Terapi Definitif Keracunan Obat

74
Dr. Nanang Sukmana, SpPD-KAI Subbagian Alergi & Imunologi Klinik Bag. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Terapi Definitif Kasus Keracunan Obat

Transcript of Terapi Definitif Keracunan Obat

Page 1: Terapi Definitif Keracunan Obat

Dr. Nanang Sukmana, SpPD-KAISubbagian Alergi & Imunologi Klinik

Bag. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI/RS Dr. Cipto Mangunkusumo

Jakarta

Terapi Definitif Kasus Keracunan

Obat

Page 2: Terapi Definitif Keracunan Obat

The Most Common Toxic Syndromes

Anticholinergic syndromes

Sympathomimetic syndromes

Opiate, sedative or ethanol intoxication

Cholinergic syndromes

Page 3: Terapi Definitif Keracunan Obat

Confusioncentral nervous system depressionweaknesssalivationlacrimationunaryfecal incontinencegastrointestinal crapingemesisdiaphoresismuscle fasciculationspulmonary edemamiosisbradycardiatachycardiaseizures

The Most Common Toxic Syndromes

Cholinergic syndromes

Common signs Common causes

Organophosphatecarbamate insecticidesphysostigmine, edrophoniumsome mushrooms

Page 4: Terapi Definitif Keracunan Obat

The Most Common Toxic Syndromes

Anticholinergic syndromes

Common signs

Delirium with mumbling speech Tachycardia Dry Flushed skin Dilated pupils Myoclonus Slightly elevated temperature Urinary retention Decreased bowel sounds

(Seizure and dysrhythmias may occur in

severe cases)

AnthistamineAntiparkinson medicationAtropineSchopolamineAmantadineAntipsychitic agentsAntidepressant agentsAntispasmodic agentsMydriatic agentsSkeletal muscle relaxantssMany Plant (notably jimson weed and

Amanita muscaria)

Common causes

Page 5: Terapi Definitif Keracunan Obat

The Most Common Toxic Syndromes

Sympathomimetic syndromes

Common signs Common causes

DelusionsParanoiaTachycardia (or brandycardia if the

drug is a pure alpha-adrenergic agonist)Hypertension hyperpyrexia Diaptoresis PiloerectionMydriasisHyperreflexia

(Seizures, hypotension

dysrhythmias may occur in severe cases)

Cocaineamphetaminemethamphetamine (and its derivaties 3, 4-methylenedioxyamphetamine, 3, 4- methylene-dioxymethampetamine, 3,4- methylenedioxyethamphetamine, and 2, 5-dimethoxy-4-bronmoamphetamine)over-the-counter decongestants (phenylpropanolamine, ephedrine and pseudoephedrine)In caffeine and theophyline overdoses,similar findings, except for the organic psychiatric signs, result from catecholamine release

Page 6: Terapi Definitif Keracunan Obat

Comarespiratory depressionmiosishypotensionbrandycardiahypothermiapulmonary edemadecreased bowel sounds hyporeflexia needle marks

(Seizures may occur after overdoses of

some narcotic, notably propoxyphene)

The Most Common Toxic Syndromes

Opiate, sedative or ethanol intoxication

Common signs Common causes

Narcoticsbarbituratesbenzodiazepinesethchlorvynolglutethimidemethyprylonmethaqualonemeprobamateethanolclonidineguanabenz

Page 7: Terapi Definitif Keracunan Obat

Penatalaksanaan Keracunan Amfetamin

Umumnya gejala yang terlihat adalah :

Agitasi

Hipertensi

Takikardi

Midriasis

Trismus

Diaporesis Sampai Gejala Berat

Hipertermi

Koagulopati

Rabdomiolisis

Aritmi

Kejang

Gagal Ginjal

Page 8: Terapi Definitif Keracunan Obat

Keracunan Barbiturat

Barbiturat 1. obat hipnotik 2. sedatif

Diganti dengan benzodiazepin yang lebih aman Masih banyak digunakan untuk mengatasi kejang Beberapa tindakan anestesi

Page 9: Terapi Definitif Keracunan Obat

Klasifikasi

Lama 12-24 jam Barbital 8-16 jam Natrium barbital12-24 jam Fenobarbital

PrimidonSedang 8-10 jam Alobarbital

ButobarbitalAmilobarbital

Singkat 6-8 jam Pentobarbital4-6 jam Siklobarbital

KuinalbarbitalSangat singkat 3-4 jam Heksobarbital

Tiopenton

Dosis fatal: fenobarbital 6-10 g, amobarbital dan penobarbital 2-3 g.

