TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA...

87
i TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA OSTEOARTRITIS DI PANTI WREDA ST. THERESIA DHARMA BHAKTI KASIH SURAKARTA SKRIPSI “Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan” Oleh : Indah Lestari NIM S10017 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURAKARTA KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA...

Page 1: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

i

TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA OSTEOARTRITIS

DI PANTI WREDA ST. THERESIA DHARMA BHAKTI KASIH

SURAKARTA

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Indah Lestari

NIM S10017

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURAKARTA

KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

ii

Page 3: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Indah Lestari

NIM : S10017

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta

maupun di perguruan tinggi lain.

2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan

Tim Penguji.

3) Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

Indah Lestari

NIM. S10017

Page 4: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi penelitian dengan judul

“Terapi Kompres Jahe Dan Massage Pada Osteoartritis Di Panti Wreda ST.

Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta” ini dapat diselesaikan. Penulisan

skripsi penelitian dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Keperawatan.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi penelitian ini tidak lepas

dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.SI selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Kepala Program Studi

S-I Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3. bc. Yeti Nurhayati. M.Kes, pembimbing utama yang telah memberikan

masukan dan arahan selama penyusunan skripsi

4. Ari Setiyajati, S.Kep., Ns., selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan masukan dan arahan selama penyusunan skripsi

5. Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns.,M. Kep selaku penguji atas masukannya

6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-I Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta

Page 5: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

v

7. Pimpinan beserta staf Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih

Surakarta yang telah banyak membantu terutama di dalam mendapatkan

responden

8. Responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk berbagai informasi

9. Orang tuaku tercinta, yaitu Muladi dan Sarsini yang selalu memberikan

dukungan, motivasi, doa dan kasih sayangnya sepanjang waktu

10. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini

11. Teman-teman angkatan 2010 tersayang, yang selalu mendukung dan

membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

12. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu.

Akhirnya kata, saya berharap kepada Allah SWT untuk membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam penulisan

proposal skripsi ini dan semoga pula dapat memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu keperawatan.

Surakarta, Juni 2014

Penulis

Page 6: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DATAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii

ABSTRAK ................................................................................................... xiii

ABSTRACT ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................ 8

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 8

1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................. 8

Page 7: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

vii

1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 12

2.1 Tinjauan Teori ............................................................................. 12

2.1.1 Menua ............................................................................... 12

2.1.2 Osteoartritis ....................................................................... 14

2.1.3 Nyeri ................................................................................. 17

2.1.4 Massage............................................................................. 28

2.1.5 Farmakologi Jahe .............................................................. 34

2.2 Kerangka Berfikir ....................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 38

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 38

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 39

3.3 Tempat Penelitian .................................................................... 39

3.4 Definisi Operasional ................................................................ 40

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................... 41

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 43

3.7 Validitas Data ......................................................................... 45

3.8 Etika Penelitian ........................................................................ 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 49

A. HASIL PENELITIAN ................................................................ 49

4.1 Karakteristik Informan .............................................................. 49

4.2 Penyajian Data ........................................................................... 50

Page 8: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

viii

4.3 Tema penelitian ......................................................................... 53

4.3.1 Respon Nyeri pada Osteoartritis ...................................... 53

4.3.2 Proses Pemberian Terapi Jahe ......................................... 56

4.3.3 Manfaat Pemberian Terapi Jahe ...................................... 56

B. PEMBAHASAN ......................................................................... 58

4.1 Respon Nyeri pada Osteoartritis ......................................... 58

4.2 Proses Pemberian Terapi Jahe ............................................ 65

4.3 Manfaat Pemberian Terapi Jahe ......................................... 67

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 70

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 70

5.2 Saran ............................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

ix

DAFTAR TABEL

1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................................... 9

4.1 Karakteristik Informan ............................................................................... 49

4.2 Kategori dan Tema ..................................................................................... 50

Page 10: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

x

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skala Nyeri ................................................................................................. 22

2.2 Eflaurage atau gosokan .............................................................................. 29

2.3 Petrisage atau pijatan.................................................................................. 30

2.4 Shacking atau goncangan ........................................................................... 30

2.5 Tapotemen atau pukulan ............................................................................ 31

2.6 Friction atau gerusan .................................................................................. 32

2.7 Vibration atau gerakan ............................................................................... 32

2.8 Stroking atau mengurut .............................................................................. 33

2.9 Skin rolling atau melipat dan menggeser ................................................... 33

2.10 Jahe ........................................................................................................... 35

2.11 Kerangka berfikir ..................................................................................... 37

Page 11: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1 F01 Usulan Topik Penelitian

2 F02 Pengajuan persetujuan judul

3 F04 Pengajuan ijin studi pendahuluan

4 Surat ijin pendahuluan

5 Surat balasan studi pendahuluan

6 Surat permohonan menjadi partisipan

7 Surat pesetujuan menjadi patisipan

8 Prosedur Pelaksanaan Intervensi Kompres Jahe dan

Massage

9 Data Partisipan

10 Pedoman wawancara

11 Jadwal Penelitian

12 Surat Ijin Penelitian

13 Lembar bimbingan konsul

14 Jadwal Penelitian

Page 12: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

xii

DAFTAR SINGKATAN

ASI : Air Susu Ibu

COX-2 : Siklooksigenase

DepKes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

FLU : Influenza

IASP : International Assoxiciation For the Study of Pain

IL-I : Interleukin-I

MMP : Matrix Metalloproteases

NRS : Numerical Ratting Scale

OA : Osteoartritis

PGE-2 : Prostaglandin E2

TNF-a : Tumor Necrosis Factor alpa

VDS : Verbal Descriptor Scale

WHO : World Health Organization

Page 13: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

xiii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

Indah Lestari

Terapi Kompres Jahe dan Massage pada Osteoartritis

Di Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta

Abstrak

Osteoartritis merupakan penyakit muscoloskelektal yang sering terjadi

pada warga usia lanjut. Gangguan pada sistem muscoloskelektal yang ditandai

dengan munculnya nyeri sendi dan kekakuan yang mengakibatkan penurunan

kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe yang diyakini memiliki

manfaat sebagai antiinflamasi dan antirematik. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui manfaat terapi kompres jahe dan massage pada osteoartritis.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan fenomenologis. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan indepthinterview. Analisis data

yang digunakan ialah analisis metode Colaizzi.

Hasil penelitian menyatakan bahwa respon nyeri pasien yang menderita

osteoartritis meliputi intensitas nyeri, durasi nyeri, waktu timbul, respon

psikologis, respon perilaku. Proses pemberian terapi kompres jahe dan massage

pada osteoartritis dipusatkan didaerah sekitar lutut dapat menstimulasi kulit dan

memberikan efek relaksasi. Manfaat dari pemberian terapi kompres jahe dan

massage pada osteoartritis dapat mengurangi rasa nyeri.

Kata Kunci : Menua, Osteoartritis, Nyeri, Massage, Jahe

Daftar Pustaka : 21 (2001-2013)

Page 14: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

xiv

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014

Indah Lestari

Ginger Compress Therapy and Massage on the Osteoarthritis at

ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih Nursing Home of Surakarta

ABSTRACT

Osteoarthritis is a musculoskeletal which frequently occurs in the elderly.

The disorders in the musculoskeletal system are noted by the occurrence of pain

in the joints and stiffness which reduces the physiological abilities or life quality

of the elderly. Ginger is believed to have benefits as anti inflammation and anti

rheumatic agents. The objective of this research is to investigate the benefits of

ginger compress therapy and massage on osteoarthritis.

This research used the qualitative research method with the

phenomenological approach. The samples of research were taken by using the

purposive sampling technique. The data of the research were gathered through in-

depth interview. They were analyzed by using the Colaizzi method of analysis.

The result of research shows that the pain responses of the clients with

osteoarthritis include pain intensity, pain duration, time of occurrence,

psychological response, and behavioral response. The process of ginger compress

therapy and massage on the osteoarthritis which is centered on the areas around

the knees can stimulate the skin and give relaxation effect. The benefit of the

administration of ginger compress therapy on the osteoarthritis can reduce pain.

Keywords: Osteoarthritis, pain, massage, and ginger

References: 21 (2001-2013)

Page 15: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses panjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga

tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua

berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai

dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,

pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat,

dan figure tubuh yang tidak proporsional. WHO dan Undang-Undang Nomor

13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2

menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua

bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur

mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunkan

daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh

yang berakhir dengan kematian (Nugroho 2008).

Ketika manusia mengalami penuaan, jumlah massa otot tubuh

mengalami penurunan. Hilangnya lemak subkutan perifer cenderung untuk

mempertajam kontur tubuh dan memperdalam cekungan di sekitar kelopak

Page 16: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

2

mata, aksila, bahu, dan tulang rusuk. Tonjolan tulang (vertebrata, krista,

iliaka, tulang rusuk, skapula) menjadi lebih menonjol. Kekuatan muscular

mulai merosot sekitar usia 40 tahun dengan suatu kemunduran yang

dipercepat setelah usia 60 tahun. Perubahaan gaya hidup dan penggunan

system muscoloskelektal adalah penyebab utama untuk kehilangan kekuatan

otot. Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atrofi

secara umum pada organ dan jaringan tubuh. Secara umum, terdapat

kemunduran kartilago sendi, sebagian besar terjadi pada sendi-sendi yang

menahan berat dan pembentukan tulang di permukaan sendi. Komponen-

kompenen kapsul sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada jaringan

penyambung meningkat secara progresif yang jika tidak dipakai lagi,

mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi dan

deformitas (Stanley 2006).

Reumatik atau osteoartritis merupakan penyakit degeneratif sendi yang

disebabkan oleh banyak faktor antara lain : reaksi alergi, infeksi, genetik dan

karena proses penuaan seseorang. Osteoartritis yang disebabkan karena

proses penuaan seseorang dikarenakan tulang mulai kehilangan kartilago

(jaringan tulang rawan) yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang dan

sendi, yang kemudian semakin tipis sehingga menyebabkan rasa nyeri pada

sendi akibat adanya inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung

tulang penyusun sendi. Diantara tulang-tulang tersebut terdapat suatu lapisan

cairan yang disebut cairan sinovial yang berfungsi sebagai bahan pelumas

yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis

Page 17: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

3

satu sama lain. Gesekan tersebut akan membuat lapisan tersebut semakin tipis

dan pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri (Erwati 2010).

Osteoartritis merupakan penyakit muscoloskelektal yang sering terjadi

pada warga usia lanjut di abad 21 (Isbagio 2006 dalam Bachtiar 2010). Dari 5

juta penduduk Inggris, 80% dari penderita osteoarthritis adalah berusia diatas

70 tahun. Demikian juga dari 40 juta penduduk Amerika, diperkirakan 70-

90% penderita osteoarthritis adalah usia 75 tahun. Secara umum pravelensi

penyakit sendi di Indonesia sangat tinggi sebesar 30,3%. Pada usia 45-54

pravelensinya sebesar 46,3%, usia 55-64 sebesar 56,4%, usia 65-74 sebesar

62,9% usia lebih dari 75 sebesar 65,4% (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, DepKes RI 2008 dalam Bachtiar 2010). Secara khusus pravelensi

osteoartritis di Indonesia juga cukup tinggi 5% pada usia <40 tahun, 30%

pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia >61 tahun (Handayani 2008 dalam

Bachtiar 2010). Pravelensi osteoarthritis usia di bawah 70 tahun di Malang

Jawa Timur juga cukup tinggi yaitu sekitar 21,7% menyerang pada usia 49-60

tahun, terdiri 6,2% pria dan 15,5% wanita (Helwi, Pramantara & Pramono

2009 dalam Bachtiar 2010).

Di Indonesia pravelensi osteoarthritis mencapai 5% pada usia <40

tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Untuk

osteoarthritis lutut pravelensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan

12,7% pada wanita (Koentjoro 2010).

