Theoritical Mapping

45
THEORITICAL MAPPING No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN KONSEP TEORI / HIPOTESIS NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK HASIL PENELITIAN KET 1 S. Menzel, G Bjune, G. Kronvall, Lymphocyte transformation test (LTT) in healthy contacts of patients with leprosy. I. Influence of exposure to leprosy within a household. International Journal of Leprosy, Vol 47. No 2. Tahun 1979 hal 138 – 152. Narakontak serumah dan respon limfosit T: mengetahui respon LTT terhadap antigen M. leprae pada narakontak serumah penderita lepra (tipe tuberculoid dan tipe lepromatous ). KT : Terdapat perbedaan respon imun berdasarkan tipe lepra H : Terdapat perbedaan respon LTT antara narakontak serumah penderita lepra (tipe tuberculoid dan tipe lepromarous ) dengan 90 narakontak serumah penderita lepra (53 narakontak dari penderita dengan tipe lepromatous dan 37 narakontak dari penderita dengan tipe tuberculoid ) dan 91 orang sehat sebagai kontrol. Uji statistik : Mann Whitney dan Wilcoxon. Tingkat kemaknaan p < 0,05 Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Metode pemeriksaan LTT 2. Pada saat Narakontak serumah penderita tipe lepromatous menunjukkan respon LTT terhadap antigen M.leprae yang lebih tinggi bermakna dibandingkan kel kontrol. Narakontak serumah penderita tipe tuberculoid tidak menunjukkan respon LTT 1

Transcript of Theoritical Mapping

Page 1: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

1 S. Menzel, G Bjune, G. Kronvall, Lymphocyte transformation test (LTT) in healthy contacts of patients with leprosy. I. Influence of exposure to leprosy within a household. International Journal of Leprosy, Vol 47. No 2. Tahun 1979 hal 138 – 152.

Narakontak serumah dan respon limfosit

T: mengetahui respon LTT terhadap antigen M. leprae pada narakontak serumah penderita lepra (tipe tuberculoid dan tipe lepromatous).

KT : Terdapat perbedaan respon imun berdasarkan tipe lepra

H : Terdapat perbedaan respon LTT antara narakontak serumah penderita lepra (tipe tuberculoid dan tipe lepromarous) dengan kel kontrol.

90 narakontak serumah penderita lepra (53 narakontak dari penderita dengan tipe lepromatous dan 37 narakontak dari penderita dengan tipe tuberculoid ) dan 91 orang sehat sebagai kontrol. Uji statistik : Mann Whitney dan Wilcoxon. Tingkat kemaknaan p < 0,05

Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi :1. Metode pemeriksaan LTT2. Pada saat penelitian nanti,

perlu diperhatikan bahwa tipe penderita lepra dapat menyebabkan respon LTT yang berbeda pada narakontak serumah

Narakontak serumah penderita tipe lepromatous menunjukkan respon LTT terhadap antigen M.leprae yang lebih tinggi bermakna dibandingkan kel kontrol.

Narakontak serumah penderita tipe tuberculoid tidak menunjukkan respon LTT terhadap antigen M.leprae yang berbeda dibandingkan kel kontrol

1

Page 2: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

2 S. Menzel, G Bjune, G. Kronvall, Lymphocyte transformation test (LTT) in healthy contacts of patients with leprosy. II. Influence of consangunity with the patient, sex and age. International Journal of Leprosy, Vol 47. No 2. Tahun 1979 hal 153 – 160.

Faktor risiko lepra pada narakontak serumah dan respon limfosit

T : Mengevaluasi pengaruh faktor genetik, sex dan umur terhadap antigen M. leprae dengan mengukur respon LTT pada narakontak serumah penderita lepra (tipe tuberculoid dan tipe lepromatous).

KT : Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan lepra

H : Ada perbedaan respon LTT terhadap antigen M. leprae berdasarkan genetik, sex, dan kelompok umur pada narakontak serumah penderita lepra.

90 narakontak serumah penderita lepra (53 narakontak dari penderita dengan tipe lepromatous dan 37 narakontak dari penderita dengan tipe tuberculoid ) dan 91 orang sehat sebagai kontrol. Genetik diukur dengan 50% gen berasal dari penderita lepra, 25% gen berasal dari penderita lepra dan tidak ada pertalian darah. Kategori kelompok umur: 6 – 14 tahun, 15 – 49 tahun dan > 50 tahun. Uji statistik : Mann Whitney, Wilcoxon dan korelasi Pearson. Tingkat kemaknaan p < 0,05

Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi :Pada saat penelitian nanti, perlu diperhatikan bahwa variabel umur dan jenis kelamin dapat mempengaruhi respon LTT pada narakontak serumah, khususnya narakontak yang berasal dari pasien lepromatous aktif.

Tidak ada perbedaan bermakna respon LTT berdasarkan hubungan pertalian darah/kekerabatan.Ada hubungan negatif bermakna antara respon LTT dengan umur narakontak serumah dari pasien lepromatous aktif.Narakontak serumah laki-laki dari pasien lepromatous aktif menunjukkan respon LTT yang lebih besar bermakna dibandingkan jenis kelamin wanita.

2

Page 3: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

3 Mathur Narendra K, Sharma M, Mangal HN, Rai SML, 1984; Serum Zinc Levels in Subtypes of Leprosy; International Journal of Leprosy, Vol 52. No 3. halaman 327 - 330

Status Zn dan tipe penyakit lepra

T: menentukan kadar seng serum pada berbagai tipe penyakit lepra.

KT : Terdapat hubungan antara status Zn dengan tipe lepra

H : Ada perbedaan kadar seng serum berdasarkan stadium / tipe penyakit lepra

Data diambil dari 146 pasien kusta dengan berbagai tipe dan 40 orang tidak sakit kusta sebagai kontrol.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : Berdasar hasil penelitian ini, saya mempunyai hipotesa bahwa Zn pada stadium subklinik juga lebih rendah dibandingkan tipe TT.

Terdapat penurunan seng serum secara gradual dari tipe TT ke tipe LL.

4 Mathur Narendra K, Bumb Ram A, Mangal HN, Sharma ML, 1984; Oral Zinc as an Adjuct to Dapsone in Lepromatous Leprosy;International Journal of Leprosy, Vol 52. No 3. halaman 331 – 337

Pengobatan yang optimal bagi penderita lepra.

