THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

67
THE POWER OF BEING UNDERSTOOD AUDIT | TAX | CONSULTING

Transcript of THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Page 1: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

THE POWER

OF BEING

UNDERSTOOD

AUDIT | TAX | CONSULTING

Page 2: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

ABOUT RSM

Page 3: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

20 countries

118 offices

11,939 people

14 countries

21 offices

862 people

45 countries

184 offices

9,744 people

ASIA PACIFIC AFRICA EUROPE

20 countries

76 offices

3,352 people

20 countries

34 offices

1,050 people

LATIN AMERICA MIDDLE EAST

2 countries

390 offices

20,954 people

NORTH AMERICA

QUICK FACTS

GLOBAL

• 120+ countries

• 48,000+ staff

• 3,800+ partners

• 820 offices

• 57 years

• $ 6.3 billion revenue

INDONESIA

• 700+ staff

• 40+ partners

• 2 offices

• 36 years

• #3 in number of listed entities

audited

• Shortlisted as Tax Firm of the Year

in Asia Tax Award 2020

Page 4: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Our Services in Indonesia

ConsultingAccounting Advisory | Corporate Finance & Transaction Advisory Services |

Finance & Accounting Outsourcing | Governance Risk Control Consulting Services |

Management Consulting | Technology Consulting | Other Consulting |

Audit Agreed Upon Procedures | Financial Information Review | General Audit |

TaxBusiness Tax | International Tax | Tax Merger & Acquisition | Transfer Pricing |

Page 5: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Our Tax & Consulting Services

ACCOUNTING ADVISORY

Complex Accounting & Financial

Reporting

New Accounting Standards &

Implementation

FINANCE & ACCOUNTING

OUTSOURCING

Accounting Services

Financial Outsourcing Services

Payroll

Secretarial

GOVERNANCE RISK

CONTROL CONSULTING

SERVICES

Anti Money Laundering

Fraud Prevention, Forensic,

Investigation

Process, Risk & Controls

Security & Privacy Risk Consulting

Technology Risk Consulting

MANAGEMENT

CONSULTING

Business Consulting

Operations & Supply Chain

People & Organization

Technology & Digital

TECHNOLOGY CONSULTING

Application Development &

Integration

Data Analytics

Technology Infrastructure

CORPORATE FINANCE &

TRANSACTION ADVISORY

SERVICES

Corporate Finance

Corporate Recovery & Insolvency

Restructuring

Valuation

OTHER CONSULTING

Business Establishment & Licensing

Executive Search

BUSINESS TAX

Customs & Trade

Tax Advisory

Tax Audit & Dispute

Tax Compliance

INTERNATIONAL TAX

TAX MERGER &

ACQUISITION

Tax Due Diligence

Tax Structuring

TRANSFER PRICING

Page 6: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Bringing you ideas and insights to help you move forward with confidence

ONE POINT OF CONTACT

When you are under pressure, quick and easy communication is of paramount

importance. At RSM you have one trusted senior contact who will connect you to a well-

informed team, exactly when and where you need them.

QUICK ANSWERS

The partners of our member firms around the world know each other

extremely well. This means they can personally recommend

colleagues in other international offices, and draw on those close

relationships to get you quick answers and fast decisions.

MAXIMIZING POTENTIALS

When you work with us, you have a team of

advisers who are constantly looking out for your

business interests. Based on a thorough

analysis of your markets, laws and customs, we

will identify opportunities and challenges before

they arise. We will help you analyze risk,

establish the right direction of your business and

maximize your potential, supporting you every

step of the way.

UNDERSTANDING

YOUR BUSINESS

We devote a great deal of time, thought and energy to understanding

you and your organization. We will immerse ourselves in your business

so we know who you are, what you believe in and what motivates you.

Your management team will receive high quality feedback on issues

that are pertinent to your business, together with personalized reports

and advice from experts in your sector.

