Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020
Transcript of Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020
Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020
i
Manajemen Bank Sampah
Oleh:
Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020
Penerbit LPPM UNNES, Kampus Unnes, Semarang
ii
Manajemen Bank Sampah Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020 Penulis Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020 Editor Epafraditus Memoriano Rozak Ilham Aditya Layout & Desain Sampul Epafraditus Memoriano Cetakan 1, April 2020 ISBN: 978-623-7618-72-0 Hak Cipta © pada penulis dan dilindungi Undang-Undang Penerbitan Hak Penerbitan pada LPPM UNNES. Gedung Prof. Retno Sriningsih Satmoko, Kampus Unnes Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin dari penerbit. Manajemen Bank Sampah/ Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020; -Cet. 1-illus-Semarang: Lppm Unnes, 2020;
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena buku ini telah selesai disusun. Buku manajemen bank sampah ini disusun untuk panduan bagi masyarakat dalam pengelolaan bank sampah, khususnya di Dusun Mejing, Desa Duren.
Buku manajemen bank sampah ini memuat uraian mengenai proses awal hingga akhir dalam pengelolaan bank sampah. Dapat dijadikan panduan untuk pengelolaan bank sampah dengan sesuai prosedur yang telah ada.
Terima kasih atas semua pihak yang berperan dalam pembuatan buku manajemean bank sampah ini. Atas bantuan serta bimbingannya, buku ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari jika dalam penyusunan buku ini masih memiliki kekurangan, namun penulis meyakini bahwa sekecil apapun buku ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembaca.
Semarang, Maret 2020
Tim KKN Alternatif 1 Desa Duren 2020
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................ iv PENDAHULUAN ...................................................................................... v PENGERTIAN SAMPAH ......................................................................... 2 PENGERTIAN BANK SAMPAH .............................................................. 2 KLASIFIKASI SAMPAH ........................................................................... 3 SOSIALISASI AWAL ............................................................................... 6 PELATIHAN TEKNIS .............................................................................. 7 KEUNTUNGAN SISTEM BANK SAMPAH .............................................10 TUJUAN PELATIHAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH ......................12 MANFAAT PELATIHAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH ...................13 PELAKSANAAN SISTEM BANK SAMPAH ............................................15 PEMANTAUAN DAN EVALUASI ...........................................................16 PENGEMBANGAN .................................................................................16 CARA PENGUMPULAN SAMPAH DAUR ULANG BANK SAMPAH .....21 METODE PEMBAYARAN NASABAH ....................................................24 TANTANGAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH ...................................25 MODEL BANK SAMPAH ........................................................................25 MODEL 1: BANK SAMPAH DENGAN AKUN INDIVIDU ........................26 MODEL 2: BANK SAMPAH TANPA AKUN ............................................27 MANAJEMEN BANK SAMPAH ..............................................................27 LAMPIRAN .............................................................................................29
v
PENDAHULUAN
Pemahaman akan pentingnya memanfaatkan sampah bagi masyarakat sangatlah perlu untuk dilakukan. Karena dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menghasilkan sampah, apabila dilakukan setiap hari akan menimbulkan banyaknya sampah yang dihasilkan atas aktivitas yang telah dilakukan. Banyaknya sampah yang muncul akibat banyaknya aktivitas yang dilakukan masyarakat menimbulkan dampak yang kurang baik terkait sampah yang ada.
Sebagian besar masyarakat masih belum menyadari pentingnya menjaga lingkungan sekitar, terutama terhadap banyaknya sampah yang muncul. Pengelolaan sampah yang baik juga sangat diperlukan mengingat semakin banyaknya smapah yang ada di lingkungan sekitar yang hanya terbuang dan tidak ada tindakan lain dari masyarakat. Sampah tidak hanya menganggu pemandangan ataupun menggangu kesehatan apbila dibiarkan beberapa waktu di lingkungan sekitar. Selain itu timbunan sampah yang ada pada tempat pembuangan akhir akan memiliki dampak yang lebih menghawatirkan bagi kesehatan serta kebersihan lingkungan.
Dalam hal penyelesaian sampah seharusnya tidak hanya mengandalkan petugas kebersihan. Seluruh masyarakat memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan sesuai himbauan pemerintah mengenai pemanfaatan sampah dengan penerapan prinsip 3-R (reduce, reuse, recycle).
1
Mengenal Bank Sampah
BAB
1
2
PENGERTIAN SAMPAH
Sampah merupakan hal yang tidak asing bagi kehidupan sehari-hari manusia. Dimana setiap kegiatan yang dilakukan dalam setiap harinya menghasilkan sampah. Sampah merupakan bahan sisa yang tidak dapat digunakan dan juga tidak diinginkan dari suatu proses yang menghasilkan sampah tersebut. Sampah merupakan suatu bahan yang tidak memiliki nilai ekonomi apabila tidak dapat mengolahnya atau mendaur ulang sampah tersebut, maka pada akhirnya sampah tersebut dibuang.
