Tesis ITS Kesenjangan

17
PENGENDALIAN PERKEMBANGAN KAWASAN MEGAURBANISASI GERBANGKERTASUSILA PLUS Oleh Nungki Meiriya 1 3208 206 002 ([email protected] ), Prof. Ir. Johan Silas 2 (johan@famsilas.eu ), Dr.Ing.Ir. Bambang Soemardiono 3 ([email protected] ) Abstrak Urbanisasi memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan perkotaan di Indonesia. Perkembangan kawasan Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya yang dipengaruhi oleh urbanisasi skala mega memberikan dampak positif dan negatif terhadap perkotaan disekitarnya. Salah satunya adalah GERBANGKERTASUSILA Plus (GKS Plus), kawasan ini merupakan kawasan yang secara administratif terpisah tetapi secara fisik, ekonomi dan sosial menyatu akibat adanya dampak resiprokal perekonomian Kota Surabaya terhadap kabupaten/kota Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Jombang dan Pasuruan. Penyatuan tersebut mengakibatkan adanya fenomena megaurbanisasi yang sangat besar khususnya pada hinterland Kota Surabaya baik dari segi spasial, ekonomi dan sosial. Melalui hitungan indeks sosialekonomi dan spasial didapatkan antara sosialekonomi spasial memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Dari nilai indeks sosialekonomi dan spasial didapatkan bahwa perkembangan antar Kabupaten/Kota di GKS Plus masih belum optimal. Terdapat Kabupaten/Kota yang tidak seimbang antara perkembangan sosialekonomi terhadap perkembangan spasialnya. Berdasarkan identifikasi didapatkan banyak kepentingan dan stakeholder dalam pembangunan GKS Plus. Dengan analisis stakeholder didapatkan critical player untuk perumusan pola pengendalian. Hasil akhir yang didapatkan adalah pola pengendalian perkembangan kawasan megaurbanisasi yang terdiri dari aspek fisik yaitu kebijakan, proses perencanaan, dokumen tata ruang, perijinan dan mekanisme insentif serta disinsentif. Aspek nonfisik mencakup prasarana dan Investasi development generator. Kata kunci : GKS Plus, MegaUrbanisasi dan pengendalian I. Pendahuluan Perkembangan Kota Surabaya dan wilayah sekitarnya yakni GERBANGKERTASUSILA (saat itu) ternyata menunjukkan perkembangan yang lebih besar dari konsep SWP (Satuan Wilayah Pembangunan) yang ditentukan dalam RTRW Jawa Timur. Pola perkembangan ini terjadi terutama pada koridor antar kota dan pada beberapa bagian berfungsi sebagai suatu pusat (nodal). Pada dasarnya antara Surabaya–Sidoarjo bukan lagi menunjukkan pola koridor akan tetapi sudah merupakan penyatuan dua kawasan dalam skala besar. Sedangkan ke arah selatan Kota Surabaya memiliki perkembangan yang pesat, terutama berkembang kegiatan jasaperdagangan, industri, dan sebagian perumahan. Mengingat koridor ini sudah sangat padat, maka perkembangan sepanjang jalan utama kota harus dibatasi, membentuk kawasan industri di luar jalan utama kota. Perkembangan kawasan industri di Gresik implikasi pada perkembangan sekitar, berpengaruh terhadap wilayah utara. Adapun prospek perkembangan kawasan industri di Lamongan adalah shorebase, pelabuhan, pariwisata, kawasan berikat yang merupakan kawasan industri membentuk satu sentra atau nodal yang besar (RTRW Propinsi Jawa Timur 2020). Berdasarkan kompilasi data RTRW Propinsi Jawa Timur 2020 disebutkan bahwa perkembangan GERBANGKERTASUSILA lebih besar dan luas dari sebelumnya. Antaranya penguatan 1 Mahasiswa pasca sarjana studi pembangunan, Jurusan Arsitektur FTSPITS 2 Senior Peneliti Laboratorium Perumahan dan Permukiman , Jurusan Arsitektur FTSPITS 3 Kepala Laboratorium Arsitektur Lansekap dan Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FTSPITS

description

kesenjangan merupakan fenomena yang senantiasa terjadi di setiap negara, tidak terkecuali negara maju. Permasalahan ini menjadi sangat pelik sekali. karena setiap kemajuan diimbangi dengan kesenjangan wilayah.

Transcript of Tesis ITS Kesenjangan

  • PENGENDALIANPERKEMBANGANKAWASANMEGAURBANISASIGERBANGKERTASUSILAPLUS

    OlehNungkiMeiriya13208206002([email protected]),

    Prof.Ir.JohanSilas2([email protected]),Dr.Ing.Ir.BambangSoemardiono3([email protected])

    Abstrak

    Urbanisasimemberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan perkotaan di Indonesia.Perkembangan kawasan Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan lainnya yangdipengaruhiolehurbanisasiskalamegamemberikandampakpositifdannegatifterhadapperkotaandisekitarnya.SalahsatunyaadalahGERBANGKERTASUSILAPlus (GKSPlus),kawasan inimerupakankawasanyangsecaraadministratifterpisahtetapisecara fisik,ekonomidansosialmenyatuakibatadanya dampak resiprokal perekonomian Kota Surabaya terhadap kabupaten/kota Gresik,Bangkalan,Mojokerto,Sidoarjo,Lamongan,Bojonegoro,Tuban,JombangdanPasuruan.Penyatuantersebut mengakibatkan adanya fenomena megaurbanisasi yang sangat besar khususnya padahinterlandKotaSurabayabaikdarisegispasial,ekonomidansosial.Melalui hitungan indeks sosialekonomi dan spasial didapatkan antara sosialekonomi spasialmemiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Dari nilai indeks sosialekonomi dan spasialdidapatkanbahwaperkembanganantarKabupaten/KotadiGKSPlusmasihbelumoptimal.TerdapatKabupaten/Kota yang tidak seimbang antara perkembangan sosialekonomi terhadapperkembangan spasialnya. Berdasarkan identifikasi didapatkan banyak kepentingan danstakeholderdalampembangunanGKSPlus.Dengananalisis stakeholderdidapatkan criticalplayeruntuk perumusan pola pengendalian. Hasil akhir yang didapatkan adalah pola pengendalianperkembangan kawasan megaurbanisasi yang terdiri dari aspek fisik yaitu kebijakan, prosesperencanaan,dokumen tata ruang,perijinandanmekanisme insentif sertadisinsentif.AspeknonfisikmencakupprasaranadanInvestasidevelopmentgenerator.

    Katakunci:GKSPlus,MegaUrbanisasidanpengendalian

    I. Pendahuluan

    PerkembanganKotaSurabayadanwilayah sekitarnyayakniGERBANGKERTASUSILA (saatitu) ternyata menunjukkan perkembangan yang lebih besar dari konsep SWP (Satuan WilayahPembangunan)yangditentukandalamRTRW JawaTimur.Polaperkembangan initerjaditerutamapada koridor antar kota dan pada beberapa bagian berfungsi sebagai suatu pusat (nodal). Padadasarnya antara SurabayaSidoarjo bukan lagi menunjukkan pola koridor akan tetapi sudahmerupakanpenyatuanduakawasandalam skalabesar.Sedangkankearah selatanKotaSurabayamemilikiperkembanganyangpesat,terutamaberkembangkegiatanjasaperdagangan,industri,dansebagian perumahan.Mengingat koridor ini sudah sangat padat,maka perkembangan sepanjangjalan utama kota harus dibatasi, membentuk kawasan industri di luar jalan utama kota.Perkembangan kawasan industri di Gresik implikasi pada perkembangan sekitar, berpengaruhterhadap wilayah utara. Adapun prospek perkembangan kawasan industri di Lamongan adalahshorebase,pelabuhan,pariwisata,kawasanberikatyangmerupakankawasan industrimembentuksatusentraataunodalyangbesar(RTRWPropinsiJawaTimur2020).

