tesisi nifas.pdf

145
PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S Oleh S O E P 077033034/IKM S E K O L A H P A S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 0 9 Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

Transcript of tesisi nifas.pdf

  • PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM

    DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN

    T E S I S

    Oleh

    S O E P 077033034/IKM

    S

    EK O L A

    H

    PASCASARJ

    ANA

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    M E D A N 2 0 0 9

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM

    DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN

    T E S I S

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    S O E P 077033034/IKM

    SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    M E D A N 2 0 0 9

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Judul Tesis : INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI PENGARUH POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN

    Nama Mahasiswa : S o e p Nomor Pokok : 077033034 Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing

    (Prof. Dr. Syamsir B.S, Sp.KJ (K)) (Raras Sutatminingsih, S.Psi, M.Si) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc) Tanggal lulus: 3 Juni 2009

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Telah diuji pada Tanggal : 3 Juni 2009 PANITIA PENGUJI TESIS :

    Ketua : Prof. Dr. Syamsir B.S, Sp.KJ (K)

    Anggota : 1. Raras Sutatminingsih, S.Psi, M.Si

    2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

    3. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • PERNYATAAN

    PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM

    MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN

    TESIS

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Medan, Juni 2009 S O E P 077033034

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • ABSTRAK

    Depresi Postpartum adalah salah satu jenis depresi yang terjadi pada ibu setelah melahirkan yang diawali dari adanya kelelahan, gangguan tidur, adanya perasaan tidak mampu merawat bayi, adanya perasaan senang yang berlebihan akibat kelahiran bayi dan gejala stres dan upaya untuk menguranginya salah satunya adalah melalui intervensi psikoedukasi baik dengan metode eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, dengan Non Equivalent Control Group untuk menganalisis pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan tiga hari secara normal tanpa tindakan khusus di RSU dr. Pirngadi Medan berjumlah 110 ibu bersalin. Sampel penelitian sebanyak 60 ibu bersalin masing-masing 30 orang sebagai kelompok yang diberi perlakuan, dan 30 orang sebagai kelompok kontrol dengan kriteria dinyatakan depresi postpartum. Pengambilan dilakukan secara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Pair-Test dan regresi logistik pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 48,4% ibu menderita depresi postpartum setelah dilakukan intervensi psikoedukasi. Terjadi penurunan depresi postpartum sebesar 65% setelah dilakukan intervensi psikoedukasi. Hasil uji Pair- Test terdapat perbedaan depresi postpartum pada ibu yang dilakukan intervensi psikoedukasi dengan ibu yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi dengan nilai sig.0,011 (p

  • ABSTRACT

    Postpartum depression is one type of depression that occur in the mother after delivering baby, beginning with fatigue, sleep problem, the feeling is not capable of caring for the baby, over euphoria after delivering baby,and stress symptoms, and efforts to minimize it is one of them through the psychoeducation intervention whether with the exploration methods, assessment, discussion, role play and demonstration.

    This study is a quasi-experimental research, with Non-equivalent Control Group to analyze the influence of psychoeducation intervention in overcoming postpartum depression. Population in this research is the post partum mother which has been delivered three days to normal without special action on the dr. Pirngadi General Hospital amounted to 110 mothers. Research sample is 60 post-partum mothers each group as 30 people who were given treatment, and 30 persons as control group with the stated criteria of postpartum depression. The sampling is purposive sampling. Analysis of data using Pair Test and logistic regression to the extent the confidence level 95%.

    Results of research shows there are 48.4% mothers had postpartum depression after the psychoeducation intervention. Postpartum depression decrease 65% after the psychoeducation intervention. Pair-test results there is a difference between postpartum depression mother with psychoeducation intervention with a mother who does not get psychoeducation intervention with the sig.value 0, 011 (p

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa

    yang senantiasa dan tiada hentinya melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada

    penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh

    Intervensi Psikoedukasi dalam Mengatasi Depresi Postpartum di RSU dr. Pirngadi

    Medan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang pendidikan

    Strata-2 pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kekhususan Promosi

    Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

    Pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada

    Bapak Prof. Dr. Syamsir B.S., Sp.KJ (K) selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu

    Raras Sutatminingsih, S.Psi, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang telah

    membimbing penulis dari awal sampai selesainya penyusunan tesis ini dan semua

    pihak yang telah membantu memberikan perhatian dan dukungan atas penyelesaian

    tesis ini, terutama kepada yang terhormat:

    1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Program Studi IKM

    Kekhususan Promosi Kesehatan sekaligus Dosen Pembanding Tesis.

    3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembanding Tesis.

    4. Pimpinan RSU dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin penelitian dan

    informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian penulisan tesis ini.

    5. Seluruh Staf Dosen dan Administrasi Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu

    Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah

    memberikan pengajaran, bimbingan dan arahan selama pendidikan.

    6. Ibunda tercinta Supiah Boru Pasaribu yang selalu memberikan doa dan dorongan

    baik moril maupun materi untuk selalu melanjutkan pendidikan penulis ke jenjang

    yang lebih tinggi.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 7. Istri tercinta Lenny Hartati Harahap, SP. M.Si yang senantiasa memberi semangat

    belajar dan inspirasi serta doa selama penulis mengikuti perkuliahan hingga

    selesai pendidikan di Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan

    Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

    Utara

    8. Seluruh rekan-rekan Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah

    Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang tidak dapat

    penulis sebutkan namanya satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna,

    penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang

    memerlukannya.

    Medan, Juni 2009 Penulis, Soep

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • RIWAYAT HIDUP

    A. IDENTITAS

    1. Nama : Soep

    2. Jenis Kelamin : Laki-laki

    3. Agama : Islam

    4. Tempat/Tgl lahir : Deli Serdang/22 Desember 1970

    B. RIWAYAT PENDIDIKAN

    1. SD Negeri No. 102034 Sei Rampah tahun 1977 1983

    2. SMP Negeri Sei Rampah tahun 1983 1986

    3. SMA Negeri Sei Rampah tahun 1986 1989

    4. Akper DepKes RI Medan tahun 1992 1995

    5. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia tahun 1999 2002

    6. Program Magister Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana USU tahun 2007 2009

    C. RIWAYAT PEKERJAAN

    1. Dosen Akper Sehat Binjai tahun 1996 1997 2. Dosen Akper DepKes RI Medan tahun 1998 2001 3. Konselor Community Mental Health Nursing (CMHN) Pasca Tsunami Banda Aceh tahun 2004 2007 4. Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan tahun 2002 sekarang

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Permasalahan ............................................................................. 9 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 1.4. Hipotesis...................................................................................... 9 1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11

    2.1. Depresi ....................................................................................... 11 2.2. Depresi Postpartum .................................................................... 13 2.3. Determinan Depresi Postpartum ................................................ 13 2.4. Diagnosis Depresi Postpartum ................................................... 19 2.5. Penatalaksanaan Depresi Postpartum ........................................ 20 2.6. Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) ......................... 22 2.7. Psikoedukasi ............................................................................... 24 2.8. Landasan Teori ........................................................................... 30 2.9. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 35

    BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................. 37

    3.1. Jenis Penelitian ........................................................................... 37 3.2. Lokasi Penelitian ........................................................................ 38 3.3. Waktu Penelitian ........................................................................ 38 3.4. Populasi dan Sampel .................................................................. 38 3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 39

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 3.6. Variabel dan Definisi Operasional ............................................. 44 3.7. Metode Pengukuran ................................................................... 46 3.8. Metode Analisa Data .................................................................. 48

    BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 50

    4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 50 4.2. Karakteristik Responden ............................................................ 52 4.3. Analisis Univariat ...................................................................... 53 4.4. Analisis Bivariat ......................................................................... 65 4.5. Analisis Multivariat..................................................................... 68

    BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 71

    5.1. Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan ......................................................................................... 71

    5.2. Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Penurunan Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan... 72

    5.3. Hubugan Karakteristik Ibu terhadap Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum............................................................................ 75

    5.4. Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Karakteristik Ibu dengan Depresi Postpartum ....................................................... 78

    5.5. Keterbatasan Penelitian............................................................... 81

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 82

    6.1. Kesimpulan ................................................................................ 82 6.2. Saran ........................................................................................... 83

