TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI · metode mind map dan kemampuan berpikir kritis....
Transcript of TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI · metode mind map dan kemampuan berpikir kritis....
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI
PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V
SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Nama: Probo Adi Yuniawan
NIM: 101134212
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karunia-Nya.
2. Bapak Bambang Cipto Suroso dan Ibu Seti Tri Sejati atas
semangat , dukungan dan doa yang telah diberikan.
3. Kakakku Andri Suparyono dan adikku Totok Wijayanto.
4. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. dan Ibu Agnes
Herlina D H, S.Si., M.T., M.Sc. atas bimbingannya.
5. Semua sahabat dan teman-teman kuliah Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan banyak dukungan dan bantuan.
6. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Pengalaman adalah pijakan untuk melangkahkan satu
tingkat menuju kesuksesan selanjutnya
—Probo—
Belajar itu justru dari yang salah, bukan dari yang lancar,
Yakinkan diri bahwa kita berani memutuskan, melihat
peluang dan segera beradaptasi sebelum inovasi baru datang
—Probo—
Manusia berkarya, Tuhan menghendaki. Kita tetap
berusaha, memaksimalkan kiat yang kita punya, maka
Tuhan akan berkarya dalam diri kita
—Probo—
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan,
kehilangan dan kekecawaan; tetapi kalau kita sabar, kita
segera akan melihat bentuk aslinya
—Joseph Addison—
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Juli 2014
Penulis,
Probo Adi Yuniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Probo Adi Yuniawan
NIM : 101134212
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI
PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V
SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
Penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Juli 2014
Yang menyatakan
Probo Adi Yuniawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Yuniawan, Probo Adi. (2014). Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan evaluasi dan inferensi pada pelajaran IPA kelas V SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: mind map, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensi, mata
pelajaran IPA.
Latar belakang penelitian ini adalah ingin mengujicobakan salah satu
metode pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yaitu
metode mind map dan kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan
evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana siswa
kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.
Desain penelitian ini menggunakan quasi-experimental design tipe non-
equivalent control group design. Tiap responden pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Sampel terdiri dari 31
siswa untuk kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB terdiri
31 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa 2 soal essai, satu
soal kemampuan evaluasi dan satu soal kemampuan inferensi. Pengumpulan data
diperoleh dari pretest dan posttest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan evaluasi. Hal ini ditunjukkan dalam uji selisih nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0,026 (p < 0,05) dengan nilai M = 0,58, SE = 0,12, dan SD = 0,684.
Presentase besar efek pengaruh sebesar 43,29% dengan koefisien korelasi r =
0,657 yang termasuk kriteria efek besar. 2) metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan inferensi. Hal ini ditunjukkan dalam uji selisih nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0,021 (p < 0,05) dengan nilai M = 0,71, SE = 0,127, dan SD =
0,709. Presentase besar efek pengaruh sebesar 51,41% dengan koefisien korelasi r
= 0,717 yang termasuk kriteria efek besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Yuniawan, Probo Adi. 2014. The Influence On The Using of Mind Map Method
Toward Evaluative and Inference Ability for Science Subject in
Elementary School of Kanisius Wirobrajan. Yogyakarta: Elementary
Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
Keywords: Mind map, evaluative ability, Inference ability, science lesson
The background of this research is want to apply one method of learning
in order to improve the thinking ability of students, namely mind map method and
critical thinking ability. The research aim to identify the influence on the use of
mind map on simple tool type identification material on the analytical and
evaluative ability on science subject for students in elementary school Canisius
Wirobrajan Yogyakarta.
The design of this research using quasi experimental design type non-
equivalent control group design. Every respondents on the controlling group and
experiment group do not pick randomly. The Population of the research is all
students fifth grade of elementary school Canisius Wirobrajan Yogyakarta. The
samples consists of 31 students to the class VA as experimental group, and the
class VB consist 31 student as control group. Instrument research involved two
test essay. One of test as evaluative ability and the other as inference ability. Data
was obtained from pretest and posttest. Before conducting pretest and posttest,
the instruments have fulfilled the requirement of validity and reliability
The result of research showed that 1). Mind map method impact toward
the evaluative ability, it is shown in the difference in value sig.(2-tailed) as much
as 0,026 (p < 0,05)with M= 0,58, SE= 0,12, and SD = 0,664. The percentage of
effect influence large is 43,29% with a correlation coefficient r = 0,657 including
criteria on large effect. 2). Mind map method impact toward the inference ability,
it is shown in the difference in value sig.(2-tailed) as much as 0,021 (p < 0,05)
with M= 0,71, SE= 0,127, and SD = 0,709. The percentage of effect influence
large is 51,41% with a correlation coefficient r = 0,717 including criteria on
large effect.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmatnya yang telah diberikan sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metode Mind map
terhadap Kemampuan Evaluasi dan Inferensi Mata Pelajaran IPA Kelas V SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan beserta
masukan yang bermanfaat untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD yang telah
membantu memperlancar pengujian skripsi.
4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
II yang telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya skripsi ini
tepat waktu.
5. Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen penguji III yang telah memberikan
masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. Hr. Klidiatmoko, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD
Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.
7. Lia Pratiwi, S.Pd., selaku guru mitra SD peneliti yang sudah memberikan
waktu dan tenaganya untuk membantu penelitian sehingga dapat berjalan
dengan lancar.
8. Ch. Tri Lestari, S.Pd., selaku guru mitra SD peneliti yang sudah memberikan
waktu dan tenaganya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta, yang telah
bersedia menjadi subjek penelitian.
10. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai
skripsi ini selesai.
11. Kedua orangtua terkasih (Bambang Cipto Suroso dan Seti Tri Sejati), yang
selalu memberikan doa, dukungan, motivasi kepada Penulis.
12. Kakak (Andri Suparyono) dan adikku tercinta (Totok Wijayanto), yang selalu
memberikan semangat kepada Penulis.
13. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Dani, Priyanti, Lala, Farida,
Gramita, Lia, Renny, Tri, Yolanda, Lucia, Luki, Mita, Anjar, Bowo, Patris,
Sinta, Yuni) yang telah memberikan banyak dukungan, masukan dan berbagi
pengetahuan.
14. Teman-teman PPL SDK Wirobrajan 2014 (Dani, Priyanti, Paska, Hendri, dan
Arma) yang telah membantu selama proses penelitian.
15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungan dan doa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
karya ilmiah ini, oleh karena itu Penulis mengharap kritik dan saran dari berbagai
pihak. Besar harapan Penulis karya ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
PRAKATA .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Definisi operasinal .................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung .......................................................... 7
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ........................................................ 7
2.1.1.2 Metode Pembelajaran .............................................................. 10
2.1.1.3 Mind Map ................................................................................. 10
2.1.1.4 Perbedaan Mind Map dengan Peta Konsep ............................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam........................................................... 14
2.1.1.6 Materi Pesawat Sederhana ....................................................... 16
2.1.1.7 Berpikir Kritis .......................................................................... 19
2.1.1.8 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi ........................................ 22
2.1.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................. 23
2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Kemampuan Berpikir Kritis ..... 23
2.1.2.2 Penelitian-Penelitian tentang Mind Map.................................. 24
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 26
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 28
3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 29
3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 29
3.2.2 Waktu Pengambilan Data .............................................................. 30
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 31
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 32
3.4.1 Variabel Independen (Bebas) ........................................................ 32
3.4.2 Variabel Dependen (Terikat)......................................................... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 34
3.7 Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 35
3.7.1 Uji Validitas .................................................................................. 35
3.7.2 Uji Reliabilitas .............................................................................. 37
3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 38
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ..................................................... 38
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan................................................................. 39
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal............................................ 39
3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest Ke Posttest ........................................ 40
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut .................................................................... 41
3.8.3.1 Uji Kenaikan Skor Pretest dan Skor Posttest .......................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.8.3.2 Uji Besar Efek Perlakuan (Effect Size) .................................... 41
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .............................................. 43
3.8.3.3 Dampak Perlakuan pada Siswa ................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
4.1 Implementasi Pembelajaran.................................................................... 46
4.1.1 Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen .................... 46
4.1.2 Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol ........................... 48
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 50
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 50
4.2.2 Analisis Data Penelitian Kemampuan Evaluasi ............................ 51
4.2.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ................................................ 51
4.2.2.2 Uji Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi ....................... 52
4.2.2.3 Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Evaluasi .......................... 54
4.2.3 Analisis Data Penelitian Kemampuan Inferensi ........................... 57
4.2.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Inferensi ........... 57
4.2.3.2 Uji Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi ....................... 58
4.2.3.3 Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Inferensi .......................... 60
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 63
4.3.1 Pengaruh Metode Mind Map terhadap Kemampuan Evaluasi ..... 64
4.3.2 Pengaruh Metode Mind Map terhadap Kemampuan Inferensi ..... 64
4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa ............................................... 65
4.3.3.1 Proses Belajar .......................................................................... 65
4.3.3.2 Hasil Belajar ............................................................................ 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 71
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 72
5.3 Saran ....................................................................................................... 72
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 73
LAMPIRAN .......................................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Contoh mind map ciri-ciri mahluk hidup .......................................... 12
Gambar 2.3 Prinsip kerja pengungkit golongan I ................................................. 16
Gambar 2.4 Prinsip kerja pengungkit golongan II ................................................ 17
Gambar 2.5 Prinsip kerja pengungkit golongan III ............................................... 17
Gambar 2.6 Alat-alat bidang miring ..................................................................... 17
Gambar 2.7 Katrol tetap ........................................................................................ 18
Gambar 2.8 Katrol bebas....................................................................................... 18
Gambar 2.9 Katrol majemuk ................................................................................. 18
Gambar 2.10 Alat-alat roda berporos .................................................................... 19
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 29
Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 33
Gambar 3.3 Rumus effect size data normal ........................................................... 42
Gambar 3.4 Rumus effect size data ridak normal .................................................. 42
Gambar 3.5 Pemetaan Trianggulasi Data.............................................................. 44
Gambar 4.1 Perbandingan Selisih Kemampuan Evaluasi Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ........................................................................................................... 53
Gambar 4.2 Kenaikan skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan
eksperimen kemampuan evaluasi. ........................................................................ 55
Gambar 4.3 Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan
Evaluasi ................................................................................................................. 57
Gambar 4.4 Perbandingan Selisih Kemampuan Inferensi Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ........................................................................................................... 59
Gambar 4.5 Kenaikan skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan
eksperimen kemampuan inferensi. ........................................................................ 61
Gambar 4.6 Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan
inferensi ................................................................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kategori Kognitif .............................................. 20
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 31
Tabel 3.5 Tabel Pengumpulan Data ...................................................................... 34
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 35
Tabel 3.3 Hasil uji Validitas Soal Essay ............................................................... 37
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 38
Tabel 3.6 Kriteria Besar Efek Perlakuan............................................................... 42
Tabel 3.7 Topik Pedoman Wawancara ................................................................. 44
Tabel 4.1 Uji Normalitas Kemampuan Evaluasi .................................................. 51
Tabel 4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Evaluasi .......................................... 52
Tabel 4.3 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Evaluasi ................................ 53
Tabel 4.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Evaluasi .............. 54
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Besar Effect Size Kemampuan Evaluasi.................. 56
Tabel 4.6 Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Evaluasi ... 56
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kemampuan Inferensi .................................................. 57
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Inferensi.......................................... 58
Tabel 4.9 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Inferensi................................ 59
Tabel 4.10 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Inferensi ........... 60
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Besar Effect Size Kemampuan Inferensi ............... 62
Tabel 4.12 Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Inferensi . 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1.1 Silabus Kelompok Eksperimen ...................................................... 77
Lampiran 1.2 Silabus Kelompok Kontrol ............................................................. 86
Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 93
Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 103
Lampiran 1.5 Lembar Kerja Siswa 1 .................................................................. 111
Lampiran 1.6 Lembar Evaluasi ........................................................................... 114
Lampiran 3.1 Instrumen Pengumpulan Data dan Kunci Jawaban ...................... 119
Lampiran 3.2 Rubrik Penilaian Soal Essay ......................................................... 121
Lampiran 3.3 Uji Validitas setiap Variabel......................................................... 124
Lampiran 3.4 Uji Reliabilitas Seluruh Soal ........................................................ 125
Lampiran 3.5 Rekapitulasi Nilai ......................................................................... 126
Lampiran 3.6 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II ......................... 128
Lampiran 4.1: Hasil Uji Normalitas Kemampuan Evaluasi ............................... 134
Lampiran 4.2: Uji Perbedaan kemampuan awal Evaluasi .................................. 135
Lampiran 4.3: Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan evaluasi ....... 136
Lampiran 4.4: Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan evaluasi .... 137
Lampiran 4.5: Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi ............... 138
Lampiran 4.6: Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi ............. 140
Lampiran 4.7: Hasil Uji Normalitas Kemampuan Inferensi ............................... 141
Lampiran 4.8: Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Inferensi........... 142
Lampiran 4.9: Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Inferensi ...... 143
Lampiran 4.10: Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Inferensi
............................................................................................................................. 144
Lampiran 4.11: Uji Besar Efek Perlakuan Kemampuan Inferensi ...................... 145
Lampiran 4.12: Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi ........... 147
Lampiran 5.1 Hasil Wawancara Siswa ............................................................... 148
Lampiran 5.2 Hasil Wawancara Guru ................................................................. 166
Lampiran 5.3 Foto-Foto Penelitian Kelas Eksperimen ....................................... 168
Lampiran 5.4 Foto-Foto Penelitian Kelas Kontrol .............................................. 169
Lampiran 5.5 Contoh Mind Map yang Dibuat .................................................... 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 5.6 Surat Izin Penelitian dari FKIP USD ............................................ 171
Lampiran 5.7 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian.............................. 172
Lampiran 5.8 Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasinal. Sub bab
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bidang yang berperan dalam peningkatan
kemajuan suatu bangsa. Seiring dengan keadaan Indonesia yang berkembang,
penyelenggaraan pendidikan di sekolah mengalami peningkatan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan mengajar yang
menampilkan interaksi antara guru dan siswa. Guru berupaya agar pembelajaran
berlangsung aktif dan kreatif agar siswa memusatkan perhatian pada pelajaran
tersebut. Pembelajaran yang aktif dan kreatif dipengaruhi oleh cara guru
menyampaikan materi dan metode pembelajaran yang digunakan guru. Selain itu
juga dipengaruhi dari siswa sendiri dimana siswa perlu secara aktif membaca,
mencari sumber lain dan meringkas bahan pelajaran untuk menambah informasi
tentang materi yang sedang dipelajari. Pada proses pembelajaran hendaknya
diterapkan prinsip pembelajaran yang menyenangkan serta berdasarkan
pengalaman langsung, mengingat usia siswa Sekolah Dasar menurut Piaget
termasuk pada tahap operasional konkret karena usia siswa Sekolah Dasar antara
7-11 tahun (Piaget dalam Suparno, 2001: 24)
Melihat pengalaman saat observasi di kelas yang dilakukan pada tanggal 1
Februari 2014 pukul 07.30 – 09.00 WIB di SD Kanisius Wirobrajan, metode guru
kurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa cenderung hanya
menyimak apa yang disampaikan guru. Para guru lebih sering menggunakan
metode yang mudah dilakukan dan menghemat waktu. Pembelajaran IPA
cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan drill dari soal-soal latihan
dan lembar kerja siswa (LKS). Siswa hanya duduk diam dan kurang dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan tidak menerapkan
pengetahuannya. Siswa kurang aktif dan hanya menyimak apa yang dijelaskan
oleh guru. Selain itu siswa juga kurang dalam proses melakukan percobaan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merumuskan prosedur untuk memecahkan masalah. Sehingga siswa pun
cenderung bosan dan membuat kegaduhan di kelas, pada akhirnya siswa kurang
memahami materi yang dipelajari. pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebaiknya
menggunakan metode yang dapat membantu siswa dalam memotivasi diri dan
menyenangkan bagi siswa. Siswa tidak hanya menerima tetapi aktif belajar sendiri
dan berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dari hasil Progamme for International Student Assessment 2012 (OECD:
2013) Indonesia berada peringkat ke 64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam
tes. PISA mengukur kecakapan anak-anak usia 15 tahun dalam
mengimplementasikan masalah-masalah di kehidupan nyata. Implementasi
kecakakapan tersebut diterapkan dalam ketrampilan matematika, dan IPA.
Kemampuan anak Indosesia usia 15 tahun dibidang matematika, sains, membaca
masih rendah dibandingkan dengan anak-anak didunia. Anak Indonesia
menghadapi kesulitan mengenai masalah-masalah kehidupan nyata yang
diujicobakan dalam PISA. Anak-anak Indonesia seharusnya butuh keterampilan
untuk menghadapi realitas. Sekolah Indonesia terlalu fokus mengajarkan
kecakapan yang sudah kedaluwarsa, seperti menghafal dan berhitung ruwet.
Sekolah Indonesia juga melupakan pembelajaran bernalar. Hal ini menunjukkan
betapa pengalaman belajar itu tidak terjadi di sekolah-sekolah kita.
Penelitian yang dilakukan oleh bank dunia (Chang, Mae, dkk, 2014: 1-5),
pembelajaran IPA yang menggunakan metode konvensional oleh guru kurang
berkesan pada siswa, siswa hanya diisi dengan pengetahuan secara abstrak.
seolah-olah siswa hanya sebagai penerima informasi dan guru terus saja
memberikan informasi tersebut dengan kegiatan yang kurang menarik bagi siswa.
Kualitas guru menurut bank dunia belum meningkat, meskipun pemerintah sudah
melakukan kebijakan untuk mengembangkan kompetensi guru, namun justru
kebijakan tersebut tidak mengenai sasaran, seperti misalkan kebijakan sertifikasi
guru, guru dituntut pandai menggunakan teknologi informasi maupun media
pembelajaran. Namun pada kenyataan prestasi belajar siswa tidak meningkat
sesuai dengan harapan.
Pengetahuan siswa perlu berkembang pada level yang tinggi di mana
siswa tidak hanya belajar pada tingkat kemampuan mengingat dan memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
saja. Kondisi pembelajaran sekarang diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan siswa pada pembelajaran IPA. Peter A. Facione berpendapat bahwa
berpikir kritis merupakan penilaian yang terarah dan terukur yang menghasilkan
interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan juga penjelasan terhadap
pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis, kriterilogis, atau
kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut (Facione, 1990). Kemampuan
berpikir kritis sangat penting bagi siswa karena dapat mengajarkan siswa untuk
berpikir tingkat tinggi seperti pada kemampuan evaluasi dan inferensi yang
menekankan siswa untuk mempertimbangkan dan mengidentifikasi suatu
penalaran sebelum menerima begitu saja tanpa sebuah alasan yang jelas dalam
menarik alasan yang masuk akal.
Berdasarkan fakta yang ada, pembelajaran IPA belum mengoptimalkan
kemampuan siswa. Metode pembelajaran yang baik akan mampu membuat siswa
aktif untuk berkreasi dan mengembangkan kemampuan berpikir ke tingkat lebih
tinggi. Maka perlu diujicobakan suatu metode yang sesuai untuk kemampuan
berpikir kritis pada kemampuan evaluasi dan inferensi dalam pelajaran IPA, salah
satunya adalah metode mind map. Mind map adalah alternatif pencatatan
informasi yang efektif dan mudah diingat dalam merencanakan sesuatu (Buzan,
2008: 5). Metode mind map dapat mengaktifkan setiap siswa dan dapat
mengembangkan pola pikir serta kemampuan berpikir tinggi. Michalko (dalam
Buzan, 2008: 6) berpendapat bahwa saat kita membuat atau belajar menggunakan
mind map kita akan mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan
mental, Dengan materi pesawat sederhana yang memiliki bahasan yang cukup
luas, mind map dapat membantu fokus pada pokok bahasan dengan menunjukkan
hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah. Pembelajaran
menjadi semakin efektif dengan mind map karena siswa berproses langsung
membuat ringkasan materi. Siswa dapat memusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka
pendek ke ingatan jangka panjang. Terlebih siswa dapat mengembangkan materi
dengan warna, gambar, dan bentuk sesuai kreasi siswa. Cara membuat mind map
lebih memanfaatkan panca indra sehingga pengalaman siswa sangat menarik dan
konsep pesawat sederhana akan diingat lebih lama. Metode ini membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
untuk mengembangkan konsep-konsep yang dimiliki dengan cara yang efektif,
mudah, sederhana, dan menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan mencoba
menerapkan metode mind map yang dapat membangkitkan motivasi siswa yang
akhirnya dapat meningkatkan berpikir kritis siswa. Penelitian ini berfokus
meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap berpikir kritis
khususnya pada kemampuan evaluasi dan inferensi. Kemampuan evaluasi dan
inferensi diukur dari hasil pretest dan posttest. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian quasi eksperimental dengan tipe non-equivalent control group
design. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD kanisius Wirobrajan
Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014. Kelas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB
sebagai kelompok kontrol. Mata pelajaran yang diteliti adalah IPA materi pesawat
sederhana dengan standar kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak,
dan energi, serta fungsinya. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 5.2
Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan
lebih cepat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
evaluasi pada siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
semester genap tahun ajaran 2013/2014?
1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
inferensi pada siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
semester genap tahun ajaran 2013/2014?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan evaluasi pada siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan inferensi pada siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan
Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti
Memberi pengetahuan dan pengalaman tentang inovasi pembelajaran
dalam kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode
mind map.
1.4.2 Bagi sekolah
Meningkatkan mutu pendidikan sekolah dan menjadi acuan untuk selalu
mengadakan inovasi peningkatan hasil prestasi belajar.
1.4.3 Bagi Pendidik
Memperkaya wawasan pendidik mengenai inovasi proses belajar yang
dapat meningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran mind map
1.4.4 Bagi Siswa
Dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa dalam mempelajari
materi dengan menggunakan metode mind map.
1.5 Definisi operasinal
Definisi operasinal adalah definisi yang diberikan pada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau operasinal yang diperlukan untuk mengukur
variabel (Sangadji, 2010).
1.5.1 Metode pembelajaran adalah cara pembelajaran yang sistematis yang
digunakan guru agar mempermudah menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa.
1.5.2 Metode mind map adalah suatu metode belajar yang dapat mempermudah
dalam mengingat dan memahami suatu materi dari satu tema pokok ke
dalam bentuk sub-sub tema
1.54 Kemampuan berpikir adalah suatu kegiatan berkembangnya ide dan
konsep yang melibatkan jalan pemikiran dalam diri seseorang.
1.55 Kemampuan berpikir kritis adalah suatu kemampuan berpikir tingkat
tinggi untuk memahami secara mendalam secara sistematis dan logis
sesuai dengan bukti yang ada untuk mengetahui kebenaran, memutuskan
suatu tindakan atau untuk memecahkan suatu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.56 Kemampuan evaluasi adalah kemampuan menilai argument mengenai
kesesuain materi dengan konsep membuat keputusan sesuai dengan
kriteria dan standar.
1.57 Kemampuan inferensi adalah kemampuan membuat kesimpulan berdasar
argumen-argumen yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan
hipotesis penelitian. Pada tinjauan pustaka akan membahas mengenai teori yang
relevan dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Dalam kerangka berpikir
akan dijelaskan mengenai variabel dan hubungan antara variabel independen dan
dependen. Pada sub bab terakhir akan membahas mengenai hipotesis yang
merupakan dugaan jawaban sementara dari penelitian ini.
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak mengkontruksi keyakinan-
keyakinan dan pemahaman-pemahaman mereka berdasarkan pengalaman. Mereka
akan membentuk pemahaman yang semakin kompleks mengenai apa saja yang
mereka amati. Teori ini terkadang disebut teori konstruktivisme (construktivism)
(Piaget dalam Ormrod 2008: 41).
Dalam Piaget, hal-hal yang dipelajari anak akan diorganisasikan sebagai
skema (schemes). Pikiran dan tindakan tersebut akan digunakan secara berulang-
ulang dalam rangka merespon lingkungan. Seiring berjalannya waktu, skema-
skema ini akan dimodifikasi melalui pengalaman dan menjadi terintegrasi satu
sama lain. Pengetahuan dan proses berpikir yang semakin terorganisir secara
progesif memungkinkan anak-anak berpikir dengan cara-cara yang semakin
kompleks dan logis (Piaget dalam Ormrod 2008: 41).
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif terjadi sebagai hasil
dua proses yang komplementer (saling melengkapi) yaitu, asimilasi dan
akomodasi. Asimilai merupakan proses menafsirkan peristiwa baru terhadap
objek atau peristiwa sesuai dengan skema yang sudah ada. Akomodasi merupakan
modifikasi skema yang telah ada sehingga sesuai dengan objek atau peristiwa
baru, atau membentuk rancangan yang sama sekali baru. Asimilasi dan akomodasi
lazimnya beroperasi bersama-sama seiring dengan berkembangnya pengetahuan
anak. Sebagai contoh ketika anak menyenggol gelas, dan gelas jatuh ke tanah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diwaktu berbeda anak melempar batu, batu akan jatuh ke tanah. Anak yang belum
tahu mengenai gaya gravitasi akan memberikan kesimpulan bahwa semua benda
yang dilempar akan jatuh ke tanah karena gaya tarik ke tanah (gaya gravitasi),
(Piaget dalam Ormrod 2008: 41).
Anak dapat mendapatkan manfaat, atau mengakomodasi pengalaman-
pengalaman baru jika mereka dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman
tersebut dengan pengetahuan dan keyakinan yang mereka miliki. Kondisi seperti
ini biasa disebut dengan ekuilibrium. Meski demikian ekuilibrium tidak
berlangsung tanpa akhir. Terkadang anak menjumpai situasi-situasi dimana
pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki tidak memadai atau
disekuilibrium. Proses pergerakan dari ekuilibrium ke disekuilibrium dan kembali
ke ekuilibrium disebut sebagai ekulibrasi (equilibration). Dalam pandangan
Piaget, ekuilibrasi dan hasrat intrinsik anak untuk meraih ekuilibrium mendorong
perkembangan kemampuan berpikir dan pengetahuan yang semakin kompleks
(Piaget dalam Ormrod 2008: 42).
Perubahan-perubahan yang terjadi diotak bersamaan seiring bertambahnya
usia, Piaget berspekulasi bahwa otak memang berubah secara signifikan.
Perubahan-perubahan tersebut memungkinkan terjadinya proses-proses berpikir
yang semakin kompleks (Piaget dalam Ormrod 2008: 43). Berikut merupakan
tahapan perkembangan konitif menurut Piaget (dalam Nuryanti, 2008:19) yang
mempunyai empat tahap sebagai berikut:
1) Periode Sensorimotor (dari lahir - 2 tahun)
Sejak dari lahir anak memahami dunia dari apa yang dilihat dan
ditangkap indera mereka yang lain. Mereka berkembang dari fungsi refleks
yang sederhana menuju skema melalui beberapa tahap. Pada akhir tahun
pertama bayi sudah mampu memunculkan respon dalam urutan yang lebih
kompleks, seperti mampu mengambil benda yang tersembunyi di balik sapu
tangan.
2) Periode Pra-operasianal (2 - 7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai membuat penilaian sederhana terhadap
objek dan kejadian di sekitarnya. Mereka mampu menggunakan simbol (kata-
kata, bahasa tubuh) untuk mewakili kejadian yang mereka maksudkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Penggunaan simbol ini menunjukkan peningkatan kemampuan
mengorganisasi informasi dan kemampuan berpikir. Pada periode ini anak
belum mampu mengembangkan konsep tentang aturan dalam bermain, namun
hanya melakukan apa yang boleh dan tidak boleh seperti dikatakan orang
dewasa di sekitar mereka.