Menurut World Health Organization (WHO), sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari proses kegiatan manusia. Dimana sampah tersebut muncul setelah manusia melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, dan bukan muncul dengan sendirinya.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah merupakan sisa dari kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
PENGERTIAN BANK SAMPAH
Bank sampah adalah suatu sistem pengelolaan sampah-sampah kering yang secara kolektif di masyarakat dengan tujuan untuk mendorong masyarakat dapat memiliki peran aktif dalam sistem pengelolaannya. Bank sampah merupakan suatu proses dalam
Ilustrasi sampah.
3
masyarakat yang keseluruhannya dilakukan dari masyarakat, untuk masyarakat, serta oleh masyarakat.
Bank sampah memiliki sistem pengelolaan tersendiri yang sistem operasionalnya dilakukan serta dipantau langsung oleh masyarakat. Dalam sistem operasional bank sampah, masyarakat memiliki peran aktif untuk berjalannya bank sampah tersebut. Sistem dalam bank sampah ialah menampung, memilah, kemudian menyalurkan sampah tersebut kepada pengepul sehingga nantinya akan menjadikan nilai ekonomi dari suatu sampah yang ditabungkan ke bank sampah.
Sampah yang akan ditabungkan dalam bank sampah harus dipilah terlebih dahulu karena tidak semua sampah dapat dimasukkan ke bank sampah. Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk memisahkan sampah yang akan ditabungkan ke bank sampah sesuai material yang diperlukan dan dapat ditampung oleh bank sampah.
Dengan adanya bank sampah ini dapat menjadikan masyarakat untuk lebih terdorong agar wilayah sekitar menjadi bersih serta dapat meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di masyarakat.
KLASIFIKASI SAMPAH
• Sampah Organik Sampah yang berasal dari makhluk hidup serta dapat terurai oleh alam. Pengolahan sampah melalui pembusukan dapat menghasilkan pupuk kompos. Contoh : sisa makanan, sisa organisme
Kulit jeruk merupakan contoh sampah organik
4
• Sampah non organik Sampah yang berasal dari bahan hasil olahan manusia yang tidak dapat terurai oleh alam. Sampah non organic ini dapat masuk ke bank sampah, akan dipilah untuk selanjutnya dapat ditimbang serta menentukan harga jual yang selanjutnya oleh para pengelola bank sampah akan emmbawa sampah tersebut kepada pengepul Contoh : - Sampah Kaca : botol kaca, gelas kaca, toples - Sampah metal : kaleng, besi - Sampah kertas : Koran, majalah, kardus - Sampah plastic : kemasan plastic, botol plastic
Botol plasik, sedotan, dan plastik kemasan merupakan contoh sampah anorganik
5
BAGAIMANA MENGEMBANGKAN BANK SAMPAH
BAB
2
6
Bank sampah memerlukan pengelolaan yang sesuai dengan prosedur yang ada serta berkelanjutan untuk dapat memaksimalkan pemanfaatannya dalam masyarakat. Berikut langkah – langkah dalam proses pengembangan bank sampah untuk memaksimalkan manfaat bagi masyarakat.
SOSIALISASI AWAL
Sosialisasi awal dalam proses ini memberikan pengenalan dasar serta pengetahuan mengenai bank sampah dan pengelolaannya kepada masyarakat sekitar. Dalam sosialisasi awal ini diberikan pemahaman mengenai manfaat bank sampah. Umumnya, sosialisasi awal untuk pengelolaan bank sampah ini dilakukan di kantor kelurahan atau balai desa yang sebaiknya dihadiri oleh para pemimpin daerah-daerah dalam suatu kelurahan seperti ketua komunitas sadar lingkungan, kepala dusun, ketua RW, ketua RT, dan lainnya.
1. Bank Sampah merupakan program nasional Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Dalam Undang-Undang tersebut, pemerintah menghimbau untuk melakukan pengurangan sampah dengan cara menggunakan kembali atau mendaur ulang sampah yang dihasilkan atas suatu aktivitas yang telah dilakukan. Dalam sistem bank sampah diterapkan beberapa tahap yaitu pemilahan sampah, kemudian pengumpulan sampah yang telah dipilah, selanjutnya adalah pengangkutan, kemudian pengolahan, serta pemrosesan. Bebrapa tahap dalam bank sampah tersebut telah sesuai dengan himbauan pemerintah dalam menerapkan sistem 3R yang harus dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang terus bertambah setiap waktunya.
2. Pengertian Bank Sampah Bank sampah merupakan suatu sistem yang fokus kegiatan ialah
mengelola sampah rumah tangga masyarakat secara berkelanjutan. 3. Alur Pengelolaan Sampah
Alur pengelolaan sampah yang dilakukan yaitu mulai dari proses pemilahan sampah, kemudian penyetoran sampah yang telah
7
dikumpulkan, selanjutnya sampah tersewbut ditimbang dan kemudian dicatat dan dilakukan pengangkutan.
4. Hasil Pengelolaan Sampah Hasil dari penjualan sampah tidak seluruhnya dapat dimiliki oleh
nasabah . sebagian menjadi pemasukan untuk operasional bank sampah serta pengembangan kelompok yang menjadi pengurus bank sampah. Persentase bagi hasil ditentukan melalui kesepakatan antara nasabah dan pengelola bank sampah, untuk pengelola bank sampah berkisar 10% - 30% dari nilai penjualan sampah.
5. Musyawarah Persetujuan Musyawarah untuk mendapat persetujuan warga setempat untuk
pelaksanaan sistem bank sampah dan pennetuan nama bank sampah. Bila musyawarah tidak mencapai mufakat, hal ini bisa diputuskan dengan voting.
6. Pembentukan Pengurus Bank Sampah pengurus bank sampah yang diperlukan terdiri dari :
• manajer bank sampah • bendahara • divisi administrasi • divisi penimbangan • divisi pencatatan • divisi pengepakan
PELATIHAN TEKNIS
Pelatihan teknis bertujuan untuk
memberikan penjelasan datail kepada
masyarakat mengenai tata cara
pelaksanaan sistem bank sampah.
Pemberi materi pada saat pelatihan
teknis bisa dilakukan oleh aktivis
lembaga swadaya masyarakat. Para Dok. Pelatihan Bank Sampah
8
pengambil keputusan yang telah mengikuti sosialisasi awal dan
pelatihan terlebih dahulu juga bisa ikut menambah penjelasan saat
pelatihan. Pertemuan dilakukan dalam lingkup yang kecil yaitu ditingkat
RT/RW. Pelatihan teknis diikuti oleh setidaknya 50% warga RT/RW
setempat. Hal yang dilakukan dalam pelatihan teknis adalah :
A. Penjelasana sistem bank sampah
Penjelasan Sistem Bank Sampah
Berikut adalah hal yang harus ada agar sistem bank sampah
dapat dijalankan.
Sampah yang sudah dipilah dari rumah
Sarana pengumpulan sampah berupa glangsing atau
plastik
Pengurus bank sampah
Jadwal pengumpulan yang disepakati
Sistem pencatatan
Kerjasama dengan pengepul dan kesepakatan jadwal
pengambilan sampah oleh pengepul
B. Mekanisme Kerja Bank Sampah
Pengelolaan sampah berbasis bank memberikan banyak manfaat
bagi masyarakat. Kuntungannya berupa kebersihan lingkungan,
kesehatan, hingga ekonomi. Berikut mekanisme kerja bamk
sampah :
1. Pemilahan sampah rumah tangga
Nasabah harus memilah sampah sebelum di setorkan ke bank
sampah. Pilahan sampah tergantung pada kesepakatan awal
pembentukan bank sampah. Misalnya, berdasarkan sampah
9
organik atau anorganik. Biasanya sampah anorganik kemudian
dipisahkan lagi berdasarkan jenis bahan : plastik, kertas, kaca,
dan lain-lain. Pengelompokan sampah akan memudahkan
penyaluran sampah, apakah akan di salurkan ke tempat
pembuatan kompos, pabrik plastik atau industri rumah tangga.
2. Penyetoran sampah ke bank
Waktu penyetoran sampah biasanya telah di sepakati
sebelumnya. Misalnya, dua hari dalam sepekan setiap hari selasa
dan sabtu. Penjadwalan ini maksudnya untuk menyamakan waktu
nasabah menyetor dan pengangkutan ke pengepul. Hal ini agar
sampah tidak bertumpuk di lokasi bank sampah.
3. Penimbangan
Sampah yang sudah di setor ke bank kemudian ditimbang. Berat
sampah yang bisa disetorkan sudah ditentukan pada kesepakatan
sebelumnya, misalnya minimal harus satu kilogram.
4. Pencatatan
Petugas akan mencatat jenis dan bobot sampah setelah
penimbangan. Hasil penimbangan tersebut lalu dikonversi ke
dalam nilai rupiah yang kemudian ditulis di buku tabungan.
Tabungan bank sampah bisa dimodifikasi menjadi beberapa jenis
: tabungan hari raya, tabungan pendidikan dan tabungan yang
bersifat sosial untuk disalurkan melalui lembaga kemasyarakatan.
Pada tahapan ini nasabah akan merasa diuntungkan dengan
sistem bank sampah. Dengan menyisihkan sedikit tenaga untuk
10
memilah sampah, masyarakat akan mendapat keuntungan
berupa uang tabungan.
5. Pengangkutan
Bank sampah sudah bekerjasama dengan dengan pengepul yang
sudah ditunjuk dan disepakati. Sehingga setelah sampah
terkumpul, ditimbang dan dicatat langsung diangkut ke tempat
pengolahan sampah berikutnya.
Bank sampah bisa berkembang menjadi sumber bahan baku
untuk industri rumah tangga disekitar lokasi bank. Jadi
pengplahan sampah juga bisa dilakukan oleh masyarakat yang
juga menjadi nasabah bank. Sehingga masyarakat mendapatkan
keuntungan ganda dari sistem bank sampah, yaitu tabungan dan
laba dari hasil penjualan produk dari bahan daur ulang.
KEUNTUNGAN SISTEM BANK SAMPAH
Omset bank sampah pada bulan pertama adalah hasil perkalian antara
jumlah nasabah dengan hasil dari penjualan minimal dalam sebulan.
Misal, jumlah nasabah suatu bank sampah sebanyak 50 orang. Rata-
rata hasil penjualan sampah tiap nasabah dalam sebulan sebesar Rp.
5.000. Maka, omset bulan pertama adalah Rp. 250.000.
Ilustrasi pengumpulan jenis sampah botol kaca pada bank sampah.
11
Pengelola bank sampah kemudian menentukan target omset untuk
bulan berikutnya. Mekanisme penetapan target omset bulan kedua dan
seterusnya sesuai kesepakatan pada saat pembentukan bank sampah.
Bila berdasarkan parameter yang dibuat sebelumnya atau hasil evalasi
bulan pertama.
A. Musyawarah persetujuan
Musyawarah untuk mendapat persetujuan warga setempat untuk
pelaksanaan sistem bank sampah dan penentuan nama bank
sampah. Bila musyawarah tidak mencapai mufakat, bisa
diputuskan dengan voting.
B. Pembentukan pengurus Bank Sampah
Pengurus Bank Sampah yang diperlukan terdiri dari :
Manajer bank sampah
Bendahara
Divisi administrasi
Divisi penimbangan
Divisi pencatatan
Divisi pengepakan
C. Musyawarah operasional
Lokais bank sampah
Pengepul yang ditunjuk
Pengelompokan sampah yang bisa disetorkan berdasarkan
kategori, jenis dan lain sebagaianya
Berat minimum sampah yang bisa disetorkan
Jadwal penyetoran dan pengangkutan sampah
Jangka waktu penarikan tabungan
D. Penetapan target
12
Penetapan target omset bank sampah bulan pertama dan
proyeksi untuk pencapaian bulan berikutnya sesuai dengan
kondisi yang telah disepakati.
E. Membuat tolak ukur
Membuat tolak ukur keberhasilan dan ketidakberhasilan bank
sampah. Parameter ukuran bisa berdasarkan data nasabah,
reduksi sampah dan omset.
Misalnya, nilai keberhasilan Bank Sampah adalah:
Jika jumlah nasabah mencapai 100 nasabah, atau reduksi
sampah mencapai 1 ton, atau omset mencapai 75% dari target.
Indikator keberhasilan bank sampah juga bisa diukur dengan :
Peningkatan keberhasilan lingkungan
Peningkatan kesehatan masyarakat
Besaran penghasilan tambahan bagi masyarakat
Besaran potensi pendapatan asli daerah
TUJUAN PELATIHAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu
menangani pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan bank sampah
selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan
yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk
mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam
masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai
ekonomis.
13
MANFAAT PELATIHAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan
hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan
masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi
barang ekonomis. Manfaat bank sampah untuk masyarakat adalah dapat
menambah penghasilan masyarakat karena saat mereka menukarkan
sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang
dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki. Masyarakat dapat
sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya
sudah terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung
tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan
pokok seperti gula, sabun, minyak dan beras. Bank sampah juga
bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial,
beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah
menggunakan sampah. Seorang dokter bernama Gamal Albinsaid
menggagas sebuah asuransi kesehatan yang membayarnya dengan
sampah. Asuransai kesehatan “sampah” ini dapat membantu
masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa harus
membayar dengan uang melainkan dengan sampah. Dokter Gamal
bersama dengan rekannya juga membuat sebuah klinik kesehatan.
Masyarakat akan mendapatkan layanan kesehatan di klinik yang sudah
tersedia dengan biaya dari asuransi ksehatan “sampah” yang mereka
miliki. Setiap satu bulan sekali masyarakat akan menyetorkan sampah
berupa botol plastik, kardus,dan sampah organik senilai sepuluh ribu
rupiah sebagai premi asuransi. Layanan kesehatan yang di peroleh oleh
masyarakat adalah layanan kesehatan dasar termasuk cek gula darah
dan cek kolesterol.
14
MENGELOLA BANK SAMPAH
BAB
3
15
PELAKSANAAN SISTEM BANK SAMPAH
Persiapan yang harus dilakukan untuk sistem bank sampah :
A. Pengurus
Buku untuk registrasi nasabah.
Memuat daftar data nasabah beserta keterangan lengkapnya.
No No Reg
No Rek Nama
Tanggal lahir Kelamin Alamat No
HP Pekerjaan Tgl
Registrasi Jumlah anggota keluarga Tgl Bln Thn L P Bln Thn
Buku besar administrasi bank sampah.
Memuat data berat sampah, rekapitulasi nilai penjualan sampah,
total berat sampah dan nilai penjualan sampah.
No Nama
Nasabah
Botol Plastik Gelas Plastik
Kg TH Kg TH
16
B. Nasabah
Buku tabungan nasabah
Pada buku tabungan tercantum kolom-kolong untuk mencatat
transaksi yang dilakukan nasabah diantaranya yaitu kolom untuk
jumlah botol plastik yang disetorkan, kolom untuk saldo dan lain
sebagianya.
No Tgl Botol Plastik
Keterangan Saldo Total
Paraf Kg Harga Kg Harga
1
2
3
4
5
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pertemuan untuk evaluasi dilakukan oleh pengurus dan nasabah
setelah sistem bank sampah berjalan satu bulan sejak pelatihan teknis
dan sudah dilakukan penjualan. Seluruh pengurus harus bank sampah
harus hadir. Sementara kehadira nasabah boleh diwakilkan olej minimal
50% dari jumlah nasabah. Pertemuan ini dilakukan untuk menilai
pelaksanaan bank sampah yang sudah dilakukan dengan tolak ukur
berupa jumlah nasabah, reduksi sampah dan omset.
PENGEMBANGAN
Pada saat sistem bank sampah telah berjalan dalam waktu yang
signifikan, kemudian potensi yang dimiliki bank sampah teramat besar,
dengan pengelolaan keuangan yang baik oleh pengurus, bdimasa yang
17
akan datang, bank sampah memiliki potensi pengembahan sebagai
berikut:
UNIT USAHA SIMPAN PINJAM
• Fasilitas khusus dari bank sampah kepada nasabah.
• Dana yang dipinjamkan diambil dari omset bank sampah.
• Uang yang di[injam nasabah bisa dikenakan bunga. Tapi,
bunga yang dibebankan sebaiknya tidak terlalu besar.
• Pengembalian pinjaman bisa dilakukan dengan cara
mencicil dalam jangka waktu tertentu.
• Pengembalian pinjaman juga bisa dengan uang yang
tersimpan ditabungan bank sampah satau engan
menabung sampah.
UNIT USAHA SEMBAKO
• Fasilitas khusus dari bank sampah kepada nasabah.
• Pemesanan sembako bisa dilakukan saat penyetoran
sampah. Sembako bisa diambil pada masa penyetoran
sampah berikutnya.
• Pembayaran bisa dengan dana yang tersimpan ditabungan
bank sampah atau dengan menabung sampah.
• Pembayaran bisa dilakukan dengan mencicil dalam jangka
waktu tertentu.
KOPERASI BANK SAMPAH
• Tiap nasabah diwajibkan membayar simpanan pokok dan
simpanan wajib.
• Simpanan pokok adalah dana yang dibayarkan sekali saat
mendaftar menjadi anggota koperasi bank sampah.
18
• Simpanan wajib adalah iuran yang wajib dibayarkan oleh
anggota koperasi bank sampah setiap bulan.
• Pembayaran simpanan wajib dan simpanan pokok
menggunakan uang hasil penjualan sampah oleh masing-
masing nasabah.
PINJAMAN MODAL USAHA
• Fasilitas khusus dari bank sampah kepada nasabah.
• Nasabah memberikan proposal rancangan usaha yang
akan dijalankan nasabah. Pengelola bank sampah akan
menentukan layak atau tidaknya usaha dan besaran sana
yang bisa dipinjamkan.
• Uang yang dipinjamkan kepada nasabah dikenakan
bungan. Tetapi bunga yang dibebankan kepada nasabah
tidak terlalu besar.
• Pengembalian pinjaman bisa dilakukan dengan bagi hasil
usaha. Persentase bagi hasil bisa dilakukan melalu
kesepakatan bersama saat akad peminjaman modal.
• Pengembalian pinjaman juga bisa dilakukan dengan dana
yang tersimpan di tabungan bank sampah atau dengan
menabung sampah.
BUMDES
• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa
• Membantu menyalurkan berbagai subsidi kepada
masyarakat, mualai dari subsidi berupa pupuk, benih,
sembako dan lainnya.
• Menyalurkan kredit usaha rakyat dengan bekerjasama
dengan perbankan .
19
CARA MENGELOLA BANK SAMPAH
Persoalan sampah di Indonesia ini menjadi masalah pelik yang
belum terpecahkan sampai sekarang. Sampah tersebut akan menjadi
permasalahan di Indonesia jika pengelolaan sampah belum baik dan
benar. Berikut cara mengelola bank sampah yang tepat :
1. Buku administrasi
Pengelola bank sampah harus memiliki buku administrasi
yang lengkap. Buku yang harus dimiliki tersebut adalah buku
tabungan khusus untuk anggota, daftar anggota, buku induk
besar keungan bank sampah, buku rekapan penyetoran anggota
dan yang terakhir adalah buku yang berisi daftar hadir anggota
yang menyetorkan sampah.