T: mengetahui pengaruh pemberian seng + Dapson terhadap CMI pada penderita lepra tipe LL

KT : Ada perbedaan kadar seng serum berdasarkan stadium / tipe penyakit lepra

H : Kelompok yg diberi seng lebih baik penyembuhannya dibandingkan yang dapson saja

25 pasien lepra tipe LL dibagi menjadi 2 kelompok.Kelompok pertama (15 orang) menerima dapson 100 mg/hari + Zn2SO4 dengan dosis 220 mg/hari.Kelompok kedua / kontrol (10 orang) menerima dapson saja.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Dosis suplemen seng 2. Senyawa seng yang dipakai

suplemen3. Zn bermanfaat bagi penyembuhan

lepra

Kelompok yang menerima seng menunjukkan perbaikan klinis yang lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol. (baik dari hasil histopatologi, bakteriologi, maupun lepromin test)

3

Page 4: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

5 Suzanne Chanteau, Jean-Louis Cartel, Jean Roux, Regis Plichart, Marie-Anne Bach. Comparison of synthetic antigens for detecting antibodies to phenolic glycolipid 1 in patients with leprosy and their household contacts; J Infect Dis, Vol 157, tahun 1988, halaman 770 - 776

Mencari antigen sintetik terbaik untuk mendeteksi antibodi PG-1

T: Mengetahui antigen sintetik yang paling baik untuk mendeteksi antibodi phenolic glycolipid 1 (PG-1)

Setelah ditemukan antibodi spesifik secara natural, maka dibuat dapat dibuat antigen sintetiknya

H : Ada perbedaan spesivisitas (sp) dan sensitivitas (se) di antara 3 macam antigen sintetik untuk mendeteksi antibodi PG-1

Tiga buah antigen akan dilihat sp dan se dalam mendeteksi antibodi pg-1,yaitu natural disaccharide-8-methoxycarbonyloctyl-BSA (NDO); natural trisaccharide-8-methoxycarbonyloctyl-BSA (NTO) dan natural trisaccharide-3-p-hydroxyphenylpropionate-BSA (NTP).Serum yang diperiksa berasal dari 850 narakontak serumah, kontrol negatif serum berasal dari 40 orang sehat di daerah non endemik (Prancis), 129 orang sehat tidak kontak dengan penderita lepra dan 22 pasien TB paru. Kontrol positif berasal dari serum 62 pasien yang positif lepra.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : Untuk menyaring penderita lepra subklinis berdasarkan pemeriksaan serologi IgM anti PGL-1, perlu memakai antigen spesifik NTP, karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang paling baik

Sensitifitas antigen NTP paling tinggi (65,5%) dibandingkan ke 2 antigen lainnya (NDO = 57% dan NTO = 55%).Spesifisitas antigen NTP paling tinggi (95,4%) dibandingkan ke 2 antigen lainnya (NDO = 93,1% dan NTO = 93,1%).Efisiensi antigen NTP paling tinggi (89,8%) dibandingkan ke 2 antigen lainnya (NDO = 85,3% dan NTO = 86,0%).

4

Page 5: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

6 Saxena Namita, Sharma RP, Singh VS, 1988; Study of Serum Zinc Levels in Leprosy; Indian Journal of Leprosy, Vol 60. No 4, Oktober 1988, halaman 556 – 561.

Status Zn dan tipe penyakit lepra

T: meneliti kadar seng serum pada berbagai tipe penyakit lepra dan dibandingkan sebelum dengan sesudah diberi Dapsone

KT : Terdapat hubungan antara status Zn dengan tipe lepra

H : Ada perbedaan kadar seng serum berdasarkan stadium / tipe penyakit lepra.Ada perubahan kadar seng serum setelah disuplementasi

Data diambil dari 75 pasien lepra dengan berbagai tipe (45 laki-laki dan 22 wanita) . Semua pasien berumur 22 – 60 tahun. Sementara itu 15 orang yang tidak sakit kusta sebagai kontrol. Pasien dan 15 orang yang sehat berasal dari kelompok sosek yang sama dan mempunyai pola pangan yang sama. Pasien diberi Dapsone, dan seng serum diukur 2 kali, yaitu sebelum minum dapsone dan 90 hari kemudian.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Saya mempunyai hipotesa bahwa Zn

pada stadium subklinik juga lebih rendah dibandingkan tipe TT.

2. Jangka waktu/lama suplementasi

Terdapat penurunan seng serum secara gradual dari tipe TT ke tipe LL. Pada pasien dengan tipe kusta TT tidak terdapat perubahan seng serum secara bermakna.Pada pasien dengan tipe lepra BT p < 0,01.Pada pasien dengan tipe lepra BB, BL dan LL p < 0,001

5

Page 6: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

7 George J, Bhatia VN, Balakrishnan S, Ramu G, 1991; Serum Zinc/Copper Ratio in Subtypes of Leprosy & Effect of Oral Zinc Therapy on Reactional States;International Journal of Leprosy, Vol 59. No 1. halaman 20 – 24

Status mikro mineral dan tipe penderita lepra

T: mengetahui perbedaan kadar seng serum, tembaga serum dan rasio Zn/Cu pada berbagai tipe penderita lepra.

KT : Telah diketahui peranan Zn dan Cu pada penyakit infeksi kronis, termasuk lepra.Cu berperan penting pada berbagai metaloenzim. Terjadinya peningkatan tembaga serum pada keadaan reaksional penderita LL H : ada perbedaan kadar Zn serum dan Cu serum berdasarkan tipe lepra

Sebanyak 225 pasien kusta dan 86 orang sehat sebagai kontrol ikut dalam penelitian ini. Dari 225 pasien tersebut dibagi menjadi 45 tipe borderline tuberculoid (BT), 31 (BL), 117 LL, 16 tipe LL dengan reaksi erythema nodosum leprosum (ENL) dan 16 tipe LL dengan rekasi ENL yang diberi seng secara oral.Analisis statistik dengan student’s t test dan Pearson and Lee’s correlation coefficient. Nilai p dibawah 1% ditetepakan sangat bermakna.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Selain seng, ada zat gizi lain yang

berhubungan dengan lepra, yaitu tembaga.

2. Seng dan tembaga saling bertolakbelakang terhadap lepra

3. Tembaga perlu diwaspadai sebagai variabel luar yang mengganggu validitas penelitian saya.

Kadar seng serum pada semua spektrum kusta lebih rendah bermakna dibandingkan kontrol orang sehat.Kadar seng serum terendah pada penderita kusta tipe LL dengan reaksi ENL, diikuti oleh tipe LL, tipe BL dan BT.Kadar tembaga serum pada semua penderita kusta lebih tinggi bermakna dibandingkan kontrol orang sehat.Rasio Zn/Cu paling besar pada LL dengan reaksi ENL bahkan reratanya mendekati kontrol orang sehat.Terdapat korelasi negatif sangat erat (r = - 0,998) antara rerata seng serum dengan tembaga serum dari kontrol orang sehat sampai penderita kusta tipe LL yang mengalami ENL

6

Page 7: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

8 Liana Schlesinger, Marianela Arevalo, Sonia Arredondo, Mirtha Diaz et al; Effect of a zinc-fortified formula on immuno-competence and growth of malnurished infants.; American Journal of Clinical Nutrition, Vol 56. 1992, halaman 491 – 498.

Fortifikasi Zn dan immunitas

T: mengetahui efek suplementasi seng terhadap immuno-competence dan pertumbuhan bayi yang gizi buruk.

