Terjemahan Pembacaan

download Terjemahan Pembacaan

of 19

Transcript of Terjemahan Pembacaan

Terjemahan Pembacaan BABAD CIREBON'Tatkala itu sang Prabu Siliwangi Padjadjaran ditinggalkan oleh beberapa orang putranya. Sedangkan para putrannya yang masih tinggal di keraton dua orang, yaitu yang sulung bernama Walangsungsang dan adiknya perempuan bernama Rarasantang.

Tersebutlah di puri Kaputran, walangsungsang terbangun dari tidurnya karena ia bermimpi bertemu dengan Nabi Rasulullah. Ia senang sekali bermimpi demikian, setiap ia menggeliat ada suara tanpa rupa, "Apabila anda ingin kemuliaan, pergilah ke gunung Amparan Jati. Di sanalah anda berguru agama Muhammad Rasulullah. Itu agama yang mulia. Bergurulah anda kepada Syekh Nur Jati alias Syekh

Prabu siliwangi membentak, "Buat apa berguru Islam. Kita punya agama sendiri, Walangsungsang ! Bila engkau tidak menunrt perintahku pergilah dari keraton. Iebih baik aku tidak punya anak durhaka. Aku lebih senang tidak punya anak sepertimu". "Patih Argata1a, umumkan ke seluruh negara dan perbatasan, barang siapa

Amat heran Syekh Quro atas kedata.ngan pemuda yang bagus rupa, lalu "Duhai guru, hamba berasal dari Padiadjaran dan nama harnba Walangsungsang" begitu jawabnya. Syekh Quro hanya mengangguk dan dalam hatnya berkata, "Inilatr putra Padjadjaran yang perkasa, yang kelak akan berkuasa di tanah Sunda ini dan pangeran inilah yang akan menjadi Waliyullah, membuka syariat Nabi Muhaurmad

Sang pandita Budha itu tertegun tapi dalam kalbunya bergetar, "Tibalah saatNya peralihan agama Budha dan Hindu beralih kepada Is1am". 'Dimanakah letak gunung Amparan Jati, ya sang Pandita ? Saya ingin berguru agama Nabi Muhammad". Sang pandita Danuwarsih berkata manis, "Aku baru mendengar adanya ilmu

"Hamba mohon diajarkan sejatinya hidup", begitu jawab sang pangeran. Walangsungsang telah menerima ilmu kebudhaan dan kehinduan secara tuntas. Sembilan bulan larnanya sang pangeran menggeluti ilmu itu di pertapaan gunung Merapi. Tak Lama kemudian Rarasantang datang mencium tangan Ki Danuwarsih. Ki Sanghyang berkata, "Duhai gadis cantik dari manakah asalinu ?"

Lalu sang pandita berkata lagi, "Aku tikahkan engkau dengan anakku satusatunya ini, Indanggeulis namanya". Sang pangeran pun menerima Nyi Indanggeulis sebagai isterinya. Sang pangeran kemudian mohon ijin untuk meneruskan perjalanannya. Lalu sang pandita berkata, "Pangeran agar berganti nama Cakrabuwana sebagai raama pemberian dariku. Lalu rnampirlah engkau ke pertapaan di gunung Singkup. Di sana berdiam Sanghyang Nago yang juga masih

"Di sini tak ada agarna Muhammad. Thpi aku tahu dalam Ogan Lopiyan jikalau aku ini menjumpai kamu, berarti jadilah kamu bibit kamu Islam dan ini berakhirnya agama leluhur kita. Tetapi aku tak mau berbicara tentang agama Islam. Hanya terimalah ini perlengkapanmu dari pusaka Dewata sebuah. bilah golok "Cabang', kasiatnya dapat terbang, bisa berbicara bagai manusia dan bisa

"Wahai sang pangeran, pergilah engkau ke gunung Cagak. Di sana ada pandita raja berwujud burung Bangau. Di sanalah tersimpan pusaka "Panjang Jimat' dan gamelan Sekaten. Dia hanyalah memelihara dan menjaga, sesungguhnya pusaka itu milikmu semata". Kemudian segera sang pangeran pergi ke gunung Cangak dan seteIah sampai,

