"The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

8
JURNAL 01/JAN/2014 #1 EDITOR Bagasworo Rinugroho EDITOR BERITA Andini Septriayu Azzam Geys www.roodebrugsoerabaia.com f Roodebrug Soerabaia PARADE JUANG HARI PAHLAWAN Roodebrug Soerabaia kebagian tampil di barisan depan. more... PAK MUKARI ANGGOTA POLISI ISTIMEWA Beliau adalah satu satunya pasukan Polisi Istimewa anak buah dari Pak Jasin yang masih hidup, more... KOLONGAN, KAMPUNG LAMA DI BALIK GEDUNG MEGAH Sore itu saya berjalan - jalan di sekitar jalan Sanggar, more... JEJAK SEJARAH DI PEMAKAMAN EREVELD Bersama dengan Max Van Der Werff dan komunitas Indo - Belanda dalam acara ziarah bersama pada beberapa waktu yang lalu more... The Untold Story ROODEBRUG SOERABAIA Seperti tahun tahun sebelumnya, dalam parade juang tahun 2012 ini, Roodebrug Soerabaia kebagian jatah tampil di barisan depan. Kami bertugas membawakan teatrikal pembuka dan memberikan bendera Merah Putih kepada Walikota Surabaya tanda Parade telah dibuka. Parade kali ini cukup berbeda dengan parade juang tahun-tahun sebelumnya bahkan bisa dikatakan istimewa karena pada tahun ini dalam teatrikal parade juga dilibatkan kereta api kuno dengan loko tipe D dengan membawa dua gerbong terbuka berisi para pejuang kemerdekaan. Terlibat dalam teatrikal parade ini diantaranya : RoodeBrugSoerabaia, Komuter ( Komunitas Pencinta Kereta Api ), PASKAS ( Paguyuban Sepeda Kuno Arek Suroboyo), SatMenwa ITS, SMK St Louis dan warga Surabaya non komunitas. Tak kalah penting adalah kawan kawan komunitas reenactment itu sendiri yang datang dari Malang ( peserta terbanyak) dan membawa serta arsenal arsenal berat mereka, kawan kawan dari Jakarta ( Wahyu, Adrian, Randi ) , Trenggalek ( Febri ) Rekonstruksi perang rakyatoleh anggota Roodebrug Serangan ini sesuai fakta sejarah perang Surabaya fase I ( 28-30 Oktober 1945 ) membuat Inggris kalang kabut dan terpaksa mengibarkan bendera putih. Teatrikal dimulai ketika kereta api dengan dua gerbong terbuka berhenti tepat ditengah viaduk, diiringi dengan teriakan klakson kereta api dan dentuman tembakan petasan dari para pejuang yang berada diatas kereta api, mereka bertempur dengan pasukan inggris yang dilengkapi kaliber 50mm bersiaga. didepan panggung walikota. Serangan ini sesuai fakta sejarah perang Surabaya fase I ( 28-30 Oktober 1945 ) membuat Inggris kalang kabut dan terpaksa mengibarkan bendera putih. Serangan diakhiri dengan penyerahan bendera Merah Putih dari komunitas RoodeBrug kepada Walikota dan dilanjutkan parade yang menggam- barkan Mallaby bersama dr Soegiri naik mobil keliling kota Surabaya mengibar- kan bendera putih tanda gencatan senjata. Semoga untuk tahun berikutnya perayaan pertempuran Surabaya 1945 semakin meriah. PARADE JUANG HARI PAHLAWAN

description

a Monthly Journal of Roodebrug Soerabaia Community for our college project about community and their lifestyle

Transcript of "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

Page 1: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

J U R N A L01/JAN/2014 #1EDITORBagasworo Rinugroho

EDITOR BERITAAndini Septriayu

Azzam Geys

www.roodebrugsoerabaia .com

f Roodebrug Soerabaia

PARADE JUANGHARI PAHLAWAN

Roodebrug Soerabaia kebag ia n tampi l d i barisa n dep a n . more . . .

PAK MUKARI ANGGOTAPOLISI ISTIMEWA

Bel iau ada lah satu satunya p asuka n Po l i s i I st imewa a nak buah dari Pak

Jas in ya ng masih h idup , more . . .