KT : Zn berpengaruh pada imunitas

H : Suplementasi seng meningkatkan immuno-competence dan pertumbuhan bayi yang gizi buruk

19 bayi gizi buruk diberi susu formula yang difortifikasi zinc chloride 15 mg/L, sedangkan 20 bayi gizi buruk hanya menerima susu formula tanpa seng.Profil immun berdasarkan delayed hypersensitivity skin test . Respon limfosit terhadap PHA juga diukur.Sekresi IgA saliva diukur dengan radial immunodiffusion. Evaluasi dilakukan saat sebelum perlakuan, hari ke 30, 60 dan 105.

Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Senyawa seng yang dipakai suplemen2. Jangka waktu/lama suplementasi3. Metode pengukuran respon limfosit

terhadap PHA, dengan menghitung net cpm = cpm distimulasi PHA – cpm yang tidak distimulasi

4. Memperkuat hipotesa saya, bahwa suplementasi seng berpengaruh terhadap respon imun.

Bayi yang disuplementasi seng secara signifikan lebih tinggi pertumbuhan liniernya, fungsi imunnya membaik ditandai dengan konversi delayed hypersensitivity skin reaction mereka, terpacunya respon lymphoproliferative terhadap PHA dan meningkatnya konsentrasi IgA saliva.

7

Page 8: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

9 Mennen U, Howells C, Wiese AJ ; Serum Zinc, Sodium, Magnesium and Potassium Levels and Standard Diet in Leprosy Patient; Indian J Lepr, Vol 65. No 4. 1993 halaman 415 - 421

Berbagai zat gizi mikro dan tipe lepra

T: mengetahui perbedaan kadar seng serum, sodium, potasium, magnesium dan kalsium pada penderita kusta dengan orang sehat

KT : Peran Zn terhadap perkembangan dan pemeliharaan pertahanan tubuh telah diketahui. Selain Zn juga terdapat zat gizi lainnya seperti Ca, Mg, Na dan K yang berhubungan dengan penyakit lepraH : Ada perbedaan status Zn, K, Na, Mg dan Ca penderita lepra berbagai tipe dengan orang sehat

Data diambil dari 64 pasien kusta dengan berbagai tipe dan 86 orang tidak sakit kusta sebagai kontrol. Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : Asupan zat gizi mikro lainnya perlu dikendalikan pada saat penelitian, dengan memasukkannya sebagai variabel kovariat

Terdapat perbedaan bermakna seng serum, sodium serum dan kalsium serum antara penderita lepra dan orang sehat.Faktor diet ikut bertanggungjawab terhadap terjadinya hypozincaemia, hyponatraemia dan hypocalcaemia.

10 Thomas M. Buchanan; Serology of Leprosy dalam Robert C. Hasting , Leprosy, Second Edition, Churchill Livingstone, London, 1994, halaman 169 - 176

Serodiagnosis lepra memungkinkan deteksi dini penyakit lepra.

Teori : dengan ditemukan sero-diagnosis lepra, dimungkinkan deteksi lebih awal penyakit lepra terutama pada orang-orang berisiko tinggi tertular, seperti nara kontak serumah

Penulis pakarnya dalam bidang serology lepra

---- Text Book

8

Page 9: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELI-TIAN

KET

11 James L Krahenbuhl; Role of the macrophage in resistance to Leprosy dalam Robert C. Hasting , Leprosy, Second Edition, Churchill Livingstone, London, 1994, 137 - 155

Peran makrofag melawan M. leprae. Proses makrofag mengenal M. leprae dan membunuhnya. Kerjasama makrofag dengan sistem pertahan tubuh lain (sitokin)

Setelah kuman M. leprae masuk tubuh, maka akan dikenali oleh sel makrofag.

Penulis pakarnya dalam bidang imunologi lepra

---- Text Book

12 Stefan H. E. Kaufmann; Cell-mediated immunity dalam Robert C. Hasting , Leprosy, Second Edition, Churchill Livingstone, London, 1994, 157 - 168

Bermacam-macam sel T dan perannya dalam menghadapi kuman M.leprae

Makrofag setelah mengenali M.leprae mengeluarkan sitokin yang aktifkan Th1, Th2

Penulis pakarnya dalam bidang imunologi lepra

---- Text Book

13 S. K. Noordeen; The epidemiology of leprosy dalam Robert C. Hasting , Leprosy, Second Edition, Churchill Livingstone, London, 1994, 29 - 45

Distribusi penyakit lepra di masyarakat, Penularan penyakit lepra, portal of exit dan portal of entry M.leprae, masa inkubasi, cara penularan.

Beberapa faktor risiko penularan lepra, diantaranya faktor umur, jenis kelamin, etnik, lingkungan dan waktu

Penulis pakarnya dalam bidang epidemiologi lepra

---- Text Book

14 Morten Harboe, Overview of host – parasite relations. Dalam : Leprosy Rober C Hasting 2nd ed. New York : Churchill Livingstone, 1994 ; 87 –

Gambaran imunologik infeksi, mulai subklinis, tipe TT sampai LL

Terdapat perbedaan respon imun antara tipe TT dan LL

Penulis pakarnya dalam bidang imunologi

---- Text Book

9

Page 10: Theoritical Mapping

112. lepraTHEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

15 D.J. Soares, S. Failbus, Y. Chalise, B. Kathet. The role of IgM antiphenolic glycolipid-1 (PGL-1) antibodies in assessing household contacts of leprosy patients in low endemic area; Lepr Rev, Vol 65. tahun 1994 hal 300 – 304

Serodiagnosis lepra dan narakontak serumah

T : Mengetahui peran IgM anti PGL-1 dalam menilai kontak serumah pasien lepra di daerah endemik ringan

KT : narakontak serumah merupakan kelompok risiko tinggi tertular lepra

H : IgM anti PGL-1 dapat menilai kontak serumah pasien lepra di daerah endemik ringan

IgM anti PGL-1 diperiksa dengan ELISA. Total pasien (159 orang) ikut penelitian, ditambah 403 narakontak serumah dari ke 159 pasien tersebut.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk disertasi : Penting untuk mencari lokasi penelitian saya kelak. Untuk menyaring penderita lepra subklinis berdasarkan pemeriksaan serologi IgM anti PGL-1 pada narakontak serumah, perlu dicari daerah endemis tinggi. Terutama daerah dengan tingkat insidensi yang tinggi. Jika hanya berdasarkan prevalensi yang tinggi, dikhawatirkan penderitanya sudah lama diterapi, sehingga akan kesulitan seperti hasil penelitian ini.

Dari 159 pasien, terdapat hanya 16 orang saja yang masih di terapi sedangkan sisanya sudah tidak diterapi lagi antara 1 sampai 22 tahun yang lalu.Dari 159 pasien, hanya 11 pasien (6,9%) yang mempunyai antibodi IgM anti PGL-1. Proporsi pasien seropositif yang masih menjalani terapi adalah 4 orang diantara 16 orang (25%) sedangkan 4 orang pasien yang seropositif adalah berasal dari 23 pasien yang minimal sudah 2 tahun tidak diterapi (4/23 = 17,4%). Kedua proporsi tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan narakontak serumah. Hanya 4 orang saja dari 403 narakontak serumah yang seropositif (1%). Hal ini karena dari 159 pasien, sebagian besar (90%) telah selesai menjalani kemoterapi, bahkan banyak diantaranya sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. Penggunaan IgM anti PGL-1 mempunyai keterbatasan dalam skrining narakontak penderita lepra terutama pada daerah endemik ringan.

