TERAPI BIDANG PSIKIATRI

6
TERAPI BIDANG PSIKIATRI Terapi pada bidang psikiatri terdiri dari 2 bagian yaitu psikoterapi dan psikofarmaka. Psikoterapi dibagi lagi yaitu terdiri dari; suportif, reedukatif, rekonstruktif. Pada psikofarmaka terdiri dari; anti psikotik, anti depresan, anti anxietas, anti mania, anti panik, anti insomnia, anti obsesif kompulsif. Sebelum memberikan terapi kepada pasien maka diperlukan pengetahuan tentang gejala dan tanda pada pasien untuk menentukan diagnosa dan kemudian pemberian terapi. Untuk menentukan perbedaan psikotik dan non-psikotik yang paling mudah adalah insight. Pada psikotik tingkatan insight antara 1-3, sedangkan pada non-psikotik tingkat insightnya 4-6. Kemudian pada psikotik dibagi lagi menjadi dua yaitu, psikotik organik dan psikotik fungsional. Perbedaannya pada psikotik organik yaitu gejalanya fluktuasi (kesadaran berkabut), riwayat sebelumnya terdapat cedera kepala, cedera otak, demam, gangguan keseimbangan, terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang, halusinasi visual. Gejala ini terdapat pada delirium, epilepsi, demensia. Pada epilepsi

description

farmakoterapi

Transcript of TERAPI BIDANG PSIKIATRI

Page 1: TERAPI BIDANG PSIKIATRI

TERAPI BIDANG PSIKIATRI

Terapi pada bidang psikiatri terdiri dari 2 bagian yaitu psikoterapi dan psikofarmaka.

Psikoterapi dibagi lagi yaitu terdiri dari; suportif, reedukatif, rekonstruktif. Pada

psikofarmaka terdiri dari; anti psikotik, anti depresan, anti anxietas, anti mania, anti panik,

anti insomnia, anti obsesif kompulsif.

Sebelum memberikan terapi kepada pasien maka diperlukan pengetahuan tentang gejala

dan tanda pada pasien untuk menentukan diagnosa dan kemudian pemberian terapi. Untuk

menentukan perbedaan psikotik dan non-psikotik yang paling mudah adalah insight. Pada

psikotik tingkatan insight antara 1-3, sedangkan pada non-psikotik tingkat insightnya 4-6.

Kemudian pada psikotik dibagi lagi menjadi dua yaitu, psikotik organik dan psikotik

fungsional. Perbedaannya pada psikotik organik yaitu gejalanya fluktuasi (kesadaran

berkabut), riwayat sebelumnya terdapat cedera kepala, cedera otak, demam, gangguan

keseimbangan, terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang, halusinasi visual. Gejala ini

terdapat pada delirium, epilepsi, demensia. Pada epilepsi dibagi menjadi dua jenis yaitu,

generalized dan partial, kemudian partial dibagi menjadi dua jenis yaitu complex dan

simple. Epilepsi pada lobus temporal gejala yang muncul yaitu, pasie saat lari-lari kemudian

lupa, terdapat halusinasi dengar yang dianggap sebagai aura sebelum muncul kejang, atau

terdapat kilatan cahaya.

Sedangkan demensia yaitu gangguan daya ingat yang mempengaruhi kegiatan sehari-

hari, pada dewasa muda banyak disebabkan oleh HIV.

Terapi pada pasien psikotik organik yaitu Haloperidol minimal untuk menurunkan

ambang kejang dosis 0,5 mg – 3 mg/hari, menenangkan bukan menidurkan agar tidak

mengaburkan GCS. Tidak diperlukan diazepam jika gaduh gelisah, boleh digunakan pada

gangguan mental organik dengan epilepsi sebagai antikonvulsi.

Page 2: TERAPI BIDANG PSIKIATRI

Pada psikotik fungsional gejala yang menonjol adalah gejala positif dan gejala negatif.

Terapi psikotik dengan gejala positif dimana terdapat peningkatan dopamine maka

diberikan anti psikotik golongan tipikal atau atipikal. Sedangkan psikotik dengan gejala

negatif yang menonjol maka diberikan anti psikotik golongan atipikal. Kegunaan rantai

pada obat anti psikotik yaitu untuk menukar atau mengganti obat yang tidak tersedia dengan

jenis yang sama. Dosis anjuran anti psikotik tipikal: Haloperidol 5-15 mg/hari,

Chlorpromazine 150-600 mg/hari, Trifluoperazine 10-15 mg/hari. Dosis anjuran anti

psikotik atipikal: Risperidone 2-6 mg/hari, Clozapin 25-100 mg/hari. Sebaiknya pemberian

antipsikotik ialah monoterapi dengan anti psikotik lini pertama adalah atipikal, tetapi bila

digunakan terapi kombinasi maka yang dikombinasikan adalah atipikal-atipikal atau

atipikal-tipikal. Efek samping yang mematikan pada penggunaan anti psikotik adala

Sindrom Neuroleptik Malignan (SNM) dengan gejala yaitu, hiperpireksia > 38◦C,

inkontinensia urin, kesadaran menurun, rigiditas berat. Gold standar untuk mendiagnosis

SNM yaitu dengan mengukur CPK (Creatinin Phospho Kinase), BUN, Serum creatinin.