KOLONGAN, KAMPUNG LAMADI BALIK GEDUNG MEGAHSore i tu saya ber ja la n - ja la n d i

sek i tar ja la n Sa nggar , more . . .

JEJAK SEJARAHDI PEMAKAMAN EREVELD

Bersama denga n Max Va n Der Werff da n komunitas Indo - Be la nda da lam acara z iarah bersama p ada beberap a

waktu ya ng la lu more . . .

The Untold StoryROODEBRUG

S O E R A B A I A

Seperti tahun tahun sebelumnya, dalam parade juang tahun 2012 ini, Roodebrug Soerabaia kebagian jatah tampil di barisan depan. Kami bertugas membawakan teatrikal pembuka dan memberikan bendera Merah Putih kepada Walikota Surabaya tanda Parade telah dibuka.

Parade kali ini cukup berbeda dengan parade juang tahun-tahun sebelumnya bahkan bisa dikatakan istimewa karena pada tahun ini dalam teatrikal parade juga dilibatkan kereta api kuno dengan loko tipe D dengan membawa dua gerbong terbuka berisi para pejuang kemerdekaan.

Terlibat dalam teatrikal parade ini diantaranya : RoodeBrugSoerabaia, Komuter ( Komunitas Pencinta Kereta Api ), PASKAS ( Paguyuban Sepeda Kuno Arek Suroboyo), SatMenwa ITS, SMK St Louis dan warga Surabaya non komunitas.

Tak kalah penting adalah kawan kawan komunitas reenactment itu sendiri yang datang dari Malang ( peserta terbanyak) dan membawa serta arsenal arsenal berat mereka, kawan kawan dari Jakarta ( Wahyu, Adrian, Randi ) , Trenggalek ( Febri )

Rekonstruksi perang rakyatoleh anggota Roodebrug

Serangan ini sesuai fakta sejarah perang Surabaya fase

I ( 28-30 Oktober 1945 ) membuat Inggris kalang

kabut dan terpaksa mengibarkan bendera putih.

Teatrikal dimulai ketika kereta api dengan dua gerbong terbuka berhenti tepat ditengah viaduk, diiringi dengan teriakan klakson kereta api dan dentuman tembakan petasan dari para pejuang yang berada diatas kereta api, mereka bertempur dengan pasukan inggris yang dilengkapi kaliber 50mm bersiaga. didepan panggung walikota.

Serangan ini sesuai fakta sejarah perang Surabaya fase I ( 28-30 Oktober 1945 ) membuat Inggris kalang kabut dan terpaksa mengibarkan bendera putih. Serangan diakhiri dengan penyerahan bendera Merah Putih dari komunitas RoodeBrug kepada Walikota dan dilanjutkan parade yang menggam-barkan Mallaby bersama dr Soegiri naik mobil keliling kota Surabaya mengibar-kan bendera putih tanda gencatan senjata.

Semoga untuk tahun berikutnya perayaan pertempuran Surabaya 1945 semakin meriah.

PARADE JUANGHARI PAHLAWAN

Page 2: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #102

Beliau adalah satu satunya pasukan Polisi Istimewa anak buah dari Pak Jasin yang masih hidup, usianya kini 84 tahun. Pak Moekari dimata saya adalah seorang yang selalu penuh semangat, hampir setiap pertemuan dengan kami anak-anak Roodebrug Soerabaia tak pernah bosan

beliau selalu menasehati tentang kejujuran.

"jadilah kalian orang orang yang jujur!! kejujuran itu adalah kehormatan, kejujuran adalah bagian dari harga diri kalian dimata Tuhan!!" dan nasehat nasehat semacamnya selalu tentang kejujuran.

Suatu hari saya sedang main main seorang diri ke Markas Legiun Cacat Veteran Surabaya di Jl Rajawali, seperti biasa beliau dan veteran veteran lain berkantor ditempat ini.

Siang itu seperti biasa cuaca di Surabaya sangat panas,saya duduk didepan meja Pak Moekari, beliau memberi saya segelas air mineral kemasan. Kami mengobrol basa basi sebentar lalu saya mengambil makanan kecil yang saya bawa dan menawarkan ke beliau, ternyata jawaban Pak Moekari cukup mengagetkan saya.