Sehubungan dengan dampak yang diakibatkan Osteoartritis pada

penderitanya, maka perlu diketahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan

Page 18: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

4

terjadinya OA. Dengan memahami factor tersebut diharapkan masyarakat

dapat mengurangi faktor yang meningkatkan resiko terjadinya OA (Pratiwi

2009).

Pada awalnya nyeri terjadi bersama gerakan kemudian, nyeri dapat juga

terjadi pada saat istirahat. Pemeriksaan menunjukkan adanya daerah nyeri

tekan krepitus, berkurangnya rentang gerak, seringnya pembesaran gerak,

dan tanda-tanda inflamasi pada saat tertentu. Peningkatan rasa nyeri diiringi

oleh kehilangan fungsi secara progresif. Keseluruhan koordinasi dan postur

tubuh mungkin terpengaruh sebagai hasil dari nyeri dan hilangnya mobilitas.

Nodus Herbeden walaupun tidak terbatas pada lansia merupakan manifestasi

osteoartritis yang sering terjadi. Pertumbuhan berlebih dari tulang yang reatif

terletak pada bagian distal sendi-sendi interfalang. Nodus Herbeden

merupakan pembengkakan yang dapat dipalpasi yang sering dihubungkan

dengan fleksi dan deviasi lateral dari bagian distal tulang jari. Nodus ini

mungkin menjadi nyeri tekan, merah, dan bengkak, sering dimulai dari satu

jari dan menyebar ke jari yang lain. Pada umumnya tidak ada kehilangan

fungsi, tetapi klien sering merasa tertekan sebagai akibat dari perubahan

bentuk yang terjadi (Stanley 2006).

Penanganan penderita rematik difokuskan pada cara mengontrol cara

rasa sakit, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan dan

mempertahankan fungsi dan kualitas hidup. Menurut American Collage

Rheumatology, penanganan untuk reumatik dapat meliputi terapi farmakologi

(obat-obatan), nonfarmakologi dan tindakan operasi (Purwoastuti 2009).

Page 19: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

5

Teknik nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri

pada penderita osteoartritis diantaranya yaitu dengan stimulasi kulit (message

kutaneus atau pijat, kompres panas atau dingin, akupuntur, stimulasi

kontralateral), stimulasi elektrik saraf kulit transkutan, teknik distraksi, teknik

relaksasi dan istirahat. Tindakan nonfarmakologi itu dapat dilakukan sendiri

di rumah dan caranya sederhana. Selain itu tindakan nonfarmakologi ini dapat

digunakan sebagai pertolongan pertama ketika nyeri menyerang (Anas 2006).

Massage kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan

otot. Rangsangan massage otot ini diperkaya akan merangsang serabut

berdiameter besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan implus nyeri.

Beberapa strategi stimulasi kulit lainnya juga menggunakan mekanisme ini.

Massase adalah stimulasi kulit tubuh secara umum, dipusatkan pada

punggung dan bahu, atau dapat dilakukan pada satu atau beberapa bagian

tubuh dan dilakukan sekitar 10 menit masing-masing bagian tubuh untuk

mencapai hasil relaksasi yang maksimal (Tamsuri 2006).

Penggunaan panas memberikan efek mengatasi dan menghilangkan

sensasi nyeri, teknik ini juga memberikan reaksi fisiologis antara lain

meningkatkan respons inflamasi, meningkatkan aliran darah dalam jaringan,

dan meningkatkan pembentukan edema (Tamsuri 2006).

Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk dalam daftar prioritas WHO

sebagai tanaman obat yang paling banyak digunakan di dunia. Rimpangnya

yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid terbukti berkhasiat

mengurangi peradangan dan nyeri sendi melalui hambatan pada aktivitas

Page 20: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

6

COX-2 yang menghambat produksi PGE2, leukotrien dan TNF-α pada

sinoviosit dan sendi manusia (Haghighi A etal., 2006 dalam Nyoman, Nastiti,

Dewa 2011).

Studi pendahuluan di periode tanggal 15 November - 5 Desember 2013.

Lansia dengan osteoartritis sebanyak 7 orang. Berdasarkan wawancara

dengan salah satu perawat, bahwa di Panti Wreda ST. Theresia Dharma

Bhakti Kasih Surakarta untuk terapi kompres jahe dan massage pada

osteoartritis belum dilakukan penelitian. Menurut perawat disana didapatkan

informasi bahwa terapi dalam mengurangi nyeri dan kekakuan sendi lansia

diberi terapi farmakologi (Mikobalamin dan Amlodipin). Lansia juga disuruh

untuk jalan-jalan untuk mengurangi kekakuan sendi. Perawat di Panti belum

pernah memberikan terapi kompres jahe dan massage pada penderita

osteoartritis karena banyaknya lansia. Dan banyaknya aktivitas yang harus

dikerjakan oleh perawat.

Berdasarkan wawancara kepada lansia pertama didapatkan apabila

lansia yang mengalami nyeri dan kekakuan sendi pada saat diperiksa oleh

dokter, lansia mengatakan keluhan yang dirasakan kemudian diberikan obat.

Terapi kompres jahe dan massage tidak pernah dilakukan di panti. Lansia

yang kedua mengatakan apabila sedang mengalami nyeri, lansia mengatakan

keluhan yang dirasakan kemudian lansia diberi obat untuk mengurangi rasa

nyeri yang dirasakan. Terapi farmakologi dapat membuat efek

ketergantungan pada lansia dan dalam jangka waktu panjang dapat

memperberat kerja ginjal.

Page 21: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

7

Sasaran yang akan dilakukan penelitian ini di Panti Wreda ST. Theresia

Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Pemilihan ini dikarenakan kondisi Panti

Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta, banyak lansia yang

mengalami nyeri sendi dan kekakuan pada sendi. Adanya keterbatasan

pergerakan dan kurangnya pemakaian sendi, sendi akan menjadi kaku yang

akan memperparah kondisi sistem muscoloskelektal yang mengalami

penurunan pada proses menua.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Terapi

Kompres Jahe dan Massage Pada Osteoartritis”. Sehingga diharapkan

penelitian ini akan dapat menjadi bahan masukan bagi Panti Wreda untuk

tindakan mengatasi nyeri dengan teknik nonfarmakologi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas rumusan masalah dalam

penelitian ini :

a. Bagaimana respon nyeri pasien yang menderita osteoartritis?

b. Bagaimana proses tentang pemberian terapi kompres jahe dan massage

pada osteoartritis?

c. Bagaimana manfaat pemberian terapi kompres jahe dan massage pada

osteoartritis?

Page 22: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

8

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui manfaat terapi kompres jahe dan massage pada

osteoartritis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi respon nyeri pasien yang menderita

osteoartritis.

2. Untuk menganalisis proses tentang pemberian terapi kompres jahe

dan massage pada osteoartritis.

3. Untuk mengevaluasi manfaat pemberian terapi kompres jahe dan

massage pada osteoartritis.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mengetahui terapi kompres jahe dan massage pada pasien dengan

osteoartritis.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menjadi pengalaman berharga bagi penulis dan menambah

pengetahuan tentang pemberian terapi kompres jahe dan massage

pada osteoartritis.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan

tentang terapi kompres jahe dan massage pada osteoartritis.

Page 23: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

9

c. Bagi Perawat

Perawat dapat melakukan tindakan managemen nyeri dengan

terapi nonfarmakologi sehingga mengurangi dalam penggunaan

terapi farmakologi.

d. Bagi Lansia

Lansia akan lebih termotivasi untuk melakukan kompres dan

massage menggunakan jahe.

e. Bagi Panti Wreda

Pihak Panti Wreda dapat menggunakan teknik nonfarmakologi

(kompres jahe dan massage).

f. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan maupun

referensi bagi penelitian lain.

1.5 Keaslian Penelitian

Nama

Penelitian

Judul

penelitian

Metode yang

digunakan

Hasil

Penelitian

Hadi

Masyhurrosyidi,

Kumboyono,

Yulian Wiji

Utami

Pengaruh

kompres

hangat

rebusan jahe

terhadap

tingkat nyeri

subakut dan

kronis pada

lanjut usia

dengan

osteoarthtritis

lutut di

puskesmas

Arjuna

Penelitian

kuantitatif desain

Quasy

Eksperiment.

Secara

keseluruhan

ada hubungan

yang bermakna

antara tingkat

skala nyeri

sebelum dan

setelah

pemberian

kompres

hangat rebusan

jahe dengan p-

value 0.000.

Pada data pre

Page 24: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

10

kecamatan

Klojen

Malang

JawaTimur

dan post

treatment di

dapatkan

penurunan

skala nyeri dari

berat ke

sedang, dari

skala sedang

ke rendah dan

tidak

mengalami

skala nyeri dari

rendah ke

sedang atau

tinggi.

Arief bachtiar Pengaruh

ekstra jahe

(Zingerber

officinale)

terhadap

tanda dan

gejala

osteoartritis

pada pasien

rawat jalan di

Puskesmas

Pandanwangi

Kota Malang

Penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif

yang menggunakan

rancangan uji klinis

dengan kontrol dan

randomisasi

(Randomised Control

Clinical Trials) dengan

pendekatan two-groups

pretest-posttest.

Hasil

penelitian

menunjukkan

ada pengaruh

ekstrak jahe

terhadap nyeri

osteoartritis (p-

value 0,013),

namun tidak

terhadap

kekakuan

sendi (p-value

0,477) dan

gangguan

fungsi (p-value

0,835). Maka,

jahe dapat

digunakan

sebagai salah

satu terapi

alternatif dan

komplementer

melengkapi

pengobatan

standart untuk

meredakan

nyeri

osteoartritis.

Nyoman Kertia,

Nastiti Hemas

M, Dewa Ayu

Pengaruh

kombinasi

ekstrak

Penelitian kuantitatif

desain prospective

randomized open

Pada

kelompok uji

terjadi

Page 25: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

11

G.N temulawak,

jahe, kedelai

dan kulit

udang

terhadap

fungsi hati

dan ginjal

dibandingkan

dengan

natrium

diklofenak

pada

penderita

osteoartritis

blinded end-point

study evaluation

(PROBE)

penurunan

kadar ureum

serum yang

tidak

bermakna

(p=0,214).

Baik pada

kelompok uji

maupun pada

kelompok

diklofenak

tidak terjadi

perubahan

kadar

kreatinin

serum yang

bermakna

(p>0,05).

Tidak ada

perbedaan

yang bermakna

terhadap

fungsi hati dan

ginjal akibat

terapi

kombinasi

ekstrak

temulawak,

jahe, kedelai

dan kulit

udang

dibandingkan

dengan

natrium

diklofenak

selama 2

minggu pada

penderita

osteoartritis.

Page 26: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori dan konsep-konsep yang akan

menjadi landasan dari penelitian tentang terapi kompres jahe dan massage pada

osteoartritis. Teori-teori dan konsep-konsep tersebut meliputi teori dari menua,

osteoartritis, nyeri, massage, dan farmakologi jahe.

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Menua

Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku

yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka

mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Mickey 2006).

Menua (=menjadi tua= aging) adalah suatu proses menghilangnya

secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides 1994 dalam

Boedhi - Darmojo 2011). Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan

yang terjadi didalam kehidupan manusia (Wahjudi 2008). Dapat

disimpulkan bahwa menua adalah suatu keadaan yang terjadi pada

setiap manusia, perubahan terjadi meliputi perubahan fisik,

menghilangnya kemampuan jaringan dan tingkah laku.

