Teori Tablet
-
Upload
hanny-nur-fazriyani -
Category
Documents
-
view
86 -
download
16
Transcript of Teori Tablet
TEORI
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan
tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat
dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
lubang cetakan (Dirjen POM, 1995).
Syarat-syarat tablet, yaitu :
Ukuran seragam : diameter tablet 1 ½-3 kali tebal tablet.
Bobot seragam : penyimpangan rata-rata untuk tablet dengan berat 300 mg
atau lebih, ialah 5-10%.
Waktu hancur / disintegrasi tablet : harus hancur dalam air dalam waktu
tidak lebih dari 15 menit pada suhu 36º – 38º C.
Waktu hancur tablet bersalut gula atau bersalut selaput : harus hancur
dalam air dalam waktu tidak lebih dari 60 menit.
Waktu hancur tablet bersalut enteric : zat penyalut dilarutkan dulu dalam
HCL 0,06 N selama 3 jam, kemudian tablet dimasukkan ke dalam dapar
pH 6,8. Tablet harus hancur dalam waktu 60 menit pada suhu 36º- 38ºC
(Soekami, 1987).
Tablet merupakan sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata
atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai:
a. Zat pengisi, yaitu untuk memperbesar volume tablet.
Biasanya yang digunakan Amilum Manihot, Kalsium Fosfat, Kalsium
Karbonat dan zat lain yang cocok.
b. Zat pengikat, yaitu agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.
Biasanya yang digunakan adalah Musilago 10-20%, larutan Metil-
cellulosum 5%.
c. Zat penghancur, yaitu agar tablet dapat hancur dalam saluran percernaan.
Biasanya yang digunakan Amilum Manihot kering, Gelatin, Natrium
Alginat.
d. Zat pelicin, yaitu agar tablet tidak melekat pada cetakan.
Biasanya yang digunakan Talkum 5%, Magnesium stearat, Acidum
Stearinicum (Anief, 1999).
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
b. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan
kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan
yang diberikan (Ansel, 1989).
Menurut Ansel, (1989) berdasarkan penggunaanya tablet diklasifikasikan
sebagai berikut;
a. Tablet Kunyah
Tablet ini harus lembut (segera hancur ketika dikunyah) atau mudah melarut
dalam mulut. Pengunyahan dapat mempercepat penghancuran tablet dan
memberikan keadaan basauntuk garam-garam logam yang digunakan dalam
tablet antasida.Tablet kunyah diberikan pada pasien yang mengalami
gangguan menelan tablet.Tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk
anak-anak (dalam sediaan multivitamin). Penggunaan lain tablet ini adalah
untuk tablet antasida dan antibiotik.
b. Tablet sublingual
Tablet yang disisipkan di bawah lidah.Biasanya berbentuk datar, ditujukan
untuk obat-obat yang diabsorpsi melalui mukosa oral. Cara ini berguna untuk
penyerapan obat yang rusak oleh cairan lambung dan sedikit sekali diabsorpsi
oleh saluran pencernaan.Tablet ini dibuat segera melarut untuk memberikan
efek yang cepat.
c. Tablet salut selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau
tidak larut dalam air, biasanya lapisan ini berwarna. Kelebihannya dari
penyalutan dengan gula ialah lebih tahan lama, lebih sedikit bahan, waktu yang
lebih sedikit untuk penggunaanya.Selaput ini pecah dalam saluran pencernaan,
lambung atau usus.
d. Tablet salut Enterik
Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak
melarut atau hancur dilambung tapi diusus dengan tujuan supaya tablet
melewati lambung dan hancur serta diabsorpsi diusus.
e. Tablet salut gula
Tablet ini diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini
larut dalam air dan dapat cepat terurai begitu ditelan.Gunanya melindungi obat
dari udara dan kelembapan serta memberi rasa atau untuk menghindarkan
gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat.
f. Tablet Triturat
Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, biasanya mengandung
sejumlah kecil obat keras.Tablet triturate harus cepat dan mudah larut
seluruhnya dalam air (Ansel, 1989).
Untuk menjamin mutu tablet maka dilakukan beberapa pengujian yaitu
sebagai berikut:
a. Uji keseragaman bobot
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Keseragaman bobot ini
ditetapkan untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat.
Tablet-tablet yang bobotnya seragam diharapkan akan memiliki
kandungan bahan obat yang sama, sehingga akan mempunyai efek terapi
yang sama. Keseragaman bobot dapat ditetapkan sebagai berikut:
Ditimbang 20 tablet, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet.