"Hamba dari Padjadjaran nama hamba Walangsungsang. Hamba putra sang Prabu Siliwangi. Ini isteriku Indanggeulis dan adik perempuan hamba, Rarasantang namanya. Harnba ingin berguru agama Islam, ingin berbakti kepada sang guru Nurul Jati yang berdiam di gunung Amparan Jati. Oleh karena itu hamba mohon petunjuk di manakah Syekh Datuk Kahff. Syekh Nurul Jati menjawab, "Akulah Syekh Datuk Kahfi. Alhamdulillah, sudah

Pangeran Walangsungsang menerima perintah dan mohon ijin untuk pengabdiannya sebagai "Santri" terpilih. Kemudian ia keluarkan "Golok Cabang" untuk membabat hutan dengan sendirinya. Pohon-pohon rebah, dari golok itu keluarlah api, kayu-kayu terbakar habis, berubahlah menjadi tanah lapang luas seribu jengkal persegi.

Kemudian sang gurunya berkata, "Sang pangeran pergilah engkau naik haji ke Baittullah Mekah bersama adikmu. Isterimu kau tinggal, sebab ia sedang hamil. Bawalah surat ini kepada Syekh Bayanullah di Mekah, ia adalah adikku di sana. "Segera perintah sang guru akan hamba laksanakan", begitu jawab sang pangeran mantap. Singkatnya ia sampailah ke Tanah Suci menjumpai Syekh Bayanullah untuk

Syahdan cerita beralih di kerajaan Mesir. Rajanya telah berkabung dengan yafatnya sang permaisuri. Karena ia amat rnencintai isterinya, lalu ia menderita berkepanjangan. Setiap malam orang berdzikir turut memikirkan keprihatinan rajanya. Suatu hari, sultan Khut Abdullah enmgutus patihnya, "Wahai Anwar, carilah seorang isteri yang sama dengan

"Bagus, bagus, bolehkah bila saya menyertai kalian untuk dapat untuk menjumpai Syekh Bayan ? "Tentu saja boleh, silahkan Dikarenakan sultan Khut Abdullah isterinya dan tak sabar menanti utusan muncul. semakin prihatin, semakin kerinduan itrinya dan tak sabar menanti utusan yang telah diperintahkan belum juga muncul.

"Kakak, terimalah ini sebagai upah wali nikah adikmu", begitu ucap sang raja Mesir. Walangsungsang menerimanya dengan senang hati, Lalu sorban itu langsung di simpannya dalam ali-ali Ampal. "Pandai-pandailah membawa diri. .Tadilah isteri yang tahu berbakti kepada suami. Kakak akan segera pulang",

"Maaf saudara, anda tak diperkenankan masuk ke istana. para bupati pun tidak diperkenankan karena paduka sultan sedang sakit keras Orang Jawa itu mernaksa, "sampaikanlah kepada sang Sultan. Saya sanggup menyembuhkan geringnya Sultan Kemudian pembantu istana itu tentu saja segera menyampaikan hal ini kepada sultan, akan tetapi apa mau dikata, sultan sudah tak sanggup apa-apa.

"Oh, keluarga kami memang sedang terkena musibah. Itu adalah bayiku, ibunya baru meninggal. dunia", begitu sabda sultan sambil bersedih. "Aku bawa saja bayi yang cantik ini", ujar Abdul Iman. " Tentu saja aku persilahkan, kelihatan bayi itu kini sehat", begitu ucap sultan terkagum-kagum. "Aku mohon pamit Sultan dan kubawa bayi ini. Kelak ia menjadi gadis yang amat baik".

"Aku amat heran, engkau senantiasa bersedih. Apakah engkau tidak mencintaiku ? ceritakan apa maumu sesungguhnya?" ujar sultan Mesir. "Duhai suamiku, junjunganku. Maafkan hamba apabila kanda prabu menjadi bimbang dan ragu. Sesungguhnya ada permohonan hamba selama jni. Hamba ingin punya anak laki-laki bagus rupa dan bagus hati, luar biasa, serta ditakuti dan diasihi oleh para Wali Allah".

Singkatnya cerita sang raja Mesir telah mempunyai dua orang anak laki-laki yang sulung bernama Syarif Hidayatullah dan adiknya bernama Syarif Nurullah. Wallahu alam bissawab.