Page 7: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

CORPORATE INCOME TAX (CIT) RETURN PREPARATION UPDATES

RSM Webinar Series Kamis, 15 April 2021

Ivoni Noviana

Partner

Tax Practice

Page 8: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Topik Webinar

1. Perhitungan Pajak Penghasilan Badan

2. Pengaruh Insentif Perpajakan bagi Pelaporan

SPT Tahunan PPh Badan

3. Implikasi Perpajakan atas Penerapan PSAK 73:

Sewa (IFRS 16: Lease)

4. SPT Form

5. Lain-lain

Page 9: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Topik 1

Perhitungan Pajak Penghasilan

Badan

Page 10: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Corporate Income Tax / PPh Badan

Yang menjadi Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Namun demikian, terdapat beberapa jenis penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan. Undang-Undang

Pajak Penghasilan mengatur jenis penghasilan yang bukan merupakan objek pajak, di antaranya adalah:

➢ bantuan atau sumbangan, termasuk zakat dan sumbangan keagamaan lainnya yang ketentuannya diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Pemerintah;

➢ harta hibahan yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

➢ warisan;

➢ harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan

modal;

➢ penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan/atau

kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, apabila diberikan oleh bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak tertentu

akan menjadi Penghasilan); dan

➢ penghasilan lain sebagaimana tertera dalam Undang-undang Pajak Penghasilan.

Page 11: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Corporate Income Tax / PPh Badan (cont’d)

Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang

tidak melakukan usaha. Bentuk Badan dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), perseroan

lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk

apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

Yang termasuk dalam pengertian perkumpulan dapat berbentuk asosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-

pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.

Page 12: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Penghasilan Kena Pajak

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang terutang atas penghasilan, antara lain penghasilan dari gaji, penghasilan

dari laba usaha, penghasilan berupa hadiah, dan penghasilan berupa bunga.

Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterimanya dalam 1 (satu) tahun pajak.

PPh yang terutang dalam 1 (satu) tahun pajak harus dilunasi pembayarannya oleh Wajib Pajak dan Undang-Undang Pajak

Penghasilan telah mengatur cara pelunasan PPh yang terutang oleh Wajib Pajak, yaitu dengan cara membayar sendiri dan

melalui pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak lain.

Untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan perlu terlebih dahulu ditentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak. Dalam

penentuan Penghasilan Kena Pajak, Wajib Pajak Badan wajib menyelenggarakan pembukuan berdasarkan Pasal 28 UU

Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan.

Langkah-langkahnya untuk mendapatkan besaran Penghasilan Kena Pajak adalah sebagai berikut:

Pertama, hitung seluruh Penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak. Penghasilan yang bukan

merupakan objek pajak dan penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat Final tidak perlu

dimasukkan. Bila Penghasilan yang tidak dapat dikurangkan tersebut telah masuk dalam pembukuan wajib pajak,

Penghasilan tersebut perlu dikeluarkan dari Laporan Rugi/Laba terlebih dahulu melalui koreksi fiskal.

Page 13: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Penghasilan Kena Pajak (cont’d)

Kedua, kurangkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh badan tersebut. Biaya-biaya tersebut meliputi seluruh biaya yang

secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain: biaya pembelian bahan, biaya

berkenaan dengan pekerjaan atau jasa (gaji, tunjangan dsb), biaya bunga, biaya sewa, royalty, biaya perjalanan, biaya

pengolahan limbah, premi asuransi, biaya promosi dan penjualan, biaya administrasi. Jangan lupa untuk mengurangkan

biaya penyusutan dan amortisasi.

Ketiga, perhatikan biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan sebagaimana di atur dalam perundangan perpajakan

beserta aturan turunannya. Keluarkan biaya-biaya tersebut dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak. Bila sudah

terlanjur masuk dalam pembukuan wajib pajak, biaya-biaya tersebut perlu dikeluarkan terlebih dahulu melalui koreksi fiskal.

Biaya tersebut di antaranya pembagian laba seperti dividen, pembagian sisa hasil usaha koperasi maupun biaya untuk

kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota maupun biaya-biaya lain yang diatur dalam peraturan

perpajakan.

Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan biaya-biaya didapat kerugian sehingga tidak terdapat Penghasilan Kena

Pajak, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai

dengan 5 (lima) tahun.

Page 14: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Pembukuan

Kewajiban Pembukuan Proses Pembukuan

Didasarkan pada itikad baik atau “adat

kebiasaan pedagang yang baik dan

mencerminkan keadaan atau kegiatan

usaha yang sebenarnya

Dilakukan secara taat asas dengan

stelsel akrual atau stelsel kas –

perubahan metode pembukuan dan/atau

tahun pajak harus persetujuan DJP

Diselenggarakan di Indonesia dengan

menggunakan huruf latin, angka Arab,

satuan mata uang Rupiah, dan disusun

dalam bahasa Indonesia atau bahasa

asing yang diizinkan oleh Menteri

Keuangan

Laporan Keuangan

Rekonsiliasi fiskal

Berdasar PSAK Berdasar UU Pajak dan

peraturan

Lapkeu Fiskal

Neraca, L/R, Arus kas,

Ekuitas, dllLaba/Penghasilan Neto

Fiskal

Didasarkan pada itikad baik atau “adat”