10

Page 11: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

16 Sethi NC, Madadi AJ, Bhandari S ; Serum Zinc, Copper, Magnesium, Proteins and SOD in Leprosy Patient on Multidrug Therapy (MDT) – a Follow up Study; Indian J Lepr, Vol 68. No 4. 1996 hal 325 – 333

Status Gizi ( mikro dan makro) dan pengobatan lepra

T : Melihat bagaimana perkembangan seng serum, tembaga serum, magnesium serum, protein serum dan SOD penderita kusta selama mendapatkan pengobatan MDT

KT : Zn & Mg serum lebih rendah pada penderita kusta. Cu serum meningkat pada penderita kusta. Protein penting sebagai pengikat, pembawa & penyimpan mineral kelumit seperti seng. SOD berperan penting dalam mengubah radikal bebas. H : Ada perbedaan status gizi (mikro dan makro) pd penderita berbagai tipe lepra sebelum dan sesudah diobati MDT

Sebanyak 80 penderita kusta diperiksa seng serum, tembaga, Mg, protein dan SOD sebelum memperoleh MDT, 30, 60 dan 120 hari setelah mendapat MDT. Sementara itu 40 orang sehat juga diperiksa sebagai kontrol.Uji statistik dengan student’s t – test.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk disertasi : Asupan zat gizi lainnya perlu dikendalikan pada saat penelitian, dengan memasukkannya sebagai variabel kovariat

Dibandingkan kelompok kontrol, rerata seng serum semua penderita kusta signifikan lebih rendah pd hari 0 dan 30 hari setelah minum MDT. Seng serum selanjutnya tetap lebih rendah dibanding kontrol, tapi perbedaan bermakna statistik hanya pd kusta tipe BL dan LL saja.Dibandingkan kelompok kontrol, rerata tembaga serum semua penderita kusta signifikan lebih tinggi pada hari 0 dan 30 hari setelah minum MDT. Tembaga serum selanjutnya tetap lebih tinggi dibandingkan kontrol, tetapi perbedaan bermakna secara statistik hanya pada penderita kusta tipe BL dan LL saja, bahkan 120 hari setelah minum MDT.Pada semua tipe kusta, Mg serum sedikit lebih rendah dibandingkan kontrol, tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna.Total protein serum sedikit lebih rendah pada semua tipe kusta, tetapi tidak berbeda bermakna. Globulin serum meningkat pada semua tipe kusta tapi hanya bermakna pada tipeBL dan LLSOD serum turun pd semua tipe kusta dibanding kontrol pada hari 0 dan hari 30.

11

Page 12: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

17 F Sempertegui, B Estrella, E. Correa, L. Aguirre, B Saa, M. Torres, F Navarrete, C. Alcaron, J Carrion, A Rodriguez, et al; Effects of short-term zinc supplementation on cellular immunity, respiratory symptoms and growth of malnurished Equadorian children; European Journal of Clinical Nutrition, Vol 50. 1996, halaman 42 – 46.

Suplementasi Zn dan imunitas

T: mengetahui efek suplementasi seng terhadap penyakit saluran pernafasan, imunitas dan pertumbuhan anak gizi kurang

KT : Setelah mendapat suplemen Zn akan memperbaiki imunitas

H : Suplemen seng meningkatkan imunitas dan pertumbuhan anak

Randomized double-blind placebo-controlled trial.Data diambil dari 50 anak berusia 1 – 5 tahun di Quito, Ekuador. Suplementasi selama 60 hari, berupa 10 mg/hr seng sulfat pada 25 anak dan 25 anak lagi tidak disuplementasi seng (plasebo). Pada hari ke 120 (60 hari kemudian setelah suplemen dihentikan), mereka diamati kembali.Pada awal penelitian, semua anak di test cutaneous DTH, dan diperiksa lagi pada hari ke 60 dan 120. Digunakan CMI skin multitest buatan Pasteur – Merieux Laboratories (Paris). Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Senyawa seng yang dipakai suplemen2. Jangka waktu/lama suplementasi3. Memperkuat hipotesa saya, bahwa

suplementasi seng berpengaruh terhadap respon imun.

Pada hari ke 60, DTH lebih besar bermakna dan seng serum lebih tinggi bermakna pada kelompok yang menerima suplemen seng (S) dibandingkan plasebo (NS) dengan p < 0,05. ISPA pada kel S lebih rendah dibandingkan kel. NS.Pada hari ke 120, ISPA kel S dan NS sama. DTH pada kel S masih lebih besar dibandingkan NS, meskipun tidak bermakna pd hari ke 120.

12

Page 13: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

18 Frances W.J. Beck, Ananda S Prasad, Joseph Kaplan, James T Fitzgerald, George J Brewer; Changes in cytokine production and T cell subpopulations in experimentally induced zinc-deficient humans; Am J Physiol Endocrinol Metab, Vol 272. 1997, hal E1002 – 1007.

Status Zn dan imunitas seluler

T: mengetahui perubahan produksi sitokin pada orang yang dibuat defisiensi seng

KT : Setelah mendapat suplemen Zn akan memperbaiki imunitas

H : Defisiensi seng ringan menyebab-kan ketidak seimbangan fungsi Th1 dan Th2, penurunan rekruitmen sel T naïve, penurunan persentase sel CD73+ pada subset CD8+.

6 sukarelawan pria, 23 – 38 tahun dibuat defisiensi seng dengan diberi makanan mengandung seng 2,0 – 3,5 mg/hari selama 24 minggu. Kemudian diberi seng 25 mg/hari selama 12 minggu. Selama penelitian jumlah zat gizi lainnya tetap konstan dan sesuai diet yang dianjurkan untuk pria dewasa. IL-2, IFN-γ, IL-4, -6, dan -10 diperiksa dengan ELISA kit komersial. Analisis flowcytometric untuk mengidentifikasi populasi sel T. Statistik: Multivariate analysis of variance dengan repeated measuresNilai ilmiah yang bisa diambil untuk disertasi : Zn berpengaruh pada sel Th1 ditandai dengan menurunnya produksi IL-2 dan IFN-γ pada saat defisiensi Zn dan kembali normal setelah disuplementasi. Hal ini sesuai bahwa infeksi tubuh dengan bakteri intraseluler seperti M.leprae

Produksi IL-2 dan IFN-γ turun selama restriksi seng, sementara produksi IL-4, -6, dan -10 tidak dipengaruhi oleh status seng. Produksi IL-2 dan IFN-γ kembali membaik setelah diberikan seng dalam jumlah yang sesuai dengan diet yang diajurkan. Terjadi ketidakseimbangan Th1 dan Th2 akibat defisiensi seng pada manusia. Zn juga dibutuhkan untuk regenerasi limfosit T CD4+ baru dan memelihara sel T sitolitik.Terjadi penurunan bermakna rasio CD4+/CD8+ dan persentase sel CD73+ pada subset CD8+ selama periode defisiensi seng. Setelah konsumsi seng kembali normal, maka rasio CD4+/CD8+ dan persentase CD73+ di subset CD8+ kembali meningkat

13

Page 14: Theoritical Mapping

akan mengaktifkan sel Th1 bermakna. THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK HASIL PENELI-TIAN

KET

19 Ilknur Kilic, Imran Ozalp, Turgay Coskun, Aysegul Tokatli, Serap Emre, et al; Effects of zinc- supplemented bread consumption on school children with asymptomatic zinc deficiency; Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, Vol 26. 1998, halaman 167 – 171.