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR TABEL

    No. Judul Halaman 3.1. Distribusi Alat Ukur Depresi Postpartum......................................... 40 3.2. Hasil Uji Validitas dan Realiabilitas Alat Ukur ............................... 42 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Pastportum yang Menderita Depresi Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan ........... 52 4.2. Distribusi Skor Sebelum Intervensi Psikoedukasi ........................... 54 4.3. Distribusi Skor Untuk Identifikasi Depresi Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi..................................................................... 55 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Depresi pada Ibu Postpartum ........................................................................................ 56 4.5. Peroleh Skor Indikator Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum... 60 4.6. Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum ................................. 61 4.7. Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Setelah Dilakukan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum ................................. 62 4.8. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum ................................................... 63 4.9. Distribusi Perbedaan Depresi Postpartum Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi ..................................................................................... 66 4.10. Tabulasi Silang Depresi Postpartum Berdasarkan Karakteristik Ibu .............................................................................. 67 4.11. Hasil Uji Regresi Logistik................................................................. 68 4.12. Probabilitas Penurunan Depresi Postpartum Menurut Karakteristik Ibu Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi ................... 69

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Judul Halaman

    2.1. Pyramid of Family Care ................................................................... 25 2.2. Landasan Teori dan Konsep Penelitian ............................................ 35 2.3. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 36 3.1. Desain Penelitian .............................................................................. 37 4.1. Distribusi Responden Menurut Skor Indikator Depresi Postpartum 59 4.2. Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum Sebelum dan Sesudah Intervensi Psikoedukasi dengan Booklet ............................ 62

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Judul Halaman

    1. Jadwal Penelitian ........................................................................... 88 2. Kuesioner Penelitian ...................................................................... 89 3. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden .................................. 94 4. Izin Penelitian ............................................................................... 95 5. Surat Selesai Penelitian ................................................................. 96 6. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur............................... 97 7. Hasil Pengolahan Data ................................................................... 99 8. Booklet Psikoedukasi mengatasi Depresi Postpartum ................... 123

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang dilatarbelakangi

    oleh berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapi oleh setiap individu. Salah satu

    bentuk depresi tersebut adalah depresi postpartum, yaitu depresi pasca kelahiran.

    Depresi postpartum diawali dari adanya kelelahan, gangguan tidur, adanya

    perasaan tidak mampu merawat bayi, adanya perasaan senang yang berlebihan akibat

    kelahiran bayi dan gejala stres. Depresi postpartum merupakan salah satu bagian

    integral dari permasalahan gangguan jiwa yang terjadi pada ibu yang melahirkan.

    Dampak dari depresi ini dapat menurunkan semangat hidup, bahkan sampai pada

    tindakan ekstrem yaitu bunuh diri (Hawari, 2001).

    Secara epidemiologis, depresi postpartum dapat terjadi pada semua golongan

    umur persalinan dan diberbagai daerah di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan

    Laporan WHO (1999) diperkirakan wanita melahirkan yang mengalami depresi

    postpartum ringan berkisar 10 per 1000 kelahiran hidup dan depresi postpartum

    sedang atau berat berkisar 30 sampai 200 per 1000 kelahiran hidup. Beberapa

    penelitian juga mengemukakan bahwa depresi postpartum bervariasi di setiap daerah

    penelitian. Hasil penelitian OHara dan Swain (1996) menemukan kejadian depresi

    postpartum di Belanda sekitar 2%-10%, di Amerika Serikat 8%-26%, di Kanada

    50%-70% dan sekitar 13% wanita primipara mengalami depresi postpartum pada

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • periode tahun pertama pasca melahirkan. Chen (2000), melaporkan kejadian depresi

    postpartum ringan sampai berat di Taiwan sebesar 40%, diberbagai negara dilaporkan

    bahwa terdapat 50%-80% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi

    postpartum.

    Hasil penelitian yang dilakukan Wratsangka (1996) di RS Hasan Sadikin

    Bandung mencatat 33% ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum. Hasil

    penelitian Alfiben (2000) di RSUP Cipto Mangunkusumo mencatat 33% ibu setelah

    melahirkan mengalami depresi postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan Sylvia

    (2002) di RSUD Serang mencatat 30% ibu setelah melahirkan mengalami depresi

    postpartum.

    Beberapa determinan terhadap terjadinya depresi postpartum, antara lain:

    1) faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen, progesterone, prolaktin dan

    estriol yang terlalu rendah; 2) faktor demografi yaitu umur dan jumlah anak;

    3) pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan; 4) latar belakang psikososial

    wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan

    yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta

    dukungan lingkungan sosialnya, yaitu dukungan dari suami, keluarga dan teman

    (Regina, 2001).

    Berdasarkan hasil penelitian Wratsangka (1996), bahwa kurangnya dukungan

    suami pada saat ibu melahirkan merupakan salah satu faktor risiko yang paling

    berpengaruh dengan kejadian depresi postpartum. Menurut Gardner dan Campbell

    (1991), dapat disimpulkan bahwa hal lain yang dapat memicu terjadinya depresi

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • postpartum adalah nyeri setelah persalinan, termasuk kelelahan, kurang tidur, asupan

    nutrisi yang menurun, kecemasan dan rasa takut pada saat akan melahirkan.

    Konsekuensi dari depresi postpartum menurut Beck (2000), bahwa depresi

    postpartum mempunyai efek yang merusak (negative effect) hubungan interaksi

    antara bayi dan ibu dalam tahun pertama kehidupan mereka dan adanya hubungan

    signifikan antara perilaku bayi dan ibu yang mengalami depresi. Bayi-bayi dari ibu

    yang mengalami depresi dilaporkan menunjukkan perilaku yang lebih rewel, mudah

    menangis dan kurang berespons terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya.

    Berdasarkan penyebab dan dampak dari depresi postpartum serta faktor-faktor

    yang mempengaruhinya, maka perlu dilakukan upaya penanganan yang serius

    terhadap ibu postpartum guna mengatasi kejadian depresi postpartum. Salah satu

    upaya tersebut adalah melalui psikoedukasi pada ibu postpartum.

    Upaya psikoedukasi pada ibu postpartum yang lazim ditemukan di Indonesia

    adalah hanya dalam bentuk saran dan nasehat agar ibu bayi dapat menjaga kesehatan

    diri dan bayinya, serta sabar terhadap segala konsekuensi yang dihadapinya, namun

    upaya tersebut tidak dilakukan secara komprehensif, dan tidak terprogram serta bukan

    merupakan bagian dari pelayanan persalinan seutuhnya, dan terkadang hanya pada

    kalangan tertentu saja, dan tenaga perawat tertentu saja (Wrasangka, 1996). Keadaan

    tersebut dapat menjadi salah satu faktor risiko terhadap terjadinya depresi postpartum

    pada ibu yang melahirkan.

    Secara umum kegiatan-kegiatan yang bersifat edukasi pada ruang perawatan

    ibu postpartum di rumah sakit atau klinik bersalin di Indonesia cenderung belum

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • dilaksanakan dengan baik, disebabkan oleh minimnya tenaga perawat yang mampu

    untuk melakukan psikoedukasi, terbatasnya waktu untuk melakukan psikoedukasi

    akibat banyaknya pasien, dan hanya terfokus pada perawatan fisik ibu dan bayi.

    Psikoedukasi merupakan suatu kebutuhan bagi ibu postpartum, karena periode

    postpartum merupakan suatu masa transisi di mana terjadi perubahan secara fisik dan

    psikologis, perubahan tersebut memerlukan proses adaptasi atau penyesuaian,

    sehingga menimbulkan berbagai gangguan emosional dan psikologis pada periode

    setelah melahirkan, terutama bagi wanita yang baru pertama kali melahirkan (Field,

    2004).

    Hal tersebut senada dengan pendapat Rubin (1999), yang mengutip pendapat

    Pilliteri, bahwa wanita setelah melahirkan melewati penyesuaian maternal yang

    meliputi fase menerima (taking in), fase dependent (taking hold) dan fase

    interdependent (letting go). Pada fase taking hold, beberapa ibu menghadapi kesulitan

    penyesuaian selama adaptasi maternal terutama untuk tugas-tugas sebagai orang tua,

    isolasi yang dialami karena harus merawat bayi. Pada fase taking hold ini sering

    terjadi depresi, perasaan mudah tersinggung yang biasanya timbul akibat berbagai

    faktor termasuk faktor psikologis akibat kejenuhan dengan banyaknya tanggung

    jawab sebagai orang tua, kehilangan dukungan yang pernah diterima dari anggota

    keluarga dan teman-teman ketika hamil, perasaan kecewa ketika persalinan dan

    kelahiran telah selesai, juga faktor keletihan setelah melahirkan, maka perlu

    penanganan yang serius terhadap masalah psikologis ibu postpartum. Menurut

    Wheller (1997), penanganan psikologis dalam bentuk psikoedukasi pada ibu

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • postpartum dapat mereduksi terjadinya depresi postpartum yang dilakukan oleh

    penyedia pelayanan kesehatan termasuk dokter, perawat dan bidan untuk mencari

    penyelesaian depresi postpartum.

