TERAPI BIDANG PSIKIATRI
description
Transcript of TERAPI BIDANG PSIKIATRI
TERAPI BIDANG PSIKIATRI
Terapi pada bidang psikiatri terdiri dari 2 bagian yaitu psikoterapi dan psikofarmaka.
Psikoterapi dibagi lagi yaitu terdiri dari; suportif, reedukatif, rekonstruktif. Pada
psikofarmaka terdiri dari; anti psikotik, anti depresan, anti anxietas, anti mania, anti panik,
anti insomnia, anti obsesif kompulsif.
Sebelum memberikan terapi kepada pasien maka diperlukan pengetahuan tentang gejala
dan tanda pada pasien untuk menentukan diagnosa dan kemudian pemberian terapi. Untuk
menentukan perbedaan psikotik dan non-psikotik yang paling mudah adalah insight. Pada
psikotik tingkatan insight antara 1-3, sedangkan pada non-psikotik tingkat insightnya 4-6.
Kemudian pada psikotik dibagi lagi menjadi dua yaitu, psikotik organik dan psikotik
fungsional. Perbedaannya pada psikotik organik yaitu gejalanya fluktuasi (kesadaran
berkabut), riwayat sebelumnya terdapat cedera kepala, cedera otak, demam, gangguan
keseimbangan, terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang, halusinasi visual. Gejala ini
terdapat pada delirium, epilepsi, demensia. Pada epilepsi dibagi menjadi dua jenis yaitu,
generalized dan partial, kemudian partial dibagi menjadi dua jenis yaitu complex dan
simple. Epilepsi pada lobus temporal gejala yang muncul yaitu, pasie saat lari-lari kemudian
lupa, terdapat halusinasi dengar yang dianggap sebagai aura sebelum muncul kejang, atau
terdapat kilatan cahaya.
Sedangkan demensia yaitu gangguan daya ingat yang mempengaruhi kegiatan sehari-
hari, pada dewasa muda banyak disebabkan oleh HIV.
Terapi pada pasien psikotik organik yaitu Haloperidol minimal untuk menurunkan
ambang kejang dosis 0,5 mg – 3 mg/hari, menenangkan bukan menidurkan agar tidak
mengaburkan GCS. Tidak diperlukan diazepam jika gaduh gelisah, boleh digunakan pada
gangguan mental organik dengan epilepsi sebagai antikonvulsi.
Pada psikotik fungsional gejala yang menonjol adalah gejala positif dan gejala negatif.
Terapi psikotik dengan gejala positif dimana terdapat peningkatan dopamine maka
diberikan anti psikotik golongan tipikal atau atipikal. Sedangkan psikotik dengan gejala
negatif yang menonjol maka diberikan anti psikotik golongan atipikal. Kegunaan rantai
pada obat anti psikotik yaitu untuk menukar atau mengganti obat yang tidak tersedia dengan
jenis yang sama. Dosis anjuran anti psikotik tipikal: Haloperidol 5-15 mg/hari,
Chlorpromazine 150-600 mg/hari, Trifluoperazine 10-15 mg/hari. Dosis anjuran anti
psikotik atipikal: Risperidone 2-6 mg/hari, Clozapin 25-100 mg/hari. Sebaiknya pemberian
antipsikotik ialah monoterapi dengan anti psikotik lini pertama adalah atipikal, tetapi bila
digunakan terapi kombinasi maka yang dikombinasikan adalah atipikal-atipikal atau
atipikal-tipikal. Efek samping yang mematikan pada penggunaan anti psikotik adala
Sindrom Neuroleptik Malignan (SNM) dengan gejala yaitu, hiperpireksia > 38◦C,
inkontinensia urin, kesadaran menurun, rigiditas berat. Gold standar untuk mendiagnosis
SNM yaitu dengan mengukur CPK (Creatinin Phospho Kinase), BUN, Serum creatinin.
Terapi pada SNM menggunakan dopamin agonist hanya bila terbukti CPK tinggi yaitu,
levodopa, Inj. Diphenhydramin, terapi suportif dilakukan terlebih dahulu. Pemberian
antipsikotik diberikan kembali 2 minggu setelah CPK turun. Efek samping lainnya yaitu
agranulositosis pada pemakaian antipsikotik yaitu, clozapin, carbamazepine, menurunkan
produksi leukosit yang dapat menimbulkan bahaya sepsis, pemeriksaan yang dibutuhkan
adalah hitung jenis dan hapusan darah tepi.
Gangguan afektif bipolar kini depresi, kini mania dengan gejala psikotik.
Pada gangguan afektif bipolar terdapat episode mania dan ada saat eutimik. Pada
bipolar tipe 1 atau tipe mania dengan gejala, logorea, flight of idea, aktivitas meningkat dan
bertujuan (goal direct activity), peningkatan mood: euforia, irritable (mudah tersinggung
karena waham/ide kebesaran), perilaku resiko tinggi (high risk behaviour): investasi,
penyalahgunaan zat, suka balapan. Sedangkan, pada hipomania gejala diatas sangat aktif
tetapi masih dilakukan (bipolar tipe 2). Terapi bipolar yang digunakan adalah mood
stabilitator yaitu carbamazepine 200-400 mg/hari, hati-hati efek samping Steven Jhonson
Syndrome, asam valproate 500-2000 mg/hari, haloperidol, olanzapine, quetiapine. Obat anti
mania yaitu lithium tidak dapat digunakan pada episode kini depresi karena rentang dosis
kecil 0,8-1,2 mg/hari. Pada pasien hamil kontra indikasi penggunaan anti cemas, mood
stabilizer, benzodiazepine, trihexyphenidil pada trimester I (organogenesis), trimester III
(during labor), obat yang aman adalah haloperidol dengan dosis rendah karena pada wanita
hamil kadar estrogen tinggi (1,5 mg). Psikotik pada kehamilan merupakan kegawat
daruratan obsgyn dan psikiatri. Semua obat psikofarmaka dapat keluar lewat ASI. Depresi
pada ibu hamil dapat menggunakan obat anti depresan yaitu fluoxetin, cemas pada ibu
hamil dapat menggunakan haloperidol. Bila terjadi EPS (Ekstrapiramidal Sindrom) pada ibu
hamil dapat diberikan Inj. Diphenhydramin dan turunkan dosis obat. Trihexyphenidil dapat
menurunkan absorpsi anti psikotik sehingga menurunkan efektivitas obat anti psikotik. Jadi
trihexyphenidil diberikan hanya jika ada gejala EPS yaitu, distonia akut, tardive diskinesia,
parkinisonism (resting tremor, rigiditas, bradikinesia), akathisia (restless leg syndrome).
Depresi memiliki trias gejala yaitu, afek depresi, kehilangan minat dan kebahagiaan
(sesuatu yang sebelumnya menyenangkan menjadi tidak menyenangkan), mudah lelah atau
aktivitas menurun. Terapi yang digunakan sebagai lini pertama adalah amitriptilin, obat ini
biasanya juga digunakan untuk menurunkan nyeri (paliative care) dan terapi pada tension
tight headache. Golongan SSRI misalnya fluoxetin untuk orang tua (lansia) gunakan dosis
awal 10 mg. Komorbiditas depresi yaitu, afasia motorik pada stroke, spinal cord injury,
penyakit yang lama dan menyebabkan disabilitas. Pada pasien depresi biasanya ditemukan
imunitas menurun. Efek samping obat fluoxetin yang harus dihindari adalah perdarahan.
Pada terapi obsesif kompulsif digunakan obat anti depresan seperti clomipramine (lini
pertama) dan fluoxetine.