tes

15
PERAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM KOMPENSASI Oleh: Dra. SURYATI, SE., M.AB. Dosen Tetap Pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK Pengelolaan Sumber Daya Manusia biasanya membutuhkan data dan informasi yang tepat, cepat dan akurat, untuk ini dibutuhkan suatu pengelolaan data pegawai yang terintegrasi. Setiap organisasi memerlukan data yang bersifat riil dari setiap tingkatan manajemen. Salah satu informasi terpenting pada organisasi adalah mengenai Sistem Informasi Sumber Daya Manusia atau Human Resourche Information System. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Kata kunci: Sistem informasi sumber daya manusia, kompensasi A. PENDAHULUAN Karyawan merupakan asset yang terpenting bagi suatu perusahaan, untuk itu biasanya memiliki divisi atau bagian yang khusus menangani masalah manajemen pegawai, yaitu HRD (Human Resource and Development). Fungsi divisi ini menangani permasalahan manajemen karyawan mulai dari perencanaan, rekruitmen, pelatihan dan

description

gbu

Transcript of tes

Page 1: tes

PERAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

KOMPENSASI

Oleh:

Dra. SURYATI, SE., M.AB.

Dosen Tetap Pada STIA ASMI SOLO

ABSTRAK

Pengelolaan Sumber Daya Manusia biasanya membutuhkan data dan informasi yang

tepat, cepat dan akurat, untuk ini dibutuhkan suatu pengelolaan data pegawai yang

terintegrasi.

Setiap organisasi memerlukan data yang bersifat riil dari setiap tingkatan manajemen.

Salah satu informasi terpenting pada organisasi adalah mengenai Sistem Informasi Sumber

Daya Manusia atau Human Resourche Information System.

Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang

berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran

dalam melakukan tugas keorganisasian.

Kata kunci: Sistem informasi sumber daya manusia, kompensasi

A. PENDAHULUAN

Karyawan merupakan asset yang terpenting bagi suatu perusahaan, untuk itu

biasanya memiliki divisi atau bagian yang khusus menangani masalah manajemen

pegawai, yaitu HRD (Human Resource and Development). Fungsi divisi ini menangani

permasalahan manajemen karyawan mulai dari perencanaan, rekruitmen, pelatihan dan

Page 2: tes

pengembangan, kompensasi dan sebagainya yang berhubungan dengan informasi yang

dibutuhkan mengenai karyawan tersebut.

Human Resource Department bertanggungjawab terhadap pengelolaan sumber

daya manusia dalam sebuah organisasi. Pengelolaan yang ideal dalam organisasi

memiliki 8 aspek yaitu:

1. Seleksi dan rekruitmen

Bertanggungjawab untuk menjawab kebutuhan karyawan melalui penerimaan

karyawan hingga penempatan para karyawan baru tersebut di posisi-posisi yang

tepat. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik (menempatkan orang yang

tepat di posisi yang tepat), maka biasanya fungsi ini sudah memiliki success profile

sebagai acuan) membantu menyeleksi kandidat yang sesuai. Sedangkan untuk metode

seleksi, biasanya sangat bervariasi, mulai dari psychotest, interview, skill test,

referensi maupun assessmen center.

2. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)

Yaitu fungsi yang menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui

berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan dan pengembangan sebagai upaya

peningkatan kemampuan dan ketrampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara

internal maupun eksternal.

3. Compensation and benefit

Berfungsi untuk menyusun strategi hingga implementas atas seluruh kompensasi yang

diterimakan kepada karyawan yang mengacu pada kondisi pasar.

4. Manajemen Kinerja (Performance Management)

Merupakan upaya monitoring kesenjangan antara standard kinerja yang diharapkan

dengan aktual kinerja yang ditunjukkan. Pilar Performance Management

Page 3: tes

bertanggung jawab untuk merancang sistem hingga implementasi penilaian kinerja

para karyawan selaras dengan obyek yang harus dicapai oleh organisasi.