Page 27: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

13

a. Teori proses menua

Setiap orang akan mengalami penuaan, sering pada

perkembangan jaman ada teori-teori tentang menua. Suatu

pemahaman dari penelitian dan teori-teori yang dihasilkan sangat

penting bagi perawat untuk membantu orang lanjut usia

memelihara kesehatan fisik dan psikis yang sempurna. Teori-teori

yang ada menbedakan teori proses menua menjadi 2 kelompok,

yaitu proses menua bersifat individual seperti tahap proses menua

terjadi pada orang dengan usia berbeda, setiap lanjut usia

mempunyai kebiasaan yang berbeda, tidak ada satu fraktur pun

yang ditemukan dapat mencegah proses menua, dan proses menua

bersifat biologis seperti teori genetik, dan teori nongenetik

(Wahyudi 2008).

b. Masalah muskuloskelektal pada lansia

Pada lansia penurunan sistem muskoloskelektal adalah

masalah yang serius. Sendi-sendi yang menahan berat dan

pembentukan tulang di permukaan sendi, pada umumnya terdapat

kemunduran kartilago sendi. Komponen-komponen kapsul sendi

pecah dan kolagen yang terdapat pada jaringan penyambung

meningkat secara progresif yang jika tidak dipakai lagi. Inflamasi,

nyeri, penurunan mobilitas sendi, dan deformitas keluhan yang

sering dirasakan. Akibat penuaan menyebabkan kerusakan pada

Page 28: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

14

sendi-sendi yang diperkirakan memainkan suatu peran penting

dalam perkembangan osteoartritis (Mickey 2006).

2.1.2 Osteoartritis

Osteoartritis merupakan gangguan sendi yang tersering. Dalam

proses penuaan kelainan ini paling sering dirasakan pada lansia

(Robbins 2007). Osteoartritis (juga disebut penyakit degeneratif sendi,

hipertrofi artritis, artritis senescent dan osteoartrosis) adalah gangguan

yang berkembang secara lambat, tidak simetris, dan noninflamasi

yang terjadi pada sendi-sendi yang dapat digerakkan, khususnya pada

sendi-sendi yang menahan berat tubuh (Mickey 2006). Osteoartritis

merupakan suatu patologi yang mengenai kartilago hialin dari sendi,

dimana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan

jaringan subchondral yang menyebabkan penurunan elastisitas dari

sendi (Bambang 2011). Dapat disimpulkan bahwa osteoartritis adalah

suatu penyakit degeneratif, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan

pada sendi yang sering diderita pada tahap menua. Sendi-sendi yang

mengalami kekakuan sulit untuk digerakkan dan apabila tidak

digerakkan akan memperparah keadaan.

a. Faktor-faktor Resiko

Pada osteoartritis terdapat faktor-faktor yang dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor resiko sistemik seperti

usia, jenis kelamin, suku, genetik dan faktor biomekanik seperti

obesitas, cidera, dan pekerjaan. Pada wanita usia 40 tahun dan pria

Page 29: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

15

dengan usia 50 tahun merupakan faktor resiko besar terjadinya

gejala dan gambaran radiologis osteoartritis. Populasi pasien dari

etnis yang berbeda, banyak hasil penelitian yang bertentangan

muncul di dalam menganalisis perbedaan etnis pada osteoartritis

lutut dan pinggul.

Penelitian-penelitian epidermiologi yang menegaskan

osteoartritis berdasarkan pengelompokan familial osteoartritis

tangan, lutut, dan pinggul merupakan komponen genetik yang telah

diidentifikasi menjadi faktor resiko penting pada osteoartritis.

Prevalensi tinggi osteoartritis lutut adalah orang yang memiliki

berat badan lebih. Penelitian terbaru membuktikan bahwa

kelebihan berat badan mendahului perkembangan dari penyakit dan

meningkatkan faktor resiko yang dilihat perkembangannya dari

pemeriksaan radiografi. Menurunkan berat badan dapat

mengurangi resiko dari osteoartritis yang ditujukan pada orang

yang memiliki kelebihan berat badan. Displasia sendi, patah tulang,

robeknya menisci dan ligamen-ligamen yang meningkatkan

stabilitas sendi mungkin akan memperparah faktor untuk

berkembangnya osteoartritis. Aktivitas yang berat dilakukan secara

berulang-ulang dapat membebani sendi dan otot-otot secara

berlebihan meningkatkan resiko osteoartritis (Arief 2010).

Page 30: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

16

b. Patofisiologi

Faktor yang dijelaskan di atas dapat menyebabkan kerusakan

sendi melalui tiga mekanisme yaitu peningkatan Matrix

Metalloproteases (MMP), inflamasi pada membran sinovial dan

stimulasi produksi nitric oxide (“Current Perspectives”, n.d. ;

Sarzi-Puttini, et all2005; Wilke, n.d. dalam Arief 2010).

1) Peningkatan Matrix Metalloproteases (MMP)

Pada osteoartritis enzim MMP bertanggung jawab atas

degradasi kolagen.Yang bertanggung jawab pada degradasi

proteoglikan yaitu stromelysin. Sebuah enzim yang disebut

Aggrecanase juga bertanggung jawab atas degradasi

proteoglikan.

2) Inflamasi Membran Sinovial

Degradasi tulang rawan disebabkan Sintesis mediator-

mediator seperti interleukin-1 beta (IL-1) dan TNF-alfa

(Tumor Neocrosis Factor) pada membran sinovial. Kolagen

dan proteoglikan merupakan bahan-bahan matriks yang

menghambat sintesis, sitokin ini mampu meningkatkan sintesis

enzim MMP, dan menghambat sintesis fisiologis utama

inhibitor. Proses enzim aksi dari IL-I dan TNF-alpha,

dikombinasikan dengan penekanan sintesis matriks,

menghasilkan degradasi yang parah dalam tulang rawan.

Page 31: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

17

3) Stimulasi Produksi Nitric Oxide

Pada penjelasan di atas terdapat mekanisme lain yaitu

produksi nitric oxide (NO) di stimulasi oleh IL-I. Dimana IL-I

memunculkan efek yang dapat menyebabkan inflamasi.

2.1.3 Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial

(Mohamad, Sudarti, Afroh 2012). Menurut Brunner & Suddarth 2001,

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak

orang dibanding suatu penyakit apapun.

Menurut Smeltzer & Bare (2002), International Association for

the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori

subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan

berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial atau yang

dirasakan dalam kejadian-kejadian di masa terjadi kerusakan (Potter &

Perry 2005). Nyeri artritis terjadi pada lebih dari setengah jumlah

seluruh lansia dengan osteoartritis yang menyebabkan lebih banyak

nyeri kronis dari pada kondisi lain (Mickey 2006). Dapat disimpulkan

nyeri adalah suatu ketidaknyamanan akibat kerusakan jaringan yang

aktual dan potensial dari pengalaman sensori dan emosional.

Page 32: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

18

a. Sifat Pengalaman Nyeri

Pada lansia dengan osteoartritis, nyeri merupakan masalah

utama yang dialami. Menurut pengalaman nyeri atau lamanya nyeri

dapat dibedakan menjadi 2 yaitu nyeri akut dan kronis. Nyeri akut

adalah nyeri yang terjadi secara tiba-tiba, sebagian terbesar

diakibatkan oleh penyakit, radang, atau injuri jaringan (kurang dari 3

bulan). Nyeri kronik adalah Nyeri yang sifatnya konstan dan

intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu dan secara

luas menggambarkan penyakitnya (lebih dari 3 bulan). Nyeri akut

biasanya menurun setelah penyebabnya ditangani dengan

pengobatan, istirahat, panas atau dingin, pembedahan, atau

imobilisasi. Nyeri yang sering terjadi lansia yaitu nyeri kronis.

Diperkirakan sekitar 80% lansia mengalami setidaknya suatu kondisi

kronis yang dihubungkan dengan nyeri. Nyeri yang dialami lansia

yaitu nyeri artritis terjadi pada lebih setengah lansia dengan

osteoartritis yang menyebabkan lebih banyak nyeri kronis

dibandingkan kondisi lainnya.

b. Reseptor nyeri

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk

menerima rangsang nyeri. Reseptor nyeri disebut juga nosireseptor,

secara anatomis reseptor nyeri ada yang bermielien dan ada yang

tidak bermielin dari syaraf perifer (Smeltzer & Bare 2002 dalam

Dian 2012).

Page 33: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

19

Berdasarkan letaknya, nosiseptor dapat dikelompokkan dalam

beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam

(deep somatic), dan pada daerah viseral. Karena letaknya yang

berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang

berbeda (Anas 2006).

Nosiseptor kutaneus berasal dari kulit dan subkutan. Nyeri

yanmg berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dilokalisasi dan

didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) berbagi dalam dua

komponen, yaitu :

1) Serabut A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi

6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam, yang

akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.

2) Serabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan transmisi

0,5-2 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri

biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.

Berdasarkan jenis rangsang yang dapat diterima oleh

nosiseptor, di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis

nosiseptor yaitu nosiseptor termal, nosiseptor mekanik,

nosiseptor elektrik dan nosiseptor kimia. Adanya berbagai

macam nosiseptor ini memungkinkan terjadinya nyeri karena

Page 34: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

20

pengaruh mekanis, kimia, listrik, atau karena perubahan suhu

(Anas 2006).

c. Respon tubuh terhadap nyeri

1) Respons fisik

Respons fisik timbul karena pada saat impuls nyeri

ditransmisikan oleh medula spinalis menuju batang otak dan

talamus, sistem saraf otonom terstimulasi, sehingga

menimbulkan respons yang serupa dengan respons tubuh

terhadap stres.

2) Respons psikologis

Respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman klien

terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Klien

mengartikan nyeri sebagai sesuatu yang “negatif” cenderung

memiliki suasana hati sedih, berduka, ketidakberdayaan, dan

dapat berbalik menjadi rasa marah dan frustasi. Sebaiknya pada

klien yang memiliki persepsi nyeri sebagai pengalaman yang

“positif” akan menerima nyeri yang dialaminya dan akan

menindak lanjuti.

3) Respons perilaku

Menurut Meinhart & Mc. Caffery (1983) menggambarkan tiga

fase perilaku terhadap nyeri yaitu antisipasi, sensasi, dan akibat

(aftermath). Fase antisipasi terjadi sebelum mempersepsikan

nyeri. Seorang individu mengetahui nyeri akan terjadi. Fase

Page 35: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

21

antisipasi bukan merupakan fase yang paling penting, karena fase

tersebut dapat mempengaruhi dua fase yang lain. Antisipasi

terhadap nyeri memungkinkan individu untuk belajar tentang

nyeri dan upaya untuk menghilangkannya. Dengan instruksi dan

dukungan yang adekuat, klien belajar untuk memahami nyeri dan

mengontrol ansietas sebelum nyeri terjadi. Sensasi nyeri terjadi

ketika merasakan nyeri. Individu bereaksi terhadap nyeri dengan

cara yang berbeda-beda. Toleransi individu terhadap nyeri

merupakan titik yaitu terdapat suatu ketidakinginan untuk

menerima nyeri dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi dan

durasi yang lebih lama. Toleransi tergantung pada sikap,

motivasi, dan nilai yang diyakini seseorang. Fase akibat

(aftermath) nyeri terjadi ketika nyeri berkurang dan berhenti.

Bahkan walaupun sumber nyeri dikontrol, seorang klien

mungkin masih memerlukan perhatian perawat. Nyeri

merupakan suatu krisis. Setelah mengalami nyeri, klien mungkin

memperlihatkan gejala-gejala fisik (Potter & Perry 2005).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Berbagai faktor yang bisa menyebabkan nyeri. Faktor-faktor

tersebut yaitu usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri,

perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya koping,

dan dukungan keluarga dan sosial. Usia merupakan faktor yang

mempengaruhi nyeri pada lansia yang mengalami osteoartritis.

Page 36: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

22

Insiden osteoartritis meningkat setelah usia 40 tahun pada wanita

dan 50 tahun pada pria. Nyeri akan meningkat dengan bertambahnya

umur. Respon terhadap nyeri pria dan wanita tidak berbeda,

keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara mengatasi

nyeri. Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap

nyeri. Rasa kelelahan meningkatkan sensasi nyeri meningkat dan

perhatian bisa mengalihkan nyeri. Dukungan keluarga dan sosial

menyebabkan nyeri menurun karena kehadiaran orang terdekat dapat

meminimalkan kesepian dan ketakutan.

e. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah

nyeri yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri

sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam

intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang

berbeda.

Pengukuran subjektif nyeri dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai alat pengukur nyeri seperti skala visual

analog, skala nyeri numerik, skala nyeri deskriptif atau skala nyeri

Wong-Bakers (Anas 2006).

Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Sederhana

Tidak Ada Nyeri ringan Nyeri Sedang Nyeri Hebat Nyeri Sangat Nyeri Paling

nyeri Hebat Hebat

Page 37: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

23

Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skala Analog Visual

Tidak Ada nyeri Nyeri Paling Hebat

Skala Wajah Wong-Bakers untuk mengukur Nyeri

Gambar 2.1 Skala Nyeri

Keterangan :

1. 0 : Tidak nyeri

2. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

3. 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

4. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,

Page 38: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

24

tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan

distraksi

5. 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul.

f. Karakteristik nyeri

1) Awitan dan durasi

Digunakan untuk mendiagnosa sifat nyeri dengan

mengidentifikasi faktor waktu. Awitan nyeri yang berat dan

mendadak lebih mudah dikaji daripada nyeri yang bertahap atau

ketidaknyamanan yang ringan. Pemahaman tentang siklus waktu

nyeri membantu perawat untuk mengetahui kapan ia harus

melakukan intervensi sebelum terjadi atau memperburuk nyeri.

2) Lokasi

Untuk mengkaji lokasi nyeri, perawat meminta klien untuk

menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman. Untuk

melokalisasi nyeri dengan lebih spesifik, perawat kemudian

meminta klien melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri.

3) Keparahan

Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat

keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta

untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang, atau

parah. Alat VDS (Verbal Descriptor Scale, VDS) memungkinkan

klien memilih sebuah kategori untuk mendeskripsi nyeri. Skala

Page 39: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

25

penilaian numerik (Numerical Rating Scale,NRS) lebih

digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.

4) Kualitas

Karakteristik subjektif nyeri yang lain adalah kualitas nyeri itu

sendiri. Karena tidak terdapat perbendaharaan kata nyeri yang

khusus atau umum, dalam penggunaan yang umum, kata-kata

yang seorang klien dipilih untuk mendeskripsikan nyeri dapat

diterapkan pada suatu hal dengan jumlah berapapun. Pengkajian

akan lebih akurat apabila klien mampu mendeskripsikan sensasi

yang dirasakannya setelah perawat mengajukan pertanyaan

terbuka. Nyeri yang dirasakan klien seringkali tidak dapat

dijelaskan. McCaffery & Beebe (1989) melaporkan bahwa

kualitas menusuk (pricking), terbakar, dan sakit adalah

bermanfaat mendiskripsikan nyeri tahap awal. Pada kesempatan

selanjutnya klien dapat memilih istilah yang lebih deskriptif

(Potter & Perry 2005).

5) Pola Nyeri

Berbagai faktor yang mempengaruhi karakter nyeri. Faktor-

faktor ini membantu perawat mengkaji peristiwa atau kondisi

spesifik yang mempresipitasi atau memperburuk nyeri. Perawat

meminta klien untuk mendeskripsikan aktivitas yang

menyebabkan nyeri. Perawat juga meminta mendemonstrasikan

aktivitas yang menimbulkan respon nyeri.

Page 40: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

26

6) Tindakan untuk menghilangkan nyeri

Akan sangat bermanfaat apabila perawat mengetahui apakah

klien mempunyai cara yang efektif untuk menghilangkan nyeri

seperti mengubah posisi, melakukan tindakan ritual (melangkah,

berayun-ayun, menggosok) makan, medikasi, atau mengompres

bagian yang nyeri dengan kompres dingin atau kompres hangat.

Metode klien seringkali juga berhasil digunakan oleh perawat.

7) Gejala penyerta

Gejala penyerta adalah gejala yang seringkali menyertai nyeri

(mis. Mual, nyeri kepala, pusing, keinginan untuk miksi,

konstipasi, gelisah). Beberapa jenis nyeri mencul dengan disertai

gejala yang dapat diprediksi.

g. Patofisiologi

Teori-teori yang ada menggambarkan bagaimana nosiseptor

dapat menghasilkan rangsangan nyeri. Namun teori gerbang teori

dianggap paling relevan. Teori yang ada menjelaskan bagaimana

nyeri dapat timbul. Teori yang menyebutkan ada tiga yaitu teori

specivicity (Specivicity theory), teori pola (pattern theory), teori

gerbang kendali (gate control theory) (Anas 2006).

Page 41: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

27

1) Teori spesivisitas (Specivity theory)

Teori ini digambarkan oleh Descartes pada abad ke-17.

Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa terdapat organ

tubuh yang secara khusus mentransmisi rasa nyeri.

2) Teori pola (Pattern theory)

Teori ini menerangkan bahwa ada dua serabut nyeri, yaitu

serabut yang mampu menghantarkan rangsang dengan cepat dan

serabut yang mampu mengantarkan dengan lambat.

3) Teori gerbang kendali nyeri (Gate control theory)

Pada tahun 1959, Melzack & wall menjelaskan teori

gerbang kendali nyeri, yang menyatakan terdapat semacam

“pintu gerbang” yang dapat memfasilitasi atau memperlambat

transmisi sinyal nyeri.

Terdapat tiga jenis neuron (sel-sel saraf) yang terlibat

dalam penerimaan dan transmisi nyeri, yaitu neuron eferen atau

sensori, neuron eferen atau motorik, dan interneuron atau neuron

konektor. Semua sel saraf terdiri dari badan sel, akson, dan

dendrit. Cedera pada sel atauy jaringan menstimulasi nosiseptor

untuk melepaskan berbagai zat kimia yang memulai implus

nyeri dan menimbulkan respons-respons nyeri.

Zat –zat ini terjadi secara alami dan termasuk histamin,

substansi P, kolinesterase, brandikinin, dan prostaglandin.

Ketika dilepaskan, zat-zat ini merangsang ujung-ujung saraf dan

Page 42: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

28

mentransmisikan impuls nyeri pada tingkatan yang lebih tinggi

di dalam otak.

2.1.4 Massage

Pengertian dari remedial massage (pijat penyembuhan) adalah suatu

pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses

pemulihan beberapa macam penyakit dengan menggunakan sentuhan

tangan dan tanpa memasukkan obat ke dalam tubuh yang bertujuan

untuk meringankan atau mengurangi keluhan atau gejala pada beberapa

macam penyakit yang merupakan indikasi untuk dipijat (Bambang

2011). Massase adalah stimulasi kulit tubuh secara umum, dipusatkan

pada punggung dan bahu, atau dilakukan pada satu atau beberapa

bagian tubuh dan dilakukan sekitar 10 menit pada masing-masing

bagian tubuh untuk hasil relaksasi yang maksimal (Anas 2006). Dapat

disimpulkan massage adalah suatu pijatan yang bertujuan untuk

mengurangi keluhan nyeri dengan cara menggunakan sentuhan tangan

dan tanpa memberikan obat.

a. Teknik Remedial Massage

Stimulasi kulit dengan massage akan memberikan efek yang

dapat menurunkan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan

massage dapat memblok atau menurunkan impuls nyeri. Adapun

teknik dalam remedial massage yaitu eflaurage/gosokan,

petrisage/pijatan, shacking/goncangan, tapotemen/pukulan,

Page 43: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

29

friction/gerusan, vibration/getaran, stroking/mengurut, skin

rolling/melipat dan menggeser kulit (Bambang 2011).

1) Eflaurage atau gosokan

Eflaurage adalah suatu gerakan dengan

mempergunakan seluruh permukaan telapak tangan melekat

pada bagian-bagian tubuh yang digosok. Bentuk telapak

tangan dan jari-jari menyesuaikan dengan bagian tubuh yang

digosok.Tangan menuju arah jantung.

Gambar 2.2 Eflaurage atau gosokan

2) Petrisage atau pijatan

Petrisage adalah suatu gerakan pijatan dengan

mempergunakan empat jari merapat berhadapan dengan ibu

jari yang selalu lurus dan supel. Gerakan seolah-olah akan

memisahkan otot dari tulang selaputnya atau dari otot yang

lain dengan meremas otot yang sedikit ditarik.

Page 44: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

30

Gambar 2.3 Petrisage atau pijatan

3) Shacking atau goncangan

Shacking adalah suatu gerakan goncangan dengan

mempergunakan satu tangan atau kedua belah tangan dan

biasanya dilakukan di bagian otot-otot paha, tungkai bawah,

kaki, tengkuk, bahu, lengan atas dan bawah, tangan dan bagian

perut. Bagian yang di lakukan shacking harus lemas dan rileks

dahulu.

Gambar 2.4 Shacking atau goncangan

Page 45: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

31

4) Tapotemen atau pukulan

Tapotemen adalah suatu gerakan pukulan dengan

menggunakan satu tangan atau kedua belah tangan yang

dipukul-pukulan pada obyek pijat secara bergantian.

Gambar 2.5 Tapotemen atau pukulan

5) Friction atau gerusan

Friction adalah suatu gerakan gerusan kecil-kecil yang

dilakukan dengan mempergunakan ujung tiga jari (jari

telunjuk, jari tengah, dan jari manis) yang merapat, ibu jari,

ujung siku, pangkal telapak tangan dan yang bergerak

berputar-putar searah atau berlawanan arah dengan jarum jam.

Page 46: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

32

Gambar 2.6 Friction atau gerusan

6) Vibration atau gerakan

Vibration adalah suatu gerakan getaran yang dilakukan

dengan mempergunakan ujung jari-jari atau seluruh

permukaan telapak tangan.

Gambar 2.7 Vibration atau gerakan

7) Stroking atau mengurut

Stroking adalah suatu gerakan mengurut dengan

menggunakan ujung-ujung tiga jari yang merapat (jari

telunjuk, jari tengah, dan jari manis).

Page 47: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

33

Gambar 2.8 Stroking atau mengurut

8) Skin rolling atau melipat dan menggeser kulit

Skin rolling adalah suatu gerakan melipat atau

menggeser kulit. Sikap pertama seperti mencubit, kemudian

kulit digeserkan, jari-jari menekan bergerak maju dan ibu jari

menekan mendorong dibelakang.

Gambar 2.9 Skin rolling atau melipat dan menggeser kulit

b. Efek Massage

Pada terapi massage dapat memberikan efek menurunkan

kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan massage pada otot

akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga dapat

Page 48: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

34

memblok atau menurunkan impuls nyeri. Pijat yang dilakukan oleh

orang yang ahli dapat membantu menangani beberapa masalah otot.

Manfaat utama yang diberikan pada terapi pijat adalah efek

relaksasinya, dan pijat bisa sangat membantu orang yang memiliki

masalah yang berhubungan pada stres (Kim 2007).

2.1.5 Farmakologi jahe

Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk dalam daftar prioritas

WHO sebagai tanaman obat yang paling banyak digunakan di dunia.

Rimpangnya yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid terbukti

berkhasiat mengurangi peradangan dan nyeri sendi (Nyoman, Nastiti,

dewa 2011). Jahe banyak memiliki banyak kegunaan, antara lain

untuk obat sakit kepala, masuk angin, untuk memperkuat lambung

(stomachikum), dan menambah nafsu makan (stimulansia). Jahe juga

dapat digunakan mengobati batuk kering yang tidak kunjung sembuh,

luka lecet, tertikam, duri gatal-gatal, gigitan ular, kolera, obat kuat

(aphrodisiak), dan rheumatik (Dwiyanto 2009).

Jahe dapat mencegah mabuk perjalanan, pencegahan mual-

muntah, dan penanganan penyakit-penyakit rhematik sebagai

antiinflamasi. Di negara-negara barat dalam praktek kedokteran jahe

banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan. Bukti in vitro

menyatakan bahwa jahe memiliki efek antikanker (Arief 2010). Dapat

disimpulkan bahwa jahe merupakan bahan herbal yang bersifat

Page 49: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

35

farmakologi dapat memperlancar sirkulasi darah untuk mengurangi

keluhan nyeri.

Gambar 2.10 Jahe

a. Kandungan

Zingerol, gingerol, dan shogaol merupakan kandungan dari

jahe yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoarthritis. Jahe

memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin. Oleoresin

memiliki potensi antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.

Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe berfungsi

sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin

menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga

sirkulasi perifer (Swarbick dan Boylan 2002 dalam Hadi 2013).

b. Manfaat

Jahe memiliki banyak kegunaan, antara lain 10

dehydrogingerdione (rimpang) penekan prostagladin, 10

gingerdione (rimpang) penekan prostaglandin, 6 ginggerdion,

penekan prostaglandin. 6 gingerol (rimpang) merangsang

Page 50: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

36

keluarnya ASI, penghambat enzim siklo oksigense, penekan

prostaglandin, alpha-linolenic (rimpang) anti perdarahan diluar

haid, merangsang kekebalan tubuh, merangsang produksi getah

bening (Dwiyanto 2009).

c. Efek Farmakologi

Tumbuhan ini bersifat pedas, merangsang selaput lendir perut

besar dan usus, mengurangi rasa sakit, obat flu. 1,8 cineola

(rampang) menghambat jamur candida albicons,

antikholinesterase, perangsang aktifitas syaraf pusat, merangsang

ereksi, merangsang keluar keringat, penguat hepar (Dwiyanto

2009).

Pada serangkaian kasus, jahe dapat mengurangi nyeri dan

kekakuan pada satu atau lebih sendi pada pasien. Bahkan mampu

mengurangi obat-obat antiartritis. Untuk penanganan rematoid

artritis dan osteoartritis, dosis yang dianjurkan 510-1000 mg/hari

serbuk jahe. Pemberian ekstra jahe 1 gr/hari selama 4 minggu lebih

efektif dibandingkan dengan plasebo dan sama efektifnya dengan

ibuprofen dalam meredakan nyeri pada osteoartritis (Leach &

Kumar 2008).

d. Efek Merugikan Jahe

Di dalam evidence synthesis, Leach & Kumar (2008)

menyatakan bahwa ada dua penelitian yang melaporkan efek

merugikan ekstra jahe seperti rasa panas pada lambung (6,9 %),

Page 51: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

37

perubahan rasa (7,5 %), dispepsia, nausea dan konjungtivitis

masing-masing (1,5 %). Namun demikian tidak ada kejadian-

kejadian berat yang merugikan hingga menyebabkan penderita

masuk rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan atau kematian

(Arif 2010).

2.2 Kerangka Berfikir

Gambar 2.11 Kerangka Berfikir

Lansia dengan Osteoartritis

Nyeri

Perubahan

Intensitas Nyeri

Pemberian Kompres

Jahe dan Massage

Instrumen Pengukuran

Nyeri : Skala

Intensitas Nyeri

Numerik

Page 52: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti ini menggunakan metode kualitatif.

Penelitian ini berfokus pada pengalaman, interpretasi, serta makna hidup

orang yang mengalaminya (Maleong 2013).

Penelitian kualitatif dipilih karena peneliti ingin mengetahui tentang

pengalaman individu dalam hal ini lansia yang di Panti Wreda, gambaran dari

suatu peristiwa (obyek) yang bersifat abstrak dengan cara menggali,

mengeksplorasi, menggambarkan/mengembangkan pengetahuan bagaimana

kenyataan dialami. Disamping itu, penelitian ini dipilih karena lebih sensitif

dan adaftif terhadap peran dan berbagai pengaruh yang timbul.

Pendekatan yang digunakan adalah fenomenologis. Dalam penelitian

ini, peneliti berusaha memahami arti dan makna pengalaman lansia di Panti

Wreda menghadapi nyeri dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendekatan ini

yaitu menghadirkan deskripsi yang akurat dari suatu fenomena yang sedang

dipelajari mengenai managemen nyeri lansia di Panti Wreda dalam

menghadapi nyeri yang dialami. Pendekatan fenomena ini tidak bertujuan

untuk menggeneralisasi suatu penjelasan teori atau model.

Page 53: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

39

3.2 Populasi dan Sampel penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah

lansia yang berdomisili di Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih

Surakarta.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling

tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi. Peneliti menggunakan

teknik purposive sampling yang bertujuan untuk menggali informasi yang

menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul dengan cara memilih

calon responden secara tidak acak diantara populasi dan sesuai dengan

kriteria yang dimaksud oleh peneliti, sehingga dapat merinci kekhususan

yang ada dalam populasi tersebut (Maleong 2013). Partisipan berjumlah 4

orang yang mengalami nyeri lutut.

Kriteria untuk sampel yang diteliti antara lain :

1) Pasien yang sudah terdiagnosa osteoartritis

2) Pasien yang berumur 60 tahun ke atas

3) Pasien yang mengalami kekakuan dan nyeri osteoartritis

4) Pasien yang bersedia menjadi responden

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti

Kasih Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

Page 54: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

40

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Menua adalah suatu keadaan yang terjadi pada setiap manusia,

perubahan terjadi meliputi perubahan fisik, menghilangnya

kemampuan jaringan dan tingkahlaku.

3.4.2 Osteoartritis adalah suatu penyakit degeneratif, yang menyebabkan

nyeri dan kekakuan pada sendi yang sering diderita pada tahap

menua. Sendi-sendi yang mengalami kekakuan sulit untuk

digerakkan dan apabila tidak digerakkan akan memperparah

keadaan.

3.4.3 Nyeri adalah suatu ketidaknyamanan akibat kerusakan jaringan yang

actual dan potensial dari pengalaman sensori dan emosional.

3.4.4 Massage adalah suatu pijatan yang bertujuan untuk mengurangi

keluhan nyeri dengan cara menggunakan sentuhan tangan dan tanpa

memberikan obat.

3.4.5 Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk dalam daftar prioritas

WHO sebagai tanaman obat yang paling banyak digunakan di dunia.

Rimpangnya yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid terbukti

berkhasiat mengurangi peradangan dan nyeri sendi.

Page 55: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

41

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data, peneliti melakukan sendiri dengan

menggunakan alat bantu berupa alat perekam, buku tulis dan alat tulis serta

mengacu pada pedoman wawancara yang akan menjadi tujuan dalam

penelitian.

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan indepth

interview (wawancara mendalam). Indepth interview ini menggali dan lebih

intensif pada pokok tertentu. Pengumpulan data dengan cara ini juga

mengarahkan dan mengasumsikan hasil wawancara dengan lansia di Panti

Wreda yang diprioritaskan pada topik tertentu untuk mengetahui pertanyaan

yang mengarah pada topik yang sedang diteliti.

Proses pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa tahap :

1. Tahap Orientasi

Setelah mendapatkan ijin penelitian dari Ketua Program S1-

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta peneliti mengajukan ijin

kepada Pengurus Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih

Surakartauntuk melaksanakan penelitian.

Peneliti mendatangi Panti Wreda kemudian memperkenalkan diri

dengan melakukan pendekatan kepada lansia dan menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian mengenai terapi kompres jahe dan massage pada

osteoartritis, kerahasiaan data yang diberikan dan menjelaskan hak lansia

di Panti Wreda serta manfaat penelitian. Hal ini dilakukan dengan maksud

agar terjalin rasa keakraban dan saling percaya antara responden dan

Page 56: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

42

peneliti. Kemudian peneliti menanyakan kepada lansia di Panti Wreda

tentang kesediaan untuk menjadi responden penelitian dan meminta

mereka untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

Kontrak waktu wawancara ditentukan sesuai dengan kesediaan responden

dan peneliti.

2. Tahap Pelaksanaan

Wawancara mendalam dilaksanakan sesuai kesepakatan responden

dan peneliti mengenai waktu dan tempat wawancara. Peneliti mengajukan

pertanyaan terbuka lansia di Panti Wreda mengenai pengetahuan mereka

terhadap nyeri osteoartritis, gejala-gejala dan gangguan-gangguan yang

dirasakan saat nyeri timbul serta cara yang digunakan untuk mengatasi

nyeri tersebut.

Peneliti mempersiapkan klien, tempat, dan peralatan yang akan

digunakan dalam intervensi kompres jahe dan massage. Memberikan posisi

senyaman mungkin kepada klien (usahakan pasien dengan posisi rileks)

dan lingkungan sekitar yang nyaman. Peneliti mengkaji skala nyeri

sebelum diberi terapi kompres jahe dan massage dan isi pertanyaan yang

terdapat di formulir terapi. Pemberian ekstra jahe 1 gr/hari selama 3 hari.

Jahe tersebut diparut kemudian dikompreskan dan teknik massage

menggunakan gosokan (Eflaurage) dan pijatan (Petrisage). Pasien

diposisikan rileks, selama proses pemberian terapi kompres jahe dan

massage berlangsung selama 10-20 menit. Apabila dalam pelaksanaan

kompres, jahe berjatuhan akan di berikan penambahan jahe yang sudah

Page 57: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

43

diparut. Setelah terapi selesai ditunggu 15 menit, kemudian ditanyakan

reaksi dari jahe tersebut. Setelah 3 hari dilakukan evaluasi secara total.

Peneliti mengkaji skala nyeri setelah diberi terapi kompres jahe dan

massage. Setelah itu, melakukan pendokumentasian skala nyeri pada

lembar observasi.

Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari hingga 1

Maret 2014. Sebelum wawancara dilaksanakan, peneliti melakukan

persiapan instrumen penelitian yaitu alat perekam, buku catatan dan alat

tulis. Setelah itu wawancara dilakukan dengan rentang waktu kurang lebih

selama 20 menit sampai 30 menit sesuai kesepakatan dengan responden.

Waktu pelaksanaan wawancara dilaksanakan sebelum diberikan

terapi dan sesudah diberikan terapi pada pagi hari. Tempat pelaksanaan

wawancara dilaksanakan di Panti Wreda ST. Theresia Dharma Bhakti

Kasih Surakarta. Peneliti mencatat hal-hal yang peneliti anggap penting.

Proses wawancara direkam selama wawancara berlangsung. Bila jawaban

atau penjelasan responden melenceng dari pertanyaan yang diajukan maka

peneliti mengarahkan kembali responden pada pertanyaan penelitian.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Teknik pengolahan data

Pada prinsipnya penelitian kualitatif ini adalah menemukan teori

dari data. Peneliti menggunakan analisis data secara induktif. Dalam

penelitian ini, peneliti menganalisa data dengan mengatur, mengurutkan

Page 58: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

44

data kedalam pola, mengelompokkan dan mengkategorikannya

sehingga dapat ditemukan tema.

3.6.2 Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

fenomenologi deskriptif dengan metode Colaizzi. Adapun langkah-

langkah analisa data adalah sebagai berikut :

1. Peneliti menggambarkan fenomena dari pengalaman hidup

partisipan yang diteliti yaitu pengalaman lansia menangani nyeri

dan kekakuan sendi.

2. Peneliti mengumpulkan gambaran fenomena partisipan berupa

pengalaman lansia menangani nyeri dan kekakuan sendi.

3. Peneliti membaca semua protokol atau transkip untuk mendapatkan

perasaan yang sesuai dari partisipan. Kemudian mengidentifikasi

pernyataan partisipan yang relevan. Serta membaca transkrip

secara berulang-ulang hingga ditemukan kata kunci dari

pernyataan-pernyataan tersebut.

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan ke dalam tema.

a. Merujuk kelompok tema kedalam transkrip dan protokol asli

untuk memvalidasi.

b. Memperhatikan perbedaan antara satu kelompok dengan

kelompok yang lain dan menghindari perbedaan diantara

kelompok tema tersebut.

Page 59: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

45

5. Peneliti mengintegrasikan hasil kedalam deskripsi lengkap dari

fenomena yang diteliti.

6. Merumuskan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai

pernyataan tegas dan diidentifikasi kembali.

7. Kembali kepada partisipan untuk langkah validasi akhir / verifikasi

tema-tema segera setelah proses selesai dilakukan dan peneliti

tidak mendapatkan data tambahan baru selama verifikasi (Polit &

Back 2006).

3.7 Validitas data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara di studi lapangan, yang

dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian. Bukan hanya untuk

kedalaman dan kemantapannya tetapi juga untuk memperoleh kebenaran.