"makasih mas ady, saya puasa"....jawaban yang cukup membuat saya tercengang sebentar hehe...

"bapak usianya sekarang berapa pak?"

"84 tahun dan saya masih rutin puasa senin kamis sejak saya masih muda"

"bapak masih kuat pak?""jadi begini mas, saya ini sudah

dikaruniai banyak kenikmatan sama Allah, saya diberi kesehatan, saya diberi panjang umur, saya diberi rezeki, saya

saya diberi banyak keajaiban dalam hidup saya...... jika semua itu dibanding-kan dengan puasa senin kamis saja, rasanya masih jauh dari imbang antara apa yang Allah berikan ke saya dengan puasa saya"

Saya jadi teringat ketika Pak Moekari pernah bercerita pada kawan-kawan Roodebrug Soerabaia, pengalamannya ketika berpapasan dengan patroli Belanda di depan stasiun Madiun dan Pak Moekari hanya diam bertiarap dibawah semak-semak dan dilewati begitu saja oleh pasukan musuh yang dilengkapi dengan tank dan panser. Juga tentang pertempuran di sebuah pabrik gula dimana seluruh kawan Pak Moekari gugur dalam pertempuran tersebut dan Pak Moekari adalah satu satunya yang masih hidup. Beliau menangis ketika menceritakan kisah ini didepan kami )

Sosok yang sederhana, religius, sekaligus tegas. Tak bisa lepas dari ingatan saya ketika salah satu dari kami bermain-main dengan menodongkan senjata replika ke kawan lainnya, beliau langsung membentak "HEI KAMU!!! jangan main main walaupun itu kosong!! untung bukan anak buah saya, kalo anak buah saya sudah saya tempeleng kamu !!!"

Semoga Allah selalu mengarunia-kan kesehatan dan rezeki pada Pak Moekari , doa kami yang mengagumimu

PAK MUKARI ANGGOTA POLISIISTIMEWA

Page 3: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

KALONGAN, KAMPUNG DIBALIKGEDUNG-GEDUNG MEGAH MASA LALU

Sore itu saya berjalan - jalan di sekitar jalan Sanggar, kemudian Olivier yang saat itu bersama saya mengajak untuk berbelok ke beberapa gang yang sekilas menampakkan beberapa rumah tua.

Kami memulai dari Kalongan gang 1 yang berada di belakang asrama Polisi Kepanjen. Beberapa rumah tampak dibuat dari akhir 1800-an masih tersisa beberapa. Rumah - rumah itu dapat di lihat dari penggunaan empat tiangterbuat dari tembok, simetris terhadap lebar rumah dengan pintu di bagian tengahnya. Juga atap rumah yang menggunakan semacam tanduk di bagian ujung kanan dan kiri rumah.

Namun di beberapa rumah ditemui dua tiang bagian tengah telah diganti dengan besi pejal, pada waktu itu bisa jadi merupakan trend tersendiri.

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #103

Salah satu rumah tua adalah milik bapak Asman. Usianya 79 tahun tapi masih sangat energik dengan daya ingat yang kuat. Beliau dahulu merupakan seorang karyawan dari

perusahaan N.I.L.M singkatan dari : Nederlansch Indiesche Landbouw Maatschapij yang merupakan perusahaan dagang bahan pertanian terutama gula yang beralamat di Willemskade 27, sekarang adalah jalan Jembatan Merah.

Pabrik - pabrik gula di Jawa pada waktu itu kurang lebih masih seperti yang bisa ditemui sekarang. Antara lain di Sidoarjo, Kediri, Jombang, Magetan dan lain - lain.

Pak Asman bekerja di perusahaan tersebut meneruskan ayahnya yang dulunya juga merupakan karyawan di kantor itu. Menurut penuturannya, rumah yang dia tinggali dulunya merupakan kawasan perumahan karyawan yang bekerja di kantor - kantor milik pengusaha Eropa pada jaman sebelum Jepang masuk ke Pulau Jawa. Pada waktu pertempuran Surabaya terjadi, rumah pak Asman sempat terkena bom yang ditembakkan dari kapal - kapal Inggris, sehingga keluarganya terpaksa harus mengungsi ke Blitar. Setelah di rasa aman, keluarga pak Asman kembali ke Surabaya lewat Malang dengan berjalan kaki. Sesampainya di Surabaya, rumah itu sudah dihuni oleh anggota KNIL yang berasal dari Maluku. Namun kemudian rumah itu dapat dikembalikan pada keluarga pak Asman.

Kisah lainnya yang masih teringat oleh Pak Asman adalah ketika masuknya Jepang ke Surabaya. Semua perusahaan milik orang Eropa di ambil alih, para direktur dan karyawan selain yang pribumi dimasukkan ke penjara Kalisosok. Termasuk diantaranya pimpinan dari N.I.L.M. Sehari-harinya mereka disuruh tetap bekerja seperti biasa namun tidak pulang ke rumah melainkan ke penjara Kalisosok. Ayah pak Asman sebagai asisten dari pimpinan perusahaan sering mengun-jungi ke penjara. Sampai suatu hari, beliau meninggal karena memakan makanan yang ternyata beracun pada tahun 1943. Meskipun sempat dilarikan ke RS Simpang, jiwanya ternyata tidak tertolong karena tentara Jepang pada waktu itu sangat ketat terhadap siapapun

Setelah dirasa aman,kami kembali ke Surabaya

dari Blitar melaluikota Malang dengan

berjalan kaki

“ “

Page 4: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

beliau selalu menasehati tentang kejujuran.

"jadilah kalian orang orang yang jujur!! kejujuran itu adalah kehormatan, kejujuran adalah bagian dari harga diri kalian dimata Tuhan!!" dan nasehat nasehat semacamnya selalu tentang kejujuran.

Suatu hari saya sedang main main seorang diri ke Markas Legiun Cacat Veteran Surabaya di Jl Rajawali, seperti biasa beliau dan veteran veteran lain berkantor ditempat ini.

Siang itu seperti biasa cuaca di Surabaya sangat panas,saya duduk didepan meja Pak Moekari, beliau memberi saya segelas air mineral kemasan. Kami mengobrol basa basi sebentar lalu saya mengambil makanan kecil yang saya bawa dan menawarkan ke beliau, ternyata jawaban Pak Moekari cukup mengagetkan saya.

"makasih mas ady, saya puasa"....jawaban yang cukup membuat saya tercengang sebentar hehe...

"bapak usianya sekarang berapa pak?"

"84 tahun dan saya masih rutin puasa senin kamis sejak saya masih muda"

"bapak masih kuat pak?""jadi begini mas, saya ini sudah

dikaruniai banyak kenikmatan sama Allah, saya diberi kesehatan, saya diberi panjang umur, saya diberi rezeki, saya

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #104

KESAKSIAN PRAJURITGRIJZENHOUT

Grijzenhout adalah seorang veteran tentara Belanda yang hingga saat ini berada dalam tekanan batin atas pengalamannya dimasa lampau disebuah negeri yang mereka namakan Hindia Belanda atau yang kini disebut Indonesia.

Saya tak mampu melukiskan tekanan batin yang dialami Grijzenhout, namun untuk saya temui dan melihat wajah saya pun dia tak mau.

"dia akan mengingatkanku pada mereka" , itulah yang disampaikan Grijzenhout pada rekan riset , Marjolein van Pagee, yang dalam beberapa kali wawancara tak jarang Grijzenhout sampai meneteskan air mata.

Persahabatannya dengan tawanan Indonesia di penjara Bubutan sedikit banyak mengobati kedukaannya itu, dalam video pendek ini dia menceritakan beberapa hal berkaitan pengalamannya di Indonesia.

Aku mengingat sebuah patroli dari ngawi ke gucialit , kami menangkap 2 pejuang. Salah satunya pemuda seusiaku, mungkin 20 tahun, atau bahkan mungkin lebih muda

Saat kami hampir sampai di pos, aku katakan padanya “aku akan memukul punggungmu itu tandanya kamu harus lari” lalu dia melarikan diri dan aku menembakkan senjataku ke udara seakan akan menembakinya.

Mereka berjuang untuk kemerdekaannya, kami ini tak ada urusan dengan Indonesia, Indonesia sudah merdeka sejak mereka lepas dari Jepang, tapi kami menginginkan orang orang baik ini berlutut dibawah kami.