Lama kejaDosis terapi

Nama generik Nama dagang

Page 10: Terapi Definitif Keracunan Obat

Gambaran Klinis

Efek utama dari intoksikasi barbiturat

Depresi sistem susunan saraf pusat

Page 11: Terapi Definitif Keracunan Obat

Social / Environmental

Risk Factors

Behavioral / Psychological

Risk Factors

Organ Systems

Risk Factors

Cellular

Risk Factors

Molecular

Risk Factors

Page 12: Terapi Definitif Keracunan Obat

Yang Terjadi PadaPenyalahgunaan NAPZA

Page 13: Terapi Definitif Keracunan Obat

The Opium Poppy

Page 14: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 15: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 16: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 17: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 18: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 19: Terapi Definitif Keracunan Obat

Gambaran NAPZA di RSCM

1998 : 62 kasus overdosis1999 : 203 kasus overdosis

Overdosis putaw (opiat) 166 (82%) Overdosis shabu-shabu (amfetamin)

37 (18%) Laki-laki 172. Perempuan 31 Meninggal 11 orang

Dari catatan medik Unit Gawat Darurat (Dr. Nanang Sukmana,dkk)

Page 20: Terapi Definitif Keracunan Obat

RS. IM = 743 (dari 1997 - 1999)

RS. AG = 1120 (Oktober 1997 - 1999)

RS.MMA = 251 (selama 1 tahun)

RS. TH = 286 (Jan.1999 - Des.1999)

Pengguna NAPZA yang dirawat di berbagai RS. Swasta

Page 21: Terapi Definitif Keracunan Obat

= Heroin / Morfin

= Extasy

MASALAH KETERGANTUNGAN OBATMASALAH KETERGANTUNGAN OBAT

Page 22: Terapi Definitif Keracunan Obat

Perasaan senang Ramah Berperilaku diluar karakter Berperilaku lucu

= Mariyuana /Cannabis

Page 23: Terapi Definitif Keracunan Obat

Daun Ganja Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 24: Terapi Definitif Keracunan Obat

Daun Ganja

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 25: Terapi Definitif Keracunan Obat

Komposisi spesifik :1. MDMA (3,4-methylenedioxymethamphetamine)= Ecstasy2. MDEA (3,4-methylenedioxyethamphetamine)= Eve3. 2 CB (4-bromo-2,5-methoxyphenylethylamine)4. Bromo-DMA (4-bromo-2,5-dimethoxyamphetamine) = Bromo “STP” = DOB

Nama populer umum (street name) :DOB : Golden eagle, LSD 25, Tile, 100X, Bromo STPMDA : Harmony, Love drug, Speed for loversMDMA : Adam, Ecstasy, Essence2 CB : Eve, Spectrum

Range of toxicity untuk MDMA : 50 - 150 mg

Ecstasy (Ekstasi)

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 26: Terapi Definitif Keracunan Obat

Suatu derivat morfin dengan kekuatan 3 - 5 kali morfin

Dalam waktu 5 menit setelah suntikan dirubah

menjadi morfin

Dalam waktu 40 menit konsentrasinya (morfin)

melebihi heroin

Heroin mudah masuk ke cerebral / serebri = otak

mudah intoksikasi

( diacetyl morphine )

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

PUTAUW

Page 27: Terapi Definitif Keracunan Obat

= CokeCharlieSnow

Euphoria = perasaan senang yang berlebihan Stress / gelisah hilang Aktif / atraktif Membangkitkan gairah

Page 28: Terapi Definitif Keracunan Obat

Daun Cocaine

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 29: Terapi Definitif Keracunan Obat

Bubuk cocaineBubuk cocaine

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 30: Terapi Definitif Keracunan Obat

Morfin

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 31: Terapi Definitif Keracunan Obat

Alat Hisap Opiat (Pipa Rokok)

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 32: Terapi Definitif Keracunan Obat

Morfin

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 33: Terapi Definitif Keracunan Obat

Heroin

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 34: Terapi Definitif Keracunan Obat

Alat Hisap Cocaine (Pipa)

Sumber : Drug-ARM.(Awareness and Relief Movement)

Page 35: Terapi Definitif Keracunan Obat

Rute (Pemakai Heroin)

Smoking Snorting Sniffing

Injeksi bawah kulit (skin popping)

IV (intra vena)

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 36: Terapi Definitif Keracunan Obat

Street Names for Heroin

BingBoy JiveBrownCaballoChivoCrapDead on ArrivalDopeDoo DooDuke

DynamiteEstuffanFoolish PleasureFunkHHombreHorseJiveJunkLa Bamba

MudScatShitSkagSmackSugarSweet JesusTango and Cash

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 37: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 38: Terapi Definitif Keracunan Obat

Mekanisme Kerja Endorphin di Otak dalam keadaan Normal

Endorphin(endogen morfin)

1 2

ReseptorOpiat

Page 39: Terapi Definitif Keracunan Obat

Mekanisme Kerja Opiat di Otak pada Pengguna

Nalokson

Endorphin(endogen morfin)

1 2

ReseptorOpiat

Morfin

Page 40: Terapi Definitif Keracunan Obat

PneumoniaHCV / HIV

PEMAKAI SEHAT

Kelompok risiko tinggi

Emergensi

Page 41: Terapi Definitif Keracunan Obat

Status Imunologi

Putus Obat

Overdosis

Adiksi

HIV

Pneumonia drug abuse

Endokarditis Infektif

Kel. hematologiHCV

Infeksi : Kulit

SSP

Kehamilan

Kognitif

Dispepsia

Emboli paru

Page 42: Terapi Definitif Keracunan Obat

Infeksi

Imunitas

Paparan kuman

CD4 CD8

NK

LAK (Lymphokine Activated Killer) IL2 stimulatied NK Cell

ADCC DTH (-)

Page 43: Terapi Definitif Keracunan Obat

Gejala Putus Obat

Tanda-tanda objektif Takikardi Meningginya tekanan darah Meningkatnya respirasi (pernapasan) secara mencolok Suhu badan meninggi Mual, muntah Diare Insomnia Gemetar/tremor Kejang-kejang kecil Lemas

Page 44: Terapi Definitif Keracunan Obat

Gejala Putus Obat =

Mata berair

Seperti pilek

Bersin

Keringat banyak

Tangan gemetar

Kulit angsa

Page 45: Terapi Definitif Keracunan Obat

CRAVING= Suges(ti)

INTERNAL CRAVING≈ endorphin

Page 46: Terapi Definitif Keracunan Obat

EXTERNAL CRAVING

Lebih lama 2 th ( ? )

KEPRIBADIAN ADIKSI

Page 47: Terapi Definitif Keracunan Obat

POLA ENDORPHIN DI SSP

Page 48: Terapi Definitif Keracunan Obat

MCI / SAKIT HEBAT TRAUMA

Morfin

Endorphin

Page 49: Terapi Definitif Keracunan Obat

SAKIT KANKER

Page 50: Terapi Definitif Keracunan Obat

HIV

• 12 (75%) dari 16 orang ( IGD RSCM ) tahun 1999• 19 orang dari POKDISUS tahun 2000• 11 (45,8%) dari 24 orang (RS. Sulianti Saroso Jakarta)• 2150 Kasus HIV AIDS di Indonesia (23

Propinsi) 258 telah meninggal (YPI)

Page 51: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 52: Terapi Definitif Keracunan Obat

HIV / AIDS (1)

Cara penularan yang penting saat ini di Indonesia,

yaitu di kalangan pecandu narkotika karena

kebiasaan memakai jarum suntik bersama

dan jarum yang tidak steril

Page 53: Terapi Definitif Keracunan Obat

Terjadinya :a. Aspirasib. Multiple, Cavitary lung lesion

associated with pulmonary emboli

c. Community acquired bronchopneumonia

d. Pulmonary abcessese. TBC

Pneumonia Drug Abuse (Infeksi Paru oleh karena Opiat)

Page 54: Terapi Definitif Keracunan Obat

Pneumonia DrugAbuse

Page 55: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 56: Terapi Definitif Keracunan Obat

Cardiovascular infection

Berhubungan dengan IDU Bakteri berasal dari kulit & pelarut Staphylococcus aureus (50 %) Streptococcus Enterococcus Pseudomonas Klebsiella Serratia Candida

Page 57: Terapi Definitif Keracunan Obat

HCV

• 57,7% dari 898 orang (data Dr. Nanang.

S )

RS. Swasta (Sep 1997-Mei 1999)

Sekarang 80 %

• 15 (78,9%) dari 19 orang (IGD RSCM)

tahun 1999•

Page 58: Terapi Definitif Keracunan Obat

Upaya - Upaya Pada Penderita Hepatitis C

Cukup istirahat

Hindari konsumsi alkohol, narkoba

Hindari pemakaian obat-obat yang tidak diperlukan (obat pusing, dll)

Makan makanan yang bergizi

Konsultasi rutin dengan dokter

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 59: Terapi Definitif Keracunan Obat

Cellulitis abscesses Skin ulcers

Septic thrombophlebitis Necrotizing fascitis & myositis

Skin

Infection

Page 60: Terapi Definitif Keracunan Obat

Hematologi :

Trombositopenia

( Yang berfluktuasi )

Thrombosis

ACA

1. CVD

2. DVT

Protozoa

Page 61: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 62: Terapi Definitif Keracunan Obat

Adverse effect of Mood-Altering on pregnancy and the newbornAdverse effect of Mood-Altering on pregnancy and the newborn

Drug

AmphetaminesBarbiturates Sedative Tranquilizers

Spontaneous Abortion

Premature Delivery

+

+

Perinatal Mortability

+

+

NeonatalWithdrawal

+

+

Fetal Distress

+

+

Congenital Abnormality

++ + + + + +Heroin

Page 63: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 64: Terapi Definitif Keracunan Obat

Prinsip Penatalaksanaan Kasus Keracunan

Penatalaksanaan kegawatan

Penilaian Klinis

Dekontaminasi racun

Pemberian antidotum

Terapi suportif

Observasi dan konsultasi

Rehabilitasi

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 65: Terapi Definitif Keracunan Obat

Keadaan Klinis Yang Perlu Mendapat Perhatian

Koma Kejang

Henti jantung Henti napas

Syok

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 66: Terapi Definitif Keracunan Obat

O P I A T , S E D A T I V E, O RO P I A T , S E D A T I V E, O R E T H A N O L I N T O X I C A T I O N E T H A N O L I N T O X I C A T I O N

KomaDepresi pernapasanMIOSISHipotensiBradikardiHipotermiEdema pulmonerBising usus menurunHiporefleksiKejang (kasus berat)

NarkotikNarkotik BarbituiratBarbituirat BenzodiazepinBenzodiazepin MeprobamatMeprobamat EtanolEtanol KlonidinKlonidin

Opiat : morpin, pethidin, heroin, dan kodein

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 67: Terapi Definitif Keracunan Obat

Jenis obat opium, dosis fatal, dan dosis pengobatan

Jenis Obat

KodeinDextrometorphanHeroinLoperamid (imodium)Meperidin (petidin)MorpinNaloxone (Narcan, Nokoba)*)Opium (Papaver somniferum)Pentazocaine (Talwin)

Dosis fatal Dosis pengobatan (grm) (mg)

0,8 600,5 60-120/day0,2 40,5 1 1000,2 10

0,30,3

*) Antagonis narkotika. Dosis s/d 5 mg tidak menyebabkan kematian.Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 68: Terapi Definitif Keracunan Obat

Perkiraan waktu deteksi dalam urin beberapa jenis obat

Jenis obat Lamanya waktu bisa dideteksi

Amfetamin 2 hariBarbiturat 1 hari (short acting)

3 minggu (long acting)Benzidiazepin 3 hariKokain 2 - 4 hariKodein 2 hariHeroin 1 - 2 hari Methadone 3 hariMorpin 2 - 5 hari

Dr.Nanang Sukmana, SpPD. KAI

Page 69: Terapi Definitif Keracunan Obat

Penatalaksanaan Overdosis Opioid

Gejala klinis Penurunan kesadaran disertai salah satu dari:

70% pengguna narkoba melalui suntikan (Injection Drug User / IDU),

1. Frekuensi pernapasan < 12 kali/menit

2. Pupil miosis (seringkali pin-point).

3. Adanya riwayat pemakaian morfin/heroin/ terdapat needle track sign

Page 70: Terapi Definitif Keracunan Obat

Tindakan

1. Tanpa hipoventilasi : Dosis awal diberikan 0,4 mg iv.2. Dengan hipoventilasi : Dosis awal diberikan 1-2 mg iv. 3. Bila tidak ada respon dalam 5 menit ,diberikan nalokson 1-2 mg iv hingga timbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan, dilatasi pupil atau telah mencapai dosis maksimal 10 mg. Bila tetap tidak ada respons lapor konsulen Tim Narkoba.

Penanganan kegawatan

Bebaskan jalan nafas Berikan oksigen 100% sesuai kebutuhan Pasang infus D5% emergensi atau NaCl 0,9%; cairan koloid bila diperlukan

Pemberian antidotum naloxone (1)

Page 71: Terapi Definitif Keracunan Obat

4. Efek nalokson berkurang 20–40 menit dan pasien dapat jatuh kedalam keadaan overdosis kembali, sehingga perlu pemantauan ketat tanda-tanda penurunan kesadaran, pernapasan dan perubahan pada pupil serta tanda vital lainnya selama 24 jam. Untuk pencegahan dapat diberikan drip nalokson satu ampul dalam 500 cc D5% atau NaCl 0,9% diberikan dalam 4 – 6 jam.5. Simpan sampel urin untuk pemeriksaan opioid urin dan lakukan foto toraks.6. Pertimbangkan pemasangan ETT ( endotracheal tube ) bila :

7. Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi akibat spasme pilorik

Pemberian antidotum naloxone (2)

Pernapasan tidak adekuat Oksigenasi kurang meski ventilasi cukup Hipoventilasi menetap setelah pemberian nalokson ke – 2.

Page 72: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 73: Terapi Definitif Keracunan Obat
Page 74: Terapi Definitif Keracunan Obat