3) Periode Operasianal Konkret (7 - 11 tahun)
Dalam tahap ini anak mencapai struktur logika tertentu yang
memungkinkan mereka membentuk beberapa operasi mental, namun masih
terbatas pada objek-objek yang konkret. Anak-anak menunjukkan kemampuan
untuk mengklasifikasikan beberapa tugas dan mengurutkan objek dalam
aturan tertentu. Pada periode ini anak-anak juga mulai mampu membuat
kategorisasi objek berdasarkan atribut yang tidak saja terlihat (seperti kategori
berdasarkan warna), namun berdasarkan label kategori yang lain, seperti
kelompok binatang, angka, dan kendaraan.
4) Periode Operasional Formal (11 - 15 tahun)
Pada periode ini operasional mental anak tidak lagi terbatas pada
objek-objek yang konkret, namun mereka sudah dapat menerapkannya pada
pernyataan verbal dan logika, baik pada objek yang nyata maupun tidak.
Kemampuan untuk menggeneralisasikan pernyataan yang abstrak sudah
muncul, begitu juga untuk beberapa hipotesis dan kemungkinan hasilnya.
Individu juga mampu memahami proporsi, manipulasi aljabar, dan proses-
proses abstrak yang lain.
Dalam tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, siswa kelas V
sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret. Anak dapat mencapai
struktur logika tertentu dengan bantuan objek konkret sehingga dapat membentuk
adaptasi dan peyeimbang yaitu proses asimilasi dan akomodasi secara terpadu.
Anak akan dapat mencapai tahap berpikir kritis dalam proses pembelajaran
dengan bantuan metode-metode tertentu. Salah satunya dengan metode mind map.
Metode mind map dapat mempermudah siswa dalam mengembangkan pola pikir
dalam berbagai penerapan konkret pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.1.1.2 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru hendaknya dapat
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Sanjaya
(2006: 147) menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai secara optimal. Berikut ini merupakan
beberapa metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam proses belajar di
kelas.
Beberapa ahli telah menjelaskan beberapa metode yang sering diterapkan
dalam pembelajaran. Namun, belum ada penjelasan yang membahas tentang
metode mind map. Padahal mind map termasuk dalam salah satu metode yang
dapat digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu peneliti membahas metode
mind map pada sub-bab yang berbeda agar metode mind map dapat dimengerti
lebih jelas.
2.1.1.3 Mind Map
Buzan (2008: 4) mengatakan mind map adalah teknik mencatat yang
kreatif, efektif, sederhana, dan dapat memetakan pikiran kita. Mind map
merupakan peta rute bagi ingatan yang memungkinkan kita menyusun fakta dan
pikiran dengan sedemikian rupa. Dengan menggunakan mind map dapat
menggapai berbagai materi ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari
segala sudut.
Michalko (dalam Buzan, 2008: 6) berpendapat bahwa mind map
mempunyai beberapa tujuan yaitu mengaktifkan seluruh otak, memungkinkan kita
terfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-
bagian informasi yang saling terpisah, memberikan gambaran yang jelas pada
keseluruhan dan perincian, memungkinkan kita mengelompokkan konsep, dan
membantu membandingkannya, memusatkan perhatian kita pada pokok bahasan
yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke
ingatan jangka panjang.
Buzan (2011: 6) menjelaskan bahwa mind map dapat membantu kita
dalam banyak hal. Mind map dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita
merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan
pikiran-pikiran, mengingat lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, dan melihat
gambar keseluruhan.
Michalko (dalam Buzan, 2011: 6) menjelaskan bahwa mind map akan
mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental,
memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukkan
hubungan antara bagian-bagian informasi saling terpisah, memberi gambaran
yang jelas pada keseluruhan dan perincian, memungkinkan kita mengelompokkan
konsep, dan membantu kita membandingkan.
Pembuatan mind map begitu mudah dan alami. Buzan (2008: 14)
menguraikan bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat mind map yaitu
kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, proses berpikir, imajinasi.
Dengan bahan-bahan tersebut, maka dapat dimulai langkah-langkah dalam
membuat mind map. Berikut tujuh langkah dalam membuat mind map (Buzan,
2008: 15):
a. Memulai menulis pokok bahasan dari bagian tengah kertas kosong. sisi
panjang kertas diletakkan mendatar. Dengan memulai dari tengah dapat
memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah.
b. Menggunakan gambar atau foto sentral. Dengan sebuah gambar dapat
bermakna seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Gambar sentral
akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi dan
mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna karena bagi otak, warna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat mind map menjadi lebih hidup. Warna dapat
menambah energi kepada pemikiran kreatif sehingga menyenangkan.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya,
karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga
atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, maka akan
lebih mudah mengerti dan mengingat.
e. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus
akan membosankan otak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
f. Menggunakan satu kata kunci utuk setiap garis karena kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.
g. Menggunakan gambar karena seperti gambar sentral, setiap gambar
mempunyai makna seribu kata.
Berikut merupakan contoh gambar mind map:
Gambar 2.1 Contoh mind map ciri-ciri mahluk hidup
(Sumber: http://exstudy.blogspot.com/2011/04/minds-mapping-ipa-sd.html)
Metode mind map merupakan salah satu metode yang dapat membantu
siswa dalam mencerna materi pembelajaran. Mind map dapat mengaktifkan siswa
kerena keunikanya dapat membuat siswa tertarik untuk berimajinasi dengan
mengembangkan sebuah tema menjadi bagian sub-sub tema dari yang dipelajari.
mind map dapat membuat siswa merasa antusias untuk berekspresi sekaligus
memahami materi, sehingga dengan bantuan mind map siswa akan
mengakomodasi pengetahuan lama dan mengasimilasi pengetahuan baru dalam
bentuk karya mind map. Maka materi pembelajaran dapat diingat lebih lama.
2.1.1.4 Perbedaan Mind Map dengan Peta Konsep
Mind map dan peta konsep mempunyai perbedaan yang mendasar. Novak
(dalam Yogihati, 2010: 105) mengartikan peta konsep sebagai sebutan “Consept
Mapping” atau Pannen (dalam Yogihati, 2010: 105) mengartikan concept
mappping sebagai “peta kognitif”. Peta kognitif dapat memperlihatkan arti suatu
konsep berdasarkan proposisi konsep tersebut dengan konsep-konsep lainnya.
Asan (dalam Yogihati, 2010: 105) berpendapat bahwa peta konsep merupakan
representatif dari beberapa konsep serta berbagai hubungan antar struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Suparno (dalam Yogihati, 2010: 105)
memaknai peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan
suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep. Yogihati (2010: 105)
mengartikan peta konsep dapat diartikan sebagai alat yang skematis untuk
menunjukkan arti suatu konsep berdasarkan proposisi. Peta konsep ini
mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsep-konsep dan
menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep disusun hirarki, konsep yang
lebih umum berada di atas dalam peta, sedangkan yang khusus di bawah dan
relasi antar konsep diletakkan di antara konsep-konsep dengan anak panah.
Berikut merupakan contoh peta konsep:
Gambar 2.2 Contoh peta konsep
(Sumber: http://belajar-ipa-asyik.blogspot.com/p/peta-konsep.html)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peta konsep dan mind map
mempunyai perbedaan arti yang mendasar. Peta konsep dapat memperlihatkan arti
suatu konsep berdasarkan proposisi konsep dan merupakan representatif dari
suatu rangkaian konsep serta berbagai hubungan antar struktur pengetahuan.
Sedangkan mind map merupakan peta rute bagi ingatan yang memungkinkan kita
menyusun fakta dan membantu menunjukkan hubungan antara bagian- bagian
informasi yang saling terpisah, memberikan gambaran yang jelas pada
keseluruhan dan perincian, memungkinkan kita mengelompokkan konsep, dan
membantu membandingkannya, memusatkan perhatian kita pada pokok bahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke
ingatan jangka panjang.
2.1.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam
1) Hakikat IPA
Iskandar (2001: 2) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah
mata pelajaran tentang penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola
keteraturan dalam alam. Mempelajari IPA tidak hanya berkaitan dengan alam dan
prosedur penelitian, namun berkaitan juga dengan hakikat IPA. Hakikat IPA,
antara lain IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai teori
(Iskandar, 2001: 3-8)
a) IPA sebagai Produk.
IPA selalu menghasilkan pengetahuan baru yang berdasarkan proses yang
sistematik. Produk-produk IPA antara lain yaitu fakta, konsep, prinsip dan
hukum. Fakta dalam IPA yaitu pernyataan-pernyataan tentang benda-benda
yang benar-benar ada atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan
sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang
menggabungkan fakta-fakta yang ada sehingga saling berhubungan. Prinsip
IPA adalah deskripsi yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Hukum
sering merupakan prinsip-prinsip yang sudah mengalami pengujian.
b) IPA sebagai Proses.
Pada pembelajaran, cara kerja untuk memperoleh suatu hasil dalam IPA
mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penyelidikan.
Keterampilan proses dalam IPA berkaitan dengan mengamati, mengukur,
menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis,
membuat grafik, melakukan eksperiman.
c) IPA sebagai dimensi sikap
IPA mengembangkan kemampuan sikap yang dimiliki siswa seperti rasa
ingin tahu, ketelitian, dan rasa tanggung jawab. IPA dapat pula dipandang
sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap
alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2) Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam Depdikbud (2007: 485) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan
agar siswa memiliki kemampuan-kemampuan seperti memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan
dan keteraturan alam ciptaan-Nya. IPA juga mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat. Selain itu IPA mampu mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, meningkatkan kesadaran
untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan. Dengan IPA akan memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan
keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
3) Ruang lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD adalah sebagai berikut
(Depdikbud, 2007: 485):
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.
c) Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Materi IPA merupakan peristiwa-peristiwa yang dipelajari melalui
serangkaian metode ilmiah yang sistematis dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu materi IPA di sekolah dasar adalah Pesawat sederhana. Materi ini akan
membahas pengetahuan IPA dimana pekerjaan dapat diselesaikan secara mudah
dan cepat dengan bantuan pesawat sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.1.1.6 Materi Pesawat Sederhana
Standar Kompetensi IPA kelas V yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
Sedangkan kompetensi dasar yang dipilih adalah 5.2 Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
Pesawat adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia.
Kekuatan otot manusia terbatas. Setiap melakukan suatu pekerjaan akan menemui
kesulitan. Misalnya membuka tutup botol, memanjat pohon, menimba air, dan
memindahkan barang yang berat. Oleh karena itu, diperlukan alat untuk
mempermudah pekerjaan tersebut yaitu dengan menggunakan pesawat sederhana.
Pesawat sederhana dapat memperkecil gaya yang dikeluarkan.
Berikut merupakan jenis-jenis pesawat sederhana (Azmiyawati, 2008: 99 -
117):
1) Pengungkit atau Tuas
Pengungkit atau tuas memiliki tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita
mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban
merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya
suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Pengungkit/tuas
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Pengungkit Golongan I
Pada pengungkit golongan I, letak tumpu di antara titik beban dan kuasa.
Catut, gunting, dan pencabut paku merupakan alat-alat yang menggunakan prinsip
kerja pengungkit golongan I.
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 99)
Gambar 2.3 Prinsip kerja pengungkit golongan I
b) Pengungkit Golongan II
Pada pengungkit golongan II, letak beban di antara titik tumpu dan kuasa.
Kereta sorong, pembuka kaleng, dan pemotong kertas merupakan alat-alat yang
menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 99)
Gambar 2.4 Prinsip kerja pengungkit golongan II
c) Pengungkit Golongan III
Pada pengungkit golongan III, letak kuasa di antara beban dan titik tumpu.
Stapler, pinset, dan sapu menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan III.
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 100)
Gambar 2.5 Prinsip kerja pengungkit golongan III
2) Bidang Miring
Untuk memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Cara paling mudah
memindahkan peti ke dalam truk yaitu dengan menggunakan bidang miring. Peti
dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang dikeluarkan lebih
kecil daripada mengangkat peti secara langsung. Contoh lain peralatan yang
menggunakan prinsip bidang miring adalah tangga, pisau, obeng, sekrup, dan
paku. Bagian yang tajam dari peralatan tersebut adalah menggunakan prinsip
bidang miring (Sulistyanto, 2008:115).
(Sumber: Azmiyawati, 2008:102)
Gambar 2.6 Alat-alat bidang miring
3) Katrol
Azmiyamati, (2008:103), mengatakan bahwa katrol adalah roda yang
berputar pada porosnya dan tali sebagai penghubungnya. Ada beberapa jenis
katrol yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a) Katrol Tetap
Katrol tetap adalah katrol yang tidak berubah posisinya ketika digunakan
untuk memindahkan benda. Contoh katrol tetap seperti katrol yang digunakan
pada sumur timba, tiang bendera, dan tarikan burung.
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 103 dan Sulistyanto, 2008: 117)
Gambar 2.7 Katrol tetap
b) Katrol Bebas
Katrol bebas merupakan katrol yang berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol bebas seperti katrol yang
digunakan fly fox dan alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
(Sumber: Sulistyanto, 2008: 118)
Gambar 2.8 Katrol bebas
c) Katrol Majemuk
Katrol majemuk adalah perpaduan katrol yang tetap dan katrol bebas.
Contoh katrol majemuk seperti katrol yang digunakan pada alat-alat pengangkat
proyek bangunan.
(Sumber: Sulistyanto, 2008 :118)
Gambar 2.9 Katrol majemuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4) Roda Berporos
Roda berporos adalah roda yang dihubungkan dengan sebuah poros dan
dapat berputar bersama-sama. Adanya roda memungkinkan manusia untuk
bergerak lebih cepat dan mudah. Ketika berangakat ke sekolah dengan
mengendarai sepeda tentu lebih cepat daripada berjalan kaki. Bahkan, orang
lumpuh kakinya pun dapat bergerak lebih cepat dengan menggunakan kursi roda.
Roda berporos juga digunakan dalam mesin-mesin kendaraan maupun industry.
Contoh peralatan yang menggunakan prinsip roda berporos yaitu roda pada mobil,
roda pada sepeda, setir mobil, roda dokar, dan setir kapal (Azmiyawati, 2008:
104).
(Sumber: Azmiyawati, 2008: 105 dan Sulistyanto, 2008: 119)
Gambar 2.10 Alat-alat roda berporos
Materi pesawat sederhana merupakan cara yang mudah dan cepat untuk
menyelesaikan pekerjaan. Dalam beberapa perkerjaan sehari-hari dibutuhkan alat
sesuai untuk memperlancar pekerjaan, tentu hal ini diperlukan kecermatan untuk
memilih alat–alat yang sesuai. Dengan metode mind map diharapkan siswa
mampu berpikir kritis memilih dan menjelaskan alat yang sesuai untuk
mempermudah dan mempercepat pekerjaan.
2.1.1.7 Berpikir Kritis
Johnson (2007: 183) berpendapat berpikir kritis merupakan sebuah proses
yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi,
dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
berpendapat dengan cara terorganisir. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
menganalisis secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain.
Proses berpikir kritis mengharuskan keterbukaan pikiran, kerendahan hati,
dan kesabaran, kualitas-kualitas tersebut membantu seseorang mencapai
pemahaman yang mendalam. Berpikir kritis merupakan sikap terbuka yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sekali melihat makna dibalik informasi dan kejadian. Kemampuan ini merupakan
keinginan untuk mencari keyakinan yang ditimbang baik-baik berdasarkan bukti
logis dan logika yang benar. Pencarian akan kebenaran dapat membuat berhati-
hati dalam menarik kesimpulan, cepat mengakui kebodohan, rindu mendapatkan
informasi baru, sabar dalam menyelidiki bukti, toleran terhadap sudut pandang
baru, dan mau mengakui kelebihan sudut pandang orang lain dibandingkan
dengan sudut pandang mereka sendiri (Johnson, 2007: 184).
Peter A. Facione (1990) berpikir kritis adalah penilaian yang terarah dan
terukur yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan juga
penjelasan terhadap pertimbangan-pertimbangan faktual, konseptual, metodologis,
kriterilogis, atau kontekstual yang menjadi dasar penilaian tersebut. Facione
menyebutkan bahwa kemampuan berpikir kritis memiliki dua dimensi, yaitu
dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif.
1) Kemampuan Berpikir Kritis Kategori Kognitif
Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling
penting yang terdiri dari 6 kemampuan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,
inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Kemampuan dalam dimensi kognitif ini
dapat dilihat dalam bagan berikut:
Tabel 2.1 Kemampuan Berpikir Kategori Kognitif
Kemampuan Sub- Kemampuan
1. Interpretasi 1. Membuat kategori
2. Memahami makna
3. Menjelaskan makna
2. Analisis 1. Menguji gagasan
2. Mengidentifikasi argumen
3. Menganalisis argument
3. Evaluasi 1. Menilai klaim
2. Menilai argument
4. Inferensi 1. Menguji bukti-bukti
2. Menerka alternatif
3. Menarik kesimpulan
5. Eksplanasi 1. Menjelaskan hasil penalaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Menjustifikasi prosedur
3. Menjelaskan argument
6. Regulasi diri 1. Eksaminasi diri
2. Koreksi diri
Interpretasi adalah kemampuan untuk memahami dan menjelaskan pengertian
dari situasi, pengalaman, kejadian, data, keputusan, kejadian, kepercayaan, aturan,
prosedur dan kriteria.
Analisis adalah kemampuan mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari
pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan lain untuk
mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau
opini.
Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai kebenaran pernyataan yang
digunakan untuk menyampaikan pemikiran, persepsi, pandangan, keputusan,
alasan, serta opini.
Inferensi adalah kemampuan mengidentifikasi dan memastikan elemen-
elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal, merumuskan
dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan, dan
menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan,
prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau
bentuk ungkapan lainnya.
Eksplanasi adalah kemampuan menyatakan hasil pemikiran, penjelaskan
alasan berdasarkan pertimbangan bukti, konsep metodologi, kriteriologi dan
konteks.
Regulasi diri yaitu kemampuan monitor aktivitas kognitifnya sendiri secara
sadar, unsur-unsur yang ikut memainkan peran dalam aktivitas tersebut, dan
kemampuan untuk memonitor aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik
kesimpulan dengan menganalisis dan mengevaluasi penilaiannya sendiri dengan
mempertanyakan, mengonfirmasi, memvaliditas, atau mengoreksi penalarannya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Kemampuan Berpikir Kritis Dimensi Disposisi Afektif
Facione menjelaskan bahwa disposisi afektif lebih merupakan sikap yang
menjadi dasar dalam mendekati permasalahan. Dalam disposisi afektif masih
dibagi lagi dua bagian, yaitu:
a) Sikap umum
Sikap yang termasuk dalam kategori sikap umun ada 12 sikap yaitu 1) Rasa
ingin tahu yang tinggi terhadap berbagai permasalahan. 2) Berusaha untuk selalu
mendapatkan informasi yang memadai. 3) Sadar untuk berpikir kritis. 4)
Mengedepankan proses inkuiri yang rasional. 5) Percaya akan kemampuan diri
sendiri untuk bernalar. 6) Berpikiran terbuka terhadap berbagai pandangan yang
berbeda. 7) Fleksibel untuk mempertimbangkan alternatif dan pendapat lain yang
berbeda. 8) Mau memahami opini orang lain. 9) Menghargai nalar. 10) Jujur akan
kecenderungan adanya bias, prasangka, dan egosentrisme atau sosiosentrisme. 11)
Hati-hati dalam menangguhkan, membuat, atau mengubah penilaian. 12)
Kesediaan untuk meninjau ulang pandangan sendiri jika bukti mengatakan yang
berbeda.
b) Sikap khusus
Sikap yang termasuk dalam kategori sikap khusus ada tujuh sikap yaitu: 1)
Kejelasan dalam merumuskan permasalahan. 2) Sabar dalam menghadapi
permasalahan yang kompleks. 3) Tekun mencari informasi yang relevan. 4)
Rasional dalam menyeleksi dan menerapkan suatu kriteria. 5) Memfokuskan
perhatian dalam menghadapi suatu permasalahan. 6) Daya tahan dalam
menghadapi kesulitan. 7) Ketajaman dalam menganalisis permasalahan dan latar
belakangnya.
Dalam penelitian ini, dimensi kognitif yang difokuskan oleh peneliti hanya
pada kemampuan evaluasi dan inferensi. Pada pembahasan selanjutnya
merupakan pembahasan mengenai dua kemampuan tersebut (Facione, 1990).
2.1.1.8 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi
a) Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan untuk menilai kredibilitas pernyataan atau
ungkapan lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian,
kepercayaan, atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu penalaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau ungkapan lainnya.
Sub kemampuan dalam evaluasi yaitu menilai klaim dan manilai argumen.
b) Inferensi
Inferensi merupakan kemampuan mengidentifikasi dan memastikan elemen-
elemen yang diperlukan untuk menrik alasan yang masuk akal, merumuskan
dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan, dan
menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari data, pernyataan,
prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran, pertanyaan, atau
bentuk ungkapan lainnya. Sub kemampuan dalam inferensi yaitu menguji bukti-
bukti, menerka alternatif, dan menarik kesimpulan.
2.1.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Kemampuan Berpikir Kritis
Penelitian yang dilakukan oleh A. Sochibin, P. Dwijananti, P. Marwoto
(2009) bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa
,pertumbuhan dan perkembangan keterampilan bepikir kritis siswa terhadap
pokok bahasan air dan sifatnya. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas.
Sampel penelitian adalah kelas IV semester gasal SDN Sekaran 01 Gunungpati
Semarang. Pengumpulan data dialkukan dengan metode dokumentasi, metode tes,
dan metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
Inquiry terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menumbuh
kembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air
dan sifatnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Angesti Febriana, Nur Ngazizah, Eko
Setyadi Kurniawan (2013) bertujuan untuk pengembangan student worksheet
(pedoman belajar bagi siswa) dengan pendekatan problem solving untuk
mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah Research and Development (R&D), yang terdiri dari tiga tahap,
yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kebumen Tahun
Pelajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 20 siswa. Pengumpulan data penelitian
menggunakan metode observasi, wawancara, pengamatan keterlaksanaan
pembelajaran, respon siswa, angket validasi student worksheet. Berdasarkan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
penelitian diperoleh rata-rata persentase hasil evaluasi student worksheet dari
dosen ahli 70%, dari guru fisika SMA 80,66%, dari teman sejawat 81,33%.
Penggunaan student worksheet dengan pendekatan problem solving dapat
mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis dengan rata-rata skor posttest sebesar
88.
Penelitian yang dilakukan A. Setyowati, B. Subali, Mosik (2011) berujuan
untuk mengetahui pengaruh implementasi pendekatan konflik kognitif dalam
pembelajaran fisika terhadap kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep dan
hasil belajar kognitif siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
Sampel penelitian yaitu VIIIB sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIC sebagai
kelas kontrol. Dari analisis uji rata-rata dua pihak atau uji t diperoleh harga ttabel <
thitung yang berarti bahwa terdapat perbedaan terhadap rata-rata kemampuan
berpikir kritis, tabel hitung pemahaman konsep dan hasil belajar kognitif kedua
kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi pendekatan
konflik kognitif pada pokok bahasan tekanan efektif digunakan dalam
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman konsep dan hasil belajar
kognitif siswa kelas VIII SMP.
2.1.2.2 Penelitian-Penelitian tentang Mind Map
Penelitian yang dilakukan Dewa Ayu Made Manu Okta Priantini, Nengah
Bawa Atmadja, A.A.I.N Marhaeni (2013) bertjuan untuk mengetahui pengaruh
metode Mind Mapping terhadap keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar
IPS. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan rancangan
The Posttest-Only Control Group Design. Sampel penelitian terdiri dari 64 orang
siswa kelas VIII pada sekolah menengah pertama. Pengumpulan data dengan
menggunakan tes keterampilan berpikir kreatif dan tes prestasi belajar IPS. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan MANOVA. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa
yang dengan menggunakan metode Mind Mapping (Fhitung =12,71 dan Sig =
0,001), 2) terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa pembelajaran dengan
menggunakan metode Mind Mapping (F hitung sebesar 5,865 dan sig = 0,018),
dan 3) keterampilan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS dengan metode Mind
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Mapping lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F
hitung sebesar 8,41 dan Sig. = 0,001).
Penelitian yang dilakukan Tia Ristiasari, Bambang Priyono, Sri Sukaesih
(2012) bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem
solving dengan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII
SMP N 6 Temanggung. Penelitian eksperimental ini menggunakan desain
Nonequivalent Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah VII G
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian
diperoleh peningkatan tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen
sebesar 0,40 (sedang) sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,23 (rendah). Hasil
uji t-test menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen
berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa
penerapan model pembelajaran problem solving dengan mind mapping
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis di SMP Negeri 6 Temanggung.
Penelitian yang dilakukan Netti Yuniarti, St. Y. Slamet, Budhi Setiawan
(2013) bertujuan untuk(1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis
cerita penek siswa kelas IX A SMP Negeri 9 Pontianak dengan metode peta
pikiran (mind mapping), dan (2) meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek
dengan metode peta pikiran (mind mapping) pada siswa IX A SMP Negeri 9
Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode Peta Pikiran (Mind Mapping), dapat meningkatkan
mutu proses pembelajaran bahasa Indonesia dan menghasilkan peningkatan
kualitas kemampuan menulis cerita pendek siswa. Hal tersebut terefleksi dari
kemampuan menulis cerita pendek siswa terus meningkat dari nilai rata-rata 63,14
pada pra siklus, meningkat pada siklus I (66,71), siklus II (72,29) dan siklus III
(77,43). Peningkatan nilai tersebut telah memenuhi batas kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Hasil penelitian sebelumnya dapat dibuat peta literatur sebagai berikut :
Gambar 2.11 Literatur Map
Penelitian-penelitian terdahulu belum menjelaskan pengaruh mind map
tehadap berpikir kritis, maka peneliti bermaksud mengisi kekosongan penelitian
yang sudah ada yaitu mind map dan berpikir kritis kemampuan evaluasi dan
inferensi.
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran IPA membutuhkan metode untuk membantu
mempermudah keterampilan berpikir siswa. Metode mind map merupakan contoh
metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan dan mendorong siswa belajar
aktif dan kreatif. Mind map dapat membantu siswa dalam memahami peta rute
materi yang memungkinkan kita menyusun fakta dan konsep materi. Dengan
Mind map
Berpikir Kritis
Priantini, dkk (2013)
Mind Map – berpikir kreatif
dan Prestasi Belajar
Sochibin A., dkk (2009)
Metode inkuiri terpimpin --
Berpikir Kritis
Febriana A., Dkk (2013)
Pendekatan Problem Solving --
Berpikir Kritis
Ristiasari, dkk (2012) problem solving & Mind Map
– berpikir kritis
Setyowati A., dkk (2009)
Pendekatan konflik kognitif -
Berpikir Kritis
Yuniarti N., dkk(2013)
Mind Map – menulis ceita
pendek
Yang perlu diteliti:
Penggunaan Mind Map -
Berpikir Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menggunakan mind map dapat menggapai berbagai materi ke segala arah dan
menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Sehingga dengan mind map akan
mengaktifkan seluruh otak, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-
bagian informasi yang saling terpisah, membantu membandingkannya,
memusatkan perhatian kita pada pokok materi, dan kemampuan kognitif yang
tertinggi dapat tercapai dengan baik.