5. Perencanaan karir (Career Planning)

Bertanggung jawab atas pengelolaan perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh

anggota organisasi, Fungsi ini menjawab, setiap karyawan memiliki jalur karir

menurut tugas, tanggungjawab dan kompentensi yang ia miliki. Mengacu pada

kondisi jangka panjang, karir setiap karyawan akan ditentukan oleh kelompok kerja

dimana masing-masing karyawan bekerja, namun dengan mempertimbangkan

besarnya organisasi masing-masing, penyeberangan karir dari setiap kelompok tidak

dapat dihindarkan atau bahkan berpindah dari satu kelompok ke kolompok lainnya.

6. Hubungan Karyawan (Employee Relations)

Berfungsi sebagai internal public relations bagi setiap kebutuhan karyawan terhadap

informasi, kebijakan dan peraturan perusahaan. Fungsi ini juga penting untuk

menggali input-input dari karyawan mengenai berbagai aspek dalam organisasi.

7. Separation Management.

Yaitu fungsi yang mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam

organisasi, banyak yang disebabkan karena normal separation (pensiun, habisnya

masa kontrak atau meninggal), forced separation (indisipliner dan lain-lain) atau

early retirement (pensiun sebelum masanya).

8. Personnel Administration and HRIS

Biasa dikenal dengan personalia atau kepegawaian adalah fungsi yang mendukung

terlaksananya fungsi human resource yang lain. Secara umum fungsi ini

bertanggungjawab terhadap Employee Database, Payroll dan pembayaran benefit

lainnya, pinjaman karyawan, absensi, pencatatan cuti tahunan.

Page 4: tes

Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja fungsi human resource

dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk

menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi.

B. Pembahasan

1. Human Resourche Information System (HRIS)

Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) atau Human Resourche

Information System (HRIS) adalah suatu system berbasis computer yang berfungsi

mengatur, menganalisa dan mengelola sumber daya manusia sehingga diperoleh

informasi yang tepat, guna pengambilan keputusan. Dalam kegiatannya HRIS

mengelola dan menjalankan sistem administrasi SDM mulai dari perekrutan dan

penerimaan, pendidikan dan latihan, administrasi tunjangan, manajemen data sampai

dengan pemberhentian. Dalam pelaksanaannya, kegiatan HRIS dilakukan oleh HRD.

Human Resource Information System (HRIS) memberikan kemudahan dalam

pengelolaan data karyawan dengan solusi komputerisasi manajemen sumberdaya

manusia. Solusi diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam menempatkan

orang yang tepat dalam posisi yang tepat (The right man in the right place).

Memperoleh Sumber Daya Manusia yang handal dalam waktu yang relatif singkat,

mengevaluasi disiplin kehadiran karyawan dan evaluasi kinerja karyawan.

Berikut ini cakupan features/modules yang terdapat di dalam Aplikasi Human

Resourece Development System (HRIS):

a. Employee Management

Module ini selain memberikan informasi tentang karyawan per divisi,

posisi karyawan, departemen karyawan, tanggal mulai kerja, status karyawan dan

lainnya, juga berfungsi untuk melakukan maintenance jika ada perubahan data

Page 5: tes

dalam hal mutasi/penempatan karyawan, perubahan history karyawan (education,

skill, alamat dan lainnya). Selain itu dilengkapi juga dengan tools pencarian data

dan reporting karyawan berdasarkan kriteria yang ditentukan.

b. Time and Attendance

Module ini menangani data absensi dan timesheet untuk melakukan

pencatatan kehadiran karyawan (waktu masuk dan waktu keluar). Proses

pencatatan bisa dilakukan dengan entry langsung atau import dari data yang lain

(biasanya dari mesin absensi, barcode, finger scan). Module juga dilengkapi

dengan report daily attendance dan periodic attendance. Informasi yang

dihasilakan dapat menjadi history kehadiran karyawan, jam kerja karyawan dan

menjadi dasar perhitungan gaji dan lembur karyawan.

c. Payroll

HRIS menyediakan module perhitungan gaji karyawan yang melakukan

berbagai perhitungan penghasilan karyawan termasuk lembur dan insentif.

Module ini juga melakukan perhitungan pajak penghasilan secara otomatis dengan

terlebih dahulu mencatat komponen-komponen dari gaji karyawan seperti, status

perkawinan, basic salary, tunjangan, potongan dan lainnya. Informasi yang

dihasilkan slip gaji karyawan, summary gaji karyawan.

2. Kompensasi

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima pegawai sebagai pengganti

kontribusi jasa mereka pada organisasi. Pemberian kompensasi merupakan salah satu

pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian

penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian.

Page 6: tes

Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam

bisnis organisasi.

Jika dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu organisasi untuk

mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara dan menjaga karyawan dengan baik.

Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk

meninggalkan organisasi. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran yang dirasa

kurang akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok

kerja.

Adapun Komponen-komponen kompensasi adalah sebagai berikut:

a. Gaji

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan

sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan organisasi. Atau, dapat juga

dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya

dalam sebuah organisasi.

b. Upah

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada

karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya

pelayanan yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relative tetap,

besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung pada keluaran yang dihasilkan.

c. Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan

karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

Guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak

organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem imbalan yang

Page 7: tes

berlaku bagi para karyawan organisasi. Berbagai sistem insentif yang dikenal

dewasa ini dapat digolongkan pada dua kelompok utama, yaitu sistem insentif

pada tingkat individual dan pada tingkat kelompok. Yang temasuk pada sistem

insentif individual ialah “piecework”, bonus produksi, komisi, kurva

“kematangan” dan insentif bagi para eksekutif. Sedangkan system insentif pada

tingkat kelompok mencakup, antara lain, insentif produksi, bagi keuntungan dan

pengurangan biaya.

1). Piecework

Salah satu teknik yang lumrah digunakan untuk mendorong para

karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan jalan

memberikan insentif finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan

yang dinyatakan dalam unit produksi.

Meskipuan pada dasarnya sistem ini baik, agar benar-benar mencapai

sasaran yang dikehendaki, dua hal perlu mendapat perhatian: pertama, tidak

semua jenis pekerjaan yang dapat dinyatakan dalam unit produksi. Kedua,

karena para karyawan biasanya terikat pada norma-norma kerja kelompok

dimana ia menjadi anggota, sistem ini tidak selalu dengan sendirinya

mendorong produktivitas individual. Artinya mungkin saja seorang karyawan

sangat ingin meningkatkan produktivitas kerjanya, tetapi keinginan tersebut

tidak dapat diwujudkannya karena ia terikat pada tingkat produktivitas yang

telah ditentukan oleh kelompok yang bersangkutan.

2). Bonus

Insentif dalam bentuk bonus diberikan pada karyawan yang mampu

bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui.

Melampaui tingkat produksi itu dapat dalam salah satu dari tiga bentuk.

Page 8: tes

Pertama, berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam satu kurun

waktu tertentu. Jika jumlah unit produksi yang dihasilkan melebihi jumlah

yang telah ditetapkan, karyawan menerima bonus atas kelebihan jumlah yang

dihasilkannya itu. Kedua, apabila terjadi penghematan waktu. Artinya, jika

karyawan menyelesaikan tugas dengan hasil yang memuaskan dalam waktu

yang lebih singkat dari waktu yang seharusnya, karyawan yang bersangkutan

menerima bonus dengan alasan bahwa dengan menghemat waktu itu, lebih

banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan. Ketiga, bonus yang diberikan

berdasarkan perhitungan progresif. Artinya, jika seorang karyawan makin

lama makin mampu memproduksikan barang dalam jumlah yang semakin

besar, makin besar pula bonus yang diterimanya untuk setiap kelebihan

produk yang dihasilkannya.

3). Komisi

Sistem insentif lain yang lumrah diterapkan adalah pemberian komisi.

Pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini. Pertama, para karyawan

memperoleh gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat bertambah dengan bonus

yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas. Kedua, karyawan

memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi. Cara kedua ini paling

sering diterapkan bagi tenaga-tenaga penjualan di perusahaan-perusahaan

tertentu seperti penjualan kendaraan bermotor dan real estate.

4). Kurva “Kematangan”

Dalam organisasi yang mempekerjakan tenaga teknikal dan

professional ilmiah, sering terjadi bahwa para karyawan terutama yang

merupakan “pekerja otak” tidak bergairah untuk menduduki jabatan

administratif atau manajerial. Mereka ada kalanya lebih senang terus

Page 9: tes

menekuni bidang profesinya. Dalam hal demikian, timbul pertanyaan: Cara

apa yang dapat ditempuh untuk memberikan insentif kepada mereka? Artinya,

pada saat tertentu mereka akan mencapai jenjang pangkat yang paling tinggi

yang mungkin dicapainya dengan tingkat penghasilan yang sudah maksimal

pula. Untuk mengatasi hal seperti itulah diciptakan apa yang dikenal dengan

istilah “kurva kematangan” atau “maturity curve”.

5). Insentif bagi eksekutif

Mengingat pentingnya peranan para manajer dalam menjalankan dan

mengemudikan roda organisasi, sistem insentif bagi para manajer tersebut

pada umumnya mendapat perhatian serius, baik yang diperuntukkan bagi

manajer yang relatif muda maupun bagi para manajer yang lebih senior.

Sistem insentif apapun yang diterapkan bagi para eksekutif yang jelas

ialah bahwa sistem tersebut dikaitkan dengan prestasi organisasi, bukan atas

prestasi karyawan atau satuan kerja tertentu saja.

6). Rencana Insentif kelompok

Merupakan kenyataan bahwa dalam banyak organisasi, prestasi kerja

bukan karena keberhasilan individual melainkan karena keberhasilan suatu

kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim. Penghargaan atas

kebehasilan kolektif itulah yang dimaksud dengan rencana insentif kelompok

yang bentuknya dapat berupa rencana insentif produksi, rencana bagi

keuntungan dan rencana pengurangan biaya.

Rencana Insentif Produksi. Rencana ini biasanya bersifat jangka

pendek, seperti dalam hal suatu perusahaan menghadapi persaingan ketat pada

suatu kurun waktu tertentu. Karena dalam situasi demikian nasib perusahaan

sangat tergantung pada keberhasilan menghadapi persaingan yang timbul, para

Page 10: tes

karyawan secara kelompok didorong untuk meningkatkan produktivitas

kerjanya dengan iming-iming bahwa jika kelompok kerja mampu melampaui

target produksi normal, kepada mereka akan diberikan bonus,

Salah satu kebaikan sistem ini ialah bahwa jika ada karyawan yang

menunjukkan tingkat produktivitas yang tidak setinggi yang diharapkan,

karyawan lainnya akan menekannya supaya bekerja lebih produktif karena

apabila tidak, semua anggota kelompok tidak akan menerima bonus atau

insentif ekstra yang sangat mungkin mereka dambakan.

Rencana Bagi Keuntungan. Dari namanya saja sudah terlihat bahwa

sistem insentif ini berarti bahwa organisasi, dalam hal ini organisasi niaga,

membagikan keuntungan yang diperoleh organisasi kepada para pekerjanya.

Dua manfaat besar dari sistem ini ialah bahwa:

a). Para karyawan terdorong bekerja secara produktif karena apabila

produktivitas kerja mereka berakibat pada keuntungan perusahaan,

mereka akan memperoleh penghasilan tambahan.

b). Secara psikologis timbul rasa sepenanggungan dan seperasaan dengan

pihak manajemen karena para karyawan diikutsertakan secara langsung

dalam menikmati keberhasilan perusahaan meraih keuntungan.

Hanya saja dalam menerapakan sistem ini hendaknya dasadari bahwa

beruntung tidaknya suatu perusahaan tidak semata-mata ditentukan oleh

efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja para anggotanya, baik pada

tingkat operasional maupun pada tingkat manajerial. Berbagai faktor eksternal

turut berpengaruh seperti daya beli masyarakat, situasi perekonomian negara,

bentuk dan sifat persaingan yang terjadi, bahkan juga berbagai faktor

eksternal lainnya seperti situasi politik, situasi keamanan dan tekanan

Page 11: tes

penggunaan teknologi. Dengan perkataan lain, karena berbagai faktor di luar

kendali perusahaan, tidak mustahil perusahaan menderita kerugian meskipun

semua anggota organisasi bekerja keras.

Dalam hal demikian tentunya insentif finansial tidak bisa diberikan

oleh perusahaan kepada karyawannya. Meskipun benar bahwa manajemen

dapat dan harus menjelaskan situasi yang dihadapi oleh peusahaan dan para

karyawan pun dapat memahaminya, tetap mereka tidak memperoleh

penghasilan tambahan yang sedikit banyak akan berpengaruh pada

produktivitas kerjanya.

Rencana Pengurangan Biaya. Bentuk insentif lain yang banyak

diterapkan ialah pembagian hasil penghematan yang dapat diwujudkan oleh

para karyawan. Artinya, dalam praktek banyak organisasi yang mendorong

para anggotanya untuk mencari dan menemukan cara-cara yang dapat

digunakan untuk menghemat berbagai jenis biaya yang dikeluarkan, baik

untuk kepentingan produksi, pemasaran maupun dalam menyelenggarakan

berbagai kegiatan perkantoran. Untuk menilai bahwa penghematan benar-

benar terjadi, organisasi biasanya membentuk panitia penilai. Jika oleh panitia

penilai dicapai kesepakatan bahwa berbagai usul karyawan memang benar-

benar berakibat pada penghematan tertentu, hasil penghematan itu dibagikan

kepada para karyawan sebagai insentif finansial.

Jelaslah bahwa pemberian insentif kepada para karyawan, baik pada

tingkat individual maupun pada tingkat kelompok, termasuk bagi mereka yang

menduduki jabatan pimpinan, merupakan bagian penting dari suatu sistem

imbalan. Hanya saja karena setiap bentuk insentif itu sesungguhnya

merupakan beban tambahan bagi organisasi, penting diyakini terlebih dahulu

Page 12: tes

bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar dari beban ekstra yang harus

dipikul itu.

d. Kompensasi Tidak Langsung

Kompensasi tidak langsung merupakan kompensasi tambahan yang

diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan sebagai

upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya: berupa fasilitas-

fasilitas seperti: asuransi, tunjangan, uang pensiun dan lain-lain.

Dalam prakteknya kompensasi yang diberikan antara satu perusahaan

dengan perusahaan lain relatif berbeda satu sama lain.

1). Pelayanan bagi karyawan

Telah ditekankan di muka bahwa manajemen sumber daya manusia

yang efektif sangat erat kaitannya dengan pencapaian berbagai sasaran, baik

berupa sasaran organisasional, sasaran sosial dan kepentingan para karyawan.

Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, memang beban organisasi

sepanjang pemenuhan kewajibannya kepada para karyawannya semakin

beraneka ragam dan semakin berat. Memang benar bahwa bagi kebanyakan

orang, suatu sistem imbalan berarti upah atau gaji. Di luar itu apapun yang

diberikan oleh pemakai tenaga kerja kepada para karyawannya dipandang

sebagai tambahan atau “sampingan”, terutama karena biasanya jumlahnya

tidak sebesar upah atau gajinya. Akan tetapi pengalaman menunjukkan bahwa

jumlah “biaya sampingan ” itu makin lama makin besar. Artinya, jumlah dan

jenis pelayanan organisasi kepada para karyawannya semakin besar, yang

sudah barang tentu tercermin dalam jumlah beban finansial yang semakin

besar pula.

Page 13: tes

Berbagai contoh dari “beban sampingan” tersebut yang dewasa ini

semakin umum berlaku dan dinikmati oleh semakin banyak karyawan adalah

asuransi bersama, asuransi perjalanan dinas, asuransi keluarga, asuransi

kematian, asuransi kecelakaan yang berakibat pada cacat fisik, asuransi

kesehatan, asuransi gigi, pemilikan saham oleh karyawan, bantuan pendidikan,

tunjangan liburan, tunjangan hari raya, kafetaria murah dan berbagai

keuntungan bagi para karyawan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan.

Jika dimuka telah dikatakan bahwa dalam rangka mencapai sasaran

sosial beban organisasi meningkat pula, hal itu terjadi bukan saja karena setiap

organisasi memikul tanggung jawab sosial yang harus ditunaikannya, akan

tetapi juga karena organisasi memberikan pula pelayanan tertentu kepada para

karyawannya sebagai bagian kewajiban sosial organisasi, misalnya dalam

bentuk kewajiban memungut pajak penghasilan karyawan yang kemudian

disetor kepada pemerintah. Kegiatan ini disebut sebagai salah satu bentuk

pelayanan karena dengan demikian para karyawan tidak perlu menyelesaian

sendiri urusan pajaknya. Bahkan ada kalanya sebagian beban pajak para

karyawan dipikul oleh organisasi yang kemudian diperhitungkan sebagai

bagian biaya operasional organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

2). Jasa-jasa kepegawaian

Dalam usaha mendorong produktivitas serta ketenangan kerja para

karyawan, dewasa ini semakin banyak organisasi yang memberikan jasa-jasa

tertentu kepada para karyawannya di luar pembayaran upah dan gaji serta

berbagai manfaat sampingan. Tiga bentuk jasa yang sudah umum diberikan

Page 14: tes

dewasa ini ialah bantuan dana pendidikan, bantuan keuangan dan bantuan

sosial.

C. Kesimpulan

Sistem sumber daya manusia adalah sistem yang mengurus data-data karyawan,

melacak ketrampilan karyawan, kinerja dan pelatihan, dan mendukung perencanaan untuk

kompensasi dan perkembangan karier karyawan.

Fungsi sumber daya manusia bertanggung jawab untuk menarik,

mengembangkan dan memelihara satuan kerja perusahaan. Sistem informasi sumber daya

manusia mendukung aktivitas misalnya mengidentifikasi potensi-potensi karyawan,

memelihara catatan lengkap atas tiap karyawan dan menciptakan program untuk

mengembangkan ketrampilan karyawan.

Sistem sumber daya manusia pada level strategi mengidentifikasi syarat-syarat

kemampuan karyawan (ketrampilan, tingkat pendidikan, jenis-jenis posisi, jumlah posisi

dan biaya) yang dibutuhkan untuk dapat mendukung perencanaan organisasi. Pada level

manajemen, sistem sumber daya manusia membantu manajer memonior dan menganalisa

rekruitmen, alokasi, dan kompensasi karyawan.

Page 15: tes

DAFTAR PUSTAKA

Kenneth C. Loudon, Jane P. Loudon, Sistem Informasi Manajemen, Yogyakarta: Andi

Malthis, Robert L and John, H. Jackson, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba

Michael Armstrong dan Helen Murlis, 2003, Reward Management, Kogan Page Limeted 120 Pentoville Road London

Rivai, Veithzal, 2004, Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik, Jakarta: PT Garafindo Persada

Sondang P. Siagian, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara