Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional ...
Transcript of Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional ...
45
OPEN ACCES
Vol. 14 No. 1: 45-53 Mei 2021
Peer-Reviewed
AGRIKAN
Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)
URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
DOI: 10.29239/j.agrikan.14.1.45-53
Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok dan Fungsional Pelabuhan Perikanan Pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
(Level of Utilization of Main and Functional Facilities Coastal Fishing Port Tobelo North Halmahera District)
Mujais Tou1, Amirul Karman1 dan Bahar Kaidati1
1 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Ternate-
Indonesia, Email: [email protected]
Info Artikel:
Diterima : 30 Jan. 2021
Disetujui : 24 Mar. 2021
Dipublikasi : 26 Mar. 2021
Artikel Penelitian
Keyword:
Basic facilities, Functional
facilities, coastal fishing port,
Tobelo
Korespondensi:
Amirul Karman
Universitas Khairun
Ternate - Indonesia
Email: [email protected]
Copyright© Mei
2021 AGRIKAN
Abstrak. Keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan pantai Tobelo Kabupaten Halmahera Utara tidak
terlepas dari keberadaan failitas pokok, fungsional, dan penunjang, oleh karena itu perlu diketahui kondisi dan
tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut. Tujuan dari penelitian adalah; mendiskripsikan kondisi
eksisting dan menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan fungsional pelabuhan perikanan pantai
Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian telah dilakukan di pelabuhan perikanan pantai Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara, selama satu bulan yaitu pada bulan November 2020. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus. Hasil penelitin menunjukkan bahwa kondisi eksisiting fasilitas pokok di
pelabuhan perikanan pantai Tobelo, yaitu panjang dermaga memiliki kapasitas sebesar 80,00 m, luas kolam
pelabuhan 100 m2, kedalaman perairan dermaga -5,00. Adapun kondisi eksisting fasilitas fungsional yaitu
pabrik es terdiri dari 2 unit (masing kapasitas 5 ton hari), ABF terdiri dari 2 unit (masing berkapasitas 5
ton/24 jam) dan cold storage terdiri dari 2 unit (masing-masing berkapasitas 50 ton). Tingkat pemanfaatan
panjang dermaga dan kolam pelabuhan melebihi batas optimal dari kapasitas yang terpasang, selanjutnya
tingkat pemanfaatan kedalaman perairan dermaga, pabrik es, air blast freezer, dan cold storage belum optimal.
Abstract. The success of development the coastal fishing port in Tobelo of North Halmahera Regency cannot
be separated from the existence of basic, functional and supporting facilities, therefore it is necessary to know
the conditions and level of utilization of these facilities. The objectives of the research are; describe the existing
condition of main and functional facilities and analyze the level of utilization of the main and functional
facilities at the Tobelo coastal fishing port, North Halmahera Regency. The research was conducted at the
Tobelo coastal fishing port, North Halmahera Regency, for one month, namely in November 2020. The research
method used was a case study. The condition of the existence of basic facilities at PPP Tobelo, namely the
length of the pier having a capacity of 80.00 m, an area of the port pool of 100 m2, the depth of the pier waters -
5.00. The existing condition of functional facilities is an ice factory consisting of 2 units (each with a capacity
of 5 tonnes a day), ABF consisting of 2 units (each with a capacity of 5 tonnes / 24 hours) and cold storage
consisting of 2 units (each with a capacity of 50 tonnes). The utilization rate of the length of the pier and port
pond exceeds the optimal limit of the installed capacity, then the utilization rate of the depth of the pier waters,
ice factory, air blast freezer, and cold storage is not optimal.
I. PENDAHULUAN
Perairan Kabupaten Halmahera Utara masuk
dalam wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia (WPP-RI) 716. Luas WPP-RI 716 yaitu
sebesar 528.216,86 km2, dan memiliki potensi
lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 597.139
ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis 181.491
ton/tahun; pelagis kecil 378.734 ton/tahun;
demersal 36.142 ton/tahun; udang 7.945 ton/tahun;
ikan karang konsumsi 34.440 ton/tahun; lobster 894
ton/tahun; kepiting 2.196 ton/tahun; rajungan 294
ton/tahun; dan cumi–cumi 1.103 ton/tahun
(Kepmen KP Nomor 50 Tahun 2017). Hal ini
menunjukkan bahwa prospek pembangunan
perikanan menjadi salah satu kegiatan ekonomi
yang strategis di Kabupaten Halmahera Utara.
Sektor perikanan merupakan sektor yang
sangat menjanjikan dan bernilai ekonomis, oleh
karena itu pengembangan sektor perikanan dapat
memberikan dampak positif diantaranya adalah
ketersediaannya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat pesisir. Dalam usaha pengembangan
dan meningkatkan produksi perikanan laut, maka
tersedianya prsarana pelabuhan perikanan
memiliki arti yang sangat penting. Pelabuhan
perikanan sebagai media bisnis sesama nelayan
dan aktor perikanan lainnya, dan juga sebagai
pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau
dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
46
baik berskala lokal, nasional maupun
internasional (Gumilang dan Susilawati, 2019).
Perspektif pembangunan pelabuhan
perikanan yaitu terealisasinya pemerataan
pembangunan, ekspansi peluang bekerja, dan
mengurangi perpindahan penduduk dari desa ke
kota (Suherman et al., 2020). Berdasarkan hal ini
maka, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Maluku Utara membangun pelabuhan perikanan
pantai (PPP) yang terletak di Desa Wosia
Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten Halmahera
Utara, dengan tujuan untuk menyediakan sarana
dan prasaran bagi nelayan dan pelaku usaha
(stakeholder). Pelabuhan perikanan pantai adalah
pelabuhan khusus yang merupakan pusat
pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat
dari aspek produksinya maupun aspek
pemasarannya. PPP dalam pelaksaaan fungsi dan
perannya dilengkapi dengan adanya fasilitas
pokok, fungsional, dan penunjang. Fasilitas pokok
wajib dimiliki oleh pelabuhan perikana, karena
jika tidak adanya fasilitas pokok maka pelabuhan
perikanan tidak akan bisa beroperasi. Kemudian
fasilitas untuk menunjang berjalannya fasilitas
pokok ialah fasilitas fungsional. Fasilitas
fungsional yang juga dikatakan suprasutruktur
adalah fasilitas yang berfungsi untuk
meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok
sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan
perikanan.
Keberhasilan pembangunan PPP Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara tidak terlepas dari
keberadaan fasilitas pokok, fungsional, dan
penunjang, oleh karena itu perlu diketahui
kondisi dan tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas
tersebut. Berdasarkan informasi awal dari
stakeholder di PPP Tobelo, bahwa armada
penangkapan ikan yang akan melakukan
pendaratan hasil tangkapan harus berlabuh
menunggu antrian untuk mendaratkan hasil
tangkapannya dikarenakan dermaga tidak mampu
menampung armada tangkap saat bersamaan
untuk mendaratkan hasil tangkapan. Selain itu
hasil tangkapan juga tidak dapat ditampung di air
blast freezer (ABF) karena keterbatasan kapasitas,
hal ini yang menyebabkan mutu hasil tangkapan
menurun dan mempengarhui harga dari hasil
tangkapan tersebut. Kebutuh es balok pada saat
melaut juga mengalami permasalahan, dimana
dalam memenuhi kebutuhan es balok nelayan
harus membeli dari luar PPP Tobelo. Bertolak dari
permasalahan-permasalahan tersebut yang
mendasari untuk dilakukan penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan
fungsional di pelabuhan perikanan pantai Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara. Fasilitas pokok yang
diteliti dalam penelitian ini adalah panjang
dermaga, kolam pelabuha, dan kedalaman
perairan dermaga. Sedangkan fasilitas fungsional
adalah pabrik es, ABF, dan cold storage.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di pelabuhan
perikanan pantai (PPP) Tobelo Desa Wosia
Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten.
Pengumpulan data lapangan selama satu bulan,
yaitu pada tanggal 25 November sampai 25
Desember 2020. Pemilihan lokasi ini sebagai
lokasi penelitian dikarenakan lokasi ini
merupakan pelabuhan perikanan pantai yang
dijadikan fishing base dan tempat pendaratan hasil
tangkapan, khususnya armada pukat cincin (purse
seine) di Kabupaten Halmahera Utara. Lokasi
penelitian disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi penelitian
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
47
Penelitian menggunakan metode studi
kasus. Fasilitas pokok yang diteliti dalam
penelitian dibatasi pada panjang dermaga, kolam
pelabuhan dan kedalaman kolam. Sedangkan
fasilitas fungsional adalah pabrik es, cold stroge,
dan air blast freezer (ABF). Kedua fasilitas tersebut
merupakan fasilitas pokok dan fungsional yang
menunjang peningkatan dan menjaga mutu
produksi hasil tangkapan di PPP Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara dan langsung
berinteraksi dengan aktivitas nelayan di
pelabuhan tersebut baik pada saat melaut dan
mendaratkan hasil tangkapan.