Kemampuan berpikir kritis dimensi kognitif dipandang sebagai pusat
kecakapan mental yang paling penting. Kemampuan ini merupakan keinginan
untuk mencari keyakinan yang ditimbang baik-baik berdasarkan bukti logis dan
logika yang benar. Pembelajaran IPA merupakan proses belajar ilmu alam yang
membutuhkan pemikiran logis. Pembelajaran yang baik tentu membutuhkan
metode yang dapat mempengaruhi perkembangan berpikir kritis pada anak.
Penggunaan mind map diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis kategori kognitif peserta didik. Jika metode mind map diterapkan
pada kelompok eksperimen, pencapaian perkembangan berpikir kritis anak akan
lebih tinggi daripada perkembangan berpikir kritis kelompok kontrol yang tidak
menggunakan metode mind map.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi
pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester genap
tahun ajaran 2013/2014.
2.3.2 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
inferensi pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
semester genap tahun ajaran 2013/2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting
penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen
penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Sugiyono (2010: 109-118) menjelaskan ada empat jenis penelitian
eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu Pre-Experimental
Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental
Design. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi experimental Design
tipe Nonequivalent Kontrol Group Design (Sugiyono, 2010: 114). Pada metode
kuasi eksperimen memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Creswell menyatakan bahwa tipe nonequivalent control
group design menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
dipilih secara tidak acak, kemudian diberi pretest untuk mengetahui adanya atau
tidaknya perbedaan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (Creswell, 2010: 242). Pada penelitian eksperimental murni (True
Experimental Design) pemilihan sampel dengan cara random bertujuan untuk
memastikan bahwa kedua kelompok memilki kemapuan yang setara. Meskipun
pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian quasi-
experimental tidak dilakukan secara random, namun dalam penelitian ini akan
dilakukan uji perbedaan kemampuan awal untuk memastikan bahwa kedua
kelompok memiliki kemampuan awal yang setara.
Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 276) berpendapat bahwa hasil
penelitian menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi
dapat dihitung dalam tiga langkah: (1) kurangi skor pretest dari skor posttest
untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest
dari skor posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; dan (3)
kurangi skor 2 dari skor 1. Berdasarkan Campbell dan Stanley, efek dari
intervensi eksperimental akan menghasilkan rumus: (O2 - O1) – (O4 – O3). Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya
jika hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Berdasarkan
penjelasan di atas, desain penelitian dengan quasi-experimental design tipe non-
equivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
= Rerata skor pretest kelompok eksperimen
= Rerata skor posttest kelompok eksperimen
x = Treatment/perlakuan dengan metode mind map
= Rerata skor pretest kelompok kontrol
= Rerata skor posttest kelompok kontrol
Semua data yang diobservasi adalah data yang diambil dari variabel
dependen dengan pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Sedangkan data dari variabel independen tidak dianalisis.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta
semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Sekolah ini beralamat di jalan HOS
Cokroaminoto No 8, Pakuncen, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius
Wirobrajan karena Peneliti tertarik dengan proses pembelajaran yang terjadi di
kelas. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2014 pukul
07.30 – 09.00 WIB siswa mengalami suasana pembelajaran yang kurang
menyenangkan. Guru lebih banyak memberikan tugas dan ceramah dalam
pembelajaran di kelas. Jika terjadi keadaan yang demikian seharusnya prestasi
belajar siswa rendah, tetapi yang terjadi di SD Kanisius Wirobrajan siswa tetap
memperoleh nilai yang bagus pada mata pelajaran IPA. Hal ini yang membuat
x
- - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan metode
mind map dalam kemampuan berpikir kritis yaitu evaluasi dan inferensi. Selain
hal itu, sekolah ini mempunyai kelas yang paralel sehingga dapat digunakan untuk
penelitian jenis eksperimen, karena dalam penelitian eksperimen membutuhkan
lebih dari satu kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Jumlah siswa yang diteliti di SD Kanisius Wirobrajan juga lumayan banyak,
dengan jumlah siswa yang memadai tersebut diharapkan mendapatkan data
penelitian yang normal.
Sekolah mempunyai tenaga karyawan sebanyak 26 orang, yang terdiri dari
12 guru kelas satu sampai kelas enam pararel. Sisanya adalah kepala sekolah, guru
bidang, penjaga sekolah, dan karyawan bantu. Jumlah total siswa yang ada
disekolah ini sebanyak 390 yang tersebar dikelas pararel. Karakter siswa yang
terlihat yaitu anak sering nakal seperti layaknya anak SD pada umumnya, namun
mereka mudah diatur. Di sekolah belum melayani anak kebutuhan khusus. Hal ini
dikarenakan sekolah tidak memiliki tenaga pengajar untuk anak berkebutuhan
khusus. Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi rutinitas sekolah di luar kegiatan
pembelajaran. Seperti kegiatan taekwondo, seni karawitan, seni tari, paduan suara,
kegiatan pramuka, dan ekstra bimbingan bahasa inggris. Sehingga berbagai
prestasi ditunjukan oleh siswa-siswinya, seperti menang lomba menggambar,
bernyanyi, menang lomba tari se-DIY.
3.2.2 Waktu Pengambilan Data
Waktu pelasanaan penelitian dilakukan di semester genap tahun ajaran
2013/2014. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Februari
2014. Krathwohl (2004: 547) berpendapat bahwa pengambilan data eksperimental
dianjurkan dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin untuk mengurangi bias.
Untuk mengurangi bias dalam penelitian eksperimental maka lama waktu
pengambilan data pretest dan posttest yaitu selang dua minggu. Berikut ini adalah
jadwal pengambilan data bagi kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Kegiatan Alokasi
Waktu
Hari dan tanggal
Kelompok
experimen
Pretest 3 x 35 menit 5 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana secara keseluruhan
3 x 35 menit 6 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana jenis tuas atau pengukit
3 x 35 menit 7 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian bidang miring
3 x 35 menit 10 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian katrol
3 x 35 menit 12 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian roda berporos
3 x 35 menit 20 februari 2014
Merangkum pembelajaran pesawat
sederhana secara keseluruhan dan
membuat mind map secara keseluruhan.
3 x 35 menit 24 Februari 2014
Post test I 2 x 40 menit 25 Februari 2014
Post test II 2 x 35 menit 28 Maret 2014
Kelompok
kontrol
Pretest 2 x 40 menit 6 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana secara keseluruhan
8 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian tuas atau pengukit
2 x 40 menit 11 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian bidang miring
2 x 40 menit 13 Februari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian katrol
2 x 40 menit 21 Febtuari 2014
Pembelajaran tentang pesawat
sederhana bagian roda berporos
2 x 40 menit 22 Februari 2014
Merangkum pembelajaran pesawat
sederhana secara keseluruhan dan
membuat mind map secara keseluruhan.
24 Februari 2014
Post test I 2 x 40 menit 25 Februari 2014
Post test II 2 x 35 menit 28 Maret 2014
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2010: 118) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Kanisius Wirobrajan sebanyak 87 siswa. Pengambilan populasi di sekolah ini
didasarkan dari pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang
pesawat sederhana yang hanya diajarkan di kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sugiyono (2010: 297) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tertentu. Sampel dalam penelitian
ini terdiri dari 2 sampel yang terbagi dalam kelompok ekperimen dan kelompok
kontrol. Sugiyono mengemukakan bahwa teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel (Sugiyono, 2010: 297). Penentuan sampel kelompok ini
dilakukan dengan menggunakan undian gulungan kertas, kertas yang keluar
pertama dijadikan kelas eksperimen dan untuk kertas kedua dijadikan kelas
kontrol. Pengundian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2013 yang disaksikan
oleh kepala sekolah, guru kelas VA dan VB. Tujuan pengambilan undian ini
hanya untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil undian diperoleh kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan
VB sebagai kelompok kontrol.
3.4 Variabel Penelitian
Sugiyono (2010: 61) berpendapat bahwa variabel adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel independen dan
variabel dependen.
3.4.1 Variabel Independen (Bebas)
Sugiyono (2010: 61) mengatakan, variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen
adalah penggunaan metode mind map.
3.4.2 Variabel Dependen (Terikat)
Sugiyono (2010: 61) mengatakan variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akbat, karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan evaluasi dan
inferensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berikut adalah pemetaan variabel dari penelitian ini:
Variabel independen variabel dependen
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes.
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis khususnya dalam
kemampuan evaluasi dan inferensi dengan 2 soal uraian. Tes yang diberikan
kepada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen merupakan pretest
sekaligus posttest. Langkah awal penelitian ini adalah pemberian pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuannya untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dilakukan. Selanjutnya pada
kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu metode mind map. Sedangkan
kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan atau menggunakan metode
konvensional. Setelah diberikan perlakuan, dilakukan posttest pada masing-
masing kelompok dan kemudian hasilnya dibandingkan. Sehingga dapat diketahui
ada tidaknya pengaruh perlakuan atau treatment yang telah diberikan.
Pelaksanaan penggunaan mind map dan pengajaran dilakukan oleh guru
mitra. Hal ini didasarkan atas pertimbangan kesesuaian hasil yang akan dicapai
untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan (penggunaan mind map).
Sedangkan untuk pengamatan dan dokumentasi dilakukan juga oleh peneliti guna
untuk ditindak-lanjuti dan dianalisa.
Krathwohl (2004: 546) menganjurkan untuk lebih mengetahui
sensivitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian eksperimental dianjurkan untuk
melakukan posttest II sesudah posttest I. Tujuannya untuk lebih mengetahui
retensi pengaruh perlakuan. Untuk itu, pada penelitian ini diberikan posttest II
dengan menggunakan soal yang sama dengan pretest untuk melihat dampak
Metode Mind Map
Kemampuan Evaluasi
Kemampuan Inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
perlakuan dan sudut pandang subyek yang diteliti dan pengaruh perlakuan di kelas
eksperimen.
Selain dengan tes, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan
observasi. Wawancara yaitu laporan tentang diri sendiri, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2011: 188). Sugiyono
(2011: 196) mengatakan bahwa observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan teknik yang lain. Selain itu,
untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan penelitian
kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subyek yang diteliti terkait
perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan
interview dan observasi sesudah penelitian (Krathwohl, 2004: 547). Untuk itu,
pada penelitian ini digunakan wawancara dan observasi agar peneliti lebih
memahami sudut pandang subyek yang diteliti.
Berikut merupakan tabel pengumpulan data pretest dan posttest:
Tabel 3.5 Tabel Pengumpulan Data
Kelompok Variabel Data Instrumen yang digunakan
Kontrol Evaluasi Skor Pretest Soal Essai (nomor3)
Skor Posttest
Inferensi Skor Pretest Soal Essai (nomor4)
Skor Posttest
Eksperimen Evaluasi Skor Pretest Soal Essai (nomor3)
Skor Posttest
Inferensi Skor Pretest Soal Essai (nomor4)
Skor Posttest
3.6 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011: 148) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang diamati.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tes. Tes ini merupakan
pretest sekaligus posttest. Instrumen penelitian ini diberikan di kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Penyusunan tes essay ini memilih materi mengenai pesawat sederhana di
kelas V semester genap. Tes terdiri dari soal cerita yang akan dibahas melalui 6
soal essai. Setiap soal mengukur satu kemampuan berpikir kritis yaitu
kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
Instrumen ini digunakan oleh 3 peneliti. Sehingga setiap peneliti membahas dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kemampuan saja. Tes essay yang digunakan peneliti memuat kemampuan
evaluasi dan inferensi. Penelitian ini menggunakan standar kompetensi 5.
memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi
dasar yang digunakan adalah 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Berikut matriks pengembangan
yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian.
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Soal-soal essai yang akan digunakan sebagai alat pengukur penelitian
perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diberikan kepada responden. Hal ini
dilakukan dengan harapan agar menghindari isi pertanyaan-pertanyaan yang
kurang jelas, bahasa yang digunakan dalam membuat pertanyaan kurang tepat,
serta maksud pertanyaan jelas dan mampu dimengerti oleh responden.
3.7.1 Uji Validitas
Azwar mengemukakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008). Sugiyono (2011: 121) menyatakan
bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur.
No Variabel Indikator No Soal
1. Evaluasi
Menilai relevansi suatu argument untuk menyelesaikan
pekerjaan.
3
Menilai argument pesawat sederhana didasarkan pada
asumsi/alasan yang benar
Menilai benar tidaknya argument pesawat seerhana dalam
menyelesaikan pekerjaan
Memberikan argumen cara kerja pesawat sederhana dalam
menyelesaikan pekerjaan
2. Inferensi
Mengemukakan alternatif-alternatif pesawat sederhana untuk
menyelesaikan pekerjaan
4
Menentukan kesimpulan paling kuat diterima dan paling lemah
ditolak dalam menyelesaikan pekerjaan
Menemukan rencana-rencana yang untuk menyelesaikan
pekerjaan
Menarik kesimpulan pesawat sederhana yang sesuai dengan
cara kerja penyelesaian pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sugiyono (2011: 123) mengemukakan validitas instrumen yang berupa tes
harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity
(validitas isi). Instrumen memiliki validitas konstruksi jika disusun berdasarkan
teori yang relevan dan dikonsultasikan ke ahli (expert judgement). Alat ukur yang
valid tidak hanya mampu mengungkap data namun mampu memberikan
gambaran yang cermat mengenai data yang telah diuji.
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh
setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang
terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi menilik dari segi isi tes
itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar
sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili
secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahkan pelajaran yang
seharusnya diteskan (diujikan).
b. Validitas konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari segi
susunan, kerangka atau rekaannya. Adapun suatu tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas konstruksi, apabila tes hasil
belajar tersebut dapat secara tepat mencerminkan suatu konstruksi dalam teori
psikologis.
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi dan
konstruksi. Validitas konstruksi dilakukan dengan mengkonsultasikan ke ahli,
diantara dosen ahli Bahasa Indonesia dan dosen ahli IPA, serta guru mitra
penelitian, validitas dilakukan dengan mengoreksi isi dan memberikan skor dari
instrumen yang sudah dibuat. Validitas isi dilakukan dengan mengujicobakan soal
essay pada sekolah lain yang memiliki kesesuaian dengan SD Kanisius
Wirobrajan. Seperti di SD Kanisius Sorowajan yang berjumlah 27 siswa dan SD
Negeri II Tegalrejo yang berjumlah 26. Data yang diujikan pada kedua sekolah
diuji secara keseluruhan.
Untuk memudahkan perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program
komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Analisis statistik yang dalam uji
validitas ini menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Kriteria validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang digunakan yaitu jika harga probabilitas yang ada dalam sig. (2-tailled)
dibawah 0,05 (p < 0,05) atau rhitung > rtabel maka soal tersebut dinyatakan valid.
Berikut merupakan hasil validitas soal dalam penelitian ini (Lampiran 3.3)
Tabel 3.3 Hasil uji Validitas Soal Essay
No Variabel rtabel rhitung Signifikansi Keterangan
1 Interpretasi 0,22 0,685 0,000 Valid
2 Analisis 0,22 0,576 0,000 Valid
3 Evaluasi 0,22 0,617 0,000 Valid
4 Inferensi 0,22 0,543 0,000 Valid
5 Eksplanasi 0,22 0.606 0,000 Valid
6 Regulasi diri 0,22 0.601 0,000 Valid
. Penelitian ini adalah penelitian kolaboratif sehingga penelitian ini hanya
berfokus pada kemampuan evaluasi dan inferensi saja. Berdasarkan tabel uji
validitas di atas dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan Pearson Correlation
kemampuan evaluasi adalah 0,617(rhitung > rtabel) sehingga dinyatakan valid.
Sedangkan hasil perhitungan Pearson Correlation kemampuan inferensi = 0,543
(rhitung > rtabel) sehingga dinyatakan valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Sugiyono (2011: 121) mengemukakan bahwa instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Realibilitas juga berkenaan dengan
tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki
tingkat reliabilitas memadai, bila instrumen tersebut digunakan untuk mengukur
aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Hasilnya
dihitung dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson
(Sukmadinata, 2008: 229-230). Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama.
Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item soal yang valid.
Karena keenam soal yang dibuat bersama dengan 2 rekan peneliti seluruhnya
valid, maka semua soal diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas yang digunakan
adalah pengujian untuk memeriksa internal consistency. Penentuan reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menggunakan teknik Alpha Cronbach. Peneliti menggunakan SPSS 20 for
windows dalam perhitungan validitas dan reliabilitas. Berikut tabel kriteria
koefisien reliabilitas untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang
diperoleh (Masidjo, 1995: 209):
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
negatif – 0,20 Sangat rendah
Hasil Alpha Cronbach pada pengitungan reliabilitas untuk 6 soal valid
diperoleh sebesar 0,64 dengan kualifikasi cukup. Noor (2011: 165) menyatakan
bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika skor alpha > 0,60. Hasil perhitungan
menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,64 (p > 0,60) maka 6 soal tersebut
reliabel (lampiran no 3.4).
3.8 Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010: 243) menyatakan teknik analisis data digunakan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
dalam landasan teori. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif-
kuantitatif. Data ini merupakan rangkuman distribusi data pre-test dan post-test
dari hasil perhitungan statistik desktiptif dengan menggunakan program IBM
SPSS Statistics 20 for Windows. Dalam teknik ini mempunyai langkah-langkah
untuk menguji data yang dilakukan sebagai berikut (Priyatno, 2012: 141):
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas data diterapkan pada semua data yang akan diolah. Uji
normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau
tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan program IBM SPSS Statistics 20 for
Windows. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan pada
uji normalitas adalah jika harga sig. (2-tailed) > 0.05 maka data berdistribusi
normal (Sarwono, 2010: 25). Jika data menunjukkan distribusi normal uji statistik
yang digunakan selanjutnya adalah statistik parametrik dalam hal ini Independent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Samples t-test atau Paired Sample t-test. Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05 maka
data berdistribusi tidak normal (Sarwono, 2010: 25). Jika distribusi data tidak
normal, statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik dengan teknik
Mann-Whitney atau Wilcoxon
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan kondisi awal sebelum mendapatkan perlakuan pada masing-
masing kelompok. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest dilakukan dengan
menganalisis perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok
eksperimen, sehingga dapat dibuat perbandingan. Pengujian perbedaan
kemampuan awal dilakukan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for
Windows. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik
Independent Samples t-test. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah
jika harga sig. (2-tailed) > 0.05 maka kedua data tidak memiliki perbedaan
(Priyatno, 2012: 17). Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05 maka kedua data memiliki
perbedaan. Berikut hipotesis uji perbedaan kemampuan awal:
Hi : Ada perbedaan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Hnull : Tidak ada perbedaan antara skor pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini
berarti ada perbedaan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut mempunyai
kemampuan awal yang tidak sama.
2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini
berarti tidak ada perbedaan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut mempunyai
kemampuan awal yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest Ke Posttest
Uji selisih skor dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
selisih skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dengan selisih skor pretest
dan posttest kelompok kontrol. Uji selisih skor dilakukan jika tidak terdapat
perbedaan skor pretest antara kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari
titik pijak yang sama. Data selisih skor pretest ke posttest diperoleh dengan cara
mengurangkan hasil skor posttest dengan pretest pada kelompok kontrol maupun
eksperimen. Kemudian selisih skor dari kedua kelompok tersebut diuji statistik.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi jika data yang diperoleh
merupakan data yang berdistribusi normal maka data dianalisis dengan
menggunakan parametrik Independent Samples t-test. Sedangkan jika distribusi
data tersebut tidak normal maka data dianalisis dengan menggunakan analisis
nonparametrik dengan teknik Mann-Whitney atau Wilcoxon.
Berikut kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini:
Hi : Ada perbedaan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan antara selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap
kemampuan evaluasi dan inferensi.
2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map tidak
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut
3.8.3.1 Uji Kenaikan Skor Pretest dan Skor Posttest
Uji kenaikan skor pretest dan skor posttest dilakukan untuk melihat
apakah ada kenaikan skor antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen. Pengujian ini dilakukan dengan progam
IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Dari perhitungan akan diperlihatkan
persentase kenaikan masing-masing kelompok. Berdasarkan uji normalitas yang
sudah dilakukan dengan hasil data berdistrisbusi normal, maka analisis statistik
yang digunakan adalah statistik Paired Sample t-test. dengan tingkat kepercayaan
95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol atau
kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol
atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
kenaikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol atau kelompok
eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest
pada kemampuan evaluasi dan inferensi.
2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada kenaikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol atau
kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan skor dari
pretest ke posttest pada kemampuan evaluasi dan inferensi.
Untuk mengetahui presentase peningkatan atau penurunan skor pretest ke
posttes digunakan rumus seperti berikut:
P
3.8.3.2 Uji Besar Efek Perlakuan (Effect Size)
Uji besar efek perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh
metode mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Pentingnya suatu
pengaruh ini sering disebut sebagai effect size. Effect size adalah suatu ukuran
objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(Field, A. 2009: 56-57). Untuk mengetahui besarnya effect size bisa digunakan
koefisien korelasi. Kriteria untuk menentukan besar efek adalah sebagai berikut
(Field, 2009: 57).
Tabel 3.6 Kriteria Besar Efek Perlakuan
r Efek Persentase
0,10 Efek kecil 1 %
0,30 Efek menengah 9 %
0,50 Efek besar 25 %
Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien korelasi ini cukup mudah digunakan
untuk mengetahui besarnya efek yang terentang antara harga 0 (tidak ada efek)
dan 1 (efek sempurna). Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan
mengubah harga t menjadi harga r. Peneliti menggunakan program IBM SPSS
Statistics 20 for Windows sebelum melakukan perhitungan uji besar efek
perlakuan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu
Paired Sample t-test. Setelah dilakukan pengujian statistik, hasil data dimasukan
kedalam rumus uji besar effect size. Berikut merupakan rumus yang digunakan
dalam uji perhitungan effect, rumus 1 jika data normal dan rumus 2 jika data tidak
normal.
Gambar 3.3 Rumus effect size data normal Gambar 3.4 Rumus effect size data ridak normal
(Field, A. 2009: 332) (Field, A. 2009: 550).
Keterangan:
r : effect size
t : harga uji t
df : harga derajad kebebasan
Z : harga konversi dari standar deviasi (uji statistik Wilcoxon)
N : Jumlah total observasi (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)
Uji besarnya persentase pengaruh metode mind map terhadap variabel
independen dilakukan dengan cara menguadratkan nilai r x 100% (Fieid, A. 2009:
157-179).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan
posttest kedua (II) sesudah sekian waktu dari posttest pertama (I) (Krathwohl,
2004: 546). Setelah 1 bulan dilakukan posttest I, dilakukan posttest II pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah ini dilakukan untuk
melihat apakah pengaruh yang ditimbulkan dari metode mind map masih sekuat
posttest I atau tidak. Data yang diperoleh dari posttest II diuji normalitasnya
terlebih dahulu. Hasil skor dari posttest II akan diuji perbandingannya dengan
skor posttest I, hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan skor posttest I dan
posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Jika distribusi
data normal maka analisis statistik menggunakan teknik statistik Paired Sample t-
test dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika distribusi data tidak normal maka
analisis statistik menggunakan teknik statistik Wilcoxon. Hipotesis statistik yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kelompok
kontrol atau kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II pada
kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini
berarti ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kelompok
kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor posttest
kelompok kontrol atau kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan.
2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini
berarti tidak ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II pada
kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor
posttest kelompok kontrol atau kelompok eksperimen mengalami penurunan.
3.8.3.3 Dampak Perlakuan pada Siswa
Krathwohl (2004: 547) menjelaskan bahwa untuk setiap penelitian
eksperimental dianjurkan untuk memasukkan penelitian kualitatif agar lebih dapat
dipahami sudut pandang subyek yang diteliti terkait perlakuan dan variabel-
variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan interview dan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sesudah penelitian. Dampak perlakuan terhadap siswa bertujuan untuk
mengetahui dan melengkapi hasil penelitian mengenai dampak penggunaan mind
map terhadap siswa. Dampak perlakuan terhadap siswa diketahui dengan
menggunakan metode triangulasi data. Trianggulasi (Sugiyono, 2011: 327-329)
adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan beberapa teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi data digunakan
dalam bentuk observasi dan wawancara kepada dan guru dan beberapa siswa
selama proses pembelajaran. Wawancara ditanyakan kepada siswa dan guru
sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Siswa yang dipilih sebagai responden
yaitu 2 siswa dengan nilai tertinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa
dengan nilai terendah dari kelas eksperimen. Berikut pemetaan trianggulasi data
yang dipakai dalam penelitian ini:
Gambar 3.5 Pemetaan Trianggulasi Data
Observasi dilakukan sewaktu penelitian dilaksanakan, sedangkan
wawancara dilakukan setelah posttest. Observasi di kelas dilakukan dengan
melihat cara guru mengajar, reaksi siswa dalam mempelajari mind map dan proses
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Sedangkan untuk wawancara, beberapa
siswa yang terpilih akan diberikan 5 pertanyaan sebelum pretest dan 11
pertanyaan setelah posttest. Wawancara berisi tentang perasaan, minat dan
keaktifan siswa selama penelitian berlangsung. Berikut kisi-kisi wawancara yang
kami lakukan untuk melengkapi data penelitian.
Tabel 3.7 Topik Pedoman Wawancara
No Topik wawancara
1 Memahami materi menggunakan mind map
2 Mind map membantu dalam belajar
3 Perasaan siswa dalam menggunakan mind map
4 Penerapan mind map pada mata pelajaran selain IPA
5 Rasa bosan menggunakan mind map
6 Pertemuan ke berapa mulai merasa bosan menggunakan mind map
Wawancara Guru Wawancara Siswa
Trianggulasi data
Observasi
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
7 Meningkatkan kemampuan menjelaskan materi dengan mind map
8 Kemampuan bekerja sama dengan kelompok
9 Mind map membantu dalam memahami materi
10 Mind map membantu lebih mudah dalam mengerjakan soal
11 Mind map membantu menikai kekurangan dan kelebihan materi
12 Mind map membantu untuk menarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan tentang implementasi pembelajaran, hasil
penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind
map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA materi
pesawat sederhana. Pada hasil penelitian akan dijelaskan diskripsi data dan
analisis data yang dilakukan.
4.1 Implementasi Pembelajaran
Inplementasi pembelajaran dilaksanakan di 2 kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol dalam 6 kali pertemuan. Pembelajaran di kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan oleh guru yang sama. Pembelajaran dengan guru yang
sama dimaksudkan agar tidak terjadi bias saat melakukan proses penelitian. Di
kelas eksperimen, peran guru adalah fasilitator belajar dan di kelas kontrol guru
sebagai pengajar. Peneliti hanya berperan sebagai observer saat pembelajaran
berlangsung di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Sebelumnya
pembelajaran peneliti menyiapkan bahan ajar seperti RPP, LKS, Soal Evaluasi,
dan media. Perlakuan yang diberikan kepada kedua kelas berbeda. Kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan mind map. Sedangkan pada kelas kontrol
guru memberikan materi dengan metode ceramah dan tugas.