kebiasaan pedagang yang baik dan

mencerminkan keadaan atau kegiatan

usaha yang sebenarnya

Dilakukan secara taat asas dengan

stelsel akrual atau stelsel kas –

perubahan metode pembukuan dan/atau

tahun pajak harus persetujuan DJP

Page 15: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Rekonsiliasi (koreksi) fiskal adalah proses penyesuaian

atas laporan keuangan komersial (laba komersial) yang

berbeda secara prisip atau metode dengan ketentuan fiskal

untuk menyajikan dan/atau menghasilkan penghasilan

neto / laba yang sesuai dengan ketentuan pajak.

REKONSILIASI FISKAL

Page 16: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Perbedaan Prinsip dalam Rekonsiliasi Fiskal

1. Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut ketentuan PPh telah dikenakan PPh yangbersifat final.

2. Menurut akuntansi komersial merupakan beban sedangkan menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan dansebaliknya misalnya:➢ Biaya-biaya 3M penghasilan yang bukan obyek pajak atau pengenaan pajaknya bersifat final.➢ Penggantian/imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan.➢ Sanksi perpajakan berupa bunga, denda, dan kenaikan.➢ Biaya-biaya yang tidak memenuhi syarat-syarat (daftar nominatif biaya entertainment, daftar nominatif atas

peghapusan piutang).

Page 17: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Penghasilan Kena Pajak (cont’d)

Wajib Pajak Badan

Penghasilan Neto Komersial Dalam Negeri

+/+ Penghasilan Neto Komersial Luar Negeri

Jumlah Penghasilan Neto Komersial

-/- Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final & Bukan Objek Pajak

+/+ Penyesuaian/Koreksi Fiskal Positif

-/- Penyesuaian/Koreksi Fiskal Negatif

Penghasilan Neto Fiskal

-/- Kompensasi Kerugian Fiskal

Penghasilan Kena Pajak

Page 18: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Tarif PPh Badan – UU PPh stdtd UU Nomor 2 Tahun 2020

Omzet > Rp50 milyar

(Pasal 17 ayat (1)

huruf (b) dan ayat

(2a))

• Tarif 22% - tahun pajak 2020 dan 2021

• Tarif 20% - mulai tahun pajak 2022

Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perppu Nomor 1 Tahun 2020

Omzet s.d Rp50

milyar

(Pasal 31E)

Perusahaan Terbuka

(Tbk)

Minimal 40% saham

dimiliki publik

Mendapatkan fasilitas pengurangan tarif pajak

• Sebesar 50% dari tarif Pasal 17 untuk omzet s.d Rp4,8 miliar (Pasal 31E)

• Sisa omzet yang telah dikurangi bagian Rp4,8 miliar tetap menggunakan tarif Pasal 17

Tarif sebesar 3% lebih rendah dari tarif PPh Badan yang omzetnya > Rp50 milyar

• Tarif 19% - tahun pajak 2020 dan 2021

• Tarif 17% - mulai tahun pajak 2022

Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perppu Nomor 1 Tahun 2020

Page 19: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Pelunasan Pajak di Tahun Berjalan

Setelah diperoleh angka Penghasilan Kena Pajak dan Pajak terhutang, langkah berikutnya adalah mengurangkan Pajak

Penghasilan dengan kredit pajak.

Kredit Pajak untuk Wajib Pajak Badan meliputi:

➢ pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha tertentu yang disebut sebagai Pajak Penghasilan Pasal 22.

➢ pemotongan pajak atas penghasilan dari modal, jasa dan kegiatan tertentu yang disebut sebagai Pajak Penghasilan

Pasal 23.

➢ pembayaran oleh Wajib Pajak sendiri yang disebut sebagai Pajak Penghasilan Pasal 25.

Page 20: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Deductible Expense - Pasal 6 Pengurang Penghasilan

➢ Merupakan biaya yang diperkenankan mengurangi penghasilan bruto dalam penghitungan pajak penghasilan

terutang.