Tak seharusnya kami melakukan hal itu...tak seharusnya...

dia mengingatkanku

pada mereka“ “

Sejenak Grijzehout terdiam, mengambil nafas panjang dan melanjut-kan bercerita

Kami memiliki sepasukan regu tembak di penjara Bubutan , salah satu anggota regu tembak itu tidur tepat dibawah ranjangku dan aku diatasnya, suatu tengah malam aku terbangun dan terpikir “haruskah aku menghajarnya?”

Regu tembak sialan !! Aku melemparkan sepatunya dibawah ranjang dengan penuh kemarahan.

Setiap pejuang dinyatakan bersalah dan berakhir dihadapan regu tembak.....mereka bukan kriminil, mereka berjuang untuk sebuah kemerdekaan

Page 5: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #105

JEJAK SEJARAH DI PEMAKAMANBELANDA EREVELD

Bersama dengan Max Van Der Werff dan komunitas Indo - Belanda dalam acara ziarah bersama pada beberapa waktu yang lalu. Memasuki pemakaman Ereveld tampak deretan nisan yang berwarna putih dan terdapat nama jenazahnya.

Kompleks pemakaman ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda tahun 1917 ini. Kompleks makam ini sebelumnya diperuntukkan untuk warga negara Belanda , termasuk Eropa.

Tanah makam seluas 340.800 meter persegi itu diberikan ke Belanda oleh Indonesia. Segala bentuk pembiayaan makam dibiayai langsung oleh Belanda melalui yayasan OGS.

Pada tanggal 27 Februari 1942 terjadi pertempuran di laut Jawa yang mengakibatkan kapal milik Belanda tenggelam. Setiap tanggal 4 Mei diperingati sebagai hari Pahlawan Belanda,. Karena itu dan jangan heran

kalau di makam itu berkibar bendera Belanda pada saat hari tertentu. Pada saat itu ada banyak warga negara Belanda yang berkumpul di kompleks makam kehormatan Belanda (ereveld) Kembang Kuning. Mereka datang untuk memperingati pertempuran di laut Jawa pada 27 Februari 1942, yang menyebab-kan tiga kapal Belanda karam.

Jenasah ratusan anak buah kapal yang juga tentara kerajaan Belanda itu dimakamkan secara terpisah di masing-masing ereveld yang ada di Jakarta, Bandung, dan Semarang dan di Surabaya yaitu Ereveld Kembang Kuning itu.

Dalam perayaan itu, upacara penghormatan diadakan di tugu yang mencantumkan nama dari para tentara Belanda yang dimakamkan di Ereveld. Termasuk komandan Angkatan Laut Belanda yang memimpin pertempuran yaitu Laksamana KWFM Doorman.

Page 6: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #106

ALBUM FOTO DI TEMPAT SAMPAH YANG MENGGEGERKAN BELANDA

Pada awal bulan Juli ini di negeri Belanda sedang hangat hangatnya membicarakan sejarah Aksi Polisionil Belanda di Indonesia antara 1947-1949.

Semua berawal dari sebuah album foto yang ditemukan secara tidak sengaja di sebuah tempat sampah di Kota Enschede dan dimuat pertama kali oleh koran VOLKSKRANT, salah satu koran terbesar di Belanda, di Belanda sendiri, sejarah tentang aksi polisionil tidak diajarkan secara mendetil dalam kurikulum mereka, seolah seperti bagian yang ingin dipetieskan

berikut adalah terjemahannya :Lidy Nicolasen – 10 Juli 2012 , 07:35

Untuk pertamakali dalam sejarah, foto dari sebuah eksekusi ditemukan, kemungkinan foto foto dari eksekusi yang dilakukan oleh tentara belanda selama masa aksi polisionil di negara jajahan Hindia Belanda. Foto foto ini

ditemukan dalam album foto pribadi seorang tentara yang dikirim pemerintah belanda ke Indonesia dalam sebuah misi militer