Status Zn dan imunitas seluler

T: mengetahui efek suplementasi seng melalui fortifikasi roti pada anak-anak dengan asymptomatic zinc deficiency terhadap imun seluler

KT : terdapat hubungan antara Zn dan imunitas

H : Suplementasi seng melalui fortifikasi meningkatkan imunitas seluler

Anak sekolah berusia 7 – 11 tahun diperiksa seng serumnya. Dari 101 anak yang diperiksa, terdapat 24 anak dengan seng serum < 65 μg/dl. Kemudian 24 anak ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 12 anak yang menerima roti yang difortifikasi seng (S) dengan dosis 2mg/kg/hari dan 12 anak lagi menerima roti tanpa fortifikasi seng (NS). Perlakuan selama 90 hari.Darah yang diambil sebanyak 15 cc. Konsentrasi seng serum dan seng lekosit diukur dengan AAS.Fungsi imun seluler diuji: cutaneous delayed hypersensitivity reaction diukur dengan menyuntikan intradermal 0,1 ml PPD dan PHAWilcoxon matched-pairs signed-rank test, Mann-Whitney test, Fisher’s exact probability test, correlation analysis dan Cohen’s kappa coefficient digunakan untuk menganalisis data.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk disertasi : 1. Jangka waktu/lama suplementasi2. Teknik pengambilan sampel yang serupa, yaitu

melalui skrining test lebih dulu. Pada penelitian ini diambil yang defisiensi seng, maka pada peneltian saya nanti adalah yang lepra stadium subklinis berdasarkan IgM anti PGL-1 > 600 (unit/mL)

3. Memperkuat hipotesa saya, bahwa suplementasi seng

Keposi-tifan tes PHA dan PPD berdasar-kan koefisien Cohen’s kappa mening-kat pada kel S (k > 0,70), tetapi tidak pada kel NS.

14

Page 15: Theoritical Mapping

berpengaruh terhadap respon imun.THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN / NILAI ILMIAH YANG BISA DIAMBIL UNTUK DISERTASI

20 Anuraj H. Shankar and Ananda S. Prasad. Zinc and immune fuction : the biological basis of altered resistance to infection. Am J Clin Nutr. Vol 68 tahun 1998 hal 447S – 463S

Peranan Zn dalam fungsi imunT : mengetahui hasil-hasil penelitian yang berkaitan antara Zn dan penyakit infeksi

Seng mempengaruhi pada fungsi imunitas

artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Pengaruh seng terhadap penyakit infeksi antara lain diare, ISPA dan lepra.

21 Nancy F. Krebs. Overview of zinc absorption and excretion in the human gastrointestinal tract; Journal of Nutrition, Vol 130. tahun 2000, halaman 1374S – 1377S.

Absorpsi dan ekskresi ZnT: mengetahui absorpsi dan ekskresi seng pada saluran pencernaan manusia

Proses absorpsi seng pada manusia dan proses pada tingkat subseluler

artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Absorpsi seng terjadi proksimal usus halus baik pada duodenum distal dan jejunum proksimal. Ditingkat seluler dikenal adanya zinc transporter (ZnT), metallothionein (MT) dan DCT-1. ZnT-1 berperan pada homeostatis seng. Fungsi MT sebagai pool seng. DCT-1 adalah polipeptida transmembran yang dijumpai di sel crypts dan villi .

22 Bo Lönnerdal. Dietary factors influencing zinc absorption; Journal of Nutrition, Vol 130. tahun 2000, halaman 1378S – 1383S.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi seng

Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat maupun memacu absorpsi seng

artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Inositol hexaphosphates dan pentaphosphates adalah bentuk fitat pada bahan makanan pokok seperti beras dan jagung yang dapat menghambat absorpsi seng. Besi dapat memiliki efek negatif pada absorpsi seng jika diberikan bersamaan pada suplementasi. Asam amino seperti histidine dan metionin mempunyai efek

15

Page 16: Theoritical Mapping

positif terhadap absorpsi sengTHEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELI-TIAN

KET

23 Pam Fraker; Impact of nutritional status on immune integrity dalam M. Eric Gershwin, J. Bruce German, Carl L. Keen; Nutrition and Immunology, Principles and practice, Humana Press, Totowa, New Jersey, 2000, halaman 147 – 156

Korelasi erat antara status imun dan status gizi, termasuk hubungan erat antara seng dan imunitas. Defisiensi zat gizi (termasuk seng) mempengaruhi endokrin sehingga berdampak pada status imunitas. Kemampuan zat gizi (termasuk seng) memodulasi apoptosis sel-sel imun. Nilai potensial suplementasi zat gizi yang tepat (termasuk seng) pada penyakit kronis.

Zn mempengaruhi imunitas baik seluler, humoral. Sehingga suplementasi Zn berpotensial pada penyakit kronis seperti lepra

Penulis pakarnya dalam bidang gizi dan imunologi

---- Text Book

24 Lothar Rink and Holger Kirchner. Zinc – altered immune function and cytokine production. J Nutr, vol 130, tahun 2000, halaman 1407S – 1411S

Mengetahui pengaruh seng terhadap fungsi imunitas dan produksi sitokin

Seng berpengaruh pada fungsi imunitas dan produksi sitokin

Berhubung artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Zn menginduksi produksi sitokin dari lekosit yang diisolasi. Zn menginduksi monosit utk memproduksi IL-1, IL-6 dan TNF. Terapi Zn, Zn pada imunitas innat, Zn dan sel T

---

16

Page 17: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPO-TESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

25 Mario Vaz, Bronwyn Diffey, et al; Should nutritional status evaluation be included in the initial needs assessment of leprosy patients with disability prior to socio-economic; Lepr Rev, Vol 72. tahun 2001, hal 206 – 211.

Status gizi, tingkat sosial ekonomi dan penderita lepra

T : mengukur status gizi penderita lepra yang cacat untuk kemudian memperoleh bantuan rehabilitasi sosial ekonomi

KT : Status ekonomi berhubungan status gizi, dan status gizi berhubungan dengan penyakit lepra. H : Penentuan status gizi akan membantu alokasi bantuan rehabilitasi sosial ekonomi penderita lepra yang cacat

151 penderita lepra cacat. Status gizi ditentukan dengan mengukur indeks massa tubuh. Tingkat sosial ekonomi dengan kuesioner.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Penderita lepra banyak yang

berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah

2. Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempengaruhi status gizi (indeks massa tubuh) pada penderita lepra

57 % pasien lepra dengan kecacatan mengalami gizi buruk berdaraskan pengukuran indeks massa tubuh. Gizi buruk tersebut berhubungan bermakna dengan pendapatan.