Kemudian timbang tablet satu persatu, tidak boleh lebih dari 2
tablet bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet pun
bobotnya menyimpang dari rata-rata lebih besar dari yang
ditetapkan pada kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain
dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B
(Dirjen POM, 1995).
b. Uji kekerasan
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya
kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan
tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu metode
granulasi juga menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet
berkisar 4 - 8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk
menghasilkan tablet yang memuaskan. Alat yang di gunakan untuk uji ini
adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang
diperlukan untuk memecahkan tablet (Lachman, 1994).
c. Uji keregasan
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur
keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet
menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat Roche
friabilator. Sebelum tablet dimasukkan ke alat friabilator, tablet ditimbang
terlebih dahulu. Kemudian tablet dimasukan kedalam alat, lalu alat
dioperasikan selama empat menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang
kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula.Selisih berat dihitung
sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8
% (Ansel, 1989).
d. Uji waktu hancur
Peralatan uji waku hancur terdiri dari rak keranjang yang mempunyai
enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan mesh nomor 10 selama
percobahan, tablet diletakkan pada tiap lubang keranjang. kemudiaan
keranjang tersebut bergerak naik turun pada larutan transparan dengan
kecepatan 29 - 32 putaran per menit. Interval waktu hancur adalah 5 - 30
menit. Tablet dikatakan hancur bila bentuk sisa tablet (kecuali bagian
penyalut) merupakan massa dengan inti yang tidak jelas (Ansel, 1989).
e. Uji penetapan kadar zat berkhasiat
Uji penetapan kadar berkhasiat dilakukan untuk mengetahui apakah tablet
tersebut memenuhi syarat sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut
tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak memiliki efek terapi yang
baik dan tidak layak dikonsumsi. Uji penetapan kadar dilakukan dengan
menggunakan cara-cara yang sesuai pada masing-masing monografi antara
lain di Farmakope Indonesia (Soekami, 1987).
f. Uji disolusi
Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu hancur,
keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan kadar, belum dapat
menjamin bahwa suatu obat memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi
harus dilakukan pada setiap produksi tablet. Disolusi adalah proses
pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu
medium. Disolusi menunjukkan jumlah bahan obat yang terlarut dalam
waktu tertentu. Disolusi menggambarkan efek obat secara invitro, jika
disolusi memenuhhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan
khasiat secara invivo (Soekami, 1987).
Sediaan tablet memiliki beberapa keuntungan dan kerugian, yaitu :
Keuntungan
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan
terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling
rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
ringan.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oarl yang paling mudah dan murah
untuk dikemas dan dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/
hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti
penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk
diproduksi secara besar-besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Kerugian:
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi
dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan
dipabrikasi dalm bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas
obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu
pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin)
atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat
merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan
bentuk sediaan oral lainnya, ternyata tablet benar-benar memberikan keuntungan
dalam bentuk tempat/ ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk
penyimpanan, tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan
ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta
dosisnya tetap (Soekami, 1987).
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan
sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan
dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,
kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
1. Granulasi Basah
Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap
lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung
karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat
teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,
suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke
campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam
campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan
memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang
ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling
penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua
bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab
maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling
atau oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas
permukaan meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah
pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat
penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
Memperoleh aliran yang baik
Meningkatkan kompresibilitas
Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
Mengontrol pelepasan
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
Distribusi keseragaman kandungan
Meningkatkan kecepatan disolusi
Kekurangan metode granulasi basah :
Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
Biaya cukup tinggi
Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakan dengan cara ini. untuk zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air
2. Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran
lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah
membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk
zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa
langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak
tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga
diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang
daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum
memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor
yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang
lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin
ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir
dintara penggiling. Metode ini digunakan dalam kondisi kandungan zat aktif
dalam tablet tinggi, zat aktif yang susah mengalir, zat aktif sensitif terhadap
panas dan lembab.
Keuntungan cara granulasi kering adalah :
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat, dan pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terkat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah :
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Prosesbanyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang
3. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan
cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang
mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk
langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh).
Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah
alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu
menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung adalah :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih
sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode
ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih
sedikit
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak
tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati
proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa
langsung berisi partikel halus sehingga tidak melalui proses dari
granul ke partikel halus terlebih dahulu
Kerugian meode kempa langsung adalah :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatanbulk antara zat aktif
dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul
yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya
kandungan zat aktif di dalam tablet
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa
langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar
memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi
pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan
laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat
aktif dalam granul terganggu
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan
harus bersifat mudah mengalir, kompresibilitas yang baik,
kohesifitas dan adhesifitas yang baik (Ansel, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1999. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Lachman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Soekami, R. A. 1987. Tablet. PT. Mayang Kencana. Medan.