    Berdasarkan kompilasi data RTRW Propinsi Jawa Timur 2020 disebutkan bahwaperkembanganGERBANGKERTASUSILAlebihbesardanluasdarisebelumnya.Antaranyapenguatan1Mahasiswapascasarjanastudipembangunan,JurusanArsitekturFTSPITS2SeniorPenelitiLaboratoriumPerumahandanPermukiman,JurusanArsitekturFTSPITS3KepalaLaboratoriumArsitekturLansekapdanStaffPengajarJurusanArsitekturFTSPITS

  • aktifitas perekonomian di koridor PandaanWonorejoPurwosari (Pasuruan), SurabayaGresikLamoganTuban, SurabayaKrianMojokertoPeterongan (Jombang), Babat (Lamongan)Bojonegoro(datakompilasiRTRWPropinsiJawaTimur2020).Olehkarenaitudibentukpengembangankawasanbaru yang disebut GERBANGKERTASUSILA Plus dengan tergabungnya Kabupaten Pasuruan, KotaPasuruan, dan Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Jombang dalamperwilayahannya.Polaperkembangan initerjaditerutamadalampolakoridorantarkotadanpadabeberapa bagian sebagai suatu pusat (nodal). Pada koridor SurabayaSidoarjoGempolPandaan(Pasuruan),secara linearberkembangsebagaikawasanpermukimandan industri.TrendSurabayaKrianMojokertoPeterongan (Jombang) ternyata memiliki hubungan yang kuat dengan kawasantersebut didominasi berkembangnya industri secara linier, perkembangan permukiman yangcenderungmenguat(RTRWPropinsiJawaTimur2020).

    PadamegaurbanisasiGERBANGKERTASUSILAPlus, jaringanperkotaanterbangundengansistem batas administratif masih terlihat jelas serta penggunaan lahan masih tersegregasi. Haltersebut karenamenurut Silas (1992)bentukMUR yang terjadi teridentifikasidi sekitar Surabayaadalah:- KearahselatanhinggasekitarbandaraJuandadalambentukselfcontainedurbanization,yang

    merupakanbentukexurbanisasidengantergantungpadasumberdayalokal.- Keduaadalahbentukstrong linkanddependtomaincity(Surabaya),yangmerupakanbentuk

    utamaMURKotaSurabaya.- Terakhir adalah centered mega urbanization, merupakan model yang terbangun pada kota

    disekitarkotapusat(Surabaya)yangmemilikihubungankuatdengankotatersebut.Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan manajemen perkotaan yang dapat menguntungkansemua pihak dalam kawasan megaurbanisasi tersebut, terintegrasi dalam investasi danpengembangan kawasannya serta kawasan perkotaanmemiliki ikatan erat dengan hinterlandnyasehingga adanya ecological footprint pada kawasan yang mengalami megaurbanisasi dapatterkendali. PadaMUR (Mega Urban Region) Surabaya, penyediaan lahan di kawasan kota telahmengalami kejenuhan dan mengalami perubahan untuk kawasan terbangun terutama untukpermukiman,perdagangandanindustri.Olehkarenanya,strukturpertumbuhankotamulaibergerakmenjauh dari pusat kota menyebar dan menggeser wilayah pinggiran (fringe areas) dankota/kabupatensekitarnya(JMNas,2003).

    Pesatnyaperkembangan tersebutmenunjukkanperluadanyasinergiyangholistikdalampengelolaandanpengendalianperkembangan kawasanGERBANGKERTASUSILAPlus sebagai salahsatu kawasan yangberkembangmenjadi kawasan yangmengalamimegaurbanisasi di Indonesia.Seperti yangdiungkapkan Tjahjati (1997)bahwadalampengelolaan regional secara terpadu agarperencanaan regional lebih sensitif terhadap kebutuhan daerah dan pelaksanaannya perluditerjemahkan kedalam rencana sektoral tetapi tetapmemperhatikan keterpaduanwilayah yangbersangkutan.Untukitudiperlukanadanyakoordinasiantarmasingmasingsektordanpemerintah.Kurangnya konsep pengendalian kawasan megaurbanisasi memberikan dorongan diperlukannyasebuahkonsepyangdapatmengendalikanperkembanganyangterjadidikawasanmegaurbanisasitersebut.Perkembangankawasantidakterlepasdarifaktorspasialdanaspasialyangterdapatpadakawasan urban fringe Kotautama (Kota Surabaya). Pertimbangan terhadappotensi ekonomidanlingkunganhidupdiperlukansebagaibahanpertimbangananalisapolaperkembanganyangterjadidikawasanGERBANGKERTASUSILAPlus.Untukitudalampenelitianiniakandibahasmengenaikondisipotensidanpermasalahandalampemanfaatanruangyangsecara tidak langsungberdampakpadaperkembangan kawasan GERBANGKERTASUSILA Plus. Kemudian dari identifikasi tersebut danberdasarkan pada kriteria pengendalian perkembangan, maka dapat dirumuskan konseppengendaliankawasanmegaurbanisasiyangaplikatifdandinamis.

    II. KajianPustaka2.1ProsesUrbanisasidanFenomenaMegaUrbanisasi

  • Palingterurbanisa

    Tidakterurbanisa

    Kepentingan ekonomimerupakan faktor dominan dalam proses urbanisasi skalamega.Pembangunanberdasarpadakepentinganekonomimemilikibentukdanmodelyangberbeda(Silas,2002).Urbanisasi di Asia Tenggara juga dicirikan oleh kaburnya antara rural dan urban. Aktifitasagrikutur dan nonagrikultur bertempat berdekatan dengan pusat kota, dan pembangunan fisikperkotaanyangberkembangmelebihibatasadministratifkota.McGee,2005 (dalamFirman2008)kemudianmenyebutfenomenainisebagaimegaurbanisasi,sebelumnyadisebutdengankotadesasi(sebuah frasedaribahasa Indonesia)yangberartisebagaiprosessosialekonomidan integrasi fisikantara kawasan Kota (Kota) dan kawasan perdesaan (Desa) (McGee 1991 dalam Firman 2008).MenurutMc.Gee (1991), kawasan antara rural dan urban tidak dikategorikan hanya berdasarkankeruangan.Tetapijugamempertimbangkanfaktorkepadatan,permukiman,pekerjaan,sektoraldankategorirumahtangga.Dalamhipotesisnya,disebutkanbahwapadabeberapanegarayangmemilikipopulasilebihdari10ribujiwadikatakansebagaikawasanurbansedangkansisanyaadalahkawasanrural. Akan tetapi, untuk mengetahui adanya proses urbanisasi di kawasan perkotaan menurutMc.Gee(1991)adalahdenganmengetahuipergeseranperkonomianyangterjadi.(1)perbandingankontribusi antara aktifitas pertanian dan nonpertanian dalam produk domestik regional, dan (2)perbandingankontribusitenagakerjayangbekerjapadasektorpertaniandannonpertaniandalamprodukdomestikregional.Untuklebihjelasnyaakandigambarkanpadamatrikberikut:

    Tabel2.1MatrikProsesUrbanisasidariSisiEkonomi

    Sumber:Mc.Gee1991denganterjemahanolehpenulis

    2.2PengendaliandanManajemenPerkotaan

    Menurut,Friedmann (1991dalamGlasson,1997)mendefinisikanpembangunan regionalsebagai:pembangunanekonomi,peningkatanpendapatan,lapangankerjadankesejahteraan.Sertadalammelakukanmanajemenpembangunankawasanregional,disebutkanbahwakekuatandalammenentukan keputusan yang bersifat mengikat kota dan daerah (multiplycity) dan suatukawasan/region tersebutmerupakan faktoryangpalingpenting.MenurutSoegijoko (1997)bahwatimbulnya regional planning akibat adanya pertumbuhan kotakota yang semakin pesat yaitusemenjakadanyatekananurbanisasi.Yangberupasemakinpadatnyadaerahdaerahslums,kongestilalu lintas,penganggurandikotakotadanperumahan liardikawasanpinggirankota.Persoalan inimenurutSoegijoko(1997)menunjukkanperlunyahubungankeseimbanganantaradaerahruraldanurban. Menurut Brenann (1992 dalam Dharmapatni 1997) disebutkan bahwa isu utama dalammenghadapi mega urban region adalah bukan terletak pada ukuran kota tetapi pada urbanmanagement (pengelolaan kota) yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi danmeminimalkaneksternalitasnya.

