Terato Genesis

6
Teratogenesis A. Pengertian Banyak kejadian yang dikehendaki untuk perkembangan dari organisme baru yang memiliki kesempatan besar dalam tindakan tersebut untuk menjadi suatu kesalahan. Pada kenyataannya, kira-kira satu dari tiga kali keguguran embrio pada manusia, sering tanpa diketahui oleh si Ibu bahwa dia sedang hamil. Perkembangan abnormal yang lain tidak mencelakakan embrio tetapi kelainan tersebut akan berakibat pada anak. Kelainanan perkembangan ada dua macam, yaitu: kelainan genetik dan kelainan sejak lahir. Kelainan genetik dikarenakan titik mutasi atau penyimpangan kromosom dan akibat dari tidak ada atau tidak tepatnya produk genetik selama meiosis atau tahap perkembangan. Down syndrome hanyalah salah satu dari banyak kelainan genetik. Kelaina sejak lahir tidak diwariskan melainkan akibat dari aktor eksternal, diseb teratogen, yang mengganggu proses perkembangan yang normal. Pada manusia, sebenarnya banyak !at yang dapat dipindahkan dari sang ibu kepada keturunannya melalui plasenta, yaitu teratogen potensial. Datar dari teratogen yang diketahui dan dicurigai meliputi "irus, termasuk tipe yang menyebabkan kasus penyakit campak #erman, alkohol, dan beberapa obat, termasuk aspirin $%arris, &''(). *eratogenesis adalah pembentukan cacat bawaan. Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab utama morbiditas serta mortilitas pada bayi yang baru lahir. +etelah pembuahan, sel telur mengalami prolierasi sel, dierensiasi sel, dan organogenesis. mbrio kemudian melewati suatu metamorosis dan periode perkembangan janin sebelum dilahirkan $ u, &'' ). *eratologi merupakan cabang embrio yang khusus mengenai pertumbuhan struktural yang abnormal luar biasa. /leh pertumbuhan yang abnormal luar biasa itu lahir bayi atau janin yang cacat. Bayi yang cacat hebat disebut monster. Pada orang setiap 0 kelahiran hidup rata- rata & yang cacat. +edangkan dari yang digugurkan perbandingan itu jauh lebih tinggi. Perbandingan ber"ariasi sesuai dengan jenis cacat. 1ontoh datar berikut : #enis cacat 2rekuensi obang antara atrium & : 1ryptorchidisme & :300 +umbing &: &000

description

toksikologi

Transcript of Terato Genesis

TeratogenesisA. PengertianBanyak kejadian yang dikehendaki untuk perkembangan dari organisme baru yang memiliki kesempatan besar dalam tindakan tersebut untuk menjadi suatu kesalahan. Pada kenyataannya, kira-kira satu dari tiga kali keguguran embrio pada manusia, sering tanpa diketahui oleh si Ibu bahwa dia sedang hamil. Perkembangan abnormal yang lain tidak mencelakakan embrio tetapi kelainan tersebut akan berakibat pada anak. Kelainanan perkembangan ada dua macam, yaitu: kelainan genetik dan kelainan sejak lahir. Kelainan genetik dikarenakan titik mutasi atau penyimpangan kromosom dan akibat dari tidak ada atau tidak tepatnya produk genetik selama meiosis atau tahap perkembangan. Down syndrome hanyalah salah satu dari banyak kelainan genetik. Kelainan sejak lahir tidak diwariskan melainkan akibat dari faktor eksternal, disebut teratogen, yang mengganggu proses perkembangan yang normal. Pada manusia, sebenarnya banyak zat yang dapat dipindahkan dari sang ibu kepada keturunannya melalui plasenta, yaitu teratogen potensial. Daftar dari teratogen yang diketahui dan dicurigai meliputi virus, termasuk tipe yang menyebabkan kasus penyakit campak Jerman, alkohol, dan beberapa obat, termasuk aspirin (Harris, 1992).

Teratogenesis adalah pembentukan cacat bawaan. Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab utama morbiditas serta mortilitas pada bayi yang baru lahir. Setelah pembuahan, sel telur mengalami proliferasi sel, diferensiasi sel, dan organogenesis. Embrio kemudian melewati suatu metamorfosis dan periode perkembangan janin sebelum dilahirkan (Lu, 1995).

Teratologi merupakan cabang embrio yang khusus mengenai pertumbuhan struktural yang abnormal luar biasa. Oleh pertumbuhan yang abnormal luar biasa itu lahir bayi atau janin yang cacat. Bayi yang cacat hebat disebut monster. Pada orang setiap 50 kelahiran hidup rata-rata 1 yang cacat. Sedangkan dari yang digugurkan perbandingan itu jauh lebih tinggi. Perbandingan bervariasi sesuai dengan jenis cacat. Contoh daftar berikut :Jenis cacatFrekuensi

Lobang antara atrium1 : 5

Cryptorchidisme1 : 300

Sumbing1: 1000

Albino1 : 20.000

Hemophilia1 : 50.000

Tak ada anggota1 : 500.000

(Yatim, 1994).

Prosentase bagian tubuh yang sering terkena cacat adalah :

SSP (susunan saraf pusat) 60%

Saluran pencernaan 15%

Kardiovaskuler 10%

Otot dan kulit 10%

Alat lain 5%

Cacat yang sering juga ditemukan adalah sirenomelus (anggota seperti ikan duyung), phocomelia, jari buntung, ada ekor, cretinisme, dan gigantisme (Yatim, 1994).

B. Proses Kerja Teratogen

Cacat terjadi karena beberapa hal, diantaranya yang pentiung adalah :1. gangguan pertumbuhan kuncup suatu alat (agenesis)2. terhenti pertumbuhan di tengah jalan3. kelebihan pertumbuhan4. salah arah differensiasi

Agenesis atau terganggunya pertumbuhan suatu kuncup alat, menyebabkan adanya janin yang tak berginjal, tak ada anggota, tak ada pigment (albino), dan sebagainya. Kalau pertumbuhan berhenti di tengah jalan, terjadi cacat seperti sumbing atau dengan langit-langit celah. Kalau kelebihan pertumbuhan, contohnya gigantisme dan kembar. Sedangkan yang salah arah differensiasi menimbulkan tumor, teratoma, dan lain-lain (Yatim, 1994).

Secara natural cacat itu sulit dipastikan apa penyebabnya yang khusus. Mungkin sekali gabungan atau kerja sama berbagai faktor genetis dan lingkungan. Secara experimental dapat dibuat cacat dengan mempergunakan salah satu teratogen dan mengontrol faktor lainnya. Proses kerja teratogen adalah sebagai berikut :

1. mengubah kecepatan proliferasi sel2. menghalangi sintesa enzim3. mengubah permukaan sel sehingga agregasi tidak teratur4. mengubah matrix yang mengganggu perpindahan sel-sel5. merusak organizer atau daya kompetisi sel berespons(Yatim, 1994).

C. Faktor TeratogenFaktor yang menyebabkan cacat ada dua kelompok, yaitu faktor genetis dan lingkungan. Faktor genetis terdiri dari :1. Mutasi, yakni perubahan pada susunan nukleotida gen (ADN). Mutasi menimbulkan alel cacat, yang mungkin dominan atau resesif.2. Aberasi, yakni perubahan pada sususnan kromosom. Contoh cacat karena ini adalah berbagai macam penyakit turunan sindroma.Faktor lingkungan terdiri atas :1. Infeksi, cacat dapat terjadi jika induk yang kena penyakit infeksi, terutama oleh virus.2. Obat, berbagai macam obat yang diminum ibu waktu hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya.3. Radiasi, ibu hamil yang diradiasi sinar-X , ada yang melahirkan bayi cacat pada otak. Mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat dengan lahir cacat bayi di daerah bersangkutan.4. Defisiensi, ibu yang defisiensi vitamin atau hormon dapat menimbulkan cacat pada janin yang sedang dikandung.Defisiensi Cacat

Vitamin A Mata

Vitamin B kompleks, C, D Tulang/rangka

Tiroxin Cretinisme

Somatrotopin Dwarfisme

5. Emosi, sumbing atau langit-langit celah, kalau terjadi pada minggu ke-7 sampai 10 kehamilan orang, dapat disebabkan emosi ibu.emosi itu mungkin lewat sistem hormon (Yatim, 1994). D. Tahap PradiferensiasiSelama tahap ini, embrio tidak rentan terhadap zat teratogen. Zat ini dapat menyebabkan kematian embrio akibat matinya sebagian besar sel embrio, atau tidak menimbulkan efek yang nyata. Bahkan, bila terjadi efek yang agak berbahaya, sel yang masih hidup akan menggantikan kerusakan tersebut dan membentuk embrio normal. Lamanya tahap resisten ini berkisar antara 5 9 hari, tergantung dari jenis spesiesnya (Lu, 1995).

E. Tahap Embrio.Dalam periode ini sel secara intensif menjalani diferensiasi, mobilisasi, dan organisasi. Selama periode inilah sebagian besar organogenesis terjadi. Akibatnya, embrio sangat rentan terhadap efek teratogen. Periode ini biasanya berakhir setelah beberapa waktu, yaitu pada hari ke-10 sampai hari ke-14 pada hewan pengerat dan pada minggu ke-14 pada manusia. Selain itu, tidak semua organ rentan pada saat yasng sama dalam suatu kehamilan (Lu, 1995).

F. Tahap Janin.Tahap ini ditandai dengan perkembangan dan pematangan fungsi. Dengan demikian, selama tahapan ini, teratogen tidak mungkin menyebabkan cacat morfologik, tetapi dapat mengakibatkan kelainan fungsi. Cacat morfologik umumnya mudah dideteksi pada saat kelahiran atau sesaat sesudah kelahiran, tetapi kelainan fungsi, seperti gangguan SSP, mungkin tidak dapat didiagnosis segera setelah kelahiran (Lu, 1995).

G. Definisi ToksisitasUji keteratogenikan adalah uji ketoksikan suatu obat yang diberikan selama masa organogenesis pada hewan bunting. Toksisitas pada hakekatnya menjelaskan tentang kerusakan / cidera pada organisme yang diakibatkan oleh suatu materi, substansi, atau energi. Definisi lain menyebutkan bahwa toksisitas merupakan proses kerjanya racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut (Tarter, 1985).

Racun dapat berupa zat kimia, fisis, dan biologis. Toksin atau racun dapat diartikan sebagai:1. zat yang dalam dosis kecil dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan hidup.2. zat yang bila masuk ke dalam tubuh dalam dosis cukup, beraksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian/ kerusakan berat pada orang sehat.3. zat yang bila memasuki tubuh dalam keadaan cukup, secara konsisten menyebabkan fungsi tubuh jadi tidak normal (Tarter, 1985).

H. Uji ToksisitasUji toksisitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu kualitatif dan non-kualitatif. Uji kualitatif biasanya dilakukan atas dasar gejala penyakit yang timbul. Hal ini akibat dari tidak spesifiknya gejala/ penyakit akibat suatu keracunan. Respons tubuh terhadap racun disebut tidak spesifik karena tidak ada/ belum didapat gejala yang khas (pathognomonik) bagi setiap keracunan, dengan beberapa pengecualian

Daftar PustakaHarris, C. L. 1992. Zoology. Harper Collins Publishers Inc: New York.Lu, F. C. 1995. Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. UI-PRESS: Jakarta.Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Penerbit Tarsito: Bandung.Tarter,R.E. 1985. Alcohol and The Brain Chronic Effects. Plenum MediCal Book Co. New York and London.