Terapi pada SNM menggunakan dopamin agonist hanya bila terbukti CPK tinggi yaitu,

levodopa, Inj. Diphenhydramin, terapi suportif dilakukan terlebih dahulu. Pemberian

antipsikotik diberikan kembali 2 minggu setelah CPK turun. Efek samping lainnya yaitu

agranulositosis pada pemakaian antipsikotik yaitu, clozapin, carbamazepine, menurunkan

produksi leukosit yang dapat menimbulkan bahaya sepsis, pemeriksaan yang dibutuhkan

adalah hitung jenis dan hapusan darah tepi.

Gangguan afektif bipolar kini depresi, kini mania dengan gejala psikotik.

Pada gangguan afektif bipolar terdapat episode mania dan ada saat eutimik. Pada

bipolar tipe 1 atau tipe mania dengan gejala, logorea, flight of idea, aktivitas meningkat dan

bertujuan (goal direct activity), peningkatan mood: euforia, irritable (mudah tersinggung

karena waham/ide kebesaran), perilaku resiko tinggi (high risk behaviour): investasi,

Page 3: TERAPI BIDANG PSIKIATRI

penyalahgunaan zat, suka balapan. Sedangkan, pada hipomania gejala diatas sangat aktif

tetapi masih dilakukan (bipolar tipe 2). Terapi bipolar yang digunakan adalah mood

stabilitator yaitu carbamazepine 200-400 mg/hari, hati-hati efek samping Steven Jhonson

Syndrome, asam valproate 500-2000 mg/hari, haloperidol, olanzapine, quetiapine. Obat anti

mania yaitu lithium tidak dapat digunakan pada episode kini depresi karena rentang dosis

kecil 0,8-1,2 mg/hari. Pada pasien hamil kontra indikasi penggunaan anti cemas, mood

stabilizer, benzodiazepine, trihexyphenidil pada trimester I (organogenesis), trimester III

(during labor), obat yang aman adalah haloperidol dengan dosis rendah karena pada wanita

hamil kadar estrogen tinggi (1,5 mg). Psikotik pada kehamilan merupakan kegawat

daruratan obsgyn dan psikiatri. Semua obat psikofarmaka dapat keluar lewat ASI. Depresi

pada ibu hamil dapat menggunakan obat anti depresan yaitu fluoxetin, cemas pada ibu

hamil dapat menggunakan haloperidol. Bila terjadi EPS (Ekstrapiramidal Sindrom) pada ibu

hamil dapat diberikan Inj. Diphenhydramin dan turunkan dosis obat. Trihexyphenidil dapat

menurunkan absorpsi anti psikotik sehingga menurunkan efektivitas obat anti psikotik. Jadi

trihexyphenidil diberikan hanya jika ada gejala EPS yaitu, distonia akut, tardive diskinesia,

parkinisonism (resting tremor, rigiditas, bradikinesia), akathisia (restless leg syndrome).

Depresi memiliki trias gejala yaitu, afek depresi, kehilangan minat dan kebahagiaan

(sesuatu yang sebelumnya menyenangkan menjadi tidak menyenangkan), mudah lelah atau

aktivitas menurun. Terapi yang digunakan sebagai lini pertama adalah amitriptilin, obat ini

biasanya juga digunakan untuk menurunkan nyeri (paliative care) dan terapi pada tension

tight headache. Golongan SSRI misalnya fluoxetin untuk orang tua (lansia) gunakan dosis

awal 10 mg. Komorbiditas depresi yaitu, afasia motorik pada stroke, spinal cord injury,

penyakit yang lama dan menyebabkan disabilitas. Pada pasien depresi biasanya ditemukan

imunitas menurun. Efek samping obat fluoxetin yang harus dihindari adalah perdarahan.

Page 4: TERAPI BIDANG PSIKIATRI

Pada terapi obsesif kompulsif digunakan obat anti depresan seperti clomipramine (lini

pertama) dan fluoxetine.