    Di Indonesia, pengendalian telah dituangkan dalamUndangundangNo.26 Tahun 2007mengenaiPenataanRuang.MenyatakanbahwaPengendalianpemanfaatanruangdimaksudkanagarpemanfaatanruangdilakukansesuaidenganrencanatataruang,hal iniberartibahwapelaksanaanpembangunanbaikdi tingkatpusatmaupundaerahharussesuaidengan rencana tata ruangyangada. Namun pada tahap implementasinya tidak selalu sesuai dengan tata ruang yang telah

    1. Kawasanurbanisasijika50%dari,- Kontribusi produk domestic regional di

    sektornonagrikultur- Tenaga kerja bekerja disektor non

    agrikultur

    2. KawasansemiurbanisasiIIjika,- Kontribusi produk domestic regional

    di sektor nonagrikultur kurang daridari50%

    - Tenaga kerja bekerja disektor nonagrikulturlebihdari50%

    3. KawasansemiurbanisasiIjika,- Kontribusi produk domestic regional di

    sektornonagrikulturlebihdari50%- Tenaga kerja bekerja disektor non

    agrikulturkurangdari50%

    4. Kawasantidakterurbanisasijika50%,- Kontribusi produk domestic regional

    disektoragrikultur- Tenaga kerja bekerja disektor

    agrikultur

  • ditetapkan.Ketidaksesuaian tersebutdapatdisebabkanolehproduk tata ruangyangkurangdapatmengakomodasiperkembanganeksisting,ataujugadisebabkandalamkegiatanpemanfaatanruangkurangmemperhatikan rencana tata ruang. Sehingga kegiatan pengendalian pemanfaatan ruangyangtepatsangatdibutuhkandalampraktekpemanfaatanruang.Dalampasal35UUNo.26Tahun2007disebutkanbahwa:Pengendalianpemanfaatanruangdilakukanmelaluipenetapanperaturanzonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Berdasarkan pasaltersebutdapatdiketahuibahwa instrumenpengendalian ruang terdiriatas4halyaitu :Peraturanzonasi,Ketentuanperizinan,PemberianInsentifdanDisinsentifdanpengenaansanksi.2.3BestPracticesMegaUrbandiDunia2.3.1ManajemenPengendalianMegacitydiEropa

    MenurutHalldanPain (2006),berdasarkanstudiyangdilakukannyapadakotakotayangmengalamimegaurbanisasidikawasanEropaantara lain: Inggris(London),Belanda (Amsterdam),Jerman(Berlin,Hannover),Swiss,Belgia,Prancis(ParisdanFrankurt)danDublin.Menyatakanbahwadalam pengelolaan kawasan kota yangmengalamimegaurbanisasi (dibukunya disebutmegacity)diperlukanbeberapalangkahagarwilayahkotatersebutmengalamikeberlanjutanlingkunganhidup.Langkahtersebutadalah:1. Keunikanfungsidarifirstcity:padakawasanmegaurbanisasidiperlukanadanyakotautama

    yangmenjadifungsi jasa lanjutanatauadvancedproducerservices,denganderajatspesialisasiyangberbeda,misalnyaakuntansi,perbankan,logistik.

    2. Fungsi penting dari pusat kedua: untuk fungsi jasa yang lainnya hendaknya pada pusatkedua/subpusatlain.

    3. Komunikasimemilikinilaidan intensitasyangberbedadanbersifat internasional: komunikasiyangterjadipadapusatutamamemilikiintensitasyangsuperiorkhususnyauntuktransaksi

    4. Hubunganantarapusatdansubpusatsertaantarsubpusatterjalindenganbaik5. Globalisasimerupakankunciutamakhususnyapadapenghilanganbatasadministratifdanbisnis6. Clusteringpadapusatutama: tujuannyaadalahmereduksiadanyapencampuranaktifitasdan

    penggunaanlahan7. Ecommunicationmeningkat,tetapihubunganantarorangtetapterjadi:penggunaanteknologi

    informasi dan komunikasi penting tetapi tidakmenghilangkan adanya hubungan pertemuanantaroranguntukmengurangieksklusifitas

    8. Perjalanan menuju ke tempat kerja diperlukan, membatasi homeworking, khususnya padaperjalananyagsifatnyainternasional

    9. Infrastrukturyangsalingberhubungankhususnyadenganpusatkotautama10. Penyediaantransportasiyangreliabelbaikdalammaupunantarwilayahbahkansecaraglobal

    denganmenggunakan jalandarat, jalur kereta api,perhubunganudara khususnyapada kotautama

    11. Tenaga kerja yang terlatih dan terdidik pada pusat kota utama untuk mengurangi adanyapengangguran dan slums pada kawasan pusat kota serta untukmeningkatkan inovasi padakawasankotautama

    12. AdannyaCitybuzz:penentuan lokasikegiatan tertentuyangpentingbagiorangbanyak tidakditentukan semata secara kriteria ekonomi. Daya tarik lingkungan kota/city environmentmerupakanhalyanglebihpenting,daripadainfrastrukturfisikyangditawarkan.

    13. Kebijakan megacity yang terintegrasi dan skalanya: diperlukan adanya kebijakan yangmengelolakawasanmegaurbanisasisecarautuhyangtidakhanyapadaintervensipasartetapipadainfrastrukturtransportasi,pendidikan,perumahandanperencanaankota.

    2.3.2ManajemenPengendalianMegacitydiAsia

    Menurut Laquian (2004) berdasarkan studi yang dilakukannya pada kotakota yangmengalamimegaurbanisasidikawasanAsiaPasifikantara lain:Tokyo,Mumbai,Calcuta,Shanghai,Dhaka, Karachi, Delhi, Beijing, Osaka, Metro Manila and Seoul. Menyatakan bahwa dalam

  • pengelolaan kawasan perkotaan yang mengalami megaurbanisasi diperlukan beberapa langkahpengendalian agar kawasan kota tersebut mengalami keberlanjutan lingkungan hidup. Langkahtersebutadalah:1. PengendalianpertumbuhandenganmodelSmartGrowth,pertumbuhandenganmodelsmart

    growthmemiliki beberapa elemen kunci yaitu : 1) Konsentrasi pembangunan ekonomi dansosialpadakawasanyangmemilikikepadatantinggi,2)Preservasikawasanruangterbukahijau,lahan pertanian, kawasan hutan dan kawasan ekologi kritis, 3) Perencanaan kawasan pusatjamak atau permukiman kawasan hinterland dalam konteks regional, 4) Provisi terhadapberbagai macam transportasi, 5) Pelibatan masyarakat, kelompok masyarakat, swasta danstakeholder yang lain dalam formulasi, adaptasi dan eksekusi kebijakan dan strategi smartgrowth.

    2. Mengembangkanlebihbanyakkawasankawasanekonomikhusus,industriestate,dankawasanhightech lainnya untuk membagi perkembangan kawasan megaurbanisasi. Pengembangankawasankawasanekonomidan industriyangtertutuppadasekitarkawasanperkotaansecaratidaklangsungakanmemisahkanaktifitasperumahandanindustri.

    3. Konservasi kawasan pertanian dan perawatan/mempertahankan eksistensi ruang terbukadengantujuanmereduksilimbanggasbuanganpadakawasanperkotaan.

    4. Kebijakantransportasikomprehensiveberdasarkanpadarapidtransitsystemdanmengurangiketergantungan pada mobil pribadi. Penggunaan rail rapid transit dan busway sertamemberikanpajakyang tinggi,biayapada licencemengemudidanantipollutionchargeakanmengurangipenggunaanmobilpribadisehinggadapatmenurunkanpolusiyangdihasilkan.

    5. Redevelopment/peremajaankawasanpusatkotalamasebagaikawasankonservasisejarahdanbudaya,agarmasyarakatyangmenempatikawasantersebuttetapbertahandantidakpindahkekawasanpinggirankota.

    6. Kebijakandanprogrammenyediakankawasanperumahandanlayanandasarpadakaumurbanpoordenganmenyediaakanperumahanyangterjangkau.

    7. Penanganan secara komprehensive dan strategis terkait dengan air bersih dan sistempersampahan.

    8. Kebijakanpenggunaanenergiyangramahlingkungan.9. Bentuk demokratis dari sisitem pemerintahan terkait pada pemilihan kepala daerah, efisien

    urbanmanagement,sistemkeuangankotayangbertanggungjawabsertapengurangankorupsi.10. Pelibatanmasyarakatdalamformulasi,adaptasidaneksekusidariurbandevelopmentprogram

    danpenguatanmasyarakatdalampenyeleseianmasalahlingkungannya.III. MetodePendekatan

    Dalammelakukan penelitian ini, digunakan pendekatanpositivisme yang rasionalistikdanbersifatkualitatif.Denganjenisdatayangdigunakanadalahdataprimer(hasilwawancara/kuesionerdansurvey)dan sekunder (dokumentasi, tabulasi dan rekaman oleh pihak lain).Teknik yangdigunakanadalah:1. TeknikMappingAnalysis,Data lebihmudahdisajikandalambentukkatakata.Di sisi lain, jika

    mempertimbangkandalamkonteks konsepdananalisa,makadiperlukanadanya representasidari data tersebut. Berdasarkan kelemahan dan kekuatan antaramodel representasi tematikdanwordmappingmerupakansuatukeuntunganjikakeduanyadigunakansecarabersama.Halini terkait dengan efisiensi dan sinergi dalammengkombinasikan dua pendekatan untuk textanalysis.Konsepmappingmerupakanpendekatanterintegrasisepertirepresentasitematikdantextanalysis(Weller&Romney,1988dalamTrochim,2002).

    2. Teknik identifikasi narasumber, Dalammengidentifikasi responden yaitu nara sumber dalampenelitian ini digunakan teknik analisis stakeholder. Stakeholder adalah orang, grup, atauinstitusiyangakanmerasakandampak (baikpositifdannegatif)kegiatanyangakandilakukanatauyangdapatmempengaruhihasildariintervensi(Narayan,1995).

  • 3. Teknik formulasipola,Padapenelitian ini, teknik formulasipolapengendaliankawasanmegaurbanisasi menggunakan teknik delphi. Teknik delphi adalah prosedur peramalan pendapatuntukmemperoleh,menukar,danopinitentangperistiwadimasadepan(Sackman,1975).Limaprinsip dasar dalam teknik delphi adalah : 1) anonimitas, 2) iterasi, 3) tanggapan balik yangterkontrol,4)jawabanstatistik,dan5)konsensusnarasumber.

    IV. GambaranUmum

    Perkembangan urbanisasi di Kota Surabayamembawapengaruh terhadap perkembanganwilayah di kawasan pantai utara Jawa Timur hingga kawasan Pasuruan. Sebagian besar wilayahtersebut adalah wilayah dengan potensi pengembangan sebagai kawasan industri. Apabiladiperhatikan,aliranpertumbuhanwilayahyangterjadipadakawasanGERBANGKERTASUSILAPlusinicenderungberbentukmemusatmenujukeKotaSurabaya(Gambar4.1).Secaratidaklangsunghalinimengindikasikan adanya backwash effect sumber daya dari kawasan GERBANGKERTASILA PlusmenujukeKotaSurabaya.

    Gambar4.1ArahPerkembanganGERBANGKERTASUSILAPlus(Sumber:RTRWJawaTimur2020)

    Polaperkembanganyangberbentuk linear tersebut,semakinmemperluaswilayahcakupanmegaurbanisasi Kota Surabaya. Kondisi ini membuat pengelolaan yang dilakukan Pemerintah DaerahKabupaten/Kotamenjadi tidakoptimal. Fenomena iniberdampakpada adanya kawasankawasandesaurbandisekitarSurabayadansemakinmeluaspadaKabupatendanKotaSekitarnya

    Dalam periode tahun 19712005, penduduk yangmenempati kawasanGKS Plus semakinmeningkat. Data sensus penduduk BPS 20002005, menunjukkan pertumbuhan penduduk padakabupaten/kota disekitar Kota Surabaya cukup tinggi. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwaangka laju pertumbuhan penduduk pada Kabupaten/Kota yang berada di kawasanGERBANGKERTASUSILA Plus menunjukkan angka yang tinggi berkisar diatas 2%. Ratarata lajupertumbuhan penduduk dengan angka yang sangat tinggi terdapat pada Kabupaten Pasuruan,Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik dan Kota Mojokerto yang memiliki angka pentumbuhanpenduduk diatas 10% per sepuluh tahun. Sedangkan Kabupaten Mojokerto dan KabupatenBojonegoro,angkapertumbuhanpenduduknya relatif lebih rendahdibandingkanKota/Kabupatenlainnya,yaitukurangdari5%.Denganproporsiuntukpenududkkawasanperkotaandanperdesaanpadatabel4.1:

  • Gambar4.2RatarataLajuPertumbuhanPendudukGERBANGKERTASUSILA

    Plustahun19712005(dalam%)(Sumber:JawaTimurdalamAngka2009,diolah)

    Tabel4.1ProporsiPendudukPerkotaandiGERBANGKERTASUSILAPlustahun19712005(dalam%)

    Kota/KabupatenTahun

    1971 1980 1990 1995* 2000 2005*KabupatenPasuruan 4,8 16,0 22,0 24,5 37,7 37,2KabupatenSidoarjo 6,2 21,7 50,4 67,6 85,7 85,6KabupatenMojokerto 0,0 6,8 21,6 29,6 41,8 58,5KabupatenJombang 5,6 11,2 23,7 32,5 54,6 56,3KabupatenGresik 7,9** 14,2 25,8 34,2 49,8 51,3KabupatenTuban 5,6 7,4 11,2 12,7 18,9 16,9KabupatenBojonegoro 6,1 8,4 11,4 12,1 16,8 19,1KabupatenLamongan 2,3 8,6 9,0 9,6 16,8 15,4KabupatenBangkalan 4,6 10,1 15,2 18,6 21,6 21,8KotaPasuruan 100,0 97,8*** 88,2*** 83,7*** 96,6*** 96,2***KotaMojokerto 100,0 100,0 97,0 98,0 100,0 100,0KotaSurabaya 100,0 86,1 97,5 98,9 100,0 100,0

    Sumber:SensusPenduduktahun1971,1980,1990,1995,2000dan2005,diolahKeterangan:(*)merupakandatadarisurveypendudukantarsensus(supas)yangdilakukan

    5 tahun, sedangkan yang lainnyamerupakan data sensus penduduk tiapsepuluhtahun.