Karena hal tersebut peneliti harus memilih dan menetukan cara yang tepat

untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Validitas data ini

merupakan jaminan bagi kematangan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil

penelitian (Sutopo 2006).

Penelitian kualitatif memiliki beberapa cara yang digunakan untuk

mengembangkan validitas data penelitian. Cara tersebut antara lain adalah

beberapa macam teknik trianggulasi (triangulation) yaitu :

1. Trianggulasi data (data triangulation)

Trianggulasi yang memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda

untuk menggali data yang sejenis di sini tekanannya pada perbedaan

Page 60: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

46

sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data yang lain. Peneliti bisa

memperoleh dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda posisinya

dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari narasumber

yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya.

2. Trianggulasi metodologis (methodological triangulation)

Teknik trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau

metode pengumpulan data yang berbeda. Di sini yang ditekankan adalah

penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih

jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk

menguji kemantapan informasinya.

3. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation)

Teknik trianggulasi peneliti adalah hasil penelitian baik data ataupun

simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji

validitasnya dari beberapa penelitian yang lain. Dari pandangan dan tafsir

yang dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap semua informasi yang

berhasil digali dan dikumpulkan yang berupa catatan dan bahkan sampai

dengan simpulan-simpulan sementara, diharapkan bisa terjadi pertemuan

pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil akhir

penelitian.

Page 61: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

47

4. Trianggulasi teoritis (theoretical triangulation)

Trianggulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Misalnya suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu masyarakat, tidak hanya

dikaji dari perspektif teori sosial saja, tetapi juga digunakan perspektif

teori yang lain, misalnya dari teori budaya, politik, atau ekonomis.

3.8 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian keperawatan akan

berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penulisan harus

diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam penelitian

(Maleong 2013).

Peneliti menerapkan prinsip etik untuk melindungi responden dalam

penelitian dari tindakan yang dapat mengganggu atau beresiko dan untuk

mengikuti aturan legal dan profesional yang sesuai dengan perilaku

profesional dan sebagai pedoman penelitian. Peneliti harus mampu mengenali

hak responden untuk menolak atau turut serta menjadi bagian dalam

penelitian (Maleong 2013).

Masalah dalam etika keperawatan dapat meliputi :

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian yang tertuang dalam suatu lembar persetujuan (informed

Page 62: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

48

consent). Informed consent diberikan kepada lansia di Panti Wreda

sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Pemberian lembar ini bertujuan agar lansia

mengerti maksud dan tujuan penelitian terapi kompres jahe dan massage

pada osteoartritis dalam mengurangi nyeri serta mengetahui dampaknya.

Jika lansia bersedia, mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan

jika mereka tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak mereka.

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak memberikan nama responden, dalam hal ini lansia di

Panti Wreda dan lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian lansia di Panti

Wreda menghadapi managemen nyeri baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Page 63: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang terapi kompres

jahe dan massage pada osteoartritis di Panti Wreda Dharma Bhakti Kasih

Surakarta yang akan dibahas menurut literatur yang ada. Hasil penelitian

diuraikan dalam pematik tentang respon nyeri pasien dengan osteoartritis, proses

pemberian terapi, dan manfaat pemberian terapi.

4.1 Karakteristik Informan

Tabel 1 menjelaskan tentang karakteristik informan dalam penelitian

ini yaitu lansia dengan osteoartritis di Panti Wreda ST. Theresia Dharma

Bhakti Kasih Surakarta. Informan berjumlah 4 orang. Karakteristik informan

terdiri atas nomor kode informan, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama

tinggal, usia informan.

Tabel 4.1. Karakteristik Informan (lansia dengan osteoartritis) di Panti Wreda

ST. Theresia Dharma Bhakti Kasih Surakarta

No. Nomor Kode Jenis

Kelamin

Pendidikan

Terakhir Lama Tinggal Usia

1. 01/Skripsi/2014 P - 2,5 Tahun 74 Tahun

2. 02/Skripsi/2014 P - 3,5 Tahun 71 Tahun

3. 03/Skripsi/2014 P - 2 Tahun 72 Tahun

4. 04/Skripsi/2014 P - 5 Bulan 73 Tahun

Page 64: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

50

4.2 Penyajian Data

Setelah datanya semua terkumpul, maka didapatkan data-data sebagai berikut

Tabel 4.2 Kategori dan Tema

Kata Kunci Kategori Tema

Informan 1 :

Keram

Sakit

Informan 2 :

Keram

Pegal

Digebukin orang

Rasanya nyut-nyut

Kaya digigit semut

Informan 3 :

Sakit

Rasanya nyut-nyut

Keram Informan 4 :

KeramSakit

Ditusuk jarum

Rasanya nyut-nyut

Intensitas nyeri

Respon nyeri pada

Osteoartritis

Informan 1 :

5 menit

3 menit

4 menit Informan 2 :

1 menit

3 menit

5 menit Informan 3 :

2 menit

4 menit

Informan 4 :

2 menit

3 menit

Durasi nyeri

Page 65: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

51

Informan 1 :

Bangun tidur

Saat napak Informan 2 :

Bangun tidur Informan 3 :

Saat duduk

Informan 4 :

Bangun tidur

Saat jalan

Waktu timbul

Respon nyeri pada

Osteoartritis

Informan 1 :

Nunggu sakitnya reda Informan 2 :

Didiamkan Informan 3 :

Males mikirin

Respon psikologis

Informan 1 :

Kaki diluruskan

Balsem

Informan 2 :

Terapi

Kompres jahe

Tidak kasih apa-apa

Informan 3 :

Kaki diluruskan

Tidak dikasih apa-apa

Informan 4 :

Voltaren

Salonpas

Respon Perilaku

Informan 1 :

Setelah 7 menit

Sedikit-sedikit

panasnya

Setelah 10 menit

Anget Informan 2 :

Setelah 7 menit :

Kerasa anget Setelah 10 menit

Angetnya biasa Setelah 13 menit

Tambah panas

Reaksi

Proses pemberian terapi

jahe

Page 66: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

52

Panasnya merata

Informan 3 :

Setelah 10 menit

Anget

Panas Informan 4 :

Setelah 10 menit

hangat ditelapak

Rasanya nyut-nyutan

Informan 1 :

Gak langsung panas

Lebih enak sekarang

Anget

Gak langsung hilang

Berkurang

Digerakin enak Informan 2 :

Lebih enakan

Panas Informan 3 :

Anget

Panas

Rileks

Enakan Informan 4 :

Enak

Berkurang sakitnya

Lebih enteng

Turun ke kaki

Hangat

Pengaruh

Manfaat pemberian

terapi

Jahe

Informan 1 :

Enakan Informan 2 :

Lebih mending

Informan 3 :

Beda Informan 4 :

Ringan

Aktivitas

Informan 1 :

Enak

Pules Informan 2 :

Nyenyak

Istirahat

Page 67: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

53

Lebih seger

Informan 3 :

Tidurnya nyenyak Informan 4 :

Pules

4.3 Tema Penelitian

4.3.1 Respon nyeri pada osteoartritis

Dari tema tersebut didapatkan kategori : a) Intensitas nyeri b) Durasi

nyeri c) Waktu timbul d) Respon Psikologis e) Respon Perilaku

a. Intensitas nyeri

Dalam Intensitas nyeri dapat ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut :

“Kaki saya ini terasa sakit mbak. Sakitnya biasa wi mbak,

kaya keram mbak.” (Informan 1)

“Yang keram sebelah kanan kok mbak, ini aja kalau jalan tak

seret. Yo sebelumnya pegel, kaki saya rasanya seperti

digebukin dan nyut-nyut kaya digigit semut.” (Informan 2)

“Kaya keram itu jeng, sekarang sakit lagi. Rasanya nyut-

nyut.” (Informan 3)

“Sakit mbak, kaya ditusuk jarum mbak. Gak pas ngpa-

ngpain, pas duduk kaki terasa sakit mbak. Masih mbak,

rasanya nyut-nyutan.” (Informan 4)

Dari hasil wawancara, intensitas nyeri dapat diketahui dari berbagai

tanda gejala yang didapatkan 4 informan. Informan 1,2, dan 3

merasakan nyeri seperti keram dan terasa nyut-nyut pada kaki.

Selain itu informan 4 merasakan kaki sakit seperti tertusuk jarum

sebelum dilakukan kompres jahe dan massage.

Page 68: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

54

b. Durasi nyeri

Dalam durasi nyeri dapat ditemukan dalam ungkapan partisipan

sebagai berikut

“Sebentar mbak paling 5 menit, paling 3 menit ada. Yo,

paling 4 menit ada. (Informan 1)

“5 menit ya ada mbak, bentar paling 3 menit ada mbak. 1

menitan paling ada, nyut-nyut hilang terus kerasa nyut-nyut

lagi. (Informan 2)

“Yo, lumayan waktunya 4 menit ada. Paling 2 menitan.”

(Informan 3)

“Setelah bangun tidur, 2 menit. 3 menitan ada jeng.”

(Informan 4)

Dari hasil wawancara, durasi nyeri yang timbul bahwa dari 4

informan. Informan 1, 2, dan 4 durasi nyeri 3 menit. Selain itu

informan 3 durasinya 4 menit dan 2 menit.

c. Waktu timbul

Dalam waktu timbulnya nyeri dapat ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut :

“Sakitnya saat napak mbak, terutama pas bangun tidur.”

(Informan 1)

“Iya mbak, apalagi pas bangun tidur.” (Informan 2)

“Pas tidak ada kegiatan, saat duduk kaki terasa

sakit.”(informan 3)

“Biasanya kalau pas jalan-jalan biasanya berhenti sendiri

jeng. Terus jempolnya kadang-kadang berhenti sendiri jeng.

Pas bangun tidur juga sering terasa jeng.” (Informan 4)

Dari hasil wawancara, waktu terjadinya nyeri didapatkan 4 informan.

Informan 1,2, dan 4 saat bangun tidur sering merasakan nyeri seperti

keram dan terasa nyut-nyut pada kaki. Selain itu informan 3 pada

saat santai, terutama saat duduk kaki terasa sakit.

Page 69: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

55

d. Respon psikologis

Dalam respon psikologis yang diungkapkan lansia dapat ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut :

“..Biasa kalau kekamar mandi langsung. Tapi kalau pas sakit

harus nunggu rasa sakitnya reda.” (Informan 1)

“Gak tak kasih apa-apa mbak, paling tak diemin.” (Informan

2)

“Kakiku tak lurusin mbak, gak tak kasih apa-apa mbak.

Males mikirin nanti pusing mbak.” (Informan 3)

Dari hasil wawancara, respon psikologis dari lansia ketika timbul

rasa nyeri bahwa dari 4 informan. Informan 1, 2, dan 3 pada saat

nyerinya timbul mereka cuma mendiamkan saja.

e. Respon perilaku

Dalam respon perilaku yang dilakukan lansia dapat ditemukan dalam

ungkapan partisipan sebagai berikut :

“Kalau saya diberi balsem mbak sama kaki tak luruskan

mbak.” (Informan 1)

“Gak tak kasih apa-apa mbak. Belum mbak. Tapi pas

dirumah aku pernah ngompres dengan jahe. Dulu pernah tak

terapi mbak, tapi tidak bekurang. Malah buang-buang duit.”

(Informan 2)

“Tak obatin nggo voltaren. Kalau gak voltaren, salonpas

jeng. Terus tak gosok-gosoke.” (Informan 4)

Dari hasil wawancara, respon perilaku yang dilakukan lansia untuk

mengurangi nyeri yang timbul bahwa dari 4 informan. Informan 1

mengurangi nyeri dengan balsem dan kaki diluruskan, informan 2

pernah melakukan kompres jahe dan terapi. Sedangkan informan 4

mengobati dengan voltaren dan salonpas.

Page 70: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

56

4.3.2 Proses pemberian terapi jahe

Dari tema tersebut didapatkan kategori : a) Reaksi

a. Reaksi

Dalam reaksi saat pemberian kompres jahe dan massage dapat

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut :

“Tapi kalau panas langsung gak mbak, sedikit2 panasnya.

Hangat mbak.” (Informan 1)

“Enak mbak hangat, hangatnya biasa. Tambah panas ya

mbak jahenya, panasnya sampai rata mbak.” (Informan 2)

Hangat mbak, panas kok.” (Informan 3)

“Rasanya hangat sampai telapak, nyut-nyut enak.”

(Informan 4)

Dari hasil wawancara, untuk reaksi jahenya didapatkan 4 informan.

Informan

1,2,3, dan 4 merasa hangat setelah diberi jahe. Reaksi jahe tersebut

setelah 10 menit. Reaksinya lainnya rasa panas dan nyut-nyutan.

4.3.3 Manfaat pemberian terapi jahe

Dari tema tersebut didapatkan kategori : a) Pengaruh b) Aktivitas c)

Istirahat

a. Pengaruh

Dalam pengaruh pemberian kompres jahe dan massage dapat

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut :

“Iya enakan sekarang mbak, wong dipijitin sama jahe.

Jahenya anget, kalau hilang gak mbak. Tapi berkurang,

kalau digerakin enakan mbak. Kalau tadi rasanya kaya

keram mbak.” (Informan 1)

“Sebelumnya pegel, setelah dikasih jahe panas sama kaki

lebih enakan. Kemarin setelah dikasih jahe bangun tidur

enteng mbak.” (Informan 2)

Page 71: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

57

“Ini panas, lemes lebih enakan mbak. Tadi agak sakit, anget

mbak enakan kok. Dikasih terus aku mau mbak.” (Informan

3)

“Enakan sekarang, tadi hangatnya turun ke telapak kaki. Ya

berkurang, lebih enteng.” (Informan 4)

Dari hasil wawancara, untuk pengaruh jahenya didapatkan 4

informan. Informan 1,2,3, dan 4 merasa hangat setelah diberi jahe,

lebih enteng kalau buat digerakin kakinya. Reaksi jahe tersebut

setelah terapi selesai 15 menit berikutnya kaki lebih enakan, efek

dari jahe kaki lebih terasa hangat.

b. Aktivitas

Dalam aktivitas setelah diberi kompres jahe dan massage dapat

ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut :

“...Kalau digerakin enakan mbak. Kalau tadi rasanya kaya

keram mbak.” (Informan 1)

“Enak ki mbak. Buat gerak lebih mending daripada sebelum-

sebelumnya.” (Informan 2)

“Ada perbedaan mbak dari sebelum-sebelumnya lebih

enakan setelah dikasih jahe buat gerak lebih enteng.”

(Informan 3)

“Bagian kiri mbak, lebih ringan buat aktivitasnya.”

(Informan 4)

Dari hasil wawancara, untuk aktivitas setelah diberi terapi jahe

didapatkan 4 informan. Informan 1, 2 dan 3 saat digerakin lebih

enakan. Untuk informan 4 untuk gerak lebih ringan di banding

sebelumnya.

Page 72: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

58

c. Istirahat

Dalam istirahat setelah diberi jahe dapat ditemukan dalam ungkapan

partisipan sebagai berikut :

“Lebih enakan mbak tidurnya, pules aku mbak.” (Informan

1)

“Nyenyak aku tidurnya mbak, pules aku.” (Informan 2)

“Tidurnya lebih nyenyak ketimbang sebelumnya mbak.”

(Informan 3)

“Tidur pules aku mbak.” (Informan 4)

Dari hasil wawancara, untuk istirahat setelah diberi terapi jahe

didapatkan 4 informan. Informan 1,2, dan 4 untuk kualitas para

informan menyatakan pules. Dan untuk informan 3 menyatakan

tidurnya lebih nyenyak ketimbang sebelumnya.

B. PEMBAHASAN

4.1 Respon nyeri pada osteoartritis

Dari tema tersebut didapatkan kategori : a) Intensitas nyeri b) Durasi

nyeri c) Waktu timbul d) Respon Psikologis e) Respon Perilaku

a. Intensitas nyeri

Sesuai dengan pernyataan informan banyak yang

mengeluhkan nyeri seperti keram. Intensitas nyeri merupakan

gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh

individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan

individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama

Page 73: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

59

dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Anas

2006).

Pengukuran subyektif nyeri dapat dilakukan dengan

menggunakan alat pengukuran nyeri numerik. Nyeri seperti keram

termasuk dalam skala nyeri sedang. Dalam skala numerik keram

termasuk skala 4. Dari hasil observasi informan tampak meringis

menunjukkan lokasi nyeri dan mendiskripsikan nyeri seperti keram.

Di dalam penelitian ini pengkajian nyeri menggunakan

skala numerik yang digunakan saat mengkaji intensitas nyeri

sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Pengkajian akan lebih

akurat apabila klien mampu mendeskripsikan sensasi yang

dirasakannya. McCaffery dan Beebe (1989) melaporkan bahwa

kualitas menusuk (pricking), terbakar, dan sakit adalah bermanfaat

mendiskripsikan nyeri tahap awal. Pada kesempatan selanjutnya

klien dapat memilih istilah yang lebih deskriptif (Potter & Perry

2005).

International Association for the Study of Pain (IASP)

mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual dan potensial atau dirasakan dalam

kejadian-kejadian di masa terjadi kerusakan. Seorang klien sedang

merasakan nyeri, tidak dapat membedakan komponen- komponen

tersebut. Akan tetapi, dengan memahami setiap komponen, perawat

Page 74: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

60

akan terbantu dalam mengenali faktor-faktor yang dapat

menimbulkan nyeri, gejala yang menyertai nyeri, dan rasional serta

kerja terapi yang dipilih (Potter & Perry 2005).

b. Durasi nyeri

Durasi nyeri yang dialami informan berbeda-beda. Mereka

menjelaskan bahwa durasi nyeri antara 1-5 menit. Durasi yang

dialami informan bisa menentukan diagnostik medik. Individu

yang mengalami nyeri dengan durasi atau awitan mendadak

mungkin berespons berbeda dengan individu yang mengalami

nyeri kronis atau berlangsung secara lambat. Nyeri dapat

menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk

menangis atau merintih. Pasien yang mengalami nyeri hebat pada

kondisi ini bahkan dapat tidur dan klien tampak rileks (Anas 2006).

Menurut Brunner & Suddarth 2001, Nyeri adalah

pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri

sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang

dibanding suatu penyakit apapun.

Didalam pengkajian nyeri, durasi sangatlah penting untuk

menilai berapa nyeri berlangsung. Identifikasi faktor waktu untuk

memudahkan dalam mendiagnosa sifat nyeri yang dialami

informan. Pada suatu kasus nyeri yang berat dan mendadak lebih

mudah dikaji daripada nyeri yang bertahap atau ketidaknyamanan

Page 75: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

61

yang ringan. Pemahaman tentang siklus waktu nyeri dapat

membantu dalam mengetahui intervensi yang akan dilakukan

selanjutnya.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang

tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan

potensial (Mohamad, Sudarti, Afroh 2012). Nyeri artritis terjadi

pada lebih dari setengah jumlah seluruh lansia dengan osteoartritis

yang menyebabkan lebih banyak nyeri kronis dari pada kondisi

lain (Mickey 2006).

c. Waktu timbul

Sesuai dari pernyataan informan didapatkan bahwa waktu

timbul nyeri pada saat bangun tidur hal ini sesuai dari pernyataan.

Price 2005 dalam Hadi 2013 yaitu nyeri pada osteoartritis adalah

penurunan kualitas yang demikian hebatnya, menurunkan rentang

gerak tubuh dan nyeri pada gerakan. Kekakuan bertambah berat

pada pagi hari saat bangun tidur, nyeri yang hebat pada awal

gerakan akan tetapi kekakuan tidak berlangsung lama yaitu kurang

dari seperempat jam. Kekakuan di pagi hari menyebabkan

berkurangnya kemampuan gerak dalam melakukan gerak ekstensi,

keterbatasan mobilitas fisik dan efek siskemik yang ditimbulkan

kegagalan organ dan kematian.

Page 76: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

62

Banyak faktor yang bisa menyebabkan nyeri. Faktor –

faktor tersebut yaitu usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri,

perhatian, ansietas, pengalaman sebelumnya, gaya koping, dan

dukungan keluarga dan sosial. Rasa kelelahan meningkatkan

sensasi nyeri meningkatkan dan perhatian bisa mengalihkan nyeri.

Dukungan keluarga dan sosial menyebabkan nyeri menurun karena

kehadiran penyakit orang terdekat dapat meminimalkan kesepian

dan ketakutan.

Pada lansia penurunan sistem muscoloskelektal adalah

masalah yang serius. Komponen-komponen kapsul sendi pecah dan

kolagen yang terdapat pada jaringan penyambung meningkat secara

progresif yang jika tidak dipakai lagi. Inflamasi, nyeri, penurunan

mobilitas sendi, dan deformitas sering dirasakan. Akibat penuaan

menyebabkan kerusakan pada sendi-sendi yang memainkan peran

penting dalam perkembangan osteoartritis (Mickey 2006).

d. Respon psikologis

Pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan

terjadi reaksi yang kompleks. Faktor-faktor psikologis dan kognitif

berinteraksi dengan faktor-faktor neurofisiologis dalam

mempersepsikan nyeri. Persepsi menyadarkan individu dan

mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu dapat bereaksi

(Potter & Perry 2005).

Page 77: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

63

Respon psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman

klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien. Klien

mengartikan nyeri sebagai sesuatu yang “negatif” cenderung

memiliki suasana hati sedih, berduka, ketidakberdayaan, dan dapat

berbalik menjadi rasa marah dan frustasi. Sebaiknya pada klien

yang memiliki persepsi nyeri sebagai pengalaman yang “positif”

akan menerima nyeri yang dialaminya dan akan menindak lanjuti

(Anas 2006).

Respon psikologis dari 4 informan kebanyakan menerima

nyeri yang dialaminya dengan sikap positif yaitu dengan

meluruskan kaki yang sakit dan segera mengobatinya. Sikap

negatif informan bisa diketahui ketika wawancara dengan

informan. Informan bersikap diam ketika nyeri timbul dan tidak

segera menanganinya.

e. Respon perilaku

Sesuai dengan pernyataan informan mereka menangani

rasa nyeri dengan sikap yang positif melakukan tindakan

pengobatan. Salah satu informan mengartikan nyeri sebagai sesuatu

yang negatif cenderung tidak perduli dengan rasa sakit yang

dirasakan. Pada saat nyeri dirasakan seseorang dimulailah suatu

siklus, yang apabila tidak diobati atau tidak dilakukan upaya untuk

Page 78: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

64

menghilangkannya. Dapat mengubah kualitas kehidupannya secara

bermakna.

Menurut Meinhart & Mc. Caffery (1983) menggambarkan

tiga fase perilaku terhadap nyeri yaitu antisipasi, sensasi, dan akibat

(aftermath). Fase antisipasi terjadi sebelum mempersepsikan nyeri.

Seorang individu mengetahui nyeri akan terjadi. Fase antisipasi

bukan merupakan fase yang paling penting, karena fase tersebut

dapat mempengaruhi dua fase yang lain. Antisipasi terhadap nyeri

memungkinkan individu untuk belajar tentang nyeri dan upaya

untuk menghilangkannya. Dengan instruksi dan dukungan yang

adekuat, klien belajar untuk memahami nyeri dan mengontrol

ansietas sebelum nyeri terjadi.

Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Individu

bereaksi terhadap nyeri dengan cara yang berbeda-beda. Toleransi

individu terhadap nyeri merupakan titik yaitu terdapat suatu

ketidakinginan untuk menerima nyeri dengan tingkat keparahan

yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Toleransi tergantung

pada sikap, motivasi, dan nilai yang diyakini seseorang. Fase akibat

(aftermath) nyeri terjadi ketika nyeri berkurang dan berhenti.

Bahkan walaupun sumber nyeri dikontrol, seorang klien mungkin

masih memerlukan perhatian perawat. Nyeri merupakan suatu

krisis. Setelah mengalami nyeri, klien mungkin memperlihatkan

gejala-gejala fisik (Potter & Perry 2005).

Page 79: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

65

4.2 Proses pemberian terapi jahe

Dari tema tersebut didapatkan kategori : a) Reaksi

a. Reaksi

Sesuai dari pernyataan informan didapatkan bahwa reaksi

pada saat proses pemberian terapi jahe banyak yang

mengungkapkan setelah 10 menit mereka merasakan sensasi hangat

dari jahe tersebut. Jahe banyak digunakan untuk menangani

penyakit-penyakit rhematik sebagai antinflamasi (Arief 2010).

Kandungan dari jahe seperti zingerol, gingerol, dan

shogaol yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoartritis. Jahe

memiliki sifat pedas, pahit, dan aromatik dari oleoresin. Oleoresin

memiliki potensi antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Jahe

juga menyebabkan peningakatan permeabilitas oleoresin

menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga

sirkulasi perifer (Swarbick dan Boylan 2002 dalam Hadi 2013).

Adapun kandungan zat pada jahe yang mempunyai khasiat

untuk mengurangi proses peradangan adalah gingerol dan shagaol.

Pada banyak penelitian in vitro, pemberian bahan yang

mengandung kedua zat tersebut pada hewan coba, terbukti mampu

menghambat produksi prostaglandin. Bahkan salah satu zat yang

bernama 6-shagoal selain mengurangi respon inflamasi juga

melindungi tulang rawan femur dari kerusakan (Bachtiar 2010).

Page 80: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

66

Saat melakukan penelitian informan mengungkapkan

setelah diberi kompres jahe dan massage mereka merasakan

hangat. Terapi jahe yang bersifat hangat dapat menstimulasi kulit

tubuh secara umum, yang dipusatkan ke lutut berlangsung sekitar

20 menit untuk menghasilkan relaksasi yang maksimal. Massage

sendiri menggunakan teknik eflaurage/gosokan dan

petrisage/pijatan untuk memberikan efek relaksasi yang bertujuan

untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan otot.

Prosedur saat dilakukan terapi jahe pada awalnya peneliti

menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan. Peneliti mempersiapkan

informan, tempat, dan peralatan yang digunakan. Memberikan

posisi senyaman mungkin kepada informan, sebelumnya dikaji

skala nyeri dan isi pertanyaan yang terdapat diformulir terapi. Jahe

tersebut diparut dan diberikan 1gr/hari selama 3 hari pada pagi hari.

Proses pemberian terapi selama 10-20 menit. Jahe dikompres

kemudian dilakukan pijatan. Apabila dalam melakukan terapi, jahe

berjatuhan akan diberikan penambahan jahe. Setelah terapi selesai

tunggu 15 menit, kemudian ditanyakan reaksi dari jahe tersebut.

Kaji skala nyeri setelah dilakukan terapi jahe tersebut.

Page 81: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

67

4.3 Manfaat pemberian terapi jahe

Dari tema tersebut didapatkan kategori : a) Pengaruh b) Aktivitas c)

Istirahat

a. Pengaruh

Sesuai dari pernyataan informan didapatkan pengaruh dari

pemberian terapi jahe yaitu dapat mengurangi nyeri karena jahe yang

sifatnya hangat. Sifat yang hangat meningkatkan aliran darah untuk

mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga proses

inflamasi berkurang.

Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk dalam daftar prioritas

WHO sebagai tanaman obat yang paling banyak digunakan di dunia.

Rimpangnya yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid terbukti

berkhasiat mengurangi peradangan dan nyeri sendi (Nyoman, Nastiti,

dewa 2011).

Menurut Wahlmuth 2005 dalam Hadi 2013 meneliti

kandungan zat aktifnya dari jahe yaitu oleoresin yang terdiri dari

gingerol, songaol dan zingeberence yang bermanfaat meredakan

nyeri. Komponen pada jahe mampu menekan inflamasi dan mampu

mengatur proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi akut dan

kronis seperti osteoartritis dengan menekan pro-inflamasi sitokinin

dan cemokin yang diproduksi oleh sinoviosit, condrosite, leukosit dan

jahe ditemukan secara efektif menghambat ekspresi cemokin.

Page 82: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

68

b. Aktivitas

Dari pernyataan informan setelah diberi terapi jahe informan

mengungkapkan bahwa setelah diberi terapi jahe menyatakan lebih

nyaman didalam melakukan aktivitas. Osteoartritis menimbulkan

berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Bertambahnya usia

akan meningkatkan nyeri, dengan penggunaan jahe untuk mengurangi

nyeri dapat melancarkan kegiatan sehari-hari. Semakin banyak

aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, maka semakin

besar juga resiko ketidaknyaman yang dirasakan. Apabila nyeri

disebabkan oleh perubahan pada muscoloskelektal dan pada bagian

viseral tertentu.

Rangsangan massage otot ini dipercaya akan merangsang

serabut berdiameter besar, sehingga dapat memblok atau menurunkan

implus nyeri. Penggunaan jahe yang bersifat panas, dapat

meningkatkan respons inflamasi, meningkatkan aliran darah dalam

jaringan, dan meningkatkan pembentukan edema (Anas 2006).

Sifat nyeri menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman.

Keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan informan dapat

mengidentifikasi sifat dan intensitas nyeri. Informan yang mengalami

nyeri setiap hari kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas rutin.

Dalam melakukan pengkajian menunjukkan sejauh mana kemampuan

dan proses penyesuian diperlukan untuk membantunya berpartisipasi

dalam perawatan diri.

Page 83: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

69

c. Istirahat

Dari pernyataan informan didapatkan setelah mendapat terapi

jahe mereka mengungkapkan bahwa tidurnya lebih nyenyak

dibandingkan malam sebelumnya diberi terapi. Penggunaan jahe yang

bersifat panas dapat mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi,

mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi, melemaskan

otot dan melenturkan jaringan ikat (tendon ligament extenbility)

(Junaidi 2006 dalam Hadi 2013).

Ketika informan diberikan terapi jahe mereka mengungkapkan

rasa panas pada daerah yang diberi jahe karena kandungan oleoresin.

Oleoresin memiliki potensi antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.

Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe berfungsi

sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin

menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke

sirkulasi perifer (Swarbrick dan Boylan 2002 dalam Hadi 2013).

Dengan kualitas istirahat yang baik dapat mengurangi nyeri

pada seseorang. Ketika seseorang tidak bisa tidur dengan pulas

mereka akan mengalami ansietas. Bahwa stimulasi nyeri

mengaktifkan bagian sistem limbik yang diyakini mengendalikan

seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi

emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.

Page 84: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

70

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari berbagai pembahasan sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Respon nyeri pasien yang menderita osteoartritis meliputi Intensitas nyeri

yaitu skala 4, durasi nyeri 3 menit, waktu timbul saat bangun tidur, respon

psikologis dengan mengartikan nyeri sebagai sesuatu yang negatif, respon

perilaku dengan menindak lanjuti dan memberikan terapi.

2. Proses pemberian terapi kompres jahe dan massage pada osteoartritis

dipusatkan didaerah sekitar lutut dapat menstimulasi kulit dan

memberikan efek relaksasi.

3. Manfaat dari pemberian terapi kompres jahe dan massage pada

osteoartritis dapat mengurangi rasa nyeri.

5.2 Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan pendidikan kesehatan pada lansia yang menderita

osteoartritis supaya menggunakan ekstra jahe untuk mengurangi nyeri.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyarankan agar

terapi kompres jahe dan massage dapat digunakan untuk terapi alternatif

Page 85: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

71

dan komplementer. Dapat juga dimasukkan dalam pembelajaran

perkuliahan.

3. Bagi Perawat

Diharapkan perawat merekomendasikan hasil penelitian yang sudah

dilakukan kepada pasien osteoartritis baik di klinik maupun di masyarakat

sekitar. Dapat juga dilakukan sebagai salah satu intervensi keperawatan

guna mendukung manajemen keperawatan pasien dengan osteoartritis.

4. Bagi Lansia

Diharapkan lansia dapat melakukan managemen nyeri secara mandiri

dengan menggunakan kompres jahe dan massage.

5. Bagi Panti Wreda

Panti Wreda diharapkan melakukan intervensi kompres jahe dan massage

bagi lansia. Pihak panti juga bisa melakukan penanaman jahenya di

pekarangan panti.

6. Bagi Peneliti Lain

Penelitian lain dapat melakukan penelitian tentang terapi kompres jahe dan

massage pada osteoatritis serta respon nyeri yang dialami lansia dengan

metode kuantitatif agar hasilnya dapat digeneralisasi.

Page 86: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

DAFTAR PUSTAKA

Anas, Tamsuri 2006, Konsep & Penatalaksanaan Nyeri, EGC, Jakarta.

Bachtiar, A 2010, Pengaruh Ekstrak Jahe(ZINGIBER OFFICINALE) Terhadap

Tanda Dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien Rawat Jalan Di

Puskesmas Pandan Wangi Kota Malang, Program Magister Ilmu

Keperawatan Kekhususan KMB : Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok.

Branshers, Valentina L 2007, Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan &

Manajemen, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Davies, Kim 2007, Nyeri Tulang dan Otot, (Editor : Theresia Vini S.,SE),

Erlangga, Jakarta.

Dwiyanto, dkk 2009, Ramuan Tradisiona, Mitra Sejati, Yogyakarta.

Judha M, Sudarti & Fauziah A 2012, Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri

Persalinan, Muha Medika, Yogyakarta.

Kertia N, Hemas MN,Ayu GN Dewa 2011, Pengaruh Kombinasi ekstra

temulawak, jahe, kedelai dan kulit udang terhadap fungsi hati dan

ginjal dibandingkan dengan natrium diklofenak pada penderita

osteoarthritis, Program Penyakit Dalam : Fakultas kedokteran UGM,

Yogyakarta.

Koentjoro, SL 2010, Hubungan Antara Indeks Masa Tubuh (IMT) denganDerajat

Osteoartritis Lutut Menurut Kellgren Dan Lawrence, Program

Pendidikan Sarjana Kedokteran : Fakultas Kedokteran UNDIP,

Semarang.

Leach, MJ & Kumar, S 2008, The Clinical Effectiveness Of Ginger (Zinger

Officinale) in adults with osteoartritis, International Journal

Ofevidance Based Health center, Diakses 26 November 2013, Proquest

Database.

Masyhurrosyidi, Hadi 2013, Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe terhadap

tingkat nyeri subkutan dan kronis pada lanjut usia dengan

osteoarthritis lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang

Jawa Timur. Program keperawatan : Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya, Malang.

Moleong, Prof. DR. Lexy J, M. A 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nugroho, W 2008, Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3, EGC, Jakarta.

Page 87: TERAPI KOMPRES JAHE DAN MASSAGE PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-indahlesta... · kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Jahe ... 13 Tahun

Nurhayati, EE., Hesniyatun., Safrudin, ANS., & LP3M 2011, Pengaruh Teknik

DiStraksi Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada

Pasien Post Operasi Laparotomi di PKU Muhammadiyah Gombong,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,Vol. 7, No. 1, 37.

Novita, Dian 2012, Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi

Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Propinsi Lampung, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu

Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Universitas

Indonesia : Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok.

Pratiwi, DM 2009, Faktor Resiko Osteoartritis Lutut Di RSU Dr.Sutomo

Surabaya, Vol. 11, No. 2, 96.

Perry & Potter 2005, Buku Ajar Funsamental Keperawatan, Edisi 4, EGC,

Jakarta.

Polit, DF & Beck, CT 2006, Essentials Of Nursing Research Methods Appraisal,

and Utilization, 6th

edition, Lippincott Williams & Wilkins,

Philadelphia.

Robbins 2007, Buku Ajar Patologi, Edisi 7, Vol 2, EGC, Jakarta.

Stanley, M 2006, Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2, EGC, Jakarta.

Suddart & Brunner, 2001, Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8, EGC, Jakarta.

Sutopo, H.B 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Universitas Sebelah Maret,

Surakarta.