➢ Biaya ini berkaitan dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (Biaya “3M”)

➢ Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:

✓ Biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa, biaya sewa dan royalti, biaya perjalanan,

biaya pengelolaan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, pajak kecuali pajak penghasilan

✓ Biaya promosi dan penjualan (PMK 02/PMK.03/2010)

✓ Biaya bunga, kecuali:

• melebihi ketentuan DER 4:1

• terkait pinjaman untuk kegiatan usaha bersifat final atau bukan objek pajak

• pinjaman dari pihak dengan hubungan istimewa dengan bunga yang tidak wajar/ lazim

✓ Penyusutan dan amortisasi sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 dan 11A UU Pajak Penghasilan dan PMK-

96/PMK.03/2009

Page 21: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Deductible Expense - Pasal 6 Pengurang Penghasilan (cont’d)

✓ Biaya kendaraan & Handphone (Kep-220/PJ./2002)

Deductible :

• 100% biaya penyusutan atas perolehan/perbaikan besar, atau biaya pemeliharaan rutin bus/minibus/sejenisnya

untuk antar jemput karyawan

• 50% dari biaya penyusutan atas perolehan sedan/sejenisnya atau handphone

• 50% dari biaya pemeliharaan sedan & biaya berlangganan handphone / isi pulsa.

✓ Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan

✓ Kerugian atas penjualan atau pengalihan aset perusahaan

✓ Kerugian selisih kurs mata uang asing:

✓ Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia

✓ Biaya beasiswa, magang dan pelatihan

✓ Biaya perjamuan/entertainment (apabila dibuat nominative list sesuai SE-27/PJ.22/1986)

Page 22: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Deductible Expense - Pasal 6 Pengurang Penghasilan (cont’d)

✓ Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat (PMK-105/PMK.03/2009 jo. PMK-57/PMK.03/2010 jo. PMK-

207/PMK.010/2015):

• telah dibebankan sebagai biaya dalam laba rugi komersial

• Wajib Pajak menyerahkan daftar piutang tak dapat ditagih dan dokumen/bukti kepada Direktorat Jenderal Pajak dengan

dilampirkan di SPT Tahunan PPh pada tahun pajak dihapusnya piutang

• telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara,

atau terdapat perjanjian tertulis tentang penghapusan piutang/pembebasan utang antara debitur dan kreditur, atau telah

dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan

untuk jumlah utang tertentu

✓ Sumbangan dalam rangka (1) penanggulangan bencana nasional, (2) penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia,

(3) fasilitas pendidikan, (4) pembinaan olahraga, dan (5) biaya pembangunan infrastruktur sosial (PP-93/2010 dan PMK-

76/PMK.03/2011)

• maximum 5% dari penghasilan neto fiskal tahun sebelumnya dan tidak menyebabkan rugi pada tahun pajak sumbangan

diberikan

• sumbangan dalam bentuk uang/barang sedangkan biaya pembangunan infrastruktur sosial dalam bentuk sarana dan prasarana

untuk kepentingan umum

• didukung oleh bukti yang sah

• lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP

• tidak diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Page 23: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Non-Deductible Expense - Pasal 9 Biaya yang tidak dapat dikurangkan

➢ Biaya yang tidak diperkenankan mengurangi penghasilan bruto dalam penghitungan PPh terutang yang meliputi:

• Biaya 3M penghasilan yang bukan merupakan obyek Pajak;

• Biaya 3M penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final;

• Biaya penghasilan yang dikenakan pajak berdasarkan norma penghitungan penghasilan neto.

➢ Pembagian laba dengan nama dan bentuk apapun

➢ Biaya terkait dengan kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu dan anggota

➢ Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali (PMK-81/PMK.03/2009 jo. PMK-219/PMK.011/2012) kecuali

• Cadangan piutang tak tertagih untuk bank umum, Bank Perkreditan Rakyat, sewa guna usaha dengan hak opsi,

perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan anjak piutang

• Cadangan untuk usaha asuransi

• Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan

• Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan

• Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan

• Cadangan biaya untuk usaha pengolahan limbah industri.

Page 24: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Non-Deductible Expense - Pasal 9 Biaya yang tidak dapat dikurangkan (cont’d)

➢ Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa yang

dibayar Wajib Pajak orang pribadi, kecuali dibayar oleh pemberi kerja dan objek PPh Pasal 21

➢ Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali (PMK-83/PMK.03/2009 jo. PMK-

167/PMK.03/2018) kecuali:

• Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan;

• Natura/kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu/terpencil

• Natura/kenikmatan yang merupakan keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja

atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya.

➢ Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham dan pihak yang mempunyai hubungan

istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan

➢ Hibah, bantuan atau sumbangan dan warisan (Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b kecuali sumbangan Pasal 6 ayat (1)

huruf i s.d m dan zakat (PP Nomor 18 Tahun 2009)

Page 25: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

➢ Pajak Penghasilan

➢ Biaya untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak dan orang yang menjadi tanggungannya

➢ Gaji yang dibayar kepada anggota persekutuan, firma atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas

saham

➢ Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan serta sanksi pidana berkenaan dengan pelaksanaan

perundang-undangan di bidang perpajakan.