    Menurut Roy (1999), psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan

    untuk memperbaiki atau meningkatkan respons positif dari ibu dan suaminya yang

    sesuai dengan yang diharapkan yang difokuskan untuk mempertahankan keutuhan

    psikososial (self concept needs), perubahan fungsi atau peran dan ketergantungan atau

    kebutuhan interaksi. Psikoedukasi dapat diberikan dengan metode atau cara

    eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi.

    Manfaat dari pemberian psikoedukasi tersebut menurut Adryan (2002), dapat

    membantu mengatasi kecemasan, membuat perasaan menjadi lebih baik dan dapat

    membantu memecahkan masalah yang dihadapi, mengurangi depresi dan

    menumbuhkan rasa percaya diri. Menurut Mottaghipour dan Bickerton (2005),

    psikoedukasi dapat memperkuat strategi koping atau suatu cara khusus dalam

    menangani kesulitan perubahan mental yang dialami. Pelayanan keluarga yang

    mengalami gangguan kesehatan mental dikembangkan berdasarkan hirarki kebutuhan

    menurut Maslow, di mana tingkat dasar adalah connection and assessment, tingkat

    kedua general education, tingkat ketiga psikoedukasi, tingkat keempat consultation,

    tingkat kelima (tertinggi) family therapy.

    Nichols dan Humenick (2000), mengatakan psikoedukasi bagi ibu-ibu

    postpartum perlu melibatkan keluarga selama ibu berada di rumah sakit, agar ibu

    mandiri dalam melakukan perawatan diri dan bayinya serta mampu mengatasi

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • masalah psikologis yang dialaminya, hal ini memerlukan intervensi yang bersifat

    edukatif karena ibu sesungguhnya memiliki kemampuan melakukan perawatan

    mandiri atau merawat diri sendiri.

    Metode psikoedukasi yang dapat dilakukan pada ibu yang mengalami depresi

    postpartum dengan mengemas materi edukasi dalam bentuk poster, leaflet dan

    booklet yang berisi tentang pengertian depresi postpartum, perubahan-perubahan baik

    fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi postpartum,

    akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara

    mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk mengatasi bila terjadi depresi

    postpartum. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa depresi postpartum dapat

    teratasi setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut.

    Psikoedukasi dapat diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan seperti dokter,

    psikolog, perawat dan bidan (Knowes, 1985).

    Berdasarkan pendapat para ahli (Tong dan Chamberlain, 2000; Rivard, 2004;

    Moses dan Roth, 2005; dan Mottaghipour, 2005), dapat disimpulkan di luar negeri

    baik pelayanan rumah sakit maupun pelayanan di komunitas sudah ada program

    psikoedukasi dan sudah dilaksanakan pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum

    dengan mengemas materi edukasi tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk

    poster, leaflet, flipchart, booklet dan video. Hasil yang diterapkan membuktikan

    bahwa depresi postpartum dapat teratasi setelah dilakukan program psikoedukasi

    dalam bentuk materi tersebut.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Salah satu rumah sakit di Indonesia yang juga mempunyai masalah psikologis

    pada ibu postpartum adalah Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Pirngadi Medan. RSU dr.

    Pirngadi merupakan salah satu RSU di Kota Medan yang mempunyai kunjungan

    persalinan terbanyak, dengan jumlah persalinan 1.317 ibu bersalin pertahun, dengan

    rata-rata 110 ibu bersalin perbulannya, dengan lama hari rawat antara 3-5 hari.

    Keadaan ini menunjukkan bahwa masalah psikologis ibu postpartum cenderung

    terjadi, khususnya depresi postpartum.

    Hasil wawancara dengan kepala ruangan RSU dr. Pirngadi Medan (April,

    2008), yang merawat langsung ibu postpartum di ruang rawat inap bersalin diketahui

    bahwa pada hari ketiga setelah melahirkan sering menemukan gejala-gejala pada ibu

    postpartun seperti bersedih, cemas, mudah marah, tidak nafsu makan, susah tidur dan

    kurang perhatian pada bayinya pada saat menangis, hal ini merupakan bagian dari

    gejala gangguan psikologis ibu yang mengarah pada depresi postpartum. Hasil

    pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti selama 1 (satu) minggu diruang

    rawat inap bersalin RSU dr. Pirngadi Medan (April, 2008), menemukan gejala-gejala

    pada ibu postpartum seperti sedih, susah tidur, tidak nafsu makan, mudah marah,

    pada saat bayi menangis kurang diperdulikan, hal ini juga merupakan gejala

    gangguan psikologis pada ibu postpartum yang mengarah pada depresi postpartum.

    Tingginya gejala-gejala yang mengarah pada depresi postpartum tersebut

    disebabkan oleh minimnya upaya pendidikan kesehatan yang terarah dan terstruktur

    yang dilakukan oleh tenaga perawat atau bidan di ruang rawat inap bersalin, hal ini

    disebabkan minimnya waktu atau kesempatan pada petugas kesehatan (bidan dan

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • perawat), dan tingginya kunjungan atau rujukan pasien melahirkan di RSU dr.

    Pirngadi Medan. Hasil wawancara dengan beberapa orang bidan yang merawat

    langsung ibu melahirkan, diketahui bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan

    dalam bentuk ceramah pada ibu-ibu setelah melahirkan di ruang rawat inap belum

    menunjukkan pengaruh dalam mengatasi kejadian depresi postpartum.

    Keadaan tersebut dapat berisiko terhadap terjadinya depresi postpartum,

    selain dari faktor yang terdapat pada ibu seperti latar belakang psikososial ibu yang

    bersangkutan seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak

    diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya serta kurangnya dukungan suami

    dan keluarga saat ibu melahirkan. Perlu dilakukan upaya strategis untuk mengatasi

    dan menanggulangi kejadian depresi postpartum pada ibu bersalin di RSU dr.

    Pirngadi Medan, salah satunya adalah program psikoedukasi pada ibu postpartum

    dengan metode pendidikan kesehatan, baik metode partisipatif, maupun media

    lainnya, yang diharapkan dapat mengurangi terjadinya gejala-gejala psikologis yang

    mengarah pada depresi atau gangguan kejiwaan lainnya. Penelitian tentang pengaruh

    intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum belum pernah dilakukan

    di Indonesia dan di Provinsi Sumatera Utara khususnya di RSU dr. Pirngadi Medan.

    Intervensi psikoedukasi yang diberikan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk

    pendidikan kesehatan dengan menggunakan media booklet.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian tentang pengaruh

    intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum menjadi penting

    dilakukan mengingat konsekuensi dari terjadinya depresi postpartum sangat

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan bayinya, keberlangsungan hidup ibu serta

    dapat menjadi masalah kesehatan ibu dan bayi, sehingga dapat menjadi masukan

    dalam perencanaan penanganan depresi postpartum serta gangguan jiwa lainnya pada

    ibu bersalin di RSU dr. Pirngadi Medan.

    1.2. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian

    yaitu: sejauhmana pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi

    postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh intervensi

    psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan.

    1.4. Hipotesis

    Hipotesis penelitian adalah intervensi psikoedukasi berpengaruh secara

    signifikan dalam mengatasi depresi postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan.

    1.5. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk

    menyusun program dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan

    di semua tatanan sehingga angka kejadian depresi postpartum dapat diatasi.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 2. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit dan bidan dalam meningkatkan

    peran dan dukungan psikologis yang diberikan kepada klien serta

    menyadarkan bidan akan kecenderungan terjadinya depresi postpartum pada

    ibu yang baru melahirkan sehingga dapat menggunakan intervensi

    psikoedukasi dalam mengatasi kejadian depresi postpartum.

    3. Sebagai pengembangan ilmu dan pengetahuan dalam bidang kesehatan

    masyarakat khususnya bidang promosi kesehatan dalam merancang metode

    promosi kesehatan dalam bentuk edukasi untuk mengatasi kejadian depresi

    postpartum.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Depresi

    Menurut Hawari (2001), depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang

    ditandai dengan kemurungan, kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga

    hilangnya kegairahan hidup, apatis dan pesimisme kemudian dapat diikuti gangguan

    perilaku. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini, hal ini

    amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini

    amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang

    membangun. Depresi juga sebagai penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tindakan

    ini menduduki urutan ke-6 dari penyebab kematian utama di Amerika Serikat.