Dalam foto foto ini dapat dilihat eksekusi dari tiga pria indonesia. Mereka berdiri dengan punggung mereka menghadap kearah regu tembak yang berdiri pada sisi lain sebuah parit, foto menunjukkan momen ketika mereka ditembak. Parit dipenuhi dengan mayat mayat nrang yang dieksekusi, terlihat dari foto kedua. Pada sisi sebelah kiri anda bisa melihat dua personil militer belanda yang bisa dipastikan dari seragam mereka

Tim ahli dari Institue Dokumentasi Perang ( Ned Indie Oorlog Documentation) dan Institut Sejarah Militer Belanda ( NIMH ) mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat foto foto ini sebelumnya “ ini bukan foto sembarangan dan tentu saja tidak benar jika setiap veteran membawa foto semacam ini pulang” seorang pegawai NIMH mengatakan

demikian. Demikian juga bagi NIOD foto foto ini tidak dikenali sebelumnya , tegas Rene Kok: “kami memiliki banyak album disini, sebenarnya kami mengharapkan gambar seperti ini muncul dan momen ini ternyata adalah saat ini, gambar ini tidak pernah saya lihat sebelumnya”

Pemilik foto adalah seorang prajurit dari Enschede. Dia sudah meninggal. Dia dikirim sebagai tentara wajib militer pada 1947 tepat sebelum agresi pertama dan kembali pada 1950 setelah Belanda menyetujui kemerdekaan Indonesia. Dia bertugas pada batalion artileri. Sejarah tentang batalionnya tidak pernah menuliskan tentang eksekusi. Namun tetap saja memungkinkan bagi pasukan artileri untuk mengawal pasukan infantri atau pasukan khusus yang melakukan eksekusi

Eksekusi yang dikenal adalah Rawagede di Jawa Barat dan di Sulawesi Selatan. Tahun lalu keluarga korban dari pembantaian Rawagede telah mendapatkan uang kompensasi dari pemerintah Belanda. Pemerintah belum merespon mengenai tuntutan hukum mengenai pembantaian di Sulawesi Selatan. Tidak diketahui jumlah korban orang Indonesia secara pasti dari kedua aksi tersebut.

Publik Belanda pun mulai membic-arakan berita ini baik yang pro maupun yang kontra, namun di negara kita sama sekali tidak mengetahui berita ini, tak ada satupun media di Indonesia yang mengangkat masalah ini dan inipun menguatkan opini publik Belanda ketika pertama kali foto ini ditemukan dan dimuat ,dimana mereka mengatakan "Untuk apa kita meributkan kejadian ini? orang Indonesia sendiri saja tidak peduli dengan kejadian ini dan sejarah mereka"

Tampak dalam foto mereka yang tanpa seragam tempur maupun persenjataan, bisa jadi mereka adalah warga sipil, namun bagi warga sipil sekalipun membutuhkan nyali yang besar bahkan hanya untuk menutup mulut tentang jumlah kekuatan maupun keberadaan pejuang RI, hingga bagaimana mereka melihat kawan mereka bergelempangan satu persatu diterjang peluru dan tetap tegar bersikap tidak kooperatif.

Page 7: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #107

Kepada DWITUNGGALSOEKARNO-HATTA

Dengarkan wahai dua pelita!Jeritan jantungku ini!

Bukakan dadamu!Bukakan jantungmu!

Dimana detikan darah patriotmu terasa!

Gumpalan awansedang menutup

Cahaya baskara di negeri kita,Belumkah kau dengar?

Hati menggetarPecinta Nusa yang sedang gusar?

Ya TUHANKU seru sekalian alam,Gerakkanlah jantung mereka,Gerakkanlah tangan mereka,

Agar berjabat, erat-erat!

Hindarkan NusakuHindarkan rakyatku

Dari bencanaSudah cukup darah membasah

Sudah cukup airmata tertumpah,Diatas bumiPertiwi sakti

PUISI BUNG TOMO

K.A.M.I

Tenanglah!Ada kuliah

Kusuma bangsa sedang berjoangMenuntut ilmu mencapai terang

Ilmu statistik memecah otakYang lain lagi membuat botak

Disiplin ketatWajib mencatat

Lidah dosen nan bersilatJari-jari sehalus sutera

Nampak menari diatas kertasTenang

Damai, mutlak amanlingkungan ini

Dibelakang kaca yang tebalSayu berkedip mata yang sabarAngin meniup sang rambut ikal