➢ Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1

(satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan (Pasal 11) atau

amortisasi (Pasal 11A).

Non-Deductible Expense - Pasal 9 Biaya yang tidak dapat dikurangkan (cont’d)

Page 26: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Penyusutan - Pasal 11

Penyusutan diatur dalam Pasal 11 UU Pajak Penghasilan.

Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali

tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan

dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat (metode garis lurus) yang telah ditentukan bagi harta

tersebut.

Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun

selama masa manfaat (metode saldo menurun), yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa

buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.

Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan,

penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak,

Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.

Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva, maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan

penilaian kembali aktiva tersebut.

Page 27: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Penyusutan – Pasal 11 (cont’d)

Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan sebagai berikut:

Page 28: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Penyusutan – Pasal 11 (cont’d)

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan atas harta berwujud yang dimiliki dan digunakan dalam bidang usaha tertentu

diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta atau penarikan harta karena sebab lainnya, maka jumlah nilai sisa buku

harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dan jumlah harga jual atau penggantian asuransinya yang diterima atau

diperoleh dibukukan sebagai penghasilan pada tahun terjadinya penarikan harta tersebut.

Apabila hasil penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya baru dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian,

maka dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak jumlah sebesar kerugian dibukukan sebagai beban masa kemudian

tersebut.

Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat sebagai bantuan, sumbangan, zakat, hibah dan/atau warisan yang

diakui berdasarkan perundang-undangan perpajakan, yang berupa harta berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta

tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan. Ketentuan lebih lanjut mengenai kelompok

harta berwujud sesuai dengan masa manfaat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 29: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Amortisasi – Pasal 11A

Amortisasi diatur dalam Pasal 11A UU Pajak Penghasilan.

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan

hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dilakukan dalam bagian-bagian

yang sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara

menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat diamortisasi

sekaligus dengan syarat dilakukan secara taat asas.

Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk bidang usaha tertentu yang diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Untuk menghitung amortisasi, masa manfaat dan tarif amortisasi ditetapkan sebagai berikut:

Page 30: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Amortisasi – Pasal 11A (cont’d)

Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya

pengeluaran atau diamortisasi. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan

metode satuan produksi. Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain dengan menggunakan

metode satuan produksi, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi setinggi-

tingginya 20% (dua puluh persen) setahun.

Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun,

dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi. Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak guna bangunan, hak guna

usaha, hak pakai, muhibah (goodwill), hak pengusahaan hutan, hak di bidang penambangan minyak dan gas bumi dan hak

pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, maka nilai

sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai kerugian dan jumlah yang diterima sebagai penggantian

merupakan penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan tersebut.

Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat sebagai bantuan, sumbangan, zakat, hibah dan/atau warisan yang

diakui berdasarkan perundang-undangan perpajakan, yang berupa harta tak berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta

tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan.

Page 31: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Kredit Pajak

Pasal 22

Pemungutan PPh dari kegiatan di bidang impor atau

kegiatan usaha di bidang lain

Pasal 23

Pemotongan PPh dari dividen, bunga, royalti, sewa,

hadiah, dan penghargaan, dan imbalan lain

Pasal 24

Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan

dari luar negeri yang boleh dikreditkan

Pasal 25Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri

Pasal 26 ayat (5)

Pemotongan pajak atas penghasilan Subjek PajakLuar Negeri yang menjadi Subjek Pajak DalamNegeri (tidak bersifat final)

Tidak boleh dikreditkanSanksi administrasi berupa denda, bunga, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda

Page 32: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Kredit Pajak PPh Pasal 24

•PPh di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang

terutang dalam tahun pajak yang sama

•Besarnya kredit pajak adalah sebesar PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak

boleh melebihi PPh terutang di dalam negeri

PPh yang terutang di luar negeri

Jumlah penghasilan dari luar negeri

Penghasilan Kena PajakX Total PPh terutang

KPLN dihitung per negara asal penghasilan

Page 33: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Fasilitas Pengurangan Tarif Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)

mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto

sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

Contoh:

Peredaran bruto sebesar Rp 12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah) dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar

Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang:

1. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas

(Rp 4.800.000.000,00 : Rp 12.000.000.000,00) x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 400.000.000,00

2. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas

Rp 1.000.000.000,00 – Rp 400.000.000,00 = Rp 600.000.000,00

Pajak Penghasilan yang terutang:

- (50% x 22%) x Rp 400.000.000,00 = Rp 44.000.000,00

- 22% x Rp 600.000.000,00 = Rp 132.000.000,00 (+)

Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang Rp 176.000.000,00

Page 34: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Topik 2

Pengaruh Insentif Perpajakan bagi

Pelaporan SPT Tahunan PPh Badan

Page 35: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Insentif Pajak – Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020

• Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020 (“PP-29”) tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Dalam Rangka Penanganan Corona

Virus Disease 2019 (“COVID-19”) diterbitkan pada 10 Juni 2020 dan berlaku di tanggal yang sama.

