Terlalu Banyak Dimensi Terlibat -...
Transcript of Terlalu Banyak Dimensi Terlibat -...
A D A b a n y a k perspektif untuk permasalahan ini, tetapi yang
saya lihat isu utama adalah isu identitas. Identitas itu sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Sama kasusnya dengan Wales, Skotlandia, dan Inggris. Permasalahan yang timbul sumbernya nilai. Selama ini Inggris gagal menjawab kebutuhan identitas di Irlandia.
Anglo Treaty, perjanjian itu perjanjian elitis. Pemimpin yang elite itu yang
memperhitungkan, mereka dapat jatah apa kalau bergabung atau merdeka dari Inggris. Pemimpin yang di utara melihat lebih menguntungkan bergabung dengan Inggris.
IRA ingin Irlandia jadi satu negara merdeka Irlandia. Namun, Republik Irlandia tidak mau begitu saja menerima. Saya rasa itu menjadi pembicaraan pemerintah Inggris dan Irlandia. Ini membuat Irlandia harus berhatihati menghadapi masalah ini. Irlandia harus mengambil sikap. Saya rasa mungkin ada dukungan untuk IRA, tapi tidak secara politis.
Sementara itu, Sinn Fein lebih menjadi simbol identitas, lebih akomodatif untuk masyarakat. Menurut saya, masalah yang terjadi di sana adalah penataan negara yang tidak selesai. Saya tidak yakin masyarakat di Irlandia Utara 100% ingin bergabung atau lepas dari Inggris.
Pilihannya ada tiga sebenarnya, menjadi negara sendiri, bergabung dengan Republik Irlandia, atau bergabung dengan Inggris. Saya rasa sampai saat ini bagi Sinn Fein pilihan bergabung dengan Inggris adalah yang paling murah.
Untuk mengakhiri konflik ini, internasional harus mengakui kedaulatan Inggris. Dunia internasional tidak dapat begitu saja ikut campur. Kasus ini kan sama dengan Papua yang sekarang sedang heboh. Menurut piagam PBB, setiap bangsa punya hak untuk self determination. Namun, setelah klausul itu, ada klausul lain yang menyebutkan PBB juga mengakui kedaulatan negara untuk mengatur dirinya sendiri, termasuk persoalan separatisme.
Kapan PBB memandang sebuah masyarakat punya hak self determination dan kapan kedaulatan negara dijunjung? Itu pertanyaan analitis.
Analisis saya, masyarakat diberi hak self determination jika negara melakukan human rights abuse besarbesaran terhadap kelompok separatis. Karena itu, pola kelompok separatis itu sama, seperti di Papua. Pertama mereka membuat dunia internasional sadar dengan keberadaan mereka. Lalu mereka mengebom, membuat kerusuhan, supaya negara kemudian melakukan itu tadi, human rights abuse. Tapi untuk Irlandia, Inggris kan cukup cerdas. Inggris tidak merespons pengeboman kelompok separatis ini.” (*/I4)
APARAT keamanan Irlandia Utara telah bekerja keras dalam sepekan terakhir. Petugas penanganan bom, misalnya, ha
rus melaksanakan peledakan terkontrol pada sebuah mobil yang ditinggalkan di luar sebuah kantor polisi di New Barnsley, sebelah barat Kota Belfast. Kejadian tersebut juga memaksa sekitar 100 keluarga diungsikan sementara dari rumah mereka.
Kemudian pada Rabu (4/8), sebuah bom jebakan ditemukan di bawah kendaraan seorang tentara di Bangor, sebelah timur Belfast. Peledakan terkontrol oleh tim penjinak bom juga dilakukan di luar sebuah rumah di wilayah pesisir Chatsworth.
Warga Londonderry juga nyaris celaka pada Selasa (3/8) dini hari, ketika sebuah bom mobil meledak di luar sebuah kantor polisi. Sebelumnya, seorang sopir taksi
telah dipaksa membawa kendaraannya ke arah kantor polisi itu oleh dua orang, salah satunya bersenjata api, dan memasukkan bahan peledak buatan sendiri seberat 100 kg ke mobil. Tidak ada yang terluka, tapi ledakan itu merusak tembok pagar kantor polisi.
