Tindak Lanjut Temuan Bpk
-
Upload
dimas77777 -
Category
Documents
-
view
194 -
download
3
Transcript of Tindak Lanjut Temuan Bpk
TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN
Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah
KETENTUAN
Presiden menyampaikan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (UU 17/2003)
Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai dilakukan. (UU 15/2004)
Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat disampaikan oleh BPK kepada DPR dan DPD selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah pusat. (UU 15/2004)
2
JENIS PEMERIKSAAN
•Pemeriksaan atas laporan keuangan
•LHP memuat opini
Pemeriksaan Keuangan
•Pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
•LHP memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi
Pemeriksaan Kinerja
•Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja (pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif)
•LHP memuat kesimpulan
Pemeriksaan dengan tujuan
tertentu
3
UU 15 Tahun 2004:
OPINI ATAS PEMERIKSAAN LK
Kriteria pemberian opini:1. kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan
2. kecukupan pengungkapan (adequate disclosures)
3. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
4. efektivitas sistem pengendalian intern Jenis opini:
1. opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
2. opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
3. opini tidak wajar (adversed opinion)
4. pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion)
4
CAPAIAN PERBAIKAN OPINI AUDIT BPK ATAS LKPP, LKBUN, DAN LKKL
5
OPINI AUDIT ATAS LKKL DAN LKBUN
Opini 2006 2007 2008 2009 2010Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified) 7 16 35 45 53
Wajar Dengan Pengecualian (Qualified) 38 31 31 26 29*)
Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) 36 33 18 8 2
Tidak Wajar (Adverse) - 1 - - -
Jumlah 81 81 84 79 84
LKPP 2004 – 2008 mendapat Opini TMP (Disclaimer)LKPP 2009 – 2010 mendapat Opini WDP (Qualified)
*) Termasuk LKBUN
6
Semakin menurunnya jumlah temuan BPK terhadap LKPP: Tahun 2004: 57 temuan Tahun 2005: 40 temuan Tahun 2006: 34 temuan Tahun 2007: 34 temuan Tahun 2008: 26 temuan Tahun 2009: 18 temuan Tahun 2010: 18 temuan
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMUAN AUDIT BPK
PERKEMBANGAN PERMASALAHAN LKPP (1-5)
No MasalahLKPP
2008 2009 2010
1 Perbedaan data penerimaan perpajakan antara catatan Bendahara Umum Negara (SAU) dan catatan Direktorat Jenderal Pajak (SAI)
Data penerimaan
sebesar Rp3,4 T belum
terekonsiliasi
Data penerimaan sebesar Rp1,26 T
belum terekonsiliasi dan
pembatalan transaksi
(reversal) sebesar Rp1,59 T belum dapat ditelusuri
transaksi penggantinya
Data penerimaan sebesar Rp965,40 M belum terekonsiliasi
serta pembatalan transaksi (reversal) sebesar Rp3,39 T
belum dapat ditelusuri transaksi
penggantinya
2 Pengakuan Belanja Subsidi dan Pendapatan PPN DTP belum dapat diyakini keawajarannya
Pemerintah belum memiliki pengaturan yang jelas atas
mekanisme PPN Ditanggung Pemerintah
Mekanisme PPN DTP tdk sesuai dengan UU
PPN.
7
No MasalahLKPP
2008 2009 2010
3 Penetapan, penagihan, dan Pembayaran PBB Migas tidak sesuai peraturan perundang-undangan
Belum ada dasar hukum
pembebanan PBB Migas atas
KKKS yang belum
berproduksi pada rekening antara migas
dan panas bumi
Pembebanan PBB Migas atas KKKS
belum berproduksi pada rekening antara migas dan panas bumi mengacu pada UU No.1 Tahun 2010
Penetapan, penagihan, dan
pembayaran PBB Migas sebesar
Rp19,30T tidak sesuai dengan UU PBB dan
UU Migas
4 Penerimaan Hibah Langsung Pada KL Belum seluruhnya Dilaporkan
Belum ada mekanisme pencatatan
hibah langsung yang diterima
KL
Sudah ada mekanisme
pencatatan hibah langsung, namun
16 KL belum melaporkan
penerimaannya minimal sebesarRp778,69 M dan USD362.54 ribu
18 KL belum melaporkan
penerimaannya minimal sebesar
Rp868,45 M
8
PERKEMBANGAN PERMASALAHAN LKPP (2-5)
No MasalahLKPP
2008 2009 2010
5 Pengelompokkan jenis belanja pada saat pengangaran tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
Sebesar Rp1,15 T di KL dan
Rp15,75 T di Bagian
Anggaran Lain-lain (BUN)
Sebesar Rp1,06 T di KL dan
Rp26,61 T di Bagian Anggaran Lain-lain (BUN)
Sebesar Rp1,8 T di tingkat KL dan Rp2,90 T di Bagian Anggaran
Lain-lain (BUN)
6 Pengendalian atas Pencatatan Piutang Pajak Kurang Memadai
Nilai tidak wajar piutang belum
dapat diidentifikasi
Piutang pajak minimal sebesar
Rp4,48 T tidakdapat
ditelusuri dasar pencatatannya ke data pendukung
Piutang pajak minimal sebesar Rp3,5 T tidak dapat ditelusuri dasar
pencatatannya ke data pendukung
7 Uang Muka BUN (UM BUN) belum dilaporkan dengan nilai yang wajar
Nilai di Neraca belum
menunjukkan saldo yang bisa ditagihkan ke
lender
Pemerintah telah melakukan penelusuran atas UM BUN yang bisa ditagihkan,
namun pencatatan dan pengelolaan UM BUN belum memadai sehingga saldo UM BUN di Neraca dan klasifikasi berdasar hasil penelusuran belum bisa diyakini
kewajarannya
9
PERKEMBANGAN PERMASALAHAN LKPP (3-5)
No MasalahLKPP
2008 2009 2010
8 Nilai aset tetap yang dilaporkan belum nilai wajar
IP dalam proses dan hasil IP
sebesar Rp77,32 T belum
dibukukan
Penyelesaian IP mencapai 98%
dan hasil IP sebesar Rp55,39
T belum terekonsiliasi &
Rp11,50 T belum dibukukan
Per 31 Maret 2011, IP dinyatakan selesai namun aset tetap
senilai Rp5,3 T belum di-IP, hasil IP masih
berbeda dengan koreksi di SIMAK
BMN sebesar Rp12,95T, dan hasil IP
sebesar Rp56,42 T belum dibukukan
9 Pembiayaan dari penarikan Utang Luar Negeri di LRA belum selaras dengan NoD sebagai dokumen sumber
Transaksi penarikan
sebesar Rp27 T tidak
terekonsiliasi dengan NoD
Selisih dapat dijelaskan
10
PERKEMBANGAN PERMASALAHAN LKPP (4-5)
No MasalahLKPP
2008 2009 201010 Aset lain-lain (Aset
Eks BPPN dan Aset KKKS) belum dilaporkan dengan nilai yang wajar
Belum dilakukan IP dan penetapan
kebijakan akuntansi aset
KKKS
Sebagian aset lain-lain telah di-IP.
Karena kebijakan akuntansi belum ditetapkan dan IP belum dilakukan,
aset KKKS non tanah dicatat diluar
neraca
Kebijakan akuntansi telah ditetapkan,
sebagian aset KKKS non tanah telah di-IP dan dicatat dalam Neraca.
Masih ditemukan kelemahan dalam
pelaksanaan IP Aset KKKS dan Aset Eks
BPPN
11 Kewajiban Unfunded Liabilities Program THT belum diakui
Kewajiban unfunded liabilities senilai Rp8,39 triliun atas program THT PNS
yang timbul akibat adanya kenaikan gaji PNS pada tahun 2007 s.d. 2010, belum
diakui
Kewajiban unfunded liabilities sudah
disajikan pada neraca
12 Perbedaan fisik dan catatan SAL
Selisih fisik dan catatan SAL
sebesar Rp461 M dan belum
teridentifikasi penyebabnya
Selisih fisik dan catatan SAL
sebesar Rp262 M dan sebagian besar penyebabnya dapat
teridentifikasi
Selisih fisik dan catatan SAL sebesar Rp39,87 M namun koreksi catatan SAL sebesar Rp1,83 T
yang berasal dari talangan dan
reimbursement-nya belum dapat diyakini
kewajarannya.11
PERKEMBANGAN PERMASALAHAN LKPP (5-5)
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LKPP TAHUN 2010
PERMASALAHAN YANG MENYEBABKAN OPINI “WAJAR DENGAN PENGECUALIAN” LKPP 2010
1. Penagihan, pengakuan dan pencatatan penerimaan perpajakan yaitu:
1) Pengakuan Pendapatan PPN DTP sebesar Rp11,28 triliun tidak sesuai dengan PPN;
2) Penagihan PBB Migas sebesar Rp19,30 triliun tidak menggunakan surat tagihan yang diatur dalam UU PBB dan pengakuannya tidak menggunakan data dasar pengenaan pajak yang valid; dan
3) transaksi pembatalan penerimaan (reversal) senilai Rp3,39 triliun tidak dapat ditelusuri ke data pengganti.
2. Pencatatan Uang Muka BUN tidak memadai, yaitu:
1) Saldo Uang Muka dari Rekening BUN sebesar Rp1,88 triliun tidak didukung rincian baik per jenis pinjaman, per dokumen pencairan dana talangan maupun dokumen usulan penggantiannya (reimbursement);
2) Nilai dana talangan dan penggantian Tahun 2009 s.d. 2010 masing-masing sebesar Rp1,14 triliun dan Rp1,43 triliun yang tidak dapat diidentifikasi; dan
3) Nilai pengajuan penggantian lebih kecil sebesar Rp2,92 triliun dibandingkan reimbursement-nya.
13
PERMASALAHAN YANG MENYEBABKAN OPINI “WAJAR DENGAN PENGECUALIAN” LKPP 2010
3. Pengendalian atas pencatatan Piutang Pajak yaitu:
1) Penambahan piutang menurut data aplikasi piutang berbeda sebesar Rp2,51 triliun dengan dokumen sumbernya yaitu SKPKB atau STP; dan
2) Pengurangan piutang PBB berbeda sebesar Rp1,03 triliun dengan penerimaannya.
4. Pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (IP) Aset Tetap yaitu:
1) Nilai koreksi hasil IP berbeda dengan hasil koreksi pada SIMAK BMN sebesar Rp12,95 triliun;
2) Aset Tetap dengan nilai perolehan sebesar Rp5,34 triliun pada 8 K/L belum dilakukan IP;
3) Hasil IP pada empat K/L senilai Rp56,42 triliun belum dibukukan; dan
4) DJKN sampai saat ini belum dapat mengukur umur manfaat untuk setiap Aset Tetap sehingga Pemerintah belum dapat melakukan penyusutan terhadap Aset Tetap.
14
TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKPP TAHUN 2010
I. Sistem Pengendalian Intern (13)
II. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan (5)
15
SISTEM PENGENDALIAN INTERN (1-3)
1. Penerimaan Perpajakan Menurut SAU Senilai Rp965,40 Miliar Belum Dapat Direkonsiliasi dengan Penerimaan Menurut SAI dan Reversal Perpajakan Senilai Rp3,39 Triliun Tidak Dapat Diyakini Kewajarannya
2. Pelaksanaan Monitoring dan Penagihan atas Kewajiban PPh Migas Tidak Optimal Sehingga Selisih Kewajiban PPh Migas Sebesar Rp1,25 Triliun Tidak Dipantau dan Kekurangan PPh Migas Sebesar Rp2,60 Triliun Belum Ditagih.
3. Terdapat Inkonsistensi Penggunaan Tarif Pajak dalam Perhitungan PPh Migas dan Perhitungan Bagi Hasil Migas Sehingga Pemerintah Kehilangan Penerimaan Negara Minimal Sebesar Rp1,43 Triliun.
4. Penerimaan Hibah Langsung Minimal Sebesar Rp868,43 Miliar pada 18 KL Belum Dilaporkan Kepada BUN dan Dikelola di Luar Mekanisme APBN.
16
SISTEM PENGENDALIAN INTERN (2-3)
5. Pengelompokan Jenis Belanja pada Saat Penganggaran Tidak Sesuai dengan Kegiatan yang Dilakukan Sebesar Rp4,70 Triliun.
6. Uang Muka dari Rekening BUN Sebesar Rp1,88 Triliun yang Disajikan Belum Dapat Diyakini Kewajarannya.
7. Pengendalian atas Pencatatan Piutang Pajak oleh DJP Tidak Memadai.
8. Aset Tetap yang Dilaporkan Belum Seluruhnya Dilakukan IP, Masih Berbeda dengan Laporan Hasil IP, dan Belum Didukung dengan Pencatatan Pengguna Barang yang Memadai.
17
SISTEM PENGENDALIAN INTERN (3-3)
9. Sistem Penyaluran, Pencatatan, dan Pelaporan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Tidak Menjamin Pemberian Bantuan Mencapai Sasaran yang Telah Ditetapkan.
10. Pengendalian atas Pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Aset Eks KKKS Belum Memadai
11. Pengendalian Penatausahaan Aset Eks BPPN yang Berasal dari Tim Koordinasi Belum Memadai
12. Status Penitipan, Pengelolaan, Penggunaan, dan Pertanggungjawaban Potongan Gaji PNS Untuk Iuran Dana Pensiun Masih Belum Diatur Dengan Jelas.
13. Saldo Anggaran Lebih (SAL) Tahun 2010 masih Berbeda dengan Rincian Fisik Kas
18
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Penetapan, Penagihan, dan Pembayaran PBB Migas Tidak Sesuai Dengan UU PBB dan UU Migas Sehingga Realisasi PBB Migas Sebesar Rp19,30 Triliun Tidak Diyakini Kewajarannya
2. Penyelesaian PPN sebesar Rp11,28T melalui Mekanisme Pajak Ditanggung Pemerintah Tidak Sesuai dengan UU PPN.
3. PNBP pada 41 KL Minimal Sebesar Rp368,97 Miliar Belum dan/atau Terlambat Disetor ke Kas Negara dan Sebesar Rp213,75 Miliar Digunakan Langsung di Luar Mekanisme APBN
4. Pengalokasian Dana Penyesuaian Tidak Berdasarkan Kriteria dan Aturan yang Jelas.
5. Realisasi Belanja Barang di 44 KL Sebesar Rp110,48 Miliar dan USD63.45 Ribu Tidak Dilaksanakan Kegiatannya, Dibayar Ganda, Tidak Sesuai Bukti Pertanggungjawaban, dan Tidak Didukung Bukti Pertanggungjawaban.
19
TEMUAN TERKAIT SPI PADA K/L TAHUN 2010
20
No Temuan Terkait SPIJumlah Kasus
1. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan (seperti pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat, Proses penyusunan laporan keuangan tidak sesuai dengan ketentuan, sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai)
226 kasus
2. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja (seperti perencanaan kegiatan tidak memadai, mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan, serta penggunaan penerimaan negara dan hibah tidak memadai)
134 kasus
3. Kelemahan struktur pengendalian intern (seperti entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau keseluruhan prosedur, dan SOP yang ada pada entitas tidak berjalan optimal atau tidak ditaati)
159 kasus
Sumber: BPK, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2011
21
TEMUAN TERKAIT KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PADA K/L TAHUN 2010
Sumber: BPK, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2011
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK DAN MONITORING
22
23
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK
Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara: Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil
pemeriksaan. Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK
tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.
PMK No. 116 Tahun 2007 tentang Penyusunan Rencana Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Pemerintah Terhadap Temuan Pemeriksaan Keuangan oleh BPK atas LKKL, LKBUN, dan LKPP
24
ALUR PENYUSUNAN RENCANA TINDAK (1)
K/L PEMERINTAH (MENKEU) BPK
LKKL (Unaudited)
LKKL (Unaudited)
Penyusunan LKPP (Unaudited)
Audit LKKL
LHP LKKL
LKPP (Unaudited)
LHP LKKL
LKPP (Unaudited)
LKKL (Unaudited)
Penyusunan Rencana Tindak
1 2
Paling lambat tgl 28 Feb TA Berikutnya
Paling lambat tgl 31 Maret TA Berikutnya
Paling lambat 2 bln stlh menerima LKKL
25
ALUR PENYUSUNAN RENCANA TINDAK (2)
K/L PEMERINTAH (MENKEU) BPK
Penyusunan Rencana Tindak
Audit LKPP
LHP LKPP
LHP LKPP
Rencana Tindak
1 2
Paling lambat 60 hari stlh menerima LHP LKKL
Rencana Tindak
Rencana TindakRencana
TindakPaling lambat 60 hari stlh menerima LHP LKPP
MONITORING TINDAK LANJUT
26
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN MONITORING TINDAK LANJUT
K/L PEMERINTAH (MENKEU) BPK
Laporan Monitoring
Setiap akhir bulan Juli, Nov tahun berjalan, dan akhir bulan Maret tahun berikutnya
MONITORING TINDAK LANJUT
Laporan Monitoring
Rencana Tindak LKKL
Rencana Tindak LKPP
MONITORING TINDAK LANJUT
Laporan Monitoring
DPR
Laporan Monitoring
Rencana Tindak LKKLRencana
Tindak LKPP
27
FORMAT RENCANA TINDAK
NO.TEMUAN
PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI TEMUAN RENCANA TINDAK
JADWAL PENYELESAIAN
I II III
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan:1. Nomor urut2. Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam
LHP. 3. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan
dalam tahun anggaran berjalan 4. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan
paling lambat dalam tahun anggaran berikutnya. 5. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan
paling lambat dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya. 6. Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan
pemeriksaan BPK. 7. Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan
klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)
28
CONTOH FORMAT RENCANA TINDAK
NO. TEMUAN PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI TEMUAN
RENCANA TINDAK JADWAL PENYELESAIAN
I II III
1. Penerimaan hibah langsung minimal sebesar Rp868,43 miliar pada 18 K/L belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN.
X 1. Menyempurnakan Sistem Akuntansi Hibah (revisi PMK 40/PMK05/2009) dan peraturan teknis lainnya, yang antara lain mengatur sanksi, penunjukan satker yang bertanggung jawab atas hibah, perlakuan transaksi penerimaan hibah non kas, serta metode dan format konfirmasi.
2. Mengintensifkan sosialisasi tentang akuntansi dan pelaporan hibah langsung yang diterima oleh K/L
Des 2011
29
FORMAT MONITORING PENYELESAIAN TINDAK LANJUT
NO.TEMUAN
PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI TEMUAN
RENCANA TINDAK
JADWAL PENYELE-
SAIAN
PROGRESS PER ... 20X1
UNIT PENANGGUNG
JAWABKET.
I II III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:1. Nomor urut2. Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam LHP. 3. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan dalam tahun
anggaran berjalan 4. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan paling lambat
dalam tahun anggaran berikutnya. 5. Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan paling lambat
dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya. 6. Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan pemeriksaan
BPK. 7. Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan klasifikasi temuan sesuai
kolom (3), (4), dan (5) 8. Diisi dengan progress atau perkembangan penyelesaian rencana tindak per periode9. Diisi dengan unit yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian rencana tindak. 10. Diisi dengan keterangan seperlunya
30
CONTOH LAPORAN MONITORING PENYELESAIAN TINDAK LANJUT
NO TEMUAN PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI TEMUAN
RENCANA TINDAKJADWAL PENYELE
SAIAN
PROGRESS
PER Sept 2010 UNIT PNG
JAWAB KET
I II III
1. Penerimaan hibah langsung minimal sebesar Rp868,43 miliar pada 18 K/L belum dilaporkan kepada BUN dan dikelola di luar mekanisme APBN
X 1. Menyempurnakan Sistem Akuntansi Hibah (revisi PMK 40/PMK05/2009) dan peraturan teknis lainnya, yang antara lain mengatur sanksi, penunjukan satker yang bertanggung jawab atas hibah, perlakuan transaksi penerimaan hibah non kas, serta metode dan format konfirmasi.
2. Mengintensifkan sosialisasi tentang akuntansi dan pelaporan hibah langsung yang diterima oleh K/L
Des 2011 1. Penyempurnaan SIKUBAH masih dalam proses pembahasan
2. Sosialisasi akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2011, baik pada tingkat pusat, maupun satker di daerah
DJPB
K/L
-
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
Sesuai UU 15/2004, BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan atas laporan keuangan.
Hasil pemantauan BPK menjadi bagian dari LHP atas laporan keuangan.
Status pemantauan tindak lanjut atas temuan pemeriksaan LKPP:
31
No. LHP LKPP Jumlah Temuan
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut
SesuaiBlm
Sesuai/Selesai
Belum Ditindaklanju
ti
1 Tahun 2009 18 4 14 -
2 Tahun 2008 11 2 9 -
3 Tahun 2007 4 1 3 -
4 Tahun 2006 1 1 - -
5 Tahun 2005 1 - 1 -
Total 35 8 27 0
32