• Seluruh fasilitas dapat dimanfaatkan mulai 1 Maret 2020 hingga 31 Desember 2020

• WP yang memanfaatkan fasilitas tertentu dalam PP-29 harus menyampaikan laporan secara online ke DJP paling lambat

bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh Badan tahun 2020.

• Berikut adalah fasilitas yang diberikan oleh PP-29:

Produksi alat

kesehatan dan

perbekalan rumah

tangga

• Menerima tambahan pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari biaya produksi yang

dikeluarkan yang dibebankan sekaligus pada tahun pajak saat biaya dikeluarkan

• Fasilitas pajak diberikan untuk WPDN yang memproduksi alat kesehatan (masker bedah, respirator

jenis N95, pakaian pelindung diri, sarung tangan bedah, sarung tangan pemeriksaan, ventilator, reagen

diagnostic test untuk COVID-19), antiseptic hand sanitizer, dan disinfektan

Sumbangan dalam

rangka penanganan

COVID-19

• Pemberian donasi dapat diiperhitungkan sebagai pengurang hasil bruto – dalam bentuk uang, barang,

jasa, atau pemanfaatan harta tanpa kompensasi

• Sumbangan diberikan kepada institusi tertentu yang telah ditetapkan atau memperoleh izin

penyelenggaraan pengumpulan sumbangan

• WP harus memberikan bukti telah memberikan sumbangan kepada penyelenggara pengumpulan

sumbangan yang ditetapkan Pemerintah

Page 36: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Insentif Pajak – Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020

Penyediaan harta

untuk digunakan

dalam penanganan

Covid-19

Pembelian kembali

saham di bursa efek

• WP mendapatkan penghasilan sewa secara penuh dari pemerintah – dikenai PPh final tarif 0%

• Penghasilan sewa berasal dari penyewaan tanah, bangunan atau harta lainnya kepada pemerintah

dalam rangka penanganan COVID-19

• Fasilitas yang diberikan berupa tarif PPh Badan yang lebih rendah 3% berdasar UU Nomor 2 Tahun

2020 – WP yang melakukan pembelian kembali saham sampai dengan 30 September 2020 dan hanya

boleh dikuasai hingga 30 September 2022.

• Fasilitas pajak diberikan kepada emiten yang melakukan pembelian kembali saham yang

diperjualbelikan di bursa (stock buyback) dalam rangka mempertahankan stabilitas pasar saham

Page 37: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Topik 3

Implikasi perpajakan atas penerapan

psak 73: sewa (ifrs 16: lease)

Page 38: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Perubahan PSAK 30 dan PSAK 73

PSAK 30 PSAK 73

Sewa

Pembiayaan

Sewa

Operasi

Semua Jenis

Sewa

Pendapatan Bunga

Beban Bunga X X

Beban Operasional:

- Beban Sewa XX

- Beban Depresiasi dan

AmortisasiX X

Laba Operasional

NERACA LAPORAN LABA RUGI

Page 39: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Dampak PSAK 73 pada Laporan Keuangan

Neraca

Aset hak guna

Liabilitas sewa

Laporan

Laba Rugi

Beban Bunga

Beban Sewa

Laporan

Arus Kas

Aktivitas operasi

Aktivitas pendanaan

Page 40: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Dampak PSAK 73 pada Laporan Keuangan (Lanjutan)

Laporan Posisi Keuangan

Perusahaan yang memiliki banyak transaksi sewa akan terlihat

memiliki lebih banyak aset, namun juga memiliki lebih banyak

utang

Laporan Laba Rugi

Jumlah beban pada awal periode sewa akan terlihat lebih besar

bahkan ketika pembayaran kas konstan

Page 41: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi (Finance Lease)

Lessor

Penghasilan lessor yang dikenakan PPhadalah sebagian dari pembayaran sewa

guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewa guna usaha

Lessor tidak boleh menyusutkan atasbarang modal yang disewaguna-

usahakan dengan hak opsi

Dalam hal masa sewa-guna-usaha lebihpendek dari masa yang ditentukan dalam

Pasal 3 Keputusan Menteri KeuanganNo. 1169/KMK.01/1991, Dirjen Pajakmelakukan koreksi atas pengakuan

penghasilan pihak lessor

Lessor

Lessor dapat membentuk cadanganpenghapusan piutang ragu-ragu yang dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya sejumlah 2,5% dari rata-

rata saldo awal dan saldo akhir piutangsewa-guna-usaha dengan hak opsi.