Data primer dikumpulkan melalui
obeservasi dan wawancara menggunakan
kuisioner terhadap stakeholder (nakhoda,
pengusaha, dan pengelolaa) yang berada di PPP
Tobelo. Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui studi pustaka meliputi data produksi hasil
tangkapan, armada penangkapan, dan keadaan
umum PPP Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.
Tingkat pemanfaatan dianalisis secara
deskriptif komparatif dengan membandingkan
kapasitas aktual (KA) atau yang terpakai dengan
kapasitas terpasang (KT). Menurut Bambang dan
Suherman (2006), bahwa formula yang digunakan
untuk menghitung tingkat pemanfaatan adalah
sebagai berikut:
( ) ( )
( )
Selanjutnya dinyatakan bahwa batasan
untuk mengetahui pemanfaatan fasilitas
pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut:
Jika persentase pemanfaatan > 100%, maka
tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan
fungsional PPP Tobelo melebihi batas optimal.
Jika persentase pemanfaatan = 100%, maka
tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan
fungsional PPP Tobelo dalam kondisi optimal.
Jika persentase pemanfaatan < 100%, maka
tingkat pemanfaatan fasilitas pokok dan
fungsional PPP Tobelo belum optimal.
Sebelum dilakukan perhitungan tingkat
pemanfaatan fasilitas pokok yang diteliti di PPP
Tobelo terlabih dahulu dilakukan perihitungan
kapasitas aktual (KA) dengan persamaan sebagai
berikut:
(1) Kapasitas aktual panjang dermaga
Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan
panjang dermaga menggunakan persamaan
sebagai berikut:
( )
Dimana:
Laktual = panjang dermaga aktual/terpakai (m)
l = panjang kapal rata-rata (m)
s = jarak antar kapal (m)
n = jumlah kapal yang memakai dermaga
rata-rata perhari
a = berat rata-rata kapal (ton);
h = lama kapal di dermaga (jam)
u = produksi ikan perhari (ton)
d = lama fishing trip rata-rata (jam)
(2) Kapasitas aktual luas kolam pelabuhan
Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan
luas kolam pelabuhan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Dimana:
Laktual = luas kolam pelabuhan aktual/terpakai
(m2)
n = jumlah kapal maksimum yang berlabuh
(m)
l = panjang kapal rata-rata (m)
b = lebar kapal terbesar (m);
(3) Kapasitas kedalaman perairan dermaga/kolam
Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan
kedalaman perairan dermaga/kolam menggunakan
persamaan sebagai berikut:
⁄
Dimana:
Daktual = kedalaman perairan/LWS (m)
d = draft kapal terbesar (m)
H = Tinggi gelombang maksimu
S = Tinggi ayunan kapal yang melaju (m)
C = Jarak aman dari lunas kapal kedasar
perairan
Selanjutanya perhitungan kapasitas aktual
(KA) untuk masing-masing fasilitas fungsional
yang diteliti di PPP Tobelo menggunakan
persamaan sebagai berikut:
(1) Kapasitas aktual pabrik es
Perhitungan kapasitas aktual pemanfaatan
pabrik es menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Dimana:
Rkpl = rata-rata jumlah kapal keluar per hari
(kapal/hari)
RKes = rata-rata kebutuhan es balok tiap kapal
per hari (ton/hari)
(2) Kapasitas aktual air blast freezer (ABF)
Perhitungan kapasitas aktual ABF
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
48
Dimana:
RPHT = rata-rata jumlah produksi hasil
tangkapan per hari (ton/hari)
RPHTkeABF = rata-rata jumlah produksi hasil
tangkapan yang masuk ke ABF per
hari (ton/hari)
(3) Kapasitas aktual cold storage
Perhitungan kapasitas aktual cold storage
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
RPHTABFkeCS = rata-rata jumlah produksi hasil
tangkapan yang dipindahkan dari
ABF ke cold storage per hari
(ton/hari)
LPCS = Lama penyimpanan di cold storage
(hari)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kondisi Eksisting Fasilitas Pokok dan
Fungsional yang Diamati
Kondisi eksisting dermaga beton di PPP
Tobelo memiliki ukuran panjang 88,00 m. Luas
kolam pelabuhan 100,00 m2. Kedalam perairan
dermaga pada saat muka air laut surut terendah
(LWS) adalah -5,00 m. Pabrik es terdiri dari 2 unit
dengan kapasitas setiap unit 5,00 ton/hari, air blast
freezer (ABF) juga terdiri dari 2 unit dengan
kapasitas setiap unit 5,00 ton/24 jam, dan cold
storoge terdiri dari 2 unit dengan kapasitas setiap
unit 50,00 ton. Secara rincin kondisi eksisting
fasilitas pokok dan fungsional yang diamati
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kondisi eksisting fasilitas pokok dan fungsional diamati di PPP Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara
No. Fasilitas Volume Satuan Keterangan
I. Fasilitas Pokok
1. Dermaga beton 88,00 m 1 unit Baik
2. Kolam pelabuhan 100,00 m2 1 unit Baik
3. Kedalaman perairan dermaga -5,00 m LWS Sesuai
II. Fasilitas Fungsional
1. Pabrik es 5,00 ton/hari 2 unit Baik
2. Air Blast Freezer (ABF) 5,00 ton/24 jam 2 unit Baik
3. Cold Storage 50,00 ton 2 unit Baik
3.2. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok
3.2.1. Dermaga
Fasilitas dermaga yang berada di PPP
Tobelo memiliki panjang 88,00 m. Jumlah rata-
rata kapal yang mendaratkan hasil tangkapan
sebanyak 15 kapal/hari, dengan asumsi (informasi
nelayan) bahwa jumlah kapal yang bersamaan
sandar/tambat di dermaga untuk melakukan
aktivitas bongkar muat sebanyak 7 kapal/hari
maka panjang dermaga yang dibutuhkan adalah
123,09 m. Berdasarkan hasil analisis tingkat
pemanfaatan, maka diperoleh tingkat pemanfaatan
dermaga melibihi batas optimal yaitu; sebesar
139,88 % (Tabel 2).
3.2.2. Kolam pelabuhan
Kolam pelabuhan di PPP Tobelo berfungsi
sebagai tempat kapal bertambat/berlabuh dengan
luas 100,00 m2. Jumlah rata-rata kapal yang
mendaratkan hasil tangkapan sebanyak 15
kapal/hari, dengan asumsi (informasi nelayan)
bahwa jumlah kapal yang bersamaan masuk di
kolam pelabuhan sebanyak 2 kapal/hari maka luas
kolam pelabuhan yang dibutuhkan yaitu 386,20
m2. Berdasarkan hasil analisis tingkat
pemanfaatan, maka diperoleh tingkat pemanfaatan
kolam pelabuhan melibihi batas optimal yaitu
sebesar 386,20 % (Tabel 2).
3.2.3. Kedalaman perairan dermaga/kolam
pelabuhan
Kapal perikanan yang melakukan bongkar
muat di dermaga PPP Tobelo memiliki draft yang
paling besar adalah 1,37 m, tinggi ayunan kapal
yang melaju sekitar 0,5 m, tinggi gelombang
maksimum dan jarak aman dari lunas kapal ke
dasar perairan 1 m, dan kedalaman perairan pada
saat surut terendah (LWS) adalah 5,00 m.
Berdasarkan hasil analisis kedalaman perairan
dermaga/kolam pelabuhan PPP Tobelo
menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan
kedalaman perairan dermaga/kolam pelabuhan
kurang (3,37 m) dari kedalaman perairan saat ini
yaitu; 5,00 m. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pemanfaatan kedalaman perairan belum optimal
yaitu; sebesar 60,40 % (Tabel 2).
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
49
Tabel 2. Tingkat pemanfaatan fasilitas pokok yang diamati di PPP Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Jenis Fasilitas Pokok Kapasitas
Terpasang
Standar
Kepmen
8/2012
Kapasitas
Aktual
Tingkat
Pemanfaatan Penambahan
Panjang Dermaga 88,00 m 100 m 123,092 m 139,88 % 35,09 m
Kolam pelabuhan 100 m2 - 386,20 m2 386,20 % 286,20 m2
Kedalaman perairan
dermaga -5,00 m (LWS) -2 m 3,37 m 67,40 % Belum optimal
3.3. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Fungsional
3.3.1. Pabrik es
Fasilitas pabrik es yang terpasang di PPP
Tobelo, memproduksi es balok sebanyak 10
ton/hari (2 unit). Rata-rata jumlah kapal yang
keluar melaut (menangkap) ikan sebanyak 15
kapal/hari dengan kebutuhan es balok tiap kapal
sebesar 0,425 ton/hari, sehingga total kebutuhan es
balok sebesar 6,375 ton/hari. Berdasarkan hasil
analisis tingkat pemanfaatan, diperoleh tingkat
pemanfaatan es balok sebesar 63,75 % (Tabel 3).
Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan es oleh
nelayan saat ini mampu dipenuhi oleh keberadaan
pabrik es di PPP Tobelo atau dengan kata lain
bahwa kondisi pemanfaatan fasilitas pabrik es (es
balok) yang ada, belum optimal.
3.3.2. Air blast freezer (ABF)
Fasilitas ABF yang terpasang di PPP
Tobelo terdiri dari 2 unit dengan kapasitas
masing-masing 5 ton (10 ton). Rata-rata jumlah
produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPP
Tobelo sebesar 6,243 ton/hari dan berdasarkan
informasi dari pengusaha pembeli dan
penampung ikan bahwa rata-rata 93,00 % dari
produksi (5,81 ton/hari) masuk/disimpan di ABF
untuk proses pembekuan. Lamanya proses
pembekuan yaitu; 24 jam, dan setelah itu ikan
yang telah dibekukan di ABF dipindahkan ke cold
storage. Berdasarkan hasil analisis tingkat
pemanfaatan maka diperoleh tingkat pemanfaatan
ABF sebesar 58,06 % (Tabel 3). Hal ini
menunjukkan bahwa fasilitas ABF mampu
menampung produksi hasil tangkapan yang
didaratkan di PPP Tobelo, karena kondisi aktual
menunjukkan bahwa pemanfaatan fasilitas ABF
yang ada belum optimal.
3.3.3. Cold storage
Fasilitas cold storage yang terpasang di
PPP Tobelo terdiri dari 2 unit dengan kapasitas
masing 50 ton, maka total jumlah kapasitas dari
cold storage yaitu; 100 ton. Rata-rata hasil
tangkapan yang telah dibekukan di ABF yang
kemudian di pindahkan ke cold storage sebesar
5,81 ton per hari, dan berdasarkan informasi dari
pengelolaa cold storage bahwa lamanya
penyimpan di cold storage yaitu rata-rata 15 hari
dan selanjutnya hasil tangkapan di pasarkan ke
luar daerah. Sehingga jumlah produksi hasil
tangkapan yang tersimpan di cold storage sebelum
dipasarkan sebesar 87,15 ton/15 hari. Hasil analisis
tingkat pemanfaatan diperoleh tingkat
pemanfaatan cold storage sebesar 87,15 % (Tabel
3). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pemanfaatan fasilitas cold stroge di PPP tersebut
belum optimal.
Tabel 3. Tingkat pemanfaatan fasilitas fungsional yang diamati di PPP Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara
No. Jenis Fasilitas Fungsional Kapasitas
Terpasang
Kapasitas
Aktual
Tingkat
Pemanfaatan Penambahan
1. Pabrik es (Es balok) 10 ton 6,375 ton/hari 63,75 % Belum optimal
2. Air blast freezer (ABF) 10 ton 5,81 ton/24 jam 58,06 % Belum optimal
3. Cold storage 100 ton 87,15 ton/15
hari 5,81 % Belum optimal
3.4. Pembahasan
Perhitungan optimalisasi fasilitas pokok dan
fungsional yang dikaji di PPP Tobelo merupakan
cara atau metode yang digunakan untuk
mengetahui, sudah optimal atau belumnya
pemanfaatan fasilitas yang ada di pelabuhan
tersebut. Metode ini adalah metode yang
menggunakan perbandingan antara kapasitas
fasilitas yang tersedia di PPP Tobelo dengan
seberapa besar kapasitas suatu fasilitas itu yang
telah digunakan. Perhitungan ini juga untuk
mengetahui perlu atau tidaknya penambahan atau
peningkatan fasilitas, untuk melayani aktivitas di
PPP Tobelo.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
50
Dermaga merupakan suatu bangunan
kelautan yang berperan sebagai media labuh dan
bersandarnya kapal, bongkar muat hasil
tangkapan, serta tempat mengisi bahan perbekalan
untuk keperluan penangkapan ikan di laut.
Fasilitas dermaga yang berada di PPP Tobelo
memiliki panjang 88,00 m. Tingkat pemanfaatan
dermaga melibihi batas optimal yaitu sebesar
139,88 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa
keberadaan panjang dermaga saat ini belum
mampu memenuhi kebutuhan kapal penangkapan
ikan melakukan aktvitas bongkar muat pada
waktu bersamaan, sehingga diperlukan
penambahan panjang dermaga sebesar 35,09 m.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa dermaga
sudah tidak cukup untuk melayani kegiatan
pendaratan hasil ikan tangkapan sehingga kapal-
kapal tersebut harus mengantri dan bersandar
secara berlapis di dermaga pelabuhan (Najah, et
al., 2012). Tingginya pemanfaatan dermaga ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu saat ini jumlah kapal yang
menggunakan dermaga PPP Tobelo mengalami
peningkatan dan lamanya kapal bersandar/
bertambat di dermaga. Ketidakmampuan dermaga
melayani kapal secara bersamaan untuk
mendaratkan hasil tangkapan mengakibatkan
proses pendaratan hasil tangkapan tidak berjalan
lancar dan hal ini akan berdampak pada mutu ikan
hasil tangkapan karena ikan tertahan lama di atas
kapal, selain itu juga akan mempengaruhi waktu
kapal untuk kembali melaut.
Pemanfaatan fasilitas dermaga yang
melampaui batas optimal juga terjadi di pangkalan
pendaratan ikan Lonrae Kabupaten Bone
(Merdekawati, et al., 2019), dimana
pemanfaatannya telah melebihi batas optimal
yaitu sebesar 108%. Selanjutnya Primsa, et al.,
(2014), menyatakan bahwa pemanfaatan fasilitas
dermaga di pangkalan pendaratan ikan Pagurawan
sudah melebihi dari sangat dimanfaatkan yaitu
sebesar 817,32%. Hasil yang berbeda dengan
tingkat pemanfaatan dermaga di PPP Tegalsari,
dimana tingkat pemanfaatannya belum optimal
yaitu sebesar 90,60 % (Yahya, et al., 2013). Hal yang
sama dinyatakan oleh Ardandi, et al., (2013),
bahwa tingkat pemanfaatan fasilitas dermaga di
PPI Tanjungsari belum optimal yaitu; sebesar 90%.
Kolam pelabuhan merupakan area perairan
pelabuhan untuk masuknya kapal-kapal yang
akan bersandar di dermaga. Kolam pelabuhan
menurut fungsinya terbagi menjadi dua yaitu,
berfungsi sebagai alur pelayaran yang merupakan
pintu masuk kolam pelabuhan sampai ke dermaga
(navigation channels), dan berfungsi sebagai
kolam putar yaitu daerah perairan untuk
berputarnya kapal (turning basin). Tingkat
pemanfaatan kolam pelabuhan di PPP Tobelo
telah melibihi batas optimal. Hal ini menunjukkan
bahwa keberadaan kolam pelabuhan saat ini
belum mampu memenuhi kebutuhan kapal
penangkapan untuk bertambat/berlabuh saat
bersamaan, sehingga diperlukan penambahan luas
kolam pelabuhan yaitu sebesar 286,20 m2.
Keterbatasan luas kolam pelabuhan akan
memberikan dampak pada saat kapal melakukan
olah gerak untuk sandar atau keluar dari dermaga.
Pemanfaatan fasilitas kolam pelabuhan yang
melampaui batas optimal juga terjadi di pangkalan
pendaratan ikan Kildang Lor Kabupateng Batang
(Rahardjo, 2008), dimana pemanfaatannya telah
melebihi batas optimal yaitu sebesar 127,31%.
Hasil yang berbeda dengan tingkat pemanfaatan
kolam pelabuhan di PPP Tegalsari, dimana tingkat
pemanfaatannya belum optimal yaitu; sebesar
52,8% (Yahya, et al., 2013).
Fluensi pelayaran kapal dalam kolam
pelabuhan dibutuhkan dasar perairan yang cukup
dalam, sehingga kapal dengan muatan penuh
dapat berlayar pada saat muka air terendah.
Tingkat kebutuhan kedalaman perairan dermaga
di PPP Tobelo kurang (3,37 m) dari kedalaman
perairan saat ini yaitu 5,00 m. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan
kedalaman perairan sebesar 67,40% sehingga tidak
perlu dilakukan pengerukan dasar periran. Hasil
yang berbeda dengan tingkat pemanfaatan
kedalaman perairan dermaga di pangkalan
pendaratan ikan Lonrae Kabupaten Bone
(Merdekawati, et al., 2019), dimana tingkat
pemanfaatan kedalaman perairan melebihi batas
optimal yaitu; sebesar 200% sehingga harus
melakukan pengerukan.