4.1.1 Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Implementasi kelompok Eksperimen dilakukan pada kelas VA. Treatment
diberikan dalam setiap pertemuan yaitu selama enam kali pertemuan. Dalam
kegiatan pembelajaran pertama apersepsi kelas eksperimen, guru bersama siswa
membahas materi sebelumnya dengan menggunakan mind map pesawat
sederhana. Dalam kegiatan inti siswa melihat gambar dan media lain terkait
dengan pesawat sederhana. Kegiatan selanjutnya siswa berdiskusi membahas
gambar. Setelah itu siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Setelah
selesai presentasi guru mencoba memberi pertanyan mengenai contoh benda yang
menerapkan jenis-jenis pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Setelah
itu siswa membuat mind map materi yang sudah dipelajari. Guru tidak lupa
memberi tugas pekerjaan rumah membuat mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pertemuan kedua kegiatan awal, siswa diingatkan dengan pertanyaan
untuk menggulang materi sebelumnya yaitu tentang pesawat sederhana secara
keseluruhan. Guru bersama siswa membahasan PR mind map pada pertemuan
sebelumnya. Kemudian siswa diberikan pertanyaan lisan tentang materi tuas
dengan menggunakan gambar dan media untuk menggali pengetahuan siswa.
Pada kegiatan inti, siswa menyiapkan alat yang akan digunakan dalam percobaan
tentang tuas. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
penggolongan pesawat sederhana jenis tuas dan berdasarkan ketiga letaknya yaitu
letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa. Kegiatan selanjutnya siswa membuat
mind map secara berkelompok dan mempresentasikan hasil pekerjaannya ke
depan kelas. Pada kegiatan akhir siswa diberi PR membuat mind map tentang
bidang miring .
Pertemuan ketiga, siswa diberikan beberapa pertanyaan secara lisan
tentang materi yang telah dipelajari sebelumya yaitu tentang materi tuas. Pada
kegiatan Inti, guru bersama siswa membahas PR mind map bidang miring .
kegiatan dilanjutkan dengan melihat video tentang bidang miring. Guru menggali
pengetahuan siswa melalui tanya jawab tentang video bidang miring. Kemudian
siswa masuk dalam kelompok dan melakukan percobaan tentang bidang miring.
kemudian guru menjelaskan materi pesawat sederhana bidang miring dan siswa
bersama kelompok membuat mind map tentang bidang miring dan siswa
mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Kegiatan akhir pada
pertemuan ini yaitu guru memberikan PR mind map tentang katrol.
Pertemuan keempat diawali dengan apersepsi mengulas materi
sebelumnya tentang bidang miring. Pada kegiatan inti, guru bersama siswa
membahas PR yaitu mind map tentang pesawat sederhana jenis katrol. Kegiatan
dilanjutkan dengan melihat video tentang penggunaan katrol, kemudian guru
memberi tanya jawab berdasarkan video. Kemudian siswa melakukan percobaan
tentang jenis-jenis katrol dengan alat yang telah guru siapkan dan membuat mind
map tentang pesawat sederhana katrol. Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan
dari guru tentang pesawat sederhana jenis katrol, kemudian siswa
mempresentasikan hasil pekerjaanya ke depan kelas. Kegiatan akhir pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pertemuan ini yaitu siswa diberikan PR membuat mind map tentang roda
berporos.
Pertemuan kelima diawali dengan apersepsi mengulas tentang materi
katrol dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti guru bersama siswa
mengulas kembali materi sebelumnya dan guru membahas PR mind map roda
berporos. Guru menggali pengetahuan siswa melalui tanya jawab tentang materi
pesawat sederhana jenis roda berporos. Siswa masuk ke dalam kelompok dan
melakukan percobaan dengan alat yang telah disiapkan oleh guru. Siswa
mendengarkan penjelasan guru. Kelima, Siswa membuat mind map roda berporos
bersama kelompoknya dan siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya ke depan
kelas. Pada kegiatan akhir memberikan PR membuat mind map pesawat sederhana
secara keseluruhan.
Pertemuan terakhir dilakukan dengan mengulas materi sebelumnya tentang
roda berporos dan penyempaian tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa
dan guru membahas PR pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang materi pesawat
sederhana secara keseluruhan. Kemudian Siswa dan guru mengulas kembali
seluruh materi pesawat sederhana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan siswa membuat mind map secara individu tentang
seluruh materi pesawat sederhana. Kegiatan akhir pada pertemuan ini yaitu siswa
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan bimbingan guru dan
dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi.
4.1.2 Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol
Implementasi pembelajaran kelompok kontrol dilakukan dikelas VB.
Dalam pembelajaran kelas kontrol, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
metode ceramah. Dalam pertemuan pertama siswa diberi penjelasan oleh guru
mengenai pesawat sederhana secara keseluruhan. Dalam pembelajaran kelas
kontrol tidak memakai media maupun alat percobaan. Siswa menerima materi
pesawat sederhana dengan penjelasan langsung dari guru, siswa disuruh
meringkas materi yang ada di buku paket, kemudian guru memberikan pertanyaan
untuk dijawab siswa. Selain itu siswa juga diselingi beberapa pertanyaan latihan
mengenai pesawat sederhana. Sehingga siswa hanya paham secara konsep dan
beberapa materi yang kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada pertemuan kedua dilakukan dengan mengulas materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti guru membahas soal evaluasi yag telah siswa kerjakan pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
materi tuas dan jenis-jenisnya. Guru menjelaskan letak titik tumpu, titik kuasa dan
titik beban pada masing-masing jenis tuas. Kemudian guru mengajak siswa
menjelaskan jenis-jenis tuas dan letak titik tumpu, titik kuasa dan titik beban pada
masing-masing jenis tuas. Selanjutnya siswa mengerjakan soal latihan secara
individu, kemudian membahas soal latihan yang telah siswa kerjakan tersebut.
Pertemuan ketiga dilakukan dengan mengulas kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan inti siswa dan guru membahas soal evaluasi yang telah siswa
kerjakan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang bidang miring dan penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa menyebutkan fungsi bidang miring dalam kehidupan sehari-hari dan
contohnya. Kemudian siswa mengerjakan LKS yang telah disiapkan guru secara
individu dan mempresentasikan hasl pekerjaanya ke depan kelas. Kegiatan akhir
dilakukan dengan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan
pemberian tugas tentang pesawat sederhana jenis katrol.
Pertemuan keempat dilakukan dengan mengulas materi sebelumnya dan
penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukan dengan siswa dan guru
membahas soal evaluasi yang telah siswa kerjakan pada pertemuan sebelumnya.
Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru tentang jenis-jenis katrol dan
kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari, lalu siswa menyebutkan kembali jenis-
jenis katrol. Kemudian siswa mengerjakan soal latihan dan membahasnya.
kegiatan akhir dilakukan dengan bimbingan guru untuk menyimpulkan
pembelajaran dan pemberian tugas mempelajari pesawat sederhana roda berporos.
Pertemuan kelima dilakukan dengan mengulas materi pada pertemuan
sebelumnya tentang katrol dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan awal
dilakukan dengan membahas soal evaluasi yang telah siswa kerjakan pada
pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
materi roda berporos dan siswa menjelaskan kembali pengertian roda berporos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sesuai penjelasan guru. Kemuadian siswa menyebutkan contoh penggunaan
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan siswa mengerjakan LKS
secara individu. Kegiatan akhir dilakukan dengan bimbingan guru untuk
menyimpulkan pembelajaran dan pemberian tugas membuat ringkasan seluruh
materi pesawat sederhana.
Pertemuan terakhir dilakukan dengan mengulas materi yang telah
dipelajari sebelumnya dan penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti dilakukan dengan membahas soal evaluasi yang telah siswa kerjakan
sebelumnya. Kemudian siswa mengumpulkan tugas ringkasan yang telah
dikerjakan. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang seluruh materi
pesawat sederhana dan menjelaskan kembali seluruh materi pesawat sederhana.
kemudian siswa mengerjakan soal latihan tentang seluruh materi pesawat
sederhana dan membahas soal latihan yang telah siswa kerjakan tersebut bersama
guru. Kegiatan akhir dilakukan dengan bimbingan guru untuk menyimpulkan
pembelajaran dan siswa mengerjakan soal evaluasi.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang dilakukan bersama
anggota kelompok penelitian payung IPA untuk meneliti pengaruh penggunaan
metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis menurut Peter Facione.
Tingkatan kemampuan berpikir kritis meliputi kemampuan interpretasi, analisis,
evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Pada bagian ini akan dibahas
pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan analisis dan
inferensi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental yang
menggunakan dua kelompok untuk dibandingkan. Dua kelompok yang digunakan
tersebut merupakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok
kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan atau treatment,
sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan
perlakuan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kemampuan
evaluasi dan inferensi adalah tes tertulis berupa soal essay yang diujikan pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pretest dan posttest. instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis, khusus pada kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelompok
eksperimen yang menggunakan metode mind map dan kelas kontrol yang
menggunakan pembelajaran biasa. Instrumen yang digunakan tersebut
sebelumnya telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan diuji ekspert
judgement oleh guru, dosen IPA. Selain itu instrumen juga telah diuji validitas
dan reliabilitasnya.
Kelas yang digunakan sebagai kelompok kontrol yaitu kelas VB dan kelas
yang digunakan sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas VA dengan jumlah
masing-masing kelas 31 siswa. Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu pemberian pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal antara dua kelompok tersebut.
Tahapan selanjutnya, dilakukan pembelajaran dengan materi pembelajaran yang
sama. Kelompok eksperimen diberi treatment berupa metode mind map dan
kelompok kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah
dilakukan proses pembelajaran, pada hari berikutnya dilakukan posttest pada
kedua kelompok untuk mengetahui pengaruh treatment yang telah diberikan serta
untuk membandingkan hasil dari kelompok kontrol dan eksperimen.
4.2.2 Analisis Data Penelitian Kemampuan Evaluasi
4.2.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahuai apakah data dari kedua kelas
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan metode kolgomorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan pada uji normalitas adalah jika harga sig. (2-tailed) > 0.05
data berdistribusi normal, maka analisis data menggunakan statistik parametric.
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan
sebagai berikut (lampiran no 4.1)
Tabel 4.1 Uji Normalitas Kemampuan Evaluasi
No Aspek Nilai signifikansi Keterangan
1 Pretest kelompok Eksperimen 0,449 Normal
2 Posttest 1 kelompok Eksperimen 0,250 Normal
3 Posttest 2 kelompok Eksperimen 0,132 Normal
4 SelisihPretest-Posttest 1 Eksperimen 0,309 Normal
5 Pretes kelompok Kontrol 0,119 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6 Posttest kelompok Kotrol 0,755 Normal
7 Posttest 2 kelompok Eksperimen 0,128 Normal
8 Selisih Pretest Posttest 2 Eksperimen 0,790 Normal
Dari hasil analisis statistik di atas, harga sig. (2-tailed) pada semua aspek
menunjukkan diatas 0,05. Maka semua aspek diatas memiliki distribusi data yang
normal. Berdasarkan distribusi data tersebut maka akan digunakan statistik
parametrik yaitu Independent Samples t-test atau Paired Sample t-test untuk
menganalisis data selanjutnya. Analisis statistik selanjutnya akan dilakukan uji
perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui data berasal dari kelompok yang
sama atau tidak.
4.2.2.2 Uji Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi
1) Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest dilakukan untuk mengetahui
perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen
pada kemampuan evaluasi. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik
parametrik Independent Samples t-test dengan kriteria sig. (2-tailed) > 0.05 maka
kedua data tidak memiliki perbedaan. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan
kemampuan awal pretest kemampuan evaluasi (lampiran no 4.2)
Tabel 4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Evaluasi
Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0.780 Tidak berbeda
Berdasarkan analisis uji perbedaan skor pretest, diperoleh F sebesar 0,237
dan sig. sebesar 0,628 pada Levene’s Test sehingga tidak terdapat homogenitas
varian. Para siswa mencapai skor yang lebih tinggi pada kelompok kontrol pada
kemampuan Evaluasi dengan nilai M = 1.96, SE = 0,055 dibandingkan dengan
kelompok eksperimen dengan nilai M = 1.94, SE = 0,066. Meskipun demikian
perbedaan dengan nilai t =0.280 dan hasil perbandingan skor pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan dengan besarnya harga sig.(2-
tailed) yaitu 0,780 (p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata
lain kedua kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan
awal yang sama atau homogeny. Analisis selanjutnya adalah analisis uji selisih
skor pretest skor posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2) Uji Selisih Skor Pretest Ke Posttest
Uji selisih skor pretest ke posttest dilakukan untuk melihat apakah ada
perbedaan antara selisih skor pretest dan posttest dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik
parametrik Independent Samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis
ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Selanjutnya akan ditarik kesimpulan
apakah hasil penelitian ini menerima atau menolak hipotesis penelitian. Berikut
adalah tabel hasil uji perbandingan selisih skor kemampuan evaluasi (lampiran no
4.3)
Tabel 4.3 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Evaluasi
Hasil selisih skor Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,026 Berbeda
Gambar diagram berikut akan memperlihatkan skor pretest dan posttest
baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.1 Perbandingan Selisih Kemampuan Evaluasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berdasarkan analisis uji perbandingan selisih skor pretest ke posttest,
diperoleh F sebesar 0.013 dan sig. sebesar 0.910 pada Levene’s Test sehingga
terdapat homogenitas varian (p > 0,05). Para siswa eksperimen mencapai skor
yang lebih tinggi pada kemampuan evaluasi dengan nilai M = 0.59, SE = 0,122
dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai M = 0,18, SE = 0,126.
Perolehan data yang ada menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara selisih
skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dengan nilai t(60) = 2.281. Berdasarkan hasil uji T, diperoleh harga sig. (2-tailed)
yaitu 0,026 (p > 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima jadi pada kemampuan
evaluasi terdapat perbedaan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan evaluasi.
4.2.2.3 Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Evaluasi
1) Uji Kenaikan Skor Pretest dan Skor Posttest
Uji kenaikan skor pretest dan skor posttest dilakukan untuk melihat apakah
ada kenaikan skor antara skor pretest ke posttest pada kemampuan evaluasi. Dari
perhitungan akan diperlihatkan persentase kenaikan masing-masing kelompok.
Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan dengan hasil data berdistrisbusi
normal, maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik Paired Sample t-
test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menarik
kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka ada perbedaan antara
skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Berikut adalah tabel hasil uji kenaikan skor pretest dan skor posttest kemampuan
evaluasi (lampiran no 4.4)
Tabel 4.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Evaluasi
Hasil analisis kenaikan skor pretest ke posttest di atas menunjukkan bahwa
harga sig. (2-tailed) kelompok eksperimen adalah 0.028 (p < 0,05) dengan harga
M = 0,587, SE = 0,684, t(30) = 4.786. Sedangkan harga sig. (2-tailed) kelompok
No Kelompok Tes Peningkatan
(%)
Sig.
(2-tailed) Keterangan
Pretest Posttest
1 Eksperimen 1.96 2.55 30.10 0,000 Berbeda
2 Kontrol 1.96 2.12 8.16 0,154 Tidak Berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kontrol adalah 0,154 (p > 0,05) dengan harga M = 0,185 SE = 0,707, t(30) =
1,461. Berdasarkan harga sig. (2-tailed) kelompok eksperimen yaitu 0.028 (p <
0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi kenaikan skor
dari pretest ke posttest pada kemampuan evaluasi di kelompok eksperimen.
Sedangkan pada kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) adalah 0,154 (p > 0,05)
maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi kenaikan skor
dari pretest ke posttest di kelompok kontrol.
Hasil analisis data diatas digunakan untuk menarik kesimpulan yang
seperti sudah dirumuskan. Kesimpulan yang diambil hendaknya menyatakan
perbedaan pengaruh penerapan variabel penggunaan metode mind map terhadap
variabel kemampuan evaluasi. Berikut ini adalah diagram yang memperlihatkan
skor pretest dan posttest baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.2 Kenaikan skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen
kemampuan evaluasi.
2) Uji Besar Efek Perlakuan (Effect Size)
Uji besar efek perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh
metode mind map terhadap kemampuan evaluasi. Analisis statistik yang
digunakan adalah statistik parametrik yaitu Paired Sample t-test. Setelah
dilakukan pengujian statistik, hasil data dimasukan kedalam rumus uji besar effect
1.97
2.56
1.94 2.13
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Pretes Posttest
Eksperimen
kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
size. Berikut merupakan hasil perhitungan effect size pada kemampuan evaluasi.
(lampiran no 4.5)
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Besar Effect Size Kemampuan Evaluasi
Kelompok T t² df Signifikasi r (Effect
size)
R² % Keterangan
Eksperimen 4.786 22.905 30 0,000 0.657 0.432 43.295 Efek besar
Kontrol 1.461 2.134 30 0,000 0.257 0.066 6.642 Efek kecil
Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya
effect size 0,65 pada kelompok eksperimen dan 0,25 pada kelas kontrol.
Berdasarkan data besarnya effect size yang diperoleh, pada kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa metode mind map memiliki efek besar terhadap kemampuan
evaluasi dengan persentase efek 43%. Sedangkan pada kelompok kontrol
memiliki efek kecil yang dalam hal ini menggunakan metode ceramah dengan
persentase efek 6,6%.
3) Uji Retensi Pengaruh Mind Map
Uji retensi pengaruh dilakukan untuk melihat apakah pengaruh yang
ditimbulkan dari dari metode mind map masih sekuat posttest I atau tidak.
Berdasarkan uji distribusi data yang normal, maka dilakukan analisis statistik
dengan menggunakan statistik parametrik Paired Sample t-test dengan tingkat
kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika
harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan antara skor posttest I dan skor
posttest II pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain
terjadi penurunan skor dari posttest I ke posttest II pada kemampuan evaluasidi
kelompok kontrol. Berikut merupakan hasil perbandingan skor Posttest I dan
Posttest II pada kemampuan evaluasi. (lampiran no 4.5)
Tabel 4.6 Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Evaluasi
No Kelompok
Test %
Peningkatan
Sig. (2-
tailed) Keterangan Posttest I Posttest II
1 Eksperimen 2.55 2.57 0.78431373 0.870 Tidak Berbeda
2 Kontrol 2.12 2.42 14.1509434 0.001 Berbeda
Berdasarkan tabel di atas harga sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen
adalah 0,870 (p > 0.05) dengan nilai M = 0,1613, SE =0,097, maka Hnull diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest
II pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor dari
posttest I ke posttest II pada kemampuan evaluasi di kelompok ekperimen.
Pada kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) adalah 0,001 (p < 0,05)
dengan nilai M = 0,2983, SE = 0,083, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kelompok kontrol.
Dengan kata lain terjadi peningkatan skor dari posttest I ke posttest II pada
kemampuan evaluasi di kelompok kontrol.
Diagram grafik berikut akan memperlihatkan skor pretest, posttest I dan
posttest II baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.3 Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan Evaluasi
4.2.3 Analisis Data Penelitian Kemampuan Inferensi
4.2.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Inferensi
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahuai apakah data dari kedua kelas
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan metode kolgomorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan pada uji normalitas adalah jika harga sig. (2-tailed) > 0.05
data berdistribusi normal, maka analisis data menggunakan statistik parametric.
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan
sebagai berikut (lampiran no 4.7)
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kemampuan Inferensi
No Aspek Nilai signifikansi Keterangan
1 Pretest kelompok Eksperimen 0,188 Normal
2 Posttest 1 kelompok Eksperimen 0,756 Normal
3 Posttest 2 kelompok Eksperimen 0,402 Normal
1.9677
2.5565 2.5726
1.9435 2.129
2.4274
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Pretest Posttest1 Posttest2
Eksperimen
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4 Selisih Pretest Posttest 1 Eksperimen 0,629 Normal
5 Pretes kelompok Kontrol 0,615 Normal
6 Posttest kelompok Kotrol 0,103 Normal
7 Posttest 2 kelompok Eksperimen 0,517 Normal
8 Selisih Pretest Posttest 2 Eksperimen 0,368 Normal
Dari hasil analisis statistik di atas, harga sig. (2-tailed) pada semua aspek
menunjukkan diatas0,05. Maka semua aspek diatas memiliki distribusi data yang
normal. Berdasarkan distribusi data tersebut maka akan digunakan statistik
parametrik yaitu Independent Samples t-test atau Paired Sample t-test untuk
menganalisis data selanjutnya. Analisis statistik selanjutnya akan dilakukan uji
perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui data berasal dari kelompok yang
sama atau tidak.
4.2.3.2 Uji Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi
1) Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest dilakukan untuk mengetahui
perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen
pada kemampuan inferensi. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik
parametrik Independent Samples t-test tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang
digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed) > 0.05
maka kedua data tidak memiliki perbedaan. Berikut adalah tabel hasil uji
perbedaan kemampuan awal pretest kemampuan inferensi (lampiran no 4.8)
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Inferensi
Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0.800 Tidak berbeda
Berdasarkan analisis uji perbedaan skor pretest, diperoleh F sebesar 0,847
dan sig. sebesar 0,361 pada Levene’s Test sehingga tidak terdapat homogenitas
varian. Para siswa mencapai skor yang lebih tinggi pada kelompok kontrol pada
kemampuan Inferensi dengan nilai M = 1,98, SE = 0,064 dibandingkan dengan
kelompok eksperimen dengan nilai M = 1.95, SE = 0,069. Meskipun demikian
perbedaan dengan nilai t(60) =0.255 dan hasil perbandingan skor pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan dengan besarnya harga
sig.(2-tailed) yaitu 0,800 (p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak.
Dengan kata lain kedua kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kemampuan awal yang sama atau homogen. Analisis selanjutnya adalah analisis
uji selisih skor pretest skor posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok.
2) Uji Selisih Skor Pretest Ke Posttest
Uji selisih skor pretest ke posttest dilakukan untuk melihat apakah ada
perbedaan antara selisih skor pretest dan posttest dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik
parametrik Independent Samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis
ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode mind map
berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. Kemudian ditarik kesimpulan apakah
hasil penelitian ini menerima atau menolak hipotesis penelitian. Berikut adalah
tabel hasil uji perbandingan selisih skor kemampuan inferensi (lampiran no 4.9)
Tabel 4.9 Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Inferensi
Hasil selisih skor Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,021 Berbeda
Gambar diagram berikut akan memperlihatkan skor pretest dan posttest
baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.4 Perbandingan Selisih Kemampuan Inferensi Kelompok Eksperimen dan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berdasarkan analisis uji perbandingan selisih skor pretest ke posttest,
diproleh F sebesar 1.19 dan sig. sebesar 0,279 (p > 0,05) pada Levene’s Test
sehingga terdapat homogenitas varian. Para siswa eksperimen mencapai skor yang
lebih tinggi pada kemampuan inferensi dengan nilai M = 0.717, SE = 0,127
dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai M = 0,314, SE = 0,112.
Perolehan data yang ada menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara selisih
skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dengan nilai t(60) = 2,374. Berdasarkan hasil uji T, diperoleh harga sig. (2-tailed)
yaitu 0,021 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima jadi pada kemampuan
inferensi terdapat perbedaan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan inferensi.
4.2.3.3 Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Inferensi
1) Uji Kenaikan Skor Pretest dan Skor Posttest
Uji kenaikan skor pretest dan skor posttest dilakukan untuk melihat
apakah ada kenaikan skor antara skor pretest ke posttest pada kemampuan
inferensi. Berdasarkan uji normalitas yang sudah dilakukan dengan hasil data
berdistrisbusi normal, maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik
Paired Sample t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan
untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka ada
perbedaan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol atau kelompok
eksperimen. Berikut adalah tabel hasil uji kenaikan skor pretest dan skor posttest
kemampuan inferensi (lampiran no 4.10)
Tabel 4.10 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Inferensi
No Kelompok Tes Peningkatan Sig. Keterangan
Pretest Posttest I (%) (2-tailed)
1 Eksperimen 1.9839 2.7016 36.1762186 0.000 Berbeda
2 Kontrol 1.9597 2.2742 16.0483748 0.009 Berbeda
Hasil analisis kenaikan skor pretest ke posttest di atas menunjukkan bahwa
harga sig. (2-tailed) kelompok eksperimen 0.000 (p < 0,05) degan harga M =
1,7177, SE = 0,1273, t(30) = 5,634. Sedangkan harga sig. (2-tailed) kelompok
kontrol yaitu 0,009 (p < 0,05) dengan harga M = 0,3145 SE = 0,1123, t(30) =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2,799. Berdasarkan harga sig. (2-tailed) kelompok eksperimen yaitu 0,000 (p <
0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest
dan posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan
skor dari pretest ke posttest pada kemampuan inferensi di kelompok eksperimen.
Sedangkan pada kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) adalah 0,009 (p < 0,05)
maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor pretest dan
posttest pada kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor dari
pretest ke posttest di kelompok kontrol
Hasil analisis data diatas digunakan untuk menarik kesimpulan yang
seperti sudah dirumuskan. Kesimpulan yang diambil hendaknya menyatakan
perbedaan pengaruh penerapan variabel penggunaan metode mind map terhadap
variabel kemampuan inferensi. Berikut ini adalah diagram yang memperlihatkan
skor pretest dan posttest baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.5 Kenaikan skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen
kemampuan inferensi.
2) Uji Besar Efek Perlakuan (Effect Size)
Uji besar efek perlakuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh
metode mind map terhadap kemampuan inferensi. Peneliti menggunakan Analisis
statistik parametrik yaitu Paired Sample t-test sebelum melakukan perhitungan uji
besar efek perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95%. Setelah dilakukan
pengujian statistik, hasil data dimasukan kedalam rumus uji besar effect size.
1.98
2.70
1.96
2.27
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Pretest Posttest
Eksperimen
kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Keterangan:
r : effect size
t : harga uji t
df : harga derajad kebebasan
Berikut merupakan hasil perhitungan effect size pada kemampuan
inferensi. (lampiran no 4.11)
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Besar Effect Size Kemampuan Inferensi
Kelompok T t² df Signifikasi r (Effect
size)
R² % Keterangan
Eksperimen 5.63 31.74 30 0,000 0.717 0.514 51.410 Efek besar
Kontrol 2.79 7.834 30 0,009 0.455 0.207 20.707 Efek menengah
Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya
effect size 0,71 pada kelompok eksperimen dan 0,45 ada kelompok kontrol.
Berdasarkan kriteria yang digunakan, besarnya effect size yang diperoleh
menunjukkan bahwa metode mind map memiliki efek besar terhadap kemampuan
inferensi dengan persentase efek 51,42 %. Sedangkan pada kelompok kontrol
memiliki efek menengah yang dalam hal ini menggunakan metode ceramah
dengan persentase efek 20,7 %.
3) Uji Retensi Pengaruh
Uji retensi pengaruh dilakukan untuk melihat apakah pengaruh yang
ditimbulkan dari dari metode mind map masih sekuat posttest I atau tidak.
Berdasarkan uji distribusi data yang normal, maka dilakukan analisis statistik
dengan menggunakan statistik parametrik Paired Sample t-test dengan tingkat
kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika
harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan antara skor posttest I dan skor
posttest II pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain
terjadi penurunan skor dari posttest I ke posttest II pada kemampuan inferensi di
kelompok kontrol. Berikut merupakan hasil perbandingan skor Posttest I dan
Posttest II pada kemampuan inferensi. (lampiran no 4.12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.12 Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Inferensi
No Kelompok
Test %
Peningkatan
Sig. (2-
tailed) Keterangan Posttest I Posttest II
1 Eksperimen 2.701 2.838 5.074 0,300 Berbeda
2 Kontrol 2.274 2.717 19.501 0,000 Tidak Berbeda
Berdasarkan tabel di atas harga sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen
adalah 0,300 (p > 0,05) dengan nilai M = 0,137, SE =0,130, maka Hnull ditolak
dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II
pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor dari
posttest I ke posttest II pada kemampuan inferensi di kelompok ekperimen.
Pada kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) adalah 0,000 (p < 0,05)
dengan nilai M = 0,4435, SE = 0,0817, maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan antara skor posttest I dan skor posttest II pada
kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan skor dari posttest I
ke posttest II pada kemampuan inferensi di kelompok kontrol.
Diagram grafik berikut akan memperlihatkan skor pretest, posttest I dan
posttest II baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4.6 Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan inferensi
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kelompok
yang menggunakan penggunaan metode mind map dan yang tidak menggunakan
penggunaan metode mind map dalam kemampuan evaluasi dan inferensi siswa.
Dalam menganalisis data digunakan uji normalitas dan uji perbedaan kemampuan
1.9839
2.7016 2.8387
1.9597
2.2742
2.7177
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Pretest Posttest1 Posttest2
Eksperimen
Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
awal yang dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan atau uji selisih skor. Cara
ini digunakan karena dari hasil uji pretest dari kedua kelompok mempunyai titik
pijak yang sama sehingga dilakukan perbandingan skor posttest.
4.3.1 Pengaruh Metode Mind Map terhadap Kemampuan Evaluasi
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa ada
perbedaan antara selisih skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Artinya penerapan penggunaan metode mind map berpengaruh
terhadap kemampuan evaluasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,026 (p > 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata
lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi.
4.3.2 Pengaruh Metode Mind Map terhadap Kemampuan Inferensi
Hasil analisis data untuk kemampuan inferensi menunjukkan bahwa selisih
skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan
kelompok Kontrol. Ini berarti metode mind map berpengaruh terhadap
kemampuan inferensi. Hal tersebut ditunjukkan dengan besarnya nilai sig. (2-
tailed) yaitu 0,021 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata
lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan inferensi.
Sejalan dengan pengamatan peneliti pada kelas eksperimen. Siswa pada
kelas yang menggunakan metode mind map mampu memecahkan masalah dengan
melakukan percobaan berdasarkan prosedur yang mereka tetapkan, sehingga
mampu menganalisis kekurangan dan kelebihan pesawat sederhana dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini membuktikan bahwa metode mind map dapat
meningkatkan aspek-aspek dalam variabel evaluasi dan inferensi karena siswa
melakukan percobaan sebagai proses untuk menemukan pemecahan masalah.
Berbeda dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, siswa
kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa mendengarkan guru yang
menjelaskan materi pelajaran dan mengerjakan LKS dengan tanpa melakukan
percobaan. Siswa di kelas kontrol duduk dengan tenang dan teratur. Pada saat
peneliti mengamati proses pembelajaran di kelas kontrol ketika pembelajaran
mengenai pengungkit, terdapat satu siswa sedang mewarnai gambar dan tidak
mengerjakan yang semestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4.3.3 Dampak Perlakuan terhadap Siswa
Dampak perlakuan terhadap siswa bertujuan untuk mengetahui dampak
penggunaan mind map terhadap siswa secara kualitatif. Untuk mengetahui
dampak perlakuan terhadap siswa peneliti menggunakan metode triangulasi data.
Triangulasi data diperoleh dari hasil observasi di kelas dan wawancara. Berikut
adalah hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan.
Wawancara dilakukan pada 5 siswa, sampel wawancara diambil dari 31
jumlah kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dalam hasil wawancara siswa
suka dengan pembelajaran IPA. Guru terbiasa memberikan materi pelajaran
dengan metode ceramah, meringkas, dan penugasan. Hasil pembelajaran tersebut
membuat siswa cukup mengerti dan memahami materi saja. Kemungkinan untuk
hafal tentang konsep materi sangat kecil. Karena siswa hanya memahami materi
secara konsep dan hafalan. Hampir kedua kelompok yang kami wawancarai
menjawab sama dari wawancara yang kami lakukan. Pada kelompok eksperimen,
siswa merasa senang dengan adanya penggunaan metode mind map. Siswa aktif
untuk belajar dalam kegiatan menggambar dan mewarnai mind map, selain itu
mereka dituntut untuk benar-benar tahu materi apa yang harus mereka tuangkan
kedalam mind map. Mereka juga dapat mengkreasi dengan gambar. Sehingga
siswa benar-benar mampu memaksimalkan kemampuan dalam proses
pembelajaran. Guru dikelas kontrol sangat berusaha keras sekali untuk
menerangkan materi kepada siswa. Sesekali siswa sedikit bosan ketika guru
menjelaskan, kemudian guru memberikan motivasi yaitu mengajak anak untuk
berdiri dan bernyanyi. Dari serangkaian kegiatan pembelajaran dikelas kontrol
memang kurang mengoptimalkan kemampuan siswa. Siswa biasanya akan paham
akan materi setelah diberikan soal-soal latihan.
4.3.3.1 Proses Belajar
Observasi kelas dilaksanakan pada tanggal 1 Februari untuk mengetahui
kondisi lingkungan kelas sebelum diadakannya ekperimen. Peneliti mengamati
bagaimana guru menyampaikan materi ajar kepada siswa. Dalam proses
pembelajaran guru terlihat dapat menguasai kelas dengan baik dan siswa dapat
mematuhi apa yang diperintahkan oleh guru. Siswa dapat tenang sehingga suasana
kelas cukup kondusif untuk belajar. Guru dapat menyampaikan materi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
baik hingga jam pelajaran usai, tetapi proses pembelajaran terkesan kurang
efektif. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah
sehingga proses pembelajaran hanya terpusat pada guru. Siswa hanya
mendengarkan dan sekali-kali melakukan tanya jawab. Dalam observasi aktifitas
pembelajaran yang menuntut siswa berperan aktif tidak terlihat seperti bekerja
dalam kelompok atau memperagakan media pembelajaran. Untuk mengetahui
hasil belajar, guru memberikan latihan soal yang ada dalam buku paket. Proses
pembelajaran terkesan monoton atau membosankan sehingga guru ditengah-
tengah proses pembelajaran kerap kali memberikan motivasi berupa lelucon untuk
menyegarkan pikiran siswa.
Setelah observasi, kegiatan dilanjutkan dengan wawancara kepada guru
kelas. Peneliti melakukan tanya jawab kepada guru tentang proses pembelajaran
yang biasa dilakukan di dalam kelas. “Pembelajaran biasa saja. Maksudnya itu
guru berbicara, siswa mendengarkan, jika ditanya juga menjawab”, ungkap guru
mitra (wawancara dengan guru, 6 Februari 2014). Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa guru sudah terbiasa menggunakan metode ceramah. Guru
terkesan aktif menjelaskan materi pelajaran, sedangkan siswa pasif dengan
mendengarkan guru. Siswa sudah terbiasa menjawab jika guru memberikan
pertanyaan. Dapat terlihat tidak adanya kegiatan yang membuat siswa lebih
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Saat proses pembelajaran berlangsung tentunya kerap muncul kesulitan
dalam mengajar. Untuk itu peneliti menanyakan kepada guru kelas apakah ada
kesulitan dalam mengajar, khususnya dalam mata pelajaran IPA. “Kalo untuk
pelajaran IPA kesulitanya terkadang anak-anak itu susah menghafal. Apalagi
kalau anak sudah malas membaca dan menulis! Jadi saya sering memberi soal
untuk memancing siswa yang terlihat kurang aktif agar mau belajar”, ungkap
guru mitra (wawancara dengan guru, 5 Februari 2014). Dari pernyataan tersebut,
kesulitan siswa adalah menghafal materi pelajaran. Guru sering kali hanya
menyuruh siswa untuk membaca dan menulis, sehingga siswa menjadi bosan
dalam menjalani proses pembelajaran. Untuk memancing keaktifan siswa, guru
memberikan soal kepada siswa yang malas. Pertanyaan selanjutnya yaitu tentang
media pembelajaran yang sering digunakan guru. “Paling pol mentok gambar”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 5 Februari 2014). Guru hanya
menggunakan gambar untuk membantu menjelaskan materi pada siswa tanpa
menggunakan media yang lebih konkrit.
Setelah melakukan wawancara kepada guru, penelitian dilanjutkan dengan
wawancara kepada 5 siswa tentang proses pembelajaran yang biasa dilakukan.
Peneliti menanyakan apakah siswa senang dalam belajar IPA. “Senang, karena
tidak begitu sulit”, ungkap salah satu siswa (wawancara dengan siswa, 5 Februari
2014). Semua siswa merasa senang belajar IPA karena dianggap mudah untuk
dipelajari. Selanjutnya peneliti menanyakan cara guru mengajarka IPA selama ini
pada siswa. “Dengan lisan dan merangkum”, jawab siswa (wawancara dengan
siswa, 5 Februari 2014). Berdasarkan pernyataan dari guru kelas dan juga
pernyataan dari siswa terlihat adanya kesesuaian bahwa guru memang mengajar
menggunakan metode ceramah. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan
guru dan merangkum dalam buku catatan.
Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara terhadap guru dan
siswa, terdapat persamaan data yang diperoleh. Data tersebut memperlihatkan
dimana guru yang berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa
hanya menjadi pendengar. Tidak terlihat kegiatan yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran seperti bekerja dalam kelompok sehingga siswa mudah bosan
dalam mengikuti pembelajaran. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti
menerapkan metode mind map dalam pembelajaran bekerjasama dengan guru
kelas sebagai guru mitra. Peneliti ingin mengetahui bagaimana dampak dari
penggunaan mind map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi serta perilaku
siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan observasi dilakukan kembali pada tanggal 6 Februari 2014, saat
pembelajaran menggunakan metode mind map. Sebelum siswa membuat mind
map guru memberikan contoh mind map dengan materi gaya. Siswa terlihat
tertarik dengan mind map yang memiliki warna dan bentuk yang menarik. Setelah
guru menjelaskan cara membuat mind map siswa mencoba membuat mind map
bersama kelompok yang telah ditentukan guru. Siswa terlihat antusias saat
membuat mind map bersama kelompok. Guru hanya berperan sebagai pengarah,
sedangkan siswa berperan aktif dalam kegiatan membuat mind map. Walaupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
siswa terlihat sibuk dengan menghias mind map bersama kelompoknya, kondisi
kelas dapat dikelola guru dengan baik. Siswa dapat bekerjasama dalam
kelompoknya untuk membuat mind map. Setelah siswa selesai membuat mind
map, dilanjutkan dengan mempresentasikan mind map kelompok di depan kelas.
Tiap kelompok saling berebut untuk mempresentasikan mind map terlebih dahulu.
Hingga proses pembelajaran selesai siswa dapat mengikutinya dengan baik dan
bersemangat.
Peneliti kembali melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui
tanggapan guru setelah menggunakan metode mind map dalam pembelajaran.
“Anak-anak lebih senang karena, satu anak anak lebih suka mengambar. Yang
kedua mereka lebih dong, apa yang ingin mereka tuliskan. Terus lebih singkat,
padat, dan jelas buat mereka”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 24
Februari 2014). Berdasarkan pernyataan guru mitra, mind map berdampak positif
bagi siswa. Siswa lebih termotivasi dalam belajar karena siswa dapat belajar
sambil menggambar. Menurut guru penggunaan mind map lebih efektif dan
efisien jika diterapkan dalam pembelajaran. Peneliti juga bertanya apakah mind
map membantu guru dalam mengajar. “Membantu! IPA kalau memakai mind map
saya tidak terlalu banyak bicara. Yang kedua anak-anak lebih mau membaca, lalu
mengeluarkan apa yang mereka pengen tulis”, ungkap guru mitra (wawancara
dengan guru, 24 Februari 2014). Penggunaan mind map membantu guru dalam
pembelajaran. Guru tidak perlu menjelaskan materi terlalu banyak dan guru hanya
berperan sebagai pengarah atau fasilitator. Selain itu guru merasa bahwa minat
siswa untuk membaca lebih besar, siswa juga lebih aktif untuk mengeluarkan
pemikiran mereka dengan menuliskannya pada mind map.
Setelah melakukan wawancara kepada guru, peneliti juga melakukan
wawancara kepada 5 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum
menggunakan mind map. Peneliti ingin mengetahui apakah siswa senang
membuat 5 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum menggunakan mind
map pada awal pertemuan. ” Senang , karena kreatif bisa menggambar”,ungkap
salah siswa (wawancara dengan siswa, 24 Februari, 2014). Dari ke-5 siswa yang
diwawancarai, semua berpendapat bahwa penggunaan mind map dalam
permbelajaran membuat mereka lebih senang. Pertanyaan berikutnya ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mengetahui apakah siswa bosan menggunakan mind map setelah 6 kali
pertemuan. ” Tidak, karena menyenangkan”. Jawaban dari siswa lainya sama,
yaitu siswa tidak merasa bosan selama menggunakan mind map dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan wawancara
kepada 5 siswa, terlihat adanya persamaan yaitu mind map berdampak positif
terhadap minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan mind
map dapat melatih kerja sama siswa saat membuat mind map dalam kelompok.
Selain itu siswa merasa dapat memahami materi dengan mudah saat menggunakan
mind map.
4.3.3.2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa setelah menggunakan metode mind map membuat
lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan observasi pada tanggal
6 Februari 2014, siswa dapat bersosialisasi melalui kegiatan bekerja sama bersama
teman kelompok untuk membuat mind map. Saat siswa mempresentasikan hasil
mind map di depan kelas, siswa dapat melatih percaya diri. Kemampuan untuk
memahami dan menjelaskan isi dari materi yang telah dituangkan dalam mind
map sangat membantu siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Peneliti menanyakan kepada guru apakah penggunaan mind map dapat
mrningkatkan hasil belajar siswa. “Bisa! Karena anak-anak yang kurang dalam
arti malas membaca dan menulis, setelah membuat mind map mereka nilainya
naik”, ungkap guru mitra (wawancara kepada guru, 24 Februari 2014).
Berdasarkan pendapat guru diatas, mind map dapat meningkatkan nilai siswa.
Siswa yang biasanya mendapatkan nilai yang kurang dari siswa lainya, setelah
menggunakan mind map nilai siswa tersebut menjadi meningkat. Hal tersebut
dapat terjadi karena siswa yang sebelumnya malas untuk membaca nan menulis,
setelah membuat mind map mereka lebih termotivasi untuk mempelajari materi
yang akan dituangkan dalam mind map. Bekerja sama dalam kelompok juga dapat
membuat siswa terbantu oleh teman yang ada pada kelompok tersebut.
Untuk lebih memantabkan data yang diperoleh, selanjutnya peneliti
melakukan wawancara 5 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum
menggunakan mind map. Peneliti menanyakan apakah mind map dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
siswa dalam belajar. “Ya, karena tidak membosankan dan banyak menggambar”.
Selanjutnya peneliti bertanya apakah kemampuan siswa dalam menjelaskan
materi yang kamu miliki menjadi bertambah, “Iya karena mudah dalam
menghafal, materinya tidak banyak”. Peneliti juga menanyakan apakah setelah
menggunakan mind map, siswa dapat menilai kekurangan atau kelemahan
penggunaa pesawat sederhana, “Iya, karena cabangnya mudah dipahami”,
ungkap siswa (wawancara dengan siswa, 26 Februari 2014). Berdasarkan
pendapat tersebut, siswa merasa bahwa penggunaan metode mind map dapat
membantu siswa dalam belajar karena tidak membuat siswa menjadi bosan. Siswa
lebih tertarik mempelajari materi sembari menggambar seperti saat membuat mind
map. Siswa lebih mudah memahami materi pesawat sederhana menggunakan
mind map karena materi lebih ringkas dan dapat dilihat dengan jelas melalui garis
yang berwarna menarik.
Mind map memang baru pertama diterapkan kepada siswa, tetapi siswa
dapat dengan mudah menggunakan mind map dalam proses pembelajaran IPA.
Mind map membuat siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran yang menyenangkan. Siswa lebih senang dalam belajar.
Bahkan untuk siswa yang biasanya mendapat nilai rendah dapat terbantu sehingga
nilainya dapat naik. Siswa lebih berminat untuk mempelajari materi sembari
merangkum dan menggambar mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Bagian kesimpulan
menunjukkan hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Bagian
keterbatasan penelitian akan dibahas keterbatasan yang peneliti temui dalam
penelitian. Selanjutnya bagian saran berisi saran untuk penelitian berikutnya.
5.1 Kesimpulan
Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi
pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester genap tahun
ajaran 2013/2014. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil analisis statistik parametrik
Independent Samples t-test pada selisih skor pretest dan posttest kelompok
eksperimen lebih tinggi dari selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol.
Hasil uji selisih menunjukkan harga sig. (2-tailed) 0,026 (p > 0,05) dengan nilai
M = 0,59, SE = 0,122 dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai M =
0,18, SE = 0,126 dan dengan nilai t (60) = 2,281. Sehingga Hnull ditolak dan Hi
diterima yang berarti sejauh data yang dikumpulkan, ternyata metode mind map
menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Hal yang sama
dapat dilihat dari analisis data kenaikan pretest dan posttest kemampuan evaluasi
dikelompok eksperimen sebesar 30,1%, dengan besar pengaruh (effect size) r =
0,65 yang termasuk kategori besar.
Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
inferensi pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester genap
tahun ajaran 2013/2014. Hal itu ditunjukkan pada hasil analisis statistik
parametrik Independent Samples t-test pada perbandingan selisih skor pretest dan
posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari selisih skor pretest dan posttest
kelompok kontrol. Hasil uji selisih menunjukkan harga sig. (2-tailed) 0,021 (p
>0,05) dengan nilai M = 0,717, SE = 0,127 dibandingkan dengan kelompok
kontrol dengan nilai M = 0,314, SE = 0,112 dan dengan nilai t (60) = 2,374.
Sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti sejauh data yang dikumpulkan,
ternyata metode mind map menunjukkan adanya pengaruh terhadap kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
inferensi. Hal yang sama dapat dilihat dari analisis data kenaikan pretest dan
posttest kemampuan inferensi dikelompok eksperimen sebesar 36,1%, dengan
besar pengaruh (effect size) r = 0,71 yang termasuk kategori besar.
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Hasil dari penelitian ini hanya terbatas pada sekolah SD Kanisius
Wirobrajan Yogyakarta, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan pada SD lainnya.
5.2.2 Waktu yang digunakan dalam pembelajaran di kelas sulit ditentukan.
Mengingat guru mitra merupakan guru kelas, terkadang guru
membutuhkan waktu untuk mengambil nilai atau mengejar materi karena
sebentar lagi akan ujian tengah semester.
5.2.3 Pelaksanaan penelitian terganggu dengan adanya bencana alam hujan abu
gunung Kelud, yang mengakibatkan sekolah diliburkan dan penelitian
tertunda hampir satu minggu pada pertengahan penelitian.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan beberapa saran yang dapat
peneliti sampaikan yaitu:
5.3.1 Untuk peneliti selanjutnya dapat diadakan penelitian serupa yang fokus
meneliti kemampuan evaluasi dan inferensi dengan menggunakan metode
lain sebagai treatment.
5.3.2 Pemilihan waktu untuk pembelajaran dengan mind map harus diperhatikan
dengan baik. Pemilihan waktu harus terjadwal dan persiapan bahan-bahan
ajar sudah dilakukan serta perlu dikonsultasikan dengan guru mitra.
5.3.3 Untuk penelitian selanjutnya ketika ada hal yang tidak bisa diduga seperti
bencana alam, perlu diantisipasi dengan dikomunikasikan dengan guru
mitra sehingga dapat mengambil solusi terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR REFERENSI
Azmiyawati, C. (2008). IPA 5 salingtemas untuk kelas V SD/MI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Azwar, S. (2008). Tes prestasi fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi
belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Buzan, T. (2008). Buku pintar mind map untuk anak. Jakarta: Gramedia.
Buzan, T. (2011). Buku pintar mind map untuk anak. Jakarta: Gramedia.
Chang, M, dkk. (2014). Teacher reform in Indonesia: The role of politics and
evidence in policy making. Whasingston, D.C : The World Bank.
Creswell, John W. (2010). Research design : pendekatan kualitatif, kuantitatif dan
mixed edisi ketiga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education
sixth edition. Canada: Routledge.
Depdikbud. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) untuk satuan
pendidikan dasar SD/MI ( semester I & II ). Jakarta: BP. Cipta Jaya.
OECD. (2013). PISA 2012 Results: What students know and can do – student
performance in mathematics, reading and science (Volume I), PISA: OECD
Publishing.
Facione, P.A. (1990). Critical thinking: a statement of expert consensus for
purposes of educational assessment and instruction. Research Findings and
Recommendations. American Philosophical Association, Newark, DE.
Febriana A., Dkk (2013). Pengembangan student worksheet dengan pendekatan
problem solving untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis pada
materi dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar sma kelas XI,
Radiasi, Vol.3, No.1, Angesti Febriana. Purworejo: Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV.
Maulana.
Johnson, E. B. (2007). Contextual teaching & learning menjadikan kegiatan
belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Mizan Learning
Center.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an
integreted approach (second edition). Illinois: Waveland Press.
Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Nuryanti, L. (2008). Psikologi anak. Jakarta : Indeks.
Noor, J. (2011). Metodologi penelitian skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.
Jakarta: Kencana.
Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh Dan
Berkembang. Edidi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Priantini, dkk (2013). Pengaruh metode mind mapping terhadap keterampilan
berpikir kreatif dan prestasi belajar ips, e-Journal Jurusan Pendidikan
Dasar (Volume 3 Tahun 2013). Singaraja: Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha.
Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitian
dengan SPSS dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava Media.
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Ristiasari, dkk (2012). Model pembelajaran problem solving dengan mind
mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, Unnes.J.Biol.Educ. 1
(3) (2012). Semarang : FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sangadji (2010) E.M. metodologi penelitian-pendekatan praktis dalam penelitian.
Yogyakarta: penerbit Andi
Sarwono, J. (2010). PASW statistik 18 belajar statistik menjadi mudah dan cepat.
Yogyakarta: CV Andi.
Setyowati, A., Subali, B., Mosik. (2011). Implementasi pendekatan konflik
kognitif dalam pembelajaran fisika untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa SMP kelas VIII. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
ISSN: 1693-1246.
Sochibin A. , P. Dwijananti, P. Marwoto (2009) Penerapan model pembelajaran
inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir
kritis siswa sd. Semarang: Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 5: 96-
101
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kualitatif, kuantitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan pendekatan kualitatif, kuantitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sulistyanto, H. Wiyono, E. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD dan MI
kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakrta:
Kanisius.
Yuniarti N., dkk(2013) Peningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
kemapuan menulis cerita penek dengan menggunakan metode peta pikiran
(mind mapping), pada siswa kelas IX A SMP Negeri 9 Pontianak. Jurnal
vol 1, no 1, (hal 125-139). ISSN : pascasarjana UNS.
Yogihati, C. I. (2010). Peningkatan kualitas pembelajaran fisika umum melalui
pembelajaran bermakna dengan menggunakan peta konsep. Jurusan Fisika
FMIPA, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia, 105.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 1.1 Silabus Kelompok Eksperimen
Nama Sekolah : SD Kanisius Wirobrajan
Mata Pelajaran :Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester :V / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kelompok : Eksperimen
Kompetensi
Dasar
Materi
pokok
Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokas
i
waktu
Sumber/
Alat /
Bahan
5.2
Menjelaskan
pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih mudah
dan lebih
cepat
Pesawat
sederhana
Pertemuan I
Siswa melihat video tentang pesawat
sederhana.
Siswa dan guru melakukan tanya
jawab tentang materi pesawat
sederhana berdasarkan video.
Siswa dibagi dalam 6 kelompok
dengan anggota 5-6 siswa pada setiap
kelompoknya.
Siswa menyiapkan alat dibawa
Interpretasi
Mengidentifikasi
masalah dan
mendeskripsikan ciri-ciri
pesawat sederhana
Menentukan kriteria
yang berguna untuk
membuat klasifikasi jenis
pesawat sederhana
Membuat klasifikasi
1. Jenis
penilian:
Tes tertulis
2. Bentuk
penilian :
pilihan
ganda dan
essay
3. Instrumen:
pretes dan
12 x
35
menit
Azmiyaw
ati ,
choirul,
dkk
(2008).
IPA
saling
Temas 5
untuk
SD/ MI
kelas V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
berdasarkan perintah guru pada
pertemuan sebelumnya dan
melakukan percobaan menggunakan
alat yang berprinsip pesawat
sederhana tersebut.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang materi pembelajaran.
Siswa membuat mind map bersama
kelompok.
Siswa mempresentasikan hasil kerja
bersama kelompoknya.
Pertemuan II
Siswa diminta untuk menyiapkan PR
pada pertemuan sebelumnya yaitu
mind map tentang pesawat sederhana
jenis tuas.
Siswa dan guru membahas PR
tentang mind map pesawat sederhana
jenis tuas tersebut bersama-sama.
pesawat sederhana atas
dasar data-data dengan
skema tertentu
Mengerti maksud dari
pertanyaan yang diajukan
yang berkaitan dengan
pesawat sederhana
Analisis
Meneliti alternatif-
alternatif yang mungkin
dengan melihat
persamaan dan
perbedaan dengan
menggunakan pesawat
sederhana dan
menggunakan tangan
kosong
Membandingkan
pernyataan tentang
Posttest Jakarta:
Pusat
perbukua
n
Departe
men
Pendidik
an
Nasional
Sulistiya
nto, heri,
dkk.2008
.Ilmu
Pengetah
uan Alam
untuk
SD/ MI
kelas V.
Jakarta:
Pusat
Perbukua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Guru menggali pengetahuan siswa
melalui tanya jawab tentang materi
pesawat sederhana jenis tuas dengan
menggunakan beberapa gambar dan
media.
Siswa menyiapkan alat dibawa
berdasarkan perintah guru pada
pertemuan sebelumnya untuk
melakukan percobaan.dan melakukan
percobaan dengan menggunakan alat
siswa bawa tersebut bersama
kelompoknya. Contoh: menggunting,
menyapu, memotong kuku dan
sebagainya.
Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru tentang penggolongan pesawat
sederhana jenis tuas.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang letak titik tumpu, titik beban
penggunaan pesawat
sederhana dan tidak
menggunakan pesawat
sederhana
Mengidentifikasi mana
permasalahan utama dan
mana permasalahan
sekunder untuk memilih
menggunakan pesawat
sederhana yang tepat
Mengidentifikasi mana
permasalahan utama dan
mana permasalahan
sekunder untuk memilih
menggunakan pesawat
sederhana yang tepat
Evaluasi
Menilai cara kerja
pesawat sederhana yang
n
Departe
men
Nasional
Media:
papan
tulis,
buku
paket,
gambar
tentang
pesawat
sederhan
a lat yang
berprinsi
p
pesawat
sederhan
a,
LKS,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dan titik kuasa pada masing-masing
contoh alat yang menggunkan prinsip
kerja tuas.
Siswa menunjukkan letak titik tumpu,
titik beban dan titik kuasa pada alat
yang diberikan oleh guru.
siswa bersama kelompoknya,
membuat mind map tentang pesawat
sederhana jenis tuas. Siswa
mempresentasikan hasil pekerjaanya
ke depan kelas.
Pertemuan III
Siswa diminta untuk menyiapkan PR
membuat mind map bidang miring dan
membahasnya bersama.
Siswa melihat video tentang bidang
miring.
Guru menggali pengetahuan siswa
melalui tanya jawab tentang materi
tepat dalam
menyelsaikan pekerjaan.