Cadangan penghapusan piutang yang dibentuk dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto

Kerugian yang diderita karena piutang sewa-guna-usaha yang nyata-nyata tidak dapatditagih lagi dibebankan pada cadangan

penghapusan piutang ragu-ragu yang telahdibentuk pada awal tahun pajak yang

bersangkutan

Dalam hal cadangan penghapusan piutangragu-ragu tersebut tidak atau tidak

sepenuhnya dibebani untuk menutupkerugian yang dimaksud maka sisanya

dihitung sebagai penghasilan. Sementara itu, apabila cadangan tersebut tidak mencukup

maka kekurangannya dapat dibebankansebagai biaya yang dikurangkan dari

penghasilan bruto

Page 42: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi (Finance Lease)

Lessee

Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usahakan sampai saat Lessee menggunakan opsi untuk membeli barang modal

Setelah Lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barangmodal tersebut, Lessee melakukan penyusutan dan dasar

penyusutannya adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan

Lessee

Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar oleh Lessee kecuali pembebasan atas tanah, merupakan biaya yang

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjangtransaksi sewa guna usaha tersebut memenuhi kriteria sewa

guna usaha dengan hak opsi.

Dalam hal masa sewa-guna-usaha lebih pendek dari masayang ditentukan dalam kriteria sewa guna usaha dengan hak

opsi (Pasal 3 KMK No. 1169/KMK.01/1991), Dirjen Pajakmelakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa-guna-usaha

Page 43: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi (Finance Lease) (Lanjutan)

Aspek Pot-Put

• Pasal 23 ayat (4) huruf b UU Pajak Penghasilan: Pemotongan pajak PPh Pasal 23 tidak

dilakukan atas sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha

dengan hak opsi

Aspek PPN

• Pasal 1A ayat (1) huruf b UU PPN, termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena

Pajak (BKP) – pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa

guna usaha

• Pasal 4A ayat (3) huruf d UU PPN, jasa di bidang keuangan, asuransi, dan sewa guna usaha

dengan hak opsi termasuk jenis jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai

Page 44: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi (Finance Lease) (Lanjutan)

KOREKSI FISKAL ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI DALAM SPT TAHUNAN PPh BADAN

Contoh :

Pada laporan laba rugi tahun 2020 terdapat data sebagai berikut:

Laporan R/L Nilai

Foreksi FiskalSPT Tahunan

PPh BadanPositif Negatif

Beban

Beban Bunga Leasing-Hak Opsi 19.019 - 100.980 120.000

Beban amortisasi aset leasing 50.038 50.038 - 0

Pembayaran Pokok (Principal) Hutang

Page 45: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi (Operating Lease) (Lanjutan)

Lessor

• Seluruh pembayaran sewa guna usaha yang diterima merupakan obyek PPh Pasal 23

• Berhak menyusutkan barang yang disewa guna usahakan dimulai pada tahun pajak barang

modal yang bersangkutan disewa-guna-usahakan

• Tidak diperkenankan membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu

• Memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas jasa sewa yang diberikan

Lessee

• Tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewa guna usahakan

• Pembayaran sewa guna usaha yang dibayarkan atau yang terutang adalah biaya yang dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto

• Kewajiban: memotong PPh Pasal 23 setiap kali membayar sewa kepada lessor dengan dasar

perhitungan pemotongan PPh Pasal 23

Page 46: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Topik 4

SPT Form

Page 47: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Tahap-tahap Persiapan SPT Tahunan PPh Badan

▪ Formulir 1771 SPT PPh Badan

▪Formulir tambahan yang wajib dilampirkan:• Informasi yang memuat transaksi afiliasi

• Ringkasan Master File dan Lokal File

• Penghitungan fasilitas pajak – Pasal 31E UU PPh

(pengurangan tarif 50% atas peredaran bruto sampai

dengan Rp50 miliar dan PKP sampai dengan

Rp4,8M)

• Kompensasi atas kerugian pajak

• Daftar PPh Final – PP Nomor 23 Tahun 2018

• Penghitungan Debt to Equity Ratio (4:1)