17

Page 18: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPO-TESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

26 Kathryn Pinna, Darshan S. Kelly, Peter C. Taylor, Janet C. King; Immune function are maintaned in healthy men with low zinc intake; Journal of Nutrition, Vol 132. tahun 2002, halaman 2033 – 2036.

Status Zn dan imunitas

T : Mengetahui efek asupan rendah seng terhadap fungsi imunitas

KT : Asupan rendah seng berpeng-aruh pada fungsi imunitas

H : Ada perubahan imunitas pada berbagai periode metabolik Zn

Delapan pria, 27 – 47 tahun ikut penelitian. Mereka diberi diet ketat seng (4,6 mg/hari). Subyek mengkonsumsi suplemen seng 9,1 mg/hari selama 5 minggu baseline (BL), 5 minggu periode replesi (RP) dan plasebo selama 10 minggu restriksi seng (ZR). Setiap akhir periode metabolik (BL, RP dan ZR) diambil darah untuk diperiksa hitung lekosit, proliferasi PBMNC dan sekresi sitokin. PBMNC dikultur dengan PHA untuk menstimulasi sekresi IL-2R dan IFN-γ dan diinkubasi LPS untuk menginduksi sekresi TNF- α. Supernatan disimpan dalam – 70oC sampai sitokin dianalisis dengan kit ELISA.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Dosis dan jangka waktu/lama suplementasi2. Metode pengkulturan PBMNC dan

pengukuran sitokin dengan ELISA3. Memperkuat hipotesa saya, bahwa

suplementasi seng berpengaruh terhadap respon imun.

Setelah restriksi seng (ZR) terjadi reduksi bermakna (p < 0,01) proliferasi PBMNC (peripheral blood mononuclear cell) distimulasi dengan PHA (1,2; 2,5; 5,0; 10,0; 20,0 mg/L) dan IL-2R (PHA 2,5 mg/L; p = 0,058) bila dibandingkan dengan waktu baseline (BL). Semua variabel tersebut tetap turun walaupun setelah 5 minggu periode replesi. Jumlah seng yang dikonsumsi tidak mengubah jumlah netrofil sirkulasi, monosit dan limfosit, sekresi in vitro PBMNC dari IFN-γ dan TNF- α atau produksi superoksid neutrofil. Perubahan proliferasi limfosit dan ekspresi IL-2R merupakan penanda awal defisiensi seng ringan.

18

Page 19: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN/ SAMPEL/UJI STATISTIK

HASIL PENE-LI-TIAN

KET

27 Gordon Cook, Alimuddin Zumla; Manson’s Tropical Diseases, edisi ke 21, Saunders, London, 2003, halaman 1065 – 1084.

Organisme penyebab lepra, meliputi portal of exit dan portal of entry M.leprae, viabilitas M. leprae diluar tubuh manusia, genom M.leprae.Epidemiologi penyakit lepra meliputi: penularan penyakit lepra, umur, jenis kelamin, masa inkubasi, cara penularan, prevalensi.Tanda-tanda klinis, klasifikasi klinis lepra.Pengobatan penyakit lepra, strategi mengeliminasi penyakit lepra dari masalah kesehatan masyarakat

Lepra adalah penyakit yang ditularkan melalui udara dan kontak langsung yang berlangsung lama. Keluarga atau orang yang sering kontak dengan penderita, berisiko tertular

Penulis pakarnya dalam penyakit tropis.

---- Text Book

28 Abul K. Abbas, Andrew H. Lichtman, Jordan S. Pober; Cellular and Molecular Immunology, Fifth edition; WB Saunders Company, London, 2003

Sel CD4+ menjadi Th1atau Th2 tergantung mikroba yang masuk tubuh sehingga menimbulkan rangsangan awal respon imun. Diferensiasi Th1 dapat terjadi akibat respon mycobacteria yang menginfeksi atau mengaktifkan makrofag dan mengaktifkan sel NK. Perbedaan mikroba yang masuk tubuh tersebut juga timbulkan sitokin yang berbeda-beda. IFN-γ dan IL-12 penginduksi utama Th1 dan IL-4 untuk Th2. IFN-γ adalah sitokin utama yang mengaktifkan makrofag. Berdasarkan hal tersebut maka untuk mengukur rasio Th1/Th2 dalam penelitian saya kelak, akan mengukur IFN-γ dan IL-4.

Makrofag berperan utama dalam membunuh M.leprae. IFN-γ adalah sitokin utama yang mengaktifkan makrofag, sedangkan IL-4 adalah penginduksi utama Th2.

Penulis pakarnya dalam imunologi.

---- Text Book

19

Page 20: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL YANG BISA DIAMBIL UNTUK PROPORSAL DISERTASI

KET

29 Klaus-Helge Ibs, Lothar Rink ; Zinc-altered immune function ; Journal of Nutrition, Vol 133. tahun 2003, halaman 1452S – 1456S.

Mengetahui pengaruh seng terhadap fungsi imunitas

Seng berpengaruh pada fungsi imunitas

Berhubung artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Semua jenis sel imun menunjukkan penurunan fungsi pada defisiensi seng.Pada monosit, semua fungsi terganggu.Pada sel natural killers , sitotoksisitas menurun. Pada neutrophil granulocytes, fagositosis menurun.Fungsi sel T terganggu.Kerusakan fungsi imunitas akibat defisiensi seng, dapat diperbaiki dengan suplementasi seng.PBMC diinkubasi dengan seng in vitro, menginduksi pengeluaran sitokin seperti IL-1, IL-6, TNF, soluble IL-2R dan interferron gamma.

20

Page 21: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN KET

30 Bin Bao, Ananda S Prasad, Frances W. J. Beck, Michele Godmere; Zinc modulates mRNA level of cytokines; Am J Physiol Endocrinol Metab, Vol 285. tahun 2003, hal E1095 – E1102.

Mengetahui mekanisme seng terhadap produksi sitokin

Seng mengaktifkan ekspresi gen sitokin IL-2 dan INF-γ pada sel Th1. dan menekan ekspresi gen sitokin TNF-α, IL-1β dan IL-8 pada sel monosit-makrofag.