Memberikan argument
cara kerja pesawat
sederhana dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
Memberikan alasan yang
benar dalam memilih
pesawat sederhana
Memberikan contoh lain
pesawat sedrhana yang
dapat mempermudah
menyelesaikan
pekerjaan.
Inferensi
Menyimpulkan pesawat
sederhana yang tepat
dalam menyelesaikan
soal
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pesawat sederhana jenis bidang miring
berdasarkan video.
Siswa masuk dalam kelompok dan
melakukan percobaan tentang bidang
miring dengan alat yang telah
disiapkan guru.
Guru menjelaskan materi pesawat
sederhana bidang miring dengan
menggunakan power point.
Siswa bersama kelompok membuat
mind map tentang bidang miring.
Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas.
Pertemuan IV
Siswa diminta untuk menyiapkan PR
pada pertemuan sebelumnya yaitu
mind map tentang pesawat sederhana
jenis katrol dan membahasnya
bersama.
pekerjaan secara
mandiri
Membrikan contoh alat
kongkrit penerapan
pesawat sederhana
dalam menyelesaikan
pekerjaan
memberikan langkah
kerja penerapan pesawat
sederhana dalam
menyelesaikan
pekerjaan secara
sistematis
Memberikan argument
yang mendukung dalam
menyimpulkan pesawat
sederhana
Eksplanasi
Menjelaskan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Siswa melihat video tentang
penggunaan katrol dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru menggali pengetahuan siswa
melalui tanya jawab tentang materi
pesawat sederhana jenis katrol
berdasarkan video
Siswa masuk kedalam kelompok dan
melakukan percobaan tentang jenis-
jenis katrol dengan alat yang telah
guru siapkan.
Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru tentang pesawat sederhana jenis
katrol.
siswa bersama kelompoknya,
membuat mind map tentang pesawat
sederhana katrol.
Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaanya ke depan kelas.
pesawat sederhana.
Menjelaskan alasan
penggunaan salah satu
jenis pesawat sederhana.
Menjelaskan alasan
pengambilan langkah-
langkah penyelesaian
masalah dengan
menggunakan pesawat
sederhana
Menguraikan langkah-
langkah penyelesaian
masalah dengan
menggunakan pesawat
sederhana
Regulasi Diri
Menghargai pendapat
orang lain yang berbeda
tentang penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pertemuan V
Siswa diminta untuk menyiapkan PR
membuat mind map roda berporos dan
membahasnya bersama guru.
Guru menggali pengetahuan siswa
melalui tanya jawab tentang materi
pesawat sederhana jenis roda berporos
dengan menggunakan gambar dan
media seperti mobil-mobilan.
Siswa masuk ke dalam kelompok dan
melakukan percobaan dengan alat
yang telah disiapkan oleh guru.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
dengan menggunakan power point.
Siswa membuat mind map roda
berporos bersama kelompoknya.
Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaanya ke depan kelas.
Pertemuan VI
pesawat sederhana
Menguji pendapat
sendiri apakah terlalu
berat sebelah saat
mengambil keputusan
pemilihan jenis pesawat
sederhana
Menguji apakah
argumen pemilihan jenis
pesawat sederhana
memang sungguh bisa
diterima
Menilai kelemahan atau
kelebihan dari pendapat
orang lain tentang
pemilihan jenis pesawat
sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Siswa diminta untuk menyiapkan PR
membuat mind map pesawat
sederhana secara keseluruhan dan
membahasnya bersama guru.
Siswa dan guru mengulas kembali
seluruh materi pesawat sederhana
pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya dengan menggunakan
power point.
Siswa membuat mind map secara
individu tenang seluruh materi
pesawat sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 1.2 : Silabus Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1.2 Silabus Kelompok Kontrol
Satuan Pendidikan :SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/ Semester : VB/ Genap
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kelompok : Kelompok Kontrol
Kompetensi
Dasar
Materi Kegiatan pembelajaran Indkator Penilaian Alokasi
waktu
Sumber/
Alat /
Bahan
5.2
Menjelaskan
pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih mudah
dan lebih
cepat
Pesawat
sederhana
Pertemuan I
Siswa Siswa diberi penjelasan
tentang materi pesawat sederhana
secara keseluruhan.
Siswa menyebutkan contoh alat yang
berprinsip pesawat sederhana.
Siswa menjelaskan pengertian
pesawat sederhana sesuai penjelasan
guru.
Siswa menyebutkan fungsi dari
Interpretasi
Mengidentifikasi masalah dan
mendeskripsikan ciri-ciri
pesawat sederhana
Menentukan kriteria yang
berguna untuk membuat
klasifikasi jenis pesawat
sederhana
Membuat klasifikasi pesawat
sederhana atas dasar data-data
1. Jeni
s
penilaian:
Tes
tertulis
2. Bent
uk
penilaian:
pilihan
ganda dan
12 x 35
menit
Azmiyawa
ti , choirul,
dkk
(2008).
IPA saling
Temas 5
untuk SD/
MI kelas
V. Jakarta:
Pusat
perbukuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
masing-masing pesawat sederhana.
Siswa mengerjakan soal latihan.
Siswa dan guru membahas soal
latihan yang telah siswa kerjakan.
Pertemuan II
Siswa dan guru membahas soal
evaluasi yag telah siswa kerjakan
pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang materi tuas dan jenis-
jenisnya.
Guru menjelaskan letak titik tumpu,
titik kuasa dan titik beban pada
masing-masing jenis tuas.
Siswa menjelaskan jenis-jenis tuas
dan letak titik tumpu, titik kuasa dan
titik beban pada masing-masing
jenis tuas.
dengan skema tertentu
Mengerti maksud dari
pertanyaan yang diajukan yang
berkaitan dengan pesawat
sederhana
Analisis
Meneliti alternatif-alternatif
yang mungkin dengan melihat
persamaan dan perbedaan
dengan menggunakan pesawat
sederhana dan menggunakan
tangan kosong
Membandingkan pernyataan
tentang penggunaan pesawat
sederhana dan tidak
menggunakan pesawat
sederhana
Mengidentifikasi mana
permasalahan utama dan mana
essay
3. Instr
umrnt:
pretest
dan
posttest
Departeme
n
Pendidikan
Nasional
Sulistiyant
o, heri,
dkk.2008.I
lmu
Pengetahu
an Alam
untuk SD/
MI kelas
V. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departeme
n Nasional
Media:
papan
tulis, buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Siswa mengerjakan soal latihan
secara individu.
Siswa dan guru membahas soal
latihan yang telah siswa kerjakan.
Pertemuan III
Siswa dan guru membahas soal
evaluasi yang telah siswa kerjakan
pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang bidang miring dan
penggunaanya dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa menjelaskan pengertian bidang
miring sesuai penjelasan guru.
Siswa menyebutkan fungsi bidang
miring dalam kehidupan sehari-hari
dan contohnya.
Siswa mengerjakan LKS yang telah
disiapkan guru secara individu.
permasalahan sekunder untuk
memilih menggunakan
pesawat sederhana yang tepat
Mengidentifikasi mana
permasalahan utama dan mana
permasalahan sekunder untuk
memilih menggunakan
pesawat sederhana yang tepat
Evaluasi
Menilai cara kerja pesawat
sederhana yang tepat dalam
menyelsaikan pekerjaan.
Memberikan argument cara
kerja pesawat sederhana dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Memberikan alasan yang benar
dalam memilih pesawat
sederhana
Memberikan contoh lain
paket,
gambar
tentang
pesawat
sederhana
lat yang
berprinsip
pesawat
sederhana,
LKS, soal
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Siswa mempresentasikan hasl
pekerjaanya ke depan kelas.
Pertemuan IV
Siswa dan guru membahas soal
evaluasi yang telah siswa kerjakan
pada pertemuan sebelumnya.’
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang jenis-jenis katrol dan
kegunaanya dalam kehidupan sehari-
hari.
Siswa menjelaskan pengertian katrol
sesuai penjelasan guru.
Siswa menyebutkan jenis-jenis katrol
dan kegunaanya dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa mengerjakan soal latihan.
Siswa dan guru membahas soal
latihan yang telah siswa kerjakan.
pesawat sedrhana yang dapat
mempermudah menyelesaikan
pekerjaan.
Inferensi
Menyimpulkan pesawat
sederhana yang tepat dalam
menyelesaikan pekerjaan
secara mandiri
Membrikan contoh alat
kongkrit penerapan pesawat
sederhana dalam
menyelesaikan pekerjaan
memberikan langkah kerja
penerapan pesawat sederhana
dalam menyelesaikan
pekerjaan secara sistematis
Memberikan argument yang
mendukung dalam
menyimpulkan pesawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pertemuan V
Siswa dan guru membahas soal
evaluasi yang telah siswa kerjakan
pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang materi roda berporos.
Siswa menjelaskan pengertian roda
berporos sesuai penjelasan guru.
Siswa menyebutkan contoh
penggunaan pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengerjakan LKS secara
individu.
Siswa dan guru membahas LKS yang
telah siswa kerjakan.
Pertemuan VI
Siswa dan guru membahas soal
evaluasi yang telah siswa kerjakan
sederhana
Eksplanasi
Menjelaskan gambar pesawat
sederhana.
Menjelaskan alasan
penggunaan salah satu jenis
pesawat sederhana.
Menjelaskan alasan
pengambilan langkah-langkah
penyelesaian masalah dengan
menggunakan pesawat
sederhana
Menguraikan langkah-langkah
penyelesaian masalah dengan
menggunakan pesawat
sederhana
Regulasi Diri
Menghargai pendapat orang
lain yang berbeda tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
sebelumnya.
Siswa mengumpulkan tugas
ringkasan yang telah dikerjakan.
Guru memberikasn pertanyaan
kepada siswa tentag seluruh materi
pesawat sederhana.
Guru menjelaskan kembali seluruh
materi pesawat sederhana.
Siswa mengerjakan soal latihan
tentang seluruh materi pesawat
sederhana.
Siswa dan guru membahas soal
latihan yang telah siswa kerjakan.
penggunaan pesawat
sederhana
Menguji pendapat sendiri
apakah terlalu berat sebelah
saat mengambil keputusan
pemilihan jenis pesawat
sederhana
Menguji apakah argumen
pemilihan jenis pesawat
sederhana memang sungguh
bisa diterima
Menilai kelemahan atau
kelebihan dari pendapat orang
lain tentang pemilihan jenis
pesawat sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 1.3 : RPP Kelompok Ekperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Satuan Pendidikan :SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/ Semester : VA/ Genap
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pelajaran : Pesawat Sederhana
Kelompok : Kelompok Eksperimen
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi
Dasar
Sub
Materi
Pokok
Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Penilaian Sumber/
Alat /
Bahan
5.2
Menjelaska
n pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih
mudah dan
Pesawat
sederhan
a secara
umum
Interpretasi
Mengidentifikasi
masalah dan
mendeskripsikan
ciri-ciri pesawat
sederhana
Menentukan
kriteria yang
berguna untuk
membuat
klasifikasi jenis
pesawat sederhana
Membuat
Pertemuan I
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Siswa bersama guru mengulas kembali materi
gaya dengan menggunakan mind map dan siswa
mengamati contoh mind map materi gaya yang
ditampilakan guru.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran yaitu belajar pesawat sederhana.
Motivasi
(2 x 35
menit)
1. Jenis
peneliti
an : tes
tertulis
2. Bentuk
penilian
: pilihan
ganda
dan
essay
3. Instrum
en:
pretes
Azmiyawa
ti ,
choirul,
dkk
(2008).
IPA saling
Temas 5
untuk SD/
MI kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
lebih cepat klasifikasi pesawat
sederhana atas
dasar data-data
dengan skema
tertentu
Mengerti maksud
dari pertanyaan
yang diajukan yang
berkaitan dengan
pesawat sederhana
Analisis
Meneliti
alternatif-alternatif
yang mungkin
dengan melihat
persamaan dan
perbedaan dengan
menggunakan
pesawat sederhana
dan menggunakan
tangan kosong
Membandingkan
pernyataan
tentang
penggunaan
pesawat sederhana
dan tidak
menggunakan
Siswa melakukan “tepuk semangat” Kegiatan Inti
Siswa melihat video tentang pesawat sederhana.
Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
materi pesawat sederhana berdasarkan video.
Siswa dibagi dalam 6 kelompok dengan anggota
5-6 siswa pada setiap kelompoknya.
Siswa menyiapkan alat dibawa berdasarkan
perintah guru pada pertemuan sebelumnya dan
melakukan percobaan menggunakan alat yang
berprinsip pesawat sederhana tersebut.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
materi pembelajaran.
Siswa membuat mind map bersama kelompok.
Siswa mempresentasikan hasil kerja bersama
kelompoknya. Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi PR membuat mind map pesawat
sederhana jenis tuas.
Siswa diberi informasi untuk membawa peratan
peswat sederhana jenis tuas.
seperti tang, gunting, linggis, pembuka botol,
pemotong kuku.
dan
Posttest
V. Jakarta:
Pusat
perbukuan
Departem
en
Pendidika
n Nasional
Sulistiyant
o, heri,
dkk.2008.I
lmu
Pengetahu
an Alam
untuk SD/
MI kelas
V. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departem
en
Nasional Pesawat Pertemuan II (2 x 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sederhan
a Tuas
pesawat sederhana
Mengidentifikasi
mana
permasalahan
utama dan mana
permasalahan
sekunder untuk
memilih
menggunakan
pesawat sederhana
yang tepat
Mengidentifikasi
mana
permasalahan
utama dan mana
permasalahan
sekunder untuk
memilih
menggunakan
pesawat sederhana
yang tepat
Evaluasi
Menilai cara kerja
pesawat sederhana
yang tepat dalam
menyelsaikan
pekerjaan.
Memberikan
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelumnya yaitu tentang pesawat sederhana
secara keseluruhan.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk Kanisius” Kegiatan Inti
Siswa diminta untuk menyiapkan PR pada
pertemuan sebelumnya yaitu mind map tentang
pesawat sederhana jenis tuas.
Siswa dan guru membahas PR tentang mind map
pesawat sederhana jenis tuas tersebut bersama-
sama.
Guru menggali pengetahuan siswa melalui tanya
jawab tentang materi pesawat sederhana jenis
tuas dengan menggunakan beberapa gambar dan
media.
Siswa menyiapkan alat dibawa berdasarkan
perintah guru pada pertemuan sebelumnya untuk
melakukan percobaan.dan melakukan percobaan
dengan menggunakan alat siswa bawa tersebut
menit)
Media:
papan
tulis, buku
paket,
gambar
tentang
pesawat
sederhana
lat yang
berprinsip
pesawat
sederhana,
LKS, soal
Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
argument cara kerja
pesawat sederhana
dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
Memberikan alasan
yang benar dalam
memilih pesawat
sederhana
Memberikan
contoh lain
pesawat sedrhana
yang dapat
mempermudah
menyelesaikan
pekerjaan.
Inferensi
Menyimpulkan
pesawat sederhana
yang tepat dalam
menyelesaikan
pekerjaan secara
mandiri
Membrikan
contoh alat
kongkrit
penerapan
pesawat sederhana
bersama kelompoknya. Contoh: menggunting,
menyapu, memotong kuku dan sebagainya.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang penggolongan pesawat sederhana jenis
tuas.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa pada
masing-masing contoh alat yang menggunkan
prinsip kerja tuas.
Siswa menunjukkan letak titik tumpu, titik beban
dan titik kuasa pada alat yang diberikan oleh
guru.
siswa bersama kelompoknya, membuat mind
map tentang pesawat sederhana jenis tuas. Siswa
mempresentasikan hasil pekerjaanya ke depan
kelas. Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi PR membuat mind map pesawat
sederhana jenis bidang miring.
Pesawat
sederhan
a Bidang
Miring
Pertemuan III
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
memberikan
langkah kerja
penerapan
pesawat sederhana
dalam
menyelesaikan
pekerjaan secara
sistematis
Memberikan
argument yang
mendukung dalam
menyimpulkan
pesawat sederhana
Eksplanasi
Menjelaskan
gambar pesawat
sederhana.
Menjelaskan
alasan
penggunaan salah
satu jenis pesawat
sederhana.
Menjelaskan
alasan
pengambilan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelunya tentang materi tuas pada pertemuan
sebelumnya.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk salut”
Kegiatan Inti
Siswa diminta untuk menyiapkan PR membuat
mind map bidang miring dan membahasnya
bersama.
Siswa melihat video tentang bidang miring.
Guru menggali pengetahuan siswa melalui tanya
jawab tentang materi pesawat sederhana jenis
bidang miring berdasarkan video.
Siswa masuk dalam kelompok dan melakukan
percobaan tentang bidang miring dengan alat yang
telah disiapkan guru.
Guru menjelaskan materi pesawat sederhana
bidang miring dengan menggunakan power point.
Siswa bersama kelompok membuat mind map
tentang bidang miring.
Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di
depan kelas. Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
langkah-langkah
penyelesaian
masalah dengan
menggunakan
pesawat sederhana
Menguraikan
langkah-langkah
penyelesaian
masalah dengan
menggunakan
pesawat sederhana
Regulasi Diri
Menghargai
pendapat orang
lain yang berbeda
tentang
penggunaan
pesawat sederhana
Menguji pendapat
sendiri apakah
terlalu berat
sebelah saat
mengambil
keputusan
pemilihan jenis
pesawat sederhana
Menguji apakah
argumen
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi PR membuat mind map pesawat
sederhana katrol.
Pesawat
sederhan
a katrol
Pertemuan IV
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelumnya yaitu tentang pesawat sederhana jenis
bidang miring.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk kanisius”
Kegiatan Inti
Siswa diminta untuk menyiapkan PR pada
pertemuan sebelumnya yaitu mind map tentang
pesawat sederhana jenis katrol dan membahasnya
bersama.
Siswa melihat video tentang penggunaan katrol
dalam kehidupan sehari-hari.
Guru menggali pengetahuan siswa melalui tanya
jawab tentang materi pesawat sederhana jenis
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pemilihan jenis
pesawat sederhana
memang sungguh
bisa diterima
Menilai
kelemahan atau
kelebihan dari
pendapat orang
lain tentang
pemilihan jenis
pesawat sederhana
katrol berdasarkan video
Siswa masuk kedalam kelompok dan melakukan
percobaan tentang jenis-jenis katrol dengan alat
yang telah guru siapkan.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
pesawat sederhana jenis katrol.
siswa bersama kelompoknya, membuat mind map
tentang pesawat sederhana katrol.
Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya ke
depan kelas. Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi PR membuat mind map pesawat
sederhana roda berporos.
Siswa diberi PR membuat mind map pesawat
sederhana secara keseluruhan.
Pesawat
sederhan
a Roda
Berporo
s
Pertemuan V
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelunya tentang materi katrol.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
0
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk salut”
Kegiatan Inti
Siswa diminta untuk menyiapkan PR membuat
mind map roda berporos dan membahasnya
bersama guru.
Guru menggali pengetahuan siswa melalui tanya
jawab tentang materi pesawat sederhana jenis
roda berporos dengan menggunakan gambar dan
media seperti mobil-mobilan.
Siswa masuk ke dalam kelompok dan melakukan
percobaan dengan alat yang telah disiapkan oleh
guru.
Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan
menggunakan power point.
Siswa membuat mind map roda berporos bersama
kelompoknya. Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaanya ke depan kelas.
Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Pembuat
an Mind
map
Individu
Pertemuan VI
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1
Pesawat
sederhan
a
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelunya tentang materi roda berporos.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk salut” Kegiatan Inti
Siswa diminta untuk menyiapkan PR membuat
mind map pesawat sederhana secara keseluruhan
dan membahasnya bersama guru.
Siswa dan guru mengulas kembali seluruh materi
pesawat sederhana pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya dengan menggunakan power point.
Siswa membuat mind map secara individu tenang
seluruh materi pesawat sederhana. Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.Siswa
mengerjakan soal evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1.4 : RPP Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3
Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
Satuan Pendidikan :SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/ Semester : VB/ Genap
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pelajaran : Pesawat Sederhana
Kelompok : Kelompok Kontrol
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi
Dasar
Sub
Materi
Pokok
Indikator Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Penilaian Sumber/
Alat /
Bahan
5.2
Menjelaska
n pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih
mudah dan
Pesawat
sederhan
a secara
umum
Interpretasi
Mengidentifikasi
masalah dan
mendeskripsikan
ciri-ciri pesawat
sederhana
Menentukan
kriteria yang
berguna untuk
membuat
klasifikasi jenis
pesawat sederhana
Membuat
Pertemuan I
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Siswa bersama guru mengulas kembali materi gaya
yang telah siswa pelajari pada pertemuan
sebelumnya.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran yaitu belajar pesawat sederhana.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk semangat”.
(2 x 35
menit)
1.Jenis
penilian
:
Tes
tertulis
2. Bentuk
penilian
: pilihan
ganda
dan
essay
3. Instrum
Azmiyawa
ti ,
choirul,
dkk
(2008).
IPA saling
Temas 5
untuk SD/
MI kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4
lebih cepat klasifikasi pesawat
sederhana atas
dasar data-data
dengan skema
tertentu
Mengerti maksud
dari pertanyaan
yang diajukan yang
berkaitan dengan
pesawat sederhana
Analisis
Meneliti
alternatif-alternatif
yang mungkin
dengan melihat
persamaan dan
perbedaan dengan
menggunakan
pesawat sederhana
dan menggunakan
tangan kosong
Membandingkan
pernyataan
tentang
penggunaan
pesawat sederhana
dan tidak
menggunakan
Kegiatan Inti
Siswa Siswa diberi penjelasan tentang materi
pesawat sederhana secara keseluruhan.
Siswa menyebutkan contoh alat yang berprinsip
pesawat sederhana.
Siswa menjelaskan pengertian pesawat sederhana
sesuai penjelasan guru.
Siswa menyebutkan fungsi dari masing-masing
pesawat sederhana.
Siswa mengerjakan soal latihan.
Siswa dan guru membahas soal latihan yang telah
siswa kerjakan.
Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi PR untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu tuas.
en:
pretes
dan
Posttest
V. Jakarta:
Pusat
perbukuan
Departem
en
Pendidika
n Nasional
Sulistiyant
o, heri,
dkk.2008.I
lmu
Pengetahu
an Alam
untuk SD/
MI kelas
V. Jakarta:
Pusat
Perbukuan
Departem
en
Nasional
Pesawat
sederhan
a Tuas
Pertemuan II
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara
lisan tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelumnya yaitu tentang pesawat sederhana
secara keseluruhan.
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
5
pesawat sederhana
Mengidentifikasi
mana
permasalahan
utama dan mana
permasalahan
sekunder untuk
memilih
menggunakan
pesawat sederhana
yang tepat
Mengidentifikasi
mana
permasalahan
utama dan mana
permasalahan
sekunder untuk
memilih
menggunakan
pesawat sederhana
yang tepat
Evaluasi
Menilai cara kerja
pesawat sederhana
yang tepat dalam
menyelsaikan
pekerjaan.
Memberikan
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk Kanisius”
Kegiatan Inti
Siswa dan guru membahas soal evaluasi yag telah
siswa kerjakan pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
materi tuas dan jenis-jenisnya.
Guru menjelaskan letak titik tumpu, titik kuasa
dan titik beban pada masing-masing jenis tuas.
Siswa menjelaskan jenis-jenis tuas dan letak titik
tumpu, titik kuasa dan titik beban pada masing-
masing jenis tuas.
Siswa mengerjakan soal latihan secara individu.
Siswa dan guru membahas soal latihan yang telah
siswa kerjakan.
Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu tentang bidang miring.
Media:
papan
tulis, buku
paket,
gambar
tentang
pesawat
sederhana
lat yang
berprinsip
pesawat
sederhana,
LKS, soal
Evaluasi
Pesawat
sederhan
a Bidang
Pertemuan III
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
6
Miring argument cara kerja
pesawat sederhana
dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
Memberikan alasan
yang benar dalam
memilih pesawat
sederhana
Memberikan
contoh lain
pesawat sedrhana
yang dapat
mempermudah
menyelesaikan
pekerjaan.
Inferensi
Menyimpulkan
pesawat sederhana
yang tepat dalam
menyelesaikan
pekerjaan secara
mandiri
Membrikan
contoh alat
kongkrit
penerapan
pesawat sederhana
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan
tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelunya tentang materi tuas pada pertemuan
sebelumnya.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajara hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk salut”
Kegiatan Inti
Siswa dan guru membahas soal evaluasi yang telah
siswa kerjakan pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
bidang miring dan penggunaanya dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa menjelaskan pengertian bidang miring
sesuai penjelasan guru.
Siswa menyebutkan fungsi bidang miring dalam
kehidupan sehari-hari dan contohnya.
Siswa mengerjakan LKS yang telah disiapkan guru
secara individu.
Siswa mempresentasikan hasl pekerjaanya ke
depan kelas.
Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
7
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
memberikan
langkah kerja
penerapan
pesawat sederhana
dalam
menyelesaikan
pekerjaan secara
sistematis
Memberikan
argument yang
mendukung dalam
menyimpulkan
pesawat sederhana
Eksplanasi
Menjelaskan
gambar pesawat
sederhana.
Menjelaskan
alasan
penggunaan salah
satu jenis pesawat
sederhana.
Menjelaskan
alasan
pengambilan
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi
berikutnya yaitu tentang pesawat sederhana jenis
katrol.
Pesawat
sederhan
a katrol
Pertemuan IV
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan
tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelumnya yaitu tentang pesawat sederhana jenis
bidang miring.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan pembelajara
hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk kanisius”
Kegiatan Inti
Siswa dan guru membahas soal evaluasi yang telah
siswa kerjakan pada pertemuan sebelumnya.’
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
jenis-jenis katrol dan kegunaanya dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa menjelaskan pengertian katrol sesuai
penjelasan guru.
Siswa menyebutkan jenis-jenis katrol dan
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
8
langkah-langkah
penyelesaian
masalah dengan
menggunakan
pesawat sederhana
Menguraikan
langkah-langkah
penyelesaian
masalah dengan
menggunakan
pesawat sederhana
Regulasi Diri
Menghargai
pendapat orang
lain yang berbeda
tentang
penggunaan
pesawat sederhana
Menguji pendapat
sendiri apakah
terlalu berat
sebelah saat
mengambil
keputusan
pemilihan jenis
pesawat sederhana
Menguji apakah
argumen
kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengerjakan soal latihan.
Siswa dan guru membahas soal latihan yang telah
siswa kerjakan.
Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu pesawat sederhana roda berporos.
Pesawat
sederhan
a Roda
Berporo
s
Pertemuan V
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan
tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelunya tentang materi katrol.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan pembelajara
hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk salut”
Kegiatan Inti
Siswa dan guru membahas soal evaluasi yang telah
siswa kerjakan pada pertemuan sebelumnya.
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
9
pemilihan jenis
pesawat sederhana
memang sungguh
bisa diterima
Menilai
kelemahan atau
kelebihan dari
pendapat orang
lain tentang
pemilihan jenis
pesawat sederhana
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
materi roda berporos.
Siswa menjelaskan pengertian roda berporos sesuai
penjelasan guru.
Siswa menyebutkan contoh penggunaan pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mengerjakan LKS secara individu.
Siswa dan guru membahas LKS yang telah siswa
kerjakan. Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
Siswa diberi PR membuat ringkasan seluruh meteri
pesawat sederhana.
Evaluasi
Individu
Pesawat
sederhan
a
Pertemuan VI
Kegiatan Awal :
Doa, salam, mengecek kesiapan siswa dan
presensi.
Apersepsi
Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan
tentang materi yang telah dipelajari siswa
sebelunya tentang materi roda berporos.
