termasuk suatu strategi –

yang telah ditetapakan sebelumnya tanpa perlu mempersoalkan pada tingkat

manajerial dimana rencana tersebut disusun dan ditetapakan. Pengawasan dilakukan

untuk mencegah terjadinya deviasi dalam operasionalisai suatu rencana sehingga

berbagai kegiatan operasional yang sedang berlangsung terlaksana dengan baik dalam

arti bukan hanya sesuai dengan rencana, akan tetapi juga dengan tingkat efisiensi dan

efektivitas yang setinggi mungkin.

Secara konseptual dan filosofis, pentingnya pengawasan berangakat dari

kenyataan bahwa manuasia penyelenggara kegiatan operasional merupakan makhluk

yang tidak sempurna dan secara inheren memiliki keterbatasan, baik dalam arti

interpretasi makna suatu rencana, kemampuan, pengetauhan maupun keterampilan.

Artinya, dengan itikad yang paling baik, dedikasi dan loyalist yang tinggi dan

pengerahan kemampuan mental dan fisik sekalipun para penyelenggara kegiatan

Page 17: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

17

opersional mungkin saja berbut khilaf dan bahkan mungkin kesalahan. Kenyataan

menunjukan bahwa tidak semua anggota organisasi yang selalu menampilkan prilaku

demikian. Segaja atau tidak, prilaku negatif ada kalanya muncul dan berpengaruh

pada kinerja sesorang yang faktor- faktor penyebabnya pun beraneka ragam.

M. Manullang mengatakan bahwa tujuan utama diadakannya pengawasan adalah

―mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan‖20Sedangkan tujuan

pengawasan menurut Sukarno. K adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan

b. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi serta

asas-asas yang telah diinstruksikan.

c. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan,kelemahan-kelemahan dalam bekerja.

d. Untuk mengetahui segala sesuatu apakah berjalan dengan efisien

e. Untuk mencari jalan keluar,bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan,kelemahan-

kelemahan atau kegagalan-kegagalan ke arah perbaikan.

KEBIJAKAN DALAM PENGAWASAN

Kenyataannya bahwa kata pengawasan maupun kebijakan sangat mudah

diucapkan oleh setiap orang , namun demikian begitu kita masuk pada era

pengimplementasiannya, maka kitaakan menemukan berbagai permasalahan yang

menuntut untuk dianalisis untuk memperoleh pemecahannya, tentunya termasuk juga

menciptakan kebingungan terutama dengan menggunakan kemampuan berpikir yang

dimilkinya agar dapat terwujud pengawasan yang didsari suatu kebenaran yang

Page 18: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

18

sesungguhnya, sehingga setiap pelaksanaan kegiatan dalam kelembagaan tidak ada

anggota merasa dirugikan dan merasa diuntungkan atas ada nya pengawasan.

Kemudian dari pada itu bahwa kata kebijakan sangat banyak diucapakan oleh

masyarakat disekitar kita dengan mudahnya, tetapi begitu mengimplementasikan ke

dalam sebuah kelembagaan terutama kepublikan senantiasa mengalami kesulitan,

karena ada yang setuju dan ada pula yang menolaknya, orang yang menerima

kebijakan berarti akan merasa diuntungkan, tetapi sebaliknya orang yang merasa

dirugikan sudah pasti akan menolak kebijakan tersebut.

Dalam pelaksanaan berbagai aktivitas kelembagaan harus berdasarkan kepada

ketentuan yang berlaku , ketentuan ini lah yang dimaksudkan di sini kebijakan. Oleh

sebab itu pengawasan berperan untu menuntun kepada seseorang yang melakukan

kegiatan tersebut senantiasa tidak terjadi penyimpangan dari pada ketentuan..

Kebijkan pengawasan yang memiliki kulitas yang tinggi karena proses penetapannya

dilakukan berbagai tenaga ahli (pooling of expertise) akumulasi dari pandangan

berbagai tenaga yang memiliki kompetensi dibidang masing-masing akan sangat

menentukan kulitas kebijakan yang akan ditetapkan tersebut. Kebijakan yang tepat

terhadap sasaran kegiatan yang hendak dicapai berate pula pelaksanaan pengawasan

tidak menggalami kesulitan karena acuan pelaksanaanya sudah jelas dan tegas dalam

sutu kebijakan dan tidak membutuhkan lagi keseriysan dalam pelaksanaan

pengawasan. Didasari atau tidak bahwa proses penetapan suatu kebijakan sudah

Page 19: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

19

merupakan bagian dari pada pengawasan karena kejelasan suatu kebijakan berari

mempermudah perlaksanaan sesuatu kegiatan dalam kelembagaan.

Sistem Pengawasan

Pelaksanaan pengawasan yang efektif merupakan salah satu refleksi dari

efektifitas manejerial seorang pemimpin. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

bahwa setiap orang yang menduduki jabatan manejerial, mulai dari dari manajerial

paling rendah hingga pada manajer puncak, selalu menginginkan agar baginya

tersedia suatu sistem informasi yang andal agar pelaksanaan berbagai kegiatan yang

telah ditetapkan dalam rencana. Bahkan dilihat dari segi pengawasan, sebagian besar

kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai satuan kerja penunjang dalam organisasi

sebenarnya dilakukan dalam rangka penyedian informasi, seperti informasi keuangan,

informasi kepegawaian, informasi logistik, dan informasi ketatausahaan, sebagai

bahan untuk mempelancar jalannya pengawasan.

.