    Menurut Chaplin (2005), depresi adalah merupakan gangguan kemurungan,

    kesedihan, patah semangat yang ditandai dengan perasaan gelisah, menurunnya

    kegiatan dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang. Beberapa faktor

    penyebab dari depresi adalah: 1) kehilangan orang yang dicintai, mungkin karena

    kematian; 2) peristiwa traumatis atau stressfull, misalnya mengalami kekerasan,

    masalah sosial; 3) penyakit fisik yang kronis; 4) adanya penyakit mental lain;

    5) seseorang yang mempunyai orang tua atau saudara kandung yang mengalami

    depresi akan mengalami peningkatan risiko mengalami depresi.

    Menurut Maslim (2000), gejala-gejala yang dapat terlihat dari seseorang yang

    mengalami depresi adalah: a) konsentrasi dan perhatian berkurang; b) harga diri dan

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • kepercayaan diri berkurang; c) gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;

    d) pandangan masa depan yang suram dan pesimistis; e) gagasan atau perbuatan

    membahayakan diri atau bunuh diri; f) tidur terganggu; g) nafsu makan berkurang.

    Depresi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Depresi ringan; minimal harus ada dua dari tiga gejala utama depresi, ditambah

    sekurang-kurangnya dua gejala sampingan (yang tidak boleh ada gejala berat

    diantaranya), lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar

    dua minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang

    bisa dilakukannya.

    2. Depresi sedang; minimal harus ada dua dari tiga gejala utama, ditambah

    sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya, seluruh episode berlangsung

    minimal dua minggu, menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan

    sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga, tanpa gejala somatik atau dengan

    gejala somatik.

    3. Depresi berat tanpa gejala psikotik; semua gejala utama harus ada, ditambah

    minimal empat dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas

    berat, sangat tidak mungkin pasien untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan,

    atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

    4. Depresi berat dengan gejala psikotik; memenuhi seluruh kriteria depresi berat

    tanpa gejala psikotik, disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 2.2. Depresi Postpartum

    Menurut Pillitteri dan Regina (2001), depresi postpartum adalah depresi pasca

    persalinan yang mulai terjadi pada hari ketiga setelah melahirkan dan berlangsung

    sampai berminggu-minggu atau bulan yang dikategorikan sebagai sindrom gangguan

    mental ringan dengan menunjukkan kelelahan, perasaan sedih, mudah marah,

    gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido (kehilangan selera

    untuk berhubungan dengan suami).

    Menurut Erikania (1999), depresi Postpartum adalah munculnya gangguan

    mood dan kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental

    yang muncul setelah melahirkan (pascasalin) pada periode mulai hari ke 4 sampai

    kurang lebih 3-4 minggu dengan disertai gejala mimpi buruk, tidak dapat tidur,

    cemas, meningkatnya sensitivitas, dan perubahan mood seperti sedih, kurang nafsu

    makan, mudah marah, kelelahan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak berharga,

    menyalahkan diri, dan tidak mempunyai harapan untuk masa depan.

    2.3. Determinan Depresi Postpartum

    Menurut Kruckman (2001), terjadinya depresi postpartum dipengaruhi oleh

    beberapa faktor antara lain: 1) faktor biologis berupa perubahan kadar hormonal

    seperti estrogen, progesteron, prolaktin, dan estriol yang terlalu tinggi atau terlalu

    rendah dalam masa melahirkan atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu

    cepat atau terlalu lambat; 2) faktor demografi yaitu umur perempuan yang

    bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu, umur yang tepat bagi seorang

    perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20-30 tahun; 3) faktor pengalaman,

    depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada perempuan yang baru pertama kali

    melahirkan (primipara) bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan

    bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat

    menimbulkan stres; 4) faktor pendidikan, perempuan yang berpendidikan tinggi

    menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan

    yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah,

    dengan peran sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak-anaknya; 5) faktor

    selama persalinan hal ini mencakup lamanya persalinan serta intervensi medis yang

    digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang

    ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang

    muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi

    pascasalin; 6) faktor dukungan sosial dari suami dan keluarga yang membantu pada

    saat kehamilan, persalinan, dan pascasalin, beban seorang ibu sedikit banyak

    berkurang.

    Menurut Pillitteri dan Regina (2001), faktor-faktor yang menyebabkan

    terjadinya depresi postpartum yaitu: 1) kelelahan setelah melahirkan yang

    menyebabkan berubahnya pola tidur dan kurangnya istirahat menyebabkan ibu yang

    baru melahirkan belum kembali ke kondisi normal; 2) kegalauan dan kebingungan

    dengan kelahiran bayi yang baru, dan perasaan tidak percaya diri untuk dapat

    merawat bayinya yang baru sementara masih merasa bertanggung jawab dengan

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • semua pekerjaan yang ada; 3) perasaan stres dari perubahan dalam pekerjaan maupun

    rutinitas dalam rumah tangga; 4) perasaan kehilangan akan identitas diri, akan

    kemampuan diri, akan figur tubuh sebelum kehamilan dan perasaan akan menjadi

    kurang menarik; 5) kurangnya waktu untuk diri sendiri sebagaimana yang dilakukan

    sebelum dan selama kehamilan dan harus tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu

    yang lama. Menurut Paykel (2001), yang mengutip pendapat Regina faktor penyebab

    depresi postpartum adalah: a) riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan;

    b) kurangnya dukungan dari suami dan keluarga; c) perasaan khawatir yang

    berlebihan pada kesehatan janin; d) ada masalah pada kehamilan atau kelahiran bayi

    sebelumnya; e) sedang menghadapi masalah keuangan; f) hamil usia muda.

    Menurut Bowes (2003), yang mengutip pendapat Pillitteri faktor perubahan

    fisik pada periode postpartum meliputi perubahan adaptasi fisik juga dapat

    mempengaruhi keadaan psikologis ibu, yaitu:

    a. Uterus

    Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan

    disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi

    otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris

    tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada

    promontorium sakralis. Pada waktu 12 jam tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm

    diatas imbilikus. Dalam beberapa hari kemudian perubahan involusio berlangsung

    dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke 6 fundus

    berada diantara umbilikus dengan pinggir atas simpisis pubis. Uterus tidak dapat

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • dipalpasi pada abdomen pada hari ke 9 postpartum. Seminggu setelah melahirkan

    uterus sudah berada didalam panggul dan pada minggu ke 6 beratnya menjadi 50-60

    gram.

    b. Afterpain

    Setelah melahirkan tonus uterus meningkat sehingga fundus tetap kencang.

    Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa

    menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang awal puerperium yang disebut

    afterpains. Proses menyusui dan pemberian oksitosin tambahan biasanya

    meningkatkan nyeri ini karena keduanya dapat merangsang kontraksi uterus.

    c. Lokia

    Pengeluaran lokia setelah melahirkan, jumlahnya berkurang secara perlahan

    dan disertai perubahan warna. Lokia ini mengalami perubahan, pada awalnya disebut

    lokia rubra berwarna merah terutama mengandung darah dan debris desidua serta

    debris trofoblastik. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat stelah 3-4

    hari yang disebut lokia serosa. Lokia serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit

    dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi

    kuning sampai putih disebut lokia alba. Lokia alba biasanya bertahan selama 2-6

    minggu stelah bayi lahir dan berangsur berhenti.

    d. Payudara

    Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama

    hamil (estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol dan

    insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon-

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh ibu

    menyusui atau tidak. Apabila wanita memilih untuk tidak menyusui dan tidak

    menggunakan obat antilaktogenik, kadar prolaktin akan turun dengan cepat. Sekresi

    dan eksresi kolostrum menetap selama beberapa hari pertama setelah melahirkan.

    Pada hari kedua atau ketiga ditemukan adanya nyeri seiring dimulainya produksi air

    susu. Pada hari ketiga atau keempat bisa terjadi pembengkakan (engorgement).

    Payudara teregang, bengkak, keras dan nyeri bila ditekan serta hangat jika diraba.

    Apabila bayi belum mengisap atau dihentikan, laktasi berhenti dalam beberapa hari

    atau satu minggu.

    e. Vagina dan perineum

    Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera sewaktu

    melahirkan. Jaringan penopang dasar panggul yang teregang memerlukan waktu

    sampai enam bulan untuk kembali ketonus semula. Relaksasi panggul berhubungan

    dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul.

    Struktur ini terdiri atas uterus, kandung kemih dan rektum. Walaupun relaksasi dapat

    terjadi pada setiap wanita, tetapi biasanya merupakan komplikasi langsung yang

    timbul terlambat akibat melahirkan.

    f. Perubahan hormonal (sistem endokrin)

    Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon

    seperti human placental lactogen (HPL), estrogen, progesteron dan kortisol serta

    placental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan sehingga gula

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • darah menurun secara bermakna. Selama menyusui kadar prolaktin meningkat

    sehingga ovarium tidak berespons terhadap folikel stimulasi horman (FSH).