Tidak menarik pandangan nyasar

Sang dosen pusatPusat segala

Bila tak hendakUjian rusakLalu terisak

KEPADA MAHASISWA

KEPADAPEMIMPIN BANGSA

Page 8: "The Untold Story" Roodebrug Soerabaia Journal | January 2014

ARTIKEL VRIJ NEDERLANDTENTANG AGRESI MILITER

Masih berkaitan dengan isu yang hangat di negara Belanda tentang aksi Polisionil, kali ini kawan kami Marjolein van Pagee dan proyek fotografinya berjudul "yellow flower" dimuat dalam artikel Vrij Nederland.

Vrij Nederland adalah majalah mingguan dengan berita berita hangat berkualitas

Pertempuran sang KakekJan van Pagee dari Krabbendijke

saat itu berusia 20 tahun ketika dikirim ke Surabaya untuk menjalani wajib militer pada musim semi 1947.

Dua tahun kemudian dia kembali ke wilayah pedesaan yang religius di Zeeland,sisi barat laut Belanda

Dia tak pernah lagi membicarakan mengenai perang di tanah koloni. Marjolein cucunya hanya mengingat sebuah potret dari kakeknya yang tergantung diatas tempat tidur neneknya. Foto yang menggambarkan Jan muda berseragam warna khaki. Ketika dia meninggal pada 2005,tiba tiba saja dua buah album foto ditemukan,penuh dengan foto-foto hitam putih.

Fotografer muda inipun memutus-kan untuk melakukan riset kisah

pertempuran kakeknya yang selama ini terpendam bertahun tahun. Dia membaca laporan pertempuran dan catatan militer yang dia minta pada menteri pertahanan. Upayanya menulis pada majalah veteran mempertemukan dia dengan beberapa orang yang bertugas bersama dengan kakeknya dalam satu batalion.

Seperti Mr Hartsuiker yang bertugas pada department yang sama pada agresi militer kedua dan Mr Bom yang masih mengingat malam pendara-tan mereka di Glondong bersamaan dengan turunnya hujan deras.

Namun juga sisi lain dari kisah ini juga perlu diceritakan,begitulah keyakinan fotografer. Di Indonesia dia bertemu dengan mantan mantan pejuang Indonesia yang sudah berusia lanjut yang dulunya bertempur di area dimana kakeknya ditempatkan. Seperti Pak Amari yang kehilangan matanya akibat ledakan mortir dan kemudian hari menjadi mata mata.

Juga Pak Saeran,seorang nelayan dari Glondong yang melihat kapal kapal angkatan laut berdatangan pada malam hari bulan Desember tersebut.

Kisah yang terlupakanIngatan itu terserak tak beraturan,

Pak Saeran mengatakan bahwa marinir Belanda menembak membabibuta saat mereka mendarat di pantai Glondong. Dua orang kawannya tewas seketika dan dia sendiri tertembak di kepalanya.

Namun Mr Hartsuiker tidak ingat jika mereka mengeluarkan tembakan dan van Pagee juga belum menemukan sumber dari pihak Belanda yang sesuai dengan kesaksian nelayan Indonesia. Dia juga melintasi halaman kelam dari sejarah perang yang kontroversial. Dia membaca dalam laporan pertempuran mengenai eksekusi dari 50 penduduk sipil setempat setelah mendapat serangan pemberontak. Tanpa pengadi-lan mereka semua dieksekusi.

Sebagian besar dari veteran yang dia temui mengatakan bahwa terjadi kesalahpahaman media yang saat ini banyak memberitakan tentang kejahatan perang di Indonesia. Mr Bom mengata-kan bahwa foto foto pembantaian yang dimuat koran Volkskrant pada musim panas ini tidak mungkin benar adanya.

Namun veteran veteran lain melihat kebelakang dengan perasaan hati yang terluka, menyesali perang yang tidak masuk akal bagi mereka. Tetap menjadi misteri hingga kini bagaimana Jan van Pagee melewati masa masa kemiliterannya. Sang cucu sudah tidak bisa menanyainya lagi.

The Untold Story J U R N A L01/JAN/2014 #108