    (**) pada tahun tersebut, Kabupaten Gresik masih bernama KabupatenSurabaya

    (***) mulai tahun 1975, terdapat penambahan luas Kota Pasuruan dariKabupaten Pasuruan sehingga terjadi peningkatan proporsi pendudukKotayangtinggaldikawasanperdesaan

    Berdasarkan pada gambaran tersebut, untuk mengetahui posisi urbanisasi yang ada di

    kawasanGERBANGKERTASUSILA Plus dilakukan denganmengacu pada konsepMc.Geemengenai

  • Palingterurbanisa

    si

    Tidakterurbanisa

    si

    prosesurbanisasi. Yaitudenganmempertimbangkan 2hal (1)Kontribusi PDRB sektornonprimerpadaperekonomiandan (2)Prosesntase tenaga kerja yangbekerjapada sektornonprimer.Olehkarena itu,maka urbanisasi yang terjadi padaGERBANGKERTASUSILA Plus dapat dibagimenjadibeberapabentuksepertipadamatrikberikut.

    Tabel 4.2 Matrik Urbanisasi dari Sisi Ekonomi GERBANGKERTASUSILA Plus

    Sumber:hasilanalisis,2010

    Perkembangan infrastruktur yang penting adalah pada jaringan jalan. Karena keberadaanjaringanjalanmerupakanfaktorpentingadanyaarusurbanisasidanperubahanpemanfaatanlahan.Jaringan jalanmerupakan infrastrukturutamadalamperkembangan suatuwilayah.Suatuwilayahdapatberkembangjikaadaprasaranadasaryaitujaringanjalanyangmelintasdikawasantersebut.Jaringan jalan berdasarkan kewenangan pengelolaannya di kawasan GERBANGKERTASUSILA PlusterdiridariJalanNegara,JalanPropinsidanJalanKabupaten/Kota.

    Gambar4.2JaringanJalanUtamaGERBANGKERTASUSILAPlus

    (sumber:RTRWPropinsiJawaTimur2020)

    1. Kawasanurbanisasimeliputi,- KotaSurabaya- KotaMojokerto- KabupatenSidoarjo- KabupatenGresik,Karena 50% PDRB dan tenaga kerjabekerjapadasektornonprimer

    2. KawasansemiurbanisasiII

    3. KawasansemiurbanisasiImeliputi,- KabupatenBangkalan,- KabupatenMojokerto,- KabupatenLamongan- KabupatenTuban,- KabupatenBojonegoro,- KabupatenJombang,- KabupatenPasuruandan- KotaPasuruanKarena50%PDRBpadasektornonprimertetapitenagakerjabekerjapadasektornonprimer

  • Gambar4.4GrafikPertambahanJaringanJalanUtamaGERBANGKERTASUSILAPlus

    (sumber:DinasPerhubunganJawaTimur,2009diolah)

    Perkembangan perumahan dan permukiman di kawasan GERBANGKERTASUSILA PlusmembentukpolalinearyangberpusatdiKotaSurabaya.Pertumbuhanterjadidisepanjangjalurjalurutama dan menuju ke arah Kota Surabaya. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembanganperkotaanyangterjadidiKawasanGERBANGKERTASUSILAPlusmemilikifenomenaurbanbias,yaitufenomena perkembangan spasial dan sosialekonomi perkotaanmenuju kawasan pinggiran yangmasihmemiliki sifat spasial rural.Kondisi ini sering terjadipada kawasanperkotaan yang sedangmengalami urbanisasi. Fenomena adanya peningkatan aktifitas perkotaan dan perkembanganmengikutipolaperkembanganjalanmerupakancirriutamadalamperkembanganurbanisasi.

    Gambar4.5PenggunaanLahanEksistingGERBANGKERTASUSILAPlus

    (Sumber:StudiPenelitiandanPenyiapanRencanaTataRuangWilayahGKSPlus,2007)V. AnalisisdanPembahasan

    Denganberdasarkanpadadataspasialbabsebelumnya.Kemudianmembuatindekssebagai sebuahnilaikondisi spasialwilayahyang terukur, selanjutnyadapatdiperlihatkankomparasikondisiantarwilayahdikawasanGERBANGKERTASUSILAPlus.

  • Tabel 5.3 Indeks Komposit SosialEkonomi dan Spasial Kabupaten/Kota diGERBANGKERTASUSILAPlus.

    Kabupaten/Kota Indekskompositsosialekonomi

    Indekskompositspasial

    KabupatenPasuruan 0,29 0,17KabupatenSidoarjo 0,36 0,23KabupatenMojokerto 0,12 0,23KabupatenJombang 0,20 0,31KabupatenGresik 0,34 0,24KabupatenTuban 0,25 0,33KabupatenBojonegoro 0,34 0,36KabupatenLamongan 0,17 0,14KabupatenBangkalan 0,10 0,18KotaPasuruan 0,10 0,49KotaMojokerto 0,20 0,39KotaSurabaya 0,76 0,51Sumber:hasilanalisis,2010

    Untuk mengetahui hubungan antara sosialekonomi dan spasial maka dilakukandenganperhitungankorelasiantarakeduanya.Korelasiadalahalatstatistikyangdigunakanuntukmengetahuiderajathubungan linierdan sifatdarihubungan tersebutdengannilaiantara1sampai1.Sifatdarihubunganyangmenggunakanujikorelasiadalahdigambarkandengantanda+/.Jikahubunganantarvariabelmemilikihubunganyangsamamakatanda+dansebaliknya.BerikutdiberikandugaanawalpadapengujiankeoptimalanperkembangankawasanGERBANGKERTASUSILAPlusdilihatdariaspeksosialekonomidanspasial.H0=tidakterdapathubunganantaraperkembangansosialekonomidanspasialH1=perkembangansosialekonomiberhubungandenganperkembanganspasialatau

    setidaktidaknyahubungantersebutderajatnyarendah.Pengujianinisignifikanpada=1%.

    Berdasarkanperhitunganminitabdidapatkanhasilhitungan korelasi antara indekssosialekonomidanindeksspasialsebagaiberikut:

    Dari hasi tersebut terlihat bahwa angka korelasi yang ditunjukkan kurang dari 0,5 danberadapadakriteriakeduayaituhubunganyang terjadiantarasosialekonomidanspasialbersifatsubstansial.Hasil tersebutmenunjukkanbahwaantarasosialekonomidanspasialsalingmempengaruhiwalaupunmasih bersifat substansial.Nilai Pvaluemerupakan nilaisignifikansi/derajatkebenaranhasil.DarinilaiPvalueterlihatnilai>0,01atauberadadiatasdaerah penolakan, sehingga dapat dikatakan hitungan tersebut valid. Maka dari itu,hipotesisH0dapatdisimpulkanditolak.Atauhasilakhirmenunjukkanbahwaantarasosialekonomidanspasialterdapathubunganyangbersifatsubstansial.

    Denganmembuat koordinat antara indeks komposit spasial dan indeks kompositkondisisosialekonomitersebut,dapatdibuatmodelketerkaitankondisisosialekonomidankondisi spasial dalam sebuah diagram Kartesius yang dapat dijadikan gambaranperkembanganwilayahsecarakomprehensif.

    Pearson correlation of indeks komposit sosial ekonomi and indeks komposit spasial = 0,408

    P-Value = 0,188

  • Gambar 5.1 Hubungan SosialEkonomi dan Spasial di KawasanGERBANGKERTASUSILAPlus(Sumber:hasilanalisis,2010)

    NilaikondisisosialekonomispasialtertinggisaatiniadadiKotaSurabaya.Surabayasebagai kota yang di tetapkan sebagai pusat kegiatanmempunyai kelengkapan fasilitas,infrastrukturyangpalingbaikdanmodern.Darigrafik tersebut,dapatdisimpulkanbahwaperkembangan spasial kawasan GERBANGKERTASUSILA Plus secara umum masih belumoptimal. Hal ini terlihat dari ketidakseimbangan hubungan antara perkembangan sosialekonomi dan spasial. Oleh karena itu, diperlukan adanya perumusan pola pengendalianperkembangan/development control kawasan GERBANGKERTASUSILA Plus yang aplikatifdandinamissesuaidenganperkembangankondisieksistingnya.

    Tabel5.1KarakaterPerkembanganKabupaten/KotadiGERBANGKERTASUSILAPlus.Kabupaten/Kota Peluang/Kekuatan Kelemahan/Tantangan

    KabupatenPasuruan

    - Potensilahanpenyediaanlahanyangluas

    - Mulaiberkembangsebagaikawasanindustriestate

    - Penyediaaninfrastukturperkotaancukuprendah

    - Aksesibilitasmenurunakibatbencanalingkunganlumpurpanas

    KabupatenSidoarjo

    - KedekatanjarakdenganKotaSurabayasehinggaspilloverkegiatanekonomilebihmudah

    - Proporsipendudukyangmenempatikawasanperkotaanlebihtinggi

    - Lajupertumbuhanpendudukyangsangattinggi

    - Tingkatkonversilahanproduktifsangatbesarakibatperluasankawasanindustri

    - Bencanalingkunganyaitusemburanlumpurpanas

    KabupatenMojokerto

    - Potensilahanpenyediaanlahanyangluaskhususnyasebagailahanproduktif

    - MulaiberkembangsebagaikawasanindustrisebagaibentukperluasandariKabupatenSidoarjo

    - Penyediaaninfrastukturperkotaancukuprendah

    - LajuPertumbuhanpendudukyangcukuprendahdenganluaslahanyangluas

    - Aktifitasperekonomianyangrendah

    KabupatenJombang

    - Proporsipendudukyangmenempatikawasanperkotaanlebihtinggi

    - Potensilahanpenyediaanlahanyangluaskhususnyasebagailahanproduktif

    - Penyediaaninfrastukturperkotaancukuprendah

    - Aktifitasperekonomianyangrendah

    KabupatenGresik- KedekatanjarakdenganKotaSurabaya

    sehinggaspilloverkegiatanekonomilebihmudah.

    - Lajupertumbuhanpendudukyangsangattinggi

    - TingkatPenyediaaninfrastuktur

  • Kabupaten/Kota Peluang/Kekuatan Kelemahan/Tantangan- Proporsipendudukyangmenempati

    kawasanperkotaanlebihtinggiperkotaancukuprendah

    KabupatenTuban

    - Memilikisumberdayaalamberupabahangalian

    - Mulaiberkembangsebagaikawasanindustri

    - PenyediaaninfrastukturperkotaancukuprendahkhususnyapadajaringanjalanpenghubungantarKabupaten/Kota

    KabupatenBojonegoro

    - Lajupertumbuhanekonomisangattinggi

    - Memilikisumberdayaalamberupaminyakmentahskalabesar

    - TingkatPenyediaaninfrastukturperkotaancukuprendahkhususnyapadajaringanjalanpenghubungantarKabupaten/Kota

    KabupatenLamongan

    - TingkatPenyediaaninfrastukturperkotaantinggi

    - Mulaiberkembangsebagaikawasanindustridanperikanan

    - Tingkatkonversilahanproduktifsangatbesarakibatperluasankawasanindustri

    KabupatenBangkalan

    - Potensilahanpenyediaanlahanyangluaskhususnyasebagailahanindustri

    - Aksesibilitas/penyediaaninfrastrukturantarKabupaten/Kotameningkat

    - Penyediaanfasilitasperkotaancukuprendah

    - LajuPertumbuhanpendudukyangcukuprendah

    - Aktifitasperekonomianyangrendah

    KotaPasuruan

    - TingkatPenyediaaninfrastukturperkotaantinggi

    - Proporsipendudukperdesaancukupbesar

    - Aksesibilitasmenurunakibatbencanalingkunganlumpurpanas

    - Aktifitasperekonomianmasihrendah

    KotaMojokerto- Mulaiberkembangsebagaikawasan

    industrisebagaibentukperluasandariKabupatenSidoarjo

    - Aktifitasperekonomianmasihrendah

    - Penyediaanfasilitasperkotaancukuprendah

    KotaSurabaya

    - Terjadipergeseranfungsisebagaikawasanjasakomersial

    - Aktifitasperekonomiantinggi- Penyediaaninfrastrukturdanfasilitas

    perkotaanmemadai

    - Penurunankualitaslingkunganhidup

    - Tingkatkomutingsangattinggimenyebabkankepadatandijalanutamapadajamtertentu

    - PenyediaanruangterbukakurangSumber:hasilanalisis,2010

    Berdasakan ketimpangan yang ada, diperlukan adanya perumusan pola pengendalianperkembangan kawasan GERBANGKERTASUSILA Plus yang aplikatif dan dinamis sesuai denganperkembangan kondisi eksistingnya. Untuk mendapatkan pola tersebut, dilakukan denganmengiterasikankriteriadalampengendalianperkembangankawasanyang telahdilakukansubbabsebelumnyakepadaparanarasumber(dalamhaliniadalahstakeholderyangberkepentingandalampembangunan kawasan GERBANGKERTASUSILA Plus). Tujuan dari iterasi tersebut adalah untukmendapatkan kesepakatan mengenai pola pengendalian perkembangan suatu kawasan yangmengalamimegaurbanisasisepertikawasanGERBANGKERTASUSILAPlus.

    Tabel5.2PolaPengendalianBerdasarkanKarakterKabupaten/KotaKabupaten/

    Kota KarakterWilayah PolaPengendalianyangdiperlukan

    KabupatenPasuruan

    Peluang/Kekuatan- Potensilahanpenyediaanlahan

    yangluas- Mulaiberkembangsebagai

    kawasanindustriestate

    - AspekNonfisik9 Kebijakan,danperijinanyangberkonsentrasi

    padapembangunanindustriestateyangmengadopsikeunikanlokal,dankaraktermasyarkatsetempat

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadapengendaliankonversilahanpertaniandenganzonasidanpemberianinsentifserta

    Kelemahan/Tantangan- Penyediaaninfrastuktur

    perkotaancukuprendah

  • Kabupaten/Kota KarakterWilayah PolaPengendalianyangdiperlukan

    - Aksesibilitasmenurunakibatbencanalingkunganlumpurpanas

    disinsentif- AspekFisik9 Pembangunaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantoldsb.

    KabupatenSidoarjo

    Peluang/Kekuatan- KedekatanjarakdenganKota

    Surabayasehinggaspilloverkegiatanekonomilebihmudah

    - Proporsipendudukyangmenempatikawasanperkotaanlebihtinggi

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadapembatasan

    urbanisasi,konversilahanpertaniansertapenangananmasalahlumpurpanas

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadapengendaliankonversilahanpertaniandenganzonasi,perijinandandisinsentifpadaindustriyangpolutif,pertumbuhanpendudukdanpenyediaanfasilitasperkotaan.

    - AspekFisik9 Perbaikaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,keretaapisertafasilitasdanutilitasyangmendoronginvestasisepertiterminalkargodsb.

    Kelemahan/Tantangan- Lajupertumbuhanpenduduk

    yangsangattinggi- Tingkatkonversilahanproduktif

    sangatbesarakibatperluasankawasanindustri

    - Bencanalingkunganyaitusemburanlumpurpanas

    KabupatenMojokerto

    Peluang/Kekuatan- Potensilahanpenyediaanlahan

    yangluaskhususnyasebagailahanproduktif

    - MulaiberkembangsebagaikawasanindustrisebagaibentukperluasandariKabupatenSidoarjo

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadaintensifikasi

    dandeversiifikasihasilpertanian9 Kemudahanperijinanpadaindustriberbasis

    pertanian9 Dokumentataruangkonsentrasipada

    pengembangankawasandanpenyediaanfasilitasperkotaan.

    9 Pemberianinsentifpadaparapengembangdaninvestor

    - AspekFisik9 Penyediaaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,keretaapisertafasilitasdanutilitasyangmendorongtumbuhnyaindustri.

    Kelemahan/Tantangan- Penyediaaninfrastuktur

    perkotaancukuprendah- LajuPertumbuhanpenduduk

    yangcukuprendahdenganluaslahanyangluas

    - Aktifitasperekonomianyangrendah

    KabupatenJombang

    Peluang/Kekuatan- Proporsipendudukyang

    menempatikawasanperkotaanlebihtinggi

    - Potensilahanpenyediaanlahanyangluaskhususnyasebagailahanproduktif

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadaintensifikasi

    dandeversifikasihasilpertanian9 Dokumentataruangkonsentrasipada

    penyediaanfasilitasperkotaan.9 Pemberianinsentifpadaparapengembang

    daninvestor- AspekFisik9 Penyediaaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasan.

    Kelemahan/Tantangan- Penyediaaninfrastuktur

    perkotaancukuprendah- Aktifitasperekonomianyang

    rendah

    KabupatenGresik

    Peluang/Kekuatan- KedekatanjarakdenganKota

    Surabayasehinggaspilloverkegiatanekonomilebihmudah.

    - Proporsipendudukyangmenempatikawasanperkotaanlebihtinggi

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadapembatasan

    urbanisasi,konversilahanpertanian9 Kemudahanperijinanpadaindustri9 Dokumentataruangkonsentrasipada

    penyediaanfasilitasperkotaan.9 Disinsentifpadaindustriyangpolutif.

  • Kabupaten/Kota KarakterWilayah PolaPengendalianyangdiperlukan

    Kelemahan/Tantangan- Lajupertumbuhanpenduduk

    yangsangattinggi- TingkatPenyediaaninfrastuktur

    perkotaancukuprendah

    - AspekFisik9 Perbaikaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,keretaapisertafasilitasdanutilitasyangmendoronginvestasisepertipelabuhankargodsb.

    KabupatenTuban

    Peluang/Kekuatan- Memilikisumberdayaalam

    berupabahangalian- Mulaiberkembangsebagai

    kawasanindustri

    - AspekNonfisik9 Kebijakan,danperijinanyangberkonsentrasi

    padapembangunanindustriestateyangmengadopsipotensiSDAlokal(localresourcesbasedindustry),dankaraktermasyarkatsetempat

    9 Kemudahanperijinanpadaindustridaninvestor

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadapengendalianpertambangandenganzonasi

    9 Pemberianinsentifberupafasilitasdanutilitaskawasanindustri

    - AspekFisik9 Pembangunaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,pelabuhan/terminalkargodsb.

    9 Penyediaanlahanuntukkawasanekonomikhusus/kawasanberikat

    Kelemahan/Tantangan- Penyediaaninfrastuktur

    perkotaancukuprendahkhususnyapadajaringanjalanpenghubungantarKabupaten/Kota

    KabupatenBojonegoro

    Peluang/Kekuatan- Lajupertumbuhanekonomi

    sangattinggi- Memilikisumberdayaalam

    berupaminyakmentahskalabesar

    - AspekNonfisik9 Kebijakan,danperijinanyangberkonsentrasi

    padapembangunanindustriestateyangmengadopsipotensiSDAlokal(localresourcesbasedindustry),dankaraktermasyarkatsetempat

    9 Kemudahanperijinanpadaindustridaninvestor

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadapengendalianpertambangandenganzonasi

    9 Pemberianinsentifberupafasilitasdanutilitaskawasanindustri

    - AspekFisik9 Pembangunaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,pelabuhan/terminalkargodsb.

    9 Penyediaanlahanuntukkawasanekonomikhusus/kawasanberikat

    Kelemahan/Tantangan- TingkatPenyediaaninfrastuktur

    danfasilitasperkotaancukuprendahkhususnyapadajaringanjalanpenghubungantarKabupaten/Kota

    KabupatenLamongan

    Peluang/Kekuatan- TingkatPenyediaaninfrastuktur

    perkotaantinggi- Mulaiberkembangsebagai

    kawasanindustridanperikanan

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadapembatasan

    konversilahanpertanian9 Kemudahanperijinanpadaindustridan

    perikanan9 Dokumentataruangkonsentrasipada

    penyediaanfasilitasperkotaan.9 Disinsentifpadaindustriyangpolutif.

    - AspekFisik9 Perbaikaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,keretaapisertafasilitasdanutilitasyang

    Kelemahan/Tantangan- Tingkatkonversilahanproduktif

    sangatbesarakibatperluasankawasanindustri

  • Kabupaten/Kota KarakterWilayah PolaPengendalianyangdiperlukan

    mendoronginvestasi.

    KabupatenBangkalan

    Peluang/Kekuatan- Potensilahanpenyediaanlahan

    yangluaskhususnyasebagailahanindustri

    - Aksesibilitas/penyediaaninfrastrukturantarKabupaten/Kotameningkat

    - AspekNonfisik9 Kebijakan,danperijinanyangberkonsentrasi

    padapembangunanindustriestateyangmengadopsipotensiSDAlokal(localresourcesbasedindustry),dankaraktermasyarkatsetempat

    9 Kemudahanperijinanpadaindustridaninvestor

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadapengendaliankawasanindustridenganzonasi

    9 Pemberianinsentifberupafasilitasdanutilitaskawasanindustri

    - AspekFisik9 Pembangunaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,pelabuhan/terminalkargodsb.

    9 Penyediaanlahanuntukkawasanekonomikhusus/kawasanberikat

    Kelemahan/Tantangan- Penyediaanfasilitasperkotaan

    cukuprendah- LajuPertumbuhanpenduduk

    yangcukuprendah- Aktifitasperekonomianyang

    rendah

    KotaPasuruan

    Peluang/Kekuatan- TingkatPenyediaaninfrastuktur

    perkotaantinggi- Proporsipendudukperdesaan

    cukupbesar

    - AspekNonfisik9 Kebijakan,danperijinanyangberkonsentrasi

    padapembangunanindustriyangmengadopsikeunikanlokal,dankaraktermasyarkatsetempat

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadapengendaliankonversilahanpertaniandenganzonasi

    9 Pemberianinsentifsertadisinsentif- AspekFisik9 Pembangunaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantoldsb.

    Kelemahan/Tantangan- Aksesibilitasmenurunakibat

    bencanalingkunganlumpurpanas

    - Aktifitasperekonomianmasihrendah

    KotaMojokerto

    Peluang/Kekuatan- Mulaiberkembangsebagai

    kawasanindustrisebagaibentukperluasandariKabupatenSidoarjo

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadapeningkatan

    infrastruktur9 Kemudahanperijinanpadaindustri9 Dokumentataruangkonsentrasipenyediaan

    fasilitasperkotaan.9 Pemberianinsentifpadaparapengembang

    daninvestor- AspekFisik9 Penyediaaninfrastrukturyangmendukung

    perkembangankawasansepertijalantol,keretaapisertafasilitasdanutilitasperkotaan.

    Kelemahan/Tantangan- Aktifitasperekonomianmasih

    rendah- Penyediaanfasilitasperkotaan

    cukuprendah

    KotaSurabaya

    Peluang/Kekuatan- Terjadipergeseranfungsisebagai

    kawasanjasakomersial- Aktifitasperekonomiantinggi- Penyediaaninfrastrukturdan

    fasilitasperkotaanmemadai

    - AspekNonfisik9 Kebijakanberkonsentrasipadapembatasan

    urbanisasi,konversilahanpertanian9 Pembatasanperijinanpadaindustri,

    penggunaanbercampur(mixedused),pembangunanhypermarketdanalihfungsilahan.

    9 Dokumentataruangkonsentrasipadaperbaikanfasilitasperkotaandanmengatasikemacetan.

    Kelemahan/Tantangan- Penurunankualitaslingkungan

    hidup- Tingkatkomutingsangattinggi

  • Kabupaten/Kota KarakterWilayah PolaPengendalianyangdiperlukan

    menyebabkankepadatandijalanutamapadajamtertentu

    - Penyediaanruangterbukakurang

    9 Disinsentifpadaindustriyangpolutif.- AspekFisik9 Perbaikaninfrastrukturyangsepertijalantol,

    keretaapisertafasilitasdanutilitasperkotaan.

    Sumber:hasilanalisis,2010VI. Kesimpulan

    Berdasarkanhasilanalisisbabsebelumnyadapatdisimpulkanbeberapahalpentingterkaitdengan penelitian pola pengendalian perkembangan kawasan megaurbanisasiGERBANGKERTASUSILA Plus. Peluang/kekuatan yang dimaksud mencakup pada dinamika yangpotensialuntukdikembangkanantara lain lajukependudukan,aktifitas sosialekonomiyangmulaiberkembang,sertakondisifisikyanghomogen.Disisilain,kelemahan/tantanganyangmenghambatterkait dengan pola penyebaran kependudukan, infrastruktur, pusat pertumbuhan dan polapergerakanyangmasihterpusatkeKotaSurabaya.

    Berdasarkan kesepakatan dari para stakeholder didapatkan bahwa dalam polapengendalianperkembangankawasanmegaurbanisasidiperlukanadanya2(dua)pendekatanyaitusecaranonfisikdanfisik.Secaranonfisikdiperlukanadanya:9 Kebijakan yang lintas sektoral, ramah lingkungan danmenyeimbangkan kepentingan antara

    swasta,pemerintahdanmasyarakat.9 Proses perencanaan yang bersifat public domain, Prescription dan memeperhatikan aspek

    spasialdanaspasial.9 Tata ruang yang terintegrasi secara vertikal, berkenaan dengan lingkungan hidup dan

    berkelanjutansertaberorientasimasadepan.9 Prosesperijinanyangefektif,efisiendanequity.9 Diperlukaninsentifdandisinsentif.SedangkansecaraFisikdiperlukanadanya:9 Dukunganprasarana yang terhubung antarKabupaten/Kota,MassRapid Systemdan fasilitas

    lainyanglintasKabupaten/Kota.9 Terdapat Investasidevelopmentgeneratoryaitupembangunan infrastrukturdan fasilitasskala

    regional.VII. DaftarPustaka[1]. BadanPerencanaanPembangunanPropinsiJawaTimur(2005),RencanaTataRuangWilayah

    PropinsiJawaTimur,BappedaPropinsiJawaTimur,Surabaya[2]. BadanPerencanaanPembangunanPropinsiJawaTimur(2005),ExecutiveSummaryPeraturan

    Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur, Bappeda Propinsi Jawa Timur,Surabaya

    [3]. BadanPusatStatistik(1971),SensusPenduduktahun1971,BPS,Jakarta[4]. BadanPusatStatistik(1980),SensusPenduduktahun1980,BPS,Jakarta[5]. BadanPusatStatistik(1990),SensusPenduduktahun1990,BPS,Jakarta[6]. BadanPusatStatistik(1995),SurveyPendudukantarSensustahun1995,BPS,Jakarta[7]. BadanPusatStatistik(2000),SensusPenduduktahun2000,BPS,Jakarta[8]. BadanPusatStatistik(2005),SurveyPendudukantarSensustahun2005,BPS,Jakarta[9]. Dharmapatni,IdaAyuIndira.(1997),FenomenaMegaUrbandanTantanganPengelolaannya,

    BungaRampaiPerencanaanPembangunandiIndonesia,Gramedia,Jakarta[10]. Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Propinsi Jawa Timur (2007), Studi Penelitian dan

    Penyiapan Rencana Tata Ruang Wilayah GKS Plus, Kerjasama Swakelola antara DinasPekerjaanUmumCiptaKaryaPropinsiJawaTimurdan InstitutTeknologiSepuluhNopember,Surabaya

  • [11]. Dinas Perhubungan dan DLLAJ Propinsi Jawa Timur (2009), Panjang dan Kelas Jalan 2006,Dishub,Surabaya

    [12]. Firman, T. (2008), The Patterns Of Indonesias Urbanization 19802007, Jurnal SekolahArsitektur,PerencanaandanPengembanganKebijakan,InstitutTeknologiBandung,Bandung

    [13]. Glasson, John. (1997) An introduction to regional planning concepts, theory and practicesecondedition,Hutchinson,Melbourne

    [14]. Lauqian,AprodicoA.(2004),TheSustainabilityofMegaUrbanRegionsinAsiaandThePacific,Keynote address at the 19th EAROPH World Planning and Housing Congress, Melbourne,Australia, 1922 September 2004, University of British Columbia, Vancouver, B.C., Canada,downloaddariwww.mams.rmit.edu.autanggal7Januari2008.

    [15]. McGee,TerranceGary,Ginsburg,NortondanKopple,Bruce.(1991),TheExtendedMetropolisSettlementTransitioninAsia,UniversityofHawaiiPress,USA

    [16]. Nas,Peter J.M., (2003), Ecumenopolis inAsia,Artikeldownloaddariwww.fsw.leidenuniv.nltanggal23maret2006.

    [17]. Narayan, Deepa, dan McCraken, Jennifer Rietbergen, (1995), Participation And SocialAssessmentToolsAndTechniques,SocialDepartment,London

    [18]. Pain, Kathy, dan Hall, Peter. (2006), The Polycentric Metropolis Learning from Mega CityRegionsinEurope,Earthscan,LondonUK.

    [19]. Sackman,Harold.(1975),DephiCritique,HealthandCompany,LexingtonMAD.C[20]. SekretarisNegara.(2007),UndangUndangRepublikIndonesiaNomor26Tahun2007Tentang

    PenataanRuang,PresidenRepublikIndonesia,Jakarta[21]. Silas, Johan. (2002), Mega Urbanization: new town and city setting, paper yang

    dipresentasikan padaMegaUrbanization seminar atUniversity of Leiden, 1215Desember2002,Laboratoriumperumahandanlingkungan,ITSSurabaya

    [22]. Silas,Johan(2003),GreaterSurabaya:TheFormationofaPlanningRegion, IIASNewsLetter31,Juli2003,artikelmegaurbanisasidownloaddariwww.iias.nl

    [23]. Soegijoko, Sugijanto. (1997), Ruang Lingkup dan Peranan Regional Planning, BungaRampaiPerencanaanPembangunandiIndonesia,Gramedia,Jakarta

    [24]. Tjahjati,Budhy. (1997),PerencanaanRegionaldanPembangunanKawasanTerpadu,BungaRampaiPerencanaanPembangunandiIndonesia,Gramedia,Jakarta

    [25]. Trochim,WilliamM. K. dan KristinM. Jackson. (2002), ConceptMapping as anAlternativeApproachfortheAnalysisofOpenEndedSurveyResponses,OrganizationalResearchMethods,Vol.5No.4,October2002307336,CornellUniversity,SagePublications,NewYork