Tht

40
1 BAB 1 PENDAHULUAN Corpus alienum atau benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT) adakalanya merupakan masalah kesehatan keluarga, yang biasanya terjadi pada anak- anak. Bahan- bahan asing yang sering ditemukan biasanya merupakan makanan, mainan, dan peralatan rumah tangga yang kecil. Diagnosis pada pasien sering terlambat karena penyebab biasanya tidak terlihat, dan gejalanya tidak spesifik, dan sering terjadi kesalahan diagnosis pada awalnya. Sebagian besar benda asing pada telinga dan hidung dapat dikeluarkan oleh dokter yang sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal. Pengeluaran benda asing lazim dilakukan dengan forceps, irigasi dengan air, dan kateter hisap. Benda asing pada laring atau trakea merupakan keadaan yang darurat dan memerlukan konsultasi bedah. Hasil pemeriksaan radiografi biasanya normal. Endoskopi lunak ataupun kaku sering digunakan untuk memperkuat diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing. Dokter harus memiliki beberapa kecurigaan untuk benda asing pada anak-anak dengan gejala saluran nafas atas yang tidak dapat

description

eeff3FfFf4f

Transcript of Tht

Page 1: Tht

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Corpus alienum atau benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok

(THT) adakalanya merupakan masalah kesehatan keluarga, yang biasanya terjadi

pada anak- anak. Bahan- bahan asing yang sering ditemukan biasanya merupakan

makanan, mainan, dan peralatan rumah tangga yang kecil. Diagnosis pada

pasien sering terlambat karena penyebab biasanya tidak terlihat, dan gejalanya

tidak spesifik, dan sering terjadi kesalahan diagnosis pada awalnya. Sebagian

besar benda asing pada telinga dan hidung dapat dikeluarkan oleh dokter yang

sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal. Pengeluaran benda asing lazim

dilakukan dengan forceps, irigasi dengan air, dan kateter hisap. Benda asing pada

laring atau trakea merupakan keadaan yang darurat dan memerlukan konsultasi

bedah. Hasil pemeriksaan radiografi biasanya normal. Endoskopi lunak ataupun

kaku sering digunakan untuk memperkuat diagnosis dan untuk mengeluarkan

benda asing. Dokter harus memiliki beberapa kecurigaan untuk benda asing pada

anak-anak dengan gejala saluran nafas atas yang tidak dapat diterangkan. Sangat

penting untuk mengetahui anatomi dan indikasi untuk dirujuk pada subspesialis.

Kekerapan benda asing pada bidang THT terjadi pada anak maupun

dewasa dengan atau tanpa penyakit mental. Dokter keluarga biasanya dapat

mengeluarkan benda asing tersebut, namun hal ini bergantung pada beberapa

faktor seperti lokasi dari benda asing, bahan material benda asing, apakah

benda berupa bahan yang mudah diambil ( lembut dan irregular) atau tidak

mudah diambil (keras dan bulat), ketrampilan dokter dan kerjasama pasien.

Page 2: Tht

2

BAB II CORPUS

ALIENUM

Definisi

Corpus alienum adalah benda asing yang berasal dari luar atau dalam tubuh

yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh. (1)

Jenis-jenis

Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen,

biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh

disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau

gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organic seperti kacang-kacangan (yang

berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka binatang) dan

zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, dan lain-lain. Benda asing eksogen cair

dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-

iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen dapat berupa secret kental,

darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan, membran difteri, bronkolit. Cairan

amnion, mekonium dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat proses

persalinan.

Page 3: Tht

3

BAB III

CORPUS ALIENUM PADA PASIEN THT

Benda Asing di Telinga

Liang telinga luar terdiri dari cartilago dan tulang yang dilapisi oleh

periosteum dan kulit. Bagian tulang merupakan bagian yang sangat sensitive. Karena

itulah percobaan mengeluarkan benda asing di telinga terasa sangat sakit. Liang

telinga luar menyempit pada bagian persambungan antara cartilago dan tulang. Benda

asing dapat terjepit disini sehingga membuat semakin sulit pada pengangkatan benda

asing. Percobaan mengambil benda asing dapat membuat benda tersebut semakin

masuk kedalam dan tersangkut pada tempat penyempitan tersebut. Maka dari itu

perlu pencahayaan yang kuat dan alat yang memadai. Biasanya alat yang digunakan

adalah alat yang masuk ke telinga, magnet untuk bahan dari logam, irigasi telinga,

dan mesin dengan alat hisap. (1)