• Laporan yang memuat tentang pinjaman yang

berasal dari luar negeri

Dokumen-dokumen1

Pengajuan melalui e-filing 2

Page 48: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM -1771 Induk halaman 2

Page 49: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 I

Page 50: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 I

Page 51: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 I

Page 52: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 II

Page 53: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 IV

Page 54: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 VI

Page 55: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – 1771 VI

Page 56: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – Lampiran 3A

Page 57: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – Lampiran 3A-1

Page 58: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – Lampiran 3A-1

Page 59: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – Lampiran 3A-2

Page 60: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – Lampiran Kompensasi Kerugian

Page 61: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM – Lampiran Transkrip Kutipan Elemen Laporan Keuangan

Page 62: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM - Transkrip Kutipan Elemen Laporan Keuangan

Page 63: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

SPT FORM - Transkrip Kutipan Elemen Laporan Keuangan

Page 64: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Topik 5

Lain-lain

Page 65: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Pelanggaran, konsekuensi dan sanksi hukum – UU KUP / UU Cipta Kerja

No Jenis Pelanggaran Konsekuensi Sanksi Dasar Hukum

1 Tidak melampirkan ringkasan

Master File dan Lokal File

SPT dianggap tidak lengkap →

SPT dianggap tidak disampaikan

sesuai Pasal 4 ayat (7)

Sanksi denda sebesar Rp1 juta –

SPT Tahunan PPh Badan tidak

disampaikan

Pasal 7 ayat (1)

Jika sudah ditegur secara tertulis,

maka akan ada pemeriksaan

Jika hasil pemeriksaan

menghasilkan koreksi transfer

pricing → diterbitkan SKPKB

(Pasal 13 ayat (1) huruf (b))

ditambah sanksi kenaikan sebesar

50%

Pasal 13 ayat (3)

huruf (a)

2 Tidak melampirkan CbCR

(lampiran E, F, G)

SPT dianggap tidak lengkap →

SPT dianggap tidak disampaikan

sesuai Pasal 4 ayat (7)

Sanksi denda sebesar Rp1 juta –

SPT Tahunan PPh Badan tidak

disampaikan

Pasal 7 ayat (1)

Jika sudah ditegur secara tertulis,

maka akan ada pemeriksaan

Jika hasil pemeriksaan

menghasilkan koreksi transfer

pricing → diterbitkan SKPKB

(Pasal 13 ayat (1) huruf (b))

ditambah sanksi kenaikan sebesar

50%

Pasal 13 ayat (3)

huruf (a)

Page 66: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

Pelanggaran, konsekuensi dan sanksi hukum – UU KUP / UU Cipta Kerja

No Jenis Pelanggaran Konsekuensi Sanksi Dasar Hukum

3 Tidak melampirkan formulir DER

dan/atau tidak menggunakan format

laporan sesuai dengan ketentuan aturan

yang berlaku

SPT dianggap tidak lengkap → SPT

dianggap tidak disampaikan sesuai

Pasal 4 ayat (7)

DJP akan mengenakan Arm’s

Length Principle berdasarkan

opini mereka.

SKPKB akan diterbitkan → hasil

pemeriksaan, ada pajak yang

kurang atau tidak dibayar (Pasal

13 ayat (1) huruf (a)) ditambah

sanksi bunga – tarif suku bunga

acuan + 15% dan dibagi 12

Pasal 13 ayat (2)

dan (2b)

4 Tidak melampirkan format yang memuat

tentang pinjaman yang berasal dari luar

negeri dan/atau tidak menggunakan

format laporan sesuai dengan ketentuan

aturan yang berlaku

SPT dianggap tidak lengkap (Oleh

karena itu, SPT dianggap tidak

disampaikan sesuai Pasal 4 ayat (7))

Biaya yang muncul dari pinjaman

(bunga) yang berasal dari luar negeri

akan dianggap sebagai NDE atas

peredaran bruto ketika menghitung

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Jika hasil pemeriksaan

menghasilkan koreksi transfer

pricing → diterbitkan SKPKB

(Pasal 13 ayat (1) huruf (b))

ditambah sanksi kenaikan

sebesar 50%

Pasal 13 ayat (3)

huruf (a)

Page 67: THE POWER OF BEING UNDERSTOOD - RSM Global

RSM INDONESIA

PLAZA ASIA LEVEL 10

JL. JEND. SUDIRMAN KAV.59

JAKARTA 12190 INDONESIA

w w w . r s m . i d