Terjadinya Sistim Panas Bumi

4
 TERJADINYA SISTIM PANAS BUMI Bumi terdiri dari tiga lapisan utama yaitu kulit bumi, selubung bumi, dan inti bumi. Kulit  bumi adalah bagian ter luar dari bumi, ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di bawah lautan hanya sekitar 5 kilometer. Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang disebut selubung bumi (mantel) dan mempunyai ketebalan sekitar 2900 km.. Bagian terdalam dari  bumi dinamak an inti bumi (core). Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian dinamakan litosfir dan mempunyai ketebalan sekitar 80 - 200 km. Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah litosfir dinamakan astenosfer dan mempunyai ketebalan sekitar 200 - 300 km. Litosfer merupakan salah satu penyebab terjadinya system panas bumi, karena litosfer merupakan kumpulan dari sejumlah lempeng-lempeng, lempeng-lempeng ini akan bergerak saling mendorong dan salah satunya akan menunjam (subduction). Akibat dari penunjaman ini ujung dari lempeng akan hancur dan meleleh yang mempunyai temperatur tinggi (sumber panas). Sistem panas bumi terbentuk dari hasil perpindahan panas dari sumber panas ke permukaan yang terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui  batuan, sedangk an perpindahan pan as secara konveksi terjadi k arena adanya konta k antara air dengan suatu sumber panas, air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke  bawah, sehingg a terjadi sirkulasi air at au arus konvek si. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India- Australia dan lempeng Eurasia, tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusa tenggara dan di kedalaman sekitar 100 km di bawah Pulau Sumatera, Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkann ya juga berbeda oleh karena itu reservoir  panas bumi di Pulau Jawa umumny a lebih dalam dan menempati batuan volkanik , lithologinya yaitu andesitic-basaltik , ketebalan batuan vol kaniknya > 2500 m dan memiliki patahan local . Sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal, lithologinya yaitu riolitik-andesitik, ketebalan natuan volkanikny a ± 1200 m, dan memiliki patahan regional Sumatera dan patan sekunder.

Transcript of Terjadinya Sistim Panas Bumi

7/22/2019 Terjadinya Sistim Panas Bumi

http://slidepdf.com/reader/full/terjadinya-sistim-panas-bumi 1/4

 

TERJADINYA SISTIM PANAS BUMI

Bumi terdiri dari tiga lapisan utama yaitu kulit bumi, selubung bumi, dan inti bumi. Kulit

 bumi adalah bagian terluar dari bumi, ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan

di bawah lautan hanya sekitar 5 kilometer. Di bawah kulit bumi terdapat suatu lapisan tebal yang

disebut selubung bumi (mantel) dan mempunyai ketebalan sekitar 2900 km.. Bagian terdalam dari

 bumi dinamakan inti bumi (core).  Kulit bumi dan bagian teratas dari selubung bumi kemudian

dinamakan litosfir dan mempunyai ketebalan sekitar 80 - 200 km. Bagian selubung bumi yang

terletak tepat di bawah litosfir dinamakan astenosfer dan mempunyai ketebalan sekitar 200 - 300 km.

Litosfer merupakan salah satu penyebab terjadinya system panas bumi, karena litosfer merupakan

kumpulan dari sejumlah lempeng-lempeng, lempeng-lempeng ini akan bergerak saling mendorong

dan salah satunya akan menunjam (subduction). Akibat dari penunjaman ini ujung dari lempeng akanhancur dan meleleh yang mempunyai temperatur tinggi (sumber panas).

Sistem panas bumi terbentuk dari hasil perpindahan panas dari sumber panas ke permukaan

yang terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui

 batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan

suatu sumber panas, air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke

 bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.

Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-

Australia dan lempeng Eurasia, tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan

lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 - 210

km di bawah Pulau Jawa-Nusa tenggara dan di kedalaman sekitar 100 km di bawah Pulau Sumatera,

Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannya juga berbeda oleh karena itu reservoir

 panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, lithologinya yaitu

andesitic-basaltik, ketebalan batuan volkaniknya > 2500 m dan memiliki patahan local. Sedangkan

reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman

yang lebih dangkal, lithologinya yaitu riolitik-andesitik, ketebalan natuan volkaniknya ± 1200 m, dan

memiliki patahan regional Sumatera dan patan sekunder.

7/22/2019 Terjadinya Sistim Panas Bumi

http://slidepdf.com/reader/full/terjadinya-sistim-panas-bumi 2/4

JENIS-JENIS ENERGI DAN SISTIM PANASBUMI

Energi panasbumi diklasifikasikan kedalam lima kategori yaitu Hydrothermal Energy,

Geothermal Energy, Magma Energy, Hot Dry Rock Energy, dan Earth Energy. Hdrothermal

Energy merupakan energy yang paling banyak digunakan karena pori-pori batuan mengandung

air/uap, dan reservoir umumnya letaknya tidak terlalu dalam sehingga masih ekonomis untuk

diusahakan.

Sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa.

Sistim satu fasa umumnya berisi air yang mempunyai temperatur 90 - 180°C dan tidak terjadi

 pendidihan bahkan selama eksploitasi. Sistim dua fasa terdiri dari :

Sistim dominasi uap, yaitu sistim panas bumi di mana sumur-sumurnya memproduksikan uap

kering atau uap basah karena rongga-rongga batuan reservoirnya sebagian besar berisi uap panas,

memiliki temperatur reservoir yang hampir homogen antara 230°C sampai 250°C dengan kedalaman

 puncak reservoir yang relatif dangkal 700 sampai 1200 m, jauh lebih dangkal dari reservoir panas

 bumi sistim dominasi air. (Contoh: Lapangan Kamojang dan Darajat).

Sistim dominasi air, yaitu sistim panas bumi dimana sumur-sumurnya menghasilkan fluida dua

fasa berupa campuran uap air, memiliki temperatur reservoir bervariasi dari 200°C sampai

maksimum 347°C dengan kedalaman puncak reservoir 1000 m sampai 1500 m untuk lapangan panas

 bumi di Sumatera dan berkisar antara 1000 m sampai 2500 m untuk lapangan panas bumi di Pulau

Jawa, Bali dan Sulawesi. (Contoh: Lapangan Awibengkok, Dieng, G. Salak, Patuha, Bali, Karaha,

Wayang-Windu, Ulubelu, Sibayak dan Sarulla ).

7/22/2019 Terjadinya Sistim Panas Bumi

http://slidepdf.com/reader/full/terjadinya-sistim-panas-bumi 3/4

MODEL SISTIM PANASBUMI

Model sistim panasbumi dibuat berdasarkan hasil evaluasi data geologi, hidrologi, geofisika,

geokimia dan data sumur. 

Model sistim panas bumi dari White (1967) mengenai sirkulasi fluida di suatu sistim hidrotermal,

fluida panasbumi yang berasal dari air permukaan yang masuk ke batuan di bawah permukaan

melalui rekahan/batuan permeable akan menjadi panas bila terjadi kontak dengan batuan panas, air

 panas ini akan cenderung bergerak ke atas karena lebih ringan dari air dingin dan bila struktur

geologi memungkinkan air panas ini akan keluar melalui rekahan yang membentuk manifestasi di

 permukaan. Jadi, manifestasi panasbumi di permukaan pada dasarnya merupakan ekspresi

 permukaan dari suatu sistim konveksi yang sangat besar.

Model sistim panasbumi di lapangan Wairakei  –   NZ, lapangan kedua di dunia yang fluidanya

dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Sistim panasbumi di lapangan tersebut merupakan sistim

dominasi air bertemperatur 220-230°C.

Model sistim panasbumi di Rotorua (New Zealand) menurut Donaldson & Grant (1981),

memperkirakan bahwa sumber energi dan fluida panasbumi terdapat di bawah daerah

Whakarewarewa yaitu daerah dimana terdapat berbagai jenis manifestasi permukaan, mempunyai

temperatur sekitar 230-250°C. Air tersebut bergerak ke atas dan kemudian berbelok secara horizontal

ke bawah kota Rotorua, tapi ada juga yang bergerak terus ke atas melalui rekahan dan muncul di

daerah yang bernama Whakarewarewa, sebagai geyser, mata air panas, steaming ground. Sebelum

tahun 1980 sekitar seribu sumur telah di bor di kota Rotorua pada kedalaman 150-200 m sumur telahmenembus zona air bertemperatur sekitar 100  –  150°C, namun saat ini di kota Rotorua hanya ada 200

sumur produksi karena telah menyebabkan penurunan aktivitas beberapa geyser di tempat-tempat

yang banyak dikunjungi turis.

Model sistim panasbumi di daerah Kamojang, sistim dominasi uap yang mempunyai temperatur

235-245°C, reservoir terdapat pada kedalaman 500-2500 m. Berdasarkan pada data resistivity, jenis

 batuan dan data hasil analisa air, Hochstein (1975) memperkirakan bahwa di atas reservoir, yaitu

 pada kedalaman sekitar 150-500 m, terdapat lapisan kondensat yang cukup tebal. Ketebalan lapisan

tersebut bervariasi, tetapi umumnya sekitar 350-650 m, kecuali di daerah tempat terdapatnya

manifestasi panasbumi di mana ketebalan lapisan kondensat hanya 150-180 m. Temperatur dilapisan

lebih rendah, yaitu 100-230°C.

Model sistim panasbumi di lapangan Awibengkok Gunung Salak, merupakan sistim dominasi air

yang mempunyai temperature 220-315°C.

7/22/2019 Terjadinya Sistim Panas Bumi

http://slidepdf.com/reader/full/terjadinya-sistim-panas-bumi 4/4

Menurut Henley dan Ellis (1983) pada dasarnya ada dua prototipe model sistim hidrotermal

 bertemperatur tinggi, yaitu model sistim hidrotermal yang terdapat di daerah datar (flat terrain) dan di

daerah pegunungan (mountainous terrain).

Pada sistim hidrothermal yang terdapat di daerah datar  airnya berasal dari permukaan (meteoric

water). Panas, dengan sejumlah kecil air, Chloric, gas dan ion-ion yang terlarut lainnya diperoleh dari

magma yang terdapat di bawahnya. Hal ini menyebabkan bagian bawah dari sistim berisi air Klorida

yang bersifat hampir netral sedangkan bagian atasnya adalah zona dua fasa. Pemisahan fasa uap yang

terjadi di dekat permukaan menyebabkan terbentuknya fumarole di permukaan. Percampuran antara

kondesat (hasil kondensasi uap) dengan air tanah menyebabkan terbentuknya air asam sulphate dan

 bikarbonat. Bercampurnya berbagai jenis air pada kedalaman dangkal menghasilkan air dengan

komposisi sangat beraneka ragam. Outflow atau air panas yang muncul di permukaan (mata air

 panas) adalah air klorida, jarang air bikarbonat. Contoh dari sistim jenis ini adalah sistim panasbuni

yang terdapat di Taupo Volcanic Zone, New Zealand. 

Pada sistim hidrothermal yang terdapat di daerah pegunungan, mata air panas yang bersifat

klorida biasanya terbentuk beberapa kilometer jauhnya dari bagian utama sistim panasbumi (main

hot upflow zone). Lokasi dari bagian utama sistim tersebut ditunjukkan antara lain oleh oleh

fumarole, alterasi batuan dll. Contoh dari sistim ini adalah sistim panasbumi di Tongonan,

Palinpinon, Bacon-Manito (Phillipina), Ahuachapan di Elsavador.