2. Pemilihan petugas
Dalam bank smapah terdapat petugas yang bekerja
menimbang sampah, petugas yang mencatat berat sampah yang
disetorkan anggota, pengelola tabungan yang mencatat hasil
setoran, dan yang terakhir adalah petugas yang melakukan
negosiasi terhadap pengepul sampah kemudian menerima uang
dari pengepul.
3. Mengumpulkan sampah dengan prosedur yang benar
Cara mengelola bank sampah dengan benar yang paling
penting adalah proses pengumpulan sampah. Jika pengumpulan
sampah tidak terjadwal dengan baik maka bank sampah tersebut
tidak akan berjalan dengan baik. Proses penyetoran sampah ini
bisa dijadwalkan seminggu sekali atau seminggu dua kali.
4. Daftar hadir
20
Setiap anggota yang akan menyetorkan sampah wajib
mengisi daftar hadir yang menjadi tanda bahwa anggota tersebut
telah menyetorkan sampahnya, setelah itu anggota tersebut harus
memperlihatkan sampah yang disetorkannya kepada petugas
bank sampah tersebut.
5. Memilah sampah
Jika anggota yang menyetorkan sampahnya belum
memilah sampah tersebut petugas harus memilah sampahnya
sesuai dengan jenis sampah tersebut. Misalnya saja
mencampurkan sampah plastik dengan plastik lainnya.
Sebaiknnya petugas juga memberikan instruksi kepada anggota
sebelum disetorkan ke bank sampah harus dipilah terlebih dahulu.
6. Penimbangan
Sampah yang disetorkan ditimbang oleh petugas sesuai
dengan jenisnya. Hal ini berguna untuk menghitung berat sampah
berdasarkan jenisnya dengan nakurat sebab harganya pun
berbeda. Setelah ditimbang hasilnya akan dicatat oleh petugas di
dalam catatan kecil kemudian diserahkan kepada anggota.
7. Tabungan
Anggota yang sudah mendapatkan catatan harus
menyetorkannya pada petugas khusus tabungan. Pencatatannya
di dalam buku induk bank sampah.
8. Dijual ke pengepul
Sampah yang sudah disetorkan oleh anggota akan
dimasukan ke dalam wadah besar barulah kemudian jika sudah
banyak akan diambil oleh pengepul untuk dijadikan sebagai
berbagai macam barang daur ulang sampah yang menarik dan
unik.
21
CARA PENGUMPULAN SAMPAH DAUR ULANG BANK SAMPAH Sejak munculnya bank sampah, ada beberapa tipe pengumpulan
sampah ke bank sampah. Pengumpulan dalam hal ini adalah
mengumpulkan sampah daur ulang ke bank sampah sehingga bank
sampah dalam mengolah lebih berlanjut (misal memilah,
membersihkan). Dalam memilah terdapat 3 cara pengumpulan sampah,
diantaranya adalah diantara secara individu (setor sendiri), kombinasi
setor sendiri dan jemput sampah, dan integrasi ke pengangkutan
sampah.
1. Setor Sendiri
Dalam cara pengumpulan sampah setor sendiri, nasabah akan
membawa sendiri sampah yang sudah dipilah ke bank sampah
Bank Individually. Setor Sendiri cocok digunakan untuk bank
sampah dengan luas layanan yang kecil (misal level RT) dan
cocok digunakan untuk Bank Sampah yang beroperasi di
masyarakat berpendapatan rendah sampai menengah yang
bertujuan mendapatkan tambahan pendapatan.
Kelebihan :
a. Meringankan pekerjaan pengurus Bank Sampah
b. Operasional Bank Sampah lebih hemat biaya maupun waktu
Kekurangan :
a. Tidak efisien waktu karena pengurus harus menunggu waktu
penyetoran.
b. Nasabah malas mengantarkan sampah
22
c. Terkendala dalam packaging pengangkutan sampah sehingga
berpotensi membatasi jumlah dan jenis sampah yang disetor
d. Memberatkan nasabah bank sampah
2. Kombinasi setor sendiri dan jemput sampah
Dalam hal ini, nasabah antar sendiri sampah yang sudah dipilah,
sampah diambil oleh staf bank sampah atau membuat
kesepakatan dimana beberapa nasabah bisa mengumpulkan
sampahnya kemudian petugas bank sampah mengambil.
Kombinasi setor sendiri dan jemput sampah cocok digunakan
untuk bank sampah dengan area layanan yang luas, kondisi
social ekonomi yang heterogen.
Kelebihan :
a. Meringankan pekerjaan nasabah
b. Lebih fleksibel untuk masyarakat yang majemuk ( tingkat
ekonomi, motivasi memilah dan mengumpulkan)
Kekurangan :
a. Menambah beban pengurus bank sampah baik biaya maupun
tenaga
b. Bank sampah membutuhkan alat transportasi untuk
mengambil sampah
c. Waktu pengambilan lebih lama
3. Integrasi ke Pengangkutan Sampah
Mengintegrasikan pengumpulan sampah daur ulang dengan
system pengangkutan sampah yang ada. Nasabah dapat
23
meletakkan samoah di tempat yang sudah ditentukan.