Kekerasan tetap terjadiAparat keamanan menuding kelompok
militan republik yang berada di belakang kejadiankejadian tersebut. Banyak pihak menyesalkan kejadian itu karena sesungguhnya mayoritas dari Tentara Republik Irlandia (IRA) telah meninggalkan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah Inggris dan memilih jalan politik.
Dalam pengeboman di kantor polisi di Londonderry, situs Derry Journal menyebut bahwa kelompok yang bernama Oglaigh na Heireann adalah pelakunya. Kelompok itu telah memperingatkan polisi bahwa bom itu akan meledak dalam 45 menit meski kenyataannya bom kemudian me
ledak lebih cepat.Oglaigh na Heireann berarti ‘pejuang
atau sukarelawan Irlandia’. Nama itu pertama digunakan sukarelawan dalam perang 19131918, kemudian dipakai Tentara Republik Irlandia (IRA) pada konflik 19191922. Saat Republik Irlandia terbentuk pada 1922, nama itu diadopsi sebagai nama pasukan keamanan Irlandia. Selanjutnya, Oglaigh na Heireann dipakai kelompokkelompok yang merupakan turunan dari IRA atau pemakai nama IRA.
Oglaigh na Heireann mulai digunakan sebagai nama kelompok republik pembangkang yang berbasis di wilayah Strabane dan telah pecah dari Continuity IRA pada 2006. Dalam perkembangan terbaru, nama itu dipakai untuk sebuah faksi dari Real IRA.
Kepolisian Irlandia Utara memperingatkan bahwa tinggal menunggu waktu sebelum kegiatan para pembangkang republik berupa serangan bom itu akan menelan korban jiwa. Data pihak berwajib sendiri
menyebutkan bahwa tingkat kekerasan di beberapa bagian Irlandia Utara tetap
tinggi. Tercatat 30 serangan terjadi sepanjang tahun ini. Seorang perwira senior mengatakan polisi telah
melakukan 147 penangkapan pada 2010, dengan hasil 38 dakwaan, jika dibandingkan dengan 19 dakwaan tahun lalu.
Kelompok terpecahWarga Irlandia Utara sebetulnya ber
harap kekerasan akan berhenti di wilayah mereka setelah partaipartai politik Irlandia Utara mendukung Perjanjian Belfast pada 1998 antara pemerintah Inggris dan pemerintah Irlandia. Melalui perjanjian itu, terbentuklah parlemen Irlandia Utara yang baru dan kekuasaan langsung Inggris di Irlandia Utara diserahkan kepada parlemen tersebut. Sebelumnya, konflik 30 tahun antara kelompok paramiliter pendukung dan penentang Inggris di daerah tersebut sudah memakan korban
jiwa sampai 3.600 orang.Pertikaian itu disusul sejumlah perkem
bangan politik, seperti penyerahan sepenuhnya sistem pengadilan dan kepolisian kepada parlemen Irlandia Utara. Beberapa bagian dari IRA yang berasal dari kubu Katolik seperti Irish National Liberation Army maupun pesaingnya dari kubu pendukung Inggris dan Protestan juga telah meletakkan senjata.
Namun, ancaman kini datang dari kelompok pecahan kedua kubu. Real IRA, Continuity IRA, dan lainnya tetap berniat meng usir kekuasaan Inggris dari Irlandia Utara dan menyatukan wilayah itu dengan Republik Irlandia. Ketenangan mulai bu yar sejak Real IRA menembak mati dua serdadu Inggris di luar barak keduanya serta seorang polisi pada Maret 2009.
Penanganan kelompok sempalan itu tidak mudah. Apalagi kelompok itu kemudian pecah lagi ke dalam unit yang lebih kecil karena masalah perbedaan pandangan politik dan sebagainya.
Untuk menangani ancaman tersebut, kepolisian Irlandia Utara (PSNI) terpaksa melakukan tindakan drastis seperti membangun kembali pospos pemeriksaan di sejumlah jalan raya. Padahal pemandangan seperti itu sudah lama menghilang.
Yang pasti, seperti terlihat dalam beberapa upaya pengeboman pekan lalu, kedamai an sejati di Irlandia Utara masih jauh dari kenyataan. Apalagi pemimpin baru Continuity IRA yang memakai nama samaran George
Flannery pada Juni lalu telah berjanji untuk tetap melaksanakan serangan. “Siapa pun yang menjadi kacung Inggris adalah target kami, sama seperti dua serdadu yang mati tahun lalu. Tidak ada jalan lain ke cuali kekuatan militer untuk melawan Inggris selama cengkeramannya masih terasa di Irlandia. Kami tidak mau memilih gencatan senjata,” ungkap tokoh garis keras itu. (War/Berbagai sumber/I4)
28 | SELASA, 10 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus Internasional
KONFLIK di Irlandia sulit untuk benarbenar tuntas karena
ada banyak dimensi di sana. Ada dimensi politik, sosial, dan agama. Di sisi politik, permasalahannya adalah sebagian kelompok Irlandia Utara yang ingin memisahkan diri dari Inggris. Hal tersebut berpengaruh ke dimensi sosial tempat mereka memiliki distinguishing identity, sebagai orang Irlandia. Selain itu ada dimensi agama, antara kelompok
Katolik dari warga asli Irlandia dengan kelompok pe nerima pengaruh dari Inggris yang menganut Pro testan. Variabel yang terlibat terlalu banyak sehingga permasalahan semakin sulit diselesaikan. Meskipun secara ekonomi kondisi mereka memang cukup makmur, ada potensi sensitivitas yang dapat memanas sewaktuwaktu dan menimbulkan ketegangan.
Ada dua kelompok besar, yaitu aliran mainstream dan un-mainstream. Pada umumnya, aliran mainstream telah melihat penjelasan dari kedua pemerintah, Inggris dan Irlandia Utara. Itu sudah optimal walaupun tidak maksimal. Namun, selalu ada pihak yang tidak puas. Merekalah aliran unmainstream, yang tergabung dalam Irish Republican Army (IRA). Walaupun dari sisi jumlah mereka sedikit, mereka radikal dan ekstrem. Suara mayoritas atau mainstream rakyat di Irlandia Utara masih mendukung pemerintahan saat ini. Inggris yang telah ratusan tahun berada di Irlandia tentunya memiliki cara tersendiri dalam menciptakan suara yang proInggris.
Soal Sinn Fein, sebenarnya Sinn Fein sendiri sudah tidak menganggap IRA terkait dengan mereka. IRA lebih dianggap sebagai sempalan yang melakukan aksi radikal. Namun, pergerakan IRA sendiri tidak kohesif. Kadang mereka mau berkompromi dengan pemerintah Irlandia Utara. Tapi, kadang mereka melakukan aksi yang sangat ekstrem. Ini juga yang menyulitkan proses perdamaian di sana. Dukungan terhadap Sinn Fein naik turun.
Untuk menciptakan perdamaian di Irlandia, Inggris telah mendorong kedua pihak untuk menyelesaikan masalahnya dan agar Irlandia menjalankan otonomi. Namun, kadang Inggris pun ceroboh dalam melakukan halhal kecil yang dapat menyulut ketegangan. Misalnya, Inggris membawa pawai Protestan melintasi wilayah yang mayoritas beragama Katolik. Walaupun mereka adalah Katolik moderat, tetap saja itu menimbulkan rasa sakit hati dan akhirnya berujung bentrokan.
PBB tidak bisa masuk terlalu jauh dalam permasalahan Irlandia ini. Sebenarnya LSMLSM sudah bekerja ekstra untuk mengurangi ketegangan di sana. Namun, tetap saja sulit untuk menghilangkan konflik yang berasal dari masalah identitas semacam itu. Apa yang terjadi ialah fragmentasi dari pemerintahan republik yang oposisi. PBB hanya bisa meminta mereka memilih jalan keluar yang dirasa paling sesuai dengan keinginan rakyat mayoritas.” (*/I4)
Kedaulatan Inggris Harus Diakui
Sinn Fein dan Kaitannya dengan IRA
Terlalu Banyak Dimensi Terlibat
Yulius P HermawanPakar EropaUnika Parahyangan
DOK-PRIBADI
Hariyadi WirawanPakar Hubungan InternasionalUniversitas Indonesia
DOK-PRIBADI
Moch Anwar Surahman
Kelompok-kelompok pembangkang dari kubu republik tetap melakukan serangan dengan tujuan kemerdekaan.
Masih ada Bara di irlandia
SINN FeIN disebutsebut merupakan sayap politik Tentara Republik Irlandia (IRA), organisasi penentang hegemoni Inggris di kawasan Britania Raya. Bahkan keduanya dianggap sebagai dua sisi mata koin yang sama.
Partai yang aslinya didirikan Arthur Griffith pada 1905 ini memiliki ideologi sayap kiri dan mengusung nasionalisme Irlandia. Kini, Sinn Fein merupakan partai politik terbesar kedua di Majelis Irlandia Utara yang memiliki empat kementerian (termasuk deputi menteri pertama). Namun, banyak pejabat senior partai ini disebutsebut merupakan anggota Dewan Tentara IRA.
Hubungan Sinn FeinIRA disebutkan dalam sebuah dokumen kelompok nasionalis yang terungkap pada 1980an. “Sinn Fein dan IRA samasama memiliki peranan meskipun di jalan berlainan dalam perang pembebasan Irlandia. Tentara Republik Irlandia menggelar kampanye senjata, sedangkan Sinn Fein menjalankan perang propaganda dan merupakan suara publik dan politik gerakan ini.”
Kuatnya hubungan Sinn Fein dan IRA juga tecermin dari sang pemimpin partai, Gerry Adams, yang disebutsebut merupakan mantan komandan senior
organisasi yang disebut sebagai organisasi teroris. Kisah keterlibatan Adams dalam berbagai aksi kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan IRA diungkap dalam buku Voices from the Grave yang disusun peneliti dari Boston College dan dipublikasikan awal tahun ini.
Buku itu merupakan hasil wawancara dengan Brendan Hughes, komandan IRA yang berjuluk The Dark, yang kini telah meninggal. Hughes adalah rekan Adams saat perpecahan sosial di Irlandia Utara meletus menjadi perang sipil antara IRA melawan tentara Inggris. Dalam buku itu, Hughes mengecam Adams yang telah menyangkal keterlibatannya dalam IRA. Hughes, yang mengaku sebagai seorang maniak pengebom, penembak, dan perampok bank, membeberkan keterl ibatan Adams. “Saya tidak pernah melakukan operasi besar tanpa persetujuannya atau tanpa perintah dari Gerry. Dan kini, ia duduk di kantor nyaman dan menyangkalnya. Ini bisa dibilang seperti Hitler yang menyangkal pernah terjadi Holokaus”.
Adams dituding terkait dengan penculikan dan eksekusi Jeanne McConville, seorang informan tentara Inggris pada
1972. Akibat pembunuhan itu, 10 anak janda yang tinggal di Belfast itu harus pindah ke beberapa rumah penampungan.
Keterlibatan Adams juga pernah disebutkan jurnalis ed Moloney dalam bukunya A Secret History of IRA yang dipublikasikan pada 2002. Buku ini juga bersumber dari wawancara dengan Hughes dan David ervine, pengebom yang kemudian menjadi juru damai.
Hampir semua sejarawan gerakan IRASinn Fein yakin bahwa Adams merupakan komandan senior IRA. Adams sendiri menyangkal tudingan itu bahkan sejak ia mulai mengambil posisi politik di Irlandia Utara pada 1982. Sinn Fein pun ikut menyangkal. Menurut partai itu, komentarkomentar Hughes itu merupakan cerita basi dan omongan ngawur Hughes karena kesehatannya memburuk.
“Tuduhantuduhan itu cerita lama. Pemimpin kami, Gerry Adams, tetap menyangkal tudingan itu,” demikian pernyataan yang dikeluarkan Sinn Fein. “Di tahuntahun terakhirnya, Brendan Hughes sakit keras dan ia terangterangan menentang strategi yang dilakukan kubu republik Irlandia.” (Hde/Berbagai sumber/I1)
PARADE IRA: Anggota Irish Republican Army (IRA) melakukan parade di Londonderry, Irlandia Utara, beberapa waktu lalu.
AKIBAT BOM: Reruntuhan bangunan berserakan di jalan depan kantor polisi Newtownhamilton akibat ledakan sebuah bom di Irlandia Utara, April lalu.
AP/ PETER MORRISON