Gejala

Gambar . Letak predileksi benda asing di telinga

Pada beberapa kasus pasien dengan benda asing di telinga adalah tanpa gejala,

dan pada anak-anak ditemukan secara kebetulan. Pasien yang lain mungkin merasa

sakit dengan gejala seperti otitis media, pendengaran berkurang, atau rasa penuh

ditelinga. Beberapa kasus sering ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari 8

tahun

Page 4: Tht

4

Benda asing yang sering terdapat pada telinga adalah manik-manik, mainan plastik,

kelereng, biji jagung. Serangga lebih sering pada pasien berumur lebih dari 10 tahun.

Terkadang pada anak-anak umur kurang dari 10 tahun pengambilan benda asing

perlu dilakukan anestesi umum.(3)

Diagnosa

Benda asing dalam telinga dapat dilihat oleh dokter yang kompeten dengan

langsung melihat ke dalam telinga menggunakan otoskop. Pada anak-anak perlu

dicurigai adanya benda asing yang jumlahnya lebih dari satu ataupun lubang lain

yang juga terlibat (mulut, dan hidung) yang juga harus diperiksa.(4)

Gambar . Pemeriksaan telinga dengan otoskop

Gambar . Benda asing dalam liang telinga

Page 5: Tht

5

Penatalaksanaan

Pada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara hati- hati.

Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan benda asing dapat

keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing masuk lebih dalam

maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak dianjurkan untuk mengorek

telinga sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam dan menyebabkan ruptur

membran timpani atau dapat melukai liang telinga.

Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di teinga:

Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk

mengambil benda dengan bantuan otoskop

Suction dapat digunakan untuk menghisap benda

Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat

membuat benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan

debris.

Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari

logam

Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa

sakit dan takut.

Serangga dalam liang telinga, biasanya diberikan lidocain atau

minyak, lalu diirigasi dengan air hangat.

Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari

sampai seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.

Page 6: Tht

6

Benda Asing di Hidung

Benda asing sebagai penyebab sumbatan hidung hampir selalu ditemukan

pada anak-anak. Anak-anak cenderung memasukan benda-benda kecil dalam hidung.

Benda asing yang lazim ditemukan adalah manik-manik, kancing, kacang, kelereng,

dan karet penghapus. Bila benda tersebut belum lama dimasukan, maka tidak atau

hanya sedikit mengganggu, kecuali bila benda tersebut tajam atau sangat besar.

Page 7: Tht

7

Gejala

Gejala yang lazim adalah obstruksi unilateral dan secret yang berbau. Benda

asing umumnya ditemukan di anterior vestibulum atau pada meatus inferior sepanjang

dasar hidung. Tidak satupun benda asing boleh dibiarkan dalam hidung oleh karena

bahaya nekrosis dan infeksi sekunder yang mukin timbul, dan kemungkinan aspirasi

kedalam saluran pernapasan bawah. (5)

Gambar . Letak predileksi benda asing di hidung

Diagnosa

Untuk memeriksa hidung bagian dalam dapat digunakan speculum hidung dan

penlight. Pada inspeksi akan telihat benda asing yang terjepit dalam hidung.

Page 8: Tht

8

Gambar . Pemeriksaan rhinoskopi anterior

Page 9: Tht

9

Penatalaksanaan

Gambar . Benda asing dalam hidung

Pengangkatan dapat dilakukan di klinik pada anak yang kooperatif, setelah

sebelumnya dioleskan suatu anastetik topical dan vasokonstriktor misalnya kokain.

Suatu kait buntu yang diselipkan di belakang benda tersebut atau suatu forsep

alligator yang kecil akan sangat membantu. Kadang diperlukan anestesi umum untuk

mengeluarkan benda tersebut.(6)

Benda Asing di Laring, Trakea, dan Bronkus

Setelah benda asing teraspirasi, maka benda asing tersebut dapat tersangkut pada 3

tempat anatomis yaitu, laring, trakea atau bronkus.Dari semua aspirasi benda asing, 80–

90% diantaranya terperangkap di bronkus dan cabang-cabangnya.Pada orang dewasa,

benda asing bronkus cenderung tersangkut di bronkus utama kanan, karena sudut

konvergensinya yang lebih kecil dibandingkan bronkus utama kiri.

Benda asing yang lebih besar lebih banyak tersangkut di laring atau trakea

Page 10: Tht

10

Gejala

Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi

benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk dan ukuran benda

asing. Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung,

nasofaring, laring, trakea dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat

tersangkut di orofaring, hipofaring, tonsil, dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau

dapat juga tersedak masuk ke dalam laring, trakea dan bronkus. Gejala yang timbul

bervariasi, dari tanpa gejala hingga kematian sebelum diberikan pertolongan akibat

sumbatan total. Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing saluran napas akan

mengalami 3 stadium.

Stadium pertama merupakan gejala permulaan yaitu batuk- batuk hebat secara

tiba-tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di

tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera.

Pada stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatis.

Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-refleks akan melemah dan gejala

rangsangan akut menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan

keterlambatan diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda

asing karena gejala dan tanda yang tidak jelas.

Pada stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi

atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk,

hemoptisis, pneumonia dan abses paru. Benda asing di laring dapat menutup laring,

tersangkut di antara pita suara atau berada di subglotis. Gejala sumbatan laring

tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi) benda asing. Sumbatan total di laring

akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanya kematian mendadak karena terjadi

asfiksia dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh timbulnya spasme laring

dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apnea dan sianosis. Sumbatan tidak

total di laring dapat menyebabkan disfonia sampai afonia, batuk yang disertai serak

(croupy cough), odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis, dan rasa subjektif dari benda

asing (penderita akan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing tersebut

tersangkut) dan dispnea dengan derajat bervariasi. Gejala ini jelas bila benda asing

masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih

menyisakan reaksi laring oleh karena adanya edema.(2)

Page 11: Tht

11

Diagnosa

Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan

radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda asing

yang bersifat radioopak dapat dibuat rongent foto segera setelah kejadian, benda asing

radiolusen dibuatkan rongent foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam

kejadian belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24

jam baru tampak tanda-tanda atelektasis atau emfisema.Video fluoroskopi merupakan

cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada

saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. Pemeriksaan laboratorium

darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta

tanda-tanda infeksi saluran napas. (2)

Page 12: Tht

12

Penatalaksanaan

Untuk dapat menanggulangi kasus aspirasi benda asing dengan cepat dan tepat,

perlu diketahui dengan baik lokasi tersangkutnya benda asing tersebut. Secara prinsip

benda asing di saluran napas dapat ditangani dengan pengangkatan segera secara

endoskopik dengan trauma minimum. Umumnya penderita dengan aspirasi benda

asing datang ke rumah sakit setelah melalui fase akut, sehingga pengangkatan secara

endoskopik harus dipersiapkan seoptimal mungkin, baik dari segi alat maupun

personal yang telah terlatih. Penderita dengan benda asing di laring harus mendapat

pertolongan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit.

Cara lain untuk mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah

dengan cara perasat dari Heimlich (Heimlichmaneuver), dapat dilakukan pada anak

maupun dewasa.

Menurut teori Heimlich, benda asing yang masuk ke dalam laring ialah pada saat

inspirasi. Dengan demikian paru penuh dengan udara, diibaratkan sebagai botol plastik

yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatnya akan terlempar keluar.

Komplikasi perasat Heimlich adalah kemungkinan terjadinya ruptur lambung atau hati

dan fraktur kosta. Oleh karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan

menggunakan kepalan tangan tetapi cukup dengan dua buah jari kiri dan kanan. Pada

sumbatan benda asing tidak total di laring perasat Heimlich tidak dapat digunakan.

Dalam hal ini penderita dapat dibawa ke rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas

endoskopik berupa laringoskop dan bronkoskop.(2)

Page 13: Tht

13

Gambar . Benda asing di laring pada pemeriksaan foto Rontgen

Gambar . Duri ikan pada laring tampak pada endoskopi

Gambar . Benda asing pada bronkus principalis dekstra

Page 14: Tht

14

Benda Asing di Orofaring dan Esofagus

Benda asing dapat masuk ke saluran cerna bagian atas. Orofaring terinervasi

maka pasien dapat menunjukan benda asing pada orofaring. Luka gores atau lecet

pada mukosa orofaring dapat menimbulkan sensasi benda asing. Benda asing yang

Page 15: Tht

15

terlalu lama dapat menyebabkan infeksi jaringan lunak sekitar dari

tenggorokan dan leher (7)

Esofagus merupakan struktur berbentuk tabung sepanjang 20-25cm. pasien

biasanya dapat menunjukan benda asing jika berada pada esofagus bagian atas tapi

akan sulit jika berada pada esophagus bagiah bawah. Esophagus memiliki 3 tempat

penyempitan dimana biasanya benda asing terperangkap yaitu: upper esophageal

sphincter(UES), crossover aorta, lower esophageal sphincter(LES). Struktur

abnormal dari esophagus termasuk striktur, web, divertikel, dan keganasan

meningkatkan kejadian benda asing yang terperangkap dan sama halnya dengan

gangguan motorik seperti scleroderma, spasme esophageal difus, atau achalasia.(7)

Gambar . Anatomi esofagus

Gejala

Gejala orofaring biasanya terdapat sensasi benda asing terutama setelah

memakan ayam ataupun ikan. Rasa tidak nyaman dari ringan sampai berat. Pasien

biasanya mengeluh sulit menelan atau tidak dapat mengontrol air liur. Biasanya

pasien dapat melokalisir benda asing tersebut.(7)

Page 16: Tht

16

Gejala esophagus biasanya akut dengan riwayat mencerna. Ketidaknyamanan

padaepigastrium menandakan bahwa benda asing terperangkap pada LES. Disfagia

biasa dikeluhkan oleh pasien dewasa dengan ketidakmampuan mengendalikan sekresi

air liur. Pada pasien anak biasanya tidak terdapat gejala yang khas. Orang tua

biasanya yang memberitahu kepada dokter bahwa anaknya telah menelan sesuatu.

Rasa tersumbat ditenggorok, muntah, dan sakit tenggorokan biasanya muncul. Jika

benda asing berlangsung lama maka biasanya anak menjadi tidak ingin makan, rewel,

gagal tumbuh, demam, stridor, gejala pulmonal seperti pneumonia yang berulang

yang berasal dari aspirasi. Benda asing esophagus yang besar pada UES dapat

mendesak trakea sehingga menyebabkan stidor dan membahayakan pernafasan.(7)

Diagnosis

Benda asing pada orofaring biasanya dapat terlihat dan mudah diambil. Pada

pasien yang kooperatif dapat dilakukan laringoskopi indirect atau nasofaringoskopi

serat optik. Foto Rontgen polos esophagus servikal dan torakal anteroposterior dan

lateral dilakukan pada pasien yang menelan benda asing terutama logam. Sehingga

dapat diketahui letak dari benda asing di esophagus. Endoscopi dilakukan pada pasien

dimana jalan nafas ikut terlibat dan sudah timbul komplikasi. Jika belum jelas maka

dapat dilakukan CT scan sebelum endoskopi.(7)

Penatalaksanaan

Benda asing di esophagus dikeluarkan dengan esofagoskopi menggunakan

cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut. Bila benda asing telah berhasil

dikeluarkan harus dilakukan esofagoskopi ulang untuk melihat adanya kelainan-

kelainan esophagus yang telah ada sebelumnya. Benda asing tajam yang tidak

berhasil dikeluarkan dengan esofagoskopi harus dikeluarkan dengan pembedahan

yaitu servikotomi, torakotomi, atau esofagotomi, tergantung lokasi benda asing. Bila

dicurigai adanya perforasi yang kecil segera dipasang pipa nasogaster agar pasien

tidak menelan makanan ataupun ludah dan diberikan antibiotika bersprektm luas

selama 7-10 hari untuk mencegah timbulnya sepsis.(8)

Page 17: Tht

17

Gambar . Koin dalam esophagus pada foto Rontgen AP

Gambar . Koin dalam esophagus pada foto Rontgen lateral

Page 18: Tht

18

Gambar . Koin dalam esophagus pada pemeriksaan endoskopi

Page 19: Tht

19

BAB IV

SERUMEN

Serumen biasanya ditemukan di kanalis akustikus eksternus yang merupakan

pertahanan penting dalam upaya mencegah terjadinya infeksi. Meskipun demikian, orang

terkadang mengabaikan pentingnya kebersihan telinga. Keadaan ini akan terus berlanjut

dan menyebabkan hilangnya pertahanan terhadap infeksi dan kemudian dapat pula

mengakibatkan sumbatan oleh serumen, yang menunjukkan gejala berupa gangguan

pendengaan. (12)

DEFINISI SERUMEN

Serumen adalah suatu campuran dari material sebasea dan sekresi apokrin dari

kelenjar seruminosa yang bersatu dengan epitel deskuamasi dan rambut. (5)

Kata serumen umumnya disinonimkan dengan earwax (lilin telinga), namun ada pendapat

yang mengatakan bahwa secara teknis kedua kata ini berbeda. Serumen ditujukan hanya

pada hasil sekresi dari kelenjar seruminosa pada kanalis akustikus eksternus, dan ini

merupakan salah satu unsur yang membentuk earwax. Komponen lainnya berupa lapisan

besar hasil deskuamasi keratin skuamosa (sel-sel mati, penumpukan sel pada lapisan

luar kulit), keringat, sebum dan bermacam-macam substansi asing. Subtansi asing ini

dapat berupa zat-zat eksogen yang dapat masuk ke kanalis akustikus eksternus,

contohnya spray rambut (hair spray) sampo, krim untuk mencukur janggut, bath oil,

kosmetik, kotoran dan sejenisnya.

Page 20: Tht

20

KOMPOSISI DAN PRODUKSI SERUMEN

Kelenjar seruminosa terdapat di dinding superior dan bagian kartilaginosa kanalis

akustikus eksternus. Sekresinya bercampur dengan sekret berminyak kelenjar sebasea dari

bagian atas folikel rambut membentuk serumen. Serumen membentuk lapisan pada kulit

kanalis akustikus eksternus bergabung dengan lapisan keratin yang bermigrasi untuk

membuat lapisan pelindung pada permukaan yang mempunyai sifat antibakteri.terdapat

perbedaan besar dalam jumlah dan kecepatan migrasi serumen. Pada beberapa orang

mempunyai jumlah serumen sedikit sedangkan lainnya cenderung terbentuk massa

serumen yang secara periodik menyumbat liang telinga. (3)

Gambar. Serumen pada cotton bud, tipe basah dan tipe kering

Page 21: Tht

21

PENANGANAN SERUMEN

Mengeluarkan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat-alat.

Irigasi yang merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus

tetapi hanya boleh dilakukan bila membran timpani pernah diperiksa sebelumnya.

Perforasi membran timpani memungkinan masuknya larutan yang terkontaminasi ke

telinga tengah dan dapat menyebabkan otitis media. Semprotan air yang terlalu keras

kearah membran timpani yang atrofi dapat menyebakan perforasi. Liang telinga dapat

diirigasi dengan alat suntik atau yang lebih mudah dengan botol irigasi yang diberi

tekanan. Liang telinga diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang

dengan pandangan langsung arus air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis

akustikus ekstenus sehingga arus yang kembali mendorong serumen dari belakang.

Air yang keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat dibawah telinga dengan

bantuan seorang asisten sangat membantu dalam mengerjakan prosedur ini. (3)

Page 22: Tht

22

Gambar . Cara Membersihkan Kanalis Akustikus Eksternus (3)

Alat-alat yang membantu dalam membersihkan kanalis akustikus eksternus adalah

jerat kawat, kuret cincin yang tumpul, cunam Hartmann yang halus. Yang penting

pemeriksaan harus dilakukan dengan sentuhan lembut karena liang telinga sangat sensitif

terhadap alat-alat. Dinding posterior dan superior kanalis akustikus eksternus kurang

sensitif sehingga pelepasan paling baik dilakukan disini. Kemudian serumen yang

lepas dipegang dengan cunam dan ditarik keluar. (3)

Page 23: Tht

23

Gambar . Memasang kapas pada ujung aplikator dengan memutar aplikator (1)

Page 24: Tht

24

Pemeriksaan gendang telinga mungkin pembersihan lebih lanjut dengan

irigasi. Penghisapan digunakan untuk mengeluarkan serumen yang basah dan untuk

mengeringkan liang ini. Dapat juga digunakan aplikator logam berujung kapas.

Massa serumen yang keras harus lebih dahulu dilunakkan sebelum pengangkatan

untuk menghindari trauma. Zat yang dapat digunakan adalah gliserit peroksida dan

dipakai 2-3 hari sebelum dibersihkan.