Pengangkut sampah mengambil sesuai jadwal yang sudah
disepakati. System ini cocok digunakan untuk bank sampah
dengan area layanan yang luas. Dan cocok digunakan untuk
masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke atas.
Kelebihan :
a. Meringankan beban nasabah dan pengurus Bank Nasabah
b. Cakupan layanan lebih luas sesuai luas pelayanan
pengumpulan sampah
c. Pengumpulan sampah lebih efektif
Kekurangan :
a. Keengganan petugas mengumpulkan sampah. Potensi konflik
kepentingan karena biasanya petugas sampah memilah
sendiri dan menjualnya sebagai penghasilan tambahan
b. Hanya dapat diterapkan untuk Bank Sampah social/kelompok
c. Uang yang diperoleh dari penjualan sampah digunakan untuk
kepentingan umum, bukan untuk masyarakat yang melakukan
pemilahan sampah
Kondisi Lingkungan Operasioal Bank Sampah Objek
Pengamatan Kondisi 1 Kondisi 2
Kondisi Nasbah
a. Ekonomi nasabah
menegah keatas
b. Mengumpulkan
sampah daur
ulang untuk
a. Tingkat ekonomi
nasabah rata – rata
menengah keatas
b. Mengumpulkan
sampah daur ulang
24
mencari tambahan
pendapatan
tidak untuk mencari
tambahan
pendapatan
Wilayah Pelayanan
a. Wilayah
cakupan
sempit dengan
geografis sulit
b. Belum ada
pengangkutan
sampah
a. Wilayah cakupan
luas
b. Sudah ada
pengangkutan
sampah
METODE PEMBAYARAN NASABAH
Pemilihan model pembayaran hanya relevan untuk bank sampah
model I dimana model pembayaran akan mempengaruhi preferensi
nasabah. Pada bank sampah model II, tidak ada system pembayaran ke
nasabah. Ada tipe dua pembayaran yaitu tunai dan tabungan.
Metode Pembayaran Tunai Tabungan
Kelebihan
1. Nasabah bisa
langsung
menikmati hasil
penjualan
2. Antusias warga
tinggi
3. Proses pencatatan
oleh Bank Sampah
lebih ringkas (tidak
membutuhkan
buku tabungan)
1. Memudahkan
transaksi
Kekurangan 1. Bank Sampah
membutuhkan
1. Biaya operasional
lebih tinggi karena
25
modal kerja untuk
transaksi awal
2. Transaksi tidak
efisien.
Pengelolaan
transaksi lebih
rumit dengan nilai
ekonomi kecil (nilai
penjualan
pernasabah kecil –
kecil dan berkali-
kali)
harus
menyediakan buku
tabungan
2. Pencatatan oleh
Bank Sampah
lebih ribet
3. Nasabah tidak bisa
langsung
menikmati hasil
penjualan sampah
4. Resiko terjadi
konflik
TANTANGAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH
• Proses transaksi yang lama karena penerimaan, penimbangan,
pencan karena atata, pembayaran, pemilahan untuk jenis sampah
untuk masing-masing nasabah.
• Konsumen tidak mendapat insentif karena model bisnis bank
sampah yang tidak tepat
• Harga yang rendah dank arena long production chains
• Fasilitas dan infrastruktur yang terbatas
MODEL BANK SAMPAH
• Bank Sampah dengan Akun Individu
1. Masing-masing nasabah mendapatkan keuntungan dari
sampah yang dipilah dan dikumpulkan. Sampah diterima,
ditimbang, dicatat dan dibayar sesuai dengan akun pribadi
2. Nasabah bisa individu, rumah tangga, atau group
26
3. Pembayaran bisa tunai bisa tabungan
• Bank Sampah Tanpa Akun
1. Pemilahan dan pengumpulan di lakukan oleh bank sampah
tanpa mengetahui sampah siapa itu
2. Keuntungan digunakan untuk kegiatan social
3. Rumah tangga yang melakukan pemilahan dan tidak
melakukan pemilahan akan mendapatkan keuntungan yang
sama
MODEL 1: BANK SAMPAH DENGAN AKUN INDIVIDU
• Kelebihan :
1. Dokumentasi data nasabah tercatat lebih baik
2. Data setoran nasabah terdokumentasi
3. Adanya insentif untuk nasabah sehingga mendorong tingkat
partisipasi masyarakat
4. Memungkinkan untuk digabungkan dengan usaha
• Kekurangan
1. Pencatatan lebih kompleks
2. Membutuhkan waktu lebih lama
3. Ada risiko kerugian akibat perbedaan penimbangan sampah
pembelian dan penjualan
4. Biaya operasional tinggi (buku tabungan, SDM lebih banyak)
5. Nasabah lari ke pengepul jika harga dibawah pengepul
Potensi Peningkatan
1. Menggunakan mobile application untuk mencatat sampah dan
aspek administrasi
27
2. Mengintegrasikan bank sampah dengan bisnis lain untuk