Kultur sel HUT-78 (Th0 human malignant T lymphoblast cell line), D1.1 (Th1 human malignant T lymphoblast cell line), HL-60 human malignant monocyte-macrophage cell line. Konsentrasi sitokin IL-2, -4, -8, -10, INF-γ, TNF-α, IL-1β diukur dengan ELISA. Statistik dengan uji beda student’s t test, dengan tingkat kemaknaan p < 0,05Defisiensi seng (DZ) diikubasi dengan 1 μM seng, sedangkan Cukup seng (CZ) diikubasi dengan 15 μM seng. Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk disertasi : Zn berpengaruh pada sel Th1 ditandai dengan tingginya produksi IL-2 dan IFN-γ pada saat diinduksi cukup Zn (CZ) dibandingkan kelompok sel yang diinduksi rendah Zn (DZ). Sebaliknya produksi IL-4 dan IL-10 tidak berbeda antara CZ dan DZ. Hal ini sesuai bahwa infeksi tubuh dengan bakteri intraseluler seperti M.leprae akan mengaktifkan sel Th1. Jadi hipotesa penelitian saya,

Kadar IL-2, INF-γ dan mRNAs di cell line HUT-78 pada kelompok DZ lebih rendah bermakna dibandingkan kelompok CZ setelah distimulasi PMA/PHA selama 6 jam. Kadar IL-2, INF-γ di cell line D1.1 pada kelompok DZ lebih rendah bermakna dibandingkan kelompok CZ setelah distimulasi PMA/PHA selama 6 jam.Defisiensi seng meningkatkan kadar TNF-α, IL-1β dan IL-8 mRNAs dibandingkan kelompok CZ pada cell line HL-60 setelah 6 jam distimulasi PMA.Data ini menunjukkan bahwa seng merupakan mediasi positif ekspresi gen IL-2 dan INF-γ di cell line Th1 dan mediasi negatif TNF-α, IL-1β dan IL-8 di cell line monocyte-macrophage.

21

Page 22: Theoritical Mapping

suplementasi seng meningkatkan IFN-γTHEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

31 Rubhana Raqib, Swapan Kumar Roy, Muhammad Jubayer Rahman, Tasnim Azim et al. Effect of Zinc supplementation on immune and inflammatory responses in pediatric patients with shigellosis. Am J Clin Nutr, Vol 79, 2004, halaman 444 – 450.

Mengetahui efek suplementasi seng jangka pendek terhadap respon imun innate dan respon imun spesifik serta respon inflamasi pada anak-anak gizi kurang yang menderita shigellosis akut

Ada pengaruh suplementasi seng jangka pendek terhadap respon imun innate dan respon imun spesifik serta respon inflamasi pada anak-anak gizi kurang yang menderita shigellosis akut

Randomized, double-blind, placebo-controlled trial pada anak umur 12 – 59 bulan yang terinfeksi Shigella. 28 anak diberi suplemen Zn + multivitamin, sedangkan 28 anak diberi multivitamin saja. Suplemen selama 30 hari, bentuk sirup, dosis Zn 20 mg elemental Zn/5 mL, senyawanya seng asetat. Terapi antibiotik standar diberikan pada semua pasien.PBMC dikultur, cairan supernatan kultur ada yang distimulasi PHA dan ada yang tidak. IL-2 dan IFN-γ dari supernatan diukur dengan ELISA komersial kit. Data disajikan dalam rerata geometrik. Two-way ANOVA dipakai untuk mengukur interaksi waktu dan perlakuan. Jika interaksi bermakna, maka dilakukan post hoc Tukey’s Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Dosis dan jangka waktu/lama suplementasi2. Metode proliferasi limfosit dan sitokin dalam

cairan superntan kultur sel.3. Disain penelitiannya bisa saya pakai untuk

penelitian saya kelak, kemungkinan juga analisis statistiknya.

Suplementasi Zn (p=0,01) dan waktu (p<0,001) menunjukkan efek bermakna terhadap konsentrasi Zn serum.Respon proliferasi limfosit kel Zn meningkat dibandingkan kel kontrol (p = 0,002) tetapi tidak ada efek signifikan yang terlihat dari IL-2 dan IFN-γ.

22

Page 23: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL YANG BISA DIAMBIL UNTUK PROPORSAL DISERTASI

KET

32 Christine Hotz, Kenneth H. Brown. Assessment of the risk of zinc deficiency in populations and options for its control. Food and Nutrition Bulletin, Vol 25, number 1, March 2004

Penilaian risiko defisiensi seng di populasi dan program intervensi berupa suplementasi, fortifikasi, difersifikasi / modifikasi diet.

Masalah defisiensi seng dapat diatasi dengan intervensi berupa suplementasi, fortifikasi, disertifikasi / modifikasi diet.

Berhubung artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Metabolisme seng; Pemilihan tipe suplemen terdapat beberapa senyawa yang bisa dipakai dalam suplementasi dan karakteristiknya (rasa, odor, kelarutan dalam air);Rekomendasi dosis harian suplemen disesuaikan dengan jenis kelamin, umur. Dosis maksimal untuk orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang tidak menimbulkan efek samping.

23

Page 24: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

33 F. Johannes Moet, David Pahan, Ron P Schuring, Linda Oskam, Jan H. Richardus; Physical distance, genetic relationship, age, and leprosy classification are independent risk factors for leprosy in contacts of patient with leprosy; J. Infect. Dis. , Vol 193. tahun 2006, halaman 346 – 353.

Mengetahui faktor risiko terjadinya lepra pada orang yang kontak dengan pasien lepra

Umur, jarak secara fisik antara narakontak dengan penderita lepra, hubungan famili, klasifikasi lepra pasien merupakan faktor risiko terjadinya lepra.

Kedekatan kontak diukur dengan: satu rumah dan satu dapur, beda rumah tapi satu dapur, satu rumah beda dapur, tetangga, tetangga dari tetangga dan kontak sosial (tinggal satu ruangan minimal 4 jam/hari selama 5 hari/minggu).Hubungan genetik meliputi, anak, orang tua, saudara, hubungan darah lainnya dikategorikan ada hubungan darah. Sedangkan suami/istri dan hubungan karena hukum dimasukkan tidak ada hubungan darah.Jenis kelamin, umur, riwayat vaksinasi BCG dan klasifikasi lepra pasien juga dicatat. Statitik dengan multivariat logistik regresi. Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi :Pada saat penelitian nanti, perlu diperhatikan bahwa variabel umur, sex, vaksin BCG, jarak fisik narakontak dengan penderita dan hubungan darah. Kuesioner tentang jarak fisik dan pertalian darah dapat dipakai untuk penelitian saya

Dari 1037 pasien lepra, jumlah yang kontak dengan mereka ada 28.083. Setelah melalui kriteria eksklusi, tinggal 21.867 orang. Diantara 21.867 orang tersebut, diketahui 155 penderita baru lepra. Umur menunjukkan distribusi bimodal. Risiko meningkat (dibandingkan kel usia 5 – 9 tahun) pada kel usia 10-19 tahun dan meningkat lagi kel di atas 30 tahun.Kedekatan kontak satu rumah satu dapur paling berisiko (OR 3,38; CI:1,97 – 5,81). Kontak dengan pasien pausibaksiler (PB) 2-5 lesi dan pasien multibasiler lebih berisiko daripada kontak dengan pasien PB dengan satu lesi.Kelompok keluarga inti (anak, orang tua, saudara dan suami/istri) berisiko lebih tinggi dibandingkan kelompok hubungan famili lainnya. Sementara itu tidak divaksin BCG tidak bermakna (p = 0,071).