Obat pengencer serumen harus digunakan dengan hati-hati, karena enzim atau

bahan kimianya sering dapat mengiritasi liang telinga dan menyebabkan otitis eksterna. (3)

Membersihkan serumen dari lubang telinga tergantung pada konsistensi serumen itu.

Bila serumen cair, maka dibersihkan dengan mempergunakan kapas yang dililitkan pada

peilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret, sedangkan

apabila dengan cara in sukar dikeluarkan, dapat diberikan karbol gliserin 10% dulu selama

3 hari untuk melunakkannya. Atau dengan melakukan irigasi teinga dengan air yang

suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Perlu diperhatikan sebelum melakukan irigasi

telinga, riwayat tentang adanya perforasi membran timpani, oleh karena pada keadaan

demikian irigasi telinga tidak diperbolehkan. Sumbatan lubang telinga oleh pelepasan kulit

sebaiknya dibersihkan secara manual dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas

daripada dengan irigasi.

Page 25: Tht

25

Penyemprotan telinga

Beberapa serumen bisa dilunakkan, ini bisa dikeluarkan dari kanalis telinga

dengan cara irigasi. Larutan irigasi dialirkan di canalis telinga yang sejajar dengan lantai,

mengambil serumen dan debris dengan larutan irigasi mengunakan air hangat (37oC),

larutan sodium bicarbonate atau larutan dan cuka untuk mencegah sekunder infeksi. (11)

Gambar .Cara Penyemprotan Telinga (5)

Page 26: Tht

26

Metode Kuretase

Gambar. Metode Kuretase untuk mengambil Serumen (6)

Serumen biasanya diangkat dengan sebuah kuret dibawah pengamatan langsung.

Perlu ditekankan disini pentingnya pengamatan dan paparan yang memadai,.

Umumnya kedua faktor tersebut paling baik dicapai dengan penerangan cermin kepala dan

suatu speculum sederhana. Irigasi dengan air memakai spuit logam khusus juga sering

dilakukan. Akhir- akhir ini sebagian dokter lebih memilih suatu alat irigasi yang biasa

digunakan pada kedokteran gigi. Sementara aurikula ditarik ke atas belakang untuk

meluruskan lubang telinga, air dengan suhu tubuh dialirkan dengan arah

posterosuperior agar dapat lewat diantara massa serumen dengan dinding belakang

lubang telinga. Namun pada sejumlah kasus, sekalipun irigasi telah beberapa kali

dilakukan, pasien masih saja mengeluhkan telinga yang tesumbat dan pada pemeriksaan

masih terdapat sumbat yang besar. Pada kasus demikian, kadang-kadang dilakukan

pengisapan. Forsep alligator tipe Hartmann juga berguna pada sumbat yag keras. Dalam

melakukan irigasi perlu berhati-hati agar tidak merusak membran timpani. Jika tidak

dapat memastikan keutuhan membran timpani, sebaiknya irigasi tidak dilakukan.

Page 27: Tht

27

Gambar .Pengambilan Serumen dengan Suction

Page 28: Tht

28

DAFTAR PUSTAKA

Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Napas. In: Soepardi EA, Iskandar N.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher edisi 6.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 259-65.

Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.

University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am Fam

Physician. 2007, Oct 15; 76(8): 1185-89.

Hilger PA. Penyakit Hidung. Dalam: BOEIS Buku Ajar Penyakit THT.

Editor: Adams GL, Boeis LR, Higler PA. Edisi ke-6. EGC. 1997. Hal 238-9.

Yunizaf M. Benda Asing di Esofagus. In: Soepardi EA, Iskandar N. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher edisi 6. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI. 2008. Hal. 301.

Strom M.D Marshall. Manual of Otolaryngology. Brown and Company Boston

Toronto.

Nurbaiti I. Prof, Dr., Sp.THT., Efiaty A.S. Dr., Sp.THT., Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung dan Tenggorok. Edisi 5. 2004. Balai Penerbit FKU1, Jakarta.Guest

J. F., Greener M. J., Robinson A. C., Impacted Cerumen: compotition, production,

epidemiology and management. Available at Retrieved from

http://qjmed.oxfordjournals.org/cgi/content/full/97/8/477

Earwax : Review and Clinical Update March 26, 2008 Available at Retrieved from

http://en.wikipedia.org/wiki/Earwax

Page 29: Tht

29