meningkatkan loyalitas nasabah, misalnya mini market,
asuransi dan tabungan bank
MODEL 2: BANK SAMPAH TANPA AKUN
• Kelebihan
1. Sistem pencatatan lebih sederhana
2. Efisiensi dan hemat waktu dan SDM
3. Tidak ada risiko kerugian akibat perbedaan penimbangan
sampah
• Kekurangan
1. Detail informasi tentang nasabah tidak diketahui atau tidak
terdokumentasi
2. Karena tidak ada keuntungan atau kerugian pribadi,
masyarakat yang memilah dan tidak memilah tidak ada
bedanya sehingga dapat memicu dan menularkan rasa malas
memilah sampah daur ulang
MANAJEMEN BANK SAMPAH
1. Pengepul
• Beli di pangkalan individu, dan jual lebih lanjut kelapak atau
perusahaan
• Secara aktif mencari bank sampah, tidak ada lokasi atau tempat
bisnis
• Tawarkan harga yang lebih rendah
28
• Hanya menerima limbah daur ulang spesifik tetapi lebih dari
pengrajin
2. Pelapak
• Ada yang spesifik dan umum ‘pelapak’
• Pelapak spesifik hanya menerima satu atau dua jenis limbah
sedangkan pelapak umum menerima semua jenis limbah
• Menawarkan harga yang lebih baik daripada pengepul pelapak
penawaran khusus harga sangat tinggi tetapi dengan persyaratan
khusus.
• Potensi untuk kerjasama yang lebih lama
3. Perusahaan pencacah plastic
• Hanya menerima plastic, beberapa kali sangat spesifik
• Permintaan plsatik yang tinggi dengan kapasitasdua sampai lima
ton per hari danberpotensi untuk pembeli yang terus menerus
• Menawarkan harga sangat tinggidibandingkan dengan pembeli
lain
4. Pengrajin
• Industri skala kecil atau rumahan dan industry menengah
• Permintaan limbah daur ulang sangat spesifik
• Volume permintaan berfluktuasi, tergantung pada musim
• Kesediaan membayar relative tinggi
• Jumlah pengrajin terbatas
29
LAMPIRAN
Cara Pembuatan Pupuk Kompos Takakura
Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan
kesuburan tanah yang terbuat dari sampah-sampah organic atau
sampah rumah tangga. Apabila sampah kering dapat dikembangkan
dalam sistem bank sampah, maka sampah organik semacam sampah
basah sisa-sisa bahan makanan yang dapat membusuk. Dengan ini
sampah yang ada tetap dapat diolah berdasarkan jenisnya. Sampah
organic dapat diolah dengan beberapa cara untuk dapat dijadikan
sebagai pupuk kompos.
Salah satu pupuk
kompos yang dikembangkan
oleh Tim KKN Alternatif 1
Universitas Negeri Semarang
di Desa Duren adalah jenis
pupuk kompos takakura yang
menggunakan keranjang sebagai media
pembuatannya.
Cara pembuatan pupuk kompos dengan media keranjang
takakura dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan seperti dedak
dan sekam dengan perbandingan sebesar 1:1. Kemudian
mempersiapkan starter mikroorganisme yang terdiri dari beberapa bahan
yaitu ragi, gula merah, air dengan perbandingan masing masing 1:1:1.
Dedak dan sekam dengan perbandingan yang telah tertulis sebelumnya
dicampurkan hingga tercampur merata baru kemudian diberi larutan
starter mikroorganisme. Bahan yang telah tercampur tersebut disiram
Dok. Pelatihan pembuatan pupuk kompos takakura
30
dengan air bersih secukupnya. Semua bahan tesebut mulai dari awal
pencampuran langsung diletakkan dalam keranjang takakura yang
didalamnya telah diberi lapisan karpet dengan tujuan tetap menjaga
suhu udara di dalam keranjang sehingga tidak menimbulkan belatung
atau kerusakan yang menyebabkan kompos gagal. Keranjang yang telah
dilapisi karpet tersebut ditutup rapat dan didiamkan selama 2 hari.
Setelah 2 hari tersebut dapat dimasukkan sampah sampah organik yang
sebelumnya dipotong kecil untuk memudahkan proses pembusukan.
Sampah yang telah dimasukkan ke keranjang diaduk rata dan begitu
seterusnya jika pada hari-hari selanjutnya menambahkan sampah untuk
dimasukkan ke keranjang agar proses pembusukan bisa terjadi secara
merata pada setiap bagian. Dalam waktu sekitar 2 minggu hingga 1
bulan kompos takakura sudah dapat untuk digunakan seperti pupuk
kompos pada umumnya.
Dok. Tahapan pembuatan pupuk kompos takakura