Fasilitas pabrik es merupakan salah satu
fasilitas fungsional yang terdapat di PPP Tobelo
yang berfungsi untuk memproduksi es balok. Es
balok tersebut disuplai ke nelayan. Manfaat dari
es balok adalah untuk penanganan atau
pengawetan hasil tangkapan saat di atas kapal
maupun setelah didaratkan. Tingkat pemanfaatan
es balok di PPP Tobelo belum optimal. Hal ini
mengindikasikan bahwa kebutuhan es balok oleh
nelayan di PPP Tobelo dapat dilayani oleh
keberadaan pabrik es di PPP tersebut. Fasilitas
pabrik es sangat diperlukan di tempat pendaratan
ikan atau pelabuhan perikanan, karena es
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
51
digunakan untuk mempertahankan kesegaran
ikan setelah ikan ditangkap, pada saat proses
pendaratan serta dalam proses pengangkutan,
penyimpanan, dan pemasaran. Pemanfaatan
pabrik es yang belum optimal juga terjadi di
pangkalan pendaratan ikan Tiku Kabupaten Agam
Sumatera Utara (Putri et al., 2018), dimana tingkat
pemanfaatan pabrik es (es balok) belum optimal
yaitu; sebesar 79,5 %. Menurut Siahaan et al.,
(2016), bahwa tingkat pemanfaatan pabrik (es
balok) di PPS Belawan belum optimal yaitu
sebesar 49 %. Hasil yang berbeda dengan tingkat
pemanfaatan pabrik es (es balok) di PPI Kronjo
(Pujiastuti et al., 2018), dimana pemanfaatannya
telah melebihi fasilitas pabriks es di PPI tersebut
yaitu sebesar 702 %.
Fasilitas air blast freezer (ABF) di PPP
Tobelo berfungsi untuk pembekuan cepat (24 jam)
ikan, sehingga ikan dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama dan mempertahankan rasa,
aroma, warna dan kesegaran. Tingkat pemanfaatan
ABF di PPP Tobelo sebesar 58,06 %. Hal ini
menunjukkan bahwa fasilitas ABF mampu
menampung hasil produksi yang didaratkan di
PPP Tobelo, karena kondisi aktual menunjukkan
bahwa pemanfaatan fasilitas ABF yang ada belum
optimal. Hal yang sama dengan hasil penelitian
(Faruza, et al., 2015) di PPS Belawan, dimana
tingkat pemanfaatan ABF di PPS tersebut belum
optimal yaitu; sebesar 39,1%.
Fasilitas cold storage merupakan fasilitas
yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan
sementara produk-produk perikanan yang tidak
langsung di pasarkan karena berbagai alasan di
antaranya karena menunggu harga naik, kelebihan
produksi, atau tempat transit. Menurut Putri et al.,
(2018), bahwa cold storage berfungsi sebagai
tempat penyimpanan hasil tangkapan nelayan
guna menjaga kualitas hasil tangkapan, dan juga
dapat menjaga harga jual hasil tangkapan nelayan
agar tidak mengalami penurunan disaat hasil
tangkapan sedang puncak.Tingkat pemanfaatan
cold storage di PPP Tobelo sebesar 87,15 %, hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan fasilitas
cold stroge di PPP tersebut belum optimal.
Pemanfaatan cold storage yang belum optimal juga
terjadi di PPI Pasarwajo Kabupaten Buton
Sulawesi Tenggara (Basri et al., 2020), dimana
pemanfaatan fasilitas tersebut sebesar 50 %.
Selanjutnya Faruza et al., (2015), menyatakan
bahwa pemanfaatan cold storage di PPS Belawan
belum optimal dimana pemafaatan fasilitas cold
storage I sebesar 75%, akan tetapi pemanfaatan
cold storage II telah melewati batas optimal yaitu
sebesar 101,4%.
IV. PENUTUP
Kondisi eksisiting fasilitas pokok yang
diteliti di pelabuhan perikanan pantai Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara, yaitu panjang
dermaga memiliki panjang sebesar 80,00 m, luas
kolam pelabuhan 100 m2, kedalaman perairan
dermaga -5,00 saat surut terenda (LWS). Kondisi
eksisting fasilitas fungsional yang diteliti yaitu;
pabrik es terdiri dari 2 unit (masing-masing
kapasitas 5 ton/hari), ABF terdiri dari 2 unit
(masing-masing berkapasitas 5 ton/24 jam) dan
cold storage terdiri dari 2 unit (masing-masing
berkapasitas 50 ton). Tingkat pemanfaatan panjang
dermaga dan kolam pelabuhan melebihi kapasitas
yang terpasang atau telah melebihi batas optimal,
sedangkan kedalaman perairan dermaga, pabrik
es, air blast freezer, dan cold storage belum
optimal.
Perlu segerah meningkatkan kapasitas dari
fasilitas panjang dermaga sebesar 35,09 m, kolam
pelabuhan sebesar 286, 2 m2, disebabkan karena
kedua fasilitas tersebut telah melampau batas
optimal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menghaturkan terima kasih kepada
Kepala Pelabuhan dan karyawan PPP Tobelo
Kabupaten Halmahera Utara yang sudah
membantu penulis dalam pengambilan data yang
berkaitan dengan penelitian ini.
REFERENSI
Ardandi, S.N., Boesono, H., Rosyid, A. 2013. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar dan Fungsional untuk
Peningkatan Produksi di Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjungsari Kabupaten Pemalang. J. of
Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 2(1): 11-22.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/1731/1732
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
52
Bambang, A.N., Suherman A. 2006. Tingkat pemanfaatan PPS Cilacap ditinjau dari pemanfaatan fasilitas
pelabuhan yang tersedia. Buletin PSP, 15:1-12.
Basri, La Ode M., Tadjudda, M., Alimina, N. 2020. Analisis Pemanfaatan Fasilitas Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) Pasarwajo Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. J. Sains dan Inovasi Perikanan. 4(2): 83-
94. http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSIPi/article/view/12378/9430
Faruza, M. F., Zain, J., Ronald, M. H. 2015. Efficiency Of Utilization Of Facility Cold Storage Pt. Golden
Cup Seafood In Ocean Fishing Port Of Belawan North Sumatra. J. Online Mahasiswa. 2 (2): 1-9.
https://media.neliti.com/media/publications/189989-ID-efficiency-of-utilization-of-facility-co.pdf
Gumilang, A.P., Susilawati, E. 2019. Supplay Chain Analysis in the Distribution of Leading Commodity-
Based Catches in PPN Kejawanan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 11(3): 807-814.
DOI: https://doi.org/10.29244/jitkt.v11i3.27408
Ginting, R .F. N. 2011. Kondisi dan Potensi Pengembangan Kepelabuhanan Perikanan di Kabupaten Subang
[Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017. Tentang
Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, aan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya
Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, Jakarta. 8 hlm.
http://jdih.kkp.go.id/peraturan/50%20KEPMEN-KP%202017.pdf
Merdekawati, A.E.P., Mallawa, A., Amir, F. 2019. Analisis Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pokok di
Pangkalan Pendaratan Ikan Lonrae Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. J. IPTEKS PSP. 6(12): 165-
174. DOI: https://doi.org/10.20956/jipsp.v6i12.7382
Najah, R. A., Lubis, E., Muninggar, R. 2012. Keberadaan Fasilitas Menurut Aktivitas di Pelabuhan
Perikanan Pantai Lampulo, Banda Aceh. Marine Fisheries, 3(1).
DOI: https://doi.org/10.29244/jmf.3.1.55-70. 55-70.
Primsa, P.D., Zain, J., Ronal. 2014. Studi Pemanfaatan Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan Pagurawan di
Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara. J.
Online Mahasiswa. 1(1): 1-13. https://jom.unri.ac.id/index.php/
JOMFAPERIKA/article/view/4230/4122.
Pujiastuti, D., Irnawati, R., Rahmawati A. 2018. Kondisi dan Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pangkalan
Pendaratan Ikan Kronjo Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. J. Perikanan dan Kelautan. 8 (1): 40-
45. https://core.ac.uk/download/pdf/291655495.pdf
Putri, R. J., Yani, A.H., Isnaniah. 2018. Studi Pemanfaatan Fasilitas Fungsional Pangkalan Pendaratan
Ikan Tiku Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. J. Online Mahasiswa. 5(1): 1-13.
file:///C:/Users/Admin/Downloads/22126-42886-1-SM%20(3).pdf
Rahardjo, B. 2008. Evaluasi Daya Dukung Pangkalan Pendaratan Ikan Klidang Lor Kabupaten Batang
untuk Pengembangan Perikanan Tangkap [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang. 143 hal. https://core.ac.uk/download/pdf/11716548.pdf
Siahaan, F. T. S., Mudzakir, A. K., Dewi, D. A. N. N. 2016. Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar Dan
Fungsional Di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Dalam Menunjang Kegiatan Penangkapan
Ikan. J. of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 5 (2): 55-63.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/11827/11482
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (AGRIKAN UMMU-Ternate) Volume 14 Nomor 1 (Mei 2021)
53
Suherman, A., Boesono, H., Kurohman, F., Mudzakir, A. K. 2020. Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara
Kejawanan Cirebon Jawa Barat. Marine Fisheries. 11(1): 23-28.
DOI: https://doi.org/10.29244/jmf.v11i1.31803.
Yahya, E., Rosyid, A., Suherman, A. 2013.Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar dan Fungsional dalam
Strategi Peningkatan Produksi di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal Jawa Tengah. J.
of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 2(1): 56-65.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/1741/1743