HASIL PENELITIAN

a. Pemantauan

Berdasarkan tabel IV.8 dapat dilihat bahwa 5 pernyataan yang berhubungan

dengan indikator tersebut, 92 responden yang menjawab sangat setuju 10 responden

(10,86%), kemudian yang menjawab setuju 43responden (46,73%), kemudian total

menjawab ragu 12,6 responden (13,69%), dan yang menjawab tidak setuju 24

responden (26,308%), dan menjawab sangat tidak setuju 2,4 responden (2,60%). Dan

Page 20: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

20

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penumpang kapal KM Bukit Raya setuju

terhadap indikator pemantauan.

b. Pemeriksaan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 pernyataan yang

berhubungan dengan indikator tersebut, 92 responden yang menjawab sangat setuju

10,6 responden (11,5%), kemudian yang menjawab setuju 38,2 responden (41,52%),

kemudian total menjawab ragu 13,2 responden (14,34%), dan yang menjawab tidak

setuju 27,4 responden (29,78%), dan menjawab sangat tidak setuju 2,6 responden

(2,82%). Dan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penumpang pada kapal KM

Bukit Raya setuju terhadap indikator pemeriksaan..

c. Pengamatan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 pernyataan yang berhubungan dengan

indikator tersebut, dengan total jumlah 92 responden. menjawab sangat setuju 9,59

responden (10,43%), kemudian yang menjawab setuju 34,60 responden (37,66%), kemudian

total menjawab ragu 13,20responden (14,34%), dan yang menjawab tidak setuju 29,2

responden (31,73%), dan menjawab sangat tidak setuju 5,40 responden (5,86%). Dan dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar penumpang pada kapal KM Bukit Raya setuju terhadap

pengamatan terhadap pelayanan

d. Penilaian

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 5 pernyataan yang

berhubungan dengan indikator tersebut, dengan total jumlah 92 responden.

menjawab sangat setuju 7,79 responden (8,47%), kemudian yang menjawab setuju

39,99 responden (43,47%), kemudian total menjawab ragu 10,99 responden

Page 21: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

21

(11,95%), dan yang menjawab tidak setuju 29,59 responden (32,17%), dan menjawab

sangat tidak setuju 3,59 responden (3,91%) dan dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar penumpang kapal KM Bukit Raya setuju terhadap indikator penilaian.

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kapal KM Bukit Raya maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengawasan kerja memiliki masing- masing indikator

yaitu pemantauan, pemeriksaan, pengamatan dan penilaian maka dapat dinilai

baik. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil jawaban responden terhadap pengawasan

kerja pada kapal KM Bukit Raya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis memberi saran yaitu diharapkan

perlu memberikan lebih banyak pelatihan kepada kru kapal agar kru mampu memiliki

kemampuan dan keterampilan dalam bekerja secara berkelanjutan dan sesuai dengan

bidang tugasnya masing-masing hal ini ditujukan agar terciptanya sikap tanggung

jawab dan profesional dalam bekerja dan diharapkan dapat terus meningkat

pengawasan kerja. Bagi peneliti lanjutan disarankan meneliti tentang Pengawasan

Kerja karena peneliti berasumsi bahwa masih ada hal-hal yang belum tuntas terkait

dengan pengawasan kerja tersebut.

Page 22: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

22

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Athiillah, Anton. 2010. Dasar-dasar Manajemen. CV Pustaka Setia. Bandung

Aditama, Haris. 2005 Reformasi Administrasi Perpajakan , Kebijakan Fiskal:

Pemikiran, konsep, dan implentasi. Kompas. Jakarta

BPS. 2014. Kepulauan Riau Dalam Angka. TanjungPinang.

Daryanto, 2014. Kepuasan Konsumen, Salemba, Jakarta

Jasfar, Farida. 2012. Teori dan Aplikasi Sembilan Kunci Keberhasilan Bisnis jasa:

sumber daya manusia,inovasi, dan kepuasan pelanggan. Salemba empat.

Jakarta

Kasmir. 2010. Kewirausahaan. Rajawali Pers. Jakarta

Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Refika Aditama.

Bandung

Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Administrasi Negara. Alfabeta. Bandung

------------ 2001. Metode Penelitian Administrasi Negara. Alfabeta. Bandung

Supranto. 2011. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan. Asdi Mahasatya. Jakarta

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Administrasi. CV Alfabeta. Bandung

------------ 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Stratejik, PT Bumi Aksara, Jakarta

------------------------2008.Filsapat Administrasi.Bumi Aksara, Jakarta

Page 23: TINGKAT PENGAWASAN KERJA KRU KAPAL PADA ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...apakah pengawasan kerja sesuai dengan apa yang dikerjakan. Pengawasan kerja mempunyai

23

Triton PB. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Oryza, Jakarta

Wursanto. 2011. Dasar dasar ilmu organisasi. Alfabeta. Bandung

Wilson Bangun, 2011, Manajemen, PT Refika Aditama,Bandung

Y Supranto. 2012. Metode Penelitian Administrasi Negara. Raja pers. Jakarata

Zulkifli. 2012. inangAngkutan Laut Transportasi Andalan Kepri. Wali Pers.

Bandung

Google:

http://andiaruan.blogspocom/201/10/makalah-transportasi-laut.alihtml(diakses pada

tanggal 1 desember 2014, pukul 20:20)

http://hed1.wordpress.com/2008/12/20/arti-nyaman/ Firdaus, Agus Kurniawan. 2012.

Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Dalam Pelayanan PT ASDP Indonesia

Ferry Di Pelabuhan Merak Banten. Skripsi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Banten.

http://www.berkuliah.com/2014/09/sistem-transfortasi-Jepang.html. (diakses pada

tanggal 14 November 2014, pukul 22:25 )

http://www.bantenraya.com/metropolis/metro-cilegon/1955-kapal-jepang-dilengkapi-

eskalator. ( diakses pada tanggal 22 November 2014, pukul 16:35 )