24

Page 25: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

HASIL YANG BISA DIAMBIL UNTUK PROPORSAL DISERTASI

Ket

34 D.M. Scollard, L.B. Adams, T.P. Gillis, J.P. Krahenbuhl, R.W. Truman, D.L. Williams. The Continuing Challenges of Leprosy. Clinical Microbiology Reviews. Vol 19. No 2. 2006. hal 338 – 381.

Perkembangan respon imun baik innate immunity maupun adaptive immunity

Berhubung artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Proses awal pertahanan tubuh, dari mulai masuknya M.leprae ke dalam tubuh.Berbagai macam pertahanan tubuh yang terlibat, seperti sel antigen penyaji, sel dendritik, complement receptors, makrofag, populasi T-lymphocyte, sel T, sel NK, sitokin-sitokin.Bagaimana mekanisme makrofag membunuh M. leprae.

25

Page 26: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPO-TESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL PENELITIAN

KET

35 Ananda S Prasad, Frances W. J. Beck, Bin Bao, James T Fitzgerald, Diane C Snell, Joel D Steinberg, Lavoisier Cardozo; Zinc supplementation decreases incidence of infection in the elderly: effect of zinc on generation of cytokines and oxidative stress; Am J Clin Nutr, Vol 85. tahun 2007, halaman 837–844.

Mengetahui efek seng terhadap insiden infeksi total, sitokin dan stres oksidatif pada orang lanjut usia.

Seng ber-pengaruh terhadap insiden infeksi total, sitokin dan stres oksidatif pada lansia

Randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Sebanyak 50 lansia berusia 55 – 87 tahun ikut dalam penelitian. Mereka menerima dosis supelemntasi sebesar 45 mg seng/hari selama 12 bulan. Insiden infeksi dicatat.Persentase dari sel-sel positif untuk sitokin spesifik :Darah diinkubasi selama 4 hari dan diberi stimulator phorbol-12-myristate-13-acetate (25ng/mL) dan ionomycin (1 μg/mL) untuk sitokin Th1 (IL-2 dan IFN-γ); 25 μg concanavalin/mL untuk sitokin Th2 (IL-4 dan IL-10) serta 2 μg LPS untuk sitokin inflamasi (IL-1β dan TNF-α). Perbandingan 2 kelompok dengan uji statistik t test jika distribusi data normal, Wilcoxon rank-sum test jika tidak normal. Perubahan dalam masing-masing kelompok dengan paired t test.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : 1. Dosis dan jangka waktu/lama suplementasi2. Metode proliferasi limfosit dan sitokin dalam

cairan superntan kultur sel.

Rerata insiden infeksi per orang selama setahun lebih rendah bermakna pada kel yang diberi Zn dibandingkan plasebo.Pembangkitan TNF- α ex vivo dan stres oksidatif plasma lebih rendah bermakna pada kel yang diberi Zn dibandingkan plasebo.

26

Page 27: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPO-TESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL YANG BISA DIAMBIL UNTUK DISERTASI

KET

36 Christine Hotz,. Dietary indicators for assessing the adequacy of population zinc intake. Food and Nutrition Bulletin, Vol 28, number 3, September 2007

Penilaian asupan Zn dalam konsumsi harian penting untuk mengevaluasi risiko defisiensi Zn

Penilaian status seng dapat melalui indikator diet/asupan seng sehari-hari.

Berhubung artikel ini merupakan overview, maka berasal dari berbagai artikel lain dengan disain, sampel dan uji statistik yang bermacam-macam.

Estimated average requirement Zn umur > 19 tahun untuk perempuan = 7 mg/hari, sedangkan laki-laki 15 mg/hari

37 Mohammad Zen Rahfiludin, Martha Irene Kartasurya, Endang Purwaningsih. The different levels of interferron gamma (IFN-γ) capacity production on several stages of leprosy. Med J Indones, 2007, vol 16, halaman 224 – 227

Mengetahui perbedaan kapasitas produksi IFN-γ pada beberapa stadium penyakit lepra

Ada perbedaan kapasitas produksi IFN-γ pada beberapa stadium penyakit lepra

Stadium penyakit lepra dibagi menjadi pasien sakit lepra (LP), lepra stadium subklinis (SL) dan seronegatif (SN). Pasien lepra (n = 26) adalah yang tercatat di rumah sakit Tugurejo, kemudian narakontak serumah (n=62) diperiksa IgM anti PGl-1. Hasil pemeriksaan menunjukkan 33 kontak serumah masuk SL dan sisanya 29 orang SN. Dikatakan SL jika IgM anti PGL-1 > 600 (unit/mL). Statistik dengan Kruskall Wallis dan Mann Whitney-U testNilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : Diperoleh nilai produksi INF-γ pada kel SL, SN, dan LP (baik tipe pausibasiler maupun multibasiler)

Terdapat perbedaan bermakna kapasitas produksi INF-γ diantara ke tiga stadium lepra. Produksi INF-γ tertinggi pada kel SL, diikuti SN dan yang terendah LP

27

Page 28: Theoritical Mapping

THEORITICAL MAPPING

No AUTHOR / THN / JUDUL TEKS / ARTIKEL

RUANG LINGKUP MASALAH / TUJUAN

KONSEP TEORI / HIPOTESIS

NILAI ILMIAH DESAIN / SAMPEL / UJI STATISTIK

HASIL YANG BISA DIAMBIL UNTUK DISERTASI

KET

38 Mohammad Zen Rahfiludin, S.A. Nugraheni, Holy Ametati, Aniek Prihatin, Endang Purwaningsih. The different of anti phenolic glycolipid-1 (PGL-1) IgM level and nutritional intake in subclinical leprosy patients who reside at home and in the orphanage. Med J Indones, 2007, vol 16, halaman 233 – 236.

Mengetahui perbedaan kadar IgM anti PGL-1dan asupan zat gizi antara penderita lepra stadium subklinis yang tinggal di rumah dan yang tinggal di panti asuhan.

Ada perbedaan kadar IgM anti PGL-1dan asupan zat gizi antara penderita lepra stadium subklinis yang tinggal di rumah dan yang tinggal di panti asuhan.

Observasional studi dengan pendekatan cross sectional. Dikatakan lepra subklinis jika hasil pemeriksaan serologis IgM anti PGL-1 > 600 (unit/mL) dan tidak ada gejala klinis dikulit. Jumlah sampel adalah 31 narakontak seropositif di panti asuhan dan 30 narakontak serumah seropositif. Quantified food frequency digunakan untuk menentukan asupan zat gizi narakontak serumah maupun natakontak panti asuhan.Uji beda dengan independent t test jika data berdistribusi normal dan Mann-Whitney jika tidak normal.Nilai ilmiah yang bisa diambil untuk proporsal disertasi : Selain seng, perlu juga diperhatikan asupan protein dan vitamin C. Perlu diperhatikan juga zat gizi yang bekerja sebagai anti oksidan.

IgM anti PGL-1 narakontak panti asuhan lebih tinggi bermakna dibandingkan narakontak serumah.Asupan protein, seng dan vitamin C narakontak panti asuhan lebih rendah bermakna dibandingkan narakontak serumah.

28

Page 29: Theoritical Mapping

29