    Menurut Rubin (1999), yang mengutip pendapat Pilliteri faktor adaptasi

    psikologis yang terjadi pada ibu postpartum terdiri dari 3 fase juga dapat

    menyebabkan depresi postpartum yaitu: a) fase taking in disebut juga periode

    ketergantungan. Pada fase ini ibu berfokus pada diri sendiri dan tergantung pada

    orang lain. Pikiran ibu masih berfokus pada persalinan dan tenaganya diarahkan

    untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya, dibandingkan dengan merawat bayinya.

    Perilaku yang ditunjukkan pasif dan tergantung, ibu memerlukan bantuan untuk

    memenuhi kebutuhan fisik dan emosionalnya. Fase ini terjadi dalam 1 sampai 2 hari

    dan dapat diobservasi pada satu jam setelah persalinan; b) fase taking hold

    merupakan perpindahan dari periode ketergantungan menjadi mandiri. Pada fase ini

    tenaga ibu meningkat. Ibu merasa lebih nyaman dan lebih berfokus pada bayi

    daripada dirinya sendiri. Ibu lebih mandiri untuk memulai perawatan diri dan

    berfokus pada fungsi tubuh. Ibu dapat menerima tanggung jawab dalam perawatan

    bayi seperti mengontrol tubuhnya sendiri. Menurut Rubin, fase ini sangat ideal untuk

    memberikan edukasi tentang perawatan diri dan bayinya. Fase ini berlangsung mulai

    hari ke tiga sampai hari ketujuh; c) fase ketiga adalah fase letting go, yang merupakan

    periode kemandirian dalam menjalankan peran sebagai ibu baru. Ibu mulai dapat

    menjalankan peran barunya sebagai ibu secara penuh sejalan dengan kemampuan

    merawat bayi dan semakin percaya diri. Fase ini mulai sekitar dua minggu

    postpartum.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 2.4. Diagnosis Depresi Postpartum

    Menurut Ling dan Duff (2001), bahwa gejala depresi postpartum yang dialami

    60% wanita hampir sama dengan gejala depresi pada umumnya. Tetapi dibandingkan

    dengan gangguan depresi yang umum, depresi postpartum mempunyai karakteristik

    yang spesifik antara lain: 1) mimpi buruk, akibat mimpi-mimpi buruk yang

    menakutkan sehingga sering terbangun dan tidak dapat tidur lagi; 2) insomnia,

    biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti

    kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia;

    3) phobia, rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak

    dapat dihilangkan atau ditekan oleh ibu, walaupun diketahuinya bahwa hal itu

    irasional adanya; 4) kecemasan, rasa tidak aman dan khawatir yang timbul karena

    dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian

    besar tidak diketahuinya; 5) meningkatnya sensitivitas, periode pasca kelahiran

    meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu

    harus pulih kembali dari persalinan, ibu harus belajar bagaimana cara merawat bayi.

    Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau

    waktu dan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu; 6) perubahan

    mood, depresi postpartum muncul dengan gejala sebagai berikut: sedih, murung,

    perasaan tidak berharga, mudah marah, merasa terganggu dengan perubahan fisik,

    sulit konsentrasi, kurang nafsu makan, gangguan tidur, dan tidak mempunyai harapan

    untuk masa depan.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Menurut Anshari (2005), secara global diperkirakan 20% wanita setelah

    melahirkan mengalami depresi postpartum dengan gejala-gejala yang hampir sama

    dengan gejala depresi psikosis. Pada depresi postpartum gejala-gejala tersebut lebih

    khas antara lain: a) perasaan yang negatif pada bayi yang dilahirkannya; b) kesulitan

    untuk tidur; c) sering menangis; d) makan terlalu banyak atau terlalu sedikit; e) rasa

    tidak berharga dan rasa bersalah; f) menjauhkan diri dari teman atau keluarga;

    g) kehilangan harapan dan pesimistik; h) sakit kepala, nyeri dada, jantung berdebar-

    debar, dan napas cepat; i) sulit untuk berkonsentrasi dan tidak dapat membuat

    keputusan; j) merencanakan dan percobaan bunuh diri.

    2.5. Penatalaksanaan Depresi Postpartum

    Menurut Albin (2001), banyak perempuan tidak mau bercerita bahwa mereka

    menderita depresi postpartum, karena merasa malu, takut dan merasa bersalah karena

    merasa depresi disaat seharusnya merasa bahagia, dan takut dikatakan tidak layak

    untuk menjadi ibu. Tidak berarti bila menderita depresi postpartum tidak pantas

    menjadi ibu, ada beberapa bantuan yang dapat dilakukan untuk mangatasi depresi

    tersebut antara lain: 1) banyak istirahat sebisanya, tidurlah selama bayi tidur;

    2) hentikan membebani diri sendiri untuk melakukan semuanya sendiri. Kerjakan apa

    yang dapat dilakukan dan berhenti saat merasa lelah; 3) mintalah bantuan untuk

    mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pemberian makan pada malam hari,

    mintalah pada suami untuk mengangkat bayi untuk disusui saat malam hari sehingga

    ibu dapat menyusui ditempat tidur tanpa harus banyak bergerak; 4) bicarakan dengan

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • suami, keluarga, teman, mengenai perasaan yang dimiliki; 5) jangan sendirian dalam

    jangka waktu lama, pergilah keluar rumah untuk merubah suasana hati; 6) bicaralah

    dengan ibunda agar dapat saling bertukar pengalaman; 7) ikuti grup support untuk

    perempuan dengan depresi melalui edukasi; 8) jangan membuat perubahan hidup

    yang sangat drastis selama kehamilan seperti pindah pekerjaan, pindah rumah,

    memulai usaha baru, merenovasi atau membangun rumah. Bila perubahan drastis

    tidak dapat dielakkan, buatlah perencanaan yang matang dan bantuan ataupun support

    untuk persiapan kelahiran bayi.

    Menurut Wheller (1997), penatalaksanaan depresi postpartum dapat

    dilakukan dengan cara: 1) mengidentifikasi gangguan suasana hati postpartum

    dengan cara waspada terhadap tanda-tanda dan gejala gangguan suasana hati, ajarkan

    klien dan keluarganya tentang gangguan-gangguan ini melalui edukasi;

    2) mendukung dan memberikan terapi klien dan keluarganya dengan cara pemberian

    psikoedukasi, kembangkan tujuan terapeutik yang spesifik, pertahankan jadwal

    konsultasi yang diprogramkan, jaga komunikasi terbuka dengan tenaga kesehatan,

    koordinasi dengan pelayanan sosial, sertakan partisipasi dan keterlibatan keluarga

    dalam rencana perawatan dan buat rujukan yang tepat; 3) mendukung upaya ikatan

    orang tua dan bayi dengan cara beri dukungan untuk perawatan lanjutan ibu kepada

    bayinya jika memungkinkan dan aman pada bayi, rencanakan perawatan

    berkesinambungan untuk ibu, bayi dan keluarga; 4) kurangi masalah yang dapat

    menyebabkan gangguan perasaan dan jika merasa terbebani dengan pekerjaan rumah

    usahakan seseorang untuk membantu; 5) luangkan waktu untuk melakukan sesuatu

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • untuk diri anda, minta seseorang untuk menjaga bayi anda dan minta pertolongan jika

    memerlukan pertolongan atau nasehat dan carilah seseorang yang dapat membantu

    anda.

    Menurut Erikania (1999), yang harus dilakukan jika seseorang mengalami

    perasaan negatif dan kacau setelah melahirkan, yaitu: 1) tanamkan dalam pikiran

    sesuatu yang positif dari gejala-gejala yang dirasakan setelah melahirkan; 2) carilah

    waktu istirahat sebanyak mungkin berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala

    sesuatu agar dapat tidur dengan nyenyak dan perhatikan asupan makanan; 3) jangan

    menghabiskan waktu sendirian sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan

    suami. Mencurahkan perasaan pada suami, keluarga, sahabat, akan membantu

    seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya; 4) kalau

    anda sering menangis tanpa sebab jangan memaksa untuk mencari jawabannya,

    manfaatkan air mata yang keluar untuk mengikis perasaan khawatir yang mengendap

    di dalam hati; 5) bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua

    minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional. Terapi individual dan terapi

    grup melalui psikoedukasi biasanya juga dapat digunakan untuk membantu penderita.

    2.6. Edinburgh Postnatal Depresi Scale (EPDS)

    Menurut Cox (2000), untuk mendeteksi adanya depresi postpartum atau risiko

    untuk mengalami depresi postpartum, dapat digunakan alat ukur Edinburgh Postnatal

    Depresi Scale (EPDS) pada awal postpartum untuk mengidentifikasi berbagai risiko

    penyebab depresi postnatal. EPDS adalah alat yang berbentuk skala yang berfungsi

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • untuk mengidentifikasi risiko timbulnya depresi postpartum selama 7 (tujuh) hari

    pasca salin dengan 10 (sepuluh) pertanyaan. EPDS juga telah teruji validitasnya

    di beberapa negara seperti Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS

    dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan

    dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu kemudian.

    Menurut Regina (2001), di luar negeri skrining untuk mendeteksi gangguan

    mood depresi sudah merupakan acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan.

    Untuk skrining depresi postpartum dapat dipergunakan kuesioner Edinburgh

    Postnatal Depression Scale (EPDS) merupakan kuesioner dengan validitas yang

    teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 (tujuh)

    hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan,

    kecemasan, perasaan bersalah, keinginan untuk bunuh diri serta mencakup hal-hal

    lain yang terdapat pada depresi postpartum. Kuesioner EPDS terdiri dari 10 (sepuluh)

    pertanyaaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat) pilihan jawaban yang

    mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang

    dirasakan ibu postpartum. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata

    dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Jumlah skor dari sepuluh pertanyaan yang

    diajukan dalam EPDS 30 skor, semakin besar jumlah skor gejala depresi semakin

    berat. Skor di atas 12 (dua belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif

    73% untuk mendiagnosis kejadian depresi postpartum.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Gable (2001), menyebutkan

    bahwa validasi EPDS memiliki sensitifitas 86% dengan nilai prediksi 78% dan nilai

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • prediksi positif 73% dan koefisien alpha 0,87% dengan sampel 84 orang wanita

    postpartum. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan Renaud (2005)

    konsistensi internal EPDS dengan menggunakan dua teknik pengukuran pada minggu

    pertama dan minggu ketiga postpartum memenuhi persyaratan untuk digunakan pada

    sebuah test untuk screening awal depresi postnatal di unit maternitas. EPDS memiliki

    sensitivitas 92,5% dengan nilai prediksi 76,7% dan koefisien alpha 0,95% dengan

    sampel 100 orang wanita postpartum.

    2.7. Psikoedukasi

    Psikoeduksi dikembangkan oleh Mottaghipour dan Bickerton pada tahun 2005

    ahli kesehatan mental orang dewasa bekerjasama dengan Australia National

    Standards for Mental Health Services, berupa kerangka kebutuhan pelayanan

    keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental yang disebut Pyramid of

    Family Care. Piramid ini dikembangkan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut

    Maslow, di mana tingkat dasar adalah connection and assesment, tingkat kedua:

    general education, tingkat ketiga: psychoeducation, tingkat keempat: consultation

    dan tingkat kelima (tertinggi): Family therapy. Tingkatan kerangka kebutuhan

    pelayanan keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat dilihat seperti

    gambar ini:

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • V. Family Therapy

    IV. Consultation

    III. Psychoeducation

    II. General Education

    I. Connection and Assesment

    Sumber: Mottaghipour dan Bickerton (2005)

    Gambar 2.1. Pyramid of Family Care

    Menurut Mottaghipour dan Bickerton (2005), psikoedukasi adalah merupakan

    suatu tindakan yang diberikan kepada individu dan keluarga untuk memperkuat

    strategi koping atau suatu cara khusus dalam menangani kesulitan perubahan mental.

    Psikoedukasi dapat dilaksanakan diberbagai tempat pada berbagai kelompok atau

    rumah tangga. Tindakan psikoedukasi memiliki media berupa catatan seperti poster,

    booklet, leaflet, vidio, dan beberapa eksplorasi yang diperlukan. Proses pemberian

    psikoedukasi sangat diperlukan kehadiran keluarga sebagai kunci keberhasilan

    intervensi. Perawat dapat membangun hubungan saling percaya agar dapat

    melakukan pengkajian yang tepat dan memberikan pengertian terhadap keluarga

    bagaimana psikoedukasi memberikan keuntungan pada mereka, dapat mengatasi dan

    mencegah terjadinya gangguan emosional dengan strategi koping yang efektif.

    Menurut Roy (1999), psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan

    untuk memperbaiki atau meningkatkan respons positif dari ibu dan suaminya sesuai

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • yang diharapkan yang difokuskan pada mempertahankan keutuhan psikososial (self

    concept needs), perubahan fungsi atau peran dan ketergantungan atau kebutuhan

    interaksi. Psikoedukasi dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dengan metode

    atau cara eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi.

    Menurut Albin (2001), pemberian psikoedukasi mengenai perubahan-

    perubahan yang dialami selama hidup dan bersikap terbuka dengan orang lain, serta

    penggunaan koping yang efektif dapat membantu untuk mengurangi kecemasan,

    membuat perasaan menjadi lebih baik dan dapat membantu memecahkan masalah

    yang dihadapi, mengurangi depresi dan menumbuhkan rasa percaya diri.

    Menurut Billing dan Moons (1984), yang mengutip pendapat Keliat

    menjelaskan bahwa kecenderungan penggunaan koping seseorang dipengaruhi oleh

    karakteristik dari orang tersebut antara lain: 1) usia, orang yang lebih tua usianya

    berusaha menjadi model bagi orang yang lebih muda, semakin tinggi usia seseorang

    maka diharapkan akan lebih mampu menyesuaikan diri terhadap suatu masalah;

    2) pengalaman, pada wanita multipara, memiliki pengalaman dalam persalinan,

    kelahiran merawat diri dan merawat bayi dan menjadi ibu, sehingga ibu lebih sering

    menggunakan koping dalam menghadapi masalah yang mungkin timbul. Pengalaman

    menggunakan koping ini, individu memungkinkan untuk melakukan evaluasi

    terhadap koping yang digunakan sebagai bahan dalam memilih koping yang akan

    dikembangkan bila menghadapi stres berikutnya. Sedangkan bagi wanita primipara

    membutuhkan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan menjadi ibu; 3) paritas,

    riwayat kehamilan sampai bersalin serta komplikasi dari kehamilan dan persalinan

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • sebelumnya. Serta jumlah anak yang dilahirkan akan mempengaruhi koping

    seseorang dalam menghadapi stres; 4) tingkat pendidikan, dalam hal ini tingkat

    pendidikan berpengaruh terhadap efektif tidaknya strategi koping yang digunakan.

    Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih realistis dan lebih aktif dalam

    memecahkan masalah dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Semakin

    tinggi tingkat pendidikan diharapkan akan lebih mampu menyesuaikan diri;

    5) pekerjaan, dalam hal ini pekerjaan dalam kaitannya dengan koping, hasil penelitian

    membuktikan bahwa mereka yang memiliki status pekerjaan mampu melakukan

    analisis logis dalam mengatasi masalah, sedangkan mereka yang tidak memiliki status

    pekerjaan cenderung menggunakan strategi yang berbentuk pelepasan emosi dan

    menghindari masalah; 6) dukungan suami, dalam hal ini ibu bersalin yang didampingi

    suaminya saat melahirkan akan merasa mendapatkan support yang lebih dan dapat

    menurunkan tingkat stres dalam melalui proses persalinan.

    Menurut Aldwin dan Reverson (1987), yang mengutip pendapat Keliat

    membagi bentuk strategi koping menurut fungsinya menjadi dua, yaitu:

    1. Problem Focused Coping (PFD), merupakan suatu usaha untuk mengurangi atau

    menghilangkan stres dengan cara menghadapi stres secara langsung, atau individu

    secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau

    situasi yang menimbulkan stres. Ada tiga strategi koping untuk Problem Focused

    Coping, yaitu: a) kehati-hatian (cautioness), yaitu individu memikirkan dan

    mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang

    mungkin dilakukan, meminta pendapat orang lain tentang masalah yang dihadapi,

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mencoba mengevaluasi strategi

    yang pernah dilakukan; b) tindakan instrumental (instrumental action), meliputi

    tindakan individu yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta

    menyusun langkah-langkah yang diperlukan; c) negosiasi (negotiation), meliputi

    usaha individu yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau menjadi penyebab

    masalah yang sedang dihadapinya untuk ikut memikirkannya atau menyelesaikan

    masalah tersebut.

    2. Emotional Focused Coping (EFC), merupakan usaha yang dilakukan individu

    untuk mengurangi atau menghilangkan stres dengan cara tidak menghadapi secara

    langsung, tetapi lebih diarahkan untuk menghadapi tekanan-tekanan emosi,

    mengekspresikan perasaan misalnya berteriak saat marah, menangis atau dengan

    menggunakan situasi sebagai bahan lelucon. Emotional Focused Coping (EFC)

    mempunyai 4 strategi koping, yaitu: a) lari dari masalah (escapism) di mana individu

    menghindari masalah yang ada dengan cara mengalihkan pemikiran atau situasi

    misalnya berkhayal sedang berada pada situasi tempat yang menyenangkan,

    bernyanyi-nyanyi, banyak makan, tidur, merokok atau menghindari bertemu orang

    lain; b) pengurangan beban masalah (minimization), yaitu usaha untuk menolak

    masalah yang ada dengan cara menganggap seolah-olah masalah tidak ada, atau

    masalah besar dianggap sebagai sesuatu yang ringan dan mudah penyelesaiannya;

    c) menyalahkan diri sendiri (self blame), yaitu individu cenderung menyalahkan dan

    menghukum diri sendiri serta menyesali apa yang sudah terjadi; d) pencarian arti

    (seeking meaning), yaitu individu berusaha mencari arti kegagalan yang dialaminya.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Metode psikoedukasi dapat dilakukan pada ibu yang mengalami depresi

    postpartum dengan mengemas materi edukasi dalam bentuk poster, leaflet dan

    booklet yang berisi tentang pengertian depresi postpartum, perubahan-perubahan baik

    fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi postpartum,

    akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara

    mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk mengatasi bila terjadi depresi

    postpartum dengan pendekatan pada penguatan koping individu dalam mengatasi

    depresi. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan angka depresi

    postpartum setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut.

    Psikoedukasi dapat diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan seperti dokter,

    psikolog, perawat dan bidan (Knowes, 1985).

    Berdasarkan pendapat para ahli (Tong dan Chamberlain, 2000; Rivard, 2004;

    Moses dan Roth, 2005; dan Mottaghipour, 2005), dapat disimpulkan di luar negeri

    baik pelayanan rumah sakit maupun pelayanan di komunitas sudah ada program

    psikoedukasi dan sudah dilaksanakan pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum

    dengan mengemas materi edukasi tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk

    poster, leaflet, flipchart, booklet dan video berisi hal-hal yang menyebabkan setelah

    melahirkan rentan terhadap depresi dan dukungan yang dapat diberikan dalam

    mengatasi depresi. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan

    angka depresi postpartum setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk

    materi tersebut. Menurut Klein (1990), yang mengutip pendapat Kendall mengajarkan

    teori coping skill. Teori ini menekankan pada tingkat kritis dan kesulitan yang

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • diperlukan untuk menemukan pengaruh dari pengalaman traumatik. Ada empat

    tingkatan yaitu: 1) keamanan (safety); 2) pengaruh aturan (affect regulation);

    3) berduka (grieving); 4) pemberdayaan (empowerment). Istilah yang digunakan

    dalam mengembangkan konsep ini adalah adaptasi terhadap kelalaian memfasilitasi

    pemahaman dan pengertian dari setiap tingkatan. Wanita postpartum perlu difasilitasi

    dengan psikoedukasi agar mampu menghadapi situasi krisis yang meliputi keamanan

    (misalnya takut jatuh jika menggendong bayinya), pengaruh aturan (misalnya bangun

    malam hari menyusui bayi setiap 2-3 jam), berduka (misalnya perubahan bentuk

    tubuh seperti pembesaran payudara) dan pemberdayaan (misalnya bertambahnya

    tugas-tugas baru setelah punya anak atau suami yang tidak dapat berpartisipasi

    membantu ibu merawat bayi).

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intervensi psikoedukasi dapat

    berpengaruh terhadap pencegahan depresi postpartum dengan melakukan pendidikan

    kesehatan dalam mengatasi masalah yang dihadapi setelah melahirkan.

    2.8. Landasan Teori

    Pendekatan family centered care berkeyakinan bahwa persalinan dan

    kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan normal, sejahtera, bukan suatu keadaan

    sakit. Keterlibatan suami dan anggota keluarga lainnya sangat diperlukan karena

    peristiwa persalinan, kelahiran dan merawat bayi merupakan pengalaman keluarga.

    Perawat berperan memfasilitasi keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam

    membantu keluarga agar mampu membuat keputusan untuk perawatan mereka,

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • membantu keluarga memiliki pengalaman yang positif sesuai dengan harapannya,

    menangani masalah yang ditemui dalam perawatan ibu dan bayi serta interaksi

    harmonis diantara mereka melalui program edukasi (May dan Mahlmeister, 1990).

    Menurut Matteson (2000), dukungan sosial, (social support) didefinisikan

    sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku

    yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya

    atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

    emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Orang yang merasa

    mendapat dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan,

    mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Pendapat yang sama

    dikemukakan Sarason (1983), menyatakan bahwa dukungan sosial adalah

    keberadaan, kesediaan dan kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan,

    menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang sama juga dikemukakan Cox

    (1998) yang mengutip pendapat Sarafino, bahwa individu yang menerima dukungan

    sosial akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan

    bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena dicintai mempunyai pengaruh

    positif terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis.

    Menurut Alfiben et.al. (2000), dalam proses penyesuaian menjadi ibu, ibu

    sangat rentan terhadap gangguan emosi terutama selama kehamilan, persalinan dan

    postpartum. Sistem dukungan yang kuat dan konsisten merupakan faktor utama

    keberhasilan melakukan penyesuaian bagi ibu. Dukungan yang paling efektif didapat

    dari suami. Pada periode postpartum awal, ibu membutuhkan bantuan dalam

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • menyelesaikan tugas-tugas rumah tangganya seperti menyiapkan makanan, mencuci

    pakaian dan berbelanja, dan juga ibu membutuhkan dorongan, penghargaan dan

    pernyataan bahwa ia adalah ibu yang baik (Murray et.al, 2001).

    Dukungan anggota keluarga lainnya juga ikut mempengaruhi kesejahteraan

    ibu. Kehadiran orang tua sebagai model peran sebagai ibu sangat mendukung

    kesiapan psikologis ibu untuk menjalankan peran sebagai ibu, dan demikian juga

    anggota keluarga lainnya termasuk saudara, anak yang sudah dewasa dan pekerja

    di rumah tangga, juga membantu ibu sebagai tempat mengekspresikan perasaan atau

    tempat meminta bantuan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga selama periode

    postpartum awal (Bick et.al, 2003).

    Penelitian yang dilakukan oleh Paykel et.al (1990), menunjukkan bahwa

    keberadaan ibu dalam keluarga besar (extended family) memberi pengaruh yang

    signifikan terhadap kejadian depresi postpartum dibandingkan dengan bila ibu tinggal

    dengan suami atau anak kandung (small family or nuclear family) di mana angka

    kejadian depresi postpartum ternyata lebih tinggi bagi ibu dengan small family dari

    pada extended family. Berdasarkan bahwa semakin banyak dukungan dari orang-

    orang terdekat, semakin kecil kemungkinan timbulnya depresi selama postpartum.

    Menurut Ballard (1995), yang mengutip pendapat Bryar tujuan perawatan postpartum

    adalah memberikan kesempatan pada ibu untuk berhasil menjadi seorang ibu dan

    keberhasilan ini tidak saja pada proses fisiologis tetapi juga melibatkan proses

    psikologis yang akan menjadi motivasi bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan menjadi

    orang tua. Perubahan respons emosi ibu setelah persalinan dipengaruhi oleh

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • kepribadian ibu dan kualitas dukungan yang mereka terima dari keluarga serta sistem

    dukungan sosial.

    Teori adaptasi, memandang individu memiliki empat model adaptasi terhadap

    berbagai perubahan, yaitu: fisiologi, konsep diri, peran dan ketergantungan. Tujuan

    dari psikoedukasi adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan respons positif dari

    ibu dan suaminya sesuai yang diharapkan. Informasi yang diperlukan difokuskan

    pada mempertahankan keutuhan psikososial (self-concept needs), perubahan fungsi

    atau peran dan ketergantungan atau kebutuhan interaksi (Roy, 1999). Untuk

    membantu wanita postpartum agar mampu beradaptasi terhadap perubahan psikologis

    (konsep diri, peran dan ketergantungan) diperlukan bimbingan untuk

    mengembangkan mekanisme koping melalui edukasi.

    Teori krisis, di mana tujuan dari model ini adalah mencegah berkembangnya

    situasi krisis atau meningkatkan resolusi dari sebuah situasi krisis. Anguilera

    mencatat bahwa ada tiga faktor penting yang harus diseimbangkan, yaitu: persepsi

    nyata terhadap suatu kejadian, situasi dukungan yang adekuat, dan mekanisme koping

    yang adekuat (Anguilera, 1998). Informasi atau layanan yang diberikan dalam

    mengangani kondisi krisis yang terjadi pada wanita postpartum bertujuan untuk

    menyelaraskan ketiga faktor tersebut.

    Teori Self-Care, dalam hal ini teori Self-care Orems didasarkan pada

    kemampuan individu untuk caring terhadap dirinya dan memiliki suatu kemampuan

    untuk memenuhi kebutuhannya. Tujuan dari teori ini adalah untuk meningkatkan

    kemampuan klien merawat dirinya. Orem mengidentifikasi tiga sistem selfcare:

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • wholly compensatory, partly compensatory, dan supportive-educative. Pada wholly

    compensatory, individu tidak berperan merawat dirinya tetapi sangat mengharapkan

    bantuan orang lain (total care). Partly compensatory, individu mampu melakukan

    perawatan dirinya tetapi tidak sepenuhnya, individu masih memerlukan bantuan

    orang lain. Sedangkan supportiveeducative, individu mampu merawat diri sendiri

    dan tidak memerlukan bantuan tenaga kesehatan secara langsung. Namun masih

    dibutuhkan informasi-informasi dalam meningkatkan derajat kesehatannya (Orem,

    1995).

    Landasan teori penelitian ini menjelaskan bahwa pada periode postpartum

    terjadi perubahan yang memerlukan adaptasi fisik dan psikologis dari seorang wanita

    yang baru melahirkan. Agar mampu beradaptasi secara positif, maka perlu difasilitasi

    atau didukung oleh orang-orang terdekat yang dapat diandalkan oleh ibu postpartum

    termasuk tenaga profesional atau bidan. Bidan perlu menyediakan layanan yang tepat

    dalam memecahkan masalah klien. Seperti halnya kondisi yang sering dihadapi oleh

    ibu postpartum yaitu depresi, maka bidan perlu menyiapkan paket tindakan yang

    dapat mengatasi masalah psikososial dalam bentuk psikoedukasi.

    Dalam menguatkan landasan teori dan konsep penelitian ini, perlu didukung

    oleh teori atau konsep-konsep terkait sebagaimana dapat terlihat pada gambar berikut

    ini:

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Dukungan Suami dan

    Keluarga Supportive-educative

    Teori Transisi Peran Adaptasi Postpartum:

    1. Adaptasi Fisik

    2. Adaptasi Psikologis Depresi

    Tidak depresi

    Adaptation Theory Perubahan:

    fisiologis, konsep diri, peran dan ketergantungan

    Psychoeducation

    Critical Theory: Keseimbangan

    persepsi, dukungan dan

    koping

    Stresor

    Self Care Theory:

    Sumber: Aldwin dan Reverson, 1987; Orem, 1995; Aguilera, 1998; Roy, 1999;

    Pilliteri, 2003; Moses-Kolko & Roth, 2004; Mottaghipour & Bickerton, 2005.

    Gambar 2.2. Landasan Teori dan Konsep Penelitian

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 2.9. Kerangka Konsep Penelitian

    Kerangka konsep penelitian ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti

    adalah pengaruh intervensi psikoedukasi terhadap pencegahan depresi postpartum,

    namun untuk mengetahui depresi postpartum sebelum dilakukan intervensi

    psikoedukasi diukur dengan pretest dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh

    intervensi tersebut diukur dengan posttest.

    INTERVENSI Psikoedukasi booklet

    PRETEST

    POSTTEST

    Variabel Moderate

    INPUT Depresi postpartum

    OUTPUT Depresi postpartum

    Karakteristik Ibu: - Umur - Paritas - Pendidikan - Pekerjaan - Dukungan Suami

    Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk quasi experiment (eksperimen

    semu), dengan rancangan Non Equivalent Control Group (Arikunto, 1998), tujuannya

    ingin mengetahui pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi kejadian depresi

    postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan dua kelompok,

    yaitu kelompok yang diberi perlakuan psikoedukasi dan kelompok kontrol. Desain

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Ye sb X Y e ssd Yk 1 Y k 2

    Gambar 3.1. Desain Penelitian

    Keterangan: Ye sb : Pretest sebelum diberikan perlakuan psikoedukasi dengan booklet dalam mengatasi kejadian depresi postpartum. Ye ssd : Posttest sesudah diberikan perlakuan psikoedukasi dengan booklet dalam mengatasi kejadian depresi postpartum. Yk 1 : Pretest untuk kelompok kontrol depresi postpartum. Yk 2 : Posttest untuk kelompok kontrol depresi postpartum. X : Intervensi psikoedukasi dengan booklet.

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • 3.2. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap bersalin RSU dr. Pirngadi Medan,

    dengan pertimbangan merupakan RSU di Propinsi Sumatera Utara dengan jumlah

    kunjungan persalinan paling banyak diantara RSU lainnya, jumlah pasien bersalin

    1.317 orang setiap tahun dengan rata-rata 110 orang setiap bulannya. Selain itu sering

    dijumpai gejala pada ibu postpartum yang mengarah pada depresi postpartum seperti

    sedih, cemas, mudah marah, tidak nafsu makan, susah tidur dan kurang perhatian

    pada bayinya pada saat menangis, serta belum pernah dilakukan penelitian yang

    serupa di lokasi ini.

    3.3. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran

    daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, membuat booklet

    psikoedukasi, konsultasi dengan pembimbing, pelaksanaan penelitian sampai dengan

    laporan akhir yang dimulai dari bulan Juli 2008 dan diharapkan selesai pada bulan

    Mei 2009.

    3.4. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan tiga

    hari secara normal tanpa tindakan khusus di RSU dr. Pirngadi Medan. Berdasarkan

    data laporan tahunan RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2007 jumlah persalinan normal

    rata-rata 110 orang setiap bulan. Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel

    berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Budiarto, 2004). Sampel dalam

    penelitian ini ditetapkan dengan kriteria inklusi, yaitu:

    a. Ibu setelah melahirkan secara normal tiga hari di RSU dr. Pirngadi.

    b. Ibu yang dinyatakan mengalami depresi postpartum berdasarkan penilaian

    peneliti dengan kuesioner EPDS.

    c. Bersedia menjadi responden penelitian, dapat membaca dan menulis.

    Besar sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang masing-masing 30 orang sebagai

    kelompok yang diberi perlakuan, dan 30 orang sebagai kelompok kontrol.

    3.5. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner EPDS yang diisi langsung ibu

    postpartum. Untuk mengetahui depresi postpartum digunakan instrumen berupa

    kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang dikembangkan lebih

    lanjut oleh peneliti yang mengacu pada teori Cox (2000), yaitu pertanyaan-pertanyaan

    yang berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah,

    keinginan bunuh diri. Dalam mengembangkan kuesioner, peneliti juga mengacu pada

    teori Azwar (2000), penyusunan skala psikologi tentang peran wanita. Sebelum

    kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan

    pengujian pada pasien postpartum di RSU lain di Kota Medan yaitu RSU H. Adam

    Soep : Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum Di Rsu Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository 2008

  • Malik Medan pada 10 orang responden untuk mengetahui validitas dan realiabilitas

    alat ukur.

    Pada pengukuran depresi postpartum ada 32 item pertanyaan, untuk tipe

    jawaban tidak pernah diberi skor 0, tidak begitu sering diberi skor 1, ya, kadang-

    kadang diberi skor 2, ya, sering diberi skor 3 dalam bentuk favorable sebanyak 16

    item, pada pertanyaan (1,2,3,4,5,6,7,8,17,18,19,20,21,22,23, dan 24). Total skor 13

    depresi, total skor < 13 tidak depresi. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable

    dengan tipe jawaban tidak pernah diberi skor 3, tidak begitu sering diberi skor 2, ya,

    kadang-kadang diberi skor 1, ya, sering diberi skor 0, pada pertanyaan

    (9,10,11,12,13,14,15,16,25,26,27,28,29.30,31, dan 32). Total skor 13 depresi, total

    skor < 13 tidak depresi. Distribusi alat ukur depresi postpartum yang sudah teruji

    validitas dan realiabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 3.1. Distribusi Alat Ukur Depresi Postpartum

    Nomor Item Pernyataan Aspek Pengukuran Favorable Unfavorable

    Jlh

    1. Labilitas perasaan 1, 3, 4, 5, 17, 19, 20 9, 11, 12, 13, 25, 27, 28 142. Kecemasan 6, 18, 22, 14, 26, 30 63. Perasaan bersala