Orientasi
Siswa diberikan penjelasan tentang tujuan pembelajara
hari ini.
Motivasi
Siswa melakukan “tepuk salut”
(2 x 35
menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
0
Kegiatan Inti
Siswa dan guru membahas soal evaluasi yang telah
siswa kerjakan sebelumnya.
Siswa mengumpulkan tugas ringkasan yang telah
dikerjakan.
Guru memberikasn pertanyaan kepada siswa tentag
seluruh materi pesawat sederhana.
Guru menjelaskan kembali seluruh materi pesawat
sederhana.
Siswa mengerjakan soal latihan tentang seluruh
materi pesawat sederhana.
Siswa dan guru membahas soal latihan yang telah
siswa kerjakan.
Kegiatan akhir
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa mengerjakan soal evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 1.5 Lembar Kerja Siswa 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lembar kerja siswa 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lembar kerja siswa 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 1.6 Lembar Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lembar evaluasi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lembar evaluasi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3.1 Instrumen Pengumpulan Data dan Kunci Jawaban
Bacalah soal cerita berikut lalu jawablah pertanyaan dibawahnya!
Hari minggu ini ibu dan ayah mengajakmu membersihkan halaman
rumah bersama adik. Adik dan ibu bertugas untuk memotong rumput dan
menyapunya. Ayah dan kamu bertugas membuang sampah yang sudah
terkumpul. Sampah yang terkumpul sangat banyak, maka sampah tersebut
harus di buang ke belakang rumah. Setelah halaman rumah dibersihkan, ayah
memintamu dan adik membawa air sebanyak dua jirigen besar berisi 10 liter
air dari sumur belakang rumah dan membawanya ke halaman. Air tersebut
digunakan untuk menyiram tanaman.
1. Berikut ini terdapat alat-alat untung memotong rumput:
1) Gunting pemotong 3. Sabit
2) Pisau 4. Cangkul
Dari alat-alat diatas,
a. Manakah alat yang paling efektif untuk memotong rumput?
b. Mengapa alat tersebut bisa efektif memotong rumput?
c. Apakah gunting pemotong dapat lebih cepat dari sabit dalam
memotong rumput? Apa alasannya?
d. Apa yang membedakan hasil pemotongan rumput dengan gunting,
sabit, dan cangkul?
2. Berikut adalah cara membuang rumput ke tempat pembuangan yang
berada di belakang rumah.
A. Rumput diambil dengan tangan, dimasukan ke gerobak lalu dibuang
ke tempat pembuangan.
B. Rumput diambil menggunakan serok, dimasukan ke karung, lalu
dibuang ke tempat pembuangan
C. Rumput dimasukan ke tempat sampah lalu dibawa ke tempat
pembuangan
D. Rumput disapu sampai ke tempat pembuangan
E. Rumput didorong dengan sorok sampai ke tempat pembuangan
Dari cara diatas, jawablah pertanyaan berikut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
a. Kemukakan cara-cara mana yang paling mudah untuk membuang
rumput?
b. Pilihlah salah satu cara yang paling efektif dan kurang efektif
untuk membuang rumput!
c. Kemukakan cara membuang rumput yang lebih efektif selain cara
diatas?
d. Simpulkan alat apa yang efektif membuang rumput? Jelaskan
alasanmu!
Kunci Jawaban :
1. Soal Evaluasi
a. Sabit
b. Alasan:
o Sabit mencakup lebih banyak rumput, sehingga lebih cepat selesai
o Sabit ringan dan sehingga mudah digunakan
o Sabit runcing sehingga sedikit tenaga yang diperlukan
c. Tidak,
karena gunting pemotong hanya mencakup sedikit demi sedikit saat
memotong rumput, sehingga memakan waktu lama. Sabit mencakup b
anyak rumput untuk dipotong, sehingga cepet selesai.
d. Hal yang membedakan adalah kecepatan dan kemudahan alat.
o Gunting pemotong sangat mudah, namun memakan waktu lama
o Sabit sedikit mudah, namun memakan waktu tidak lama
o Cangkul berat dan sulit, namun sangat cepat selesai
2. Soal Inferensi
a. Langkah A
b. Efektif langkah B
Tidak efektif langkah D
c. Rumput dikumpulkan dengan sapu , diambil dengan sekop dan dimasukan
ke gerobak lalu di buang ketempat pembuangan.
d. Sekop/serok dan Gerobak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 3.2 Rubrik Penilaian Soal Essay
No Variabel Indikator Ketentuan skor Skor
3 Evaluasi
Menilai relevansi suatu
argument untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Jika memilih pesawat sederhana yang efektif dan tepat 4
Jika memilih pesawat sederhana yang efektif namun kurang tepat 3
Jika memilih pesawat sederhana kurang efektif 2
Jika memilih pesawat sederhana tidak efektif dan tidak ada jawaban 1
Menilai argument pesawat
sederhana didasarkan pada
asumsi/alasan yang benar.
Jika memberikan alasan-alasan memilih cara kerja pesawat sederhana yang efektif
dan tepat
4
Jika memberikan alasan-alasan memilih cara kerja pesawat sederhana kurang efektif
namun tepat
3
Jika memberikan alasan-alasan memilih cara kerja pesawat sederhana yang kurang
efektif dan tidak tepat
2
Jika memberikan alasan-alasan yang tidak efektif dan tidak ada jawaban 1
Menilai benar tidaknya
argument pesawat seerhana
dalam menyelesaikan
pekerjaan
Jika memberikan pendapat tidak setuju beserta alasan yang sesuai dengan pesawat
sederhana
4
Jika memberikan pendapat tidak setuju berserta alas an yang tepat 3
Jika memberikan pendapat setuju namun alasan tepat 2
Jika memberikan pendapat setuju namun alasan tidak tepat, serta tidak ada jawaban 1
Memberikan argumen cara
kerja pesawat sederhana
dalam menyelesaikan
pekerjaan.
Jika memberikan penjelasan alasan yang benar dan logis (mendukung) 4
Jika memberikan penjelasan alasan yang benar namun tidak logis (mendukung) 3
Jika memberikan penjelasan alasan yang kurang benar dan kurang logis (mendukung) 2
Jika memberikan penjelasan alasan yang tidak benar dan tidak logis (mendukung) 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
4 Inferensi
Mengemukakan alternatif-
alternatif pesawat sederhana
untuk menyelesaikan
pekerjaan
Jika memberikan langkah kerja yang mudah dan tepat 4
Jika memberikan langkah kerja yang mudah namun kurang tepat 3
Jika memberikan langkah kerja yang mudah dan tidak tepat 2
Jika memberikan langkah kerja tidak mudah dan tidak ada jawaban 1
Menentukan kesimpulan
paling kuat diterima dan
paling lemah ditolak dalam
menyelesaikan pekerjaan
Jika memilih cara yang benar dan sesuai 4
Jika memilih cara yang benar namun kurang sesuai 3
Jika memilih cara yang benar namun tidak sesuai 2
Jika memilih cara yang benar dan sesuai 1
Menemukan rencana-rencana
yang untuk menyelesaikan
pekerjaan
Jika memberikan cara yang tepat dan efektif menyelesikan pekerjaan. 4
Jika memberikan cara yang kurang tepat namun efektif menyeleseikan pekerjaan. 3
Jika memberikan cara yang tepat namun kurang efektif menyeleseikan pekerjaan. 2
Jika memberikan cara yang tidak efektif menyelesikan pekerjaan dan tidak ada
jawaban.
1
Menarik kesimpulan pesawat
sederhana yang sesuai dengan
cara kerja penyelesaian
pekerjaan
Jika memilih pesawat sederhana yang efektif dan tepat 4
Jika memilih pesawat sederhana yang efektif dan kurang tepat 3
Jika memilih pesawat sederhana yang efektif dan tidak tepat 2
Jika memilih pesawat sederhana yang tidak efektif dan tidak ada jawaban 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 3.3 : Uji Validitas Instumen dan Uji
Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 3.3 Uji Validitas setiap Variabel
Correlations
Total Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6
Total Pearson
Correlation
1 .675** .597** .595** .537** .614** .615**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000
N 83 83 83 83 83 83 83
Soal1 Pearson
Correlation
.675** 1 .276* .440** .069 .258* .403**
Sig. (2-
tailed)
.000 .012 .000 .535 .019 .000
N 83 83 83 83 83 83 83
Soal2 Pearson
Correlation
.597** .276* 1 .027 .131 .297** .199
Sig. (2-
tailed)
.000 .012 .809 .238 .006 .072
N 83 83 83 83 83 83 83
Soal3 Pearson
Correlation
.595** .440** .027 1 .349** .179 .288**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .809 .001 .105 .008
N 83 83 83 83 83 83 83
Soal4 Pearson
Correlation
.537** .069 .131 .349** 1 .331** .148
Sig. (2-
tailed)
.000 .535 .238 .001 .002 .181
N 83 83 83 83 83 83 83
Soal5 Pearson
Correlation
.614** .258* .297** .179 .331** 1 .252*
Sig. (2-
tailed)
.000 .019 .006 .105 .002 .022
N 83 83 83 83 83 83 83
Soal6 Pearson
Correlation
.615** .403** .199 .288** .148 .252* 1
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .072 .008 .181 .022
N 83 83 83 83 83 83 83
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 3.4 Uji Reliabilitas Seluruh Soal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
.644 .658 6
Reliabilitas Soal Evaluasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
.313 .331 4
Reliabilitas Soal Inferensi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
.477 .488 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 3.5 Rekapitulasi Nilai
a. Kemampuan Evaluasi
Evaluasi
No Resp.
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest I Posttest II Selisih Pretest Posttest I Posttest II Selisih
1 1.5 2.75 2.25 1.25 2.25 3.5 2.75 -0.3 2 2 2.5 2.5 0.5 2 2.75 2.5 -0.5 3 2.25 2.25 2.25 0 2 2.5 2.5 0 4 2.25 2.5 1.75 0.25 2 1.75 3 0.5
5 2.5 2 2.25 -0.5 2 3.25 2.75 -0.5 6 2.25 2.5 3 0.25 2.25 3 2.75 0.75 7 2.25 2.25 2.5 0 1.75 3 2.5 0 8 2.5 2.75 2.5 0.25 2.25 3 3.75 0.25 9 2 2 2.5 0 2.5 3.25 2.5 0.5
10 1.75 2 2.5 0.25 2 2 2.25 1.25 11 2 3 2.25 1 2 2.75 2.75 1 12 1.75 2.25 2.5 0.5 1.75 3.25 2.5 0 13 1.5 3.75 2.75 2.25 1.75 3.25 2.25 1 14 2.25 2 3 -0.3 2 2.25 2.75 1.75 15 1.5 2.75 2.5 1.25 1.75 2 3.25 1 16 2 1.75 2.25 -0.3 1 2.5 3.25 0.25 17 1.75 2.5 3 0.75 2.5 2.5 3 -1.3 18 2 1.75 2.25 -0.3 2 1.75 3 -0.8 19 1.75 3.5 4 1.75 1.75 3.25 3.5 0.25
20 2.25 4 3.5 1.75 2.25 4 2.75 0 21 2 3.25 2.25 1.25 1 3.25 3.5 0.75 22 1.75 2.5 2.75 0.75 1.75 2.5 2.5 0.25 23 2 3.75 3.25 1.75 1.75 3.5 3 0.5 24 1.5 2.25 2.75 0.75 2.5 2.25 2 0.25 25 2 3 2.5 1 1.75 3 2.5 -1.3 26 2.5 2.75 2.75 0.25 2 2.75 3.5 0.25 27 1.5 2.25 2.5 0.75 2.25 2.25 3.25 0.75 28 1.75 2.25 3.25 0.5 2 2.25 2.75 0.5 29 2.25 2.5 2 0.25 2.5 2.5 3 -0.3 30 2 2 2.5 0 2.25 2 3.5 -0.3 31 1.75 2 2 0.25 2 2 2.25 -1
Rerata 1.97 2.56 2.6 0.59 1.98 2.70 2.84 0.19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
b. Kemampuan Inferensi
Inferensi
No Eksperimen Kontrol
Resp. Pretest Posttest I Posttest II Selisih Pretest Posttest I Posttest II Selisih
1 1.75 1.5 2 1.25 2 2.5 2.25 0.5 2 2.25 1.75 2 0.75 2.75 1.75 2 -1
3 1.75 1.75 2 0.5 1.5 2.25 2.25 0.75 4 1.5 2 2 -0.3 1.75 2.5 2.75 0.75 5 2 1.5 2.25 1.25 2.25 2.75 2.25 0.5 6 2 2.75 2.25 0.75 2.5 2.25 2.5 -0.3 7 2.25 2.25 3 1.25 1.5 2.5 3 1 8 2 2.25 3.5 0.75 2 2.75 3 0.75 9 2.75 3.25 2.75 0.75 2.5 2.5 2.75 0
10 2 3.25 3 0 2.25 2.75 3 0.5 11 1.25 2.25 2 0.75 1.25 2.25 2.75 1 12 1.5 1.5 2.25 1.5 1.25 2.5 3.25 1.25 13 1.5 2.5 3.25 1.5 1.75 2.25 2.75 0.5 14 1.5 3.25 3.25 0.25 1.5 2.75 3 1.25 15 1.5 2.5 2.75 0.25 1.75 2.5 2 0.75 16 2 2.25 2.25 1.5 2.25 2.5 3.5 0.25 17 2.75 1.5 2 0 2 1.75 3 -0.3 18 2.25 1.5 2.5 -0.3 1.75 1.75 2.75 0
19 1.75 2 2.25 1.5 2 2 3 0 20 2 2 2.5 1.75 1.75 2.25 2.5 0.5 21 1.75 2.5 2.75 2.25 2 2 2.5 0 22 2 2.25 2.5 0.75 2 1.25 2.25 -0.8 23 2 2.5 2.5 1.75 1.5 2.5 3.5 1 24 2 2.25 2.25 -0.3 1.75 2.5 2.75 0.75 25 2.75 1.5 2.5 1.25 2 2.25 2.75 0.25 26 1.75 2 2 0.75 2.25 2.75 2.75 0.5 27 1.75 2.5 2 0 2 2.25 3 0.25 28 1.75 2.25 2.5 0.25 2.25 2.75 3 0.5 29 2 1.75 2 0 1.75 1.75 2.5 0 30 2 1.75 2.25 -0.3 2.75 1.25 2.5 -1.5 31 2.25 1.25 2.25 0 2.25 2.25 2.5 0
Rerata 1.94 2.13 2.43 0.72 1.96 2.27 2.72 0.31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3.6 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Pretes Eksperimen
Evaluasi Inferensi
No Indikator Total Rata-rata Indikator Total Rata-rata
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 1 2 1 6 1.5 3 2 2 2 9 2.25
2 2 2 3 1 8 2 2 2 2 2 8 2
3 3 2 3 1 9 2.25 2 2 2 2 8 2
4 3 2 2 2 9 2.25 2 2 2 2 8 2
5 3 3 2 2 10 2.5 2 2 2 2 8 2
6 3 3 2 1 9 2.25 3 2 2 2 9 2.25
7 2 2 2 3 9 2.25 3 1 1 2 7 1.75
8 2 3 3 2 10 2.5 2 2 3 2 9 2.25
9 2 1 2 3 8 2 3 2 2 3 10 2.5
10 2 2 1 2 7 1.75 3 2 1 2 8 2
11 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 8 2
12 2 2 1 2 7 1.75 2 2 1 2 7 1.75
13 2 2 1 1 6 1.5 2 2 1 2 7 1.75
14 3 2 2 2 9 2.25 2 2 2 2 8 2
15 1 2 1 2 6 1.5 2 2 1 2 7 1.75
16 2 2 2 2 8 2 1 1 1 1 4 1
17 3 2 1 1 7 1.75 3 2 2 3 10 2.5
18 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 8 2
19 2 2 2 1 7 1.75 2 2 1 2 7 1.75
20 2 3 2 2 9 2.25 2 3 2 2 9 2.25
21 2 2 2 2 8 2 1 1 1 1 4 1
22 2 2 2 1 7 1.75 2 1 2 2 7 1.75
23 2 3 2 1 8 2 2 1 2 2 7 1.75
24 2 1 1 2 6 1.5 3 2 3 2 10 2.5
25 3 2 1 2 8 2 1 2 2 2 7 1.75
26 3 2 3 2 10 2.5 2 2 2 2 8 2
27 2 1 1 2 6 1.5 3 2 2 2 9 2.25
28 2 1 2 2 7 1.75 2 2 2 2 8 2
29 2 3 2 2 9 2.25 3 2 2 3 10 2.5
30 3 3 1 1 8 2 3 2 2 2 9 2.25
31 2 2 1 2 7 1.75 2 2 2 2 8 2
1.97 1.98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pretes Kontrol
Evaluasi Inferensi
No Indikator Total Rata-rata Indikator Total Rata-rata
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 2 2 1 7 1.75 2 2 2 2 8 2
2 4 2 1 2 9 2.25 4 2 2 3 11 2.75
3 2 2 1 2 7 1.75 2 2 1 1 6 1.5
4 2 2 1 1 6 1.5 2 2 1 2 7 1.75
5 2 2 2 2 8 2 2 3 2 2 9 2.25
6 2 2 2 2 8 2 4 2 2 2 10 2.5
7 2 3 3 1 9 2.25 2 1 1 2 6 1.5
8 2 2 2 2 8 2 4 1 1 2 8 2
9 2 3 3 3 11 2.75 3 2 2 3 10 2.5
10 2 2 2 2 8 2 3 2 2 2 9 2.25
11 2 1 1 1 5 1.25 2 1 1 1 5 1.25
12 2 1 2 1 6 1.5 2 1 1 1 5 1.25
13 2 2 1 1 6 1.5 2 2 2 1 7 1.75
14 2 2 1 1 6 1.5 2 1 1 2 6 1.5
15 2 2 1 1 6 1.5 2 2 2 1 7 1.75
16 2 2 2 2 8 2 2 3 2 2 9 2.25
17 2 3 3 3 11 2.75 2 2 2 2 8 2
18 4 3 1 1 9 2.25 2 2 2 1 7 1.75
19 2 2 2 1 7 1.75 2 2 2 2 8 2
20 2 2 2 2 8 2 2 2 1 2 7 1.75
21 2 2 1 2 7 1.75 2 2 2 2 8 2
22 4 2 1 1 8 2 2 2 2 2 8 2
23 2 2 2 2 8 2 2 1 2 1 6 1.5
24 2 2 2 2 8 2 2 2 1 2 7 1.75
25 4 3 2 2 11 2.75 2 2 2 2 8 2
26 2 2 1 2 7 1.75 2 3 2 2 9 2.25
27 2 2 2 1 7 1.75 2 2 2 2 8 2
28 2 2 1 2 7 1.75 2 2 2 3 9 2.25
29 2 2 2 2 8 2 2 1 2 2 7 1.75
30 2 2 2 2 8 2 4 3 2 2 11 2.75
31 4 3 1 1 9 2.25 2 2 2 3 9 2.25
1.9435 1.9597
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Posttes I Eksperiemn
Evaluasi Inferensi
No Indikator Total Rata-rata Indikator Total Rata-rata
a b C D 1 2 3 4
1 4 3 3 1 11 2.75 3 3 4 4 14 3.5
2 2 4 2 2 10 2.5 2 3 2 4 11 2.75
3 2 3 2 2 9 2.25 3 2 2 3 10 2.5
4 2 3 3 2 10 2.5 2 1 3 1 7 1.75
5 2 2 2 2 8 2 3 3 4 3 13 3.25
6 2 2 4 2 10 2.5 3 2 4 3 12 3
7 2 3 2 2 9 2.25 3 3 3 3 12 3
8 2 2 3 4 11 2.75 4 2 3 3 12 3
9 2 2 2 2 8 2 4 2 4 3 13 3.25
10 2 2 2 2 8 2 2 3 2 1 8 2
11 4 3 3 2 12 3 4 3 3 1 11 2.75
12 2 2 3 2 9 2.25 4 3 3 3 13 3.25
13 4 4 4 3 15 3.75 4 4 2 3 13 3.25
14 2 2 2 2 8 2 2 1 3 3 9 2.25
15 2 3 3 3 11 2.75 1 2 2 3 8 2
16 2 3 1 1 7 1.75 2 2 4 2 10 2.5
17 2 4 2 2 10 2.5 2 4 2 2 10 2.5
18 2 1 3 1 7 1.75 2 1 3 1 7 1.75
19 4 4 4 2 14 3.5 4 3 4 2 13 3.25
20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 16 4
21 4 4 4 1 13 3.25 4 4 4 1 13 3.25
22 2 4 1 3 10 2.5 2 4 1 3 10 2.5
23 4 4 4 3 15 3.75 4 3 4 3 14 3.5
24 2 3 2 2 9 2.25 2 3 2 2 9 2.25
25 4 4 3 1 12 3 4 4 3 1 12 3
26 2 4 3 2 11 2.75 2 4 3 2 11 2.75
27 2 3 2 2 9 2.25 2 3 2 2 9 2.25
28 2 3 2 2 9 2.25 2 3 2 2 9 2.25
29 2 3 2 3 10 2.5 2 3 2 3 10 2.5
30 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 8 2
31 2 2 2 2 8 2 2 2 2 2 8 2
2.5565 2.7016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Posttes I Kontrol
Evaluasi Inferensi
No Indikator Total Rata-rata Indikator Total Rata-rata
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 1 2 1 6 1.5 3 2 3 2 10 2.5
2 2 1 1 3 7 1.75 2 1 2 2 7 1.75
3 2 2 1 2 7 1.75 2 2 3 2 9 2.25
4 2 3 2 1 8 2 2 4 2 2 10 2.5
5 2 1 2 1 6 1.5 3 3 2 3 11 2.75
6 4 2 3 2 11 2.75 2 1 3 3 9 2.25
7 2 1 3 3 9 2.25 3 3 2 2 10 2.5
8 2 2 2 3 9 2.25 3 4 1 3 11 2.75
9 4 3 3 3 13 3.25 3 2 3 2 10 2.5
10 4 3 3 3 13 3.25 3 3 2 3 11 2.75
11 2 2 2 3 9 2.25 3 3 1 2 9 2.25
12 2 1 2 1 6 1.5 3 3 2 2 10 2.5
13 4 2 3 1 10 2.5 3 2 2 2 9 2.25
14 4 3 3 3 13 3.25 3 3 2 3 11 2.75
15 4 3 2 1 10 2.5 3 2 3 2 10 2.5
16 2 2 1 4 9 2.25 3 4 2 1 10 2.5
17 2 1 1 2 6 1.5 2 1 1 3 7 1.75
18 2 1 2 1 6 1.5 2 1 2 2 7 1.75
19 2 3 2 1 8 2 3 2 1 2 8 2
20 2 2 2 2 8 2 3 3 2 1 9 2.25
21 2 4 1 3 10 2.5 3 2 1 2 8 2
22 2 2 3 2 9 2.25 2 1 1 1 5 1.25
23 2 3 2 3 10 2.5 3 2 3 2 10 2.5
24 2 1 2 4 9 2.25 3 2 2 3 10 2.5
25 2 1 2 1 6 1.5 3 3 2 1 9 2.25
26 2 2 2 2 8 2 3 3 2 3 11 2.75
27 4 3 1 2 10 2.5 3 2 1 3 9 2.25
28 2 3 2 2 9 2.25 3 4 2 2 11 2.75
29 2 3 1 1 7 1.75 2 1 2 2 7 1.75
30 2 1 1 3 7 1.75 2 1 1 1 5 1.25
31 2 1 1 1 5 1.25 3 3 2 1 9 2.25
2.129 2.2742
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Posttes II Eksperiemn
Evaluasi Inferensi
No Indikator Total Rata-rata Indikator Total Rata-rata
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 2 3 2 9 2.25 3 3 4 1 11 2.75
2 2 3 3 2 10 2.5 2 2 2 4 10 2.5
3 2 3 2 2 9 2.25 1 2 4 3 10 2.5
4 2 1 2 2 7 1.75 4 2 4 2 12 3
5 2 3 2 2 9 2.25 3 3 3 2 11 2.75
6 3 3 4 2 12 3 3 3 3 2 11 2.75
7 4 2 2 2 10 2.5 3 3 2 2 10 2.5
8 2 2 3 3 10 2.5 4 4 3 4 15 3.75
9 2 3 3 2 10 2.5 3 2 3 2 10 2.5
10 2 3 3 2 10 2.5 2 3 2 2 9 2.25
11 2 2 3 2 9 2.25 3 3 3 2 11 2.75
12 2 3 3 2 10 2.5 3 2 3 2 10 2.5
13 2 3 4 2 11 2.75 2 2 3 2 9 2.25
14 4 3 3 2 12 3 3 3 3 2 11 2.75
15 2 2 2 4 10 2.5 4 4 3 2 13 3.25
16 2 3 2 2 9 2.25 3 2 4 4 13 3.25
17 2 4 2 4 12 3 3 3 3 3 12 3
18 2 3 2 2 9 2.25 3 2 4 3 12 3
19 4 4 4 4 16 4 4 4 3 3 14 3.5
20 4 3 3 4 14 3.5 3 3 3 2 11 2.75
21 2 3 2 2 9 2.25 4 4 4 2 14 3.5
22 4 2 3 2 11 2.75 2 2 3 3 10 2.5
23 4 3 3 3 13 3.25 3 3 4 2 12 3
24 4 1 4 2 11 2.75 3 2 1 2 8 2
25 2 3 2 3 10 2.5 2 3 2 3 10 2.5
26 2 3 2 4 11 2.75 4 3 4 3 14 3.5
27 2 4 2 2 10 2.5 4 3 3 3 13 3.25
28 4 3 3 3 13 3.25 4 3 2 2 11 2.75
29 2 2 2 2 8 2 3 2 4 3 12 3
30 2 2 2 4 10 2.5 4 3 4 3 14 3.5
31 2 2 2 2 8 2 2 2 2 3 9 2.25
2.5968 2.8387
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Posttes II Kontrol
Evaluasi Inferensi
No Indikator Total Rata-rata Indikator Total Rata-rata
1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 2 2 2 8 2 2 3 2 2 9 2.25
2 2 2 2 2 8 2 2 2 3 1 8 2
3 2 2 2 2 8 2 4 2 2 1 9 2.25
4 2 2 2 2 8 2 3 3 2 3 11 2.75
5 2 3 2 2 9 2.25 2 3 1 3 9 2.25
6 2 2 3 2 9 2.25 3 3 2 2 10 2.5
7 4 3 3 2 12 3 4 3 3 2 12 3
8 4 4 3 3 14 3.5 4 4 2 2 12 3
9 4 2 2 3 11 2.75 4 1 3 3 11 2.75
10 4 3 3 2 12 3 4 3 3 2 12 3
11 2 2 2 2 8 2 4 2 2 3 11 2.75
12 2 3 2 2 9 2.25 4 4 3 2 13 3.25
13 4 3 4 2 13 3.25 3 3 3 2 11 2.75
14 4 3 3 3 13 3.25 4 4 2 2 12 3
15 4 3 2 2 11 2.75 3 2 2 1 8 2
16 2 3 2 2 9 2.25 4 4 3 3 14 3.5
17 2 2 2 2 8 2 4 3 3 2 12 3
18 4 3 2 1 10 2.5 4 2 2 3 11 2.75
19 2 3 2 2 9 2.25 3 2 4 3 12 3
20 2 3 2 3 10 2.5 2 3 3 2 10 2.5
21 4 3 2 2 11 2.75 3 3 2 2 10 2.5
22 2 3 2 3 10 2.5 2 2 2 3 9 2.25
23 2 2 2 4 10 2.5 4 3 4 3 14 3.5
24 2 2 2 3 9 2.25 3 3 3 2 11 2.75
25 2 3 3 2 10 2.5 3 3 3 2 11 2.75
26 2 2 2 2 8 2 2 2 4 3 11 2.75
27 2 2 2 2 8 2 3 3 3 3 12 3
28 2 3 2 3 10 2.5 4 4 2 2 12 3
29 2 2 2 2 8 2 2 2 3 3 10 2.5
30 2 2 2 3 9 2.25 3 3 2 2 10 2.5
31 2 3 2 2 9 2.25 3 2 3 2 10 2.5
2.4274 2.7177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 4.1: Hasil Uji Normalitas Kemampuan Evaluasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PreEksEv
a
Post1EksEv
a
Pos2EksEv
a
SelEksEv
a
PreKonEv
a
Pos1KonEv
a
Pos2KonEv
a
SelKonEv
a
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Normal
Parametersa,
b
Mean 1.9677 2.5565 2.5726 -.5887 1.9435 2.1290 2.4274 -.1855
Std.
Deviatio
n
.30783 .59410 .44811 .68480 .36918 .53956 .42423 .70701
Most
Extreme
Differences
Absolute .155 .183 .209 .173 .213 .121 .210 .117
Positive .147 .183 .209 .084 .213 .121 .210 .117
Negative -.155 -.110 -.139 -.173 -.141 -.105 -.157 -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .861 1.019 1.166 .966 1.188 .674 1.172 .651
Asymp. Sig. (2-tailed) .449 .250 .132 .309 .119 .755 .128 .790
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 4.2: Uji Perbedaan kemampuan awal Evaluasi
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
PreEksKonEva Pretes Eksperimen
Evaluasi
31 1.9677 .30783 .05529
Pretes Kontrol
Evaluasi
31 1.9435 .36918 .06631
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
PreEksKonEva Equal
variances
assumed
.237 .628 .280 60 .780 .02419 .08633 -.14850 .19688
Equal
variances
not
assumed
.280 58.122 .780 .02419 .08633 -.14861 .19700
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 4.3: Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan evaluasi
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SelEksKonEva Selisih Eksperimen Evaluasi 31 .5887 .68480 .12299
Selisih Kontrol Evaluasi 31 .1855 .70701 .12698
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
SelEksKonEva Equal variances
assumed
.013 .910 2.281 60 .026 .40323 .17678 .04961 .75684
Equal variances not
assumed
2.281 59.939 .026 .40323 .17678 .04960 .75685
ANOVA
SelEksKonInfe
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.520 1 2.520 5.634 .021
Within Groups 26.839 60 .447
Total 29.359 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 4.4: Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan evaluasi
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair
1
Post1EksEva 2.5565 31 .59410 .10670
PreEksEva 1.9677 31 .30783 .05529
Pair
2
Pos1KonEva 2.1290 31 .53956 .09691
PreKonEva 1.9435 31 .36918 .06631
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post1EksEva
& PreEksEva
31 -.058 .756
Pair 2 Pos1KonEva
& PreKonEva
31 -.182 .328
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Post1EksEva –
PreEksEva
.58871 .68480 .12299 .33752 .83990 4.786 30 .000
Pair 2 Pos1KonEva –
PreKonEva
.18548 .70701 .12698 -.07385 .44482 1.461 30 .154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 4.5: Besar Efek Perlakuan terhadap Kemampuan Evaluasi
a. Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen:
= 0.65
Presentase efek perlakuan pada kelompok eksperimen
R = x 100%.
R = x 100%.
R = 0.4329x 100%.
R = 43.29%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
b. Koefisien korelasi pada kelompok kontrol:
= 0.25
Presentase efek perlakuan pada kelompok kontrol
R = x 100%.
R = x 100%.
R = 0.5141x 100%.
R = 51.41%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 4.6: Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair
1
Pos2EksEva 2.5726 31 .44811 .08048
Post1EksEva 2.5565 31 .59410 .10670
Pair
2
Pos2KonEva 2.4274 31 .42423 .07619
Pos1KonEva 2.1290 31 .53956 .09691
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pos2EksEva &
Post1EksEva
31 .485 .006
Pair 2 Pos2KonEva &
Pos1KonEva
31 .561 .001
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pos2EksEva -
Post1EksEva
.01613 .54366 .09764 -.18329 .21554 .165 30 .870
Pair 2 Pos2KonEva -
Pos1KonEva
.29839 .46287 .08313 .12861 .46817 3.589 30 .001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 4.7: Hasil Uji Normalitas Kemampuan Inferensi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PreEksInfe Pos1EksInfe Pos2EksInfe SelEksInfe PreKonInfe Pos1KonInfe Pos2KonInfe SelKonInfe
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Normal
Parametersa,b
Mean 1.9839 2.7016 2.8387 -.7177 1.9597 2.2742 2.7177 -.3145
Std.
Deviation
.35902 .57525 .44040 .70929 .38782 .41510 .38047 .62573
Most
Extreme
Differences
Absolute .195 .121 .160 .135 .136 .219 .147 .165
Positive .160 .121 .160 .128 .136 .126 .132 .165
Negative -.195 -.120 -.095 -.135 -.122 -.219 -.147 -.082
Kolmogorov-Smirnov Z 1.088 .673 .893 .749 .757 1.218 .817 .918
Asymp. Sig. (2-tailed) .188 .756 .402 .629 .615 .103 .517 .368
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 4.8: Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Inferensi
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
PreEksKonInfe Pretes
Eksperimen
Inferensi
31 1.9839 .35902 .06448
Pretes
Kontrol
Inferensi
31 1.9597 .38782 .06965
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
PreEksKonInfe Equal
variances
assumed
.847 .361 .255 60 .800 .02419 .09492 -.16567 .21406
Equal
variances
not
assumed
.255 59.646 .800 .02419 .09492 -.16570 .21408
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 4.9: Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Inferensi
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SelEksKonInfe Selisih Eksperimen
Inferensi
31 .7177 .70929 .12739
Selisih Kontrol
Inferensi
31 .3145 .62573 .11238
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
SelEksKonInfe Equal variances assumed 1.193 .279 2.374 60 .021 .40323 .16988 .06342 .74303
Equal variances not assumed 2.374 59.081 .021 .40323 .16988 .06331 .74314
ANOVA
SelEksKonInfe
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.520 1 2.520 5.634 .021
Within Groups 26.839 60 .447
Total 29.359 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 4.10: Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Inferensi
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 3 Pos1EksInfe 2.7016 31 .57525 .10332
PreEksInfe 1.9839 31 .35902 .06448
Pair 4 Pos1KonInfe 2.2742 31 .41510 .07455
PreKonInfe 1.9597 31 .38782 .06965
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 3 Pos1EksInfe &
PreEksInfe
31 -.105 .575
Pair 4 Pos1KonInfe
& PreKonInfe
31 -.214 .248
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
3
Pos1EksInfe
- PreEksInfe
.71774 .70929 .12739 .45757 .97791 5.634 30 .000
Pair
4
Pos1KonInfe
- PreKonInfe
.31452 .62573 .11238 .08500 .54403 2.799 30 .009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 4.11: Uji Besar Efek Perlakuan Kemampuan Inferensi
a. Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen:
=
Presentase efek perlakuan pada kelompok eksperimen
R = x 100%.
R = x 100%.
R = 0.5141x 100%.
R = 51.41%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
b. Koefisien korelasi pada kelompok kontrol:
= 0.455
Presentase efek perlakuan pada kelompok kontrol
R = x 100%.
R = x 100%.
R = 0.2070x 100%.
R = 20.708%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 4.12: Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 3 Pos2EksInfe 2.8387 31 .44040 .07910
Pos1EksInfe 2.7016 31 .57525 .10332
Pair 4 Pos2KonInfe 2.7177 31 .38047 .06833
Pos1KonInfe 2.2742 31 .41510 .07455
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 3 Pos2EksInfe &
Pos1EksInfe
31 .001 .995
Pair 4 Pos2KonInfe &
Pos1KonInfe
31 .348 .055
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 3 Pos2EksInfe -
Pos1EksInfe
.13710 .72410 .13005 -.12851 .40270 1.054 30 .300
Pair 4 Pos2KonInfe -
Pos1KonInfe
.44355 .45511 .08174 .27661 .61048 5.426 30 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 5.1 Hasil Wawancara Siswa
a. Wawancara pretest kelas kontrol
Responden I
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : senang, karena belajar IPA menyenangkan da tidak sulit
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : kadang-kadang berbicara, kadang-kadang mengunakan benda
konkret, kadang-kadang disuruh merangkum/ membaca buku
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : menggunakan benda konkret
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : ya, karena saya sagat suka pelajaran IPA, karena ada hubunganya
dengan alam
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : kadang-kadang
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : materi cahaya
Responden II
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : ya
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : memberika rangkuman dan tugas kelompok
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : kadang mengunakan benda konkret
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : ya, karena mengunakan beberapa cara yang berbeda
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Responden III
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : karena IPA adalah salah satu pelajaran yang mempelajari tentang
alam dan pelajaran terfavoritku
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : ceramah dan praktek
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : periskop
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : ya, sangat suka IPA
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Responden IV
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : ya, karena banyak prakteknya
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : biasa
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : gak ada
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : iya
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Jawaban : -
Responden V
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : ya, karena seru da nada prakteknya
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : mengunakan media elktronik agar lebih jelas
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : media elektronik
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : iya, karena ada praktek
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
b. Wawancara pretest kelas eksperimen
Responden 1:
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : senang, karena bisa lebih mengetahui yang dipelajari.
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : dengan lisan dan merangkum.
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : buku paket dan buku dimensi
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : kadang-kadang
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Responden II
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : senang, karena suka IPA.
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : dengan cara menjelaskan
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : kadang-kadang mengunakan benda konkret
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : iya
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : kadang-kadang
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : lupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Responden III
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : senang, karena tidak begitu sulit
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : kadang-kadang merangkum atau menjelaskan
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : tidak ada
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : iya, karena tidak terlalu sulit
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak pernah
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Responden IV
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : senang, karena tidak begitu sulit
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : caranya dengan dijelaskan dan disuruh menjelaskan
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : gambar
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : iya, karena tidak terlalu sulit
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak pernah
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Responden V
Pertanyaan 1 : apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
Jawaban : senang, karena saya senang belajar IPA
Pertanyaan II : bagaimana cara guru mengajarkan IPA selama ini?
Jawaban : menjelaskan dan merangkum
Pertanyaan III : media apa yang digunakan guru selama ini dalam mengajar mata
pelajaran IPA?
Jawaban : benda-benda disekitar
Pertanyaan IV : apakah kegiatan belajar mengajar IPA selama ini berlangsung
menarij dan menyenangkan? Mengapa?
Jawaban : iya, karena saya senang
Pertanyaan V : apakah kamu bosan selama mengikuti pembelajara IPA?
Jawaban : tidak pernah
Pertanyaan IV : Jika bosan, pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
c. Wawancara posttest kelas kontrol
Responden 1:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mendengarkan penjelasan guru?
Jawaban : iya
Pertanyaan : apakah penjelasan guru membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : iya
Pertanyaan : saat belajar di kelas apakah kamu senang atau tidak?mengapa?
Jawaban : kadang-kadang senang, kadang bosan, karena begitu saja
Pertanyaan : pada saat pembelajaran apakah kalian menggunakan media?
Jawaban : tidak
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika selama pembelajaran dikelas? Mengapa?
Jawaban : kadang-kadang, karena agak bosan
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : ketiga
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki
menjadi bertambah? Mengapa?
Jawaban : lumayan, karena guru menjelaskan dengan menyenangkan
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : biasa saja
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya lebih membantu dalam belajar
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, karena mendapat penetahuan baru
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu dapat menilai kekurangan atau kelemahan penggunaa
pesawat sederhana?
Jawaban :lumayan, karena sedikit tidak jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kamu lebih mudah dalam menarik kesmpulan dalam soal
yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena saya mendengarkan penjelasan guru
Responden 2:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mendengarkan penjelasan guru?
Jawaban : ya
Pertanyaan : apakah penjelasan guru membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : ya
Pertanyaan : saat belajar di kelas apakah kamu senang atau tidak?mengapa?
Jawaban : senang mendapat ilmu baru
Pertanyaan : pada saat pembelajaran apakah kalian menggunakan media?
Jawaban : ya, kadag-kadang
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika selama pembelajaran dikelas? Mengapa?
Jawaban : kadang-kadang, karena agak lelah
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : lupa
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki
menjadi bertambah? Mengapa?
Jawaban : kadang-kadang, karena ada yang jelas dan ada yang tidak jelas
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : tidak, karena tidak bekerjasama
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : kadang-kadang, karena ada yang jelas dan ada yang tidak jelas
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya,saya mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu dapat menilai kekurangan atau kelemahan penggunaa
pesawat sederhana?
Jawaban :lumayan, karena sudah dijelaskan
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kamu lebih mudah dalam menarik kesmpulan dalam soal
yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena sudah dijelaskan
Responden 3:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mendengarkan penjelasan guru?
Jawaban : ya
Pertanyaan : apakah penjelasan guru membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : ya
Pertanyaan : saat belajar di kelas apakah kamu senang atau tidak?mengapa?
Jawaban : ya, karena bisa menambah ilmu
Pertanyaan : pada saat pembelajaran apakah kalian menggunakan media?
Jawaban : ya, kadag-kadang
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika selama pembelajaran dikelas? Mengapa?
Jawaban : tidak, karena senang
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : terakhir
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki
menjadi bertambah? Mengapa?
Jawaban : ya, karena sudah dipelajari
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : ya, karena saya bisa bekerjasama
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : ya, karena guru lebih singkat menjelaskanaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya,saya mendengarkan
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu dapat menilai kekurangan atau kelemahan penggunaa
pesawat sederhana?
Jawaban :iya karena gampang diingat
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kamu lebih mudah dalam menarik kesmpulan dalam soal
yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena gampang untuk disimpulkan
Responden 4:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mendengarkan penjelasan guru?
Jawaban : ada
Pertanyaan : apakah penjelasan guru membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : membantu
Pertanyaan : saat belajar di kelas apakah kamu senang atau tidak?mengapa?
Jawaban : senang karena guru mengajar denga semangat
Pertanyaan : pada saat pembelajaran apakah kalian menggunakan media?
Jawaban : ada
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika selama pembelajaran dikelas? Mengapa?
Jawaban : tidak, karena gurunya semangat
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : terakhir
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki
menjadi bertambah? Mengapa?
Jawaban : bertambah karena guru menjelaskan materi dengan jelas
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : baik karena penjelasan guru jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : mudah
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya,saya mendengarkan
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu dapat menilai kekurangan atau kelemahan penggunaa
pesawat sederhana?
Jawaban :iya, karena menilai dengan mudah
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kamu lebih mudah dalam menarik kesmpulan dalam soal
yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :mudah karena menjelaskan dengan singkat.
Responden 5:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mendengarkan penjelasan guru?
Jawaban : iya
Pertanyaan : apakah penjelasan guru membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : membantu
Pertanyaan : saat belajar di kelas apakah kamu senang atau tidak?mengapa?
Jawaban : senang karena guru mengajar dengan jelas
Pertanyaan : pada saat pembelajaran apakah kalian menggunakan media?
Jawaban : kadang-kadang
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika selama pembelajaran dikelas? Mengapa?
Jawaban : kadang-kadang karena capek
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : lupa
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki
menjadi bertambah? Mengapa?
Jawaban : iya, karena guru menjelaska dengan jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : biasa saja
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya, karena mudah dipahami
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, sudah dipelajari
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,,
apakah kamu dapat menilai kekurangan atau kelemahan penggunaa
pesawat sederhana?
Jawaban :iya, karena sudah mempelajarinya
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan mendengarkan penjelasan guru,
apakah kamu lebih mudah dalam menarik kesmpulan dalam soal
yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena sudah pernah dikerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
d. Wawancara posttest kelas eksperimen
Responden 1:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkan mind map?
Jawaban : sudah
Pertanyaan : apakah penggunaan mind map membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : membantu
Pertanyaan : pada awal pembuatan mind map senang atau tidak? Mengapa?
Jawaban : senang, karena bisa mendapat pengetahuan yang menyenangkan
Pertanyaan :pada mata pelajaran lain, apakah kamu juga mengunakan mind map
untuk belajar?
Jawaban : Iya, pada mata pelajaran IPS
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika menggunakan mind map? Mengapa?
Jawaban : kadang-kadang, karena agak sedikit bingung pas awal
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : lupa
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah
kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki menjadi
bertambah? Mengapa?
Jawaban : berambah, karena lebih jelas
Pertanyaan :setelah kamu belajar menggunakan mind map dalam kelompok,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : iya, karena lebih menyenangka
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya lebih mudah, karena menyenangkan
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, menarik dibaca
Pertanyaan : setelah menggunakan mind map, apakah kamu dapat menilai
kekurangan atau kelemahan penggunaa pesawat sederhana?
Jawaban :iya. Karena lebih lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Pertanyaan : saat menggunakan mind map, apakah kamu lebih mudah dalam
menarik kesmpulan dalam soal yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena lebih jelas
Responden II
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mind map?
Jawaban : iya
Pertanyaan : apakah penggunaan mind map membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : iya
Pertanyaan : pada awal pembuatan mind map senang atau tidak? Mengapa?
Jawaban : sedikit senang dan sedikit sedih, karena menarik tapi awalnya
bingung
Pertanyaan :pada mata pelajaran lain, apakah kamu juga mengunakan mind map
untuk belajar?
Jawaban : Iya, pas mata pelajaran IPS
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika menggunakan mind map? Mengapa?
Jawaban : tidak
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah
kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki menjadi
bertambah? Mengapa?
Jawaban : iya karena dapat bekerja kelompok dan menjadi pintar
Pertanyaan :setelah kamu belajar menggunakan mind map dalam kelompok,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : iya, karena bekerjasama dengan teamwork
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya, karena materi yang dirangkum lebih menarik
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, menarik dibaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Pertanyaan : setelah menggunakan mind map, apakah kamu dapat menilai
kekurangan atau kelemahan penggunaa pesawat sederhana?
Jawaban :iya, karena mudah diiingat
Pertanyaan : saat menggunakan mind map, apakah kamu lebih mudah dalam
menarik kesmpulan dalam soal yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena mudah dipelajari
Responden III:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mind map?
Jawaban : ya, karena selain mencatat hal penting, juga dapat berkreativitas
selama belajar
Pertanyaan : apakah penggunaan mind map membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : ya, karena tidak perlu banyak menghafal jadi tidak boasn
Pertanyaan : pada awal pembuatan mind map senang atau tidak? Mengapa?
Jawaban : senang, karena awalnya membuat hal yang baru
Pertanyaan :pada mata pelajaran lain, apakah kamu juga mengunakan mind map
untuk belajar?
Jawaban : Iya
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika menggunakan mind map? Mengapa?
Jawaban : tidak, saya tidak merasa bosan selama itu
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah
kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki menjadi
bertambah? Mengapa?
Jawaban : iya karena tidak membosankan
Pertanyaan :setelah kamu belajar menggunakan mind map dalam kelompok,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : iya, apalagi kalau dikerjakan secara berkelompok
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya, karena tidak membosankan dalam mempelajarinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, karena mind map mudah menghafalnya
Pertanyaan : setelah menggunakan mind map, apakah kamu dapat menilai
kekurangan atau kelemahan penggunaa pesawat sederhana?
Jawaban :iya, karena mudah diiingat dan dikerjakan secara berkelompok
Pertanyaan : saat menggunakan mind map, apakah kamu lebih mudah dalam
menarik kesmpulan dalam soal yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena dikerjakan secara berkelompok
Responden IV:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mind map?
Jawaban : ya, karena lebih mudah memahami
Pertanyaan : apakah penggunaan mind map membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : ya, karena tidak membosankan dan banyak mengammbar
Pertanyaan : pada awal pembuatan mind map senang atau tidak? Mengapa?
Jawaban : senang , karena menarik
Pertanyaan :pada mata pelajaran lain, apakah kamu juga mengunakan mind map
untuk belajar?
Jawaban : Iya, pada mata pelajaran ips
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika menggunakan mind map? Mengapa?
Jawaban : tidak, karena menyenangkan
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah
kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki menjadi
bertambah? Mengapa?
Jawaban : iya karena mudah dalam menghafal, materinya tidak banyak
Pertanyaan :setelah kamu belajar menggunakan mind map dalam kelompok,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : iya, karena saling membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya, karena tidak menyenangkan
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, karena mudah dalam memahami materi
Pertanyaan : setelah menggunakan mind map, apakah kamu dapat menilai
kekurangan atau kelemahan penggunaa pesawat sederhana?
Jawaban :iya, karena cabangnya mudah dipahami
Pertanyaan : saat menggunakan mind map, apakah kamu lebih mudah dalam
menarik kesmpulan dalam soal yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena mind map membantu dalam belajar
Responden V:
Pertanyaan : Apakah kamu merasa menadapat kemajuan dalam materi pesawat
sederhana setelah menggunkana mind map?
Jawaban : iya, karena menyenangkan sekali
Pertanyaan : apakah penggunaan mind map membantu kamu dalam belajar?
Jawaban : ya, karena banyak warna dan gambar
Pertanyaan : pada awal pembuatan mind map senang atau tidak? Mengapa?
Jawaban : senang , karena kreatif bisa menggambar
Pertanyaan :pada mata pelajaran lain, apakah kamu juga mengunakan mind map
untuk belajar?
Jawaban : Iya, pada mata pelajaran ips
Pertanyaan : apakah kamu bosan ketika menggunakan mind map? Mengapa?
Jawaban : tidak, tidak membosankan
Pertanyaan : jika bosan pada pertemuan ke berapa kamu bosan?
Jawaban : -
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah
kemampuan dalam menjelaskan materi yang kamu milki menjadi
bertambah? Mengapa?
Jawaban : iya karena mudah diiingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Pertanyaan :setelah kamu belajar menggunakan mind map dalam kelompok,
apakah kemampua bekerjasamamu lebih baik?
Jawaban : iya, karena saling membantu dalam bekerja
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam memahami materi pelajaran?
Jawaban : iya, karena mudah dipahami
Pertanyaan : setelah kamu belajar dengan menggunakan mind map, apakah kamu
lebih mudah dalam mengerjakan soal? Mengapa?
Jawaban : iya, karena mudah mengingat
Pertanyaan : setelah menggunakan mind map, apakah kamu dapat menilai
kekurangan atau kelemahan penggunaa pesawat sederhana?
Jawaban :iya, karena materinya lengkap
Pertanyaan : saat menggunakan mind map, apakah kamu lebih mudah dalam
menarik kesmpulan dalam soal yang kamu kerjakan? Mengapa?
Jawaban :iya, karena mind map memahami materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 5.2 Hasil Wawancara Guru
Peneliti : bagaimana proses pembelajaran selelum menggunakan mind
map?
Guru : pembelajaranya biasa saja. Maksudnya itu guru berbicara, siswa
mendengarkan, jika ditanya juga menjawab.
Peneliti :bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran ?
Guru :kalau anak-anak si senang-senang saja karena anak lebih suka
tanya-jawab.
Peneliti :Apa saja media yang sering digunakan sebelum menggunakan
mind map?
Guru :paling pol mentok gambar.
Peneliti :apakah itu sudah membantu siswa dalam belajar?
Guru :muridku kan pinter
Peneliti :bagaimana hasil pembelajaran selama ini?
Guru :Standar! maksudnya ada yang bisa, ada yang tidak. Seperti itu!
Peneliti :Lalu setelah menggunakan Mind Map bagaimana?
Guru :Anak-anak lebih senang karena satu anak anak lebih suka
mengambar. Yang kedua mereka lebih dong, apa yang ingin
mereka tulis, mereka tuliskan. Terus lebih singkat,padat, dan jelas
buat mereka.
Peneliti :Apakah metode Mind Map membantu ibu dalam mengajar?
Guru :Membantu! IPA kalau memakai Mind Map saya tidak terlalu
banyak bicara. Yang kedua anak-anak lebih mau membaca, lalu
mengeluarkan apa yang mereka pengen tulis.
Peneliti :Lalu apa respon siswa?
Guru :IPA istiimewaaa,,,
Peneliti :Kalau dari hasilnya apakah bisa meningkatkan nilai siswa?
Guru :Bisa! Karena anak-anak yang kurang dalam arti malas membaca
dan menulis,setelah membuat mind map mereka nilainya naik.
Peneliti :dalam menggunakan metode mind map apakah ada kesulitan?
Guru :kesulitanya yaitu kalau menggunakan mind map untuk IPA
mudah. Tapi kalau untuk pelajaran lain memang agak sulit. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
kalau untuk IPS misalnya harus menggambar muka pahlawan itu
susah. Terus materinya juga lebih banyak penjelasan-penjelasan
dan misalnya itu dirangkum memang agak susah. Jadi kalau mind
map memang ccocoknya untuk eksak seperti matematika, ipa,
bahasa indonesia itu masih bisa. Tapi kalau untuk pelajaran ips,
pkn, itu memang sedikit lebih susah.
Peneliti :kalau untuk selanjutnya apakah akan menggunakan mind map
dalam proses pembelajaran?
Guru : kemaren sudah! Kemaren IPA itu saya menggunakan mind map
dan IPS juga. Makanya saya bilang IPS itu agak susah karena saat
IPS anak-anak kesulitan dalam menggambarnya bagaimana dan
isinya tentang rangkuman-rangkuman
Peneliti :terimakasih bu
Guru :sami-samii…………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 5.3 Foto-Foto Penelitian Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 5.4 Foto-Foto Penelitian Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 5.5 Contoh Mind Map yang Dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 5.6 Surat Izin Penelitian dari FKIP USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 5.7 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 29. Daftar Riwayat Hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 5.8 Daftar Riwayat Hidup
Probo Adi Yuniawan merupakan anak kedua dari
pasangan Bambang Cipto Soroso dan Seti Tri Sejati.
Lahir di Klaten, 08 Juni 1992. Pendidikan awal
dimulai di SDN IV Brangkal, Karanganom, Klaten
tahun 1999-2004. Kemudian Peneliti melanjutkan ke
jenjang pendidikan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama
SMPN I Karanganom, Klaten pada tahun 2004-2007.
Tahun 2007-2010 Penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Atas SMAN I Jatinom, Klaten.
Setelah lulus SMA, Peneliti menempuh pendidikan perguruan tinggi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Program Studi Pendidikan Sekolah
Dasar pada tahun 2010. Selama menempuh pendidikan Penulis juga banyak
mengikuti kegiatan organisasi, antara lain saat di Perguruan Tinggi menjadi
pengurus KOPMA Universitas Sanata Dharma periode 2012/2013, kemudian
menjadi panitia dan koordinator dalam Inisiasi Prodi dan Fakultas. Dalam
Kegiatan UKM KOPMA Peneliti pernah menjadi koordinator kepanitian UKM
kopma, seperti panitia dekorasi dan dokumentasi Ekspo Kopma INSADHA 2012,
Selain itu Penulis pernah berkesempatan menjadi panitia dalam lomba
persahabatan UKM dan Komunitas USD. Di akhir studi Penulis melatih jiwa
kemimpinan dalam acara seminar kewirausahaan KOPMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI